BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Latar Belakan Belakang g Proses persalinan sering menimbulkan komplikasi akibat adanya stres terhadap jaringan
jalan lahir dan bayi. Pribakti (2006) menyatakan lamanya persalinan dapat mengakibatkan terjadinya keru-sakan saraf otot dasar panggul, termasuk uterus, dan otot-otot kandung kemih. Lemahnya otot dasar panggul dapat menimbulkan inkontinensia. ata !"# menyebutkan 200 juta juta pendud penduduk uk dunia dunia mengal mengalami ami inkont inkontine inensi nsiaa urin. urin. i $merik $merikaa %erikat %erikat,, pender penderita ita inkontinens inkontinensia ia urin men&apai ' juta de-ngan *+ perempuan perempuan.. umlah umlah ini sangat sedikit sedikit dari kondisi sebenarnya, sebab masih banyak ka-sus yang tidak dilaporkan (%aifudin, 200'). nkontinensia urin tidak mengan&am jia pada penderita, tetapi dapat berdampak terhadap fisik dan kualitas hidup. alam penelitian %rikrishna, /obinson, dan ardo1o (200) tentang pengalam-an dan harapan anita yang mengalami inkon-tinensia urin se&ara kualitatif dan kuan kuanti titat tatif if bahbah-a a ani anita ta deng dengan an inko inkont ntin inen ensia sia urin urin memb membata atasi si akti akti3i 3ita tass (4', (4',26 26+) +),, pembatasan peran (64,25+), dan pembatasan sosial (*0,+). %e&ara kualita-tif, ditemukan juga baha anita dengan inkon-tinensia urin merasakan gangguan body images, tidak per&aya diri karena menimbulkan bau, dan melakukan pembatasan akti3itas seperti belanja, dansa, bermain dengan anak-anaknya, tertaa dan bersin. enurut "eit, 7la&kell, dan 8elly (200), komplikasi fisik yang paling umum terjadi pada penderita inkontinensia urin antara lain9 infeksi kandung kemih, infeksi uretra, dan ir itasi 3agina. 3agina. ritasi 3agina dapat berkemban berkembang g menjadi menjadi infeksi infeksi dan sampai terjadinya terjadinya infeksi pada sistem re-produksi re-produksi lainnya. lainnya. elihat elihat dampak dampak yang timbul akibat inkontinen inkontinensia sia urin, maka peraat harus mampu melakukan pen&egahan masalah inkon-tinensia urin. %alah satu &ara yang bisa dilakukan dilakukan peraat peraat adalah dengan mengoptimalka mengoptimalkan n fungsiny fungsinyaa sebagai sebagai edukator edukator deng dengan an memb memberi erika kan n peng penget etah ahu-a u-an n tent tentan ang g pen& pen&eg egah ahan an masa masalah lah inko inkont ntin inen ensia sia akib akibat at kehamilan dan persalinan. Pen&egahan in-kontinensia urin yang dapat dilakukan oleh peraat adalah meningkatkan kekuatan otot-otot dasar panggul termasuk otot detrusor dan uretra.
1.2 Rumusan Rumusan Masalah Masalah
'.2.' '.2.' '.2.2
7agaim 7agaimana ana anatom anatomii dan fisiolo fisiologi gi 3esika 3esika urina urinaria ria pada pada anita anita:: $pa yang yang dimaksu dimaksud d dengan dengan nkon nkontinen tinensia sia ;rin ;rin Pada Pada Postpa Postpartum rtum :
TR “Inkontinensia Urine Urine Postpartum
Page 1
'.2. '.2.5 '.2.* '.2.6 '.2.4 '.2. '.2. '.2.'0 '.2.'' '.2.'2
7agaimana epidemiologi nkontinensia ;rin Pada Postpartum : $pa saja etiologi nkontinensia ;rin Pada Postpartum : $pa saja faktor resiko terjadinya nkontinensia ;rin Pada Postpartum : 7agaimana patofisiologi nkontinensia ;rin Pada Postpartum : $pa saja manifestasi klinis nkontinensia ;rin Pada Postpartum : 7agaimana &ara mendiagnosis nkontinensia ;rin Pada Postpartum : $pa saja pemeriksaan penunjang nkontinensia ;rin Pada Postpartum : 7agaimana penatalaksanaan nkontinensia ;rin Pada Postpartum : $pa saja komplikasi nkontinensia ;rin Pada Postpartum : 7agaimana prognosis nkontinensia ;rin Pada Postpartum :
1.3 Tujuan La!ran '..' ;ntuk mengetahui anatomi dan fisiologi 3esika urinaria pada anita. '..2 ;ntuk mengetahui definisi nkontinensia ;rin Pada Postpartum. '.. ;ntuk mengetahui epidemiologi nkontinensia ;rin Pada Postpartum. '..5 ;ntuk mengetahui etiologi nkontinensia ;rin Pada Postpartum. '..* ;ntuk mengetahui faktor resiko terjadinya nkontinensia ;rin Pada Postpartum. '..6 ;ntuk mengetahui patofisiologi nkontinensia ;rin Pada Postpartum. '..4 ;ntuk mengetahui manifestasi klinis nkontinensia ;rin Pada Postpartum. '.. ;ntuk mengetahui &ara mendiagnosis nkontinensia ;rin Pada Postpartum. '.. ;ntuk mengetahui pemeriksaan penunjang pada nkontinensia ;rin Pada Postpartum. '..'0 ;ntuk mengetahui penatalaksanaan nkontinensia ;rin Pada Postpartum. '..'' ;ntuk mengetahui komplikasi nkontinensia ;rin Pada Postpartum. '..'2 ;ntuk mengetahui prognosis nkontinensia ;rin Pada Postpartum.
TR “Inkontinensia Urine Postpartum
Page 2
BAB II PEMBAHA"AN
2.1 Anat!m# $an %#s#!l!g# &es#ka Ur#nar#a Pa$a 'an#ta
Gambar. Anatomi Vesika Urinaria
7agian 3esika urinaria terdiri dari= >undus yaitu, bagian yang menghadap ke arah belakang dan baah, bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium re&to3esikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferen, 3esika seminalis dan prostat. 8orpus, yaitu bagian antara 3erteks dan fundus. TR “Inkontinensia Urine Postpartum
Page 3
inding kandung kemih terdiri dari lapisan sebelah luar (peritonium), tunika muskularis (lapisan otot), tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam). Pembuluh limfe 3esika urinaria mengalirkan &airan limfe ke dalam nadi limfatik iliaka interna dan eksterna. Lapisan otot 3esika urinaria terdiri dari otot polos yang tersusun dan saling berkaitan dan disebut m. detrusor 3esikae. Peredaran darah 3esika urinaria berasal dari arteri 3esikalis superior dan inferior yang merupakan &abang dari arteri iliaka interna.
2.2 De(#n#s# Ink!nt#nens#a Ur#n Pa$a P!startum
nkontinensia urin menurut International Continence Society didefinisikan sebagai keluarnya urin se&ara in3olunter yang menimbulkan masalah sosial dan higiene serta se&ara objektif tampak nyata. International Consultation on Incontinence membagi klasifikasi inkontinensia urine menjadi 6, yaitu = nkontinensia urine desakan, inkontinensia urine stress , inkontinensia urine &uran, nkontinensia urine berlebih, ?okturnal @nuresis, Post Micturition Dribbling dan Incontinencia continua. asalah berkemih yang paling umum dalam kehamilan dan pas&apartum adalah inkontinensia urine stress. The International Continence Society (%) mendefinisikan inkontinensia urine stres sebagai keluhan pelepasan in3olunter saat melakukan akti3itas, saat bersin dan pada aktu batuk. nkontinensia urine stres terjadi akibat peningkatan tekanan intra abdomen yang tiba-tiba (misalnya, tekanan mendadak yang timbul akibat bersin atau batuk). TR “Inkontinensia Urine Postpartum
Page 4
%edangkan inkontinensia urine desakan disebabkan oleh gangguan pada kandung kemih dan uretra. 8edua jenis inkontinensia ini merupakan tipe yang paling sering terjadi pada ibu postpartum. Aerkadang mun&ul gejala &uran dari kedua tipe inkontinensia ini, yang disebut juga dengan inkontinensia urine &uran.
2.3 E#$em#!l!g#
arshal et al., ('6) menyatakan berdasarkan sur3einya, sebanyak *+ dari anita rlandia pas&apartum mengalami gejala inkontinensia. alam sebuah penelitian tahun '0, ditemukan fakta 0+ ibu primipara yang telah menjalani persalinan per 3aginam dari hasil pemeriksaan elektromiografik memperlihatkan terjadinya reiner3asi otot dasar panggul pada minggu ke- pas&apartum ($llen et al., '0).
2.) Et#!l!g#
Penyebab utama inkontinensia urin setelah melahirkan adalah peregangan dan melemahnya otot dasar panggul, yang memberikan dukungan yang &ukup untuk rahim selama kehamilan. asar panggul adalah lapisan otot-fasia kuat yang digunakan untuk menjaga organ-organ internal, mempertahankan posisi normal mereka, mengontrol tekanan intra-abdomen, serta memfasilitasi pengeluaran janin saat lahir, membentuk jalan lahir. Peregangan otot-otot dasar panggul terjadi di baah berat rahim dan pertumbuhan janin dalam uterus. 7erat lahir, janin besar, &edera lahir juga menyebabkan melemahnya otot. @tiologi dari nkontinensia ;rin stress tidak begitu dimengerti, namun trauma pada saat kelahiran bayi merupakan penyebab potensial terhadap kejadian ini ( "anda et al, '69
2.* %akt!r Res#k!
TR “Inkontinensia Urine Postpartum
Page 5
%etiap kelahiran dapat menyebabkan kerusakan pada otot dasar panggul. Pada saat kepala bayi keluar dari 3agina, tekanan yang terjadi pada kandung kemih, uretra dan terlebih pada otot dasar panggul serta penyokongnya dapat merusak struktur ini. %obekan atau tekanan yang berlebihan pada otot, ligamentum, jaringan penyambung dan jaringan syaraf akan menyebabkan kelemahan yang progresif akibat kelahiran bayi.!anita yang melahirkan dengan for&ep, ekstraksi 3akum atau melhirkan bayi dengan berat badan C 5000 gr akan mengalami resiko peningkatan inkontinensia urin. Persalinan seperti ini memiliki tendensi terjadinya peningkatan kerusakan saraf dasar panggul. 8elainan struktur atau fungsi otot dasar panggul akan menyebabkan timbulnya prolapsus organ panggul, disfungsi seksual, sindrom nyeri panggul kronis dan inkontinensia urin serta fekal. 8ebanyakan disfungsi dasar panggul (terutama prolapsus organ panggul inkontinensia urin dan fekal) dihubungkan dengan kerusakan dasar panggul selama persalinan per3aginam. Pada 25 jam pertama setelah melahirkan akan terjadi retensi urin yang disebabkan oleh edema trigonium, diphorosis dan depresi dari sphin&ter uretra. 7ila anita pas&a persalinan tidak dapat berkemih dalam aktu 5 jam pas&a persalinan mungkin ada masalah dan sebaiknya segera dipasang doer kateter selama 25 jam. 7ila kemudian keluhan tak dapat berkemih dalam aktu 5 jam, lakukan kateterisasi dan bila jumlah residu C 200 ml maka kemungkinan ada gangguan proses urinasinya. aka kateter tetap terpasang dan dibuka 5 jam kemudian , bila 3olume urine D 200 ml, kateter dibuka dan pasien diharapkan dapat berkemih seperti biasa. %etelah retensi teratasi dan plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen akan menurun sehingga menyebabkan hilangnya peningkatan tekanan 3ena pada tingkat baah, dan hilangnya peningkatan 3olume darah akibat kehamilan, hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk mengatasi kelebihan &airan. 8eadaan ini disebut dengan diuresis pas&a partum. iuresis pada ibu dengan disfungsi dasar panggul akan memudahkan terjadinya inkontinensia urin pada ibu post partum. "al ini diperburuk oleh penambahan berat badan yang harus disokongnya. @tiologi dari nkontinensia ;rin stress tidak begitu dimengerti, namun trauma pada saat kelahiran bayi merupakan penyebab potensial terhadap kejadian. $da pandangan umum baha sepertiga dari seluruh ibu yang telah memiliki anak, menderita gangguan ini, mulai dari seluruh ibu yang telah memiliki anak, menderita gangguan ini, mulai dari kondisi ringan sampai berat pada masa pas&anatal.
2.+ Pat!(#s#!l!g# TR “Inkontinensia Urine Postpartum
Page 6
nkontinensia
urin disebabkan oleh gangguan fungsi penyimpanan
dan
fungsi
pengosongan traktus urinarius bagian baah. 7eberapa orang mengalami gangguan pada sfingter uretra dan kandung kemih. "al ini bisa terjadi pada saat partus per3aginam dimana o3eraktifitas dari jumlah detrusor yang sama dapat menjadi simptomatis dengan desakan inkontinensia. $danya trauma saat melahirkan dapat merusak otot dasar panggul, dimana hal ini dapat mengganggu mekanisme kontinensia dimana uretra se&ara anatomis juga didukung oleh otot-otot dasar panggul. %tres inkontinensia urin *+ disebabkan oleh persalinan per3aginam. %tres inkontinensia urin mun&ul ketika tekanan intrabdomen meningkat tiba-tiba dan tekanan kandung kemih lebih besar dari tekanan uretral. 8enaikan tekanan ini dapat disebabkan perubahan anatomi atau karena faktor neuromuskuler sfingter. 8erusakan otot langsung menyebabkan berkurangnya kesanggupan untuk menahan besarnya tekanan pada bladder ne&k seaktu terjadi stres fisik. 8erusakan 3askular akibat tekanan yang besar dari kepala janin dapat berpengaruh terhadap otot dan saraf. 8eadaan ini dapat terdeteksi pada saat batuk,
tertaa,
bersin,
dan
gerakan-gerakan
lainnya
yang
meningkatkan
tekanan
intraabdominal. %elanjutnya tekanan pada kandung kemih meningkat disertai keluarnya urin pada penderita. %tres inkontinensia urin dibagi dalam stadium= '.
%tadium (ringan)
2.
%tadium (sedang)
= aktifitas tidak terganggu = aktifitas mulai terganggu, sering pakai pembalut urin keluar
kalau batuk atau bersin. .
%tadium (berat)
= aktifitas terganggu, selalu memakai pembalut kalau berjalan atau
berdiri urin keluar.
;rge inkontinensia urin adalah kehilangan urin yang tidak terkontrol, dimana tiba-tiba ada perasaan terdesak untuk berkemih. apat disebabkan oleh kelainan neurologik, yang terbanyak adalah idiopatik. 8andung kemih yang terlalu sensitif dapat berasal dari epitel kandung kemih atau otot detrusor itu sendiri. elahirkan anak dan proses penuaan menyebabkan ganggguan neuromuskular kandung kemih. 8ontrol sistem saraf pusat yang tidak baik terhadap proses penyimpanan urin dapat menyebabkan keadaan ini.
TR “Inkontinensia Urine Postpartum
Page
#3erflo inkontinensia terjadi karena keluarnya urin yang tidak dapat dikontrol dari kandung kemih yang sangat penuh dengan tekanan intra3esikal lebih besar dari tekanan penutup uretra. ;rin biasanya keluar menetes terus menerus. iEed inkontinensia urin adalah suatu keadaaan yang merupakan gabungan dari stres inkontinensia urin dan urge inkontinensia urin.
2., Man#(estas# kl#n#s
8en&ing keluar pada aktu batuk, tertaa, bersin dan latihan.
8eluarnya ken&ing tidak dapat ditahan.
8en&ing keluar menetes pada keadaan kandung ken&ing penuh.
2.- D#agn!s#s $an Pemer#ksaan enunjang
"al yang penting dalam menilai anita dengan inkontinensia urine adalah dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang lengkap. Pemeriksaan aal tidak selalu diagnostik, tetapi informasi yang didapat akan menuntun klinisi dalm memilih tes t diagnostik yang diperlukan. Pada umumnya keluhan penderita yaitu= •
8en&ing keluar pada aktu batuk, tertaa, bersin dan latihan.
•
8eluarnya ken&ing tidak dapat ditahan.
•
8en&ing keluar menetes pada keadaan kandung ken&ing penuh.
Pemeriksaan fisik yang lengkap meliputi pemeriksaan abdomen, 3aginal, pel3is, rektal dan penilaian neurologis. Pada pemeriksaan abdomen bisa didapatkan distensi kandung kemih, yang menunjukkan suatu inkontinensia luapan, dan dikonfirmasi dengan kateterisasi. nspekulo bisa tampak prolaps genital, sistokel dan rektokel. $danya urine dalam 3agina terutama pas&a histerektomi mungkin mengetahui adanya massa pel3is.
Aest sederhana dapat dikerjakan setelah pemeriksaan fisik untuk membantu dalam menentukan tindakan selanjutnya. Aest F-tip (Gthe cotton swab test’), merupakan test sederhana untuk menunjukan adanya inkontinensia stres sejati. Penderita disuruh mengosongkan kandung TR “Inkontinensia Urine Postpartum
Page !
kemihnya, urine ditampung. 8emudian spesimen urine diambil dengan kateterisasi. umlah urine dari ken&ing dan kateter merupakan 3olume kandung kemih.
2. Penatalaksanaan
Pada umumnya terapi inkontinensia urin adalah dengan &ara operasi. $kan tetapi pada kasus ringan ataupun sedang, bisa di&oba dengan terapi konser3atif. Latihan otot dasar panggul adalah terapi non operatif yang paling populer, selain itu juga dipakai obat-obatan, stimulasi dan pemakaian alat mekanis. 1. Lat#han /t!t Dasar P#nggul 0 ‘Pelvic Floor Exercises’)
8ontinensia dipengaruhi oleh aktifitas otot lurik urethra dan dasar pel3is. >isioterapi meningkatkan efektifitas otot ini. #tot dasar panggul membantu penutupan urethra pada keadaan yang membutuhkan ketahanan urethra misalnya pada aktu batuk. uga dapat mengangkat sambungan urethro3esikal kedalam daerah yang ditransmisi tekanan abdomen dan berkontraksi se&ara reflek dengan peningkatan tekanan intraabdominal, perubahan posisi dan pengisian kandug kemih.
TR “Inkontinensia Urine Postpartum
Page "
Pada inkompeten sfingter uretra, terdapat hilangnya transmisi tekanan abdominal pada uretra proksimal. >isio terapi membantu meningkatkan tonus dan kekuatan otot lurik uretra dan periuretra. Pada kandung kemih neurogrik, latihan kandung kemih (Gbladder training) telah menunjukan hasil yang efektif. Latihan kandung kemih adalah upaya melatih kandung kemih dengan &ara konser3atif, sehingga se&ara fungsional kandung kemih tersebut kembali normal dari keadaannya yang abnormal.
2. /at!atan
a) $lfa $drenergik $gonis b) @fedrin &) Phenylpropanololamine d) @strogen
3. "t#mulas# Elektr#k
etode ini paling sedikit diterima dalam terapi alaupun sudah rutin digunakan selama 2 dekade. Prinsip stimulasi elektrik adalah menghasilkan kontraksi otot lurik uretra dan parauretra dengan memakai implantInon-implant (anal atau 3aginal) elektrode untuk meningkatkan tekanan uretra. $plikasi stimulasi dengan kekuatan rendah sela ma beberapa jam per hari selama beberapa bulan. Aerdapat 65 + perbaikan penderita dengan &ara implant, tapi metode ini tidak populer karena sering terjadi efek mekanis dan morbiditas karena infeksi. %edang stimulasi non-implant terdiri dari generator mini yang digerakkan dengan baterai dan dapat dibaa dalam pakaian penderita dan dihubungkan dengan elektrode analI3aginal. 7entuk elektrode 3aginal = ring, "odge pessary, silindris.
4. Alat Mekan#s (‘Mechanical Devices’ )
Ta!on " Aampon dapat membantu pada inkontinensia stres terutama bila kebo&oran hanya terjadi intermitten misal pada aktu latihan. Penggunaan terus menerus dapat menyebabkan 3agina keringIluka.
TR “Inkontinensia Urine Postpartum
Page 1#
#dward S!ring " ipasang intra3agina. Aerdapat 40 + perbaikan pada penderita dg inkontinensia stres dengan pengobatan * bulan. 8erugian terjadi ulserasi 3agina. $onnas’s Device" Aerbuat dari bahan lateks yang dapat ditiup. 7ila ditiup dapat mengangkat sambungan urethro3esikal dan urethra proksimal. Penatalaksanaan stres inkontinensia urine se&ara operatif dapat dilakukan dengan beberapa &ara meliputi = ') 8olporafi anterior 2) ;retropeksi retropubik ) Prosedur jarum 5) Prosedur sling pu *) Periuretral bulking agent 6) Tension vaginal ta!e (A
2.1
4!ml#kas#
nkontinensia urin postpartum dapat menimbulkan komplikasi pada masa nifas. 7eberapa komplikasi akibat inkontinensia urin postpartum adalah terjadinya uremia, infeksi, sepsis, bahkan terjadinya merupakan ruptur spontan 3esika urinaria. Perubahan signifikan struktur dan fungsi saluran kemih yang terjadi selama kehamilan dan masa nifas berkonsekuensi meningkatkan resiko infeksi saluran kemih . %ekitar , juta alasan kunjungan ke pelayanan kesehatan adalah karena infeksi saluran kemih (%8) setiap tahunnya. imana anita lebih rentan terkena %8 karena uretra yang lebih pendek dan kedekatan anus dengan meatus uretra. ;rin yang tertinggal di kandung kemih menjadi lebih basa dan mudah menjadi tempat pertumbuhan mikroorganisme. 8ebanyakan infeksi saluran kemih postpartum disebabkan oleh mikroorganisme gram positif seperti @s&heri&hia &oli. enurut enhert-8ay mikroorganisme jenis ini merupakan patogen penyebab %8 utama yaitu 4*+-*+. 7akteriuria (bakteri di dalam urin) dari kandung kemih mungkin naik ke ginjal karena aliran aliran urin balik 3esikouretral seaktu berkemih, sehingga menyebabkan pielonefritis setelah beberapa hari. bu postpartum beresiko tinggi mengalami hal ini, karena sensiti3itas kandung kemih akibat peregangan, trauma, dan retensi dari urin residu9 bakteri yang masuk mellaui jalur pemasangan kateter, dan trauma kandung kemih selama kelahiran bayi .
TR “Inkontinensia Urine Postpartum
Page 11
2.11
Pr!gn!s#s
Pengobatan tekanan urin pada inkontinesia urin tidak begitu efektif, pengobatan yang efektif adalah dengan latihan otot (latihan kegel ) dan tindakan bedah. Perbaikan dengan terapi alfa agonis hanya sebesar '4+-45+, tetapi perbaikan dengan latihan kegel bisa men&apai 4+-+.
BAB III PENUTUP
TR “Inkontinensia Urine Postpartum
Page 12
3.1 4es#mulan
asalah berkemih yang paling umum dalam kehamilan dan pas&apartum adalah inkontinensia urine stress. The International Continence Society (%) mendefinisikan inkontinensia urine stres sebagai keluhan pelepasan in3olunter saat melakukan akti3itas, saat bersin dan pada aktu batuk. nkontinensia urine stres terjadi akibat peningkatan tekanan intra abdomen yang tiba-tiba (misalnya, tekanan mendadak yang timbul akibat bersin atau batuk). %edangkan inkontinensia urine desakan disebabkan oleh gangguan pada kandung kemih dan uretra. 8edua jenis inkontinensia ini merupakan tipe yang paling sering terjadi pada ibu postpartum. Aerkadang mun&ul gejala &uran dari kedua tipe inkontinensia ini, yang disebut juga dengan inkontinensia urine &uran. 8elainan struktur atau fungsi otot dasar panggul akan menyebabkan timbulnya prolapsus organ panggul, disfungsi seksual, sindrom nyeri panggul kronis dan inkontinensia urin serta fekal. 8ebanyakan disfungsi dasar panggul (terutama prolapsus organ panggul inkontinensia urin dan fekal) dihubungkan dengan kerusakan dasar panggul selama persalinan per3aginam.
DA%TAR PU"TA4A
$ndrianto P. ;rologi ;ntuk Praktek ;mum. @H. akarta, '' = '4*-'6. TR “Inkontinensia Urine Postpartum
Page 13
7urnnet L%. ?o3akKs AeEbook of Hyne&ology. @le3enth @d. !illiam B !ilkins, ' 9 564-54. 7urnnet L%. /elaEations, alpositions, >istulas, and n&ontinen&e. n = ones "!, !ent1 $, unningham >.H. Hilstrap L. 8.;. akarta, 20029 0-6. ar&hant . ;rinary n&ontinen&e. #bsteri&s and Hyne&ology $nnual, '0 9 = 26'-2 Prairohardjo %. lmu kandungan. @disi . ayasan 7ina Pustaka. akarta, '' = 2-505. /una 7, %udarsan %, Padma 8, $runangsu A. Postpartum urinary stress in&ontinen&e-its relation ith the mode of deli3ery. #bstet Hyne&ol ndia 2006. !iknjosastro ", dkk = lmu 8ebidanan @d 2. akarta, ayasan 7ina Pustaka %arono Prairohardjo.
TR “Inkontinensia Urine Postpartum
Page 14