HIPOTERMIA
A. Definisi
Hipotermia adalah suhu tubuh kurang dari 36,5 oC pada pengukuran suhu melalui ketiak. Nilai normal 36,5 oC-37,5oC. (1)
B. Etiologi
Etiologi terjadinya hipotermi pada bayi yaitu: (2) 1. Jaringan lemak subkutan tipis. 2. Perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat badan besar. 3. Cadangan glikogen dan brown fat sedikit. fat sedikit. 4. BBL (Bayi Baru Lahir) tidak mempunyai respon shivering (menggigil) shivering (menggigil) pada reaksi kedinginan. (Indarso, F, 2001). 5. Kurangnya pengetahuan perawat dalam pengelolaan bayi yang beresiko tinggi mengalami hipotermi. (Klaus, M.H et al, 1998).
Mekanisme kehilangan panas pada bayi baru lahir
Radiasi
: Dari Objek ke panas bayi.
Contoh: Timbangan bayi dingin tanpa alas.
Evaporasi
: Karena penguapan cairan yang melekat pada kulit.
Contoh : Air ketuban pada tubuh bayi baru lahir, tidak cepat dikeringkan.
Konduksi
: Panas tubuh diambil oleh suatu permukaan yang melekat
Di tubuh. Contoh : Pakaian bayi yang basah tidka cepat diganti.
Konveksi
: Penguapan dari tubuh ke udara.
Contoh : Angin di sekitar tubuh bayi baru lahir.
C. Tanda dan gejala
Suhu normal bayi baru lahir berkisar 36,5 0C – 37,50C (suhu ketiak). Gejala awal hipotermia apabila suhu < 36 0C atau kedua kaki dan tangan teraba dingin. Bila seluruh tubuh bayi teraba dingin, maka bayi sudah mengalami hipotermia sedang (suhu 32 0C – 360C). disebut hipotermia kuat bila suhu tubuh < 32 0C. untuk mengukur suhu hipotremia diperlukan thermometer ukuran rendah (low reading thermometer ) yang dapat mengukur sampai 250C. di samping sebagai suatu gejala, hipotermia dapat merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian. Hipotermia menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah, yang mengakibatkan terjadinya metabolic anerobik, meningkatkan kebutuhan oksigen, mengakibatkan hipoksemia dan berlanjut dengan kematian. (2) a. Gejala Hipotermi bayi baru lahir (2)
Bayi tidak mau minum/menetek
Bayi tampak lesu atau mengantuk saja
Tubuh bayi teraba dingin
Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi mengeras (sklerema)
b. Tanda-tanda hipotermi sedang (stress dingin)
(2)
Aktivitas berkurang, letargis
Tangisan lemah
Kulit berwarna tidak rata (cutis marmorata)
Kemampuan menghisap lemah
Kaki teraba dingin
c. Tanda-tanda hipotermi berat (cedera dingin)
(2)
Sama dengan hipotermia sedang
Bibir dan kuku kebiruan
Pernafasan lambat
Pernafasan tidak teratur
Bunyi jantung lambat
Selanjutnya mungkin timbul hipoglikemia dan asidosis metabolik.
d. Tanda-tanda stadium lanjut hipotermi
(2)
Muka, ujung kaki dan tangan berwarna merah terang
Bagian tubuh lainnya pucat
Kulit mengeras merah dan timbul edema terutama pada punggung, kaki dan tangan (slerema).
Klasifikasi Hipotermia(4) Anamnesis
Bayi
Pemeriksaan
terpapar
suhu
Suhu tubuh 32 ºC-36,4ºC.
lingkungan yang rendah.
Gangguan napas.
Waktu timbulnya kurang
Denyut jantung kurang dari 100
dari 2 hari.
Klasifikasi
kali/menit
Malas minum.
Letargi.
Suhu tubuh < 32ºC.
lingkungan yang rendah.
Tanda lain hipotermia sedang.
Waktu timbulnya kurang
Kulit teraba keras.
dari 2 hari.
Bayi
Tidak
terpapar
terpapar
Hipotermia sedang
suhu
dengan
Hipotermia berat
Napas pelan dan dalam. Suhu tubuh berfluktuasi antara
Suhu
dingin atau panas yang
36ºC-39ºC meskipun berada di
stabil (lihat Dugaan
berlebihan.
suhu lingkungan yang stabil.
sepsis)
Fluktuasi
terjadi
tubuh
tidak
sesudah
periode suhu stabil.
D. Patofisiologi
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Pada saat bayi meninggalkan lingkungan rahim ibu yang hangat, bayi tersebut kemudian masuk ke dalam lingkungan ruang bersalin yang jauh lebih dingin. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, sehingga mendinginkan darah bayi. Pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh, dan mereka mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100 %. Untuk membakar lemak coklat, seorang bayi harus menggunakan glukosa guna
mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh bayi baru lahir dan cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan, semakin banyak persediaan lemak coklat bayi. Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia dan asidosis. Sehingga upaya pencegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada bayi baru lahir. Pada bayi baru lahir, akan memiliki mekanisme pengaturan suhu tubuh yang belum efisien dan masih lemah, sehingga penting untuk mempertahankan suhu tubuh agar tidak terjadi hipotermi. Pusat pengaturan suhu di hipothalamus belum berkembang, walaupun sudah aktif. Kelenjar keringat belum berfungsi normal, mudah kehilangan panas tubuh (perbandingan luas permukaan dan berat badan lebih besar, tipisnya lemak subkutan, kulit lebih permeable terhadap air), sehingga neonatus sulit mengatur suhu tubuh dan sangat terpengaruh oleh suhu lingkungan (bersifat poikilotermik). Produksi panas mengandalkan pada proses non-shivering thermogenesis yang dihasilkan oleh jaringan lemak coklat yang terletak diantara scapula, axila, mediastinum dan sekitar ginjal. Simpanan lemak yang tersedia dapat digunakan sebagai produksi panas. Intake makanan yang adekuat merupakan suatu hal yang penting untuk mempertahankan suhu tubuh. Jika suhu bayi menurun, lebih banyak energi yang digunakan untuk memproduksi panas daripada untuk pertumbuhan dan terjadi peningkatan penggunaan O 2. Bayi yang kedinginan akan terlihat kurang aktif dan akan mempertahankan panas tubuhnya dengan posisi fleksi dan meningkatkan pernafasannya secara menangis, sehingga terjadi peningkatan penggunaan kalori yang mengakibatkan hipoglikemi yang timbul dari efek hipotermi, begitu juga hipoksia dan hiperbilirubinemia.
E. Penanganan
-
Bayi yang mengalami hipotermia biasanya mudah sekali meninggal. Tindakan yang harus dilakukan adalah segera menghangatkan bayi di dalam inkubator atau melalui penyinaran lampu. (2)
-
Cara lain yang sangat sederhana dan mudah dikerjakan oleh setiap orang adalah menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu. Bayi diletakkan terlungkup di dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi. Untuk menjaga agar bayi tetap hangat, tubuh ibu dan bayi harus berada dalam satu pakaian (merupakan teknologi) tepat guna
baru) disebut sebagai Metoda Kanguru. Sebaiknya ibu menggunakan pakaian longgar berkancing depan. (2) -
Bila tubuh bayi masih dingin, gunakan selimut atau kain hangat yang disetrika terlebih dahulu, yang digunakan untuk menutupi tubuh bayi dan ibu. Lakukanlah berulang kali sampai tubuh bayi hangat. (2)
-
Biasanya bayi hipotermia menderita hipoglikemia, sehingga bayi harus diberi ASI sedikit-sedikit sesering mungkin. Bila bayi tidak menghisap, diberi infus glukosa 10% sebanyak 60-80 ml/kg per hari. (2)
Bagan Penanganan Hipotermia Neonatorum (3)
TANDA -TANDA
Aktivitas berkurang (letargi) tangisan lemah, kemampuan menghisap lemah, bibir dan kuku kebiruan, kaki bayi teraba dingin.
KATEGORI
Hipotermia sedang
Hipotermia berat
PENILAIAN
Suhu Aksila 32°C - 36°C
Suhu Aksila < 32°C
PENANGANAN Bidan
Keringkan bayi dengan handuk hangat
Atau
Memberikan lingkungan hangat dengan cara kontak kulit ke kulit
Puskesmas
(metode kanguru) dan/bungkus bayi baru lahir dengan kain hangat
Kepala bayi ditutup topi
Kain yang basah secepatnya diganti dengan yang kering dan hangat
Sering disusui Hipotermia berat
Rumah Sakit
Rujuk ke Rumah Sakit
Sama dengan di atas
Beri lampu 60 watt dengan jarak minimal 60 cm dari bayi
Dalam inkubator
Penghangatan
kembali
dengan
metode
yang
sesuai
inkubator, pemanasan perlahan 0,5 -1°C/jam) Hipotermia berat
Infus Dekstrose 10%
(dalam
CARA Kontak kulit
PETUNJUK PENGGUNAAN
Untuk semua bayi.
Tempelkan kulit atau permukaan kulit bayi langsung pada permukaan kulit ibu, mis. dengan merangkul, menempelkan pada payudara atau meneteki.
Untuk menghangatkan bayi dalam waktu singkat, atau menghangatkan bayi hipotermi (32-36,4oC) apabila cara lain tidak mungkin dilakukan.
Kanggoro Mother Care (KMC)
Untuk menstabilkan bayi dengan berat badan < 2500
g,
terutama
direkomendasikan
untuk
perawatan berkelanjutan bayi dengan berat badan < 1800 g.
Tidak untuk bayi yang sakit berat (sepsis, gangguan napas berat).
Tidak untuk Ibu yang menderita penyakit berat yang tidak dapat merawat bayinya.
Pada ibu yang sedang sakit, dapat dilakukan oleh keluarga (pengganti ibu).
Pemancar panas
Untuk bayi sakit atau bayi dengan berat 1,500 g atau lebih.
Untuk pemeriksaan awal bayi, selama dilakukan tindakan,
atau
menghangatkan
kembali
bayi
panas,
dapat
hipotermi. Lampu penghangat
Bila
tidak
tersedia
pemancar
digunakan lampu pijar maksimal 60 watt dengan jarak 60 cm. Inkubator
Penghangatan berkelanjutanan bayi dengan berat < 1,500 g yang tidak dapat dilakukan KMC.
Untuk bayi sakit berat (sepsis, gangguan napas berat)
Boks penghangat
Bila tidak tersedia inkubator, dapat digunakan boks penghangat dengan menggunakan lampu pijar
maksimal 60 watt sebagai sumber panas Ruangan hangat
Untuk merawat bayi dengan berat < 2,500 g yang tidak
memerlukan
tindakan
diagnostik
atau
prosedur pengobatan.
Tidak untuk bayi sakit berat (sepsis, gangguan napas berat)
Tabel 01 : Pengukuran suhu tubuh Keadaan bayi
Frekuensi Pengukuran
Bayi sakit
Tiap jam
Bayi kecil
Tiap 12 jam
Bayi keadaan membaik
Sekali sehari
Tabel 02 : Suhu inkubator yang direkomendasi me nurut berat dan umur bayi o
Berat bayi
< 1500 g
Suhu inkubator ( C) menurut umur o
35 C
1-10 hari
o
33 C
o
32 C
3-5 minggu
>5 minggu
34 C
11 hari-3 minggu
o
1500-2000 g
1-10 hari
11 hari-4 minggu
>4 minggu
2100-2500 g
1-2 hari
3 hari-3 minggu
>3 minggu
1-2 hari
>2 hari
>2500 g *
*
Bila jenis inkubatornya berdinding tunggal, naikkan suhu inkubator 1 oC setiap
perbedaan suhu 7oC antara suhu ruang dan inkubator.
Tabel 03 : Suhu kamar untuk bayi dengan pakaian Berat Badan
Suhu ruangan
1500-2000 g
28-30 oC
2000 g
26-28oC
Catatan : jangan digunakan untuk bayi < 1500 g
F. Kewenangan bidan
Pada PERMENKES 1464 tahun 2010 menyatakan bahwa pada pasal 11 ayat 2 bidan berwenang untuk melakukan asuhan bayi baru lahir normal meliputi pencegahan hipotermi serta penanganan hipotermi dan dilanjutkan dengan perujukan.
REFERENSI
1. Depkes RI. Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar. Jakarta: DEPKES RI; 2005. 2. Saifuddin AB. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP; 2006. 3. Prawirohardjo S. Buku Acuan Nasional Layanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: JNPKKR-POGI; 2006. 4. __________. Buku Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk Dokter, Bidan, dan Perawat di Rumah Sakit. Jakarta: DEPKES RI; 2004.