TELAAH JURNAL PENGARUH MENGHARDIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HALUSINASI DENGAR PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RSJD DR. AMINOGONDOHUTOMO AMINOGONDOHUTOMO SEMARANG
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Salah Satu Tugas Stase Keperawatan Jiwa
Disusun Oleh :
NAMA
: DEA FITRI HANDAYANI
NIM
: 402017009
PRODI PROFESI NERS KEPERAWATAN STIKES ‘AISYIYAH BANDUNG
Jln. Banteng Dalam No.6 Bandung Tahun 2017/2018
HASIL RESUME JURNAL KEPERAWATAN JIWA PENGARUH MENGHARDIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HALUSINASI DENGAR PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RSJD DR. AMINOGONDOHUTOMO SEMARANG
ANALISIS PICO
Author & Year
Karina Anggraini , Ns. Arief Nugroho, S.Kep, Supriyadi, MN. 2013
Purpose
Sample
Problem PENGARUH 73 responden Pengontrolan MENGHARDIK halusinasi yang halusinasi dapat TERHADAP mengalami dilakukan dengan PENURUNAN TINGKAT halusinasi empat cara yaitu, HALUSINASI DENGAR pendengaran dan menghardik PADA PASIEN kekambuhan halusinasi, SKIZOFRENIA DI RSJD dalam 1 tahun bercakap-cakap DR. terahir. dengan orang AMINOGONDOHUTOMO lain, melakukan SEMARANG aktivitas secara terjadwal, dan mengkonsumsi obat dengan teratur. Menghardik merupakan salah satu upaya untuk mengendalikan halusinasi dengan menolak halusinasi yang muncul.
Intervensi Pasien diberikan lembar Kuasioner yang terdiri dari beberapa pertanyaan untuk mengevaluasi responden, terdiri dari 5 pertanyaan, dan cara penilaian dengan memberi
tanda centang (√
), bila sering sekali nilainya 4, selalu nilainya 3, kadang-kadang nilainya 2, tidak pernah nilainya 1. Dengan rentang nilai 510 (ringan), 1115 (sedang), 1620 (berat). Sedangkan pada
PICO Comparison
PENGARUH AKTIVITAS TERJADWAL TERHADAP TERJADINYA HALUSINASI DI RSJ DR AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH
Outcome Responden mengalami penurunan tingkat halusinasi dengar setelah dilakukan terapi menghardik dengan menutup telinga yaitu dari kategorik sedang sebanyak 26 (65%), dan kategorik berat sebanyak 14 (35%), menjadi kategorik ringan pada seluruh responden yaitu sebanyak 40 responden (100%). Kemudian hasil dari terapi menghardik tanpa menutup telinga adalah dengan kategori sedang sebanyak 18(54.5%), kategori berat 14(42.4%), dan kategori ringan sebanyak 1 (13.0%),
lembar observasi terdapat 5 pernyataan, cara penilaian dengan memberi centang
(√ ) pada
kegiatan yang telah dilakukan responden, apabila YA nilainya 1 maka TIDAK nilainya 0. Pada penilaian ini apabila 1 saja pernyataan dijawab TIDAK maka dianggap tidak melakukan.
menjadi kategori sedang sebanyak 22(66.7%), kategori ringan 11(33.3%).
ANALISIS VIA VALIDITY
1. Apakah focus penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian? Ya sesuai, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan tingkat halusinasi. 2. Apakah subjek penelitian ini diambil dengan cara yang tepat? Ya, subjek diambil berdasarkan kriteria inklusi pada pasien gangguan jiwa dengan halusinasi. 3. Apakah data yang dikumpulkan sesuai dengan tujuan penelitian? Ya, data yang dikumpulkan berdasarkan keadaan pasien yang mengalami gangguan yang mengalami halusinasi pendengaran dan kekambuhan dalam 1 tahun terahir. 4. Apakah
penelitian
ini
mempunyai
jumlah
subjek
yang
cukup
untuk
meminimalisirkan kebetulan? a. Penelitian yang pertama menggunakan sampel sebanyak 73 responden halusinasi yang mengalami halusinasi pendengaran dan kekambuhan dalam 1 tahun terahir. b. Penelitian yang kedua melakukan penelitian dengan sample 53 orang pasien dengan menggunakan rancangan pretest-posttest one grup desi gn. 5. Apakah analisis data dilakukan cukup baik? a. Ya, pada dua jurnal penelitian, analisis data sudah dilakukan cukup baik dengan menggunakan
metode
penelitian
masing-masing,
penyaji
juga
dalam
interpretasi data dilengkapi dengan tabel dan dijelaskan pula dalam bentuk narasi,sehingga memudahkan pembaca dalam memahami hasil penelitian IMPORTANT
6. Apakah penelitian ini penting? Penting, Kedua penelitian ini menjadi penting karena dapat menurunkan tingkat halusinasi. APPLICABLE
7. Apakah penelitian ini dapat diterapkan? Ya, Penelitian ini dapat diaplikasikan di klinik nur ilahi karena metode ini mudah di lakukan dan merupakan Strategi Pelaksanaan (SP) pada pasien gangguan jiwa dimana terdapat sesi pada pelaksanaannya.