FIBROMA (Tumor (Tumor Jinak) Jina k)
A. Pengertian
Tumorr adalah sebutan untuk neoplasma atau lesi solid yang ditandai Tumo dengan pertumbuhan abnormal sel yang terlihat sebagai pembengkakan. Tumor berbeda dengan kanker. kanker. Tumor Tumor dapat berupa tumor tumor jinak, dan maligna (ganas), dimana kanker merupakan definisi dari sebuah maligna atau keganasan. Tumorr jinak kulit merupakan benjolan pada kulit yang bersifat Tumo bersifa t jinak, tidak berhubungan dengan keganasan keganasan kulit yang berdiferensiasi normal, pertumbuhannya lambat dan ekspansif dengan dengan mendesak jaringan normal disekitarnya. Tumor Tumor kulit dapat berkembang dari struktur histologis yang menyusun kulit seperti epidermis, jaringan ikat, kelenjar, otot, dan elemen-elemen saraf. Tumorr ini sering ditemukan, diantara tumor-tumor yang biasa didapatkan Tumo pada manusia. Oleh karena perkembangan tumor kulit kulit dapat dilihat dan diraba sejak permulaan, tumor jinak yang berkembang di kulit ini jarang menyebabkan gangguan fungsi, karena sebagian besar diangkat dengan alasan estetik dan menghindari terjadinya keganasan. (1,8) D. Etiologi
Tumor kulit dapat terjadi karena: 1.
aktor eksternal
!ering terpapar sinar matahari
Terpapar Te rpapar sinar "-ray "-ra y dan radionuklir dalam #aktu lama
$emakaian bahan-bahan kimia seperti arsen, berilium, %admium, merkuri, plumbum, dan berbagai logam berat lainya lainya
&danya jaringan parut yang luas dan lama. 'isalnya jaringan parut akibat luka bakar
.
aktor internal
E.
munitas rendah
*enetik
+ormonal
as, banyak terjadi pada kulit putih.
Jenis Tumor Jinak Kulit
F.1. Keratosis e!oroik
eratosis seboroik adalah tumor jinak yang sering dijumpai pada orang tua berupa tumor ke%il atau makula hitam yang menonjol diatas permukaan kulit. ()
eratosis seboroik adalah tumor jinak yang berasal dari proliferasi epidermal,
sering dijumpai pada orang tua dan biasanya asimtomatik. eratosis seboroik mempunyai sinonim neus seboroik, kutil senilis, eruka seboroik senilis, papiloma sel basal.$enyebab pasti dari keratosis seboroik belum diketahui. &da pendapat yang mengatakan bah#a faktor keturunan memegang peranan penting. /eberapa kasus menurun melalui autosomal dominan. &da pula yang mengatakan bah#a terpapar sinar matahari se%ara kronis yang menjadi penyebabnya. &da pula yang mengatakan diduga infeksi irus berdasarkan gambaran klinis kutilnya. 0& dari human papiloma irus didapat pada 23 kas us keratosis seboroik genital dan 2 dari 44 kasus keratosis seboroik non genital (567). eratosis seboroik sering didapat pada usia pertengahan sampai tua dan dapat mun%ul pertama kali di usia remaja. 0iagnosis didapat melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang berupa histologi. Tidak diperlukan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologis.
Anamnesis Keratosis se!oroik
/iasanya asimptomatik, pasien hanya mengeluh terdapat bejolan hitam terasa tidak nyaman.
esi kadang dapat terasa gatal, ingin digaruk atau di jepit.
$asien kadang terasa benjolan semakin membesar se%ara lambat.
esi tidak dapat sembuh sendiri se%ara tiba-tiba.
!ebagian kasus terdapat ri#ayat keluarga yang diturunkan.
esi dapat timbul diseluruh tubuh ke%uali telapak tangan dan kaki serta membran mukosa.
Pemeriksaan Fisik Keratosis se!oroik
eratosis seboroik tampak sebagai lesi berupa papul atau plak yang agak menonjol, namun dapat juga terlihat menempel pada permukaan kulit. esi biasanya memiliki pigmen #arna yang sama yaitu %oklat, namun kadang kadang juga dapat ditemukan yang be#arna hitam atau hitam kebiruan, bentuk bulat sampai oal, ukuran dari miliar sampai lentikular bahkan sampai 9414%m. pada lesi multiple distribusi seiring dengan lipatan kulit. $ermukaan lesi biasanya berbenjol benjol. $ada lesi yang memiliki permukaan halus biasanya terkandung jaringan keratotik yang menyerupai butiran gandum. $ada perabaan terasa lunak dan berminyak. esi biasanya timbul pada usia lebih dari 23 tahun dan terus bertambah seiring dengan bertambahnya usia. $ada beberapa indiidu lesi dapat bertambah besar dan tebal, namun jarang lepas dengan sendirinya. Trauma atau penggosokan dengan keras dapat menyebabkan bagian pun%ak les i lepas, namun akan tumbuh kembali dengan sendirinya. Tidak ada tendensi untuk berubah ke arah keganasan. &kan tetapi melanoma, karsinoma sel basal, dan terkadang tumbuh di lesi keratosis seboroik.
Pemeriksaan Penun"ang Keratosis se!oroik
$emeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain pemeriksaan histopatologi. omposisi keratosis seboroik adalah sel basaloid dengan %ampuran sel skuamosa. naginasi keratin dan horn %yst merupakan karakteristiknya. !arang-sarang sel skuamosa kadang dijumpai, terutama pada tipe irritated. !atu dari tiga keratosis seboroik terlihat hiperpigmentasi pada pe#arnaan hematoksilineosin. Pengo!atan Keratosis se!oroik
1.
&monium la%tat lotion
'engandung asam laktat dan asam alfa hidroi yang mempunyai daya keratolitik dan memfasilitasi pelepasan sel-sel keratin. !edian 147 dan 47 strenght; 17 strenght dapat menyebabkan iritasi muka karena menjadikan sel-sel keratin tidak beradesi. .
Tri%hloroa%eti% a%id
'embakar kulit, keratin dan jaringan lainya. 0apat menyebabkan iritasi lokal. $engobatan keratosis seboroik dengan 1337 tri%hloroa%eti% a%id dapat menghilangkan lesi, tepi penggunaanya harus ditangan profesional yang ahli. Terapi topikal dapat digunakan ta
1.
rioterapi
'erupakan bedah beku dengan menggunakan %ryogen bisa berupa nitrogen %air atau karbondioksid padat. 'ekanismenya adalah dengan membekukan sel-sel kanker, pembuluh darah dan respon inflamasi lokal. $ada keratosis seboroik bila pembekuan terlalu dingin maka dapat menimbulkan skar atau hiperpigmentasi,
tetapi apabila pembekuan dilakukan se%ara minal diteruskan dengan kuretase akan memberikan hasil yang baik se%ara kosmetik. (1) .
/edah listrik
/edah listrik (ele%trosurgery) adalah suatu %ara pembedahan atau tindakan dengan perantaraan panas yang ditimbulkan arus listrik boiak-balik berfrek#ensi tinggi yang terkontrol untuk menghasilkan destruksi jaringan se%ara selektif agar jaringan parut yang terbentuk %ukup estetis den aman baik bagi dokter maupun penderita. Tehnik yang dapat dilakukan dalam bedah listrik adalah : elektrofulgurasi, elektrodesikasi, elektrokoagulasi, elektroseksi atau elektrotomi, elektrolisis den elektrokauter.(1,=) Elektrodesikasi 'erupakan salah satu teknik bedah listrik. >lektrodesikasi dan kuret dilakukan di ba#ah prosedur anestesia lokal, a#alnya tumor dikuret, kemudian tepi dan dasar lesi dibersihkan dengan elektrodesikasi, diulang-ulang selama dua kali. $rosedur ini relatif ringkas, praktis, dan %epat serta berbuah kesembuhan. amun kerugiannya, prosedur ini sangat tergantung pada operator dan sering meninggalkan bekas berupa jaringan parut. (=) 9.
aser ?O
!inar aser adalah suatu gelombang elektromagnetik yang memiliki panjang tertentu, tidak memiliki efek radiasi dan memiliki afinitas tertentu terhadap suatu bahan@target. Oleh karena memiliki sel target dan tidak memiliki efek radiasi sebagaimana sinar lainnya, ia dapat digunakan untuk tujuan memotong jaringan, membakar jaringan pada kedalaman tertentu, tanpa menimbulkan kerusakan pada jaringan sekitarnya. !ebagai pengganti pisau bedah konensional, memotong jaringan sekaligus membakar pembuluh darah sehingga luka praktis tidak berdarah saat memotong.(13) 2.
/edah skalpel
!atu %ara konseratif namun tetap dipakai sampai sekarang ialah bedah skalpel. Amumnya karena inasi tumor sering tidak terlihat sama dengan tepi lesi dari permukaan, sebaiknya bedah ini dilebihkan 9-2 mm dari tepi lesi agar yakin bah#a seluruh isi tumor bisa terbuang. euntungan prosedur ini ialah tingkat kesembuhan yang tinggi serta perbaikan kosmetik yang sangat baik. 4.
0ermabrasi
$rosedur dermabrasi dikerjakan menggunakan instrumen yang digera kkan motor 2,333 rpm dengan silinder sandpaper @ #ire brush. 'enggunakan anestesi lokal atau narkose. $erbaikan terjadi karena dermis yang ditipiskan dengan tehnik ini tidak akan menebal kembali. !etelah luka sembuh ditutupi epitel baru yang terbentuk diatas ra# surfa%e. eberhasilan dan %epatnya penyembuhan tergantung pertumbuhan sel-sel epitel, foilikel rambut, kelenjar keringat yang ada. $roses ini menyerupai penyembuhan pada donor-site skin graft. (13) F.'
eruka ulgaris
/entuk ini paling sering ditemui pada anak-anak tetapi dapat juga pada orang de#asa dan orang tua. Tempat predileksi utamanya adalah ekstremitas bagian ekstensor. $ada anak, lesinya timbul multiple dan %epat meluas, karena autokulasi atau garukan (fenomena koebner), sedang pada orang de#asa lesi ini jarang didapatkan dalam jumlah banyak.
(13)
$ada keadaan a#al, ukurannya biasanya hanya sebesar pentol jarum dengan permukaan halus dan mengkilat. 0alam #aklu beberapa minggu atau bulan kian membesar dan permukaannya menjadi kasar, ber#arna abu-abu ke%oklatan atau kehitaman. adang-kadang beberapa lesi bergabung satu sama lain, menimbulkan plak erukosa. $engobatan dapat dilakukan berma%am-ma%am tindakan yang bertujuan endestruksi lesi: /edah listrik dengan memakai bahan kaustik seperti : arutan perak nitrat 47, T?& (Tri%hlor &%eti% &%id) jenuh, enoil likuefaktum, /edah s%alpel (ekstirpasi), /edah beku : ?O, , O
$rognosis baik tetapi penyakit sering residif #alaupun telah dilakukan pengobatan yang adekuat.
F.. A*ro*%or$on (skin tag)
&%ro%hordon memiliki sinonim skin tag, fibroepitelial polips, fibroma pendularis, fibroepitelial papilloma. 'erupakan tumor epitel kulit yang berupa penonjolan pada permukaan kulit yang bersifat lunak dan ber#arna seperti daging atau hiperpigmentasi, melekat pada permukaan kulit dengan sebuah tangkai dan biasa juga tidak bertangkai. !kin tag mempunyai prealensi yang sama pada lakilaki dan perempuan, ditemukan terutama pada orang gemuk dan terjadi peningkatan pada perempuan hamil. $ada a#alnya timbul pada umur 13-43 tahun dan meningkat pada dekade kelima dan sekitar =47 ditemukan pada umur 53-an. $redileksi ditemukan di daerah leher (947), aksila (287), kelopak mata, dan lipatan kulit lainnya seperti lipatan paha dan payudara. esi ini telah diamati untuk mengikuti kutil, keratosis seboroik, dan kondisi kulit inflamasi. /iasanya dalam bentuk papula berdaging lunak, meskipun tidak selalu pedun%ulated, esi ditemukan soliter atau multiple atau beberapa dapat berariasi dengan diameter 16 mm dengan hiperpigmentasi. $enyebab skin tag ini masih diperdebatkan, mungkin berhubungan kondisi inflamasi non spesifik dari kulit. &da juga pendapat yang menyatakan bah#a skin tag merupakan efek yang biasa terjadi akibat penuaan kulit dengan beberapa faktor yang mempengaruhinya, diantara ketidakseimbangan hormon memudahkan pertumbuhan skin tag misalnya pada peningkatan hormon estrogen dan progesterone selama kehamilan, peningkatan hormon pertumbuhan dan akromegali (13) F.+. Dermato,i!roma
0ermatofibroma merupakan suatu nodul yang berasal dari mesodermal dan dermal. /elum diketahui se%ara pasti apakah lesi ini merupakan murni suatu
neoplasma atau reaksifibrotik dari trauma minor, gigitan serangga, infeksi irus, ruptur kista, atau berasal dari folikulitis. *ejala yang dapat dirasakan dan menjadi keluhan pada sebagian besar pasien adalah rasa gatal hebat pada daerah lesi dan nyeri saat perabaan tetapi tidak umum. Terkadang pasien juga tidak bergejala. Amumnya ditemukan pada #anita, tetapi sering juga ditemukan pada penderita usia muda. ata-rata lesi terjadi pada umur 15 tahun. $redileksi dapat pada semua bagian tubuh, tetapi pada umumnya ditemukan pada daerah anterior dan tungkai ba#ah serta punggung. /entuk khas pada dermatofibroma adalah nodul ke%il, dengan ukuran 9-13 mm, namun ada juga sampai diameter 1-9 %m. /entuknya dapat berupa papul, plak atau nodul, batas tegas, menetap dalam kulit dan dapat ditekan ke ba#ah atau sedikit meninggi. !uatu tanda klinis khas yaitu Bdample signC atau Bit
F.-. Keloi$
eloid adalah pembentukan jaringan parut berlebihan yang tidak sesuai dengan beratnya trauma. e%enderungan timbul keloid lebih besar pada kulit ber#arna gelap. ?enderung timbul pada usia de#asa muda dan jarang pada usia tua. $ertumbuhannya %enderung progresif. $redileksinyya terutama di daerah sternum, bahu, %uping telinga, pinggang, dan #ajah. $ada orang-orang yang berbakat keloid, setiap kerusakan kulit akan menimbulkan keloid.
nsidens keloid beariasi sesuai dengan umur, jenis kelamin, ras, lokasi anatomi, dan tipe trauma. eloid terutama terjadi pada anak-anak dan de#asa muda serta perempuan lebih banyak ditemukan menderita keloid dibanding lakilaki. eloid biasanya terjadi antara umur 13-93 tahun. eloid lebih banyak ditemukan pada orang kulit gelap. Orang &frika dan &merika lebih banyak menderita keloid dibanding orang kaukasian. aktor-faktor yang menyokong timbulnya keloid, meliputi: nfeksi kronis, benda asing dalam luka, tidak adanya relaksasi setempat saat penyembuhan luka, regangan yang berlebihan pada pertautan luka. eloid terbentuk -2 minggu atau lebih dari 1 tahun setelah trauma. !elain itu keloid dapat juga timbul spontan dan sering ditemukan adanya ri#ayat keluarga yang menderita keloid. +arus dibedakan antara istilah keloid dan parut hipertrofik. $ada paru hipertrofik, besar parut sesuai dengan lukanya. $arut ini tidak mele#ati batas tepi luka, timbul segera setelah luka biasanya 2 minggu dan akan mengalami regresi. eloid ditangani se%ara konseratif yaitu dengan penyuntikan kortikosteroid (misalnya golongan triam%inolon) intralesi keloid. $enyuntikan ini diulang -9 minggu sekali sampai efek yang diinginkan ter%apai. ?ara ini %o%ok untuk keloid yang tidak terlalu luas dan tebal. $embedahan sederhana untuk mengeksisi keloid harus dilakukan dengan tissue handling yang baik. $embedahan pada keloid dapat berupa bedah beku, bedah laser, bedah listrik, dan %ryosurgery $enutupan kulit harus diusahakan dengan regangan yang seminimal mungkin, kalau perlu dilakukan jahitan lapis demi lapis untuk mendekatkan jaringan diba#ah kulit dalam rangka meminimalkan regangan. skin grafting dapat juga digunakan untuk mengurangi ketegangan kulit. Asahakan untuk men%egah semua sumber inflamasi post operatif seperti terperangkapnya folikel rambut, benda asing, hematom dan infeksi. &ngka rekurensi pembedahan sendiri sekitar 24-1337. Oleh karena itu pembedahan akan lebih efektif bila dikombinasi dengan eksternal radiasi, dan
injeksi kortikosteroid. ?egah terjadinya reaksi inflamasi di daerah operasi, kombinasi dengan radiasi eksternal atau injeksi kortikosteroid.
F.. Kista Ateroma
ista ateroma adalah benjolan dengan bentuk yang kurang lebih bulat dan berdinding tipis, yang terbentuk dari kelenjar keringat (seba%ea), dan terbentuk akibat adanya sumbatan pada muara kelenjar tersebut. 0isebut juga kista seba%ea, kista epidermal. !umbatan pada muara kelenjar seba%ea, dapat disebabkan oleh infeksi, trauma (luka@benturan), atau jera#at. /anyak dijumpai di kulit yang banyak mengandung kelenjar keringat, misalnya di muka, kepala, punggung. /entuk bulat, berbatas tegas, berdinding tipis, dapat digerakkan, melekat pada kulit di atasnya. sinya %airan kental ber#arna putih abu-abu, kadang disertai bau asam. 'erah dan nyeri jika terjadi peradangan. $enatalaksanaan kista ateroma dilakukan dengan mengambil benjolan dengan menyertakan kulit dan isinya, tujuannya untuk mengangkat seluruh bagian kista hingga ke dindingnya se%ara utuh. /ila dinding kista tertinggal saat eksisi, kista dapat kambuh, oleh karena itu, harus dipastikan seluruh dinding kista telah terangkat. /ila terjadi infeksi sekunder, dan terbentuk abses, dilakukan pembedahan dan eakuasi nanah, biasanya diberikan antibiotik selama minggu. Terapi antibiotik diberikan jika ada tanda infeksi yaitu kemerahan dan inflamasi, yang tersering oleh bakteri staphylo%o%%i. !etelah luka tenang (9-6 bulan) dapat dilakukan operasi untuk kista ateromanya. (13,11) F./. Kista Dermoi$
!inonim dari penyakit ini kista dermoid brankhiogenik. ista dermoid merupakan kista yang berasal dari ektodermal, dindingnya dibatasi oleh epitel
skuamosa berlapis dan berisi apendiks kulit serta biasanya terdapat pada garis fusi embrional. >pidemiologi kista dermoid jarang terjadi, mengenai pria dan #anita sama banyaknya, namun ada pendapat lain yang mengatakan lebih banyak dijumpai pada pria. >tiologi kista ini berkembang dari sekuesterasi epitel sepanjang garis fusi embrionik. 'anifestasi klinik berupa nodul intrakutan atau subkutan, soliter berukuran l-2 %m, mudah digerakkan dari kulit diatasnya dan dari jaringan di ba#ahnya. $ada perabaan, permukaannya halus, konsistensi lunak dan kenyal, dan se%ara makroskopis isi kista berupa material keratin yang berlemak dengan rambut, juga kadang-kadang tulang, gigi atau jaringan syaraf. okasi tumor biasanya pada kepala dan leher, pada garis fusi embrionik kadang juga pada oarium. +istopatologi tampak dinding kista berupa epidermis dengan apendiksnya yang sudah sempurna perkembangannya, sehingga sering dijumpai adanya folikel rambut yang tumbuh ke dalam lumen kista. !edangkan dermis mengelilingi kista, dan mengandung kelenjar sebasea, kelenjar ekrin dan kadang-kadang apokrin. 0iagnosis banding : ista epitel lainnya, *lioma >nsefalokel $engobatan yaitu eksisi total. /ila terdapat traktus sinus maka harus dilakukan eksplorasi dan eksisi guna men%egah rekurensi. $rognosis bila eksisi dilakukan se%ara komplit, maka hasilnya bersifat kuratif. F.0. Kista E#i$ermoi$
ista epidermoid berasal dari sel epidermis yang masuk ke jaringan subkutis akibat trauma tajam !el-sel tersebut berkembang kista dengan dinding putih tebal, bebas dari dasar berisi massa seperti bubur, yaitu hasil keratinisasi, sebagian mengandung elemen rambut (pilar atau tri%hilemmal %yst). $enyebabnya tidak diketahui, diperkirakan oleh karena adanya dilatasi folikel rambut oleh trauma.
ista ini biasa ditemukan pada telapak kaki atau telapak tangan, yaitu yang epidermalnya tebal dan mudah mengalami trauma. ista jarang menjadi besar tetapi %ukup menggangu karena lokasinya. ista epidermoid banyak terjadi pada umur 93-23 tahun. Terapi terdiri dari eksisi lengkap termasuk pun%tum pada permukaan kulit dan meluas ke ba#ah sampai dinding kista. >ksisi lengkap diperlukan untuk men%egah rekurensi akibat elemen epidermis yang tertinggal. Eika terinfeksi, insisi dan drainase diindikasikan karena dinding sangat rapuh untuk dieksisi se%ara meyakinkan. >ksisi sekunder setelah infeksi sembuh lalu diindikasikan untuk men%egah infeksi rekuren. F.. Keratoakantoma
eratoakantoma adalah tumor kulit jinak yang berupa benjolan bulat dan keras, biasanya ber#arna seperti daging dengan bagian tengah seperti ka#ah yang mengandung bahan lengket. 0iduga sinar matahari memegang peran yang penting dalam terjadinya keratoakantoma. Tampaknya keratoakantoma mun%ul dari sebuah akar rambut sehingga mereka hanya tumbuh di daerah kulit yang berambut. ?edera ringan merupakan faktor pemi%u terjadinya
keratoakantoma.
eratoakantoma seringkali mun%ul di daerah kulit yang mengalami %edera. $ada mulanya tampak sebagai beruntusan@bisul ke%il dengan bagian tengah yang keras. emudian akan terbentuk benjolan bulat dan keras, biasanya ber#arna seperti daging dengan bagian tengah seperti ka#ah yang mengandung bahan yang lengket. $ertumbuhannya sangat %epat dan dalam #aktu 1- bulan, ukurannya bisa men%apai 4 %m. /eberapa bulan kemudian keratoakantoma akan menghilang dengan sendirinya tetapi mungkin akan meninggalkan jaringan parut. !ering ditemukan di #ajah, lengan dan punggung tangan.
0iagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Antuk memperkuat diagnosis dan memastikan bah#a kelainan yang terjadi bukan merupakan suatu keganasan, bisa dilakukan biopsi. Terdapat beberapa %ara untuk mengobati keratoakantoma: 1. $embekuan eratoakantoma yang ke%il bisa diobati dengan pembekuan oleh larutan nitrogen, baik dalam
bentuk semprotan atau dioleskan dengan kapas. !etelah pemberian
nitrogen, akan terjadi pembengkakan dengan atau tanpa lepuhan, yang selanjutnya akan mengering dan membentuk keropeng dalam #aktu sekitar minggu. . uretase dan kauterisasi. ?ara ini kadang digunakan untuk keratoakantoma yang lebih tebal. $enyembuhan biasanya terjadi dalam #aktu 9 minggu dan meninggalkan jaringan parut yang tidak terlalu mengganggu penampilan. 9. >ksisi eratoakantoma disayat membentuk elips dan bekas sayatan dijahit. 1 minggu kemudian jahitan diangkat dan akan meninggalkan jaringan parut berbentuk garis. 2. adioterapi adang keratoakantoma yang besar diobati dengan penyinaran. $engobatan ini tidak menimbulkan nyeri dan penyembuhan akan terjadi beberapa minggu sesudahnya. 4. $emberian 4 Fluoroura%il topi%al 0apat mengobati lesi dalam #aktu 1-6 minggu, sedangkan pemberian 4 F luoroura%il injeksi intralesi dapat mengobati lesi dalam #aktu 1-= minggu. !elain itu dapat pula diberikan imiGuimod, podophyllum resin, metotreate injeksi intra lesi, interferon alfa- injeksi intra lesi, dan isotretinoin.
F.12. 3e4us
eus pigmentosus ialah tumor yang ber#arna hitam atau hitam ke%okelatan, karena sel melanosit mengandung pigmen melanin. eus itu pada umumnya berupa nodus atau plaGue ke%il kurang dari 1 %m, pada kulit, tetapi ada pula yang terdapat pada mukosa mulut, re%tum, dan konjungtia, dan sebagainya.
Eenis-jenis neus, meliputi: 1.
eus intradermal
.
eus jun%tional
9.
eus %ompound
2.
eus biru
4.
*iant pigmeted neus
6.
eus epitelid@juenile melanoma &da berma%am-ma%am neus. !ebagian besar (547) neus itu adalah tipe
intradermal. $enting diketahui ada beberapa jenis neus yang merupakan lesi prakanke, seperti: neus jun%tional dan neus %ompound. 0emikian pula ada neus yang yang patologik kelihatannya seperti ganas, tetapi klinik adalah jinak, yaitu juenile melanoma. Terpenting ialah beberapa jenis neus yang bersifat jinak dapat berubah menjadi ganas, menjadi melanoma maligna. &dapun gejala neus maligna: 1.
'embesar
.
/ertambah hitam
9.
Terasa gatal
2.
/erdarah
4.
Timbul ulserasi
6.
&da penyebaran pigmen neus
5.
ambut pada neus rontok
8.
&da metastasis di kelenjar limfe regional.
$ada umumnya neus tidak perlu diberi terapi ke%uali untuk kosmetik dan men%egah terjadinya kanker pada neus pra-maligna. &dapun tindakan yang biasa dilakukan:
>ksisi simple
!pesimen operasi periksa patologis. Tidak dianjurkan melakukan elektrokoagulasi, %ryosurgery karena tidak ada bahan untuk pemeriksaan patologi.
e-eksisi luas
alau pada pemeriksaan patologi di%urigai suatu melanoma maligna, lakukan eksisi luas, dan tentukan radikalitas operasi. F.11. iringoma
!iringoma adalah tumor jinak adenoma duktus kelenjar ekrin intraepidermis dan digolongkan dalam less mature tumors. Terdapat bentuk klinis, namun ada penulis lain yang membaginya menjadi 9 kelompok yaitu: 1. !iringoma periorbital ($eriorbital !yrigoma) .!iringoma eruptif (>ruptie syringoma, >ruptie hidradenoma,0isseminated syringoma) 9.Harian lain : bentuk linear unilateral atau distribusi neoid, terbatas linear, terbatas pada s%alp, terbatas pada ula, terbatas pada ekstremitas distal, li%hen planus-like, tipe milia (milia like). /entuk klinis tersering atau pada umumya ialah bentuk periorbital, dan tempat predileksi tersering mula timbul di periorbita inferior@kelopak mata bagian ba#ah. ebih banyak dijumpai pada #anita dibanding pria, dengan a#itan usia tersering ialah pubertas, namun penulis lain menyebutkan dapat timbul pada kelompok usia manapun dan de%ade dan 9 adalah kelompok usia yang paling umum dijumpai.
*ambaran klinis lesi ialah papul-papul datar lunak@padat lunak, diameter lmm@-9mm, dengan #arna umumnya seperti #ama kulit (!kin%olored) atau sedikit kekuningan tapi dapat pula agak merah muda atau bahkan ke%oklatan, yang tersebar khususnya di daerah kelopak mata, leher, serta dapat pula dalam bentuk generalisata yaitu pada dada, daerah epigastrik atau abdomen dan bahkan dapat pula di daerah penis, ula serta jari-jari tangan. 0iagnosis banding klinis yang tersering ialah milia, kemudian dapat juga terbuka plana dan angiofibroma. atau hyperplasia sebease, anthoma eruptif, hidrostoma dan akne ulgaris. *ambaran histopatologis siringoma ialah ditemukannya sjeumlah besar duktus ke%il dalam stroma fibrosa dengan dinding terdiri dari baris sel epitel yang pada banyak kasus sel-sel tersebut pipih atau gepeng, adang-kadang sel-sel epitel pada baris dalam tampak berongga (a%uolated). umen duktus mengandung debris amorfik. Euga ditemukan adanya epitel strand yang solid dan basofilik diluar duktus. adang-kadang dekat epidermis dijumpai kista duktus yang didalam luminanya dipenuhi dengan keratin dan dibatasi dengan sel-sel yang mengandung granula keratohialin. ista keratin ini menyerupai milia dan terkadang mengalami ruptur sehingga menimbulkan reaksi benda asing. 0alam keadaan jarang, sel-sel tumor tampak seperti %lear %ells sebagai akibat akumulasi glikogen. Antuk memastikan asal tumor yaitu diferensiasi ekrin dapat dibuktikan dengan pemeriksaan imunohistokimia#i. $engobatan pilihan destruksi tumor, antara lain dengan %ara kuretase, dapat pula dilakukan kauterisasi kimia#i, biopsy plong, elektrodesikasi dan laser ?O defo%used beam. /eberapa teknik pengobatan siringoma belakangan ini banyak dikembangkan antara lain elektrodesikasi dengan menggunakan short burst high freGuen%y lo# oltage intralesional dengan memakai elektroda jarum halus atau jarum epilasi, atau s%anned ?O laser dan kombinasi laser ?O aporisasi dengan aplikasi asam trikloroasetat memberikan hasil yang %ukup memuaskan, tanpa jaringan parut da bebas lesi 2 bulan hingga 2 tahun. Iang
utama dalam penatalaksanaan siringoma ini ialah memberi keyakinan pada penderita bah#a kelainan ini tidak membahayakan sehingga tidak diperlukan tindakan agresif bila kelainannya masih sedikit disebutkan oleh satu penulis sebagai pilihan pengobatan yang kerap terbaik.
F.1'. 5ant%elasma
/entuk ini adalah bentuk yang paling sering ditemukan diantara antoma, terdapat pada kelopak mata, khas dengan papula@plak yang lunak memanjang ber#arna kuning-oranye, biasanya pada kantus bagian dalam. has juga, panjang lesi -9 %m dan biasanya simetris, yang %ondong menetap, berlanjut, multiple dan bersatu. !eringkali antalasma disertai dengan tipe antoma yang lain, tetapi umumnya berdiri sendiri. elainan ini terlihat pada umur pertengahan. /iasa ditemukan pada #anita yang menderita penyakit hati dan bilier. "antelasma juga dapat terlihat pada berma%am hiperpoproteiemia familier, teristime#a pada hiperkolesterolemia. Euga biasa ditemukan pada antoma planum generalisata, penyakit obstruksi hepar miksedema, diabetes fitosterolemia. 0iagnosis klinik antoma primer sangat khas. $ada pemeriksaan ditemukan ma%ula, papula, plak atau nodula yang ber#arna kekuning-kuningan dan pada anamnesa ditemukan adanya anggota keluarga menderita penyakit yang sama atau familier. 0isamping tanda dan gejala klinis yang khas, untuk pengobatan perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan total kolesterol, trigliseriodaC +0 dan 0 kolesterol dan total lipid untuk menetapkan diagnosis $engobatan yang berhasil pada antelasma hanya pembedahan. $engobatan juga berhasil dengan fulgurasi, kauter dengan asam trikorasetik, laser ?O dan %ara lainnya. !emua pengobatan ini tidak menjamin bah#a tidak akan timbulnya lesi yang baru. $ada antoma yang lain kura
mengobati se%ara simptomatis, jika antomanya terlalu besar dan mengganggu dapat dilakukan operasi eksterpasi. Tetapi obat dan makanan juga dilakukan, untuk menjaga agar penyakit jangan sampai berlanjut ke tingkat yang lebih parah atau fatal.
F.1. tu**o Keratosis
0ikenal juga dengan istilah barna%les, biasa didapatkan tetapi jarang diperhatikan, berbentuk papular, dan lesi yang hampir menyerupai eruka, ber#arna putih, umumnya ditemukan pada tungkai ba#ah, khususnya disekitar tendo a%hilles, bagian dorsal dari kai dan orang tua dapat ditemukan pada lengan atas. /erukuran satu hingga sepuluh milimeter, berbentuk bulat, sangat kering dan terfiksir. /iasanya ditandai dengan gejala a#al berupa kulit kering. Tumor dapat diangkat tanpa menyebabkan perdarahan, tetapi lesi dapat timbul kembali dalam #aktu singkat. esi dapat diangkat dengan kuretase ataupun ?ryosurgery. /iopsi eksisi dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis se%ara histologis. /iopsi eksisi memiliki keuntungan karena merupakan operasi satu tahap untuk diagnosis dan terapi definitif jika lesi lunak. F.1+. Kutaneus 6orn
utaneus +orn merupakan pertumbuhan keratin yang keras dan menyerupai tanduk binatang. 0ikenal juga dengan istil ah %ornu kutaneus. /erlokasi di #ajah, telinga, dan tangan serta dapat tumbuh memanjang. Heru%a ulgaris, keratosis seboroik, keratosis aktinik dan karsinoma sel sGuamosa dapat menyebabkan terbentuknya keratin serta menghasilkan tanduk. F.1-. 6emangioma
+emangioma merupakan tumor yang terdiri atas pembuluh darah. &da dua golongan besar, yaitu jenis kapiler dan jenis kaernosa. +emangioma jenis kapiler
disebut juga neus kapilare. Eenis kapilare terdiri atas neus simpleks kalau sudah terbentuk seperti buah arbei menonjol, ber#arna merah %erah dengan %ekungan ke%il. $erkembangannya dimulai dengan titik ke%il pada usia lahir, membesar %epat dan menetap pada usia kira-kira delapan bulan. emudian akan mengalami regresi spontan dan menjadi pu%at karena fibrosis seteleh usia satu tahun. +emangioma kaernosum terdiri atas jalinan pembuluh darah yang membentuk rongga. elainannya berada di jaringan yang lebih dalam dari dermis. 0ari luar tampak sebagai tumor kebiruan yang dapat dikempeskan dengan penekanan, tetapi menonjol kembali setelah penekanan dilepaskan. +emangioma ini tidak dapat mengalami regresi spontan, malah sering progresif. Eenis kaernosum bisa meluas dan menyusup ke jaringan sekitarnya. Earingan di atas hemangioma dapat mengalami iskemia sehingga mudah rusak oleh iritasi. Tata 7aksana 6emangioma
+emangioma buah arbei sebaiknya dibiarkan mengalami regresi spontan. Eadi #alaupun besar, men%olok, dan tampak menakutkan, jenis ini tidak memerlukan tindakan selain pemasangan pembalut elastis dengan sedikit penekanan se%ara terus menerus. Tindakan ini membantu memper%epat proses regresi. Eenis lameus ditanggulangi dengan eksisi, kalau perlu ditambah dengan jangkok kulit. 0apat juga dilakukan perajahan (tatoase) untuk menyamarkan #arna. Antuk hemangioma kaernosum satu-satunya terapi ialah ekstirpasi. $ada jenis yang luas dapat dibantu dengan embolisasi dengan panduan angiographi. >mbolisasi membantu memperke%il tumor untuk memudahkan tindakan bedah. adang infiltrasi menyesup jauh ke dalam sehingga diperlukan pembedahan luas. elaianan ini dapat kambuh dari sisa hemangioma yang sukar di%apai dengan pembedahan.