BAB I PENDAHULUAN
NAPZA (Narkotika, Psikotropiks dan Zat Adiktif lainnya), sering disebut juga sebagai zat psikoaktif, yaitu zat yang bekerja pada otak, sehingga menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, dan pikiran. Napza ada yang semata-mata s emata-mata berasal dari tumbuh-tumbuhan (natural, alami) seperti ganja, ada yang semi-sintesis (putau). Napza didefinisikan sebagai setiap bahan kimia!zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi fungsi tubuh se"ara fisik dan psikologi, dan fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan (dependensi) terhadap NAPZA. # $%& (World (World Health Organization) Organization ) dalam dalam Technical Report Series, Series, no. '# sejak tahun tahun #*+ #*+ telah telah menggo menggolon longka gkan n zat-zat zat-zat tersebu tersebutt dengan dengan istilah istilah dependence-producing drugs drugs sebagai berikut# 1. Alcoho Alcohol-b l-barb arbitu iturate rate type-e.g. type-e.g.,, ethano ethanol, l, barbit barbitura urates, tes, and certain certain others drugs with sedatie e!!ects, such as chloral hydrate, chlordiazepo"ide, diazepa#, #eproba#ate, #eproba#ate, and #eta$ualone. %. A#ph A#phet eta# a#in inee
type-e type-e.g .g., .,
a#pt a#pteht ehta# a#in ine, e,
de"a de"a#p #phe heta ta#i #ine ne,,
#eth #etha# a#ph pheta eta-# -#in ine, e,
#ethylphenidate, and phen#etrazine& '. (anabi (anabiss type-e. type-e.g., g., prepar preparati ation on o! (annab (annabis is satia satia ), such such as #arihuan #arihuana a *bhang *bhang,, dagga, +i!, #aconha, gana, and hashish *charas& . (ocain (ocainee type-e. type-e.g., g., cocai cocaine ne and and coca coca leaes& leaes& /. 0hat type-e.g., type-e.g., prepa preparation rationss o! (atha (atha edulis orss+& orss+& 2. Opiate Opiate *#orphin *#orphine e type-e.g. type-e.g.,, opiate opiatess such such as #orphine #orphine,, heroi heroin, n, and codein codeine, e, and synthetics with #orphine-li+e e!!ects, such as #ethadone and pethidine& and 3. 4olatile solent solent *inhalant *inhalant type-e.g., type-e.g., toluene, toluene, acetone, acetone, and carbon tetrachlori tetrachloride. de. /easa ini beberapa ahli juga men"antumkan nikotin, kafein dan analgetik sebagai zat yang mendatangkan ketergantungan. 0edangkan berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan dari NAPZA dapat dapat digolongkan menjadi + golongan # 1. Golong Golongan an Depres Depresan an (Down (Downer) er) 1enis 1enis NAPZA NAPZA yang yang berfun berfungsi gsi mengur mengurang angii aktifit aktifitas as fungsi fungsiona onall tubuh. tubuh. 1enis 1enis ini menbuat pemakaiannya merasa tenang, pendiam dan bahkan membuatnya tertidur dan tidak sadarkan diri. 2olongan ini termasuk &pioida (morfin, heroin!putau, kodein), 0edatif (penenang), hipnotik (otot tidur), dan tran3uilizer (anti "emas) dan lain-lain. 2. Golong Golongan an Stimul Stimulan an (Uppe (Upper) r) 1
1enis NAPZA yang dapat merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja. 1enis ini membuat pemakainya menjadi aktif, segar dan bersemangat. Zat yang termasuk golongan ini adalah Amfetamin (shabu, esktasi) , 4afein, 4okain. 3. Golongan Halusinogen 1enis NAPZA yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah perasaan dan pikiran dan seringkali men"iptakan daya pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat terganggu. 2olongan ini tidak digunakan dalam terapi medis. 2olongan ini termasuk 4anabis (ganja), 50/, 6es"alin. Penyalahgunaan dan 4etergantungan adalah istilah klinis!medik-psikiatrik yang menunjukan "iri pemakaian yang bersifat patologik yang perlu di bedakan dengan tingkat pemakaianpsikologik-sosial, yang belu# bersi!at patologi+ Penyalahgunaan Napza adalah penggunaan salah satu atau beberapa jenis NAPZA se"ara berkala atau teratur diluar indikasi medis,sehingga menimbulkan gangguan kesehatan fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial.# 4etergantungan Napza adalah keadaan dimana telah terjadi ketergantungan fisik dan psikis, sehingga tubuh memerlukan jumlah NAPZA yang makin bertambah (toleransi), apabila pemakaiannya dikurangi atau diberhentikan akan timbul gejala putus zat ( withdrawal sy#pto#). &leh karena itu ia selalu berusaha memperoleh NAPZA yang dibutuhkannya dengan "ara apapun, agar dapat melakukan kegiatannya sehari-hari se"ara normal. #,7 0ur8ei terbaru dari 5ational 6nstitute o! 7rug Abuse (N9/A) 7:; dari populasi yang melaporkan telah menggunakan satu atau lebih zat terlarang dalam kehidupan mereka, #'; telah menggunakan zat terlarang pada tahun sebelumnya. Pre8alensi seumur hidup dari penyalahgunaan zat sekitar <:;.< /easa ini, diperkirakan di 9ndonesia juga terdapat peningkayan jumlah penyalahgunaan NAPZA dari tahun ke tahun. Pada tahun <::= pre8alensi penyalahgunaan napza sebesar #,; dari kelompok umur #:-' tahun (+. juta jia), sedangkan tahun <:#: pre8alensi tersebut diproyeksikan naik menjadi <.<#; dan tahun <:#' naik menjadi <.=; ('.# sampai '. juta jia). # 4anabis merupakan salah satu obat yang belum pernah disetujui dan masih populer diaal abad <#. 4anabis adalah obat terlarang yang digunakan se"ara luas di negara-negara seperti 4anada, 6e>i"o, ?osta @i"a, lsal8ador, Australia dan Afrika 0elatan, dan termasuk 9ndonesia. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2
A. DEFENISI 4anabis adalah nama singkatan untuk tanaman ?annabis 0ati8a. #-7 Banaman ini rata-rata
akan tumbuh '-#< kaki tingginya tapi bahkan sampai men"apai <: kaki. + seluruh bagian tanaman mengandung kanabinoid psikoaktif, yaitu delta tetrahidro"annabinol (B%?) dan bersifat adiktif, dan larut dalam lemak.#,' 4arena tidak larut dalam air, B%? tinggal lama di dalam lemak jaringan (ternasuk jaringan otal, sehingga menyebabkan brain damage). 2ambaran klinis ganja tergolong kombinasi antara ?N0-depresant, stimulansia, dan halusinogenik. 9stilah kanabis umumnya menga"u kepada pu"uk daun, bunga dan batang dari tanaman yang dipotong, dikeringkan dan di"a"ah dan biasanya dibentuk menjadi rokok.', umumnya diperjual-belikan dalam nentuk lintingan, gram-an, kilo-an hingga berton-ton, atau bentuk lain seperti budha sti"k dan minyak ganja. # Nama lain untuk tanaman kanabis adalah #ariuana, grass, weed, pot, tea, 8ary 9ane, dan produ+nya he#p, hashish, charas, bhang, gana, dagga dan sinse#illa .<,7- konsentrasi tertinggi dari kanabinoid psikoaktif ditemukan pada pun"ak bunga dari kedua jenis tanaman jantan (#ale) dan betina ( !e#ale). 2ambar #. 2anja 4ering B. EPIDEMIOLOGI
4anabis obat terlarang yang paling sering digunakan. /ari tahun <:::, kanabis digunakan oleh *; pengguna obat pengguna obat terlarang saat ini. 0ekitar ; pengguna obat terlarang hanya menggunakan kanabis, #*; memakai kanabis dan obat terlarang lainnya, dan <7; melaporkan menggunakan obat terlarang selain kanabis. < 3
/i indonesia, terdapat <-+ juta orang yang pernah menghisap ganja (di Amerika 0erikat ' juta orangpernah menggunakan ganja sepekan sekali). Pengguna pemula ganja, terutama dikalangan anak usia muda, meningkat tajam 7-'tahun terakhir, karena ganja mudah diperoleh dimana-mana (produk lokal). # C. EFEK GANJA /osis B%? yang diperlukan untuk memperoleh efek farmakologis pada manusia dari
menghisap sekitar <-<< mg. B%? larut dalam lemak dan dengan "epat di absorbsi setelah inhalasi.' setelah dihisap atau di"erna, B%? akan diubah oleh hati menjadi lebih dari : zat metabolit, beberapa diantaranya juga berupa psikoaktif. + Pertama diubah ke bentuk aktif ##-hidro>y-B%? dan dibentuk tidak aktif "arbo>y-B%?. 6etabolisme lebih lanjut dihati mengubah #-hidro>y-B%? menjadi beberapa metabolit tidak aktif, termasuk ##-nor"arbo>y-B%? yang dapat dijumpai beberapa menit setelah penghisapan. fek kardio8askular dan sistem saraf pusat (00P) sebagai sifat yang merubah mood, dimulai C # menit setelah inhalasi. Pun"ak efek klinik mungkin terlambat <:-+: menit dan bertahan sedikitnya <-+ jam. ' Pun"ak konsentrasi B%? dalam darah ter"apai dengan "epat, #: menit dengan menghisap dan berkurang menjadi #:-#'; dari jumlah aal dalam # jam. $aktu paruh bersihan sekitar +: jam se"ara umum dapat diterima, meskipun beberapa laporan, aktu paruhnya sekitar 7 hari. 0ehingga B%? bertahan ditubuh untuk beberapa hari bahkan berminggu-minggu. 7 fek farmakologis se"ara oral, pen"ernaan kanabis dimulai setelah +: menit, pun"aknya men"apai <-+ jam dan bertahan +- jam. /osis oral sekitar +: mg kanabis atau menghisap rokok mengandung sekitar :,'-<; B%? biasanya menghasilkan intoksikasi. 4anabis di"erna se"ara oral akan memerlukan sekitar + kali sama jumlahnya dengan B%? kanabis yang dihisap untuk menghasilkan efek yang setara karena hanya +; B%? yang diserap. ' Akibat penyalahgunaan ganja tersebut dapat menimbulkan banyak problem terhadap tubuh, seperti pada tabel di baah ini.
No . #.
Problem Disik
Tabel 1. Akibat Penyala!"naan Gan#a 1 2angguan
- 2angguan sistem reproduksi (infertilisasi, mengganggu menstruasi, maturasi organ seksual, kehilangan libido, impotensi) - oetal da#age selama kehamilan - 9nfeksi sistem pernafasan (sinusitis, bron"hitis menahun) - (arsinogenic agents (kanker paru, organ pernafasan bagian atas, saluran pen"ernaan, leher dan kepala) - mphysema, gangguan kardio8askular, gangguan imunitas, 4
<.
Psikiatri
+.
0osial
7.
4ematia n
gangguan saraf (sakit kepala, gangguan fungsi oordinasi dan motorik) - 2angguan memori sampai kesulitan belajar - 0indrom amoti8asional - Ansietas, panik sampai reaksi bingung - Psikotik paranoid sampai 0kizofrenia - /epresi berat sampai sui"ide - Apatis, perilaku anti sosial - uphoria - /istorsi dalam persepsi, termasuk persepsi aktu - Peningkatan sensasi - 4esulitan belajar sampai dikeluarkan dari sekolah - %an"urnya a"ademik or job performan"e sampai kehilangan pelerjaan - 2angguan dalam mengendarai kendaraan, alat mesin - Berlibat problema hukum - 0uside - 9nfeksi berat -Bindakan kekerasan (termasuk ke"elakaan lalu lintas)
D. MANIFESTASI GANGGUAN MENTAL DAN PE$ILAKU %&'()&11 a. Int*k+ika+i Ak"t%(' Pengaruh subjektif dari intoksikasi kanabis ber8ariasi dari suatu indi8idu ke indi8idu
yang lain, tergantung pada tingginya 8ariabel dosis pemberian, lamanya penggunaan, dan kerentanan indi8idual terhadap efek psikotis tertentu. 0e"ara khas intoksikasi di"irikan oleh periode aal %igh yang digambarkan sebagai perasaan kesejahteraan dan kebahagiaan. Banda dan gejala dari intosikasi ini berupa euforia diikuti periode mengantuk atau sedasi, distorsi persepsi termasuk persepsi aktu, pendengaran dan penglihatan terganggu. fek subjektif dari intoksikasi sering berupa reaksi disosasi. Dungsi yang terganggu terjadi berma"am-ma"am bahkan pada dosis rendah pada kognitif, pelaksanaan tugas, termasuk ingatan, aktu reaksi, belajar, persepsi, kordinasi gerak, perhatian dan mengenali tanda.', Pada dosis yang tinggi juga mempengaruhi tingkat kesadaran (consiciousness) lebih jelas pengaruhnya terhadap penilaian kognitif. 4anabis membangkitkan delirium organik toksis yang menetap lama dan kebingungan ((on!usion) dengan proses pikir yang ka"au, afek yang labil, aham dan halusinasi pernah dilaporkan. <,'-, Pe,*-an ,ia!n*+tik int*k+ika+i ak"t -en""t PPDGJ&III( +eba!ai beik"t/
5
E
9ntoksikasi
akut merupakan fenomena
peralihan.
9ntensitas
intoksikasi
berkurang dengan berlalunya aktu dan pada akhirnya efeknya menghilang bila tidak terjadi penggunaan zat lagi (kembali ke kondisi semula), ke"uali jika ada jaringan yang rusak atau terjadi komplikasi lainnya. E 9ntoksikasi akut sering dikaitkan dengan tingkat dosis zat yang digunakan (dosedependent), pada indi8idu dengan kondisi organik tertentu yang mendasarinya (misal insufisiensi ginjal atau hati) yang dg dosis ke"il dapat menyebabkan efek E
intoksikasi berat yang tidak proporsional. /isinhibisi sosial (penyimpangan perilaku yang masih dapat diterima masyarakat seperti pesta, atau upa"ara keagamaan).
Se,an!kan -en""t DSM&I0&T$ kiteia ,ia!n*+i+ int*k+ika+i kanabi+( #ika -e-en"i kiteia ,ibaa ini/
Faru menggunakan ganja Bingkah laku maladaptif yang bermakna se"ara klinis atau perobahan psikologis (sepeti gangguan koordinasi motorik, euforia, ke"emasan, sensasi aktu melambat, gangguan penilaian, penarikan diri terhadap sosial) yang terjadi
segera setelah penggunaan ganja. /ua (atau lebih) dari tanda-tanda berikut, yang berkembang dalam < jam penggunaan ganja - 9njeksi konjungti8a - 6eningkatkan nafsu makan - 6ulut kering - Bakikardia 2ejala-gejalanya tidak karena kondisi medis umum ataupun gangguan mental lainnya.
b. Pen!!"naan yan! Me"!ikan 2 Harmful Use3 Pola penggunaan zat psikoaktif yang merusak kesehatan fisik (hepatitis karena
penggunaan obat melalui suntikan diri sendiri) atau mental (gangguan depresi sekunder karena konsumsi berat alkohol. 0indrom ketergantungan belum tampak, tapi sudah ada hendaya psikososial. 4. Sin,*- Kete!ant"n!an 2dependence syndrome3 4etergantungan dan penyalahgunaan NAPZA adalah istilah kedokteran. 0eseorang
disebut ketergantungan dan mengalami penyalahgunaan NAPZA, bila memenuhi kriteria diagnostik tertentu. 6enurut PP/21-999, 2angguan Penggunaan NAPZA terdiri atas < bentuk < 6
#. Penyalahgunaan, yaitu yang mempunyai har#!ul e!!ects terhadap kehidupan orang, menimbulkan problem kerja, mengganggu hubungan dengan orang lain (relationship) serta mempunyai aspek legal <. Adiksi atau ketergantungan, yaitu yang mengalami toleransi, putus zat, tidak mampu menghentikan kebiasaan menggunakan, menggunakan dosis NAPZA lebih dari yang diinginkan. 4etergantungan menjadi < jenis,meliputi E 4etergantungan psikologis adalah kondisi ketergantungan yang ditandai dengan stimulasi kognitif dan afektif yang mendorong konatif (perilaku). 0timulasi kognitif tampak pada indi8idu yang selalu membanyangkan, memikirkan dan meren"anakan untuk dapat menikmati zat tertentu. 0timulasi afektif adalah rangsangan emosi yang mengarahkan indi8idu untuk merasakan kepuasan yang pernah dialami sebelumnya. 4ondisi konatif merupakan hasil kombinasi dari stimulasi kognitif dan afektif. /engan demikian ketergantungan
psikologis
ditandai
dengan
ketergantungan
padaaspek-aspek kognitif dan afektif. E 4atergantungan fisiologis adalah kondisi ketergantungan yang ditandai dengan ke"enderungan putus zat. 4ondisi ini seringkali tidak mampu dihambat atau dihalangi pe"andu mau tidak mau harus memenuhinya. /engan
demikian
orang
yang
mengalami
ketergantungan
se"ara
fisiologisakan sulit dihentikan atau dilarang untuk mengkonsumsinya.
Pe,*-an ,ia!n*+tik -en""t PPDGJ&III( +eba!ai beik"t/ 11 /iagnosis ketergantungan yang pasti ditegakkan jika ditemukan + atau lebih gejala di
baah ini dialami dalam masa # tahun sebelumnya #) Adanya keinginan yang kuat atau dorongan yang memaksa (kompulsi) untuk menggunakan zat psikoaktif. <) 4esulitan dalam mengendalikan perilaku menggunakan zat, termasuk sejak mulainya, usaha penghentian, atau pada tingkat sedang menggunakan. +) 4eadaan putus zat se"ara fisiologis ketika penghentian penggunaan zat atau pengurangan, terbukti dengan adanya gejala putus zat yang khas atau orang tersebut menggunakan zat atau golongan zat yang sejenis dengan tujuan untuk menghilangkan atau menghindari terjadinya gejala putus zat. 7) Berbukti adanya toleransi, berupa peningkatan dosis zat psikoaktif yang diperlukan guna memperoleh efek yang sama yang biasanya diperoleh dengan dosis lebih rendah ("ontoh yang jelas dapat ditemukan pada indi8idu yang
7
ketergantungan alkohol dan opiad yang dosis hariannya dapat men"apai taraf yang dapat membuat tak berdaya atau mematikan bagi pengguna pemula). ') 0e"ara progresif mengabaikan menikmati kesenangan atau minta lain disebabkan penggunaan zat psikoaktif, meningkatnya jumlah aktu yang diperlukan untuk mendapatkan atau menggunakan zat atau untuk pulih dari akibatnya. ) Betap menggunakan zat meskipun ia menyadari adanya akibat yang merugikan kesehatannya, seperti gangguan fungsi hati karena minum alkohol yang berlebihan, keadaan depresi sebagai akibat dari suatu periode penggunaan zat yang berta, atau hendaya fungsi kognitif berkaitan dengan penggunaan zatG upaya perlu diadakan untuk memastikan baha pengguna zat sungguh-sungguh, atau dapat diandalkan, sadar akan hakekat dan besarnya bahaya. Kiteia DSM&I0&T$ "nt"k kete!ant"n!an 5at 0uatu pola maladaptif penggunaan zat, yang menimbulkan hendaya atau penderitaan
yang se"ara klinis signifikan, yang dimanifestasikan oleh tiga (atau lebih) hal berikut, terjadi dalam periode #< bulan yang sama #. Boleransi, seperti didefenisikan salah satu di baah ini a. 4ebutuhan untuk terus meningkatkan jumlah zat untuk men"apai intoksikasi atau efek yang diinginkan. b. Penurunan efek yang sangat nyata dengan berlanjutnya penggunaan zat dalam jumlah yang sama. <. Putus zat, seperti didefenisikan salah satu di baah ini a. 4arakteristik sindrom putus zat untuk zat tersebut (menga"u kriteria A dan F untuk keadaan purus zat dari suatu zat spesifik) b. Zat yang sama (atau berkaitan erat) dikonsumsi untuk meredakan atau menghindari gejala putus zat +. Zat sering dikonsumsi dalam jumlah lebih besar atau dalam periode yang lebih lama dari seharusnya. 7. Berdapat keinginan persisten atau ketidakberhasilan upaya untuk mengurangi atau mengendalikan akti8itas penggunaan zat. '. 6enghabiskan banyak aktu melakukan akti8itas yang diperlukan untuk memperoleh zat ("th., mengunjungi banyak dokter atau berkendara jarak jauh), menggunakan zat ("th., merokok Hseperti kereta apiI), atau untuk pulih dari efeknya. . 6engorbankan atau mengurangi akti8itas reaksional, pekerjaan, atau sosial yang penting karena penggunaan zat. *. Penggunaan zat berlanjut meski menyadari masalah fisik atau psikologis rekuren yang dialami mungkin disebabkan atau dieksaserbasi zat tersebut ("th., saat ini menggunakan kokain alau menyadari adanya depresi terinduksi kokain atau 8
minum berkelanjutan meski mengetahui baha ulkus akan menjadi lebih parah dengan mengonsumsi alkohol). Bentukan jika o o
/engan ketergantungan fisiologis terbukti adanya toleransi atau ithdraal. Banpa ketergantungan fisiologis tidak terbukti adanya toleransi atau ithdraal.
Bentukan perlangsunganya o o o o o o
@emisi dini penuh Pemisi dini parsial @emisi penuh menetap @emisi parsial menetap /alam terapi agonis /alam lingkungan yang diatur
Kiteia DSM&I0&T$ "nt"k Penyala!"naan 6at yait"/ )&7
E
0uatu pola maladaptif penggunaan zat yang menimbulkan hendaya atau penderitaan yang se"ara klinis signifikan, seperti dimanifestasikan oleh satu (atau lebih) hal berikut yang terjadi dalam periode #< bulan #. Penggunaan zat berulang mengakibatkan kegagalan memenuhi keajiban utama dalam pekerjaan, sekolah, atau rumah ("th., absen berulang atau kinerja buruk dalam pekerjaan yang berhubungan dengan penggunaan zatG absen, skors, atau dikeluarkan dari sekolah terkait zatG penelantaran anak atau rumah tangga). <. Penggunaan zat berulang pada situasi yang se"ara fisik berbahaya ("th., mengendarai mobil atau mengoperasikan mesin saat sedang mengalami hendaya akibat penggunaan zat). +. 6asalah hukum berulang terkait zat ("th., penahanan karena perilaku ka"au terkait zat). 7. Penggunaan zat berlanjut meski memiliki masalah sosial atau interpersonal yang persisten atau rekuren yang disebabkan atau dieksaserbasi oleh efek zat ("th.,
•
berselisih dengan pasangan tentang konsekuensi intoksikasi, perkelahian fisik) 2ejala tidak memenuhi kriteria ketergantungan zat untuk kelas zat ini
,. Kea,aan P"t"+ 6at 2withdrawal state3 0ekelompok gejala dengan aneka bentuk dan keparahan yang terjadi pada
penghentian pemberian zat se"ara absolut atau relatif sesudah penggunaan zat yang terus-menerus dan dalam jangka panjang dan atau dosis tinggi. &nset dan perjalanan keadaan putus zat biasanya aktunya terbatas dan berkaitan dengan jenis dan dosis
9
zat yang digunakan sebelumnya. 4eadaan putus zat dapat disertai dengan komplikasi kejang. Pe,*-an Dia!n*+tik -en""t PPDGJ&III( +eba!ai beik"t/ E 4eadaan putus zat merupakan indikator sindrom ketergantungan (lihat Dl>.<) dan
E
diagnosis sindrom ketergantungan zat harus turut dipertimbangkan. 4eadaan putus zat, di"atat sebagai diagnosis utama, bila hal ini merupakan alasan
E
rujukan dan "ukup parah sehingga memerlukan perhatian medis se"ara khusus. 2ejala fisik ber8ariasi sesuai dengan zat yang digunakan. 2angguan psikologis (misalnya an>ietas, depresi dan gangguan tidur). Jang khas ialah pasien akan melaporkan baha gejala putus zat akan mereda dengan meneruskan penggunaan zat.
Kiteia DSM&I0&T$ "nt"k Kea,aan 8"t"+ 5at/
E
Berjadinya
sindroma
zat
spesifik
karena
penghentian
mendadak
(atau
pengurangan) penggunaan zat yang lama dan berat. E 0indroma diatas menyebabkan penderitaan yang bermakna se"ara klinis atau E
gangguan dalam hal sosial,pekerjaan atau area fungsi-fungsi penting lainnya 2ejala-gejalanya tidak karena kondisi medis umum ataupun gangguan mental lainnya.
e. Kea,aan P"t"+ Obat ,en!an Delii"Pe,*-an Dia!n*+tik -en""t PPDGJ&III( +eba!ai beik"t/ E 0uatu keadaan putus zat (D#>.+) diserta komplikasi delirium (kriteria umum
E
delirium D:'.-) Bermasuk /elirium tremens merupakan akibat dari putus alkohol se"ara absolut atau relatif pada pengguna yang lama dan sangat tergantung. &nset biasanya terjadi sesudah putus alkohol. 0uatu keadaan gaduh gelisah toksik yang
berlangsung singkat, dapat membahayakan jia, disertai gangguan somatik. E 2ejala prodromal khas insomnia, gemetar dan ketakutan. &nset dapat didahului oleh kejang akibat putus zat. Brias klasik dari gejalanya adalah kesadaran berkabut dan kebingungan, halusinasi dan ilusi yang nyata yang mengenai salah satu modalitas sensorik, dan E
tremor hebat. Fiasanya ditemukan aham, agitasi, insomnia atau siklus tidur yang terbalik, dan akti8itas otonomik yang berlebihan.
9. Gan!!"an P+ik*tik Pe,*-an ,ia!n*+tik -en""t PPDGJ&III( +eba!ai beik"t/ E 2angguan psikotik yang terjadi selama atau segera sesudah penggunaan zat
psikoaktif (biasanya dalam aktu 7= jam), bukan merupakan manifestasi dari 10
keadaan putus obat (lihat D#>.7) atau suatu onset lebih lambat. 2angguan psikotik onset lambat (dengan onset lebih dari < minggu setelahpenggunaan zat E
dimasukkan dalam D#>.*'). 2angguan psikotik yang disebabkan oleh zat psikoaktif dapat tampil dengan pola gejala yang ber8ariasi. Kariasi ini akan dipengaruhi oleh jenis zat yang digunakan
E
dan kepribadian pengguna zat. Pada penggunaaan obat stimulan, seperti kokain dan amfetamin, gangguan psikotik yang diinduksi oleh obat umumnya berhubungan erat dengan tingginya
E
dosis dan!atau penggunaan zat yang berkepanjangan /iagnosis gangguan psikotik jangan hanya ditegakkan berdasarkan distorsi persepsi
atau
pengalaman
halusinasi,
bila
zat
yang
digunakan
ialah
halusinogenika primer (misalnya lisergide (50/), meskalin, kanabis dosis tinggi). Perlu pertimbangan kemungkinan diagnosis intoksikasi akut (D#>.:) !. Sin,*- A-ne+ik Pe,*-an Dia!n*+tik -en""t PPDGJ&III( +eba!ai beik"t E 0indrom amnesik yang disebabkan oleh alkohol atau zat psikoaktif harus
E
memenuhi kriteria umum sindrom amnesik organik (lihat D:7). 0yarat utama untuk menentukan diagnosis adalah #. 2angguan daya ingat jangka pendek (dalam mempelajari hal baru)G gangguan sensasi aktu (menyusun kembali urutan kronologis, meninjau kejadian berulang kali menjadi satu peristia, dll.)G <. Biadanya gangguan daya ingat segera, tiadanya gangguan kesadaran, dan tiadanya gangguan kognitif se"ara umumG +. Adanya riayat atau bukti objektif penggunaan alkohol atau obat yang kronis (terutama dengan dosis tinggi).
. Gan!!"an P+ik*tik $e+i,"al ata" On+et La-bat Pe,*-an Dia!n*+tik -en""t PPDGJ&III( +eba!ai beik"t E &nset gangguan harus se"ara langsung berkaitan dengan penggunaan alkohol atau
zat psikoaktif. &nset pertama yang berjarak jauh sesudah episode penggunaan zat E
harus apabila ada bukti yang jelas dan kuat sebagai efek residual zat tersebut. 2angguan fungsi kognitif, afek, kepribadian, atau perilaku yang disebabkan oleh alkohol dan zat psikoaktif lainya yang berlangsung melampaui jangka aktu khasiat psikoaktifnya (efek residual zat tersebut terbukti se"ara jelas). 2angguan tersebut harus memperlihatkan suatu perubahan atau peningkatan yang nyata dari
E
fungsi sebelumnya yang normal. 2angguan ini harus dibedakan dari kondisi yang berhubungan dengan peristia putus zat (lihat Dl>.+ dan Dl>.7). Pada kondisi tertentu dan untuk zat tertentu,
11
fenomena putus zat dapat terjadi beberapa hari atau minggu sesudah zat i.
dihentikan penggunaannya. Gan!!"an Mental ,an Peilak" Lainnya 4ategori untuk semua gangguan sebagai akibat penggunaan zat yang dapat diidentifikasi berperan langsung pada keadaan tersebut, tetapi tidak memenuhi kriteria gangguan yang telah disebutkan di atas.
#.
Gan!!"an Mental ,an Peilak" :TT
:a#bar %. 7iagnosis Tree O! (annabis ;se 7isorder <-1=
E. LABO$ATO$IUM Pemeriksaan urin untuk kanabis dan zat lainnya telah umum pada beberapa keadaan
seperti program pengobatan dan tempat penempatan tenaga kerja. 4ebanyakan laboratorium menggunakan >nzy#- 8ultipllied 6##unoassay Techni$ue (69B), meskipun Radio 6##unoassay (@&A) adalah yang paling sering digunakan. 4edua tes diatas relatif sensitif dan tidak mahal.< 6embantu sebagai penyaringan (0"reening) aal karena jauh dari sempurna. Perbandingan terbaru menunjukkan ketidaksesuaian pada positif palsu dan negatif palsu meskipun penyaringan dan kondisi laboratorium dalam penerapan yang terbaik.* Lntuk mengkonfirmasi tes, digunakan (hro#atography-8as Spectroscopy (2?60).',* 4anabis dan metabolitnya dapat dideteksi di urin pada nilai "ut 12
off #:: ng!ml pada 7<-*< jam setelahefek psikologis menurun. ' 4arena metabolit kanabinoid adalah larut lemak, menetap di "airan tubuh dalam periode yang agak lama dan diekskresikan se"ara perlahan. Lji saring untuk kanabinoid pada indi8idu yang menggunakan se"ara iseng dapat memberikan hasil positif untuk *-#: hari dan pada pengguna kanabis berat dapat memberikan nilai positif <-7 minggu. < F. TE$API Pendekatan penanganan untuk zat yang ter"akup dalam bagian ini ber8ariasi menurut
zatnya, pola penyalahgunaan, ketersediaan sistem pendukung psikososial, dan gambaran indi8idu pasien. /ua tujuan utama penanganan penyalahgunaan zat telah ditentukan yang pertama adalah abstinensi zat dan yang kedua adalah kesejahteraan fisik, psikiatri, serta psikososial pasien.< Pada beberapa kasus, mungkin perlu memulai terapi di unit raat inap. 6eski situasi raat jalan lebih disukai dibanding situasi raat inap, godaan yang tersedia bagi pasien raat jalan untuk menggunakan se"ara berulang mungkin menjadi rintangan yang terlalu berat untuk memulai terapi. Penanganan raat inap juga diindikasikan pada kasus gejala medis atau psikiatri berat, riayat gagalnya penanganan raat jalan, kurangnya dukungan psikososial, atau riayat penyalahgunaan zat jangka panjang atau sa ngat berat. 0etelah periode aal detoksifikasi, pasien memerlukan periode rehabilitas terus-menerus. 0epanjang penanganan, terapi indi8idu, kelompok, atau keluarga bisa jadi efektif. dukasi tentang penyalahgunaan zat serta dukungan terhadap upaya pasien adalah faktor eksternal dalam penanganan. < Lmumnya tidak perlu farmakoterapi, dapat diberikan terapi supportif dengan Mtalking donM. Lntuk beberapa pasien suatu obat antiansietas ( 5orazepam, Alprazolam, ?hlordiazepo>ide) mungkin berguna untuk menghilangkan gejala putus zat jangka pendek.
Lntuk pasien lain penggunaan kanabis mungkin berhubungan dengan gangguan depresi dasar yang mungkin berespons dengan terapi antidepresan spesifik. Fila terdapat gejala psikotik menonjol dapat diberikan %aloperidol #-< mg oral atau 96 ulangi setiap <:-+: menit.#,<,=-#: G. P$OGNOSIS 4etergantuingan kanabis terjadi perlahan, yang mana mereka akan mengembangkan pola peningkatan dosis dan frekuensi penggunaan. fek yang menyenangkan dari kanabis sering berkurang pada penggunaan berat se"ara teratur. BAB III KESIMPULAN 13
4anabis adalah nama singkatan untuk tanaman ?annabis 0ati8a. #-7 0eluruh bagian tanaman mengandung kanabinoid psikoaktif, yaitu delta tetrahidro"annabinol (B%?) dan bersifat adiktif, dan larut dalam lemak. #,' 4arena tidak larut dalam air, B%? tinggal lama di dalam lemak jaringan (ternasuk jaringan otal, sehingga menyebabkan brain damage). 2ambaran klinis ganja tergolong kombinasi antara ?N0-depresant, stimulansia, dan halusinogenik. /i indonesia, terdapat <-+ juta orang yang pernah menghisap ganja (di Amerika 0erikat ' juta orangpernah menggunakan ganja sepekan sekali). Pengguna pemula ganja, terutama dikalangan anak usia muda, meningkat tajam 7-'tahun terakhir, karena ganja mudah diperoleh dimana-mana (produk lokal). /osis B%? yang diperlukan untuk memperoleh efek farmakologis pada manusia dari menghisap sekitar <-<< mg. B%? larut dalam lemak dan dengan "epat di absorbsi setelah inhalasi.' setelah dihisap atau di"erna, B%? akan diubah oleh hati menjadi lebih dari : zat metabolit, beberapa diantaranya juga berupa psikoaktif. Penyalahgunaan ganja dapat memyebabkan masalah bagi fisik, psikiatri, sosial hingga menyebabkan kematian. Adapun manifestasi penggunaan ganja (kanabis) yaitu menyebabkan gangguan mental dan perilaku bagi penggunanya berupa intoksikasi akut, penggunaan yang merugikan, sindrom ketergantungan, keadaan putus obat, delirium, gangguan psikotik, dan sindrom amnestik. Pemeriksaan urin untuk kanabis dan zat lainnya telah umum. 4ebanyakan laboratorium menggunakan >nzy#-8ultipllied 6##unoassay Techni$ue (69B), meskipun Radio 6##unoassay (@&A) adalah yang paling sering digunakan. # Bujuan utama penanganan penyalahgunaan zat telah ditentukan yang pertama adalah abstinensi zat dan yang kedua adalah kesejahteraan fisik, psikiatri, serta psikososial pasien. Lmumnya tidak perlu farmakoterapi, dapat diberikan terapi supportif dengan Mtalking donM. Lntuk beberapa pasien suatu obat antiansietas (5orazepam, Alprazolam, ?hlordiazepo>ide) mungkin berguna untuk menghilangkan gejala putus zat jangka pendek. Lntuk pasien lain penggunaan kanabis mungkin berhubungan dengan gangguan depresi dasar yang mungkin berespons dengan terapi antidepresan spesifik. Fila terdapat gejala psikotik menonjol dapat diberikan %aloperidol #-< mg oral atau 96 ulangi setiap <:-+: menit. #,<,=-#: DAFTA$ PUSTAKA
#. Fahri, %usain, dkk. <:#7. ?u+u aar psi+iatri. 1akarta D4-L9 14
<. 4aplan % 9, and 0ado"k F1, Synopsis o! @sychiatry d. 0ado"k F1. 0ado"k KA. Kol. #. th dition. L0A. 5ippin"ott $illiam $ilkins +. 9naba /0. ?ohen $. ;ppers, 7owners, Alla Arrounders. 7th dition. L0A. ?N0 Publi"ations, 9n". <:::<-*, <+<-7, 7<'-7<=. 7. 1ulien @ 6. A @ri#er o! 7rug Action. th dition. Ne Jork. $%. Dreeman and ?ompany. #< <-=*. '. 6a"fadden $. $oody 2. (anabis- Related 7isorders. 4aplan 0ado"kIs ?omprehensi8e Be>tboo of Psi"hiatry. ds. 0ado"k F1. 0ado"k KA. ##th dition. Philadelphia. 5ippin"ott $illiams $ilkins. <::: :-. . 6artin P@. %ubbard 1@. Substance-Related 7isorders. ?urrent /iagnosis Breatment in Psy"hiatry. ds. bert 6%. 5oosen PB. Nur"ombe F. 0ingapore. 6"2ra%ill ?ompanies. 9n". <::: <7+ <7*-= <'-*. *. 0mith /. 0eymor @F. (linical&s :uide to Substance Abuse. 0ingapore. 6"2ra%ill ?ompanies. 9n". <::##-. =. /irektorat 4esehatan 1ia 6asyarakat O 7iten 0esehatan 8asyara+at 7ep+es . Dirst, 6i"hael F.dkk. (linical :uide to the 7iagnosis and Treat#ent o! 8ental 7isorders. ngland 1ohn $iley 0ons 5td. #:. 4ay, 1erald, dkk. <::. >ssentials o! @sychiatry. ngland 1ohn $iley 0ons 5td. ##. 6aslim, @usdi. <:#:. ?u+u Sa+u 7iagnosis :angguan 9iwa Ruu+an Ring+as dari @@7:9-666 . 1akarta Fagian ilmu penyakit jia D4-Lnika Atmaja 1akarta. %al+7-7+.
15