Joint
Trunk
Gerakan
Fleksi Ekstensi Lateral Fleksi Kanan Lateral Fleksi Kiri Rotasi Kanan Rotasi Kiri Fleksi
ROM normal* 0 - 80 0 - 30 0 - 40
Dextra Aktif 60 20 20
pasif Full Full Full
MMT 3 3 5
0-40
30
Full
5
0 - 45
35
Full
3
0 - 45
35
full
3
0 - 125
120
Full
120
Full
0 - 30 0 -35 0 -45 0 -45 0 -30 0 – 1 35 0 0 – 20
30 40 25 20 20 135 0 20
Full Full Full Full Full Full Full Full
5 (nyeri di akhir gerakan) 3 5 5 5 5 5 5 5
20 40 10 20 25 135 0 20
Full Full Full Full Full Full Full Full
5 (nyeri diakhir gerakan) 3 5 5 5 5 5 5 5
0 - 50
50
Full
5
50
Full
5
Hip
Knee Ankle
Ekstensi Endorotasi Eksorotasi Abduksi Adduksi Fleksi Ekstensi Dorsi Fleksi Plantar Fleksi
Sinistra Aktif Pasif
MMT
Pemeriksaan khusus :
IV.
VAS (Visual Analog Scale) : skala no.6 (pada tanggal 19 September 2012) SLR test : (-) tidak dilakukan lagi Neri test, Bragard test Gapping : (+) ada locking pada sacroiliac joint dextra PENGUMPULAN DATA TERTULIS PEMERIKSAAN PENUNJANG Rontgen pada : Lumbosakral dan pelvis Tanggal : 15 februari 2012 Kesimpulan&kesan : spondilo atritis dengan stenosis pada L5-S1 dan Arthrosis pelvis
27
V.
1. URUTAN MASALAH FISIOTERAPI BERDASARKAN PRIORITAS Nyeri Spasme latissimus dorsi Kelemahan otot-otot abdominal Keterbatasan Aktif ROM Postur kifosis dan forward neck Gangguan aktifitas fungsional
2. DIAGNOSA FISIOTERAPI Adanya gangguan fungsi dan gerak lumbal karena nyeri, spasme, kelemahan otot, dan keterbatasan aktif ROM low back pain dextra et causa spondylo arthritis. VI.
PROGRAM PELAKSANAAN FISIOTERAPI (P) 1. Pengumpulan data program fisioterapi dari dokter Rehabilitasi Medik SWD TENS 2. Tujuan : a. Tujuan Jangka Pendek : Mengurangi nyeri Mengurangi spasme Meningkatkan kekuatan otot Meningkatkan aktif ROM b. Tujuan Jangka Panjang : Mengembalikan aktifitas fungsional os seperti sebelumnya 3. Metoda Pemberian Fisioterapi N Jenis Metode Dosis Keterangan O 1 Modalitas Colateral F: 150 Hz Untuk mengurangi TENS (1 channel) I: 27,5 mA nyeri T: 15 menit Meningkatkan R: 2 kali ambang batas nyeri seminggu Modalitas Flexiplode F: 34.56 MHz Efek sedative: SWD I: 40 watt untuk mengurangi T: 15 menit nyeri R: 2 kali Micro massage seminggu Peningkatan kelenturan jaringan lunak
2
exercise
1. Aktif ROM
2. Pasif ROM
28
F: 2kali sehari I: sebatas kemampuan pasien T: 10 menit R: 6kali repetisi
F: 2 kali sehari I: sebatas
Untuk mengukur LGS Untuk menentukan ada tidaknya nyeri gerak Menilai kekuatan otot Untuk
mengukur
3. Stretching
4. Strengthenin g
kemampuan pasien T: 10 menit R: 6kali pengulangan F: 2 kali sehari I: sebatas nyeri T: 10 menit R: 6 kali pengulangan F: 2 kali sehari I: sub maksimal T: 10 menit R: 6kali pengulangan
LGS
Untuk mengurangi spasme Meregang jaringan lunak Untuk meningkatkan kekuatan otot
4. Uraian Tindakan Fisioterapi Modalitas TENS Persiapan Alat : cek kabel, alat, elektroda, dan spons; atur frekuensi, o intensitas dan timer Persiapan Pasien : posisi pasien nyaman dan rileks (duduk); pasien o tidak termasuk dalam kontraindikasi;area terapi bersih dari pakaian dan logam o Pelaksanaan : beritahu pasien tentang keamanan dan manfaat modalitas, sensasi yang akan dirasakan; pasang pad dengan posisi contralateral dengan kontak langsung pada area terapi; naikkan intensitas perlahan sampai batas cukup pasien namun tidak melebihi batas dari penggunaan modalitas tersebut; setelah terapi lepaskan pad dan evaluasi area terapi. Stretching (hold relax) Persiapan terapis : menyiapkan bed/ kursi untuk pasien, posisi terapis di o sebelah kanan pasien Persiapan Pasien :posisi pasien duduk rileks, o o Pelaksanaan :menjelaskan apa yang akan dilakukan terapis beserta tujuan, membertahu pasien saat melawan tahanan tidak boleh menahan nafas, memulai stretching pada fleksi shoulder dan abduksi shoulder Strengthening (isometric contraction) Persiapan terapis: mempersiakan bed/kursi untuk pasien, posisi pasien o di sebelah kanan pasien o Persiapan Pasien : posisi pasien rileks (duduk) o Pelaksanaan : menjelaskan apa yang akan dilakukan terapis beserta tujuan, memberitahu pasien saat melawan tahanan tidak boleh menahan nafas, memulai strengthening dengan memperhatikan fiksasi dan peletakan tahanan 5. Program untuk di rumah 1. Edukasi : saat tidur tidak menggunakan bantal yang tinggi dan eras 2. Latihan: pendulum exc, aktif ROM, pasif ROM, strengthening,
29
VII.
EVALUASI 1. Evaluasi hasil terapi
Hasil Terapi (15 Oktober 2012) S
= - Os menyatakan bahwa nyeri pada pinggang bawah kanan tidak senyeri saat pemeriksaan pertama
O
a. Vital Sign Tensi :150/60 RR : 20x/menit HR b.VAS
: 48x/menit :4
A
= Adanya gangguan fungsi dan gerak karena nyeri, spasme, kelemahan otot, dan keterbatasan aktif ROM trunk terkait dengan Simple Low Back Pain ec Spondiloarthritis.
P
= TENS, SWD, Aktif ROM, Aktif ROM resisted, streching, strengthening, correct postur, core stability. 2.
Jadwal evaluasi ke dokter : setelah 4 kali terapi
30
BAB IV PENUTUP
IV.1
KESIMPULAN Pasien dengan nama Tn. M dengan diagnosa Simple Low Back Pain ec Spondiloarthritis dengan keluhan utama nyeri pada pinggang bawah kanan dengan keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS) pada pinggang bawah kana. Dengan keadaan seperti ini pasien merasa sangat terganggu aktivitas kesehariannya. Dengan beracuan pada pada permasalahan tersebut penulis mencoba memberikan program fisioterapi dengan modalitas TENS dan SWD, ditambah dengan latihan active exercise, pasif exercise, stetching,strengthening, massage dengan tehnik stroking, efflurage, frictio thum kneeding, dengan tujuan untuk mengatasi problem yang muncul pada pasien. Setelah diberikan dengan program fisioterapi selama dua kali pertemuan diperoleh hasil yang cukup memuaskan ini ditandai dengan : Penurunan nyeri dilihat dari VAS.
IV. 2
SARAN Pada kasus simple low back pain akibat spondyloarthritis ini dalam pelaksanaannya sangat dibutuhkan kerjasama antara terapis dengan penderita serta bekerjasama dengan tim medis lainnnya, agar tercapai hasil yang maksimal. Selain itu hal-hal lain yang harus diperhatikan antara lain : a. Bagi penderita disarankan untuk melakukan terapi secara rutin, serta melakukan latihan-latihan yang dianjurkan b. Bagi keluarga pasien disarankan agar terus memberikan motivasi kepada pasien agar mau latihan di rumah dan ikut mengawasi pasien dalam berlatih
31