Informasi Umum Sebagai salah satu organisasi profesi yang merupakan bagian dari masyarakat, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) merasa berkewajiban dan terpanggil untuk mendarmabaktikan keahlian sesuai profesinya dalam membantu mengembangkan Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi khususnya bidang akuntansi, manajemen keuangan dan perpajakan. Untuk mewujudkan cita – cita tersebut IAI membentuk Badan Khusus yaitu Klinik Usaha Kecil dan Koperasi (KUKK) pada tahun 1996. Awal sebelum terbentuknya KUKK, IAI menyelenggarakan Kongres Luar Biasa ke V di Bandung Tahun 1996, pada saat itu sebagai Pembicara Kunci adalah Wakil Presiden Republik Indonesia Bapak Tri Sutrisno yang dalam sambutannya mengharapkan adanya dukungan dari Profesi Akuntan untuk turut membantu pemerintah dalam mengembangkan Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi. Kongres Luar Biasa ke V inilah merupakan tonggak sejarah hingga terbentuknya KUKK. Kegiatan utama KUKK-IAI adalah memberikan pendidikan dan pelatihan serta konsultasi secara langsung mengenai masalah – masalah yang dihadapi Pengusaha Kecil, Menengah dan Koperasi (PKMK) terutama yang berkaitan dengan masalah, akuntansi, keuangan, perpajakan dan manajemen. Dalam rangka mengantisipasi perkembangan pasar ke depan,KUKK-IAI telah merintis usaha untuk menjembatani kerja sama antar instansi yang terkait dengan pengembangan PKMK, sehingga dapat dikumpulkan informasi yang berkaitan dengan PKMK dan menjadi database, yang dapat dimanfaatkan oleh para Pengusaha Kecil, Menengah dan Koperasi dalam rangka pengembangan usahanya baik di pasar local maupun internasional.
Delapan Faktor penentu yang mempengaruhi perkembangan perkembangan akuntansi : 1. Sumber Pendanaan Pada Negara yang memiliki pasar ekuitas yang kuat, akuntansi memiliki focus atas seberapa baik manajemen menjalankan perusahaan (profitabilitas), dan dirancang untuk membantu investor menganalisis arus kas masa depan dan risiko terkait. Sedangkan dalam Negara yang menerapkan system berbasis kredit, memiliki focus atas perlindungan kreditor melalui pengukuran akuntansi yang konservatif.
2. Sistem Hukum Dunia barat mempunyai dua orientasi dasar yaitu hukum kode (sipil) dan hukum umum (kasus). Hukum kode diambil dari hokum Romawi dank ode napoleon. Di Negara – Negara yang menerapkan hokum kode yang lengkap. Aturan akuntansi menjadi adaptif dan inovatif karena ditetapkan oleh organisasi professional sector swasta.
3. Perpajakan Di kebanyakan Negara, peraturan pajak secara efektif menentukan standar karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam akun mereka untuk mengklaimnya guna keperluan pajak. Namun, ketika akuntansi keuangan dan pajak terpisah, kadang – kadang aturan pajak mengharuskan penerapan prinsip akuntansi tertentu, yang berbeda dengan prinsip akuntansi keuangan.
4. Ikatan Politik dan Ekonomi Banyak Negara berkembang yang menerapkan system akuntansi yang dikembangkan oleh bangsa lain, entah karena paksaan ataupun karena keinginan sendiri. Seperti contoh system pencatatan double entry yang berawal di italia kemudian menyebar di Eropa; Inggris mengekspor akuntan dan konsep akuntansi di seluruh wilayah kekuasaannya; pendudukan jerman pada saat PD II menyebabkan Perancis menerapkan plan comptable . USA memaksa rezim pengatur akuntansi beragaya USA di Jepang pada saat PD II.
5. Inflasi Inflasi menyebabkan distorsi terhadap akuntansi biaya histories dan mempengaruhi kecenderungan (tendensi) suatu Negara untuk menerapkan perubahan terhadap akun – akun perusahaan.
6. Tingkat Perkembangan Ekonomi Faktor ini mempengaruhi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama. Masalah akuntansi seperti penilaian aktiva tetap dan pencatatan depresiasi yang sangat relevan dalam sector manufaktur menjadi semakin kurang penting.
7. Tingkat Pendidikan Standar praktek akuntansi yang sangat rumit akan menjadi tidak berguna jika disalahartikan dan disalahgunakan. Pengungkapan mengenai resiko efek derivative, misalnya, tidak akan informative kecuali jika dibaca oleh pihak pihak yang berkompeten. berkompeten.
8. Budaya Budaya berarti nilai – nilai dan perilaku yang dibagi oleh suatu masyarakat. Variasi budaya mendasari pengaturan kelembagaan di suatu Negara.
Faktor – factor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi nasional, juga membantu menjelaskan perbedaan akuntansi antar bangsa. Delapan factor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi di atas, yang mana diantaranya; sumber pendanaan, system hukum, perpajakan, ikatan politik dan ekonomi, inflasi, tingkat perkembangan ekonomi, tingkat pendidikan, dan budaya; berpengaruh secara signifikan terhadap berkembangnya akuntansi di dunia.
Hari Kamis, 17 Oktober 1957, kelima akuntan tadi mengadakan pertemuan di aula Universitas Indonesia (UI) dan bersepakat untuk mendirikan perkumpulan akuntan Indonesia karena pertemuan tersebut tidak dihadiri oleh semua akuntan yang ada maka diputuskan membentuk Panitia Persiapan Pendirian Perkumpulan Akuntan Indonesia. Panitia diminta menghubungi akuntan lainnya untuk menyenangkan pendapat mereka. Dalam Panitia itu Prof. Soemardjo duduk sebagai ketua, Go Tie Siem sebagai penulis, Basuki Siddharta sebagai bendahara sedangkan Hendra Darmawan dan Tan Tong Djoe sebagai komisaris. Surat yang dikirimkan Panitia kepada 6 akuntan lainnya memperoleh jawaban setuju. Perkumpulan yang akhirnya diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) akhirnya berdiri pada 23 Desember 1957, yaitu pada pertemuan ketiga yang diadakan di aula UI pada pukul 19.30 Susunan pengurus pertama terdiri dari : Ketua Panitera Bendahara Komisaris
Prof. Dr. Soemardjo Tjitrosidojo Drs. Mr. Go Tie Siem Drs. Sie Bing Tat (Basuki Siddharta) Dr. Tan Tong Djoe Drs. Oey Kwie Tek (Hendra Darmawan)
Keenam akuntan lainnya sebagai pendiri IAI adalah 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Prof. Dr. Abutari Tio Po Tjiang Tan Eng Oen Tang Siu Tjhan Liem Kwie Liang The Tik Him
Konsep Anggaran Dasar IAI yang pertama diselesaikan pada 15 Mei 1958 dan naskah finalnya selesai pada 19 Oktober 1958. Menteri Kehakiman mengesahkannya pada 11 Februari 1959. Namun demikian, tanggal pendirian IAI ditetapkan pada 23 Desember 1957.
TUJUAN IAI ADALAH : 1. Membimbing perkembangan akuntansi serta mempertinggi mutu pendidikan akuntan. 2. Mempertinggi mutu pekerjaan akuntan. Sejak pendirinya 49 tahun lalu, kini IAI telah mengalami perkembangan yang sangat luas. Hal ini merupakan perkembangan yang wajar karena profesi akuntan tidak dapat dipisahkan dari dunia usaha yang mengalami perkembangan pesat. Salah satu bentuk perkembangan tersebut adalah meluasnya orientasi kegiantan profesi, tidak lagi semata – mata di bidang pendidikan akuntansi dan mutu pekerjaan akuntan, tetapi juga upaya – upaya untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dan peran dalam perumusan kebijakan publik.
Misi :
Memelihara integritas, komitmen, dan kompetensi anggota dalam pengembangan manajemen bisnis dan public yang berorientasi pada etika, tanggung jawab, dan lingkungan hidup; Mengembangkan pengetahuan dan praktek bisnis, keuangan, atestasi, non-atestasi, dan akuntansi bagi masyarakat; dan Berpartisipasi aktif di dalam mewujudkan good governance melalui upaya organisasi yang sah dan dalam perspektif perspektif nasional nasional dan internasional. internasional.
Visi : Visi IAI adalah menjadi organisasi profesi terdepan dalam pengembangan pengetahuan dan praktek akuntansi, manajemen bisnis dan public, yang berorientasi pada etika dan tanggung jawab social, serta lingkungan lingkungan hidup dalam perspektif perspektif nasional dan internasional.
VISI DAN MISI Misi :
Memelihara integritas, komitmen, dan kompetensi anggota dalam pengembangan manajemen bisnis dan public yang berorientasi pada etika, tanggung jawab, dan lingkungan hidup; Mengembangkan pengetahuan dan praktek bisnis, keuangan, atestasi, non-atestasi, dan akuntansi bagi masyarakat; dan Berpartisipasi aktif di dalam mewujudkan good governance melalui upaya organisasi yang sah dan dalam perspektif perspektif nasional nasional dan internasional. internasional.
Visi : Visi IAI adalah menjadi organisasi profesi terdepan dalam pengembangan pengetahuan dan praktek akuntansi, manajemen bisnis dan public, yang berorientasi pada etika dan tanggung jawab social, serta lingkungan lingkungan hidup dalam perspektif perspektif nasional dan internasional.
Unsur – unsur Organisasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Kongres Rapat Anggota Pengurus Pusat Dewan Penasehat Majelis Kehormatan Dewan Standar Profesi Dewan konsultatif standar akuntansi keuangan Pengurus Kompartemen Pengurus Cabang Badan Peradilan Profesi Badan Khusus Manajemen IAI
Fungsi masing – masing dari unsur – unsur organisasi diatas adalah sebagai berikut : 1.
2. 3. 4. 5.
6. 7.
8. 9.
Kongres adalah pemegang kekuasaan legislatif tertinggi dalam organisasi Ikatan Akuntan Indonesia yang merupakan perwujudan dari kedaulatan anggota. Dimana semua keputusan yang ditetapkan ditetapkan oleh kongres akan menentukan menentukan arah arah dan haluan organisasi organisasi IAI. Rapat anggota adalah pemegang kekuasaan legislatif tertinggi dalam organisasi IAI di tingkat kompartemen atau cabang. Pengurus pusat adalah lembaga eksekutif tertinggi dalam organisasi IAI yang menjalankan organisasi sesuai dengan amanat anggota sebagai mana ditetapkan dalam kongres. Dewan penasehat adalah lembaga konsultatif yang dibentuk diangkat oleh dan bertanggung jawab langsung kepada kepada kongres. Majelis kehormatan adalah lembaga peradilan yang dibentuk, diangkat oleh dan bertanggung jawab langsung kepada kongres untuk menjalankan fungsi yudikatifnya yudikatifnya sebagai lembaga banding yang memberikan putusan final terhadap berbagai kasus pengaduan atas pelanggaran organisasi dan etika profesi. Dewan standar profesi adalah suatu lembaga yang bertugas membuat standar profesi yang akan menjadi pegangan bagi setiap anggota dalam menjalankan aktifitas keprofesiannya. keprofesiannya. Dewan konsultatif standar profesi adalah lembaga konsultatif baik mengenai kegiatan maupun pendanaan bagi dewan standar profesi ketika melakukan tugas dan fungsinya untuk penyusunan standar profesi yang terdiri dari para pakar dan pengguna ahli dalam bidang kegiatan masing – masing. Kompartemen Kompartemen adalah bagian intergral organisasi IAI yang menjadi pilar pendukung berdirinya organisasi IAI secara keseluruhan, yang mewadahi. Kompartemen Kompartemen adalah bagian integral organisasi IAI yang menjadi pilar pendukung berdirinya organisasi IAI secara keseluruhan, yang mewadahi IAI adalah organisasi profesi yang menaungi seluruh kalangan akuntan di seluruh Indonesia. Saat ini jumlah anggota IAI yang terdaftar telah mencapai lebih dari 12.000 orang yang tersebar pad 27 wilayah IAI di seluruh Indonesia.
Kegiatan Utama IAI adalah :
Penyusun Standar Akuntansi sebagai pegangan bagi identitas yang ada di Indonesia untuk menyusun laporang keuangan; Melaksanakan peningkatan kompetensi anggota secara berkesinambungan melalui kegiatan workshop, lokakarya, seminar di bidang akuntansi, keuangan, perpajakan, dan lain – lain; Konstribusi pada Penyusunan Kebijakan Publik; Pengabdian Masyarakat melalui aktivitas pelatihan usaha kecil dan koperasi yang dilakukan oleh Klinik Usaha Kecil dan Koperasi (KUKK); Hubungan Internasional; pada skala internasional, IAI aktif dalam keanggotaan International Federation of Accountants (IFAC) sejak tahun 1997. Di tingkat ASEAN IAI menjadi anggota pendiri ASEAN Federation of Accountants (AFA).