HUBUNGAN KEBIASAAN MENYIKAT GIGI SEBELUM TIDUR MALAM TERHADAP TIMBULNYA KARIES GIGI ANAK DI PAUD RAMA PANAKUKKANG TAHUN 2017
Juliana1, Syamsiah Syam2, Sarahfin Aslan3 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muslim Indonesia, Makassar Jln. Kakatua No. 27, Makassar
[email protected] Background : The habit of tooth brushing before night sleep which aims to clean accumulations of food after having dinner. It is important to apply before because interaction bacteria and accumulations of food will occur at night. Brushing frequency of tooth not optimal caused that children does not accustomed to tooth brushing from an early age by their parents, and not having a sense of awareness and motivation to maintain health teeth and mouth, these circumstances will cause the teeth of children at risk for oral disease. Oral disease many suffered children until now. According to survei of RIKERDAS 2007 and 2013 increased from 23,2% to 25,9%. Assessment dental caries use index def-t (decay, indicated for extraction, filled. Objective : The aim of this study was to determine the relationship of tooth brushing before sleep towards dental caries of children aged 4-5 years. Methods : This study is an observasional analytic using cross sectional method. The study population was in TK Paud Rama Panakukkang. The data collected by def-t and questionnaires. Statistical analysis using ChiSquare test. Results : The result showed, there is no significant relationship between tooth brushing with dental caries of children p children p value = value = 0,337 ( p p value > value > a = 0,05). Conclusion : There is no significant relationship between tooth brushing before sleep towards dental caries of children at Paud Rama Panakukkang.
K eyword yword : tooth tooth br br ushing ushi ng,, denta dentall car car i es. Latar belakang : Kebiasaan menyikat gigi sebelum tidur malam bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa makanan yang menempel setelah makan malam. Menyikat gigi sebelum tidur malam penting dilakukan karena interaksi bakteri dan sisa-sisa makan mak an yang berasal dari makan malam dapat terjadi ketika tidur malam. Frekuensi menyikat gigi yang tidak optimal dapat disebabkan karena anak tidak dibiasakan menyikat gigi sejak dini oleh orang tua, sehingga anak tidak mempunyai kesadaran dan motivasi untuk memelihara kesehatan gigi dan mulutnya, keadaan tersebut akan menyebabkan gigi anak beresiko terhadap penyakit gigi dan mulut. Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita anak sampai saat ini adalah karies gigi. Menurut survei RIKERDAS tahun 2007 dan 2013 meningkat dari 23,2 % menjadi 25,9%. Penilaian karies gigi menggunakan indeks def-t (decay, indicated for extraction, filled). filled). Tujuan : Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kebiasaan menyikat gigi sebelum tidur pada malam hari dengan tingkat karies pada anak usia 4-5 tahun. Metode Penelitian : Penelitian ini bersifat observasi analitik menggunakan metode cross sectional. Populasi penelitian adalah
murid di TK Paud Rama Panakukkang. Metode pengambilan data yaitu pemeriksaan def-t pada responden dan pengisian kuesioner. Analisa statistik yang dilakukan menggunakan uji ChiSquare. Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan, tidak ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan menyikat gigi sebelum tidur malam terhadap timbulnya kasies gigi anak p anak p value = 0,337 (p value > a = 0,05). 0,05). Kesimpulan : Tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan menyikat gigi sebelum tidur malam terhadap timbulnya karies gigi anak di Paud Rama Panakukkang.
K ata K unci unci : Meny Menyii kat kat G igi, ig i, K ari es G igi ig i . PENDAHULUAN
Menyikat gigi pada masa anak-anak sangat menentukan kesehatan gigi dan mulut mereka. Kebiasaan menyikat gigi yang baik adalah pada pagi hari sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur malam. Menyikat gigi sebelum tidur malam penting dilakukan karena interaksi bakteri dan sisa-sisa makan yang berasal dari makan malam dapat terjadi ketika tidur malam. Frekuensi menyikat gigi yang tidak optimal dapat disebabkan karena anak tidak dibiasakan menyikat gigi sejak dini oleh orang tua, sehingga anak tidak mempunyai kesadaran dan motivasi untuk memelihara kesehatan gigi dan mulutnya, keadaan tersebut akan menyebabkan gigi anak beresiko terhadap penyakit gigi dan mulut. Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut sebaiknya diberikan sejak usia dini, karena pada usia dini anak mulai mengerti akan pentingnya kesehatan serta larangan yang harus dijauhi atau kebiasaan yang dapat mempengaruhi keadaan giginya (Randy Gopdianto, dkk, 2015) . Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita masyarakat di Indonesia pada umumnya berkaitan dengan kebersihan gigi dan mulut. Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang dan dapat timbul pada satu permukaan gigi atau lebih, serta dapat meluas ke bagian yang lebih dalam dari gigi,
misalnya dari email ke dentin atau ke pulpa. Masalah utama dalam rongga mulut anak sampai saat ini adalah karies gigi. Karies gigi dapat terjadi pada siapa saja, tanpa memandang umur, bangsa ataupun keadaan ekonomi. Gigi sulung merupakan indikator kesehatan gigi pada anak usia prasekolah yang diperlukan untuk menilai keadaan kesehatan gigi anak. Di Amerika, anak usia 3-5 tahun didapati memiliki prevalensi karies gigi sebanyak 90,0%. Prevalensi karies di Indonesia pada anak usia 4-5 tahun dilaporkan sebesar 90,5% di perkotaan dan 95,9% di pedesaan. Indikator yang dapat digunakan untuk menilai karies gigi pada gigi sulung adalah indeks def-t. Indeks def-t adalah jumlah gigi sulung yang mengalami karies, dengan menghitung d (decay (decay)) yaitu gigi sulung yang mengalami karies, e (indicated for extraction) extraction) yaitu terdapat karies besar pada gigi sulung dan diindikasikan untuk dilakukan pencabutan, dan f ( filled ) yaitu gigi sulung yang karies dan sudah direstorasi tanpa adanya karies sekunder (Mustika, M.D.dkk, 2014 ; Chu Sally, 2009 ; Fitriani, 2009) . Menurut Haryani (2002), anak usia prasekolah merupakan salah satu kelompok yang paling rentan terhadap penyakit gigi dan mulut karena umumnya masih
mempunyai perilaku atau kebiasaan diri yang kurang menunjang terhadap kesehatan gigi. Perilaku merupakan hal penting yang dapat mempengaruhi status kesehatan gigi individu atau masyarakat. Perilaku yang dapat mempengaruhi perkembangan karies adalah kebiasaan makan dan pemeliharaan kebersihan mulut, dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor mengandung fluor . Menurut penelitian di negara-negara Eropa, Amerika, dan Asia, termasuk Indonesia, ternyata 8095% anak di bawah usia 18 tahun terserang karies gigi (Warni L, 2009 ; Tarigan Rasinta, 2015) . Persentase penduduk yang mempunyai masalah gigi dan mulut menurut Survei Riset Kesehatan Dasar (RIKERDAS) tahun 2007 dan 2013 meningkat dari 23,2 % menjadi 25,9%. Sama halnya dengan Effective Medical Demand (EMD) yang didefinisikan sebagai persentase penduduk yang bermasalah dengan gigi dan mulut dalam 12 bulan terakhir dikali persentase penduduk yang menerima perawatan atau pengobatan gigi dari tenaga medis gigi (dokter gigi spesialis, dokter gigi dan perawat gigi) meningkat dari tahun 2007 (6,9%) menjadi 8,1% pada tahun 2013. Berdasarkan provinsi pada tahun 2013 yang mempunyai masalah gigi dan mulut yang cukup tinggi adalah Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 10,3% (Infodatin, 2014) . Kesehatan gigi dan mulut anak pada umumnya ditandai dengan kondisi kebersihan mulut yang buruk dan sering dijumpai penumpukan plak dan depositdeposit lainnya pada permukaan gigi, sebab pengetahuan anak tentang waktu menyikat gigi yang tepat masih sangat kurang. Peran orang tua, guru dan tenaga kesehatan dalam
mengajari anak merawat kebersihan mulut, melalui pemilihan dan penggunaan sikat gigi, cara dan waktu menyikat gigi yang benar dan tepat sejak dini sangat dibutuhkan. Menyikat gigi sebelum tidur berperan penting dalam pencegahan perkembangan bakteri yang dapat (Sampakang T, dkk, menyebabkan kerusakan gigi 2015) . Berdasarkan Latar Belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan Kebiasaan Menyikat Gigi Sebelum Tidur Malam Terhadap Timbulnya Karies Gigi Anak Di Paud Rama Panakukang Tahun 2017”.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah Observasional Analitik dengan menggunakan desain penelitian CrossSectional Study. Study. Penelitian ini dilaksanakan di ruangan kelas TK PAUD RAMA Kec. Panakukang Makassar, pada bulan November 2016 – Januari 2017. Subyek penelitian adalah 76 siswa usia 4 – 4 – 5 tahun yang bersekolah di TK PAUD RAMA Kec. Panakukang Makassar. Besar sampel diperoleh dengan menggunakan rumus perhitungan besar sampel oleh Slovin dan didapatkan hasil 50 sampel. Sampel ialah yang memenuhi kriteria inklusi yaitu anak usia 4 -5 tahun, memiliki fase gigi sulung, anak yang tidak mengkonsumsi susu botol, kooperatif dan berada dilokasi saat dilakukan penelitian. Kriteria eksklusi yaitu anak yang tidak kooperatif, tidak bersedia diperiksa pada saat dilakukan penelitian dan adanya gigi permanen yang sudah erupsi. Teknik
pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling (pengambilan sampel didasarkan pada kriteria inklusi). Variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu kebiasaan menyikat gigi sebelum tidur malam terhadap timbulnya karies gigi anak dengan menggunakan indeks def-t. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan program SPSS versi 23 dan diuji dengan menggunakan uji korelasi Chisquare dengan uji alternatif Kolmogorov Spirnov. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian ini mencakup tentang hubungan kebiasaan menyikat gigi sebelum tidur malam terhadap timbulnya karies gigi anak yang dilaksanakan yang dilaksanakan pada bulan Desember 2016 – 2016 – Januari 2017 di TK PAUD RAMA Kec. Panakukang Makassar dengan jumlah sampel yaitu 50 anak menggunakan studi Cross Sectional. Sampel Sectional. Sampel merupakan murid – murid di TK PAUD RAMA Kec. Panakukang Makassar dengan usia 4 – 5 tahun yang memenuhi kriteria inklusi atau yang telah ditetapkan sebelumnya. Pemeriksaan status kebersihan gigi pemeriksaan indeks karies dengan menggunakan indeks def-t . Teknik sampling menggunakan purposive sampling menggunakan uji korelasi Chisquare korelasi Chisquare dengan uji alternatif Kolmogorov Spirnov. Spirnov. Berikut ini adalah hasil penelitian dalam bentuk tabel.
Tabel 5.2 Distribusi dan Frekuensi Berdasarkan Usia di Paud Rama Panakukkang
Usia
n
%
4 tahun
5
10,0
5 tahun
45
90,0
Total 50 100,0 Sumber : Data Primer, 2017 Tabel
5.3
Distribusi
dan
Frekuensi
Berdasarkan
Kebiasaan Menyikat Menyikat Gigi di Paud Rama Panakukkang
Kebiasaan Menyikat Gigi n Baik Cukup Baik Buruk Total
%
44
88,0
6
12,0
0
0,0
50
100
Sumber : Data Primer, 2017 Tabel 5.4 Distribusi dan Frekuensi Frekuensi Berdasarkan Berdasarkan Status Karies Gigi di Paud Rama Panakukkang
Status n % Karies Sangat 5 10,0 Rendah Rendah 3 6,0 Sedang 9 18,0 Tinggi 3 6,0 Sangat 30 60,0 Tinggi Total 50 100,0 Sumber : Data Primer, 2017
Tabel 5.5 Distribusi dan Frekuensi Berdasarkan Kebiasaan Menyikat Gigi Terhadap Status Karies Gigi di Paud Rama Rama Panakukkang
Sedang
Tinggi
Baik
Satatus Karies Sangat Rendah Rendah n % n % 5 11,4 3 6,8
N 9
% 20,5
n 3
% 6,8
Sangat Tinggi n % 24 54,5
Cukup baik
0
Kebiasaan Menyikat Gigi
0,0
P Value
Total n 44
% 1000
0
0,0
0
0,0 0 ,0
0
0,0
6
100
6
100
Total 5 11,4 3 Sumber : Data Primer, 2017
6,8
9
20,5
3
6,8
30
60
50
100
0,348
PEMBAHASAN
Telah mengenai
dilakukan hubungan
penelitian
analitik
yaitu
untuk
mengetahui
kebiasaan
hubungan sebab akibat dari kedua
menyikat gigi sebelum tidur malam
variabel
terhadap timbulnya karies gigi anak.
penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan
kuesioner yang berisi 11 nomer yang
Desember 2016 – Januari 2017 dan
nantinya
dilakukan di Paud Rama Panakukkang.
sekolah kepada orangtua/wali murid.
Sampel merupakan murid-murid Paud
Sampel pertama-tama akan diberikan
Rama Panakukkang dengan usia 4 – 4 – 5 5
edukasi
tahun yang memenuhi kriteria seleksi
kebersihan rongga mulut serta teknik
sampel
ditentukan
menyikat gigi dengan benar, lalu
sampel
murid di instruksikan untuk sikat gigi
Slovin
bersama, lalu melakukan pemeriksaan
dengan jumlah seluruhnya sebanyak
indeks karies dengan menggunakan
50
indeks def-t .
yang
sebelumnya. mengambil
sampel.
dilakukan
telah Jumlah
acuan
rumus
Pengambilan secara
sampel
observasional
yang
ingin
diteliti.
ini
saya
menggunakan
akan
kirim
mengenai
oleh
cara
Pada
pihak
menjaga
Menyikat
cara
melengkung, kemudian setiap 3 bulan
sisa-sisa
sekali mengganti sikat gigi, serta
makanan, bakteri, dan plak. Dalam
menyikat gigi keseluruh permukaan
membersihkan
gigi,
harus
gigi dengan cara tidak ditekan, dan
memperhatikan
pelaksanaan
waktu
dengan gerakan atas dan bawah(Dewi
membersihkan
gigi gigi
adalah dari
yang tepat dalam membersihkan gigi,
Kumala,2014)
.
penggunaan alat yang tepat dalam membersihkan gigi. Penggunaan alat yang tepat untuk membersihkan gigi, cara dan waktu yang tepat untuk membersihkan gigi(Rahim Rafika, 2015) .
Pada Paud Rama Panakukkang ditemukan
presentase
berdasarkan
jenis kelamin yaitu laki-laki 52,0% dan perempuan 48,0%, presentase murid berdasarkan usia 4 tahun 10,0% dan 5
Kebiasaan menyikat gigi yang
tahun 90%, presentase murid yang
baik di malam hari adalah setelah
memiliki kebiasaan menyikat gigi baik
makan malam atau sebelum tidur
yaitu 88,0% dan presentase murid
malam. Kebiasaan anak menyikat gigi
yang memiliki kebiasaan menyikat
malam
gigi
hari
beberapa
hal
perlu
memperhatikan
baik
yaitu
12,0%,
pelaksanaan
sedangkan untuk murid yang memiliki
menyikat gigi sebelum tidur malam,
kebiasaan menyikat gigi yang buruk
alat menyikat gigi seperti penggunaan
tidak ditemukan. Hal ini disebabkan
sikat gigi dengan ujung yang kecil,
murid di Paud Rama Panakukkang
bulu
telah
yang
seperti
cukup
lembut
dan
tidak
diajarkan
metode
dan
cara
menyikat
gigi
masuk
tepat dan cara menyikat gigi yang
sekolah, serta setiap hari ketika murid
benar, Sedangkan tenaga didik harus
setelah habis makan siang akan sikat
memberikan
gigi
pentingnya
bersama
kebiasaan
itu
pada
awal
disekolah, terbawa
sehingga
hingga
motivasi menyikat
seperti gigi
serta
ke
menjaga pola jajan anak agar tidak
rumah. Penelitian ini didukung dengan
mengkonsumsi makan-makanan manis
penelitian yang telah dilakukan oleh
yang dapat menyebabkan karies.
Fitrohpiyah (2009) yaitu anak yang memiliki
kebiasaan
menyikat
gigi
yang baik cenderung lebih banyak yaitu sebanyak (86,5%), sedangkan anak yang memiliki cara menyikat gigi buruk cenderung lebih sedikit yaitu (82,3%). Hal ini terjadi karena anak telah
mendapatkan Dental Health
Education dari Education dari instansi kesehatan serta dilakukan
pemeriksaan.
Dalam
meningkatkan kebiasaan menyikat gigi yang baik orang tua serta tenaga didik memiliki peran penting, dimana orang tua
harus
memperhatikan
dan
mengingatkan pelaksanaan waktu yang
Pada Paud Rama Panakukkang ditemukan murid yang memiliki status karies sangat rendah sebanyak 10,0%, murid yang memiliki status karies sedang sebanyak 18,0% sedangkan murid dengan status karies tinggi sebanyak
60,0%.
didukung
oleh
dilakukan
oleh
Penelitian penelitian
Susi
(2012)
ini yang yang
menyatakan bahwa tingkat karies pada anak usia 4-5 tahun mencapai 49,1% di daerah TK Adzkia Kota Padang. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
yang
dilakukan
oleh
Mamengko
Waraney
(2016)
yaitu
disertai rutin menggosok gigi bahkan
dimana jumlah prevalensi karies anak
berkumur
usia
dan
makanan dan minuman tersebut akan
sekitarnya adalah 85,17%. Penelitian
memicu timbulnya karies. Walaupun
lainnya yang dilakukan oleh Fitriana
dalam
(2014) menunjukkan bahwa gambaran
tergolong
tingkat kesehatan gigi anak di Paud
memberikan
Kelurahan
Padang
keberhasilan menyikat gigi tidak hanya
menunjukkan bahwa tingkat karies
tergantung pada metode menyikat gigi
termasuk
saja dalam menurunkan indeks plak
3-5
tahun
di
Jati
Jakarta
Kota
kategori
tinggi,
hal
ini
setelah
kebiasaan baik
menyikat
namun
bukti
ini
belum
nyata
karena
tetapi
keadaan kebersihan mulut anak lebih
frekuensi, durasi, tipe dan desain sikat
buruk dan anak lebih banyak makan-
gigi, serta penggunaan pasta gigi yang
makanan
yang
digunakan. Kondisi gigi dan mulut
menyebabkan karies dibanding orang
yang tidak terjaga dengan baik dapat
dewasa. Anak-anak umumnya senang
menyebabkan masalah yang lain di
gula-gula, apabila anak terlalu banyak
sekitar mulut, diantaranya timbulnya
makan
minuman
gula-gula
membersihkannya, banyak
yang
menyangkut
gigi
disebabkan karena pada umumnya
dan
juga
mengonsumsi
tentang,
dan
jarang
gigi yang berlubang, sakit gigi, karang
maka
giginya
gigi, plak gigi, peradangan pada gusi,
karies.
sariawan, dan kelainan-kelainan yang
mengalami
Frekuensi mengonsumsi makanan dan minuman yang manis dengan tidak
lain disekitar gigi(Haryanti DD, 2016) .
Pada Paud Rama Panakukkang ditemukan
murid
yang
yaitu waktu dimana proses terjadinya
memiliki
karies berjalan selama 6 bulan sampai
kebiasaan menyikat gigi yang baik dan
2 tahun. Faktor sekunder lain yang
disertai dengan karies sangat rendah
penting adalah oral hygiene dan hygiene dan aliran
sebanyak 11,4% dan ditemukan murid
saliva, Oleh karena itu menyikat gigi
yang memiliki kebiasaan menyikat
bukan salah satu penyebab utama dari
gigi yang cukup dan disertai dengan
proses
karies sangat tinggi sebanyak 100%.
Wong, Hockenberry, Wilson (2008)
Hasil uji statistik menunjukan tidak
mengungkapkan kebiasaan menyikat
ada hubungan yang bermakna antara
gigi yang baik dapat turut mencegah
kebiasaan menyikat gigi sebelum tidur
karies gigi dan merupakan cara yang
malam terhadap timbulnya karies gigi
paling efektif untuk mencegah karies.
anak dengan nilai p value = 0,348 ( p p
Penyakit karies gigi merupakan suatu
value ≤ α = 0,05). = 0,05).
penyakit jaringan keras gigi yang
Penelitian ini sesuai dengan teori
Alpers
merupakan
(2006)
penyakit
karies
gigi
multifaktorial
dengan 4 faktor utama yang saling mempengaruhi yaitu hospes hospes (saliva dan gigi), mikroorganisme, mikroorganisme, substrat , atau diet , sebagai faktor tambahan
terjadinya
karies.
Menurut
disebabkan oleh aktifitas metabolisme mikroorganisme, mengakibatkan
yang terjadinya
dapat proses
demineralisasi jaringan keras gigi. Penyakit karies gigi dapat terjadi apabila ketahanan faktor pejamu yaitu gigi yang rapuh karena kurangnya masukan
nutrisi,
adanya
mikroorganisme, adanya sukrosa dan
gigi setiap 6 bulan sekali, oleh dokter
adanya faktor waktu. Akan tetapi salah
klinik di dekat PAUD Taman Ceria
satu faktor resiko terjadinya karies
Surakarta.
yaitu kesadaran sikap dan perilaku
diperoleh penelitian yang dilakukan
individu terhadap kesehatan gigi, fase
oleh Siti Alimah Sari (2013) yang
perkembangan anak umur 5 tahun ke
menyimpulkan
bawah masih sangat bergantung pada
hubungan antara menyikat gigi dengan
pemeliharaan,
timbulnya karies gigi pada anak usia
bantuan,
dan
pengasuhan orang tuanya(Fitriana, A. 2014) . Penelitian penelitian
ini
Harry
menyatakan
sejalan
Maulana
bahwa
dari (2016)
tidak
ada
hubungan antara kebiasaan menyikat gigi dengan terjadinya karies gigi pada anak PAUD Taman Ceria Surakarta (nilai p value value = 0,792). Hal ini dimungkinkan
anak-anak
PAUD
Taman
Surakarta
terbiasa
Ceria
mengkonsumsi buah dan sayur saat mereka sudah berada dirumah. Selain itu terdapat kegiatan rutin pemeriksaan
Hasil
yang
bahwa
sama
juga
tidak
ada
prasekolah ( p p value value = 0,346) hal ini terjadi karena kebanyakan dari murid terbiasa
atau
rajin
mengkomsumsi
buah dan sayur, selain itu mereka terbiasa
melakukan
pemeriksaan
secara rutin kedokter gigi.
Hal ini
sependapat dengan penelitian yang di lakukan
oleh
menunjukkan
Fitrohpiyah bahwa
tidak
(2009) ada
hubungan yang signifikan p value 0,778 yaitu kebiasaan menyikat gigi malam dengan karies gigi.
Namun sejalan
dengan
dilakukan bahwa
penelitian
ini
penelitian
tidak
pada saat mandi pagi dan sore hari,
yang
kebanyakan
dari
mereka
tidak
oleh
Setiyawan
(2012)
menyikat gigi pada malam hari karena
terdapat
hubungan
antara
kemungkinan
mereka
malas,
kebiasaan menyikat gigi sebelum tidur
mengantuk dan ketiduran sehingga
malam hari dengan karies gigi dengan
lupa
p value 0,039. Penelitian lainya yang
kemungkinan
dilakukan
(2009)
kebanyakan dari mereka terbiasa atau
terdapat
rajin mengkonsumsi buah dan sayur
hubungan antara kebiasaan menyikat
selain itu mereka terbiasa memeriksa
gigi pada malam hari dengan karies
kesehatan gigi dan mulut.
oleh
menunjukkan
Warni bahwa
gigi dan ada hubungan yang bermakna antara tindakan menyikat gigi dengan status karies gigi pada anak, bahwa kebiasaan menyikat gigi malam hari dapat turut mencegah terjadinya karies gigi karena gigi menjadi bersih dari sisa-sisa makanan, bakteri, dan plak yang merusak merusak gigi. Hal ini sebanding dengan dalam
persentase menyikat
frekuensi
anak
gigi
yang
kemungkinan mereka menyikat gigi
menyikat
gigi.
Hal
terjadi
ini
karena
Orang tua dan tenaga pengajar disekolah harus mengerti akibat yang timbul akibat pemberian minuman dan makanan manis agar bisa mencegah karies
gigi.
Orang
tua
dapat
mengurangi risiko terjadinya karies gigi
dengan
melakukan
cara
pencegahan karies dengan berkumur dengan air bersih setelah minum susu maupun makan-makanan yang manis
dan menggosok gigi untuk menjaga
dini
kebersihan gigi dan mulut. Orang tua
mendapatkan perawatan gigi di klinik,
juga
anaknya
diharapkan bagi instansi kesehatan
memeriksakan gigi mereka ke dokter
agar dapat memberikan penyuluhan
gigi 2 kali dalam 1 tahun. Para
kepada
pengajar
meningkatkan
harus
membiasakan
disekolah
juga
berperan
dan
membawa
sekolah
anak
dini
pengetahuan
untuk
dalam serta
penting dalam menjaga kesehatan dan
perilaku menjaga kesehatan gigi anak
kebersihan rongga mulut siswanya
usia
dengan mengajarkan cara menggosok
memahami cara yang tepat dalam
gigi yang baik dan benar, waktu
menjaga kesehatan gigi anak.
menyikat gigi yaitu pada saat pagi
Dengan melihat cukup tingginya angka
setelah
karies anak, sebaiknya usaha kuratif
sarapan
pagi
dan
malam
sebelum tidur (Winda, S. 2015) .
anak
perawatan berupa tambalan.
Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan
dan
hasil
penelitian,
adapun saran yang dapat diberikan
orang
sehingga
berikut tua
membiasakan
diharapkan
semakin anak
lebih
perlu ditingkatkan terutama pemberian
SARAN
sebagai
dini
baik
peran dalam
melakukan
penyikatan gigi secara teratur sejak
DAFTAR PUSTAKA Achmad, H., 2015, Buku Saku Karies dan Keperawatan Pulpa pada Gigi Anak , CV. Sagung Seto, Jakarta, p. 57. Angela, A., 2010. Pencegahan 2010. Pencegahan Primer Pada Anak Yang Beresiko Karies Tinggi, Tinggi, Medan. http://journal.unair.ac.id/filerPDF/DE NTJ-38-3-07.pdf, NTJ-38-3-07.pdf, accesed on 19/02/2016. Chu Sully., 2009. Review Early Childhood Caries: Risk and Prevention in underserved populations. populations. The Journal of Young Investigators 2009. http://www.jyi.org/research/re.php?id= 717., 717., accesed on 28/03.2017. Dostalova, T., Seydlova, M., 2010, Dentistry and Oral Diseases for Medical Students, Students, Grada Publishing, Praha, p. 51. Fehrenbach, M. J., 2014, Remineralization, Protection And The Caries Experience, America. http://www.richmondinstitute.com/prin t-course.php., t-course.php., accesed on 15/02/2016. Fitriana, A., Kasuma, N., 2014, Gambaran Tingkat Kesehatan Gigi Anak Usia Dini Berdasarkan Indeks deft Pada Siswa Paud Kelurahan Jati Kota Padang . http://adj.fkg.unand.ac.id/index.php/ad j/article/view/3., j/article/view/3., accesed on 27/02/2017. Fitriani,. 2009. Faktor Resiko Karies Gigi Sulung Anak (study kasus anak TK Islam Pangeran Diponegoro
Semarang). Semarang). http://www.fkm.unidip.ac.id/data/inde x/php?action=4&idx-3186,.. accesed on x/php?action=4&idx-3186, 28/03.2017. Gopdianto, R., Rattu, A.J.M., Mariati, N.W., 2015. Status kebersihan mulut dan perilaku menyikat gigi anak sd negeri 1 malalayang , Manado. http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/e gigi/article/view/6457., gigi/article/view/6457., accesed on 22/09/2015. Haryanti, D., Destiya, dkk., 2014. Efektivitas Menyikat gigi Metode Horizintal, Vertical dan Roll terhadap Penurunan Plak pada anak usia 9-11 tahun, tahun, Banjarmasin. http://fkg.unlam.ac.id/id/wpcontent/uploads/2016/01/EFEKTIVIT AS-MENYIKAT-GIGI-METODEHORIZONTAL-VERTICAL.pdf.,, HORIZONTAL-VERTICAL.pdf. Accesed on 04/02/2016. Herijulianti, E., Indriani T. S., Artini, S., 2001, Pendidikan Kesehatan Gigi, Gigi, EGC, Jakarta, p. 98. McDonald, RE etc., 2011, Dentistry for The Child and Adolescent, 10th ed, Elsevier, China, p. 356 Mustika, M.D., Carabelly, A. N., Cholil., 2014. 2014. Insidensi Karies Gigi Pada Anak Usia Prasekolah Di TK Merah Mandiangin Martapura Periode 2012-2013, 2012-2013, banjarmasin. http://fkg.unlam.ac.id/id/wpcontent/uploads/2016/01/INSIDENSIKARIES-GIGI-PADA-ANAK-USIAPRASEKOLAH.pdf., PRASEKOLAH.pdf., accesed on 04/02/2016.
Mount, G., 2009, Minimal 2009, Minimal Intervention dentistry: cavity classification & preparation, preparation, South Australia. http://www.moderndentistrymedia.co m/may_june2010/mount.pdf, accesed m/may_june2010/mount.pdf, on 14/02/2016. Notohartojo, I. T., Magdarina, D. A., 2013. Penilaian Indeks DMF-T Anak Usia 12 Tahun Oleh Dokter Gigi Dan Bukan Dokter Gigi Di Kabupaten Ketapang Propinsi Kalimantan Barat, Jakarta. http://ejournal.litbang.depkes.go.id/ind ex.php/MPK/article/view/3064/3033, accesed on 15/02/2016. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2014, Situasi Kesehatan Gigi Dan Mulut , jakarta, p. 2-4. Putri M, H. 2011. 2011. Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras Dan Jaringan Pendukung Gigi. Gigi. Jakarta : EGC. Putra, R. S., 2012, Pengaruh Kebiasaan Menyikat Gigi Sebelum Tidur Malam Hari Dengan Karies Pada Anak Sekolah Dasar Negeri 15 Jati Tanah Tinggi, Skripsi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas, Andalas, Padang, h. 30. Ramayanti, S., Purnakarya, I., 2013. Peran Makanan Terhadap Karies Gigi, Padang. http://download.portalgaruda.org/articl e.php?article=284164&val=7056&title =PERAN%20MAKANAN%20TERH ADAP%20KEJADIAN%20KARIES %20GIGI, accesed %20GIGI, accesed on 28/01/2016.
Ramadhan Gilang, Ardyan. Serba Serbi Kesehatan Gigi & Mulut . Jakarta Selatan : Bukune. 2010 Rahim, R., 2015. Hubungan Kebiasaan Menggosok Gigi Malam Hari Dan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Sekolah Dasar Negeri Karang Tengah 07 Tangerang , Jakarta. http://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.ph p/Formil/article/download/1156/1063. Accesed on 20/02/2016. Sampakang, T., Gunawan, P. N., Juliatri., 2015. Status Kebersihan Mulut Anak Usia 9-11 Tahun Dan Kebiasaan Menyikat Gigi Malam Sebelum Tidur Di Sdn Melonguane, Melonguane, Manado. http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/e gigi/article/view/6406/5949.,, accesed gigi/article/view/6406/5949. on 05/02/2016. Samarrai El Sulafa. Etiology Sulafa. Etiology of dental caries. caries. University of Baghdad. 20112012 Sari, U. U., 2014, Hubungan Antara Paparan Asap Dengan Kejadian Karies Gigi, Gigi, Karya Tulis Ilmiah, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang, h. 17. Suwargi, A,. 2010, Indeks def-t dan DMF-T Masyarakat Desa Cipondoh dan Desa Mekarsari Kecamatan Tirtamulya Kabupaten Karawang . Laporan Penelitian, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran, Bandung, h. 16. Sampakang, T., Gunawan, P., Juliatri., 2015. Status Kebersihan Mulut Anak Usia 9-11 Tahun Dan Kebiasaan
Menyikat Gigi Malam Sebelum Tidur Di SDN Melonguane. Melonguane. http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/e gigi/article/view/6406., gigi/article/view/6406., accesed on 25/02/2017. Susi., Bachtiar., Azmi., 2012. Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan Karies Pada Gigi Sulung Anak Umur 4 dan 5 Tahun. http://jurnalmka.fk.unand.ac.id/index.p hp/art/article/viewFile/116/112. Accesed on 20/02/2017. Tarigan R., 2015, Karies 2015, Karies Gigi, Gigi , 2nd ed, EGC, Jakarta, p. 1. Wahyudi, A., Sudarso., Yulianti, I., 2013. Kepatuhan Menggosok gigi dengan terjadinya karies gigi di SDN Kebun Dadap Barat Kecamatan Saronggi, Sumenep. https://ejournal.wiraraja.ac.id/index.ph p/FIK/article/download/138/108.,, p/FIK/article/download/138/108. accesed on 28/11/2015. Warni, l., 2009. Hubungan Perilaku Murid SD Kelas V Dan VI Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap
Status Karies Gigi Di Wilayah Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009, Skripsi, Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan, h. 20. Welbury RR, Duggal MS, Hosey MT., 2012. Pediatric Dentistry. Dentistry. 4nd ed, New York : Oxford University Press World Health Organization, 2013, Oral Health Surveys, Basic Methods, Methods, France, p. 200 Winda, U., Gunawan, P., Wicaksono, D,. Gambaran Karies Rampan Pada Siswa Pendidikan Anak Usia Dini Di Desa Pineleng II Indah. Indah. http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/e gigi/article/view/6630. gigi/article/view/6630. Accesed on 20/02/2017