BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Air adalah salah satu kebutuhan dasar manusia, baik untuk keperluan hidup sehari-hari (minum dan masak), keperluan sanitasi, dan untuk kebutuhan yang menunjang proses produksi (irigasi dan lain-lain). Ketersediaan air bersih yang memenuhi syarat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut sering menjadi masalah, terutama pada daerah yang sumber air permukaannya sangat terbatas, atau air bawah tanahnya sangat dalam. Oleh karena itu, sarana penyediaan air bersih merupakan salah satu kebutuhan penting bagi masyarakat dan pemerintah berkewajiban untuk mengupayakan pemenuhannya. pemenuhannya. Melalui beberapa program, pemerintah terus menerus melaksanakan pembangunan penyediaan air bersih, khususnya khususnya untuk masyarakat miskin. Kebijakan pembangunan air bersih ini mengacu pada Millenium Development Goals (MDGs), di Indonesia yaitu meningkatkan sekitar 67 % proporsi penduduk
yang mendapatkan akses air minum aman pada tahun 2015, serta meningkatkan hingga 69,3 % proporsi penduduk yang memiliki akses terhadap sanitasi dasar. Untuk menunjang target tersebut diberlakukan d iberlakukan Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 16 Tahun 2005 yang mengatur tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum untuk mendorong pencapaian percepatan MDGs. Kondisi pelayanan air bersih di Kabupaten Nganjuk saat ini masih belum memenuhi kebutuhan masyarakat. Banyak penduduk pedesaan masih bergantung pada sumber air minum tradisional. Sumber air tersebut di beberapa daerah lokasinya sulit dijangkau dan debit airnya sangat kecil di mu sim kemarau. Saat ini jumlah masyarakat Kabupaten N ganjuk yang telah me ndapatkan akses air minum yang aman bagi kesehatan sebanyak 60 %, sebanyak 40% dari jumlah penduduk Kabupaten Nganjuk belum mendapatkan air yang aman sebagai air minum, bahkan dari hasil pengujian laboratorium Dinas Kesehatan mengenai me ngenai kualitas air ai r sumur, diketahui bahwa sebanyak 40% kualitas air sumur yang digunakan untuk
bahan baku air minum dinyatakan tidak aman (Master Plan Air Bersih Kabupaten Nganjuk, 2007). Beberapa proyek pembangunan air bersih telah dilaksanakan di Kabupaten Nganjuk, baik dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) maupun dikelola oleh masyarakat. Dari data yang dihimpun dari Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Daerah (PU-CKTRD) Kabupaten Nganjuk, proyek pembangunan air bersih yang dikelola oleh masyarakat perdesaan di Kabupaten Nganjuk yang dilaksanakan sejak tahun 2003 hingga tahun 2009, telah menghabiskan dana sekitar Rp 13 Milyar. Dana tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Propinsi, dan juga berasal dari APBD Kabupaten. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi 12 kecamatan dan mencakup 68 lokasi di 50 desa. Sistem penyediaan air bersih perdesaan di Kabupaten Nganjuk dibangun pada daerah-daerah yang sulit mendapatkan air bersih. Setelah prasarana penyediaan air bersih selesai dibangun oleh pemerintah, pengelolannya diserahkan kepada masyarakat Cakupan pelayanannya rata-rata meliputi satu dusun karena jarak antar dusun dalam satu desa relatif jauh.. Sumber air baku yang digunakan berasal dari mata air dan air tanah. Untuk mengalirkan air ke pelanggan digunakan beberapa cara diantaranya adalah dengan menggunakan grafitasi untuk lokasi yang air bakunya berasal dari mata air, untuk lokasi dengan sumber air baku dari air tanah (sumur bor), didukung dengan pompa bertenaga listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan ada juga yang menggunakan solar cell, serta kincir angin.
Pada daerah-daerah yang didukung pompa tenaga listrik, prasarana yang telah dibangun pemerintah diantaranya: pembuatan sumur bor, rumah pompa, penyediaan pompa air, pembuatan menara air, penyediaan daya PLN, jaringan 3
perpipaan, serta hidran umum kapasitas 2m . Dari seluruh sistem penyediaan air bersih yang dikelola oleh masyarakat perdesaan di Kabupaten Nganjuk hingga saat ini, permasalahan yang paling banyak ditemui adalah pada daerah-daerah dengan sistem penyedian air bersih yang didukung dengan pompa listrik yang didukung oleh PLN. Padahal tujuan utama dari beberapa investasi pemerintah adalah agar aset infrastruktur tersebut dapat berguna untuk memberikan pelayanan
2
kepada masyarakat sehingga tercipta kualitas hidup masyarakat yang baik. Oleh karena itu dibutuhkan ilmu pengetahuan dan teknologi tentang manajemen aset untuk menjamin semua aset-aset yang berharga yang dimiliki agar berlanjut sehingga memberikan pelayanan kepada masyarakat secara handal. Dengan melihat investasi yang sudah ditanamkan untuk penyediaan air bersih di Kabupaten Nganjuk d an untuk mencapai tujuan jangka panjang, maka diperlukan suatu evaluasi mengenai keberlanjutan penyediaan air bersih perdesaan di Kabupaten Nganjuk yang hasilnya dapat digunakan sebagai perumusan kebijakan untuk mengembangkan air bersih perdesaan di Kabupaten Nganjuk. Untuk itulah maka penelitian ini dilaksanakan. Tahun 2009, Masduqi membuat model keberlanjutan untuk sistem penyediaan air bersih perdesaan. Model keberlanjutan tersebut digunakan untuk mengetahui indeks keberlanjutan suatu sistem penyediaan air bersih perdesaan. Indeks keberlanjutan adalah angka yang menyatakan jumlah nilai dari indikator keberlanjutan. Indeks keberlanjutan dapat digunakan untuk membuat klasifikasi keberlanjutan, yang diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu keberlanjutan tinggi, keberlanjutan sedang, dan keberlanjutan rendah. Selanjutnya dalam penelitian ini, akan digunakan mo del keberlanjutan tersebut untuk mengevaluasi keberlanjutan sistem penyediaan air b ersih perdesaan di Kabupaten Nganjuk.
1.2 Perumusan Masalah
a. Bagaimana tingkat keberlanjutan sistem penyediaan air bersih perdesaan di Kabupaten Nganjuk berdasarkan Model Keberlanjutan? b. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keberlanjutan sistem penyediaan air bersih perdesaan di Kabupaten Nganjuk?
1.3 Tujuan Penelitian
a. Mengetahui tingkat keberlanjutan sistem peyediaan air bersih perdesaan di Kabupaten Nganjuk . b. Merumuskan strategi untuk mewujudkan keberlanjutan sistem penyediaan air bersih perdesaan di Kabupaten Nganjuk.
3
1.4 Manfaat Penelitian
a. Memperoleh faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan dan kegagalan sistem penyediaan air bersih perdesaan di Kabupaten Nganjuk. b. Sebagai bahan masukan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan air bersih perdesaan di Kabupaten Nganjuk. c. Sebagai masukan bagi pemerintah dalam mengambil langkah-langkah kebijakan dalam rangka perbaikan kondisi fasilitas dan pelayanan air bersih perdesaan di Kabupaten Nganjuk. d. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang sifatnya lebih mendalam.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghindari penelitian yang terlalu luas serta agar dapat memberikan arah yang baik dan memudahkan dalam menyelesaikan suatu masalah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka perlu dilakukan pembatasan dalam penelitian. Batasan-batasan penelitian ini antara lain : a. Yang dimaksud penyediaan air bersih perdesaan adalah mencakup sistem air bersih yang dibangun oleh pemerintah dan pengelolaannya diserahkan kepada masyarakat desa. b. Obyek
penelitian
ini
mencakup
sarana
dan
prasarana,
operasional,
pemeliharaan, pengelolaan, pengembangan pelayanan air bersih kepada masyarakat. c. Obyek penelitian dibatasi pada daerah-daerah yang penyediaan air bersihnya didukung oleh pompa listrik dan pembangunan prasarana air bersih yang dilakukan pemerintah telah berjalan paling tidak satu tahun. d. Dalam penelitian ini tidak dibahas Detail Engineering Design (DED) sistem penyediaan air bersih di perdesaan.
4