MAKALA
ENERGI & LISTRIK PERTA
IAN
“KONDI I ENERGI DUNIA DAN INDONESI ”
OLEH : NAMA : HIDAYATUL FITRI NIM : J1B014042
PROG
AM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKONOLGI PANGAN DAN AGROIN
USTRI
UNIVERSITAS MATARAM 2016
i
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan makalah yang berjudul “Kondisi Energi Dunia dan Indonesia” ini, dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dosen pengampu mata kuliah Energi dan Listrik Pertanian yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas ini, dan ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang turut membantu hingga terselesaikannya tugas ini . Penulis sadar bahwa dalam penulisan ini masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk lebih sempurnanya penulisan-penulisan selanjutnya Demikian semoga tugas Energi dan Listrik Pertanian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Mataram, Maret 2016
Penulis
ii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 1 1.3 Tujuan ..................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Kondisi Energi Dunia ............................................................. 2 2.2 Kondisi Energi di Indonesia ................................................... 4 2.3 Kondisi Cadangan Energi & Sumber Energi Terbarukan di Indonesia ........................................................................... 5 BAB III PENUTUP ........................................................................................ 8 3.1 Kesimpulan ............................................................................. 8 DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
Kebutuhan energi dunia pada umumnya dan di Indonesia khususnya terus meningkat karena pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan pola konsumsi energi itu sendiri yang senantiasa meningkat. Sedangkan energi fosil yang selama ini merupakan sumber energi utama ketersediaannnya sangat terbatas dan terus menipis. Sehingga inti dari permasalahan energi dunia saat ini adalah ketidakseimbangan permintaan dan penawaran serta akses dari sumber daya energi tersebut. Selain itu dalam rangka memasuki era industrialisasi maka kebutuhan energi terus meningkat dan meningkatkan tersedotnya cadangan energi khususnya energi fosil. Diperkirakan hingga tahun 2030 konsumsi energi dunia masih tergantung kepada energi minyak bumi yang tidak terbarukan. Dalam batas tertentu keadaan ini juga dialami Indonesia. Kondisi energi Indonesia saat ini masih mengandalkan pada migas sebagai penghasil devisa maupun untuk memasok kebutuhan dalam negeri. Cadangan minyak bumi dalam kondisi depleting (penghabisan), walaupun gas bumi cenderung meningkat. Untuk energi baru dan terbarukan, meskipun Indonesia memiliki potensi beragam, namun pengelolaan dan penggunaannya belum optimal. Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu dilakukan usaha untuk memperkuat ketahanan energi nasional melalui berbagai pengembangan energi baru dan terbarukan guna mencapai energi bauran, serta meningkatkan efisiensi dan konservasi energi. Oleh karena itu, dibuat makalah ini untuk mengetahui kondisi energi dunia pada umumnya dan Indonesia khususnya, serta untuk mengetahui sumber-sumber energi terbarukan yang ada di Indonesi. 1.2. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana kondisi energi dunia saat ini ? 2. Bagaimana kondisi energi yang ada di Indonesia ? 3. Bagaimana kondisi cadangan energi dan sumber energi terbarukan di Indonesia ? 1.3. TUJUAN 1. Untuk mengetahui kondisi energi dunia saat ini 2. Untuk mengetahui kondisi energi di Indonesia 3. Untuk mengetahui kondisi cadangan energi dan sumber energi terbarukan di Indonesia.
1
BAB II PEMBAHASAN 2.1. KONDISI ENERGI DUNIA
Kebutuhan energi dunia dari tahun ke tahun menunjukkan gejala semakin meningkat tajam. Peningkatan kebutuhan energi tersebut sejalan dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk, ekonomi, dan pesatnya perkembangan teknologi di sektor industri. Sampai saat ini masalah kebutuhan energi dunia masih banyak didominasi oleh energi yang bersumber dari bahan bakar fosil. Ditinjau berdasarkan region, tingkat produksi minyak dunia banyak didominasi negara-negara Timur Tengah. Kemudian diikuti oleh kelompok negara dari Region Eropa-Eurasia (Eurasia termasuk negara-negara pecahan Uni Soviet), Amerika Utara dan Afrika. Pemanfaatan dan penggunaan sumber energi dari bahan bakar fosil, seperti minyak bumi, gas dan batubara, yang berasal dan diambil dari perut bumi secara terus-menerus, tiada henti secara alamiah jumlahnya menjadi semakin menipis dan terbatas. Karena permintaan kebutuhan yang terus meningkat, sedangkan jumlah produksi semakin menurun, sehingga secara tidak langsung pengaruh harga menjadi semakin mahal dan tidak ekonomis. Dampak dari penggunaan energi dari bahan fosil, yakni mulai dari proses penyediaan, pengolahan, transportasi dan hingga sampai pada penggunaan, terutama terkait dengan masalah penggunaan energi di sektor transportasi, sampai saat ini masih memanfaatkan sumber energi dari bahan fosil, sehingga menjadi beban bagi masalah konservasi dan kemampuan daya dukung lingkungan sekitar atau global. Berdasarkan data yang dari badan energi dunia (International Energy AgencyIEA), bahwa permintaan kebutuhan energi dunia menunjukkan angka peningkatan yang sangat tajam. Hingga tahun 2030 permintaan energi dunia meningkat sebesar 45% atau rata-rata mengalami peningkatan sebesar 1,6% per tahun. Kebutuhan paling banyak permintaan kebutuhan energi dunia sekitar 80% masih didominasi dan dipasok dari bahan bakar fosil.
2
Kebutuhan energi primer dunia diperkirakan akan meningkat cukup tinggi seiring dengan pertumbuhan populasi dan perkembangan ekonomi dunia (World Energy Outlook, 2013, IEA). apabila tidak ada implementasi kebijakan baru sampai dengan pertengahan 2013, kebutuhan energi primer meningkat sekitar 45% lebih tinggi dibandingkan tahun 2011. Kebutuhan energi tersebut akan terus meningkat, dan akan mengalami perlambatan pada tahun 2020. sementara jika diterapkan standar lingkungan yang lebih ketat kebutuhan energi primer hanya tumbuh sebesar 14% selama periode proyeksi. Pada tahun 2011, kebutuhan energi fosil tercatat sebesar 10.668 juta Toe atau 82% dari total kebutuhan, dan meningkat menjadi sebesar 14.898 juta Toe pada tahun 2035 meskipun pangsanya turun menjadi sebesar 80%. Pada periode tahun 2011 sampai dengan 2035, kebutuhan batubara mengalami peningkatan terbesar dibanding bahan bakar fosil lainnya dan mulai tahun 2020 mengambil alih peran minyak atau terbesar dalam bauran energi primer. Pada tahun 2011, penggunaan batubara sebesar 3.773 juta Toedan meningkat 44% pada tahun 2035. Tetapi pada skenario 450, dengan penerapan kebijakan lingkungan yang ketat, kebutuhan batubara mengalami penurunan sebesar 33% pada tahun 2035, hal ini disebabkan pertimbangan lingkungan. Pada tahun 2011, penggunaan energi terbarukan tercatat sebesar 1.727 juta Toe atau 13% dari total penggunaan energi. Diperkirakan, sampai dengan tahun 2035, kebutuhan energi terbarukan sesuai skenario Kebijakan Baru meningkat sebesar 44%, dan untuk skenario Bausebesar 44%, sedangkan untuk skenario 450 sebesar 56%.
3
2.2. KONDISI ENERGI di INDONESIA
Energi mempunyai peranan penting dalam pencapaian tujuan sosial, ekonomi dan lingkungan untuk pembangunan berkelanjutan serta merupakan pendukung bagi kegiatan ekonomi nasional. Penggunaan energi di Indonesia meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Sedangkan akses ke energi yang andal dan terjangkau merupakan prasyarat utama untuk meningkatkan standar hidup masyarakat. Sampai saat ini, Indonesia masih menghadapi persoalan dalam mencapai target pembangunan bidang energi. Ketergantungan terhadap energi fosil terutama minyak bumi dalam pemenuhan konsumsi di dalam negeri masih tinggi yaitu sebesar 96% (minyak bumi 48%, gas 18% dan batubara 30%) dari total konsumsi dan upaya untuk memaksimalkan pemanfaatan energi terbarukan belum dapat berjalan sebagaimana yang direncanakan. Tingginya konsumsi energi fosil tersebut diakibatkan oleh subsidi sehingga harga energi menjadi murah dan masyarakat cenderung boros dalam menggunakan energi. Di sisi lain, Indonesia menghadapi penurunan cadangan energi fosil yang terus terjadi dan belum dapat diimbangi dengan penemuan cadangan baru. Sedangkan keterbatasan infrastruktur energi yang tersedia juga membatasi akses masyarakat terhadap energi. Kondisi ini menyebabkan Indonesia rentan terhadap gangguan yang terjadi di pasar energi global karena sebagian dari konsumsi tersebut, terutama produk minyak bumi, dipenuhi dari impor. Ketergantungan energi minyak Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat dan sangat memberatkan APBN. Kementerian ESDM menyatakan, pemanfaatan minyak bumi sebagai pemasok energi merupakan beban terbesar bila dibandingkan dengan energi lainnya. Persentasenya mencapai 42,99%, jauh lebih tinggi dibanding dengan penggunaan energi lain seperti batubara dengan pasokan produksi 34,47% dan gas bumi yang hanya 18,48%. Dalam kurun lima tahun terakhir, konsumsi minyak bumi nasional mencapai 1.197.006.967 barel. Ketersediaan cadangan nasional minyak bumi sebagai energi tak terbarukan jumlahnya semakin terbatas. Menurut data Kementerian ESDM, pada tahun 2009 cadangan minyak bumi Indonesia hanya tinggal 3,9 miliar barel. Jumlah tersebut sangat kecil bila dibandingkan dengan negara-negara produsen minyak bumi dunia. Dengan cadangan 3,9 miliar barel produksi per tahun merupakan jumlah yang sangat sedikit dan kelak cadangan tersebut menjadi habis. Kebutuhan energi nasional didominasi oleh sektor Industri dengan pemakaian hingga mencapai 329,7 juta SBM (Setara Barel Minyak) atau 49,4% dari total konsumsi energi nasional. Di posisi kedua, ditempati sektor transportasi dengan kebutuhan kosumsi sebesar 226,6 juta SBM atau 34%. Sementara kebutuhan rumah tangga dan bangunan komersial masing-masing menggunakan 81,5 juta SBM atau setara 12,2% dan 29,1 juta SBM (4,4%). Keterbatasan akses ke energi komersial telah menyebabkan pemakaian energi per kapita masih rendah dibandingkan dengan negara lainnya. Konsumsi per kapita pada saat ini sekitar 3 SBM yang setara dengan kurang lebih sepertiga konsumsi per kapita 4
rerata negara ASEAN. Dua pertiga dari total kebutuhan energi nasional berasal dari energi komersial dan sisanya berasal dari biomassa yang digunakan secara tradisional (non-komersial). Sekitar separuh dari keseluruhan rumah tangga belum terjangkau dengan sistem elektrifikasi Nasional. Penggunaan energi sampai saat ini secara ekonomi juga belum optimal, hal ini ditunjukkan oleh elastisitas penggunaan energi yang masih di atas 1 (satu) dan intensitas pemakaian energi yang masih lebih tinggi dibandingkan dengan intensitas rerata dari Negara ASEAN. Indonesia memrlukan energi sekitar 4,1 kg setara minyak untuk menghasilkan setiap $1 GDP (GDP per unit of energy use 2000 PPP US$ per kg of oil equivalent). Sedangkan negara-negara lainnya memrlukan kurang dari angka tersebut untuk menghasilkan GDP yang sama. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka pemerintah memiliki tantangan kedepannya untuk memperkuat ketahanan energi nasional melalui berbagai perangkat kebijakan yang ditujukan untuk mendorong pengembangan energi baru dan terbarukan. 2.3. Kondisi Cadangan Energi & Sumber Energi Terbarukan di Indonesia
Berdasarkan data dari Outlook Energi 2014, cadangan minyak bumi nasional baik berupa cadangan terbukti maupun cadangan potensial mengalami peningkatan pada periode 2012-2013. Cadangan potensial minyak pada tahun 2013 sebesar 3,85 miliar baler, sedangkan cadangan terbukti sebesar 3,69 miliar baler. Sebaran cadangan minyak bumi tersebut sebagain besar terdapat di wilayah Sumatera yang mencapai 62,1 % dari total cadangan minyak bumi nasional atau sebesar 5,02 miliar barel. Sedangkan Jawa dan Kalimantan masing-masing memiliki cadangan minyak bumi sebesar 1,81 miliar barel dan 0,57 miliar barel. sisanya sebesar 0,14 miliar barel terdapat di daerah Papua, Maluku dan Sulawesi. Pangsa cadangan minyak bumi Indonesia hanya sekitar 0,5 % dari total cadangan minyak bumi dunia. Di lain sisi, hasil konsumsi BBM sebagai produk hasil olahan terus mengalami peningkatan sedangkan laju produksi dalam 18 tahun terakhir terus mengalami penurunan. Hal ini mengindikasikan bahwa Indonesia rentan terhadap perubahan kondisi global yang dapat berpengaruh pada ketahanan energi nasioanal sebagai akibat dari tingginya ketergantungan pasokan dari luar. Untuk mengatasi kondisi cadangan energi Indonesia yang semakin menurun, maka salah satu solusinya adalah dengan mencari sumber energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar berbasis fosil. Dan salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan mengembangkan sumber energi alternatif berbahan baku nabati, dimana salah satu programnya adalah pengembangan bahan bakar biofuel dari tanaman-tanaman potensial. Program konversi berbahan baku nabati ini disambut baik oleh Negaranegara luar, terutama Negara maju. Namun, program konversi berbahan baku nabati ini cukup mengundang banyak kontroversi di masyarakat Indonesia. Ancaman ketahanan pangan serta ancaman lingkungan hidup adalah beberapa alasannya. Proyek 2 juta hektar yang direncanakan di Kalimantan Tengah misalnya. Rencana ini yang dibiayai oleh Cina dan didukung oleh pemerintah Indonesia, telah dikritik oleh 5
kelompok-kelompok peduli lingkungan hidup. Ketika muncul isu menipisnya cadangan minyak bumi dan gas alam Indonesia sebenarnya Indonesia masih memiliki cadangan minyak sebesar 3,99 miliar barel yang diperkirakan baru habis dieksploitasi selama 11 tahun dan masih memiliki potensi cadangan sejumlah 4,41 miliar barel. Sedangkan stok gas bumi mencapai 187 triliun kaki kubik. Atau akan habis dalam waktu 68 tahun dengan tingkat produksi per tahun sebesar 2,77 triliun kaki kubik. Cadangan batu bara ada sekitar 18,7 miliar ton lagi. Atau dengan tingkat produksi 170 juta ton per tahun. Berarti cukup buat memenuhi kebutuhan selama 110 tahun (sumber: Kementerian ESDM, 14/03/2008). Energi baru terbarukan yang dipertimbangkan dalam OEI 2014 meliputi energi terbarukan (panas bumi, tenaga air, BBN, biomassa, surya dan angin) dan energi yang tergolong baru bagi indonesia diantaranya nuklir, syngas dan gas metan batubara. Biomassa di sini meliputi biomassa yang berasal dari limbah industri, pertanian dan kehutanan serta biomassa dari sampah kota. Panas bumi, tenaga air, biomassa, energi surya, energi angin, dan gas metan batubara digunakan sebagai sumber energi pembangkit listrik sedangkan BBN dan batubara cair digunakan sebagai pengganti BBM yang digunakan disektor transportasi, industri dan juga di pembangkit listrik. a. Bahan bakar nabati Bahan bakar nabati merupakan salah satu jenis energi alternatif yang pengembangan dan pemanfaatannya mendapat banyak perhatian dan dorongan, baik di indonesia maupun dunia internasional. BBN yang dipertimbangkan dalam buku OEI 2014 ini meliputi BBN untuk transportasi (biodisel dan bioethanol) dan BBN untuk subsitusi BBM di pembangkit listrik dan indutri (energi thermal). Biofuel yang terdiri atas biodiesel dan bioethanol dapat dibuat dari sumber hayati atau biomassa, seperti kelapa sawit, jarak pagar, dan kedelai untuk bahan baku biodiesel, serta ubi kayu (singkong), ubi jalar, tebu, dan jagung untuk bahan baku bioethanol. semua bahan baku biofuel tersebut merupakan tanaman yang sudah dikenal dan dapat tumbuh dengan baik di Indonesia, namun berdasarkan ketersediaan dan efisiensi penggunaan lahan diperkirakan kelapa sawit dan ubi kayu dapat menjadi sumber bahan baku biofuel yang paling potensial di Indonesia. Kedua jenis tanaman tersebut lebih banyak digunakan untuk keperluan bukan energi, sehingga pengembangan tanaman tersebut sebagai bahan baku biofuel merupakan suatu tantangan tersendiri dan diperkirakan akan memerlukan pengembangan lahan dan penelitian lebih lanjut. b. Surya (Matahari) Energi matahari dapat dimanfaatkan sebagai thermal atau dikonversi menjadi tenaga listrik. Dalam OEI 2014 ini pembahasan mengenai energi matahari difokuskan pada energi matahari yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik. Berdasarkan skenario Bau, pasokan energi surya diperkirakan akan tumbuh relatif
6
tinggi karena biaya pembangkitannya bersaing dengan pembangkit berbahan bakar minyak solar yang relatif mahal khususnya untuk daerah terpencil. c. Hidro (air) Tenaga air merupakan sumber daya untuk pembangkit listrik, baik skala besar (PLTA) maupun skala mikro (PLTMH). Pemanfaatan PLTMH sesuai pada daerah pedesaan atau remote areas karena kapasitasnya dan peralatan yang dibutuhkan relatif sederhana, sehingga lokasi yang diperlukan untuk instalasi dan pengoperasian PLTMH lebih kecil dibanding dengan PLTA. saat ini pangsa tenaga air dalam pasokan energi primer masih rendah yaitu sekitar 2,3%. Menurut skenario Bau, pasokan energi dari tenaga air akan meningkatkan rata-rata 4,5% per tahun dari 5 juta TOE pada tahun 2013 menjadi 26 juta TOE pada tahun 2050. d. Biomassa komersial Biomassa komersial merupakan salah satu energi yang bisa digunakan sebagai bahan bakar di sektor industri dan komersial. selain itu biomassa juga digunakan pada sektor ketenagalistrikan sebagai energi primer pembangkit. Berbeda dengan biomassa tradisional pada sektor rumah tangga (misal kayu bakar), biomassa komersial pada kedua sektor tersebut mempunyai nilai ekonomi dan diperlukan biaya untuk mengusahakannya. seperti telah disebutkan biomassa disini berasal dari limbah industri, pertanian dan kehutanan serta biomassa dari sampah kota.
7
BAB III PENUTUP 3.1. KESIMPULAN
Kebutuhan energi dunia dari tahun ke tahun menunjukkan gejala semakin meningkat tajam. Peningkatan kebutuhan energi tersebut sejalan dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk, ekonomi dan pesatnya perkembangan teknologi di sektor industri. Sampai saat ini masalah kebutuhan energi dunia masih didominasi oleh energi yang bersumber dari bahan bakar fosil. Begitu juga dengan yang dialamai Indonesia saat ini, ketergantungan energi fosil terutama minyak bumi dalam pemenuhan konsumsi di dalam negeri masih sangat tinggi. Tingginya konsumsi energi fosil tersebut diakibatkan oleh subsidi sehingga harga energi menjadi murah dan masyarakat cenderung boros dalam menggunakan energi. Untuk mengatasi kondisi cadangan energi Indonesia yang semakin menurun, maka salah satu solusinya adalah dengan mencari sumber energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar berbasis fosil. Dan salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan mengembangkan sumber energi alternatif berbahan baku nabati, dimana salah satu programnya adalah pengembangan bahan bakar biofuel dari tanaman-tanaman potensial. Selain itu, potensi energy baru terbarukan di Indonesia sangat melimpah, diantaranya yaitu bahan bakar nabati, energy matahari, tenaga air, biomassa komersial, dan energi yang tergolong baru bagi indonesia diantaranya nuklir, syngas dan gas metan batubara.
8
DAFTAR PUSTAKA Asmonov, Jos, 2012. Kebutuhan Energi asmonov.blogspot.co.id/2012/01. Diakses 24 Maret 2016.
Dunia.
http://jos-
Zed, Farida, at all. 2014. Outlook Energi Indonesia Prokum.esdm.go.id.outlook energy 2014. Diakses 24 Maret 2016.
2014.
Jawa post. 2015. Indonesia Terancam Krisis Energi. http://www2.jawapos.com/baca/artikel/16888/indonesia-terancam-krisis-energi. Diakses 24 Maret 2016.
9