BAB I PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam era reformasi, tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu semakin kuat, tetapi tuntutan tersebut belum mendapat tanggapan yang layak dan tepat. Situasi yang demikian menimbulkan ketidak puasan kepada sekelompok pasien juga masyarakat yang pada akhirnya menimbulkan tuduhan terjadinya malpraktek (Syamsinar Santi, 2007). Sebagia Sebagian n besar besar rumah rumah sakit sakit menunj menunjukka ukkan n pelaya pelayanan nan yang yang tidak tidak efisie efisien n sebagai sebagai salah salah satu satu sumber sumber peningka peningkatan tan biaya, biaya, sement sementara ara kualit kualitas as pelaya pelayanan nan kesehatan di rumah sakit menjadi sebuah hak yang sama untuk seluruh pasien. Untuk Untuk menghad menghadapi api penghem penghemata atan n biaya biaya dan sumber sumber yang yang lebih lebih sediki sedikit, t, maka maka kualit kualitas as pelaya pelayanan nan kepera keperaata atan n tidak tidak dapat dapat ditaa ditaarr lagi. lagi. Ditemp Ditempat! at!tem tempat pat peraatan akut, perhatian utama berfokus pada bagaimana "ara untuk memulangkan memulangkan pasien se"epat se"epat mungkin mungkin dengan aktu raat yang dipersingk dipersingkat at (#erry dan #otter, 200$). %umah sakit sedang men"ari "ara baru dalam memberikan pelayanan yang bertujuan untuk men"apai efisiensi dan aktu raat yang lebih pendek. &okus %umah Sakit adalah untuk memberikan pelayanan peraatan yang berkualitas tinggi sehingga pasien dapat pulang lebih aal dengan aman kerumahnya. 'leh karena karena itu itu diperl diperlukan ukan tenaga tenaga peraa peraatt yang yang profes profesion ional al dan harus harus memili memiliki ki pegetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk membina hubungan yang
adek adekua uatt deng dengan an pasi pasien en dan dan angg anggot otaa kelu keluar arga gany nyaa sehi sehing ngga ga mere mereka ka mau mau berpartisipasi se"ara aktif dalam ren"ana peraatan (#erry dan#otter, dan#otter, 200$). Saat menghadapi pembedahan, pasien akan mengalami berbagai stressor. 'leh karena itu sangat membutuhkan informasi sebelum dan sesudah operasi agar pasien
dan
keluarga
dapat
berpartisipasi
se"ara
aktif
sehingga
dapat
meminimalkan terjadinya komplikasi (#erry dan #otter, 200$). ama hari raat raat pasien pasien pas"a operasi laparatomi laparatomi adalah hari raat pasien seja sejak k menja menjala lani ni oper operas asii samp sampai ai pada pada saat saat pasi pasien en pas" pas"aa opera operasi si khus khusus usny nyaa lapara laparatom tomii perlu perlu mendapa mendapatt perhat perhatian ian yang yang besar besar karena karena beberap beberapaa kompli komplikas kasii dapat terjadi setelah operasi apabila tidak ditangani dengan baik, sehingga lama hari raat pasien menjadi panjang yang akhirnya dapat menyebabkan dampak biaya peraatan menjadi meningkat baik terhadap pasien maupun terhadap pihak rumah sakit ( orin * +liabeth -, 200). /eberapa penelitian sebelumnya menyatakan baha ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi mempengaruhi lama hari raat pada pasien pas"a operasi laparatomi laparatomi diantaranya oleh sadul 1slam dan . %. impo (200) menyebutkan bila mana peraatan pasien pas"a operasi ber3ariasi yaitu sekitar 7 sampai 40 hari dengan rata!r rata!rata ata hari raat raat 7 sampai sampai 5 hari, hari, sedangk sedangkan an pada pasien pasien pas"a pas"a operasi operasi laparatomi terdapat perbedaan lama hari raat antara pasien frekuensi peraatan luka, teknik peraatan luka. itra Dei (2006) juga menyebutkan baha ada pengaruh mobilisasi dini
terhadap proses penyembuhan luka pas"a operasi
laparatomi dimana proses penyembuhan dapat berlangsung "epat $ sampai 0 hari sehingga dapat memperpendek lama hari raat. 2
adek adekua uatt deng dengan an pasi pasien en dan dan angg anggot otaa kelu keluar arga gany nyaa sehi sehing ngga ga mere mereka ka mau mau berpartisipasi se"ara aktif dalam ren"ana peraatan (#erry dan#otter, dan#otter, 200$). Saat menghadapi pembedahan, pasien akan mengalami berbagai stressor. 'leh karena itu sangat membutuhkan informasi sebelum dan sesudah operasi agar pasien
dan
keluarga
dapat
berpartisipasi
se"ara
aktif
sehingga
dapat
meminimalkan terjadinya komplikasi (#erry dan #otter, 200$). ama hari raat raat pasien pasien pas"a operasi laparatomi laparatomi adalah hari raat pasien seja sejak k menja menjala lani ni oper operas asii samp sampai ai pada pada saat saat pasi pasien en pas" pas"aa opera operasi si khus khusus usny nyaa lapara laparatom tomii perlu perlu mendapa mendapatt perhat perhatian ian yang yang besar besar karena karena beberap beberapaa kompli komplikas kasii dapat terjadi setelah operasi apabila tidak ditangani dengan baik, sehingga lama hari raat pasien menjadi panjang yang akhirnya dapat menyebabkan dampak biaya peraatan menjadi meningkat baik terhadap pasien maupun terhadap pihak rumah sakit ( orin * +liabeth -, 200). /eberapa penelitian sebelumnya menyatakan baha ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi mempengaruhi lama hari raat pada pasien pas"a operasi laparatomi laparatomi diantaranya oleh sadul 1slam dan . %. impo (200) menyebutkan bila mana peraatan pasien pas"a operasi ber3ariasi yaitu sekitar 7 sampai 40 hari dengan rata!r rata!rata ata hari raat raat 7 sampai sampai 5 hari, hari, sedangk sedangkan an pada pasien pasien pas"a pas"a operasi operasi laparatomi terdapat perbedaan lama hari raat antara pasien frekuensi peraatan luka, teknik peraatan luka. itra Dei (2006) juga menyebutkan baha ada pengaruh mobilisasi dini
terhadap proses penyembuhan luka pas"a operasi
laparatomi dimana proses penyembuhan dapat berlangsung "epat $ sampai 0 hari sehingga dapat memperpendek lama hari raat. 2
/erdas /erdasark arkan an data data yang yang di ambil ambil dari dari %uangan %uangan 'peras 'perasii %umah %umah Sakit Sakit Umum Daerah abuang baji akassar pada bulan -anuari sampai dengan bulan gustus ahun 2008 menunjukkan baha pasien yang telah menjalani bedah operasi laparatomi sebanyak $0 pasien dengan lama hari raat yang ber3ariasi dengan dengan rata!r rata!rata ata hari raat raat antara antara 7 sampai sampai 5 hari hari sedangk sedangkan an pasien pasien yang mengalami komplikasi mempuyai hari raat yang panjang antara 20 sampai 40 hari bahkan lebih (%uangan 'perasi %SUD abuang /aji akassar). 'leh 'leh
sebab ebab
itu, tu,
pene penelliti
ingin ngin
menge engettahui ahui
fakto aktorr!fakt faktor or
yang ang
mempengaruhi lama hari raat pada pasien pas"a operasi laparatomi di ruang peraatan bedah %SUD abuang /aji akassar. akassar.
B.
RUMUSAN MASALAH
/erdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah a dalah 9&aktor!faktor apakah yang dapat mempengaruhi lama hari raat pasien pas"a operasi laparatomi di ruang peraatan bedah %SUD abuang /aji akassar :;.
C.
TUJUAN PE PENELITIAN 1.
Tujuan umum
Diketahuinya faktor!faktor yang mempengaruhi lama hari raat pada pasien pas"a operasi laparatomi di ruang peraatan bedah %SUD abuang /aji akassar.
4
2.
Tujuan khusus
a.
Diketahuinya
pengaruh faktor frekuensi peraatan
luka terhadap lama hari raat pada pasien pas"a operasi laparatomi. b.
Diketahuinya pengaruh faktor mobilisasi dini terhadap lama hari raat pada pasien pas"a operasi laparatomi.
".
Diketahuinya pengaruh faktor tekhnik peraatan luka terhadap lama hari raat pada pasien pas"a operasi laparatomi.
d.
Diketahuinya faktor mana yang paling berpengaruh terhadap lama hari raat pada pasien pas"a operasi laparatomi.
D.
MANFAAT PENELITIAN 1.
Unuk Rumah Sak!
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan a"uan dalam merumuskan kebijakan pelayanan keperaatan medik dan sebagai bahan informasi terkait dengan lama peraatan yang efisien pada pasien pas"a operasi laparatomi. 2.
Unuk T"na#a K"$"%a&aan
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada profesi keperaatan tentang pentingnya pengetahuan tentang faktor!faktor yang mempengaruhi lama hari raat pada pasien pas"a operasi laparatomi serta sebagai bahan referensi untuk pengembangan penelitian lebih lanjut tentang lama peraatan yang efisien bagi pasien dengan luka pas"a operasi laparatomi. 5
'.
Unuk Ins!us! P"n(!(!kan K"$"%a&aan
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi institusi pendidikan dalam aplikasi penerapan suhan
Unuk P"nu*!s
Dari hasil penelitian diharapkan dapat menjadi pengalaman berharga bagi penulis dan dapat meningkatkan aasan dalam bidang penelitian serta dapat menambah pengetahuan dalam hal peraatan pada pasien pas"a operasi laparatomi.
$
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
TINJAUAN UMUM TENTANG LUKA 1.
P"n#"%!an
uka adalah rusaknya kesatuan atau komponen jaringan, dimana se"ara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang.
>ilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
b.
%espon stress simpatis
".
#erdarahan dan pembekuan darah
d.
2.
M"kan!sm" "%ja(!n+a *uka
a.
uka insisi ( Incised wound ) uka yang terjadi karena teriris oleh instrument yang tajam. isalnya yang terjadi akibat pembedahan. uka bersih (asepti") biasanya tertutup oleh sutura setelah pembuluh darah yang luka diikat (ligasi).
b.
uka memar ( contusion wound ) uka yang terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan dikarakteristikkan oleh "edera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak.
6
c.
uka le"et ( Abrated wound ) uka yang terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam.
d.
uka tusuk ( punctured wound ) erjadi akibat adanya benda, seperti peluru atau pisau yang masuk ke dalam kulit dengan diameter yang ke"il.
e.
uka gores ( Lacerated wound ) erjadi akibat benda yang tajam seperti oleh ka"a atau oleh kaat
f.
uka tembus ( Penetrating wound ) erupakan luka yang menembus organ tubuh biasanya pada bagian aal luka masuk diameternya ke"il tetapi pada bagian ujung biasanya luka akan melebar.
g. '.
uka bakar ( Combustio ) T!n#ka k,nam!nas! "%ha(a$ *uka
a.
Clean Wounds (luka bersih), yaitu luka bedah tak terinfeksi yang mana tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) dan infeksi pada system pernafasan, pen"ernaan, genital dan urinary. uka bersih biasanya menghasilkan luka yang tertutup, jika diperlukan dimasukkan drainase tertutup.
b.
Clean-contamined Wounds (luka bersih terkontaminasi), merupakan luka pembedahan dimana saluran respirasi, pen"ernaan, genital atau perkemihan dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak
7
selalu terjadi, kemungkinan timbulnya infeksi luka adalah 4? sampai ?. c.
Contamined Wounds (luka terkontaminasi), termasuk luka terbuka, fresh, luka akibat ke"elakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik asepti" atau kontaminasi dari saluran "erna @ pada kategori ini juga termasuk insisi akut, inflamasi nonpurulen.
d.
Dirty or Infected Wounds (luka kotor atau infeksi), yaitu terdapatnya mikroorganisme pada luka
).
Sa(!um *uka
a.
Stadium 1 = uka Superfisial ( on A !lanc"ing #rit"ema) = yaitu luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit.
b.
Stadium 11 = uka 9 Partial $"i%ness& = yaitu hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis. erupakan luka superfi"ial dan adanya tanda klinis seperti abrasi, blister atau lubang yang dangkal.
c.
Stadium 111 = uka 9 'ull $ec%ness& = yaitu hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai baah tetapi tidak meleati jaringan yang mendasarinya. ukanya sampai pada lapisan epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot. uka timbul se"ara klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan.
B
d.
Stadium 1C = uka 9 'ull $"ic%nees& yang telah men"apai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya destruksikerusakan yang luas (%ab * abrani, (88B).
-.
aku P"n+"m/uhan
a.
uka akut yaitu luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep penyembuhan yang telah disepakati. uka kronis yaitu luka yang mengalami kegagalan dalam
b.
proses penyembuhan, dapat karena faktor eksogen dan endogen. 0.
K*as!!kas! *uka ,$"%as! (a$a (!/a#! m"nja(!
a.
uka operasi bersih erupakan operasi yang dilakukan pada daerah kulit yang pada kondisi pra bedah tanpa peradangan dengan tidak membuka traktus respiratorius, orofaring, traktus urinarius atau traktus bilier. erupakan operasi beren"ana dengan penutupan kulit primer dengan atau tanpa pemakaian drain tertutup. ontoh pada operasi hernia, tumor payudara dan tumor kulit.
b.
uka operasi bersih terkontaminasi erupakan operasi dengan membuka traktus digesti3us, traktus bilier, traktus urinarius, traktus respiratorius, sampai orofaring, traktus reproduksi ke"uali o3arium. embutuhkan proses penyembuhan yang lebih
lama.
ontoh
pada
operasi
appendektomi,
prostatektomi,
histerektomi dan laparatomi. 8
c.
uka operasi terkontaminasi erupakan operasi dengan membuka traktus digesti3us, traktus bilier, traktus urinarius, traktus respiratorius sampai osofaring, traktus reproduksi ke"uali o3arium dan pada luka karena ke"elakaan dalam aktu kurang dari 6 jam. ontoh pada operasi usus besar, laserasi, operasi kulit akibat ruda paksa dan fraktur terbuka.
d.
uka operasi kotor dengan infeksi erupakan operasi yang dilakukan pada perforasi traktus digesti3us, traktus uroggenitalia atau traktus respiratorius yang terinfeksi, abses dan trauma lama, meleati daerah purulent, akibat pembedahan yang terkontaminasi, pada luka yang terbuka lebih dari 6 jam setelah kejadian atau terdapat jaringan non 3ital yang luas atau terinfeksi. Dokter yang melakukan operasi menyatakan sebagai luka operasi kotor terinfeksi. (Sjamsuhidajat * -ong, 200$).
B.
TINJAUAN UMUM TENTANG PR3SES PEN4EMBUHAN LUKA
ubuh se"ara normal akan merespon terhadap "edera dengan jalan 9#roses #eradangan;, yang dikarakteristikkan dengan lima tanda umum utama, yaitu bengkak ( swelling) kemerahan (redness) panas ("eat) nyeri ( pain) dan kerusakan fungsi (impaired function). #roses penyembuhan luka men"akup beberapa fase, yaitu = 1.
Fas" In*amas!
0
&ase 1nflamasi adalah adanya respon 3askuler dan seluler yang terjadi akibat perlukaan yang terjadi pada jaringan lunak. ujuan yang hendak di"apai adalah menghentikan perdarahan dan membersihkan area luka dari benda asing, sel!sel mati dan bakteri untuk mempersiapkan dimulainya proses penyembuhan. #ada aal fase ini kerusakan pembuluh darah akan menyebabkan keluarnya platelet yang berfungsi sebagai hemostasis. #latelet akan menutupi 3askuler yang terbuka (clot) dan juga mengeluarkan 9substansi 3asokontriksi; yang mengakibatkan pembuluh darah kapiler 3asokontriksi. Selanjutnya terjadi penempelan endotel yang akan menutup pembuluh darah. #eriode ini berlangsung $ sampai 0 menit dan setelah itu akan terjadi 3asodilatasi kapiler akibat stimulasi saraf sensoris (local sensory nere ending ). okal refleE aktion dan adanya substansi 3asodilator (histamin, branadikinin, serotonin dan sitokin). >istamin juga menyebabkan peningkatan permeabilitas 3ena, sehingga "airan plasma darah keluar dari pembuluh darah dan masuk ke daerah luka dan se"ara klinis terjadi edema jaringan dan keadaan lingkungan tersebut menjadi asidosis. Se"ara klinis fase inflamasi ini ditandai dengan eritema, hangat pada kulit, edema dan rasa sakit yang berlangsung sampai hari ke!4 atau hari ke!5. 2. Fas" P%,*!"%a!
#roses kegiatan seluler yang penting pada fase ini adalah memperbaiki dan menyembuhkan luka dan ditandai dengan proliferasi
sel.
#eran
fibroblast sangat besar pada proses perbaikan yaitu bertanggung jaab pada
persiapan menghasilkan produk struktur protein yang akan digunakan selama proses rekonstruksi jaringan. #ada jaringan lunak yang normal (tanpa perlukaan), pemaparan sel fibroblas sangat jarang dan biasanya bersembunyi di matriks jaringan penunjang. Sesudah terjadi luka, fibriblas akan aktif bergerak dari jaringan sekitar luka ke dalam daerah luka, kemudian akan berkembang (proliferasi) serta mengeluarkan beberapa substansi (%olagen elastin "yaluronic acid fibronectin
dan
proteoglycans)
(rekonstruksi) jaringan baru.
yang
berperan
dalam
membangun
&ungsi kolagen yang lebih spesifik adalah
membentuk "ikal bakal jaringan baru (connectie tissue matri*) dan dengan dikeluarkannya substrat oleh fibroblast sebagai kesatuan unit dapat memasuki kaasan luka.
Sejumlah sel dan pembuluh darah baru yang
tertanam di dalam jaringan baru tersebut disebut sebagai jaringan 9granulasi;. &ase proliferasi akan berakhir jika epitel dermis dan lapisan kolagen telah terbentuk, terlihat proses kontraksi dan akan diper"epat oleh berbagai groth faktor yang dibentuk oleh makrofag dan platelet. '. Fas" Mau%as!
&ase ini dimulai pada minggu ke!4 setelah perlukaan dan berakhir sampai kurang lebih 2 bulan. ujuan dari fase maturasi adalah menyempurnakan
terbentuknya
jaringan
baru
menjadi
jaringan
penyembuhan yang kuat dan bermutu. &ibroblas sudah mulai meninggalkan jaringan granulasi, arna kemerahan dari jaringan mulai berkurang karena 2
pembuluh mulai regresi dan serat fibrin dari kolagen bertambah banyak untuk memperkuat jaringan parut.
men"apai pun"aknya pada minggu ke!0 setelah perlukaan. Untuk men"apai penyembuhan yang optimal diperlukan keseimbangan antara kolagen yang diproduksi dengan yang dipe"ahkan.
sembuh jika terjadi kontinuitas lapisan kulit dan
kekuatan jaringan parut mampu atau tidak mengganggu untuk melakukan aktifitas normal. eskipun proses penyembuhan luka sama bagi setiap penderita, namun outcome atau hasil yang di"apai sangat tergantung pada kondisi biologis masing!masing indi3idu, lokasi serta luasnya luka. #enderita muda dan sehat akan men"apai proses yang "epat dibandingkan dengan kurang gii, disertai penyakit sistemik seperti diabetes mellitus.
C.
TINJAUAN UMUM TENTANG 3PERASI LAPAR3T3MI
aparotomi merupakan tindakan operasi yang dilakukan pada daerah abdomen (Spen"er, 885). enurut Sjamsuhidrajat dan -ong, 200$, laparatomi merupakan teknik sayatan yang dilakukan pada daerah abdomen yang dapat dilakukan pada bedah digestif dan kandungan dengan arah sayatan yang meliputi = .
edian untuk operasi perut luas.
2.
#aramedian (kanan) untuk massa apendik. 4
4.
#ararektal
5.
" /urney untuk apendektomi
$.
#fannenstiel untuk operasi kandung kemih atau uterus
6.
ransfersal
7.
Subkostal kanan untuk kolesistektomi
Fbr . 'pen laparotomy dapun tindakan bedah digesti3e dan bedah kebidanan yang sering dilakukan dengan teknik sayatan arah laparatomi adalah = 1.
H"%n!,,m!
indakan bedah hernia disebut herniatomi. >ernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. 2.
Gas%"k,m!
#embedahan pada tukak peptik akibat perforasi atau perdarahan yang bertujuan mengurangi sekresi asam lambung yang dapat dilakukan dengan
5
tindakan 3agotomi trunkus dan 3agotomi parsial yang akan menurunkan produksi asam lambung. '.
K,*"s!s,(u,("n,s,m!
dalah pembedahan pada tumor obstruksi duktus koleduktus, kaput pan"reas, papilla 3ater dan duktus pan"reas, duodenum, duktus koleduktus kaput pan"reas, 3ena mesentrika superior, duktus hepatikus, arteri mesentrika superior dan kandung empedu. ).
H"$a"k,m!
indakan pembedahan yang dilakukan pada hati bila terjadi karsiloma yang dapat dilakukan hepatektomi bila terjadi metastasis atau reseksi sebagian berupa segmentektomi atau lobektomi. -.
S$*"n,%a!5S$*"n"k,m!
Splenorafi adalah tindakan pembedahan yang bertujuan mempertahankan limpa yang fungsional dengan tehnik bedah. indakan ini dapat dilakukan pada trauma tumpul maupun tajam pada limpa. Splenektomi dilakukan jika terdapat kerusakan limpa yang tidak dapat diatasi dengan splenorafi. 0.
A$"n("k,m!
indakan yang dilakukan pada apendiks akibat peradangan baik bersifat akut maupun kronik. eknik apendiktomi dengan ". /urney se"ara terbuka. 6.
K,*,s,m!
merupakan kolokytaneostomi
yang disebut juga anus
preternaturalis yang dibuat sementara atau menetap. 7.
H!s"%"k,m!
$
erapi bedah disini untuk penderita yang mengalami keluhan menahun dan pada penderita hemoroid derajat 111 dan 1C. 8.
F!su*,,m! aau F!su*"k,m!
#ada fistel dilakukan fistulektomi dan fistalektomi artinya fistel di buka dari lubang asalnya sampai ke lubang kulit. uka dibiarkan terbuka sehingga proses penyembuhan dimulai dari dasar persekun dan intertionem. Sedangkan tindakan bedah kandungan yang sering dilakukan dengan tehnik sayatan arah laparatomi adalah berbagai jenis operasi uterus, operasi pada tuba fallopi dan operasi pada o3arium dan jenis tindakan dengan tehnik laparatomi yang dilakukan pada bedah kandungan adalah = a. H!s"%"k,m!
>isterektomi adalah pembukaan uterus untuk mengeluarkan isinya dan kemudian menutupnya lagi, yang dapat dilakukan dengan "ara = ) >isterektomi total yaitu mengangkat seluruh uterus dengan membuka 3agina. 2) >isterektomi subtotal yaitu pengangkatan bagian uterus diatas 3agina tanpa membuka 3agina. 4) >isterektomi radikal yaitu untuk karsinoma ser3iks uterus dengan mengangkat uterus, alat!alat adneksia sebagian d ari parametrium, bagian atas 3agina dan kelenjar!kelenjar regional. 5) +ksterasi pel3i" yaitu operasi yang lebih luas dengan mengangkat semua jaringan didalam rongga pel3ik. ermasuk kandung ken"ing atau re"tum. 6
/. Sa*$!n#, ,,%"k,m! /!*a"%a*
erupakan pengangkatan sebagian o3arium diselenggarakan pada kelainan jinak. #ada tumor ganas o3ary kanan dan kiri diangkat dengan tuba bersama dengan uterus. Selain dengan tindakan bedah arah sayatan laparatomi pada bedah digestif dan kandungan, tehnik ini juga sering dilakukan pada pembedahan organ lain menurut i"hail * Seymour (887) antara lain ginjal dan kandung kemih.
D. TINJAUAN
UMUM
TENTANG
FAKT3R9FAKT3R
4ANG
MEMPENGARUHI LAMA HARI RAAT
ama proses penyembuhan luka pas"a operasi adalah jumlah hari raat pasien sejak menjalani operasi sampai saat pasien sembuh dan dapat dipulangkan. /erdasarkan penelitian yang dilakukan oleh sadul 1slam dan . %um impo pada tahun 200 menyatakan baha lama hari raat pada pasien pas"a operasi ber3ariasi yaitu 7 sampai 40 hari dengan rata!rata hari raat antara 7 sampai 5 hari. Salah satu terpenting dalam pelaksanaan pasien pas"a pembedahan adalah mengupayakan proses penyembuhan luka akibat pembedahan se"ara primer yakni menyatukan kedua tepi luka berdekatan dan saling berhadapan, jaringan yang dihasilkan sangat sedikit, dalam aktu 0 sampai 5 hari, repitalisasi se"ara normal sudah sempurna dan biasanya hanya menyisahkan jaringan paruh tipis yang dengan "epat memudar dengan arna merah muda menjadi putih (arison, 2005). 7
&okus rumah sakit dalam pemberian pelayanan peraatan yang berkualitas bertujuan untuk memulangkan pasien lebih aal dengan aman kerumahnya. >ari raat yang pendek akan memberi keuntungan antara lain penghematan biaya dan sumber yang lebih sedikit terhadap rumah sakit terutama bagi pasien sendiri (/runner * Suddarth, 2002).
kering dan bersih balutan diganti 2 atau 4 hari sekali setelah operasi dan juga tergantung pada jenis balutan yang digunakan, misalnya jika luka pasien pas"a operasi dibalut dengan menggunakan kasa steril yang diolesi Gal 0,8?, salep antibiotik atau kasa kering (Suriadi, 2005). Sebenarnya luka operesi kering yang ditutup primer lebih baik dibiarkan terbuka, tetapi umumnya se"ara psikiologis kurang berkenan bagi pasien maupun keluarganya. Dasar dalam mempertahankan lingkungan yang hangat dan lembab pada luka adalah untuk menjaga agar luka tetap tertutup. Sebagian besar balutan luka diangkat setelah 25 jam, dan penelitian membuktikan baha pada kasus luka
B
pembedahan, pengangkatan balutan setelah 25 jam tidak menimbulkan peningkatan angka infeksi. Gamun, penelitian lanjutkan perlu dilakukan karena saat ini terdapat perhatian terhadap hygiene rumah sakit dan Staphylo"o""us aureus yang resisten terhadap metisilin serta organisme lain yang resisten terhadap berbagai antibiotik (/oyle , 2008). #enutup luka yang sudah basah oleh darah atau "airan luka harus diganti. #enggantiannya harus dilakukan dengan teknik peraatan luka. #ada kesempatan mengganti balutan ini, sekaligus di"ari kemungkinan asal perdarahan atau bo"oran "airan luka tersebut.
".
ujuan peraatan dan pembalutan luka operasi ). emberikan lingkungan yang memadai untuk penyembuhan luka. 2). bsorbsi drainase. 4). enekan dan imobilisasi luka. 5). en"egah luka dan jaringan epitel baru dari "edera mekanis. $). en"egah luka dari kontaminasi bakteri. 6). eningkatkan hemostatis dengan menekan dressing. 20
7). emberikan rasa nyaman mental dan fisik pada pasien (Somantri * 1rman, 2007). b.
#ersiapan alat ). /ak steril berisi = a). #inset anatomi buah b). #inset sirurgi buah. "). Sarung tangan steril pasang. d).
2'2. d). Funting 3erban. e). /engkok. f). airan Gal 0,8?. g). Sa3lon. h). /ensin atau kapas alkohol. i). empat sampah atau kantong plastik
". ara kerja ). #asien diberitahu dan peraat memperkenalkan diri. 2). #ersiapan alat ganti balutan didekat pasien. 2
4). -aga pri3a"y pasien (menutup pintu dan jendela). 5). /antu pasien pada posisi yang nyaman. $). u"i tangan dengan sabun antiseptik dibaah air mengalir. 6).
b). al!hal yang harus diperhatikan sebagai teknik sterilisasi dalam peraatan luka = ). en"u"i tangan sebelum melakukan tindakan. 2). en"u"i tangan setelah melakukan tindakan. 4). en"u"i tangan dengan menggunakan sabun antiseptik. 5). enggunakan sarung tangan steril. $). elakukan peraatan luka dengan teknik steril. 6). enggunakan obat atau "airan peraatan luka yang tidak kadaluarsa. 7). enutup daerah luka dengan kasa steril. B). engganti balutan bila basah. 2. M,/!*!sas! D!n!
obilisasi atau pergerakan adalah suatu kebutuhan manusia untuk melakukan aktifitas dimana aktifitas tersebut dilakukan se"ara bebas dari suatu tempat ke tempat lain, atau kemampuan seseorang bergerak dengan bebas, mudah, berirama dengan maksud tertentu dalam suatu lingkungan seputar atau sesuatu yang esensial dalam kehidupan seseorang oleh karena setiap inidi3idu bergerak untuk memenuhi kebutuhan makan, minum, men"egah diri mereka dengan trauma, dan untuk memenuhi kebutuhan dasar (-ohnson, et all, 2000). Hang dimaksus dengan mobilisasi adalah merupakan seseorang untuk bergerak bebas, mudah, teratur, dan mempunyai tujuan untuk memenuhi 24
kebutuhan hidup sehat dan penting untuk kemandirian. Sebaliknya keadaan mobilisasi adalah suatu pembatasan gerak atau keterbatasan fisik dari anggota badan itu sendiri berupa perubahan posisi miring kanan dan miring kiri pada hari pertama, duduk pada hari ke 2 sampai 5 serta ambulasi atau jalan hari 5 sampai 6. dapun tujuan dari mobilisasi adalah sebagai berikut = . empertahankan fungsi tubuh dan men"egah kemunduran serta mengembalikan rentan gerak aktifitas tertentu sehingga penderita dapat kembali normal atau setidaknya dapat memenuhi kebutuhan sehari!hari. 2.
emperlan"ar peredaran darah
4.
embantu pernapasan menjadi kuat
5.
empertahankan tonus otot, memelihara dan meningkatkan pergerakan dari persendian.
$.
emperlan"ar eliminasi buang air besar dan buang air ke"il.
6.
elatih atau ambulasi. obilisasi itu sendiri men"akup pengaturan posisi, ambulasi dan
+ange of ,otion (%') (/runner * Suddarth, 2002). .
#engaturan posisi #asien dengan anestesi spinal dapat dilakukan perubahan posisi dari satu posisi keposisi yang lain setelah B!2 jam pas"a operasi. #asien dengan mobilisasi yang terbatas harus dibalik dari sisi ke sisi yang lain setiap 2 jam. #osisi baring pasien harus diubah ketika rasa tidak nyaman terjadi akibat berbaring dalam satu posisi.
Setelah pembedahan, pasien
25
mungkin dibaringkan dalam prosedur
bedahnya)
untuk
berbagai
posisi (terlentang dari sifat
meningkatkan
rasa
nyaman
dan
menghilangkan nyeri. a) #osisi terlentang #asien terbaring terlentang tanpa menaikkan kepala. #ada banyak kasus, ini adalah posisi dimana pasien dibaringkan segera setelah pembedahan. !ed Coer jangan sampai membatasi gerak ibu jari
b)
kaki dan telapak kaki pasien. #osisi miring #asien berbaring miring kesalah satu sisi dengan lengan atas kedepan. /agian dasar tungkai agak fleksi. Sementara tungkai fleksi pada paha dan lutut, kepala pasien disangga dengan bantal, dan bantal kedua diletakkan memanjang antara tungkai. #osisi ini digunakan ketika diinginkan sering mengubah posisi pasien dan dilakukan pada hari pertama pas"a operasi, karena untuk membantu drainase ka3itas, seperti dada dan abdomen dan untuk men"egah
")
komplikasi pernapasan dan sirkulasi pas"a operasi. #osisi foler Dari semua posisi yang diuraikan untuk pasien, posisi foler kemungkinan adalah posisi yang paling sulit dipertahankan.
2$
abdomen biasanya dibaringkan dalam posisi foler segera setelah mereka pulih kesadarannya., tetapi bagian kepala tempat tidur ditinggikan dengan lambat untuk mengurangi perasaan kepala terasa ringan. Umumnya pasien merasa pening setelah
bagian
kepala tempat tidur dinaikkan.
2.
dan nyaman. mbulasi al ini ditentukan oleh kestabilan system kardio3askuler dan neuromuskuler klien, tingkat akti3itas pasien yang laim dan sifat pembedahan yang dilakukan. Setelah anastesi spinal, bedah minor, bedah sehari, pasien melakukan ambulasi hari ia dioperasi, tetapi biasanya pasien mau melakukan ambulasi pada hari ke! 5 samapi 6 pas"a operasi.
jika
pasien bebas bergerak, karena ambulasi
meningkatkan 3entilasi dan mengurangi statis bron"hial pada paru. mbulasi jaga mengurangi kemungkinan distensi abdomen pas"a
26
operasi karena hal itu membantu meningkatkan tonus saluran gastrointestinal pada dinding abdomen dan menstimulasi peristaltik. romboflebitis atau flebotrombosis terjadi lebih jarang karena ambulasi dini men"egah statis darah dengan meningkatkan ke"epatan sirkulasi pada ekstremitas.
diperbolehkan,
"atatan
perbandingan
memperlihatkan
baha
frekuensi nadi dan suhu tubuh kembali ke normal lebih "epat bila pasien berupaya untuk men"apai tingkat aktifitas normal praoperatif se"epat mungkin. khirnya lama raat di rumah sakit akan memendek dan lebih murah, yang lebih jauh merupakan keuntungan bagi rumah sakit dan pasien. mbulasi dini harus jangan melebihi dari toleransi pasien.
27
") Setelah persiapan ini, pasien dapat dibantu untuk dapat berdiri disisi tempat tidur. /ila telah terbiasa berjalan. #eraat harus berada di sebelah pasien untuk memberikan dukungan dan dorongan fisik. >arus hati! hati untuk tidak membuat pasien letih. amanya periode ambulasi pertama beragam tergantung pada jenis prosedur bedah dan kondisi fisik serta usia pasien. 4. %ange of otion (%') -ika ambulasi dini tidak dilakukan, latihan ditempat tidur dapat dilakukan untuk men"apai hasil yang diinginkan sampai tingkat tertentu. atihan umum harus dimulai sesegera mungkin setelah pembedahan (lebih baik dalam 25 jam pertama) dan dilakukan dibaah pengaasan untuk memastikan baha latihan tersebut dilakukan dengan tepat dan dengan "ara yang aman. ujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatan sirkulasi dan men"egah terjadinya kontraktur, juga untuk memungkinkan pasien kembali se"ara penuh ke fungsi fisiologisnya. atihan tersebut terdiri dari = a) atihan nafas dalam untuk menyempurnakan ekspansi paru b) atihan lengan melalui rentan gerak penuh, dengan perhatian khusus pada abduksi dan rotasi eksternal bahu. ") atihan tangan dan jari d) atihan kaki untuk men"egah foot drop dan deformitas dan untuk membantu dalam mempertahankan siskulasi yang baik.
2B
e) atihan fleksi dan mengangkat tungkai untuk membantu akti3itas ambulasi. f) atihan kontraksi abdomen dan gluteal (>enderson, . 887). 4. T"kn!k $"%a&aan *uka a. #engertian septik berarti tidak adanya pathogen penyebab sakit. ehnik aseptik adalah usaha mempertahankan pasien sedapat mungkin bebas dari mikro organisme jika melakukan teknik peraatan luka dengan menggunakan Gal 0,8? kemudian diolesi pada daerah luka operasi dengan menggunakan peralatan yang steril seperti pinset sirurgi, pinset anatomi, sarung tangan, kapas lidi, kom dan kasa steril (Syamsuhidajat * -ong, 200$). eknik peraatan luka adalah prinsip untuk mempertahankan keadaan bebas kuman, atau prosedur yang dilakukan untuk mengurangi jumlah mikro organisme disuatu objek, serta men"egah kemungkinan penyebaran dari migroorganisme ke pasien.
terjadinya
infeksi
pada
luka.
Usaha
peraat
untuk
meminimalkan serangan dan penyebaran infeksi pada luka didasarkan pada prinsip tehnik aseptik. a. -enis ehnik septik dalam #raktek
28
da dua jenis tehnik aseptik yang diterapkan dalam praktek keperaatan yaitu septik edis dan septik /edah. a. septik medis dalah tehnik atau prosedur yang dilakukan untuk mengurangi jumlah mikroorganisme di suatu obyek, serta men"egah kemungkinan penyebarannya dari mikroorganisme ke pasien.
40
menyingkirkannya dari kulit. ntimikroba memberikan akti3itas kimiai yang persisten, yang berarti baha at!at kimia tersebut tetap tinggal di kulit untuk tetap membunuh mikroorganisme (S"haffer,et al 2000). b). 'range sti"k (tusuk kuku yang terbuat dari kayu jeruk) lat ini digunakan untuk membersihkan daerah sublingual, yaitu daerah yang terdapat di baah kuku dan aktu membersihkan jangan sampai kulit di baah kuku le"et. Gamun jika kesehatan dan kebersihan kuku sudah terpelihara baik, "ara membersihkan seperti ini tidak perlu lagi, ke"uali jika keadaan tertentu mengharuskan. ") ir yang mengalir pada astafel en"u"i tangan lebih baik dilakukan dengan air yang mengalir pada astafel dan kerannya ditutup dan dibuka tidak dengan tangan, maka membuka dan menutupnya haruslah dengan lap kertas (paper toels). d). #aper toels atau kertas tissue e).
4
(5) Sebelum melakukan prosedur in3asi3e seperti pemasangan katheter intra3as"ular atau "atheter menetap (dianjurkan menggunakan sabun anti mikroba). ($). Setelah melepas sarung tangan. #rosedur men"u"i tangan menurut potter dan perry (2006) adalah sebagai berikut = (a). Funakan astafel yang mudah dipakai dengan air yang mengalir, yang hangat, sabun biasa atau sabun antimikrobial, lap tangan kertas atau pengering. (b). epaskan jam tangan dan gulung lengan panjang ke atas pergelangan tangan. >indari memakai "in"in, jika memakai "in"in lepaskan selama men"u"i tangan. ("). -aga supaya kuku tetap pendek dan datar. (d). 1nspeksi permukaan tangan dan jari akan adanya luka atau sayatan pada kulit dan kutikula, laporkan kalau ada lesi pada saat meraat pasien yang sangat rentan. (e). /erdiri di depan astafel, jaga agar tangan dan seragam tidak menyentuh astafel. (jika tangan menyentuh permukaan astafel selama men"u"i tangan, ulangi). (f). lirkan air, tekan pedal dengan kaki untuk mengatur aliran dan suhu atau dorong pedal lutut se"ara lateral untuk mengatur aliran dan suhu. (g). >indari per"ikan air mengenai seragam. 42
(h). tur aliran air sehingga suhu hangat. (i). /asahi tangan dan lengan baah dengan seksama sebelum mengalirkan air hangat. #ertahankan supaya tangan dan lengan baah lebih rendah daripada siku selama men"u"i tangan. (j). aruh sedikit sabun biasa atau sabun antimikroba "air pada tangan, sabuni dengan seksama. Dapat digunakan butiran sabun siap pakai. (k). Fosok kedua tangan dengan "epat paling sedikit 0 sampai $ detik. -alin jari!jari tangan dan gosok telapak dan bagian punggung tangan dengan gerakan sirkular paling sedikit masing!masing $ kali. #ertahankan supaya ujung jari berada di
baah
untuk
memungkinkan
pemusnahan
mikro
organisme. (l). -ika daerah di baah kuku kotor, bersihkan dengan kuku jari tangan
yang
satunya
dan
tambah
sabun
atau
stik
orangeood yang bersih. (m). /ilas tangan dan pergelangan tangan dengan seksama, pertahankan supaya letak tangan di baah siku. (n). #ilihan = ulangi langkah!langkah 0 sampai 2 namun tambah periode men"u"i tangannya ,2 dan 4 detik.
44
(o).
(2).
tersebut besar
atau
berat
maka
se"ara hati!hati
ditempatkan pada bidang steril atau bisa dengan menggunakan korentang steril. (5). -aga agar tangan tidak menyentuh bidang steril. d) enambah "airan kedalam area steril (). en"u"i tangan (2).uangkan sedikit "airan misalnya bethadine kedalam tempat pembuangan sebelum menuangkan kedalam adah steril. (4). uangkan "airan kedalam adah steril kira!kira 6 sampai B in"hi diatasnya. (5).uangkan se"ara perlahan!lahan untuk men"egah terjadinya per"ikan. ($). -agalah tangan agar tidak bersentuhan langsung dengan area steril (/la"k, et al, 200). e) enggunakan sarung tangan steril 4$
(). u"i tangan se"ara menyeluruh (2)./uka
pembungkus
kemasan
bagian
luar
dengan
hati!hati
menyibakkannya kesamping. (4). #egang kemasan bagian dalam dan taruh pada permukaan datar yang bersih tepat di atas ketinggian pergelangan tangan. /uka kemasan, pertahankan sarung tangan pada permukaan dalam pembungkus. (5). /ila sarung tangan belum di bedaki, ambil sebungkus bedak dan tuangkan sedikit pada tangan di atas bak "u"i atau keranjang sampah. ($) 1dentifikasi tangan kanan dan kiri. Setiap sarung tangan mempunyai manset kurang lebih $ "m (2 in"hi), kenakan sarung tangan pada tangan dominan terlebih dahulu. (6) Dengan ibu jari dan dua jari lainnya dari tangan nondominan, pegang tepi manset sarung tangan untuk tangan dominan. Sentuh hanya pada permukaan dalam sarung tangan. (7) Dengan hati!hati tarik sarung tangan pada tangan dominan, lebarkan manset dan pastikan baha manset tidak menggulung pada pergelangan tangan. #asti juga baha ibu jari dan jari!jari pada posisi yang tepat. (B) Dengan tangan dominan yang telah menggunakan sarung tangan, masukkan jari!jari tangan manset sarung tangan kedua.
46
(8) Dengan hati!hati tarik sarung tangan kedua pada tangan non dominan. -angan biarkan jari!jari dan ibu jari sarung tangan dominan menyentuh bagian tangan non dominan yang terbuka. #ertahankan ibu jari tangan non dominan abduksi ke belakang. (0) anakala sarung tangan kedua telah terpasang, "akupkan kedua tangan anda. anset biasaya terlepas setelah pemasangan. #astikan untuk hanya menyentuh bagian yang steril. -.P"n#,/aan
#enggunaan pengobatan antibiotik untuk profilaksis mungkin banyak luka ditutup dengan pembedahan dengan resiko dapat berkurang bilamana kadar kontaminasi yang tinggi dijumpai di kamar operasi. #emberian pengobatan dengan terapi antibiotik pada pas"a operasi laparatomi dapat diindikasikan untuk pembedahan resiko tinggi, pada pasien resiko tinggi, atau pada pembedahan resiko rendah yang dapat membantu penyembuhan luka, sehingga lama hari raat pasien pas"a operasi laparatomi menjadi lebih efesien (+fendi * &erry, 2007). 0. Us!a Usia dalam kamus bahasa 1ndonesia adalah aktu hidup atau sejak dilahirkan. enurut (Gugroho, Kahyudi, 200B), pengelompokan umur sebagai berikut = a. Usia deasa muda = B atau 20 sampai 2$ tahun. b. Usia deasa penuh = 20 sampai 60 tahun. ". anjut usia = lebih dari 60 tahun. Usia mempunyai hubungan dengan tingkat keterpaparan, besarnya resiko, serta sifat resistensi tertentu, Di samping itu, usia juga mempunyai hubungan yang erat dengan beragam sifat yang dimiliki oleh seseorang.
47
#erbedaan penyakit menurut umur sangat mempunyai pengaruh yang berhubungan dengan = a. #erbedaan tingkat keterpaparan dan kerentanan menurut umur. b. #erbedaan dalam proses pathogenesis. ". #erbedaan dalam hal pengalaman terhadap penyakit tertentu. #enyimpangan fisik timbul seiring dengan bertambahnya umur.
bertambahnya
usia,
kemampuan
sistem
imun
untuk
menghan"urkan bakteri dan jamur melemah bahkan sistem ini mungkin tidak 4B
memulai serangannya sehingga sel mutasi terbentuk beberapa kali. Disfungsi sistem imun dapat diperkirakan menjadi faktor di dalam perkembangan penyakit kronis seperti kanker, diabetes, dan penyakit kardio3askuler serta infeksin (#otter * #erry, 2006). #enuaan dapat mengganggu
semua tahap penyembuhan luka. #rinsip
gerontologis untuk penyembuhan luka, yaitu = a. /erkurangnya akti3itas sel epidermis pada kulit lansia akan menambah aktu pembentukan sel epidermis 4 aktu dari aktu normal. rti klinis= penggantian sel epitel yang lambat berarti penyembuhan luka pada lansia berlangsung lebih lambat. b. #roses penuaan menyebabkan atropi dan penipisan kedua lapisan kulit. rti klinis= #enipisan epidermis menyebabkan fungsi barier kulit berkurang sehingga at kimia dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh. ". rea permukaan kulit lansia lebih sempit dibandingkan dengan kulit orang yang lebih muda, juga terjadi kelemahan pada penghubung epidermis dan dermis. rti klinis= ipodermis menge"il seiring dengan peningkatan usia. rti klinis= bantalan subkutan lebih sedikit sehingga beresiko mengalami kerusakan kulit. (#otter * #erry, 2006). #eraatan post operatif segera bagi pasien lansia sama dengan semua pasien yang mengalami pembedahan, tetapi dukungan tambahan diberikan
48
bila terjadi kerusakan fungsi sistem kardio3askuler, sistem pulmonal atau sistem perkemihan. /anyak orang lansia dapat mentoleransi pembedahan dengan baik dan mempunyai pemulihan yang sangat mengagumkan. da ke"enderungan baha pada kelompok usia yang lebih tua mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk peraatan yang lebih lama (/runner * Suddarth, 2002). 0. Nu%!s!
#enyembuhan uka se"ara normal memerlukan nutrisi yang tepat. #roses fisiologis penyembuhan luka tergantung kepada tersedianya protein, 3itamin (terutama 3itamin dan ) dan mineral renik ink dan tembaga.
50
komplikasi, pemondokan yang lebih lama dan raat baring yang lebih lama pula. Salah satu pemeriksaan yang baik, "epat, murah dan banyak digunakan untuk mengetahui status nutrisi pasien adalah dengan pemeriksaan kadar albumin serum. lbumin dapat diukur dengan pemeriksaan darah sederhana. erjadinya hipoalbumin dapat mempengaruhi proses penyembuhan luka pas"a operasi. lbumin merupakan protein yang bersirkulasi dalam darah yang diproduksi dalam hati dan sebagai media transport untuk berbagai substansi seperti bilirubin, asam lemak, at besi, ion!ion, hormone dan obat!obatan. lbumin terdiri dari $0? protein dan membuat tekanan onkotik plasma 7$? sampai B0?. Gilai normal albumin dalam serum adalah 4.$ sampai 5,$ gdl dengan total dalam tubuh berkisar 400 sampai $00 gram (ry Kiboo * gung 2006). #enyembuhan luka se"ara normal memerlukan nutrisi yang tepat. #roses fisiologis penyembuhan luka bergantung pada tersedianya protein, 3itamin, mineral dan tembaga. danya asupan nutrisi yang baik dapat membantu terapi farmakologis, sehingga dapat membantu proses penyembuhan luka pas"a operasi dan dapat mempengaruhi lama peraatan. BAB III KERANGKA K3NSEP DAN HIP3TESIS
A. KERANGKA K3NSEP
5
/erdasarkan tinjauan kepustakaan yang dikemukakan diatas, maka dasar pemikirannya adalah sebagai berikut = Cariabel 1ndependent
•
• •
Cariabel Dependent
&rekuensi #eraatan uka obilisasi eknik peraatan luka
ama >ari %aat #as"a operasi aparatomi
Cariabel
• • •
#engobatan Usia Gutrisi
Cariabel yang tidak diteliti /. HIP3TESIS . da hubungan antara faktor frekuensi peraatan luka dengan lama hari raat pada pasien pas"a operasi laparatomi. 2. da hubungan antara faktor mobilisasi dengan lama hari raat pada pasien pas"a operasi laparatomi. 4. da hubungan antara faktor teknik peraatan luka dengan lama hari raat pada pasien pas"a operasi laparatomi.
52
BAB I: MET3DE PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini obser3asional dengan ran"angan kohort prospektif yang dimaksudkan untuk mengetahui faktor! faktor yang mempengaruhi lama hari raat pada pasien pas"a operasi laparatomi antara 3ariabel bebas (independen) dengan 3ariabel terikat (dependen) dimana obser3asi atau pengukuran terhadap semua 3ariabel dilakukan sekali dalam aktu yang bersamaan (Gursalam, 200B).
54
B. TEMPAT DAN AKTU PENELITIAN 1.
T"m$a $"n"*!!an
empat penelitian yang dimaksud adalah tempat dimana peneliti akan melakukan penelitian yakni di %umah Sakit Umum Daerah abuang /aji akassar. 2.
aku $"n"*!!an
#enelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 7 Go3ember sampai 07 Desember 2008.
C. P3PULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 1.
P,$u*as! #opulasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang telah dilakukan
tindakan operasi laparatomi di ruang bedah %umah Sakit Umum Daerah abuang /aji akassar ahun 2008 sebanyak $0 pasien. 2. Sam$"* Sampel pada penelitian ini adalah pasien yang telah di operasi laparatomi yang diraat diruang bedah di %umah Sakit Umum Daerah abuang /aji akassar sebanyak 4 pasien. Dimana sampel diambil dari data primer (ruang peraatan bedah) se"ara probability sampling yaitu semua sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang diraat diruang bedah %umah Sakit Umum Daerah abuang /aji akassar tahun 2008.
55
asanuddin untuk melakukan pengambilan data. Sebelum melakukan penelitian ini, terlebih dahulu meminta iin kepada Direktur %SUD abuang /aji akassar untuk mengambilan data primer diruang peraatan bedah, setelah itu meminta persetujuan dari responden untuk subjek penelitian adalah semua pasien yang telah menjalani pas"a operasi laparatomi dengan kriteria inklusi = frekuensi peraatan luka, mobilisasi dini dan teknik peraatan luka yang dilakukan dengan "ara obser3asi, setelah itu pengolahan data dan analisa data dengan penyajian data dengan metode statistik S#SS $ setelah itu membuat pembahasan hasil di susul membuat kesimpulan dan saran.
5$
#enelitian ini dilaksanakan sesuai alur penelitian yang digambarkan dalam bentuk skema berikut = 1in #engambilan Data al #engambilan Data al #ersetujuan %esponden
Subjek #enelitian Semua pasien yang telah menjalani #as"a 'perasi aparatomi #enetapan Sampel (
&rekuensi peraatan uka obilisasi eknik peraatan luka 'bser3asi
#engolahan Data dan nalisa Data #enyajian Data
etode Statistik S#SS $
>asil #embahasan
E. :ARIABEL PENELITIAN
56
1.
I("n!!kas! :a%!a/"*
Cariabel adalah karakteristik subjek penelitian yang berubah dari suatu subjek ke subjek lainnya, sehingga dapat pula disebut sebagai karakteristik suatu benda atau subjek. enurut fungsinya dalam konteks penelitian se"ara keseluruhan, khususnya dalam hubungan antar 3ariabel terdapat beberapa jenis, yaitu = a.
Cariabel bebas (3ariabel independen) adalah 3ariabel yang bila terjadi perubahan akan mengakibatkan perubahan 3ariabel lain. Cariabel bebas dalam penelitian ini adalah frekuensi peraatan luka, mobilisasi dan tehnik peraatan luka.
b.
Cariabel tergantung (3ariabel dependent) adalah 3ariabel yang berubah diakibatkan adanya perubahan 3ariabel bebas. Cariabel tergantung pada penelitian ini adalah lamanya hari raat pasien pas"a operasi laparatomi.
".
Cariabel kendali atau kontrol adalah 3ariabel yang nilainya dikendalikan dalam penelitian baik seluruhnya ataupun sebagian saja seperti = pengobatan, usia dan nutrisi. (Gursalam, 200B).
2.
D"!n!s! ,$"%as!,na* k%!"%!a ,/+"k! a.
F%"ku"ns! $"%a&aan *uka
Hang dimaksud dengan frekuensi peraatan luka dalam penelitian ini adalah penggantian balutan untuk luka kering dan bersih balutan diganti dua hari sekali setelah operasi dan juga tergantung pada jenis balutan yang digunakan. 57
= -ika dilakukan peraatan luka kali dalam hari. = -ika dilakukan peraatan luka L kali dalam hari.
/.
M,/!*!sas!
obilisasi adalah tindakan oleh pasien dengan melakukan gerak fungsi dasar atau mengubah posisi tidur tertentu untuk merangsang peningkatan sirkulasi darah pada daerah luka operasi. #engukuran menggunakan skala ikert dengan alat ukur "hek list dengan penilaian s"%!n#;' , ka(an#9 ka(an#;2 , ja%an#;1, !(ak $"%nah;< .
= bila skor responden N 7
= bila skor responden O 7
(.Lama ha%! %a&a
5B
Hang dimaksud dengan lama hari raat dalam penelitian ini adalah hari raat pasien setelah menjalani pembedahan laparatomi sampai pasien dinyatakan sembuh atau diijinkan pulang. ari raat pendek = -ika lama hari raat 7 sampai 5 hari. >ari raat panjang = -ika hari raat pasien lebih dari 5 hari.
F. INSTRUMEN PENELITIAN 1nstrumen yang dilakukan dalam pengumpulan data pada penelitian ini
adalah dengan menggunakan lembar obser3asi dan kuisioner yang terdiri dari = &rekuensi peraatan luka, mobilisasi dini dan tehnik aseptik yang diukur dengan menggunakan ska*a Guman> untuk nilai kuisioner= +a P dan !(ak P 0 (Saryono 200B).
? - ; Ba!k (an @ - ; Ku%an#
PENG3LAHAN DAN ANALISA DATA 1.
P"n#,*ahan Daa
#rosedur pengolahan data yang dilakukan sebagai berikut = a.
#diting
Dilakukan setelah data terkumpul dan dilakukan dengan memeriksa kelengkapan data, kesinambungan data dan keseragaman data.
b.
oding
erupakan pemberian kode pada data. c.
$abulasi 58
#embuatan program entry data, cleaning data dan analisis data dalam bentuk tabel disertai keterangan. 2.
Ana*!sa Daa
Dilakukan melalui uji hipotesis dan pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program S#SS $. a. nalisis uni3ariat Dilakukan terhadap tiap!tiap 3ariabel penelitian untuk melihat tampilan didtrisbusi frekuensi dan persentase dari tiap!tiap 3ariabel independen dan dependen. b. nalisis bi3ariat nalisis ini dilakukan untuk menjaab tujuan penelitian dan menguji hipotesis peneliti. Untuk maksud tersebut uji statistik yang digunakan adalah uji 'is"ers #/act $est dengan tingkat kemaknaan Q = 0,0$. ". nalisis multi3ariat Dalam analisis multi3ariat ini dilakukan pengujian se"ara bersama! sama sehingga dapat dilihat 3ariabel mana yang paling berhubungan dengan lama hari raat. asil dari analisis ini adalah nilai odds ratio murni yang sudah dikontrol dengan menghilangkan pengaruh 3ariabel yang di duga sebagai konfounding dan
$0
memperhitungkan adanya interaksi antara 3ariabel lain dengan 3ariabel bebas utama. Cariabel yang akan dilakukan dalam analisis multi3ariat adalah 3ariasi ko3ariat yang mempunyai nilai # lebih ke"il atau sama dengan 0,0$ dalam analisis bi3ariat tentang hubungan 3ariabel dengan 3ariabel bebas atau 3ariabel tersebut se"ara substansif diduga adanya hubungan yang erat.
H.
MASALAH ETIKA PENELITIAN
Dalam melakukan penelitian, peneliti perlu mendapat rekomendasi dari #rogram Study 1lmu dengan mengajukan permohonan iin kepada Direktur %SUD abuang /aji akassar. Setelah mendapat persetujuan barulah melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika yang meliputi = 1.
Informed Consent
embar persetujuan ini diberikan kepada respon yang akan diteliti yang memenuhi kriteria inklusi. /ila subjek menolak maka peneliti tidak memaksakan dan tetap menghormati hak!hak subjek. 2.
Anonimity.
Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan men"antumkan nama responden tetapi lembar tersebut diberi kode.
3.
Confidentiality
$
$2
BAB : HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Has!*
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini obser3asional dengan ran"angan kohort prospektif yang dimaksudkan untuk mengetahui faktor! faktor yang mempengaruhi lama hari raat pada pasien pas"a operasi laparatomi antara 3ariabel bebas (independen) dengan 3ariabel terikat (dependen) dimana obser3asi atau pengukuran terhadap semua 3ariabel dilakukan sekali dalam aktu yang bersamaan (Gursalam, 200B). yang dilaksanakan pada bulan Desember 2008. Data yang dikumpul meliputi frekuensi peraatan luka, mobilisasi, dan teknik peraatan luka. #engambilan sampel dilakukan dengan "ara purposie sampling dengan jumlah sampel 4. Setelah data terkumpul kemudian data diolah dan disajikan distribusi frekuensi dan persentase dari 3ariabel yang diteliti, kemudian dilakukan analisa terhadap 3ariabel tersebut. dapun data pada penelitian ini adalah sebagai berikut= .
meliputi =
umur, pendidikan, dan jenis kelamin. /erdasarkan data demografi responden diperoleh gambaran baha sebagian besar responden berumur di antara L 4$ tahun ( $B,? ), dan sebagian besar responden pendidikannya S (4B,7?).
$4
Dari segi jenis kelamin menunjukkan baha sebagian besar responden adalah perempuan (65,$?). >al ini dapat dilihat pada tabel $.. Ta/"* -.1 D!s%!/us! R"s$,n("n B"%(asa%kan Ka%ak"%!s!k D"m,#%a! D! Ruan# B"(ah Rumah Sak! Umum Da"%ah La/uan# Baj! Makassa% Tahun 2<<8
? 4,2 42,4 6,$ $B, 22,6 22,6 4B,7 6, 4$,$ 65,$ 00,0
2. nalisa Uni3ariat a. &rekuensi #eraatan uka Distribusi responden berdasarkan frekuensi peraatan luka pada pasien pas"a operasi laparatomi di ruang bedah %umah Sakit Umum Daerah abuang /aji akassar menunjukkan baha pasien yang frekuensi peraatan lukanya kali sehari sebanyak (4$,$?), dan frekuensi peraatan lukanya 2 kali sehari sebanyak 20 (65,$?). >al ini dapat dilihat pada tabel $.2.
$5
Ta/"* -.2 D!s%!/us! R"s$,n("n B"%(asa%kan F%"ku"ns! P"%a&aan Luka (! Ruan# B"(ah Rumah Sak! Umum Da"%ah La/uan# Baj! Makassa% Tahun 2<<8
&rekuensi #eraatan uka
n
?
4$,$
2
20
65,$
-umlah
4
00
Sumber = Data #rimer, 2008 b. obilisasi Distribusi responden berdasarkan mobilisasi pada pasien pas"a operasi laparatomi di %uang /edah %umah Sakit Umum Daerah abuang /aji akassar menunjukkan baha pasien yang melakukan mobilisasi sebanyak B ($B,?), dan yang tidak melakukan mobilisasi sebanyak 4 (5,8?). >al ini dapat dilihat pada tabel $.4. Ta/"* -.' D!s%!/us! R"s$,n("n B"%(asa%kan M,/!*!sas! Pa(a Pas!"n Pas=a ,$"%as! *a$a%a,m! (! Ruan# B"(ah Rumah Sak! Umum Da"%ah La/uan# Baj! Makassa% Tahun 2<<8
obilisasi
n
?
Dilakukan
B
$B,
idak Dilakukan
4
5,8
-umlah
4
00
Sumber = Data #rimer, 2008 ". eknik peraatan luka Distribusi responden berdasarkan teknik peraatan luka pada pasien pas"a operasi laparatomi di %uang /edah %umah Sakit Umum Daerah
$$
abuang /aji akassar menunjukkan baha pasien yang teknik peraatan lukanya steril sebanyak 25 (77,5?), dan yang tidak steril sebanyak 7 (22,6?). >al ini dapat dilihat pada tabel $.5. Ta/"* -.) D!s%!/us! R"s$,n("n B"%(asa%kan "kn!k $"%a&aan *uka Pa(a Pas!"n Pas=a ,$"%as! *a$a%a,m! (! Ruan# B"(ah Rumah Sak! Umum Da"%ah La/uan# Baj! Makassa% Tahun 2<<8
eknik peraatan luka
n
?
septik
25
77,5
7
22,6
-umlah
4
00
Sumber = Data #rimer, 2008 d. ama hari raat Distribusi responden berdasarkan lama hari raat pada pasien pas"a operasi laparatomi di %uang /edah %umah Sakit Umum Daerah abuang /aji akassar menunjukkan baha pasien yang hari raatnya lama sebanyak B (2$,B?), dan hari raatnya singkat sebanyak 24 (75,2?). >al ini dapat dilihat pada table $.$. Ta/"* -.D!s%!/us! R"s$,n("n B"%(asa%kan Lama Ha%! Ra&a Pa(a Pas!"n Pas=a ,$"%as! *a$a%a,m! (! Ruan# B"(ah Rumah Sak! Umum Da"%ah La/uan# Baj! Makassa% Tahun 2<<8
ama >ari %aat
n
?
ama
B
2$,B
Singkat
24
75,2
-umlah
4
00
Sumber = Data #rimer, 2008 $6
4.
nalisa /i3ariat nalisa bi3ariat berfungsi untuk melihat hubungan 3ariabel bebas terhadap 3ariable dependen dengan menggunakan program komputer S#SS dimana hubungan antar 3ariabel dapat dilihat pada tabel di baah ini= a. >ubungan frekuensi peraatan luka dengan lama hari raat pada pasien pas"a operasi laparatomi >ari raat yang lama pada pasien pas"a operasi laparatomi di %uang /edah %umah Sakit Umum Daerah abuang /aji akassar pada pasien yang peraatan lukanya kali sehari sebanyak 6 (8,5?) dan pada pasien yang peraatan lukanya 2 kali sehari sebanyak 2 (6,$?), dengan nilai p P 0,02 yang berarti ada hubungan frekuensi peraatan luka dengan lama hari raat pada pasien pas"a operasi laparatomi. dapun nilai '%P0,B00 yang berarti frekuensi peraatan luka yang satu kali sehari berisiko 0 kali lama hari raatnya dibandingkan dengan frekuensi peraatan luka yang dua kali sehari. >al ini dapat dilihat pada tabel $.6. Ta/"* -.0 Hu/un#an F%"ku"ns! P"%a&aan Luka ("n#an Lama Ha%! Ra&a Pas!"n Pas=a ,$"%as! *a$a%a,m! (! Ruan# B"(ah Rumah Sak! Umum Da"%ah La/uan# Baj! Makassa%
ama >ari %aat
&rekuensi #eraatan uka kali sehari 2 kali sehari
ama
otal
Singkat
p
n
?
n
?
n
?
6 2
8,5 6,$
$ B
6, $B,
20
4$,$ 65,$
0,02
otal B 2$,8 24 75,2 4 00 Sumber = Data #rimer, 2008 QP0,0$ '%P0,B00
$7
b. >ubungan mobilisasi dengan lama hari raat pada pasien pas"a operasi laparatomi >ari raat yang lama pada pasien pas"a operasi laparatomi di %uang /edah %umah Sakit Umum Daerah abuang /aji akassar pada pasien yang tidak melakukan mobilisasi dengan baik sebanyak 6 (8,5?) dan pada pasien yang melakukan mobilisasi dengan baik sebanyak 2 (6,5?), dengan nilai nilai p P 0,054 0,054 yang yang berart berartii ada hubungan hubungan mobili mobilisas sasii dengan dengan lama lama hari hari raat pada pasien pas"a operasi laparatomi di %uang /edah %umah Sakit Umum Umum Daerah Daerah abuang abuang /aji /aji akass akassar. ar. dapun dapun nilai nilai '%P6,B '%P6,B$7 $7 yang yang berarti pasien yang tidak melakukan mobilisasi berisiko 6 kali lama hari raatnya dibandingkan dengan yang melakukan mobilisasi. >al ini dapat dilihat pada tabel $.7. Ta/"* -.6. Hu/un#an M,/!*!sas! ("n#an Lama Ha%! Ra&a Pas!"n Pas=a ,$"%as! *a$a%a,m! (! Ruan# B"(ah Rumah Sak! Umum Da"%ah La/uan# Baj! Makassa%
ama >ari %aat obilisasi
idak Dilakukan Dilakukan
ama
otal
Singkat
p
n
?
n
?
n
?
6 2
8,5 6,5
7 6
22,6 $,6
4 B
5,8 $B,
2$,B QP0, QP 0,0$ 0$
24
75,2
otal B Sum Sumber ber = Data Data #rim #rimer er,, 2008 2008
0,054
4 00 '%P6 '%P6,B ,B$7 $7
$B
". >ubungan >ubungan teknik teknik peraatan peraatan luka luka dengan lama hari hari raat raat pada pasien pasien pas"a pas"a operasi laparatomi >ari raat yang lama pada pasien pas"a operasi laparatomi di %uang /edah %umah Sakit Umum Daerah abuang /aji akassar pada pasien yang teknik peraatan lukanya tidak steril sebanyak $ (6,?) dan pada pasien yang teknik peraatan lukanya steril sebanyak 4 (8,7?), dengan nilai p P 0,006 yang berarti ada hubungan teknik peraatan peraatan luka dengan lama lama hari hari raat raat pada pada pasien pasien pas"a pas"a operas operasii lapara laparatom tomii di %uang %uang /edah /edah %uma %umah h Saki Sakitt Umum Umum Daer Daerah ah abu abuan ang g /aji /aji aka akass ssar ar.. dap dapun un nila nilaii '%P7,$B0 yang berarti teknik teknik peraatan luka yang tidak steril berisiko 7 kali lama hari raatnya raatnya dibandingkan dibandingkan dengan teknik peraatan peraatan luka yang steril. >al ini dapat dilihat pada tabel $.B. Ta/"* -.7. Hu/un#an T"kn!k T"kn!k P"%a&aan Luka ("n#an Lama Ha%! Ra&a Pas!"n Pas=a ,$"%as! *a$a%a,m! (! Ruan# B"(ah Rumah Sak! Umum Da"%ah La/uan# Baj! Makassa%
ama >ari %aat
eknik #eraatan uka
ama
otal
Singkat
p
n
?
n
?
n
?
$ 4
6, 8,7
2 2
6,$ 67,7
7 25
22,6 77,5
otal B 2$,B Sumber = Data #rimer, 2008
0,006
24 75,2 4 00 QP0,0$ '%P7,$B0
5. nal nalis isaa mult multi3 i3ar aria iatt nalisis nalisis multi3ariat multi3ariat digunakan digunakan untuk melihat faktor yang berhubungan dengan lama hari raat pada pasien pas"a operasi laparatomi di %uang /edah
$8
%umah Sakit Umum Daerah abuang /aji akassar. Dari analisis bi3ariat dipe dipero role leh h 4 3aria 3ariabel bel inde indepen pende dent nt meli melipu puti ti frek frekue uens nsii pera peraat atan an luka luka,, mobilisasi, dan teknik peraatan luka, yang berhubungan dengan lama hari raat pada pasien pas"a operasi laparatomi di %uang /edah %umah Sakit Umum Daerah abuang /aji akassar. Setelah Setelah dilakukan dilakukan analisis analisis logistik logistik regresi regresi ketiga 3ariabel independen independen tersebut sebagaimana hasilnya diuraikan pada tabel $.8.
Ta/"* -.8. Ana*!s!s Mu*!a%!a Fak,%9Fak,% Fak,%9Fak,% +an# B"%hu/un#an D"n#an Lama Ha%! Ra&a Pa(a Pas!"n Pas=a 3$"%as! La$a%a,m! (! Ruan# B"(ah Rumah Sak! Umum Da"%ah La/uan# Baj! Makassa%
Cariabel
Kald
df
Sig
'%
&rekuensi #eraatan
,222
5,442
0,047
2,724
obilisasi
,$$7
0,0B6
0,770
0,645
T"kn!k T" kn!k P"%a&aan
,2B6
$,$4$
<><18
20,605
onstant
4,288
$,7$
0,06
0,000
Sumber = Data #rimer, 2008 /erdasarkan /erdasarkan tabel di atas, hasil analisis menunjukkan menunjukkan dari tiga 3ariabel 3ariabel independen, yang paling berpengaruh adalah teknik peraatn luka ( 0,08 ).
60
B. P"m/ahasan
. >ubungan frekuensi peraatan luka dengan lama hari raat pada pasien pas"a operasi laparatomi. /erdasarkan hasil uji statistik didapatkan ada hubungan frekuensi peraatan luka dengan lama hari raat pada pasien pas"a operasi laparatomi di %uang /edah %umah Sakit Umum Daerah abuang /aji akassar. /erdasarkan hasil obser3asi peneliti dapatkan di %umah Sakit Umum Daerah abuang /aji akassar, peraat yang melakukan peraatan luka hanya tiga orang peraat saja dimana ketiga peraat tersebut pendidikan terakhirnya D111 keperaatan. #eneliti menemukan frekuensi peraatan luka tidak semuanya dilakukan dua kali sehari tetapi sebagian besar hanya satu kali sehari. #eraatan luka yang dilakukan dua kali sehari hanya pada pasien yang lukanya kotor, sehingga frekuensi peraatan luka lebih dari dua kali bukan rutinitas. Data mengenai lama hari raat yang panjang alaupun telah dilakukan peraatan luka dua kali sehari dan hari raat yang singkat pada peraatan luka yang hanya satu kali sehari, disebabkan karena faktor nutrisi. >asil penelitian sesuai dengan penelitian ry Kiboo dan gung (2006) yang mengatakan baha penyembuhan luka se"ara normal memerlukan nutrisi yang tepat. #roses fisiologi penyembuhan luka bergantung pada tersedianya protein, 3itamin, mineral dan tembaga. dapun asupan gii yang baik dapat membantu
terapi
farmakologis
sehingga
dapat
membantu
proses
penyembuhan luka pas"a operasi dan dapat mempengaruhi lama peraatan. 6
>asil penelitian ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Suriadi (2005) baha setelah tindakan pembedahan dilakukan penggantian balutan untuk luka kering dan bersih balutan diganti 2 atau 4 hari sekali setelah operasi dan juga tergantung pada jenis balutan yang digunakan, misalnya jika luka pasien pas"a operasi dibalut dengan menggunakan kasa steril yang diolesi Gal 0,8?, salep antibiotik atau kasa kering. Dasar dalam mempertahankan lingkungan yang hangat dan lembab pada luka adalah untuk menjaga agar luka tetap tertutup. Sebagian besar balutan luka diangkat setelah 25 jam, dan penelitian membuktikan baha pada kasus luka pembedahan, pengangkatan balutan setelah 25 jam tidak menimbulkan peningkatan angka infeksi. Gamun, penelitian lanjutan perlu dilakukan karena saat ini terdapat perhatian terhadap hygiene rumah sakit dan 0tap"ylococcus aureus yang resisten terhadap metisilin serta organisme lain yang resisten terhadap berbagai antibioti" (/oyle , 2008). 2. >ubungan mobilisasi dengan lama hari raat pada pasien pas"a operasi laparatomi /erdasarkan hasil uji statistik didapatkan ada hubungan mobilisasi dengan lama hari raat pada pasien pas"a operasi laparatomi di %uang /edah %umah Sakit Umum Daerah abuang /aji akassar. /erdasarkan hasil obser3asi, responden yang telah melakukan mobilsasi namun lama hari raatnya panjang dikarenakan responden kuatir
bekas
operasinya terbuka lagi dan juga dengan alasan nyeri di daerah luka. >asil penelitian ini sesuai penelitian itra Dei (2006) yang mengatakan baha 62
pengaruh mobilisasi setelah pas"a operasi laparatomi sangat besar manfaatnya dalam proses penyembuhan luka, karena mobilisasi dapat meningkatkan sirkulasi didaerah insisi yang dengan sendirinya akan meningkatkan transfortasi at!at eensial yang berperan dalam proses penyembuhan luka. obilisasi atau pergerakan adalah suatu kebutuhan manusia untuk melakukan aktifitas dimana aktifitas tersebut dilakukan se"ara bebas dari suatu tempat ke tempat lain, atau kemampuan seseorang bergerak dengan bebas, mudah, berirama dengan maksud tertentu dalam suatu lingkungan seputar atau sesuatu yang esensial dalam kehidupan seseorang oleh karena setiap inidi3idu bergerak untuk memenuhi kebutuhan makan, minum, men"egah diri mereka dengan trauma, dan untuk memenuhi kebutuhan dasar -ohnson (2000). #ada pasien pas"a operasi mobilisasi mulai dilakukan 25 ! 5B jam setelah tindakan operasi, dengan melakukan gerakan berupa pengaturan posisi, e/ercice, yang dilakukan setelah efek anastesi seperti mual, muntah, pusing, kesulitan bernapas, sakit kepala hilang. obilisasi dilakukan untuk men"egah komplikasi pas"a operasi dan luka operasi akan "epat sembuh sehingga peraatan lebih singkat (/runner * Suddarth, 2002 ). #asien dengan anestesi spinal dapat dilakukan perubahan posisi dari satu posisi keposisi yang lain setelah B!2 jam pas"a operasi. #asien dengan mobilisasi yang terbatas harus dibalik dari sisi ke sisi yang lain setiap 2 jam. #osisi baring pasien harus diubah ketika rasa tidak nyaman terjadi akibat berbaring dalam satu posisi.
Setelah pembedahan, pasien mungkin 64
dibaringkan dalam berbagai posisi (terlentang dari sifat prosedur bedahnya) untuk meningkatkan rasa nyaman dan menghilangkan nyeri. al ini ditentukan oleh kestabilan system kardio3askuler dan neuromuskuler pasien, tingkat akti3itas pasien yang laim dan sifat pembedahan yang dilakukan. Setelah anastesi spinal, bedah minor, bedah sehari, pasien melakukan ambulasi hari ia dioperasi, tetapi biasanya pasien mau melakukan ambulasi pada hari ke!5 samapi 6 pas"a operasi. ubungan teknik peraatan luka dengan lama hari raat pada pasien pas"a operasi laparatomi /erdasarkan hasil uji statistik didapatkan ada hubungan teknik peraatan luka dengan lama hari raat pada pasien pas"a operasi laparatomi di %uang /edah %umah Sakit Umum Daerah abuang /aji akassar.
65
/erdasarkan hasil uji statistik didapatkan baha 3ariabel yang paling berpengaruh adalah teknik peraatan luka. /erdasarkan hasil obser3asi yang peneliti temukan yang sudah dilakukan teknik peraatan luka aseptik tetepi masih lama hari raatnya dikarenakan oleh faktor pasien yang berasal dari luar daerah namun berharap dapat kembali dalam keadaan bebas dari jahitan. . Sedangkan pasien yang teknik peraatannya kurang aseptik disebabkan karena faktor usia dan nutrisi yang kurang sehingga dapat memperlambat pertumbuhan jaringan pada daerah luka pas"a operasi laparatomi. >asil penelitian ini sesuai dengan penelitian &erry +fendi (2007) menyatakan baha faktor!faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka se"ara umum antara lain adalah faktor usia, semakin tua seseorang akan semakin lama dalam proses penyembuhan luka. >al ini dipengaruhi oleh adanya penurunan elastin dalam kulit, perbedaan penggantian kolagen mempengaruhi penyembuhan luka sehingga akan mempengaruhi lama peraatan pada pasien. /erbagai faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka pada usia tua adalah menurut &erry dan #otter (200$) = a. #enuaan dapat mengganggu semua proses penyembuhan luka. b. #erubahan 3askuler mengganggu sirkulasi kedaerah luka. ". #enurunan fungsi hati mengganggu sintesis faktor pembekuan. d. %espon inflamasi menjadi lambat. e. #embentukan antibody dan limposit menurun. 6$
f. -aringan kalogen kurang lunak. g. -aringan parut kurang elastik. eknik peraatan luka adalah penanganan peraatan luka dimana kesterilan alat!alat untuk meraat luka, adalah faktor yang paling penting untuk men"egah terjadinya infeksi luka sehingga penyembuhannya akan lebih "epat terjadi. ujuan pembersihan luka adalah mengeluarkan debris organik maupun anorganik, dimana adanya debris yang terus menerus termasuk benda asing, jaringan lunak yang mengalami de3italisasi, krusta, dan jaringan nekrotik dapat memperlambat penyembuhan luka (Syamsuhidajat * -ong, 200$). enurut Syamsuhidajat * -ong, (200$) aseptik berarti tidak adanya pathogen penyebab sakit. ehnik aseptik adalah usaha mempertahankan pasien sedapat mungkin bebas dari mikro organisme jika melakukan teknik peraatan luka dengan menggunakan Gal 0,8? kemudian diolesi pada daerah luka operasi dengan menggunakan peralatan yang steril seperti pinset sirurgi, pinset anatomi, sarung tangan, kapas lidi, kom dan kasa steril (/runner * Suddarth, 2002 ). eknik peraatan luka adalah prinsip untuk mempertahankan keadaan bebas kuman, atau prosedur yang dilakukan untuk mengurangi jumlah mikro organisme disuatu objek, serta men"egah kemungkinan penyebaran dari mikroorganisme ke pasien.
66
indakan ini bertujuan men"egah terjadinya infeksi dengan membunuh kuman pathogen (/runner * Suddarth, 2002 ). /anyak aturan dan prosedur yang ditetapkan sebagai upaya untuk mengontrol terjadinya infeksi pada luka. Usaha peraat untuk meminimalkan serangan dan penyebaran infeksi pada luka didasarkan pada prinsip tehnik aseptik.
C. K""%/aasan P"n"*!!an
.
67
BAB :I KESIMPULAN DAN SARAN A. K"s!m$u*an
Dari hasil pengolahan data penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan baha= . da hubungan frekuensi peraatan luka dengan lama hari raat pada pasien pas"a operasi laparatomi di %uang /edah %umah Sakit Umum Daerah abuang /aji akassar. 2. da hubungan mobilisasi dengan lama hari raat pada pasien pas"a operasi laparatomi di %uang /edah %umah Sakit Umum Daerah abuang /aji akassar. 4. da hubungan teknik peraatan luka dengan lama hari raat pada pasien pas"a operasi laparatomi di %uang /edah %umah Sakit Umum Daerah abuang /aji akassar. 5. &aktor yang paling berpengaruh terhadap lama hari raat pada pasien pas"a operasi laparatomi di %uang /edah %umah Sakit Umum Daerah abuang /aji akassar adalah teknik peraatan luka. B. Sa%an
/erdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diberikan beberapa saran kepada pihak yang terkait yang berhubungan dengan= . /agi 1nstitusi terkait dalam hal ini %umah Sakit Umum Daerah abuang /aji akassar hendaknya memperhatikan teknik peraatan luka, mobilisasi, dan frekuensi peraatan luka pada penderita pas"a operasi laparatomi dimana 6B