LAPORAN KASUS A. PENDAHULUAN Dinding perut menyokong dan melindungi struktur intraperitoneal dan retroperitoneal. Susunan otot yang kompleks pada dinding perut memungkinkan batang tubuh melakukan gerakan berputar, menunduk, dan menegadah. Dinding perut terdiri atas beberapa lapis yaitu dari luar ke dalam, lapisan kulit terdiri dari kutis dan subkutis, lemak subkutan dan fasia superfisial (fasia scarpa), kemudian ketiga otot dinding perut yaitu otot oblikus eksternus abdominis, oblikus internus abdominis, dan transve transversus rsus abdomi abdominis nis serta serta perito peritoniu nium, m, fasia fasia transve transversal rsalis, is, lemak lemak praper praperito itoneal neal,, dan peritoneum. Otot dibagian depan tengah terdiri atas sepasang se pasang otot rektus abdominis dengan fasianya dipisahkan oleh linea alba pada garis tengah. Dinding perut membentuk rongga perut yang melindungi isi ronga perut. integritas lapisan musculoaponeurosis musculoaponeurosis dinding perut sangat penting untuk mencegah terjadinya hernia bawaan maupun didapat. Otot dinding perut juga berfungsi
dalam pernapasan, proses
berkemih. !ernia merupakan penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga rongga yang bersangkutan. bersangkutan. "erdasarkan "erdasarkan terjadinya, terjadinya, hernia dibagi dibagi atas, hernia bawaaan bawaaan atau kong kongen enit ital al dan dan hern hernia ia yang yang dida didapa pat. t. "erd "erdasa asark rkan an letak letakny nya, a, diba dibagi gi berd berdasa asark rkan an letak letak anatomisnya seperti hernia diafragma, inguinal, umbilikalis dan femoralis. Sekitar #$ % hernia terjadi disekitar lipat paha, berupa hernia inguinal direk, indirek, serta hernia femoralis, hernia insisional &%, hernia ventralis &%, hernia umbilikalis '%. ada hernia di abdomen isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan amusculoapponeurotik dinding perut. !ernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia. * !ernia insisional insisional adalah defek yang terjadi terjadi melalui melalui bekas luka operasi. operasi. +ni +ni adalah satu satunya satunya hernia hernia yang yang benar benarben benar ar diangg dianggap ap iatroge iatrogenik nik.. !al ini terjadi terjadi karena karena kegagal kegagalan an menutupnya garis pada dinding abdomen setelah laparotomi. !ernia insisional terjadi ketika semua lapisan kecuali kulit gagal dalam proses penyembuhan, ini adalah salah satu kondisi yang paling banyak membutuhkan operasi meskipun sudah ada kemajuan di bidang teknik bedah dan bahan jahitan.' +nsiden hernia meningkat dengan bertambahnya usia, hal ini kemungkinan dikarenakan meningkatnya penyakit yang membuat peningkatan tekanan intraabdomen dan berkurangnya kekuatan jaringan penunjang.
Page | 1
B. KASUS
asien lakilaki umur $# tahun masuk rumah sakit umum anutapura dengan keluhan adanya benjolan pada daerah bekas operasi di perut kanan bawah yang dialami sejak tahun sebelum masuk rumah sakit, benjolan tersebut dirasakan membesar ketika pasien sedang berdiri atau melakukan aktivitas dan menghilang ketika berbaring, asien memiliki riwayat operasi apendisitis * tahun lalu. enurut pasien setelah operasi pasien dirawat di ruang +- karena hipertensi dan selama diruang +- pasien mengeluhkan sering batukbatuk, infeksi luka setelah operasi tidak ada. "erdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah *&/0& mmhg, 1adi 2& 3/m, regule reguler, r, kuat kuat angkat angkat,, respira respirasi si *&3/m, *&3/m, suhu suhu '# c. ada ada pemeri pemeriksa ksaan an abdome abdomen n di daerah daerah kuadran kanan bawah bawah terdapat benjolan sebesar telapak tangan orang dewasa dengan ukuran ukuran # 3 4 cm, cm, bentu entuk k tida tidak k tera teratu turr, berb berbat atas as tega tegas, s, warn warnaa kuli kulitt sam sama deng dengan an kuli kulitt sekitar sekitarny nya,ko a,konsi nsisten stensi si kenya kenyal, l, di tengah tengah benjol benjolan an terdap terdapat at jaringa jaringan n sikatr sikatrik ik
berben berbentuk tuk
memanjang dengan ukuran 43 cm didaerah Mc Burney, Burney, warna kecoklatan. "erdasarkan "erdasarkan hasil anamnesis, anamnesis, pemeriksaan fisik maka pada kasus ini didiagnosi didiagnosiss !ernia !ernia insisional insisional dan dilakuakan tindakan operatif herniorafi. ada tindakan tindakan operatif operatif herniorafi herniorafi dilakukan insisi pada titik Mc titik Mc Burney, Burney , kemudian insisi pada kutis, subkutis, fasia scarpa, otot oblikus eksternus abdominis, otot oblikus internus abdominis, otot transversus abdominis, fasia transversalis, lemak peritoneal, peritoneum. ada saat dilakukan insisi pada peritoneum dan di identifikasi isi hernia adalah usus,kemudian dilakukan tindakan heriorafi berupa pembebasan
kantong hernia, kantong hernia di buka, isi hernia dibebaskan, dilakukan pemasangan mesh dan dilakukan penjahitan luka. Setelah dilakukan tindakan operatif pasien dirawat selama 4 hari diruangan garuda bawah kemudian pasien dianjurkan untuk rawat jalan dan kontrol di poli.
Page | 2
Gambar 1 : Pasien sebelum dilakukan pembedahan
Gambar 2 : Prosedur tindakan operasi
(a)
(c)
(b)
(d)
Page | 3
(e)
(f)
(g) 5eterangan 6 a) Di lakukan disenfeksi b) Dilakukan insisi pada titik c burney c) Dilakukan insisi pada kutis, subkutis, fasia scarpa, otot oblikus eksternus abdominis, otot oblikus internus abdominis, otot transversus abdominis, fasia transversalis, lemak peritoneal, peritoneum. d) Dilakukan insisi pada peritoneum dan di identifikasi isi hernia adalah usus e) Dilakukan tindakan hernioraphy, pembebasan kantong hernia sampai di lehernya, kantong di buka dan isi hernia dibebaskan f) Dilakukan pemasangan mesh g) Dilakukan penjahitan pada bagian kulit C. DISKUSI
Page | 4
ada kasus ini diagnosis ditegakan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. "erdasarkan anamnesis didapatkan pasien masuk rumah sakit dengan keluhan benjolan di daerah bekas operasi pada perut kanan bawah yang dialami sejak tahun sebelum masuk rumah sakit, benjolan tersebut dirasakan membesar ketika pasien sedang berdiri atau melakukan aktivitas dan menghilang ketika berbaring, benjolan tidak terasa nyeri. ual, muntah tidak ada. "uang air besar dan buang air kecil biasa. Demam tidak ada. asien memiliki riwayat operasi apendisitis * tahun lalu dan setelah dilakukan operasi pasien dirawat di ruang +- karena hipertensi dan selama diruang +- pasien mengeluhkan sering batuk batuk. "erdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah *&/0& mmhg, 1adi 2& 3/m, reguler, kuat angkat, respirasi *&3/m, suhu '# c. ada pemeriksaan abdomen pada daerah kuadran kanan bawah terdapat benjolan sebesar telapak tangan orang dewasa dengan ukuran # 3 4 cm., bentuk tidak teratur, berbatas tegas, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya, konsistensi kenyal, di tengah benjolan terdapat jaringan sikatrik
berbentuk memanjang
dengan ukuran 43 cm didaerah Mc Burney, warna kecoklatan. "erdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik kasus tersebut sudah sesuai dengan teori di mana hernia insisional merupakan penonjolan peritoneum melalui bekas luka operasi yang baru maupun yang lama, sekitar & % luka operasi abdomen menimbulkan hernia insisonal. Secara klinis, hernia insisional tampak sebagai tonjolan di dekat sayatan bedah. !ampir semua operasi abdomen memungkinkan terjadinya hernia insisional didaerah bekas luka. Sebenarnya hernia ini dapat terjadi pada semua sayatan, namun cenderung sering terjadi pada daerah garis lurus dari prosesus 3iphodeus lurus hingga ke pubis. 7anda pertama yang biasanya muncul dan menjadi perhatian pasien adalah munculnya benjolan asimtomatik didaerah sayatan bekas operasi, semakin lama hernia tersebut bisa menjadi lebih besar dan menjadi nyeri dengan gerakan atau batuk.8aktor resdeposisi yang berpengaruh dalam terjadinya hernia sikatrik adalah infeksi luka operasi, dehisensi luka, tehnik penutupan luka operasi yang kurang baik, 9enis insisi, obesitas, peningkatan tekanan intraabdomen seperti pada asites, distensi usus pasca bedah, batuk karena kelainan paru dan lubang fasia akibat trokar pada laparoskopi yang tidak terjahit.ada pasien ini mengeluhkan benjolan pada daerah bekas operasi di perut kanan bawah yang dialami sejak tahun sebelum masuk rumah sakit, benjolan tersebut dirasakan membesar ketika pasien sedang berdiri atau melakukan aktivitas dan menghilang ketika berbaring, hal ini sesuai dengan teori dimana hernia
Page | 5
insisional merupakan penonjolan peritoneum melalui bekas luka operasi yang baru maupun yang lama. asien memiliki riwayat operasi apendisitis, dan pasien mengeluhkan sering batukbatuk setelah dilakukan tindakan operasi yang mana keluhan batukbatuk merupakan salah satu faktor resiko terjadinya hernia insisisional.
:ambar ;. Setelah laparotomy medial bawah ". Setelah operasi apendiks. 5lafikasi !ernia enurut sifatnya* . !ernia
Page | 6
hebat dan kontinyu, daerah benjolan menjadi warna merah dan pasien menjadi gelisah.
:ambar * 5eterangan () 5ulit dan jaringan subkutan, (*)lapisan otot atau apponeurosis, (') peritoneum parietale dan jaringan dan jaringan praperitoneal, (4) kantong hernia dinding usus. ;. !ernia reponibel tanpa inkarserata dan strangulasi ". !ernia ireponibel atau hernia akreta karena perlekatan. 7idak ada gejala atau gangguan pasase isi usus. -. !ernia inkarserata dengan ileus obstruksi usus D. !ernia strangulata, bila ileus obstruksi disertai nekrosis sampai gangren akibat gangguan peredaran darah.
:ambar ' 5eterangan 6 . !ernia
Page | 7
enurut =etaknya $, . !ernia +nguinalis erupakan hernia isi perut yang tampak di daerah sela paha (regio inguinalis) yang terbagi menjadi 6 !ernia inguinalis +ndirek (lateralis) !ernia disebut lateralis karena menonjol dari perut di lateral pembuluh epigastrika inferior, dan disebut indirek karena keluar dari dua pintu dan
saluran yaitu anulus dan kanalis inguinalis. !ernia inguinal direk (medialis) !ernia inguinalis direk adalah hernia yang kantongnya menonjol langsung ke anterior melalui dinding posterior canalis inguinalis medial terhadap arteri vena epigastrika inferior. Disebut sebagai hernia direk karena hernia yang langsung menonjol melalui segetiga hesselbach.
*. !ernia 8emoralis !ernia femoralis pada lipat paha merupakan penonjolan kantong di bawah ligamentum inguinal di antara ligamentum lakunare di medial dan vena femoralis di lateral, hernia femoralis disebabkan oleh peninggian tekanan intraabdominal yang kemudian akan mendorong lemak preperitonial ke dalam kanalis femoralis yang akan menjadi pembuka jalan
terjadinya hernia. 8aktor penyebab lainya
adalah kehamilan multipara, obesitas dan degenerasi jaringan ikat karena usia lanjut. '. !ernia mbilikalis erupakan hernia kongenital pada umbilikus yang hanya tertutup peritoneum dan kulit akibat penutupan yang inkomplet dan tidak adanya fasia umbilikalis. !ernia ini terdapat kirakira *& % bayi dan angka ini lebih tinggi pada bayi prematur. 4. !ernia araumbilikalis erupakan hernia melalui suatu celah garis tengah di tepi kranial umbilikus, yang jarang terjadi di tepi kaudalnya. enutupan secara spontan jarang terjadi sehingga umumnya diperlukan tindakan operasi untuk koreksi. $. !ernia >pigastrika !ernia yang keluar melalui defek di linea alba di antara umbilikus dan prosesus 3ipodeus. +si hernia berupa penonjolan jaringan lemak preperitoneal dengan atau tanpa kantong peritoneum. ?. !ernia @entralis !ernia ventralis adalah nama umum untuk semua hernia di dinding perut bagian anterolateral. 1ama lainya adalah hernia insisional dan hernia sikatrik. !ernia insissional merupakan penonjolan peritoneum melalui luka bekas operasi yang
Page | 8
baru maupun yang lama. 5ebanyakan hernia ventralis oleh insisi pada tubuh yang sebelumnya tidak sembuh secara tepat atau terpisah karena tegangan abnormal. #. !ernia =umbalis Di daerah lumbal antara iga A++ dan krista iliaka, ada dua buah trigonum masing masing trigonum kostolumbal superiorn (:rinfelt) berbentuk segitiga terbalik dan trigonum kostolumbalis inferior atau trigonum iliolumbalis (petit) berbentuk segitga. 7rigonum :rijeflt di batasi di kranial oleh iga A++, di anterior oleh tepi bebas m. ObliBus internus abdominis, sedangkan tutupnya . =atisimusdorsi. 0. !ernia =ittre erupakan sebutan untuk divertikulum meckel yang mengalami herniasi.
+nfeksi luka operasi Dehisensi luka
Page | 9
7ehnik penutupan luka operasi yang kurang baik 9enis insisi Obesitas eningkatan tekanan intraabdomen seperti pada asites, distensi usus pasca
bedah. "atuk karena kelainan paru dan lubang fasia akibat trokar pada laparoskopi
yang tidak terjahit. 5eadaan umum pasien yang kurang baik, seperti pada malnutrisi.
:ejala dan tanda hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia atau sifat hernianya. Sebagian besar hernia bersifat asimptomatik dan kebanyakan ditemukan pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.5eluhan yang didapat pada pasien dengan hernia reponibel adalah adanya benjolan di lipat paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau mengedan dan menghilang saat berbaring, keuhan nyeri jarang di jumpai, nyeri yang disertai mual dan muntah baru timbul bila terjadi inkarserata karena ileus atau strangulasi karena nekrosis. enatalaksanaan tindakan operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakan. rinsip dasar operasi hernia terdiri dari herniotomi dan hernioplasti. ada herniotomi, dilakukan pembedahan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka, dan isi hernia dibebaskan bila ada perlengketan, kemudian direposisi. 5antong hernia di jahit setinggi tinggi mungkin lalu di potong. $,? 7erapi operatif berupa herniotomy dan herniplasty bertujuan untuk menutup defek di lapisan muskuloaponeurosis, bila defek besar, di perlukan mesh. ada kasus ini dilakukan tindakan opertaif herniorapy dan dilakukan pemasangan mesh untuk menutup defek agar tidak terjadi tegangan.? engenalan prostetik telah merevolusi pembedahan hernia dengan konsep tension free repair. eskipun berbagai prosedur pembedahan telah diadopsi untuk perbaikan hernia insisional, tetapi implantasi dari prosthetic mesh tetap menjadi metode yang paling efisien dalam menangani hernia insisional. '
Page | 10
DAFTAR PUSTAKA
. Sjamsuhidajat <., 5arnadihardja C., rasetyo 7.O.!.,
disi '. >:-. 9akarta. *. Sabiston. !ernia dalam "uku ;jar "edah "agian *, 9akarta 6 >:-. 224.**0*4$. '. !ammed f. Dkk. +ncisional !ernia dition. 7he c :raw!ill -ompaines, +nc, 200. $*$$44 $. Schwart, !ernia dinding abdomen dalam intisari prinsipprinsip ilmu bedah, edisi @+, jakarta 6 >:-, *&&&, $&2$0 ?. Stead =:, et all,. 8irst aid for the surgery clerkship, international edition, 7he c:raw !ill -.ompainess, inc, singapore, *&&', '
LAPORAN KASUS
STATUS KOAS
"agian +lmu "edah 8akultas 5edokteran dan +lmu 5esehatan niversitas 7adulako alu I.
IDENTITAS
1ama
6 7n. ;hmad
7anggal asuk
6 Selasa, #&'*&$
mur
6 $# 7ahun
ekerjaan
6 1S
Page | 11
95
6 =akilaki
6 :aruda bawah
;gama
6 +slam
6
;lamat
6 jln anggis
II. ANAMNESIS
6"enjolan pada daerah bekas operasi di perut kanan bawah
Keluhan utama
Ria!at Pen!a"it Se"a#an$ 6
5eluhan dialami sejak tahun sebelum masuk rumah sakit, benjolan tersebut dirasakan membesar ketika pasien sedang berdiri dan pada saat melakukan aktivitas terutama ketika mengangkat barang yang berat dan menghilang ketika berbaring, benjolan tidak terasa nyeri. ual, muntah tidak ada. "uang air besar dan buang air kecil biasa. Demam tidak ada. +nfeksi luka setelah operasi tidak ada. Ria!at %en!a"it &ahulu6
asien memiliki riwayat operasi apendisitis * tahun lalu, dan menurut pasien setelah operasi pasien dirawat di ruang +- karena hipertensi dan selama diruang +- pasien mengeluhkan sering batukbatuk. Ria!at %en$$unaan '(at
6
;mlodipin & mg (3), dan icardis 0& mg (3) Ria!at %e!a"it lain 6
asien memiliki riwayat hipertensi, riwayat penyakit diabetes melitus tidak ada.
III. PEMERIKSAAN FISIK.
"" 6 ?* 5g 7" 6 ?$ cm :-S 6 >4@$? Status generalisata 6 Sakit Sedang/ -omposmentis/ :ii 5urang 7anda @ital 6 7D
6 *&/0& mm!g
ernapasan
6 *& 3/menit
1adi
6 2& kali/menit
Suhu aksilla
6 '?.# E-
Page | 12
Ke%ala
) 1ormocephal
Mata
) 5onjungtiva anemis ()* Sklera ikterus ()
Mulut
) "ibir sianosis (), tonsil 767 tidak hiperemis
Lehe#
) assa 7umor (), 1yeri 7ekan (), Deviasi 7rakea ()
Th'#a"+
)
+nspeksi
6 Simetris kiri F kanan
alpasi
6 assa 7umor (), 1yeri 7ekan (), @okal 8remitus kiri F kanan
erkusi
6 Sonor bilateral
;uskultasi
6 "unyi ernapasan 6 @esikuler "unyi 7ambahan 6
,antun$
)
+nspeksi
6 +ktus cordis tidak tampak
alpasi
6 +ktus cordis tidak teraba
erkusi
6 "atas jantung kesan normal
;uskultasi
6 "9 +/++ murni reguler, bising ()
A(&'men
+nspeksi
6 ada daerah kuadran kanan bawah terdapat benjolan sebesar telapak tangan orang dewasa dengan ukuran (p 3 l) # 3 4 cm., bentuk tidak teratur, berbatas tegas, warna kuit sama dengan kulit sekitarnya, di tengah benjolan terdapat jaringan sikatrik
berbentuk memanjang
dengan ukuran (p3l) 43 cm didaerah Mc burney, warna kecoklatan. ;uskultasi
6 eristaltik (G), kesan normal
erkusi
6 7impani
alpasi
6 assa 7umor (G), konsistensi kenyal (G) 1yeri 7ekan () , hepar dan lien tidak teraba.
Page | 13
-enitalia ) :enitalia eksterna udem (), eritema () E"+t#emita+ ) Deformitas (), ;kral !angat (G)
I. RESUME
asien lakilaki umur $# tahun masuk dengan keluhan adanya benjolan daerah bekas operasi di perut kanan bawah yang dialami sejak tahun sebelum masuk rumah sakit, benjolan tersebut dirasakan membesar ketika pasien sedang berdiri dan pada saat melakukan aktivitas terutama ketika mengangkat barang yang beratdan menghilang ketika berbaring, asien memiliki riwayat operasi apendisitis * tahun lalu dan ada riwayat hipertensi. "erdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah *&/0& mmhg, 1adi 2& 3/m, reguler, kuat angkat, respirasi *&3/m, suhu '# c.. ada pemeriksaan abdomen pada daerah kuadran kanan bawah terdapat benjolan sebesar telapak tangan orang dewasa dengan ukuran # 3 4 cm., bentuk tidak teratur, berbatas tegas, warna kuit sama dengan kulit sekitarnya,konsistensi kenyal, di tengah benjolan terdapat jaringan sikatrik berbentuk memanjang dengan ukuran 43 cm didaerah Mc burney, warna kecoklatan.
Page | 14
.
DIA-NOSIS A/AL !ernia +nsisional de3tra I. PEMERIKSAAN PENUN,AN-
=aboratorium Darah
6 4 0' 3 & */=
(4,$ ?.$)
(1)
C"-
6 $.*& 3 & 2/=
(4,&H &,&)
(1)
!b
6 4.# g/d=
(*0)
(1)
!ct
6 44.2 %
('$$*)
(1)
lt
6 $# ribu/ul
($&4$&)
(1)
5imia Darah :DS
6 2& mg/d=
(#&*&&)
(1)
reum
6 ** mg/d=
(& $&)
(1)
5reatinin 6 .'2 mg/d=
(&.#& H .*&) (I)
S:7
6 4
(#'*)
(1)
S:O7
6 *
(?'&)
(1)
II.DIA-NOSIS AKHIR
!ernia +nsisional de3tra III. PENATALAKSANAAN Me&i"ament'+a ) +@8D 8utrolit *& tpm
;mlodipin & mg (3) icardis 0& mg (3) +nj. -eftria3one gr/* jam/iv +nj. 5etorolac '& mg/0 jam/iv +nj.
7irah baring Diet lunak Tin&a"an Di lakukan tindakan Operatif (hernioraphy)
Page | 15
)
Dilakukan disenfeksi
*)
Dilakukaninsisi pada titik c burney
')
Dilakukan insisi pada kutis, subkutis, fasia scarpa, otot oblikus eksternus abdominis, otot oblikus internus abdominis,
Page | 16
otot transversus abdominis, fasia transversalis,lemak peritoneal, peritoneum.
4)
Dilakukan insisi pada peritoneum dan di identifikasi isi hernia adalah usus
$)
Dilakukan tindakan hernioraphy, pembebasan kantong hernia sampai di lehernya, kantong di buka dan isi hernia dibebaskan
6)
Dilakukan pemasangan mesh
Page | 17
7)
Dilakukan penjahitan pada bagian kulit
FOLLOW UP N o
1
Tangga l & Jam 17/0315 06.30
Follow Up
Tanda Tanga n
S : Nyeri beka !"erai (#). $ : %%& : %' 120/80 g* N 80 +/* S ! 36.5 ,* P 18 +/ aa : . ei (-)/(-)* S. kerik (-)/(-) %!rak : P eiker (#)/(#)* (-)/(-)* (-)/(-) Status lokalis
2 Page | 18
18/03/1 5 S 6 1yeri bekas operasi (G), belum ";" $ : %%& : %' 120/80 g* N 80 +/* S 36,* P 18 +/ aa : . ei (-)/(-)* S. kerik (-)/(-) %!rak : P eiker (#)/(#)* (-)/(-)* (-)/(-) Status lokalis
: "! !" eri!ra"y ari ke 1 P : &' ; 28 " <. ,e=ria+!e 1 gr/ 12
3 19/03/1 5
S 6 1yeri bekas operasi (), ";" normal $ : %%& : %' 120/80 g* N 80 +/* S 36,* P 18 +/ aa : . ei (-)/(-)* S. kerik (-)/(-) %!rak : P eiker (#)/(#)* (-)/(-)* (-)/(-) Status lokalis
20/03/1 5 06.30
: "! !" eri!ra"y ari ke 2 P : rki "! !" &' r!i 28 " <. ,e=ria+!e 1 gr/ 12
:anti verban S 6 1yeri bekas operasi () $ : %%& : %' 120/80 g* N 80 +/* S 36,* P 18 +/ aa : . ei (-)/(-)* S. kerik (-)/(-) %!rak : P eiker (#)/(#)* (-)/(-)* (-)/(-) : "! !" eri!ra"y -3 P : rki "! !" i= a e=eaa 3+1 -efi3im *3 5ontrol poli
Page | 20