Ilmu Kulit & Kelamin
CATATAN TUTORIAL OPTIMA
Vehikulum ehikulum Obat Topikal opikal •
Cairan (solusio, tingtura, kompres) – – – –
•
Bedak – – –
•
Membersihkan Membersihkan kulit dari debris Perlunakan dan pecahnya vesikel, vesikel, bula, pustula Keadaan yang basah menjadi kering Merangsang epitelisasi Penetrasi Penetrasi sedikit Diberikan pada dermatosis yang kering dan superfisial Berguna untuk mempertahankan vesikel/bula vesikel/bula agar tidak pecah
Salep – – –
Diberikan pada dermatosis yang kering dan kronik, berkrusta Penetrasi Penetrasi paling kuat Kontraindikasi Kontraindikasi pada dermatitis madidans (dengan eksudasi), tidak dianjurkan pada bagian tubuh tub uh yang berambut
Vehikulum ehikulum Obat Topikal opikal •
Cairan (solusio, tingtura, kompres) – – – –
•
Bedak – – –
•
Membersihkan Membersihkan kulit dari debris Perlunakan dan pecahnya vesikel, vesikel, bula, pustula Keadaan yang basah menjadi kering Merangsang epitelisasi Penetrasi Penetrasi sedikit Diberikan pada dermatosis yang kering dan superfisial Berguna untuk mempertahankan vesikel/bula vesikel/bula agar tidak pecah
Salep – – –
Diberikan pada dermatosis yang kering dan kronik, berkrusta Penetrasi Penetrasi paling kuat Kontraindikasi Kontraindikasi pada dermatitis madidans (dengan eksudasi), tidak dianjurkan pada bagian tubuh tub uh yang berambut
•
Bedak kocok –
– –
•
Krim – – – –
•
Indikasi kosmetik Dermatosis subakut yang luas, penetrasi >> bedah kocok Boleh digunakan di daerah berambut Kontaindikasi: Kontaindikasi: dermatitis madidans
Pasta (campuran bedak & vaselin) – –
•
Diberikan pada dermatosis der matosis yang kering, superfisial, agak luas. Pada keadaan yang subakut Penetrasi Penetrasi sedikit, mengurangi gatal gatal Kontraindikasi: Kontraindikasi: dermatitis madidans, daerah berambut
Dermatosis yang agak basah (bersifat mengeringkan) Kontraindikasi: Kontraindikasi: dermatitis madidans, daerah berambut, tidak dianjurkan pada daerah lipatan
Linimen (campuran cairan, cairan, bedak, salep) – –
Diberikan pada dermatosis yang subakut Kontraindikasi: Kontraindikasi: dermatosis madidans
Dermatofitosis •
• •
•
Dermatofitosis: infeksi oleh jamur dermatofita pada jaringan yg mengandung keratin (kulit, rambut, kuku) Penyakit jamur di kulit oleh jamur dermatofita Dermatofita: Dermatofita: golongan jamur yang dpt mencerna keratin dgn enzim keratinase 3 genus: 1. Microsporum 2. Tricophyton 3. Epidermophyton
•
•
•
Morfologi dermatofitosis dermatofitosis khas: Kelainan berbatas tegas Polimorfik (papul, vesikel, skuama, dll) Tepi lebih aktif Disertai rasa gatal Penderita pria lebih sering gatal karena struktur anatominya Klasifikasi dermatofitosis dermatofitosis didasarkan pada lokalisasi kelainan kulit
MIKOSIS Superficialis Dermatofitosis
Non
Intermediate
Profunda Subcutis
Sistemik
Misetoma Kromomikosis Sporotrikosis Fikomikosis subkutan Rinosporodiosis
Aktinomikosis Nokardiosis Histoplasmosis Kriptokokosis Koksidioidomikosis Blastomikosis Fikomikosis sistemik
Dermatofitosis
Tinea capitis Tinea barbae Tinea corporis ( T. imbrikata & T. favosa ) Tinea manum Tinea pedis Tinea kruris Tinea unguium
Pitiriasis versikolor Piedra hitam Piedra putih Tinea nigra palmaris Otomikosis
Kandidiasis Aspergillosis
•
Tinea kapitis –
–
–
Terutama pada anak Stadium klnis dapat: kronik, subakut, akut Tiga bentuk klinis: •
•
•
Gray patch: oleh a.l. M. canis, M. gypseum,Lampu Wood: M.canis fluoresensi hijau Black dot : oleh Trichophyton sp., a.l. T.tonsurans. Rambut patah di muara folikel
Kerion: keadaan akut, bengkak, mirip sarang lebah dgn pus keluar dari folikel
•
Tinea pedis –
–
–
–
–
Interdigitalis Terutama sela jari IV-V Skuama, fisur, maserasi Gatal menahun tidak gatal Kronik, papuloskuamosa, hiperkeratotik •
•
–
Moccasin foot Hiperkeratosis, skuama
Vesikular/subakut: •
•
Sela jari punggung dan telapa kakai Vesikel, vesikopustul, bula, skuama kolaret
TINEA KRURIS Penyebab: Trichophyton sp., E.floccosum •
Klinis: Predileksi pada lingkungan lembab (celana ketat, pendek) Lesi berbatas tegas Tepi lebih aktif, polimorfik Bila menahun hiperpigmentasi dengan sedikit skuama –
– –
–
→
TINEA KORPORIS Penyebab:
•
Trichophyton sp., Microsporum sp. –
–
–
–
–
–
Gatal Batas tegas Polisiklik Efloresensi polimorf Tepi tanda radang>aktif Tengah tenang (central healing)
•
Dermatofitosis pada kulit tidak berambut (glabrous skin) Dermatofitosis yang tidak termasuk 5 jenis lainnya (kapitis, barbae, kruris, pedis et manum, unguium)
Bentuk Klinis: –
–
Lesi bulat/ lonjong, berbatas tegas Pinggir lebih aktif, polimorfik, kadangkadang polisiklik
Diagnosis Diferensial: •
•
•
Dermatitis seboreika Psoriasis Pitiriasis rosea
Bentuk khusus tinea korporis : –
Tinea Imbrikata •
•
–
Penyebab: Trichophyton concentricum Klinis: lingkaran skuama konsentris. Bila menahun menyerupai iktiosis
Tinea Favosa •
Penyebab: T.schoenleini, T.violaceum, M.gypseum
•
Khas : krusta seperti cawan (skutula), mengenai badan dan kepala menyebabkan alopesia permanen →
•
Di Indonesia
jarang.
→
•
Sediaan basah KOH 10% (rambut), 20% (kulit), 30% (kuku) utk hancurkan epitel & debris sediaan jernih. Dapat + zat warna, mis: tinta parker blueblack. Mikroskop cahaya pembesaran 100X & 400X –
•
Hifa sejati dan artrospora(segmen hifa menggembung dan dinding menebal terpisah)
Media agar dekstrosa Sabouraud
• • •
Tatalaksana DOC: Griseofulvin Obat topikal: – –
–
•
Bila lesi terbatas Vehikulum sesuai stadium lesi Tinea unguium 1-2 kuku dan tanpa kena bagian proksimal, + pengikiran bagian kuku yg rusak
Obat sistemik: – –
–
Lesi luas Tdk resposnif thdp obat topikal Kronik berulang
Kandidosis •
•
–
–
–
Kandidosis mukosa: kandidosis oral, perleche, vulvovaginitis, balanitis, mukokutan kronik, bronkopulmonar Kandidosis kutis: lokalisata, generalisata, paronikia & onikomikosis, granulomatosa Kandidosis sistemik: endokarditis, meningitis, pyelonefritis, septikemia Reaksi id (kandidid)
–
–
•
Faktor –
–
Endogen: perubahan fisiologik (kehamilan, obesitas, iatrogenik, DM, penyakit kronik), usia (orang tua & bayi), imunologik Eksogen: iklim panas, kelembaban tinggi, kebiasaan berendam kaki, kontak dengan penderita
Bentuk klinis: –
penyakit jamur bisa bersifat akut/subakut disebabkan oleh genus Candida Klasifikasi –
•
•
•
Kandidosis intertriginosa: Lesi di daerah lipatan kulit ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat payudara, sela jari, glans penis, dan umbilikus berupa bercak berbatas tegas, bersisik, basah, eritematosa. Dikelilingi oleh satelit berupa vesikel-vesikel dan pustulpustul kecil atau bula Kandidosis perianal: Lesi berupa maserasi seperti dermatofit tipe basah Kandidosis kutis generalisata: Lesi terdapat pada glabrous skin. Sering disertai glossitis, stomatitis, paronikia
Pemeriksaan : KOH (selragi, blastospora, hifa semu), kultur di agar Sabouraud Pengobatan: hindari faktor predisposisi, antifungal (gentian violet 0,5-1%, nistatin , amfoterisin B, grup azole)
95-96. Kusta/morbus Hansen •
•
Penyakit infeksi kronik akibat infeksi Mycobacterium leprae Gejala klinis:
Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 2007.
Tuberculoid •
•
•
• •
Few well-defined hypopigmented hypesthetic macules with raised edges and varying in size from a few millimeters to very large lesions covering the entire trunk. Erythematous or purple border and hypopigmented center. Sharply defined, raised; often annular; enlarge peripherally. Central area becomes atrophic/depressed. Advanced lesions are anesthetic, devoid of skin appendages (sweat glands, hair follicles). test pinprick, temperature, vibration Any site including the face. May be a thickened nerve on the edge of the lesion; large peripheral nerve enlargement frequent (ulnar).
Lepromatous •
•
•
•
Skin-colored or slightly erythematous papules/nodules. Lesions enlarge; new lesions occur and coalesce. Later: symmetrically distributed nodules, raised plaques, diffuse dermal infiltrate, which on face results in loss of hair (lateral eyebrows and eyelashes) and leonine facies (lion's face). Bilaterally symmetric involving earlobes, face, arms, and buttocks, or less frequently the trunk and lower extremities. More extensive nerve involvement
Tipe
Lesi
Batas
Permukaan
BTA
Lepromin
I
Makula hipopigmentasi
Jelas
Halus agak berkilat, anestesi
-
+
TT
Makula eritematosa bulat/lonjong, bagian tengah sembuh
Jelas
Kering bersisik, anestesi
-
+ kuat
BT
Makula eritematosa tidak teratur, mulamula ada tanda kontraktur
Jelas
Kering bersisik, anestesi
+/-
+ lemah
BB
Plakat, dome-shaped, punched-out
Agak jelas
Agak kasar, + agak berkilat
-
BL
Makula infiltrat merah
Agak jelas
Halus berkilat
+
-
LL
Makula infiltrat difus Tidak berupa nodus simetri, jelas saraf terasa sakit
Halus berkilat
+ kuat
-
Pausibasilar
Lesi kulit (makula datar, papul meninggi, nodus)
1-5 lesi Hipopigmentasi/eritema Distribusi tidak simetris Hilangnya sensasi yang jelas
>5 lesi Distribusi lebih simetris Hilangnya sensasi kurang jelas
Hanya satu cabang saraf
Banyak cabang saraf
• • • •
Kerusakan saraf (menyebabkan hilangnya sensasi/kelemahan otot yang dipersarafi) •
Multibasilar • • •
Kriteria Diagnosis Lepra: Lesi hipopigmentasi dengan gangguan sensibilitas Penebalan saraf BTA (+) • • •
•
Pemeriksaan Bakterioskopik: Ziehl-Neelsen Histopatologik: sel datia Langhans, atau sel Virchow Serologik: MLPA, ELISA, ML dipstick – – –
•
•
Tatalaksana REJIMEN WHO (1997) –
–
Kusta PB : rifampisin 600 mg/bulan (supervisi), dapson 100 mg/hari paket 6 kemasan MDT PB bulanan diselesaikan dlm 6-9 bln Rejimen kusta MB : rifampisin 600 mg/ bulan (supervisi), klofasimin 300 mg/bulan (supervisi) dilanjutkan 50 mg/ hari dan dapson 100 mg/hari. Pemberian paket 12 kemasan MDT MB bulanan yang diselesaikan selama 12-18 bulan.
Reaksi Kusta Suatu keadaan akut pd perjalanan peny kusta yg kronik Penyebab utama kerusakan saraf dan cacat Dapat terjadi pada awal, selama & setelah terapi Pembagian : Reaksi tipe I ~ reversal
hipersensitifitas tipe IV
Reaksi tipe II ~ ENL
hipersensitifitas tipe III
Ke-2 tipe reaksi ini dpt berlangsung ringan - berat
KLINIS
Kulit
Saraf
Konstitusi
REVERSAL
ENL
Lesi >> eritematosa
Nodus >>>
Lesi baru
Nyeri, ulserasi
Membesar
Membesar
Nyeri +/-
Nyeri +/-
Gangguan fungsi +/-
Gangguan fungsi +/-
Demam ringan
Demam ringan – berat
Malaise
Malaise
Reaksi lepra
Sindrom Stevens-Johnson •
•
• •
Sindrom yang mengenai kulit, selaputlendir di orifisium, dan mata dengan keadaan umum bervariasi dari ringan sampai berat Penyebab: alergi obat (>50%), infeksi, vaksinasi, graft vs host disease, neoplasma, radiasi Reaksi hipersensitivitas tipe 2 Trias kelainan – –
–
• •
TEN
→
Kelainan kulit: eritema, vesikel, bula Kelainan mukosa orifisium: vesikel/bula/pseudomembran pada mukosa mulut (100%), genitalia (50%). Berkembang menjadi krusta kehitaman Kelainan mata: konjungtivitis
Komplikasi: bronkopneumonia, gangguan elektrolit, syok Pengobatan: KS sistemik-oral, antibiotik, suportif
SSJ •
•
• •
Sindrom yang mengenai kulit, selaputlendir di orifisium, dan mata dengan keadaan umum bervariasi dari ringan sampai berat Penyebab: alergi obat (>50%), infeksi, vaksinasi, graft vs host disease, neoplasma, radiasi Reaksi hipersensitivitas tipe 2 Trias kelainan – –
–
• • •
Kelainan kulit: eritema, vesikel, bula Kelainan mukosa orifisium: vesikel/bula/pseudomembran pada mukosa mulut (100%), genitalia (50%). Berkembang menjadi krusta kehitaman Kelainan mata: konjungtivitis
Komplikasi: bronkopneumonia, gangguan elektrolit, syok Pengobatan: KS sistemik-oral, antibiotik, suportif Epidermolisis = 10%
TEN • • •
• • • • • • • •
SSJ leboh berat Epidermolisis >30% Demam (sering kali >39) dan flu-like illness 1-3 hari sebelum lesi mukokutaneus muncul Eritema yang berkonfluensi Facial edema or central facial involvement Lesi terasa nyeri Palpable Purpura Nekrosis kulit, dan blisters and/or epidermal detachment Krusta/erosis pada membran mukosa, sore throat Gangguan penglihatan karena ada keterlibatan mata Pengobatan: KS sistemik-oral, antibiotik, suportif
Akne Vulgaris • •
•
Penyakit peradangan kronik folikel pilosebasea Faktor: perubahan pola keratinisasi dalam folikel, produksi sebum ↑, terbentuknya fraksi asam lemak bebas, peningkatan jumlah flora folikel (Propionibacterium acnes), pembentukan circulating antibodies, peningkatan kadar hormon androgen, stress psikis, faktor lain (usia, ras, familial, makanan, cuaca) Gejala klinis: – –
Predileksi: muka, bahu, dada atas, punggung atas Erupsi kulit polimorfi: • •
Tak beradang: komedo, papula tidak beradang Beradang: pustula, nodus, kista beradang
•
Derajat
•
Pengobatan –
–
–
Topikal: •
Iritan: sulfur, asam salisilat, peroksida benzoil, asam retinoat
•
Antibiotik: oksitetrasiklin, eritromisin
•
Antiinflamasi: hidrokortison, triamsinolon intralesi
Sistemik •
Antibiotik: tetrasiklin, eritromisin, doksisiklin, trimethoprim
•
Obat hormonal: estrogen, siproteron asetat
•
Vitamin A
Antiinflamasi •
Terapi oral (Sistemik) diberikan pada acne sedang-berat
Dermatitis Kontak •
•
Dermatitis Kontak Iritan
Reaksi peradangan kulit nonimunologik (tanpa didahului proses desensitisasi)
•
Dapat diderita semua orang
•
Penyebab: bahan iritan
•
Gejala: beragam tergantung sifat iritan –
–
•
–
•
• •
• •
Kategori mayor: DKI akut, DKI kumulatif (kronis)
Dermatitis kontak alergi Reaksi peradangan kulit imunologik, diperantarai cellmediated immune response (hipersensitivitas tipe IV) Mengenai orang yang kulitnya hipersensitif Penyebab: hapten (alergen yang belum diproses, lipofilik, sangat reaktif, mampu menembus stratum korneum) Fase: sensitisasi & elitisasi Gejala: –
Kronik: kulit kering, eritema, skuama, hiperkeratosis, likenifikasi
Jenis: –
•
Akut: kulit terasa oedih, panas, terbakar, eritema edema, bula
•
–
• •
DD: DKI Pemeriksaan: uji tempel – –
Kategori lain: DKI lambat akut, reaksi iritasi, DKI traumatik, DKI eritematosa, DKI subyektif
–
Pengobatan: menghindari pajanan, KS •
Akut: gatal, eritema, edema, papulovesikel, vesikel, bula Kronik: kulit kering, skuama, papul, likenifikasi, fisur
Antigen dibiarkan menempel selama 48 jam Pembacaan dilakukan 2 kali: pertama dilakukan 15-30 menit setelah dilepas; kedua dilakukan 72-96 jam setelah dilepas Bila reaksi bertambah (crescendo) di antara kedua pembacaan, cenderung ke respons alergi. Disesuaikan juga dengan keadaan klinis.
Pengobatan: menghindari pajanan, KS
• • •
•
Uji tempel digunakan untuk membedakan DKA dengan DKI Antigen dibiarkan menempel selama 48 jam Pembacaan dilakukan 2 kali: pertama dilakukan 15-30 menit setelah dilepas; kedua dilakukan 72-96 jam setelah dilepas Bila reaksi bertambah (crescendo) di antara kedua pembacaan, cenderung ke respons alergi. Disesuaikan juga dengan keadaan klinis.
Psoriasis Vulgaris •
•
• •
Bercak eritema berbatas tegas dengan skuama kasar berlapis-lapis dan transparan Predileksi: skalp, perbatasan skalp-muka, ekstremitas ekstensor (siku & lutut), lumbosakral Khas: fenomena tetesan lilin, Auspitz sign, Kobner sign Patofisiologi: – –
–
•
Genetik: berkaitan dengan HLA Imunologik: diekspresikan oleh limfosit T, sel penyaji antigen dermal, dankeratinosit Pencetus: stress, infeksi fokal, trauma, endokrin, gangguan metabolisme, obat,alkohol, dan merokok
Tata laksana: – – –
Topikal: preparat ter, kortikosteroid, ditranol, tazaroen, emolien, dll Sistemik: KS, sitostatik (metotreksat), levodopa, etretinat, dll PUVA (UVA + psoralen)
Skabies •
• •
•
Penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei var. hominis Transmisi: kontak langsung (skin to skin ), tidak langsung (pakaian) Kelainan kulit akibat terowongan tungau atau karena garukan penderita Gejala: – – –
–
•
Pruritus nokturna Menyerang manusia secara kelompok Adanya terowongan (kunikulus) yang berwarna putih/keabuan, lurus/berkelok, panjang 1 cm, pada ujung didapatkan papul/vesikel. Predileksi: sela jari tangan, pergelangan tangan bag volar, siku luar, lipat ketiak depan, areola mammae, umbilikus, bokong, genitalia eksterna, perut bawah Ditemukan tungau
Obat: sulfur presipitat 4-20%, benzil benzoat 20-25%, gameksan 1%, krotamiton 10%, permetrin 5%
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
• • •
•
Sifilis Treponema pallidum, kronik, bersifat sistemik Dapat menyerang hampir semua organ, dapat menyerupai banyak penyakit (the great imitator), mempunyai masa laten, dapat ditularkan dari ibu ke janin Stadium dini (menular) –
–
–
–
Stadium I (sifilis primer): papul lentikular yang kemudian menjadi ulkus dinding tidak bergaung, indolen, teraba indurasi, tidak ada radang akut (ulkus durum) biasanya di genitalia eksterna. Seminggu setelah afek primer terdapat pembesaran KGB inguinal Stadium II (sifilis sekunder): 6-8 minggu sejak S I, dapat menyerupai berbagai kelainan kulit (the great imitator), dapat memberi kelainan pada mukosa, KGB, mata, hepar, tulang, saraf. Kelainan biasanya tidak gatal, sering disertai limfadenitis generalisata Sifilis laten dini: tidak ada gejala klinis, tetapi infeksi masih aktif. Tes serologi darah (VDRL, TPHA) positif Stadium rekuren: relaps dapat terjadi berupa kelainan kulit mirip sifilis sekunder
Chancre of Primary Syphilis on Labium Chancre of Primary Syphilis on Penis
Chancre of Primary Syphilis on Lip
Mucocutaneous Lesions of Secondary Syphilis
Condyloma Lata in Secondary Syphilis
•
Stadium lanjut (tidak menular) –
–
•
Sifilis laten lanjut: lama bertahun-tahun, tidak menular, diagnosis dengan tes serologik Stadium III (sifilis tersier): 3-10 tahun sejak S I, kelainan khas adalah guma (infiltrat sirkumskrip, kronis, biasanya melunak, destruktif), nodus, dapat menyerang mukosa, tulang, hepar, jantung & aorta (sifilis kardiovaskular), otak (neurosifilis)
Tes Serologi Sifilis –
Non treponemal • •
–
treponemal • •
•
VDRL(Venereal Disease Research Laboratory) antigen tidak spesifik TPHA (Treponemal pallidum Haemoglutination Assay) spesifik antigen treponemal
Tata laksana: penisilin G prokain/penisilin G benzatin
Gonorrhea • • •
infeksi Neisseria gonorrhoeae Masa tunas 2-5 hari Jenis infeksi: –
–
–
•
Pemeriksaan: – –
•
Pada pria: uretritis, tysonitis, parauretritis, littritis, cowperitis, prostatitis, vesikulitis, funikulitis, epididimitis, trigonitis Gambaran uretritis: gatal, panas di uretra distal, disusul disuria, polakisuria , keluar duh yang kadang disertai darah, nyeri saat ereksi Pada wanita: uretritis, oarauretritis, servisitis, bartholinitis, salpingitis, proktitis, orofaringitis, konjungtivitis (pada bayi baru lahir), gonorrhea diseminata Sediaan langsung: diplokokus gram negatif Kultur: agar Thayer-Martin
Pengobatan –
–
First line: Ceftriaxone (250 mg IM, single dose) or Cefixime (400 mg PO, single dose)plus Treatment for Chlamydia if chlamydial infection is not ruled out: Azithromycin (1 g PO, single dose) or Doxycycline (100 mg PO bid for 7 days)
Gonorrhea •
Pemeriksaan: – –
•
Sediaan langsung: diplokokus gram negatif Kultur: agar Thayer-Martin
Pengobatan
Diagnosis
Pilihan pengobatan
Uncomplicated gonococcal infection of the cervix, urethra, pharynx, or rectum
First line: Ceftriaxone (250 mg IM, single dose) or Cefixime (400 mg PO, single dose) plus Treatment for Chlamydia if chlamydial infection is not ruled out: Azithromycin (1 g PO, single dose) or Doxycycline (100 mg PO bid for 7 days) Alternative: Ceftizoxime (500 mg IM, single dose) or Cefotaxime (500 mg IM, single dose) or Spectinomycin (2 g IM, single dose) or Cefotetan (1 g IM, single dose) plus probenecid (1 g PO, single dose) or Cefoxitin (2 g IM, single dose) plus probenecid (1 g PO, single dose)
Condyloma Akuminata •
• •
•
•
Vegetasi oleh HPV tipe 6,11 bertangkai dan permukaannya berjonjot Transmisi melalui kontak langsung Predileksi : daerah lipatan yang lembab (genitalia eksterna, perineum) UKK: vegetasi bertangkai berwarna kemerahan/kehitaman, papilomatosa Th/: Kemoterapi (podofilin, asam triklorasetat atau 5-fluorourasil), Bedah listrik, Bedah beku (N2, N2O cair), Bedah skalpel, Laser CO2, Interferon,Imunoterapi
Duh tubuh
Trikomoniasis •
•
Infeksi saluran urogenital bagian bawah oleh Trichomonas vaginalis, bisa bersifat akut/kronik, penularan biasanya melalui hubungan seksual (dapat juga melalui pakaian atau karena berenang) Gejala klinis: –
Pada wanita: •
•
–
•
Pada laki-laki: gambaran klinis lebih ringan, mirip uretritis nongonore
Pemeriksaan: – –
•
Sekret vagina seropurulen berwana kekuningan, kuning-hijau, berbau tidak enak, berbusa Dinding vagina kemerahan, terdapat abses yang tampak sebagai granulasi berwarna merah (strawberry appearance), dispareunia, perdarahan pascakoitus, perdarahan intermenstrual
Sediaan basah Pemeriksaan pewarnaan Giemsa
Pengobatan: – –
Topikal: cairan irigasi (H2O, asam laktat), supositoria/gel trikomoniasudal Sistemik: metronidazol (2 g single dose atau 500 mg x 7 hari), tinidazol
•
Tatalaksana selain GO
•
CDC-dosis rekomendasi:
•
Metronidazole 500 mg orally twice a day for 7 days, OR
•
•
Metronidazole gel 0.75%,) intravaginally, once a day for 5 days, OR Clindamycin cream 2% intravaginally at bedtime for 7 days
Keganasan Pada Kulit •
•
•
•
•
Karsinoma sel basal
Berasal dari sel epidermal pluripoten. Faktor predisposisi: lingkungan (radiasi, arsen, paparan sinar matahari, trauma, ulkus sikatriks), genetik Usia di atas 40 tahun Biasanya di daerah berambut,invasif, jarang metastasis Bentuk paling sering adalahnodulus: menyerupai kutil,tidak berambut, berwarnacoklat/hitam, berkilat (pearly),bila melebar pinggirannyameninggi di tengah menjadiulkus (ulcus rodent) kadangdisertai talangiektasis, terabakeras