ELASTISITAS PENDAPATAN Elastisitas Pendapatan merupakan suatu ukuran kepekaan dari keuantitas yang diminta terhadap perubahan pendapatan, ceteris paribus. Rumus :
Pendapatan dan jumlah produk yang dibeli biasanya bergerak dengan arah yang sama. Oleh karena pendapatan dan jumlah penjualan tidak berhubungan terbalik tetapi berbanding lurus, maka dan adalah positif. Untuk produk – produk tertentu, yaitu barang – abrang inferior, hal tersebut tidak terjadi. Untuk produk – produk yang permintaannya berhubungan positif de ngan pendapatan di definisikan sebagai barang normal atau barang superior. Untuk menghitung elastisitas pendapatan pada suatu kisaran pendapatan kita bisa gunakan hubungan elastisitas busur : Rumus : Rumus tersebut menunjukan suatu ukuran derajat kepekaan rata – rata secara relatif dari permintaan akan suatu produk tertentu terhadap perubahan pendapatan pada kisaran I1 dan I2. Hampir semua produk mempunyai elastisitas pendapatan yang positif. Misalkan, elastisitas pendapatan (e1) untuk suatu produk sebesar 0,3. Ini ber arti bahwa 1 persen kenaikan pendapatan akan menyebabkan permintaan akan produk tersebut meningkat sebesar 0,3 persen. Ini me nunjukkan bahwa produk tersebut tidak akan bisa mempertahankan “peranannya” dalam perekonomian. Produk lain mungkin mempunyai elastisitas pendapatan sebesar 2,5 kali kenaikan pendapatan. Oleh karena itu jika ei<1 untuk suatu barang tertentu, maka produsen barang tersebut tidak akan mendapatkan kenaikan pangsa yang proposional atas ke naikan pendapatan nasional. Sedangkan jika ei>0, maka suatu industry tertentu akan memperoleh bagian keuntungan yang lebih besar daripada proporsi kenaikan pendapatan nasional. Elastisitas pendapatan juga bisa memainkan peranan penting dalam kegiatan pemasaran sebuah perusahaan. Jika pendapatan per kapita atau pendapatan rumah tangga merupakan suatu factor penentu permintaan yang utama untuk suatu produk tertentu, maka hal te rsebut bisa mempengaruhi lokasi dan sifat saluran penjualan. Bisa mempengaruhi biaya iklan dan kegiatan promosi lainnya. Misalnya, ada banyak perusahaan – perusahaan yang memproduksi barang dan jasa dengan elastisitas pendapatan yang tinggi yang mengandalkan usaha promosinya pada para professional muda, seperti pada bidang bisnis, hokum, dan obat – obatan. Pada tingkat nasional, konsep elastisitas pendapatan ini meempunyai perananan penting dalam beberapa bidang utama. Misalnya, sector pertanian mempunyai permasalahan yang berkepanjangan karena elastisitas pendapatan untuk beberapa produk pertanian besarnya lebih kecil dan satu. Kenyataan ini telah mempersulit para petani untuk meningkatkan pendapatan mereka.
Permintaan akan beberapa barang dipengaruhi oleh harga – harga barang lainnya. Misalnya, permintaan akan daging sapi berhubungan dengan harga dari barang substitusinya, misalnya daging ayam. Jika daging sapi naik, maka permintaan akan daging ayam akan naik. Hubungan langsung antara harga suatu barang denngan kuantitas barang lainnya yang dibeli terjadi untuk semua produk yag bisa saling menggantikan (substitusi). Sementara itu hubungan antar barang lainnya, seperti antara kamera dengan film atau tape recorder dengan kaset atau pulpen dengan tinta menunjukkan suatu hubungan yang sangat berbeda. Konsep elastisitas (harga) silang ini digunakan untuk melihat derajat kepekaan dari permintaan akan suatu produk terhadap perubahan harga produk lainnya. Elastisitas silang (titik) ditunjukkan oleh persamaan berikut :
Elastisitas silang untuk barang – barang yang substitutif adalah positif, karena harga suatu barang dan permintaan akan barang lainnya bergerak dengan arah yang sama. Sedangkan elastisitas silang untuk barang – barang yang komplementer adalah negative, karena harga dan kuantitas bergerak dengan arah yang berlawanan. Kita bisa menggambarkan konsep elastisitas silang ini dengan fungsi permintaan akan barang Y : Disini Qy adalah kuantitas Y yang diminta ; Pw, Px, Py dan P z adalah harga – harga dari barang W, barang X, barang Y dan barang Z; dan I adalah pendapatan disposibel. Konsep elastisitas silang ini digunakan untuk dua tujuan utama, yaitu : 1. Konsep ini sangat penting bagi suatu perusahaan untuk untuk mengetahui bagaimana kemungkinan permintaan akan produknya dalam merespons perubahan harga barang – barang lain. 2. Elastisitas silang ini digunakan dalam sector industry untuk mengukur keterkaitan antar industry. Misalnya suatu perusahaan mungkin muncul untuk menguasai suatu pasar tertentu, ia merupakan satu – satunya pemasok (supplier) sesuatu barang di pasar tersebut.
PENGARUH WAKTU TERHADAP ELASTISITAS Konsumen sering kali bereaksi terlambat terhadap perubahan – perubahan harga dan keadaan – keadaan lainnya di pasar. Misalkan perusahaan listrik menaikkan tarifnya sebesar 30%. Bagaimana pengaruh kenaikan tersebut terhadap kuantitas listrik yang diminta? Para pelanggan listrik mungkin akan mengurangi pemakaian lampu yang tidak diperlukan, tetapi permintaan total akan listrik, yang sangat tergantung pada alat – alat listrik yang dimiliki para pelanggan listrik tersebut dan pada peralatan yang digunakan oleh sector industry dan komersial, tidak terpengaruh banyak. Sama halnya, sector industry akan beralih ke sumber – sumber energy lainnya, akan menggunakan teknologi produksi yang hemat energy, atau akan berpindah ke daerah – daerah yang tariff listriknya lebih murah
ELASTISITAS HARGA UNTUK PRODUK PERMINTAAN TURUNAN Fungsi permintaan dari beberapa barang biasanya memasukkan salah satu variabel independen dari fungsi permintaan akan produk lainnya. (Derived) dari permintaan akan barang lainnya, oleh karena itu kita menggunakan istilah permintaan turunan (derived demand) untuk menunjukkan hubungan seperti ini. Demikian pula halnya dengan permintaan akan jasa angkutan ke daerah wisata, juga bukanlah suatu permintaan langsung, tetapi diturunkan dari permintaan akan rekreasi meskipun permintaan akan barang-barang konsumsi (produk akhir) bisa atau tidak merupakan permintaan turunan, akan tetapi permintaan semua barang produktif (produk yang digunakan dalam industri pengolahan untuk konsumsi akhir) adalah permintaan turunan. Permintaan agregat akan barang konsumsi menentukan permintaan akan peralatan modal, bahan baku, tenaga kerja dan ener gi yang digunakan untuk mengolah barangbarang konsumsi tersebut. Misalnya permintaan akan baja, platinum dan plastik merupakan permintaan turunan . t idak satupun barang produksi tersebut diminta karna nilai langsungnya bagi konsumen ,tetapi karna peranan dari permintaan turunan tersebut dalam proses produksi barang dan jasa. Seperti telah dijelaskan dimuka, permintaan akan barang-barang produktif tergantung dengan permintaan akan produk akhir yang akan diproduksi. Hubungan ini tidak selalu langsung ,misalnya permintaan akan produk akhir . hal ini terjadi karna barang antara tersebut hanya mewakili satu input dalam proses produksi kecuali biaya input tersebut merupakan bagian yang terbesar dari biaya total untuk menghasilkan produk akhir , maka setiap persentase perubahan harga barang antara tersebut akan mengakibatkan persentase perubahan biaya (harga) produk akhir lebih kecil. Hubungan ini bisa digambarkan dengan melihat permintaan akan sejenis cat yang khusus digunakan untuk mengecat mobil . biaya total pembuatan mobil cennacar (misal) adalah Rp.10.000.000,00 dan sebanyak Rp.500.000.00 dari biaya total tersebut digunakan untuk cat. Misalkan harga cat naik dua kali lipat (sebesar 100%) maka sekarang dibutuhkan uang Rp.1.000.000.00 untuk tiap unit mobil yang diproduksi. Pada keadaan ini biaya total produk akhir tersebut dan mungkin juga harganya akan meningkat 5% (500.000/10.000.000=0.05) jika elastisitas harga harga permintaan mobil sebesar -2,5 maka kenaikan harga 5% ini akan menurunkan permintaan akhir sebesar 12,5% dengan menganggap bahwa jumlah cat khusus yang dibutuhkan setiap mobil adalah tetap dan tidak ada barang subtitusi nya, maka kenaikan harga cat tersebut sebesar 100% hanya akan mengakibatkan penurunan permintaan sebesar 12,5. Hal ini ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa elastisitas.
RANGKUMAN Permintaan akan produk suatu perusahaan merupakan factor penentu profitablitasyang utama dan prakiraan permintaan merupakan factor penting dalam perancanaan manajerial. Untuk membuat suatu prakiraan yang bias dipercaya (realiable), seseorang harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang konsep-konsep dan hubungan-hubungan ekonomis tertentu. Pertama, permintaan akan suatu produk selalu merupakan fungsi dari beberapa variable, seperti harga, pendapatan dan biaya iklan. Hubungan tersebut dinamakan fungsi ditunjukan oleh kurva permintaan.
Konsep kunci yang dikenalkan dalam bab ini adalah elastisitas yaitu persentase perubahaan salah satu dari factor-faktor yang menentukan permintaan tersebut. Elastisitas harga ( Ep dan Ep ) m enunjukan hubungan antara perubahan-perubahan kuantitas yang diminta dengan perubahan-perubahan harga dari suatu produk. Elastisitas pendapatan ( Ei atau Ei ) menunjukan hubungan antara permintaan dengan
pendapatan. Biasanya, |Ei| adalah positif, yang menujukan bahwa semakin tinggi pendapatan semakin tinggi pula permintaan. Elastisitas (harga) silang (Epx atau Epx) menghubungkan permintaan akan produk Y dengan harga produk X. Masalah pokok lainnya dalam analisis permintaan adalah mengenai permintaan turunan (derived demand). Konsep ini menunjukan bahwa permintaan permintaan akan sesuatu produk bias diturunkan dari permintaan akan barang lainnya. Waktu mempunyai pengaruh terhadap hubungan permintaan dalam beberapa hal. Perubahan yang akan terjadi di pasar pengaruhnya lebih kecil terhadap permintaan jangka pendek daripada terhadap permintaan jangka panjang yakni ketika pengaruh tersebut telah bekerja secara penuh.