Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan gigi tiruan jembatan : 1. Oklusi gigi bila pasien kehilangan 1 atau beberapa gigi dalam satu area di dalam rongga mulut. Bila tidak dibuatkan Fixed Bridge, maka gigi2 yang ada di antara gigi2 yang hilang tersebut akan bergerak ke daerah yang kosong, sedangkan gigi2 lawannya (oklusinya) akan cencerung memanjang karena tidak ada gigi yang menopangnya pada saat oklusi. Bergeraknya gigi kedaerah yang kosong koso ng dinamakan shifting/drifting.
Sedangkan gigi2 yang memanjang dinamakan elongation/extrusion.
Bila kondisi ini berlanjut, maka akan menyebabkan 1. Sakit pada rahang (terutama pada TMJ/Temporo Mandibular Joint) 2. Retensi sisa2 makanan diantara gigi2 (food Impaction), dan dapat menyebabkan penyakit periodontal 3. Berakhir dengan pencabutan pada gigi2 dan juga gigi lawannya (http://endahart.multiply.com/journal/item/59/GIGI_Fixed_Bidge) Beban fungsional pada oklusal pontik terutama gigi posterior dapat dikurangi dengan mempersempit lebar buko-lingual atau buko-palatal untuk mengurangio beban oklusi yang dapat merusak gigi tiruan pada pasien-pasien tertentu ( (D.N Allan & P.C foreman. 1994:100).
2. Oral hygine 3. Jaringan periodontal
Hukum Ante menyatakan bahwa daerah membrane periodontal pada akar-akar dari gigi abutment harus sekurang kurangnya sama dengan daerah membrane periodontal yang ada pada gigi-gigi yang akan diganti(D.N Allan & P.C foreman. 1994:99). 4. Posisi gigi dan kesejajaran gigi Abutment yang melibatkan gigi anterior hanya gigi gigi insisivus biasanya mempunyai inklinasi labial yang serupa dan tidak terlalu sulit untuk menyusun kesejajarannya, apabila abutment melibatkan gigi anterior seperti caninus dan gigi posterior seperti premolar kedua atas supaya diperoleh kesejajaran, kaninus harus dipreparasi pada arah yang sama seperti premolar(D.N Allan & P.C foreman. 1994:101) 5. Jumlah dan lokasi kehilangan gigi 6. Kegoyangan gigi 7. Frekwensi karies 8. discoloration