FEMINISME DALAM CERPEN LINTAH KARYA DJENAR MAESA AYU
Nama : Lailatul Isbach
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Adibuana, Surabaya
e-mail :
[email protected]
Abstrak
Lintah adalah salah satu cerpen karya Djenar Maesa Ayu yang isinya adalah
perjuangan seorang gender tokoh utama melawan tidakan seksual. Analisis ini
bertujuan untuk mendiskripsikan bentuk-bentuk ketidakadilan gender dan
bentuk-bentuk perjuangannya. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif
dengan pendekatan feminisme. Berdasarkan hasil analisis dihasilkan simpulan
pada cerpen Lintah karya Djenar Maesa Ayu ialah berupa perjuangan seorang
ibu menghidupi anak seorang diri dan perjuangan anak melawan kekerasan
seksual yang dilakukan kekasih ibunya. Bentuk perjuangan perempuan yang
dilakukan oleh tokoh utama ialah memberi pemahaman, menolak dan melakukan
perlawanan.
Kata kunci: Feminisme, Cerpen, Lintah.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sastra merupakan cerminan kehidupan masyarakat yang berarti bahwa
sastra tidak lahir dari kekosongan budaya. Karya sastra merupakan ekspresi
dan bagian dari masyarakat yang memiliki keterkaitan dengan jaringan-
jaringan sistem dan nilai dalam masyarakat. Karya sastra diciptakan untuk
dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Karya sastra selslu
dikaitkan dengan kehidupan manusia.
Cerpen merupakan jenis cerita pendek yang dapat memberikan maanfaat
bagi pembacanya. Di antaranya ialah dapat memberikan pengetahuan, hiburan,
kenikmatan, mengembangkan imajinasi dan memeberikan penalaman.
Permasalah yang sering terjadi sekarang adalah penguasaan laki-laki
atas seksualitas perempuan, berulang kali muncul dikehidupan sekarang ini.
Sedangkan kaum perempuan tidak mampu menggunakan kekuasaan mereka karena
tidak dapat melepaskan diri dari dominasi kaum laki-laki.
Kekreativitasan penulis dalam menuangkan pikiran tanpa ada batasan
tentu membuat pembaca awam merasa kebingungan. Maka di dalam makalah ini
akan dijelaskan makna dari cerpen yang berjudul Lintah karya Djenar Maesa
Ayu.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diketahui rumusan
masalah yang timbul adalah nilai feminisme yang terkandung di dalam cerpen
yang berjudul Lintah karya Djenar Maesa Ayu.
1.3 Tujuan Pembahasan
Tujuan penlis membuat makalah ini adalah untuk lebih memahami sebuah
hasil karya dengan cara menganalisis karya sastra tersebut. Dan dengan
mempelajari sebuah karya sastra maka kita akan mengetahui nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya.
2. LANDASAN TEORI
Menurut Darma (2013:139-141) secaraetimologis feminis berasal dari
kata femme (woman), yang berarti perempuan. Feminisme adalah faham
perempuan yang berupaya memperjuangkan hak-hak kaum perempuan sebagai kelas
sosial. Dalam hal ini erlu dibedakan antara male dan female (sebagai aspek
perbedaan biologis dan sebagai hakikat alamiah), sedangkan maskulin dan
feminine (sebagai aspek perbedaan psikologi dan cultural). Feminisme
berbeda dengan emansipasi. Emansipasi cenderung lebih menekankan pada
partisipasi perempuan dalam pembangunan tanpa mempersoalkan keadilan
gender, sedangkan feminisme sudah mempersoalkan hak serta kepentingan
mereka yang selama ini dinilai tidak adil. Perempuan dalam pandangan
feminisme mempunyai aktivitas dan inisiatif sendiri untuk memperjuangkan
hak dan kepentingan tersebut dalam berbagai gerakan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa munculnya gagasan-gagasan
feminis berangkat dari keyataan bahwa kontruksi sosial gender yang ada
mendorong cita-cita persamaan hak antara laki-laki dan perempuan. Kesadaran
atau ketimpangan struktur, sistem dan tradisi dalam masyarakat inilah yang
kemudian melahirkan kritik feminis. Tujuan pokok dari teori feminisme
adalah memahami penindasan perempuan secara ras, gender, kelas dan pilihan
seksual, serta bagaimana mengubahnya. Teori feminisme mengungkap nilai-
nilai penting individu perempuan beserta pengalaman-pengalaman yang dialami
bersama dan perjuangan yang mereka lakukan. Feminisme menganalisis
bagaimana perbedaan seksual dibangun dalam dunia sosial dan intelektual,
serta bagaimana feminisme membuat penjelasan mengenai pengalaman dari
berbagai perbedaan itu.
Menurut Ratna (2012:184) dalam pengertian yang paling luas, feminisme
adalah gerakan kaum wanita untuk menolak segala sesuatu yang
dimarginalisasikan, disubordinasikan dan direndahkan oleh kebudayaan
dominan baik dalam bidang politik dan ekonomi maupun kehidupan social pada
umumnya.
3. METODE
Bentuk yang digunakan dalam menganalisis cerpen Lintah ini adalah
deskriptif dengan metode content analysis atau analisis isi. Metode
analisis isi yang digunakan untuk menelaah isi dari suatu dokumen, dalam
hal ini dokumen yang dimaksud adalah cerpen Lintah karya Djenar Maesa Ayu.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam tugas ini adalah teknik catat,
karena data-datanya berupa teks. Adapun langkah-langkah dalam menganalisis
adalah membaca cerpen Lintah secara berulang-ulang, mencatat kalimat yang
menunjukkan nilai feminisme yang terkandung di dalamnya.
Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam menganalisis cerpen Lintah
adalah teori feminisme. Teori feminisme merupakan faham perempuan yang
berupaya memperjuangkan hak-hak kaum perempuan sebagai kelas sosial (Darma,
2013:139).
4. PEMBAHASAN
Sebelum membahas lebih dalam tentang makna yang terkandung di dalam
cerpen Lintah ada baiknya untuk mengenak sedikit tentang pengarangnya.
Cerpen Lintah ditulis oleh Djenar Maesa Ayu yang dimuat di harian kompas
pada tahun 2002. Djenar Maesa Ayu lahir di Jakarta 14 Januari 1973. Dari
seni yang dimiliki Djenar itu didapatkan dari kedua orangtuanya yang
merupakan seniman, ayahnya merupakan sutradara legendaris Syuman Djaya dan
aktris Tutie Kirana. Dalam keseharian ia adalah ibu dari Bidari Maharani
dan Banyu Bening.
Djenar merupakan penulis perempuan yang mengedepankan masalah
seksualitas dan eksploitasi sebagai salah satu bentuk pendobrakan nilai-
nilai moral yang mengangkat sisi kelam dan trauma seksual. Karya-karya
Djenar sebagian besar menghadirkan masa remaja yang penuh dengan
ketidaktahuan dan rentan terhadap kekerasan seksual dengan tokoh yang
digambarkan ada yang menikmati dan ada pula yang merasa dilecehkan. Selain
itu terdapat tema perselingkuhan dan seks bebas.
Djenar termasuk salah satu penulis kontroversial di Indonesia. Bahasa
dan gaya penulisan Djenar dalam mengutarakan isi hatinya dinilai banyak
orang terlalu kasar bagi sebagian penikmat sastra. Bisa dibilang karya
Djenar ini lebih merujuk kesebuah karya yang bersifat pornografi. Karena
bahasa yang digunakan terlalu fulgar, banyak orang yang mengkritik karya
Djenar mulai dari aktivis-aktivis agama sampai para sastrawan sendiri.
Sastrawan yang mengkritik karya Djenar kebanyakan dari golongan agamis,
yang menganggap gaya bahasa Djenar tidak sopan bila dengan budaya adat
ketimuran.
Dalam cerpen Lintah, Djenar menggunakan metafor untuk menarik
perhatian pembaca dengan sebutan Lintah. Penulis mencoba untuk
membandingkan sifat yang dimiliki tokoh kekasih ibu di dalam cerita dengan
binatang lintah. Seperti pada kutipan berikut:
"Ibu saya memelihara seekor lintah. Lintah itu dibuatkan sebuah
kandang yang mirip seperti rumah boneka berlantai dua, lengkap dengan
kamar tidur, ruang makan, ruang tamu, dan kamar mandi dan ditempatkan
tepat disebelah kamar ibu."
Pada cerpen ini sosok saya sangat membenci lintah. Seperti pada kutipan
berikut:
"Saya penyayang binatang. Namun saya sangat benci kepada lintah.
Lintah tidak pernah puas atas apa yang dimilikinya."
Dengan kehadiran sosok lintah, tokoh saya menjadi sangat tertekan.
Tokoh saya berjuang dengan cara melaporkan tindakan-tindakan yang dilakukan
lintah.
"Pada suatu hari saya mengadu kepada ibu, bahwa saya sulit
beristirahat karena lintah itu sering meniduri tempat tidur saya.
Diluar dugaan, ibu membela lintah ketimbang saya. Ia mengatakan
bahwa saya melebih-lebihkan. Ibu tidak percaya semua pengaduan yang
saya utarakan."
Pada kutipan tersebut terdapat nilai feminisme yang terkandung di dalamnya
yaitu perjuangan anak perempuan agar dapat terhindar dari lintah.
Kehadiran tokoh lintah di dalam kehidupan tokoh saya bukan hanya
membuat tokoh saya tertekan namun juga sangat merugikan tokoh saya. Yang
dimaksud kerugian disini adalag kerugian non materi yaitu perlakuan tak
senonoh yang dilakukan lintah kepada tokoh aku. Seperti pada kutipan:
"Beberapa kali berhasil membelah diri tanpa sepengetahuan ibu, lintah
makin menjadi-jadi. Ia lalu membelah dirinya menjadi tiga, empat
bahkan lima. Dan kali ini sudah tidak lagi menyelinap dalam kantung
saya. Ia menyelinap ke bawah baju saya. Yang satu menyelinap ke
pinggang saya. Yang satu lagi keperut saya, dan mereka berputar-
putar sesuka hati menjelajahi tubuh saya sambil menghisap darah
saya."
Di dalam cerpen Lintah karya Djenar Maesa Ayu terdapat dua macam
feminisme yaitu tokoh ibu dan tokoh saya.
"Sudah lama ibu hidup sendiri semenjak ayahmu meninggal. Dan kamu
sudah lamahidup tanpa ayah"
Feminisme pada kutipan tersebut adalah tokoh ibu sebagai orang tua tunggal
yang bekerja sendiri menghidupi anaknya. Sedangkan tokoh saya mengalami
pelecehan seksual yang dilakukan oleh kekasih ibu. Seperti pada kutipan:
"Tanpa dapat saya hindari lintah sudah berdiri tepat di depan saya.
Lintah itu sudah berubah menjadiular kobra yang siap mematuk
mangsanya. Matanya warna merah saga menyala. Jiwa saya gemetar. Raga
saya lumpuh. Ular itu merayap, melucuti pakaian saya, menjalari satu
per satu lekuk tubuh saya. Melumat tubuh saya yang belum berbulu dan
bersusu… ."
5. PENUTUP
5.1 Simpulan
Menganalisis karya sastra merupakan kegiatan yang diperlukan untuk
menghidupakan, mengembangkan dan mempertajam suatu ilmu. Djenar Maesa Ayu
membuat cerpen yang berjudul Lintah ini di latar belakangi oleh
keinginannya dalam menyampaikan nilai-nilai moral yang terkandung di dalam
cerpen. Cerpen ini menceritakan tentang perjuangan seorang gadis dalam
memperjuangkan kehidupannya dari seorang laki-laki yang sudah berbuat
seksual terhadapnya. Namun sangatlah susah karena tokoh ibu di dalam cerpen
tersebut selalu membela kekasihnya.
Dari cerpen ini, kita sebagai pembaca bahwasanya bisa mengambil makna
yang tersurat maupun tersirat di dalam Lintah karya Djenar Maesa Ayu.
5.2 Saran
Pembaca karya sastra sebaiknya mengambil nilai-nilai positif dalam
karya sastra yang telah dibacanya dalam kehidupan di masyarakat. Cerpen
iIntah adalah cerpen yang bagus dan berkualitas, sehingga tidak ada
salahnya jika membaca cerpen tersebut. Dengan membacanya kita dapat pula
belajar dari pengalaman kehidupan yang ada di dalam cerpen tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Darma, Y, A. 2013. Analisis Wacana Kritis. Bandung: Yrama Widya.
Ayu, D, M. 2012. Mereka Bilang, Saya Monyet!. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka
Utama.
Ratna, N, K. 2012. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
https://www.academia.edu/8551505/Komunikasi_Gender_Aliran-Aliran_Feminisme.
"Komunikasi Gender (Aliran-aliran Feminisme)" Diakses 03 Januari 2015.
http://id.wikipedia.org/wiki/Feminisme. "Feminisme". Diakses 03 Januari
2015.
https://www.academia.edu/4445402/makalah_feminisme. "Makalah Feminisme".
Diakses 04 Januari 2015.