I S B N9 7 8 6 0 2 9 0 9 2 6 4 6
ISBN 978-602-9092-64-6
STUDI PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KOTA BATU, JAWA TIMUR Mas Agus Mardyanto Tardan1,Ali Masduqi2, Mohammad Muchlisin Mahzum3, Putu Gede Ariastita4,Yudha Andrian Saputra5, dan Stefanus Eko Wiratno6 1, 2, dan 3: Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan 4: Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan 5 dan 6: Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknnologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya 60111, Indonesia E-mail :
[email protected]
ABSTRAK Penyediaan air bersih bagi masyarakat Kota Batu selama ini dilayani oleh pemerintah melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) maupun pelayanan mandiri oleh masyarakat (HIPPAM dan swasta). Hingga saat ini PDAM Kota Batu dan HIPPAM belum mampu memenuhi kebutuhan air bersih bagi seluruh masyarakat, baik ditinjau dari aspek kuantitas, kualitas, maupun kontinyuitasnya. Sementara itu kebijakan Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya bahwa target pelayanan air bersih di daerah perkotaan maupun perdesaan adalah 100% penduduk terlayani tahun 2019. Paper ini menyajikan kondisi pelayanan air bersih eksisting serta potensi pelayanan penyediaan air bersih ke depan dari aspek sumberdaya air, organisasi, dan pembiayaan. Hasil studi menunjukkan bahwa sumber air yang ada saat ini masih mencukupi hingga tahun 2030 dengan upaya konservasi daerah aliran, perlu penataan organisasi sesuai tahap pengembangan pelayanan, serta perimbangan pembiayaan antara pusat dan daerah. Kata kunci: air bersih, konservasi, organisasi
ABSTRACT Water supply for the people of Batu City has been conducted by the local government, i.e. Water Enterprice (PDAM) and independent services by communities (HIPPAM), as well. However, both parties until now cannot supply clean water for all people in the town based on the quantity, quality, and continuity aspects. On the other hand, the government’s policy through the Directorate General of Cipta Karya has declared that in 2019 clean water supply for the communities targeted to be 100%. Thi paper presents the existing condition of water supply in the Batu City and the potency for the clean water services in the future based on water resource, organization, and budget aspects. The study suggests that the source of water will be sufficient for providing clean water for communities in which some conservation efforts needed, organization needs to be adjust based on the development of services, and balancing budget between the central and local governments. Key words: clean water, conservation, organization
1. PENDAHULUAN Kota Batu merupakan kota sedang yang berkembang pesat pada akhir-akhir ini. Kota ini merupakan kota tujuan wisata khususnya bagi warga Jawa Timur. Kota ini terdiri dari 3 kecamatan, yaitu Kecamatan batu, Kecamatan Bumiaji, dan Kecamatan Junrejo. Kota Batu terletak pada ketinggian rata-rata 871 m di atas permukaan laut yang dikelilingi oleh Gunung Anjasmoro (2277 m), Gunung Arjuno (3339 m), Gunung Banyak, Gunung Kawi (2651 m), Gunung Panderman (2040 m), dan
Gunung Welirang ( 2156 m). Peta administrasi Kota Batu disajikan pada Gambar 1 Penyediaan air minum/ air bersihbagi masyarakat Kota Batu selama ini dilayani oleh pemerintah melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) maupun pelayanan mandiri oleh masyarakat (HIPPAM dan swasta). Hingga saat ini PDAM Kota Batu dan HIPPAM belum mampu memenuhi kebutuhan air bersih bagi seluruh masyarakat, baik ditinjau dari aspek kuantitas, kualitas, maupun kontinyuitasnya.
Proceeding Seminar Nasional Teknik Lingkungan ULM 2014 “Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air dan Energi” | 85
ISBN 978-602-9092-64-6
2. METODE STUDI Secara garis besar, metode studi disajikan pada Gambar 2.
Pengumpulan data untuk Identifikasi Kondisi Eksisting
Permasalahan
Kriteria dan Standar Pelayanan
Alternatif Pengembangan Program dan Kegiatan Pengembangan
Rencana Sumber dan Alokasi Air Baku
Rencana Pembiayaan dan Pola Investasi
Gambar 1. Peta Administrasi Kota Batu Pada saat ini, pelayanan air bersih oleh PDAM Kota Batu melalui jaringan perpipaan dengan kapasitas produksi 115,5 L/detik. Cakupan pelayanan PDAM untuk keperluan domestik dan non-domestik sebesar 29,10% dari total jumlah penduduk atau 62.367 jiwa. Sementara itu, HIPPAM mampu melayani 55,40% dari total jumlah penduduk atau 118.734 jiwa. Pelayanan HIPPAM pada umumnya adalah sambungan rumah. Dengan demikian total pelayanan air bersih di Kota Batu saat ini adalah 84,50% dari total jumlah penduduk. Penduduk sisanya menyediakan air secara mandiri menggunakan sumur ataupun langsung mengambil air dari mata air. Hal ini menunjukkan bahwa secara kuantitas, air yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Batu sangat cukup dan cakupan pelayanan ini sudah melampai capaian target MDG’s tahun 2015 untuk kota sedang (80%). Namun demikian, untuk menjamin pelayanan air bersih bagi penduduk Kota Batu di masa mendatang, perlu dilakukan studi penyediaan air bersih dari aspek sumberdaya air, organisasi, maupun pembiayaan.
Rencana Jaringan
•Survei dan Pengkajian Wilayah Studi dan Wilayah Pelayanan •Survei dan Pengkajian Sumber Daya Air Baku •Survei dan Pengkajian Geoklimatografi dan Topografi •Survei dan Pengkajian Demografi dan Ketatakotaan
Rencana Keterpaduan dengan PS Sanitasi
Rencana Pengembangan Kelembagaan
Gambar 2. Metode Studi Data sekunder dikumpulkan dari berbagai instansi terkait seperti Bappeko Batu, Dinas Pengairan, Dinas Cipta Karya, dan PDAM. Sementara data primer berupa data observasi lapangan serta kuesioner kepada penduduk Kota Batu. Data tersebut dianalisis untuk menentukan proyeksi jumlah penduduk, fasilitas non-domestik, kehilangan air, fluktuasi kebutuhan air, pengembangan sumber air baku, analisis kelembagaan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada saat ini pelayanan air bersih masyarakat Kota Batu yang dilaksanakan oleh PDAM dan HIPPAMKota Batu memanfaatkan air dari mata air yang tersebar di Kota Batu. Mata air yang dikelola oleh PDAM dan daerah pelayanannya disajikan pada Tabel 1. Pengaliran air dari mata air dengan sistem gravitasi. Diameter pipa transmisi dan distribusi bervariasi mulai diameter 3” sampai 10”.
Tabel 1. Mata Air Yang Dikelola PDAM Kota Batu Produksi Sumber Mata No. Lokasi Desa Air Kapasitas Kapasitas
Sisa
Jarak
Daerah Pelayanan
Proceeding Seminar Nasional Teknik Lingkungan ULM 2014 “Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air dan Energi” | 86
ISBN 978-602-9092-64-6 produksi (L/detik)
terpasang (L/detik)
kapasitas (L/detik)
Oro-Oro Ombo
27
22
5
3.500 m
Desa Oro-Oro Ombo, Ngaglik dan Temas Desa Beji, Ngaglik, Sisir, Temas, Mojorejo, Torongrejo Desa Sisir, Temas, Sidomulyo, Beji dan Torongrejo
1
Sumber Darmi
2
Sumber Banyuning
Punten
125
45
802
6.300 m
3
Sumber Gemulo I
Punten
215
31
184
4.000 m
4
Sumber Torong Belok
Songgokerto
8
6
2
3.500 m
Desa Songgokerto dan Pesanggrahan
Songgokerto
6
3
3
3.000 m
Desa Pesanggrahan
Punten
7
0
7
-
-
5
6
Sumber Kasinan Sumber Ngesong I Sumber Ngesong II (kota)
Punten
9
Sumber Ngesong III Punten 15 (prov.) Jumlah 412 Sumber: Business Plan PDAM Kota Batu 2013-201
PDAM membangun reservoir yang fungsinya disamping sebagai bak penampung juga berfungsi sebagai bak pelepas tekan. Mata air tersebut juga dimanfaatkan oleh kelompok swadaya masyarakat (HIPPAM). Sementara itu ada lebih dari 95 mata air yang debitnya antara 2 L/dt sampai 5 L/dt yang sebagian besar dikelola oleh HIPPAM di daerah masingmasing. HIPPAM ini melayani masyarakat di perdesaan dan sebagian perkotaan. Sistem pelayanan yang digunakan oleh HIPPAM adalah sistem perpipaan yang mengalirkan air dari mata air langsung ke rumah penduduk. Air dari mata air ditangkap dengan broncaptering dan ditampung di tandon. Selanjutnya, air dari tandon mengalir melalui pipa secara gravitasi menuju rumah penduduk. Unit pelayanan di sebagian rumah penduduk sudah menggunakan meter air, namun masih banyak yang belum dilengkapi dengan meter air. Sumber dana pembangunan sarana air minum pemerintah, antara lain melalui PNPM Mandiri.
9
0
4.000 m
Jl. Panglima Sudirman, Desa Pesanggrahan dan Ngaglik
14
1
4.000 m
Desa Sumberejo, Jl. Metro
130
282
Kualitas air pada mata air sangat bagus. Hasil pemeriksaan laboratorium pada air dari Mata Air Sumber Brantas dan Sumber Banyuning menunjukkan bahwa kualitas air dari dua sumber tersebut memenuhi baku mutu air minum yang ditetapkan dalam PerMenKes No. 492/Menkes/Per/IV/2010. Air ini bisa langsung didistribusikan tanpa perlu pengolahan. Jumlah penduduk Kota Batu berkembang dari tahun ke tahun. Data jumlah penduduk tahun 20052012 disjikan pada Tabel 2. Data pada Tabel 2 digunakan untuk memproyeksi jumlah penduduk tahun 2015-2030. Hasil proyeksi yang dihitung menggunakan metoda geometrik, dengan koefisien korelasi sebesar 0,9, digunakan untuk memprediksi kebutuhan air. Ketentuan dan asumsi yang digunakan dalam memprediksi kebutuhan air adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Jumlah Penduduk Kota Batu (2005-2012) Jumlah Penduduk Tahun Junrejo Batu Bumiaji
Kota Batu
2005
*
*
*
170.697
2006
*
*
*
172.328
2007
40910
81065
51320
173.295
Proceeding Seminar Nasional Teknik Lingkungan ULM 2014 “Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air dan Energi” | 87
ISBN 978-602-9092-64-6 2008
44739
84829
54542
184.110
2009
50447
97881
58652
206.980
2010
50732
98497
59137
208.366
2011
60789
101263
52269
214.321
2012 51743 97780 Sumber: Kota Batu dalam Angka (2008-2013) *data tidak terdapat pada sumber data
60586
210.109
1) sesuai ketentuan PU Cipta Karya, Kota Batu termasuk kota sedang (jumlah penduduk 100.000 s.d 500.000 jiwa), (2), tingkat pelayanan didasarkan pada ketentuan PU Cipta Karya, untuk kota sedangsebesar 100%, (3) Kebutuhan air domestik didasarkan pada hasil survei yang nilainya lebih besar dari ketentuan PU Cipta Karya sebagai berikut: penduduk Kecamatan Junrejo sebesar 283 L/orang.hari, Kecamatan Batu sebesar 165 L/orang.hari, dan Kecamatan Bumiaji sebesar 156 L/orang.hari dengan rata-rata kebutuhan air Kota Batu adalah 202 L/orang.hari, (4) Perbandingan SR:HU ditetapkan 80:20 sesuai dengan ketentuan Ditjen PU Cipta Karya, (5) kehilangan air ditentukan berdasarkan ketentuan PU Cipta Karya sebesar 20%,
(6) kebutuhan air non-domestik ditentukan sebesar 30% dari kebutuhan domestik. Hal ini disebabkan banyaknya sarana dan prasarana non-domestik di Kota Batu, terutama hotel dan fasilitas pariwisata. Hasil rekapitulasi proyeksi kebutuhan air total untuk kebutuhan domestik maupun non-domestik bagi Kota Batu disajikan pada Tabel 3. Sementara itu, potensi sumber air digunakan untuk menentukan kecukupan air dalam memenuhi kebutuhan domestik dan non-domestik. Hasil perhitungan kesetimbangan air dengan metode Mock (Mock, F.J, 1973dalam Sidharno, 2013) pada tahun 2030 untuk Kecamatan Junrejo, Batu, dan Bumiaji disajikan pada Tabel 4, 5, dan 6.
Tabel 3. Proyeksi Kebutuhan Air Kota Batu Tahun 2015-2030 Kebutuhan Air per Kecamatan (L/detik) Tahun Kota Batu Junrejo Batu Bumiaji 2015
119
140
83
341
2016
128
151
89
369
2017
142
167
99
408
2018
156
184
109
449
2019
167
197
116
480
2020
178
210
124
513
2021
194
229
135
558
2022
210
248
146
605
2023
225
265
157
647
2024
241
283
167
691
2025
261
307
182
750
2026
283
333
197
812
2027
301
354
209
864
2028
320
376
222
918
2029
336
394
233
962
2030
357
418
247
1.022
Sumber: hasil perhitungan Hasil perhitungan menunjukkan bahwa pada tahun 2030, pada musim kemarau terjadi defisit air pada Kecamatan Batu dan Junrejo, sementara terjadi surplus sepanjang tahun pada Kecamatan Bumiaji. Hasil ini merekomendasikan bahwa perlu dilakukan konservasi air baik berupa penghijauan maupun pemanenan air hujan (Haryoso, 2010; Kodoatie dan Sjarief, 2010; Mahzum dan Mardyanto, 2014). Proceeding Seminar Nasional Teknik Lingkungan ULM 2014 “Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air dan Energi” |
88
ISBN 978-602-9092-64-6
Tabel 4. Neraca Air Kecamatan Junrejo Tahun 2030 Kebutuhan Air Inflow Bulan hari Domestik Non Domestik m³ m³ m³ Jan 31 5.738.337 613.380 184.006
Outflow
Keseimbangan Air
Irigasi m³ 1.999.597
m³ 2.796.984
m³ 2.941.352
Kondisi Surplus
Peb
28
5.837.699
559.956
167.979
1.699.052
2.426.989
3.410.709
Surplus
Mar
31
4.830.897
613.380
184.006
2.050.979
2.848.365
1.982.531
Surplus
April
30
3.859.842
593.593
178.070
1.939.238
2.710.902
1.148.939
Surplus
Mei
31
2.388.212
613.380
184.006
2.033.852
2.831.238
-443.026
Defisit
Juni Juli Agus Sept
30 31 31 30
759.668 571.400 550.493 712.863
593.593 613.380 613.380 593.593
178.070 184.006 184.006 178.070
1.766.585 1.668.472 1.712.717 1.812.165
2.538.249 2.465.859 2.510.104 2.583.830
-1.778.581 -1.894.458 -1.959.611 -1.870.967
Defisit Defisit Defisit Defisit
Okt Nop Des
31 30 31
613.380 593.593 613.380
184.006 178.070 184.006
2.195.133,26 2.091.173,14 2.050.979,52
2.992.519 2.862.837 2.848.365 32.416.248
-1.599.667 958.281 2.838.601 3.734.105
Defisit Surplus Surplus Surplus
Outflow
Keseimbangan Air
1.392.852 3.821.119 5.686.967 36.150.352 Sumber: Hasil Analisis
Tabel 5. Neraca Air Kecamatan Batu Tahun 2030 Kebutuhan Air Inflow Bulan hari Domestik Non Domestik m³ m³ m³ Jan. 31 10.170.167 717.543 215.263 Peb. 28 10.346.269 655.047 196.514
Irigasi m³ 1.216.832 1.033.939
m³ 2.149.638 1.885.501
m³ 8.020.528 8.460.768
Kondisi Surplus Surplus
Maret
31
8.561.894
717.543
215.263
1.248.100
2.180.906
6.380.988
Surplus
April
30
6.840.874
694.396
208.319
1.180.101
2.082.817
4.758.057
Surplus
Mei
31
4.232.675
717.543
215.263
1.237.677
2.170.483
2.062.192
Surplus
Juni
30
1.346.374
694.396
208.319
1.075.035
1.977.751
-631.376
Defisit
Juli
31
1.012.704
717.543
215.263
1.015.329
1.948.136
-935.431
Defisit
Agus
31
975.649
717.543
215.263
1.042.254
1.975.061
-999.411
Defisit
Sept Okt Nop Des
30 31 30 31
694.396 717.543 694.396 717.543
208.319 215.263 208.319 215.263
1.102.772 1.335.823 1.272.559 1.248.100
2.005.488 2.268.629 2.175.275 2.180.906 25.000.595
-742.067 199.950 4.596.969 7.898.218 39.069.387
Defisit Surplus Surplus Surplus Surplus
1.263.421 2.468.579 6.772.245 10.079.124 64.069.982 Sumber: Hasil Analisis
Tabel 6. Neraca Air Kecamatan Bumiaji Tahun 2030 Kebutuhan Air Bulan hari Inflow Outflow Keseimbangan Air Domestik NonIrigasi Proceeding Seminar Nasional Teknik Lingkungan ULM 2014 “Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air dan Energi” | 89
ISBN 978-602-9092-64-6
m³ Jan 31 28.631.281 Peb 28 27.764.203 Mar 31 21.325.067 April 30 16.714.818 Mei 31 9.685.908 Juni 30 3.292.365 Juli 31 2.537.342 Agus 31 2.557.312 Sept 30 3.417.196 Okt 31 6.603.311 Nop 30 15.717.458 Des 31 26.260.166 164.506.434 Sumber: Hasil Analisis
m³ 424.071 387.135 424.071 410.391 424.071 410.391 424.071 424.071 410.391 424.071 410.391 424.071
Domestik m³ 127.224 116.143 127.224 123.120 127.224 123.120 127.224 127.224 123.120 127.224 123.120 127.224
Dari aspek kelembagaan, penyediaan air bersih KotaBatu dilayani oleh PDAM dan HIPPAM. PDAM memberikan kepastian pelayanan dalam segi kuantitas, kualitas, maupun kuantitas. Sesuai arahan Direktorat Cipta Karya bahwa jika kondisi masyarakat rata-rata mampu membiayai operasional sistem air bersih, maka lembaga yang disarankan adalah PDAM (Buletin Cipta Karya-04/tahun VII/ 2010). HIPPAM, swadaya masyarakat, dan sumbersumber lain keberadaannya akan dipertahankan dan diperkuat dengan pembinaan teknis dan pembinaan kelembagaan yang lebih baik. Jumlah pengguna layanan air bersih non PDAM diperkiran tetap akan tumbuh membesar namun mengecil secara nilai prosentase cakupan layanan. Cakupan Layanan akan menurun dari 37,96% (2012) menjadi 33,81% (2020) dan 29,19% (2030). Pengembangan Lembaga Penyedia air bersih non PDAM akan difokuskan pada daerah yang sulit dijangkau oleh PDAM Kota Batu dan daerah eksisting dengan memanfaatkan sumber dana dari Hibah, APBN, APBD, dan swadaya masyarakat. Dari aspek pembiayaan, penyediaan air bersih dibiayai bersama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun PDAM. Pola investasi
Unit Air Baku Pro-duksi Distri-busi Pela-yanan
m³ 1.300.393 1.104.940 1.333.808 1.261.140 1.322.670 1.148.859 1.085.053 1.113.827 1.178.501 1.427.555 1.359.947 1.333.808
m³ 1.851.688 1.608.219 1.885.103 1.794.651 1.873.965 1.682.370 1.636.348 1.665.122 1.712.012 1.978.850 1.893.458 1.885.103 21.466.896
m³ 26.779.593 26.155.983 19.439.964 14.920.166 7.811.943 1.609.995 900.994 892.189 1.705.184 4.624.461 13.823.999 24.375.063 143.039.538
Kondisi Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus
disesuaikan dan dilakukan dengan rencana pentahapannya termasuk sumber pendanaan dapat bersumber dari dana APBD Kabupaten, PDAM, Swasta, Perbankan, APBD Provinsi dan APBN. Sumber pendanaan pengembangan SPAM dapat dikelompokkan ke dalam: - Pengembangan sistem penyediaan air bersih di unit air baku sumber pendanaannya dari APBN SDA - Pengembangan sistem penyediaan air bersih di unit produksi sumber pendanaannya dari APBD I, APBD II dan atau Swadaya - Pengembangan infrastruktur sistem penyediaan air bersih dapat bersumber dari swasta dengan pola kerjasama pemerintah swasta (KPS) sesuai ketentuan dalam Perpres 67/2005. Pendanaan pengembangan SPAM diarahkan pada kemampuan penyelenggara SPAM eksisiting di Kota Batu, yaitu PDAM Kota Batu dan HIPPAM di beberapa wilayah desa/kelurahan. Untuk pengembangan jangka pendek maupun jangka panjang, pendanaannya menggunakan pedoman pendanaan pengembangan sistem penyediaan air bersih, yaitu seperti disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Skema Pendanaan Sistem Penyediaan Air Bersih Unit Bangunan Sumber Dana Intake Air Permukaan, Bangunan Penangkap APBN melalui PU Sumberdaya Air Mata Air, Pipa Transmisi. Bangunan Pengolahan Air, Sumur Bor, Pompa, APBN melalui PU Cipta Karya Reservoir Reservoir Distribusi, Jaringan Pipa Distribusi APBD Provinsi APBD Kabupaten/PDAM Sambungan Rumah PDAM Hidran Umum Proceeding Seminar Nasional Teknik Lingkungan ULM 2014 “Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air dan Energi” | 90
ISBN 978-602-9092-64-6
4. KESIMPULAN Dari hasil studi dapat disimpulkan sebagai berikut: - Sumber air untuk pelayanan air bersih Kota Batu masih mencukupi, namun perlu upaya konservasi - Pengelola sistem penyediaan air bersih pada tahun 2030 lebih diutamakan dilakukan oleh PDAM - Pengelolaan sistem air bersih dibiayai dari dana APBN, APBD, maupun PDAM, sementara untuk non-PDAM dibiayai dari hibah dan swadaya masyarakat
5. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya dan Pemerintah Kota Batu.
DAFTAR PUSTAKA
Haryoso, B (2010), Teknik Pemanen Air Hujan (Rain Water Harvesting) Sebagai Alternatif Upaya Penyelamatan Sumber Daya Air Di Wilayah DKI Jakarta, Jurnal Sains dan Teknologi Modifikasi Cuaca, Vol. 11, No. 2, 2010, hal 29-39. Kodoatie, J.R, dan Sjarief, Roestam (2010), Tata Ruang Air, edisi pertama, Andi Offset, Yogyakarta Mahzum, M.M. dan Mardyanto, M.A (2014),Analisis Ketersediaan Sumber Daya Air dan Upaya Konservasi Sub Das Upper BrantasWilayah Kota Batu, Prosiding Seminar Nasional Seminar Nasional: Pemanfaatan Mata Air Umbulan Untuk Kemakmuran Rakyat, Jurusan Teknik Lingkungan ITS, 7 Agustus 2014 PDAM Kota Batu (2013), Business Plan PDAM Kota Batu 2013-2017 Sidharno, W (2013), Kajian Ketersediaan Air Baku Untuk Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Kota Kupang Dengan Skenario Dampak Perubahan Iklim, Tesis Master., Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Surabaya.
Proceeding Seminar Nasional Teknik Lingkungan ULM 2014 “Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air dan Energi” | 91