IMPLEMENTASI MODEL ANTRIAN PADA BIOSKOP XXI BIP MENGGUNAKAN SINGLE CHANNEL MULTI SERVER Agung Auliaguntary 10110237
Gina Khayatun Nufus 10110244
Muhammad Ghiffary Shafrizal 10110256
Abstrak Antrian adalah suatu kejadian yang biasa dalam kehidupan sehari–hari. Menunggu di depan loket untuk mendapatkan tiket kereta api atau tiket bioskop, pada pintu jalan tol, pada bank, pada kasir supermarket, dan situasi–situasi yang lain merupakan kejadian yang sering ditemui. Studi tentang antrian bukan merupakan hal yang baru. Antrian timbul disebabkan oleh kebutuhan akan layanan melebihi kemampuan (kapasitas) pelayanan atau fasilitas layanan, sehingga pengguna fasilitas yang tiba tidak bisa segera mendapat layanan disebabkan kesibukan layanan. Pada banyak hal, tambahan fasilitas pelayanan dapat diberikan untuk mengurangi antrian atau untuk mencegah timbulnya antrian. Akan tetapi biaya karena memberikan pelayanan tambahan, akan menimbulkan pengurangan keuntungan mungkin sampai di bawah tingkat yang dapat diterima. Sebaliknya, sering timbulnya antrian yang panjang akan mengakibatkan hilangnya pelanggan / nasabah . Makalah ini membahas masalah mengenai impelemntasi untuk mempelajari model antrian pada Bioskop XXI BIP(Bandung Indah Plaza) yang berada di Bandung Provinsi Jawa Barat. Dari hasil analisis yang telah kami dapat, akan terdapat nilai-nilai dari hasil model antrian pada Bioskop XXI BIP. Kata Kunci: Teori Antrian, Model-model Antrian, Pom-QM for Windows, Model Matematika, Bioskop XXI BIP. 1.
PENDAHULUAN
Bandung Indah Plaza adalah salah satu pusat perbelanjaan besar di kota Bandung. Mall ini merupakan pusat perbelanjaan tertua di Bandung. Didirikan pada akhir tahun 80-an, mulai buka tahun 1989 dan secara resminya dibuka pada 19 Agustus 1990. Dikenal dengan nama BIP, menjadi sebuah ikon belanja di Bandung masa itu. Sebelumnya, masyarakat Bandung hanya mengenal konsep department store dan pasar swalayan. Terletak di pusat kota , Jalan Merdeka Bandung. Dengan ada BIP maka kawasan ini menjadi tempat nongkrong/hang out baru beralih dari kawasan Alun-Alun kota dan juga menjadi awal pembangunan mall dan pusat perbelanjaan di Bandung Utara (sebelumnya hampir semuanya ada di Bandung selatan, batas rel kereta api). Bioskop 21 (Cineplex 21 Group) adalah sebuah jaringan bioskop di Indonesia, dan merupakan pelopor jaringan cineplex di Indonesia. Jaringan bioskop ini tersebar di beberapa kota besar di seluruh Indonesia dan sebagian besar di antaranya terletak di dalam pusat perbelanjaan, dengan filmfilm Hollywood dan Indonesia sebagai menu utama, dan didukung oleh teknologi tata suaraDolby Digital dan THX. Seiring dengan tuntutan perkembangan zaman, Cineplex 21 Group telah melakukan sejumlah pembenahan
dan pembaharuan, di antaranya adalah dengan membentuk jaringan bioskopnya menjadi 3 merek terpisah, yakni Cinema 21, Cinema XXI, The Premiere, IMAX untuk target pasar berbeda 2.
BAHASAN
Menurut Siagian (1987), antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah (satuan) yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas layanan). Pada umumnya, sistem antrian dapat diklasifikasikan menjadi sistem yang berbeda – beda di mana teori antrian dan simulasi sering diterapkan secara luas. Klasifikasi menurut Hillier dan Lieberman adalah sebagai berikut : 1. Sistem pelayanan komersial 2. Sistem pelayanan bisnis industri 3. Sistem pelayanan transportasi 4. Sistem pelayanan social Sistem pelayanan komersial merupakan aplikasi yang sangat luas dari model–model antrian, seperti restoran, kafetaria, toko–toko, salon, butik, supermarket, dan sebagainya. Sistem pelayanan bisnis industri mencakup lini produksi, sistem material handling, sistem pergudangan, dan sistem–sistem informasi komputer. Sistem pelayanan sosial merupakan sistem–sistem pelayanan yang dikelola oleh kantor–kantor dan jawatan–jawatan lokal maupun nasional, seperti kantor registrasi SIM
dan STNK, kantor pos, rumah sakit, puskesmas, dan lain–lain. Pelanggan yang tiba dapat bersifat tetap atau tidak tetap untuk memperoleh pelayanan. Apabila pelanggan yang tiba dapat langsung masuk kedalam sistem pelayanan maka pelanggan tersebut akan langsung dilayani, sebaliknya jika harus menunggu maka mereka harus membentuk antrian hingga tiba waktu pelayanan. Berdasarkan uraian tersebut maka dalam sistem antrian terdapat komponen utama yakni: 1. Antrian yang memuat langganan atau satuan-satuan yang, memerlukan pelayanan (pembeli, orang sakit, mahasiswa, kapal dan lain-lain) 2. Fasilitas pelayanan yang memuat pelayanan dan saluran pelayanan (Pompa minyak dan pelayanannya, loket bioskop dan petugas jual karcis dan lainlain).
1. Single Chanel - Single Phase Single Chanel berarti bahwa hanya ada satu jalur untuk memasuki sistem pelayanan atau ada satu pelayanan. Single phase menunjukkan bahwa hanya ada satu stasiun pelayanan sehingga yang telah menerima pelayanan dapat langsung keluar dari sistem antrian. Contohnya adalah pada pembelian tiket bus yang dilayani oleh satu loket, seorang pelayan toko dan lain-lain.
Gambar 1. Single Chanel - Single Phase
2. Single Chanel - Multi Phase Ada 4 bentuk disiplin pelayanan yang biasa digunakan dalam praktek yaitu : 1. First Come First Served (FCFS) atau First In First out (FIFO) yaitu pelanggan yang datang lebih dulu akan dilayani lebih dulu. Misalnya: sistem antrian pada Bank, SPBU, dan lain – lain. 2. Last Come First Served (LCFS) atau Last In First Out (LIFO) yaitu sistem antrian pelanggan yang datang terakhir akan dilayani lebih dulu. Misalnya:sistem antrian dalam elevator lift untuk lantai yang sama. 3. Service in Random Order (SIRO) yaitu panggilan didasarkan pada peluang secara acak, biasanya timbul dalam keadaan praktis. 4. Priority Service (PS) yaitu pelayanan diberikan kepada mereka yang mempunyai prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang mempunyai prioritas lebih rendah.
Model – Model Antrian
Berdasarkan sifat pelayanannya dapat diklasifikasikan fasilitas-fasilitas pelayanan dalam susunan saluran dan phase yang akan membentuk suatu struktur antrian yang berbedabeda. Istilah saluran menunjukkan jumlah jalur untuk memasuki sistem pelayanan. Sedangkan istilah phase berarti jumlah stasiun-stasiun pelayanan, dimana para langganan harus melaluinya sebelum pelayanan dinyatakan lengkap. Ada empat model struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian:
Multi phase berarti ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakn secara berurutan dalam phase-phase. Misalnya pada proses pencucian mobil, lini produksi massa dan lainlain.
Gambar 2. Single Chanel - Multi Phase
3. Multi Chanel - Single Phase Sistem multi chanel- single phase terjadi jika ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh suatu antrian tunggal. Sebagai contoh adalah pada pembelian tiket yang dilayani oleh lebih dari satu loket, pelayanan pelanggan di Bank, dan lain-lain.
Gambar 3. Multi Chanel - Single Phase
4. Multi Chanel - Multi Phase Sistem ini terjadi jika ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dengan pelayanan pada lebih dari satu phase.sebagai contoh adalah pada pelayanan kepada pasien di rumah sakit dari pendaftaran, diagnosa, tindakan medis sampai pembayaran. Setiap sistem-sistem ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahap, sehingga lebih dari satu individu dapat dilayani pada suatu waktu.
2. Pengguna dapat memilih output yang diinginkan untuk dicetak. 3. Dapat disetting secara otomatis untuk menyimpan data yang telah diproses. User Oriented Design 1. Proses pemasukan data dapat dilakukan dengan mudah. 2. Dapat dengan mudah merubah satu metode solusi dengan metode solusi lainnya untuk dibandingkan jawabannya. 3. Warna data yang dimasukkan akan berbeda 2.1 Ruang Lingkup Masalah
Gambar 4. Multi Chanel - Multi Phase
Program POM for Windows merupakan suatu paket program yang dikeluarkan oleh Prentice Hall‟s yang digunakan untuk masalahmasalah yang berhubungan dengan manajemen kuantitatif, management science, dan operation research. Software ini menyediakan 20 Menu/Modul yang berbeda penggunaannya yaitu: Aggregate Planning, Assigment (Penugasan), Balancing Assembly Line, Break Even / Cost-Volume Analysis, Decision Analysis, Forecasting, Inventory, job Shop Scheduling, Learning Curve, Linier Programming (Program Linier), Location, Lot Sizing, Material Requirement Planning, Operation Lay Out, PERT/CPM,QualityControl,Realibility,Simulation, Transportation (Masalah Transportasi), Waiting Lines. Paket program QM dirancang untuk memudahkan pengguna, hal tersebut dapat dilihat pada feature program tersebut.
Standar windows 1. Bagi pengguna yang sudah terbiasa menggunakan software berbasis windows maka akan mudah mengoperasikan program QM dan POM for windows. 2. Menyimpan dan membuka file dapat dilakukan dengan mudah. 3. Data dan hasilnya dapat disalin ke aplikasi windows lainnya seperti MS. Word. 4. Fleksibilitas 1. Bagian-bagian pada layar dapat diatur sesuai dengan keinginan pengguna.
Setelah data didapat, yang dapat kita lakukan untuk melakukan analisis antrian adalah: 1. Melakukan uji asusmsi terhadap data tingkat kedatangan dan data tingkat pelayanan. 2. Menentukan jenis model antrian. 3. Melakukan analisis dan penghitungan berdasarkan model dan interpretasikan. Seperti telah disinggung pada batasan pendefinisan model masalah diatas, data yang diperlukan adalah data antrian bioskop. Berikut adalah data detail yang kami miliki untuk dijadikan referensi dalam menyelesaikan masalah model Antrian.
Pelanggan ke-
Waktu kedatangan pelanggan ke(detik)
Waktu pelayanan (detik)
0
0
0
1
30
35
2
70
30
3
110
46
4
160
30
5
230
56
6
250
43
7
370
60
8
450
45
9
520
44
10
600
55
11
700
35
12
850
56
13
930
81
14
990
35
15
1120
26
16
1220
115
17
1310
64
18
1400
41
19
1480
85
20
1520
49
21
1550
61
22
1650
37
23
1690
44
24
1780
53
25
1850
56
26
1910
52
27
2030
72
28
2100
53
29
2160
32
30
2200
67
31
2320
93
32
2400
37
33
2550
102
34
2670
49
35
2730
33
36
2780
65
37
2850
50
38
2960
35
39
3120
50
40
3180
118
41
3290
35
42
3310
76
43
3350
40
44
3380
68
45
3450
50
46
3500
50
47
3580
30
48
3590
35
Gambar 5. Simulasi Antrian Bioskop XXI BIP Pukul 12.00 – 13.00
Maka dari data yang telah kami kumpulkan diatas terbentuklah sebuah model matematika yang akn dijelaskan pada bahasan berikutnya.
λ μ ρ L Lq W Wq
dalam waktu t. Kecepatan kedatangan rata-rata. Kecepatan pelayanan rata-rata. Intensitas antrian. Ekspektasi panjang garis. Ekspektasi panjang antrian. Ekspektasi waktu menunggu dalam sistem. = Ekspektasi waktu menunggu dalam antrian = = = = = =
Diketahui : = 48 orang/jam, merupakan tingkat kedatangan rata-rata. = 47 orang/jam, merupakan tingkat kedatangan rata-rata. Akan tetapi didalam kasus yang diteliti tersebut terdapat 2 server, maka nilai miu( ) dikali 2, maka : = 94 orang/jam, merupakan tingkat kedatangan rata-rata. Ditanya : 1. 2. 3. 4.
Berapa intensitas antrian ? Berapa ekspektasi panjang garis ? Berapa ekspektasi panjang antrian ? Berapa ekpektasi waktu menunggu dalam sistem ? 5. Berapa ekpektasi waktu menunggu dalam antrian ? 2.3 Metodologi Penelitian Metode penelitian yang kami gunakan adalah observasi dan studi literatur. Kami melakukan observasi ke Bioskop XXI BIP dengan menggunakan metode Antrian Single Channel Multi Server. Bahan yang kami persiapkan untuk melakukan penelitian ini adalah, motor sebagai alat transportasi, koneksi internet, alat tulis, software Microsoft Excell 2013 untuk menghitung nilai-nilai pada metode Antrian tersebut dan menggunakan Pom-qm for windows & referensi teori. 2.4 Hasil Penelitian
2.2 Model Matematika Notasi yang digunakan sebagai berikut : n = Jumlah satuan pelanggan dalam sistem antrian pada waktu t. s = Jumlah satuan pelayanan. P = Peluang bahwa ada n satuan pelanggan yang masuk dalam antrian
Mendeskripsikan secara umum hasil penelitian yang dilakukan, dan tunjukkan data hasil penelitian. Tulis hasil/temuan secara jelas dan tunjukkan hasil perhitungan. Diskusikan hasil yang diperoleh melalui penelitian tersebut. Hasil penelitian sebagai berikut :
Jadi, rata-rata jumlah pelanggan mengantri sebelum dilayani adalah 0,36 orang
Jadi, probabilitas waktu sibuk server bioskop XXI BIP dalam melayani pembeli adalah 0,510 detik
Jadi, rata-rata pelanggan yang mengantri sampai selesai dilayani adalah 1,381 1 orang
0,007 Jadi, rata-rata waktu yang dibutuhkan pelanggan dalam mengantri sampai sebelum dilayani adalah 0,007 jam = 27,02 detik
Jadi, probabilitas tidak adanya pelanggan atau para server menganggur adalah 0,325 detik
Jadi, rata-rata waktu yang dibutuhkan pembeli untuk menunggu sampai selesai dilayani adalah 0,03 jam = 103,61 detik Menggunakan Pom qm for Windows (waiting lines – multichannel system)
3
Langkah-langkah menggunakan pomqm for windows 3 untuk menyelesaikan kasus diatas menggunakan network module adalah sebagai berikut: 1. Pilih menu module lalu pilih waiting lines
8. Maka akan tampil hasil pemecahan masalah untuk kasus model antrian seperti pada gambar dibawah ini
2. Pilih menu file – new – 3. Multichannel system
3. Buat judul penyelesaian soal ini dengan mengisi bagian title : “Model Antrian Bioskop XXI BIP” 4. Lalu pilih no cost untuk analisis 5. Lanjutkan dengan meng-klik tombol ok hingga akan muncul tampilan seperti gambar dibawah ini
6. Isikan value untuk parameter yang akan dianalisis sesuai dengan nilai yang telah didapat.
7. Setelah itu klik tombol (solve) pada toolbar atau dari menu file – solve, atau dengan menekan tombol f9 pada keyboard.
9. jika ada data yang perlu diperbaiki, klik tombol pada toolbar atau dari menu file - edit untuk kembali ke tabel awal.
3.
pengembangan lebih lanjut bisa mengggunakan software antrian yang dibuat sendiri agar hasil yang diharapkan lebih detail dan bisa ditambah fugnsionalitas yang dapat membantu dalam menangani permasalahan dalam antrian.
KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Jumlah rata-rata pelanggan yang berada di dalam sistem (Ls) sebanyak 1.38 orang atau sekitar 1 orang. 2. Jumlah pelanggan yang menunggu dalam antian (Lq) sebanyak 0.36 orang atau sekitar 0 (tidak ada) orang. 3. Waktu pelanggan selama dalam sistem (W) adalah 1.73 menit atau 2 menit. 4. Waktu pelanggan selama menunggu dalam antrian (Wq) adalah 0.45 menit. Dalam penelitian antrian yang kami susun masih menggunakan software yang sudah ada yaitu (POM), diharapkan kedepannya untuk
1.
2. 3. 4. 5.
6.
Dian Fitriana, Dede Firmansyah, Eka Pratiwi, Erli Wijayanti, 2013, Analisis Antrian Pada McDonald Pusat Grosir Cililitan (PGC), Sekolah Tinggi Ilmu Statistika, (http://id.scribd.com/doc/122326733/Analisis-AntrianToko-McDonald, diakses 25 Desember 2013). (http://id.wikipedia.org/wiki/Bandung_Indah_Plaza, diakses 7 Januari 2014). (http://id.wikipedia.org/wiki/Bioskop_21, diakses 7 Januari 2014). (http://ebookbrowsee.net/po/pom-for-windows#.UszlNJdWPw, diakses 7 Januari 2014). Hartawan. 2011. Modul POM-QM for Windows versi 3.0: Praktikum LP & Simplex, (http://www.zhartawan.blogspot.com/2011/06/modul-pom-qm-forwindows-versi-30.html, diakses 28 Desember 2013). Rainarli, Ednawati. 2013. Model Antrian. UNIKOM. Kota Bandung. Slide 12 dan 14.
LAMPIRAN
Simulasi antrian di Bioskop XXI BIP mulai pukul 12.00 - 13.00 Waktu waktu waktu Waktu mulai selesai Pelanggan kedatangan selisih selisih pelayanan pelayanan pelayanan kepelanggan kedatangan pelayanan (detik) (detik/orang) (detik/orang) ke- (detik) (detik) (detik) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
0 30 70 110 160 230 250 370 450 520 600 700 850 930 990 1120 1220 1310 1400 1480 1520 1550 1650 1690 1780 1850 1910 2030 2100 2160 2200 2320 2400 2550 2670 2730 2780
0 35 30 46 30 56 43 60 45 44 55 35 56 81 35 26 115 64 41 85 49 61 37 44 53 56 52 72 53 32 67 93 37 102 49 33 65
0 30 70 100 160 230 286 370 450 520 600 700 850 930 1011 1120 1220 1335 1400 1480 1565 1614 1675 1712 1780 1850 1910 2030 2102 2160 2200 2320 2413 2550 2670 2730 2780
0 65 100 146 190 286 329 430 495 564 655 735 906 1011 1046 1146 1335 1399 1441 1565 1614 1675 1712 1756 1833 1906 1962 2102 2155 2192 2267 2413 2450 2652 2719 2763 2845
30 40 40 50 70 20 120 80 70 80 100 150 80 60 130 100 90 90 80 40 30 100 40 90 70 60 120 70 60 40 120 80 150 120 60 50 70
65 35 46 44 96 43 101 65 69 91 80 171 105 35 100 189 64 42 124 49 61 37 44 77 73 56 140 53 37 75 146 37 202 67 44 82 55
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
2850 2960 3120 3180 3290 3310 3350 3380 3450 3500 3580 3590
50 35 50 118 35 76 40 68 50 50 30 35
2850 2899 3120 3180 3298 3346 3422 3471 3539 3573 3623 3653
2900 2934 3170 3298 3333 3422 3462 3539 3589 3623 3653 3688
110 160 60 110 20 40 30 70 50 80 10
34 236 128 35 89 40 77 50 34 30 35