INSTALASI JARING DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
BAB I PENJELASAN UMUM
1
1.1.
PENGERTIAN DAN DEFINISI
a
Distribusi : Penyaluran (pembagian, (pembagian, pengiriman) ke beberapa tempat.
a
Distribusi tenaga listrik : Pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa b eberapa tempat.
a
Jaring distribusi tenaga listrik : Instalasi Insta lasi listr listrik ik yang berfu berfungsi ngsi unt untuk uk mem membagi bagi atau meyalurkan meyalurkan energ energii listrik ke beberapa tempat (suatu tempat).
a
Pada sistem tenaga listrik, jaring distribusi merupakan sub-sistem yang langsung berhubungan dengan pelanggan. Dengan kata lain, bahwa catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani langsung langsung melalui (oleh) jaring distribusi.
a
Ditinjau dari penggunannya/pemanfaatannya (pelanggan yang dilayani), jaring jaring distr distribusi ibusi terdiri dari tegan tegangan gan renda rendah, h, tegan tegangan gan mene menenga ngah h dan tegangan tinggi. 2
1.2.
RUANG LINGKUP
a
Saluran
udara tegangan menengah ( SUTM).
a
Saluran
kabel udara tegangan menengah ( SKUTM).
a
Saluran K abel abel
a
Saluran
a
Gardu distribusi.
a
Saluran
udara tegangan rendah ( SUTR).
a
Saluran
kabel tanah tegangan rendah ( SKTR).
a
Saluran
luar pelayanan ( SLP).
a
Saluran
masuk pelayanan/sambungan rumah ( SMP/SR).
a
Alat pengukur dan pembatas (APP).
tanah tegangan menengah ( SKTM).
kabel bawah air/bawah laut tegangan menengah.
3
1.3.
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
a
Seb ebag agai aima mana na
pada in pada inst stal alasi asi pe pema manf nfaa aata tan n te tena naga ga lilist stri rik, k, ma maka ka pa pada da inst in stal alas asii ja jari ring ng di dist stri ribu busi si te tena naga ga li list stri rik, k, kl klas asif ifik ikas asii da dan n ku kual alif ifik ikas asii kete ke terramp mpiila lan nnya men enga gaccu pa pada da ba baku kua an (st sta and nda ard) kom ompe petten enssi keterampilan yang diputuskan/ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi ( LPE).
a
Materi
a
Sec ecar ara a
a
Pembahasannya tidak dimulai dari feeder (penyulang) menuju APP, tetapi dari APP menuju ke feeder fe eder (penyulang).
pelatihan/pembekalan dan materi uji lebih ditekankan pada hal-hal yang bersifat aplikasi (pelaksanaan pekerjaan di lapangan) umum ya umum yang ng di dima maks ksud ud ja jari ring ng di dist stri ribu busi si pa pada da pem pemba baha hasa san n in ini, i, adalah instalasi listrik yang dimulai dari feeder (penyulang) Gardu Induk menu me nuju ju ja jari ring ng te tega gang ngan an me mene neng ngah ah (JTM), gar gardu du di distr stribu ibusi si tega teganga ngan n menengah, jaring tegangan rendah, SLP/SMP/SR dan alat pengukur dan pembatas (APP).
4
BAB II ALAT PEGUKUR DAN PEMBATAS (APP) TEGANGAN RENDAH
5
2.1.
PENJELASAN UMUM
APP adalah alat pengukur dan pembatas pembatas,, yang terdiri dari dari KWH pembatas a APP Meter (Meter KWH)
dan
Miniature
Circuit Breaker (MCB).
Fungs Fu ngsii APP APP AP P: a Fungsi 1.
Fungsi Fung si KWH Meter, unt untuk uk meng mengetah etahui/m ui/mengu engukur kur peng pengguna gunaan an ener energi gi listrik yang digunakan pada instalasi pemanfaatan. 2. Fun Fungsi gsi MCB : a. Untuk pembatas arus listrik yang diakibatkan beban pada intalasi pemanfatan yang melebihi ketentuan. b. Untuk pemutus rangkaian listrik, yang diakibatkan beban lebih atau terjadinya arus hubung pendek. c. Untuk pengaman (proteksi). APP P ad adal alah ah ba bagi gian an da dari ri si sist stem em di dist stri ribu busi si te tena naga ga lilist stri rik k da dan n me meru rupa paka kan n a AP perlengkapan listrik milik PLN yang ditempatka kan n (dititipkan) di rumah/bangunan rumah/ba ngunan pelanggan listrik P LN. APP : a Beberapa fungsi lain APP 1. Sebagai alat transaksi bisnis antara P LN dengan pelanggan listrik P LN. 2. Seb ebag agai ai te temp mpat at pe peny nyam ambun bunga gan n pen pengh ghan anta tarr SMP/SR ke in inst stal alas asii pemanfaatan milik pelanggan listrik P LN. 3. Meny enyal alurk urkan an ene energi rgi lis listr trik, ik, mel melal alui ui ins insta talas lasii sir sirkit kit uta utama, ma, men menuj uju u P HB utama dan seterusnya mendistribusikan ke instalasi sirkit cabang, P HB cabang sampai sirkit akhir.
6
2.2.
KETENTUAN PEMASANGAN
a APP harus dipasang dengan posisi tegak, kemiringan ke segala arah yang
diijinkan 2° (Dua Derajat).
a APP harus dipasang di tempat yang terlindung dari sengatan sinar matahari
dan air hujan.
APP P ha haru russ dip dipasa asang ng sed sedem emiki ikian an ru rupa pa seh sehing ingga ga pet petug ugas as pen penca cata tatt met meter er a AP dapat dengan mudah membaca angka register dengan jelas (± 1,5 meter dari lantai sampai dengan bagian atas APP).
a APP yang dipasang pada bangunan di tepi pantai harus diberi perlindungan
secukupnya.
a Sambungan kawat phasa tidak boleh tertukar dengan kawat nol sedangkan
untuk sambungan 3 phasa urutan phasa harus benar. 7
Lanjutan
2.2.
8
2.3.
ALAT PENGUKUR ENERGI LISTRIK ARUS BOLAKBOLAK-BALIK -BALIK a Suatu alat ukur mengintegrasikan dan mengukur arus, daya aktif, daya
reaktiff ataupu reakti ataupun n sej sejeni enisny snya a yang yang diberi diberika kan n kepada kepada sua suatu tu beban beban untu untuk k jangka waktu tertentu, disebut alat ukur yang mengintegrasikan suatu besaran listrik.
9
Lanjutan
Meter
Elektronik
2.3.
Meter Mekanik 10
Lanjutan
2.3.
11
2.4.
a
JENIS PENGUKURAN
Pengukur Peng Pengukuran ukuran an langsung langsun lan gsung g Adalah pengukuran yang tidak menggunakan alat bantu ukur (tanpa trafo arus & trafo tegangan).
a
Pengukur Peng Pengukuran ukuran an tidak tidak langsung tegangan rendah Adala Adalah h pen penguk gukur uran an yan yang g men menggu gguna nakan kan ala alatt ban bantu tu tra trafo fo ar arus us (da (daya ya 41.500 VA s/d 197.000 VA).
a
Pengukur Peng Pengukuran ukuran an tidak tidak langsung tegangan menengah Adalah pengukuran yang menggunakan alat bantu trafo arus & trafo tegangan (daya diatas 200 kVa)
12
Lanjutan
2.4.
13
Lanjutan
2.4.
14
2.5.
ALAT BANTU KWH METER
Arus (CT). a Trafo Arus Adalah suatu alat listrik yang befungsi untuk mengubah besaran arus tertentu (di lilitan primer) ke besaran arus tertentu lainya (di lilitan sekunder).
a Trafo Tegangan (PT).
Ada Adala lah h su suat atu u al alat at lilist stri rik k ya yang ng be berf rfun ungs gsii un untu tuk k me meng ngub ubah ah be besa sara ran n tegangan tertentu (di lilitan primer) ke besaran tegangan tertentu lainya (di lilitan sekunder).
15
Lanjutan
2.5.
16
2.6.
MINIATURE CIRCUIT BREAKER (MCB)
17
2.7.
SEGEL PENGAMAN APP
SEGEL:: a SEGEL 1. Suatu
tanda sah, tanda jaminan, tanda daerah, dan tanda petugas yang berhak.
2. Dipasa Dipasang ng pad pada a AP APP P ole oleh h pe petug tugas as ter terten tentu, tu, di dae daera rah h ter terten tentu, tu, unt untuk uk mencegah penukaran atau perubahan dari APP oleh pihak yang tidak berwenang.
SEGEL:: a TANG SEGEL Alat yang dipasangi acuan segel padanya dan digunakan untuk menyegel Alat Pembatas dan Pengukur.
ACUAN SEGEL SEGEL:: a ACUAN A Ala latt un untu tuk k me meng ngha hasi silk lkan an su suat atu u bent bentuk uk ce ceta taka kan n penggunaan acuan acuan segel pada media hasil cetakannya.
info in form rmas asii
iden id enti tita tass
18
Lanjutan
2.7.
SEGEL:: a TIMAH SEGEL Media
yang dibubuhi identitas daripada acuan segel dan dipasang sebagai petunjuk bahwa suatu Alat Pembatas dan Pengukur telah disegel/diberi tanda tera.
SEGEL:: a JENIS SEGEL 1. Segel
tera: digunakan di kamar tera, untuk menyegel tutup k Wh meter, kVArhmeter, trafo ukur.
2.
Segel
pemasangan : dipakai diluar kamar tera, untuk menyegel tutup terminal kWhmeter, MCB, kota kotak k APP.
3.
Seg egel el
4.
Segel
pemutu pemu tusa san n : di digu gun nak akan an di dilu luar ar ka kama marr te tera ra un untu tuk k ke kepe perl rlua uan n pemutusan, dengan menyegel MCB atau kotak APP. OPAL / P2TL : dipakai hanya dalam pelaksanaan untuk menyegel sem se men enttara pa pada da sua uattu ka kasu suss pe pellang ngga garran ter erh had ada ap ket eten entu tua an sambungan tenaga listrik. 19
Lanjutan
2.7.
20
BAB III SISTEM JARINGAN PELAYANAN TEGANGAN RENDAH
21
3.1.
PENJELASAN UMUM
a
Dalam ist Dalam istila ilah h kes keseha eharia rian n di lap lapan angan gan,, yan yang g dim dimaks aksud ud sis sistem tem ja jarin ringan gan pelayanan tegangan rendah, adalah : 1. Saluran luar pelayanan/saluran masuk pelayanan/sambungan rumah (SLP/SMP/SR). 2. Terl erleta etak k (le (letak tak pem pemasa asanga ngann nnya ya)) an antax taxa a JTR (SUTR /SKTR) de deng ngan an APP.
a
Berdasarkan dari sumber pengambilan : 1. Pengambilan dari tiang JTR. 2. Pengambilan dari tiang tiang atap atap (dakstandart). (dakstandart).
a
Berdasarkan akhir pengambilan : 1. Akhir pengambilan dengan baut mata. mata. 2. Akhir pengambilan dengan dengan tiang tiang atas (dakstandart) (dakstandart)..
a
Jenis konstruksi SR 1 phasa : 1. Sdes Ia : Sumber pengambilan dari tiang jtr dengan de ngan akhir pengambilan pada baut mata 2. Sdes Ib : Sumber pengambilan dari tiang jtr dengan de ngan akhir pengambilan pada tiang atap dakstandart 3. Sdes IIa : Sum umbe berr pe peng ngam ambi bila lan n da dari ri ti tian ang g at atap ap de deng ngan an akhi akhirr pengambilan pada baut mata 4. Sdes IIb : Sum umbe berr pe peng ngam ambi bila lan n da dari ri ti tian ang g at atap ap de deng ngan an ak akhi hirr pengambilan pada tiang atap / dakstandart 22
3.2.
a a a a a a a a a a
MATERIAL SLP/SMP/SR & APP 1 PHASA
drop conductor 2 x 10/16 mm connector press Al/Al type CP TO & Cover. Connector press Al/Cu type CJCAC & Cover. KWh meter 1 phs 230 V, 5/20 Amp. Service
Pole Bracket Baut Mata Service Wedge Clamp 2x10/16 mm2 Strain Hook 1,5" Cable Support Gaspijp 1,5" u/ Daks lengkap dengan : Protektive Cap 1,5" Loden Manchet 1,5" + Stroppen Fixing Colar/Beugel ul daks 1,5" + Dekschropen
23
3.3.
REKAPITULASI KEBUTUHAN MATERIAL SR 1 PHASA
24
3.4.
KONSTRUKSI PEMASANGAN SR 1 PHASA TYPE/MODEL SDES 1 A
25
Lanjutan
3.4.
26
Lanjutan
3.4.
27
3.5.
KONSTRUKSI PEMASANGAN SR 1 PHASA TYPE/MODEL SDES SDES I B
28
Lanjutan
3.5.
29
3.6.
KONSTRUKSI PEMASANGAN SR 1 PHASA TYPE/MODEL SDES IIA
30
Lanjutan
3.6.
31
3.7.
KONSTRUKSI PEMASANGAN SR 1 PHASA TYPE/MODEL SDES II B
32
3.8.
BEBERAPA CONTOH MATERIAL SLP/SMP/SR
33
Lanjutan
3.8.
34
3.9.
CONTOH KONSTRUKSI SLP/SMP/SR
35
3.10.
PERLENGKAPAN KERJA
a PERALATAN KERJA 1.
a PERALATAN KESELAMATAN KERJA 1.
TOPI
2. CRIMPING TOOLS
2.
S ABUK PENGAM AN
3. BURN HEAD / K OMPOR
3.
SEPATU T AH AN TEGANGAN
4. BOR LISTRIK
4.
S ARUNG T ANGAN T AH AN TEG.
5.
KUNCI
5. PL AT FORM
6.
PALU
COMPRESSION TOOLS
PAS
PENGAM AN
7. TESPEN
36
BAB IV JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENGAH
37
4.1.
KONSEP DASAR KONSTRUKSI JARINGAN TEGANGAN RENDAH
a Umum 1. Sistem
distribusi tegangan rendah adalah bagian paling hilir dari sistem tenaga listrik, sebelum sistem pemanfaatan tenaga listrik, yang terdiri atas : a. Sistem jaringan tegangan rendah b. Sistem jaringan pelayanan
2.
K onstruksi onstruksi
sistem distribusi tegangan rendah ini dapat berupa konstruksi saluran salu ran udara atau kons konstruks truksii bawa bawah h tana tanah. h. Pemil Pemilihan ihannya nya terga tergantu ntung ng atas konsep perencanaannya.
3.
Sistem
4.
Sambungan
tegangan pelayanan yang dipakai adalah di bawah 1.000 Volt, dengan variasi: a. 380 Volt Volt / 220 220 Volt, Fasa - Fasa / Fasa Fasa Netral b. 220 Volt Fasa - Netral atau 440 Volt Fasa Fasa pelayanan dapat berupa sistem Fasa 1 atau Fasa 3. Pada umumnya konsep operasi dari suatu sistem distribusi tegangan rendah adalah radial. Sangat jarang berbentuk tertutup atau loop, kecuali atas pertimbangan khusus. 38
Lanjutan
4.1.
5. Bentuk Bentuk konf konfigur igurasi asi dan ana anatomi tomi suatu sistem distribusi distribusi tega tegangan ngan rendah rendah adalah : ransformator T ransformator
distribusi distribusi 20.000 Volt/ 380 Volt V olt
Perlengkapan hubung bagi dan kendali (P HB) : Ohm saklar pada sisi masuk. Pengaman lebur HRC type NH pada sisi keluar. y
y
Saluran
kabel tanah atau kabel tidak ditanam di bawah tanah. luran n Salura
udara atau saluran bawah tanah, Jan Janngan gan distribusi tegangan tegangan rendah. Sam bungan
pelayanan dan alat pembatas dan pengukur terletak pada kediaman pelanggan.
Sistem
pembumian, di m ana penghantar netral dibumikan. 39
Lanjutan
4.1.
a Sistem Enjiniring. 1. Sistem
distribusi tegangan rendah ini terbentuk dari komponen-komponen kabel, tiang, alat proteksi, alat pengukur, fitting, dan lain - lain.
2.
K omponen-k omponen-kompon omponen en
tersebut memp tersebut mempuny unyai ai persy persyarata aratan n atau spesif spesifikas ikasii teknis yang telah ditentukan, antara antara lain sebagai seb agai berikut :
NO 1
2 3
URAIAN Tegangan maksimum (rated voltage Tegangan pelayanan (nominal voltage
301 Volt Fasa - fasa 231 Volt Fasa - Neutral
Frekuensi
(50 - 60) Hertz
Sistem
PNP (Pentanahan Netral Pengaman) atau T - N - C - S.
4
pengaman / pembumian
5
U ji
6
tegangan 1 menit
SPESIFIKASI 414 Volt Fasa - fasa
2.500 Volt
tegangan impuls (1,5 8000 Volt / 50 wave) U ji
40
Lanjutan
3.
Untuk
4.1.
perencanaan konstruksi, kondisi fisik dipertimbangkan adalah : perencanaan
NO
URA IA N
1
K o nd isi
klimat ik ik
2
Ambi Ambient ent temper tempera atur a. No minal b. Rat a-rat a
KONDISI Darat an an dan t ep e p i p ant ai ai
2 0 ° C s/ d 6 0° C 30° C
3
Curah Curah huja hujan ra ratt a-rat a
1 .200
4
K e le mb ab an
s/ d 1 00 %
5
T e kan an
6
K e t in g g ian
ang in
mm
4 0 b ar / m2 0 - 1 .000 mete mete r 41
Lanjutan
4.1.
Konst Ko nstruk ruksi si Jaringan Jaringa Jari ngan n. a Konstruksi 1.
Konstruksi Saluran Konstruksi Saluran Bawab Tanah. a. K onst onstru ruks ksii sa salu lura ran n ba bawa wah h ta tana nah h se seca cara ra um umum um seb sebag agai ai ja jari ring ngan an distri dis tribus busi, i, ha hanya nya dip dipaka akaii ant antara ara lai lain n pad pada a kom komple pleks ks per peruma umaha hannperumahan perum ahan mewa mewah. h. Nam amun un se seca cara ra um umum um ad adal alah ah se seba baga gaii ka kabel bel utama dari gardu distribusi (umumnya tipe beton) P HB Tegangan rendah naik ke tiang pertama saluran udara tegangan rendah.
Saluran Udara PHB TR
Gardu Distribusi
Saluran Kabel Bawah tanah 42
Lanjutan
4.1.
b. Persy Persyar arat atan an ko kons nstr truk uksi si sa salu lura ran n ba bawa wah h ta tana nah h me meng ngik ikut utii ke kete tent ntua uan n ketentuan pada P UIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik) 2000 atau diadopsi dari perusahaan lain, khususnya standard konstruksi P T. PLN (Persero). c. Jen Jenis is kab kabel el ya yang ng di dipak pakai ai ada adalah lah dari jen jenis is den dengan gan pelindu pelindung ng met metal, al, misalnya NY FGb FGb Y , atau tanpa pelindung mekanis namun kabel harus dimasukkan dalam pipa konduit atau logam. 2.
Konstruksi Saluran Konstruksi Saluran Udara. a. K onstruksi onstruksi saluran saluran udara tegangan rendah dipakai secara luas. b. K emudahan emudahan dalam hal : Mudah konstruksi Mudah pengoperasian Mudah perawatan pe ngembangan. Mudah perluasan / pengembangan. c. Je Jen nis pe pen ngha han ntar ya yan ng di dipa pak kai ada dala lah h jen enis is in inst sta ala late ted d bu bund ndlle conductor. Jenis tiang yang dipakai adalah jenis tiang beton bulat dan atau tiang beton bentuk H dengan kekuatan menahan tarikan ( 160 daN, 200 daN, 350 daN, 500 daN) dan panjang p anjang 9 meter atau terpasang di bawah jaringan tegangan menengah. 43
4.2.
KARAKTERISTIK KONSTRUKSI SALURAN KABEL BAWAH TANAH TEGANGAN RENDAH a Persyaratan konstruksi saluran kabel bawah tanah mengikuti ketentuan pada
Persyaratan Umu mun n Ins Instal talasi asi Lis istr trik ik (PUIL) ed edis isii te tera rakh khir ir da dan n ke kete tent ntua uannketentuan lain yang dipersyaratkan. Pada uraian-uraian berikut persyaratan konstruksi selain PUIL adalah ketentuan konstruksi dari P T PLN (Persero). 1.
Kedalaman Penanaman. K abel abel ditanam 80 cm di bawah permukaan tanah pada jalan umum atau min iniimal bo boccor pa pada da jala lan n umun ata tau u min inim ima al boc oco or pa pada da jala lan n sendiri/l sendi ri/lingk ingkunga ungan. n. Pemeri Pemerinta ntah h daera daerah h bias biasanny annya a menen menentuka tukan n khu khusus sus kedalaman penggelaran utilitas-utilitas di bawah tanah pada jalan jalan umum.
2.
Ketebalan Pasir Pelindung a. K abel abel yan yang g dit ditan anam am ha haru russ dil dilind indun ungi gi den dengan gan pas pasir ir uru urug g mi minim nimal al dengan ketebalan 5 cm disekeliling kabel. Dengan diameter kabel ± 8 cm, maka ketebalan pasir dihitung 20 cm. b. Fun Fungsi gsi pasir adalah sebagai sebagai pelindung pelindung mekanis atas tekanan tekanan beban dari atas 44
Lanjutan
4.2.
b. Fungsi pasir adalah adalah sebagai pelindung pelindung mekanis mekanis atas tekanan tekanan beban dari atas
Lapisan
Pengeras (tanah padat, macadam) Batu Pelindung Kabel Pasir
cm 10 cm 5 cm 5
3.
Batu Pelindung. a. Di at atas as pas pasir ir per perlu lu dip dipasa asang ng bat batu u pel pelind indun ung g atau atau bat batu u per pering ingat atan an,, dipasa dip asang ng men menutu utupi pi sep sepanj anjan ang g gal galia ian n ka kabel bel.. Pad Pada a ubi ubin n pel pelind indun ung g tercantum tanda a dan tegangan kerjanya. K ABEL LISTRIK TEBAL 6 CM
30 CM
220/380 VOLT 45 CM
b. Batu pelindung pelindung dibuat dibuat dari ubin dan dan diberi cat warna warna merah tipis.
45
Lanjutan 4.
4.2.
Timah Label Pengenal Kabel. a. Di dalam tanah, tanah, tergelar tergelar lebih lebih dari dari 1 kabel. Untuk membedakan kabel satu dengan lainnya b. Diberi label yang terbuat dari dari timah hitam. c. Pada timah label tersebut tersebut tercantum : Nama kabel dan ukuran tabel. Jenis isolasi. omorr per perin intah tah ker kerja ja,, ta tangga nggall pen penggel ggelar aran an,, na nama ma per perusa usaha haan an Nomo atau pemborong kerja. d. Sehingga jika terjadi kesalahan operasi akibat pelaksanaan konstruksi salah prosedur, selama masih dalam masa jaminan pemborong kerja wajib menangggung akibatnya. NY FGB FGB Y 4 =
N L P
Timah
meter.
PI RUS
=
SP K : TGL.
e.
X 95 mm2
0 17
024 / 324 / XI / 08 / 03 / 08 P T. ABDI K ARY A
4 1
4 V O L T
label ini diikatkan dengan kawat galvanis pada tiap - tiap 6 6
meter
6
meter
46
Lanjutan 5.
4.2.
Patok Jalur Kabel a. Setelah penggelaran selesai, parit galian ditimbun, jalur arah label harus diberi tanda. Tanda jalur galian dipasang patok beton kerap disebut patok pilot kabel. b. Patok pilot kabel kabel dipasang dipasang pada : Tiap - tiap 50 meter. Titik masuk crossing / boring jalan. Titik masuk gardu. Titik belok kabel. Titik naik kabel ke atas liang. c. Pad Pada a pat patok ok tertulis tertulis kabel kabel listrik listrik 4 14 Volt. Terdapat 2 jenis konstruksi patok pilot berbentuk ubin untuk pemakaian pada trotoar jalan.
KABEL LISTRIK
KABEL LISTRIK 30
CM
PATOK TUGU PATOK DATAR
47
Lanjutan 6.
4.2.
Sambung Sam Sambungan bungan an Kabel Kabel (MOF). a. Pada penggelaran penggelaran panjang panjang kabel kabel disambung disambung pada tiap-tiap 1 Haspel (1 gulungan). Sebe ebelu lum m dis disam ambun bung, g, ka kabel bel di seling (ov over erla lap) p) ± I meter. b. Titik sambungan kabel diberi patok sambungan (mof kabel), sehingga mudah dicari jika terjadi gangguan kabel. c. Titik yang paling lemah pada jaringan kabel tanah adalah pada titik sambungnya.
MOF KABEL 380 V
SAMBUNGAN KABEL
48
Lanjutan 7.
4.2.
Lintas Lin Lintasan tasan an Kabel Kabel Dengan Utilitas Lain. a. Jika kabel melintasi melintasi atau dekat dekat dengan : abel lain, pipa gas, PAM, Telkom. dan fondasi bangunan. K abel Jalan raya/rel kereta api (crossing dan boring). Area berlistrik, misalnya area instalasi listrik PJ K A dan kaki tower transmisi. b. K abel abel tersebut harus dilindungi dengan buis beton pipa PVC. Tiap-tiap lintasan harus dilebihkan 0,5 meter kiri-kanan titik lintasan. c. Ja Jarrak ant nta ara kabe bell de den ngan lin inta tassan haru russ mem emen enuh uhii st sta anda dard rd konstruksi yang berlaku dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik. > 30 cm
PIPA BETON
D Pipa gas : Du 60 cm Pipa Telkom : Du 30 cm
PIPA BETON
50 cm
50 cm
PONDASI BANGUN AN
ereta Rel K ereta D u80 cm
Pipa gas 4 inc
0,50 m 0,50 m 4 INCI PIPA PVC A T AU PIPA BETON
49
Lanjutan 8.
4.2.
Radius Belokan Kabel. Instalasi lintasan kabel tidak dapat dihindari adanya konstruksi kabel membelok. Untuk menghindari deformasi isolasi kabel, radius belokan dibatasi tidak boleh terlalu kecil. Besarnya radius belokan bergantung atas jenis materi isolasinya, namun angka yang umum dipakai adalah 15 x diameter kabel : KABEL
R
X diameter kabel
50
Lanjutan 9.
4.2.
Terminasi Kabel. a. U jung kabel pada tiang atau pada gardu distribusi harus di terminasi. Pemasangan terminasi (mof) kabel harus dilakukan oleh teknisi yang bersertifikat kompetensi. K abel abel naik pada gardu distribusi atau tiang harus tegak lurus, tidak diperkenankan miring.
PHB TR
90r
51
Lanjutan
b.
4.2.
Terminasi
kabel pada PHB dis distr tribu ibusi si ha harus rus dil dilak akuka ukan n den dengan gan sep sepatu atu kabel ka bel (k (kab abel el sk skun un,, te term rmin inal al lu lug) g).. Term ermin inal al ter terseb sebut ut ha haru russ dip dipres resss dengan denga n hydr hydrauli aulicc press press.. Selan elanjutn jutnya ya permu permukaan kaan sepatu kabel diber diberii lapisan timah. Sebelum dilekatkan pada terminal P HB, rongga dalam sepatu kabel diberi timah yang dipanaskan untuk mendapatkan luas kontak yang optimal. Selanjutnya dibungkus dengan pembungkus heat shrink dengan warna sesuai Fasanya.
Permukaan sepatu kabel dilapisi timah solder s older Pembungkus / selongsong Heatshrink Leher
c.
sepatu kabel dikencangkan dengan Humanlic press
Untuk
terminasi kabel pada jaringan kabel udara dengan inti alumunium harus memakai bimetal Al Cu junction sleeve. Posisi junction sleeve tegak dengan bagian alumunium pada bagian atas, jika dipasang di udara terbuka. 52
Lanjutan 10.
4.2.
Susunan Penggelaran Susunan Penggela Peng gelaran ran Kabel. a. Jik Jika a ka kabel bel digelar digelar lebih dari satu pada parit parit yang sama, tidak tidak bol boleh eh bersentuhan. b. Jika terlalu terlalu rapat, temperatur temperatur lingkungan lingkungan akan membatasi besarnya besarnya kuat hantar arus kabel. c. PUIL mengatur jarak minimal adalah sama dengan diameter kabel. Nam amun un ko kons nstr truk uksi si ka kabel bel me meng ngat atur ur 2 X di diam amet eter er ka kabe bel. l. Ji Jika ka su sulilit t mengatur kabel tidak bersentuhan, maka dipasang bata pada titik-titik yang diperlukan, misainya pada parit belokan kabel.
D
2D
D Bata
53
Lanjutan 11.
4.2.
Konstr Kon Konstruksi struks uksii Kabel Kabel pada Tiang. a. K abel abel na naik ik pa pada da ti tian ang g pe pert rtam ama/ a/aw awal al sa salu lura ran n ka kabel bel ud udar ara a ha haru russ terlindung dari kemungkinan kerusakan mekanis. b. Pada 3 meter pertama pertama dilindungi dengan dengan pipa galvanis galvanis ukuran ukuran 3 inchi. inchi. Selanjutnya pengencangan kabel pada tiang, dengan menggunakan stainless steel strip dengan pelindung plastik untuk menjaga dari sisi tajam stainless steel strip.
54
Lanjutan 12.
4.2.
Pelaks Pel Pelaksanaan aksana anaan an Fisik Fisik Penggelaran Kabel. Dalam Dal am pela pelaksa ksanaa naan n fis fisik ik pen pengge ggelar laran an ka kabel bel per perlu lu dil dilaku akuka kan n ha hal-h l-hal al sebagai berikut : a. Persi Persiapan apan Peker Pekerjaa jaan. n. Prosedur kerja. Gambar rencana penggelaran peta dengan skala (umumnya skala 1 : 500). K oordinasi oordinasi dengan pihak terkait (izin galian dan keamanan setempat). 3. Peralatan kerja, alat kerja, dan peralatan K 3. Peninjauan lapangan. Gambar as built drawing utilitas setempat. b. Pelak Pelaksana sanaan an Penggel Penggelaran aran K abel. abel. Penandaan route/jalur route/jalur galian kabel. Pembersihan jalur galian. Pen nyunti tik kan jal alu ur ga gali lia an ti tia ap 5 met eter er untuk me men nel eliiti Pe kemungkinan adanya utilitas lain. 3, khususnya penanganan lingkungan. Penerapan K 3, Penggalian jalur kabel. Mengidentifikasi penyimpangan yang terjadi. Penggelaran kabel. kembali kondisi setempat. Pemulihan kembali 55
Lanjutan
4.2.
c. Pen Pengu guji jian an K abel. abel. Setelah digelar kabel perlu diuji tahanan isolasinya dengan megger 1 kV. Membuat Laporan. laporan dalam bentuk : Pembuatan laporan Laporan pelaksanaan pekerjaan. Berita acara pekerjaan selesai. As built drawing hasil pelaksanaan pekerjaan. 13. AlatAlat-Alat - Alat Alat Kerja
Penggelaran Kabel Bawah Tanah.
Untuk
melaksanakan penggelaran kabel diperlukan sejumlah peralatan kerja dan peralatan p eralatan K 3 sebagai berikut : a. Dong Dongkr krak ak Haspel. Haspel kabel harus didongkrak dan dijaga oleh penyangga hingga mudah diputar, sehingga kabel mudah dilepas dari haspel.
56
Lanjutan
b.
4.2.
Rol K abel. abel.
1.
Rol
kabel diperlukan untuk dudukan penarikan kabel. tidak boleh terseret pada pada tanah. 2. Terdapat 2 jenis rol : V Rol lurus/datar, untuk jalur kabel lurus. V Rol belok, untuk jalur kabel yang belok. 3. Rol kabel dipasang pada tiap - tiap 5 meter.
K abel abel
c. Pullin Pulling g Gri Grip. p. Pada saat penarikan kabel, ujung kabel dibalut dengan pulling grip. Alat ini berbentuk kaos dan makin kuat jika ditarik.
57
Lanjutan
d.
4.2.
Swivel.
Alat ini dapat berputar 360r, dig diguna unaka kan n / dip dipasa asang ng pad pada a tia tiang ng awal. Saat ditarik, kabel umumnya cenderung berputar, dengan swivel swi vel kab kabel el dap dapat at ber berput putar ar ta tanpa npa ha harus rus dip dipaks aksa a kem kembal balii pad pada a posisi semula.
e.
Winch. Winch adalah
alat untuk menarik ujung kabel (melalui tali). Gaya menarik kabel dapat diatur dengan wincher. f.
Megaphone. Meg egap apho hone ne
diguna digu naka kan n se seba baga gaii sa sara rana na pe peng nger eras as sua uara ra sa saat at penar pen arika ikan n kab kabel, el, bai baik k un untuk tuk petu petugas gas pen penar arik ik ma maupu upun n mem member berii peringatan pada lingkungan lingkungan.. g.
Lampu Unt ntuk uk
Penerangan. pen pe ner eran anga gan n sa saat at pe peng ngg gel elar aran an ma mala lam m memakai generatcr portabel.
hari ha ri..
Bias Bi asan anya ya 58
Lanjutan
h.
Lampu Peringatan. Untuk peringatan
4.2.
/ tanda bagi lalu lintas pada tempat / lokasi
penggelaran. i.
Rambu-Rambu
/ Papan Tanda Peringatan Pe ringatan.. Dite Di temp mpat atka kan n pa pada da lo loka kasi si pe peng ngge gela lara ran n se seba baga gaii ta tand nda a ad adan anya ya pelaksanaan proyek penggelaran kabel.
HATI - HATI
ADA PEKERJAAN
59
Lanjutan 14.
4.2.
Prosedur Pelaksanaan Penggelaran Kabel. Penggelaran kabel harus dilakukan dengan sangat hati-hati. K abel abel tidak bole bo leh h ber erpi pili lin n, ter ergi gila lass ken enda darraan, ata tau u kuli litt kabe bell ter erke kelu lupa pas. s. Peng Pe ngge gela lara ran n ka kabe bell ha haru russ di dila laku kuka kan n di ba bawa wah h pe peng ngaw awas asan an pet petug ugas as bersertifikat dan telah mengikuti pelatihan penggelaran kabel. Setelah perrsi pe sia apa pan n pe pen nda dah hulu lua an pros oses es pe pen ngg ggel ela aran ka kabe bell di dim mula laii da darri transportasi transporta si kabel dari gudang. a. K abel abel ha haru russ di dian angk gkut ut de deng ngan an Has aspel pel.. Ap Apab abilila a ju juml mlah ah te terb rbat atas as digulu dig ulung ng mengik mengikuti uti angka angka bai baik k den dengan gan truk truk at atau au trailer trailer.. Haspel kabel tidak boleh terbanting.
Haspel
kabel dapat didorong, arah dorongan mengikuti tanda panah pada Haspel. Permukaan jalan harus bersih dari batubatuan.
60
Lanjutan
4.2.
b. Penggel Penggelar aran an dil dilaku akuka kan n tia tiap p 1 Haspel aspel.. Pelak Pelaksana sanaan an dila dilaksana ksanakan kan setelah galian 1 Haspel (s300 m) selesai dan petugas siap bekerja. Set etel elah ah pe peke kerj rjaa aan n pe peng nggel gelar aran an pa pari ritt ga galia lian n la lang ngsu sung ng di ditu tutu tup. p. K onstruks onstruksii susu susunan nan komp komponen onen pelin pelindung dung sesu sesuai ai denga dengan n stan standard dard konstruksi yang berlaku. c. Penar Penarikan ikan kabel kabel harus dengan memakai memakai alat-alat alat-alat tarik (pulling (pulling grip, swivel, dan tali tambang), dengan susunan petugas : Supervisor. Sejumlah petugas penarik / petugas tiap - tiap 5 meter. Penari arikan kan kab kabel el ha harus rus dil dilaku akukan kan sec secara ara per perla lahan han-la -lahan han.. Pen abel ti tida dak k bo bole leh h di dira rari rik k la lang ngsu sung ng da dari ri Hasp aspel, el, na namun mun K abel harus diurai dulu, baru ditarik perlahan-lahan.
Jika kabel tanpa Haspel, diurai dari belitan kabel berbentuk angka an gka den dengan gan cara cara dig digulu ulung ng berjala berjalan n den dengan gan bantu bantuan an 2 petugas.
61
Lanjutan
4.2.
d. Pemakaian rol lurus lurus dan rol sudut. sudut. K abel a bel ti tida dak k bo bole leh h be berg rges eser er de deng ngan an ta tana nah h sa saat at di dita tari rik, k, ha haru russ diletakkan di atas rol. Jarak tiap-tiap rol 5 meter, di antara 2 rol terdapat 1 orang petugas penarik
Rol
sudut digunakan pada jalur yang membelok.
62
Lanjutan
4.2.
Untuk 1 Haspel
e.
(s300 meter) pengelaran diperlukan : Supervisor : 1 orang. Mandor : 1 orang. Petugas Pengaman : 1 orang. Pemutar Haspel : 2 orang. Pengatur K abel : 1 orang. Petu Pe tuga gass me mesi sin n pe pena nari rik k : 1 orang. Petugas pemegang kabel antara rol tarik : (dihitung tiap 5 meter). Rol gelar : tiap 5 meter
U jung
kabel. U jung kabel harus diterminasi (didop), guna mencegah masuknya air ke dalam kabel. Apabila akan akan disambung, masing-masing masing-masing kabel dilebihkan 1 meter salirg bersilang. 1
meter Dop kabel
63
Lanjutan
f.
4.2.
Lintasan
kabel pada jalan dan lain lain. Lintasan jalur kabel dapat memotong jalan raya, pintu masuk garasi, gudang, dan lain-lain. Tekanan mekanis kendaraan yang melintas melin tas meny menyebabk ebabkan an kab kabel el haru haruss dilin dilindun dungi gi efekt efektif if denga dengan n pipa pi pa bu buis is be betO tOIl Il at atau au PV PVC C te teba ball 4 mm mm2 2 (j (jen enis is M6.8) .8).. Pip Pipa a pelindung dilebihkan dilebihkan 0,5 meter kiri-kanan pipa. Lebar
jalan ±
L
meter
Buis beton L meter 0,50
mtr
Pondasi bangunan
0,50
m
Lebar
pondasi -
L
0,50
m
50
cm
Buis beton 64
Lanjutan
4.2.
Pada
umumnya pipa buis beton dipasang sebelum penggelaran kabel ka bel unt untuk uk mem memuda udahk hkan an pen penar arika ikan n ka kabel bel pad pada a bui buiss bet beton, on, bagian dalam beton dipasang kawat penarik. U jung pipa harus ditutup untuk mencegah kemasukan kotoran atau binatang.
Permukaan jalan
0,5
m
0,5
m
Kawat Penarik Pipa beton / buis beton
Tutup pipa
65
Lanjutan 15.
4.2.
Pengamanan Lingkungan. Tidak bisa dihindarkan saat penggalian akan ditemukan utilitas - utilitas lain yang perlu penanganan, untuk menghindari rusaknya utilitas-utilitas tersebut. Demikian pula dengan jalan keluar masuk pintu rumah / garasi. a. Pi Pint ntu u Masuk Rumah / Garasi. Jika lebar garasi cukup panjang dan keluar masuk kendaraan berat ber at,, ja jalu lurr ka kabel bel ha haru russ di dipa pasa sang ng bu buis is be beto ton, n, se seba baga gaim iman ana a persya per syarat ratan an pad pada a cr cross ossin ing g ja jala lan. n. Unt ntuk uk ga gara rasi si ke kece cel, l, ha haru russ dipa di pasa san ng jem emba bata tan n pa papa pan n / ba ballok ata tau u pl pla at ba baja ja,, gu gun na memudahkan keluar masuk kendaraan roda dua. Pela laks ksan anaa aan n Pe
pengam peng aman annn nnya ya pemasangan alat pengaman.
adal ad alah ah
peng pe ngga gali lian an
lang la ngsu sun ng
Rumah penduduk
Jembatan kayu, plat besi Galian kabel 66
Lanjutan
b.
4.2.
K abel, abel,
Pipa Air, Pipa Gas. Dua kondisi yang akan ditemukan, yaitu : Jalur utilitas sejajar dengan jalur galian. Jalur utilitas memotong jalur galian. Harus dijaga adalah kondisi konstruksi utilitas-utilitas tersebut tidak boleh diubah. Secara fisik harus digantung dengan tali / sejenisnya. K hususnya hususnya pada titik sambung pengamanan harus kokoh.
Mof kabel listrik operasi Kabel Operasi 67
Lanjutan
4.2.
husus K husus
pipa gas pipa gas,, sel selai ain n dig digan antun tung g ju juga ga har harus us dit ditopa opang ng dar darii bawah, terutama pada titik sambung (joint socket).
Sambungan pipa gas, air (joint socket Kayu penyangga
68
Lanjutan
4.2.
enye yebe bera rang ngii Men
pipa,, ka pipa kabe bell op oper eras asio iona nall ya yang ng su suli litt di diub ubah ah posisinya, kabel baru digelar di bawah utilitas yang ada.
Kabel baru
Utilitas existing
D D
D
69
Lanjutan 16.
4.2.
Lintas Lin Lintasan tasan an Saluran Salura Sal uran n Air Air dan Sungai. a. Pen Pengg ggel elar aran an ka kabe bell ya yang ng me melilint ntas asii su sung ngai ai pa pada da um umun unya ya te ters rsed edia ia jembatan kabel pada kanal UNP 15 yang saling ditangkupkan. b. Setela etelah h selesa selesaii penem penempata patan n kan kanal al UNP bag bagia ian n at atas as dit ditan angku gkupka pkan n pada bagian bawah. c. Untuk pengencangan dilakukan dilakukan dengan sistem mur baut, atau dilas. L as
L as M ur
d.
baut
Sem emen enta tara ra
lintas lint asan an ka kabel bel pa pada da sa salu lura ran n air ke keci cill dapa dapatt di dila laku kuka kan n dengan cara memasukan kabel dalam pipa beton di bawah dasar Saluran air saluran air.
Pipa Beton
70
Lanjutan 17.
4.2.
Perlin Per Perlintasan lintas tasan an Kabel Kabel dengan Pondasi dan Rel Kereta. a. Perlintasan dengan Pondasi. K abel abel yang digelar minimal berjarak 50 cm, namun untuk pondasipondasi bangunan besar yang berjarak kurang dari 50 cm, kabel harus dimasukkan dimasukkan dalam pipa. D lebih besar dari 50 cm D Pipa beton
D Pondasi D lebih l ebih kecil dari 50 cm abel K abel
71
Lanjutan
4.2.
b. Perli Perlintas ntasan an denga dengan n Rel K ereta. ereta. Perlintasan rel kereta, harus di lakukan dengan sistem boring, memakai pipa gas. Pelak aksa sana naan an pem pembo bora ran n bi bias asan anya ya di dila laks ksan anak akan an ol oleh eh te tekn knis isii Pel perusahaan kereta api.
2 mtr 2 mtr
2 mtr
Pipa gas diameter 4 inchi
72
Lanjutan 18.
4.2.
Konstruksi Terminasi Konstruksi Terminasi Kabel pada PHB. K abel abel teg tegan angan gan re renda ndah h dim dimula ulaii dar darii Per Perlen lengka gkapan pan Hub ubun ung g Ba Bagi gi da dan n K endali endali (PHB) serta berakhir pada PHB juga atau terminasi pada tiang. a. K onstruksi onstruksi terminasi terminasi kabel pada PHB. Terminasi kabel harus sepatu kabel. Sebelum sepatu kabel diikat pada PHB, permukaan sepatu kabel harus dilapisi oleh lapisan anti oksidasi yaitu timah Demikian pula pada bagian inti kabel yang berada di dalam sepatu kabel, harus diberi timah (dipanaskan hingga cair). Ji Jik ka ka kabe bell de den nga gan n inti Permukaan dilapisi timah solder aluminium, sepatu kabel harus ha rus dar darii jen jenis is Bim Bimeta etall Bagian dalam dimasukkan Al-Cu. timah cair
Joint hydraulic press
73
Lanjutan
b.
4.2.
K onstruksi onstruksi K abel abel Naik
pada Tiang. Instalasi kabel naik / turun pada tiang harus dilindungi ± 3 meter dari permukaan tanah dengan pipa galvanis berukuran minimal 3 inchi. Sementara pada bagian di atas 3 meter dapat diikat dengan stainless steel strip atas double collar terbuat dari besi galvanis. Pipa stainless harus dilindungi dengan pipa plastik khusus, guna mencegah kerusakan kulit kabel. ambun ungan gan ka kabel bel den dengan gan sa salur luran an uda udara ra twi twiste sted d ca cable ble ha haru russ Samb memakai joint sleeve bimetal Al-Cu. Bagian Alumunium harus ada di atas bagian Cu. Kabel Twisted
Tiang awal Bimetal jointsleeve Hydraulic press Selongsong pelindung (ciut panas) 74
Lanjutan 19.
4.2.
Pembumian. a. K abel abel tanah yang mempunyai perisai baja (misalnya NY FGb FGb Y ) pada bagian terminasi di P HB / Gardu harus dibumikan. b. Pengh Penghant antar ar pembu pembumian mian memakai kabel anya anyam m dihu dihubun bung g lang langsun sung g dengan sistem pembumian gardu atau P HB.
Dihubungkan ke Terminal pembumian Pita tembaga 75
Lanjutan 20.
4.2.
Perlen Per Perlengkapan lengka gkapan pan Hubung Hubung Bagi. a. Perlen Perlengkap gkapan an Hubu ubung ng Bag Bagii mer merupa upaka kan n kom kompon ponen en / per perlen lengka gkapan pan utama pada saluran kabel bawah tanah. b. Fun Fungsi gsi Perlen Perlengkapa gkapan n Hubung Bagi adalah : Titik awal saluran kabel bawah tanah. Titik distribusi / Tee - OFF untuk saluran kabel atau sejumlah saluran kabel. Fasilitas yang memudahkan pencarian gangguan kabel. c. Ins Insta talas lasii ter termin minasi asi kab kabel el pad pada a Per Perlen lengka gkapan pan Hub ubun ung g Ba Bagi gi ha haru russ memak mem akai ai sep sepatu atu kab kabel, el, den dengan gan ket ketent entuan uan seb sebaga agaima imana na sub 2.18. K abel abel masing-masing Fasa tidak boleh saling mengikat (terpuntir), harus rata dan tegak lurus 90° pada garis mendatar PHB. PHB Pasangan luar
Kabel bawah tanah 90r
Elektroda pembumian
76
4.3.
KONSTRUKSI SALURAN UDARA TEGANGAN RENDAH
a Pada pembahasan ini tidak diuraikan mengenai konstruksi saluran udara yang
memakai memak ai pen pengha ghanta ntarr tak ber beriso isolas lasii (BC - Bar Bare e Con Condu ducto ctor) r),, na namu mun n ha hany nya a membahas konstruksi dengan kabel udara berpilin ( Twisted Cable - lnsulated Bundle Conductor - Preassembled Bundle Conductor) Conductor).. Pada da a Pa
kon onst stru ruk ksi sa sallur ura an uda darra se seba baga gaim ima ana di dije jela lask ska an pa pada da ura raia ian n pendahuluan.. dikenal konstruksi saluran udara : pendahuluan 1. K onstruksi onstruksi Dead End, yaitu konstruksi memakai klem jepit jenis strain clamp dengan atau tanpa jangka putar (span skrup - turn buckle). 2. K onstruksi onstruksi Suspension, yaitu konstruksi memakai klem jepit tipe gantung / suspension clamp. 3. K onstruksi onstruksi Topang Tarik (Guy Wire - Trekskur). 4. K onstruksi onstruksi Pembumian. 5. K onstruksi onstruksi Topang Tekan (Drugskur - Stake Pole).
a K onstruksi onstruksi ini dipakai pada tiang awal / akhir, penyangga / tiang tengah, tiang
sudut, atau tiang seksi. a Sebelum uraian mengenai konstruksi ini, akan diuraikan lebih dahulu mengenai
komponen utama dan pendukungnya pendukungnya.. 77
Lanjutan 1.
4.3.
Tiang Penyangga. a. Jenis tiang tiang yang dipakai dipakai adalah tiang baja baja atau tiang beton dengan dengan tinggi tiang 7 meter atau 9 meter. b. Tia iang ng sa salu lura ran n ud udar ara a te tega gang ngan an me mene neng ngah ah ju juga ga di dipa paka kaii se seba baga gaii ti tian ang g konstruksi saluran saluran tegangan rendah (under built). c. Ikata Ikatan n konstruksi konstruksi saluran saluran udara dipasang dipasang pada mini minimal mal 10 cm dari ujung tiang bagian atas. 10
cm Ikatan konstruksi jaringan/ ikatan pole braket
d. Pada Pada uj ujun ung g tia tiang ng ter terdap dapat at lub luban ang-l g-luba ubang ng un untuk tuk pem pemasa asanga ngan n mem memaka akaii sistem mur - baut. e. K ekuatan ekuatan tarik tiang distandarisir 160 daN, 200 daN, 350 daN, dan 500 daN ( 1 daN = 0,98 kg gaya). f. Umumnya sudah jarang tiang dengan kekuatan 800 da N dan 1.200 daN. 78
Lanjutan
g.
4.3.
Untuk
maksud-maksu maksud-m aksud d pema pemasang sangan an insta instalasi lasi pembu pembumian mian,, didesa didesain in tian tiang g dengan den gan pen pengha ghant ntar ar pem pembu bumia mian n (BC 50 mm2 mm2)) pad pada a bag bagia ian n dal dalam am dan terminal 1 Baut pada ujung-ujung tiang dan pada titik 1 /5 panjang tiang dari ujung bagian bawah. Tiang diberi tanda.
K ode ode
tiang dengan instalasi pembumian h. lkatan lkatan penghanta penghantarr pembumian pembumian dari elektroda elektroda pembumia pembumian n harus memakai memakai sepatu kabel dari jenis tembaga. Sebelum dilekatkan harus dibersihkan dari karat dan kotoran. lkatan saluran udara (penghantar netral) harus memakai sepatu sep atu ka kabel bel jen jenis is bim bimeta etal. l. Sebe ebelu lum m dil dileka ekatka tkan, n, ked kedua ua sepa sepatu tu ter terseb sebut ut harus diberi lapisan timah solder (untuk mencegah oksidasi). 79
Lanjutan 2.
4.3.
Penghantar. a. Penghantar salutan udara udara saat ini secara luas luas dipakai adalah dari jenis kabe ka bell ber berpi pililin n (I (Ins nsul ulat ated ed Bu Bund ndle le Co Cond nduc ucto torr-Pr Prea eass ssem embl bled ed Bu Bund ndle le Conductor) atau TIC (Twisted Insulated Concductor) atau L VTC (Low Voltage Twisted Conductor) Conductor).. Fasa
Neutral
3 X 35 mm2
54,6 mm2
3 X 50 mm2
54,6 mm2
3 X 70 mm2
54,6 mm2
b. Inti kabel dari jenis alum alumunium unium murni, murni, semen sementara tara penghanta penghantarr netra netrall dari da ri je jeni niss al alme mele lec/ c/al alum umun uniu ium m al allo loy. y. Pe Peng ngha hant ntar ar ne netr tral al be berf rfun ungs gsii sebagai penggantung kabel-kabel Fasanya Fasanya.. c. Nomenlaktor kabel tertulis (3 X 70 + N) mm2 80
Lanjutan 3.
4.3.
Stainle Sta Stainless inless ss Ste Steel el Strip dan Stopping Buckle. a. Stainless steel strip adalah pelat baja stainless tipis, digunakan sebagai pengikat komponen-komponen konstruksi konstruksi pada tiang. b. Pemak Pemakaian aiannya nya dibeli dibelitkan tkan pada tian tiang, g, kemu kemudian dian dima dimatikan tikan ikatannya ikatannya dengan stopping buckle. c. Rata-rata pemakaian stainless steel adalah 0, 75 meter untuk tiap-tiap satu ikatan / satu stopping buckle.
2,5 cm
Stainless steel strip
Stoping
buckle
d. Apabil Apabila a sta stainl inless ess ste steel el str strip ip dig digun unaka akan n un untuk tuk me mengi ngikat kat kab kabel el day daya a (power cable) pada tiang, misalnya kabel catu daya jaringan (onsujk kabel), harus dilapisis dengan plastik tape agar kabel tidak luka. 81
Lanjutan 4.
4.3.
Link. a. Link (= ling) adalah besi bulat diameter 6 mm galvanis berbentuk segiempat ukuran ukuran 3 x 3 cm dan 3 x 6 cm. b. Fungs Fungsii lin link k ada adalah lah un untuk tuk mem memper perku kuat at ika ikatan tan sta stainl inless ess ste steel el pad pada a tiang. Umumnya untuk ikatan kabel, pipa galvanis pada tiang.
T iang Stainless L ink Link
abel K abel
82
Lanjutan 5.
4.3.
Pole Bracket. a. Pole bracket merupakan komponen saluran udara udara pada tiang. tiang. Terbuat dari alumunium alloy atau baja galvanis. b. Dua jenis pemakaian pemakaian pole bra bracket cket,, untu untuk k tian tiang g uju ujung ng (awal, akhir), akhir), tiang sudut dengan sudut lintasan di atas 30°, tiang siku 90°, dan untuk tiang tengah dengan sudut lintasan 30°. K edua edua pole bracket ini berbeda pada panjangny panjangnya. a. c. Beban maksimum maksimum yang yang dapat ditahan ditahan oleh pole bracket adalah : F 500 daN arah vertikal (ke bawah). F 1.000 daN arah horizontal. F antara 200 daN dan 500 daN arah longitudinal.
83
Lanjutan 6.
4.3.
Suspens Sus Suspension pensio ion n Clamp Clamp (Klem Gantung). a. Sus uspe pens nsio ion n cl clam amp p at atau au kl klem em ga gant ntun ung g be berf rfun ungs gsii un untu tuk k me meng ngik ikat at penghantar netral kabel twisted. b. Suspension sendiri digantung digantung pada pole bracket tiang tengah. c. Suspension clamp terbuat dari bahan alumunium alloy. d. Penghanta Penghantarr netral diletakkan pada suspension, suspension, kemudian kemudian dijepit oleh klem jepitnya (locker). e. Suspension clarnp clarnp dapat dipakai untuk sudut lintasan s.d. 30°.
84
Lanjutan 7.
4.3.
Strain Clamp ( Klem Penjepit). a. Stra train in cla clamp mp dig digun unaka akan n un untuk tuk men menje jepit pit pen pengh ghan anta tarr net netra rall kab kabel el twisted pada : Tiang awal / akhir. Tiang sudut lintasan di atas 30°. be sarnya penampang saluran). Tiang seksi (untuk pergantian besarnya b. Bagian dari strain strain clamp clamp adalah adalah : Strain clamp terbuat dari alumunium alloy lem jepit terbuat dari plastik keras. K lem awat baja galvanis untuk menggantung strain clamp pada pole K awat bracket.
85
Lanjutan 8.
4.3.
Plastik Strap. a. Pla Plasti stik k Str trap ap at atau au pl plas asti ticc ti ticc at atau au ri rins ns pl plas asti tik k di digu guna naka kan n un untu tuk k mengikat kabel twisted pada tiang penyangga. b. Plastik strap berwarna berwarna hitam, bagian bagian kepala berlubang berlubang dan bergerigi, pada bagian ujung (ekor) lurus rata. Bagian ekor dimasukkan pada bagian kepala yang berlubang.
Plastik strap
86
Lanjutan 9.
4.3.
Pipa PVC Diameter 3 inchi dan Insu Insulat Insulating lating ing TIP. a. Pip Pipa a PVC PVC type type - 1 (tebal 2 mm) sepanjang 60 cm digunakan sebagai pelindung kabel twisted pada tiang akhir. b. Fungsinya sebagai pelindung mekanis. c. Pipa PVC diikatkan diikatkan pada tiang dengan menggunak menggunakan an stainless stainless steel strip dan link.
Pipa pelindung
Insulating tape (Heatshrink)
d. U jung-ujung penghantar dimasukkan di dalam pipa PVC. Selanjutnya dido di dop p den denga gan n se selu lubu bung ng PV PVC C / In Insu sula lati ting ng Tip, gun guna a men menghi ghinda ndari ri terjadi hubung singkat antar Fasa. e. U jung - ujung penghantar dipasang berderet dengan beda jarak 2 cm. 87
Lanjutan
4.3.
10.
Joint Sleeve. a. Join Jointt sleev sleeve e ata atau u jun junctio ction n sleev sleeve e digu digunak nakan an unt untuk uk peny penyambu ambungan ngan kabel secara lurus. Joint sleeve slee ve terbuat dari alumunium murni. b. Peng Pengenca encangan ngan joint joint sleev sleeve e pada inti kabel harus harus dila dilakukan kukan dengan Hydraulic Press. Setelah tersambung, dibungkus dengan pelindung ciut panas (Heatshrink Plastic Cover). c. Pada bagian bagian dalam joint joint sleeve terdapat terdapat pelumas/grease pelumas/grease.. Sebelum diperg dip erguna unaka kan, n, bag bagia ian n bib bibir ir joi joint nt sl sleev eeve e dil dilapi apisi si pel pelum umas. as. Hal ini untuk mencegah air masuk sambungan. d. Peng Pengguna gunaan an Hydraulic Press harus mengikuti tanda-tanda / nomor urut permukaan.
11.
Konektor Fasa. a. K onektor onektor atau Connector dipakai untuk hubungan - T (TCC - OFF Joint). Untu ntuk k hu hubu bunga ngan n T - OFF pa pada da jaring nga an uta tam ma ti tida dak k dugunakan jenis piercing, namun yang dipakai adalah jenis H - type connector. b. Untuk memasang konektor jenis ini, kulit kabel harus dikupas dulu, kemudi kem udian an dik dikenc encan angka gkan n den dengan gan Hydr ydrau aulic lic Pre Press. ss. Selanjutnya dibungkus dengan pelindung Heat Shrink. 88
Lanjutan
4.3.
12.
Tensi Te Tension nsion on Joint Joint. a. Tension joint atau selongsong mek eka anis digunakan untuk penyambun penya mbungan gan pengh penghanta antarr netr netral. al. Mengin engingat gat peng penghant hantar ar netra netrall berfungsi sebagai pemikul beban mekanis, harus dipergunak dipe rgunakan an joint sleeve khusus. b. Untuk menda mendapatk patkan an keam keamanan anan kons konstruk truksi, si, sebai sebaiknya knya pengh penghanta antarr netral tidak disambung di tengah, namun disambung pada tiang saja sa ja de deng ngan an ko kons nstr truk uksi si st stra rain in cl clam amp p ga gand nda. a. Sambu ambungan ngan dapat dilakukan dengan joint sleeve untuk penghantar Fasa.
13.
Turn Buckle (Span Schrof). a. Turn bucke atau span schrof atau jangkar putar digunakan pada konstruksi kawat penegang. b. Berfungsi untuk mengencangka mengencangkan n tarikan tarikan kawat. c. Turn buckle juga dipakai pada konstruksi ikatan kabel twisted pada strain clamp. d. Mat ater eria iall tu turn rn bu buck ckle le te terb rbua uatt da dari ri bes besii ga galv lvan anis is ST 52 de deng ngan an breaking capacity capacity di atas 2.000 daN, dengan ukuran : Panjang L Breaking Capacity L= 180mm 2.400 daN 6.150 daN m=200mm 12.600 daN H=215 mm
89
Lanjutan
4.3.
14.
Bimetal Joint Sleeve. a. Bi Bime meta tall jo join intt sl slee eeve ve ad adal alah ah se selo long ngso song ng sa samb mbun unga gan n de den nga gan n konstruksi 2 Jenis logam alumunium dan tembaga. b. Selongsong sambungan ini dipakai untuk sambungan penghantar alumunium alumuniu m dan tembaga pada : g ardu. Sambungan kabel daya dari gardu. Sambungan T - OFF dengan kabel pelanggan. Sambungan dengan penghantar pembumian. c. Pengencanga Pengencangan n sambunga sambungan n dilakukan dengan Hydraulic Compression Joint. Pemakaian pelumas tetap diperhatikan khususnya pada sisi logam log am al alum umuni unium. um. Set etel elah ah sel seles esai ai pe peng ngen enca cang ngan an,, di dibu bun ngk gkus us dengan pelindung heatshrink (heatshrinkable cover). d. K onstruksi onstruksi posisi bimetal adalah untuk pasangan luar logam Al pada pada posisi di atas logam tembaga.
15.
Elektroda Pembumian. a. Elek Elektroda troda Pembumi Pembumian an atau ROD Earthing atau batang pembumian digunakan sebagai elektroda pada sistem pembumian penghnatar netral. b. Terbuat dari carbon steel dan dilapis dengan electrolytic cathode copper (lapisan tembaga). 90
Lanjutan 16.
4.3.
Kawat Baja ( Steel Wire) a. Pada saluran saluran udara, kawat kawat baja galvanis galvanis digunakan pada konstruksi guy (topang tarik). b. Ukuran yang dipakai adalah :
Penampang
Beban Maksimum
c.
Material
Kecil
Sedang
25 mm2
50 mm2
1.870
daN
3.280 daN
steel wire, stranded 7 wire
91
Lanjutan 17.
4.3.
Insula Ins Insulator ulator tor Guy (TOEI - Insulator). Isolator berbentuk telor atau belimbing digunakan pada konstruksi guy. Fungsinya untuk mencegah adanya arus bocor, yang mungkin mengalir dari jaringan melalui kawat topang tarik.
L ubang
Isolator 92
Lanjutan 18.
Terminati Term Terminating inating ng Thimble Thimble. ikatannya. Sebagai alas pengikat antara kawat tarik (guy wire) dengan ikatannya.
19.
End Preformed.
4.3.
End preformed kawat spiral galvanis digunakan pada konstruksi guy wire, untuk ikatan pada span schrof / turn buckle, guy insulator, anker tanah (atau rod). 93
Lanjutan 20.
4.3.
Stay Rod ( Angker Angker Tanah). a. Sta tay y ro rod d di dipa paka kaii pa pada da ko kons nstr truk uksi si gu guy y (t (top opan ang g ta tari rik) k),, se seba baga gaii pemegang kawat tarik ke tanah. b. Stay rod dilengkapi dengan stay block. c. Stay rod terbuat dari baja solid Q 24 - 24 daN / mm2. Klasifikasi Light
-
Medium
L
-
M
Panjang
Diameter
2,2 m
12
2,5 m
22 mm2
mm2
Stay Block 50 X 50 X 2 cm 60
X 60 X 6 cm
Stayblok 94
Lanjutan 21.
22.
4.3.
Termi Ter Terminating minat nating ing Clam Clam (U - Clamp). a. Terminating clamp, U-clamp atau schackle clamp terbuat dari baja galvanis ST-57 berbentuk U. b. Dig Digun unaka akan n un untuk tuk kon konstr struk uksi si ika ikatan tan kaw kawat at tar tarik ik pad pada a tur turn n buc buckle kle,, guy insulator, insulator, stay rod, jika tidak tersedia materi end e nd preforrned.
Pipa Galvanis. a. Pipa Pipa ga galv lvan anis is seb sebag agai ai pe pelilind ndun ung g pe peng ngha hant ntar ar pe pemb mbur urni nian an da dan n pelindung kawat kawat tarik pada ikatan stay rod konstruksi guy wire. b. Ukuran yang dipakai pada umumnya adalah pipa dengan diameter 2 inchi. 95
4.4.
KONSTRUKSI LENGKAPAN SALURAN UDARA TEGANGAN RENDAH (POLE TOP CONSTRUCTION)
Uraian-uraian
konstruksi lengkapan saluran udara tegangan rendah berikut adalah uraian mengenai konstruksi konstruksi lengkapan pada tiang (Pole Top Construction). K elengkapan elengkapan konstruksi tiang adalah kelengkapan utama dan dengan nama-nama yang umum dikenal sebagai berikut : 1.
K onstruksi onstruksi Dead End ( DE ). K onstruksi onstruksi ini dipakai pada
tiang ujung, tiang awal, tiang seksi, dan tiang sudut dengan lintasan lintasan lebih besar dari 30°. 2. K onstruksi onstruksi Adjustable Adjustable Dead End ( ADE ). a. K onst o nstrruksi in inii ad ada ala lah h va vari ria an da darri kon onst strruksi De Dea ad End de den nga gan n kelengkapan tambahan tambahan turn buckle / span schrof. b. K onstruksi onstruksi Dead End dipakai pada tiang awal dan konstruksi adjustable Dead End pada tiang ujung lainnya. c. Ikatan konstruksi DE dan ADE pada tiang awal dan ujung memakai stainless steel atau baut M 50 galvanised. 3. K onstruksi onstruksi Suspension. a. K onstruksi onstruksi suspension dipakai dipakai pada tiang tengah. b. Bentuknya adalah sedemikian rupa sehingga dapat dipakai untuk sudut lintasan saluran c. udara sampai 30°. d. Ikatan konstruksi ini (pole bracket) dapat memakai stainless steel strip atau ata u mem memaka akaii bau baut t M 50 gal galva vanis nis pad pada a lub luban ang-lu g-luban bang g kon konstr struks uksii di ujung tiang.
96
Lanjutan
4.
4.4.
K onstruksi onstruksi
Dead End pada Tiang U jung. a. K onstruksi onstruksi Dead End pada tiang ujung dilengkapi dengan pipa PVC, sebag seb agai ai pel pelin indu dun ng me meka kani niss uj ujun ung-u g-uju jung ng pen pengh ghan anta tarr (B (Bun undl dle e en end d constructions). b. Ins Insula ulatin ting g TlP digunakan sebagai pelindung elektris. 5. K onstruksi onstruksi Pembumian. Sesu esuai ai den dengan gan Pri Prinsi nsip p Pem Pembum bumia ian n TN - C ( PNP - Pe Pent ntan anah ahan an Netral Pembumian Pembu mian), ), peng penghant hantar ar netra netrall dibum dibumikan ikan tiap 200 meter (ket (ketentua entuan n PUIL) atau ± tiap 5 gawang. 6. Terminasi. a. Sambungan kabel daya (Power Cable - Opstijg K abel) abel) dari gardu atau ke pelanggan disambung ke saluran udara dengan memakai Compression Bimetal Joint Sleeve (jika kabel dengan d engan penghantar jenis tembaga. b. Pl Plas asti tik k he heat atsh shri rink nk di dipa paka kaii se seba baga gaii pel pelin indu dung ng el elek ektr tris is da dan n pel pelum umas as / grease sebagai peLindung terhadap udara lembab. 7. Sambungan dan Sadapan (Joint and Tap). a. Sam ambun bungan gan an antar tar kab kabel el twi twiste sted d (ITC) mem memaka akaii jo joint int sle sleeve eve (j (jun uncti ction on sleeve) terbuat dari alumumin alumuminium ium murni. b. Pen Pengen genca canga ngan n sam sambun bungan gan mem memaka akaii hy hydra drauli ulicc com compre pressi ssion on.. SebeLum dike di kenc ncan angk gkan an / di dipr pres, es, ba bagi gian an da dala lam m se selo long ngso song ng jo join intt sl sleev eeve e ha haru russ dilapisi pelumas / grease ( gemuk). 97
Lanjutan
4.4.
c. Bagian Bagian inti penghantar penghantar sebelum sebelum dimasukk dimasukkan an dalam selongsong selongsong harus harus disikat dengan sikat kawat dulu. d ulu. d. Untuk konstruksi sadapan (pencabangan, TEE - OFF), dipakai konektor type H. Isolasi kabel harus dikupas di kupas dulu dan permukaan inti kabel harus disik dis ikat at kaw kawat at.. Sel elan anju jutn tnya ya ko kone nekt ktor or di ditu tutu tup p de deng nga an se selu lubu bung ng / heatshrink. Setel etelah ah dip dipan anask askan, an, kem kemudi udian an dip dipres resss den dengcn gcn hy hydra draul ulic ic compression. 8. Topang Tarik (Guy Wire / Trek Schor). a. Pemakaian guy wire wire ( trek trek schor) schor) dipakai pada posisi tiang-tiang sudut, tiang awal / akhir, sehingga dapat menghemat biaya pemakaian tiang yang mempunyai kekuatan besar. b. Terdapat tiga jenis konstruksi guywire : Down Guy Wire, yaitu guy wire yang langsung mengarah ke bumi (down guy wire). orizonta ntall Guy Wire ire,, den denga gan n kon konstr struks uksii tia tiang ng pen penopa opang ng bar baru u Horizo kemudian ke bumi. ontra Mast), yaitu konstruksi guy wire antar lnterpole Guy Wire (K ontra tiang ujung dari tiang akhir saluran yang berbeda. Gambar konstruksi s.d. butir 8 dapat dilihat pada lampiran. 98
4.5.
PENARIKAN PENGHANTAR SALURAN UDARA
a
Penarik Penar ikan an pen pengh ghan anta tarr ka kabe bell tw twis iste ted d (s (str trin ingi ging ng)) di dila laks ksan anak akan an set setel elah ah selesainya konstruksi lengkapan tiang (Pole Top Construction).
a
Di dalam proses penarikan (stringing) kabel twisted tidak boleh ditarik di atas benda ben da ker keras as (be (besi) si),, tan tanah ah ber berbat batu, u, per permu mukaa kaan n asp aspal/ al/ja jalan lan,, ka karen rena a bis bisa a merusa mer usak k iso isolas lasiny inya. a. Ole Oleh h kar karena enanya nya kab kabel el ha haru russ dit ditari arik k di at atas as rol ta tarik rik (stringing block) yang dipasang pada tiap-tiap tiang.
a
Penari Pena rika kan n ha haru russ di dila laku kuka kan n de deng ngan an al alat at ba bant ntu u al alat at-a -ala latt pe pena nari rik k da dan n penegang. Besarnya gaya tarik juga ditentukan guna menghindai putusnya kabel.
a
Pada saat proses penarikan sejumlah penyangga akan mngalami gaya-gaya mekanis di luar daripada gaya-gaya mekanis dan berat kabel sendiri. Oleh kare ka rena nany nya a se seju juml mlah ah ti tian ang g (t (tia iang ng aw awal al,, ti tian ang g ak akhi hir, r, ti tian ang g su sudu dut) t) di dibe beri ri tambahan topang tarik sementara.
a
Men engi gin nga gatt
penari pena rika kan n ka kabe bell ka kada dang ng-k -kad adan ang g haru haruss me men nga gatu turr ko kond ndis isii lendutan/sag, dll maka pemakaian mesin penarik tidak dianjurkan. Peralatan CAPST AN unt ntuk uk du dudu duka kan n ta talili pen penar arik ik da dapa patt me memp mper ermu muda dah h pek peker erja jaan an penarikan. 99
Lanjutan 1.
4.5.
Peralatan Kerja. a. Transportasi K abel abel Trailer. Berbeda dengan kabel tanah, kabel twisted tidak wajib diangkut dengan Haspelnya. K abel abel dapat digulung 3 60r dengan diameter lingkaran tidak kurang dari 1 meter, jika tidak memakai haspel.
b.
Stringing
Block. Stringing block adalah rol gantung, dipasang pada tiap-tiap tiang. K abel abel twisted diletakkan di atas block. 1. 1
a1
3
2. 3.
2
4
a2
4.
Pole bracket Stringing block Kabel twisted. Tongkat Pengukur sag
a1 + a2 minimal 60 cm 100
Lanjutan
c.
4.5.
Tension
Device (Takel Tangan I Ratchet Tackle). Alat ini digunakan untuk menarik kabel, dipasang antara tiang dan comealong.
d. Comealon Comealong. g. ge rakan Alat ini dipakai untuk menjepit tali penarik kabel. Dengan gerakan tens te nsio ion n de devi vice ce / ta take kell ta tang ngan an,, je jepi pita tan n co come meal alon ong g me memb mbuk uka a menutup mengikuti irama gerakan takel tangan. Comealong dipasang sesudah takel. e.
Swivel.
Alat ini berbentuk seperti anting-anting, dapat berputar 380°. Swivel dipasang dipas ang sesu sesudah dah com comealon ealong g unt untuk uk men menghin ghindari dari teru terurain rainya ya kabel akibat kabel berputar be rputar (melintir). Pull grip 360r 360r
Comealong 101
Lanjutan
4.5.
f. Dinamo Dinamomet meter. er. a. Gu Guna na me men ngu guk kur bes esa arn rny ya ga gaya ya tarik saat menarik kabel, dipasang dinamometer. b. Dina Dinamomet mometer er dipas dipasang ang anta antara ra tiang tiang pengikat dan swivel.
g. Pulling Pulling Grip. K aus aus penarik kabel. K a aus us ini akan mengecil dan menarik kabel jika tali penarik ditarik.
h. Capstan. Capstan. Capstan dipergunakan jika tidak memakai alat penarik mesin winch. Fungsi Capstan ada dallah untuk bel eliitan kabel pen ena arik, untuk meringankan, meringanka n, menahan / melepas kabel penarik. i.
Tali
Penarik. Tali yang digunakan adalah kawat baja atau tali manila henep kelas 1. 102
Lanjutan 2.
4.5.
Prosedur Penarikan Kabel Udara. Prosedur penarikan penarikan kabel udara dilakukan dengan 2 cara : Proses Penarikan Proses Pengaturan Sag (Lendutan). a. Proses Penarikan
1
2
Arah tarikan
3
Tiang awal 3 1
2
4
3
5
Tiang akhir
Tiang tengah 3
6
4 5 6
K eterangan: eterangan: 1. Haspel kabel + Trailer 2. K abel twisted 3. Stringing block
Pulling g gr grip ip 4. Pullin Kawat at pen penar arik ik 5. Kaw Mesin sin penar penarik ik. 6. Me 103
Lanjutan
4.5.
Pada
tiang awal dan akhir terpasang stringing block dan konstruksi dead end clamp. Pada a tia tiang ng ten tengah gah tel telah ah ter terpas pasan ang g str string inging ing blo block ck da dan n kon konstr struk uksi si Pad suspension clamp. Pada saat penarikan, kabel tidak boleh terseret di atas kayu, tanah keras/berbatu, pagar besi, kabel listrik / telepon. Jika a pen penar arika ikan n tel telah ah set setesa esai, i, an andon dongan gan ka kabel bel dia diatur tur pa pada da tia tiap-t p-tiap iap Jik gawang, panjang diperkirakan cukup untuk pengaturan andongan / sag. encangkan / ikatkan kabel pada tiang akhir dengan dead end clamp, K encangkan sisakan 1 meter. Penarikan selesai. b. Proses Pengen Pengencan cangan. gan. Pada proses ini dilakukan pengaturan sagging / lendutan. Papan an bid bidik ik len lendut dutan an dip dipasa asang ng pad pada a tia tiap-ti p-tiap ap tia tiang ng ata atau u pad pada a Pap tiap-tiap tiang dan telah terpasang sesuai dengan jarak lendutan yang ditentukan (minimal 60 cm pada jarak gawang 40 meter). 104
Lanjutan 2 3
4.5.
2
a
a
a
1 1
K eterangan: eterangan:
Papan bidik berjarak a meter sesuai tinggi lendutan yang diperlukan (minimal 60 cm pada jarak gawang 40 meter). Pole bracket ( dead end atau suspension). K abel abel twisted. a
35m
Tinggi
a
40m
a
43m
a
37m
sag (lendutan) harus sama walaupun jarak gawang berbeda. 105
Lanjutan
4.5.
c. Prosedur Prosedur Pengen Pengencan cangan gan : 1. Pasang peralatan pada tiang tiang awal dengan urutan urutan sebagai sebagai berikut :
Pulling grip 2
1
3
4
5
K eterangan: eterangan:
1. Tiang
2. 3. 4. 5.
awal. Dinamomet Dina mometer. er. Takel tangan ( ratened tackle). Comealon Come along. g. Swivel.
106
Lanjutan
2.
4.5.
Masukkan
kabel twisted ke dalam jepitan comealong. Jika ruang jepitan comealong terlalu kecil, ikat dulu kabel dengan tali manila secukupnya, masukkan masukkan ke dalam jepitan comealong. 3. Ger Geraka akan n tak takel el ta tanga ngan n un untuk tuk men menari arik k ka kabel bel.. K abel abel akan tertarik kemb ke mbal alii ke ar arah ah ti tian ang g aw awal al.. Laku akukan kan gerak gerakan an takel perla perlahan han-lahan. Perhatikan Perhatikan besar regangan pada dinamo meter. 4. Petugas di atas atas tiang mengatur mengatur andongan andongan kabel. 5. Jika titik tinggi tinggi andongan / papan-papan bidik bidik pada tiap-tiap tiang tiang sudah sud ah sat satu u gar garis, is, dil dilaku akukan kan pen pengen genca canga ngan n pen pengha ghant ntar ar net netra rall kabel pada konstruksi suspension dan konstruksi pada tiang awal.
K eterangan eterangan
:
Pada
umumnya pengaturan sag diatur dari tiang ujung. Jika gawang yang jarak andongarmya sudah memenuhi syarat, langsung diikat kencang pada konstruksi suspension clamp.
Jika ka Ji
sudutt ta sudu tari rika kan n le lebi bih h da dari ri 30r ha haru russ dip dipak akai ai dua bua buah h stringing block, dimana diperlukan konstruksi 2 buah dead end. 107
4.6.
KONSTRUKSI INSTALASI PEMBUMIAN PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH
a
Instalasi pembumian pada jaringan tegangan rendah dipasang pada tiap-tiap jarak 200 meter (±500 gawang). Bagian penghantar yang dibumikan adalah penghantar netral, sesuai dengan konsep TNC (tera Netral Combine) / PNP (Pembumian Net etrral Pen eng gaman). Be Besa sarrnya ni nila laii ta tah han ana an pe pemb mbu umia ian n diharapkan tidak lebih dari 10 Ohm.
a
Ikatan penghantar netral dengan penghantar pembumian memakai konektor tipe H.
a
Mengingat
a 1.
inti kabel twisted tegangan rendah adalah alumunium, sementara elektroda buminya adalah tembaga, dipergunakan joint sleeve bimetal Al-Cu. Pen Pe ngh gha antar pe pemb mbu umia ian n ke pe pen ngh gha ant nta ar net etrral mem ema akai alu lum mun uniium. Penghantar pemburnian pemburnian ke elektroda buni memakai tembaga. Ikatan Ikata n pengh penghanta antarr temba tembaga ga denga dengan n elekt elektroda roda bumi mem memakai akai comp compressi ression on terminal lug (sepatu kabel). Prosedur penyambungan penghantar pembumian dengan penghantar netral saluran udara . a. Meregangkan belitan kabel twisted dengan pemisah (spacer). b. Membersihkan dengan sikat kawat bagian penghantar pembumian yang akan disambung ke penghantar netral, lapisi dengan pelumas (greace / gemuk). c. Pas Pasan ang g kon konekt ektor or tip tipe e tem tembu buss (pi (pierc ercing ing)) pad pada a pen pengh ghan antar tar pem pembum bumian ian.. K epala epala ba baut ut ko kone nekt ktor or ha haru russ pa pata tah. h. Pa Pasa sang ng in insu sula lati ting ng ti tip p pa pada da uj ujun ung g penghantar pemburnian (jika harus memakai insulating tip).
108
Lanjutan
d.
4.6.
Untuk
sambungan penghantar pembumian Al dengan tembaga gunakan bimetal junction sleeve. Masukkan selubung plastic heatshrink ke salah satu penghantar. Press junction sleeve dengan hydraulic press. Beri lapisan peluma pel umas/g s/grea reace ce pad pada a bag bagia ian n al alumu umuniu nium, m, sel selubu ubung ng den dengan gan sel selubu ubung ng heatshrink. Panaskan Panaskan hingga bagian junction sleeve terbungkus rapi. A L
Selubung
AL
H eatshrink
CU
CU
2.
Ikatan penghantar pembumian dengan elektroda pembumian. a. Pada elektroda elektroda pembumian pembumian terpasan terpasang g klem tembaga. Sambungan dengan penghantar pembumian harus harus dengan sepatu kabel yang sesuai. b. Sebelum dan sesudah tersambung, bagian permukaan sepatu kabel dan elektroda pembumian harus dilapisi / dicor dengan timah solder (divertin). c. K enca e ncang ngka kan n de deng ngan an ku kunc ncii pa pass ya yang ng se sesu suai ai,, ja jang ngan an gu guna naka kan n ta tang ng kombinasi.
3.
Penanaman elektroda pembumian. a. Elekt Elektroda roda pembumian pembumian ditanam ditanam berjarak berjarak 30 cm dari pangkal tiang. tiang. U jung elektroda ditanam 20 cm di bawah tanah. Hal ini untuk mencegah batang elektroda dicuri. b. Nilai tahanan pembumian maksimal 10 Ohm. Jika lebih dari 10 Ohm, untuk mendapatkan nilai yang sesuai, dipasang paralel elektroda bumi minimal sejarak panjang elektroda tersebut.
109
Lanjutan 4.
4.6.
Jika pa Jika pada da tia tiang tian ti ang ng g bet beton on tid tidak ak terd terdapat terdap ter dapat apat at fas fasilit ilitas as pembum pembumian, pembumia pembu mian, ian, n, maka maka penghantar pembumian harus dilindungi 3 meter pertama dari bumi, dengan pipa galvanis 1 inchi. Pipa dan kabel dijepit dengan stainless steel strip berjarak masing masing--masing -masing 1 1 /2 meter. K onektor onektor H
K abel abel
twisted (ITC) Penghantar pembumian Al Dihubungkan ke pembumian netral Bimetal joint sleeve
type
Stainless
steel strip
1,5
m
1,5
m
1,5
m
1,5
m
1,5
m
1,5
m
Penghantar pembumian Cu Tiang
Pipa Galvanis Link Stainless steel + stopping buckle Pipa Galvanis 0,5 inchi
L 30 cm
L
Elektroda 2
Elektroda Pembumian Elektroda 1
110
4.7.
PROSEDUR MENDIRIKAN TIANG
a Jaringan Udara Tegangan Rendah di pasang pada 2 hal : 1.
Di bawah saluran udara Tegangan 2. Pada tian tiang g tersendi tersendiri. ri.
Menengah (Under
Built Constructi Construction) on)
a Cukup jelas untuk hal pada butir a , untuk hal pada butir b, tiang harus
didirikan. Pendirian tiang ini melibatkan proses : 1. penimbunan tiang (pole (pole laying laying out) out) 2. Pematokan (pole straking) 3. Transportasi tiang (pole transportin transporting) g) 4. Pembersihan lokasi/penggalia lokasi/penggalian n lubang 5. Pendir Pendirian ian tian tiang g 6. Pengerasan tanah disekitar lubang lubang tiang 7. Pemasangan fondasi tiang 8. Pember Pembersiha sihan n /fini /finishin shing g
111
Lanjutan 1.
4.7.
Pematokan Titik Tiang (Pole stakeng) a. Pemat Pematok okan an ti titi tik k in ing g di dila laku kuka kan n be berd rdas asar arka kan n ga gamba mbarr ren renca cana na ja jari ring ngan an tegangan rendah, umumnya memakai peta 1 : 1000. b.
Titik
patok dihindarkan pada : Dekat tempat sampah Dekat saluran air/kolam Di sisi pintu masuk garasi, rumah Pada bantaran sungai Di sisi jalur rel kereta api dimana jarak bahu (balast) rel kereta api lebih kecil dari panjang tiang. Sedapat mungkin dihindarkan pada kondisi tanah lembek/lunak Pada titik dimana kemungkinan jaringan kabel menyentuh bangunan tinggi atau melintasi jalan raya.
c. Jarak Jarak antara antara titik patok patok antara antara 35 met meter er s/d 50 meter. meter. terbaik adalah diantara batas halaman 2 rumah.
Titik
patok yang
d. Petunjuk pematokan secara secara umum adalah sebagai berikut :
112
Lanjutan
No 1.
POSISI Hindarkan
SITUASI
dekat tempat
sampah
Bak sampah Umum Titik
2.
Hindarkan
4.7.
tiang
n a l a J
dekat saluran
air/kolam K olam olam
ikan
Titik
tiang Jalan
113
Lanjutan
No 3.
POSISI Hindarkan
disisi pintu masuk garasi rumah
4.7.
SITUASI Titik
tiang Jalan
4.
Hindarkan
pada bantaran sungai
Titik
tiang Sungai
5.
Dindar Dind arka kan n dek dekat at re rell kereta api dengan jarak kurang dari panjang tiang
Titik
tiang
L
> Panjang tiang
Rel K ereta ereta
api
114
Lanjutan
No 6.
POSISI Hindarkan
kemungkinan kabel menyentuh bangunan.
4.7.
SITUASI Bangunan tinggi
Titik
tiang
Jalan 7.
Hindarkan
kemungkinan kabel melintasi jalan/berada di atas jalan pada belokan jalan. 8.
Titik
Lintasan
Jaringan
tiang
Titik
tiang Jalan berbelok
Hindarkan
Halaman
kemungkinan melintasi halaman penduduk.
Rumah
penduduk
Titik
tiang Titik
tiang
Jalan berbelok 115
Lanjutan
No 9.
10.
11.
POSISI Hin inda dark rka an
pada ti pada tittik dekat moF Sambungan utilitas lain (listrik, Telkom, Gas, PAM).
4.7.
SITUASI Titik
tiang
Patok Mof kabel Jalan
Hindarkan
di bawah ja jarin inga gan n kabe ka bell TM deng de ngan an ja jara rak k ku kura rang ng dari 1 meter dari saluran udara tegangan rendah. lintasan pada sisi yang sama dengan kabel telkom
D > 1 meter pada Suhu udara maksimum
Titik
tiang
Posisi Titik tiang
Hindarkan
Jalan K abel abel
telkom 116
Lanjutan
No 12.
13.
POSISI
SITUASI Posisi titik tiang
Hindarkan
jarak terlalu dekat (kurang dari 20 meter) dengan tiang yang sudah ada. Hindarkan
mendirikan tiang di dalam pekarangan.
4.7.
Lebar
< 20 mtr
Pekarangan penduduk Posisi titik tiang Jalan
14.
Letak
pondasi tiang yang paling baik adalah pada batas rumah/pekarangan.
Letak
Posisi titik tiang
Jalan
117
Lanjutan
4.7.
Meluruskan
titik patok sebaiknya dilakukan dengan alat misalnya theodolit. Namun dapat dilakukan dengan menggunakan 2 pekerja.
Menggunakan
sudut gambar pada saat stakeng dapat digunakan kompas. sudut Utara
Posisi
letak tiang yang akan dibangun, diberikan tanda patok dan diberi nomor. 118
Lanjutan 2.
4.7.
Jenis-jeni Jenis-j enis s Tia Tiang ng a. Je Jeni niss ti tian ang g ya yang ng di dipa paka kaii ad adal alah ah ti tian ang g be besi si da dan n ti tian ang g be beto ton n de deng ngan an panjang 7 meter dan 9 meter. b. Tiang besi umumnya tidak dipakai secara besar-besaran untuk konstruksi baru yang dipakai secara umum adalah tiang beton. Tiang 7 meter dipakai pada konstruksi listrik desa. c. Berdasarkan fungsinya fungsinya sebagai tiang tiang awal, tiang tengah tengah atau tiang tiang ujung atau ata u tia tiang ng sud sudut ut pem pemili iliha han n tia tiang ng 7 met meter er dan 9 mete meterr berda berdasarka sarkan n kekuatan tarik tiang yang distandarisasi dengan satuan gaya da N (deka Newton). No
1
2
Panjang tiang 7
meter 9 meter
K ekuatan ekuatan Tarik
( t daN
/ Berat } 0,98 kg gaya)
160 160
200 350 500 800
d.
daN daN daN daN daN daN
Mengingat
tiang beton sangat berat ( s 500 kg), umumnya untuk jaringan tegangan rendah memakai tiang dengan kekuatan tarik 160 daN, 200 daN, 350 daN tiang 350 daN dipakai untuk konstruksi tiang awal atau pada tiang ujung/sudut yang tidak memungkinkan memakai guywire/trekschor. 119
Lanjutan 3.
4.7.
Transportasi Transporta si dan Penumpukan Penumpukan Tiang Tiang. Tiang beton sangat berat dan mudah patah oleh karenanya penanganannya harus hati-hati. a. Pengangku Pengangkutan tan Tiang. Tiang harus diangkat dan diturunkan dengan alat crane. Tiang tidak bole bo leh h di dija jatu tuhk hkan an (p (pek eker erja jaan an pe peng ngan angk gkut utan an sa samp mpai ai ke te temp mpat at penumpukan dilakukan oleh pabrikan) pabrikan).. Penem empa pata tan n ti tian ang, g, ha haru russ pa pada da te temp mpat at ya yang ng ra rata ta da dan n di diga ganj njal al Pen den de nga gan n kayu / to ton ngg gga ak pa pada da 3 ti tittik aga garr tid ida ak te terrgu guli lirr da dan n diletakkan di tanah yang rata.
120
Lanjutan Memindahkan
4.7.
tiang, harus dilakukan dengan trailer dan tidak boleh
di seret.
Bagian atas tiang
Bagian Bawah tiang Trailer
Trailer
kecil
besar
Tiang
dapat di tempatkan pada titik-titik patok pendirian tiang oleh truk trailer. Tumpukan tiang hanya boleh 3 lapisan penumpukan.
121
Lanjutan
b.
4.7.
Mendirikan Tiang.
Bagian yang ditanam dalam tanah adalah 1 /6 x panjang. Lubang
galian harus sebesar 2 x diameter pangkal tiang, galian harus tegak lurus. 2D D = diameter pangkal tiang c.
Memasukkan Tiang
ke lubang Jika Jik a ha harus rus dit ditan anam am sec secara ara man manua ual, l, dap dapat at dil dilak akuka ukan n den dengan gan Tripoid, ujung pangkal didekatkan pada lubang. Dinding lubang diberi papan untuk memudahkan tiang tergelincir. Papan tebal Tiang
beton
Bahan pengeras (batu kerikil, plat beton 122
Lanjutan
4.7.
Setelah
pangkal tiang berada pada posisi dekat dengan lubang lakukan laku kan pendi pendirian rian tiang deng dengan an deng dengan an Tripo ripoid id yang dilen dilengkap gkapii dengan Hoist atau Takel, diperlukan petugas untuk menarik tiang kelubang dan 2 orang untuk menarik tiang jika terjadi putaran.
2
3
1
123
Lanjutan
4.7.
Hal-hal
a. b. c.
d. e.
yang perlu diperhatikan : Pangkal tiang pada pada posisi tepat dimulut dimulut lubang. Penarik Penar ik (s (sliling ng)) ha haru russ me mema maka kaii ka kawa watt ba baja ja (g (gal alva vani nize zed d st stee eel) l) dengan kekuatan minimal 328 1 daN Harus ada 3 petugas yang berfungsi b erfungsi : 1. Penar Penarik ik kawa kawatt sling. sling. 2. Penahan tiang agar tidak tidak perputar perputar Ikata Ika tan n kaw kawat at sli sling ng ha harus rus pada titik titik ber berat at tiang ( s 2/3 panjang tiang dari bagian bawah tiang) Titik ikata ikatan n Trip ripoid oid ha haru russ ber bergese geserr dar darii gar garis is tit titik ik pus pusat at lub luban ang g tiang, sehingga tiang akan berdiri lurus.
Tripoid
Garis titik pusat lubang
124
Lanjutan
f.
4.7.
Tidak
menggunakan Tripoid pada tempat dengan tanah sangat lembek (tanah rawa-rawa) sebelum fondasi tiang disiapkan. Apabila pendirian tiang harus pada tanah yang berawa-rawa, atau berpasir/ditepi pantai harus dibuat lubang fondasi dahulu dengan cor beton. Fondasi harus dibuat dulu dengan papan atau drum minyak 200 liter yang telah dilubangi dan cetakkan untuk lubang masuk tiang.
Drum aspalt Beton cor
Daerah rawa-rawa
Daerah rawa-rawa
Cetakan lubang tiang 125
Lanjutan 4.
4.7.
Pole Aligmend a. Semua tiang seteah berdiri harus tepat lurus tegak lurus bumi (kecuali pada tanah dengan kemiringan) b. Pl Plum Bob (tali yang di gantung den eng gan benda ber era at) dapat dipergunakan sebagai referensi tegak lurusnya tiang. c. Ji Jika ka ti tian ang g ya yang ng di didi diri rika kan n be berf rfun ungs gsii se seba baga gaii ti tian ang g T dap dapat at dib diberi eri toleransi 5 r berlawanan arah dengan tarikan penghantar. Arah tarikan
T
5r
126
Lanjutan 5.
Pengerasan.
4.7.
Arah gaya tarik resultan
Setelah
aligmend selesai bagian bag ian tia tiang ng yan yang g ter tertan tanam am dalam tanah harus dikeraskan seke se kelilililing ngny nya a den denga gan n ba bata tass penger pen geras as ha harus rus dip diperh erhati atikan kan K emungkinan emungkinan Resu esulta ltan n gay gaya a yang akan dipikul, khususnya pada pa da ti tian ang g su sudu dutt da dan n ti tian ang g akhir/awal yang tidak memakai fondasi.
Substansi penahan
- Batu gunung - Slab beton Pengerasan (Macadam) - K oral oral - Tanah keras 127
Lanjutan
6.
4.7.
Pembersihan etelah ah Setel
pendirian pendir ian tia tiang ng lok lokas asii pen pendir dirian ian tia tiang ng ha harus rus dib dibers ersihk ihkan an dar darii kotoran batu bekas galian dan lain-lain.
8.
Pemasangan Pole Supporter Pole Supporter untuk penahan saat proses stringing di laksanakan oleh pelaksana/kontraktor pelaksana/kon traktor jaringan jaringan..
128