DIAGRAM PRASYARAT DAN ALUR PENCAPAIAN KOMPETENSI
M18.1A
M18.55A
M18.2A M7.6A
M18.6A
M7.7A
M.18.20A
M7.8A
M18.21A
M1.3FA M18.3A M7.5A M1.2FA M9.1A M1.3FA M9.2A M9.3A M1.4FA
M2.5C11 A
C.
OPKR20-17B
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL Langkah - langkah yang harus dilakukan untuk mempelajari modul ini: a.
Bagi siswa atau peserta didik: 1.
Bacalah tujuan antara dan tujuan akhir dengan seksama,
2.
Bacalah Uraian Materi pada setiap kegiatan belajar dengan seksama sebagai teori penunjang,
3.
Baca dan ikuti langkah kerja yang ada pada modul ini pada tiap proses pembelajaran sebelum melakukan atau mempraktekkan,
4.
Persiapkan alat dan bahan yang digunakan pada setiap kegiatan belajar yang sesuai dan benar,
5.
Jawablah setiap pertanyaan pada tes formatif untuk masing- masing kegiatan
belajar,
cocokkan
dengan
kunci
jawaban
yang
telah
tersedia pada kunci jawaban, 6. Jawablah pertanyaan pada soal evaluasi dan cocokkan dengan kunci jawaban yang telah tersedia pada kunci jawaban. b.
Bagi guru pembina / pembimbing: 1.
Dengan mengikuti penjelasan didalam modul ini, susunlah tahapan penyelesaian yang diberikan kepada siswa/peserta didik.
2.
Berikanlah penjelasan mengenai peranan dan pentingnya materi dari modul ini.
3.
Berikanlah penjelasan serinci mungkin pada setiap tahapan tugas yang diberikan kepada siswa.
2
4.
Berilah contoh gambar-gambar atau barang yang sudah jadi, untuk memberikan wawasan kepada siswa.
5.
Lakukan evaluasi pada setiap akhir penyelesaian tahapan tugas.
6. Berilah penghargaan kepada siswa didik yang setimpal dengan hasil karyanya.
D. TUJUAN 1.
Tujuan Antara 1.
Peserta didik/siswa dapat mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan dengan benar.
2.
Peserta didik/siswa dapat melakukan perbaikan bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan.
2. Tujuan Akhir Setelah mempelajari modul ini peserta didik / siswa dapat: 1. Mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan, 2. Melakukan perbaikan bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan.
E.
KOMPETENSI Dengan menguasai modul ini
diharapkan peserta
/ siswa didik dapat
mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan serta melakukan perbaikan bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan.
F.
CEK KEMAMPUAN Pada awal pembelajaran siswa didik diberi tugas untuk mengidentifikasi bagianbagian mesin yang mengalami kerusakan serta melakukan perbaikan bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan. Apabila siswa telah dapat melaksanakan tugas tersebut dengan benar, aman dan rapi maka siswa yang bersangkutan sudah dapat ujian, dan tidak perlu mengkuti modul ini serta diperbolehkan langsung mengikuti modul berikutnya.
3
BAB II PEMBELAJARAN
A.
RENCANA BELAJAR SISWA/PESERTA DIDIK
Jenis Kegiatan
Tanggal
Waktu Jam
1. Mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan
Workshop/ Bengkel
Tes formatif 1
Workshop/ Bengkel
2. Melakukan perbaikan bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan
Workshop/ Bengkel
Tes formatif 2
Workshop/ Bengkel
EVALUASI
B.
Tempat Belajar
Alasan Perubahan
Tanda Tangan Guru
Workshop/ Bengkel
KEGIATAN BELAJAR :
1.
KEGIATAN BELAJAR 1 : MENGIDENTIFIKASI BAGIAN-BAGIAN MESIN YANG MENGALAMI KERUSAKAN
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1: Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 1, diharapkan anda dapat: -
Mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan
4
Uraian Materi 1: 1.
DEFINISI KERUSAKAN MESIN Kerusakan terjadi bila performance suatu system atau komponenkomponen mesin mengalami kegagalan fungsi atau tidak memenuhi harapan. Dalam hal ini ada dua pernyataan Murphy’s yang umumnya dapat diterima sebagai hukum: “ If anything can possibly go wrong, it will “ & “ Everything fixed, breaks again sooner or later “
2.
JENIS-JENIS KERUSAKAN DAN PENYEBABNYA Kerusakan dapat terjadi dalam dua tingkatan, yaitu kerusakan atau kegagalan system (system failure) dimana performance keseluruhan mekanisme berhenti fungsinya. Misalnya suatu kendaraan tiba-tiba tidak mampu distarter, TV tiba-tiba gambarnya lenyap, AC tidak mengeluarkan udara dingin/sejuk. Setelah itu pertanyaan lanjutan akan muncul “Apa (what ) yang salah?” atau “Apanya yang rusak?” Untuk itu harus dicari komponen penyebab tidak berfungsinya suatu system. Setelah komponen yang rusak diketemukan maka tahapan berikutnya adalah analisa kerusakan komponen ( component failure). Pada tahapan ini muncul pertanyaan bagaimana (how ) kerusakan dapat terjadi, dan mengapa (why ) komponen tersebut bisa rusak? Untuk itulah perlu dilakukan penyelidikan secara sistematis, agar kerusakan tidak terjadi dan terjadi lagi. Sehingga kalau sekedar mengganti komponen yang rusak, tanpa penyelidikan, maka akan terjadi k erusakan lagi dikemudian hari. Secara umum faktor-faktor penyebab gangguan dan kerusakan pada mesin adalah:
5
Mesin
Operator
Petugas Maintenance
Mesin kotor
Mengabaikan mesin kotor.
Pelumas kotor
Salah pengoperasian.
Pelumas bocor
Tak dapat memeriksa.
Pelumas tidak ada
Tak mampu melakukan pemeliharaan sederhana.
Terlalu panas Tidak memiliki bekal pengetahuan mesin (pelumasan, pergantian alat, penyetelan, dll.)
Bising Bergetar Banyak geram/debu Sulit diperiksa
Tidak minta tolong pada saat ada gangguan. Produksi lebih penting dari pada alat produksi.
Lantai kotor Barang berserakan Tidak rapi
Tidak mesin.
mampu
mengontrol
Mengganti dan memperbaiki tanpa bertanya mengapa masalah terjadi. Tak pernah memberitahu operator tentang pemeliharaan sederhana. Tak berkomonikasi operator.
pada
Hanya memperhatikan masalah besar dan darurat saja, tidak peka terhadap masalah kualitas maupun unjuk kerja mesin. Menganggap keusangan mesin tak dapat dihindari. Mengandalkan teknologi, bukan sumber daya yang ada.
Pada tahapan kerusakan sistem secara umum dapat dipisahkan menjadi dua bagian, yaitu sistem mekanis atau elektrik. Pada sistem mekanis biasanya gejalanya dapat diketahui secara fisik. misalnya terjadinya getaran yang berlebihan, gerakan mesin tidak balance, adanya suara yang tidak semestinya. Sedangkan pada system elektrik gejala yang tidak nampak biasanya lebih dominan. Gejala yang nampak misalnya, panas yang berlebihan pada bagian tertentu. Sedangkan yang tidak nampak bisa diketahui dari performance mesin yang mulai turun, atau dari hasil pengukuran pada arus, tegangan dan tahanan isolasinya. Kerusakan sistem elektrik dapat dikategorikan menjadi tiga tingkatan: 1.
Malfunction, system tidak berfungsi semestinya karena komponen mengalami penurunan performance atau berubahnya rangkaian kerja akibat berubahnya setting parameter .
6
2.
Failure, system tidak mau bekerja karena rusaknya komponen atau putusnya suatu rangkaian sehingga arus terhenti ( loss contact ) di suatu titik.
3.
Tripped , pengaman (fuse) system elektrik terputus (shut down) akibat tingginya arus yang diterima pengaman ( overload, short circuit )
Kerusakan komponen atau konstruksi mesin secara umum dapat diklasifikasikan dalam empat kategori, yaitu: 1.
Damage - defect berarti suatu kondisi dimana terjadi akumulasi aliran plastis pada struktur konstruksi, tetapi masih bisa dimanfaatkan.
2.
Fracture - crack , adalah suatu keadaan yang menunjukkan bahwa konstruksi mulai retak.
3.
Fracture – break , adalah suatu keadaan yang memperlihatkan konstruksi atau komponen patah memjadi dua bagian atau lebih. Seringkali fracture mempunyai pengertian yang sama dengan break.
4.
Rupture, adalah suatu kondisi khusus dimana komponen atau struktur patah disertai geseran palastis ( plastic slip), terutama pada material yang bersifat ulet. Komponen atau struktur yang mengalami creep atau creep
test (pengujian
pada
tegangan
konstan
dalam
konsisi
temperature tinggi) akan menghasilkan rupture.
Berdasarkan pendekatan kurva tegangan-regangan ( stress-strain curve), dalam pengujian tarik, bila tegangan melampaui Yeild-stress akan terjadi kerusakan (failure). Tahapan umum yang mendahului final/total failure antara lain: 1.
Mulai gagal (incipient failure)
2.
Mulai terjadi cacat (incipient damage)
3.
Mencemaskan (distress)
4.
Memburuk (deterioration), dan
5.
Rusak (damage)
Damage dalam arti luas mencakup kelelahan (fatigue), keausan (wear), dan korosi (corrosion), yangmana secara makroskopis masing-masing fenomena dapat tumbuh
dan mempunyai pengaruh terhadap suatu
struktur/konstruksi.
7
Type Kelelahan (fatigue) Keausan (wear) Korosi (corrosion) Lain-lain (impact, overload)
Fenomena Makroskopis Tidak tampak Tampak Tampak
Pertumbuhan Makroskopis Cepat Perlahan Perlahan
Keamanan Bahaya Aman Aman
Faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan material, komponen dan konstruksi atau memperpendek umur operasi (service live) adalah:
Proses Pembuatan Kesalahan dalam Kesalahan dalam Cacat pengecoran atau proses pengerjaan perhitungan overloading tempa mesin Kesalahan pemilihan Kesalahan dalam Kesalahan dalam material pengolahan panas pengolahan panas Tidak diperhatikannya Kesalahan dalam Material diluar spesifikasi kondisi lingkungan proses pengelasan Disain
Dan lain-lain
Material
Adanya penurunan sifat mekanis
Kesalahan dalam proses lanjut
Dan lain-lain
Dan lain-lain
Operasional Kesalahan dalam kontrol/prosedur operasional Overloading Kurang teliti dalam perawatan kualifikasi tenaga operator kurang memadai Dan lain-lain
Tes Formatif 1:
1.
Tuliskan definisi kerusakan mesin!
2.
Tuliskan faktor-faktor penyebab gangguan dan kerusakan mesin secara umum
3.
Tuliskan tiga tingkatan kerusakan sistem elektrik!
4.
Tuliskan empat kategori kerusakan komponen atau konstruksi mesin secara umum!
Kunci Jawaban Tes Formatif 1 : 1.
Kerusakan terjadi bila performance suatu system atau komponenkomponen mesin mengalami kegagalan fungsi atau tidak memenuhi harapan.
2. Secara umum faktor-faktor penyebab gangguan dan kerusakan pada mesin adalah:
8
Mesin
Operator
Mesin kotor
Mengabaikan kotor.
Petugas Maintenance mesin
Pelumas kotor Salah pengoperasian.
Mengganti dan memperbaiki tanpa bertanya mengapa masalah terjadi.
Pelumas bocor Tak dapat memeriksa. Pelumas ada
tidak
Terlalu panas Bising Bergetar Banyak geram/debu
Tak mampu melakukan pemeliharaan sederhana. Tidak memiliki bekal pengetahuan mesin (pelumasan, pergantian alat, penyetelan, dll.) Tidak minta tolong pada saat ada gangguan.
Sulit diperiksa Lantai kotor
Produksi lebih penting dari pada alat produksi.
Barang berserakan
Tidak mampu mengontrol mesin.
Tak pernah memberitahu operator tentang pemeliharaan sederhana. Tak berkomonikasi pada operator. Hanya memperhatikan masalah besar dan darurat saja, tidak peka terhadap masalah kualitas maupun unjuk kerja mesin. Menganggap keusangan mesin tak dapat dihindari. Mengandalkan teknologi, bukan sumber daya yang ada.
Tidak rapi
3. Kerusakan sistem elektrik dapat dikategorikan menjadi tiga tingkatan: 1.
Malfunction, system tidak berfungsi semestinya karena komponen mengalami penurunan performance atau berubahnya rangkaian kerja akibat berubahnya setting parameter .
2.
Failure, system tidak mau bekerja karena rusaknya komponen atau putusnya suatu rangkaian sehingga arus terhenti ( loss contact ) di suatu titik.
3.
Tripped , pengaman (fuse) system elektrik terputus (shut down) akibat tingginya arus yang diterima pengaman ( overload, short circuit )
4. Kerusakan komponen atau konstruksi mesin secara umum dapat dik lasifikasikan dalam empat kategori, yaitu: 1.
Damage - defect berarti suatu kondisi dimana terjadi akumulasi aliran plastis pada struktur konstruksi, tetapi masih bisa dimanfaatkan.
9
2.
Fracture - crack , adalah suatu keadaan yang menunjukkan bahwa konstruksi mulai retak.
3.
Fracture – break , adalah suatu keadaan yang memperlihatkan konstruksi atau komponen patah memjadi dua bagian atau lebih. Seringkali fracture mempunyai pengertian yang sama dengan break.
4.
Rupture, adalah suatu kondisi khusus dimana komponen atau struktur patah disertai geseran palastis ( plastic slip), terutama pada material yang bersifat ulet. Komponen atau struktur yang mengalami creep atau creep
test (pengujian
pada
tegangan
konstan
dalam
konsisi
temperature tinggi) akan menghasilkan rupture.
Lembar Kerja 1: Dengan memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) lakukan kegiatan identifikasi bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan
di
bengkel/workshop
sekolahmu
dibawah
bimbingan
dan
pengawasan guru
2.
KEGIATAN BELAJAR 2 :
MELAKUKAN PERBAIKAN BAGIAN-BAGIAN MESIN YANG MENGALAMI KERUSAKAN
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2: Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 2, diharapkan anda dapat: - Melakukan perbaikan bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan
Uraian Materi 2: Pada umumnya mesin-mesin produksi yang digunakan di industri menggunakan peralatan-peralatan listrik, mekanik atau gabungan kedua hal tersebut. Tentunya ada saat di mana mesin mengalami kerusakan dan harus mengalami perbaikan. Pada saat terjadi kerusakan pada mesin, kepala bagian teknisi melakukan permintaan penggantian spare part untuk mesin, tergantung akan bagian mesin yang rusak. Langkah-langkah perbaikan pada mesin pada saat terjadi kerusakan :
Langkah awal dalam melakukan perbaikan adalah kepala bagian teknisi yang bertanggung jawab pada bagian mesin meminta engineering untuk memeriksa mesin yang rusak.
10
Setelah mengetahui kerusakan pada mesin lalu melakukan request for spare part, yang di butuhkan mesin untuk proses perbaikan. Tabel Form Request for Spare Part
Langkah selanjutnya adalah memindahkan proses produksi yang sedang berlangsung ke mesin lain yang siap menampung, apabila tidak ada mesin yang siap maka proses produksi akan dihentikan sementara.
Melakukan penggantian bagian mesin yang rusak, langkah ini dilakukan oleh bagian pemeliharaan yang sudah diberi perintah tentang langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mengganti bagian mesin tersebut.
Gambar Proses Penggantian Mech. Seal Pada Spray Drying
11
Gambar Penggantian Turbin Pada Mesin Spray Drying
Setelah dilakukan pergantian pada bagian yang rusak, langkah akhir adalah membuat laporan tentang penggantian bagian mesin yang rusak. Berikut adalah contoh laporan penggantian bagian mesin yang rusak. Tabel Laporan Perbaikan Mesin Drying
.
Setelah mesin dapat beroperasi kembali maka proses produksi berjalan kembali sesuai prosedur yang ada.
Usaha yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya kerugian akibat kerusakan komponen mesin adalah dengan merawat dan memeriksa kondisi mesin secara berkala
12
Tes Formatif 2: 1.
Tuliskan langkah-langkah perbaikan pada mesin pada saat terjadi kerusakan!
2. Tuliskan usaha yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya kerugian akibat kerusakan komponen mesin
Kunci Jawaban Tes Formatif 2 : 1. Langkah-langkah perbaikan pada mesin pada saat terjadi kerusakan :
Langkah awal dalam melakukan perbaikan adalah kepala bagian teknisi yang bertanggung jawab pada bagian mesin meminta engineering untuk memeriksa mesin yang rusak.
Setelah mengetahui kerusakan pada mesin lalu melakukan request for spare part, yang di butuhkan mesin untuk proses perbaikan.
Langkah selanjutnya adalah memindahkan proses produksi yang sedang berlangsung ke mesin lain yang siap menampung, apabila tidak ada mesin yang siap maka proses produksi akan dihentikan sementara.
Melakukan penggantian bagian mesin yang rusak, langkah ini dilakukan oleh bagian pemeliharaan yang sudah diberi perintah tentang langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mengganti bagian mesin tersebut.
Setelah dilakukan pergantian pada bagian yang rusak, langkah akhir adalah membuat laporan tentang penggantian bagian mesin yang rusak. Berikut adalah contoh laporan penggantian bagian mesin yang rusak.
Setelah mesin dapat beroperasi kembali maka proses produksi berjalan kembali sesuai prosedur yang ada.
2. Usaha yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya kerugian akibat kerusakan komponen mesin adalah dengan merawat dan memeriksa kondisi mesin secara berkala
Lembar Kerja 2 : Dengan memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) lakukan kegiatan perbaikan bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan di bengkel/workshop sekolahmu dibawah bimbingan dan pengawasan guru.
13
BAB III EVALUASI
Agar dapat menilai kemampuan siswa didik setelah menerima pembelajaran modul ini, maka siswa didik perlu diberikan soal-soal evaluasi .
SOAL-SOAL EVALUASI (TES TERTULIS)
Jawablah soal-soal berikut dengan benar!
1. Tuliskan definisi kerusakan mesin! 2. Tuliskan faktor-faktor penyebab gangguan dan kerusakan mesin secara umum 3. Tuliskan tiga tingkatan kerusakan sistem elektrik! 4. Tuliskan empat kategori kerusakan komponen atau konstruksi mesin secara umum! 5.
Tuliskan langkah-langkah perbaikan pada mesin pada saat terjadi kerusakan!
6.
Tuliskan usaha yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya kerugian akibat kerusakan komponen mesin
14
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI :
1.
Kerusakan terjadi bila performance suatu system atau komponen-komponen mesin mengalami kegagalan fungsi atau tidak memenuhi harapan.
2.
Secara umum faktor-faktor penyebab gangguan dan kerusakan pada mesin adalah: Mesin Mesin kotor
Operator Mengabaikan kotor.
Petugas Maintenance mesin
Pelumas kotor Salah pengoperasian.
Mengganti dan memperbaiki tanpa bertanya mengapa masalah terjadi.
Pelumas bocor Tak dapat memeriksa. Pelumas tidak ada Terlalu panas
Tak mampu melakukan pemeliharaan sederhana.
Bising Bergetar Banyak geram/debu Sulit diperiksa Lantai kotor Barang berserakan Tidak rapi
Tidak memiliki bekal pengetahuan mesin (pelumasan, pergantian alat, penyetelan, dll.) Tidak minta tolong pada saat ada gangguan. Produksi lebih penting dari pada alat produksi. Tidak mampu mengontrol mesin.
Tak pernah memberitahu operator tentang pemeliharaan sederhana. Tak berkomonikasi pada operator. Hanya memperhatikan masalah besar dan darurat saja, tidak peka terhadap masalah kualitas maupun unjuk kerja mesin. Menganggap keusangan mesin tak dapat dihindari. Mengandalkan teknologi, bukan sumber daya yang ada.
3.
Kerusakan sistem elektrik dapat dikategorikan menjadi tiga tingkatan: 1. Malfunction, system tidak berfungsi semestinya karena komponen mengalami penurunan performance atau berubahnya rangkaian kerja akibat berubahnya setting parameter . 2. Failure, system tidak mau bekerja karena rusaknya komponen atau putusnya suatu rangkaian sehingga arus terhenti ( loss contact ) di suatu titik. 3. Tripped , pengaman (fuse) system elektrik terputus (shut down) akibat tingginya arus yang diterima pengaman (overload, short circuit )
4.
Kerusakan komponen atau konstruksi mesin secara umum dapat dik lasifikasikan dalam empat kategori, yaitu:
15
1. Damage - defect berarti berarti suatu kondisi dimana terjadi akumulasi aliran plastis pada struktur konstruksi, tetapi masih bisa dimanfaatkan. 2. Fracture - crack , adalah suatu keadaan yang menunjukkan bahwa konstruksi mulai retak. 3. Fracture – break , adalah suatu keadaan yang memperlihatkan konstruksi atau komponen patah memjadi dua bagian atau lebih. Seringkali fracture fracture mempunyai pengertian yang sama dengan break. 4. Rupture, Rupture, adalah suatu kondisi khusus dimana komponen atau struktur patah disertai geseran palastis ( plastic slip), slip ), terutama pada material yang bersifat ulet. Komponen atau struktur yang mengalami creep atau creep atau creep test (pengujian pada tegangan konstan dalam konsisi temperature tinggi) akan menghasilkan rupture. 5.
Langkah-langkah Langkah-langkah perbaikan pada mesin pada saat terjadi kerusakan :
Langkah awal dalam melakukan perbaikan adalah kepala bagian teknisi yang bertanggung jawab pada bagian mesin meminta engineering untuk memeriksa mesin yang rusak.
Setelah mengetahui kerusakan pada mesin lalu melakukan request for spare part, yang di butuhkan mesin untuk proses perbaikan.
Langkah selanjutnya adalah memindahkan proses produksi yang sedang berlangsung ke mesin lain yang siap menampung, apabila tidak ada mesin yang siap maka proses produksi akan dihentikan sementara.
Melakukan penggantian bagian mesin yang rusak, langkah ini dilakukan oleh bagian pemeliharaan yang sudah diberi perintah tentang langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mengganti bagian mesin tersebut.
Setelah dilakukan pergantian pada bagian yang rusak, langkah akhir adalah membuat laporan tentang penggantian bagian mesin yang rusak. Berikut adalah contoh laporan penggantian bagian mesin yang rusak.
Setelah mesin dapat beroperasi kembali maka proses produksi berjalan kembali sesuai prosedur yang ada.
6.
Usaha yang perlu diperhatikan diperhatik an untuk mencegah terjadinya kerugian akibat kerusakan kerusak an komponen mesin adalah dengan merawat dan memeriksa kondisi mesin secara berkala.
16
BAB IV PENUTUP
Upaya menyiapkan tenaga menengah kejuruan untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga pelaksana di di bengkel atau di industri, industri, dalam kenyataannya kenyataannya sekarang ini ini sangat dipengaruhi oleh persaingan yang sangat
ketat baik di dalam negeri maupun di luar
negeri. Karena setiap pengusaha akan bersaing dalam kualitas produksinya yang dilaksanakan dilaksanak an
sehingga menghasilkan menghasilk an barang
berdasarkan kebutuhan kebutuh an pasar dengan
harga yang bersaing. Dalam hal ini maka untuk menjawab tantangan tantanga n tersebut setiap orang yang akan terlibat di dalam proses produksi harus mampu dan mempunyai KOMPETENSI yang dikuasai, diakui, sedangkan untuk memperoleh kompetensi tersebut harus melalui pendidikan dan pelatihan di institusi/sekolah kejuruan . Salah satu perangkat pembelajaran diklat kompetensi adalah buku MODUL, yang diharapkan dengan mempelajari buku modul ini peserta didik/siswa akan dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan dasar yang harus dikuasai untuk mengikuti UJI KOMPETENSI yang dikukuhkan dengan suatu sertifikat kompetensi sebagai pengakuan atas kompetensi yang dikuasai peserta didik/sisiwa. didik/sisiwa. Semoga buku modul ini bermanfaat bagi yang memerlukannya.
17
DAFTAR PUSTAKA
1.
Iwan
Koswara,
2004,
Membongkar,
Mengganti
dan
Merakit
Komponen-
Komponen Pemesinan, Pemesinan, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
2.
Joko Santoso, 2013, Pekerjaan Mesin Perkakas, Perkakas , Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
3.
Tim LPPM ITB, 2004, Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Bubut, Bubut, Direktorat Pendidikan
Menengah
Kejuruan
Direktorat
Jenderal
Pendidikan
Dasar
dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
4.
Tim LPPM ITB, 2004, 2004, Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Frais, Frais , Direktorat Pendidikan
Menengah
Kejuruan
Direktorat
Jenderal
Pendidikan
Dasar
dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
5.
Widarto dkk, 2008, Teknik Pemesinan, Pemesinan, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
6.
NN, 2013, Teknik Pemesinan Bubut 1, 1, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
7.
Th. Sukardi dkk, Teori Dasar dan Praktik Perawatan, Perawatan, Direktorat Pembinaan PTK Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
8.
A. Djumali, B.E , Teknologi
Perbaikan Mesin
dan
Perkakas Perlengkapan,
ITB.
9.
Ing. Alois SCHNMETZ dkk, 1985, Pengerjaan Logam Dengan Mesin, Mesin, Angkasa bandung.
18
MODUL MENYAMBUNG DAN MENCABANG KABEL
ii
DAFTAR ISI
Daftar Isi ................................................................................................................
iii
Peta Kedudukan Modul..........................................................................................
v
Peristilahan/Glosarium ...........................................................................................
vii
I.
Pendahuluan ...............................................................................................
1
A.
Deskripsi Judul......................................... ........................................ ........
1
B.
Prasyarat ...............................................................................................
1
C. Petunjuk Penggunaan Modul .................................................................
1
D. Tujuan....................................................................................................
2
E.
Kompetensi............................................................................................
3
F.
Cek Kemampuan ...................................................................................
3
Pembelajaran ..............................................................................................
4
A.
Rencana Belajar Siswa/Peserta Didik ....................................................
4
B.
Kegiatan Belajar ....................................................................................
5
II.
Kegiatan Belajar 1 : Mengenal Jenis-jenis Kabel Listrik .....................
5
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1................................................
5
Uraian Materi 1 ...........................................................................
5
Tes Formatif 1 ............................................................................
11
Kunci Jawaban Tes Formatif 1 ...................................................
11
Kegiatan Belajar 2 : Menyambung Kabel Cara Ekor Babi (Pig Tail) ...
11
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2................................................
11
Uraian Materi 2 ...........................................................................
11
Tes Formatif 2 ............................................................................
13
Kunci Jawaban Tes Formatif 2 ...................................................
13
Lembar Kerja 2 ...........................................................................
13
Kegiatan Belajar 3 : Menyambung Kabel Cara Puntir ........................
14
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 3................................................
14
Uraian Materi 3 ...........................................................................
14
Tes Formatif 3 ............................................................................
16
Kunci Jawaban Tes Formatif 3 ...................................................
16
Lembar Kerja 3 ...........................................................................
16
iii
Kegiatan Belajar 4 : Menyambung Kabel Cara Bolak-Balik (Turn Back) .......................................................................................
17
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 4 ...............................................
17
Uraian Materi 4 ..........................................................................
17
Tes Formatif 4 ............................................................................
19
Kunci Jawaban Tes Formatif 4 ...................................................
19
Lembar Kerja 4 ..........................................................................
20
Kegiatan Belajar 5 : Menyambung Kabel Bernadi Banyak ................
21
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 5 ...............................................
21
Uraian Materi 5 ..........................................................................
21
Tes Formatif 5 ............................................................................
23
Kunci Jawaban Tes Formatif 5 ...................................................
23
Lembar Kerja 5 ..........................................................................
23
Kegiatan Belajar 6 : Mencabang Kabel Datar (Plant Joint) ................
24
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 6 ...............................................
24
Uraian Materi 6 ..........................................................................
24
Tes Formatif 6 ............................................................................
26
Kunci Jawaban Tes Formatif 6 ...................................................
26
Lembar Kerja 6 ..........................................................................
26
Kegiatan Belajar 7 : Mencabang Kabel Simpul (Knotted Tap Joint) ..
26
Tujuan Kegiatan Pembelajaran7 ................................................
26
Uraian Materi 7 ..........................................................................
26
Tes Formatif 7 ............................................................................
28
Kunci Jawaban Tes Formatif 7 ...................................................
28
Lembar Kerja 7 ..........................................................................
28
Evaluasi ......................................................................................................
29
Soal-soal Evaluasi (Tes Tertulis) ...........................................................
29
Kunci Soal Evaluasi...............................................................................
29
Penutup.......................................................................................................
32
Daftar Pustaka .....................................................................................................
33
III.
IV.
iv
PETA KEDUDUKAN MODUL
Diagram ini menunjukkan tahapan atau tata urutan modul-modul Unit Kompetensi yang akan dipergunakan dalam pelatihan para peserta didik dalam kurun waktu 3 tahun dan kemungkinan multiexit-entry yang dapat diterapkan. MODUL UNIT KOMPETENSI
M
M
M
18.20A
18..21A
20-017-3
SERTIFIKAT II
M 18.55A
SMK
M 18.6A
M. 7.8A
M. 9.3A
M. 7.7A
M. 7.6A
M. 7.5A
SERTIFIKAT I
M. 9.1A
M.9.2A
M..25C11
M.18.3A
M.18.2A
M.18.1A
Kedudukan Modul
Unit kompetensi prasyarat
NAMA UNIT KOMPETENSI
KODE
NO
KODE MODUL
1.
M.18.1A
2.
M.18.2A
3.
M.18.3A
4.
M.25C11A
Mengukur Menggunakan Alat Ukur
M..25C11
5.
M.9.1A
Menggambar dan Membaca Sketsa
M. 9.1A
Menggunakan Perkakas Tangan Menggunakan Perkakas Tangan Bertenaga
KOMPETENSI M.18.1A M.18.2A M.18.3A
v
KODE MODUL
6.
M.9.2A
Membaca Gambar teknik
M. 7.5A
7.
M.9.3A
Mempersiapkan Gambar Teknik Dasar
M. 9.3A
8.
M.7.5A
Bekerja dengan Mesin Umum
M. 7.5A
9.
M. 7.6A
10.
M. 7.7A
11.
M.7.8A
12.
M.18.55A
13.
M.18.6A
14.
M.18.20A
15.
M.18.21A
16.
OPKR 20-0173
NAMA UNIT KOMPETENSI
KODE
NO
Melakukan Pekerjaaan dengan Mesin Bubut Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Gerinda Membongkar, Mengganti, dan Merakit Komponen Mesin Membongkar/memperbaiki/mengganti/ merakit dan memasang komponen Memelihara komponen sistem hidrolik Pemeliharaan dan Perbaikan Sistem Hidrolik Pemeliharaan Servis Sistem Bahan Bakar Diesel
vi
KOMPETENSI
M. 7.6A
M. 7.7A
M.7.8A
M.18.55A
M.18.20A M.18.20A M.18.21A
OPKR 20-017-3
PERISTILAHAN / GLOSARIUM
Pig Tail ialah cara menyambung kabel yang paling sederhana berbentuk ekor babi. Sambungan ini digunakan untuk menyambung atau mencabangkan satu atau beberapa kabel pada satu titik.
Lasdop ialah penutup untuk melindungi sebuah sambungan kabel. Isolasi
ialah pembungkus
kabel
agar
kabel terhindar
dari
hubungan dengan
penghantar arus listrik yang lain.
Sambungan Puntir adalah cara menyambung antara dua kabel yang berbentuk satu garis lurus.
Ada dua macam cara sambungan puntir yaitu; sambungan puntir Bell
hangers dan sambungan puntir Western union.
Turn Back ialah cara menyambung antara dua kabel yang berbentuk satu lurus,
dimana
garis
kabel ditekuk balik, dimaksudkan untuk mendapatkan sambungan yang
lebih kuat terhadap rentangan maupun tarikan, sehingga sering disebut sebagai sambungan bolak-balik.
Single Wrapped Cable Spice ialah suatu cara menyambung kabel yang bernadi banyak, yaitu dengan menganyam sesuai dengan arah alurnya. Plain joint ialah cara-cara untuk mencabang kabel yang posisinya dalam satu bidang datar.
Knotted tap joint ialah cara-cara untuk mencabang kabel yang posisinya dalam satu bidang datar dengan memberi suatu simpul agar sambungan lebih kuat.
vii
viii
BAB I PENDAHULUAN
A.
DISKRIPSI JUDUL Pekerjaan menyambung dan mencabangkan kabel adalah merupakan dasar dari pekerjaan instalasi listrik, baik pada instalasi penerangan maupun instalasi tenaga. Untuk itu pada pekerjaan ini siswa diharapkan dapat melakukan dan menguasai dengan benar karena akan menunjang pada proses pembelajaran berikutnya. Menyambung dan mencabangkan kabel merupakan salah satu bentuk dan alat bantu ajar yang dapat digunakan baik di kelas maupun untuk bengkel pada saat siswa melakukan praktek. Dengan modul ini maka diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses belajar mengajar yang berorientasi pada proses pembelajaran tuntas. Dengan modul ini diharapkan proses belajar mengajar akan menjadi program dan terencana untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pada siswa didik.
B.
PRASYARAT Sebelum melakukan praktek menyambung dan mencabangkan kabel, siswa sudah harus mengetahui jenis-jenis kabel dan juga dapat menggunakan peralatan
tangan
listrik
diantaranya
berbagai
tang , pengupas kabel, gergaji dan
peralatan lain yang menunjang proses pekerjaan menyambung dan mencabangkan kabel.
C.
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mempelajari modul ini: a.
Bagi siswa atau peserta didik: 1.
Bacalah tujuan antara dan tujuan akhir dengan seksama,
2.
Bacalah
Uraian
Materi
pada
setiap
kegiatan
belajar
dengan seksama sebagai teori penunjang, 3.
Baca dan ikuti langkah kerja yang ada pada modul ini pada tiap proses pembelajaran sebelum melakukan atau mempraktekkan,
4.
Persiapkan alat dan bahan yang digunakan pada setiap kegiatan belajar yang sesuai dan benar,
5.
Jawablah setiap pertanyaan pada tes formatif untuk masing-masing 1
kegiatan
belajar,
cocokkan
dengan
kunci
jawaban
yang
telah
tersedia pada kunci jawaban, 6.
Jawablah pertanyaan pada soal evaluasi dan cocokkan dengan kunci jawaban yang telah tersedia pada kunci jawaban.
b.
Bagi guru pembina / pembimbing: 1.
Dengan mengikuti penjelasan didalam modul ini, susunlah tahapan penyelesaian yang diberikan kepada siswa / peserta didik.
2. Berikanlah penjelasan mengenai peranan dan pentingnya materi dari modul ini. 3.
Berikanlah penjelasan serinci mungkin pada setiap tahapan tugas yang diberikan kepada siswa.
4.
Berilah contoh gambar-gambar atau barang yang sudah jadi, untuk emberikan wawasan kepada siswa.
5.
Lakukan evaluasi pada setiap akhir penyelesaian tahapan tugas.
6.
Berilah penghargaan kepada siswa didik yang setimpal dengan hasil karyanya.
D. TUJUAN 1.
Tujuan Antara 1.
Peserta/siswa dapat mengenal jenis-jenis kabel dengan benar.
2. Peserta/siswa dapat menjelaskan dan melakukan cara menyambung kabel bentuk ekor babi dengan benar. 3. Peserta/siswa dapat menjelaskan dan me!akukan cara menyambung kabel bentuk puntir dengan benar. 4. Peserta/siswa
dapat
menjelaskan
dan
melakukan
cara
menyambung kabel bentuk bolak baik dengan benar. 5. Peserta/siswa
dapat
menjelaskan
dan
melakukan
cara
menyambung kabel bernadi banyak dengan benar. 6. Peserta / siswa dapat menjelaskan dan melakukan cara mencabang kabel bentuk datar dengan benar. 7. Peserta / siswa dapat menjelaskan dan melakukan cara mencabang kabel bentuk simpul dengan b enar. 8. Peserta / siswa dapat menjelaskan dan melakukan cara mematri dan mengisolasi kabel.
2
2.
Tujuan Akhir. Setelah mempelajari modul ini peserta / siswa dapat: 1. menjelaskan jenis-jenis kabel, 2. menjelaskan macam-macam cara sambungan kabel, 3. menjelaskan macam-macam cara pencabangan kabel, 4. melakukan pekerjaan menyambung dan mencabangkan kabel dengan benar.
E. KOMPETENSI Dengan menguasai modul ini diharapkan peserta / siswa didik dapat mempergunakan berbagai peralatan tangan untuk mengupas kabel, memuntir dan memasang isolator, sehingga dapat melaksanakan pekerjaan menyam-bung dan mencabangkan kabel dengan bentuk yang benar, rapi dan aman, dalam bentukbentuk; ekor babi (Pig tail), puntir, bolak balik (Turn back), sambungan kabel bernadi banyak, cabang datar (Plain joint) dan cabang simpul (Knotted tap joint).
F. CEK KEMAMPUAN Pada awal pembelajaran siswa didik diberi tugas untuk melaksa- nakan pekerjaan menyambung dan mencabangkan kabel dengan bentuk yang dalam bentuk -bentuk; ekor babi (Pig tail), puntir, bolak balik (Turn back), sambungan kabel bernadi banyak, cabang datar (Plain joint) dan cabang simpul (Knotted tap joint). Apabila siswa telah dapat melaksanakan tugas tersebut dengan benar, aman dan rapi maka siswa yang bersangkutan sudah dapat ujian untuk mendapatkan sertifikat, dan tidak perlu mengkuti modul ini serta diperbolehkan langsung mengikuti modul berikutnya.
3
BAB II PEMBELAJARAN
A.
RENCANA BELAJAR SISWA / PESERTA DIDIK
Jenis Kegiatan
Tanggal Waktu Jam
1. Mengenal jenis jenis kabel
Tempat Belajar Bengkel/ Workshop
Tes formatif 1
Bengkel/
2. Menyambung cara ekor babi (Pig tail),
Bengkel/ Workshop
Tes formatif 2
Bengkel/
3. Menyambung cara puntir,
Bengkel/ Workshop
Tes formatif 3
Bengkel/ Workshop Bengkel/ Workshop
4. Menyambung cara bolak balik (Turn back), Tes formatif 4
Bengkel/
5. Menyambung kabel bernadi banyak, Tes formatif 5
Bengkel/ Workshop
6. Mencabang datar (Plain joint)
Bengkel/ Workshop
Tes formatif 6
Bengkel/
7. Mencabang simpul (Knotted tap joint).
Bengkel/ Workshop
Tes formatif 7
Bengkel/
EVALUASI
Bengkel/
Bengkel/
4
Alasan Perubahan
Tanda Tangan
B.
KEGIATAN BELAJAR :
1.
KEGIATAN BELAJAR 1 : MENGENAL JENIS-JENIS KABEL LISTRIK
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1: Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 1, diharapkan anda dapat: -
Mengenal dan menjelaskan jenis-jenis kabel listrik
Uraian Materi 1: Didalam keseharian yang berhubungan dengan kelistrikan kita sering menggunakan kabel untuk instalasi listrik rumah. kita hanya mengetahui kabel hanya untuk penghantar listrik saja. maka dalam hal ini kita akan berbagi pengetahuan akan jenis-jenis kabel, ukuran kapasitas dan kegunaannya. Kabel listrik adalah media untuk menyalurkan energi listrik. Sebuah kabel listrik terdiri dari isolator dan konduktor. Isolator di sini adalah bahan pembungkus kabel yang biasanya terbuat dari bahan thermoplastik atau thermosetting, sedangkan konduktornya terbuat dari bahan tembaga ataupun aluminium. Kemampuan hantar sebuah kabel listrik ditentukan oleh KHA (kemampuan hantar arus) yang dimilikinya, sebab parameter hantaran listrik ditentukan dalam satuan Ampere. Kemampuan hantar arus ditentukan oleh luas penampang konduktor yang berada dalam kabel listrik Jenis - jenis kabel listrik : 1. Kabel NYA
Digunakan dalam instalasi rumah dan sistem tenaga. Dalam instalasi rumah digunakan kabel NYA dengan ukuran 1,5 mm 2 dan 2,5 mm 2. Syarat penandaan dari kabel NYA : berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, untuk instalasi luar/kabel udara. Kode warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam. Kabel tipe ini umum dipergunakan di perumahan karena harganya yang relatif murah. Lapisan isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air (NYA adalah tipe kabel udara) dan mudah digigit tikus. Agar aman memakai kabel tipe ini, kabel harus dipasang dalam pipa/conduit 5
jenis PVC atau saluran tertutup. Sehingga tidak mudah menjadi sasaran gigitan tikus, dan apabila ada isolasi yang terkelupas tidak tersentuh langsung oleh orang. `N
2.
Kabel jenis standart dengan penghantar tembaga
Y
Isolator PVC
A
Kawat berisolasi
Kabel NYM
Digunakan untuk kabel instalasi listrik rumah atau gedung dan system tenaga. Kabel NYM : memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna putih atau abu-abu), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua lapis, sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari kabel NYA (harganya
lebih
mahal
dari
NYA).Kabel
ini
dapat
dipergunakan
dilingkungan yang kering dan basah, namun tidak boleh ditanam. N
Kabel jenis standart dengan penghantar tembaga
Y
Isolator PVC
M
Berselubung PVC
3. Kabel NYY
Kabel ini dirancang untuk instalasi tetap didalam tanah yang dimana harus tetap diberikan perlindungan khusus (misalnya duct, pipa PVC atau pipa besi). Kabel protodur tanpa sarung logam. Instalasi bisa ditempatkan didalam dan diluar ruangan, dalam kondisi lembab ataupun kering. memiliki
6
lapisan isolasi PVC (biasanya warna hitam), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Dan memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel NYM (harganya lebih mahal dari NYM). Kabel NYY memiliki isolasi yang terbuat dari bahan yang tidak disukai tikus.
4.
Kabel NYAF
Kabel ini direncanakan dan direkomendasikan untuk instalasi dalam kabel kotak distribbusi pipa atau didalam duct. Kabel NYAF merupakan jenis kabel fleksibel dengan penghantar tembaga serabut berisolasi PVC. Digunakan untuk instalasi panel-panel yang memerlukan fleksibelitas yang tinggi, kabel jenis ini sangat cocok untuk tempat yang mempunyai belokanbelokan tajam. Digunakan pada lingkungan yang kering dan tidak dalam kondisi yang lembab/basah atau terkena pengaruh cuaca secara langsung.
5. Kabel NYFGbY/NYRGbY/NYBY
Kabel ini dirancang khusus untuk instalasi tetap dalam tanah yang ditanam langsung tanpa memerlukan perlindungan tambahan
(kecuali harus
menyeberang jalan). Pada kondisi normal kedalaman pemasangan dibawah tanah adalah 0,8 meter.
7
6. Kabel NYCY
Kabel ini dirancang untuk jaringan listrik dengan penghantar konsentris dalam tanah, dalam ruangan, saluran kabel dan alam terbuka. Kabel protodur dengan dua lapis pelindung pita CU Kabel. Instalasi ini bisa ditempatkan diluar atau didalam bangunan, baik pada kondisi lembab maupun kering.
7. Kabel BC
Kabel ini dipilin/stranded, disatukan. Ukuran / tegangan mak = 6 – 500 mm2 / 500 V Pemakaian = saluran diatas tanah dan penghantar pentanahan.
8. Kabel AAAC
Kabel ini terbuat dari aluminium-magnesium-silicon campuran logam, keterhantaran elektris tinggi yang berisi magnesium silicide, untuk memberi sifat yang lebih baik. Kabel ini biasanya dibuat dari paduan aluminium 6201. AAAC mempunyai suatu anti karat dan kekuatan yang baik, sehingga daya hantarnya lebih baik. 8
9. Kabel ACSR
Kabel ACSR merupakan kawat penghantar yang terdiri dari aluminium berinti kawat baja. Kabel ini digunakan untuk saluran-saluran Transmisi tegangan tinggi, dimana jarak antara menara/tiang berjauhan, mencapai ratusan meter, maka dibutuhkan kuat tarik yang lebih tinggi, untuk itu digunakan kawat penghantar ACSR.
10. Kabel ACAR
Kabel ACAR yaitu kawat penghantar aluminium yang diperkuat dengan logam campuran, sehingga kabel ini lebih kuat daripada kabel ACSR.
9
11. Kabel NYMHYO
Merupakan kabel jenis serabut dengan berintikan dua serabut. Kabel ini biasanya digunakan untuk soundsystem, loudspeaker, virtual video. 12. Kabel NYMHY/NYYHY
Kabel tembaga berbentuk serabut dan berisolasi PVC. NYMHY umumnya berwarna putih dan NYYHY biasanya berwarna hitam. Kabel-kabel ini berinti lebih dari 1 kabel. Biasanya digunakan untuk instalasi didalam rumah yang tidak permanen, karena sifatnya fleksible dan tidak mudah patah. Kabel jenis ini khusus direkomendasikan untuk digunakan sebagai penghubung alat-alat rumah tangga yang sering dipindah pindah dan harus ditempat kering. Kabel ini mempunyai isolasi plastic tahan panas. Bilamana digunakan untuk penghubung alat pemanas, maka pada titik sambungannya antar alat dengan kabel, temperaturnya tidak boleh lebih dari 85 derajat Celcius, karena hal tersebut dapat membahayakan kabel itu sendiri
10
Tes Formatif 1: 1.
Tuliskan jenis-jenis kabel
Kunci Jawaban Tes Formatif 1 : 1.
Jenis-jenis kabel : 1. Kabel NYA 2. Kabel NYM 3. Kabel NYY 4. Kabel NYAF 5. Kabel NYFGbY/NYRGbY/NYBY 6. Kabel NYCY 7. Kabel BC 8. Kabel AAAC 9. Kabel ACSR 10. Kabel ACAR 11. Kabel NYMHYO 12. Kabel NYMHY/NYYHY
2.
KEGIATAN BELAJAR 2 : MENYAMBUNG KABEL CARA EKOR BABI (PIG TAIL)
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2: Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 2, diharapkan anda dapat: -
Menyambung kabel cara ekor babi (Pig Tail)
Uraian Materi 2: Menyambung cara ekor babi ialah cara menyambung kabel yang paling sederhana dan mudah untuk dipraktekkan. Sambungan ini digunakan untuk menyambung atau mencabangkan satu atau beberapa kabel pada satu titik. Penyambungan
cara
ini
sering
dijumpai
pada
kotak
sambung
dan
umumnya dipasang "lasdop" sebagai pengikat dan sekaligus sebagai isolasi. Cara menyambung ekor babi : semua kabel yg akan disambungkan dijadikan satu kemudian diputar dengan TANG KOMBINASI sampai erat. Kemudian rapikan hasil sambungan dg memotong kelebihan kabel pd ujung sambungannya.
11
Bentuk sambungan ekor babi ditunjukkan seperti g ambar dibawah ini:
dipotong
lasdop
Tugas 1 : Laksanakanlah penyambungan bentuk ekor babi dengan alat dan bahan berikut :
1. Penggaris baja / Mistar ukur
1 buah
2. Tang kombinasi
2 buah
3. Tang pengupas
1 buah
4. Tang potong
1 buah
5. Scaper / Kertas gosok
1 buah
6. Kabel NYA 20 Cm
2 buah
7. Busur
1 buah
8. Pisau
1 buah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1.
Gunakan pakaian praktek.
2.
Baca dan pahami petunjuk atau langkah kerja.
3.
Gunakan perlatan sesuai dengan fungsinya.
4.
Hati-hati dalam menggunakan peralatan tangan.
Langkah Kerja 1.
Kupas masing-masing kabel NYA sepanjang 5 Cm dari salah satu ujungnya dengan menggunakan pisau atau tang pengupas seperti ditunjukkan gambar disamping ini:
2.
Bersihkan dengan scaper atau gosok dengan kertas gosok pada setiap bagian nadi kabel yang terkupas.
12
3.
Tempelkan menjadi satu bagianbagian
kabel
terkupas
yang
kemudian
diputar
dengan tang kombinasi dengan rapi
dan
kuat
yang.ditunjukkan
seperti gambar
dipotong
disamping ini: 4.
Rapikan hasil sambungan dengan memotong kelebihan kabel sesuai dengan ukuran lasdop seperti ditunjukkan gambar disamping ini.
5.
Tutup
hasil
samabungan
dengan
seperti di- tunjukkan gambar
lasdop
disam- ping
ini:
Tes Formatif 2: 1.
Sebelum dilakukan penyambungan, apakah yang perlu dilakukan setela h kabel di kupas?
2.
Kapan kita menyambung kabel bentuk ekor babi?
Kunci Jawaban Tes Formatif 2 : 1.
Digosok/dibersihkan.
2.
Pada instalasi yang menggunakan kotak sambung (T dos).
Lembar Kerja 1: Laksanakanlah penyambungan bentuk ekor babi dengan benar dan rapi! Alat dan Bahan : 1. Penggaris baja / Mistar ukur
1 buah
2. Tang kombinasi
2 buah
3. Tang pengupas
1 buah
4. Tang potong
1 buah
5. Scaper / Kertas gosok
1 buah
6. Kabel NYA 20 Cm
2 buah
7. Busur
1 buah
8. Pisau
1 buah
13
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3.
1.
Gunakan pakaian praktek.
2.
Baca dan pahami petunjuk atau langkah kerja.
3.
Gunakan perlatan sesuai dengan fungsinya.
4.
Hati-hati dalam menggunakan peralatan tangan.
KEGIATAN BELAJAR 3 :
MENYAMBUNG KABEL CARA PUNTIR
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 3: Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 3, diharapkan anda dapat: -
Menyambung kabel cara puntir
Uraian Materi 3: Menyambung cara mempunyai
puntir
ialah
tingkat kesulitan
cara
diatas
menyambung
penyambungan
kabel
cara
ekor
yang babi.
Sambungan ini digunakan untuk menyambung antara dua kabel yang berbentuk satu garis lurus . Menyambung cara puntir ini dibedakan menjadi dua jenis yaitu sambungan bell hangers dan sambungan western union. Perbedaan dari kedua bentuk sambungan puntir tersebut terletak pada jumlah puntirannya, sedangkan cara menyambungnya adalah sama. Sambungan ini digunakan untuk menyambung kabel yang kurang panjang. Penyambungan cara ini sering dijumpai pada pekerjaan instalasi penerangan dalam rumah.
Bentuk sambungan ditunjukkan seperti gambar dibawah ini: a.
bentuk sambungan puntir Bell hangers,
b.
bentuk sambungan puntir Western union,
14
TUGAS 2 :
Laksanakanlah penyambungan bentuk puntir :
Alat dan Bahan: 1.
Penggaris baja/Mistar ukur
1 buah
2.
Tang kombinasi
2 buah
3.
Tang pengupas
1 buah
4.
Tang potong
1 buah
5.
Scaper/Kertas gosok
1 buah
6.
Kabel NYA 30 Cm
2 buah
7.
Busur
1 buah
8.
Pisau
1 buah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1.
Gunakan pakaian praktek.
2.
Baca dan pahami petunjuk atau langkah kerja.
3.
Gunakan perlatan sesuai dengan fungsinya.
4.
Hati-hati dalam menggunakan peralatan tangan.
Langkah Kerja 1.
Kupas masing-masing kabel NYA sepanjang 15 Cm dari salah satu ujungnya
dengan
menggunakan
pisau
atau
tang
pengupas seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini:
2.
Bersihkan dengan scaper atau gosok dengan kertas gosok ada bagian kabel yang terkupas.
3.
Tempelkan jadi satu bagian-bagian kabel yang terkupas kemudian dipuntir pakai tang kombinasi dengan arah yang berlawanan kekiri dan kekanan dengan kuat seperti ditunjukkan gambar dibawah ini:
15
4.
Rapikan hasil sambungan dengan memotong kelebihan kabel sesuai dengan kebutuhan seperti ditunjukkan gambar dibawah ini:
Gambar sambungan "bell hanaers'
5.
Tutup hasil sambungan dengan isolasi, secara rapi.
Tes Formatif 3: 1.
Dimanakah letak perbedaan sambungan puntir jenis Bell Hangers dan Western Union.
2.
Kapan kita menyambung kawat/kabel dengan cara puntir.
Kunci Jawaban Tes Formatif 3 : 1.
Perbedaan Bell Hangers dengan Western Union terletak pada jumlah puntiran.
2.
Saat menyambung kabel yang jarak rool sekat/tiang penyanggahnya terlalu jauh.
Lembar Kerja 2 : Lakukan dua cara sambungan puntir jenis Bell Hangers dan Western Union.dengan menggunakan alat dan bahan berikut:
1.
Penggaris baja/Mistar ukur
1 buah
2. Tang kombinasi
2 buah
3. Tang pengupas
1 buah
4. Tang potong
1 buah
5. Scaper/Kertas gosok
1 buah
6.
2 buah
Kabel NYA 30 Cm
7. Busur
1 buah
8. Pisau
1 buah
16
Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1.
Gunakan pakaian praktek.
2.
Baca dan pahami petunjuk atau langkah kerja.
3.
Gunakan perlatan sesuai dengan fungsinya.
4.
Hati-hati dalam menggunakan peralatan tangan.
Langkah Kerja 1.
Kupas masing-masing kabel NYA sepanjang 15 Cm dari salah satu ujungnya dengan menggunakan pisau atau tang pengupas.
2.
Bersihkan dengan scaper atau gosok dengan kertas gosok pada bagian kabel yang terkupas.
3. Tempelkan jadi satu bagian-bagian kabel yang terkupas kemudian dipuntir pakai tang kombinasi dengan arah yang berlawanan kekiri dan kekanan dengan kuat. 4.
Rapikan hasil sambungan dengan memotong kelebihan kabel sesuai dengan kebutuhan.
5.
4.
Tutup hasil sambungan dengan isolasi, secara rapi.
KEGIATAN BELAJAR 4:
MENYAMBUNG KABEL CARA BOLAK BALIK (TURN BACK)
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 4: Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 4, diharapkan anda dapat: -
Menyambung kabel cara bolak-balik (turn back)
Uraian Materi 4: Menyambung
cara
bolak
balik
ini
dimaksudkan
untuk
mendapatkan
sambungan yang lebih kuat terhadap rentangan maupun tarikan. Umumnya kabel
yang
digunakan
untuk
sambungan
ini
adalah
kabel dengan
penampang 4 mm 2 karena mudah ditekuk dan dipuntir dengan tangan.
Untuk kabel yang ukuran lebih besar dilakukan dengan cara sambungan bolak balik “Britannia“ atau dengan model sambungan “Scarf“. Bentuk sambungan ditunjukkan seperti gambar dibawah ini: 17
a.
Bentuk sambungan bolak balik.
c.
Bentuk sambungan Scarf.
TUGAS 3 :
b. Bentuk sambungan Britannia.
Laksanakanlah penyambungan kabel bentuk bolak balik dengan alat dan bahan sebagai berikut:
1. Penggaris baja/Mistar ukur
1 buah
2. Tang kombinasi
2 buah
3. Tang pengupas
1 buah
4. Tang potong
1 buah
5. Scaper/Kertas gosok
1 buah
6. Kabel NYA 20 Cm
2 buah
7. Busur
1 buah
8. Pisau
1 buah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1.
Gunakan pakaian praktek.
2.
Baca dan pahami petunjuk atau langkah kerja.
3.
Gunakan perlatan sesuai dengan fungsinya.
4.
Hati-hati dalam menggunakan peralatan tangan.
Langkah Kerja 1.
Kupas masing-masing kabel NYA sepanjang 15 Cm dari salah satu ujungnya
dengan menggunakan
pisau atau tang pengupas seperti ditunjukkan gambar disamping ini:
18
2.
Bersihkan
dengan
scaper
atau
gosok dengan kertas gosok pada bagian kabel yang terkupas. 3.
Tempelkan jadi satu bagian-bagian kabel yang
terkupas
kemudian
dipuntir pakai tang kombinasi dengan arah yang
berlawanan
kekanan
dengan
kekiri
kuat
dan
seperti
ditunjukkan pada gambar disamping ini: 4.
Rapikan hasil sambungan dengan memotong kelebihan kabel sesuai dengan kebutuhan seperti ditunjukkan pada gambar disamping ini:
5.
Tutup hasil sambungan dengan isolasi.
Tes Formatif 4 : 1.
Jelaskan bagaimana cara menyambung kabel bentuk Britannia.
2.
Jelaskan cara menyambung kabel bentuk Scarf.
Kunci Jawaban Tes Formatif 4 : 1.
Cara menyambung kabel bentuk Britannia adala h: a.
Kabel dikupas pada salah satu ujungnya sepanjang 15 cm,
b.
Digosok dibersihkan,
c.
kabel yang akan disambung saling ditempelkan melekat,
d.
Di ikat dengan inti kabel yang lain dengan kuat seperti tampak pada gambar disamping ini.
2.
Cara menyambung kabel bentuk Scraf adalah: a.
kabel dikupas pada salah satu ujungnya sepanjang 15 cm,
b.
digosok dibersihkan,
c.
kabel di potong arah melintang seperti ditunjukkan gambar di bawah ini:
19
d.
kabel yang akan di sambung saling di tempelkan melekat,
e.
di ikat dengan inti kabel yang lain dengan kuat seperti tampak pada gambar di bawah ini:
Lembar Kerja 3: Lakukan cara sambungan kabel bentuk Britannia.dengan alat dan bahan berikut: 1. Penggaris baja/Mistar ukur
1 buah
2. Tang kombinasi
2 buah
3. Tang pengupas
1 buah
4. Tang potong
1 buah
5. Scaper/Kertas gosok
1 buah
6. Kabel NYA 30 Cm
2 buah
7. Busur
1 buah
8. Pisau
1 buah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1.
Gunakan pakaian praktek.
2.
Baca dan pahami petunjuk atau langkah kerja.
3.
Gunakan perlatan sesuai dengan fungsinya.
4.
Hati-hati dalam menggunakan peralatan tangan.
Langkah Kerja 1.
Kupas masing-masing kabel NYA sepanjang 15 Cm dari salah satu ujungnya dengan menggunakan pisau atau tang pengupas.
2.
Bersihkan dengan scaper atau gosok dengan kertas gosok pada bagian kabel ya ng terkupas.
3.
Tempelkan jadi satu bagian-bagian kabel yang terkupas kemudian dipuntir pakai tang kombinasi dengan arah yang berlawanan kekiri dan kekanan dengan kuat.
4.
Rapikan hasil sambungan dengan memotong kelebihan kabel sesuai dengan kebutuhan.
5.
Tutup hasil sambungan dengan isolasi.
20
5.
KEGIATAN BELAJAR 5 :
MENYAMBUNG KABEL BERNADI BANYAK
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 5: Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 5, diharapkan siswa dapat: -
Menyambung kabel cara bernadi banyak
Uraian Materi 5: Menyambung kabel bernadi banyak tidak bisa dilakukan dengan cara-cara menyambung kabel bernadi tunggal seperti yang dipraktekkan diatas, sebab hasilnya tidak akan bagus dan tidak rapi. Untuk itu perlu cara khusus yaitu dengan menganyam sesuai dengan arah alurnya atau yang lebih dikenal dengan cara “Single Wrapped Cable Spice”. Bentuk sambungan kabel bernadi banyak ditunjukkan seperti gambar dibawah ini:
TUGAS 4 : Laksanakanlah kegiatan menyambung kabel yang bernadi banyak dengan menggunakan alat dan bahan berikut: 1. Penggaris baja/Mistar ukur
1 buah
2. Tang kombinasi
2 buah
3. Tang pengupas
1 buah
4. Tang potong
1 buah
5. Scaper/Kertas gosok
1 buah
6. Kabel NYF 30 Cm
2 buah
7. Busur
1 buah
8. Pisau
1 buah
21
Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1.
Gunakan pakaian praktek.
2.
Baca dan pahami petunjuk atau langkah kerja.
3.
Gunakan perlatan sesuai dengan fungsinya.
4.
Hati-hati dalam menggunakan peralatan tangan.
Langkah Kerja 1. Kupas masing -masing kabel NYF sepanjang 10 Cm dari salah satu ujungnya
dengan
menggunakan pengupas
pisau
seperti
atau
tang
ditunjukkan
gambar disamping ini:
2.
Uraikan dan beri tanda untuk memudahkan penyambungan seperti
ditunjukaan
gambar disamping ini:
3.
Bersihkan dengan cara scaper atau gosok dengan kertas gosok pada setiap bagian nadi kabel yang terkupas.
4.
Tempelkan jadi satu bagian-bagian kabel
yang terkupas
kemudian
dipuntir/dililit pakai tang kombinasi dengan
arah yang
berlawanan
kekiri dan kekanan dengan kuat seperti ditunjukkan pada gambar disamping ini. 5.
Rapikan hasil sambungan dengan memotong kelebihan kabel sesuai dengan kebutuhan seperti ditunjukkan gambar dibawah ini:
6.
Tutup hasil sambungan yang telah selesai dengan isolasi.
22
Tes Formatif 5: Penyambungan kabel yang bernadi banyak akan lebih kuat jika di sambung dengan cara apa? Kunci Jawaban Tes Formatif 5 : Dengan cara Single Wrapped Cable Spilce. Lembar Kerja 4: Lakukanlah penyambungan kabel yang bernadi banyak agar lebih kuat, dengan mepergunakan alat dan bahan berikut: 1. Penggaris baja/Mistar ukur
1 buah
2. Tang kombinasi
2 buah
3. Tang pengupas
1 buah
4. Tang potong
1 buah
5. Scaper/Kertas gosok
1 buah
6. Kabel NYA 30 Cm
2 buah
7. Busur
1 buah
8. Pisau
1 buah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1.
Gunakan pakaian praktek.
2.
Baca dan pahami petunjuk atau langkah kerja.
3.
Gunakan perlatan sesuai dengan fungsinya.
4.
Hati-hati dalam menggunakan peralatan tangan.
Langkah Kerja 1.
Kupas masing-masing kabel NYF sepanjang 10 Cm dari salah satu ujungnya.
2.
Uraikan dan beri tanda untuk memudahkan penyambungan.
3.
Bersihkan dengan cara scaper atau gosok dengan kertas gosok pada setiap bagian nadi kabel yang terkupas.
4.
Tempelkan jadi satu bagian-bagian kabel yang terkupas kemudian dipuntir/dililit pakai tang kombinasi dengan arah yang berlawanan kekiri dan kekanan dengan kuat.
5.
Rapikan hasil sambungan dengan memotong kelebihan kabel sesuai dengan kebutuhan.
6.
Tutup hasil sambungan yang telah selesai dengan isolasi.
23
6.
KEGIATAN BELAJAR 6 : MENCABANG KABEL DATAR (PLAIN JOINT)
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 6: Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 6, diharapkan siswa dapat: -
Mencabang kabel datar (plain joint)
Uraian Materi 6: Pada hantaran yang panjang, misalnya antara rol-rol sekat dapat dilakukan pencabangan tanpa harus memutus kabel utamanya, melainkan hanya dikupas kabelnya sepanjang kebutuhan. Bentuk pencabangan datar ini bisa untuk cabang tunggal (Single Plain joint) atau bisa juga dalam bentuk cabang ganda (Cross Plain Joint).
Bentuk pencabangan kabel ditunjukkan seperti gambar dibawah ini: a.
bentuk cabang tunggal (single plain joint)
b.
bentuk cabang silang empat (cross joint)
TUGAS 5 : Lakukanlah kegiatan membuat cabang tunggal (Single Plain joint) dengan alat dan bahan berikut: 1. Penggaris baja/Mistar ukur
1 buah
2. Tang kombinasi
2 buah
3. Tang pengupas
1 buah
4. Tang potong
1 buah
5. Scaper/Kertas gosok
1 buah
24
6. Kabel NYA 30 Cm
2 buah
7. Busur
1 buah
8. Pisau
1 buah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1.
Gunakan pakaian praktek.
2.
Baca dan pahami petunjuk atau langkah kerja.
3.
Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.
4.
Hati-hati dalam menggunakan peralatan tangan.
Langkah Kerja 1.
Kupas masing-masing kabel NYA sepanjang 5 Cm dari salah satu ujungnya
dengan
menggunakan pengupas
pisau
seperti
atau
tang
ditunjukkan
gambar disamping ini: 2.
Bersihkan dengan scaper atau gosok dengan kertas gosok pada setiap bagian nadi kabel yang terkupas.
3.
Tempelkan jadi satu bagianbagian kabel yang terkupas kemudian dipuntir /dililit pakai tang kombinasi dengan arah yang berlawanan kekiri dan kekanan dengan kuat seperti ditunjukkan
gambar
disam- ping ini: 4.
Rapikan hasil sambungan dengan memotong kelebihan kabel sesuai dengan kebutuhan seperti ditunjukkan gambar disamping ini:
5.
Tutup hasil sambungan dengan isolasi.
25
Tes Formatif 6 : 1.
Dimanakah pencabangan kabel datar ini biasa dilakukan.
2.
Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan agar keselamatan kerja terjamin.
Kunci Jawaban Tes Formatif 6 : 1.
Pencabangan kabel datar dilakukan saat mencabang kabel antar rool sekat dan bisa dilakukan di dalam kotak dos (T dos).
2.
Harus memenuhi persyaratan keselamatan berikut: Gunakan pakaian praktek. Baca dan pahami petunjuk atau langkah kerja. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya. Hati-hati dalam menggunakan peralatan tangan.
Lembar Kerja 5: 1. Dimanakah mencabang kabel harus dilakukan agar rapi dan aman? 2. Apakah yang biasa dipakai mengupas isolasi kabel bila anda tidak mempunyai tang pengupas?
7.
KEGIATAN BELAJAR 7 : MENCABANG KABEL SIMPUL (KNOTTED TAP JOINT)
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 7: Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 7, diharapkan siswa dapat: -
Mencabang kabel simpul (knotted tap joint)
Uraian Materi 7: Pencabangan
kabel
dengan
cara
ini
akan
menghasilkan
jenis
pencabangan kabel datar yang lebih kuat. Untuk itu bentuknya hampir menyerupai pencabangan datar. Bentuk pencabangan datar ini bisa untuk cabang simpul tunggal atau bisa juga dalam bentuk cabang simpul ganda. Bentuk pencabangan kabel ditunjukkan seperti gambar dibawah ini:
26
a.
Bentuk cabang simpul tunggal
b.
bentuk cabang simpul ganda
TUGAS 6 :
Laksanakanlah
kegiatan
pencabangan
kabel
dengan
menggunakan simpul.dengan menggunakan alat dan bahan berikut: 1. Penggaris baja/Mistar ukur
1 buah
2. Tang kombinasi
2 buah
3. Tang pengupas
1 buah
4. Tang potong
1 buah
5. Scaper/Kertas gosok
1 buah
6. Kabel NYA 30 Cm
2 buah
7. Busur
1 buah
8. Pisau
1 buah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1.
Gunakan pakaian praktek.
2.
Baca dan pahami petunjuk atau langkah kerja.
3.
Gunakan perlatan sesuai dengan fungsinya.
4.
Hati-hati dalam menggunakan peralatan tangan.
Langkah Kerja 1.
Kupas
masing-m as in g
kabel
NYA
sepanjang 5 Cm dari salah satu ujungnya dengan pengupas
menggunakan seperti
pisau atau tang
ditunjukkan
disamping ini:
27
gambar
2.
Bersihkan
dengan
scaper
atau
gosok
dengan kertas gosok pada setiap bagian nadi kabel yang terkupas. 4.
Tempelkan jadi satu bagian-bagian kabel yang
terkupas
kemudian
dipuntir
/dililit
pakai tang kombinasi dengan arah yang berlawanan kekiri dan kekanan dengan kuat seperti ditun jukkan gambar diatas. 5.
Rapikan
hasil
sambungan
dengan
memotong kelebihan kabel sesuai dengan kebutuhan seperti ditunjuk- kan gambar disamping. 6.
Tutup hasil sambungan dengan isolasi.
Tes Formatif 7 : Bagaimana cara mencabang kabel ganda yang lebih kuat.
Kunci Jawaban Tes Formatif 7 : Pencabangan kabel yang kuat untuk kabel bernadi banyak dapat dilakukan dengan cara “ Duplex Cross Joint “.
Lembar Kerja 6: a.
Dimanakah mencabang kabel ganda harus dilakukan agar rapi dan aman?
b.
Apakah mencabang kabel bernadi banyak dapat dilakukan dengan Knotted tap joint?
28
BAB III EVALUASI
Agar
dapat
menilai
kemampuan
siswa
didik
setelah
menerima
pembelajaran modul ini, maka siswa didik perlu diberikan soal-soal evaluasi.
SOAL EVALUASI (TES TERTULIS) :
1.
Betulkah bahwa kabel jenis NYA dan kabel jenis NGA keduanya bernadi tunggal?
2.
Cara mengupas “Armwrod cable“ menggunakan apa untuk menghilangkan perisainya. Dan dengan memakai apa menghilangkan isolasinya.
3.
Jika pada satu tempat terdapat dua pencabangan, maka disebut. apa?
4.
Susunan lapisan isolasi persambungan kawat sebaiknya dibuat bagaimana?
5.
Gambarkan hasil dari sambungan: a.
ekor babi,
b.
puntir jenis Bell Hangers,
c.
puntir jenis Western Union,
d.
sambungan bolak balik,
e.
sambungan Britannia,
f.
sambungan Scarf,
g.
sambungan single Wrapped Caple Slice,
h.
pencabangan Plain Cross Joint,
i.
knotted Tap Joint.
KUNCI SOAL EVALUASI : 1.
Kabel NGA dan kabel NYA sama-sama kabel bernadi satu (tunggal).
2. Mengupas lapisan terluas dengan gergaji besi untuk menghilangkan/ memotong perisainya. Dan di kupas dengan tang pengupas atau pisau untuk mengupas isolasinya. 3.
Disebut pencabangan silang empat (Plain Cross Joint).
4.
Tebalnya sama dengan tebal sambungannya.
5.
Gambarkan hasil dari sambungan adalah:
29
a.
ekor babi, dipotong
b.
puntir jenis Bell Hangers,
c.
puntir jenis Western Union,
d.
sambungan bolak balik,
e.
sambungan Britannia,
f.
sambungan Scraf,
g.
sambungan Single Wrapped Cable Slice,
h.
pencabangan Plain Cross Joint,
30
i.
knotted Tap Joint.
KRITERIA KEBERHASILAN.
No
Kriteria
Skor -
Bobot
1.
Persiapan Kerja
2.
Langkah Kerja
2
3.
Ketelitian
3
4.
Kerapian
2
5.
Keselamatan Kerja
1
6.
Waktu
1
Faktor
Keterangan
1
Nilai Akhir
Catatan: siswa dinyatakan berhasil, jika memperoleh nilai akhir 7,0.
31
BAB IV PENUTUP
Upaya menyiapkan tenaga menengah kejuruan untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga pelaksana di bengkel atau di industri, dalam kenyataannya sekarang ini sangat dipengaruhi oleh persaingan yang sangat
ketat baik di dalam negeri maupun di luar
negeri. Karena setiap pengusaha akan bersaing dalam kualitas produksinya yang dilaksanakan
sehingga menghasilkan barang
berdasarkan kebutuhan pasar dengan
harga yang bersaing. Dalam hal ini maka untuk menjawab tantangan tersebut setiap orang yang akan terlibat di dalam proses produksi harus mampu dan mempunyai KOMPETENSI yang dikuasai, diakui, sedangkan untuk memperoleh kompetensi tersebut harus melalui pendidikan dan pelatihan di institusi/sekolah kejuruan . Salah satu perangkat pembelajaran diklat kompetensi adalah buku MODUL, yang diharapkan dengan mempelajari buku modul ini peserta didik/siswa akan dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan dasar yang harus dikuasai untuk mengikuti UJI KOMPETENSI yang dikukuhkan dengan suatu sertifikat kompetensi sebagai pengakuan atas kompetensi yang dikuasai peserta didik/sisiwa. Semoga buku modul ini bermanfaat bagi yang memerlukannya.
32
DAFTAR PUSTAKA
1.
F. Suyatmo, “Tehnik Listrik Instalasi Penerangan”, 1985, Bandung: Alumni.
2.
Instalasi Listrik Arus Kuat 1, P. Van Harten, Ir. E. Setiawan.
3.
Instalasi Tjahaya dan Tenaga djilid A. Moh. Hidayat.
4.
P. Van. Harten, Ir. E. Setiawan, “Instalasi Listrik Arus Kuat 1”, Bandung: Binacipta 1981.
5.
Petunjuk
Praktek
Listrik
1,
Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan,
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, 1979. 6.
Supaat, “Dasar -dasar Instalasi Listrik”, Jakarta, 1996.
7.
Tim Kurikulum SMK Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan ITS, “Menyambung dan Mencabang Kabel”, Bagian Proyek Pengembangan Kurikulum Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, 2003.
33