Faktor yang memengaruhi kerja obat
Akibat perbedaan cara dan tipe kerja obat , respons r espons terhadap obat sangat bervariasi. Faktor selain karakteristik obat juga memengaruhi kerja obat. Klien mungkin tidak memberi respons yang sama terhadap setiap dosis obat obat yang yang dibe diberi rika kan. n. Begi Begitu tu juga juga obat obat yang yang sama sama dapat dapat menim menimbul bulka kan n respons yang berbeda pada klien yang berbeda.Faktor yang memengaruhi kerja obat yaitu : 1. Perbedaan Genetik 2. Variabel Variabel Fisiologis . Kondisi Lingkungan !. Faktor Psikologis ". Diet Penjelasan : 1.Perbedaan Genetik #usunan genetik memengaruhi biotrans$ormasi obat. %ola metobolik dalam keluarga seringkali sama. Faktor genetik menentukan apakah en&im yang terbentuk secara alami ada untuk membantu penguraian obat. Akibatnya anggota keluarga sensiti$ terhadap suatu obat. 2. Variabel Fisiologis %erbedaan hormonal antara pria dan 'anita mengubah metabolisme obat tertentu. (ormon dan obat saling bersaing dalam biotrans$ormasi karena kedua senya'a tersebut terurai dalam proses metabolik yang sama.
)ariasi diurnal dalam sekresi estrogen bertanggung ja'ab untuk $luktuasi siklik reaksi obat yang dialami 'anita. 3. Kondisi lingkungan #tres $isik dan emosi yang berat akan memicu respons hormonal yang akhirnya mengganggu metabolisme obat pada klien. *adiasi ion menghasilkan e$ek yang sama dengan mengubah kecepatan aktivitas en&im. %ajanan pada panas dan dingin dapat memengaruhi respons terhadap obat. Klien (ipertensi diberi vasodilator untuk mengontrol tekanan darahnya. %ada cuaca panas dosis vasodilator perlu dikurangi karena suhu yang tinggi meningkatkan e$ek obat. +uaca dingin cenderung meningkatkan vasokontriksi, sehingga dosis vasodilator perlu ditambah. 4. Faktor Psikologis #ikap seseorang terhadap obat berakar dari pengalaman sebelumnya atau pengaruh keluarga. elihat orang tua sering menggunakan obat obatan dapat membuat anak menerima obat sebagai bagian dari kehidupan normalnya. akna obat atau signi$ikansi mengonsumsi obat memengaruhi respons klien terhadap terapi. #ebuah obat dapat digunakan sebagai cara untuk mengatasi rasa tidak aman. %ada situasi ini klien bergantung pada obat sebagai media koping dalam kehidupan. 5. Diet -nteraksi obat dan nutrien dapat mengubah kerja obat atau e$ek nutrien. +ontoh : vitamin K terkandung dalam sayuran hijau berdaun merupakan nutrien yang mela'an e$ek 'ar$arin natrium coumadin/ mengurangi e$eknya pada mekanisme pembekuan darah. inyak mineral menurunkan absorpsi vitamin larut lemak. Klien membutuhkan nutrisi tambahan ketika mengonsumsi obat yang menurunkan e$ek nutrisi. enahan konsumsi nutrien tertentu dapat menjamin e$ek terapeutik obat.
Penyebab mastitis
a.
Staphylococcus Staphylococcus merupakan bakteri Gram positif, berbentuk kokus, diameter 1 µm, tidak motil, facultative anaerob, catalase positif, dapat tumbuh pada media yang kurang menguntungkan, dapat menyebabkan infeksi pyogenic. Habitat staphylococcus,hidup normal pada kulit hewan dan manusia. Mereka sering ditemukan pada membrane mukosa traktus respiratorius dan sedikit di saluran urogenital serta saluran pencernaan. Staphylococcus aureusmerupakan salah satu penyebab utama mastitis pada sapi perah yang menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar akibat turunnya produksi susu. atogenisitas dan virulensi Staphylococcus sp. ditentukan oleh substansi!substansi yang diproduksi oleh organisme ini antara lain adalah en"im ekstraseluler yang dikenal dengan eksoprotein. Staphylococcusaureus memproduksi eksoprotein yang dibagi men#adi $ kelompok utama yaitu, kelompok en"im antara lain koagulase, lipase, hialuronidase, stafilokinase %fibrinolisin& dan nuklease serta kelompok eksotoksin misalnya leukosidin, eksfoliatif toksin, enterotoksin dan toxic schock syndrome toxin!1 %'SS'!1&. Hemolisin merupakan eksoprotein yang mempunyai aktivitas baik en"imatis maupuntoksin sehingga tidak termasuk dalam klasifikasi ini %(illiams et al ., $)))&. Sitolitiktoksin yang dihasilkan oleh S. aureus adalah *, +, , dan -!hemolisin. ksoprotein en"imatis ini kemungkinan mempunyai fungsi utama dalam menyokong nutrisi untuk pertumbuhan bakteri, sedangkan eksotoksin berperan dalammenimbulkan berbagai penyakit.
Streptococcus Streptococcus agalactiaetermasuk dalam genus Streptococcus golongan /. /akteri ini merupakan bakteri Gram positif.Streptococcus agalactiae merupakan sebagian dari flora normal pada vagina dan mulut wanita pada 0!$0 ./akteri ini secara khas merupakan +hemolitik dan membentuk daerah hemolisis yang hanya sedikit lebih besar dari koloni %bergaris tengah 1!$ mm&.Streptococcus golongan / menghidrolisis natrium hipurat dan memberi respons positif pada tes 23M %2hristie, 3tkins, Munch!eterson&, peka terhadap basitrasin. Streptococcus agalactiae mampu bertahan pada inang dalam temperature tinggi, tergantung dari kemampuannya untuk melawan fagositosis.4solat dari Streptococcus agalactiae memproduksi
kapsul polisakarida.5apsul polisakarida tersebut tersusun atas galaktosa dan glukosa, berkombinasi dengan $!acetamido!$!deo6yglucose, 7!acetylglucosamine dan pada u#ungnya terdapat asam sialik, yang memberikan muatan negatif.5apsul polisakarida tersebut merupakan faktor virulensi yang penting.5apsul!kapsul tersebut menghalangi fagositosis dan sebagai komplemen saat tidak ada antibodi.Hasil selan#utnya dihilangkan bersama dengan pengeluaran residu asam sialik, dan kekurangan serum antibodi untuk melengkapi antigen tidaklahopsonik. Meskipun infeksi8penyerangan bisa sa#a dihubungkan dengan semuaserotype, namun golongan dengan kapsul serotype 444 mendominasi isolat dariinfeksi neonatal %2arter,$))9 : ;uinn,$))$&
PATOGENESIS MASTITIS
atogenesis mastitis dibagi men#adi beberapa fase, yaitu< infiltrasi, infeksi, infasi 1. =ase 4nfasi Masuknya organisme ke dalam puting. 5ebanyakan ter#adi karena terbukanya lubang saluran putting, terutama setelah diperah. 4nfasi ini dipermudah dengan adanya lingkungan yang #elek, populasi terlalu tinggi, adanya lesi pada putting susu atau karena daya tahan sapi menurun. $.
=ase4nfeksi 'er#adinya pembentukan koloni oleh mikroorganisme yang dalam waktu singkat menyebar ke lobuli dan alveoli.
>. =ase 4nfiltrasi ?itandai saat mikroorganisme sampai ke mukosa kelen#ar, tubuh akan bereaksi dengan memobilisasi leukosit dan ter#adi radang. 3danya radang menyebabkan sel darah dicurahkan ke dalam susu, sehingga sifat fisik seta susunan susu mengalami perubahan.
5arakteristik case control antara lain < 1. Merupakan penelitian observasional yang bersifat retrospektif $. enelitian diawali dengan kelompok kasus dan kelompok kontrol >. 5elompok kontrol digunakan untuk memperkuat ada tidaknya hubungan sebab!akibat 9. 'erdapat hipotesis spesifik yang akan diu#i secara statistik 0. 5elompok kontrol mempunyai risiko terpa#an yang sama dengan kelompok kasus
@. ada penelitian kasus!kontrol, yang dibandingkan ialah pengalaman terpa#an oleh faktor risiko antara kelompok kasus dengan kelompok kontrol A. enghitungan besarnya risiko relatif hanya melalui perkiraan melalui perhitungan odds ratio