TUGAS I GEOFISIKA TERAPAN ANALISIS STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN DATA SEISMIK 2D DAN DATA SUMUR PEMBORAN FORMASI KUJUNG CEKUNGAN JAWA TIMUR
DI SUSUN OLEH : Dede Sri Astuti !"2# $!# !$%& F'()*i R'+', !"2# $!# !2-& Tri' G'.die A/i/'r !"2# $!# !%0&
TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI UNI1ERSITAS TRISAKTI JAKARTA 2!$-
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan karuni karuniaNy aNyaa kepada kepada kami kami sehing sehingga ga dapat dapat menyel menyelesai esaikan kan lapora laporan n tugas tugas mata mata kuliah Geofosika Geofosika Terapan ini tepat pada waktunya. waktunya. aporan ini berisi pembahasan mengenai latar belakang, rumusan masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah, metodologi dan teori dasar, hasil dan pembahasan, serta kesimpulan. !ami menyadari bahwa laporan ini tidak lepas dari jasa dan bantuan banyak pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin mengu"apkan terima kasih yang tak terhing terhingga ga kepada kepada #pk. #pk. $r. %gus %gus Guntor Guntoro, o, selaku selaku dosen dosen mata mata kuliah kuliah Geofisi Geofisika ka Terapan dan semua teman&teman yang telah berkontribusi dalam penyelesaian laporan ini. $alam penyusunan laporan ini kami juga sangat menyadari bahwa laporan yang telah diselesaikan masih sangat jauh dari sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan lebih lanjut.
'akarta, ( No)ember *+-
Tim Penulis
Analisis Struktur Bawah Permukaan Formasi Kujung
2
DAFTAR ISI
.................................................................... .............................................. ......................... * KATA PENGANTAR ............................................. BAB I PENDAHULUAN
. atar #elakang ............................................. .................................................................... ...........................................( ....................( .* umusan Masalah ../////............................... ../////...................................................... ............................. ...... 0 .- Maksud dan Tujuan /////////.//........................... /////////.//................................... ........ 0 .( #atasan Masalah ////////// //////////////// ///////////. /////. 0 .0 Metodologi Penelitian ..//////////////////... 1 BAB II TEORI DASAR ///////...//////////////.. 2 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN /...//////////...///. * BAB I1 KESIMPULAN //////..///////////////. -+
.................................................................... .............................................. ......................... - DAFTAR PUSTAKA .............................................
Analisis Struktur Bawah Permukaan Formasi Kujung
3
BAB I PENDAHULUAN 3. . %T% #E%!%NG #ahan bakar fosil masih menjadi kebutuhan utama pada kehidupan manusia. 4emakin hari, kebutuhan akan minyak dan gas bumi semakin meningkat. Tidak dapat dipungkiri, eksplorasi minyak dan gas bumi tetap menjadi pilihan utama dalam mengatasi masalah ini. 5ntuk mengakali pen"arian&pen"arian ataupun eksplorasi, pengamatan se"ara geologi dirasa kurang "ukup untuk dilakukan. !olaborasi antara pengamatan geologi dan geofisika akan semakin meyakinkan mengenai keberadaan parameter¶meter petroleum system, yang nantinya akan berujung pada eksploitasi dari bahan bakar fosil tersebut. Metode geofisika, dalam hal ini metode seismik, merupakan metode yang sangat penting, hal ini terlihat dari segi pengeluaran biaya, dan pemakaian tenaga ahli geofisika yang men"apai nilai tersebar didunia. !eunggulan pemakaian metode seismik juga terdapat pada tingkat akurasi yang tinggi, resolusi tinggi, dan penetrasi yang dalam. 3nformasi data seismik menjadi modal yang sangat penting dalam penentuan lokasi pemboran. Metode geofisika, dalam hal ini metode seismik memiliki peranan yang "ukup penting, ketika se"ara geologi indikator geologi yang bisa di"apai semakin berkurang. Metode ini pada prinsipnya memanfaatkan penjalaran gelombang seismik yang melewati material bumi. 4umber gelombang seismik bisa berasal dari sumber buatan, misalnya ledakan dinamit, ketukan palu, pembangkit getaran dari alat )ibroseis, dan lain sebagainya. 4umber tersebut mengakibatkan terjadinya getaran pada titik ledak, yang kemudian energi bergerak ke sekelilingnya berupa gelombang mekanik. Gelombang yang dipantulkan oleh reflektor di bawah permukaan akan diterima oleh geofon dan kemudian di proses sehingga menghasilkan rekaman berbentuk seismogram yang terdiri dari rangkaian waktu tempuh dan kuat energi. 4etelah rekaman data seismik dihasilkan kemudian dilakukan proses pengolahan data. Proses pengolahan data ini pada hakikatnya adalah suatu proses untuk mengolah data rekaman seismik menjadi data dalam bentuk penampang seismik yang telah mengikuti bentuk penampang geologi yang sebenarnya. $engan adanya penampanng seismik ini, maka akan dapat dilakukan interpretasi untuk mendapatkan bentuk peta bawah permukaan dan mengetahui kemungkinan&kemungkinan suatu 6ona atau wilayah memiliki prospek kandungan hidrokarbon yang kemudian dilanjutkan dengan proses pengeboran. 4etelah proses pengeboran dilakukan, maka dilanjutkan dengan proses well logging. 7ell logging merupakan suatu teknik untuk mendapatkan data bawah permukaan dengan menggunakan alat ukur yang dimasukkan ke dalam lubang sumur, untuk e)aluasi formasi dan identifikasi "iri&"iri batuan di bawah permukaan. Tujuan dari well logging dalam eksplorasi hidrokarbon adalah untuk mendapatkan informasi litologi, pengukuran porositas, pengukuran resisti)itas, dan kejenuhan hidrokarbon yang pada akhirnya digunakan untuk menentukan 6ona dan memperkirakan kuantitas minyak dan gas bumi dalam suatu reser)oir. 8asil pengukuran disajikan dalam kur)a log )ertikal yang sebanding dengan kedalamannya dengan menggunakan skala tertentu sesuai keperluan pemakainya.
Analisis Struktur Bawah Permukaan Formasi Kujung
4
!ur)a log yang dihasilkan terdiri dari beberapa tipe seperti log listrik, log radioakti)itas, log densitas, log neutron, dan lain&lain sebagainya. #iasanya di suatu wilayah, proses eksplorasi seismik dilakukan untuk beberapa lintasan, sedangkan proses pengeboran dilakukan pada beberapa titik yang diperkirakan memiliki prospek kandungan hidrokarbon. 4ehingga dengan melakukan pengikatan antara data penampang seismik dan data sumur pemboran 9well seismi" tie: dapat dilakukan interpretasi untuk mengetahui bentuk peta struktur bawah permukaan yang lebih luas, akurat, dan maksimal.
3. *. 5M54%N M%4%%8 #erdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan dirumuskan pada tugas laporan ini adalah menganalisis struktur bawah permukaan pada formasi !ujung, "ekungan 'awa Timur. 4edangkan ketepatan hasil analisis struktur bawah permukaan dilihat dengan melakukan pengikatan antara data penampang seismik 9dalam hal ini seismik *$: dengan data sumur pemboran 9dalam hal ini data kedalaman, log gamma ray 9G:, log resisti)itas, log densitas 98;#:, log neutron 9NP83:, log sonic, dan data chek-shoot :, yang disebut sebagai well-seismic tie.
3. -. M%!45$ $%N T5'5%N Maksud dari dibuatnya tugas laporan ini adalah untuk melakukan pengikatan antara data penampang seismik 9dalam hal ini seismik *$: dengan data sumur pemboran 9dalam hal ini data kedalaman, log gamma ray 9G:, log resisti)itas, log densitas 98;#:, log neutron 9NP83:, log sonic, dan data check-shoot :, yang disebut sebagai well-seismic tie. Tujuan dari dibuatnya tugas laporan ini adalah untuk mendapatkan hasil dari anilisis struktur bawah permukaan pada formasi !ujung, "ekungan 'awa Timur, yang akan menjadi suatu penunjuk yang pada akhirnya digunakan untuk menentukan 6ona dan memperkirakan kuantitas minyak dan gas bumi dalam formasi !ujung.
3. (. #%T%4%N M%4%%8 • •
•
$ata yang dipakai adalah berupa data seismik *$ sebanyak (* line. $ata 1 sumur pemboran berupa data kedalaman, log gamma ray 9G:, log resisti)itas, log densitas 98;#:, log neutron 9NP83:. $ata sonik log dan data check-shoot .
Analisis Struktur Bawah Permukaan Formasi Kujung
5
3. 0. MET;$;;G3 PENE3T3%N 5ntuk merumuskan masalah&masalah geologi yang kompleks, dalam hal ini struktur geologi bawah permukaan, dapat dilakukan dengan beberapa metode penelitian. 4e"ara umum yang paling penting dalam analisis struktur bawah permukaan ini adalah geometri dari struktur tersebut. 4ehingga berdasarkan pendekatan geometri metode penelitian yang digunakan untuk analisis struktur bawah permukaan formasi !ujung, "ekungan 'awa Timur ini adalah dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analitik, yang merupakan hasil langsung dari obser)asi data lapangan dan laboratorium. 5ntuk menjelaskan data&data yang digunakan, juga dilakukan analisis terhadap data&data tersebut. 5ntuk men"apai metode ini, dilakukan beberapa tahapan, diantaranya < 3. 0. . Tahap Persiapan Tahap persiapan adalah tahap pendahuluan yang dilakukan sebelum proses pengolahan data dilakukan. Pada tahap ini dilakukan studi literatur dan pengumpulan data. 4tudi literatur yaitu mempelajari semua hal&hal yang berguna untuk menunjang penelitian, diantaranya mempelajari geologi regional dan stratigrafi "ekungan 'awa Timur, khususnya pada formasi !ujung, lalu teknik analisis data log dan data seismik, serta teori&teori dasar geologi lainnya. !emudian pada tahap ini juga dilakukan proses pengumpulan data, data yang dikumpulkan adalah data&data yang dibutuhkan yang nantinya akan digunakan dalam penelitian ini. $ata&data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data penampang seismik sebanyak (* line 9dalam hal ini seismik *$:, data sumur pemboran sebanyak 1 sumur 9dalam hal ini data kedalaman, log gamma ray 9G:, log resisti)itas, log densitas 98;#:, log neutron 9NP83::, log sonic, dan data check-shoot . 3. 0. *. Tahap Pengolahan $ata $alam tahap pengolahan data dilakukan beberapa tahapan untuk mendapatkan hasil akhir berupa bentuk geometri struktur bawah permukaan dari formasi !ujung, yang merupakan hasil pengendapan batuan yang ada di "ekungan 'awa Timur. #eberapa tahapan tersebut antara lain adalah tahap pengolahan data sumur pemboran, pembuatan korelasi antar sumur pemboran, serta pembuatan peta struktur dan ketebalan dari formasi batuan yang diinterptretasikan. 3. 0. *. . Pengolahan $ata 4umur Pemboran Pengolahan data sumur meliputi interpretasi data log yang dilakukan pada ( sumur dari 1 data sumur yang tersedia, karena dari 1 buah data sumur pemboran yang tersedia, hanya ( sumur yang menembus sampai ke formasi !ujung. $alam interpretasi ini, data sumur diinterpretasikan berdasarkan bentuk dan nilai dari masing&masing log yang dimiliki oleh tiap sumur. og&log yang digunakan antara lain log gamma ray 9G:, log resisti)itas, log densitas 98;#:, dan log neutron 9NP83:. $ari data log ini, akan ditentukan litologi penyusun batuan, sifat fisik batuan, yakni porositas dan permeabilitas, serta kadungan fluida yang terdapat di sekitar sumur
Analisis Struktur Bawah Permukaan Formasi Kujung
6
pengeboran khususnya pada formasi !ujung. $alam melakukan interpretasi data log ini, semua data log yang digunakan digabung ke dalam satu tabel yang mana urutan kolomnya yaitu data kedalaman, log gamma ray 9G:, log resisti)itas, gabungan antara log densitas 98;#: dengan log neutron 9NP83::, marker, dan jenis litologi. 3. 0. *. *. Pembuatan !orelasi %ntar 4umur Pemboran Penentuan batas&batas korelasi dan marker antar log sumur didasarkan atas karakteristik bentuk log, khusunya log gamma ray 9G: dan litologi penyusun batuan. Tujuan korelasi adalah untuk mengetahui dan merekonstruksikan kondisi bawah permukaan, baik struktur maupun stratigrafi, dan juga untuk melihat bentuk dari penyebaran pengendapan batuan pada masing&masing formasi. !orelasi juga dapat dilakukan dengan melihat pun"ak&pun"ak formasi atau dasar&dasar formasi pada masing&masing lapisan batuan yang ditemui pada waktu pengeboran. 4etelah marker pada masing&masing pun"ak formasi didapatkan dan telah diyakini bahwa bentuk atau pola log tersebut mewakili perlapisan yang sama, selanjutnya dilakukan pekerjaan menghubungkan marker dari satu sumur ke sumur yang lain. !orelasi dilakukan untuk semua pun"ak formasi yang ditemukan pada waktu pengeboran dilaksanakan. 3. 0. *. -. Pembuatan Peta 4truktur dan !etebalan dari =ormasi !ujung Pembuatan peta struktur diawali dengan melakukan proses pengikatan antara data penampang seismik dengan data sumur pemboran, atau yang disebut sebagai well-seismic tie. Well-seismic tie dilakukan berdasarkan log densitas, data check shoot , dan log sonic. $ari data&data ini, dihitung besar nilai impedansi akustik batuan, nilai koefisien refleksi antar batuan, dan pembuatan sintetik seismogram yang disesuaikan dengan bentuk data seismik. 4etelah proses well-seismic tie maka dilanjutkan dengan picking horizon dan struktur. Pada proses ini dilihat ada atau tidaknya sesar. %danya sesar dapat dikenali dengan ketidak menerusan refleksi gelombang seismik pada penampang seismik maupun dengan menggunakan peta atribut seismik dari nilai koherensi yang rendah. 4etelah picking horizon dan struktur selesai, dilanjutkan dengan proses gridding dan mapping untuk bisa menghasilkan bentuk peta struktur dan ketebalan dari formasi !ujung. Peta struktur yang dibuat adalah pun"ak dan dasar dari formasi !ujung. 3. 0. -. Tahap 8asil dan Pembahasan 8asil interpretasi litologi berdasarkan data sumur pemboran kemudian dilakukan analisis untuk mengetahui jenis batuan penyusun, kandungan fluida yang mengisi batuan, serta kodisi fisik dari batuan tersebut. $ari analisis ini akan diketahui apakah formasi batuan tersebut memiliki prospek hidrokarbon atau tidak. $ari hasil korelasi antar sumur pemboran, dapat di analisis arah penyebaran dan pertumbuhan dari formasi batuan. $an dari hasil pemetaan bawah permukaan dapat dilakukan analisis terhadap bentuk peta struktur apakah pemetaan yang dilakukan telah mendekati bentuk struktur lapisan bawah permukaan yang sebenarnya atau tidak, serta dari sini juga akan didapatkan kemana arah penyebaran dari formasi batuan tersebut.
Analisis Struktur Bawah Permukaan Formasi Kujung
7
3. 0. (. Tahap !esimpulan Pada tahap ini akan disimpulkan bagaimana kondisi dari formasi batuan yang $idapatkan, terutama bentuk dari geometri struktur bawah permukaannya. $an juga bila dibutuhkan akan diberikan beberapa saran yang terkait dengan topik yang dibahas serta rekomendasi&rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.
Analisis Struktur Bawah Permukaan Formasi Kujung
8
BAB II TEORI DASAR 33. . MET;$E 4E34M3! Metoda seismik adalah salah satu metoda eksplorasi yang didasarkan pada pengukuran respon gelombang seismik 9suara: yang dimasukkan ke dalam tanah dan kemudian direfleksikan atau direfraksikan sepanjang perbedaan lapisan tanah atau batas&batas batuan. 4umber seismik umumnya adalah palu godam 9sledgehammer: yang dihantamkan pada pelat besi di atas tanah, benda bermassa besar yang dijatuhkan, atau ledakan dinamit. espon yang tertangkap dari tanah diukur dengan sensor yang disebut geofon, yang mengukur pergerakan bumi. Metode seismik merupakan salah satu bagian dari seismologi eksplorasi yang dikelompokkan dalam metode geofisika aktif, dimana pengukuran dilakukan dengan menggunakan sumber seismik 9palu, ledakan, dll:. 4etelah sumber diberikan, terjadi gerakan gelombang di dalam mediu 9tanah>batuan: yang memenuhi hukum&hukum elastisitas ke segala arah dan mengalami pemantulan ataupun pembiasan akibat mun"ulnya perbedaan ke"epatan. !emudian pada suatu jarak tertentu, gerakan partikel tersebut di rekam sebagai fungsi waktu. #erdasarkan data rekaman inilah dapat diperkirakan bentuk lapisan>struktur di dalam tanah. Eksperimen seismik aktif pertama kali dilakukan pada tahun ?(0 oleh obert Mallet, yang oleh kebanyakan orang dikenal sebagai bapak seismologi instrumentasi. Mallet mengukur waktu transmisi gelombang seismik, yang dikenal sebagai gelombang permukaan, yang dibangkitkan oleh sebuah ledakan. Mallet meletakkan sebuah wadah ke"il berisi merkuri pada beberapa jarak dari sumber ledakan dan men"atat waktu yang diperlukan oleh merkuri untuk beriak. Pada tahun 2+2, %ndrija Mohoro)i"i"
menggunakan
waktu
jalar
dari
sumber
gempa
bumi
untuk
eksperimennya dan menemukan keberadaan bidang batas antara mantel dan kerak bumi yang sekarang disebut sebagai Moho. Pemakaian awal obser)asi seismik untuk eksplorasi minyak dan mineral dimulai pada tahun 2*+an. Teknik seismik refraksi digunakan se"ara intensif di 3ran untuk membatasi struktur yang mengandung minyak. Tetapi, sekarang seismik refleksi merupakan metode terbaik yang digunakan di dalam eksplorasi minyak bumi. Metode ini pertama kali didemonstrasikan di ;klahoma pada tahun 2*.
Analisis Struktur Bawah Permukaan Formasi Kujung
9
33. . . Ma"am Metode 4eismik Terdapat dua ma"am metoda dasar seismik yang sering digunakan, yaitu seismik refraksi dan seismik refleksi. 33. . . . 4eismik efraksi 9#ias: Metoda seismik refraksi mengukur gelombang datang yang dipantulkan sepanjang formasi geologi di bawah permukaan tanah. Peristiwa refraksi umumnya terjadi pada muka air tanah dan bagian paling atas formasi bantalan batuan "adas. Grafik waktu datang gelombang pertama seismik pada masing&masing geofon memberikan informasi mengenai kedalaman dan lokasi dari horison&horison geologi ini. 3nformasi ini kemudian digambarkan dalam suatu penampang silang untuk menunjukkan kedalaman dari muka air tanah dan lapisan pertama dari bantalan batuan "adas. 4eismik bias dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada tanah>batuan dari posisi sumber ke penerima pada berbagai jarak tertentu. Pada metode ini, gelombang yang terjadi setelah sumber pertama 9first break: diabaikan, sehingga sebenarnya hanya data first break saja yang dibutuhkan. Parameter jarak 9offset: dan waktu jalar dihubungkan oleh "epat rambat gelombang dalam medium. !e"epatan tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang ada di dalam material dan dikenal sebagai parameter elastisitas. 33. . . *. 4eismik efleksi 9Pantul: Metoda seismik refleksi mengukur waktu yang diperlukan suatu impuls suara untuk melaju dari sumber suara, terpantul oleh batas&batas formasi geologi, dan kembali ke permukaan tanah pada suatu geofon. efleksi dari suatu horison geologi mirip dengan gema pada suatu muka tebing atau jurang. Metoda seismik refleksi banyak dimanfaatkan untuk keperluan eksplorasi perminyakan, penetuan sumber gempa ataupun mendeteksi struktur lapisan tanah. 4eismik refleksi hanya mengamati gelombang pantul yang datang dari batas&batas formasi geologi. Gelombang pantul ini dapat dibagi atas beberapa jenis gelombang, yakni Gelombang P, Gelombang 4, Gelombang 4toneley, dan Gelombang o)e. 4edangkan dalam seismik pantul, analisis dikonsentrasikan pada energi yang diterima setelah getaran awal diterapkan. 4e"ara umum, sinyal yang di"ari adalah gelombang&gelombang yang terpantulkan dari semua interfa"e antar lapisan di bawah permukaan. %nalisis yang dipergunakan dapat disamakan dengan echo sounding pada teknologi bawah air, kapal, dan sistem
Analisis Struktur Bawah Permukaan Formasi Kujung
10
radar. 3nformasi tentang medium juga dapat diekstrak dari bentuk dan amplitudo gelombang pantul yang direkam. 4truktur bawah permukaan dapat "ukup kompleks, tetapi analisis yang dilakukan masih sama dengan seismik bias, yaitu analisis berdasar kontras parameter elastisitas medium. 33. . *. Perbandingan Metode 4eismik dengan Metode Geofisika lainnya 33. . *. . !eunggulan •
$apat mendeteksi )ariasi baik lateral maupun kedalaman dalam parameter fisis yang rele)an, yaitu ke"epatan seismik.
•
$apat menghasilkan "itra kenampakan struktur di bawah permukan.
•
$apat dipergunakan untuk membatasi kenampakan stratigrafi dan beberapa kenampakan pengendapan.
•
espon pada penjalaran gelombang seismik bergantung dari densitas batuan dan konstanta elastisitas lainnya, sehingga setiap perubahan konstanta tersebut 9porositas, permeabilitas, kompaksi, dll: pada prinsipnya dapat diketahui dari metode seismik.
•
Memungkinkan untuk deteksi langsung terhadap keberadaan hidrokarbon.
33. . *. *. !elemahan •
#anyaknya data yang dikumpulkan dalam sebuah sur)ei akan sangat besar jika menginginkan data yang baik.
•
Perolehan data sangat mahal baik akuisisi dan logistik dibandingkan dengan metode geofisika lainnya.
•
eduksi
dan processing membutuhkan
banyak waktu, membutuhkan
komputer yang mahal, serta banyak ahli. •
Peralatan yang diperlukan dalam akuisisi umumnya lebih mahal dari metode geofisika lainnya.
•
$eteksi langsung terhadap kontaminan, misalnya pembuangan limbah, tidak dapat dilakukan.
33. *. T%8%P%N 3NTEPET%43 4E34M3! 3nterpretasi seismi" umumnya terdiri dari * bagian, yaitu interpretasi kualitatif dan interpretasi kuantitatif. 3nterpretasi kualitatif, yakni menentukan batas & batas antar formasi menggunakan penunjuk refleksi&refleksi kuat pada data penampang seismik, sehingga masih belum menggunakan dasar perhitungan. Penarikan horison sebagai representasi dari batas antar formasi juga tanpa guidance dari data sumur. #iasanya tahapan ini dilakukan pada lapangan yang belum mempunyai data pemboran sama
Analisis Struktur Bawah Permukaan Formasi Kujung
11
sekali. 4edangkan interpretasi kuantitatif terdiri dari ma"am&ma"am metode geofisika, seperti in)ersi seismik, analisis atribut seismik, dsb. Tahapan interpretasi biasanya diawali dengan tahap interpretasi kualitatif lalu kemudian ke tahap interpretasi kuantitatif. 33. *. . !alibrasi Time Depth $ata seismik post stack pada umumnya masih dalam domain two way time 9T7T: dan data sumur dalam measured depth 9M$:. $ata sumur awalnya dikon)ersi ke dalam true vertical depth 9T@$:, karena measured depth 9M$:, merupakan kedalaman yang terukur dari Kelly Bushing, bukan dari datum yang standar yaitu M4 9muka air laut:. 33. *. *. Well-Seismic Tie $alam tahapan ini kita melakukan pengikatan antara data sumur pemboran ke data seismik, dengan kata lain men"o"okkan, "ontoh pada kedalaman sekian feet pada sumur, merupakan sekian time pada seismik. 3ni diperlukan untuk digunakan dalam melakukan picking horison. Pengikatan antara data sumur pemboran ke data seismik ini menjadi sangat penting karena, jika saja pengikatan ini tidak match, maka kesalahan tersebut akan diwariskan pada tahapan interpretasi selanjutnya gar!age in " gar!age out#. Pengikatan antara data sumur pemboran ke data seismik kemudian dikalibrasi dengan menggunakan data check-shoot 9@4P:. 'ika data check-shoot 9@4P: tidak ada, kita bisa membuat pseudolog dari data seismik yang kemudian bisa dijadikan pedoman untuk pengikatan, bisa juga melakukan proses T>$ relation berdasarkan pada formula $iA atau bisa juga dengan "ara menganalisis ke"epatan dari data seismik. 33. *. -. $icking 8orison #iasanya data seismi" didapatkan dalam bentuk post stack time migrated sebagai deretan gelombang yang ber)ariasi terhadap waktu 9ms: dan juga offset 9m:, sedangkan perlapisan batuan itu sendiri memiliki pola> pattern yang mengikuti pola strata atau pengendapan. #iasanya singkapan pola pengendapan itu kita bisa lihat di outcrop pada lapangan geologi, dari sana kita bisa mengenal pola se%uen, seperti hummocky, onlap, toplap, downlap, dan lain sebagainya. 'adi untuk itulah dilakukan pemilahan umur berdasarkan marker strata yang kita inginkan. 5mumnya untuk studi awal, geosaintis akan melakukan picking berdasarkan refleksi seismik yang kuat dan kontinu, ini dikarenakan suatu asumsi bahwa setiap muka gelombang memasuki medium baru, maka akan terjadi kontras impedansi yang menghasilkan pola strong reflection dalam data seismik. Namun lain lagi halnya jika memiliki data sumur yang "ukup lengkap ditambah dengan marker dari hasil korelasi log. Marker adalah penanda yang di"antumkan pada data sumur, bisa ditarik berdasarkan pola se%uen yang disebut dengan analisis log stratigrafi atau kronostratigrafi, bisa didasarkan pada fosil penanda umur yang disebut dengan biostratigrafi, dsb. Penarikan horison juga menghasilkan model frekuensi rendah sebagai input dalam proses seismik in)ersi nantinya.
Analisis Struktur Bawah Permukaan Formasi Kujung
12
33. *. (. Pembuatan Model !onseptual 4etelah melakukan penarikan horison berdasarkan pola yang diinginkan, maka selanjutnya adalah membuat model konseptual yang merupakan hasil dari asumsi awal tentang bagaimana kondisi bawah permukaan. Model konseptual juga bisa disebut dengan model frekuensi rendah karena model ini dihasilkan dari korelasi log dan juga penarikan horison seismik. $isebut model frekuensi rendah karena data seismik memiliki "akupan gelombang yang besar, sedangkan sumur memiliki "akupan gelombang yang ke"il. 4ehingga pada saat kita melakukan proses in)ersi, yang didasarkan pada hasil proses dekon)olusi data seismik dan reflekti)itas maka akan didapatkan hasil yang !andlimited . !orelasi sumur inilah yang memberikan kelengkapan pada data yang tidak terkandung pada hasil in)ersi !andlimited tadi.
33. -. %N%3434 PET;=343!% $alam suatu tahap pemboran sumur&sumur eksplorasi perlu dilakukan pengumpulan informasi sebanyak mungkin sehingga dapat diperoleh interpretasi yang mendalam dari sebuah sumur. $engan demikian korelasi yang dilakukan antara satu sumur dengan sumur lainnya dapat dilakukan dengan lebih baik pada saat pengembangan suatu lapangan minyak. %nalisa petrofisika adalah suatu upaya untuk memahami "iri dan sifat&sifat fisika batuan dengan "ara melakukan analisis terhadap hasil pengukuran pada lubang sumur. %nalisa petrofisika sangat penting untuk memastikan ada tidaknya hidrokarbon di bawah permukaan tanah. Pengukuran pada lubang sumur dapat dikategorikan menjadi ( kategori 98arsono, 22B:< . og operasi pemboran 9log lumpur 9mud logs:, M7$ dan 7$ 9og 7hile $rilling::. *. %nalisis batu inti. -. og sumur dengan kabel 9elektrik, akustik, radioaktif, elektromagnetik, ultrasonik, medan magnet, NM 9Nu"lear Magneti" esonan"e:, temperatur dan tekanan, pengambilan sampel batu inti dan fluida:. (. 5ji produksi kandungan lapisan. $engan melakukan analisa petrofisika, maka parameter petrofisika batuan seperti porositas batuan, saturasi air, kandungan lempung, dan permeabilitas dari batuan di reser)oar dapat diketahui. 4ehingga nantinya dapat digunakan untuk melakukan identifikasi dan modelling reser)oar serta estimasi "adangan hidrokarbon. 33. -. . Wireline og og adalah suatu grafik kedalaman 9atau waktu:, dari satu set data yang menunjukkan parameter yang diukur se"ara berkesinambungan di dalam sebuah sumur 98arsono, 22B:. og diperoleh dari operasi logging di sumur terbuka yang umumnya dimulai dari kedalaman maksimum 9total depth: sampai dengan sepatu selubung 9"asing
Analisis Struktur Bawah Permukaan Formasi Kujung
13
shoe:. !ur)a log mampu memberikan informasi tentang sifatsifat batuan dan "airan pada situasi dan kondisi yang sesungguhnya di dalam sumur. ;perasi logging yang baik memiliki inter)al yang tidak terlalu panjang sehingga dapat di peroleh informasi yang lebih akurat dan menghindari keterbukaan lapisan formasi yang terlalu lama terhadap sistem lumpur. 33. -. *. og &amma 'ay 9G: Prinsip dasar dari log gamma ray yaitu melakukan pengukuran tingkat radioaktif alami bumi. adioaktif alami tersebut berasal dari unsur C unsur radioaktif yang berada di dalam lapisan batuan di sepanjang lubang bor. 5nsur C unsur radioaktif tersebut antara lain 5ranium, Thorium, Potassium. 5nsur radioaktif tersebut "enderung mengendap di dalam shale yang prosesnya terjadi saat perubahan geologi batuan, sedangkan pada sandstone, limestone, dolomite sangat sedikit jumlahnya. 4ehingga log ini sangat efektif digunakan untuk melakukan e)aluasi formasi pada lingkungan pengendapan flu)ial deltai" yang sistem perlapisannya terdiri dari sandstone atau shale. 5nsur C unsur radioaktif akan meman"arkan gamma ray dalam bentuk pulsa energi radiasi tinggi yang mampu menembus batuan sehingga dapat dideteksi oleh detektor gamma ray. !arena pulsa C pulsa energinya mampu menembus batuan maka logging gamma ray dapat dilakukan meskipun lubang bor telah dipasang "asing. Tiap pulsa yang terdeteksi akan menimbulkan pulsa listrik pada dete"tor sehingga parameter yang di rekam adalah jumlah pulsa yang ter"atat per satuan waktu. og gamma ray memiliki satuan %P3 9%meri"an Petroleum 3nstitute: yang biasanya dalam skala berkisar + C 0+ %P3 atau + C *++ %P3 jika terdapat lapisan organi" ri"h shale. !arena kemampuannya yang mampu memisahkan shale dari lapisan permeabel, log gamma ray dapat digunakan untuk mengukur kandungan shale dalam lapisan batuan. 4elain itu dapat pula digunakan untuk well to well "orrelation dan penentuan seDuen"e boundary dengan "ara mengidentifikasi MaAimum =looding 4urfa"e 9M=4:.
Analisis Struktur Bawah Permukaan Formasi Kujung
14
33. -. -.
Gambar . Efek Perbedaan itologi Pada &amma 'ay
og
Spontaneous $otential Prinsip dasar dari log 4pontaneous Potential 94P: adalah merekam beda potensial antara elektroda yang bergerak sepanjang lubang bor dengan elektroda yang diam di atas permukaan. 4atuan yang digunakan adalah mili)olt 9m@:. Elektroda yang bergerak di dalam lubang bor membutuhkan medium konduktif sehingga arus listrik dari formasi batuan dapat dihantarkan ke elektroda, sehingga apabila lumpur yang digunakan tidak konduktif, log 4P tidak dapat dilakukan. Penyimpangan pada log 4P disebabkan oleh adanya aliran arus listrik di dalam lumpur yang mun"ul akibat tenaga elektromotif di dalam formasi batuan, yaitu komponen elektrokimia dan elektrokinetik. og 4P biasanya akan menunjukkan garis lurus 9baseline: pada lapisan shale dan bila bertemu dengan lapisan permeabel, log 4P akan menyimpang dari baseline dan men"apai garis konstan pada lapisan permeabel yang tebal seperti sand. Penyimpangan log 4P dapat ke kiri atau ke kanan tergantung dari kadar garam air formasi dan filtrasi lumpur. %pabila lumpur lebih tawar dari air formasi, log 4P akan menyimpang ke kiri dan sebaliknya apabila air formasi lebih tawar dari lumpur maka log 4P akan menyimpang ke kanan. !emiringan log 4P di setiap kedalaman akan sebanding dengan intensitas arus 4P dalam lumpur pada kedalaman tersebut. 3ntensitas arus 4P akan maksimum pada batas C batas formasi permeabel sehingga pada batas C batas permeabel tersebut akan terjadi kemiringan log 4P yang maksimum pula. #entuk serta besar kemiringan dari log 4P di tentukan oleh faktor C faktor berikut < . !etebalan formasi. *. esiti)itas formasi dan formasi C formasi yang berdekatan. -. esisti)itas lumpur. (. $iameter lubang bor. 0. !edalam 6ona rembesan.
Analisis Struktur Bawah Permukaan Formasi Kujung
15
og 4P dapat untuk <
Gambar *. espon 5mum $ari %lat og 4P
digunakan
. 3dentifikasi lapisan permeable. *. Menentukan batas lapisan dan korelasi antar sumur. -. Menentukan nilai resisti)itas air formasi. (. Mengukur kandungan shale. 33. -. (. og 'esistivity Prinsip dasar dari log resisti)ity yaitu mengukur sifat resisti)itas listrik dari batuan formasi. #esaran resisti)itas batuan dideskripsikan dalam satuan ;hmmeter, dan di tampilkan dalam skala logaritmik dengan nilai antara +.* C *+++ ;hmmeter. 5ntuk mengukur resisti)itas dari formasi dapat dilakukan dengan * "ara yaitu mengirimkan arus bolak balik langsung ke formasi 9alat laterolog: atau menginduksikan arus listrik ke dalam formasi 9alat induksi:. %lat laterolog ganda 9$ual aterolog 9$T:: mengfokuskan arus listrik se"ara lateral masuk ke dalam formasi dalam bentuk lembaran tipis. $engan mengukur tegangan listrik yang diperlukan untuk menghasilkan arus listrik yang tetap, resisti)itas dapat dihitung dengan menggunakan hukum ;hm. %lat $T terdiri dari * bagian, bagian pertama memiliki elektroda yang diatur sehingga dapat memaksa arus listrik masuk sejauh mungkin ke dalam formasi dan mengukur resisti)itas laterolog dalam 9d: dan bagian kedua memiliki elektroda yang diatur agar lembar arus listrik yang terbuka sedikit sehingga hanya dapat mengukur resisti)itas laterolog dangkal 9s:. 8al ini hanya dapat ter"apai jika digunakan arus bolak balik dengan frekuensi yang berbeda. %lat induksi terdiri dari * set kumparan yang disusun dalam batangan nonkonduktif. 4aat arus listrik dialirkan ke dalam kumparan peman"ar, maka akan timbul medan magnet 9medan magnet primer: disekitar kumparan peman"ar tersebut. Medan magnet tersebut kemudian akan membangkitkan arus eddy di dalam formasi di sekitar alat induksi. %rus eddy tersebut akan menghasilkan medan magnet pula 9medan magnet sekunder: yang akan dapat dideteksi oleh kumparan penerima dan menghasilkan arus emf di kumparan penerima. !uat arus emf yang terjadi di kumparan penerima akan sebanding dengan kekuatan medan magnet sekunder dan sebanding dengan arus eddy dan sebanding pula dengan konduktifitas dari formasi. !arena parameter yang diukur adalah konduktifitas maka alat induksi biasa disebut alat konduktifitas dan alat laterolog disebut alat resisti)itas. Perbedaan ini akan menentukan jenis alat yang digunakan sesuai dengan kondisi lumpur dan formasi batuan. %lat induksi lebih tepat digunakan untuk resisti)itas rendah hingga menengah sedangkan alat laterolog untuk resisti)itas menengah hingga tinggi.
Analisis Struktur Bawah Permukaan Formasi Kujung
16
Gambar -. Prinsip !erja %lat og 3nduksi
Gambar (. espon 5mum dari %lat og 3nduksi
og resisti)ity dapat digunakan untuk <
Analisis Struktur Bawah Permukaan Formasi Kujung
17
. 3nterpretasi pintas untuk mendeteksi hidrokarbon. *. Menentukan nilai saturasi air 94w:. -. Menentukan diameter rembesan. (. Menentukan resisti)itas air formasi 9w:. 33. -. 0. og Sonic 4etiap benda padat dapat menjadi medium perambatan gelombang akustik. 'ika gelombang suara merambat dari satu titik ke titik lainnya dalam benda padat, dan jarak kedua titik tersebut diketahui maka ke"epatan gelombang suara didalam benda padat tersebut da pat diketahui dengan menghitung waktu perambatan gelombang antara kedua titik. 4ehingga prinsip dasar dari alat sonik yaitu mengukur waktu perambatan gelombang suara yang melalui formasi pada jarak tertentu. %lat sonik terdiri dari peman"ar dan penerima yang dipisahkan pada jarak tertentu. Namun jika hanya terdapat satu peman"ar dan satu penerima, akan terjadi masalah yang disebabkan oleh kikisan pada lubang sumur atau pengaruh kemiringan alat, oleh karena ini dikembangkan sistem alat baru yaitu #orehole ompensated 4oni" Tool 9#8: yang menggunakan dua peman"ar dan empat penerima yang di rangkai sedemikian rupa sehingga pengaruh dari lubang bor dapat dike"ilkan. 7alaupun alat sonik mengukur waktu rambat gelombang suara namun log soni" menampilkan hasilnya dalam besaran waktu transit 9transit time: dengan satuan Fs>ft. 4atuan ini dapat se"ara baik memberikan pemba"aan yang ditemukan dalam logging normal dengan nilai berkisar (+ C *++ Fs>ft. Namun sebagian besar formasi memberikan tanggapan nilai berkisar (+ C (+ Fs>ft, sehingga skala log yang biasa dipakai adalah (+ C (+ Fs>ft.
Gambar 0. espon 5mum dari %lat og Sonic
Analisis Struktur Bawah Permukaan Formasi Kujung
18
33. -. 1. og Density Pengukuran log densitas memanfaatkan fenomena hamburan ompton 9ompton 4"attering:. %lat pengukur log densitas disebut =ormation $ensity ondensated 9=$: dimana alat ini akan mengemisikan gamma ray dari sumber di alat =$ ke dalam formasi batuan. Gamma ray disini dapat dianggap sebagai energi partikel foton yang nantinya akan bertumbukan dengan elektron dari atom di dalam formasi sehingga terjadi fenomena hamburan ompton. 4aat proses tersebut terjadi, foton gamma ray akan kehilangan sebagian energinya karena diserap oleh elektron dan kemudian dihamburkan ke arah yang tidak sama dengan arah foton awal. 4edangkan elektron yang menyerap energi foton mampu melepaskan diri dari atom dan menjadi elektron bebas. 8amburan foton gamma ray yang energinya telah berkurang kemudian masih dapat menendang keluar elektron C elektron di atom lain dalam proses tumbukan lanjutan sampai energi foton tersebut terserap se"ara keseluruhan. 'umlah elektron yang ditendang keluar oleh foton merupakan fungsi dari tenaga foton dan jenis mineral. $engan mengukur densitas elektron 9jumlah elektron per satuan )olume: akibat hamburan ompton maka densitas dari formasi dapat diketahui. 4emakin besar densitas elektron maka semakin padat butiran > mineral penyusun batuan di dalam formasi. %lat =$ memiliki dua buah detektor, detektor yang letaknya lebih jauh dari sumber radiasi disebut detektor sumbu panjang, dimana detektor ini memegang peranan penting dalam pengukuran densitas. $etektor yang letaknya lebih dekat dengan sumber radiasi disebut detektor sumbu pendek, dimana detektor ini sangat dipengaruhi oleh lumpur. Perbedaan densitas antara detektor sumbu pendek dan detektor sumbu panjang dijadikan sebagai koreksi yang harus ditambahkan atau dikurangkan kepada detektor sumbu panjang.
Gambar 1. Penampang %lat og Density
Analisis Struktur Bawah Permukaan Formasi Kujung
19
og densitas dapat digunakan untuk mengukur nilai porositas, melakukan korelasi antara sumur, dan mengenali komposisi atau indikasi fluida dalam formasi.
33. -. B. og (eutron Pengukuran log neutron dilakukan dengan meman"arkan neutron se"ara kontinu ke dalam formasi. Menurut teori fisika nuklir terdapat beberapa ma"am interaksi yang mungkin terjadi yaitu < . Tumbukan elastis Partikel neutron terpental setelah bertumbukan dengan inti atom di dalam formasi tanpa terjadi reaksi. *. Tumbukan inelastis 4ebagian energi neutron diserap oleh inti atom, sehingga inti atom dapat berpindah tingkat energi atom yang lebih tinggi, kemudian melapuk dan mengemisikan gamma ray. -. Tangkapan neutron Energi neutron diserap seluruhnya oleh inti atom sehingga dapat berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi kemudian melapuk dan mengemisikan gamma ray. (. %kti)asi Mengalami proses yang sama dengan tangkapan neutron namun yang diemisikan tidak hanya gamma ray namun juga sinar beta dan elektron. %lat neutron 9ompensated Neutron Tool 9NT:: menggunakan sumber radiasi dari bahan %m#e dengan kekuatan 1 "urie. Tanggapan alat neutron men"erminkan jumlah atom hidrogen di dalam formasi. Minyak dan air memiliki jumlah hidrogen per unit )olume yang hampir sama sehingga neutron dapat memberikan tanggapan porositas fluida pada formasi bersih. Namun pada formasi lempung, alat neutron akan menunjukkan tanggapan porositas fluida yang lebih tinggi dari seharusnya karena lempung mengandung atom hidrogen yang lebih banyak dalam susunan molekulnya. Gas memiliki konsentrasi hidrogen yang lebih rendah sehingga alat neutron akan menunjukkan tanggapan porositas yang lebih rendah dari seharusnya bila bertemu formasi yang mengandung gas. %danya "airan garam di daerah rembesan akibat lumpur juga akan mempengaruhi tanggapan porositas alat neutron. airan garam tersebut akan mengurangi konsentrasi atom hidrogen sehingga nilai tanggapan porositas alat neutron perlu dikoreksi terhadap salinitas.
Analisis Struktur Bawah Permukaan Formasi Kujung
20
III PEMBAHASAN Metoda seismik merupakan suatu metoda yang paling efektif dan paling mahal dari keseluruhan teknik geofisika, dimana se"ara umum berupa seismik refraksi dan seismiki refleksi. !egunaan dari metoda seismik diantaranya sebagai berikut.
333. %nalisa 4truktur #awah Permukaan 5ntuk menganalisa struktur bawah permukaan umumnya metoda geofisika yang digunakan adalah berupa seismik refleksi. $ari hasil re"ord geophone, data yang didapat berupa data gelombang&gelombang seismik yang harus diproses terlebih dahulu dan kemudian dapat dilakukan interpretasi melalui penampang seismik. 5ntuk struktur geologi berupa sesar, terdapat indikasi seperti < adanya ketidakmenerusan pada pola refleksi 9adanya offset pada hori6on:, adanya pola difraksi pada 6ona patahan serta adanya perbedaan karakter refleksi pada kedua 6ona dekat sesar. 5ntuk struktur geologi berupa lipatan pada penampang seismik, dapat terlihat pelengkunganH pada hori6on seismik yang membentuk suatu antiklin maupun sinklin. 5ntuk diapir yang umumnya dijumpai pada interpretasi seismik 9struktur: memiliki "iri seperti < adanya dragging effe"t yang kuat pada refleksi hori6on di kedua sisi diapir sehingga membentuk flank di kedua sisi, serta adanya penipisan lapisan batuan diatas tubuh diapir. 5ntuk mengetahui adanya suatu intrusi, se"ara umum pada penampang seismik memiliki "iri seperti < dragging effe"t tidak jelas atau ke"il, serta batuan sedimen yang terterobos intrusi mengalami melting sehingga struktur perlapisannya menjadi tidak jelas.
Gambar -. 3nterpretasi struktur geologi berupa patahan pada penampang seismik *$
Analisis Struktur Bawah Permukaan Formasi Kujung
21
Gambar -.* 3nterpretasi struktur geologi berupa lipatan pada penampang seismik *$
Gambar -.- 3nterpretasi struktur berupa intrusi diapir pada penampang seismik *$
III#* Tipe 4truktur Geologi EAtensional 4tru"ture •
$alam tipe struktur ini, gaya yang umumnya terjadi berupa gaya tarikanH atau tension. $imana dalam prosesnya, ketika suatu masa batuan mengalami gaya tarik atau tension maka masa batuan tersebut akan men"ari
Analisis Struktur Bawah Permukaan Formasi Kujung
22
keseimbangan dan membentuk struktur berupa sesar&sesar turun dan membentuk horst dan graben. 8al ini yang umum terjadi pada saat terjadi proses pembentukan "ekungan, khususnya "ekungan hidrokarbon.
Gambar -.( Mekanisme terjadinya horst dan graben
Gambar -.0 3nterpretasi berupa sesar turun pada penampang seismik *$ •
ompressional 4tru"ture $alam tipe struktur ini, gaya yang bekerja berupa gaya "ompression. $imana dalam prosesnya, ketika suatu masa batuan mengalami gaya kompresi maka masa batuan tersebut akan membentuk struktur berupa sesar&sesar naik. 4esar& sesar naik tersebut akan berkembang bergantung pada arah gaya yang paling besar.
Analisis Struktur Bawah Permukaan Formasi Kujung
23
Gambar -.1 Mekanisme terjadinya sesar naik
Gambar -.B 3nterpretasi berupa sesar naik pada penampang seismik *$
•
3n)ersion 4tru"ture Merupakan suatu proses yang terjadi pada suatu masa batuan, dimana batuan atau kerak mengalami shortening. %kibatnya, batuan akan mengalami ketebalan sesusai dengan shortening yang terjadi dn terjadi proses uplift.
Analisis Struktur Bawah Permukaan Formasi Kujung
24
Gambar -.? 4ebelum terjadi shortening
Gambar -.2 4etelah terjadi shortening
•
4trike 4lip =ault Merupakan suatu struktur geologi yang umumnya terjadi akibat gaya yang kompresi yang timbul tidak dalam satu garis lurus 9simple shear:. %kibatnya terbentuk struktur berupa flower stru"ture, pull apart basin maupun fold. $i indonesia struktur berupa strike slip fault berkembang pada Pulau 4umatera.
Analisis Struktur Bawah Permukaan Formasi Kujung
25
Gambar -.+ Mekanisme terjadinya strike slip fault
Gambar -. 4truktur berupa =lower 4tru"ture pada penampang seismik *$
III#- Hu,u.'. Stru(tur Ge343i Ter)'d'5 E634usi Te(t3.i( Ce(u.'.
Analisis Struktur Bawah Permukaan Formasi Kujung
26
•
•
•
•
4ynrift awal 9biasanya Eosen sampai ;ligosen: berhubungan dengan periode bentukan rift graben dan diikuti periode penurunan yang maksimum. 4eringkali pengendapan dibatasi awal pembentukan half graben . Synrift akhir 9;ligisen akhir sampai Miosen %wal: pada periode ini penurunan dalam graben semakin berkurang, saat beberapa indi)idu rift bergabung menjadi satu membentuk lowland yang luas yang terisi oleh endapan parali". $ostrift awal 9biasanya %wal sampai Miosen Tengah: merupakan periode tektonik yang stabil 9tenang: diikuti oleh endapan&endapan transgresi yang menutup topografi graben yang horst yang ada. $ostrift akhir 9biasanya Miosen Tengah sampai Pliosen: berhubungan dengan periode in)ersi dan perlipatan, sepanjang periode ini terbentuk endapan regressi delta.
Gambar -.* Gambar fasa Pre&ift higga Post ift
III#- I.ter5ret'si Seis*i( D'4'* Per(e*,'.'. Te(t3.i( Ce(u.'.
Episodi" wren"h 9: mewakili arti yang luas dari pergerakan lateral tidak berhubungan dengan asal "ekungan atau siklus. Episodi" wren"h terjadi oleh berbagai hal dan dijumpai di dalam "ekungan disemua kemungkin umur termasuk basement. Pergerakan itu bisa berasal dari 6one lemah yang berumur lebih tua yang bergerak se"ara periodik atau episodik merespon pergerakan lempeng. Pergerakan lempeng diwujudkan oleh tumbukan lempeng, rotasi, fragmentasi atau subduksi. =oldbelts disebabkan oleh kon)ergen dari dua atau lebih lempeng. %rea "ekungan yang terperangkap dalam kon)ergen bisa semuanya terlipat atau sebagaian terlipat. ekungan yang tidak terlipat semuanya tidak termasuk dalam foldbelt tetapi wren"h foldbelt, sedangkan yang terlipat semuanya disebut formasi foldbelt 9=#-:. %dja"ent 9wrendh: foldbelt biasanya terletak dibatas "ekungan yang relatif tidak terlipat dan
Analisis Struktur Bawah Permukaan Formasi Kujung
27
berkurang dengan jaraknya, dinotasikan sebagai =#
Gambar -.- @ariasi perkembangan tektonik pengubah "ekungan untuk episodic wrench 9: ad)acent wrench# fold!elt 9=#: dan fold!elt 9=#-: 9!ingston et al., 2?-:
III#7 Pe.e.tu'. Je.is Ce(u.'. angkah pertama yang dilakukan untuk menentukan jenis "ekungan adalah peta tatanan tektonik serta e)olusi tektonik stratigrafi dari "ekungan yang akan die)aluasi. E)olusi tektonik stratigrafi dapat berupa merekonstruksi sejarah geologi. 4emakin teliti dan akurat data, akan menghasilkan pengelompokan atau penentuan jenis "ekungan yang teliti pula.
Gambar -.( onto klasifikasi "ekungan 'awa Timur 5tara bertipe >=#d>-* ekungan 'awa Timur 5tara memperlihatkan gejala perkembangan "ekungan yang lain. 4etalah siklus wren"h dengan stage lengkap 9-*: ditandai dengan pengangkatan "ekungan dan erosi di pinggir "ekungan, dilanjutkan adja"ent foldbelt dipinggir selatan "ekungan menyebabkan gejala en"helon fold I 9=#d: , pada khirnya endapan darat !uarter 9: mulai menutup "ekungan ini. Gambar -.( ontoh klasifikasi "ekungan 'awa Timur 5tara bertipe >=#d>-*
Analisis Struktur Bawah Permukaan Formasi Kujung
28
ekungan 'awa Timur 5tara memperlihatkan gejala perkembangan "ekungan yang lain. 4etalah siklus wren"h dengan stage lengkap 9-*: ditandai dengan pengangkatan "ekungan dan erosi di pinggir "ekungan, dilanjutkan adja"ent foldbelt dipinggir selatan "ekungan menyebabkan gejala en"helon fold I 9=#d: , pada khirnya endapan darat !uarter 9: mulai menutup "ekungan ini.
Analisis Struktur Bawah Permukaan Formasi Kujung
29
I1 KESIMPULAN Metoda geofisika berupa seismik merupakan metoda yang digunakan untuk mengetahui kondisi struktur bawah permukaan bumi yang umumnya digunakan untuk melakukan analisa struktur dari suatu "ekungan hidrokarbon. %nalisa struktur tersebut bermaksud untuk mengetahui kemungkinan&kemungkinan adanya trap hidrokarbon yang terdapat pada suatu "ekungan. 4elain itu analisa tersebut dapat digunakan untuk menentukan jenis "ekungan pada suatu daerah. Pengklasifikasian "ekungan dapat menga"u pada klasifikasi !ingston et. al 92?-:, yang berdasar pada e)olusi "ekungan terhada p struktur yang berkaitan dengan tektonik. 4eismik *$ merupakan suatu metoda yang dapat membantu melihat struktur yang terjadi akibat tektonik yang erat kaitannya dengan klasifikasi "ekungan. Penentuan jenis "ekungan, langkah pertama yang dilakukan adalah peta tatanan tektonik serta e)olusi tektonik stratigrafi dari "ekungan yang akan die)aluasi. E)olusi tektonik stratigrafi dapat berupa merekonstruksi sejarah geologi.
Analisis Struktur Bawah Permukaan Formasi Kujung
30