LAPORAN PRESENTASI PERKULIAHAN:
“Inkompatibilitas
ABO”
A A Gee A!"n! Aista#a
$H%A&%%&&%'
Ab(ista Septikasa(i
$H%A&%%&&)'
A!"s Go*ina Ami+a#a
$H%A&%%&&,'
Am# S-ientia(i.ki
$H%A&%%&&/'
Na+mina Amali#a
$H%A&%&&)%'
0ak"ltas Keokte(an Uni1e(sitas 2ata(am 3&%4
5E0INISI
Inkompatibilitas ABO adalah kondisi medis dimana golongan darah antara ibu dan bayi berbeda sewaktu masa kehamilan. Terdapat 4 jenis golongan darah, yaitu A, B, AB dan O. Golongan darah ditentukan melalui tipe molekul (antigen pada permukaan sel darah merah. !ebagai "ontoh, indi#idu dengan golongan darah A memiliki antigen A, dan golongan darah B memilki antigen B, golongan darah AB memiliki baik antigen A dan B sedangkan golongan darah O tidak memiliki antigen. Golongan darah yang berbeda menghasilkan antibodi yang berbeda$beda. %etika golongan darah yang berbeda ter"ampur, suatu respon kekebalan tubuh terjadi dan antibodi terbentuk untuk menyerang antigen asing di dalam darah. Inkompatibilitas ABO seringkali terjdai pada ibu dengan golongan darah O dan bayi dengan golongan darah baik A atau B. Ibu dengan golongan darah O menghasilkan antibodi anti$A dan anti$B yang "ukup ke"il untuk memasuki sirkulasi tubuh bayi, menghan"urkan sel darah merah janin.
EPI5E2IOLOGI
&' $ &) kehamilan terjadi inkompabilitas ABO,diamana serum ibu mengandung anti$A atau anti$B. Inkompabilitas ABO nantinya akan menyebabkan penyakit hemolitik pada bayi yang baru lahir yang terdapat lebih dari *' dari seluruh kasus. +enyakit ini sering tidak parah jika dibandingkan dengan akibat h, ditandai anemia neonatus sedang dan hiperbilirubinemia neonatus ringan sampai sedang.
ETIOLOGI
+enyakit inkompabilitas ABO ini disebabkan oleh adanya antigen eritrosit janin yang tidak dimiliki oleh ibunya sendiri. -al ini nantinya dapat menyebabkan timbul reaksi imun berupa pembentukan antibodi oleh sistem imun ibunya yang nantinya dapat merusak eritrosit dari janinnya. Gambaran klinis penyakit hemolitik pada bayi baru lahir berasal dari inkompabilitas ABO sering ditemukan pada keadaan dimana ibu mempunyai tipe darah O, karena tipe darah grup masing$masing menghasilkan anti A dan anti B yang termasuk kelas IgG yang dapat melewati plasenta untuk berikatan dengan eritrosit janin.
PATO0ISIOLOGI
+enyakit inkompabilitas ABO terjadi ketika sistem imun ibu menghasilkan antibodi yang melawan sel darah merah janin yang dikandungnya. +ada saat ibu hamil, eritrosit janin dalam beberapa insiden dapat masuk kedalam sirkulasi darah ibu yang dinamakan fetomaternal microtransfusion. Bila ibu tidak memiliki antigen seperti yang terdapat pada eritrosit janin, maka ibu akan distimulasi untuk membentuk imun antibodi. Imun antibodi tipe IgG tersebut dapat melewati plasenta dan kemudian masuk ke dalam peredaran darah janin sehingga sel$sel eritrosit janin akan diselimuti (coated) dengan antibodi tersebut dan akhirnya terjadi aglutinasi dan hemolisis, yang kemudian akan menyebabkan anemia. -al ini akan dikompensasi oleh tubuh bayi dengan "ara memproduksi dan melepaskan sel$sel darah merah yang imatur yang berinti banyak, atau yang disebut dengan eritroblas se"ara berlebihan. +roduksi eritroblas yang berlebihan dapat menyebabkan pembesaran hati dan limpa yang selanjutnya dapat menyebabkan rusaknya hepar dan ruptur limpa. +roduksi eritroblas ini melibatkan berbagai komponen sel$sel darah, seperti platelet dan aktor penting lainnya untuk pembekuan darah. +ada saat berkurangnya a"tor pembekuan dapat menyebabkan terjadinya perdarahan yang banyak dan dapat memperberat komplikasi. /ebih dari 4'' antigen terdapat pada permukaan eritrosit, tetapi se"ara klinis hanya sedikit yang penting sebagai penyebab penyakit hemolitik. %urangnya antigen eritrosit dalam tubuh berpotensi menghasilkan antibodi jika terpapar dengan antigen tersebut. Antibodi tersebut berbahaya terhadap diri sendiri pada saat transusi atau berbahaya bagi janin. -emolisis yang berat biasanya terjadi oleh adanya sensitisasi maternal sebelumnya, misalnya karena abortus, ruptur kehamilan di luar kandungan, amniosentesis, transusi darah hesus positi atau pada kehamilan kedua dan berikutnya. +enghan"uran sel$sel darah merah dapat melepaskan pigmen darah merah, yang mana bahan tersebut dikenal dengan bilirubin. Bilirubin se"ara normal dibentuk dari sel$sel darah merah yang telah mati, tetapi tubuh dapat mengatasi kekurangan kadar bilirubin dalam sirkulasi darah pada suatu waktu. 0ritroblastosis etalis
menyebabkan
terjadinya
penumpukan
bilirubin
yang
dapat
menyebabkan
hiperbilirubinemia, yang nantinya menyebabkan jaundice pada bayi, yang seterusnya dapat berkembang menjadi kernikterus.
5IAGNOSIS
1alam penegakan diagnosis diperlukan langkah$langkah seperti melakukan anamnesis, pemeriksaan isik, dan pemeriksaan penunjang. 1alam melakukan anamnesis, dapat ditanyakan mengenai riwayat sebagai berikut 2 • • • • •
Transusidarahsebelumnya Golongandarahkedua orang tuaterutamaibudananaknya +adakehamilansebelumnyapernahterjadiabortusspontan +ernahmengalami trauma semasakehamilan 1idapatkanperdarahanpada #agina 1alam pemeriksaan isik dapat dilakukan pemeriksaan tanda #ital dan primary survey
pada pernaasan dan kardio#askuler. 1apat pula dilihat penampakan jaundice pada kulitnya dan anemia pada konjungti#anya. Bisa juga dilakukan palpasi pada abdomennya untuk menemukan hepatosplenomegali. 1alam pemeriksaan penunjang dapat dilakukan uji laboratorium dengan sampel darah dan urin. 3ntuk pemeriksaan darah biasanya didapatkan kadar bilirubin yang tinggi, selain itu dalam hitung darah lengkap biasanya didapatkan kerusakan pada sel darah merah (anemia. 3ntuk pemeriksaan urin dapat diperiksa apakah ditemukan hemoglobin atau tidak. !elain uji laboratorium diatas dapat dilakukan uji isoimunisasi dengan mendeteksi antibody pada serum ibu. 3ji ini biasanya menggunakan metode tes oombs tak langsung. Tes ini bergantung kepada padak emampuan anti IgG (oombs serum untuk mengaglutinasi eritrosit yang dilapisi dengan IgG. 3ntuk melakukan tes ini, serum darah pasien di"ampur dengan eritrosit yang diketahui mengandung mengandung antigen eritrosit tertentu, diinkubasi, lalu eritrosit di"u"i. !uatu substansi lalu ditambahkan untuk menurunkan potensi listrik dari membrane eritrosit, yang penting untuk membantu terjadinya aglutinasi eritrosit. !erum oombs ditambahkan dan jika immunoglobulin ibu ada dalame ritrosit, maka aglutinasi akan terjadi. 5ika tes positi, diperlukan e#aluasi lebih lanjut untuk menentukan antigen spesiik.
TATALAKSANA
Ikterus hemolitik paling sering disebabkan oleh inkompatibilitas aktor hesus atau golongan darah ABO antara bayi dan ibu atau adanya deisiensi G*+1 pada bayi. Tata laksana untuk keadaan ini berlaku untuk semua ikterus hemolitik, apapun penyebabnya. •
Bila nilai bilirubin serum memenuhi kriteria untuk dilakukannya terapi sinar, lakukan terapi sinar .
•
Bila rujukan untuk dilakukan transusi tukar memungkinkan2 o
Bila bilirubin serum mendekati nilai dibutuhkannya transusi tukar, kadar hemoglobin 6 78 g9d/ (hematokrit 6 4' dan tes oombs positi, segera rujuk bayi.
o
Bila bilirubin serum tidak bisa diperiksa dan tidak memungkinkan untuk dilakukan tes oombs, segera rujuk bayi bila ikterus telah terlihat sejak hari 7 dan hemoglobin 6 78 g9d/ (hematokrit 6 4'.
o
Bila bayi dirujuk untuk transusi tukar2
‐
+ersiapkan transer
‐
!egera kirim bayi ke rumah sakit tersier atau senter dengan asilitas transusi tukar
‐
%irim "ontoh darah ibu dan bayi
‐
5elaskan kepada ibu tentang penyebab bayi menjadi kuning, mengapa perlu dirujuk dan terapi apa yang akan diterima bayi.
•
:asihati ibu2 o
Bila penyebab ikterus adalah inkompatibilitas hesus, pastikan ibu mendapatkan inormasi yang "ukup mengenai hal ini karena berhubungan dengan kehamilan berikutnya.
o
Bila bayi memiliki deisiensi G*+1, inormasikan kepada ibu untuk menghindari ;at$;at tertentu untuk men"egah terjadinya hemolisis pada bayi ("ontoh2 obat antimalaria, obat$obatan golongan sula, aspirin, kamer9mothballs, a#abeans.
•
Bila hemoglobin 6 7' g9d/ (hematokrit 6 8', berikan transusi darah.
•
Bila ikterus menetap selama & minggu atau lebih pada bayi "ukup bulan atau 8 minggu lebih lama pada bayi ke"il (berat lahir 6 &,) kg atau lahir sebelum kehamilan 8< minggu, terapi sebagai ikterus berkepanjangan (prolonged jaundi"e.
•
=ollow up setelah kepulangan, periksa kadar hemoglobin setiap minggu selama 4 minggu. Bila hemoglobin 6 > g9d/ (hematokrit 6 &4, berikan transusi darah.
Te(api Sina(
?ekanisme kerja Bilirubin tidak larut dalam air. ara kerja terapi sinar adalah dengan mengubah bilirubin menjadi bentuk yang larut dalam air untuk dieksresikan melalui empedu atau urin. %etika bilirubin mengabsorbsi "ahaya, terjadi reaksi otokimia yaitu isomerisasi. 5uga terdapat kon#ersi ire#ersibel menjadi isomer kimia lainnya bernama lumirubin yang dengan "epat dibersihkan dari plasma melalui empedu. /umirubin adalah produk terbanyak degradasi bilirubin akibat terapi sinar pada manusia. !ejumlah ke"il bilirubin plasma tak terkonyugasi diubah oleh "ahaya menjadi dipyrole yang diekskresikan lewat urin. =oto isomer bilirubin lebih polar dibandingkan bentuk asalnya dan se"ara langsung bisa dieksreksikan melalui empedu. -anya produk oto oksidan saja yang bisa diekskresikan lewat urin.
Terapi !inar %on#ensional
?enggunakan panjang gelombang 4&)$4<) nm. Intensitas "ahaya yang biasa digunakan adalah *$7& watt9"m& per nm. ahaya diberikan pada jarak 8)$)' "m di atas bayi. 5umlah bola lampu yang digunakan berkisar antara *$> buah, terdiri dari biru (=&'T7&, "ahaya biru khusus (=&'T7&9BB atau daylight fluorescent tubes. ahaya biru khusus memiliki kerugian karena dapat membuat bayi terlihat biru, walaupun pada bayi yang sehat, hal ini se"ara umum tidak mengkhawatirkan. 3ntuk mengurangi eek ini, digunakan 4 tabung "ahaya biru khusus pada bagian tengah unit terapi sinar standar dan dua tabung daylight fluorescent pada setiap bagian samping unit.
Teknik terapi sinar 2 %6
+ersiapan 3nit Terapi sinar •
-angatkan ruangan tempat unit terapi sinar ditempatkan, bila perlu, sehingga suhu di bawah lampu antara 8>@ sampai 8'@.
•
•
:yalakan mesin dan pastikan semua tabung luoresens berungsi dengan baik. Ganti tabung9lampu luoresens yang telah rusak atau berkelip$kelip (flickering 2 o
atat tanggal penggantian tabung dan lama penggunaan tabung tersebut.
o
Ganti tabung setelah &''' jam penggunaan atau setelah 8 bulan, walaupun tabung masih bisa berungsi.
•
Gunakan linen putih pada basinet atau inkubator, dan tempatkan tirai putih di sekitar daerah unit terapi sinar ditempatkan untuk memantulkan "ahaya sebanyak mungkin kepada bayi.
36
+emberian Terapi !inar •
Tempatkan bayi di bawah sinar terapi sinar. o
Bila berat bayi 3 k! ata" lebi- , tempatkan bayi dalam keadaan telanjang pada basinet. Tempatkan bayi yang lebih ke"il dalam inkubator.
o
•
/etakkan bayi sesuai petunjuk pemakaian alat dari pabrik.
Tutupi mata bayi dengan penutup mata, pastikan lubang hidung bayi tidak ikut tertutup. 5angan tempelkan penutup mata dengan menggunakan selotip.
•
Balikkan bayi setiap 8 jam
•
+astikan bayi diberi makan2 o
?oti#asi ibu untuk menyusui bayinya dengan A!I ad libitum, paling kurang setiap 8 jam2
‐
!elama menyusui, pindahkan bayi dari unit terapi sinar dan lepaskan penutup mata
‐
+emberian suplemen atau mengganti A!I dengan makanan atau "airan lain ("ontoh2 pengganti A!I, air, air gula, dll tidak ada gunanya.
o
Bila bayi menerima "airan per I atau A!I yang telah dipompa (A!I perah, tingkatkan #olume "airan atau A!I sebanyak 7' #olume total per hari (tabel 8 selama bayi masih diterapi sinar .
o
Bila bayi menerima "airan per I atau makanan melalui :GT, jangan pindahkan bayi dari sinar terapi sinar.
•
+erhatikan2 selama menjalani terapi sinar, konsistensi tinja bayi bisa menjadi lebih lembek dan berwarna kuning. %eadaan ini tidak membutuhkan terapi khusus.
•
Teruskan terapi dan tes lain yang telah ditetapkan2 o
+indahkan bayi dari unit terapi sinar hanya untuk melakukan prosedur yang tidak bisa dilakukan di dalam unit terapi sinar.
o
Bila bayi sedang menerima oksigen, matikan sinar terapi sinar sebentar untuk mengetahui apakah bayi mengalami sianosis sentral (lidah dan bibir biru.
•
3kur suhu bayi dan suhu udara di bawah sinar terapi sinar setiap 8 jam. Bila suhu bayi lebih dari 8<,)@, sesuaikan suhu ruangan atau untuk sementara pindahkan bayi dari unit terapi sinar sampai suhu bayi antara 8*,)@ $ 8<,)@.
•
3kur kadar bilirubin serum setiap &4 jam, ke"uali kasus$kasus khusus2 o
-entikan terapi sinar bila kadar serum bilirubin 6 78mg9d/
o
Bila kadar bilirubin serum mendekati jumlah indikasi transusi tukar, persiapkan kepindahan bayi dan se"epat mungkin kirim bayi ke rumah sakit tersier atau senter untuk transusi tukar. !ertakan "ontoh darah ibu dan bayi.
•
Bila bilirubin serum tidak bisa diperiksa, hentikan terapi sinar setelah 8 hari.
•
!etelah terapi sinar dihentikan2 o
Obser#asi bayi selama &4 jam dan ulangi pemeriksaan bilirubin serum bila memungkinkan, atau perkirakan keparahan ikterus menggunakan metode klinis.
o
Bila ikterus kembali ditemukan atau bilirubin serum berada di atas nilai untuk memulai terapi sinar , ulangi terapi sinar seperti yang telah dilakukan. 3langi langkah ini pada setiap penghentian terapi sinar sampai bilirubin serum dari hasil pemeriksaan atau perkiraan melalui metode klinis berada di baw ah nilai untuk memulai terapi sinar.
•
Bila terapi sinar sudah tidak diperlukan lagi, bayi bisa makan dengan baik dan tidak ada masalah lain selama perawatan, pulangkan bayi.
•
Ajarkan ibu untuk menilai ikterus dan beri nasihat untuk membawa kembali bayi bila bayi bertambah kuning.
T(ans7"si T"ka(
Transusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah ke"il darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang$ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar. +ada hiperbilirubinemia, tindakan ini bertujuan men"egah terjadinya ensealopati bilirubin dengan "ara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi. +ada bayi dengan isoimunisasi, transusi tukar memiliki manaat tambahan, karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi bayi. !ehingga men"egah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia.
1arah 1onor untuk Transusi Tukar 7. 1arah yang digunakan golongan O. &. Gunakan darah baru (usia 6 < hari, whole blood . %erjasama dengan dokter kandungan dan Bank 1arah adalah penting untuk persiapan kelahiran bayi yang membutuhkan tranusi tukar. 8. +ada penyakit hemolitik rhesus, jika darah disiapkan sebelum persalinan, harus golongan O dengan rhesus ($, crossmatched terhadap ibu. Bila darah disiapkan setelah kelahiran, dilakukan juga crossmatched terhadap bayi. 4. +ada inkomptabilitas ABO, darah donor harus golongan O, rhesus ($ atau rhesus yang sama dengan ibu dan bayinya. Crossmatched terhadap ibu dan bayi yang mempunyai titer rendah antibodi anti A dan anti B. Biasanya menggunakan eritrosit golongan O dengan plasma AB, untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi anti A dan anti B yang mun"ul.
). +ada penyakit hemolitik isoimun yang lain, darah donor tidak boleh berisi antigen tersensitisasi dan harus di crossmatched terhadap ibu. *. +ada hiperbilirubinemia yang nonimun, darah donor ditiping dan "rossmat"hed terhadap plasma dan eritrosit pasien9bayi. <. Tranusi tukar biasanya memakai & kali #olume darah (& #olume e"hange sekitar 7*' m/9kgBB, sehingga diperoleh darah baru sekitar ><.
PROGNOSIS
Inkomtabilitas ABO bias menjadi sangat berbahaya bahkan bias menyebabkan kematian. Tetapi dengan penatalaksanaan yang tepat, kemungkinan untuk sembuh sangatlah mungkin.
5A0TAR PUSTAKA
unningham, =.G., ?aldo -ald, Gant, :. =. Obstetri Cilliams #ol 7 (penerjemah 2 5oko !uyono dan Andi -artono, edisi ke$&7, 0G, 5akarta, &'') !indu, 0. -emolyti" disease o the newborn. 5akarta2 1irektorat /aboratorium %esehatan 1irjen. +elayanan ?edik 1epkes dan %essos ID &'').