MODUL HASIL PENYELARASAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SESUAI KEBUTUHAN INDUSTRI
KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PEMELIHARAAN MEKANIK INDUSTRI
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN PUSAT PENDIDIKAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan modul hasil penyelarasan Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sesuai kebutuhan kompetensi di industri Kegiatan penyelarasan kurikulum dan silabi ini dilakukan sebagai tindak lanjut atas Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia. Modul ini berisi materi kompetensi sisipan yang dibutuhkan oleh industri sebagai pelengkap atas materi pembelajaran yang telah diberikan selama ini kepada peserta didik di SMK. Untuk mencapai kompetensi yang sesuai kebutuhan industri tersebut, pembelajaran dengan modul ini dilaksanakan dengan sistem modular, yaitu pembelajaran diselesaikan untuk satu materi pembelajaran sebelum dilanjutkaan pada materi pembelajaran berikutnya. Penyusunan modul ini melibatkan berbagai pihak yang terkait, mulai dari praktisi pada sektor industri; guru SMK di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; serta guru dan dosen unit pendidikan di lingkungan Kementerian Perindustrian. Modul ini merupakan pelengkap bahan ajar pada SMK-SMK yang terkait sehingga kemampuan peserta didik dapat sesuai dengan kebutuhan di sektor industri, Akhir kata, semoga modul ini dapat meringankan tugas guru dalam mengajar serta mempermudah peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan oleh industri. Kami menyadari bahwa modul ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan masukan dari para pemangku kepentingan, khususnya para praktisi di sektor industri.
Juni 2017 Tim Penyusun Modul Penyelarasan Kurikulum dan Silabi Pusdiklat Industri
MODUL FUNGSI DAN MEKANISME KERJA MESIN BUBUT DAN MESIN FRAIS
ii
DAFTAR ISI
Daftar Isi ................................................................................................................
iii
Peta Kedudukan Modul..........................................................................................
v
Peristilahan/Glosarium ...........................................................................................
vii
I.
II.
Pendahuluan ...............................................................................................
1
A.
Deskripsi Judul.........................................................................................
1
B.
Prasyarat ...............................................................................................
1
C. Petunjuk Penggunaan Modul .................................................................
2
D. Tujuan....................................................................................................
2
E.
Kompetensi ............................................................................................
3
F.
Cek Kemampuan ...................................................................................
3
Pembelajaran ..............................................................................................
4
A.
Rencana Belajar Siswa/Peserta Didik ....................................................
4
B.
Kegiatan Belajar ....................................................................................
5
Kegiatan Belajar 1 : Fungsi Bagian-Bagian Mesin Bubut ...................
5
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1................................................
5
Uraian Materi 1 ...........................................................................
5
Tes Formatif 1 ............................................................................
26
Kunci Jawaban Tes Formatif 1 ...................................................
26
Lembar Kerja 1 ...........................................................................
31
Kegiatan Belajar 2 : Mekanisme Kerja Mesin Bubut ..........................
33
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2................................................
33
Uraian Materi 2 ...........................................................................
33
Tes Formatif 2 ............................................................................
35
Kunci Jawaban Tes Formatif 2 ...................................................
35
Lembar Kerja 2 ...........................................................................
36
Kegiatan Belajar 3 : Fungsi Bagian-bagian Mesin Frais.....................
37
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 3................................................
37
Uraian Materi 3 ...........................................................................
37
Tes Formatif 3 ............................................................................
45
Kunci Jawaban Tes Formatif 3 ...................................................
46
Lembar Kerja 3 ...........................................................................
47
iii
Kegiatan Belajar 4 : Mekanisme Kerja Mesin Frais ...........................
49
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 4 ...............................................
49
Uraian Materi 4 ..........................................................................
49
Tes Formatif 4 ............................................................................
56
Kunci Jawaban Tes Formatif 4 ...................................................
56
Lembar Kerja 4 ..........................................................................
56
Evaluasi ......................................................................................................
57
A.
Tes Tertulis ...........................................................................................
57
B.
Tes Praktik ............................................................................................
64
Penutup.......................................................................................................
67
Daftar Pustaka .....................................................................................................
68
III.
IV.
iv
PETA KEDUDUKAN MODUL
Diagram ini menunjukkan tahapan atau tata urutan modul-modul Unit Kompetensi yang akan dipergunakan dalam pelatihan para peserta didik dalam kurun waktu 3 tahun dan kemungkinan multiexit-entry yang dapat diterapkan. MODUL UNIT KOMPETENSI
M
M
M -
-
SERTIFIKAT M 18.55A
M 18.6A
M. 7.8A
M. 7.7A
SMK
M. 9.3A
M. 7.6A
M. 7.5A
SERTIFIKAT M. 9.1A
M.9.2A
M..25C11
M.18.3A
M.18.2A
M.18.1A
Kedudukan Modul
I
Unit kompetensi prasyarat
NAMA UNIT KOMPETENSI
KODE
NO
KODE MODUL
1.
M.18.1A
2.
M.18.2A
3.
M.18.3A
4.
M.25C11A
Mengukur Menggunakan Alat Ukur
M..25C11
5.
M.9.1A
Menggambar dan Membaca Sketsa
M. 9.1A
Menggunakan Perkakas Tangan Menggunakan Perkakas Tangan Bertenaga
KOMPETENSI M.18.1A M.18.2A M.18.3A
v
KODE MODUL
6.
M.9.2A
Membaca Gambar teknik
M. 7.5A
7.
M.9.3A
Mempersiapkan Gambar Teknik Dasar
M. 9.3A
8.
M.7.5A
Bekerja dengan Mesin Umum
M. 7.5A
9.
M. 7.6A
10.
M. 7.7A
11.
M.7.8A
12.
M.18.55A
13.
M.18.6A
14.
M.18.20A
15.
M.18.21A
16.
OPKR 20-0173
NAMA UNIT KOMPETENSI
KODE
NO
Melakukan Pekerjaaan dengan Mesin Bubut Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Gerinda Membongkar, Mengganti, dan Merakit Komponen Mesin Membongkar/memperbaiki/mengganti/ merakit dan memasang komponen Memelihara komponen sistem hidrolik Pemeliharaan dan Perbaikan Sistem Hidrolik Pemeliharaan Servis Sistem Bahan Bakar Diesel
vi
KOMPETENSI
M. 7.6A
M. 7.7A
M.7.8A
M.18.55A
M.18.20A M.18.20A M.18.21A
OPKR 20-017-3
PERISTILAHAN / GLOSARIUM
Kompetensi : Kemampuan seseorang yang dapat diobservasi yang mencakup atas
pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar kinerja yang ditetapkan . Standar Kompetensi : Kesepakatan tentang Kompetensi yang diperlukan pada suatu
bidang
pekerjaan oleh oleh seluruh stake holder di bidangnya, bidangnya, atau perumusan perumusan tentan tentang g
kemampuan yang harus dimiliki dimiliki seseorang untuk melakukan melakukan tugas atau pekerjaan pekerjaan yang didasari atas pengetahuan keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan kinerja yang dipersyaratkan. Unit Kompetensi : Uraian fungsi dan tugas atau pekerjaan yang mendukung tercapainya
standar Kompetensi. Sub unit Kompetensi : Sejumlah fungsi tugas atau pekerjaan yang mendukung
ketercapaian unit kompetensi dan merupakan aktifitas yang dapat diamati. Kriteria kinerja : Pernyataan sejauh mana sub kompetensi yang dipersyaratkan tersebut
terukur berdasarkan pada tingkat yang diinginkan . Acuan penilaian : Pernyataan kondisi dan konteks penilaian sebagai acuan dalam
melaksanakan penilaian . Kompetensi kunci : Kemampuan kunci atau generic yang
dibutuhkan untuk
menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan. Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan. (K3L) : Peraturan –peraturan yang
berlaku berdasarkan pada landasan hukum yang berkaitan dengan aktifitas di lingkungan kerja, bengkel, bengkel, dan industri secara secara spesifik spesifik maupun umum : SOP (Standard Operational Procedure) : Lembaran informasi berisikan prosedur
pengerjaan, peraturan dan kebijakan untuk setiap jenis pekerjaan yang dibuat oleh badan khusus/perusahaan sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan yang harus ditaati. Buku Manual/Pedoman Pemakaian : Buku berisi informasi tentang, spesifikasi,
pelayanan/pemakaian,
perawatan,
mengatasi
masalah,
dan
daftar/gambar
rakitan/instalasi rakitan/instalasi komponen untuk mesin, diesel, boiler, dan lain-lain sebagainya.
vii
viii
BAB I PENDAHULUAN
A.
DISKRIPSI JUDUL
Pekerjaan mengidentifikasi fungsi dan mekanisme kerja mesin bubut dan mesin frais adalah merupakan bagian dari pekerjaan pemeliharaan mekanik industri. Untuk itu pada pekerjaan ini siswa diharapkan dapat melakukan dan menguasai dengan benar karena akan menun menunjang jang pad pada a proses pembelajaran berikutnya. Modul fungsi dan mekanisme kerja mesin bubut dan mesin frais merupakan salah satu bentuk dan alat bantu ajar yang dapat digunakan baik di kelas maupun untuk bengkel pada saat siswa melakukan praktek.
Dengan
modul ini maka diharapkan dapat dapat meningkatkan efisiensi efisiensi dan efektifitas proses proses belajar mengajar yang berorientasi pada proses pembelajaran tuntas. Dengan menjadi
modul
terprogram
dan
ini
diharapkan
terencana
untuk
proses
belajar
meningkatkan
mengajar
akan
pengetahuan
dan
keterampilan pada peserta didik.
B. PRASYARAT
Sebelum mengidentifikasi fungsi dan mekanisme kerja mesin bubut dan mesin frais, siswa sudah menguasai materi-materi dengan alur sebagai berikut :
DIAGRAM PRASYARAT DAN ALUR PENCAPAIAN KOMPETENSI
M18.1A
M18.55A
M18.2A M7.6A
M18.6A
M7.7A
M.18.20A
M7.8A
M18.21A
M1.3FA M18.3A M7.5A M1.2FA M9.1A M1.3FA M9.2A M9.3A M1.4FA
M2.5C11 A
OPKR20-17B
1
C.
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Langkah - langkah yang harus dilakukan untuk mempelajari modul ini: a.
Bagi siswa atau peserta didik:
1.
Bacalah tujuan antara dan tujuan akhir dengan seksama,
2.
Bacalah Uraian Materi pada setiap kegiatan belajar dengan seksama sebagai teori penunjang,
3.
Baca dan ikuti langkah kerja yang ada pada modul ini pada tiap proses pembelajaran sebelum melakukan atau mempraktekkan,
4.
Persiapkan alat dan bahan yang digunakan pada setiap kegiatan belajar yang sesuai dan benar,
5.
Jawablah setiap pertanyaan pada tes formatif untuk masing- masing kegiatan
belajar,
cocokkan
dengan
kunci
jawaban
yang
telah
tersedia pada kunci jawaban, 6. Jawablah pertanyaan pada soal evaluasi dan cocokkan dengan kunci jawaban yang telah tersedia pada kunci jawaban. b.
Bagi guru pembina / pembimbing:
1.
Dengan mengikuti penjelasan didalam modul ini, susunlah tahapan penyelesaian yang diberikan kepada siswa/peserta didik.
2.
Berikanlah penjelasan mengenai peranan dan pentingnya materi dari modul ini.
3.
Berikanlah penjelasan serinci mungkin pada setiap tahapan tugas yang diberikan kepada siswa.
4.
Berilah contoh gambar-gambar atau barang yang sudah jadi, untuk memberikan wawasan kepada siswa.
5.
Lakukan evaluasi pada setiap akhir penyelesaian tahapan tugas.
6. Berilah penghargaan kepada siswa didik yang setimpal dengan hasil karyanya.
D. TUJUAN 1.
Tujuan Antara
1.
Peserta didik/siswa dapat mengidentifikasi fungsi dan mekanisme kerja mesin bubut dengan benar.
2.
Peserta didik/siswa dapat mengidentifikasi fungsi dan mekanisme kerja mesin frais dengan benar.
2
2. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari modul ini peserta didik / siswa dapat: 1. Mengidentifikasi fungsi bagian-bagian mesin bubut, 2. Mengidentifikasi mekanisme kerja mesin bubut, 3. Mengidentifikasi fungsi bagian-bagian mesin frais, 4 . M engidentifikasi mekanisme kerja mesin frais,
E.
KOMPETENSI
Dengan menguasai modul ini diharapkan peserta / siswa didik dapat mengidentifikasi fungsi dan mekanisme kerja mesin bubut dan mesin frais serta melaksanakan start up dan shut down mesin bubut dan frais.
F.
CEK KEMAMPUAN
Pada awal pembelajaran siswa didik diberi tugas untuk mengidentifikasi fungsi dan mekanisme kerja mesin bubut dan mesin frais. Apabila siswa telah dapat melaksanakan tugas tersebut dengan benar, aman dan rapi maka siswa yang bersangkutan sudah dapat ujian, dan tidak perlu mengkuti modul ini serta diperbolehkan langsung mengikuti modul berikutnya.
3
BAB II PEMBELAJARAN
A.
RENCANA BELAJAR SISWA/PESERTA DIDIK
Jenis Kegiatan
Tanggal
Waktu Jam
Tempat Belajar
1. Mengidentifikasi fungsi bagianbagian mesin bubut
Workshop/ Bengkel
Tes formatif 1
Workshop/ Bengkel Workshop/ Bengkel
2. Mengidentifikasi mekanisme kerja mesin bubut Tes formatif 2
Workshop/ Bengkel
3. Mengidentifikasi fungsi bagianbagian mesin frais Tes formatif 3
Workshop/ Bengkel
4. Mengidentifikasi mekanisme mesin frais
Workshop/ Bengkel
Tes formatif 4
Workshop/ Bengkel
Workshop/ Bengkel
Workshop/ Bengkel
EVALUASI
4
Alasan Perubahan
Tanda Tangan Guru
B.
KEGIATAN BELAJAR : 1.
KEGIATAN BELAJAR 1 : FUNGSI BAGIAN-BAGIAN MESIN BUBUT
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1:
Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 1, diharapkan anda dapat: -
Mengidentifikasi bagian-bagian mesin bubut
-
Mengidentifikasi fungsi bagian-bagian mesin bubut
Uraian Materi 1:
Mesin bubut standar merupakan salah satu jenis mesin yang paling banyak digunakan pada bengkel-bengkel pemesinan baik itu di industri manufaktur, lembaga pendidikan kejuruan dan lembaga dikat atau pelatihan. Fungsi mesin bubut standar pada prinsipnya sama dengan mesin bubut lainnya, yaitu untuk: membubut muka/ facing, rata lurus/ bertingkat, tirus, alur, ulir, bentuk, mengebor, memperbesar lubang, mengkartel, memotong dan lain-lain. A. Bagian-bagian Utama Mesin Bubut Standar
Untuk dapat digunakan secara maksimal, mesin bubut standar harus memilki bagian-bagian utama yang standar. Bagian-bagian mesin bubut standar diantaranya: 1.
Kepala Tetap (Head Stock )
5
Kepala tetap ( head stock ), terdapat spindle utama mesin yang berfungsi sebagai dudukan beberapa perlengkapan mesin bubut diantaranya: cekam (chuck), kollet (collet ), senter tetap, atau pelat pembawa rata ( face plate) dan pelat pembawa berekor ( driving plate). Alat-alat perlengkapan
tersebut dipasang pada spindel mesin berfungsi sebagai pengikat atau penahan benda kerja yang akan dikerjakan pada mesin bubut. Di dalam konstruksi kepala tetap, terdapat roda pully yang dihubungkan dengan motor penggerak. Dengan tumpuan poros dan mekanik lainnya, pully dihubungkan dengan poros spindel dan beberapa susunan transmisi mekanik dalam gear box . Susunan transmisi mekanik dalam gear box tersebut terdapat beberapa komponen diantarnya, roda gigi berikut poros tumpuannya, lengan penggeser posisi roda gigi dan susunan mekanik lainnya yang berfungsi sebagai pengatur kecepatan putaran mesin, kecepatan pemakanan dan arah pemakanan. Susunan transmisi mekanik didalam gear box , dihubungkan dengan beberapa tuas/ handel dibagian sisi luarnya, yang rancangan atau didesainnya dibuat sedemikan rupa agar seorang operator mudah dan praktis untuk menjanggkau dalam rangka menggunakan/ mengatur dan merubah tuas/ handel tersebut sesuai dengan kebutuhannya.
Setiap mesin bubut dengan merk atau pabrikan yang berbeda, pada umumnya memiliki posisi dan konstruksi tuas/ handel yang berberbeda pula walaupun pada prinsipnya memiliki fungsi yang sama. Contoh pada jenis mesin bubut standar “Celtic 14“, dapat memperoleh putaran mesin
yang berbeda-beda apabila hubungan diantara roda gigi diadalamnya diubah-ubah men ggunakan tuas pengatur kecepatan putaran yaitu “A” (kerja tunggal) dan “B” (kerja ganda). Putaran cepat (tinggi) biasanya
6
dilakukan pada kerja tunggal, yaitu diperlukan untuk pembubutan dengan tenaga ringan atau pemakanan kecil (finising), sedangkan putaran lambat dilakukan pada kerja ganda. yaitu diperlukan untuk membubut dengan tenaga besar dan sayatan tebal (pengasaran). Sedangkan tuas “C dan D”
berfungsi mengatur kecepatan putaran transportir yang berhubungan dengan kehalusan pembubutan dan jenis ulir yang akan dibuat (dapat dilihat pada pelat tabel pembubutan dan ulir). 2.
Kepala Lepas ( Tail Stock ) Kepala lepas ( tail stock ) digunakan sebagai dudukan senter putar ( rotary centre), senter tetap, cekam bor ( chuck drill ) dan mata bor bertangkai tirus
yang pemasanganya dimasukkan pada lubang tirus (sleeve) kepala lepas. Senter putar (rotary centre) atau senter tetap dipasang pada kepala lepas dengan tujuan untuk mendukung ujung benda kerja agar putarannya stabil, sedangkan cekam bor atau mata bor dipasang pada kepala lepas dengan tujuan untuk proses pengeboran. Untuk dapat melakukan dorongan senter tetap/ senter putar pada saat digunakan untuk menahan benda kerja dan melakukan
pengeboran
pada
kedalaman
tertentu
sesuai
tuntutan
pekerjaan, kepala lepas dilengkapai roda putar yang disertai sekala garis ukur (nonius) dengan ketelitian tertentu, yaitu antara 0,01 s.d 0,05 mm.
7
Kepala lepas ini dapat digeser sepanjang alas (bed) mesin. Tinggi senter kepala lepas sama dengan tinggi senter kepala tetap. Kepala lepas ini terdiri dari dua bagian yaitu alas dan badan, yang diikat dengan 2 baut pengikat yang dapat digeser untuk keperluan kedua senter sepusat, atau tidak sepusat yaitu pada waktu membubut tirusan tinggi senter kepala tetap. Kepala lepas ini terdiri dari dua bagian yaitu alas dan badan, yang diikat dengan 2 baut pengikat yang dapat digeser untuk keperluan kedua senter sepusat, atau tidak sepusat yaitu pada waktu membubut tirus 3.
Alas/ Meja Mesin ( Bed machine) Alas/ meja mesin bubut digunakan sebagai tempat kedudukan kepala lepas, eretan, penyangga diam ( steady rest ) dan merupakan tumpuan gaya pemakanan pada waktu pembubutan. Bentuk alas/ meja mesin bubut bermacam-macam, ada yang datar dan ada yang salah satu atau kedua sisinya mempunyai ketinggian tertentu. Selain itu, alat/ meja mesin bubut memilki permukaannya yang sangat halus, rata dan kedataran serta kesejajaranya dengan ketelitian sangat tinggi, sehingga gerakan kepala lepas dan eretan memanjang diatasnya pada saat melakukan penyayatan dapat berjalan lancar dan stabil sehingga dapat menghasilkan pembubutan yang presisi. Apabila alas ini sudah aus atau rusak, akan mengakibatkan hasil
pembubutan
yang
tidak
baik
atau
sulit
mendapatkan
hasil
pembubutan yang sejajar.
4.
Eretan (carriage) Eretan (carriage), terdiri dari tiga bagian/ elemen diantaranya: Petama: Eretan memanjang/ eretan alas ( longitudinal carriage ) berfungsi untuk melakukan gerakan pemakanan arah memanjang mendekati atau menajaui spindle mesin, secara manual atau otomatis sepanjang meja/
8
alas mesin dan sekaligus sebagai dudukan eretan melintang. Kedua: Eretan melintang ( cross carriage/ cross slide) berfungsi untuk melakukan gerakan pemakanan arah melintang mendekati atau menjaui sumbu senter, secara manual/ otomatis dan sekaligus sebagai dudukan eretan atas. Ketiga: Eretan atas/ eretan kombinasi ( top carriage/ compound slide) terlihat pada berfungsi untuk melakukan pemakanan secara manual kearah sudut
yang
dikehendaki
sesuai
penyetelannya.
Bila
dilihat
dari
konstruksinya, eretan melintang bertumpu pada ertan memanjang dan eretan atas bertumpu pada eretan melintang. Dengan demikian apabila eretan memanjang digerakkan, maka eretan melintang dan eretan atas juga ikut bergerak/ bergeser.
Pada eretan memanjang dan melintang, dalam memberikan pemakanan dan mengatur kecepatan pemakanan dapat diatur menggunakan skala garis ukur (nonius) yang memiliki ketelitian tertentu yang terdapat pada roda pemutarnya. Pada umumnya untuk eretan memanjang memilki ketelitian skala garis ukurnya lebih kasar bila dibandingkan dengan ketelitian skala garis ukur pada eretan melintang, yaitu antara 0,1 s.d 0,5 mm dan untuk eretan melintang antara 0,01 s.d 0,05 mm. Skala garis ukur (nonius) ini diperlukan untuk dapat mencapai ukuran suatu produk dengan toleransi dan suaian yang terdapat pada gambar kerja. 9
Gerakan secara otomatis eretan memanjang dan eretan melintang, karena adanya poros pembawa dan poros transportir yang dihubungkan secara mekanik dari gear box pada kepala tetap menuju gear box mekanik pada eretan. Pada gear box mekanik eretan, dihubungkan melalui transmisi dengan beberapa tuas/ handel dan roda pemutar yang masing memilki fungsi yang berbeda. 5.
Poros Transportir dan Poros Pembawa Poros transportir adalah sebuah poros berulir berbentuk segi empat atau trapesium dengan jenis ulir whithworth (inchi) atau metrik (mm), berfungsi untuk membawa eretan pada waktu pembubutan secara otomatis, misalnya pembubutan arah memanjang/ melintang dan ulir. Poros transporter untuk mesin bubut standar pada umumnya kisar ulir transportirnya antara dari 6 ÷ 8 mm. Poros pembawa adalah poros yang selalu berputar untuk membawa atau mendukung jalannya eretan dalam proses pemakanan secara otomatis.
6.
Tuas/ Handel Tuas/ handel pada setiap mesin bubut dengan merk atau pabrikan yang berbeda, pada umumnya memiliki posisi/ letak dan cara penggunaannya. Maka dari itu, didalam mengatur tuas/ handel pada setiap melakukan proses
pembubatan
harus
berpedoman
10
pada
tabel-tabel
petunjuk
pengaturan yang terdapat pada mesin bubut tersebut.
11
7.
Penjepit/ Pemegang Pahat ( Tools Post ) Penjepit/ pemegang pahat ( Tools Post ) digunakan untuk menjepit atau memegang pahat. Bentuknya atau modelnya secara garis besar ada dua macam yaitu, pemegang pahat standar dan pemegang dapat disetel (adjustable tool post ).
Pemegang pahat standar Pengertian rumah pahat standar adalah, didalam mengatur ketinggian pahat
bubut
harus
dengan
memberi
ganjal
sampai
dengan
ketinggiannya tercapai dan pengencangan pahat bubut dilakukan dengan dengan cara yang standar, yaitu dengan mengencangkan bautbaut yang terdapat pada pemegang pahat. Pemegang pahat standar, bila dilihat dari dudukannya terdapat dua jenis yaitu, dudukan pahat satu dan empat. Pemegang pahat dengan dudukan satu, hanya dapat digunakan untuk mengikat/ menjepit pahat bubut sebanyak satu buah, sedangkan pemegang pahat dengan dudukan empat dapat digunakan untuk mengikat/ menjepit pahat sebanyak
empat
buah
sekaligus,
sehingga
bila
dalam
proses
pembubutan membutuhkan beberapa bentuk pahat bubut akan lebih praktis prosesnya bila dibandingkan menggunakan pemegang pahat dudukan satu.
12
13
Pemegang Pahat Dapat disetel ( Adjustable Tool Post ) Pengertian rumah pahat dapat disetel adalah, didalam mengatur ketinggian pahat bubut dapat disetel ketinggiannya tanpa harus memberI ganjal, karena pada bodi pemegang pahat sudah terdapat dudukan rumah pahat yang desain konstruksinya disertai kelengkapan mekanik yang dengan mudah dapat menyetel, mengencangkan dan mengatur ketinggian pahat bubut. Jenis pemegang pahat dapat disetel ini bila dilihat dari konstruksi dudukan rumah pahatnya terdapat dua jenis yaitu, pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan rumah pahat satu buah dan pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan rumah lebih dari satu/ multi. Untuk jenis pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan rumah pahat satu buah, karena hanya terdapat dudukan rumah pahat satu buah apabila ingin mengganti jenis pahat yang lain harus melepas terlebih dahulu rumah pahat yang sudah terpasang sebelumya. Sedangkan untuk jenis pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan rumah pahat lebih dari satu (multi), pada rumah pahatnya dapat dipasang dua buah atau lebih rumah pahat, sehingga apabila dalam proses pembubutan memerlukan beberapa jenis pahat bubut akan lebih mudah dan praktis dalam menggunakannya, karena tidak harus melepas/ membongkar pasang rumah pahat yang sudah terpasang sebelumnya.
B. Pelengkapan Mesin Bubut Standar
Pada mesin bubut standar terdapat beberapa alat perlengkapan mesin diantaranya: alat pencekam/ pengikat, alat pembawa, alat penahan/ penyangga dan alat bantu pengeboran. 1.
Alat Pencekam/ Pengikat Benda Kerja Alat pecekam benda kerja pada mesin bubut standar terdapat beberapa buah diantaranya:
Cekam (Chuck ) Cekam adalah salahsatu alat perlengkapan mesin bubut yang fungsinya untuk menjepit/ mengikat benda kerja pada proses pembubutan. Jenis alat ini apabila dilihat dari gerakan rahangnya dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu, cekam sepusat ( self centering chuck ) dan cekam tidak sepusat ( independent chuck ). Pengertian
cekam sepusat adalah, apabila salahsatu rahang digerakkan maka
14
keseluruhan rahang yang terdapat pada cekam akan bergerak bersama-sama menuju atau menjaui pusat sumbu. Maka dari itu, cekam jenis ini sebaiknya hanya digunakan untuk mencekam benda kerja yang benar-benar sudah silindris. Cekam jenis ini rahangnya ada yang berjumlah tiga ( 3 jaw chuck ) , empat (4 jaw chuck ) dan enam (6 jaw chuck ) seperti yang terlihat pada gambar berikut:
Sedangkan pengertian cekam tidak sepusat adalah, masing-masing rahang dapat digerakkan menuju/ menjaui pusat dan rahang lainnya tidak mengikuti. Maka jenis cekam ini digunakan untuk mencekam benda-benda yang tidak silindris atau tidak beraturan, karena lebih mudah disetel kesentrisannya dan juga dapat digunakan untuk mencekam benda kerja yang akan dibubut eksentrik atau sumbu senternya tidak sepusat. Jenis cekam ini pada umunya memilki rahang empat. Lihat gambar dibawah:
15
Untuk jenis cekam yang lain, rahangnya ada yang berjumlah dua buah yang diikatkan pada rahang satu dengan yang lainnya, tujuannya agar rahang pada bagian luar dapat dirubah posisinya sehingga dapat mencekam benda kerja yang memilki diameter relatif besar. Caranya yaitu dengan melepas baut pengikatnya, baru kemudian dibalik posisinya dan dikencangkan kembali. Hati-hati dalam memasang kembali rahang ini, karena apabila pengarahnya tidak bersih, akan mengakibatkan rahang tidak tidak sepusat dan kedudukannya kurang kokoh/ kuat. Gambar berikut adalah cekam dengan rahang dapat balik posisinya.
Selain jenis cekam yang telah disebutkan diatas, masih ada jenis cekam lain yaitu cekam yang memiliki rahang dengan bentuk khusus. Cekam ini digunakan untuk mengikat benda kerja yang perlu pengikatan dengan cara yang khusus. Lihat gambar dibawah:
16
Cekam pada saat digunakan harus dipasang pada spindel mesin. Cara pemasangannya tergantung dari bentuk dudukan/ pengarah pada spindel mesin dan cekam. Keduanya harus memilki bentuk yang sama, sehingga bila dipasangkan akan stabil dan presisi kedudukannya. Bentuk dudukan/ pengarah pada spindel pada umumnya ada dua jenis yaitu, berbentuk ulir dan tirus. Cekam terpasang pada spindel mesin dapat dilihat pada.
Cekam Kolet (Collet Chuck ) Cekam kolet adalah salahsatu kelengkapan mesin bubut yang berfungsi untuk menjepit/ mencekam benda kerja yang memilki permukaan relatif halus dan berukuran kecil. Pada mesin bubut standar, alat ini terdapat tiga bagian yaitu: kolet (collet), dudukan/ rumah kolet (collet adapter ) dan batang penarik (drawbar). Bentuk lubang pencekam pada kolet ada tiga macam diantaranya, bulat, segi empat dan segi enam.
Pemasangan kolet dengan batang penarik pada spindel mesin bubut harus dillakukan secara bertahap yaitu: pertama: pasang dudukan/ rumah kolet pada spindel mesin (kedua alat harus dalam keadaan bersih), kedua: pasang kolet pada dudukan/ rumah kolet (kedua alat dalam keadaan bersih), ketiga: pasang batang penarik pada sipindel dari posisi belakang, selanjutnya kencangkan secara perlahan dengan memutar rodanya 17
kearah kanan atau searah jarum sampai kolet pada posisi siap digunakan untuk menjepit/ mengikat benda kerja (kekencangannya hanya sekedar mengikat kolet). Bila kolet akan digunakan, caranya setelah benda kerja dimasukkan pada lubang kolet selanjutnya kencangkan hingga benda kerja terikat dengan baik.
2.
Alat Pembawa Yang termasuk alat pembawa pada mesin bubut adalah, pelat pembawa dan pembawa (lathe doc).
Pelat Pembawa Jenis pelat pembawa ada dua yaitu, pelat pembawa permukaan bertangkai ( driving plate) dan pelat pembawa permukaan rata ( face plate). Konstruksi pelat pembawa berbentuk bulat dan pipih,
berfungsi untuk memutar pembawa ( lathe-dog ) sehingga benda kerja yang terikat akan ikut berputar bersama spindel mesin.
18
Untuk jenis pembawa permukaan rata ( face plate) selain digunakan sebagai pembawa lathe dog, alat ini juga dapat digunakan untuk mengikat benda kerja yang memerlukan pengikatan dengan cara khusus. Berikut contoh pengikatan benda kerja pada pelat pembawa.
19
Pembawa (Late-dog ) Pembawa (late-dog ) pada mesin bubut secara garis besar ada dua jenis yaitu, pembawa berujung lurus dan pembawa berujung bengkok. Fungsi alat ini adalah untuk membawa benda kerja agar ikut berputar bersama spindel mesin.
Didalam penggunaannya, pembawa berujung lurus digunakan berpasangan dengan plat pembawa permukaan bertangkai dan pembawa berujung bengkok digunakan berpasangan dengan plat pembawa beralur atau cekam mesin. Caranya benda kerja dimasukkan kedalam lubang pembawa, kemudian diikat/ dijepit dengan baut yang ada pada pembawa tersebut, sehingga akan dapat berputar bersama-sama dengan spindel mesin. Pembubutan dengan
cara
ini
dilakukan
apabila
menggunakan diantara dua senter.
20
dikehendaki
membubut
3.
Alat Penahan Benda Kerja Alat penahan benda kerja pada mesin bubut standar ada dua yaitu: penyangga dan senter (senter tetap/ mati dan senter putar).
Penyangga/ Penahan Penyangga adalah salah satu alat pada mesin bubut yang digunakan untuk menahan benda kerja yang memilki ukuran relatif panjang. Benda kerja yang berukuran panjang, apabila dilakukan proses pembubutan bila tidak dibantu penyangga, kemungkinan diameternya akan menjadi elips/oval, tidak silindris dan tidak rata karena terjadi getaran akibat lenturan benda kerja. Penyangga pada 21
mesin bubut ada dua macam yaitu, penyangga tetap (steady rest) – (Gambar 1.31), dan penyangga jalan (follower rest).
Penyangga Tetap
Penyangga Jalan Penggunaan penyangga tetap, dipasang atau diikat pada alas/ meja mesin,
sehingga
kedudukannya
dalam
keadaan
tetap
tidak
mengikuti gerakan eretan. Untuk penyangga jalan, pemasangannya diikatkan pada eretan memanjang sehingga pada saat eretannya digerakkan maka penyangga jalan mengikuti gerakan eretan tersebut.
22
4.
Senter Senter terbuat dari baja yang dikeraskan dan digunakan untuk mendukung benda kerja yang akan dibubut. Ada dua jenis senter yaitu senter tetap/ mati (senter yang posisi ujung senternya diam tidak berputar pada saat digunakan) dan senter putar (senter yang posisi ujung senternya selalu berputar pada saat digunakan. Kedua jenis senter ini ujung pada bagian tirusnya memiliki sudut 60, dan bila digunakan pemasangannya pada ujung kepala lepas.
23
Mengingat senter tetap pada saat digunakan tidak ikut berputar (akan selalu terjadi gesekan pada ujung senternya), maka untuk menjaga agar tidak cepat aus harus sering diberi pelumas (oli/ stempet/ grease).
C. Spesifikasi/Ukuran Spesifikasi/Ukuran Mesin Bubut Standar
Spesifikasi mesin bubut standar termasuk jenis mesin bubut lainnya, yang paling utama ditentukan oleh seberapa panjangnya jarak antara ujung senter kepala lepas dan ujung senter kepala tetap dan tinggi jarak antara pusat senter dengan meja mesin. Misalnya panjang mesin 2000 mm, berarti eretan memanjangnya hanya dapat digerakkan/ digeser sepanjang 2000 mm. Untuk tinggi mesin bubut, misalnya 250 mm, berarti mesin bubut tersebut hanya mampu membubut benda kerja maksimum berdiameter 250×2= 500 mm. Namun demikian ada beberapa mesin bubut standar, yang pada mejanya didesain berbeda yaitu pada ujung meja didekat spendel mesin/ kepala tetap konstruksi dibuat ada sambungannya, sehingga pada saat membubut benda kerja berdiameter melebihi kapasitas mesin sambungan mejanya tinggal melepas (bedah perut).
24
Untuk pembelian mesin bubut standar yang baru data spesifikasi lainnya harus lengkap, karena apabila tidak lengkap secara keseluruhan bisa saja mesin mesin bubut yang dibeli tidak memiliki spesifikasi yang standar atau tidak sesuai dengan yang diharapkan. Contoh data spesifiksi mesin bubut secara lengkap dapat dilihat seperti dibawah ini :
ITEMS
SPECIFICATIONS
Max. swim over bed
Ø360 mm
Max. swim over carriage
Ø160 mm
Max. Length of work piece
450 mm
Range of spindle speed
150 – 2500 rpm
Spindle bore
Ø60 mm
Taper of spindle bore
MT6
Stations of tool carrier
4/6 or gang-type tool carrier
Min. Setting unit of motor
(Z) long 0.001 mm, (X) cross 0.001 mm
Moving speed of post
(Z) long 8 m/min, (X) cross 6 m/min
Taper of tailkstock quill
MT4
Max. range of tailstock quill
100 mm
Motor Power
4 KW
Packing Size (Lenght x width x height)
1600/1850 mm x 1100 mm x 1550 mm
Net weight
1450 kg
25
Tes Formatif 1:
1. Definisi dari mesin bubut adalah .... a. Suatu mesin pendingin b. Suatu mesin pewarna c. Suatu mesin pembangkit pembangkit listrik d. Suatu mesin perkakas pemotong benda yang berputar 2.
Dilihat dari tekhnologi yang digunakan, jenis-jenis mesin bubut adalah .... a. Konvesional, Universal, CNC dan Khusus b. Konvesional, Universal dan Manual c. Universal dan Khusus d. Manual dan automatis
3.
Pekerjaan-pekerjaan Pekerjaan-pek erjaan apa saja yang dapat dikerjakan oleh mesin bubut, kecuali ....
4.
a. Membubut rata
c. Membubut tirus
b. Membubut Bertingkat
d. Meleburkan Tembaga
Mesin bubut yang melaksanakan melaksanaka n dua mekanisme gerakan eretan yaitu eretan melintang dan atas,cirri-ciri tersebut merupakan cirri-ciri dari mesin bubut yaitu mesin bubut ....
5.
a. CNC
c. Universal
b. Khusus
d. Konvesional
Mesin bubut yang paling banyak dapat mengerjakan yaitu merupakan cirri-ciri cirri-c iri dari mesin bubut ....
6.
7.
a. CNC
c. Universal
b. khusus
d. Konvesional
Mesin Bubut y yang ang ha hanya nya da dapat pat mengerjakan mengerjakan tertentu yaitu yaitu me mesin sin bub bubut ut .... a. CNC
c. Universal
b. Khusus
d. Konvesional
Jenis mesin bubut yang sudah menggunakan sisitem otomatis dalam pengoperasiannya yaitu ciri-ciri dari mesin bubut ....
8.
a. CNC
c. Universal
b. Khusus
d. Konvesional
Singkatan dari CNC adalah .... a. Controled Numerical Center
c. Controled Normally Center
b. Computer Numerical Controled
d. Computer Normally Controled
26
9.
Jenis-Jenis mesin bubut berdasarkan pekerjaannya dan ukuranya dapat dibedakan menjadi .... a. Ringan,Berat,Standard dan sedang
c. Ringan,Sedang dan Berat
b. Ringan dan berat
d. Standar dan modifikasi
10. Mesin bubut yang dapat mengerjakan benda kerja yang berukuran 300 mm adalah ciri dari mesin bubut .... a. Ringan
c. Berat
b. Standard
d. Sedang
11. Mesin bubut dengan ukuran panjang nya hanya 1200 mm dan mudah dibawa kemana-mana merupakan ciri-ciri dari mesin bubut .... a. Ringan
c. Berat
b. Standard
d. Sedang
12. Mesin bubut yang paling sering digunakan pada bengkel-bengkel dan memiliki fasilitas lampu kerja & rem pengaman adalah ciri dari mesin bubut .... a. Ringan
c. Berat
b. Standard
d. Sedang
13. Mesin bubut yang biasa digunakan pada pabrik-pabrik besar dengan panjang alasnya mencapai 5 sampai 7 meter merupakan ciri dari mesin bubut .... a. Ringan
c. Berat
b. Standard
d. Sedang
14. Mesin bubut lantai dan mesin bubut beralas panjang merupakan jenis dari mesin bubut .... a. Ringan
c. Berat
b. Standard
d. Sedang
15. Mesin bubut yang cocok di gunakan dalam pemakaian rumahan adalah mesin bubut .... a. Ringan
c. Berat
b. Standard
d. Sedang
16. Membuat poros baling-baling kapal dan cetakan roda penggeras jalan , dapat dikerjakan dengan mesin bubut …. a. Ringan
c. Berat
b. Standard
d. Sedang
17. Bagian dari mesin bubut yang digunakan untuk menyangga poros utama dan spindle adalah …. a. Tail stock
e. eretan
b. Head stock
d. spindle
27
18. Bagian dari mesin bubut yang berfungsi sebagai pendukung serta lintasan eretan adalah .... a. Tail stock
e. eretan
b. alas mesin/bed
d. spindle
19. Bagian dari mesin bubut yang letaknya di sebelah kanan pojok dan dipasang di alas mesin yaitu .... a. Tail stock
c. eretan
b. alas mesin/bed
d. spindle
20. Bagian dari mesin bubut yang berfungsi sebagai penghantar pelat bubut sepanjang alas mesin …. a. Tail stock
e.eretan
b. alas mesin/bed
d.spindle
21. Eretan dapat di bedakan menjadi 3 macam yaitu …. a. Eretan atas,lintang,bawah dan atas b. Eretan atas,bawah dan tengah c. Eretan tinggi,sedang dan bawah d. Eretan vertical dan horizontal 22. Spindle dan level motor terdapat pada bagian mesin bubut .... a. Head stock
c. Eretan
b. Tail stock
d. Bed
23. Penjepit mata bor dan center terdapat pada bagian mesin bubut pada bagian .... a. Head stock
c. Eretan
b. Tail stock
d. Bed
24. Tuas pengendali kecepatan putaran spindle dan rem pengaman terdapat pada mesin bubut dibagian .... a. Head stock
c. Eretan
b. Tail stock
d. Bed
25. Penjepit benda kerja merupakan fungsi dari a. Chuck
b. Tool
c. DRO
d. Apron
26. Berfungsi sebagai pemutar benda kerja yang dijepit adalah fungsi dari a. Spindle
b.Tool Post
c. DRO
27. Sebagai tempat penjepit pahat merupakan fungsi dari a. Spindle b. DRO
c. tool post d. Apron
28
d. Apron
28. Sistem/cara apakah yang akan anda terapkan jika anda akan menghaluskan permukaan datar jika menggunakan mesin bubut a. Bubut rata
e. Bubut tirus
b. Bubut lurus
d. Bubut ulir
29. Sistem/cara apakah yang akan anda terapkan jika anda akan memperkecil diameter benda yang berbentuk tubulus jika menggunakan mesin bubut…
a. Bubut rata
c. Bubut tirus
b. Bubut lurus
d. Bubut ulir
30. Apa fungsi center pada tail stock……. a. Untuk menentukan titik koordinat panjang benda b. Untuk menentukan sudut simetri c. Untuk menentukan titik pusat diameter suatu benda d. Untuk menetuk an sudut 45’ pada suatu benda 31. Pada mesin bubut standard terdapat sebuah kran atau selang apakah fungsi dari alat tersebut .... a. Sebagai coolant mencegah over heat b. Sebagai pembersih pahat c. Sebagai pembersih benda kerja d. Sebagai pembersih dari chip sisa proses bubut 32. Apa yang anda lakukan ketika pertama kali saat pengoperasian mesin bubut ….
a. Menjepit benda kerja pada chuck
c. Menjalankan spindle
b. Mengatur kecepatan spindle
d. Menyalakan saklar utama
33. Apa fungsi dari Ear plug sebagai alat keselamatn kerja …. a. Sebagai peredam suara di telinga b. Sebagai pelindung mata c. Sebagai pelindung kepala d. Sebagai pelindung hidung 34. Sebagai penyayat atau pemotong benda kerja pada mesin bubut merupakan fungsi dari .... a. Apron
c. Chuck
b. Chisel
d. Spindle
35. Bagian terpenting pada mesin bubut yang mempunyai fungsi memutarkan benda kerja, dan tempat transmisi putaran adalah ….
a. kepala lepas
c. eretan
b. kepala tetap
d. meja
29
36. Kegunaan kepala lepas pada mesin bu but antara lain sebagai tempat …. a. Pemikul ujung benda kerja yang dibubut b. Kedudukan mata bor pada waktu pengeboran c. Kedudukan penjepit bor / center d. Pembubutan ulir 37. Beberapa komponen ini dapat dikerjakan pada mesin bubut kecuali ….. a. Poros
c. Lubang berulir
b. Batang ulir
d. Batang bergigi
38. Alat jepit benda kerja yang dipasang pada spindle mesin yaitu …. a. Ragum
c. Cekam/coolet
b. Lathe dog
d. Piring pembawa
39. Bagian mesin bubut yang digunakan untuk membubut ulir adalah…. a. eretan
c. toolpost
b. tuas penghubung
d. kepala lepas
40. Dibawah ini merupakan bagian-bagian mesin bubut. kecuali.... a. tap engkol
c. bed mesin
b. roda pemutar
d. penjepit pahat
Kunci Jawaban Tes Formatif 1 : 1.
D
11. A
21. A
31. A
2.
A
12. B
22. A
32. A
3.
D
13. C
23. B
33. A
4.
D
14. C
24. C
34. C
5.
C
15. A
25. A
35. B
6.
B
16. C
26. A
36. B
7.
A
17. B
27. C
37. D
8.
B
18. B
28. A
38. C
9.
A
19. A
29. B
39. D
10. D
20. A
30. C
40. A
30
Lembar Kerja 1:
Lakukan Identifikasi bagian-bagian mesin bubut di workshop/bengkel!
31
HASIL IDENTIFIKASI MESIN BUBUT : NO.
NAMA
BAGIAN
BAGIAN-BAGIAN MESIN
FUNGSI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
32
2.
KEGIATAN BELAJAR 2 :
MEKANISME KERJA MESIN BUBUT
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2:
Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 2, diharapkan anda dapat: -
Mengidentifikasi mekanisme kerja mesin bubut
-
Menghidupkan dan mematikan mesin bubut
-
Mengoperasikan dan mengendalikan putaran spindle
-
Mengoperasikan supor atau eretan
-
Mengoperasikan mesin Bubut
Uraian Materi 2: 1. Mekanisme Kerja Mesin Bubut
Mesin Bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir. Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci. Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir. Pekerjaan-pekerjaan yang umumnya dikerjakan oleh mesin bubut antara lain: 1. Membubut luar 2. Membubut dalam 3. Membubut tirus 4. Membuat Permukaan 33
5. Memotong 6. Membuat ulir 7. Membuat lubang pada senter
2. Cara menghidupkan dan Mematikan Mesin Bubut
Cara menghidupkan mesin bubut yaitu menekan tuas on/ off pada mesin bubut sehingga spindle dapat berputar. Ada beberapa yang di perhatikan dalam menghidupkan mesin bubut diantaranya, emergency harus di setel keluar dan tutup spindle harus di tutup. Jika hal tersebut tidak dilakukan maka mesin spindel tidak akan hidup.
3. Cara mengoperasikan dan Mengendalikan Putaran Spindle
Cara mengoperasikan dan mengendalikan putaran spindle adalah mengatur tuas pengatur kecepatan spindle sesuai dengan plat tabel yang sudah ada pada mesin bubut.
4. Cara Mengoperasikan Eretan
Cara mengoperasikan eretan yaitu dengan memutar eretan kekanan ataupun kekiri, sesuai dengan pemakanan yang ingin dilakukan.
5. Cara Mengoperasikan Mesin Bubut
Langkah-langkah mengoperasikan mesin bubut sebagai berikut : 1.
Siapkan peralatan dan perlegkapan yang akan digunakan
2.
Cek kondisi / kesiapan mesin
3.
Masukkan sumber utama arus
4.
Atur putaran spindel yang akan digunakan sesuaikan dengan material yang digunakan (ditentukan melalui perhitungan atau tabel cutting speed)
5.
Pasang senter putar pada kepala lepas
6.
Pasang pahat dengan ujung sayat setinggi ujung senter
7.
Pasang / cekam benda kerja
8.
Dekatkan pahat pada ujung benda kerja yang akan disayat
9.
Hidupkan mesin dengan tombol / saklar pengendali dan Lakukan penyayatan
34
Tes Formatif 2:
1.
Jelaskan secara ringkas mekanisme kerja mesin bubut!
2. Jelaskan cara menghidupkan dan mematikan mesin bubut 3. Cara mengoperasikan dan Mengendalikan Putaran Spindle 4. Bagaimana cara mengoperasikan eretan 5. Sebutkan langkah-langkah mengoperasikan mesin bubut
Kunci Jawaban Tes Formatif 2 :
1.
Bubut merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan.
2. Cara menghidupkan mesin bubut yaitu menekan tuas on/ off pada mesin bubut sehingga spindle dapat berputar. Ada beberapa yang di perhatikan dalam menghidupkan mesin bubut diantaranya, emergency harus di setel keluar dan tutup spindle harus di tutup. Jika hal tersebut tidak dilakukan maka mesin spindel tidak akan hidup. 3. Cara mengoperasikan dan mengendalikan putaran spindle adalah mengatur tuas pengatur kecepatan spindle sesuai dengan plat tabel yang sudah ada pada mesin bubut. 4. Cara mengoperasikan eretan yaitu dengan memutar eretan kekanan ataupun kekiri, sesuai dengan pemakanan yang ingin dilakukan. 5. Langkah-langkah mengoperasikan mesin bubut sebagai berikut : 1.
Siapkan peralatan dan perlegkapan yang akan digunakan
2.
Cek kondisi / kesiapan mesin
3.
Masukkan sumber utama arus
4.
Atur putaran spindel yang akan digunakan sesuaikan dengan material yang digunakan (ditentukan melalui perhitungan atau tabel cutting speed)
5.
Pasang senter putar pada kepala lepas
6.
Pasang pahat dengan ujung sayat setinggi ujung senter
7.
Pasang / cekam benda kerja
8.
Dekatkan pahat pada ujung benda kerja yang akan disayat
9.
Hidupkan mesin dengan tombol / saklar pengendali dan Lakukan penyayatan 35
Lembar Kerja 2 :
Dengan bimbingan dan pengawasan guru : 1. Amati mekanisme kerja mesin bubut 2. Amati cara menghidupkan dan mematikan mesin bubut. 3. Amati cara mengoperasikan dan mengendalikan putaran spindle 4.
Amati cara mengoperasikan eretan
5.
Amati cara mengoperasikan mesin bubut
6.
Buatlah produk sederhana sesuai gambar kerja yang di siapkan guru
36
3.
KEGIATAN BELAJAR 3:
FUNGSI BAGIAN-BAGIAN MESIN FRAIS
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 3:
Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 3, diharapkan anda dapat: - Mengidentifikasi bagian-bagian mesin frais - Mengidentifikasi fungsi bagian-bagian mesin frais - Mengidentifikasi perlengkapan mesin frais - Mengidentifikasi macam-macam pisau mesin frais
Uraian Materi 3:
Mesin frais adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengerjakan/menyelesaikan suatu benda kerja dengan mempergunakan pisau freis (cutter) sebagai pahat penyayat yang berputar pada sumbu mesin.
Bagian-Bagian Mesin Frais :
Bagian-bagian mesin frais dapat dilihat pada gambar di atas, yaitu : A.
Lengan untuk kedudukan penyongkong obor
B.
Penyongkong obor
C. Tunas untuk mengerakan meja secara otomatis D. Nok pembatas, untuk membatasi jarak gerakan otomatis meja 37
E.
Meja mesin, tempat untuk memasang benda kerja dengan perlengkapan mesin
F.
Engkol untuk mengerakan meja dalam arah memanjang
G. Tuas untuk mengunci meja H. Baut menyetel, untuk menghilangkan getaran meja I.
Engkol untuk menggerakan lutut dalam arah melintang.
J.
Engkol untuk menggerakan lutut dalam arah tegak
K.
Tuas untuk mengunci meja
L.
Tabung pendukung dengan batang ulir, untuk mngatur tingginya meja
M. Lutut untuk kedudukan alas meja N. Tuas untuk mengunci sadel
1.
Bagian-Bagian Utama Mesin Frais : 1.
Spindle utama
Merupakan bagian yang terpenting dari mesin frais. Tempat untuk mencekam alat potong. Di bagi menjadi 3 jenis : a. Vertical spindle b. Horizontal spindle c. Universal spindle 2.
Meja / table
Merupakan bagian mesin frais, tempat untuk clamping device atau benda kerja. Di bagi menjadi 3 jenis : a. Fixed table b. Swivel table c. Compound table 3.
Motor drive
Merupakan bagian mesin yang berfungsi menggerakkan bagian – bagian mesin yang lain seperti spindle utama, meja ( feeding ) dan pendingin ( cooling ). Pada mesin frais sedikitnya terdapat 3 buah motor : a. Motor spindle utama b. Motor gerakan pemakanan ( feeding ) c. Motor pendingin ( cooling ) 4.
Tranmisi
Merupakan bagian mesin yang menghubungkan motor penggerak dengan yang digerakkan. Berdasarkan bagian yang digerakkan dibedakan menjadi 2 macam yaitu : a. Transmisi spindle utama b. Transmisi feeding 38
Berdasarkan sistem tranmisinya dibedakan menjadi 2 macam yaitu : a. Transmisi gear box b. Transmisi v – blet 5.
Knee
Merupakan bagian mesin untuk menopang / menahan meja mesin. Pada bagian ini terdapat transmisi gerakan pemakanan ( feeding ). 6.
Column / tiang
Merupakan badan dari mesin. Tempat menempelnya bagian – bagian mesin yang lain. 7.
Base / dasar
Merupakan bagian bawah dari mesin frais. Bagian yang menopang badan / tiang. Tempat cairan pendingin. 8.
Control
Merupakan pengatur dari bagian – bagian mesin yang bergerak. Ada 2 sistem kontrol yaitu : a. Mekanik b. Electric
2.
Perlengkapan Mesin Frais
1.
Ragum
Benda kerja yang akan dikerjakan dengan mesin frais harus dijepit dengan kuat agar posisinya tidak berubah waktu difrais. Berdasarkan gerakannya ragum dibagi menjadi 3 jenis, antara lain: ragum biasa, ragum berputar, dan ragum universal. - Ragum Biasa Ragum biasa digunakan untuk menjepit benda kerja yang bentuknya sederhana dan biasanya hanya digunakan untuk mengefrais bidang datar saja. Bagian bawah ragum dapat disetel posisinya sesuiai dengan posisi benda kerja yang akan difrais. Bila sudah sesuai baru kemudian diikat kuat dengan mur baut ke meja mesin freis. Adanya ikatan ini diharapkan benda kerja tidak akan mengalamai perubahan posisi saat dikerjakan dengan mesin
39
frais. - Ragum Berputar Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang harus membentuk sudut terhadap spindle. Bentuk ragum ini sama dengan ragum biasa tetapi pada bagaian bawahnya terdapat alas yang dapat diputar hingga sudut 360°. Ragum ini juga diletakkan di atas meja mesin frais secara horizontal yang diikat dengan mur baut dengan kuat. Bagian tengahnya terdapat skala nonius yang dapat digunakan untuk menentukan sudut putaran yang dikehendaki. - Ragum Universal Ragum ini mempunyai dua sumbu perputaran, sehingga dapat diatur letaknya baik secara horizontal maupun vertikal. Ragum universal dapat mengatur sudut benda kerja yang akan dikerjakan dalam berbagai posisi. Sehingga pegerjaan benda kerja dapat dari arah vertical maupun horizontal.
2.
Deviding Head (Kepala Pembagi)
Kepala
pembagi
adalah
peralatan
mesin
frais
yang
digunakan
untuk
membentuk segi beraturan pada poros yang panjang. Pada peralatan ini biasanya dilengkapi dengan plat pembagi yang berfungsi untuk membantu pembagian yang tidak dapat dilakukan dengan pembagian langsung. Alat ini sangat penting, khususnya diwaktu membuat suatu segi yang sama sisi pada suatu batang atau benda yang berbentuk bulat.atau yang lainnya (tidak harus bulat), misalnya segi 4, 6, 8, 10, 12 dan seterusnya. Diadalam alat ini 40
terdapat hubungan antara roda gigi cacing dengan poros ulir cacing. Jumlah gigi pada roda gigi cacing biasanya 40 buah. Jadi perbandingan putaran antara poros dengan roda cacing adalah 40 : 1, maksudnya apabila poros diputar 40 kali putaran, maka roda gigi cacing akan berputar 1 kali. Dengan demikian bila poros ulir cacing diputar 1 kali, maka benda kerja akan berputar 1/40 putaran. Pada poros berulir ini dipasang piring pembagi (plat index) yang mempunyai lubang-lubang kecil dengan jumlah banyak. Tetapi kedudukan lubang-lubang ini beraturan menurut garis lingkaran, dan pada tiap-tiap garis lingkaran lubang ditandai dengan tulisan angka-angka, misalnya 12, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21 dan seterusnya; di mana angka-angka tersebut menunjukkan jumlah lubanglubang pada garis lingkaran tersebut. Selain itu, pada ujung poros dipasang suatu batang pemutar (engkol) dan sepasang kaki jangka. Pada ujung batang pemutar dipasang pin yang berpegas, di mana ujung pin tersebut akan masuk pada lubang yang terdapat pada piring pembagi jika kedudukannya tepat. Batang pemutar dapat diatur kedudukannya sehingga ujung pin akan masuk pada lubang yang terdapat pada garis lingkaran yang dikehendaki, sedangkan kaki jangka gunanya untuk menentukan jumlah lubang yangharus ditambahkan dan kedudukan pin. Contoh 1: Jika kita akan membuat/mengefrais suatu benda bulat menjadi 8 bagian yang sama panjang sisinya, maka batang pemutar harus diputar 40 : 8 = 5 untuk setiap pergantian pengefraisan. Karena hasilnya genap, maka ujung pin dapat ditempatkan di mana saja asalkan setelah diputar 5 kali, pin harus ditempatkan kembali pada tempat semula. Contoh II: Jika batang tersebut akan difrais menjadi 15 bagian yang sama, maka caranya adalah: 1)
Ø Batang tersebut harus diputar 40 : 15 = 2 2/3, artinya pergantian pengefreisan adalah 2 putaran ditambah 2/3 putaran.
2)
Ø Carilah piring pembagi yang mepunyai lubang kelipatan dari 3, misalnya 21. Kemudian ujung pin pada batang pemutar masuk ke lubang yang terdapat garis lingkaran yang berangka 21 (mempunyai lubang 21 buah).
3)
Ø 2/3 putaran = 2/3 x 21 = 14 bagian, 14 lubang.
4)
Ø Dengan demikian batang pemutar untuk satu pengefreisan haruas diputar sebanyak 2 putaran ditambah 14 lubang.
5)
Ø Jadi 40/15 = 2 2/3 = 2 14/21 Þ artinya 2 putaran engkol + 14 lubang pada pelat pembagi yang mempunyai jumlah lubang 21
Agar penambahan 14 lubang (kelebihan putaran) tidak selalu dihitung atau tidak 41
terjadi kekeliruan setiap pergantian bagian yang difrais, maka jangka diatur sehingga jarak kedua kaki menjadi 14 lubang. Sehingga setiap pergantian bagian yang difrais, kaki jangka ini diputar sehingga kedudukan pin selalu tetap pada jarak putaran yang telah ditentukan. 3.
Kepala Lepas (Tail Stock) Kepala lepas digunakan untuk menyangga benda kerja yang dikerjakan dengan dividing head. Sehingga waktu disayat benda kerja tidak terangkat atau tertekan ke bawah.
4.
Arbor Pisau pada mesin frais horizontal dipasang pada arbor yang posisinya diatur dengan pemasangan ring arbornya. Arbor jenis ini biasanya digunakan untuk mesin frais horisontal saja. Alat ini ini bentuknya bulat panjang dan sepanjang badannya beralur untuk pasak. Bagian ujung berbentuk tirus dan ujung lainnya berulir. Poros freis dilengkapi dengan cincin-cincin (collar) dan terpasang pada badang poros. Cincin ini berfungsi sebagai pengunci/pengikat pisau freis yang terpasang diantara cincin-cincin tersebut. U mumnya pisau freis yang terpasang berbentuk panjang dan ditengahnya berlubang dan beralur untuk pasak, misalnya Plain Mill Cutter , pisau freis roda gigi, atau yang lainnya.
5.
Stub Adaptor Bagian ini adalah tempat dudukan (pengikatan) cutter sebelum dipasang pada sarung tirus pada sumbu utama. Dipasang pada mesin freis tegak, Alat ini digunakan untuk memegang pisau freis yang pendek dan berlubang serta beralur misalnya Face Mill Cutter .
42
6.
Kolet Kolet adalah alat penjepit pisau freis yang bertangkai tirus/lurus. Bentuk alat ini bermacam-macam, tetapi prinsip kerjanya sama yaitu untuk memegang pisau freis yang berbentuk jari (End Mill Cutter).
3.
Macam-Macam Pisau Frais
Alat potong yang digunakan pada waktu mengefrais ialah pisau frais. Umumnya bentuk pisau frais bulat panjang dan disekililingnya bergerigi yang beralur. Pada lubangnya tedapat alur untuk kedudukan pasak agar pisau frais tidak ikut berputar. Bahan pisau frais umumnya terbuat dari HSS, atau Karbida. 1.
Cutter Mantel Cutter jenis ini dipakai untuk mesin frais horizontal.
2.
Cutter Alur Digunakan untuk membuat alur-alur pada batang atau permukaan benda lainnya. 43
3.
Cutter Modul Cutter ini dalam satu set terdapat 8 buah. Cutter ini dipakai untuk membuat roda-roda gigi.
4.
Cutter Radius Cekung Cutter ini dipakai untuk membuat benda kerja yang bentuknya memiliki radius dalam (cekung)
5.
Cutter Radius Cembung Cutter ini dipakai untuk membuat benda kerja yang bentuknya memiliki radius luar (cembung)
44
6.
Cutter Alur T Alat ini hanya digunakan untuk untuk membuat alur berbentuk “T” seperti
halnya pada meja mesin frais.
7.
Cutter Ekor Burung Cutter ini dipakai untuk membuat alur ekor burung. Cutter ini sudut kemiringannya terletak pada sudut-sudut istimewa yaitu : 30º, 45º, 60º
8.
Cutter Endmill Ukuran cutter ini sangat bervariasi mulai ukuran kecil sampai ukuran besar. Cutter ini biasanya dipakai untuk membuat alur pasak dan ini hanya dapat dipasang pada mesin frais vertical.
Tes Formatif 3 :
1.
Jelaskan pengertian mesin frais
2.
Tuliskan bagian-bagian mesin frais dan fungsinya
3.
Tuliskan perlengkapan mesin frais
4.
Tuliskan macam-macam pisau frais
45
Kunci Jawaban Tes Formatif 3 :
1. Mesin frais adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengerjakan/menyelesaikan suatu benda kerja dengan mempergunakan pisau frais (cutter) sebagai pahat penyayat yang berputar pada sumbu mesin. 2. Bagian-bagian mesin frais dapat dilihat pada gambar di atas, yaitu : 1.
Lengan untuk kedudukan penyongkong obor
2.
Penyongkong obor
3.
Tunas untuk mengerakan meja secara otomatis
4.
Nok pembatas, untuk membatasi jarak gerakan otomatis meja
5.
Meja mesin, tempat untuk memasang benda kerja dengan perlengkapan mesin
6.
Engkol untuk mengerakan meja dalam arah memanjang
7.
Tuas untuk mengunci meja
8.
Baut menyetel, untuk menghilangkan getaran meja
9.
Engkol untuk menggerakan lutut dalam arah melintang.
10. Engkol untuk menggerakan lutut dalam arah tegak 11. Tuas untuk mengunci meja 12. Tabung pendukung dengan batang ulir, untuk mngatur tingginya meja 13. Lutut untuk kedudukan alas meja 14. Tuas untuk mengunci sadel 3. Perlengkapan mesin frais:
4.
1.
Ragum
2.
Deviding Head (Kepala Pembagi)
3.
Kepala Lepas (Tail Stock)
4.
Arbor
5.
Stub Adaptor
6.
Kolet
Macam-macam pisau frais : 1.
Cutter Mantel
2.
Cutter Alur
3.
Cutter Modul
4.
Cutter Radius Cekung
5.
Cutter Radius Cembung
6.
Cutter Alur T
7.
Cutter Ekor Burung
8.
Cutter Endmill
46
Lembar Kerja 3:
Lakukan identifikasi bagian-bagian mesin frais di workshop/bengkel!
47
HASIL IDENTIFIKASI MESIN FRAIS : NO. BAGIAN
NAMA BAGIAN-BAGIAN MESIN
FUNGSI
A B C D E F G H I J K L M N
48
4.
KEGIATAN BELAJAR 4 : MEKANISME KERJA MESIN FRAIS
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 4:
Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 4, diharapkan anda dapat: -
Mengidentifikasi mekanisme kerja mesin frais
-
Menghidupkan dan mematikan mesin frais
Uraian Materi 4: 1. MEKANISME KERJA MESIN FRAIS
Prinsip kerja mesin freis adalah gerak potong dilakukan oleh pahat yang berasal dari putaran spindel dan gerak makan oleh benda kerja yang berasal dari gerakan meja kerja secara translasi sebagai pembawa benda kerja. Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada spindel mesin frais. Spindel mesin frais adalah bagian dari sistem utama mesin frais yang bertugas untuk memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau gerakan pemotongan. Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang telah dicekam maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan menghasilkan pemotongan pada bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material penyusun cutter mempunyai kekerasan diatas kekerasan benda kerja. Adapun langkah-langkah sebelum melakukan pengefraisan yaitu: 1. Mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan dan benda kerja. 2. Mengukur benda kerja dengan menggunakan kaliper dan menghaluskan sedikit permukaannya dengan menggunakan kikir. 3. Mengatur putaran spindel yang sesuai untuk jenis benda kerja. 4. Menempatkan benda kerja yang akan difrais pada meja kerja. 5. Mencari titik permukaan/titik nol dan kemudian melakukan pemakanan untuk masing –masing sisi. Saat pemakanan dilakukan, mata pahat dan benda kerja diberi pendingin, sehingga benda kerja tidak mengeluarkan asap (benda kerja panas). 6. Mengatur ketebalan pemakanan. 7. Mencatat waktu yang diperlukan untuk satu kali pemakanan. 8. Mencatat keadaan akhir benda kerja.
49
2. JENIS-JENIS MESIN FRAIS
Penggolongan mesin frais menurut jenisnya penamaannya disesuaikan dengan posisi spindel utamanya dan fungsi pembuatan produknya, ada beberapa jenis mesin frais dalam dunia manufacturing antara lain:
1.
Mesin Frais Horizontal
Kekhususan mesin frais horizontal adalah mesin yang dipasang dengan spindle yang dipasang horizontal untuk melakukan pemotongan benda kerja dengan arah mendatar. Mesin ini bertipe knee, dan pada umumnya bentuknya sama dengan mesin universal atau tipe bed. Kedua tipe mesin ini digunakan untuk frais datar dan frais alur. Mesin ini dibentuk sedemikian rupa sehingga meja kerja dapat digerakkan longitudinal maju mundur, secara manual maupun otomatis. Kedudukan sumbunya (spindel) kearah datar (horizontal). Mesin frais horizontal, alasnya (base) dari besi tuang kelabu, yang mendukung seluruh komponen dan dibaut fondasi serta berfungsi untuk menampung cairan pendingin yang mengalir ke bawah, dimana di dalam kolom (coulumn) terdapat mesin pompa yang memompa cairan tersebut untuk kemudian disirkualsi lagi ke atas meja (table). Pada bagian kolom yang mendukung seluruh rangka terdapat kotak roda gigi kecepatan, motor dengan sabuk transmisi. Kolom ini adalah merupakan komponen utama mesin frais yang berbentuk box dimana lengan mesin (overarm) dan spindel tempat memasang poros arbor.
50
Gambar mesin frais horisontal dan sistem persumbuan
frais horizontal dapat digunakan untuk mengejakan pekerjaan sebagai berikut ini antara lain: - mengfrais rata. - mengfrais ulur. - mengfrais roda gigi lurus. - mengfrais bentuk. - membelah atau memotong.
2.
Mesin Frais Vertikal
51
Sesuai dengan namanya, yang dimaksud vertikal sebenarnya adalah poros spindelnya yang dikonstruksikan dalam posisi tegak. Semua bagian yang terdapat pada mesin frais tegak sama seperti pada mesin frais horizontal hanya saja posisi spindelnya tegak. Kepala mesin yang tegak dapat diputar kekiri atau ke kanan serta dapat digerakkan naik, sehingga mesin dapat digunakan untuk membuat benda kerja yang tidak dapat dilakukan dengan mesin freis datar. Mesin freis jenis sangat sesuai untuk membuat bentuk alur alur ekor burung (dovetail), alur tanpa ujung (blind slot), alur T.
Mesin frais vertikal mempunyai spindle vertikal yang dipasang pada kepala tetap, kepala bergerak atau kepala yang bisa dimiringkan. Kombinasi dari dua tipe terakhir ini memungkinkan mendapatkan bermacam-macam sudut dengan sekali penyetelan dalam pengerjaan benda kerja. Proses pemesinannya biasa menggunakan pahat frais jari. Mesin frais vertikal ada 2 tipe yakni tipe knee dan tipe bed. Mesin ini dapat diubah-ubah sesuai dengan keperluan sama seperti halnya mesin frais universal karena sering digunakan untuk membuat dies dan alat-alat press (tekan).
52
Gambar mesin frais vertikal dan Persumbuannya
mesin frais vertikal dapat digunakan untuk mengerjakan pekerjaan sebagai berikut: - mengfrais rata. - mengfrais ulur. - mengfrais bentuk. - membelah atau memotong. - mengebor.
3.
Mesin Frais Universal
Mesin
frais
universal
merupakan
mesin
gabungan
atau
mesin
penyempurna karena merupakan gabungan antara mesin frais horizontal
53
dan mesin frais vertikal. Akan tetapi tidak dapat digunakan secara bersamaan. Mesin jenis ini adalah mesin yang cukup banyak digunakan. Mesin frais universal kedudukan arbor nya mendatar perubahan kearah vertikal dapat dilakukan dengan mengubah posisi arbor . Gerakan meja dari mesin ini dapat kearah memanjang, melintang, naik turun, dan dapat diputar membuat sudut tertentu terhadap bodi mesin.
3.
Menghidupkan dan Mematikan Mesin Frais
Motor penggerak pada setiap mesin, selalu dilengkapi saklar on/off yang terpasang
pada
panel
kelistrikan.
Saklar
on/off
berfungsi
untuk
menghubungkan/ menghidupkan dan memutus/mematikan sumber arus listrik. Contoh macam-macam saklar on/off yang sering digunakan pada sebuah panel kelistrikan mesin frais , dapat dilihat pada gambar berikut :
Menghidupkan sumber utama arus listrik (power suply) pada sebuah panel kelistrikan mesin frais, merupakan kegiatan paling awal yang dilakukan sebelum pengoperasikan mesin frais. Karena dengan menghidupkan sumber utama arus listrik, berarti motor penggerak mesin siap untuk dioperasikan. untuk mematikan sumber utama arus listrik (power suply) pada sebuah panel kelistrikan mesin frais, merupakan kegiatan paling akhir yang dilakukan setelah pengoperasikan mesin frais. Karena dengan mematikan sumber utama arus listrik, berarti motor penggerak mesin tidak ada lagi sumber arus listrik sehingga aman dari hal-hal yang tidak diinginkan. Panel kelistrikan mesin frais yang telah dilengkapi dengan saklar on/off, pada umumnya ditempatkan pada posissi yang aman dan mudah dijangkau oleh operator. Contoh posisi panel utama switch on/off pada mesin frais, dapat dilihat pada gambar berikut :
54
Yang
dimaksud
menghidupkan
mesin
adalah,
kegiatan
mengaktifkan/
menghidupkan motor penggerak mesin untuk memutar spindel utama mesin frais untuk proses pengefraisan. Sedangkan yang dimaksud mematikan mesin adalah, kegiatan mematikan motor penggerak mesin untuk menghentikan spindel utama mesin frais, jika proses pengefraisan sudah selesai. Untuk melakukan kegiatan menghidupkan dan mematikan mesin frais, pada umumnya dapat dilakukan dengan menggunakan tombol on/off yang tersedia pada panel kelistrikan untuk pengoperasian mesin frais. Posisi panel kelistrikan untuk pengoperasian mesin frais (tombol on/off dan tombol/ saklar lainnya), pada umumnya diletakkan pada posisi yang aman dari benturan, bebas dari air dan mudah dijangkau oleh operator agar mudah untuk mengendalikannya. Cara menggunakan tombol on/off cukup hanya menekan tombolnya saja, sedangkan yang berbentuk saklar cukup hanya memutar searah jarum jam atau sebaliknya. Contoh posisi pane kelistrikan untuk pengoperasian mesin frais dapat dilihat pada berikut :
55
Tes Formatif 4:
1. Jelaskan mekanisme kerja mesin frais! 2. Tuliskan jenis-jenis mesin frais! 3. Bagaimana cara menghidupkan dan mematikan mesin frais
Kunci Jawaban Tes Formatif 4 :
1. Prinsip kerja mesin frais adalah gerak potong dilakukan oleh pahat yang berasal dari putaran spindel dan gerak makan oleh benda kerja yang berasal dari gerakan meja kerja secara translasi sebagai pembawa benda kerja. 2. Mesin frais horisontal, mesin frais vertikal dan mesin frais universal. 3. Untuk melakukan kegiatan menghidupkan dan mematikan mesin frais, pada umumnya dapat dilakukan dengan menggunakan tombol on/off yang tersedia pada panel kelistrikan untuk pengoperasian mesin frais.
Lembar Kerja 4:
Dengan bimbingan dan pengawasan guru : 1.
Amati mekanisme kerja mesin frais
2.
Amati cara menghidupkan dan mematikan mesin frais.
3.
Amati cara mengoperasikan mesin frais
4.
Buatlah produk sederhana sesuai gambar kerja yang di siapkan guru
56
BAB III EVALUASI
Agar dapat menilai kemampuan siswa didik setelah menerima pembelajaran modul ini, maka siswa didik perlu diberikan soal-soal evaluasi .
A.
Tes Tertulis
Jawablah soal-soal berikut dengan memberi tanda silang (x) pada jawaban yang anda anggap paling benar!
1.
Mesin bubut yang mempunyai alas mesin pendek,digunakan membubut benda berdiameter besar adalah ....
2.
3.
4.
A. mesin bubut bangku
C. mesin bubut standar
B. mesin bubut konvensional
D. mesin bubut kepala
Pembubutan benda kerja seperti di bawah ini,di perlukan pahat bubut .... A. rata,alur,ulir,dan radius
C. rata,ulir,alur dan dalam
B. rata,ulir dan champer
D. rata,alur,muka dan radius
Pahat bubut yang digunakan memperbesar ukuran lubang pipa besi adalah . … A. bubut rata
C. pahat bubut kiri
B. pahat bubut dalam
D. pahat bubut ulir
permukaan ujung benda kerja bubut tidak setinggi yang di hasilkan dengan cara penyetelan pahat bubut tidak setinggi senter adalah ....
5.
6.
A. permukaan rata
C. permukaan cekung
B. permukaan menonjol di tengah
D. permukaan bergelombang
Pembubutan benda bertingkat seperti dapat di bentuk dengan menggunakan pahat.. A. alur
C. pinggul(champer)
B. potong
D. rata muka(facing)
Salah satu teknik pembubutan tirus adalah dengan cara memiringkan …. A. dudukan pahat
C. benda kerja
57
B. pahat
7.
8.
9.
D. eretan atas
Cara membut tirus pada lubang yang tidak tembus,dapat dikerjakan dengan .... A. memiringkan eretan bawah
C.memiringkan eretan atas
B. memriringkan tool holder
D.memiringkan lubang
Bagian mesin bubut yang berfungsi untuk mengatur tebal tipis sa yatan A. eretan atas
C. eretan alas
B. eretan lintang
D. kepala lepas
adalah…
Salah satu tekni pembubutan tirus adalah dengan cara memiringkan… . A. dudukan pahat
C.benda kerja
B. pahat
D.eretan atas
10. Pemasangan pahat bubut menonjol terlalu panjang dari rumahnya/ tool post maka akan berakibat .… A.
ujung pahat mudah tumpul
C. hasil penyayatan bergelombang
B.
hasil penyayatan tidak halus
D. pahat akan mudah pahat
11. Dalam proses penyayatan kadang pahat menjadi tumpul. Tanda- tanda pahat tumpul adalah sebagai berikut ini , kecuali .... A. permukaan bekas sayatan halus B. benda kerja dan pahat akan mudah panas akibat gesekan C. chip atau tatal bekas sayatan terputus putus D. kadang kadang berbunyi menderit akibat gesekan
12. Alat bantu bubut untuk melakukan tirus adalah .... A.tool grinder
C.taper attachment/ kelengkungan tirus
B.penyangga jalan
D. rotary table
13. Ketentuan setting pahat berikut ini, Kecuali .... A. pahat di pasang di bagian sebelah kiri rumah pahat B. plat ganjal sepasang sisi rumah pahat C. ujung pahat sayat harus setinggi senter D. pahat di pasang di sisi rumah pahat
58
14. Beberapa komponen ini dapat dikerjakan pada mesin bubut, kecuali .... A. poros
C. lubang berulir
B. batang bergigi
D. poros eksentrik
15. Bagian utama mesin bubut yang memutarkan benda kerja pada sumbu utama adalah . … A. kepala lepas
C. support
B. kepala tetap
D. eretan
16. Cara pembubutan tirus pada benda yang dapat dikerjakan dengan jalan .... A. memiringkan eretan memanjang
C. memiringkan eretan atas
B. memiringkan tool holder
D. memiringkan benda kerja
17. Apabila pahat terpasang di bawah senter,saat membubut muka akan berakibat benda kerja memiliki …. karena pahat menyayat tidak
Sempurna
A. perukaan rata
C. permukaan menonjol di tengah
B. permukaan cekung
D. permukaan cembung
18. Bagian terpenting pada mesin bubut yang mempunyai fungsi memutarkan benda kerja, dan tempat transmisi putaran adalah ….
A. kepala lepas
C. eretan
B. kepala tetap
D. meja
19. Kegunaan kepala lepas pada mesin bubut antara lain sebagai tempat …. a. Pemikul ujung benda kerja yang dibubut b. Kedudukan mata bor pada waktu pengeboran c. Kedudukan penjepit bor / center d. Pembubutan ulir
20. Alat jepit benda kerja yang dipasang pada spindle mesin yaitu …. a. Ragum
c. Senter mati/ death senter
b. Lathe dog
d. Cekam/ coolet
21. Mesin frais digunakan untuk proses pemesinan seperti A. pemotongan ulir B. pengeboran C. pemotongan roda gigi D. perimeran
59
22. Yang menunjukkan ukuran mesin frais, salah satunya adalah A. panjang langkah memanjang B. tinggi mesin C. besar head D. lebar landasan
23. Pisau frais mantel digunakan untuk pengefraisan : A. alur B. rata dan lebar C. pemotongan D. grouve
24. Berikut ini berfungsi untuk menjepit benda kerja yang persegi. A. klem bulat B.baut penjepitt C .ragum mesin D. indipenden chuck
25. Untuk membuat alur T pada benda kerja digunakan : A.pisau frais jari B.pisau frais alur C.slot mill D. T slot
26. Berikut ini adalah pisau yang dapat digunakan untuk mengebor A.end mill B.sliting saw C.slot mill D. T slot
27. Untuk membuat alur pasak yang terkurung digunakan .... A.face mill B.shell end mill C.pisau radius D.pisau frais alur melingkar
60
28. Pekerjaan berikut ini menggunakan sliting saw, kecuali .... A.memotong B.membelah C.meratakan D.mengalur sempit
29. Pisau frais mantel dipasang pada : A.arbor panjang B.arbor baut C.arbor tirus D.adaptor
30. Berikut ini adalah alatkeselamatan kerja pada pengefraisan, kecuali .... A.kaca mata B.apron kulit C.baju kerja D.safety shoes
31. Untuk mengefrais bidang siku dengan sekali makan digunakan A.plain mill B.gear cutter C.face mill D.sloting cutter
32. Pisau frais yang ada di lapangan pada umumnya dioperasikan dengan A. putar kanan B. putar kiri C. putar bolak -balik D. asal berputar 33. Berikut ini adalah cara-cara pembuatan roda gigi kecuali A. pemesinan B. pengecoran C. pengerolan D. penempaan
34. Di dalam konstruksi suatu mesin, roda gigi berfungsi sebagai : A. penggerak mula 61
B. pemindah daya C. actuator D. regulator
35. Yang memberikan pelumasan pada proses penyayatan adalah: A. air B. oli C. lubricator D. cutting oil
36. Pisau frais roda gigi tipe plain digunakan untuk pengefraisan berikut kecuali A. pemotongan B. pengasaran C. finishing D. pengefraisan gigi yang besar 37. Untuk mengatur/mengecek kelurusan dan kesejajaran waktu memasang ragum pada meja mesin frais , digunakan : A. vernier caliper B. high gauge C. dial indikator D. parallel pada 38. Alur pasak di dalam roda gigi dibuat dengan menggunakan A. sloting atachment B. sloting cutter C. T slot D. slot mill 39. Berikut ini adalah cara-cara merawat cutter, kecuali :A. memasang cutter cukup kuat dan dengan pasak B. pendinginan cukup dan cocok C. putaran yang tinggi 40. Bila dibanding dengan spur gear, heliks gear mempunyai keuntungan sebagai berikut, kecuali A. dapat Bekerja pada kecepatan tinggi
C. lebih kuat
B. lebih tenang
D. lebih murah
62
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI :
1.
D
2.
A
3.
B
4.
B
5.
A
6.
D
7.
C
8.
B
9.
D
10. D 11. A 12. C 13. D 14. B 15. B 16. C 17. C 18. A 19. C 20. D 21. C 22. A 23. B 24. C 25. D 26. D 27. D 28. C 29. A 30. B 31. C 32. A 33. D 34. B 35. D 36. D 63
37. C 38. A 39. C 40. D
B. Tes Praktik (Perfomance Test)
Buatlah roda gigi seperti job sheet berikut. Blank roda gigi sudah dipersiapkan dengan ukuran sesuai dengan job sheet.
64
65
KUNCI JAWABAN KRITERIA KEBERHASILAN : No
Kriteria
Skor 1-10
Bobot
1.
Persiapan Kerja
1
2.
Langkah Kerja
2
3.
Ketelitian
3
4.
Kerapian
2
5.
Keselamatan Kerja
1
6.
Waktu
1
Faktor Nilai
Keterangan
Nilai Akhir
Catatan: siswa dinyatakan berhasil, jika memperoleh nilai akhir 7,0.
66
BAB IV PENUTUP
Upaya menyiapkan tenaga menengah kejuruan untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga pelaksana di
bengkel atau di industri, dalam kenyataannya sekarang ini sangat
dipengaruhi oleh persaingan yang sangat ketat baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Karena setiap pengusaha akan bersaing dalam kualitas produksinya yang dilaksanakan sehingga menghasilkan barang berdasarkan kebutuhan pasar dengan harga yang bersaing. Dalam hal ini maka untuk menjawab tantangan tersebut setiap orang yang
akan
terlibat di dalam proses produksi harus mampu dan mempunyai KOMPETENSI yang dikuasai, diakui, sedangkan untuk memperoleh kompetensi tersebut harus melalui pendidikan dan pelatihan di institusi/sekolah kejuruan . Salah satu perangkat pembelajaran diklat kompetensi adalah buku MODUL, yang diharapkan dengan mempelajari buku modul ini peserta didik/siswa akan dibekali dengan pengetahuan
dan
keterampilan
dasar
yang
harus
dikuasai
untuk
mengikuti
UJI
KOMPETENSI yang dikukuhkan dengan suatu sertifikat kompetensi sebagai pengakuan atas kompetensi yang dikuasai peserta didik/sisiwa. Semoga buku modul ini bermanfaat bagi yang memerlukannya.
67
DAFTAR PUSTAKA
1.
Iwan Koswara, 2004, Membongkar, Mengganti dan Merakit Komponen-Komponen Pemesinan, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
2.
Joko Santoso, 2013, Pekerjaan Mesin Perkakas , Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
3.
Tim LPPM ITB, 2004, Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Bubut, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
4.
Tim LPPM ITB, 2004, Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Frais , Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
5.
Widarto dkk, 2008, Teknik Pemesinan, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
6.
NN, 2013, Teknik Pemesinan Bubut 1, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
7.
Th. Sukardi dkk, Teori Dasar dan Praktik Perawatan, Direktorat Pembinaan PTK Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
8.
A. Djumali, B.E , Teknologi
Perbaikan
Mesin
dan
Perkakas Perlengkapan,
ITB.
9.
Ing. Alois SCHNMETZ dkk, 1985, Pengerjaan Logam Dengan Mesin, Angkasa bandung.
68
MODUL PROSEDUR DAN TEKNIK PERAWATAN MESIN SERTA MEMBONGKAR DAN MERAKIT KOMPONEN MESIN SESUAI PROSEDUR
ii
DAFTAR ISI
Daftar Isi ................................................................................................................
iii
Peta Kedudukan Modul..........................................................................................
v
Peristilahan/Glosarium ...........................................................................................
vii
I.
Pendahuluan ...............................................................................................
1
A.
Deskripsi Judul..................................... .......................................... ..........
1
B.
Prasyarat ...............................................................................................
1
C. Petunjuk Penggunaan Modul .................................................................
2
D. Tujuan....................................................................................................
3
E.
Kompetensi............................................................................................
3
F.
Cek Kemampuan ...................................................................................
3
Pembelajaran ..............................................................................................
4
A.
Rencana Belajar Siswa/Peserta Didik ....................................................
4
B.
Kegiatan Belajar ....................................................................................
4
II.
Kegiatan Belajar 1 : Prosedur dan Teknik Perawatan Mesin .............
4
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1................................................
4
Uraian Materi 1 ...........................................................................
4
Tes Formatif 1 ............................................................................
13
Kunci Jawaban Tes Formatif 1 ...................................................
13
Lembar Kerja 1 ...........................................................................
15
Kegiatan Belajar 2 : Membongkar Komponen Mesin .........................
15
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2................................................
15
Uraian Materi 2 ...........................................................................
15
Tes Formatif 2 ............................................................................
23
Kunci Jawaban Tes Formatif 2 ...................................................
24
Lembar Kerja 2 ...........................................................................
25
Kegiatan Belajar 3 : Merakit Komponen Mesin ..................................
27
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 3................................................
27
Uraian Materi 3 ...........................................................................
27
Tes Formatif 3 ............................................................................
37
Kunci Jawaban Tes Formatif 3 ...................................................
38
Lembar Kerja 3 ...........................................................................
38
iii
III.
Evaluasi ......................................................................................................
40
1.
Tes Tertulis ...........................................................................................
40
2.
Penilaian Kinerja ...................................................................................
42
Penutup.......................................................................................................
48
Daftar Pustaka .....................................................................................................
49
IV.
iv
PETA KEDUDUKAN MODUL
Diagram ini menunjukkan tahapan atau tata urutan Modul-modul Unit Kompetensi yang akan dipergunakan dalam pelatihan para peserta didik dalam kurun waktu 3 tahun dan kemungkinan multiexit-entry yang dapat diterapkan.
MODUL UNIT KOMPETENSI
M
M
M
18.20A
18..21A
20-017-3
SERTIFIKAT M 18.55A
M 18.6A
M. 7.8A
M. 7.7A
SMK
M. 9.3A
M. 7.6A
M. 7.5A
SERTIFIKAT M. 9.1A
M.9.2A
M..25C11
M.18.3A
M.18.2A
M.18.1A
Kedudukan Modul
NO
KODE MODUL
1.
M.18.1A
2.
M.18.2A
3.
M.18.3A
I
Unit kompetensi prasyarat
NAMA UNIT KOMPETENSI Menggunakan Perkakas Tangan Menggunakan Perkakas Tangan Bertenaga
KODE KOMPETENSI M.18.1A M.18.2A M.18.3A
v
NAMA UNIT KOMPETENSI
KODE
NO
KODE MODUL
4.
M.25C11A
Mengukur Menggunakan Alat Ukur
M..25C11
5.
M.9.1A
Menggambar dan Membaca Sketsa
M. 9.1A
6.
M.9.2A
Membaca Gambar teknik
M. 7.5A
7.
M.9.3A
Mempersiapkan Gambar Teknik Dasar
M. 9.3A
8.
M.7.5A
Bekerja dengan Mesin Umum
M. 7.5A
9.
M. 7.6A
10.
M. 7.7A
11.
M.7.8A
12.
M.18.55A
13.
M.18.6A
14.
M.18.20A
15.
M.18.21A
16.
OPKR 20-017-3
Melakukan Pekerjaaan dengan Mesin Bubut Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Gerinda Membongkar, Mengganti, dan Merakit Komponen Mesin Membongkar/memperbaiki/mengganti/ merakit dan memasang komponen Memelihara komponen sistem hidrolik Pemeliharaan dan Perbaikan Sistem Hidrolik Pemeliharaan Servis Sistem Bahan Bakar Diesel
vi
KOMPETENSI
M. 7.6A
M. 7.7A
M.7.8A
M.18.55A
M.18.20A M.18.20A M.18.21A
OPKR 20-017-3
PERISTILAHAN / GLOSARIUM
Kompetensi : Kemampuan seseorang yang dapat diobservasi yang mencakup atas pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar kinerja yang ditetapkan . Standar Kompetensi : Kesepakatan tentang Kompetensi yang diperlukan pada suatu bidang
pekerjaan oleh seluruh stake holder di bidangnya, atau perumusan tentang
kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan kinerja yang dipersyaratkan. Unit Kompetensi : Uraian fungsi dan tugas atau pekerjaan yang mendukung tercapainya standar Kompetensi. Sub unit Kompetensi : Sejumlah fungsi tugas atau pekerjaan yang mendukung ketercapaian unit kompetensi dan merupakan aktifitas yang dapat diamati. Kriteria kinerja : Pernyataan sejauh mana sub kompetensi yang dipersyaratkan tersebut terukur berdasarkan pada tingkat yang diinginkan . Acuan penilaian : Pernyataan kondisi dan konteks penilaian sebagai acuan dalam melaksanakan penilaian . Kompetensi kunci : Kemampuan kunci atau generic yang
dibutuhkan untuk
menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan. Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan. (K3L) : Peraturan –peraturan yang berlaku berdasarkan pada landasan hukum yang berkaitan dengan aktifitas di lingkungan kerja, bengkel, dan industri secara spesifik maupun umum : SOP (Standard Operational Procedure) : Lembaran informasi berisikan prosedur pengerjaan, peraturan dan kebijakan untuk setiap jenis pekerjaan yang dibuat oleh badan khusus/perusahaan sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan yang harus ditaati. Buku Manual/Pedoman Pemakaian : Buku berisi informasi tentang, spesifikasi, pelayanan/pemakaian,
perawatan,
mengatasi
masalah,
dan
daftar/gambar
rakitan/instalasi komponen untuk mesin, diesel, boiler, dan lain-lain sebagainya.
vii
viii
BAB I PENDAHULUAN
A.
DISKRIPSI JUDUL Pekerjaan mengidentifikasi prosedur dan teknik perawatan mesin serta membongkar dan merakit komponen mesin sesuai prosedur adalah merupakan bagian dari pekerjaan pemeliharaan mekanik industri. Untuk itu pada pekerjaan ini siswa diharapkan dapat melakukan dan menguasai dengan benar karena akan menunjang pada proses pembelajaran berikutnya. Modul prosedur dan teknik perawatan mesin serta membongkar dan merakit komponen mesin sesuai prosedur merupakan salah satu bentuk dan alat bantu ajar yang dapat digunakan baik di kelas maupun untuk bengkel pada saat siswa
melakukan
praktek.
Dengan
modul
ini maka diharapkan dapat
meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses belajar mengajar yang berorientasi pada proses pembelajaran tuntas. Dengan menjadi
modul
terprogram
dan
ini
diharapkan
terencana
untuk
proses
belajar
meningkatkan
mengajar
akan
pengetahuan
dan
keterampilan pada peserta didik.
B. PRASYARAT Sebelum mengidentifikasi prosedur dan teknik perawatan mesin serta membongkar dan merakit komponen mesin sesuai prosedur, siswa sudah menguasai materimateri dengan alur sebagai berikut :
1
DIAGRAM PRASYARAT DAN ALUR PENCAPAIAN KOMPETENSI
M18.1A
M18.55A
M18.2A M7.6A
M18.6A
M7.7A
M.18.20A
M7.8A
M18.21A
M1.3FA M18.3A M7.5A M1.2FA M9.1A M1.3FA M9.2A M9.3A M1.4FA
M2.5C11 A
C.
OPKR20-17B
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mempelajari modul ini: a.
Bagi siswa atau peserta didik: 1.
Bacalah tujuan antara dan tujuan akhir dengan seksama,
2.
Bacalah Uraian Materi pada setiap kegiatan belajar dengan seksama sebagai teori penunjang,
3.
Baca dan ikuti langkah kerja yang ada pada modul ini pada tiap proses pembelajaran sebelum melakukan atau mempraktekkan,
4.
Persiapkan alat dan bahan yang digunakan pada setiap kegiatan belajar yang sesuai dan benar,
5.
Jawablah setiap pertanyaan pada tes formatif untuk masing- masing kegiatan
belajar,
cocokkan
dengan
kunci
jawaban
yang
telah
tersedia pada kunci jawaban, 6. Jawablah pertanyaan pada soal evaluasi dan cocokkan dengan kunci jawaban yang telah tersedia pada kunci jawaban. b.
Bagi guru pembina / pembimbing: 1.
Dengan mengikuti penjelasan didalam modul ini, susunlah tahapan penyelesaian yang diberikan kepada siswa/peserta didik.
2.
Berikanlah penjelasan mengenai peranan dan pentingnya materi dari modul ini.
3.
Berikanlah penjelasan serinci mungkin pada setiap tahapan tugas yang 2
diberikan kepada siswa. 4.
Berilah contoh gambar-gambar atau barang yang sudah jadi, untuk memberikan wawasan kepada siswa.
5.
Lakukan evaluasi pada setiap akhir penyelesaian tahapan tugas.
6. Berilah penghargaan kepada siswa didik yang setimpal dengan hasil karyanya.
D. TUJUAN 1.
Tujuan Antara 1.
Peserta didik/siswa dapat mengidentifikasi prosedur dan teknik perawatan mesin dengan benar.
2.
Peserta didik/siswa dapat membongkar dan merakit komponen mesin dengan benar.
2. Tujuan Akhir Setelah mempelajari modul ini peserta didik / siswa dapat: 1. Mengidentifikasi prosedur perawatan mesin, 2. Mengidentifikasi teknik perawatan mesin, 3. M e m b o n g k a r k o m p o n e n m e s i n , 4. Merakit komponen mesin,
E.
KOMPETENSI Dengan menguasai modul ini diharapkan peserta / siswa didik dapat mengidentifikasi prosedur dan teknik perawatan mesin serta membongkar dan merakit komponen mesin sesuai prosedur.
F.
CEK KEMAMPUAN Pada awal pembelajaran siswa didik diberi tugas untuk mengidentifikasi prosedur dan teknik perawatan mesin serta membongkar dan merakit komponen mesin sesuai prosedur. Apabila siswa telah dapat melaksanakan tugas tersebut dengan benar, aman dan rapi maka siswa yang bersangkutan sudah dapat ujian, dan tidak perlu mengkuti modul ini serta diperbolehkan langsung mengikuti modul berikutnya.
3
BAB II PEMBELAJARAN
A.
RENCANA BELAJAR SISWA / PESERTA DIDIK
Jenis Kegiatan
Tanggal
Waktu Jam
1. Mengidentifikasi prosedur dan teknik perawatan
Alasan Perubahan
Tanda Tangan Guru
Workshop/ Bengkel Workshop/ Bengkel Workshop/ Bengkel
Tes formatif 1 2. Membongkar komponen mesin
Workshop/ Workshop/ Bengkel
Tes formatif 2 3. Merakit komponen mesin
Workshop/ Workshop/ Bengkel
Tes formatif 3 EVALUASI
B.
Tempat Belajar
KEGIATAN BELAJAR :
1.
KEGIATAN BELAJAR 1 : PROSEDUR DAN TEKNIK PERAWATAN MESIN
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1: Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 1, diharapkan anda dapat: -
Mengidentifikasi prosedur perawatan mesin
-
Mengidentifikasi teknik perawatan mesin
Uraian Materi 1: 1.
Prosedur Perawatan Mesin Prosedur perawatan mesin bertujuan untuk mengatur perencanaan, pemeriksaan dan pemeliharaan peralatan/mesin yang digunakan untuk proses produksi industri. Perawatan dilakukan untuk meminimalkan dan mencegah dari kejadian yang tak terduga yang disebabkan oleh mesin
4
yang nantinya akan mempengaruhi rencana dan jadwal produksi dari suatu industri. Adapun prosedur perawatan peralatan/mesin mencakup langkah-langkah sebagai berikut : 1.
Kepala bagian atau orang yang ditunjuk melakukan inventarisasi keadaan sarana prasarana/peralatan dan mesin minimal satu kali dalam setahun dan melaporkannya kepada Kepala Sub Bagian Tata Usaha
(Administrasi)
melalui
Bagian
Sarana
dan
Prasarana/Pemeliharaan. 2.
Kepala
bagian
bersama-sama
dengan
Bagian
Sarana
dan
Prasarana/Pemeliharaan membuat program perawatan sarana dan prasarana/peralatan dan mesin. 3.
Dalam pemakaian alat, pemakai wajib mengisi kartu pemakaian alat.
4.
Bila dalam pemakaian peralatan dan fasilitas ditemukan adanya peralatan
atau
fasilitas
yang
rusak,
maka
pemakai
wajib
melaporkannya pada kepala bagian. 5.
Kepala bagian atau petugas yang ditunjuk, memasang out of service tag pada peralatan atau fasilitas yang rusak dan membuat laporan kerusakan Bagian Sarana dan Prasarana/Pemeliharaan.
6.
Kepala bagian sarana dan prasarana/pemeliharaan dengan bantuan staf yang ahli dalam bidang peralatan yang rusak dan atau teknisi melakukan analisis kerusakan, mengidentifikasi apakah kerusakan bisa diatasi di industri/pabrik atau harus dibawa keluar (membutuhkan bantuan pihak ke tiga). Bila kerusakan bisa diatasi di industri/pabrik dan bahan yang dibutuhkan tersedia. Kepala bagian Sarana dan Prasarana/Pemeliharaan segera menugaskan staf dan atau teknisi untuk memperbaikinya.
7.
Bila kerusakan tidak bisa diatasi di industri/pabrik dan atau bahan yang dibutuhkan untuk perbaikan tidak tersedia, maka Kepala Bagian Sarana dan Prasarana/Pemeliharaan
mengajukan usul perbaikan
kepada Pimpinan Perusahaan melalui Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Administrasi). 8.
Pimpinan Perusahaan mempelajari usul perbaikan untuk kemudian membuat keputusan apakah perbaikan bisa segera dilakukan atau ditunda.
9.
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan terhadap setiap alat dan
5
fasilitas dicatat dalam kartu riwayat alat dan fasilitas. 10. Semua rekaman kegiatan pemeliharaan sarana prasarana harus dipelihara.
2. Teknik Perawatan Mesin Aktivitas perawatan melibatkan tenaga kerja, metoda, pemakaian alat, material dan suku cadang adalah bagian kegiatan dari industri yang membutuhkan biaya yang cukup besar. Perawatan sebaiknya dilakukan pada
waktu
yang
tidak
mengganggu
kegiatan
produksi.
Misalnya
perawatan mesin dilakukan pada saat mesin tidak digunakan atau dengan pertimbangan bahwa pelaksanaan perawatan dan perbaikan mesin tidak menghambat keseluruhan aktivitas produksi. Dalam dunia industri ataupun perusahaan yang menggunakan peralatan atau mesin-mesin diharapakan usia produktifitasnya lama. Disamping itu pula produktifitasnya masih tinggi. Untuk menjaga agar peralatan atau mesin dalam usia yang cukup lama, tetapi masih mempunyai produktifitas tinggi perlu adanya pemeliharaan yang baik. Oleh karena itu pemeliharaan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas pabrik, bengkel, laboratorium, fisik bangunan dan juga mengadakan perbaikan atau penyesuaian atau penggantian yang diperlukan agar supaya terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan. Adanya kegiatan pemeliharaan ini, maka peralatan pabrik atau bengkel dapat dipergunakan untuk memproduksi sesuai dengan rencana. Pemeliharaan ini menjaga tidak timbulnya kerusakan pada peralatan yang dipergunakan untuk memproses sesuatu barang. Apabila peralatan yang ada dipelihara dengan baik sudah barang tentu mesin akan terjaga dan tahan lama sehingga produktifitas mesin masih cukup tinggi. Segala kegiatan dalam pemeliharaan mesin sebenarnya merupakan tugas dari
bagian
maintenance
(pemeliharaan).
Bagian
pemeliharaan
peranannya cukup penting, dari kegiatan maintenance tiduk cukup untuk menjaga agar pabrik dapat tetap bekerja dan hasilnya cukup tinggi dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan demikian dapat juga menepati waktu yang ditentukan atau disepakati bersama, artinya tepat waktunya. Melalui pemeliharaan mesin-mesin perusahaan, pabrik ataupun bengkel, selalu menjaga agar usahanya bekerja secara efisien dengan
6
menekan atau mengurangi kemacetan dan kesalahan sekecil mungkin. Pemeliharaan mempunyai peranan yang penting, adakalanya sangat menentukan kelancaran atau malah kemacetan produksi dari suatu pabrik maupun industri. Oleh karena itu mengenai maintenance harus mendapat perhatian agar supaya fasilitas produksi tetap terjaga dan tahan lama. Pemeliharaan peralatan pada suatu pabrik tergantung dari kebijakan perusahaan
yang
kadang-kadang
tidak
sama
dengan
kebijakan
perusahaan yang lainnya. Kebijakan pada bagian pemeliharaan dan perawatan biasanya ditentukan oleh pimpinan tertinggi perusahaan. Meskipun
kebijakan
pimpinan/kepala
telah
bagian
ditentukan,
tetap
pemeliharaan
pada
dan
pelaksanaannya
perawatan
harus
memperhatikan persyaratan agar pekerjaan bagian ini dapat efisien. Adapun persyaratan tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Adanya data mengenai mesin dan peralatan yang dimiliki perusahaan.
2.
Adanya perencanaan dan penjadwalan.
3.
Adanya surat perintah yang tertulis.
4.
Adanya persediaan alat-alat.
5.
Harus ada catatan.
6.
Harus ada laporan, pengawasan dan analisis.
Data mengenai mesin dan peralatan yang dimilik perusahaan yang dimaksud dalam hal tersebut diatas adalah seluruh data mengenai mesin/peralatan seperti nomor, jenis, usia, tahun pembuatan, kondisinya, pembebanan dalam operasinya per jam atau kapasitas dan lain-lain. Dari data-data ini akan ditentukan banyaknya kegiatan yang dibutuhkan dan mungkin dilakukan. Karena itu, pekerjaan untuk mencegah kerusakan memungkinkan perlu diatasi dengan perbaikan segera tanpa menimbulkan kerusakan yang lebih luas. Dengan demikian perawatan adalah merupakan aktivitas yang bertujuan untuk menyiapkan dan mengefisienkan kerja suatu mesin atau peralatan
sehingga
dapat
menunjang
dalam
meningkatkan
produktivitasnya. Untuk mencapai tujuan tersebut maka aktivitas perawatan perlu dilakukan berdasarkan teknik-teknik perawatan yang memadai. Usaha untuk mengefektifkan pekerjaan perawatan adalah dengan menentukan sistem perawatan dimana penerapan sistem perawatan yang dipilih dapat disesuaikan sehubungan dengan kebutuhan produksi.
7
Secara umum ditinjau waktu pelaksanaannya pekerjaan perawatan dapat digolongkan menjadi dua sistem yaitu : 1. Perawatan yang direncanakan. Pengorganisasian pekerjaan perawatan yang dilakukan dengan mempertimbangkan untuk jangka panjang, terkontrol dan tercatat. 2. Perawatan yang tidak direncanakan. Pekerjaan perawatan ini dilakukan secara darurat (Unplanned emergency maintenance)
Macam-macam perawatan preventif yang direncanakan harus betul-betul diperhatikan, sehingga pelaksanaannya akan merupakan perawatan yang secara periodik. Hal ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut: -
Inspeksi diberi symbol
I
-
Reparasi kecil diberi
K
-
Reparasi menengah diberi symbol
M
-
Bongkar seluruhnya diberi symbol
B
Dari uraian di atas yang menunjukan klasifikasi perawatan mesin, hal tersebut mempermudah kepada para teknisi untuk menjadwalkan kegiatan perawatan secara periodik. Kegiatan yang rutin dalam suatu industri, dengan demikian timbul suatu siklus perawatan dalam suatu mesin. Sebagai contoh siklus perawatan dalam satu jenis mesin sebagai berikut: I1 – K1 – I2 – K2 – I3 – K3 – M1 – I4 – K4 – M2 – I5 – K5 – B1 ...... dan seterusnya. Kalau jangka waktu kegiatan program perawatan adalah 4 bulan maka dapat dituliskan sebagai berikut: 1.
Inspeksi pertama
I1
4 bulan
2.
Reparasi kecil
K1
4 bulan
3.
Inspeksi kedua
I2
4 bulan
4.
Reparasi kecil kedua
K2
4 bulan
5.
Inspeksi ketiga
I3
4 bulan
6.
Reparasi kecil ketiga
K3
4 bulan
7.
Reparasi menengah pertama
M1
4 bulan
8.
Inspeksi keempat
I4
4 bulan
9.
Reparasi kecil keempat
K4
4 bulan
10. Reparasi menengah kedua
M2
4 bulan
11. Inspeksi kelima
I5
4 bulan
8
12. Reparasi kecil kelima
K5
4 bulan
13. Bongkar seluruhnya
B1
4 bulan
Salah satu sistem perawatan yang direncanakan adalah perawatan preventif, adalah suatu sistem perawatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan atau cara perawatan yang direncanakan untuk pencegahan. Perawatan preventif dimaksudkan juga untuk mengefektifkan pekerjaan inspeksi, perbaikan-perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan sehingga peralatan atau mesin selama beroperasi dapat terhindar dari kerusakan. Perawatan preventif ini dilaksanakan sejak awal sebelum terjadinya kerusakan. Sistem perawatan preventif dapat diterapkan pada industri-industri yang proses produksinya secara kontinyu atau menggunakan sistem otomatis, sebagai contoh: 1. Pabrik kimia, industri pengerolan baja, kilang minyak, produksi secara masal dan sebagainya. 2. Industri yang apabila terjadi kemacetan produksi karena adanya kerusakan dapat menimbulkan biaya perbaikan yang sangat tinggi. 3. Industri yang apabila terjadi kerusakan kecil pada bagian peralatan atau fasilitas vital dapat mengakibatkan kegagalan seluruh proses. 4. Peralatan yang apabila terjadi kegagalan atau kerusakan sangat membahayakan, misalnya pada ketel, bejana tekan, alat pengangkat
Sistem perawatan merupakan alternatif yang dapat dilakukan pada semua jenis mesin atau peralatan industri. Namun demikian sistem perawatan tersebut tidak mutlak dilakukan, hal ini ditinjau dan dipertimbangkan menurut kebutuhan dan sesuai dengan kondisi pabrik. Program perawatan dapat ditempuh dengan cara lain yang berdasarkan perhitungan dianggap lebih menguntungkan, yaitu perawatan periodik Yaitu dengan mempertimbangkan: - Kebutuhan Industri - Waktu - Biaya - Keterhandalan tenaga perawatan - Kondisi peralatan - Kemudahan 9
Kegiatan yang dilakukan pada sistem perawatan periodik adalah: 1.
Perbaikan Perawatan dengan cara penggantian banyak diterapkan pada pabrik atau industri kecil, karena mudah pelaksanaanya. Perawatan ini dilakukan dengan cara mengganti peralatan yang sudah tidak baik, karena peralatan pengganti lebih murah bila dibandingkan dengan biaya perawatan dan perbaikanya. Alternatif lain adalah untuk mengimbangi perkembangan teknologi yang sangat cepat. Dalam hal tertentu peralatan tidak dirancang untuk tahan lama, apabila rusak pada waktunya dapat segera diganti dengan peralatan yang lebih modern. Banyak komponen jika sudah rusak tidak memungkinkan dapat diperbaiki kembali karena komponen itu dirancang untuk tidak diperbaiki. Tindakan
perbaikan
dapat
diartikan
sebagai
tindakan
untuk
menghindarkan mesin dari kerusakan, kegiatan yang dilakukan adalah mengganti alat-alat atau komponen yang rusak dengan yang baru. Tujuan dari perbaikan adalah: -
Menghidupkan kembali mesin yang rusak atau tidak dapat dipakai
- Meningkatkan kualitas mesin yang telah rusak dan kembali kekondisi yang baik -
Memperpanjang umur mesin dan perlengkapannya
Yang dimaksud dengan kegiatan perbaikan adalah tindakan-tindakan yang dikerjakan oleh teknisi pada setiap melakukan perbaikan mesin, kegiatan tesebut adalah: A.
Pemeriksaan kerusakan Merupakan penjelasan dari operator mengenai kerusakan yang terjadi, informasi yang diberikan oleh pemakai belum dapat dikatakan sebagai dasar merencana kegiatan perbaikan yang tepat. Baru setelah teknisi melakukan pemeriksaan langsung di bagian mesin yang rusak dapat membuat rencana perbaikan.
B.
Rencana perbaikan Dalam membuat rencana perbaikan harus berpegang pada prinsip ekonomis, misalnya pemakaian tenaga dan waktu perbaikan harus sedikit waktunya dan rencana perbaikan harus diketahui oleh pimpinan produksi
10
C. Pembongkaran mesin Tujuan dari pembongkaran komponen mesin adalah untuk mengambil elemen mesin yang mengalami kerusakan dan memudahkan dalam perbaikannya. Urutan pembongkaran mesin harus selalu diingat dan biasakan membuat suatu catatan langkah pembongkaran sehingga tidak terjadi kesalahan yang berulang pada saat akan memasang mesin. D. Penyatuan komponen mesin Jika pada waktu pembongkaran dicatat urutannya dan letaknya maka
pada saat penyatuan kembali tidak akan mengalami
kesulitan. Kekuatan penyetelan akan dijamin baik jika pengikat elemen mesin dengan kekuatan yang terukur, gunakan alat pengikat seperti baut, pasak, paku keling, pengelasan sesuai dengan perhitungan kekuatan. E.
Pemeriksaan akhir Yang dimaksud dengan pemeriksaan akhir adalah tindakan pemeriksa komponen mesin yang telah selesai diperbaiki, tes akhir dapat dilakukan secara dinamis dan secara statis.
2.
Overhaul Merupakan tindakan perawatan yang dilakukan berdasarkan jam operasi mesin. Kegiatan tersebut biasanya dilakukan oleh pabrik atau industri dengan melihat berapa lama mesin tersebut melakukan aktivitas dan dengan mempertimbangkan inspeksi yang dilakukan dan dapat juga berdasarkan manual book dari mesin itu sendiri. Ada alasan tertentu untuk dilakukannya overhaul yaitu: -
Karena kondisi mesin yang dinyatakan menurut test standart telah dibawah dari ketentuan yang diijinkan
-
Karena kualitas/ketelitian produksi yang dihasilkan kasar dan tidak sesuai lagi dengan spesifikasi mesin
-
Kapasitas mesin menurun
-
Karena dengan kegiatan perbaikan berat atau koreksi, mesin tersebut tidak akan dicapai kondisi yang diharapkan
Kegiatan yang dilakukan dalam overhaul dapat dikelompokan menjadi beberapa kegiatan yaitu: -
Pemeriksaan awal
-
Perhitungan perbaikan
11
-
Proses perbaikan elemen
-
Penyatuan elemen
-
Pemeriksaan akhir
Pemeriksaan mesin pada awal sebelum mesin di overhaul adalah pemeriksaan statis standart, pemeriksaan dinamis dengan beban dan pemeriksaan hasil benda kerja 3.
Penggantian yang direncanakan Sistem penggantian yang direncanakan ini sering diterapkan pada banyak cabang industri khususnya untuk fasilitas seperti mesin perkakas, generator, komputer, dan kendaraan bermotor. Dengan adanya penggantian fasilitas tersebut berarti industri tidak memerlukan waktu yang lama untuk melakukan perawatan, kecuali hanya untuk perawatan dasar yang ringan seperti pelumasan dan penyetelan agar kondisinya tetap baik. Ketika fasilitas tersebut sudah menurun kondisinya maka segera diganti atau dengan membeli yang baru.
4.
Pembaharuan komponen Merupakan peralatan
tindakan yang
penggantian
biasanya
komponen
sudah
disiapkan
pada
mesin
digudang
atau
dengan
pertimbangan inspeksi yang dilakukan. 5.
Pembuatan suku cadang Kegiatan ini biasanya dilakukan dibengkel kerja pada industri dengan memperhatikan lokasi industri, maka diharapkan dapat membuat sendiri komponen-komponen peralatan atau mesin
Dalam perbaikan mesin ada tiga kejadian dalam perbaikan mesin yaitu: 1.
Mesin dapat diperbaiki langsung Jika tindakan perbaikan mesin dapat dikerjakan tanpa melakukan perbaikan berat pada elemen atau penggantian elemen dan umumnya kerusakan dapat diatasi dengan penyetelan yang baik, tindakan tersebut dinamakan perbaikan langsung.
2.
Memperbaiki elemen mesin Hal ini banyak terjadi pada kerusakan berat seperti kerusakan poros utama .
3.
Mengganti elemen mesin Kejadian ini hampir sama dengan kejadian diatas, perbedaannya bahwa elemen mesin yang diperlukan dalam perbaikan dapat
12
diperoleh dari luar, tindakan perawatan tetap mengajukan elemen mesin yang diperlukan ke bagian material atau pengadaan barang pada suatu bagian dalam sebuah perusahaan.
Tes Formatif 1: 1.
Mengapa perawatan peralatan/mesin perlu dibuatkan prosedurnya?
2.
Tuliskan langkah-langkah prosedur perawatan sarana prasarana atau peralatan/mesin
3.
Tuliskan persyaratan agar pekerjaan pelaksanaan perawatan dapat efisien!
4.
Secara umum ditinjau waktu pelaksanaannya pekerjaan perawatan dapat digolongkan menjadi dua sistem, tuliskan!
5. Tuliskkan kegiatan yang dilakukan pada sistem perawatan periodik!
Kunci Jawaban Tes Formatif 1 : 1.
Untuk mengatur perencanaan, pemeriksaan dan pemeliharaan peralatan/mesin yang digunakan untuk proses produksi industry agar dapat meminimalkan dan mencegah dari kejadian yang tak terduga yang disebabkan oleh mesin yang nantinya akan mempengaruhi rencana dan jadwal produksi dari suatu industri
2.
Adapun
langkah-langkah
prosedur
perawatan
sarana
prasarana
atau
peralatan/mesin sebagai berikut : 1.
Kepala bagian atau orang yang ditunjuk melakukan inventarisasi keadaan sarana prasarana/peralatan dan mesin minimal satu kali dalam setahun dan melaporkannya kepada Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Administrasi) melalui Bagian Sarana dan Prasarana/Pemeliharaan.
2.
Kepala
bagian
bersama-sama
Prasarana/Pemeliharaan
membuat
dengan program
Bagian perawatan
Sarana sarana
dan dan
prasarana/peralatan dan mesin. 3.
Dalam pemakaian alat, pemakai wajib mengisi kartu pemakaian alat.
4.
Bila dalam pemakaian peralatan dan fasilitas ditemukan adanya peralatan atau fasilitas yang rusak, maka pemakai wajib melaporkannya pada kepala bagian.
5.
Kepala bagian atau petugas yang ditunjuk, memasang out of service tag pada peralatan atau fasilitas yang rusak dan membuat laporan kerusakan Bagian Sarana dan Prasarana/Pemeliharaan.
6.
Kepala bagian sarana dan prasarana/pemeliharaan
dengan bantuan staf
yang ahli dalam bidang peralatan yang rusak dan atau teknisi melakukan
13
analisis kerusakan, mengidentifikasi apakah kerusakan bisa diatasi di industri/pabrik atau harus dibawa keluar (membutuhkan bantuan pihak ke tiga). Bila kerusakan bisa diatasi di industri/pabrik dan bahan yang dibutuhkan tersedia. Kepala bagian Sarana dan Prasarana/Pemeliharaan segera menugaskan staf dan atau teknisi untuk memperbaikinya. 7.
Bila kerusakan tidak bisa diatasi di industri/pabrik dan atau bahan yang dibutuhkan untuk perbaikan tidak tersedia, maka Kepala Bagian Sarana dan Prasarana/Pemeliharaan
mengajukan usul perbaikan kepada Pimpinan
Perusahaan melalui Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Administrasi). 8.
Pimpinan Perusahaan mempelajari usul perbaikan untuk kemudian membuat keputusan apakah perbaikan bisa segera dilakukan atau ditunda.
9.
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan terhadap setiap alat dan fasilitas dicatat dalam kartu riwayat alat dan fasilitas.
10.
Semua rekaman kegiatan pemeliharaan sarana prasarana harus dipelihara.
3.
Persyaratan agar pekerjaan pelaksanaan perawatan dapat efisien adalah sebagai berikut:
4.
1.
Adanya data mengenai mesin dan peralatan yang dimiliki perusahaan.
2.
Adanya perencanaan dan penjadwalan.
3.
Adanya surat perintah yang tertulis.
4.
Adanya persediaan alat-alat.
5.
Harus ada catatan.
6.
Harus ada laporan, pengawasan dan analisis.
Secara umum ditinjau waktu pelaksanaannya pekerjaan perawatan dapat digolongkan menjadi dua sistem yaitu : 1. Perawatan yang direncanakan. Pengorganisasian pekerjaan perawatan yang dilakukan dengan mempertimbangkan untuk jangka panjang, terkontrol dan tercatat. 2.
Perawatan yang tidak direncanakan. Pekerjaan perawatan ini dilakukan secara darurat (Unplanned emergency maintenance)
5.
Kegiatan yang dilakukan pada sistem perawatan periodik adalah: 1.
Perbaikan
2.
Overhaul
3.
Penggantian yang direncanakan
4.
Pembaharuan komponen
5.
Pembuatan suku cadang
14
Lembar Kerja 1 : 1. Buat kelompok kerja 2. Identifikasi
prosedur
perawatan/pemeliharaan
sarana
prasarana
atau
peralatan/mesin yang ada di sekolahmu! 3. Apakah sesuai dengan langkah-langkah prosedur yang dipelajari? Jelaskan! 4. Presentasikan
hasil
identifikasi
prosedur
perawatan/pemeliharaan
sarana
prasarana atau peralatan/mesin yang ada di sekolahmu
2.
KEGIATAN BELAJAR 2 :
MEMBONGKAR KOMPONEN MESIN
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2: Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 2, diharapkan peserta didik/siswa dapat: - Membongkar komponen mesin sesuai prosedur
Uraian Materi 2: Pekerjaan seorang tenaga pelaksana Pemeliharaan
Mekanik Mesin Industri,
pada umumnya terdiri dari beberapa jenis tugas, yang selalu harus dikerjakan secara terus menerus, dengan tujuan agar semua mesin dan perlengkapannya selalu siap pakai dengan kondisi standar, dan menghasilkan barang/produk yang sesuai dengan tuntutan kualitas. Pekerjaannya
harus didasari oleh disiplin dan tanggung jawab yang tinggi,
didasari oleh moral dan mental yang tangguh taat terhadap aturan/asas, jujur, selalu terbuka menerima saran, mampu bekerjasama sebagai anggota team, dan tidak pernah berhenti belajar karena kesadaran akan tuntutan pekerjaan. Pekerjaannya adalah meliputi : - Melakukan tindakan Preventive ( Pencegahan ) - Melakukan perbaikan ringan dan berat (curatif ) - Malakukan Over haul - Melakukan pengujian kontrol kualitas
Melihat ruang lingkup pekerjaan tersebut diatas, sebagian besar pelaksanaan memerlukan keterampilan dan pengetahuan
tentang
proses pembongkaran
mesin baik ringan maupun berat. Di dalam pelaksanaannya, pembongkaran komponen-komponen mesin itu harus melalui beberapa tahapan, yang setiap 15
tahapannya mempunyai kertekaitan satu dengan yang lainnya. Pembongkaran komponen mesin yang biasa dilaksanakan di bengkel atau di industri, selalu mengikuti SOP (Standar Operasional Prosedur ) pekerjaan, untuk memandu pelaksana
melaksanakan pekerjaan pembongkaran, memudahkan
untuk dikerjakan dan diawasi oleh Supervisor. Adapun
tahapan –tahapan
yang
umum
dilakukan
untuk
pembongkaran
komponen –komponen mesin itu terdiri dari : - Mengkonfirmasi, mengecek berbagai informasi tentang masalah, kerusakan, kelainan, atau penyimpangan mesin dari spesifikasinya. - Mempelajari kerusakan atau penyimpangan
mesin dan tindakan cara
perbaikannya . - Merencanakan persiapan pembongkaran. - Menyiapkan peralatan, waktu dan tempat pembongkaran. -
Melaksanakan pembongkaran Komponen-komponen Mesin .
- Mencatat berbagai temuan dan membuat laporan pembongkaran, dan hasilnya dilaporkan secara langsung pada Atasan/Supervisor.
1.
Mengkonfirmasi dan mengecek Informasi . Setiap
ada
kerusakan
atau
kelainan/penyimpangan
mesin
dari
spesifikasinya, harus dilaporkan oleh petugas/operator ke atasannya, dan laporan ini akan dserahkan ke bagian pemeliharaan dan perbaikan untuk ditindak lanjuti. Selanjutnya laporan ini dipelajari, dilakukan konfirmasi dengan operator dan dicek keadaan mesinnya, sesuai dengan laporan masalah yang terjadi. 2.
Mempelajari kerusakan /penyimpangan mesin. Dari hasil pengecekan tersebut diatas dilakukan analisa tentang kerusakan, penyimpangan
dan
cara
penanggulangannya
dengan
mempelajari
dokumen-dokumen mesin diantaranya , - Informasi –informasi kerusakan - Sertifikat kualiti kontrol mesin, - Buku manual mesin dan, - Kartu riwayat mesin . 3.
Merencanakan persiapan pembongkaran. Setelah dipelajari,
dianalisa, dan diketemukan penyebab/masalah dari
kerusakan/penyimpangan mesin tersebut, dan telah di-tentukan pula tindakan perbaikannya, yang dalam pelaksanaan-nya harus dilakukan
16
pembongkaran, maka tahapan selanjutnya adalah mempersiapkan proses pembongkaran. Dalam menyiapkan pembongkaran komponen-komponen mesin, diperlukan berbagai informasi –informasi antara lain : - Informasi dan laporan kerusakan serta hasil analisanya. - Dokumen –dokumen tentang Mesin yaitu: Sertfikat kualiti kontrol, Buku manual, Kartu riwayat Mesin. - Katalog tentang Peralatan pembongkaran dan alat bantu yang akan dipakai. - Katalog tentang Komponen-komponen mesin. - Menentukan/menugaskan Pelaksana /petugas perbaikan. - SOP pekerjaan pembongkaran.
SERTIFIKAT KUALITI KONTROL MESIN
Dokumen
Buku Manual
Mesin PEMBONGKARAN MESIN
Katalog komponen
SOP Katalog
Pekerjaan
peralatan
Gambar bagan persiapan pembongkaran.
4.
Melaksanakan pembongkaran komponen-komponen mesin Pembongkaran komponen-komponen mesin ini dilaksanakan baik secara perorangan maupun tim/grup, hal ini tergantung dari seberapa besar dan rumitnya kerusakan yang terjadi dan cara perbaikanya . Apabila ternyata kerusakan dan perbaikannya sangat kompleks dan memerlukan berbagai disiplin dan kompetensi yang berbeda, misalnya di 17
dalam
mesin
tersebut
terdapat
kerusakan
Mekanik,
Elektrik,
Hidrolik/Pneumatik, sebaiknya dikerjakan oleh tim berdasarkan kompetensi dan tanggung jawab secara profesional, yang sesuai dengan keahlian masing-masing. Pelaksanaan pembongkaran harus selalu mengikuti SOP pekerjaan yang berlaku baik di bengkel maupun industri. Karena SOP merupakan jaminan petunjuk pelaksanaan pekerjaan yang standar, baik dari segi hukum maupun kewenangan serta keselamatan dan kesehatan kerja. Persyaratan dan urutan pedoman pekerjaan pembongkaran komponenkomponen mesin ini, secara umum antara lain harus dikuasai kompetensi: membaca gambar, menggunakan peralatan tangan, dan menggunakan peralatan tangan bertenaga dengan operasi digenggam. a.
b.
Persyaratan yang harus diperhatikan dalam pembongkaran: -
Keselamatan dan kesehatan kerja.
-
SOP pekerjaan.
-
Dokumen Mesin.
-
Peralatan utama dan pendukung/bantu.
Urutan pekerjaan pembongkaran meliputi : -
Pembongkaran komponen-komponen dilakukan sesuai dengan SOP pekerjaan, rencana kerja dan Buku Manual mesin.
-
Pembersihan Komponen-komponen dan harus disusun menurut unitunitnya sesuai dengan buku manual.
-
Pemberian label, penamaan, dan pengkodean setiap komponen yang sudah dibongkar harus sesuai dengan buku manual atau katalog.
-
Membuat
catatan
penemuan –penemuan
selama
pembongkaran berlangsung dan membuat laporannya.
18
proses
MESIN
1.
2.
3.
PEMBONGKARAN
PEMBERSIHAN
PELABELAN
4. MEMBUAT LAPORAN
Gambar Bagan Urutan pekerjaan pembongkaran.
Dalam pembongkaran komponen
ada beberapa hal yang harus diperhatikan
untuk memenuhi kelancaran dan keberhasilan pekerjaan dengan tujuan agar didalam pelaksanaannya tidak mengalami hambatan, kekurangan alat ataupun bahan,
informasi tentang mesin, terjadi kecelakaan dan sebagainya. Urutan
langkah pekerjaan secara umum antara lain : 1.
Persiapan Pelaksanaan Pembongkaran Periksa kesiapan kelengkapan dokumen mesin.
Periksa kesesuaian rencana kerja dengan pekerjaan.
Pengecekan kesesuaian SOP pekerjaan dengan tugas pekerjaan.
Pengecekan kelengkapan peralatan dan K3
Pengecekan kesiapan dan kesesuaian tempat kerja dengan SOP dan K3.
Siapa Atasan, Supervisor, Operator atau petugas pelaksana yang harus
dihubungi bila menemukan masalah. 2.
Pelaksanaan Pembongkaran Komponen
Periksa kesesuaian alat dan bahan yang akan dipergunakan.
Jangan mempergunakan peralatan yang tidak sesuai dengan pekerjaan dan kegunaannya.
Jauhkanlah peralatan yang tidak perlu. 19
Periksa dan lihat buku manual.
Laksanakan pembongkaran
komponen
mesin
sesuai
dengan SOP
pekerjaan dan pedoman K3.
Pembongkaran komponen-komponen berurutan dimulai dari komponen tiap bagian, unit atau sub unit.
Buatlah catatan-catatan apabila menemui temuan-temuan penting.
Bertanyalah atau diskusikan dengan orang yang ahli bila menghadapi hambatan .
3.
Bersihkanlah tempat kerja alat-alat apabila pembongkaran sudah selesai.
Buat laporan pekerjaan dan laporkan hasil pekerjaan kepada supervisor.
Pembersihan Komponen
Komponen yang telah dibongkar
disusun sesuai dengan urutan
komponen-komponen di buku manual.
Siapkan bak dan minyak pencuci serta peralatan pembersih.
Bersihkanlah satu persatu setiap komponen tersebut dan susun kembali sesuai dengan urutannya. Perhatikan dan ikuti SOP dan K 3.
Bersihkan semua peralatan
dan tempat kerja bila pekerjaan
sudah
selesai. 4.
Pelabelan Komponen
Lihat dan pelajari Buku Manual/Katalog komponen-komponen mesin. Siapkan label-label komponen sesuai
dengan spesifikasi Mesin
dan Buku Manual/katalog komponen. Isi dan berilah Label
sesuai dengan spesifikasi
setiap komponen dengan Informasi yang yang tertera di buku manual / katalog,dari
komponen-komponen tersebut. Periksa kembali susunan/urutan komponen dan isi dari informasi
label, kesesuaiannya dengan informasi spesifikasi komponen. Bersihkan peralatan dan tempat kerja bila pekerjaan sudah selesai.
5.
Pembuatan Laporan Buatlah laporan pekerjaan lengkap dengan catatan temuan-temuan selama proses
berlangsung
dan
diskusikan
dengan
teman
sekerja,
apabila
mendapatkan kesulitan hubungi nara sumber yang lebih ahli atau supervisor Di bawah ini dapat
kita lihat sebuah contoh pembuatan laporan tentang
pembongkaran tool post:
20
21
22
KUNCI – KUNCI PERLENGKAPAN OPERASIONAL PEMBONGKARAN MESIN. Kunci-kunci adalah perlengkapan yang berupa kunci dan hanya diperuntukkan dalam pelaksanaan operasional pemakaian mesin. Jumlahnya tidak banyak, kunci tersebut mempunyai ukuran yang standar atau umum dipakai, serta banyak terdapat atau dijual di toko peralatan mesin. Sebagian lagi kunci-kunci yang dipakai untuk pelayanan operasional khusus, dari bentuk, ukuran, model dan tipenya dibuat dan didesain spesial . Contoh kunci –kunci perlengkapan operasional mesin, dengan standar ukuran metrik ataupun imperial. -
Kunci –kunci pas (Wrench single/doble open ended).
-
Kunci Elen (Ellen Key.)
-
Kunci Ring.
-
Kunci Sok.
-
Kunci C.
-
Kunci-kunci Khusus.
a. Kunci Pas
b. Kunci Shock
c. Kunci Moment
d. Obeng,(Screw Driver)
Gambar Kunci-Kunci dan Obeng
Tes Formatif 2: 1.
Tuliskan tahapan –tahapan yang umum dilakukan untuk pembongkaran komponen –komponen mesin!
2.
Tuliskan persyaratan yang harus diperhatikan dalam pembongkaran!
3.
Tuliskan urutan pekerjaan pembongkaran!
4.
Apa yang dilakukan pada tahap persiapan pelaksanaan pembongkaran
23
Kunci Jawaban Tes Formatif 2 : 1.
Adapun tahapan –tahapan yang umum dilakukan untuk pembongkaran komponen –komponen mesin itu terdiri dari : - Mengkonfirmasi, mengecek
berbagai informasi tentang masalah,
kerusakan, kelainan, atau penyimpangan mesin dari spesifikasinya. -
Mempelajari kerusakan atau penyimpangan mesin dan tindakan cara perbaikannya .
-
Merencanakan persiapan pembongkaran.
-
Menyiapkan peralatan, waktu dan tempat pembongkaran.
-
Melaksanakan pembongkaran Komponen-komponen Mesin .
-
Mencatat berbagai temuan dan membuat laporan pembongkaran, dan hasilnya dilaporkan secara langsung pada Atasan/Supervisor.
2.
3.
Persyaratan yang harus diperhatikan dalam pembongkaran: -
Keselamatan dan kesehatan kerja.
-
SOP pekerjaan.
-
Dokumen Mesin.
-
Peralatan utama dan pendukung/bantu.
Urutan pekerjaan pembongkaran meliputi : -
Pembongkaran komponen-komponen dilakukan sesuai dengan SOP pekerjaan, rencana kerja dan Buku Manual mesin.
-
Pembersihan Komponen-komponen dan harus disusun menurut unitunitnya sesuai dengan buku manual.
-
Pemberian label, penamaan, dan pengkodean setiap komponen yang sudah dibongkar harus sesuai dengan buku manual atau katalog.
-
Membuat catatan penemuan –penemuan selama proses pembongkaran berlangsung dan membuat laporannya.
4.
Persiapan Pelaksanaan Pembongkaran
Periksa kesiapan kelengkapan dokumen mesin.
Periksa kesesuaian rencana kerja dengan pekerjaan.
Pengecekan kesesuaian SOP pekerjaan dengan tugas pekerjaan.
Pengecekan kelengkapan peralatan dan K3
Pengecekan kesiapan dan kesesuaian tempat kerja dengan SOP dan K3.
Siapa Atasan, Supervisor, Operator atau petugas pelaksana yang harus dihubungi bila menemukan masalah.
24
Lembar Kerja 2 :
Rencanakan pembongkaran mesin dibawah bimbingan guru meliputi mesinmesin yang banyak dipergunakan di Industri dengan ketentuan sebagai berikut : 1.
Memilih pembongkaran dan mengidentifikasi kerusakan komponen mesinmesin
yang umum dipakai di industri, masing-masing minimal 2 tugas
diantaranya :
2.
-
Mesin-mesin perkakas.
-
Mesin-mesin tenaga.
-
Perangkat sistem Hidrolik/Pneumatik.
Perencanaan pembongkaran dimulai
dari pekerjaan yang
sederhana
sampai dengan yang cukup kompleks, disesuaikan dengan kondisi sekolah dan waktu yang tersedia. 3.
Tugas-tugas tersebut harus mengacu kepada tuntutan unit/sub unit kompetensi.
4.
Pelaksanaan dari Lembar Kerja 2 ini bisa dilakukan di Bengkel, Sekolah, atau di Industri dibawah bimbingan langsung oleh Guru/ Supervisor yang ditunjuk.
5.
Penilaian dari Lembar Kerja 2 ini akan Guru/Supervisor,
sesuai
dengan
dilakukan secara kisi-kisi
penilaian
langsung oleh kemampuan
merencanakan pembongkaran komponen-komponen mesin dan menyiapkan peralatan untuk mengidentifikasi kerusakan komponen . - Apabila
peserta
sudah
memenuhi
persyaratan
kompetensi/
sub
kompetensi ini, maka dapat meneruskan ke materi diklat selanjutnya yaitu materi pembelajaran III. - Jika belum memenuhi persyaratan maka dilakukan remedial, sampai Anda benar-benar memenuhi persyaratan kompetensi/sub kompetensi.
Cek Kemampuan Tes Kinerja Anda harus melaksanakan lembar kerja 2 diatas pada suatu tingkat dimana penilai memperhitungkan bahwa hal tersebut tepat untuk dilaksanakan di tempat kerja. Ketika setiap tugas dilaksanakan, Penilai akan mengisi daftar cek. Hal tersebut akan memberikan catatan bagi peserta didik/siswa dan penilai. Ketika suatu tugas tidak dilaksanakan dengan standar yang tepat, suatu rencana pelatihan ulang akan dibicarakan antara peserta didik dan penilai.
25
Elemen 1. Membongkar komponen-komponen mesin Tugas-tugas yang ditampilkan
Kompeten
Belum kompeten
Tanggal
1. Apakah semua peserta sudah dipastikan menggunakan keselamatan kerja yang dibutuhkan? 2. Apakah sudah memeriksa semua gambar dan seluruh dokumen yang relevan telah diperoleh sesuai dengan prosedur operasi standar? 3. Apakah pengkodean pada komponenkomponen yang akan dibongkar sudah ditentukan? 4. Apakah peralatan untuk melakukan proses pekerjaan sudah dipastikan kelengkapannya? 5. Apakah peralatan tersebut sudah siap pakai?
Elemen 2. Mengidentifikasi kerusakan komponen-komponen
Tugas-tugas yang ditampilkan 1. Apakah lembaran spesifikasi komponen sudah sesuai dengan standar komponen? 2. Apakah alat ukur dan pengujian sudah sesuai dengan spesifikasi komponen
26
Kompeten
Belum kompeten
Tanggal
KRITERIA PENILAIAN KINERJA No
Kriteria
Skor 1-10
Bobot
1.
Persiapan Kerja
1
2.
Langkah Kerja
2
3.
Ketelitian
3
4.
Kerapian
2
5.
Keselamatan Kerja
1
6.
Waktu
1
Faktor Nilai
Keterangan
Nilai Akhir
Catatan: siswa dinyatakan berhasil, jika memperoleh nilai akhir 7,0.
3.
KEGIATAN BELAJAR 3: MERAKIT KOMPONEN MESIN
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 3: Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 3, diharapkan peserta didik/siswa dapat: - Memilih komponen mesin untuk dirakit kembali - Merakit komponen mesin menjadi rakitan atau sub rakitan
Uraian Materi 3: 1.
PEMILIHAN KOMPONEN UNTUK DIRAKIT KEMBALI Dalam menentukan pemilihan komponen yang akan dirakit kembali setelah melalui proses pembongkaran, pengukuran dan pengujian, memerlukan beberapa cara, dan cara yang memungkinkan dan seringkali dilaksanakan adalah dengan menghimpun beberapa informasi yang diperoleh dari : - Buku manual mesin , - Katalog dari komponen yang akan dipilih, - Hasil pengukuran dan pengujian serta, - hubungan rakitan dengan komponen yang lainya.
27
Hal-hal tersebut diatas ini dapat kita lihat dan pelajari dari bagan dibawah ini:
Buku manual
Katalog komponen
Hasil pengukuran
Hasil pengujian
Analisa kondisi Kom onen 1
3 2
Layak pakai
Diganti Diperbaiki
Bagan cara penentuan pemilihan komponen.
ANALISA PEMILIHAN KOMPONEN UNTUK PERAKITAN
KOMPONEN
Pengukuran
Sesuai
Spesifikasi
Komponen
Spesifikasi
Tdk sesuai
Tidak
Pengujian
Berfungsi Analisa Penyerahan ke pemakai Diperbaiki
Diganti
28
Dari bagan yang terlihat diatas, dapat kita ketahui bahwa hasil analisa dari kondisi komponen setelah melalui beberapa penilaian, maka akan anda peroleh beberapa kemungkinan pengambilan keputusan untuk melakukan beberapa tindakan alternatif diantaranya adalah bahwa komponen tersebut : - Dapat dipergunakan kembali, karena kondisinya masih sesuai dengan tuntutan spesifikasinya. - Harus diperbaiki terlebih dahulu, ( Recondisioning) disesuaikan dengan tuntutan spesifikasi komponen. - Harus diganti, karena kondisinya rusak/sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan spesifikasi.
ALTERNATIF 1. KOMPONEN LAYAK PAKAI. Jika ternyata dari hasil analisa dimana kondisi komponen masih baik dan layak pakai sesuai dengan spesifikasinya maka
langsung saja kita bisa
merakitnya kembali menjadi bagian rakitan atau sub rakitan.
ALTERNATIF 2. KOMPONEN DIPERBAIKI (Reconditioning ). Akan tetapi apabila tenyata bahwa hasil dari pengukuran dan pengujian serta penilaian analisa kesesuaian kondisinya dengan spesifikasi komponenkomponen menunjukan bahwa komponen tersebut perlu diperbaiki, maka tindakan yang harus diambil adalah : - Merencanakan/menentukan cara memperbaikinya (recondition) sampai dengan memenuhi dan sesuai
dengan tuntutan spesifikasi komponen
serta hubungan rakitan dengan komponen yang lain. - Memilih peralatan perbaikan, atau mesin-mesin yang harus dipakai, dan metoda serta cara perbaikan yang tepat serta menguasi pengerjaan ini. - Mengorganisasikan tempat dan waktu pelaksanaan perbaikan yang akan dlakukan.
Didalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan beberapa kompetensi yang harus anda kuasai antara lain : - Pengetahuan/penggunaan peralatan pengujian. - Penggunaan Alat Ukur. ( Unit Kompetensi C.25.C11), - Penggunaan Alat tangan dengan operasi digenggam, (Unit Kompetensi A 18.1A), - Bekerja dengan mesin umum. (Unit Kompetensi E.7.5A).
29
o
Bersihkan bantalan (Shells) dan tempatkan pada dudukannya.
o
Labur poros dengan pelabu. (Prusian Blue).
o
Tempatkan poros yang sudah dilabur pada bantalan bawah, letakan bantalan atas putar porosnya dan lihat spot yang ada, Kikis bantalan bawah menggunakan skraf tangan sampai rata.
Spot cacat
Spot penyekrapan
o
Skraf bantalan atas jika penyekrapan bantalan bawah sudah selesai hingga rata.
o
Siapkan bantalan dan bersihkan semua bagian, lumasi dengan pelumas yang tepat
dan
pengepasan ringan.
Gambar Pengepasan bantalan golong
30
lakukan
perakitan,
cek
bantalan dengan putaran
ALTERNATIF 3. KOMPONEN DIGANTI. Bilamana kesesuaian
hasil dari pengukuran dan pengujian serta penilaian analisa kondisinya
dengan
spesifikasi
komponen-komponen
menunjukan bahwa komponen tersebut perlu diganti, maka tindakan yang harus diambil adalah : - Mengganti dengan Membuat komponen yang baru. - Mengganti dengan komponen cadangan yang tersedia.
Mengganti dengan cara membuat komponen yang baru Khusus untuk pembuatan komponen pengganti yang baru, dan ternyata harus dibuat, dalam hal ini anda harus melalui beberapa tahapan prosedur pengerjaan, antara lain adalah: - Hasil analisa data, dari proses identifikasi komponen melalui pengukuran dan pengujian, serta informasi dari katalog komponen dan buku manual mesin, akan menjadi acuan dalam pembuatan komponen yang baru. - Sket dari komponen tersebut harus dibuat secara lengkap, sebagai dasar untuk pembuatan gambar kerjanya. - Gambar kerja dari komponen tersebut, diteliti/ diperiksa terlebih dahulu dan bila ternyata sudah sesuai dengan tuntutan spesifikasi dari komponen, baru kemudian harus disetujui dahulu oleh atasan langsung/supervisor, sebelum diserahkan ke bagian produksi untuk dikerjakan . - Komponen yang telah selesai dibuat tersebut, perlu dicek/diuji kembali terlebih dahulu dengan sangat teliti, diantaranya: ukuran, karakteristik dan hubungan dengan komponen rakitan yang lainya. - Komponen yang telah dicek/diuji tersebut kemudian, dicoba dirakit dan diteliti kesesuaianya dengan rakitan komponen yang lainya, bila sudah tepat dan sesuai baru diuji coba fungsi jalan .
31
MENYIAPKAN SKET DAN GAMBAR KOMPONEN PENGGANTI
Lokasi Kunci
Cek Ukuran Baut Tanam
1. Baca gambar, ukur dengan
2. Perhatikan hubungan posisi
tepat posisi, kedudukan
rakitan, kedudukan/posisi dengan komponen
komponen yang akan diganti .
komponen lain
3. Siapkan peralatan gambar .
4. Buatlah sket gambar dari komponen pengganti
Nama Komponen
Tanggal
5. Buat Gambar kerja sesuai dengan sket komponen. Gambar Menyiapkan sket dan gambar komponen pengganti
32
Mengganti Dengan Komponen Cadangan Dan akhirnya jika hasil dari pengukuran dan pengujian serta penilaian analisa kesesuaian kondisi komponen dengan spesifikasinya menunjukan, bahwa komponen tersebut harus dilakukan penggantian. Tindakan selanjutnya adalah melakukan koordinasi/ pengecekan inventaris komponen cadangannya, di gudang peralatan/bengkel pemeliharaan maka tindakan yang harus anda lakukan adalah : - Komponen
diberi
label
lengkap
sesuai
dengan
spesifikasi
buku
manual/katalog komponen. - Isi format surat pengajuan permintaan komponen, dan laporkan setelah terlebih dahulu harus ditandatangani oleh petugas/supervisor yang berwewenang, untuk disampaikan ke petugas gudang peralatan/gudang bengkel pemeliharaan. - Komponen tersebut setelah diterima harus dicek lagi kesesuaiannya, dengan spesifikasi komponen/katalog mesin/buku manual. - Selanjutnya apabila sudah sesuai dengan prosedur pekerjaan, komponenkomponen tersebut dapat langsung dirakit dengan komponen komponen yang lain.
2. MERAKIT KOMPONEN-KOMPONEN PEMESINAN MENJADI RAKITAN ATAU SUB RAKITAN. Seluruh komponen-komponen yang sudah diukur dan diuji kesesuaianya dengan spesifikasi komponen
menurut buku manual ataupun katalog
komponen, dan dianalisa bahwa seluruh komponen dinyatakan layak pakai dengan demikian maka komponen-komponen tersebut sudah siap untuk dirakit kembali menjadi Bagian rakitan ataupun menjadi Sub rakitan. Dalam pelaksanaan perakitan komponen ini ada beberapa hal yang harus selalu kita perhatikan dengan cermat agar seluruh pekerjaan ini dapat dilaksanakan dengan tepat, cepat dan sesuai dengan SOP pekerjaan dan K3. Di bawah ini ada bagan pelaksanaan perakitan dan bisa kita lihat apa saja yang harus kita persiapkan untuk membantu kelancaran pekerjaan ini yaitu : - Sertifikat kualiti kontrol mesin. - Buku manual mesin. - Katalog komponen-komponen mesin. - Perlengkapan K3.
33
- SOP Pekerjaan. - Peralatan
bongkar
pasang
seperti:
kunci-kunci,
dan
bahan
dan
variabel
pelumas/paking, sil, dan lain-lain . - Komponen-komponen mesin yang siap dirakit. Berikut
diperlihatkan
bagan
cara
perakitan
komponen
pendukung: Alat bongkar
Peraturan
pasang
K3
Buku Manual Mesin
SOP PEKERJAAN
Komponen Komponen
Sertfikat kualiti
PERAKITAN
Bagian/sub
KOMPONEN MESIN
bagian mesin
Katalog
Katalog Alat
Setiap kali melakukan pekerjaan pemeliharaan,pembongkaran maupun perakitan, apabila anda telah selesai mengerjakan pekerjaan tersebut, sebagai seorang/anggota kelompok
petugas pelaksana diharuskan
membuat laporan pekerjaannya. Laporan tadi akan menjadi catatan/data yang penting dan berguna untuk : - Catatan di dalam kartu riwayat mesin. - Pedoman untuk melakukan tugas pembongkaran, perbaikan dan, perakitan berikutnya. - Informasi bagi operator
mesin tentang kekurangan/hambatan yang
dipunyai mesin (apabila ada pelayanan khusus ) . - Menetukan tingkat prosentase kondisi mesin, ketelitian dan fungsi mesin. - Menetukan waktu untuk overhaul, pengecekan berikutnya dan masa pakai efektif mesin.
34
Contoh : KARTU LAPORAN PEKERJAAN PERAKITAN TOOL POST:
35
36
Tes Formatif 3: 1.
Seluruh peralatan yang akan digunakan, sebelum kita pakai langkah apakah yang sebaiknya harus anda lakukan: a. Memeriksa kondisi peralatan tersebut. b. Membersihkan peralatan tersebut terlebih dahulu. c. Meyimpan peralatan tersebut sebelum dipakai. d. Masukkan ke lemari seluruhnya.
2.
Pada saat melakukan anda melaksanakan pembongkaran, komponenkomponen mesin tersebut harus: a. Disimpan sesuai dengan dimensi dan fungsinya. b. Ditumpuk sesuai kelompoknya. c. Disusun sesuai dengan pengkodean/ sub assembling . d. Semua bena.
3.
Sesudah dilakukan pembongkaran, selanjutnya melakukan pengidentifikasian komponen dari kerusakan, langkah apa yang akan anda lakukan: a. Memeriksa dimensi dan fungsinya. b. Memeriksa bahan. c. Memeriksa kebersihan. d. Memeriksa kekencangannya.
4.
Supaya komponen bisa mampu tukar, antara yang komponen yang satu dengan komponen yang lainnya maka persyaratannya adalah harus : a. Sesuai dengan standar komponen. b. Sesuai dengan toleransi. c. Sesuai dimensi. d. Sesuai dengan jenisnya.
5.
Persyaratan untuk komponen-komponen pengganti yang akan dipakai : a. Sesuai dengan standar komponen yang berlaku. b. Sesuai ukuran. a. Sesuai dengan dimensi. b. Sesuai toleransi.
6.
Agar hasil rakitan sesuai dengan mutu/spesifikasi yang diharapkan a. Perakitan harus sesuai dengan prosedur operasi standar. b. Komponen yang akan dirakit harus sesuai dengan standar komponen. c. Toleransi komponen harus terpenuhi. d. Semua benar.
37
7.
Dalam menggunakan jenis oli yang benar untuk pelumasan Mesin : a. Kekentalan harus sesuai dengan rekomendasi /spesifikasi mesin. b. Sesuai warnanya. c. Sesuai dengan pabriknya. d. Sesuai fungsinya.
8.
Sebelum pegujian hasil rakitan atau sub-rakitan, maka harus memeriksa kebocoran pelumasan bagian manakah yang harus diperiksa :
9.
a. Oli tidak sesuai.
c. Paking.
b. Kekencangan baut .
d. Komponen yang digunakan.
Sistem yang sering dipakai untuk melayani pelumasan mesin adalah : a. Pelumasan tetes. b. Pelumasan rendam. c. Pelumasan dengan injeksi/tekan. d. Semua benar.
10. Alat pelumasan sistem manual yang dipakai adalah: a. Oli Can, Grease Gun, Oil Gun. b. Pompa. c. Mangkok oli. d. Selang.
Kunci Jawaban Tes Formatif 3 :
1. a
3. a
5. a
7. a
9. d
2. c
4. a
6. d
8. c
10. a
Lembar Kerja 3 : Rencanakan pembongkaran, mengganti dan merakit komponen mesin dibawah bimbingan guru meliputi mesin-mesin yang banyak dipergunakan di Industri dengan ketentuan sebagai berikut : 1.
Memilih dan menentukan tugas membongkar,mengganti dan merakit komponen Mekanik Mesin Industri yang umum dipakai , diantaranya : - Mesin-mesin perkakas. - Mesin –mesin tenaga. - Perangkat sistem Hidrolik/Pneumatik.
38
2.
Perencanaan pembongkaran dimulai
dari pekerjaan yang
sederhana
sampai dengan yang cukup kompleks, disesuaikan dengan kondisi sekolah dan waktu yang tersedia. 3.
Tugas-tugas tersebut harus mengacu kepada tuntutan unit/sub unit kompetensi.
4.
Pelaksanaan dari Lembar Kerja 3 ini bisa dilakukan di Bengkel, Sekolah, atau di Industri dibawah bimbingan langsung oleh Guru/ Supervisor yang ditunjuk.
5.
Penilaian dari Lembar Kerja 3 ini akan Guru/Supervisor,
sesuai
dengan
dilakukan secara kisi-kisi
langsung oleh
penilaian
kemampuan
pembongkaran komponen engineering , mengidentifikasi kerusakan komponen, memilih komponen-komponen pengganti dan
merakit
komponen-komponen menjadi rakitan atau sub rakitan. - Apabila
peserta
sudah
memenuhi
persyaratan
kompetensi/
sub
kompetensi ini, maka dapat meneruskan ke materi diklat selanjutnya. - Jika belum memenuhi persyaratan maka dilakukan remedial, sampai Anda benar-benar memenuhi persyaratan kompetensi/sub kompetensi.
KRITERIA PENILAIAN KINERJA No
Kriteria
Skor 1-10
Bobot
1.
Persiapan Kerja
1
2.
Langkah Kerja
2
3.
Ketelitian
3
4.
Kerapian
2
5.
Keselamatan Kerja
1
6.
Waktu
1
Faktor Nilai
Keterangan
Nilai Akhir
Catatan: siswa dinyatakan berhasil, jika memperoleh nilai akhir 7,0.
39
BAB III EVALUASI
Untuk mengukur kemampuan/penguasaan peserta didik/siswa setelah menerima pembelajaran dari modul ini, maka peserta didik/siswa perlu diberikan soal-soal evaluasi . 1.
TES TERTULIS Tes tertulis dapat digunakan oleh Penilai untuk mengidentifikasi kesiapan Anda untuk melaksanakan Penilaian Kinerja. Penilai akan menggunakan satu atau lebih pertanyaan untuk setiap elemen. Jika Penilai kurang puas dengan kesiapan Anda dalam melakukan Penilaian Kinerja, rencana pelatihan ulang akan dibicarakan antara Anda dengan Penilai Pertanyaan pilihan ganda:
1.
Peralatan keselamatan kerja yang biasa atau cocok digunakan untuk membongkar komponen mesin:
2.
3.
4.
a. Wearpack , sarung tangan
c. Kacamata, apron
b. Wearpack , kacamata
d. Apron, helm
Gambar kerja dan dokumen yang diperlukan untuk proses tersebut adalah: a. Gambar kerja
c. Instruksi
b. Prosedur operasi standar
d. Gambar kerja dan prosedur operasi standar
Sebelum melakukan proses pembongkaran komponen mesin harus dilakukan: a. Pengkodean/penomoran
c. Pemeriksaan
b. Pembersihan
d. Semua benar
Sebelum peralatan yang akan digunakan sebaiknya dilakukan: a. Periksa kondisi peralatan tersebut b. Bersihkan peralatan tersebut c. Simpan peralatan tersebut d. Masukkan kelemari
5.
Pada saat melakukan pembongkaran komponen engineering harus: a. Disimpan dimensi dan fungsinya b. Ditumpuk sesuai kelompoknya c. Disusun sesuai dengan pengkodean/sub assembling d. Semua benar 40
Pertanyaan pilihan ganda:
6. Untuk melakukan pengidentifikasian komponen dari kerusakan kita harus: a. Periksa dimensi dan fungsinya
c. Periksa bahan
b. Periksa kebersihan
d. Periksa kekencangannya
7. Supaya komponen bisa mampu tukar antara yang satu dengan yang lainnya maka: a. Sesuai dengan standar komponen yang ada b. Sesuai dengan toleransi c. Sesuai dimensi d. Sesuai dengan jeninya 8. Komponen-komponen pengganti yang akan digunakan: a. Standar komponen yang berlaku
c. Ukuran
b. Dimensi
d. Toleransi
9. Untuk menghasilkan rakitan yang sesuai dengan mutu yang diharapkan maka: a. Perakitan harus sesuai dengan prosedur operasi standar b. Komponen yang akan dirakit harus sesuai dengan standar komponen c. Toleransi komponen harus terpenuhi d. Semua benar 10. Supaya komponen bisa mampu tukar antara yang satu dengan yang lainnya maka: a. Sesuai dengan standar komponen yang ada b. Sesuai dengan toleransi c. Sesuai dimensi d. Sesuai dengan jenisnya 11. Didalam menggunakan jenis oli yang benar adalah: a. Sesuai kekentalan b. Sesuai warnanya c. Sesuai pabriknya d. Sesuai fungsinya 12. Sebelum pegujian hasil rakitan atau sub-rakitan maka harus diperiksa: a. Olic. Paking
c. Kebersihan
b. Kekencangan baut
d. Komponen yang digunakan
41
KUNCI JAW ABAN :
2.
1. a
5. c
9.
b
2. d
6. a
10. a
3. c
7. a
11. a
4. a
8. a
12. a
PENILAIAN KINERJA Guru/Instruktur boleh memilih 1 (satu) atau lebih dari kegiatan pembongkaran dan perakitan berikut: A. Pembongkaran dan Perakitan Swing Frame Mesin Bubut
Gambar Swing Frame Mesin Bubut
42
B. Pembongkaran dan Perakitan Kepala Lepas Mesin Bubut
Gambar Kepala lepas mesin bubut.
43
C. Pembongkaran dan Perakitan Pompa Air.
Gambar Instalasi Pompa Air
44
D. Pembongkaran dan Perakitan Instalasi Pompa Hidrolik.
Gambar Instalasi Pompa Hidrolik
45
3.
Daftar Cek Penilaian Kinerja
Ketika setiap tugas dilaksanakan, Penilai akan mengisi daftar cek. Hal tersebut akan memberikan catatan bagi peserta didik/siswa dan penilai. Ketika suatu tugas tidak dilaksanakan dengan standar yang tepat, suatu rencana pelatihan ulang akan dibicarakan antara peserta didik/sisiwa dan penilai.
Element 1. Membongkar komponen-komponen engineering Tugas-tugas yang ditampilkan
Kompeten
Belum kompeten
Tanggal
1. Apakah semua peserta sudah dipastikan menggunakan keselamatan kerja yang dibutuhkan? 2. Apakah sudah memeriksa semua gambar dan seluruh dokumen yang relevan telah diperoleh sesuai dengan prosedur operasi standar? 3. Apakah pengkodean pada komponen-komponen yang akan dibongkar sudah ditentukan? 4. Apakah peralatan untuk melakukan proses pekerjaan sudah dipastikan kelengkapannya? 5. Apakah peralatan tersebut sudah siap pakai? Element 2. Mengidentifikasi kerusakan komponen-komponen Belum Tugas-tugas yang ditampilkan Kompeten kompeten 1. Apakah lembaran spesifikasi komponen sudah sesuai dengan standar komponen? 2. Apakah alat ukur dan pengujian sudah sesuai dengan spesifikasi komponen
Tanggal
Element 3. Memilih komponen-komponen pengganti Tugas-tugas yang ditampilkan
Kompeten
1. Apakah komponen-komponen pengganti yang akan digunakan sudah diperiksa kondisi/dimensinya? 2. Apakah komponen pengganti sudah sesuai dengan spesifikasi komponen yang diganti? 46
Belum Kompeten
Tanggal
Merakit komponen-komponen engineering menjadi rakitan atau subrakitan
Element 4.
Tugas-tugas yang ditampilkan
Belum kompeten
Kompeten
Tanggal
1. Apakah komponen-komponen yang akan dirakit sudah siap untuk dirakit dan sesuai dengan standar komponen yang berlaku? 2. Apakah teknik/metoda – metoda perakitan sudah sesuai dengan prosedur operasi standar? 3. Apakah jenis pelumas yang akan digunakan sudah sesuai dengan fungsinya? 4. Apakah jenis paking yang akan digunakan sudah sesuai dengan fungsinya dan benar penggunaannya? 5. Apakah jenis sil yang akan dipakai sudah sesuai? 6. Apakah baut-baut kekencangannya sudah diperiksa? 7. Apakah hasil rakitan dan fungsinya sudah dites? 8. Apakah hasil rakitan sudah sesuai dengan fungsinya semula?
KRITERIA PENILAIAN KINERJA No
Kriteria
Skor 1-10
Bobot
1.
Persiapan Kerja
1
2.
Langkah Kerja
2
3.
Ketelitian
3
4.
Kerapian
2
5.
Keselamatan Kerja
1
6.
Waktu
1
Faktor Nilai
Keterangan
Nilai Akhir
Catatan: siswa dinyatakan berhasil, jika memperoleh nilai akhir 7,0.
47
BAB IV PENUTUP
Upaya menyiapkan tenaga menengah kejuruan untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga pelaksana di bengkel atau di industri, dalam kenyataannya sekarang ini sangat dipengaruhi oleh persaingan yang sangat
ketat baik di dalam negeri maupun di luar
negeri. Karena setiap pengusaha akan bersaing dalam kualitas produksinya yang dilaksanakan
sehingga menghasilkan barang
berdasarkan kebutuhan pasar dengan
harga yang bersaing. Dalam hal ini maka untuk menjawab tantangan tersebut setiap orang yang akan terlibat di dalam proses produksi harus mampu dan mempunyai KOMPETENSI yang dikuasai, diakui, sedangkan untuk memperoleh kompetensi tersebut harus melalui pendidikan dan pelatihan di institusi/sekolah kejuruan . Salah satu perangkat pembelajaran diklat kompetensi adalah buku MODUL, yang diharapkan dengan mempelajari buku modul ini peserta didik/siswa akan dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan dasar yang harus dikuasai untuk mengikuti UJI KOMPETENSI yang dikukuhkan dengan suatu sertifikat kompetensi sebagai pengakuan atas kompetensi yang dikuasai peserta didik/sisiwa. Semoga buku modul ini bermanfaat bagi yang memerlukannya.
48
DAFTAR PUSTAKA
1.
Iwan
Koswara,
2004,
Membongkar,
Mengganti
dan
Merakit
Komponen-
Komponen Pemesinan, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
2.
Joko Santoso, 2013, Pekerjaan Mesin Perkakas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
3.
Tim LPPM ITB, 2004, Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Bubut, Direktorat Pendidikan
Menengah
Kejuruan
Direktorat
Jenderal
Pendidikan
Dasar
dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
4.
Tim LPPM ITB, 2004, Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Frais, Direktorat Pendidikan
Menengah
Kejuruan
Direktorat
Jenderal
Pendidikan
Dasar
dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
5.
Widarto dkk, 2008, Teknik Pemesinan, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
6.
NN, 2013, Teknik Pemesinan Bubut 1, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
7.
Th. Sukardi dkk, Teori Dasar dan Praktik Perawatan, Direktorat Pembinaan PTK Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
8.
A. Djumali, B.E , Teknologi
Perbaikan Mesin
dan
Perkakas Perlengkapan,
ITB.
9.
Ing. Alois SCHNMETZ dkk, 1985, Pengerjaan Logam Dengan Mesin, Angkasa bandung.
49
50
MODUL MEMBERSIHKAN, MELUBRIKASI DAN MEMERIKSA MESIN
ii
DAFTAR ISI
Daftar Isi ................................................................................................................
iii
Peta Kedudukan Modul..........................................................................................
v
Peristilahan/Glosarium ...........................................................................................
vii
I.
Pendahuluan ...............................................................................................
1
A.
Deskripsi Judul........................................... .................................. ............
1
B.
Prasyarat ...............................................................................................
1
C. Petunjuk Penggunaan Modul .................................................................
2
D. Tujuan....................................................................................................
3
E.
Kompetensi............................................................................................
3
F.
Cek Kemampuan ...................................................................................
3
Pembelajaran ..............................................................................................
4
A.
Rencana Belajar Siswa/Peserta Didik ....................................................
4
B.
Kegiatan Belajar ....................................................................................
4
II.
Kegiatan Belajar 1 : Membersihkan Bagian-bagian Mesin .................
4
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1................................................
4
Uraian Materi 1 ...........................................................................
4
Tes Formatif 1 ............................................................................
5
Kunci Jawaban Tes Formatif 1 ...................................................
5
Lembar Kerja 1 ...........................................................................
5
Kegiatan Belajar 2 : Melubrikasi Bagian-bagian Mesin ......................
7
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2................................................
7
Uraian Materi 2 ...........................................................................
7
Tes Formatif 2 ............................................................................
10
Kunci Jawaban Tes Formatif 2 ...................................................
11
Lembar Kerja 2 ...........................................................................
12
Kegiatan Belajar 3 : Memeriksa Bagian-bagian Mesin .......................
12
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 3................................................
12
Uraian Materi 3 ...........................................................................
12
Tes Formatif 3 ............................................................................
15
Kunci Jawaban Tes Formatif 3 ...................................................
15
Lembar Kerja 3 ...........................................................................
15
iii
III.
Evaluasi ......................................................................................................
16
Tes Tertulis ...........................................................................................
16
Penutup.......................................................................................................
19
Daftar Pustaka .....................................................................................................
20
IV.
iv
PETA KEDUDUKAN MODUL
Diagram ini menunjukkan tahapan atau tata urutan modul-modul Unit Kompetensi yang akan dipergunakan dalam pelatihan para peserta didik dalam kurun waktu 3 tahun dan kemungkinan multiexit-entry yang dapat diterapkan. MODUL UNIT KOMPETENSI
M
M
M
18.20A
18..21A
20-017-3
SERTIFIKAT II
SMK
M 18.55A
M 18.6A
M. 7.8A
M. 9.3A
M. 7.7A
M. 7.6A
M. 7.5A
SERTIFIKAT I
M. 9.1A
M.9.2A
M..25C11
M.18.3A
M.18.2A
M.18.1A
Kedudukan Modul
NO
KODE MODUL
1.
M.18.1A
2.
M.18.2A
3.
M.18.3A
Unit kompetensi prasyarat
NAMA UNIT KOMPETENSI Menggunakan Perkakas Tangan Menggunakan Perkakas Tangan Bertenaga
KODE KOMPETENSI M.18.1A M.18.2A M.18.3A
v
KODE MODUL
4.
M.25C11A
Mengukur Menggunakan Alat Ukur
M..25C11
5.
M.9.1A
Menggambar dan Membaca Sketsa
M. 9.1A
6.
M.9.2A
Membaca Gambar teknik
M. 7.5A
7.
M.9.3A
Mempersiapkan Gambar Teknik Dasar
M. 9.3A
8.
M.7.5A
Bekerja dengan Mesin Umum
M. 7.5A
9.
M. 7.6A
10.
M. 7.7A
11.
M.7.8A
12.
M.18.55A
13.
M.18.6A
14.
M.18.20A
15.
M.18.21A
16.
OPKR 20-0173
NAMA UNIT KOMPETENSI
KODE
NO
Melakukan Pekerjaaan dengan Mesin Bubut Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Gerinda Membongkar, Mengganti, dan Merakit Komponen Mesin Membongkar/memperbaiki/mengganti/ merakit dan memasang komponen Memelihara komponen sistem hidrolik Pemeliharaan dan Perbaikan Sistem Hidrolik Pemeliharaan Servis Sistem Bahan Bakar Diesel
vi
KOMPETENSI
M. 7.6A
M. 7.7A
M.7.8A
M.18.55A
M.18.20A M.18.20A M.18.21A
OPKR 20-017-3
PERISTILAHAN / GLOSARIUM
Kompetensi : Kemampuan seseorang yang dapat diobservasi yang mencakup atas pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar kinerja yang ditetapkan .
Standar Kompetensi : Kesepakatan tentang Kompetensi yang diperlukan pada suatu bidang
pekerjaan oleh seluruh stake holder di bidangnya, atau perumusan tentang
kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan kinerja yang dipersyaratkan.
Unit Kompetensi : Uraian fungsi dan tugas atau pekerjaan yang mendukung tercapainya standar Kompetensi.
Sub unit Kompetensi : Sejumlah fungsi tugas atau pekerjaan yang mendukung ketercapaian unit kompetensi dan merupakan aktifitas yang dapat diamati.
Kriteria kinerja : Pernyataan sejauh mana sub kompetensi yang dipersyaratkan tersebut terukur berdasarkan pada tingkat yang diinginkan .
Acuan penilaian : Pernyataan kondisi dan konteks penilaian sebagai acuan dalam melaksanakan penilaian .
Kompetensi kunci : Kemampuan kunci atau generic yang
dibutuhkan untuk
menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan.
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan. (K3L) : Peraturan –peraturan yang berlaku berdasarkan pada landasan hukum yang berkaitan dengan aktifitas di lingkungan kerja, bengkel, dan industri secara spesifik maupun umum :
SOP (Standard Operational Procedure) : Lembaran informasi berisikan prosedur pengerjaan, peraturan dan kebijakan untuk setiap jenis pekerjaan yang dibuat oleh badan khusus/perusahaan sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan yang harus ditaati.
vii
Buku Manual/Pedoman Pemakaian : Buku berisi informasi tentang, spesifikasi, pelayanan/pemakaian,
perawatan,
mengatasi
masalah,
dan
daftar/gambar
rakitan/instalasi komponen untuk mesin, diesel, boiler, dan lain-lain sebagainya.
viii
BAB I PENDAHULUAN
A.
DISKRIPSI JUDUL
Pekerjaan
membersihkan,
melubrikasi dan
memeriksa
mesin
adalah
merupakan bagian dari pekerjaan pemeliharaan mekanik industri. Untuk itu pada pekerjaan ini siswa diharapkan dapat melakukan dan menguasai dengan benar karena akan menunjang pada proses pembelajaran berikutnya. Modul membersihkan, melubrikasi dan memeriksa
mesin merupakan
salah
satu bentuk dan alat bantu ajar yang dapat digunakan baik di kelas maupun untuk bengkel
pada
saat
siswa
melakukan
praktek.
Dengan modul ini maka
diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses belajar mengajar yang berorientasi pada proses pembelajaran tuntas. Dengan
modul
ini
diharapkan
proses
belajar
mengajar
akan menjadi
terprogram dan terencana untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik.
B. PRASYARAT
Sebelum membersihkan, melubrikasi dan memeriksa
mesin, siswa sudah
menguasai materi-materi dengan alur sebagai berikut : DIAGRAM PRASYARAT DAN ALUR PENCAPAIAN KOMPETENSI
M18.1A
M18.55A
M18.2A M7.6A
M18.6A
M7.7A
M.18.20A
M7.8A
M18.21A
M1.3FA M18.3A M7.5A M1.2FA M9.1A M1.3FA M9.2A M9.3A M1.4FA
M2.5C11 A
OPKR20-17B
1
C.
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Langkah - langkah yang harus dilakukan untuk mempelajari modul ini:
a.
Bagi siswa atau peserta didik:
1.
Bacalah tujuan antara dan tujuan akhir dengan seksama,
2.
Bacalah Uraian Materi pada setiap kegiatan belajar dengan seksama sebagai teori penunjang,
3.
Baca dan ikuti langkah kerja yang ada pada modul ini pada tiap proses pembelajaran sebelum melakukan atau mempraktekkan,
4.
Persiapkan alat dan bahan yang digunakan pada setiap kegiatan belajar yang sesuai dan benar,
5.
Jawablah setiap pertanyaan pada tes formatif untuk masing- masing kegiatan
belajar,
cocokkan
dengan
kunci
jawaban
yang
telah
tersedia pada kunci jawaban, 6. Jawablah pertanyaan pada soal evaluasi dan cocokkan dengan kunci jawaban yang telah tersedia pada kunci jawaban. b.
Bagi guru pembina / pembimbing: 1.
Dengan mengikuti penjelasan didalam modul ini, susunlah tahapan penyelesaian yang diberikan kepada siswa/peserta didik.
2.
Berikanlah penjelasan mengenai peranan dan pentingnya materi dari modul ini.
3.
Berikanlah penjelasan serinci mungkin pada setiap tahapan tugas yang diberikan kepada siswa.
4.
Berilah contoh gambar-gambar atau barang yang sudah jadi, untuk memberikan wawasan kepada siswa.
5.
Lakukan evaluasi pada setiap akhir penyelesaian tahapan tugas.
6. Berilah penghargaan kepada siswa didik yang setimpal dengan hasil karyanya.
2
D. TUJUAN
1.
Tujuan Antara 1.
Peserta didik/siswa dapat mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang perlu dibersihkan, dilubrikasi dan diperiksa dengan benar.
2.
Peserta didik/siswa dapat melakukan pembersihan, lubrikasi dan memeriksa bagian-bagian mesin dengan benar.
2. Tujuan Akhir Setelah mempelajari modul ini peserta didik / siswa dapat:
E.
1.
M engidentifikasi bagian-bagian mesin yang perlu dibersihkan,
2.
M engidentifikasi bagian-bagian mesin yang perlu dilubrikasi,
3.
M engidentifikasi bagian-bagian mesin yang perlu diperiksa,
4.
Melakukan pembersihan bagian-bagian mesin,
5.
Melakukan lubrikasi bagian-bagian mesin,
6.
Melakukan pemeriksaan bagian-bagian mesin.
KOMPETENSI
Dengan menguasai modul ini diharapkan peserta / siswa didik dapat mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang perlu dibersihkan, dilubrikasi dan diperiksa serta melaksanakan pembersihan, melubrikasi dan memeriksa bagianbagian mesin.
F.
CEK KEMAMPUAN
Pada awal pembelajaran siswa didik diberi tugas untuk mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang perlu dibersihkan, dilubrikasi dan diperiksa serta melaksanakan pembersihan, melubrikasi dan memeriksa bagian-bagian mesin. Apabila siswa telah dapat melaksanakan tugas tersebut dengan benar, aman dan rapi maka siswa yang bersangkutan sudah dapat ujian, dan tidak perlu mengkuti modul ini serta diperbolehkan langsung mengikuti modul berikutnya.
3
BAB II PEMBELAJARAN
A.
RENCANA BELAJAR SISWA/PESERTA DIDIK
Jenis Kegiatan
Tanggal
Waktu Jam
Membersihkan bagian-bagian mesin
Workshop/ Bengkel
Tes formatif 1
Workshop/ Bengkel
Melubrikasi bagianbagian mesin Tes formatif 2
Workshop/ Bengkel Workshop/ Bengkel
Memeriksa Bagianbagian mesin
Workshop/ Bengkel
Tes formatif 3
Workshop/ Bengkel Workshop/ Bengkel
EVALUASI
B.
Tempat Belajar
Alasan Perubahan
Tanda Tangan Guru
KEGIATAN BELAJAR :
1.
KEGIATAN BELAJAR 1 : MEMBERSIHKAN BAGIAN-BAGIAN MESIN
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1: Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 1, diharapkan anda dapat: -
Mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang perlu dibersihkan
-
Membersihkan bagian-bagian mesin
Uraian Materi 1: Membersihan mesin berarti menyingkirkan benda asing (debu, kotoran, benda yang tidak semestinya ada, dll) dari mesin/alat maupun bahan. Benda asing akan menimbulkan kerugian pada beberapa peralatan/komponen seperti: system elektrik, system hydrolic, peralatan otomatis, bahan baku, elektronik, mesin presisi, electroplating, dan lain-lain.
4
Kegiatan membersihkan mesin/alat meliputi tiga kegiatan utama yaitu: 1)
Melaksanakan pembersihan awal.
2)
Menghilangkan sumber benda asing dan mengusahakan agar dapat dilaksanakan dengan mudah.
3)
Senantiasa meningkatkan standar kebersihan.
Pembersihan awal berbeda dengan pembersihan pada umumnya sebab ada beberapa hal yang harus diperhatikan: 1)
Apa akibat bila komponen bocor?
2)
Darimana sumbernya dan bagaimana mencegahnya?
3)
Bagaimana cara membersihkan yang paling praktis?
4)
Adakah baut kendor atau komponen cacat?
5)
Bagaimana komponen ini menjalankan fungsinya?
6)
Seandainya rusak, berapa lama memperbaikinya?
Dalam melaksanakan kebersihan alat, penting sekali ditekankan bahwa: 1)
Kondisi dasar alat perlu sekali dijaga.
2)
Untuk ketelitian perlu menggunakan checkpoint .
3)
Membersihkan adalah memeriksa.
Checkpoint biasanya disusun melalui tahap-tahap sebagai berikut: 1)
Kebersihan bagian utama mesin.
2)
Kebersihan alat bantu.
3)
Pelumasan
4)
Kebersihan disekitar alat/mesin
5)
Penyebab datangnya benda asing
6)
Meningkatkan cara mencapai lokasi yang dibersihkan.
7)
Standar kebersihan
Tes Formatif 1: 1.
Apa yang dimaksud dengan membersihkan mesin?
2.
Tuliskan tiga kegiatan utama membersihkan mesin/alat!
3.
Apa yang harus diperhatikan saat pembersihan awal?
4.
Apa yang penting sekali ditekankan dalam melaksanakan kebersihan alat?
5.
Tuliskan tahapan Checkpoint!
5
Kunci Jawaban Tes Formatif 1 : 1.
Membersihkan mesin berarti menyingkirkan benda asing (debu, kotoran, benda yang tidak semestinya ada, dll) dari mesin/alat maupun bahan
2.
Kegiatan membersihkan mesin/alat meliputi tiga kegiatan utama yaitu: 1.
Melaksanakan pembersihan awal.
2.
Menghilangkan sumber benda asing dan mengusahakan agar dapat dilaksanakan dengan mudah.
3. 3.
4.
Senantiasa meningkatkan standar kebersihan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan saat pembersihan awal: 1.
Apa akibat bila komponen bocor?
2.
Darimana sumbernya dan bagaimana mencegahnya?
3.
Bagaimana cara membersihkan yang paling praktis?
4.
Adakah baut kendor atau komponen cacat?
5.
Bagaimana komponen ini menjalankan fungsinya?
6.
Seandainya rusak, berapa lama memperbaikinya?
Dalam melaksanakan kebersihan alat, penting sekali ditekankan bahwa: 1. Kondisi dasar alat perlu sekali dijaga. 2. Untuk ketelitian perlu menggunakan checkpoint . 3. Membersihkan adalah memeriksa.
5.
Checkpoint disusun melalui tahap-tahap sebagai berikut: 1. Kebersihan bagian utama mesin. 2. Kebersihan alat bantu. 3.
Pelumasan
4.
Kebersihan disekitar alat/mesin
5.
Penyebab datangnya benda asing
6.
Meningkatkan cara mencapai lokasi yang dibersihkan.
7.
Standar kebersihan
Lembar Kerja 1: Dengan memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L)
lakukan
kegiatan
pembersihan
pengawasan guru
6
mesin
dibawah
bimbingan
dan
2.
KEGIATAN BELAJAR 2 : MELUBRIKASI BAGIAN-BAGIAN MESIN
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2: Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 1, diharapkan anda dapat: -
Mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang perlu dilubrikasi
-
Melubrikasi bagian-bagian mesin
Uraian Materi 2: Tujuan dari pelumasan yang banyak dipergunakan pada mesin-mesin di bengkel
ataupun di industri adalah untuk mengurangi keausan akibat dari
gesekan, melindungi mesin dari korosi, sehingga mesin selalu dalam kondisi baik dan siap pakai, hal ini bisa kita lihat dan pelajari dari skema di bawah ini .
Komponen A
Putar/geser GESEKAN
Dirakit
Bagian Utama mesin
PANAS Komponen B
GERAK
PERUBAHAN
P AUS E METAL
MESIN
L U M
WORK
Komponen C
DEBU
A
AIR
S
SHOP
Dirakit
A
Bagian utama mesin
UDARA Komponen D
KOROSI
Skema Penggunaan Pelumasan Pada Mesin
7
N
Pelumas
yang
akan
dipergunakan
banyak
sekali
macam
ragamnya,
diantaranya pelumas cair, gas dan padat. Hal ini tergantung pada bagian mana dari mesin tersebut yang akan dilumasi. Adanya pelumas yang melingkupi komponen mekanik, akan memperkecil gesekan antara komponen-komponen yang bergerak dan bersentuhan, di mana proses keausannya akan diperkecil, dan masa pakai komponen akan menjadi lebih lama. Pelumas dibagi menjadi 3 jenis diantaranya :
Pelumas Mineral, bahan dasarnya adalah dari minyak bumi.
Pelumas Sintetis, bahan asal dari gas bumi yang diolah dengan proses sintesa.
Vegetable Oil, bahan asalnya dari tumbuh-tumbuhan.
Sifat penting untuk menentukan mutu minyak pelumas adalah kekentalan (viscositas), titik tuang (pour point ) dan titik nyala (flash point) . Viscositas dipengaruhi oleh suhu di mana kepekaannya ditunjukan dengan: Viscosity Indeks (VI) , di mana : VI = 0 artinya sifat pelumas yang buruk dan, VI =100 harga ini adalah menunjukan bahwa pelumas tersebut, tidak dipengaruhi oleh perubahan suhu, jadi boleh dikatakan : HVI ( High Viscosity Index ), apabila VI = 85, MVI (Medium Viscosity Index ), apabila VI sekitar 70, LVI ( Low Viscosity Index), apabila VI kurang dari 70.
S tandar Vis cos itas yang dipakai : S A E (Society of automotif Engineer ). S kala R edwood ( No 1, dan No 2 ). S aybolt (SU Saybolt Universal, dan SF Saybolt Furol). Derajat Engler . Centistokes. Kegunaan minyak pelumas :
Mencegah atau mengurangi aus akibat terjadinya
gesekan, di mana
pelumas akan menjadi pemisah diantara kedua bidang gesek, dan bahan akan tahan terhadap beban kejut dan tekanan.
Melarutkan dan mendispersikan kotoran, jelaga, partikel logam dan lumpur (sludge).
8
Menetralisir asam hasil dari pembakaran dan oksidasi pelumas.
Mendinginkan dan memindahkan panas.
Cara/Sistem pelumasan : a.
Manual. Dilaksanakan dan dilayani dengan cara manual/biasa.
b.
Pelumasan Tetes. Dari sebuah wadah minyak pelumas akan menetes dalam jumlah yang teratur melalui katup jarum.
c.
Pelumasan Sumbu. sumbu yang dicelup ke dalam mangkok dan minyak akan terisap oleh sumbu tersebut
d.
Pelumasan Percik. Pelumas berada di dalam bak dan akan diaduk-aduk sehingga pelumas akan memercik ke seluruh bagian.
e.
Pelumasan Pompa. (Pres ure lubrication). Di mana minyak pelumas akan dipompa ke dalam bantalan-bantalan.
f.
Pelumasan Gravitasi. Pelumas ditempatkan dalam sebuah tangki karena gaya beratnya sendiri maka pelumas akan mengalir.
g.
Pelumasan Celup. Digunakan untuk pelumasan roda-roda gigi, bantalan dan poros yang direndam dalam bak maka dengan sistem ini minyak pelumas akan melumasi seluruh komponen yang terendam.
Alat pelumasan manual
Pelumasan tetes
Pelumasan Percik
9
Penyimpanan Pelumas Minyak pelumas sebaiknya disimpan ditempat khusus Gudang/Bunker,
dalam drum/kaleng/ kemasan yang tertutup.
Bebas dari radiasi dan sinar matahari/suhu yang berubah-ubah/perubahan tekanan/kontaminasi air.
Paking /S eal Kesalahan yang sering terjadi dalam perakitan komponen, terutama dalam instalasi pipa, dimana pelumasan-pelumasan komponen dengan sistem injeksi/rendam yaitu kebocoran, sehingga hal ini akan sangat menggangu terhadap fungsi kerja dari mesin. Untuk menangulangi kesalahan semacam ini banyak digunakan paking atau sil dengan tujuan, agar hubungan dari rakitan setiap komponen kerapatanya menjadi baik, dan menjamin tidak lagi akan terjadi kebocoran.
Compress ion R ing s S eal
S tatic s eal
C ompound s eal Tes Formatif 2:
1.
Jelaskan tujuan pelumasan!
2.
Tuliskan 3 jenis pelumas!
3.
Tuliskan standar viskositas yang dipakai!
4.
Tuliskan cara/sistem pelumasan!
5.
Jelaskan penyimpanan pelumas!
10
Kunci Jawaban Tes Formatif 2 : 1.
Tujuan dari pelumasan yang banyak dipergunakan pada mesin-mesin di bengkel
ataupun di industri adalah untuk mengurangi keausan akibat dari
gesekan, melindungi mesin dari korosi, sehingga mesin selalu dalam kondisi baik dan siap pakai 2. Pelumas dibagi menjadi 3 jenis diantaranya : 1. Pelumas Mineral, bahan dasarnya adalah dari minyak bumi. 2. Pelumas Sintetis, bahan
asal dari gas bumi yang diolah dengan proses
sintesa. 3. Vegetable Oil, bahan asalnya dari tumbuh-tumbuhan. 3. Standar Viscositas yang dipakai :
4.
-
SAE (Society of automotif Engineer ).
-
Skala Redwood ( No 1, dan No 2 ).
-
Saybolt (SU Saybolt Universal, dan SF Saybolt Furol).
-
Derajat Engler.
-
Centistokes.
Cara/Sistem pelumasan : a.
Manual. Dilaksanakan dan dilayani dengan cara manual/biasa.
b.
Pelumasan Tetes. Dari sebuah wadah minyak pelumas akan menetes dalam jumlah yang teratur melalui katup jarum.
c.
Pelumasan Sumbu. sumbu yang dicelup ke dalam mangkok dan minyak akan terisap oleh sumbu tersebut
d.
Pelumasan Percik. Pelumas berada di dalam bak dan akan diaduk-aduk sehingga pelumas akan memercik ke seluruh bagian.
e.
Pelumasan Pompa. (Presure lubrication). Di mana minyak pelumas akan dipompa ke dalam bantalan-bantalan.
f.
Pelumasan Gravitasi. Pelumas ditempatkan dalam sebuah tangki karena gaya beratnya sendiri maka pelumas akan mengalir.
g.
Pelumasan Celup. Digunakan untuk pelumasan roda-roda gigi, bantalan dan poros yang direndam dalam bak maka dengan sistem ini minyak pelumas akan melumasi seluruh komponen yang terendam.
5. Penyimpanan Pelumas -
Minyak pelumas sebaiknya disimpan ditempat khusus Gudang/Bunker, dalam drum/kaleng/ kemasan yang tertutup.
-
Bebas dari radiasi dan sinar matahari/suhu yang berubah-ubah/perubahan tekanan/kontaminasi air.
11
Lembar Kerja 2 : Dengan memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) lakukan kegiatan lubrikasi mesin dibawah bimbingan dan pengawasan guru.
3.
KEGIATAN BELAJAR 3:
MEMERIKSA BAGIAN-BAGIAN MESIN
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 3: Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 3, diharapkan anda dapat: -
Mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang perlu diperiksa
-
Memeriksa bagian-bagian mesin
Uraian Materi 3: PEMERIKSAAN (CHECK ING & INSPEC TION) Kegiatan pemeriksaan dapat dimulai dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling kompleks. Pemeriksaan sederhana ( checking ) haruslah dapat dilakukan pada saat mesin running dan tanpa alat bantu atau dengan alat bantu yang ringan ( portable) dan tidak terlalu rumit penggunaannya.
Pemeriksaan tanpa alat bantu meliputi lihat – raba – dengar; misalnya, getaran abnormal bisa dirasakan melalui sentuhan atau deteksi menggunakan pendengaran, overheated bisa dirasakan dengan sentuhan, perubahan posisi mesin atau penyimpangan alat indicator diketahui melalui penglihatan.
Alat bantu pemeriksaan yang umum misalnya: test pen, tang ampere, avometer, thermometer , temp-scan, torsi-meter, sound-level-meter , dan lain-lain.
Contoh pelaksanaan program inspeksi, meliputi:
Identifikasi mesin
Kumpulkan semua informasi yang membutuhkan inspeksi berkala
Buat standar inspeksi
Tentukan frekuansi inspeksi dan personel pelaksanaan inspeksi
Buat check list atau log sheet sejenis untuk keperluan inspeksi
Lakukan analisis terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada check list dan selanjutnya putuskan langkah-langkah koreksi yang harus diambil.
12
Faktor-faktor terpenting dalam membuat Check list/sheet yaitu: 1.
Fungsi peralatan atau Output peralatan tersebut sesuai standar (utama)
2.
Sensitif/kepekaan dari peralatan
3.
Kebersihan pada peralatan
4.
Hal-hal yang terkait dengan safety (keselamatan kerja)
5.
Hal-hal yang terkait dengan environment (lingkungan)
Jadi dalam membuat Check List dari suatu peralatan atau kelompok peralatan dalam suatu unit/lokasi perlu diperhatikan faktor-faktor tersebut di atas.
Sebagai kelengkapan dalam membuat Check List , perlu dijelaskan hal-hal yang penting yaitu: Waktu, Lokasi, Petugas Terkait, (teknisi, atasannya), Tanggal dan Status/Hasil? Kondisi Peralatan, serta Tindak Lanjutnya bila ada kerusakan yang terjadi.
Contoh C heck Lis t/S heet
CHECK SHEET MESIN A Tanggal pengecekan : Waktu : Lokasi : No
Nama Peralatan
1
X
2
Y
3
Z
Operasi Bagus Jelek
Kebersihan Bersih Kotor
Keterangan (Tindak Lanjut)
Standar
Jakarta,…………………
Mengetahui, Atasan ttd ( Nama:
Petugas Perawatan ttd )
( Nama:
13
)
Note: Check sheet ini merupakan formulir yang belum diisi dan sudah direncanakan oleh atasan kemudian diberikan pada petugas perawatan selanjutnya petugas tersebut mengecek mesin/peralatan dan mengisi formulir diatas.
PENYETELAN ( A DJ US TME NT) Adjusment berarti penyetelan, penyesuaian ataupun pengaturan. Seperti halnya inspeksi, penyetelan ini juga dimulai dari yang paling sederhana sampai yang kompleks. Penyetelan ini seringkali dikategorikan dalam prediktif, karena tindakannya adalah mengembalikan ke kondisi standar. Tapi lebih baik lagi kalau
penyetelan
dilakukan
secara periodic ,
tanpa
melihat
besarnya
penyimpangan yang terjadi.
Dalam penyetelan yang sederhana yang paling perlu diperhatikan yaitu kondisi mur-baut. Ada disebutkan kondisi mur-baut merupakan persyaratan ketiga dalam menjaga kondisi dasar mesin setelah kebersihan dan pelumasan. Banyak kerugian yang ditimbulkan oleh kondisi mur-baut yang tidak benar misalnya; dies dan piranti yang pecah, tombol alat bantu salah fungsi, kebocoran flens pipa, getaran yang berlebihan pada drive motor dan sebagainya. Untuk ini pun diperlukan checklist sebagai berikut: 1.
Apakah ada baut/mur yang kendor atau kekencangannya kurang dari tingkat torsi yang memadai?
2.
Apakah pemasangan mur-baut sudah benar?
3.
Bagaimana pemakaian ring plat pada slot?
4.
Bagaimana pemakain cincin pegas?
5.
Bagaimana kondisi baut leveling ?
6.
Apakah desain dan konstruksi mur/baut sudah benar?
7.
Bagaimana panjang baut terhadap kondisi lokasi?
Satu contoh nyata yang penting adalah program pengencangan puluhan ribu baut mesin secara berkala dan serempak, yang dilakukan oleh sebuah perusahaan Jepang. Hasilnya, ternyata kerusakan mesin dapat berkurang sampai 80%.
Sedangkan penyetelan yang lebih kompleks misalnya: penyetelan mur dan/baut pada komponen slide (peluncur) pada mesin bubut, penyetelan ketegangan belt pada drive motor , penyetelan baut pengunci pada blade fan, pengencangan 14
valve pada komponen hydrolic dan pnewmatic , pengencangan baut pada sambungan kabel di panel-panel dan terminal boks dan sebagainya.
Tes Formatif 3 : 1.
Sebutkan alat bantu yang umum digunakan dalam pemeriksaan bagian-bagian mesin!
2.
Tuliskan contoh pelaksanaan program inspeksi!
3.
Tuliskan faktor-faktor terpenting dalam membuat Check list/sheet pemeriksaan mesin!
4. Tuliskan kerugian yang ditimbulkan oleh kondisi mur-baut yang tidak benar
Kunci Jawaban Tes Formatif 3 :
1. Alat bantu pemeriksaan yang umum misalnya: test pen, tang ampere, avo-meter, thermometer , temp-scan, torsi-meter, sound-level-meter , dan lain-lain.
2. Contoh pelaksanaan program inspeksi, meliputi:
Identifikasi mesin
Kumpulkan semua informasi yang membutuhkan inspeksi berkala
Buat standar inspeksi
Tentukan frekuansi inspeksi dan personel pelaksanaan inspeksi
Buat check list atau log sheet sejenis untuk keperluan inspeksi
Lakukan analisis terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada check list dan selanjutnya putuskan langkah-langkah koreksi yang harus diambil.
3. Faktor-faktor terpenting dalam membuat Check list/sheet yaitu: 1. Fungsi peralatan atau Output peralatan tersebut sesuai standar (utama) 2. Sensitif/kepekaan dari peralatan 3. Kebersihan pada peralatan 4. Hal-hal yang terkait dengan safety (keselamatan kerja) 5. Hal-hal yang terkait dengan environment (lingkungan) 4. Banyak kerugian yang ditimbulkan oleh kondisi mur-baut yang tidak benar misalnya; dies dan piranti yang pecah, tombol alat bantu salah fungsi, kebocoran flens pipa, getaran yang berlebihan pada drive motor dan sebagainya.
Lembar Kerja 3:
15
BAB III EVALUASI
Agar dapat menilai kemampuan kemampuan siswa didik setelah menerima pembelajaran pembelajaran modul ini, maka siswa didik perlu diberikan soal-soal evaluasi .
Tes Tertulis Jawablah soal-soal dengan benar! 1.
Apa yang dimaksud dengan membersihkan mesin?
2.
Tuliskan tiga kegiatan utama membersihkan mesin/alat!
3.
Apa yang harus diperhatikan saat pembersihan awal?
4.
Apa yang penting sekali ditekankan dalam melaksanakan kebersihan alat?
5.
Tuliskan tahapan Checkpoint!
6.
Jelaskan tujuan pelumasan!
7.
Tuliskan 3 jenis pelumas!
8.
Tuliskan standar viskositas yang dipakai!
9.
Tuliskan cara/sistem pelumasan!
10.
Jelaskan penyimpanan pelumas!
11.
Sebutkan alat bantu yang umum digunakan dalam pemeriksaan bagian-bagian mesin!
12.
Tuliskan contoh pelaksanaan program inspeksi!
13.
Tuliskan faktor-faktor terpenting terpenting dalam membuat Check list/sheet pemeriksaan mesin!
14.
Tuliskan kerugian kerugian yang ditimbulkan oleh kondisi mur-baut yang yang tidak benar benar
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI : 1.
Membersihkan mesin berarti menyingkirkan menyingkirkan benda asing (debu, kotoran, benda yang tidak semestinya ada, dll) dari mesin/alat maupun bahan
2.
Kegiatan membersihkan mesin/alat meliputi tiga kegiatan utama yaitu: 1.
Melaksanakan Melaksanaka n pembersihan awal.
2.
Menghilangkan Menghilangk an sumber benda asing dan mengusahakan mengusahaka n agar dapat dilaksanakan dengan mudah.
3. 3.
Senantiasa meningkatkan meningkatkan standar kebersihan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan diperhatika n saat pembersihan awal: 1.
Apa akibat bila komponen bocor?
2.
Darimana sumbernya dan bagaimana mencegahnya? 16
4.
5.
6.
3.
Bagaimana cara membersihkan membersihk an yang paling praktis?
4.
Adakah baut kendor atau komponen cacat?
5.
Bagaimana komponen ini menjalankan fungsinya?
6.
Seandainya rusak, berapa lama memperbaikinya? memperbaikin ya?
Dalam melaksanakan melaksanak an kebersihan alat, penting sekali ditekankan ditekanka n bahwa: 1.
Kondisi dasar alat perlu sekali dijaga.
2.
Untuk ketelitian perlu menggunakan menggunakan checkpoint . checkpoint .
3.
Membersihkan Membersihk an adalah memeriksa.
Checkpoint disusun melalui tahap-tahap sebagai berikut: 1.
Kebersihan bagian utama mesin.
2.
Kebersihan alat bantu.
3.
Pelumasan
4.
Kebersihan disekitar alat/mesin
5.
Penyebab datangnya benda asing
6.
Meningkatkan Meningkatk an cara mencapai lokasi yang dibersihkan.
7.
Standar kebersihan
Tujuan dari pelumasan yang banyak dipergunakan pada mesin-mesin di bengkel
ataupun di industri adalah untuk mengurangi keausan akibat dari
gesekan, melindungi mesin dari korosi, sehingga mesin selalu dalam kondisi baik dan siap pakai 7.
Pelumas dibagi menjadi 3 jenis diantaranya : 1.
Pelumas Mineral, bahan dasarnya adalah dari minyak bumi.
2.
Pelumas Sintetis, bahan asal dari gas gas bumi bumi yang diolah dengan proses sintesa.
3. 8.
9.
Vegetable Oil, bahan asalnya dari tumbuh-tumbuhan. tumbuh-tumbuhan.
Standar Viscositas yang dipakai yang dipakai : -
SAE (Society of automotif Engineer ).
-
Skala Redwood ( No 1, dan No 2 ).
-
Saybolt (SU Saybolt Universal, dan SF Saybolt Furol).
-
Derajat Engler.
-
Centistokes.
Cara/Sistem Cara/Sist em pelumasan : a.
Manual. Dilaksanakan Dilaksanaka n dan dilayani dengan cara manual/biasa. manual/bias a.
b.
Pelumasan Tetes. Dari sebuah wadah minyak pelumas akan menetes dalam jumlah yang teratur melalui katup jarum.
c.
Pelumasan Sumbu. sumbu sumbu yang yang dicelup dicelup ke dalam mangkok dan minyak akan terisap oleh sumbu tersebut
d.
Pelumasan Percik. Pelumas berada di dalam bak bak dan akan diaduk-aduk sehingga pelumas akan memercik ke seluruh bagian. 17
e.
Pelumasan Pompa. (Presure lubrication). lubrication ). Di mana minyak pelumas akan dipompa ke dalam bantalan-bantalan.
f.
Pelumasan Gravitasi. Pelumas ditempatkan dalam sebuah tangki karena gaya beratnya sendiri maka pelumas akan mengalir.
g.
Pelumasan Celup. Digunakan untuk pelumasan roda-roda roda-rod a gigi, bantalan dan poros yang direndam dalam bak maka dengan sistem ini minyak pelumas akan melumasi seluruh komponen yang terendam.
10.
Penyimpanan Pelumas -
Minyak pelumas sebaiknya disimpan ditempat khusus Gudang/Bunker, Gudang/Bunker, dalam drum/kaleng/ kemasan yang tertutup.
-
Bebas dari radiasi dan sinar matahari/suhu matahari/ suhu yang berubah-ubah/perubahan berubah-u bah/perubahan tekanan/kontaminasi tekanan/kontaminasi air.
11.
Alat bantu pemeriksaan yang umum misalnya: test pen, pen, tang ampere, avometer, thermometer , temp-scan, temp-scan, torsi-meter, sound-level-meter , dan lain-lain.
12.
Contoh pelaksanaan program inspeksi, meliputi:
Identifikasi mesin
Kumpulkan semua informasi yang membutuhkan inspeksi berkala
Buat standar inspeksi
Tentukan frekuansi inspeksi dan personel pelaksanaan inspeksi
Buat check list atau atau log sheet sejenis sejenis untuk keperluan inspeksi
Lakukan analisis terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada check list dan selanjutnya putuskan langkah-langkah koreksi yang harus diambil.
13.
Faktor-faktor terpenting dalam membuat Check list/sheet yaitu: yaitu: peralatan tersebut sesuai standar (utama) 1. Fungsi peralatan atau Output peralatan
2. Sensitif/kepekaan dari peralatan 3. Kebersihan pada peralatan (keselamatan kerja) 4. Hal-hal yang terkait dengan safety (keselamatan
5. Hal-hal yang terkait dengan environment (lingkungan) 14.
Banyak kerugian kerugian yang ditimbulkan oleh oleh kondisi kondisi mur-baut yang yang tidak tidak benar misalnya; dies dan piranti yang pecah, tombol alat bantu salah fungsi, kebocoran flens pipa, getaran yang berlebihan pada drive motor dan sebagainya.
18
BAB IV PENUTUP
Upaya menyiapkan tenaga menengah kejuruan untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga pelaksana di di bengkel atau di industri, dalam dalam kenyataannya kenyataannya sekarang ini sangat sangat dipengaruhi oleh persaingan yang sangat
ketat baik di dalam negeri maupun di luar
negeri. Karena setiap pengusaha akan bersaing dalam kualitas produksinya yang dilaksanakan dilaksanak an
sehingga menghasilkan menghasilk an barang
berdasarkan berdasa rkan kebutuhan pasar dengan
harga yang bersaing. Dalam hal ini maka untuk menjawab tantangan tantanga n tersebut setiap orang yang akan terlibat di dalam proses produksi harus mampu dan mempunyai KOMPETENSI yang dikuasai, diakui, sedangkan untuk memperoleh kompetensi tersebut harus melalui pendidikan dan pelatihan di institusi/sekolah kejuruan . Salah satu perangkat pembelajaran diklat kompetensi adalah buku MODUL, yang diharapkan dengan mempelajari buku modul ini peserta didik/siswa akan dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan dasar yang harus dikuasai untuk mengikuti UJI KOMPETENSI yang dikukuhkan dengan suatu sertifikat kompetensi sebagai pengakuan atas kompetensi yang dikuasai peserta didik/sisiwa. didik/sisiwa. Semoga buku modul ini bermanfaat bagi yang memerlukannya.
19
DAFTAR PUSTAKA
1.
Iwan
Koswara,
2004,
Membongkar,
Mengganti
dan
Merakit
Komponen-
Komponen Pemesinan, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
2.
Joko Santoso, 2013, Pekerjaan Mesin Perkakas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
3.
Tim LPPM ITB, 2004, Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Bubut, Direktorat Pendidikan
Menengah
Kejuruan
Direktorat
Jenderal
Pendidikan
Dasar
dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
4.
Tim LPPM ITB, 2004, Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Frais, Direktorat Pendidikan
Menengah
Kejuruan
Direktorat
Jenderal
Pendidikan
Dasar
dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
5.
Widarto dkk, 2008, Teknik Pemesinan, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
6.
NN, 2013, Teknik Pemesinan Bubut 1, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
7.
Th. Sukardi dkk, Teori Dasar dan Praktik Perawatan, Direktorat Pembinaan PTK Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
8.
A. Djumali, B.E , Teknologi
Perbaikan Mesin
dan
Perkakas Perlengkapan,
ITB.
9.
Ing. Alois SCHNMETZ dkk, 1985, Pengerjaan Logam Dengan Mesin, Angkasa bandung.
20
MODUL MENGIDENTIFIKASI DAN MEMPERBAIKI BAGIAN-BAGIAN MESIN YANG MENGALAMI KERUSAKAN
ii
DAFTAR ISI
Daftar Isi ................................................................................................................
iii
Peta Kedudukan Modul..........................................................................................
iv
Peristilahan/Glosarium ...........................................................................................
vi
I.
Pendahuluan ...............................................................................................
1
A.
Deskripsi Judul........................................... .................................. ............
1
B.
Prasyarat ...............................................................................................
1
C. Petunjuk Penggunaan Modul .................................................................
2
D. Tujuan....................................................................................................
3
E.
Kompetensi............................................................................................
3
F.
Cek Kemampuan ...................................................................................
3
Pembelajaran ..............................................................................................
4
A.
Rencana Belajar Siswa/Peserta Didik ....................................................
4
B.
Kegiatan Belajar ....................................................................................
4
II.
Kegiatan Belajar 1 : Mengidentifikasi Bagian-bagian Mesin yang Mengalami Kerusakan ..............................................................
4
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1................................................
4
Uraian Materi 1 ...........................................................................
5
Tes Formatif 1 ............................................................................
8
Kunci Jawaban Tes Formatif 1 ...................................................
8
Lembar Kerja 1 ...........................................................................
10
Kegiatan Belajar 2 : Melakukan Perbaikan Bagian-bagian Mesin yang Mengalami Kerusakan ..............................................................
10
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2................................................
10
Uraian Materi 2 ...........................................................................
10
Tes Formatif 2 ............................................................................
13
Kunci Jawaban Tes Formatif 2 ...................................................
13
Lembar Kerja 2 ...........................................................................
13
Evaluasi.......................................................................................................
14
Soal-soal Evaluasi (Tes Tertulis)............................................................
14
Kunci Jawaban Soal Evaluasi ................................................................
15
Penutup .......................................................................................................
17
Daftar Pustaka......................................................................................................
18
III.
IV.
iii
PETA KEDUDUKAN MODUL
Diagram ini menunjukkan tahapan atau tata urutan modul-modul Unit Kompetensi yang akan dipergunakan dalam pelatihan para peserta didik dalam kurun waktu 3 tahun dan kemungkinan multiexit-entry yang dapat diterapkan. MODUL UNIT KOMPETENSI
M
M
M
18.20A
18..21A
20-017-3
SERTIFIKAT II
SMK
M 18.55A
M 18.6A
M. 7.8A
M. 9.3A
M. 7.7A
M. 7.6A
M. 7.5A
SERTIFIKAT I
M. 9.1A
M.9.2A
M..25C11
M.18.3A
M.18.2A
M.18.1A
Kedudukan Modul
NO
KODE MODUL
1.
M.18.1A
2.
M.18.2A
3.
M.18.3A
4.
M.25C11A
Unit kompetensi prasyarat
NAMA UNIT KOMPETENSI Menggunakan Perkakas Tangan Menggunakan Perkakas Tangan Bertenaga
KODE KOMPETENSI M.18.1A M.18.2A M.18.3A
Mengukur Menggunakan Alat Ukur
iv
M..25C11
KODE MODUL
5.
M.9.1A
Menggambar dan Membaca Sketsa
M. 9.1A
6.
M.9.2A
Membaca Gambar teknik
M. 7.5A
7.
M.9.3A
Mempersiapkan Gambar Teknik Dasar
M. 9.3A
8.
M.7.5A
Bekerja dengan Mesin Umum
M. 7.5A
9.
M. 7.6A
10.
M. 7.7A
11.
M.7.8A
12.
M.18.55A
13.
M.18.6A
14.
M.18.20A
15.
M.18.21A
16.
OPKR 20-0173
NAMA UNIT KOMPETENSI
KODE
NO
Melakukan Pekerjaaan dengan Mesin Bubut Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Gerinda Membongkar, Mengganti, dan Merakit Komponen Mesin Membongkar/memperbaiki/mengganti/ merakit dan memasang komponen Memelihara komponen sistem hidrolik Pemeliharaan dan Perbaikan Sistem Hidrolik Pemeliharaan Servis Sistem Bahan Bakar Diesel
v
KOMPETENSI
M. 7.6A
M. 7.7A
M.7.8A
M.18.55A
M.18.20A M.18.20A M.18.21A
OPKR 20-017-3
PERISTILAHAN / GLOSARIUM
Kompetensi : Kemampuan seseorang yang dapat diobservasi yang mencakup atas pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar kinerja yang ditetapkan . Standar Kompetensi : Kesepakatan tentang Kompetensi yang diperlukan pada suatu bidang
pekerjaan oleh seluruh stake holder di bidangnya, atau perumusan tentang
kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan kinerja yang dipersyaratkan. Unit Kompetensi : Uraian fungsi dan tugas atau pekerjaan yang mendukung tercapainya standar Kompetensi. Sub unit Kompetensi : Sejumlah fungsi tugas atau pekerjaan yang mendukung ketercapaian unit kompetensi dan merupakan aktifitas yang dapat diamati. Kriteria kinerja : Pernyataan sejauh mana sub kompetensi yang dipersyaratkan tersebut terukur berdasarkan pada tingkat yang diinginkan . Acuan penilaian : Pernyataan kondisi dan konteks penilaian sebagai acuan dalam melaksanakan penilaian . Kompetensi kunci : Kemampuan kunci atau generic yang
dibutuhkan untuk
menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan. Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan. (K3L) : Peraturan –peraturan yang berlaku berdasarkan pada landasan hukum yang berkaitan dengan aktifitas di lingkungan kerja, bengkel, dan industri secara spesifik maupun umum : SOP (Standard Operational Procedure) : Lembaran informasi berisikan prosedur pengerjaan, peraturan dan kebijakan untuk setiap jenis pekerjaan yang dibuat oleh badan khusus/perusahaan sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan yang harus ditaati. Buku Manual/Pedoman Pemakaian : Buku berisi informasi tentang, spesifikasi, pelayanan/pemakaian,
perawatan,
mengatasi
masalah,
dan
daftar/gambar
rakitan/instalasi komponen untuk mesin, diesel, boiler, dan lain-lain sebagainya.
vi
BAB I PENDAHULUAN
A.
DISKRIPSI JUDUL Pekerjaan mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan serta melakukan perbaikan bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan adalah merupakan bagian dari pekerjaan pemeliharaan mekanik industri. Untuk itu pada pekerjaan ini siswa diharapkan dapat melakukan dan menguasai dengan benar karena akan menunjang pada proses pembelajaran berikutnya. Modul mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan serta melakukan perbaikan bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan merupakan salah satu bentuk dan alat bantu ajar yang dapat digunakan baik di kelas maupun untuk bengkel pada saat siswa melakukan praktek. Dengan modul ini maka diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses belajar mengajar yang berorientasi pada proses pembelajaran tuntas. Dengan
modul
ini
diharapkan
proses
belajar
mengajar
akan menjadi
terprogram dan terencana untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik.
B. PRASYARAT Sebelum mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan serta melakukan perbaikan bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan, siswa sudah menguasai materi-materi dengan alur sebagai berikut :
1
DIAGRAM PRASYARAT DAN ALUR PENCAPAIAN KOMPETENSI
M18.1A
M18.55A
M18.2A M7.6A
M18.6A
M7.7A
M.18.20A
M7.8A
M18.21A
M1.3FA M18.3A M7.5A M1.2FA M9.1A M1.3FA M9.2A M9.3A M1.4FA
M2.5C11 A
C.
OPKR20-17B
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL Langkah - langkah yang harus dilakukan untuk mempelajari modul ini: a.
Bagi siswa atau peserta didik: 1.
Bacalah tujuan antara dan tujuan akhir dengan seksama,
2.
Bacalah Uraian Materi pada setiap kegiatan belajar dengan seksama sebagai teori penunjang,
3.
Baca dan ikuti langkah kerja yang ada pada modul ini pada tiap proses pembelajaran sebelum melakukan atau mempraktekkan,
4.
Persiapkan alat dan bahan yang digunakan pada setiap kegiatan belajar yang sesuai dan benar,
5.
Jawablah setiap pertanyaan pada tes formatif untuk masing- masing kegiatan
belajar,
cocokkan
dengan
kunci
jawaban
yang
telah
tersedia pada kunci jawaban, 6. Jawablah pertanyaan pada soal evaluasi dan cocokkan dengan kunci jawaban yang telah tersedia pada kunci jawaban. b.
Bagi guru pembina / pembimbing: 1.
Dengan mengikuti penjelasan didalam modul ini, susunlah tahapan penyelesaian yang diberikan kepada siswa/peserta didik.
2.
Berikanlah penjelasan mengenai peranan dan pentingnya materi dari modul ini.
3.
Berikanlah penjelasan serinci mungkin pada setiap tahapan tugas yang diberikan kepada siswa.
2
4.
Berilah contoh gambar-gambar atau barang yang sudah jadi, untuk memberikan wawasan kepada siswa.
5.
Lakukan evaluasi pada setiap akhir penyelesaian tahapan tugas.
6. Berilah penghargaan kepada siswa didik yang setimpal dengan hasil karyanya.
D. TUJUAN 1.
Tujuan Antara 1.
Peserta didik/siswa dapat mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan dengan benar.
2.
Peserta didik/siswa dapat melakukan perbaikan bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan.
2. Tujuan Akhir Setelah mempelajari modul ini peserta didik / siswa dapat: 1. Mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan, 2. Melakukan perbaikan bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan.
E.
KOMPETENSI Dengan menguasai modul ini
diharapkan peserta
/ siswa didik dapat
mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan serta melakukan perbaikan bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan.
F.
CEK KEMAMPUAN Pada awal pembelajaran siswa didik diberi tugas untuk mengidentifikasi bagianbagian mesin yang mengalami kerusakan serta melakukan perbaikan bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan. Apabila siswa telah dapat melaksanakan tugas tersebut dengan benar, aman dan rapi maka siswa yang bersangkutan sudah dapat ujian, dan tidak perlu mengkuti modul ini serta diperbolehkan langsung mengikuti modul berikutnya.
3
BAB II PEMBELAJARAN
A.
RENCANA BELAJAR SISWA/PESERTA DIDIK
Jenis Kegiatan
Tanggal
Waktu Jam
1. Mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan
Workshop/ Bengkel
Tes formatif 1
Workshop/ Bengkel
2. Melakukan perbaikan bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan
Workshop/ Bengkel
Tes formatif 2
Workshop/ Bengkel
EVALUASI
B.
Tempat Belajar
Alasan Perubahan
Tanda Tangan Guru
Workshop/ Bengkel
KEGIATAN BELAJAR :
1.
KEGIATAN BELAJAR 1 : MENGIDENTIFIKASI BAGIAN-BAGIAN MESIN YANG MENGALAMI KERUSAKAN
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1: Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 1, diharapkan anda dapat: -
Mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan
4
Uraian Materi 1: 1.
DEFINISI KERUSAKAN MESIN Kerusakan terjadi bila performance suatu system atau komponenkomponen mesin mengalami kegagalan fungsi atau tidak memenuhi harapan. Dalam hal ini ada dua pernyataan Murphy’s yang umumnya dapat diterima sebagai hukum: “ If anything can possibly go wrong, it will “ & “ Everything fixed, breaks again sooner or later “
2.
JENIS-JENIS KERUSAKAN DAN PENYEBABNYA Kerusakan dapat terjadi dalam dua tingkatan, yaitu kerusakan atau kegagalan system (system failure) dimana performance keseluruhan mekanisme berhenti fungsinya. Misalnya suatu kendaraan tiba-tiba tidak mampu distarter, TV tiba-tiba gambarnya lenyap, AC tidak mengeluarkan udara dingin/sejuk. Setelah itu pertanyaan lanjutan akan muncul “Apa (what ) yang salah?” atau “Apanya yang rusak?” Untuk itu harus dicari komponen penyebab tidak berfungsinya suatu system. Setelah komponen yang rusak diketemukan maka tahapan berikutnya adalah analisa kerusakan komponen ( component failure). Pada tahapan ini muncul pertanyaan bagaimana (how ) kerusakan dapat terjadi, dan mengapa (why ) komponen tersebut bisa rusak? Untuk itulah perlu dilakukan penyelidikan secara sistematis, agar kerusakan tidak terjadi dan terjadi lagi. Sehingga kalau sekedar mengganti komponen yang rusak, tanpa penyelidikan, maka akan terjadi k erusakan lagi dikemudian hari. Secara umum faktor-faktor penyebab gangguan dan kerusakan pada mesin adalah:
5
Mesin
Operator
Petugas Maintenance
Mesin kotor
Mengabaikan mesin kotor.
Pelumas kotor
Salah pengoperasian.
Pelumas bocor
Tak dapat memeriksa.
Pelumas tidak ada
Tak mampu melakukan pemeliharaan sederhana.
Terlalu panas Tidak memiliki bekal pengetahuan mesin (pelumasan, pergantian alat, penyetelan, dll.)
Bising Bergetar Banyak geram/debu Sulit diperiksa
Tidak minta tolong pada saat ada gangguan. Produksi lebih penting dari pada alat produksi.
Lantai kotor Barang berserakan Tidak rapi
Tidak mesin.
mampu
mengontrol
Mengganti dan memperbaiki tanpa bertanya mengapa masalah terjadi. Tak pernah memberitahu operator tentang pemeliharaan sederhana. Tak berkomonikasi operator.
pada
Hanya memperhatikan masalah besar dan darurat saja, tidak peka terhadap masalah kualitas maupun unjuk kerja mesin. Menganggap keusangan mesin tak dapat dihindari. Mengandalkan teknologi, bukan sumber daya yang ada.
Pada tahapan kerusakan sistem secara umum dapat dipisahkan menjadi dua bagian, yaitu sistem mekanis atau elektrik. Pada sistem mekanis biasanya gejalanya dapat diketahui secara fisik. misalnya terjadinya getaran yang berlebihan, gerakan mesin tidak balance, adanya suara yang tidak semestinya. Sedangkan pada system elektrik gejala yang tidak nampak biasanya lebih dominan. Gejala yang nampak misalnya, panas yang berlebihan pada bagian tertentu. Sedangkan yang tidak nampak bisa diketahui dari performance mesin yang mulai turun, atau dari hasil pengukuran pada arus, tegangan dan tahanan isolasinya. Kerusakan sistem elektrik dapat dikategorikan menjadi tiga tingkatan: 1.
Malfunction, system tidak berfungsi semestinya karena komponen mengalami penurunan performance atau berubahnya rangkaian kerja akibat berubahnya setting parameter .
6
2.
Failure, system tidak mau bekerja karena rusaknya komponen atau putusnya suatu rangkaian sehingga arus terhenti ( loss contact ) di suatu titik.
3.
Tripped , pengaman (fuse) system elektrik terputus (shut down) akibat tingginya arus yang diterima pengaman ( overload, short circuit )
Kerusakan komponen atau konstruksi mesin secara umum dapat diklasifikasikan dalam empat kategori, yaitu: 1.
Damage - defect berarti suatu kondisi dimana terjadi akumulasi aliran plastis pada struktur konstruksi, tetapi masih bisa dimanfaatkan.
2.
Fracture - crack , adalah suatu keadaan yang menunjukkan bahwa konstruksi mulai retak.
3.
Fracture – break , adalah suatu keadaan yang memperlihatkan konstruksi atau komponen patah memjadi dua bagian atau lebih. Seringkali fracture mempunyai pengertian yang sama dengan break.
4.
Rupture, adalah suatu kondisi khusus dimana komponen atau struktur patah disertai geseran palastis ( plastic slip), terutama pada material yang bersifat ulet. Komponen atau struktur yang mengalami creep atau creep
test (pengujian
pada
tegangan
konstan
dalam
konsisi
temperature tinggi) akan menghasilkan rupture.
Berdasarkan pendekatan kurva tegangan-regangan ( stress-strain curve), dalam pengujian tarik, bila tegangan melampaui Yeild-stress akan terjadi kerusakan (failure). Tahapan umum yang mendahului final/total failure antara lain: 1.
Mulai gagal (incipient failure)
2.
Mulai terjadi cacat (incipient damage)
3.
Mencemaskan (distress)
4.
Memburuk (deterioration), dan
5.
Rusak (damage)
Damage dalam arti luas mencakup kelelahan (fatigue), keausan (wear), dan korosi (corrosion), yangmana secara makroskopis masing-masing fenomena dapat tumbuh
dan mempunyai pengaruh terhadap suatu
struktur/konstruksi.
7
Type Kelelahan (fatigue) Keausan (wear) Korosi (corrosion) Lain-lain (impact, overload)
Fenomena Makroskopis Tidak tampak Tampak Tampak
Pertumbuhan Makroskopis Cepat Perlahan Perlahan
Keamanan Bahaya Aman Aman
Faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan material, komponen dan konstruksi atau memperpendek umur operasi (service live) adalah:
Proses Pembuatan Kesalahan dalam Kesalahan dalam Cacat pengecoran atau proses pengerjaan perhitungan overloading tempa mesin Kesalahan pemilihan Kesalahan dalam Kesalahan dalam material pengolahan panas pengolahan panas Tidak diperhatikannya Kesalahan dalam Material diluar spesifikasi kondisi lingkungan proses pengelasan Disain
Dan lain-lain
Material
Adanya penurunan sifat mekanis
Kesalahan dalam proses lanjut
Dan lain-lain
Dan lain-lain
Operasional Kesalahan dalam kontrol/prosedur operasional Overloading Kurang teliti dalam perawatan kualifikasi tenaga operator kurang memadai Dan lain-lain
Tes Formatif 1:
1.
Tuliskan definisi kerusakan mesin!
2.
Tuliskan faktor-faktor penyebab gangguan dan kerusakan mesin secara umum
3.
Tuliskan tiga tingkatan kerusakan sistem elektrik!
4.
Tuliskan empat kategori kerusakan komponen atau konstruksi mesin secara umum!
Kunci Jawaban Tes Formatif 1 : 1.
Kerusakan terjadi bila performance suatu system atau komponenkomponen mesin mengalami kegagalan fungsi atau tidak memenuhi harapan.
2. Secara umum faktor-faktor penyebab gangguan dan kerusakan pada mesin adalah:
8
Mesin
Operator
Mesin kotor
Mengabaikan kotor.
Petugas Maintenance mesin
Pelumas kotor Salah pengoperasian.
Mengganti dan memperbaiki tanpa bertanya mengapa masalah terjadi.
Pelumas bocor Tak dapat memeriksa. Pelumas ada
tidak
Terlalu panas Bising Bergetar Banyak geram/debu
Tak mampu melakukan pemeliharaan sederhana. Tidak memiliki bekal pengetahuan mesin (pelumasan, pergantian alat, penyetelan, dll.) Tidak minta tolong pada saat ada gangguan.
Sulit diperiksa Lantai kotor
Produksi lebih penting dari pada alat produksi.
Barang berserakan
Tidak mampu mengontrol mesin.
Tak pernah memberitahu operator tentang pemeliharaan sederhana. Tak berkomonikasi pada operator. Hanya memperhatikan masalah besar dan darurat saja, tidak peka terhadap masalah kualitas maupun unjuk kerja mesin. Menganggap keusangan mesin tak dapat dihindari. Mengandalkan teknologi, bukan sumber daya yang ada.
Tidak rapi
3. Kerusakan sistem elektrik dapat dikategorikan menjadi tiga tingkatan: 1.
Malfunction, system tidak berfungsi semestinya karena komponen mengalami penurunan performance atau berubahnya rangkaian kerja akibat berubahnya setting parameter .
2.
Failure, system tidak mau bekerja karena rusaknya komponen atau putusnya suatu rangkaian sehingga arus terhenti ( loss contact ) di suatu titik.
3.
Tripped , pengaman (fuse) system elektrik terputus (shut down) akibat tingginya arus yang diterima pengaman ( overload, short circuit )
4. Kerusakan komponen atau konstruksi mesin secara umum dapat dik lasifikasikan dalam empat kategori, yaitu: 1.
Damage - defect berarti suatu kondisi dimana terjadi akumulasi aliran plastis pada struktur konstruksi, tetapi masih bisa dimanfaatkan.
9
2.
Fracture - crack , adalah suatu keadaan yang menunjukkan bahwa konstruksi mulai retak.
3.
Fracture – break , adalah suatu keadaan yang memperlihatkan konstruksi atau komponen patah memjadi dua bagian atau lebih. Seringkali fracture mempunyai pengertian yang sama dengan break.
4.
Rupture, adalah suatu kondisi khusus dimana komponen atau struktur patah disertai geseran palastis ( plastic slip), terutama pada material yang bersifat ulet. Komponen atau struktur yang mengalami creep atau creep
test (pengujian
pada
tegangan
konstan
dalam
konsisi
temperature tinggi) akan menghasilkan rupture.
Lembar Kerja 1: Dengan memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) lakukan kegiatan identifikasi bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan
di
bengkel/workshop
sekolahmu
dibawah
bimbingan
dan
pengawasan guru
2.
KEGIATAN BELAJAR 2 :
MELAKUKAN PERBAIKAN BAGIAN-BAGIAN MESIN YANG MENGALAMI KERUSAKAN
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2: Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 2, diharapkan anda dapat: - Melakukan perbaikan bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan
Uraian Materi 2: Pada umumnya mesin-mesin produksi yang digunakan di industri menggunakan peralatan-peralatan listrik, mekanik atau gabungan kedua hal tersebut. Tentunya ada saat di mana mesin mengalami kerusakan dan harus mengalami perbaikan. Pada saat terjadi kerusakan pada mesin, kepala bagian teknisi melakukan permintaan penggantian spare part untuk mesin, tergantung akan bagian mesin yang rusak. Langkah-langkah perbaikan pada mesin pada saat terjadi kerusakan :
Langkah awal dalam melakukan perbaikan adalah kepala bagian teknisi yang bertanggung jawab pada bagian mesin meminta engineering untuk memeriksa mesin yang rusak.
10
Setelah mengetahui kerusakan pada mesin lalu melakukan request for spare part, yang di butuhkan mesin untuk proses perbaikan. Tabel Form Request for Spare Part
Langkah selanjutnya adalah memindahkan proses produksi yang sedang berlangsung ke mesin lain yang siap menampung, apabila tidak ada mesin yang siap maka proses produksi akan dihentikan sementara.
Melakukan penggantian bagian mesin yang rusak, langkah ini dilakukan oleh bagian pemeliharaan yang sudah diberi perintah tentang langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mengganti bagian mesin tersebut.
Gambar Proses Penggantian Mech. Seal Pada Spray Drying
11
Gambar Penggantian Turbin Pada Mesin Spray Drying
Setelah dilakukan pergantian pada bagian yang rusak, langkah akhir adalah membuat laporan tentang penggantian bagian mesin yang rusak. Berikut adalah contoh laporan penggantian bagian mesin yang rusak. Tabel Laporan Perbaikan Mesin Drying
.
Setelah mesin dapat beroperasi kembali maka proses produksi berjalan kembali sesuai prosedur yang ada.
Usaha yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya kerugian akibat kerusakan komponen mesin adalah dengan merawat dan memeriksa kondisi mesin secara berkala
12
Tes Formatif 2: 1.
Tuliskan langkah-langkah perbaikan pada mesin pada saat terjadi kerusakan!
2. Tuliskan usaha yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya kerugian akibat kerusakan komponen mesin
Kunci Jawaban Tes Formatif 2 : 1. Langkah-langkah perbaikan pada mesin pada saat terjadi kerusakan :
Langkah awal dalam melakukan perbaikan adalah kepala bagian teknisi yang bertanggung jawab pada bagian mesin meminta engineering untuk memeriksa mesin yang rusak.
Setelah mengetahui kerusakan pada mesin lalu melakukan request for spare part, yang di butuhkan mesin untuk proses perbaikan.
Langkah selanjutnya adalah memindahkan proses produksi yang sedang berlangsung ke mesin lain yang siap menampung, apabila tidak ada mesin yang siap maka proses produksi akan dihentikan sementara.
Melakukan penggantian bagian mesin yang rusak, langkah ini dilakukan oleh bagian pemeliharaan yang sudah diberi perintah tentang langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mengganti bagian mesin tersebut.
Setelah dilakukan pergantian pada bagian yang rusak, langkah akhir adalah membuat laporan tentang penggantian bagian mesin yang rusak. Berikut adalah contoh laporan penggantian bagian mesin yang rusak.
Setelah mesin dapat beroperasi kembali maka proses produksi berjalan kembali sesuai prosedur yang ada.
2. Usaha yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya kerugian akibat kerusakan komponen mesin adalah dengan merawat dan memeriksa kondisi mesin secara berkala
Lembar Kerja 2 : Dengan memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) lakukan kegiatan perbaikan bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan di bengkel/workshop sekolahmu dibawah bimbingan dan pengawasan guru.
13
BAB III EVALUASI
Agar dapat menilai kemampuan siswa didik setelah menerima pembelajaran modul ini, maka siswa didik perlu diberikan soal-soal evaluasi .
SOAL-SOAL EVALUASI (TES TERTULIS)
Jawablah soal-soal berikut dengan benar!
1. Tuliskan definisi kerusakan mesin! 2. Tuliskan faktor-faktor penyebab gangguan dan kerusakan mesin secara umum 3. Tuliskan tiga tingkatan kerusakan sistem elektrik! 4. Tuliskan empat kategori kerusakan komponen atau konstruksi mesin secara umum! 5.
Tuliskan langkah-langkah perbaikan pada mesin pada saat terjadi kerusakan!
6.
Tuliskan usaha yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya kerugian akibat kerusakan komponen mesin
14
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI :
1.
Kerusakan terjadi bila performance suatu system atau komponen-komponen mesin mengalami kegagalan fungsi atau tidak memenuhi harapan.
2.
Secara umum faktor-faktor penyebab gangguan dan kerusakan pada mesin adalah: Mesin Mesin kotor
Operator Mengabaikan kotor.
Petugas Maintenance mesin
Pelumas kotor Salah pengoperasian.
Mengganti dan memperbaiki tanpa bertanya mengapa masalah terjadi.
Pelumas bocor Tak dapat memeriksa. Pelumas tidak ada Terlalu panas
Tak mampu melakukan pemeliharaan sederhana.
Bising Bergetar Banyak geram/debu Sulit diperiksa Lantai kotor Barang berserakan Tidak rapi
Tidak memiliki bekal pengetahuan mesin (pelumasan, pergantian alat, penyetelan, dll.) Tidak minta tolong pada saat ada gangguan. Produksi lebih penting dari pada alat produksi. Tidak mampu mengontrol mesin.
Tak pernah memberitahu operator tentang pemeliharaan sederhana. Tak berkomonikasi pada operator. Hanya memperhatikan masalah besar dan darurat saja, tidak peka terhadap masalah kualitas maupun unjuk kerja mesin. Menganggap keusangan mesin tak dapat dihindari. Mengandalkan teknologi, bukan sumber daya yang ada.
3.
Kerusakan sistem elektrik dapat dikategorikan menjadi tiga tingkatan: 1. Malfunction, system tidak berfungsi semestinya karena komponen mengalami penurunan performance atau berubahnya rangkaian kerja akibat berubahnya setting parameter . 2. Failure, system tidak mau bekerja karena rusaknya komponen atau putusnya suatu rangkaian sehingga arus terhenti ( loss contact ) di suatu titik. 3. Tripped , pengaman (fuse) system elektrik terputus (shut down) akibat tingginya arus yang diterima pengaman (overload, short circuit )
4.
Kerusakan komponen atau konstruksi mesin secara umum dapat dik lasifikasikan dalam empat kategori, yaitu:
15
1. Damage - defect berarti berarti suatu kondisi dimana terjadi akumulasi aliran plastis pada struktur konstruksi, tetapi masih bisa dimanfaatkan. 2. Fracture - crack , adalah suatu keadaan yang menunjukkan bahwa konstruksi mulai retak. 3. Fracture – break , adalah suatu keadaan yang memperlihatkan konstruksi atau komponen patah memjadi dua bagian atau lebih. Seringkali fracture fracture mempunyai pengertian yang sama dengan break. 4. Rupture, Rupture, adalah suatu kondisi khusus dimana komponen atau struktur patah disertai geseran palastis ( plastic slip), slip ), terutama pada material yang bersifat ulet. Komponen atau struktur yang mengalami creep atau creep atau creep test (pengujian pada tegangan konstan dalam konsisi temperature tinggi) akan menghasilkan rupture. 5.
Langkah-langkah Langkah-langkah perbaikan pada mesin pada saat terjadi kerusakan :
Langkah awal dalam melakukan perbaikan adalah kepala bagian teknisi yang bertanggung jawab pada bagian mesin meminta engineering untuk memeriksa mesin yang rusak.
Setelah mengetahui kerusakan pada mesin lalu melakukan request for spare part, yang di butuhkan mesin untuk proses perbaikan.
Langkah selanjutnya adalah memindahkan proses produksi yang sedang berlangsung ke mesin lain yang siap menampung, apabila tidak ada mesin yang siap maka proses produksi akan dihentikan sementara.
Melakukan penggantian bagian mesin yang rusak, langkah ini dilakukan oleh bagian pemeliharaan yang sudah diberi perintah tentang langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mengganti bagian mesin tersebut.
Setelah dilakukan pergantian pada bagian yang rusak, langkah akhir adalah membuat laporan tentang penggantian bagian mesin yang rusak. Berikut adalah contoh laporan penggantian bagian mesin yang rusak.
Setelah mesin dapat beroperasi kembali maka proses produksi berjalan kembali sesuai prosedur yang ada.
6.
Usaha yang perlu diperhatikan diperhatik an untuk mencegah terjadinya kerugian akibat kerusakan kerusak an komponen mesin adalah dengan merawat dan memeriksa kondisi mesin secara berkala.
16
BAB IV PENUTUP
Upaya menyiapkan tenaga menengah kejuruan untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga pelaksana di di bengkel atau di industri, industri, dalam kenyataannya kenyataannya sekarang ini ini sangat dipengaruhi oleh persaingan yang sangat
ketat baik di dalam negeri maupun di luar
negeri. Karena setiap pengusaha akan bersaing dalam kualitas produksinya yang dilaksanakan dilaksanak an
sehingga menghasilkan menghasilk an barang
berdasarkan kebutuhan kebutuh an pasar dengan
harga yang bersaing. Dalam hal ini maka untuk menjawab tantangan tantanga n tersebut setiap orang yang akan terlibat di dalam proses produksi harus mampu dan mempunyai KOMPETENSI yang dikuasai, diakui, sedangkan untuk memperoleh kompetensi tersebut harus melalui pendidikan dan pelatihan di institusi/sekolah kejuruan . Salah satu perangkat pembelajaran diklat kompetensi adalah buku MODUL, yang diharapkan dengan mempelajari buku modul ini peserta didik/siswa akan dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan dasar yang harus dikuasai untuk mengikuti UJI KOMPETENSI yang dikukuhkan dengan suatu sertifikat kompetensi sebagai pengakuan atas kompetensi yang dikuasai peserta didik/sisiwa. didik/sisiwa. Semoga buku modul ini bermanfaat bagi yang memerlukannya.
17
DAFTAR PUSTAKA
1.
Iwan
Koswara,
2004,
Membongkar,
Mengganti
dan
Merakit
Komponen-
Komponen Pemesinan, Pemesinan, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
2.
Joko Santoso, 2013, Pekerjaan Mesin Perkakas, Perkakas , Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
3.
Tim LPPM ITB, 2004, Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Bubut, Bubut, Direktorat Pendidikan
Menengah
Kejuruan
Direktorat
Jenderal
Pendidikan
Dasar
dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
4.
Tim LPPM ITB, 2004, 2004, Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Frais, Frais , Direktorat Pendidikan
Menengah
Kejuruan
Direktorat
Jenderal
Pendidikan
Dasar
dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
5.
Widarto dkk, 2008, Teknik Pemesinan, Pemesinan, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
6.
NN, 2013, Teknik Pemesinan Bubut 1, 1, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
7.
Th. Sukardi dkk, Teori Dasar dan Praktik Perawatan, Perawatan, Direktorat Pembinaan PTK Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
8.
A. Djumali, B.E , Teknologi
Perbaikan Mesin
dan
Perkakas Perlengkapan,
ITB.
9.
Ing. Alois SCHNMETZ dkk, 1985, Pengerjaan Logam Dengan Mesin, Mesin, Angkasa bandung.
18
MODUL MENYAMBUNG DAN MENCABANG KABEL
ii
DAFTAR ISI
Daftar Isi ................................................................................................................
iii
Peta Kedudukan Modul..........................................................................................
v
Peristilahan/Glosarium ...........................................................................................
vii
I.
Pendahuluan ...............................................................................................
1
A.
Deskripsi Judul......................................... ........................................ ........
1
B.
Prasyarat ...............................................................................................
1
C. Petunjuk Penggunaan Modul .................................................................
1
D. Tujuan....................................................................................................
2
E.
Kompetensi............................................................................................
3
F.
Cek Kemampuan ...................................................................................
3
Pembelajaran ..............................................................................................
4
A.
Rencana Belajar Siswa/Peserta Didik ....................................................
4
B.
Kegiatan Belajar ....................................................................................
5
II.
Kegiatan Belajar 1 : Mengenal Jenis-jenis Kabel Listrik .....................
5
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1................................................
5
Uraian Materi 1 ...........................................................................
5
Tes Formatif 1 ............................................................................
11
Kunci Jawaban Tes Formatif 1 ...................................................
11
Kegiatan Belajar 2 : Menyambung Kabel Cara Ekor Babi (Pig Tail) ...
11
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2................................................
11
Uraian Materi 2 ...........................................................................
11
Tes Formatif 2 ............................................................................
13
Kunci Jawaban Tes Formatif 2 ...................................................
13
Lembar Kerja 2 ...........................................................................
13
Kegiatan Belajar 3 : Menyambung Kabel Cara Puntir ........................
14
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 3................................................
14
Uraian Materi 3 ...........................................................................
14
Tes Formatif 3 ............................................................................
16
Kunci Jawaban Tes Formatif 3 ...................................................
16
Lembar Kerja 3 ...........................................................................
16
iii
Kegiatan Belajar 4 : Menyambung Kabel Cara Bolak-Balik (Turn Back) .......................................................................................
17
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 4 ...............................................
17
Uraian Materi 4 ..........................................................................
17
Tes Formatif 4 ............................................................................
19
Kunci Jawaban Tes Formatif 4 ...................................................
19
Lembar Kerja 4 ..........................................................................
20
Kegiatan Belajar 5 : Menyambung Kabel Bernadi Banyak ................
21
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 5 ...............................................
21
Uraian Materi 5 ..........................................................................
21
Tes Formatif 5 ............................................................................
23
Kunci Jawaban Tes Formatif 5 ...................................................
23
Lembar Kerja 5 ..........................................................................
23
Kegiatan Belajar 6 : Mencabang Kabel Datar (Plant Joint) ................
24
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 6 ...............................................
24
Uraian Materi 6 ..........................................................................
24
Tes Formatif 6 ............................................................................
26
Kunci Jawaban Tes Formatif 6 ...................................................
26
Lembar Kerja 6 ..........................................................................
26
Kegiatan Belajar 7 : Mencabang Kabel Simpul (Knotted Tap Joint) ..
26
Tujuan Kegiatan Pembelajaran7 ................................................
26
Uraian Materi 7 ..........................................................................
26
Tes Formatif 7 ............................................................................
28
Kunci Jawaban Tes Formatif 7 ...................................................
28
Lembar Kerja 7 ..........................................................................
28
Evaluasi ......................................................................................................
29
Soal-soal Evaluasi (Tes Tertulis) ...........................................................
29
Kunci Soal Evaluasi...............................................................................
29
Penutup.......................................................................................................
32
Daftar Pustaka .....................................................................................................
33
III.
IV.
iv
PETA KEDUDUKAN MODUL
Diagram ini menunjukkan tahapan atau tata urutan modul-modul Unit Kompetensi yang akan dipergunakan dalam pelatihan para peserta didik dalam kurun waktu 3 tahun dan kemungkinan multiexit-entry yang dapat diterapkan. MODUL UNIT KOMPETENSI
M
M
M
18.20A
18..21A
20-017-3
SERTIFIKAT II
M 18.55A
SMK
M 18.6A
M. 7.8A
M. 9.3A
M. 7.7A
M. 7.6A
M. 7.5A
SERTIFIKAT I
M. 9.1A
M.9.2A
M..25C11
M.18.3A
M.18.2A
M.18.1A
Kedudukan Modul
Unit kompetensi prasyarat
NAMA UNIT KOMPETENSI
KODE
NO
KODE MODUL
1.
M.18.1A
2.
M.18.2A
3.
M.18.3A
4.
M.25C11A
Mengukur Menggunakan Alat Ukur
M..25C11
5.
M.9.1A
Menggambar dan Membaca Sketsa
M. 9.1A
Menggunakan Perkakas Tangan Menggunakan Perkakas Tangan Bertenaga
KOMPETENSI M.18.1A M.18.2A M.18.3A
v
KODE MODUL
6.
M.9.2A
Membaca Gambar teknik
M. 7.5A
7.
M.9.3A
Mempersiapkan Gambar Teknik Dasar
M. 9.3A
8.
M.7.5A
Bekerja dengan Mesin Umum
M. 7.5A
9.
M. 7.6A
10.
M. 7.7A
11.
M.7.8A
12.
M.18.55A
13.
M.18.6A
14.
M.18.20A
15.
M.18.21A
16.
OPKR 20-0173
NAMA UNIT KOMPETENSI
KODE
NO
Melakukan Pekerjaaan dengan Mesin Bubut Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Gerinda Membongkar, Mengganti, dan Merakit Komponen Mesin Membongkar/memperbaiki/mengganti/ merakit dan memasang komponen Memelihara komponen sistem hidrolik Pemeliharaan dan Perbaikan Sistem Hidrolik Pemeliharaan Servis Sistem Bahan Bakar Diesel
vi
KOMPETENSI
M. 7.6A
M. 7.7A
M.7.8A
M.18.55A
M.18.20A M.18.20A M.18.21A
OPKR 20-017-3
PERISTILAHAN / GLOSARIUM
Pig Tail ialah cara menyambung kabel yang paling sederhana berbentuk ekor babi. Sambungan ini digunakan untuk menyambung atau mencabangkan satu atau beberapa kabel pada satu titik.
Lasdop ialah penutup untuk melindungi sebuah sambungan kabel. Isolasi
ialah pembungkus
kabel
agar
kabel terhindar
dari
hubungan dengan
penghantar arus listrik yang lain.
Sambungan Puntir adalah cara menyambung antara dua kabel yang berbentuk satu garis lurus.
Ada dua macam cara sambungan puntir yaitu; sambungan puntir Bell
hangers dan sambungan puntir Western union.
Turn Back ialah cara menyambung antara dua kabel yang berbentuk satu lurus,
dimana
garis
kabel ditekuk balik, dimaksudkan untuk mendapatkan sambungan yang
lebih kuat terhadap rentangan maupun tarikan, sehingga sering disebut sebagai sambungan bolak-balik.
Single Wrapped Cable Spice ialah suatu cara menyambung kabel yang bernadi banyak, yaitu dengan menganyam sesuai dengan arah alurnya. Plain joint ialah cara-cara untuk mencabang kabel yang posisinya dalam satu bidang datar.
Knotted tap joint ialah cara-cara untuk mencabang kabel yang posisinya dalam satu bidang datar dengan memberi suatu simpul agar sambungan lebih kuat.
vii
viii
BAB I PENDAHULUAN
A.
DISKRIPSI JUDUL Pekerjaan menyambung dan mencabangkan kabel adalah merupakan dasar dari pekerjaan instalasi listrik, baik pada instalasi penerangan maupun instalasi tenaga. Untuk itu pada pekerjaan ini siswa diharapkan dapat melakukan dan menguasai dengan benar karena akan menunjang pada proses pembelajaran berikutnya. Menyambung dan mencabangkan kabel merupakan salah satu bentuk dan alat bantu ajar yang dapat digunakan baik di kelas maupun untuk bengkel pada saat siswa melakukan praktek. Dengan modul ini maka diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses belajar mengajar yang berorientasi pada proses pembelajaran tuntas. Dengan modul ini diharapkan proses belajar mengajar akan menjadi program dan terencana untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pada siswa didik.
B.
PRASYARAT Sebelum melakukan praktek menyambung dan mencabangkan kabel, siswa sudah harus mengetahui jenis-jenis kabel dan juga dapat menggunakan peralatan
tangan
listrik
diantaranya
berbagai
tang , pengupas kabel, gergaji dan
peralatan lain yang menunjang proses pekerjaan menyambung dan mencabangkan kabel.
C.
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mempelajari modul ini: a.
Bagi siswa atau peserta didik: 1.
Bacalah tujuan antara dan tujuan akhir dengan seksama,
2.
Bacalah
Uraian
Materi
pada
setiap
kegiatan
belajar
dengan seksama sebagai teori penunjang, 3.
Baca dan ikuti langkah kerja yang ada pada modul ini pada tiap proses pembelajaran sebelum melakukan atau mempraktekkan,
4.
Persiapkan alat dan bahan yang digunakan pada setiap kegiatan belajar yang sesuai dan benar,
5.
Jawablah setiap pertanyaan pada tes formatif untuk masing-masing 1
kegiatan
belajar,
cocokkan
dengan
kunci
jawaban
yang
telah
tersedia pada kunci jawaban, 6.
Jawablah pertanyaan pada soal evaluasi dan cocokkan dengan kunci jawaban yang telah tersedia pada kunci jawaban.
b.
Bagi guru pembina / pembimbing: 1.
Dengan mengikuti penjelasan didalam modul ini, susunlah tahapan penyelesaian yang diberikan kepada siswa / peserta didik.
2. Berikanlah penjelasan mengenai peranan dan pentingnya materi dari modul ini. 3.
Berikanlah penjelasan serinci mungkin pada setiap tahapan tugas yang diberikan kepada siswa.
4.
Berilah contoh gambar-gambar atau barang yang sudah jadi, untuk emberikan wawasan kepada siswa.
5.
Lakukan evaluasi pada setiap akhir penyelesaian tahapan tugas.
6.
Berilah penghargaan kepada siswa didik yang setimpal dengan hasil karyanya.
D. TUJUAN 1.
Tujuan Antara 1.
Peserta/siswa dapat mengenal jenis-jenis kabel dengan benar.
2. Peserta/siswa dapat menjelaskan dan melakukan cara menyambung kabel bentuk ekor babi dengan benar. 3. Peserta/siswa dapat menjelaskan dan me!akukan cara menyambung kabel bentuk puntir dengan benar. 4. Peserta/siswa
dapat
menjelaskan
dan
melakukan
cara
menyambung kabel bentuk bolak baik dengan benar. 5. Peserta/siswa
dapat
menjelaskan
dan
melakukan
cara
menyambung kabel bernadi banyak dengan benar. 6. Peserta / siswa dapat menjelaskan dan melakukan cara mencabang kabel bentuk datar dengan benar. 7. Peserta / siswa dapat menjelaskan dan melakukan cara mencabang kabel bentuk simpul dengan b enar. 8. Peserta / siswa dapat menjelaskan dan melakukan cara mematri dan mengisolasi kabel.
2
2.
Tujuan Akhir. Setelah mempelajari modul ini peserta / siswa dapat: 1. menjelaskan jenis-jenis kabel, 2. menjelaskan macam-macam cara sambungan kabel, 3. menjelaskan macam-macam cara pencabangan kabel, 4. melakukan pekerjaan menyambung dan mencabangkan kabel dengan benar.
E. KOMPETENSI Dengan menguasai modul ini diharapkan peserta / siswa didik dapat mempergunakan berbagai peralatan tangan untuk mengupas kabel, memuntir dan memasang isolator, sehingga dapat melaksanakan pekerjaan menyam-bung dan mencabangkan kabel dengan bentuk yang benar, rapi dan aman, dalam bentukbentuk; ekor babi (Pig tail), puntir, bolak balik (Turn back), sambungan kabel bernadi banyak, cabang datar (Plain joint) dan cabang simpul (Knotted tap joint).
F. CEK KEMAMPUAN Pada awal pembelajaran siswa didik diberi tugas untuk melaksa- nakan pekerjaan menyambung dan mencabangkan kabel dengan bentuk yang dalam bentuk -bentuk; ekor babi (Pig tail), puntir, bolak balik (Turn back), sambungan kabel bernadi banyak, cabang datar (Plain joint) dan cabang simpul (Knotted tap joint). Apabila siswa telah dapat melaksanakan tugas tersebut dengan benar, aman dan rapi maka siswa yang bersangkutan sudah dapat ujian untuk mendapatkan sertifikat, dan tidak perlu mengkuti modul ini serta diperbolehkan langsung mengikuti modul berikutnya.
3
BAB II PEMBELAJARAN
A.
RENCANA BELAJAR SISWA / PESERTA DIDIK
Jenis Kegiatan
Tanggal Waktu Jam
1. Mengenal jenis jenis kabel
Tempat Belajar Bengkel/ Workshop
Tes formatif 1
Bengkel/
2. Menyambung cara ekor babi (Pig tail),
Bengkel/ Workshop
Tes formatif 2
Bengkel/
3. Menyambung cara puntir,
Bengkel/ Workshop
Tes formatif 3
Bengkel/ Workshop Bengkel/ Workshop
4. Menyambung cara bolak balik (Turn back), Tes formatif 4
Bengkel/
5. Menyambung kabel bernadi banyak, Tes formatif 5
Bengkel/ Workshop
6. Mencabang datar (Plain joint)
Bengkel/ Workshop
Tes formatif 6
Bengkel/
7. Mencabang simpul (Knotted tap joint).
Bengkel/ Workshop
Tes formatif 7
Bengkel/
EVALUASI
Bengkel/
Bengkel/
4
Alasan Perubahan
Tanda Tangan
B.
KEGIATAN BELAJAR :
1.
KEGIATAN BELAJAR 1 : MENGENAL JENIS-JENIS KABEL LISTRIK
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1: Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 1, diharapkan anda dapat: -
Mengenal dan menjelaskan jenis-jenis kabel listrik
Uraian Materi 1: Didalam keseharian yang berhubungan dengan kelistrikan kita sering menggunakan kabel untuk instalasi listrik rumah. kita hanya mengetahui kabel hanya untuk penghantar listrik saja. maka dalam hal ini kita akan berbagi pengetahuan akan jenis-jenis kabel, ukuran kapasitas dan kegunaannya. Kabel listrik adalah media untuk menyalurkan energi listrik. Sebuah kabel listrik terdiri dari isolator dan konduktor. Isolator di sini adalah bahan pembungkus kabel yang biasanya terbuat dari bahan thermoplastik atau thermosetting, sedangkan konduktornya terbuat dari bahan tembaga ataupun aluminium. Kemampuan hantar sebuah kabel listrik ditentukan oleh KHA (kemampuan hantar arus) yang dimilikinya, sebab parameter hantaran listrik ditentukan dalam satuan Ampere. Kemampuan hantar arus ditentukan oleh luas penampang konduktor yang berada dalam kabel listrik Jenis - jenis kabel listrik : 1. Kabel NYA
Digunakan dalam instalasi rumah dan sistem tenaga. Dalam instalasi rumah digunakan kabel NYA dengan ukuran 1,5 mm 2 dan 2,5 mm 2. Syarat penandaan dari kabel NYA : berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, untuk instalasi luar/kabel udara. Kode warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam. Kabel tipe ini umum dipergunakan di perumahan karena harganya yang relatif murah. Lapisan isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air (NYA adalah tipe kabel udara) dan mudah digigit tikus. Agar aman memakai kabel tipe ini, kabel harus dipasang dalam pipa/conduit 5
jenis PVC atau saluran tertutup. Sehingga tidak mudah menjadi sasaran gigitan tikus, dan apabila ada isolasi yang terkelupas tidak tersentuh langsung oleh orang. `N
2.
Kabel jenis standart dengan penghantar tembaga
Y
Isolator PVC
A
Kawat berisolasi
Kabel NYM
Digunakan untuk kabel instalasi listrik rumah atau gedung dan system tenaga. Kabel NYM : memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna putih atau abu-abu), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua lapis, sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari kabel NYA (harganya
lebih
mahal
dari
NYA).Kabel
ini
dapat
dipergunakan
dilingkungan yang kering dan basah, namun tidak boleh ditanam. N
Kabel jenis standart dengan penghantar tembaga
Y
Isolator PVC
M
Berselubung PVC
3. Kabel NYY
Kabel ini dirancang untuk instalasi tetap didalam tanah yang dimana harus tetap diberikan perlindungan khusus (misalnya duct, pipa PVC atau pipa besi). Kabel protodur tanpa sarung logam. Instalasi bisa ditempatkan didalam dan diluar ruangan, dalam kondisi lembab ataupun kering. memiliki
6
lapisan isolasi PVC (biasanya warna hitam), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Dan memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel NYM (harganya lebih mahal dari NYM). Kabel NYY memiliki isolasi yang terbuat dari bahan yang tidak disukai tikus.
4.
Kabel NYAF
Kabel ini direncanakan dan direkomendasikan untuk instalasi dalam kabel kotak distribbusi pipa atau didalam duct. Kabel NYAF merupakan jenis kabel fleksibel dengan penghantar tembaga serabut berisolasi PVC. Digunakan untuk instalasi panel-panel yang memerlukan fleksibelitas yang tinggi, kabel jenis ini sangat cocok untuk tempat yang mempunyai belokanbelokan tajam. Digunakan pada lingkungan yang kering dan tidak dalam kondisi yang lembab/basah atau terkena pengaruh cuaca secara langsung.
5. Kabel NYFGbY/NYRGbY/NYBY
Kabel ini dirancang khusus untuk instalasi tetap dalam tanah yang ditanam langsung tanpa memerlukan perlindungan tambahan
(kecuali harus
menyeberang jalan). Pada kondisi normal kedalaman pemasangan dibawah tanah adalah 0,8 meter.
7
6. Kabel NYCY
Kabel ini dirancang untuk jaringan listrik dengan penghantar konsentris dalam tanah, dalam ruangan, saluran kabel dan alam terbuka. Kabel protodur dengan dua lapis pelindung pita CU Kabel. Instalasi ini bisa ditempatkan diluar atau didalam bangunan, baik pada kondisi lembab maupun kering.
7. Kabel BC
Kabel ini dipilin/stranded, disatukan. Ukuran / tegangan mak = 6 – 500 mm2 / 500 V Pemakaian = saluran diatas tanah dan penghantar pentanahan.
8. Kabel AAAC
Kabel ini terbuat dari aluminium-magnesium-silicon campuran logam, keterhantaran elektris tinggi yang berisi magnesium silicide, untuk memberi sifat yang lebih baik. Kabel ini biasanya dibuat dari paduan aluminium 6201. AAAC mempunyai suatu anti karat dan kekuatan yang baik, sehingga daya hantarnya lebih baik. 8
9. Kabel ACSR
Kabel ACSR merupakan kawat penghantar yang terdiri dari aluminium berinti kawat baja. Kabel ini digunakan untuk saluran-saluran Transmisi tegangan tinggi, dimana jarak antara menara/tiang berjauhan, mencapai ratusan meter, maka dibutuhkan kuat tarik yang lebih tinggi, untuk itu digunakan kawat penghantar ACSR.
10. Kabel ACAR
Kabel ACAR yaitu kawat penghantar aluminium yang diperkuat dengan logam campuran, sehingga kabel ini lebih kuat daripada kabel ACSR.
9
11. Kabel NYMHYO
Merupakan kabel jenis serabut dengan berintikan dua serabut. Kabel ini biasanya digunakan untuk soundsystem, loudspeaker, virtual video. 12. Kabel NYMHY/NYYHY
Kabel tembaga berbentuk serabut dan berisolasi PVC. NYMHY umumnya berwarna putih dan NYYHY biasanya berwarna hitam. Kabel-kabel ini berinti lebih dari 1 kabel. Biasanya digunakan untuk instalasi didalam rumah yang tidak permanen, karena sifatnya fleksible dan tidak mudah patah. Kabel jenis ini khusus direkomendasikan untuk digunakan sebagai penghubung alat-alat rumah tangga yang sering dipindah pindah dan harus ditempat kering. Kabel ini mempunyai isolasi plastic tahan panas. Bilamana digunakan untuk penghubung alat pemanas, maka pada titik sambungannya antar alat dengan kabel, temperaturnya tidak boleh lebih dari 85 derajat Celcius, karena hal tersebut dapat membahayakan kabel itu sendiri
10
Tes Formatif 1: 1.
Tuliskan jenis-jenis kabel
Kunci Jawaban Tes Formatif 1 : 1.
Jenis-jenis kabel : 1. Kabel NYA 2. Kabel NYM 3. Kabel NYY 4. Kabel NYAF 5. Kabel NYFGbY/NYRGbY/NYBY 6. Kabel NYCY 7. Kabel BC 8. Kabel AAAC 9. Kabel ACSR 10. Kabel ACAR 11. Kabel NYMHYO 12. Kabel NYMHY/NYYHY
2.
KEGIATAN BELAJAR 2 : MENYAMBUNG KABEL CARA EKOR BABI (PIG TAIL)
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2: Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 2, diharapkan anda dapat: -
Menyambung kabel cara ekor babi (Pig Tail)
Uraian Materi 2: Menyambung cara ekor babi ialah cara menyambung kabel yang paling sederhana dan mudah untuk dipraktekkan. Sambungan ini digunakan untuk menyambung atau mencabangkan satu atau beberapa kabel pada satu titik. Penyambungan
cara
ini
sering
dijumpai
pada
kotak
sambung
dan
umumnya dipasang "lasdop" sebagai pengikat dan sekaligus sebagai isolasi. Cara menyambung ekor babi : semua kabel yg akan disambungkan dijadikan satu kemudian diputar dengan TANG KOMBINASI sampai erat. Kemudian rapikan hasil sambungan dg memotong kelebihan kabel pd ujung sambungannya.
11
Bentuk sambungan ekor babi ditunjukkan seperti g ambar dibawah ini:
dipotong
lasdop
Tugas 1 : Laksanakanlah penyambungan bentuk ekor babi dengan alat dan bahan berikut :
1. Penggaris baja / Mistar ukur
1 buah
2. Tang kombinasi
2 buah
3. Tang pengupas
1 buah
4. Tang potong
1 buah
5. Scaper / Kertas gosok
1 buah
6. Kabel NYA 20 Cm
2 buah
7. Busur
1 buah
8. Pisau
1 buah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1.
Gunakan pakaian praktek.
2.
Baca dan pahami petunjuk atau langkah kerja.
3.
Gunakan perlatan sesuai dengan fungsinya.
4.
Hati-hati dalam menggunakan peralatan tangan.
Langkah Kerja 1.
Kupas masing-masing kabel NYA sepanjang 5 Cm dari salah satu ujungnya dengan menggunakan pisau atau tang pengupas seperti ditunjukkan gambar disamping ini:
2.
Bersihkan dengan scaper atau gosok dengan kertas gosok pada setiap bagian nadi kabel yang terkupas.
12
3.
Tempelkan menjadi satu bagianbagian
kabel
terkupas
yang
kemudian
diputar
dengan tang kombinasi dengan rapi
dan
kuat
yang.ditunjukkan
seperti gambar
dipotong
disamping ini: 4.
Rapikan hasil sambungan dengan memotong kelebihan kabel sesuai dengan ukuran lasdop seperti ditunjukkan gambar disamping ini.
5.
Tutup
hasil
samabungan
dengan
seperti di- tunjukkan gambar
lasdop
disam- ping
ini:
Tes Formatif 2: 1.
Sebelum dilakukan penyambungan, apakah yang perlu dilakukan setela h kabel di kupas?
2.
Kapan kita menyambung kabel bentuk ekor babi?
Kunci Jawaban Tes Formatif 2 : 1.
Digosok/dibersihkan.
2.
Pada instalasi yang menggunakan kotak sambung (T dos).
Lembar Kerja 1: Laksanakanlah penyambungan bentuk ekor babi dengan benar dan rapi! Alat dan Bahan : 1. Penggaris baja / Mistar ukur
1 buah
2. Tang kombinasi
2 buah
3. Tang pengupas
1 buah
4. Tang potong
1 buah
5. Scaper / Kertas gosok
1 buah
6. Kabel NYA 20 Cm
2 buah
7. Busur
1 buah
8. Pisau
1 buah
13
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3.
1.
Gunakan pakaian praktek.
2.
Baca dan pahami petunjuk atau langkah kerja.
3.
Gunakan perlatan sesuai dengan fungsinya.
4.
Hati-hati dalam menggunakan peralatan tangan.
KEGIATAN BELAJAR 3 :
MENYAMBUNG KABEL CARA PUNTIR
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 3: Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 3, diharapkan anda dapat: -
Menyambung kabel cara puntir
Uraian Materi 3: Menyambung cara mempunyai
puntir
ialah
tingkat kesulitan
cara
diatas
menyambung
penyambungan
kabel
cara
ekor
yang babi.
Sambungan ini digunakan untuk menyambung antara dua kabel yang berbentuk satu garis lurus . Menyambung cara puntir ini dibedakan menjadi dua jenis yaitu sambungan bell hangers dan sambungan western union. Perbedaan dari kedua bentuk sambungan puntir tersebut terletak pada jumlah puntirannya, sedangkan cara menyambungnya adalah sama. Sambungan ini digunakan untuk menyambung kabel yang kurang panjang. Penyambungan cara ini sering dijumpai pada pekerjaan instalasi penerangan dalam rumah.
Bentuk sambungan ditunjukkan seperti gambar dibawah ini: a.
bentuk sambungan puntir Bell hangers,
b.
bentuk sambungan puntir Western union,
14
TUGAS 2 :
Laksanakanlah penyambungan bentuk puntir :
Alat dan Bahan: 1.
Penggaris baja/Mistar ukur
1 buah
2.
Tang kombinasi
2 buah
3.
Tang pengupas
1 buah
4.
Tang potong
1 buah
5.
Scaper/Kertas gosok
1 buah
6.
Kabel NYA 30 Cm
2 buah
7.
Busur
1 buah
8.
Pisau
1 buah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1.
Gunakan pakaian praktek.
2.
Baca dan pahami petunjuk atau langkah kerja.
3.
Gunakan perlatan sesuai dengan fungsinya.
4.
Hati-hati dalam menggunakan peralatan tangan.
Langkah Kerja 1.
Kupas masing-masing kabel NYA sepanjang 15 Cm dari salah satu ujungnya
dengan
menggunakan
pisau
atau
tang
pengupas seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini:
2.
Bersihkan dengan scaper atau gosok dengan kertas gosok ada bagian kabel yang terkupas.
3.
Tempelkan jadi satu bagian-bagian kabel yang terkupas kemudian dipuntir pakai tang kombinasi dengan arah yang berlawanan kekiri dan kekanan dengan kuat seperti ditunjukkan gambar dibawah ini:
15
4.
Rapikan hasil sambungan dengan memotong kelebihan kabel sesuai dengan kebutuhan seperti ditunjukkan gambar dibawah ini:
Gambar sambungan "bell hanaers'
5.
Tutup hasil sambungan dengan isolasi, secara rapi.
Tes Formatif 3: 1.
Dimanakah letak perbedaan sambungan puntir jenis Bell Hangers dan Western Union.
2.
Kapan kita menyambung kawat/kabel dengan cara puntir.
Kunci Jawaban Tes Formatif 3 : 1.
Perbedaan Bell Hangers dengan Western Union terletak pada jumlah puntiran.
2.
Saat menyambung kabel yang jarak rool sekat/tiang penyanggahnya terlalu jauh.
Lembar Kerja 2 : Lakukan dua cara sambungan puntir jenis Bell Hangers dan Western Union.dengan menggunakan alat dan bahan berikut:
1.
Penggaris baja/Mistar ukur
1 buah
2. Tang kombinasi
2 buah
3. Tang pengupas
1 buah
4. Tang potong
1 buah
5. Scaper/Kertas gosok
1 buah
6.
2 buah
Kabel NYA 30 Cm
7. Busur
1 buah
8. Pisau
1 buah
16
Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1.
Gunakan pakaian praktek.
2.
Baca dan pahami petunjuk atau langkah kerja.
3.
Gunakan perlatan sesuai dengan fungsinya.
4.
Hati-hati dalam menggunakan peralatan tangan.
Langkah Kerja 1.
Kupas masing-masing kabel NYA sepanjang 15 Cm dari salah satu ujungnya dengan menggunakan pisau atau tang pengupas.
2.
Bersihkan dengan scaper atau gosok dengan kertas gosok pada bagian kabel yang terkupas.
3. Tempelkan jadi satu bagian-bagian kabel yang terkupas kemudian dipuntir pakai tang kombinasi dengan arah yang berlawanan kekiri dan kekanan dengan kuat. 4.
Rapikan hasil sambungan dengan memotong kelebihan kabel sesuai dengan kebutuhan.
5.
4.
Tutup hasil sambungan dengan isolasi, secara rapi.
KEGIATAN BELAJAR 4:
MENYAMBUNG KABEL CARA BOLAK BALIK (TURN BACK)
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 4: Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 4, diharapkan anda dapat: -
Menyambung kabel cara bolak-balik (turn back)
Uraian Materi 4: Menyambung
cara
bolak
balik
ini
dimaksudkan
untuk
mendapatkan
sambungan yang lebih kuat terhadap rentangan maupun tarikan. Umumnya kabel
yang
digunakan
untuk
sambungan
ini
adalah
kabel dengan
penampang 4 mm 2 karena mudah ditekuk dan dipuntir dengan tangan.
Untuk kabel yang ukuran lebih besar dilakukan dengan cara sambungan bolak balik “Britannia“ atau dengan model sambungan “Scarf“. Bentuk sambungan ditunjukkan seperti gambar dibawah ini: 17
a.
Bentuk sambungan bolak balik.
c.
Bentuk sambungan Scarf.
TUGAS 3 :
b. Bentuk sambungan Britannia.
Laksanakanlah penyambungan kabel bentuk bolak balik dengan alat dan bahan sebagai berikut:
1. Penggaris baja/Mistar ukur
1 buah
2. Tang kombinasi
2 buah
3. Tang pengupas
1 buah
4. Tang potong
1 buah
5. Scaper/Kertas gosok
1 buah
6. Kabel NYA 20 Cm
2 buah
7. Busur
1 buah
8. Pisau
1 buah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1.
Gunakan pakaian praktek.
2.
Baca dan pahami petunjuk atau langkah kerja.
3.
Gunakan perlatan sesuai dengan fungsinya.
4.
Hati-hati dalam menggunakan peralatan tangan.
Langkah Kerja 1.
Kupas masing-masing kabel NYA sepanjang 15 Cm dari salah satu ujungnya
dengan menggunakan
pisau atau tang pengupas seperti ditunjukkan gambar disamping ini:
18
2.
Bersihkan
dengan
scaper
atau
gosok dengan kertas gosok pada bagian kabel yang terkupas. 3.
Tempelkan jadi satu bagian-bagian kabel yang
terkupas
kemudian
dipuntir pakai tang kombinasi dengan arah yang
berlawanan
kekanan
dengan
kekiri
kuat
dan
seperti
ditunjukkan pada gambar disamping ini: 4.
Rapikan hasil sambungan dengan memotong kelebihan kabel sesuai dengan kebutuhan seperti ditunjukkan pada gambar disamping ini:
5.
Tutup hasil sambungan dengan isolasi.
Tes Formatif 4 : 1.
Jelaskan bagaimana cara menyambung kabel bentuk Britannia.
2.
Jelaskan cara menyambung kabel bentuk Scarf.
Kunci Jawaban Tes Formatif 4 : 1.
Cara menyambung kabel bentuk Britannia adala h: a.
Kabel dikupas pada salah satu ujungnya sepanjang 15 cm,
b.
Digosok dibersihkan,
c.
kabel yang akan disambung saling ditempelkan melekat,
d.
Di ikat dengan inti kabel yang lain dengan kuat seperti tampak pada gambar disamping ini.
2.
Cara menyambung kabel bentuk Scraf adalah: a.
kabel dikupas pada salah satu ujungnya sepanjang 15 cm,
b.
digosok dibersihkan,
c.
kabel di potong arah melintang seperti ditunjukkan gambar di bawah ini:
19
d.
kabel yang akan di sambung saling di tempelkan melekat,
e.
di ikat dengan inti kabel yang lain dengan kuat seperti tampak pada gambar di bawah ini:
Lembar Kerja 3: Lakukan cara sambungan kabel bentuk Britannia.dengan alat dan bahan berikut: 1. Penggaris baja/Mistar ukur
1 buah
2. Tang kombinasi
2 buah
3. Tang pengupas
1 buah
4. Tang potong
1 buah
5. Scaper/Kertas gosok
1 buah
6. Kabel NYA 30 Cm
2 buah
7. Busur
1 buah
8. Pisau
1 buah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1.
Gunakan pakaian praktek.
2.
Baca dan pahami petunjuk atau langkah kerja.
3.
Gunakan perlatan sesuai dengan fungsinya.
4.
Hati-hati dalam menggunakan peralatan tangan.
Langkah Kerja 1.
Kupas masing-masing kabel NYA sepanjang 15 Cm dari salah satu ujungnya dengan menggunakan pisau atau tang pengupas.
2.
Bersihkan dengan scaper atau gosok dengan kertas gosok pada bagian kabel ya ng terkupas.
3.
Tempelkan jadi satu bagian-bagian kabel yang terkupas kemudian dipuntir pakai tang kombinasi dengan arah yang berlawanan kekiri dan kekanan dengan kuat.
4.
Rapikan hasil sambungan dengan memotong kelebihan kabel sesuai dengan kebutuhan.
5.
Tutup hasil sambungan dengan isolasi.
20
5.
KEGIATAN BELAJAR 5 :
MENYAMBUNG KABEL BERNADI BANYAK
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 5: Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 5, diharapkan siswa dapat: -
Menyambung kabel cara bernadi banyak
Uraian Materi 5: Menyambung kabel bernadi banyak tidak bisa dilakukan dengan cara-cara menyambung kabel bernadi tunggal seperti yang dipraktekkan diatas, sebab hasilnya tidak akan bagus dan tidak rapi. Untuk itu perlu cara khusus yaitu dengan menganyam sesuai dengan arah alurnya atau yang lebih dikenal dengan cara “Single Wrapped Cable Spice”. Bentuk sambungan kabel bernadi banyak ditunjukkan seperti gambar dibawah ini:
TUGAS 4 : Laksanakanlah kegiatan menyambung kabel yang bernadi banyak dengan menggunakan alat dan bahan berikut: 1. Penggaris baja/Mistar ukur
1 buah
2. Tang kombinasi
2 buah
3. Tang pengupas
1 buah
4. Tang potong
1 buah
5. Scaper/Kertas gosok
1 buah
6. Kabel NYF 30 Cm
2 buah
7. Busur
1 buah
8. Pisau
1 buah
21
Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1.
Gunakan pakaian praktek.
2.
Baca dan pahami petunjuk atau langkah kerja.
3.
Gunakan perlatan sesuai dengan fungsinya.
4.
Hati-hati dalam menggunakan peralatan tangan.
Langkah Kerja 1. Kupas masing -masing kabel NYF sepanjang 10 Cm dari salah satu ujungnya
dengan
menggunakan pengupas
pisau
seperti
atau
tang
ditunjukkan
gambar disamping ini:
2.
Uraikan dan beri tanda untuk memudahkan penyambungan seperti
ditunjukaan
gambar disamping ini:
3.
Bersihkan dengan cara scaper atau gosok dengan kertas gosok pada setiap bagian nadi kabel yang terkupas.
4.
Tempelkan jadi satu bagian-bagian kabel
yang terkupas
kemudian
dipuntir/dililit pakai tang kombinasi dengan
arah yang
berlawanan
kekiri dan kekanan dengan kuat seperti ditunjukkan pada gambar disamping ini. 5.
Rapikan hasil sambungan dengan memotong kelebihan kabel sesuai dengan kebutuhan seperti ditunjukkan gambar dibawah ini:
6.
Tutup hasil sambungan yang telah selesai dengan isolasi.
22
Tes Formatif 5: Penyambungan kabel yang bernadi banyak akan lebih kuat jika di sambung dengan cara apa? Kunci Jawaban Tes Formatif 5 : Dengan cara Single Wrapped Cable Spilce. Lembar Kerja 4: Lakukanlah penyambungan kabel yang bernadi banyak agar lebih kuat, dengan mepergunakan alat dan bahan berikut: 1. Penggaris baja/Mistar ukur
1 buah
2. Tang kombinasi
2 buah
3. Tang pengupas
1 buah
4. Tang potong
1 buah
5. Scaper/Kertas gosok
1 buah
6. Kabel NYA 30 Cm
2 buah
7. Busur
1 buah
8. Pisau
1 buah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1.
Gunakan pakaian praktek.
2.
Baca dan pahami petunjuk atau langkah kerja.
3.
Gunakan perlatan sesuai dengan fungsinya.
4.
Hati-hati dalam menggunakan peralatan tangan.
Langkah Kerja 1.
Kupas masing-masing kabel NYF sepanjang 10 Cm dari salah satu ujungnya.
2.
Uraikan dan beri tanda untuk memudahkan penyambungan.
3.
Bersihkan dengan cara scaper atau gosok dengan kertas gosok pada setiap bagian nadi kabel yang terkupas.
4.
Tempelkan jadi satu bagian-bagian kabel yang terkupas kemudian dipuntir/dililit pakai tang kombinasi dengan arah yang berlawanan kekiri dan kekanan dengan kuat.
5.
Rapikan hasil sambungan dengan memotong kelebihan kabel sesuai dengan kebutuhan.
6.
Tutup hasil sambungan yang telah selesai dengan isolasi.
23
6.
KEGIATAN BELAJAR 6 : MENCABANG KABEL DATAR (PLAIN JOINT)
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 6: Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 6, diharapkan siswa dapat: -
Mencabang kabel datar (plain joint)
Uraian Materi 6: Pada hantaran yang panjang, misalnya antara rol-rol sekat dapat dilakukan pencabangan tanpa harus memutus kabel utamanya, melainkan hanya dikupas kabelnya sepanjang kebutuhan. Bentuk pencabangan datar ini bisa untuk cabang tunggal (Single Plain joint) atau bisa juga dalam bentuk cabang ganda (Cross Plain Joint).
Bentuk pencabangan kabel ditunjukkan seperti gambar dibawah ini: a.
bentuk cabang tunggal (single plain joint)
b.
bentuk cabang silang empat (cross joint)
TUGAS 5 : Lakukanlah kegiatan membuat cabang tunggal (Single Plain joint) dengan alat dan bahan berikut: 1. Penggaris baja/Mistar ukur
1 buah
2. Tang kombinasi
2 buah
3. Tang pengupas
1 buah
4. Tang potong
1 buah
5. Scaper/Kertas gosok
1 buah
24
6. Kabel NYA 30 Cm
2 buah
7. Busur
1 buah
8. Pisau
1 buah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1.
Gunakan pakaian praktek.
2.
Baca dan pahami petunjuk atau langkah kerja.
3.
Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.
4.
Hati-hati dalam menggunakan peralatan tangan.
Langkah Kerja 1.
Kupas masing-masing kabel NYA sepanjang 5 Cm dari salah satu ujungnya
dengan
menggunakan pengupas
pisau
seperti
atau
tang
ditunjukkan
gambar disamping ini: 2.
Bersihkan dengan scaper atau gosok dengan kertas gosok pada setiap bagian nadi kabel yang terkupas.
3.
Tempelkan jadi satu bagianbagian kabel yang terkupas kemudian dipuntir /dililit pakai tang kombinasi dengan arah yang berlawanan kekiri dan kekanan dengan kuat seperti ditunjukkan
gambar
disam- ping ini: 4.
Rapikan hasil sambungan dengan memotong kelebihan kabel sesuai dengan kebutuhan seperti ditunjukkan gambar disamping ini:
5.
Tutup hasil sambungan dengan isolasi.
25
Tes Formatif 6 : 1.
Dimanakah pencabangan kabel datar ini biasa dilakukan.
2.
Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan agar keselamatan kerja terjamin.
Kunci Jawaban Tes Formatif 6 : 1.
Pencabangan kabel datar dilakukan saat mencabang kabel antar rool sekat dan bisa dilakukan di dalam kotak dos (T dos).
2.
Harus memenuhi persyaratan keselamatan berikut: Gunakan pakaian praktek. Baca dan pahami petunjuk atau langkah kerja. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya. Hati-hati dalam menggunakan peralatan tangan.
Lembar Kerja 5: 1. Dimanakah mencabang kabel harus dilakukan agar rapi dan aman? 2. Apakah yang biasa dipakai mengupas isolasi kabel bila anda tidak mempunyai tang pengupas?
7.
KEGIATAN BELAJAR 7 : MENCABANG KABEL SIMPUL (KNOTTED TAP JOINT)
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 7: Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 7, diharapkan siswa dapat: -
Mencabang kabel simpul (knotted tap joint)
Uraian Materi 7: Pencabangan
kabel
dengan
cara
ini
akan
menghasilkan
jenis
pencabangan kabel datar yang lebih kuat. Untuk itu bentuknya hampir menyerupai pencabangan datar. Bentuk pencabangan datar ini bisa untuk cabang simpul tunggal atau bisa juga dalam bentuk cabang simpul ganda. Bentuk pencabangan kabel ditunjukkan seperti gambar dibawah ini:
26
a.
Bentuk cabang simpul tunggal
b.
bentuk cabang simpul ganda
TUGAS 6 :
Laksanakanlah
kegiatan
pencabangan
kabel
dengan
menggunakan simpul.dengan menggunakan alat dan bahan berikut: 1. Penggaris baja/Mistar ukur
1 buah
2. Tang kombinasi
2 buah
3. Tang pengupas
1 buah
4. Tang potong
1 buah
5. Scaper/Kertas gosok
1 buah
6. Kabel NYA 30 Cm
2 buah
7. Busur
1 buah
8. Pisau
1 buah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1.
Gunakan pakaian praktek.
2.
Baca dan pahami petunjuk atau langkah kerja.
3.
Gunakan perlatan sesuai dengan fungsinya.
4.
Hati-hati dalam menggunakan peralatan tangan.
Langkah Kerja 1.
Kupas
masing-m as in g
kabel
NYA
sepanjang 5 Cm dari salah satu ujungnya dengan pengupas
menggunakan seperti
pisau atau tang
ditunjukkan
disamping ini:
27
gambar
2.
Bersihkan
dengan
scaper
atau
gosok
dengan kertas gosok pada setiap bagian nadi kabel yang terkupas. 4.
Tempelkan jadi satu bagian-bagian kabel yang
terkupas
kemudian
dipuntir
/dililit
pakai tang kombinasi dengan arah yang berlawanan kekiri dan kekanan dengan kuat seperti ditun jukkan gambar diatas. 5.
Rapikan
hasil
sambungan
dengan
memotong kelebihan kabel sesuai dengan kebutuhan seperti ditunjuk- kan gambar disamping. 6.
Tutup hasil sambungan dengan isolasi.
Tes Formatif 7 : Bagaimana cara mencabang kabel ganda yang lebih kuat.
Kunci Jawaban Tes Formatif 7 : Pencabangan kabel yang kuat untuk kabel bernadi banyak dapat dilakukan dengan cara “ Duplex Cross Joint “.
Lembar Kerja 6: a.
Dimanakah mencabang kabel ganda harus dilakukan agar rapi dan aman?
b.
Apakah mencabang kabel bernadi banyak dapat dilakukan dengan Knotted tap joint?
28
BAB III EVALUASI
Agar
dapat
menilai
kemampuan
siswa
didik
setelah
menerima
pembelajaran modul ini, maka siswa didik perlu diberikan soal-soal evaluasi.
SOAL EVALUASI (TES TERTULIS) :
1.
Betulkah bahwa kabel jenis NYA dan kabel jenis NGA keduanya bernadi tunggal?
2.
Cara mengupas “Armwrod cable“ menggunakan apa untuk menghilangkan perisainya. Dan dengan memakai apa menghilangkan isolasinya.
3.
Jika pada satu tempat terdapat dua pencabangan, maka disebut. apa?
4.
Susunan lapisan isolasi persambungan kawat sebaiknya dibuat bagaimana?
5.
Gambarkan hasil dari sambungan: a.
ekor babi,
b.
puntir jenis Bell Hangers,
c.
puntir jenis Western Union,
d.
sambungan bolak balik,
e.
sambungan Britannia,
f.
sambungan Scarf,
g.
sambungan single Wrapped Caple Slice,
h.
pencabangan Plain Cross Joint,
i.
knotted Tap Joint.
KUNCI SOAL EVALUASI : 1.
Kabel NGA dan kabel NYA sama-sama kabel bernadi satu (tunggal).
2. Mengupas lapisan terluas dengan gergaji besi untuk menghilangkan/ memotong perisainya. Dan di kupas dengan tang pengupas atau pisau untuk mengupas isolasinya. 3.
Disebut pencabangan silang empat (Plain Cross Joint).
4.
Tebalnya sama dengan tebal sambungannya.
5.
Gambarkan hasil dari sambungan adalah:
29
a.
ekor babi, dipotong
b.
puntir jenis Bell Hangers,
c.
puntir jenis Western Union,
d.
sambungan bolak balik,
e.
sambungan Britannia,
f.
sambungan Scraf,
g.
sambungan Single Wrapped Cable Slice,
h.
pencabangan Plain Cross Joint,
30
i.
knotted Tap Joint.
KRITERIA KEBERHASILAN.
No
Kriteria
Skor -
Bobot
1.
Persiapan Kerja
2.
Langkah Kerja
2
3.
Ketelitian
3
4.
Kerapian
2
5.
Keselamatan Kerja
1
6.
Waktu
1
Faktor
Keterangan
1
Nilai Akhir
Catatan: siswa dinyatakan berhasil, jika memperoleh nilai akhir 7,0.
31
BAB IV PENUTUP
Upaya menyiapkan tenaga menengah kejuruan untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga pelaksana di bengkel atau di industri, dalam kenyataannya sekarang ini sangat dipengaruhi oleh persaingan yang sangat
ketat baik di dalam negeri maupun di luar
negeri. Karena setiap pengusaha akan bersaing dalam kualitas produksinya yang dilaksanakan
sehingga menghasilkan barang
berdasarkan kebutuhan pasar dengan
harga yang bersaing. Dalam hal ini maka untuk menjawab tantangan tersebut setiap orang yang akan terlibat di dalam proses produksi harus mampu dan mempunyai KOMPETENSI yang dikuasai, diakui, sedangkan untuk memperoleh kompetensi tersebut harus melalui pendidikan dan pelatihan di institusi/sekolah kejuruan . Salah satu perangkat pembelajaran diklat kompetensi adalah buku MODUL, yang diharapkan dengan mempelajari buku modul ini peserta didik/siswa akan dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan dasar yang harus dikuasai untuk mengikuti UJI KOMPETENSI yang dikukuhkan dengan suatu sertifikat kompetensi sebagai pengakuan atas kompetensi yang dikuasai peserta didik/sisiwa. Semoga buku modul ini bermanfaat bagi yang memerlukannya.
32
DAFTAR PUSTAKA
1.
F. Suyatmo, “Tehnik Listrik Instalasi Penerangan”, 1985, Bandung: Alumni.
2.
Instalasi Listrik Arus Kuat 1, P. Van Harten, Ir. E. Setiawan.
3.
Instalasi Tjahaya dan Tenaga djilid A. Moh. Hidayat.
4.
P. Van. Harten, Ir. E. Setiawan, “Instalasi Listrik Arus Kuat 1”, Bandung: Binacipta 1981.
5.
Petunjuk
Praktek
Listrik
1,
Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan,
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, 1979. 6.
Supaat, “Dasar -dasar Instalasi Listrik”, Jakarta, 1996.
7.
Tim Kurikulum SMK Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan ITS, “Menyambung dan Mencabang Kabel”, Bagian Proyek Pengembangan Kurikulum Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, 2003.
33