CRITICAL ILL “Kasus Stress Metabolik”
Dosen Pembimbing : dr. Iskandar
Oleh Kelompok 5 :
Dila Aulia Utami Hijrah Shofia Aziza Lintang Aprila Adistari Muklah Habibah R.H Nana Chairunnisa Nurul Hikmah Widya Lestari
KEMENTRIAN KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN JURUSAN GIZI DIPLOMA IV APRIL 2017
SKENARIO KASUS 1.
TATA LAKSANA 1.1. Pengkajian
1) Identitas Klien Nama
: Ny. SW
Umur
: 34 tahun
Berat Badan Sekarang
: 35 Kg
Tinggi Badan
: 160 Cm
Pekerjaan
: Penyanyi
Agama
: Islam
Tanggal & Jam Pengkajian
: 28-03-2017
Diagnosa Medis
: HIV/AIDS stadium 4
2) Identitas Penanggung Jawab Nama
: Tn.A
Umur
: 40 tahun
Pekerjaan
: PNS
Status
: Kakak pasien
3) Riwayat Penyakit a)
Keluhan Utama/Alasan Masuk Rumah Sakit : badan lemas dan mengeluh sesak napas
b)
Riwayat Penyakit Sekarang HMRS pasien datang ke IGD RSUD dengan keluhan sesak napas. Menurut pasien, sesak yang dirasa terus menerus dan semakin berat. Sesak sampai menganggu aktifitas sehari-hari. Sesak yang dirasa tidak membaik dengan perubahan posisi. Selain sesak pasien juga mengeluh batuk berdahak dengan dahak yang sulit keluar. Dahak berwarna putih kental. Batuk darah (-), keringat malam (-). Pasien mengeluh sariawan sejak 1 minggu yang lalu. Klien datang ke RS pukul 23.00 WIB, Pasien merasa pusing, nyeri ulu hati, mual dan muntah lebih dari 5 kali. Muntah setiap habis makan atau minum. Muntah berupa makanan yang baru saja dimakanan oleh pasien. Pasien
merasa semakin hari badannya semakin lemas. Nafsu makan pasien juga berkurang dan berat badan pasien semakin lama semakin berkurang., demam dan badan lemas ± 1 bulan, BB turun 10 kg dalam 2 bulan , pasien juga mengalami diare >1 bulan tanpa sebab yang jelas. Keadaan memburuk selama 5 hari terakhir, klien merasa pusing, nyeri telan, sariawan, nafsu makan turun, sesak, berjalan seperti orang mabuk. c)
Riwayat penyakit dahulu Pasien didiagnosa HIV sejak 6 tahun yang lalu
d)
Riwayat Penyakit Keluarga Keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit seperti klien dan tidak ada keluarga yang menderita penyakit menular.
e)
Riwayat Makan Pasien mengaku tidak nafsu makan, merasa mual saat makan dan sering memuntahkan makanan.
4) Pemeriksaan Penunjang Hasil laboratorium didapatkan : Jenis pemeriksaan
Hasil
Darah
Jenis pemeriksaan
Hasil
Urin
Jernih
8,30 g/dl
Warna
Kuning
(rendah)
pH
5,5
3,34 10 6/ μL
Berat jenis
1,020
(rendah)
Glukosa
-
Leukosit (WBC)
6,53 10 3/ μL
Protein
2+
Hematokrit (Ht)
25% (rendah)
Keton
-
Trombosit (PLT)
229 103/ μL
Bilirubin
-
MCV
74,90 Fl
Nitrit
-
MCH
24,90 pg
Urobilin
-
MCHC
33,20 g/dL
Lekosis
-
SGOT
117/ μL
Ureum
91,60 mg/dl
(tinggi)
Kreatinin
3,76 mg/dl
51/ μL (tinggi)
Darah
2+
Hemoglobin
Eritrosit (RBC)
SGPT
Analisa gas darah
Albumin
2,42 g/dl
pH
7,30
Tinja
PCO2
24,0 mmHg
Warna
Coklat
PO2
46,1
Bentuk
Cair
HCO3
11,8 mmol/L
Epitel
+
Saturasi O2
77,1%
Lekosit
+
Suhu
38,5oC(tinggi)
Parasit
-
Telur cacing
-
Imunoserologi Determine HIV
Reaktif
Larva
-
Bioline HIV
Reaktif
Trophozoit
-
Oncoprobe HIV
Reaktif
Kiste
-
CD 4
5 mm3 darah
Serat otot
-
Serat makanan
-
1.2. Prinsip penatalaksanaan
1) Primary survey a. Airway Nilai jalan nafas: tidak ada obstruksi (penyumbatan jalan napas, pasien dapat bicara) , gerakan udara pada hidung, mulut dan pergerakan dada clear, tidak ada sumbatan, tidak ada secret. a. Breathing Pasien merasa sesak saat bernapas.Px bernapas secara spontan. Klien menggunakan O 2 3L/menit. b. Circulation Tanda-tanda vital Suhu Badan :
38,5°C (tinggi)
Nadi
: 100x/ menit (normal)
Tekanan Darah
: 110/70 mmHg (rendah)
Respirasi
: 30x/ menit (normal)
c. Disability Keadaan Umum : Lemah 2) Tindakan Emergency
Tindakan emergency pada pasien tersebut di UGD adalah r esusitasi cairan RL sebanyak 2000cc/24 jam, pemasangan kateter untuk monitoring diuresis. 2.
PENATALAKSANAAN GIZI
a) Diagnosa Gizi NI.2.1 Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan penyakit yang diderita ditandai dengan status gizi yang buruk NC.1.4 Perubahan fungsi gastrointestinal berkaitan dengan adanya gangguan akibat penyakit yang diderita dari ditandai dengan mual dan muntah yang terus menerus NC.2.2. Perubahan nilai lab terkait gizi (zat besi) berkaitan dengan terganggunya proses pembentukan Hb darah ditandai dengan nilai lab Hb 8,30 mg/dl NC.3.2 Penurunan BB yang tidak diharapkan berkaitan dengan penyakit HIV yang diderita ditandai dengan pasien mengalami penurunan BB 10 kg dalam 2 bulan b) Kebutuhan Cairan dan elektrolit Pada Ny.SW dengan Berat Badan 48kg, diberikan cairan dan elektrolit berupa cairan RL sebanyak 2000cc/24 jam. Tujuan pengobatan utama selama ebb phase adalah untuk mencegah kegagalan organ multiple. Hal ini melibatkan langkah-langkah seperti memulihkan sirkulasi darah yang memadai. Darah yang hilang dapat diganti dengan transfusi baik secara cairan atau darah lengkap. c) Perhitungan Kebutuhan Energi BBI = (160-100) x 90% = 54 kg IMT = BB/TB2 = 35/(1,6)2 = 13,67 ( Sangat Kurus) Kebutuhan Energi AMB
= 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U) = 655 + (9,6 x 35 + (1,8 x 160) – (4,7 x 34) = 655 +336 + 288 – 159,8 = 1.119,2 kkal
TEE
= AMB x FA x FS
= 1.119,2 x 1,2 x 1,6 = 2.148,8 kkal Penambahan energi akibat kenaikan suhu : 1 oC = (13% TEE) Jadi TEE
= 2.148,8 kkal + (13% x 2.148,8 kkal) = 2.148,8 kkal + 279,344 kkal = 2.428,144 kkal
Catatan : Pada ebb phase makanan oral tidak diberikan. Pemberian makan oral dimulai setelah kondisi pasien stabil. Makanan oral biasanya tidak diberikan sampai pasien hemodinamik stabil. Selama acute flow phase, tubuh menyesuaikan diri dengan cedera. Sehingga pasien diberikan makanan secara bertahap dari makanan cair , makanan saring hingga makanan lunak tergantung pada kemampuan pasien untuk makan. d) Syarat Diet -
Energi tinggi
-
Protein tinggi: 1,1-1,5 g.kg bb untuk memelihara dan mengganti jaringan sel tubuh yang rusak
-
Lemak cukup 10-25%, jenis lemak disesuaikan dengan toleransi pasien. Bila malabsorpsi beri MCT, omega 3 untuk fungsi kekebalan
-
Vitamin dan mineral tinggi: 1,5 kali (150%) AKG
-
Serat cukup: mudah cerna
-
Cairan sesuai keadaan pasien.
-
Pemberian sumber NA, K, Cl akibat muntah diare.
-
Bentuk makanan modifikasi sesuai keadaan pasien.
-
Porsi kecil dan sering
-
Hindari makanan yang merangsang secara mekanik, termik dan kimia
-
Minum susu setiap hari
-
Hindari makanan diawetkan dan beragi
-
Makanan bebas pestisida & zat kimia
-
Hindari rokok, kafein dan alkohol
-
Konsumsi protein berkualitas tinggi & mudah dicerna
-
Sayuran dan buah-buahan bentuk jus
-
Susu rendah lemak dan sdh di pasteurisasi, setiap hari( susu sapi atau kedelai)
e) Rencana Pemberian Makan -
Pada Fase Akut : Jenis diet yang diberikan pada pasien adalah Diet AIDS I.
Diet ini diberikan pada pasien infeksi HIV akut, dengan gejala panas tinggi, sariawan, kesulitan menelan, sesak nafas berat, diare akut, kesadaran menurun, atau segera setelah pasien dapat diberi makan. Makanan dapat diberikan berupa cairan dan bubur susu, diberikan selama beberapa hari sesuai dengan keadaan pasien, dalam porsi kecil setiap tiga jam. Bila ada kesulitan menelan, makanan diberikan dalam bentuk sonde atau dalam bentuk kombinasi makanan cair dengan makanan sonde. Makanan sonde dapat dibuat sendiri atau menggunakan makanan enteral komersial energi dan protein tinggi. Makanan ini cukup Energi, Zat besi, Tiamin dan Vitamin C. Bila dibutuhkan lebih banyak energi dapat ditambahkan glukosa polimer (misalnya Poyijoule). Contoh Makanan Cair Oral: Bahan Makanan
Berat (g)
URT
Susu Whole Bubuk
200
40 sdm
Tepung maizena / kcng
100
20 sdm
Telur ayam
150
3 butir
Margarin / minyak
25
2,5 sdm
Gula pasir
100
10 sdm
hijau / beras / havermout
Pembagian Waktu Makan Sehari: 06.00 Susu
16.00 Bubur susu
07.00 Susu
20.00 Bubur Susu
10.00 Bubur Havermout
21.00 Susu
13.00 Bubur susu
Kandungan Gizi Energi (kkal)
2207
Protein (g)
73
Lemak (g)
103
Karbohidrat (g)
251
Kalsium (mg)
190
Besi (mg)
6,4
Vitamin A (RE)
-
1361
Tiamin (mg)
0,7
Vitamin C (mg)
12
Pada Fase Flow Setelah masa akut teratasi (dalam 2-3 hari) pasien sudah dapat diberi diet AIDS II sebagai perpindahan dari Diet AIDS I. Makanan diberikan dalam bentuk saring atau cincang setiap 3 jam. Makanan yang diberikan masih rendah zat gizi dan membosankan. Untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat gizinya, diberikan makanan enteral atau sonde sebagai tambahan atau sebagai makanan utama. Contoh Makanan Saring Oral: Bahan Makanan
Berat (g)
URT
Beras
90
3 gls bubur
Maizena
15
3 sdm
daging
100
2 ptg sdg
Telur ayam
100
2 btr
Tahu
75
¾ bh bsr
Sayuran
100
1 gls
Buah
200
2 ptg sdg
Margarin
30
3 sdm
Gula pasir
60
6 sdm
susu
800
4 gls
Makanan Enteral Komersial Bahan Makanan Makanan
enteral
Berat (g)
URT
500
4 gls + 4 sdm
2000 ml
8 gls
TKTP Cairan
Nilai Gizi Makanan Saring Oral Energi (kkal)
Makanan Enteral Komersial
1900
2100
Protein (gr)
72
90
Lemak (gr)
83
61
KH (gr)
223
306
Kalsium (mg)
1300
32500
Besi (mg)
25,6
42,5
Vitamin A (RE)
2940
1800
Tiamin (mg)
0,8
4,5
Vitamin C (mg)
176
540
Pembagian BM Sehari Pagi : Bubur saring + susu Beras 30 gr Telur ayam 50 gr
Pukul 10.00 Telur ayam 50 gr Susu 200 gr Gula pasir 10 gr
Tahu 25 gr Susu 200 gr Gula 10 gr
Siang / malam Beras 30 gr Daging 50 gr Tahu 25 gr Sayuran 50 gr Pepaya 100 gr Margarin 15 gr
Pukul 16.00 : Maizena 15 gr Susu 200 gr Gula pasir 30 gr
Pukul 20.00 Susu 200 gr Gula pasir 10 gr
Makanan Yang dianjurkan untuk ODHA •
Tempe atau produknya mengandung protein & B12
•
Kelapa & produknya
kebutuhan
lemak sekaligus sumber energi,
mengandung MCT sehingga mudah diserap •
Wortel mengandung beta-karoten : meningkatkan membentuk
Bersama vit E & C •
CD4;
Anti
radikal bebas. mencegah
Kembang kol tinggi Zn, Fe, Mn, & Se : zat gizi mikro
•
daya tahan tubuh
membentuk
kekurangan
CD4
Sayuran hijau & kacang-kacangan mengdg B1,B6,B12 & zat gizi mikro lainnya utk cegah anemi & membentuk CD4
•
Alpukat mengdg lemak tinggi : menghambat
anti
oksidan & menurunkan LDL
replikasi HIV (Gluthation)
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier,Sunita.2004. Penuntun Diet Edisi Baru.Jakarta :PT.Gramedia Pustaka Utama Makarima,Anita. 2011. Diet Cinta untuk ODHA. www.diksi.tk/2011/11/dietcinta-untuk-odha.html?m=1 diakses pada tanggal 5 April 2017 pukul 9.48 WITA