TUGAS MODUL 1 KB 3
Nama
: Erlin Hartanti
Kelas
: UNY – UNY – 027 – 027 – A A
Nomor Peserta
: 18040202710068
A. Membaca materi utama dan diskusi Materi yang sulit dipahami dan hasil diskusi dengan rekan guru di sekolah Materi yang Sulit Dipahami
Hasil Diskusi
Contoh materi yang cocok
Salah satu contoh materi yang cocok dibelajarkan
dibelajarkan menggunakan
menggunakan metode discovery learning adalah adalah menghitung
metode discovery learning
volume kerucut dan volume limas. Pengetahuan awal siswa tentang volume tabung dan volume prisma digunakan sebagai prasyarat untuk membelajarkan materi. Melalui eksperimen yang dilakukan siswa dengan menggunakan tabung, prisma, kerucut, dan limas, siswa distimulasi untuk menemukan rumus menghitung volume kerucut dan limas. limas.
Materi yang penting untuk dipelajari pada materi u tama Materi-materi penting
A. Kekhasan Bidang Studi
Deskripsi materi
1. Kekhasan Bidang Studi Bahasa Indonesia
dan Implementasinya
Bahasa Indonesia merupakan sarana untuk mengungkapkan
dalam Pembelajaran di
segala sesuatu yang ada dalam diri seseorang, baik berbentuk
SD
perasaan, pikiran, gagasan, gagasan, dan keinginan keinginan yang dimilikinya dimilikinya (sebagai alat ekspresi diri) serta untuk menyatakan menyatakan dan memperkenalkan memperkenalkan keberadaan diri seseorang kepada orang lain dalam berbagai tempat dan situasi. 2. Kekhasan Bidang Studi Matematika
Matematika sebagai ilmu memiliki beberapa karakteristik sebagai ciri khasnya antara lain: a. Memiliki objek kajian yang abstrak b. Bertumpu pada kesepakatan c. Berpola pikir deduktif d. Konsisten dalam sistemnya e. Memperhatikan semesta pembicaraan
Materi-materi penting
Deskripsi materi Matematika dapat diartikan sebagai ilmu atau pengetahuan tentang belajar atau berpikir logis. Batasan dan pengertian matematika secara umum antara lain: (1) matematika adalah bahasa simbol; (2) matematika adalah bahasa numerik; (3) matematika adalah bahasa yang dapat menghilangkan sifat kabur, majemuk, dan emosional; (4) matematika adalah metode berpikir logis; (5) matematika adalah sarana berpikir; (6) matematika adalah logika pada masa dewasa; (7) matematika adalah ratunya ilmu dan sekaligus menjadi pelayannya, (8) matematika adalah ilmu pengetahuan mengenai kuantitas dan besaran; (9) matematika adalah ilmu pengetahuan yang bekerja menarik kesimpulan-kesimpulan yang perlu; (10) matematika adalah ilmu pengetahuan formal yang murni; (11) matematika adalah ilmu yang mempelajari hubungan pola, bentuk, dan struktur; (12) matematika adalah ilmu yang abstrak dan deduktif; (13) matematika adalah aktivitas manusia. 3. Kekhasan Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis tersusun secara teratur, berlaku secara umum, berupa kumpulan hasil observasi dan eksperimen. Tidak hanya sebagai kumpulan benda atau makhluk hidup, tetapi tentang cara kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah. IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi merupakan suatu proses penemuan. 4. Kekhasan Bidang Studi Ilmu Pendidikan Sosial (IPS)
IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari tentang kehidupan manusia dalam berbagai dimensi ruang dan waktu serta berbagai aktivitas kehidupannya. Mata pelajaran IPS bertujuan untuk menghasilkan warganegara yang religius, jujur, demokratis, kreatif, kritis, senang membaca, memiliki kemampuan belajar, rasa ingin tahu, peduli dengan lingkungan sosial dan fisik, berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan sosial dan budaya, serta berkomunikasi secara produktif.
Materi-materi penting
Deskripsi materi 5. Kekhasan Bidang Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
PPKn adalah wahana edukatif dalam mengembangkan siswa menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia. 6. Kekhasan Bidang Studi Seni Budaya dan Prakarya
SBdP merupakan aktivitas belajar yang menampilkan karya seni estetis, artistik, dan kreatif yang berakar pada norma, nilai, perilaku, dan produk seni budaya bangsa. 7. Kekhasan Bidang Studi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
PJOK pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.
B. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran adalah cara pandang guru terhadap
dan Implementasinya di
proses pembelajaran yang dilatarbelakangi dengan landasan
SD
konsep tertentu dan dihasilkan dari kajian teoretik. Ada tiga pasangan pendekatan yang berbeda, yaitu (1) pendekatan yang berpusat pada siswa versus berpusat pada guru, (2) pendekatan proses versus pendekatan konsep, dan (3) pendekatan induktif versus pendekatan deduktif. Pemilihan terhadap salah satu pendekatan, strategi, dan metode akan melahirkan model pembelajaran.
1. Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Pendekatan pembelajaran saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang dirancang agar siswa aktif mengkonstruksi konsep, prinsip atau teori melalui tahapantahapan mengamati, menanya, menalar, mengumpulkan informasi/ mencoba, menganalisis data dan menarik kesimpulan (mengasosiasi) dan mengomunikasikan konsep, prinsip atau teori yang ditemukan. Inti dari pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik adalah aktivitas observasi (pengamatan).
Materi-materi penting 2. Pembelajaran Berbasis Proyek
Deskripsi materi Pembelajaran berbasis proyek adalah pembelajaran yang menggunakan proyek/ kegiatan sebagai media dan menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman siswa dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran yang menuntut kreativitas siswa. Pada pembelajaran berbasis proyek terkandung makna hasil karya siswa sebagai hasil belajar melalui perbuatan atau pengalaman langsung (learning by doing) yang merupakan konsep dari pendekatan konstruktivisme dari John Dewey.
3. Pembelajaran dengan
Pendekatan konstruktivisme adalah suatu pendekatan
Pendekatan
pembelajaran yang menekankan pada pengetahun awal siswa
Konstruktivisme
sebagai tolak ukur dalam belajar. Pendekatan konstruktivisme menekankan bahwa peranan utama dalam kegiatan belajar adalah aktivitas siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Segala sesuatu seperti bahan, media, peralatan, lingkungan dan fasilitas lainnya disediakan untuk membantu pembentukan tersebut.
4. Pembelajaran dengan
Pendekatan berbasis masalah mengarahkan peserta didik
Pendekatan Berbasis
dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencari situasi
Masalah
masalah dan melalui pencarian ini diharapkan dapat menguji kesenjangan dalam pengetahuan dan keterampilan mereka untuk menentukan informasi mana yang perlu mereka peroleh untuk menyelesaikan masalah dan mengolah situasi yang ada.
5. Pembelajaran Berbasis
Pembelajaran diskoveri adalah proses pembelajaran yang
Penemuan (Diskoveri)
terjadi bila peserta didik tidak disajikan materi ajar dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri
6. Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual
Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia yang nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
7. Pembelajaran dengan Pendekatan Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang secara sadar menciptakan interaksi yang saling mencerdaskan
Materi-materi penting
Deskripsi materi sehingga sumber belajar bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama peserta didik. Pendekatan kuantum atau disebut juga dengan Quantum
8. Pembelajaran dengan
Teaching and Learning merupakan cara pandang masyarakat
Pendekatan Kuantum
belajar bahwa belajar itu harus berenergi dan membangkitkan motovasi atau energi positif siswa untuk berinteraksi dengan guru, peserta didik lain dan sumber belajar.
9. Pembelajaran Berbasis Aktivitas
Pembelajaran berbasis aktivitas merupakan proses belajar yang melibatkan proses fisik dan mental siswa melalui kegiatan mengamati, menanya, menduga, mencoba, mengeksplorasi, mengukur, menyimpulkan, mengomunikasikan, dll.
B. Membaca materi penunjang dan diskusi Materi yang sulit dipahami dan tidak dibahas pad a materi utama dan hasil diskusi dengan rekan guru di sekolah Materi yang Sulit Dipahami
Hasil Diskusi
Hubungan antara kemampuan
Bahasa Indonesia digunakan sebagai Bahasa
berbahasa peserta didik dengan
pengantar dalam membelajarkan seluruh
kemampuan dalam pengetahuan
pengetahuan. Penyampaian pengetahuan melalui
yang lain terkait dengan hakikat
lisan maupun tulisan memerlukan kemampuan
Bahasa Indonesia sebagai penghela peserta didik untuk mencerna apa yang ia dengar atau ilmu pengetahuan.
apa yang ia baca. Kemampuan reseptif dalam berbahasa mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia maupun mata pelajaran yang lain. Hal ini terlihat dari hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yang berbanding lurus dengan mata pelajaran yang lain.
Materi yang penting untuk dipelajari pada materi penunjang namun tidak dibahas pada materi utama Materi-materi penting
Deskripsi penting Semua materi yang terdapat pada materi penunjang terdapat pada materi utama (sama)
C. Membaca literatur lainnya dan diskusi Buku yang dibaca : Judul
: MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN DI SEKOLAH
Pengarang
: Muhamad Afandi, S.Pd., M.Pd, Evi Chamalah, S.Pd., M.Pd, Oktarina Puspita Wardani, S.Pd., M.Pd
Penerbit
: Unissula Press, Semarang
Tahun Terbit
: 2013
Materi yang sulit dipahami dan hasil diskusi dengan rekan guru di sekolah Materi yang Sulit Dipahami
Hasil Diskusi
Implementasi model
Pendekatan PMR adalah suatu pendekatan pembelajaran
pembelajaran Pendekatan
matematika yang dekat dengan kehidupan nyata siswa
Matematika Realistik
sebagai sarana untuk meningkatkan pemahaman dan daya
(PMR)
nalar. Siswa didorong atau ditantang untuk aktif bekerja bahkan diharapkan dapat mengkonstruksi atau membangun sendiri pengetahuan yang akan diperolehnya. Pembelajaran tidak dimulai dari sifat-sifat atau definisi atau teorema dan selanjutnya diikuti contoh-contoh, tetapi dimulai dengan masalah kontekstual atau real/nyata yang selanjutnya melalui aktivitas siswa diharapkan dapat ditemukan sifat atau definisi atau teorema atau aturan oleh siswa sendiri. Contoh implementasi model pembelajaran PMRI adalah pada materi menghitung luas trapesium. Dengan pengetahuan awal tentang luas persegi panjang, peserta didik diberikan kesempatan mengeksplor peraga kertas berbentuk persegi panjang untuk digunting sehingga dapat membentuk trapesium dengan luas yang sama dan menemukan rumus cara menghitung luas trapesium tersebut.
Materi yang penting untuk dipelajari pada literatur utama namun tidak dibahas pada materi utama dan materi penunjang Materi-materi penting
Deskripsi penting
Model Pembelajaran
Pendidikan Matematika Realistik adalah suatu
Pendidikan Matematika
pendekatan pembelajaran matematika yang mengungkapkan
Realistik (PMR)
pengalaman dan kejadian yang dekat dengan siswa sebagai sarana untuk memahamkan persoalan matematika
Ciri-Ciri PMR
1. Menggunakan masalah konstektual, yaitu matematika dipandang sebagai kegiatan sehari-hari manusia, sehingga memecahkan masalah kehidupan yang dihadapi atau dialami oleh siswa. 2. Menggunakan model, yaitu belajar matematika berarti bekerja dengan matematika. 3. Menggunakan hasil dan konstruksi siswa sendiri, yaitu siswa diberi kesempatan untuk menemukan konsepkonsep matematis, di bawah bimbingan guru. 4. Pembelajaran terfokus pada siswa 5. Terjadi interaksi antara murid dan guru, yaitu aktivitas belajar meliputi kegiatan memecahkan masalah kontekstual yang realistik, mengorganisasikan pengalaman matematis, dan mendiskusikan hasil-hasil pemecahan masalah tersebut.
Karakteristik PMR
1. Penggunaan Konteks Konteks atau permasalahan realistik dugunakan sebagai titik awal pembelajaran matematika. Konteks tidak harus berupa masalah dunia nyata namun bisa dalam bentuk permainan, penggunaan alat peraga, atau situasi lain selama hal tersebut bermakna dan bisa dibayangkan dalam pikiran siswa. 2. Penggunaan model untuk matematisasi progresif Dalam Pendidikan Matematika Realistik , model digunakan dalam melakukan matematisasi secara progresif. Penggunaan model berfungsi sebagai jembatan (bridge) dari pengetahuan dan matematika tingkat konkrit menuju pengetahuan matematika tingkat formal. 3. Pemanfaatan hasil konstruksi siswa Matematika tidak diberikan kepada siswa sebagai suatu produk yang siap dipakai tetapi sebagai suatu konsep yang
Materi-materi penting
Deskripsi penting dibangun oleh siswa maka dalam Pendidikan Matematika Realistik siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Siswa memiliki kebebasan untuk mengembangkan strategi pemecahan masalah sehingga diharapkan akan diperoleh startegi yang bervariasi. Hasil kerja dan konstruksi siswa selanjutnya digunakan untuk landasan pengembangan konsep matematika. 4. Interaktivitas Proses belajar seseorang bukan hanya suatu proses individu melainkan juga secara bersamaaan merupakan suatu proses sosial. Proses belajar siswa akan menjadi lebih singkat dan bermakna ketika siswa saling mengkomunikasikan hasil kerja dan gagasan mereka. 5. Keterkaitan Konsep-konsep dalam matematika tidak bersifat parsial, namun banyak konsep matematika yang memiliki keterkaitan.
Langkah-langkah PMR
Langkah-langkah Pembelajaran Matematika Realistik dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Persiapan Selain menyiapkan masalah kontekstual, guru harus benar benar memahami masalah dan memiliki berbagai macam strategi yang mungkin akan ditempuh siswa dalam menyelesaikannya. 2. Pembukaan Pada bagian ini siswa diperkenalkan dengan strategi pembelajaran yang dipakai dan diperkenalkan kepada masalah dari dunia nyata. Kemudian siswa diminta untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara mereka sendiri 3. Proses Pembelajaran Siswa mencoba berbagai strategi untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan pengalamannya, dapat dilakukan secara perorangan maupun secara kelompok. Kemudian setiap siswa atau kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di depan siswa atau kelompok lain dan siswa atau kelompok lain memberi tanggapan terhadap hasil kerja siswa atau
Materi-materi penting
Deskripsi penting kelompok penyaji. Guru mengamati jalannya diskusi kelas dan memberi tanggapan sambil mengarahkan siswa atau kelompok penyaji. Guru mengamati jalannya diskusi kelas dan memberi tanggapan sambil mengarahkan siswa untuk mendapatkan strategi terbaik serta menemukan aturan atau prinsip yang bersifat lebih umum 4. Penutup Setelah mencapai kesepakatan tentang strategi terbaik melalui diskusi kelas, siswa diajak menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu. Pada akhir pembelajaran siswa harus mengerjakan soal evaluasi dalam bentuk matematika formal
Kelebihan PMR
a. Pembelajaran Matematika Realistik memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa tentang keterkaitan antar matematika dengan kehidupan sehari-hari (kehidupan dunia nyata) dan tentang kegunaan matematika pada umumnya bagi manusia. b. Pembelajaran Matematika Realistik memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa bahwa matematika suatu bidang kajian yang dikonstruksi dan dikembangkan sendiri oleh siswa, tidak hanya oleh mereka yang disebut pakar dalam bidang tersebut. c. Pembelajaran Matematika Realistik memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa bahwa cara penyelesaian suatu soal atau masalah tidak harus tunggal, dan tidak harus sama antara orang yang satu dengan orang yang lain. d. Pembelajaran Matematika Realistik memberikan pengerian yang jelas dan operasional kepada siswa bahwa dalam mempelajari matematika, proses pembelajaran merupakan sesuatu yang utama, dan untuk mempelajari matematika orang harus menjalani proses itu dan berusaha untuk menemukan sendiri konsep-konsep matematika dengan bantuan pihak lain yang lebih tahu (misalnya guru).
Materi-materi penting Kelemahan PMR
Deskripsi penting 1. Upaya mengimplementasikan PMR membutuhkan perubahan pandangan yang sangat mendasar mengenai berbagai hal yang tidak mudah dipraktikan, misalnya mengenai siswa, guru, dan peranan soal kontekstual 2. Mengkonstruksi soal-soal kontekstual yang memnuhi syarat-syarat yang dituntut PMR tidak selalu mudah untuk setiap topik matematika yang perlu dipelajari siswa, apalagi jika soal-soal tersebut harus dapat diselesaikan dengan bermacam-macam cara. 3. Upaya mendorong siswa agar dapat menemukan berbagai cara untuk menyelesaikan soal juga merupakan hal yang tidak mudah dilakukan guru 4. Proses pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui soal-soal kontekstual, proses matematisasi horizontal, dan pross matematisasi vertikal juga bukan merupakan sesuatu yang sederhana, karena proses dan mekanisme berpikir siswa dalam melakukan penemuan kembali terhadap konsep-konsep matematika tertentu.
Upaya Mengatasi Kelemahan PMR
1. Pada tahap awal pembelajaran, guru selalu mengaktifkan dan mengembangkan kemampuan awal siswa sehingga memiliki kemampuan awal yang memadai untuk terlibat aktif dalam merespon masalah kontekstual yang diberikan dengan berbagai cara atau jawaban 2. Memotivasi semua siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran, misalnya dengan memberikan pujian jika siswa menjawab benar dan teteap mnghargai jawaban siswa walaupun jawaban yang dikemukakan salah tanpa melukai perasaan siswa. 3. Guru selalu memantau cara-cara yang dilakukan siswa dalam menjawab permasalahan kontekstual yang diberikan agar proses dan mekanisme berpikir siswa dapat diikuti dengan cermat, sehingga jika ada iswa yang mengalami kesulitan guru dapat segera memberikan bantuan, misalnya dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan yang dapat mengarahkan siswa untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang diberikan.
D. Mengamati video pembelajaran Hasil pengamatan video implementasi kekhasan bidang studi dan pendekatan pembelajaran Aspek Pengamatan Pembelajaran Tematik SD/MI Kelas 1
Deskripsi Aktivitas Guru dan Siswa 1. Setelah mempersiapkan siswa untuk belajar dan menyampaikan tujuan pembelajaran, guru memandu siswa untuk mengambil alat dan bahan pembelajaran
Tema Alat-alat Kebersihan
2. Dalam pembelajaran, guru dibantu oleh paguyuban kelas 3. Pada kegiatan apersepsi, guru memandu siswa untuk melihat, meraba, dan menyampaikan pendapatnya tentang alat dan bahan pembelajaran di kelompok 4. Siswa membuat puisi sesuai dengan alat-alat kebersihan yang ada di dalam kelompok 5. Guru memandu siswa untuk mengoreksi hasil karya teman di kelompoknya 6. Guru memandu siswa menyampaikan hasil koreksi dan saran perbaikan hasil karya puisi temannya 7. Pada kegiatan “belanja karya” setiap kelompok secara bergantian memajangkan hasil karyanya dan dinilai oleh kelompok lain 8. Perwakilan siswa memodelkan pembacaan puisi yang dibuatnya di depan kelas 9. Karya siswa di pajangkan di papan pajangan kelas
Pembelajaran Matematika SD/MI Kelas VI
1. Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran dan melakukan kegiatan apersepsi, guru memandu siswa untuk mengambil benda berbentuk tabung yang ada di
Menghitung Volume Tabung
sekitar kelas 2. Siswa di dalam kelompok kecil bekerja sama menemukan cara menghitun volume tabung 3. Siswa mempresentasikan hasil karya kelompok 4. Siswa secara individu membuat soal-soal yang berkaitan dengan volume tabung 5. Siswa mengerjakan soal-soal tentang volume tabung yang dibuat oleh teman dari kelompok lainnya 6. Siswa pembuat soal mengoreksi hasil pekerjaan temannya 7. Siswa memajangkan hasil karya yang telah diperbaiki 8. Guru memberi komentar pada hasil karya siswa
Aspek Pengamatan Pembelajaran IPA SMP/MTs Kelas VII
Deskripsi Aktivitas Guru dan Siswa 1. Guru memotivasi siswa dengan memberi pertanyaan yang jawabannya akan dibuktikan melalui kegiatan eksperimen
Peran Kalor dalam
2. Siswa menerima lembar kerja, alat dan bahan kegiatan
Mengubah Wujud Zat dan
eksperimen seperti thermometer, penyangga kaki tiga,
Suhu Suatu Benda
stopwatch, spirtus, air, minyak, santan, pemantik api, dll 3. Setelah memahami tugas dalam lembar kerja, siswa melakukan kegiatan eksperimen yang dilakukan secara kooperatif dan kontekstual 4. Siswa mengamati dan mencatat setiap proses dan perubahan yang terjadi pada alat dan bahan eksperimen 5. Siswa mempresentasikan hasil laporan kegiatan eksperimen kelompoknya 6. Berdasarkan hasil eksperimen, guru memandu siswa untuk menyimpulkan dan menemukan rumus kalor 7. Siswa memajangkan hasil karya laporan kegiatan eksperimen
Pembelajaran IPS SMP/MTs Kelas VIII
1. Guru menugaskan siswa secara individu mengidentifikasi masalah yang terjadi di Indonesia melalui media k oran kemudian pada masing-masing kelomo dipilih satu
Mencari Solusi Permasalahan Indonesia
masalah terpenting untuk dipecahkan 2. Siswa menerima alat dan bahan pembelajaran seperti
sebagai Negara
koran, spidol warna, buku paket, gunting, plano, lem,
Berkembang
kertas post it, dan kertas berwarna 3. Siswa secara individu mengidentifikasi masalah yang terjadi di Indonesia melalui bahan bacaan dari artikel koran 4. Siswa berdiskusi dan bekerja sama di dalam kelompok, memilih satu masalah untuk dipecahkan secara bersama 5. Di dalam kelompok siswa berdiskusi mencari alternative pemecahan dari masalah yang dipilih 6. Persentasi hasil karya dilakukkan antar kelompok, dan hasilnya dikritisi oleh kelompok lain 7. Siswa memajangkan hasil karyanya 8. Perwakilan kelompok menilai hasil karya kelompok lain dengan kriteria yang dibuat guru
E. Membuat laporan
LAPORAN MODUL 1 KB 3
Hasil Bacaan Materi Utama
Kekhasan Bidang Studi dan Implementasinya dalam Pembelajaran di SD 1. Kekhasan Bidang Studi Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia merupakan sarana untuk mengungkapkan segala sesuatu yang ada dalam diri seseorang, baik berbentuk perasaan, pikiran, gagasan, dan keinginan yang dimilikinya (sebagai alat ekspresi diri) serta untuk menyatakan dan me mperkenalkan keberadaan diri seseorang kepada orang lain dalam berbagai tempat dan situasi. 2. Kekhasan Bidang Studi Matematika Matematika sebagai ilmu memiliki beberapa karakteristik sebagai ciri khasnya antara lain: a. Memiliki objek kajian yang abstrak b. Bertumpu pada kesepakatan c. Berpola pikir deduktif d. Konsisten dalam sistemnya e. Memperhatikan semesta pembicaraan Matematika dapat diartikan sebagai ilmu atau pengetahuan tentang belajar atau berpikir logis. Batasan dan pengertian matematika secara umum antara lain: (1) matematika adalah bahasa simbol; (2) matematika adalah bahasa numerik; (3) matematika adalah bahasa yang dapat menghilangkan sifat kabur, majemuk, dan emosion al; (4) matematika adalah metode berpikir logis; (5) matematika adalah sarana berpikir; (6) matematika adalah logika pada masa dewasa; (7) matematika adalah ratunya ilmu dan sekaligus menjadi pelayannya, (8) matematika adalah ilmu pengetahuan mengenai kuantitas dan besaran; (9) matematika adalah ilmu pengetahuan yang bekerja menarik kesimpulan-kesimpulan yang perlu; (10) matematika adalah ilmu pengetahuan formal yang murni; (11) matematika adalah ilmu yang mempelajari hubungan pola, bentuk, dan struktur; (12) matematika adalah ilmu yang abstrak dan deduktif; (13) matematika adalah aktivitas manusia. 3. Kekhasan Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis tersusun secara teratur, berlaku secara umum, berupa kumpulan hasil ob servasi dan eksperimen. Tidak hanya sebagai kumpulan benda atau makhluk hidup, tetapi tentang cara kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah. IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi merupakan suatu proses penemuan.
4. Kekhasan Bidang Studi Ilmu Pendidikan Sosial (IPS) IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari tentang kehidupan manusia dalam berbagai dimensi ruang dan waktu serta berbagai aktivitas k ehidupannya. Mata pelajaran IPS bertujuan untuk menghasilkan warganegara yang religius, jujur, demokratis, kreatif, kritis, senang membaca, memiliki kemampuan belajar, rasa ingin tahu, peduli dengan lingkungan sosial dan fisik, berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan sosial dan budaya, serta berkomunikasi secara produktif. 5. Kekhasan Bidang Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan PPKn adalah wahana edukatif dalam mengembangkan siswa menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia. 6. Kekhasan Bidang Studi Seni Budaya dan Prakarya SBdP merupakan aktivitas belajar yang menampilkan karya seni estetis, artistik, dan kreatif yang berakar pada norma, nilai, perilaku, dan produk seni budaya bangsa. 7. Kekhasan Bidang Studi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan PJOK pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.
Pendekatan Pembelajaran dan Implementasinya di SD
Pendekatan pembelajaran adalah cara pandang guru terhadap proses pembelajaran yang dilatarbelakangi dengan landasan konsep tertentu dan dihasilkan dari kajian teoretik. Ada tiga pasangan pendekatan yang berbeda, yaitu (1) pendekatan yang berpusat pad a siswa versus berpusat pada guru, (2) pendekatan proses versus pendekatan konsep, dan (3) pendekatan induktif versus pendekatan deduktif. Pemilihan terhadap salah satu pendekatan, strategi, dan metode akan melahirkan model pembelajaran. 1.
Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik Pendekatan pembelajaran saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang dirancang agar siswa aktif mengkonstruksi konsep, prinsip atau teori melalui tahapan-tahapan mengamati, menanya, menalar, mengumpulkan informasi/ mencoba, menganalisis data dan menarik kesimpulan (mengasosiasi) dan mengomunikasikan konsep, prinsip atau teori yang ditemukan. Inti dari pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik adalah aktivitas observasi (pengamatan).
2.
Pembelajaran Berbasis Proyek Pembelajaran berbasis proyek adalah pembelajaran yang menggunakan proyek/ kegiatan sebagai media dan menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman siswa dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran yang menuntut kreativitas siswa. Pada pembelajaran berbasis proyek terkandung makna hasil karya siswa sebagai hasil belajar melalui perbuatan atau pengalaman langsung (learning by doing) yang merupakan konsep dari pendekatan konstruktivisme dari John Dewey.
3.
Pembelajaran dengan Pendekatan Konstruktivisme Pendekatan konstruktivisme adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pengetahun awal siswa sebagai tolak ukur dalam belajar. Pendekatan konstruktivisme menekankan bahwa peranan utama dalam kegiatan belajar adalah aktivitas siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Segala sesuatu seperti bahan, me dia, peralatan, lingkungan dan fasilitas lainnya disediakan untuk membantu pembentukan tersebut.
4.
Pembelajaran dengan Pendekatan Berbasis Masalah Pendekatan berbasis masalah mengarahkan peserta didik dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencari situasi masalah dan melalui pencarian ini diharapkan dapat menguji kesenjangan dalam pengetahuan dan keterampilan mereka untuk menentukan informasi mana yang perlu mereka peroleh untuk menyelesaikan masalah dan mengolah situasi yang ada.
5.
Pembelajaran Berbasis Penemuan (Diskoveri) Pembelajaran diskoveri adalah proses pembelajaran yang terjadi bila peserta didik tidak disajikan materi ajar dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri
6.
Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia yang n yata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
7.
Pembelajaran dengan Pendekatan Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang secara sad ar menciptakan interaksi yang saling mencerdaskan sehingga sumber belajar bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama peserta didik.
8.
Pembelajaran dengan Pendekatan Kuantum Pendekatan kuantum atau disebut juga dengan Quantum Teaching and Learning merupakan cara pandang masyarakat belajar bahwa belajar itu harus berenergi dan membangkitkan
motovasi atau energi positif siswa untuk berinteraksi dengan guru, peserta didik lain dan sumber belajar. 9.
Pembelajaran Berbasis Aktivitas Pembelajaran berbasis aktivitas merupakan proses belajar yang melibatkan proses fisik dan mental siswa melalui kegiatan mengamati, menanya, menduga, mencoba, mengeksplorasi, mengukur, menyimpulkan, mengomunikasikan, dll.
Hasil Diskusi Tentang Kekhasan Bidang Studi dan Implementasinya dalam Pembelajaran di SD
1. Salah satu contoh materi yang cocok dibelajarkan menggunakan metode discovery learning adalah menghitung volume kerucut dan volume limas. Pengetahuan awal siswa tentang volume tabung dan volume prisma digunakan sebagai prasyarat untuk membelajarkan materi. Melalui eksperimen yang dilakukan siswa dengan menggunakan tabung, prisma, kerucut, dan limas, siswa distimulasi untuk menemukan rumus menghitung volume kerucut dan limas. 2. Bahasa Indonesia digunakan sebagai Bahasa pengantar dalam membelajarkan seluruh pengetahuan. Penyampaian pengetahuan melalui lisan maupun tulisan memerlukan kemampuan peserta didik untuk mencerna apa yang ia dengar atau apa yang ia baca. Kemampuan reseptif dalam berbahasa mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia maupun mata pelajaran yang lain. Hal ini terlihat dari hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yang berbanding lurus dengan mata pelajaran yang lain. 3. Pendekatan Matematika Realistik (PMR) adalah suatu pendekatan pembelajaran matematika yang dekat dengan kehidupan nyata siswa sebagai sarana untuk meningkatkan pemahaman dan daya nalar. Siswa didorong atau ditantang untuk aktif bekerja bahkan diharapkan dapat mengkonstruksi atau membangun sendiri pengetahuan yang akan diperolehnya. Pembelajaran tidak dimulai dari sifat-sifat atau definisi atau teorema dan selanjutnya diikuti contoh-contoh, tetapi dimulai dengan masalah kontekstual atau real/nyata yang selanjutnya melalui aktivitas siswa diharapkan dapat ditemukan sifat atau definisi atau teorema atau aturan oleh siswa sendiri. Contoh implementasi model pembelajaran PMRI adalah pada materi menghitung luas trapesium. Dengan pengetahuan awal tentang luas persegi panjang, peserta didik diberikan kesempatan mengeksplor peraga kertas berbentuk persegi panjang untuk digunting sehingga dapat membentuk trapesium dengan luas yang sama dan menemukan rumus cara menghitung luas trapesium tersebut.