Farmakokinetik Obat Topikal Topikal Farmakokinetik sediaan topikal secara umum menggambarkan perjalanan bahan aktif dalam konsentrasi tertentu yang diaplikasikan pada kulit dan kemudian diserap ke lapisan kulit, selanjutnya didistribusikan secara sistemik. Mekanisme ini penting dipahami untuk membantu memilih sediaan topikal yang akan digunakan dalam terapi. Seca Se cara ra um umum um pe perj rjal alan anan an se sedi diaa aan n to topi pika kall se sete tela lah h di diap apli lika kasi sika kan n me mele lewa wati ti ti tiga ga kompartemen yaitu: permukaan kulit, stratum korneum, dan jaringan sehat. Stratum korneum dapat dap at ber berper peran an seb sebaga agaii res reserv ervoir oir bag bagii vehi vehikul kulum um tem tempat pat sej sejuml umlah ah uns unsur ur pad padaa oba obatt mas masih ih berkontak dengan permukaan kulit namun belum berpenetrasi tetapi tidak dapat dihilangkan dengan cara digosok atau terhapus oleh pakaian. Unsur Uns ur vehi vehikul kulum um sed sediaa iaan n top topika ikall dapa dapatt men mengal galami ami evap evapora orasi, si, sel selanj anjutny utnyaa at akt aktif if berikatan pada lapisan yang dilewati seperti pada epidermis, dermis. !ada kondisi tertentu sediaan obat dapat membawa bahan aktif menembus hipodermis. Sementara itu, at aktif pada sediaan topikal akan diserap oleh vaskular kulit pada dermis dan hipodermis.
Saat sediaan topikal diaplikasikan pada kulit, ku lit, terjadi " interaksi: #. Solute vehicle interaction: interaksi bahan aktif terlarut dalam vehikulum. $dealnya at aktif terlarut dalam vehikulum tetap stabil dan mudah dilepaskan. $nteraksi ini telah ada dalam sediaan. %. &ehicle skin interaction: merupakan interaksi vehikulum dengan kulit. Saat awal aplikasi fungsi reservoir kulit terhadap vehikulum. ". Solute Skin interaction: interaksi bahan aktif terlarut dengan kulit 'lag phase, rising phase, falling phase(. a. Penetrasi secara transepidermal !enetrasi transepidermal dapat secara interseluler dan intraseluler. !enetrasi interseluler merupakan jalur yang dominan, obat akan menembus stratum korneum melalui ruang antar sel pada lapisan lipid yang mengelilingi sel korneosit. )ifusi dapat d apat berlangsung pada matriks lipid protein dari stratum korneum. Setelah berhasil menembus stratum korneum obat akan menembus lapisan epidermis sehat di bawahnya, hingga akhirnya berdifusi ke pembuluh kapiler. !enetra !ene trasi si sec secara ara int intras raselu eluler ler ter terjad jadii mel melalu aluii dif difusi usi obat men menembu embuss din dindin ding g str stratum atum korneum sel korneosit yang mati dan juga melintasi matriks lipid protein startum korneum, kemudian melewatinya menuju sel yang berada di lapisan bawah sampai pada kapiler di bawah stratum basal epidermis dan berdifusi b erdifusi ke kapiler. b. Penetrasi secara transfolikular *nalisis penetrasi secara folikular muncul setelah percobaan in vivo. !ercobaan tersebut memperlihatkan bahwa molekul kecil seperti kafein dapat berpenetrasi tidak hanya melewati sel+ sel korneum, tetapi juga melalui rute folik folikular ular.. bat berdi berdifusi fusi melalui celah foli folikel kel rambut dan juga kelenjar sebasea untuk kemudian berdifusi ke kapiler. Absorpsi sediaan topikal secara umum
Saat suatu sediaan dioleskan ke kulit, absorpsinya akan melalui beberapa fase: a. -ag phase
!eriode ini merupakan saat sediaan dioleskan dan belum melewati stratum korneum, sehingga pada saat ini belum ditemukan bahan aktif obat dalam pembuluh darah. b. ising phase Fase ini dimulai saat sebagian sediaan menembus stratum korneum, kemudian memasuki kapiler dermis, sehingga dapat ditemukan dalam pembuluh darah. c. Falling phase Fase ini merupakan fase pelepasan bahan aktif obat dari permukaan kulit dan dapat dibawa ke kapiler dermis. Penyerapan sediaan topikal secara umum dipengaruhi oleh berbagai factor :
#. /ahan aktif yang dicampurkan dalam pembawa tertentu harus menyatu pada permukaan kulit dalam konsentrasi yang cukup. %. 0onsentrasi bahan aktif merupakan factor penting, jumlah obat yang diabsorpsi secara perkutan perunit luas permukaan setiap periode waktu, bertambah sebanding dengan bertambahnya konsentrasi obat dalam suatu pembawa. ". !enggunaan bahan obat pada permukaan yang lebih luas akan menambah jumlah obat yang diabsorpsi. 1. *bsorpsi bahan aktif akan meningkat jika pembawa mudah menyebar ke permukaan kulit. 2. *da tidaknya pembungkus dan sejenisnya saat sediaan diaplikasikan. 3. !ada umumnya, menggosokkan sediaan akan meningkatkan jumlah bahan aktif yang diabsorpsi. 4. *bsorpsi perkutan akan lebih besar bila sediaan topikal dipakai pada kulit yang lapisan tanduknya tipis. 5. !ada umumnya, makin lama sediaan menempel pada kulit, makin banyak kemungkinan diabsorpsi. !ada kulit utuh, cara utama penetrasi sediaan melalui lapisan epidermis, lebih baik daripada melalui folikel rambut atau kelenjar keringat, karena luas permukaan folikel dan kelenjar keringat lebih kecil dibandingkan dengan daerah kulit yang tidak mengandung elemen anatomi ini. Stratum korneum sebagai jaringan keratin akan berlaku sebagai membrane semi permeabel, dan molekul obat berpenetrasi dengan cara difusi pasif. Mekanisme kerja sediaan topical
Secara umum, sediaan topikal bekerja melalui " jalur di atas '6ambar "(. /eberapa perbedaan mekanisme kerja disebabkan komponen sediaan yang larut dalam lemak dan larut dalam air. #. 7airan !ada saat diaplikasikan di permukaan kulit, efek dominan cairan akan berperan melunakkan karena difusi cairan tersebut ke masa asing yang terdapat di atas permukaan kulit8 sebagian kecil akan mengalami evaporasi. )ibandingkan dengan solusio, penetrasi tingtura jauh lebih kuat. 9amun sediaan tingtura telah jarang dipakai karena efeknya mengiritasi kulit. /entuk sediaan yang pernah ada antara lain tingtura iodi dan tingtura spiritosa. %. /edak ydum incicum sebagai komponen bedak bekerja menyerap air, sehingga memberi efek mendinginkan. 0omponen talcum mempunyai daya lekat dan daya slip yang cukup besar. /edak tidak dapat berpenetrasi ke lapisan kulit karena komposisinya yang terdiri dari partikel padat, sehingga digunakan sebagai penutup permukaan kulit, mencegah dan mengurangi pergeseran pada daerah intertriginosa.
". Salep Salep dengan bahan dasar hidrokarbon seperti vaselin, berada lama di atas permukaan kulit dan kemudian berpenetrasi. leh karena itu salep berbahan dasar hidrokarbon digunakan sebagai penutup. Salep berbahan dasar salep serap 'salep absorpsi( kerjanya terutama untuk mempercepat penetrasi karen )asar salep yang dapat dicuci dengan air dan dasar salep larut dalam air mampu berpenetrasi jauh ke hipodermis sehingga banyak dipakai pada kondisi yang memerlukan penetrasi yang dalam. 1. 0rim !enetrasi krim jenis ;< jauh lebih kuat dibandingkan dengan <; karena komponen minyak menjadikan bentuk sediaan bertahan lama di atas permukaan kulit dan mampu menembus lapisan kulit lebih jauh. 9amun krim ;< kurang disukai secara kosmetik karena komponen minyak yang lama tertinggal di atas permukaan kulit. 0rim <; memiliki daya pendingin lebih baik dari krim ;<, sementara daya emolien ;< lebih besar dari <;. 2. !asta Sediaan berbentuk pasta berpenetrasi ke lapisan kulit. /entuk sediaan ini lebih dominan sebagai pelindung karena sifatnya yang tidak meleleh pada suhu tubuh. !asta berlemak saat diaplikasikan di atas lesi mampu menyerap lesi yang basah seperti serum. 3. /edak kocok Mekanisme kerja bedak kocok ini lebih utama pada permukaan kulit. !enambahan komponen cairan dan gliserin bertujuan agar komponen bedak melekat lama di atas permukaan kulit dan efek at aktif dapat maksimal. 4. !asta pendingin Sedikit berbeda dengan pasta, penambahan komponen cairan membuat sediaan ini lebiha komponen airnya yang besar. mudah berpenetrasi ke dalam lapisan kulit, namun bentuknya yang lengket menjadikan sediaan ini tidak nyaman digunakan dan telah jarang dipakai. 5. 6el !enetrasi gel mampu menembus lapisan hipodermis sehingga banyak digunakan padakondisi yang memerlukan penetrasi seperti sediaan gel analgetik. ute difusi jalur transfolikuler gel juga baik, disebabkan kemampuan gel membentuk lapisan absorpsi. BAB P!"#T#P $.% &impulan #. Sediaan topikal terdiri atas at pembawa dan at aktif. %. $dealnya suatu at pembawa mudah dioleskan, mudah dibersihkan, tidak meng+iritasi dan menyenangkan secara kosmetik, selain itu at aktif dalam pembawa mudah dilepaskan. ". =erdapat berbagai bentuk sediaan topikal seperti: cairan, bedak, salep, krim, bedak kocok, pasta, pasta pendingin. 1. /eberapa sediaan baru obat topikal: foam aerosol, cat, gel. 2. Secara umum sediaan topikal melewati tiga jalur penetrasi yaitu interseluler, transeluler, transfolikuler. 3. Mekanisme kerja sediaan topikal berupa difusi pasif menembus lapisan kulit. 4. 7ara pakai sediaan topikal pada umumnya dioleskan pada permukaan kulit, dan dengan penambahan cara lain seperti ditekan, digosok, kompres, dan oklusi