BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Nyeri merupakan hal yang banyak dialami pasien dan nyeri yang tidak berkurang menimbulkan dampak yang tidak diharapkan kepada pasien secara fisik maupun psikologis. Respons pasien terhadap nyeri sering kali berada dalam konteks norma sosial, budaya, dan spiritual. Pasien didorong dan didukung melaporkan rasa nyeri. Menurut International Association Association for Study of Plain Plain (IASP), nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang didapatakibat kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan jaringan. Respon nyeri sangat subyektif tergantung dari ambang nyeri, pengalaman menghadapi nyeri, tingkat kecemasan, budaya dari masing-masing masing -masing orang serta dipengaruhi oleh gender dan usia. Nyeri bisa jadi merupakan hal yang umum bagi pasien, namun sakit yang tidak kunjung reda memiliki dampak fisik dan psikologis yang negatif. Pasien di unit pelayanan rawat inap dan gawat darurat, rawat jalan, kamar operasi di skrining untuk rasa sakitdan dilakukan asasmen apabila ada rasa nyeri. Rumah sakit melakukan pengelolaan rasa nyeri secara efektif serta menjamin komunikasi berupa pendidikan pasien dan keluarga tentang pengelolaan nyeri dan gejala dalam konteks pribadi, budaya dan kepercayaan agam masing-masing. Sebagai acuan pelaksanaan di instalasi, maka dibuat panduan manajemen nyeri. Atas dasar tersebut maka sebagai pemberi terapi medis harus mengetahui atas berbagai perilaku dan budaya yang ada di Indonesia sehingga dalam penanganan terhadap nyeri yang dirasakan oleh setiap orang dapat melakukan pengkajian dan tindakan pemberian terapi secara obyektif, untuk itu Rumah sakit Permata Husada mendukung hak pasien terhadap asesmen dan manajemen nyeri yang tepat dengan menyusun panduan dalam penanganan nyeri.
A. Tujuan Tujuan pembuatan Panduan Manajemen Nyeri adalah : 1. Sebagai panduan bagi petugas dalam penanganan pasien dengan keluhan nyeri. 2. Sebagai sarana untuk meningkatkan mutu pelayanan dengan fokus keselamatan pasien. 3. Memenuhi hak dari pasien untuk mendapatkan pelayanan dari Rumah Sakit terkait keluhan nyeri yang diderita. Tujuan pelayanan pasien dengan nyeri adalah : 1. Semua pasien yang mengalami nyeri mendapatkan pelayanan sesuai panduan dan prosedur manajemen nyeri.
1. Semua pasien yang mengalami nyeri mendapatkan pelayanan sesuai panduan dan prosedur manajemen nyeri 2. Menghindari dampak / resiko nyeri terhadap proses penyembuhan 3. Memberikan kenyamanan pada pasien B. RUANG LINGKUP Semua pasien di rawat jalan,rawat inap dan gawat darurat, kamar operasi dilakukan skrining rasa nyeri oleh perawat.Pada pasien yang dilakukan pembedahan, penanganan nyeri dimulai dari pre operasi hingga pasca operasi
BAB II TATALAKSANA A. DEFINISI Nyeri adalah Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang diakibatkan adanya kerusakan jaringan yang sedang atau akan terjadi, atau pengalaman sensorik sensorik dan emosional yang merasakan seolaholah terjadi kerusakan jaringan. (International Association Association for the Study of Pain) Nyeri akut adalah nyeri dengan onset segera dan durasi yang terbatas (kurang dari 6 minggu), memiliki hubungan temporal dan kausal dengan adanya cedera atau penyakit. Nyeri kronik adalah nyeri yang bertahan untuk periode waktu yang lama. Nyeri kronik adalah
1. Semua pasien yang mengalami nyeri mendapatkan pelayanan sesuai panduan dan prosedur manajemen nyeri 2. Menghindari dampak / resiko nyeri terhadap proses penyembuhan 3. Memberikan kenyamanan pada pasien B. RUANG LINGKUP Semua pasien di rawat jalan,rawat inap dan gawat darurat, kamar operasi dilakukan skrining rasa nyeri oleh perawat.Pada pasien yang dilakukan pembedahan, penanganan nyeri dimulai dari pre operasi hingga pasca operasi
BAB II TATALAKSANA A. DEFINISI Nyeri adalah Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang diakibatkan adanya kerusakan jaringan yang sedang atau akan terjadi, atau pengalaman sensorik sensorik dan emosional yang merasakan seolaholah terjadi kerusakan jaringan. (International Association Association for the Study of Pain) Nyeri akut adalah nyeri dengan onset segera dan durasi yang terbatas (kurang dari 6 minggu), memiliki hubungan temporal dan kausal dengan adanya cedera atau penyakit. Nyeri kronik adalah nyeri yang bertahan untuk periode waktu yang lama. Nyeri kronik adalah
Assesment nyeri adalah nyeri adalah suatu tindakan melakukan penilaian rasa sakit atau nyeri pada pasien di RS, yang terdiri atas assesment nyeri awal dan assesment nyeri ulang. Assesment Nyeri Nyeri awal adalah suatu tindakan melakukan penilaian rasa sakit atau nyeri pada pasien saat pasien dilayani pertama kali di rawat jalan , di rawat inap , gawat darurat dan kamar operasi Assesment nyeri ulang adalah ulang adalah suatu tindakan melakukan penilaian ulang rasa sakit atau setelah mendapatkan penanganan penanganan awal sampai pasien terbebas dari nyeri. B. TIPE NYERI Tipe nyeri berupa : 1. Nyeri Neuropatik Adalahnyeri yang diawali atau disebabkan disebabkan oleh lesi primer atau disfungsi pada sistim saraf (system saraf perifer atau sentral). Diskripsi nyerineuropatik nyerineuropatik berupa : a. Rasa terbakar b. Merinding (tingling (tingling ) c. Hipersensitif terhadap sentuhan atau dingin
Contoh nyeri neuropatik perifir :
Neuralgia pasca herpes
Neuralgia Trigeminal
Neuropathy Diabetic peripheral
Neuropati pasca operasi
Neuropati pasca trauma Contoh nyeri neuropatik yaitu nyeri pasca stroke
2. Nyeri Nociceptif Nyeri Nociceptif adalah nyeri yang disebabkan oleh trauma pada jaringan tubuh(muskuloskeletal, cutaneus atau visceral) Diskripsi nyeri nociceptif berupa : a.
Rasa nyeri di dalam (Aching)
b.
Rasa seperti disayat (Sharp)
c.
Rasa berdenyut (Throbbing) (Throbbing)
Contoh nyeri nociceptif :
Nyeri akibat inflamasi
Nyeri pasca fraktur
Nyeri campuran adalah nyeri kombinasi antara nyeri neuropatik dan nociceptif. Contohnya adalah :
Nyeri kanker
Nyeri pinggang (Low back pain) dengan radiculopathy
C. DEFINISI ASSESMEN NYERI
Neo natal Infants Pain Scale (NIPS) untuk pasien usia < 1 tahun FLACC ( Face, Leg, Activty, Cry, Consolability) adalah prosedur assesment nyeri untuk anak usia kurang dari 3 tahun atau anak dengan anak dengan gangguan kognitif atau pasien anak yang tidak dapat dinilai dengan skala lain.
Wong Baker Faces Pain Scale adalah prosedur asesment nyeri bagi pasien anak > 3 tahun sampai 9 tahun tahun atau dewasa dengan menunjuk gambar untuk mengekspresikan intensitas nyeri yang dirasakannya dirasakannya
Numeric Rating Scale digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun yang dapat menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang dirasakannya.
VAS (Visual Analog Scale) Scale) adalah prosedur assesmen nyeri bagi pasien dewasa dan anak usia > 9 tahun, tahun , dengan meminta pasien menunjuk skala 0-10 dimana 0 tidak nyeri dan 10 sangat nyeri, untuk mengekspresikan rasa nyerinya.
Comfort Scale adalah prosedur assesmen nyeri pasien bayi, anak, dan dewasa di ruang kamar operasi atau ruang rawat inap yang tidak dapat menggunakan Numeric rating scale atau wong-baker FACES scale.
D. DEFINISI ASSESMENT NYERI A. ASESMEN NYERI 1. Anamnesis a. Riwayat Penyakit Sekarang 1) Onset nyeri akut atau kronik, traumatik atau non- traumatik. 2) Karakter dan derajat keparahan nyeri, nyeri tumpul, nyeri tajam, rasa terbakar, tidak nyaman, kesemutan, neuralgia. 3) Pola penjaaran / penyebaran nyeri 4) Durasi dan lokasi nyeri 5) Gejala lain yang menyertai m enyertai misalnya kelemahan, baal, kesemutan, mual/muntah, atau gangguan keseimbangan / kontrol motorik 6) Faktor yang memperhambat dan memperingan 7) Kronisitas
10) Penggunaan alat bantu 11) Perubahan fungsi mobilitas, kognitif, irama tidur, dan aktivitas hidup dasar ( activity of daily living ) 12) Singkirkan kemungkinan potensi emergensi pembedahan, seperti adanya faktur yang tidak stabil, gejala neurologis progresif cepat yang berhubungan dengan sindrom kauda ekuina. b. Riwayat pembedahan / penyakit dahulu c. Riwayat psiko- sosial a) Riwayat konsumsi alkohol, merokok, atau narkotika b) Identifikasi pengasuh / perawat utama (primer) pasien c) Identifikasi kondisi tempat tinggal pasien yanga berpotensi menimbulkan eksaserbasi nyeri d) Pembatasan / restriksi partisipasi pasien dalam aktivitas sosial yang berpotensi menimbulkan pengaruh negatif terhadap motivasi dan kooperasi pasien dengan program penanganan/ manajemen nyeri ke depannya. Pada pasien dengan masalah psikiatri, diperlukan dukungan psikoterapi / psikofarmaka. e) Tidak dapat bekerjanya pasien akibat nyeri dapat menimbulkan stres bagi pasien/keluarga. d. Riwayat pekerjaan Pekerjaan yang melibatkan gerakan berulang dan rutin, seperti mengangkat benda berat, membungkuk atau memutar merupakan pekerjaan tersering yang berhubungan dengan nyeri punggung. e. Obat-obat dan alergi 1) Daftar obat-obatan yang dikonsumsi pasien untuk mengurangi nyeri (suatu studi menunjuakan bahwa 14% populasi di Indonesia mengkonsumsi suplemen /herbal, dan 36% mengkonsumsi vitamin) 2) Cantumkan juga mengenai dosis, tujuan minum obat, efektifitas, dan efek samping. 3) Direkomendasikan untuk mengurangi atau memberhentikan obat-obatan denga efek samping kognitif dan fisik. f.
Riwayat keluarga Evaluasi riwayat medis terutama penyakit genetik. g. Asesmen sistem organ yang komprehensif 1) Evaluasi gejala kardiovaskular psikiatri pulmoner, gastrointestial, neurolgi, reumatologi, genitourinaria,
2. Asesmen Nyeri a. Neo natal Infants Pain Scale (NIPS) untuk pasien usia < 1 tahun PARAMETER TEMUAN Ekspresi wajah Santai Meringis Menangis Tidak menangis Merengek Menangis kuat Pola bernafas Santai Perubahan pola nafas Kaki Santai Fleksi/bangun Keadaan rangsang Tertidur/bangun Rewel Skor: Tidak nyeri:0 Nyeri ringan:1-2 Nyeri sedang:3-4 Nyeri hebat:>4
POIN 0 1 0 1 2 0 1 0 1 0 1
b. FLACC (Face, Leg, Activity, Cry, Consolability) untuk anak usia < 3 tahun atau anak dengan gangguan kognitif KATEGORI PARAMETER 0 1 3 WAJAH Tidak ada Sesekali Sering cemberut, ekspresi tertentu meringis atau rahang ditarik, atau senyum mengerutkan dagu tidak di tarik dahi KAKI Normal posisi Tidak nyaman, Menendang atau atau santai gelisah, tegang kaki disusu AKTIFITAS Berbaring dengan Menggeliat, Melengkung, tenang, posisi bergeser maju kaku normal, bergerak mundur, tegang dengan mudah MENANGIS Tidak ada Erangan atau Menangis terus, teriakan rengeka, keluhan teriakan atau isak (terjaga,tidur) sesekali tangis ;sering mengeluh CONSOLABILITAS Konten, santai Diyakinkan oleh Sulit menyentuh kenyamanan sesekali, atau sedang memeluk bicara distractable SKOR 0 :Tidak nyeri 1-3:nyeri ringan 4-6 : nyeri sedang 7-10 nyeri hebat
Indikasi : pada pasien (dewasa dan anak > 3 tahun) yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka, gunakan asesmen Instruksi : pasien diminta untuk menunjuk / memilih gambar mana yang paling sesuai dengan yang ia rasakan. Tanyakan juga lokasi dan durasi nyeri 0 tidak merasa nyeri 1 sedikit rasa nyeri 2 nyeri ringan 3 nyeri sedang 4 nyeri berat 5 nyeri sangat berat
d. Numeric Rating Scale Indikasi: digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun yang dapat menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang dirasakannya. Instruksi: pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan dilambangkan dengan angka antara 0 – 10. 1. 0 = tidak nyeri 2. 1 – 3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari) 3. 4 – 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari) 4. 7 – 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari) 3
Numeric Rating Scale 3 c. Asesmen Nyeri menggunakan COMFORT scale 1) Indikasi: pasien bayi, anak, dan dewasa di ruang kamar operasi
2) Instruksi : terdapat 9 kategori dengan setiap kategori memiliki 1-5 dengan skor total antara 9 – 45.
Kewaspadaan Ketengan Menangis Pergerakan Tonus otot Tegangan wajah Tekanan darah basal Denyut jantung basal
Tabel 3.1 COMFORT Scale Kategori Kewapadaan
Ketenangan
Distress pernapasan
123451234512345-
Menangis
Pergerakan
12345123-
Skor Tanggal Tidur pulas / nyenyak Tidur kurang nyenyak Gelisah Sadar sepenuhnya dan waspada Hiper alert Tenang Agak cemas Cemas Sangat cemas Panik tidak ada respirasi spontan dan tidak ada batuk respirasi spontan dengan sedikit / tidak ada respon terhadap ventilasi kadang-kadang batuk atau terdapat tahanan terhadap ventilasi seringa batuk, terdapat tahanan / perlawanan terhadap ventilator melawan secara aktif terhadap ventilator, batuk terus-menerus / tersedak bernapas dengan tenang, tidak menangis terisak-isak meraung menangis berteriak tidak ada pergerkan kadang-kadang bergerak perlahan sering bergerak perlahan
Waktu