LAPORAN METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI
KUNJUNGAN LAPANGAN STASIUN BMKG RADEN INTEN II
OLEH : KELOMPOK 7 1. 2. 3. 4. 5. 6.
RENI NOVIANTI TIARA BELIANA TRI YULIA LESTARI ENDAH GITA CAHYANI LUSIANA SIMAMORA TIA KURNIAWATI
1013034089 1013034016 1013034018 1013034006 1013034084 1013034074
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari keadaan rata-rata udara dalam waktu yang sangat singkat ditempat yang sempit. Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari keadaan rata-rata udara dalam waktu yang lama yang mencakup wilayah yang luas. Meteorologi dan klimatologi mempelajari cuaca dan iklim terkait dengan atmosfer. Cuaca (wheater) adalah keadaan rata-rata atmosfer pada suatu tempat yang sempit dan dalam jangka waktu yang relative cepat. Cuaca dicatat terus menerus setiap jam hingga menghasilkan data yang dapat digunakan untuk menentukan iklim suatu daerah. Penentuan cuaca disuatu daerah menggunakan penghitungan matematika. Iklim(climate) adalah keadaan rata-rata atmosfer di suatu daerah yang luas dan dalam waktu yang lama.dalam menentukan iklim disuatu daerah diperlukan pengamatan kurang lebih selama 30 tahun. Iklim diambil dari rata-rata cuaca suatu daerah dalam jangka waktu tertentu,penentuan iklim menggunakan ppenghitungan statistika. Di Indonesia meteorology diasuh oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika yang selanjutnya disebut BMKG adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. Badan ini secara konsisten memfokuskan diri pada peningkatan pelayanan kepada pelanggan serta peningkatan efisiensi proses internal guna tercapainya penyebaran informasi dengan baik dan benar secara keseluruhan. Langkah ini mencerminkan komitmen manajemen untuk menjaga realibilitas pelayanan kepada seluruh lapisan masyarakat dengan mengoptimalkan ketersediaan sumber data dan informasi yang diperlukan untuk pelayanan yang optimal dan konsisten. Di Lampung, BMKG tersebar di empat wilayah yaitu : Stasiun Meteorologi Raden Inten II - Bandar Lampung, Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Karang, Stasiun Klimatologi Masgar - Tanjung Karang, dan Stasiun Geofisika Kotabumi Dan pada tanggal 21 Desember 2013 lalu kami melakukan kunjungan ke Stasiun Meteorologi Raden Inten II – Bandar Lampung. Karena sumber daya alam didaerah Lampung sangat melimpah, terutama padi dan hasil perkebunan, maka untuk menunjang kesinambungan sebagai provinsi 2
lumbung pangan peran serta Badan Meteorologi dan Geofisika sangat diperlukan. Oleh karena itu Stasiun BMKG Raden Inten - II tidak hanya melayani penerbangan saja namun ditingkatkan pada pelayanan iklim dan perairan dan mendapat tugas tambahan sebagai Stasiun Koordinator BMG Provinsi Lampung. 1.2 Rumusan Masalah - apakah pengertian tenatnag BMKG dan sejarahnya ? -. Apakah manfaat data informasi hasil pengamatan di BMKG ? - bagaimanakah cara BMKG melakukan pengamatan terhadap cuaca ? - Apakah dan bagaimanakah alat yang digunakan dan oleh BMKG untuk prses penagamatn cuaca ? - bagaimanakah data yang dihasilkan oleh pengamatan BMKG terhadap cuaca ? 1.3 Tujuan 1. Mengetahui lebih lanjut mengenai pelayanan BMKG 2. Mengetahui siapa saja yang dapat menggunakan informasi cuaca dari BMKG 3. Struktur dan Bagian-bagian dari BMKG 4. Mengenalkan alat-alat yang ada di taman alat Raden Inten II 5. Mengenalkan bagaimana cara kerja alat-alat tersebut 6. Mengenalkan fungsi alat tersebut dalam pengambilan data BMKG 1.4 Metode Dalam penyususnan laporan ini , penulis menggunakan salah satu metode penulisan, yaitu metode deskriptis . Cara kerja metode ini adalah dengan cara mengumpulkan data secara
3
kuantitatif yaitu pengumpulan data dari data observasi atau pengamatan langsung ke Lapangan BMKG Raden Inten II atau melalui website resmi BMKG Raden Inten II. Berdasarkan data – data hasil pengamatan, maka penulis dapat menyusun laporan ini disertai berbagai referensi. 1.5 Waktu dan Tempat Waktu
:
Sabtu 21 Desember 2013
Tempat
:
Stasiun BMKG Raden Inten II Jl. Alamsyah Ratu Prawira Negara KM 28 Branti 35364 Telp (0721) 7697093 Fax
(0721)
7697242 1.6 Manfaat Manfaat penyususnan laporan kunjungan ke Stasiun BMKG Raden Inten II adalah sebagai berikut : -
Mahasiswa menjadi lebih memahami tentang pengertian,
-
sejarah, serta manfaat BMKG Mahasiswa memahami berbagai unsur yang
-
mempengaruhi proses pembentukan cuaca Mahasiswa menjadi lebih memahami proses pengamatan
-
cuaca yang dilakukan oleh Stasiun BMKG Raden Inten II Mahasiswa menjadi mengetahui dan memahami alat – alat yang digunakan Stasiun BMKG Raden Inten II dalam melakukan pengamatan cuaca
BAB II HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4
2.1 Sejarah BMKG Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika. Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan nama Magnetisch en Meteorologisch Observatorium atau Observatorium Magnetik dan Meteorologi dipimpin oleh Dr. Bergsma. Pada tahun 1879 dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74 stasiun pengamatan di Jawa. Pada tahun 1902 pengamatan medan magnet bumi dipindahkan dari Jakarta ke Bogor. Pengamatan gempa bumi dimulai pada tahun 1908 dengan pemasangan komponen horisontal seismograf Wiechert di Jakarta, sedangkan pemasangan komponen vertikal dilaksanakan pada tahun 1928. Pada tahun 1912 dilakukan reorganisasi pengamatan meteorologi dengan menambah jaringan sekunder. Sedangkan jasa meteorologi mulai digunakan untuk penerangan pada tahun 1930. Pada masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan 1945, nama instansi meteorologi dan geofisika diganti menjadi Kisho Kauso Kusho. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi tersebut dipecah menjadi dua: Di Yogyakarta dibentuk Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia khusus untuk melayani kepentingan Angkatan Udara.
Di Jakarta dibentuk Jawatan
Meteorologi dan Geofisika, dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga Pada tanggal 21 Juli 1947 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih oleh Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en Geofisiche Dienst. Sementara itu, ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang dipertahankan oleh Pemerintah Republik Indonesia , kedudukan instansi tersebut di Jl. Gondangdia, Jakarta. Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi jawatan Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum.
5
Selanjutnya, pada tahun 1950 Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization atau WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi Permanent Representative of Indonesia with WMO. Pada tahun 1955 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara. Pada tahun 1965, namanya diubah menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika, kedudukannya tetap di bawah Departemen Perhubugan Udara. Pada tahun 1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti namanya menjadi Pusat Meteorologi dan Geofisika, suatu instansi setingkat eselon II di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1980 statsunya dinaikkan menjadi suatu instansi setingkat eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan Geofisika, tetap berada di bawah Departemen Perhubungan. Terakhir pada tahun 2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 tahun 2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika. Badan Meteorologi dan Geofisika Lampung telah berdiri sejak tahun 1963 dan terdiri dari beberapa stasiun yang berdiri beberapa tahun kemudian, untuk pelayanan khusus penerbangan pada Bandara Radin Inten II Lampung (ketika itu Bandara Branti) selanjutnya mulai tahun 1976 pelayanan Stasiun Meteorologi Radin Inten II Bandar Lampung tidak hanya melayani penerbangan saja namun ditingkatkan pada pelayanan iklim dan perairan dan mendapat tugas tambahan sebagai Stasiun Koordinator BMG Provinsi Lampung. Sedangkan untuk pelayanan kegempaan dimulai tahun 1982 dengan berdirinya Stasiun Geofisika Kotabumi di Mulang Maya Kabupaten Lampung Utara. Seiring dengan makin meningkatnya akan permintaan jasa iklim untuk pertanian, perkebunan dan lingkungan hidup maka pada tahun 1995 didirikan Stasiun Klimatologi Masgar Tanjungkarang.Sedangkan untuk melayani jasa meteorologi perairan, maka pada tahun 1999 dibukalah Stasiun Meteorologi Maritim Lampung yang berlokasi di Pelabuhan Panjang Kota Bandar Lampung. Dengan bantuan pemerintah Kabupaten Lampung Barat pada tahun 2006 didirikan Stasiun BMG Terpadu Liwa ,yang kegunaannya adalah 6
untuk pelayanan kegempaan dan iklim daerah Lampung Barat pada khususnya, pembangunan stasiun BMG Terpadu ini penyediaan lahan dan infrastruktur difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Lampung Barat sedangkan BMG menyediakan peralatan dan Sumber Daya Manusianya. 2.2 Visi dan Misi BMKG VISI Terwujudnya BMKG yang tanggap dan mampu memberikan pelayanan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika yang handal guna mendukung keselamatan dan keberhasilan pembangunan nasional serta berperan aktif di tingkat internasional. MISI • Mengamati dan memahami fenomena Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika. • Menyediakan data dan informasi Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika yang handal dan terpercaya • Melaksanakan dan mematuhi kewajiban internasional dalam bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika. • Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika. 2.3 Tugas dan Fungsi BMKG BMKG mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND), dipimpin oleh seorang Kepala Badan. BMKG mempunyai tugas : melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyelenggarakan fungsi : • Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; • Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan 7
geofisika; • Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; • Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; • Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; • Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan perubahan iklim; • Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena factor meteorologi, klimatologi, dan geofisika; • Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; • Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; • Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; • Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; • Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; • Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; • Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; • Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan BMKG; • Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BMKG; • Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG; • Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi,
8
klimatologi, dan geofisika. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BMKG dikoordinasikan oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang perhubungan.
2.4 Struktur BMKG Sesuai dengan Surat Keputusan No. 3 tanggal 1 Mei Tahun 2009 struktur organanisasi BMKG adalah sebgai berikut :
2.5 Pelayanan Informasi BMKG 1. Cara masa lalu, pada awalnya informasi yang disampaikan kepada publik secara umum dilakukan dengan cara sebagai berikut :
9
a. Langsung , yaitu masyarakat yang membutuhkan datan ke Kantor BMG lalu dilayani secara langsung. b. Media Cetak, yaitu wartawan dari media cetak mendapatkan informasi dengan cara mendatangi kantor BMG c. Media Elektronik, yaitu informasi yang akan disampaikan pada masyarakat direkam dalam media rekam ( kaset Video player) lalu dikirimkan melalui kurir ke Stasiun pemancar TV (dulu TVRI ) dan rekaman langsung melalui rekaman video yang di lakukan di stasiun televisi. 2. Pelayanan informasi meteorologi berbasis Teknologi Informasi Dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat mengenai informasi cuaca publik dalam kegiatan sehari-hari yang di tuntut harus cepat,tepat, real time serta dapat diterima oleh masyarakat luas dari berbagai profesi dan sejalan dengan kemajuan teknologi,informasi publik didesain dengan sistem informasi yang berbasis teknoligi informasi dengan tahapan diantaranya berikut : a. Sumber data Sumber data yang digunakan untuk pelayanan informasi meteorologi publik diantaranya adalah : - Data meteorologi synoptik yaitu data pengamatan yang dilakukan oleh stasiun meteorologi synoptik - Citra Satelit yaitu data yang diperoleh dari pengamatan Satelit - Data Radar yaitu data dari pengamatan Radar cuaca BMKG - Data Model Numerik yaitu prediksi cuaca model numerik
b. Komunikasi yang digunakan Komunikasi yang digunakan untuk mengakses data adalah Internet dan sistim komunikasi Computerized massage switching System (CMSS) yaitu sistim komunikasi khusus antar stasiun meteorolgi dan kantorpusat BMKG c. Layanan Teknologi yang digunakan seperti : - Faxmile - SMS
Sms biasanya menggunakan broadcast. Misalkan ada peringatan cuaca bahwa di Lampung 1 jam lagi akan ada hujan badai, maka dari pihak BMKG
10
akan mengirimkan sms ke yang sudah teregistrasi sama seperti sms biasa. Pada saat ini hanya digunakan dalam pemerintahan saja. Cara mengirmkan sms: • Memakai handphone biasa, selain itu • informasi yang sudah teregristrasi dapat dikirim meenggunakan komputer dan memakai modem sms yang disebut sms caster. - E-mail Email di buat dari pagi, siang, dan sore yang biasa digunakan untuk peyebaran informasi ke media, seprti media tv. 2.6 Deskripsi Alat, Kegunaan, Cara Kerja, dan Data yang Diperoleh Berdasarkan sifatnya alat-alat meteorologi memiliki kriteria diantaranya: a) Peka, alat ini segera merekam / berubah skalanya jika terjadi perubahan b) Teliti, masing masing alat mempunyai besaran nilai skala tertentu (minimum) yang telah ditetapkan. Misal gelas Penkar hujan mempunyai skala minimum 1 mm, thermometer 0.20 C c) Kuat, agar alat - alat ini dapat tahan terhadap cuaca serta tahan lama, misal: Sangkar meteo dibuat dari kayu kelas 1 dicat Putih dan diberi pondasi. d) Sederhana, baik bentuk maupun cara penggunaannya, Bentuk sederhana agar mudah diperbaiki sendiri jika terjadi kerusakan. Cara penggunaannya sederhana mengingat dasar pendidikan dari para penggunannya. Dintinjau dari cara pembacaannnya alat-alat meteorologi dibagi menjadi 2(dua) : - Recording / Otomatis; yaitu jika alat mencatat data secara terus-menerus sejak pemasangan sampai penggantian pias berikutnya (umumnya nama -
alat akan diakhiri dengan kata graph Non-recording / manual; yaitu alat-alat yang harus dibaca pada saat-saat tertentu untuk mendapatkan data
1. TAMAN ALAT
11
Sudut Pandang Taman Alat Gambar 1.1
Tempat
/
sebidang
Tanah
datar
untuk
meletakkan
alat-alat
Meteorologi.Dengan syaratnya sudut pandang 45o berumput pendek, kanankiri tidak boleh ada bangunan atau pohon yang tinggi.Diberi pagar, supaya terhindar dari gangguan binatang dan lain-lain.Posisi taman alat memanjang ke arah utara selatan .Ukuran luas taman alat tergantung dari tergantung dari jenis stasiun dan jumlah alat yang dipasang di dalamnya, misalnya luas taman alat stasiun meteorologi sinoptik dan penerbangan berukuran 20 x 15 m, luas taman alat stasiun meteorologi pertanian 40 x 20m, luas taman alat stasiun kliamatologi 60 x 40 m. 2. SANGKAR METEO
12
Gambar 1.2
Fungsi alat
: Tempat meletakan peralatan Meteorologi
Berventilasi, Double Jalusi guna untuk mengalirkan udara masuk - keluar. Dicat putih agar memantulkan cahaya (merupakan konversi dari WMO) .Tinggi 120 cm dipasang diatas tanah berumput pendek yang terletak paling dekat dua kali (sebaiknya 4 kali) tinggi bendayang berada disekitarnya.
3. PSYCHROMETER STANDAR
13
Gambar 1.3
Fungsi alat
: Mengukur Suhu Udara dan Kelembaban Udara.
Satuan : Suhu Derajat Celcius
Kelembaban dalam Persen ( %).
Thermometer BK menunjukan suhu udara
Thermometer BB menunjukan suhu udara saturasi (lembab)
Thermometer BK dan BB digunakan mencari kelembaban udara dengan bantuan Tabel.
Thermometer BB, bola air raksa harus selalu basah dengan menggunakan Kain muslin yang selalu basah oleh air murni (air hujan yang diambil secara langsung). Cara kerja thermometer BB dan thermometer BK : Apabila terjadi kenaikan suhu udara, kalor yang merambat dalam bola termometer akanmenyebabkan air raksa memuai. Pemuaian air raksa akan mengakibatkan pertambahan volumeair raksa yang ada. Pemuaian air raksa tersebut menyebabkan naiknya permukaan kolom raksa keskala yang lebih besar. Pemukaan raksa akan bergeser0 ke skala yang lebih kecil bila terjadi penurunan suhu.
14
Cara Keraja Thermometer Mak Apabila terjadi kenaikan suhu udara, kalor yang merambat dalam bola termometer akanmenyebabkan air raksa memuai. Pemuaian air raksa akan mengakibatkan pertambahan volumeair raksa yang ada dan menyebabkan naiknya permukaan kolom raksa ke skala yang lebih besar.Saat terjadi penurunan suhu, air raksa yang terdapat pada bola termometer akan menyusut. Akantetapi air raksa yang telah masuk ke kolom raksa pada skala tidak bisa kembali ke bola raksakarena terhambat oleh adanya celah sempit. Sehingga dapat diketahui suhu tertinggi yang telah terjadi. Cara Keraja Thermometer Min Saat terjadi penurunan suhu, alkohol dalam bola termometer akan menyusut. Penyusutantersebut menyebabkan penurunan kolom alkohol pada skala dan menggeser indeks yang terdapat pada kolom alkohol ke skala yang lebih kecil.Saat terjadi kenaikan suhu, alkohol dalam bola termometer akan memuai. Pemuaian tersebutakan menaikkan permukaan alkohol dalam kolom alkohol akan tetapi kenaikan tersebut tidak mempengaruhi posisi indeks (indeks tidak bergerak ). Sehingga dapat diketahui suhu terendahyang terjadi. 4. THERMOHYGROGRAPH
Gambar 1.4
Fungsi alat
: Pencatat Suhu udara dan Kelembaban Udara (Nisbi) secara
otomatis 15
Satuan : Derajat Calcius & Prosentase (%).
Pias harian, atau Mingguan.
Sensor Suhu terbuat dari logam, bila udara panas logam memuai dan menggerakan pena keatas, bila udara dingin mengkerut gerakan pena turun
Sensor Kelembaban udara terbuat dari rambut manusia, bila udara basah Rambut memanjang dan bila udara kering rambut memendek.
5. PANCI PENGUAPAN (Open Pan Evaporimeter)
Gambar 1.5
16
Fungsi alat
: Pengukur Penguapan air langsung
Satuan
Ukuran alat : Tinggi Alat 25,4 Cm, diameter alat 120.7 Cm.
: milimeter (mm).
Alat ini dilengkapi dengan : 1. Tempat / Alat meletakkan Hook Gauge (STILL WELL). 2. Alat pengukur tinggi permukaan air ( Hook Gauge ). 3. Thermometer Apung (Thermometer Max dan Min). 4. Cup Counter anemometer tinggi 05 meter (Sbg pelengkap). Cara kerja Dengan adanya penguapan, permukaan air pada panci akan berkurang. Pengukuran dilakukan didalam still well yang terdapat lubang pada dasarnya untuk jalan masuk air. Jumlah air yang menguap dalam jangka waktu tertentu diukur menggunakan hook gauge dengan merubah letak ujung jarum sampai menyentuh permukaan air. Pengamatan dilakukang dengan mencatathasil pengukuran perubahan tinggi air pada panci penguapan, pencatatan kecepatan angin rata-rata dari cup counter anemometter serta pencatatan jumlah curah hujan dari penakar hujan OBS yang terpasang.Bila terjadi hujan dan masih mungkin dilakukan pengukuran, pengukuran tetap dilakukandan penghitungannya menambahkan jumlah curah hujan yang terjadi dalam penghitungan selisihtinggi permukaan air, atau dirumuskan sebagai berikut; Penguapan (selama waktu antara P1 dan P2) = ( P1 – P2 ) + H Dimana P1 = Pengamatan ke1 P2 = Pengamatan ke 2
17
H = Jumlah curah hujan selama waktu antara P1 dan P2 Bila tidak ada hujan atau hujan = 0, variabel H dapat dihilangkan. 6. CUP COUNTER ANEMOMETER 0.5 M
Gambar 1.6
Fungsi alat
: Pengukur Kecepatan Angin Rata-rata harian pada ketinggian
0.5m
Satuan
Prinsip kerja seperti garakan Spedometer sepeda motor.
: Km / Jam
7. CAMPBLE STOKES
18
Gambar 1.7
Fungsi alat
: Pencatat lama penyinaran matahari
Bola Kaca pijal (Bola gelas berbentuk bulat berisi asam air).
Satuan : Jam/ Prosentase ( % )
Pias harian.
Jenis pias 3 macam :
a. Lengkung panjang (15 Okt- 28 Feb) b. Lurus (1 Maret – 11 April) dan (03 Sep – 14 Okt) c. Lengkung pendek (12 Aprl – 02 Sept) Cara kerja Saat matahari bersinar cerah, sinar matahari yang jatuh pada bola kaca akan difokuskandan jatuh pada kertas pias. Pemfokusan itu akan membakar kertas pias. Pergerakan matahari daritimur ke barat (karena adanya rotasi bumi), akan menggeser pembakaran pada kertas pias. Saat pengamatan (jam 18.00 waktu setempat), pias diangkat dan diganti kemudian dibaca jejak pembakarannya dengan menggunakan papan skala untuk memperoleh data lama matahari bersinar. 8. ACTINOGRAPH BIMETAL
19
Gambar 1.8
Fungsi alat
: Mengukur Intensitas radiasi matahari
Satuan K Cal/cm2 (Langley).
Kertas pias diganti setiap hari (ada juga mingguan).
Alat ini menggunakan sensor Bimetal.
9. BAROMETER
Gambar 1.9
20
Satuan milibar (mb).
Tabung berisi air raksa. Dilengkapi thermometer untuk mengetahui suhu udara dalam ruangan. Alat ini tidak boleh terkena sinar Matahari & angin langsung dipasang tegak lurus pada dinding yang kuat. Tingggi bejana satu meter dari lantai baca termometer yang menempel pada barometer kemudian stel nonius sehingga menyinggung permukaan air raksa, baca skala barometer.
Cara kerja Jika terjadi kenaikan tekanan udara, maka permukaan kolom raksa dalam tabung tembaga berskala akan naik. Hal ini disebabkan kerena adanya tekanan pada raksa dibejana barometer yang berhubungan langsung dengan udara. Jika tekanan udara turun maka tekanan pada raksadibejana barometer akan berkurang dan permukaan kolom raksa dalam tabung tembaga berskalaakan turun. Langkah-langkah penbacaan barometer adalah sebagai berikut; 1. membaca suhu barometer 2. Nonius diatur, samapai bagian muka dan bealakang berhimpit dengan permukaankolom air raksa. 3. Tinggi kolom air raksa dibaca. 4. Gunakan koreksi (koreksi suhu). 10. BAROGRAPH
21
Gambar 1.10
Fungsi alat
: Alat Pengukur tekanan udara secara otomatis
Satuan milibar.(mb).
Sensor menggunakan tabung hampa udara / kotak logam yang hampa udara yg terbuat dari logam yang sangat lenting. Bila tekanan Atmosfer berubah volume kotak berubah. Perubahan volume kotak di hubungkan dengan tangkai pena dan menggores di pias .
11. ANEMOMETER 10 M
22
Gambar 1.11
Fungsi alat
: Pencatat Arah dan Kecepatan Angin Sesaat
Satuan : Arah Angin ( 8 mata angin ) Kecepatan Angin : Knots. ( 1 Knots = 1.8 Km/Jam = 0.5 m/detil ) 1 mil/jam = 1.6 km/jam Yang dimaksud arah angin yaitu Arah dari mana angin berhembus. Terjadinya angin akan menggerakkan lembar logam indikator kecepatan membentuk penyimpangan ke arah horisontal. Besarnya penyimpangan tersebut tergantung dari besarnyatenaga aliran udara atau hembusan angin. Pembacaan kecepatan angin yang terjadi dapat dilihat pada besarnya penyimpangan lembar logam pada skala kecepatan angin.Sedangkan arah angin dapat dibaca dari wind van dimana ujung depan (terdapat bola besi) adalah menunjukkan arah datangnya angin yang dapat diartikan sebagai arah angin.
23
12. AUTOMATIC RAIN WATER SAMPLE
Gambar 1.12
Fungsi alat
: Mengukur kandungan zat asam di air Hujan
Di dalam alat terdapat sensor, jika ada huja tutup ember akan bergerak, air hujan akan tertampung pada ember yang sebalumnya tertutup. Jika hujan telah berhenti tutup akan bergerak kembali menutup ember yang telah terisi air. Sehingga air hujan terhindar dari kotoran debu dll. 13. PENAKAR HUJAN OBSERVATORIUM (oBS) ( OMBROMETER)
Gambar 1.13
24
Fungsi alat
: Untuk mengukur jumlah Curah Hujan
Satuan : Millimeter (mm). Curah hujan di ukur dengan gelas penakar setiap 3 jam sekali dan di jumlahkan selama 24 jam, pada Jam 07.00WS merupakan penakar hujan yang paling banyak digunakan di Indonesia dan merupakan "standar" di negara kita. 1 milimeter hujan yang ditakar sama volumenya dengan 10 cc / 10 ml Curah hujan sebesar 1 mm artinya adalah “tinggi” air hujan yang terukur setinggi 1 mm pada daerah seluas 1 m2 (meter persegi). Artinya “banyaknya” air hujan yang turun dengan ukuran 1 mm adalah 1 mm x 1 m2 = 0,001 m3 atau 1 liter.
Cara kerja : Saat terjadi hujan, air hujan yang tercurah masuk dalam corong penakar. Air yang masuk dalam penakar dialirkan dan terkumpul di dalam tabung penampung. Pada jam-jam pengamatanair hujan yang tertampung diukur dengan menggunakan gelas ukur. Apabila jumlah curah hujanyang tertampung jumlahnya melebihi kapasitas ukur gelas ukur, maka pengukuran dilakukan beberapa kali hingga air hujan yang tertampung dapat terukur. 14. PENAKAR HUJAN OTOMATIS ( Tipe Hellman)
25
Gambar 1.14
Fungsi alat
: Mengukur jumlah Curah Hujan dan Instensitas Curah hujan
( tingkat kelebatannya ) KETERANGAN : Satuan : milimeter ( mm ) ketelitian sampai 0.2 mm. Setiap hari pias diganti (pias Harian). Hujan dengan Instensitas lebat bentuk grafik terjal hujan dengan intensitas Ringan bentuk grafik landai. Waktu terjadi dan berakhirnya hujan dapat diketahui.
Cara kerja : Saat terjadi hujan, air hujan yang tercurah masuk dalam corong penakar. Air yang masuk dalam corong penakar dialirkan masuk dalam tabung pelampung. Penambahan air hujan yangmasuk dalam tabung pelampung akan mengangkat pelampung yang berhubungan dengan pena keatas. Pergerakan pena akan membentuk grafik pada pias yang diputar oleh jam pemutar, dimanasumbu X adalah waktu antara jam 07.00 hari ini sampai jam 07.00 hari esok dan sumbu Y
26
adalah jumlah curah hujan dengan nilai 0 – 10 mm. Setelah mencapai nilai 10 mm pada pias, air yangtertampung dalam tabung pelampung dikeluarkan melalui pipa siphon dan pena turun hingga nilai0 pada pias . Pergerakan naik turunnya pena akan terus berlangsung sampai hujan berhenti. Air yang dikeluarkan dari tabung pelampung kemudian tertampung dalam penci penampung dan padasaat penggantian pias, air yang tertampung ditakar dengan gelas ukur dan dicatat pada pias.
15. PENAKAR HUJAN OTOMATIS ( TIPPING BUCKET)
Gambar 1.15
Fungsi alat
: Mengukur jumlah Curah Hujan dan Instensitas Curah hujan.
KETERANGAN : 1. corong besar. 2. penyaring.
27
3. corong kecil 4. ember / bucket. 5. penahan ember 6. roda bergigi 7. roda bentuk jantung 8. pengatur kedudukan pena 9. corong penampung air 10. tangkai pena 11. silinder jam 12. ember besar penampung air hujan Cara kerja : Ketika hujan turun dalam jumlah cukup, menyebabkan penopang tidak stabil karena bertambah berat sehingga air akan tumpah kedalam. Pada waktu ember terguling penahan ember ikut bergerak naik turun. Penahan ember mempunyai dua buah tangkai yang berhubungan dengan roda bergigi. Gerakan naik turun penahan ember menyebabkan kedua tangkainya bergerak pula dan dengan bentuknya yang khusus dapat memutar roda bergigi berlawanan dengan arah perputaran jarum jam.Perputaran roda gigi diteruskan keroda berbentuk jantung. Roda yang berbentuk jantung mempunyai sebuah per yang menghubungkan kedua pengatur kedudukan pena yang letak ujungnya selalu bersinggungan dengan tepi roda. Perputaran roda berbentuk jantung akan menyebabkan kedudukan pena bergerak sepanjang tepi roda. Perubahan kedudukan ini diteruskan kepena yang bergerak pada pias, sehingga dapat menghasilkan pencatatan. Dengan demikian, jumlah curah hujan yang jatuh dapat dinyatakan dengan jumlah gulingan ember atau jumlah yang tercatat pada pias.
28
16. AUTOMATIC RAIN GAUGE (ARG)
Gambar 1.16
Fungsi alat
: Penakar otomatis
Satuan : Millimeter (mm). Salah satu instrumen meteorologi yang berfungsi untuk mengukur jumlah total curah hujan secara otomatis dalam suatu periode observasi tertentu (tergantung kebutuhan, bisa 1 menit, 10 menit, 30 menit 1 jam dan 24 jam). Dilengkapi dengan logger yang berfungsi untuk menyimpan data hasil observasi yang bisa dihubungkan dengan PC untuk pengambilan datanya. Logger adalah sistem pengolah sinyal menjadi data, penyimpan data dan pendistribusi data. Di dalam logger, setiap terjadinya clock dapat juga diprogram agar waktu terjadinya juga dicatat sehingga nantinya hasilnya akan jelas terlihat di grafik history atau dalam database di memori. Penyajian data dapat menggunakan display seven segment, LCD, monitor PC melalui RS232/wireless maupun print-out.
29
17. TEHODOLITE ( Pilot Balon)
Gambar 1.17
Fungsi alat
: Mengukur Arah dan Kecepatan Angin
Lapisan Atas (Kelipatan 1000 feet)
Pengamatan angin atas yang dilakukan dengan melepaskan balon dan di ikuti Tehodolite untuk mengamati letak balon (Azimut dan Elevasi) pada saat-saat tertentu (setiap satu menit). Dalam hal ini kecepatan naik balon telah diketaui (500 feet/menit)
Azimut / Arah horizontal adalah arah titik di tanah tegak lurus di bawah balon yang dimulai dari Utara (0 derajat).
Elevasi / Arah vertikal adalah tinggi (sudut) balon dari pengamat
Dengan didapatkannya data Azimut dan Elavasi, dengan bantuan program komputer akan didapatkan arah dan kecepatan angin lapisan.
1.17 Data Yang Dihasilkan BMKG
30
Informai yang dihasilkan berupa informasi dalam format teks dan gambar mengenai keadaan sebagai berikut : 1. Informasi dalam format Teks PRAKIRAAN CUACA UMUM PROPINSI LAMPUNG
No Kabupaten 1
Pagi
Cuaca Siang Sore
Bandar
Temperatur Kelembaban Malam 23.0 - 31.0
57 - 94 %
23.0 - 31.0
58 - 93 %
16.0 - 31.0
59 - 97 %
16.0 - 30.0
58 - 98 %
23.0 - 30.0
59 - 94 %
23.0 - 32.5
59 - 94 %
23.0 - 31.0
58 - 93 %
23.0 - 32.0
59 - 94 %
23.0 - 31.0
58 - 93 %
23.0 - 31.0
59 - 95 %
11 Pasawaran
23.0 - 32.0
58 - 94 %
12 Pringsewu
23.0 - 32.0
59 - 93 %
13
23.0 - 31.0
59 - 94 %
2
Lampung Lampung Selatan
3 Tanggamus 4
Lampung Barat
5 Way Kanan 6 7 8 9 10
Lampung Utara Tulang Bawang Lampung Tengah Metro Lampung Timur
Mesuji
31
14 Tuba Barat
23.0 - 31.0
58 - 93 %
Table 1.1 CUACA BANDARA RADIN INTEN II PRAKIRAAN CUACA UMUM PROPINSI LAMPUNG
Cuaca
Temperatur 24.0 - 28.5
Warning
Tabel 1.2
2. Informasi dalam Format Gambar a. Citra Satelit
32
Kelembaban 60 - 85 %
Gambar 1.25
b.
Citra Radar
Gambar 1.26
BAB III KESIMPULAN Dari hasil kunjungan yang dilakukan ke stasiun BMKG Raden Inten II pada 21 Desember 2013, dapat di ketahui bahwa Badan Meteorologi dan Geofisika yang ada di Branti Raden Intan II tidak hanya berfungsi sebagai pengamat cuaca guna kepentingan penerbangan tetapi selain itu juga berfungsi sebagai stasiun koordinator BMG Lampung. Dengan berbagai peralatan yang cukup memadai, Badan Meteorologi dan Geofisika dapat mengetahui unsur – unsur cuaca seperti intensitas dan lamanya penyinaran matahari, tingkat
33
kepolusian air dan udara, banyaknya curah hujan, tekanan udara dan lain sebagainya yang mana untuk penerbangan. Alat – alat yang ada di Badan Meteorologi dan Geofisika antara lain, alat pengukur penguapan atau eveporimeter, alat pengukur curah hujan dengan tipe manual dan otomatis, optik theodolit, aktionograph bimetal atau alat ppengukur intensitas radiasi matahari, Campbell stokes atau alat untuk mengetahui lamanya penyinaran matahari, sampling udara atau alat untuk mengetahui polusi udara dan polusi air, alat pengukur arah dan kecepatan angin, sangkar meteorology yang mana didalamnya terdapat empat macam thermometer, barograph atau alat pengukur tekanan udara secara otomatis, barometer atau alat pengukur kecepatan angin, sangkar meteorology higrograf atau alat pengukur kelembaban udara, thermohygrogaph dan lain sebagainya. Cuaca berpengaruh terhadap penerbangan artinya jika kelembaban udara sangat tinggi maka pesawat tidak akan bisa terbang tetapi sebaliknya, jika kelembaban udara normal maka pesawat bisa lepas landas tanpa ada hambatan. SARAN Setelah melakukan penuyusunan laporan ini, kami ingin menyampaikan saran kepada pembaca terutama mahasiswa pendidikan geografi supaya lebih menjaga lingkungan serta memperhatikan dan memahami berbagai unsur cuaca yang berpengaruh dalam di lingkungan masyarakat Indonesia maupun dunia. Dengan begitu kita akan lebih mengerti akan pentingnya peranan BMKG demi kelangsungan kegiatan masyarakat.
34
DAFTAR PUSTAKA www.google.com http://www.bmkg.go.id/bmkg_pusat http://www.bmkg.go.id/bmkg_pusat/meteorologi/Prakiraan_Cuaca_Propinsi.bmkg ?prop=10 http://www.stametlampung.com
35
Praktek lapangan dan wawancara, Stasiun BMKG Raden Inten II pada 21 Desember 2013
36