PRAKTIKUM II Topik
: Pe Pertumbuhan Populasi
Tujuan juan
: Untuk tuk mengetahu tahuii per pertumbuhan populas lasi Kutu beras ras
Hari/Ta Hari/Tangg nggal al : Senin Senin / 26 Februa Februari ri – 26 Maret Maret 2007 2007 Tempat: Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin I. ALAT DAN BAHAN Alat
: 1. 4 buah kotak ka kayu persegi 2. Kain ain pe penutup 3. Nerac eracaa ohau ohauss ss
Baha Bahan n : 1. Kutu utu bera berass 2.
Rempah Rempah-rem -rempah pah (jahe, (jahe, kencur kencur,, laos) laos)
3. Tepung beras
II. II. CARA CARA KERJ KERJA A 1. Meny Menyiap iapkan kan alat alat dan dan bah bahan an 2. Memasukkan Memasukkan tepung beras ke ke dalam kotak, kotak, untuk untuk masing-m masing-masing asing sebany sebanyak ak 50 gram 3. Menimbang Menimbang maisng-masing maisng-masing rempah-rempa rempah-rempah h (kencur, (kencur, jahe dan dan laos) laos) 4. Memasukkan Memasukkan rempah-rempah rempah-rempah ke dalam dalam masing-m masing-masing asing kotak pengamatan: pengamatan: a.
50 gram tepung beras
b.
50 gram gram tepung tepung beras beras + 25 gram Jahe Jahe
c.
50 gra gram m tep tepu ung beras eras + 25 25 gra gram m lao laoss
d.
50 gram gram tepu tepung ng bera berass + 25 gram gram kenc kencur ur
5. Memilih Memilih pasa pasanga ngan n kutu kutu beras beras jantan jantan dan betin betinaa 6. Memas emasuk ukka kan n 10 pasa pasang ng kutu bera berass ke dala dalam m masin asing g-mas -masin ing g kotak otak pengamatan pengamatan dan dan menutup menutup dengan dengan kain. kain. 7. Setelah Setelah 4 minggu minggu (30 hari) dilakuka dilakukan n pengamata pengamatan n dan perhitunga perhitungan n jumlah jumlah kutu beras akhir.
10
III. TEORI DASAR Suatu populasi akan mengalami pertumbuhan, apabila laju kelahiran di dalam populasi itu lebih besar dari laju kematian, dengan mengamsumsikan bahwa laju emigrasi diimbangi oleh laju imigrasi. Bila sejenis hewan tiba pada suatu tempat yang baru, hewan itu akan berusaha untuk menetap dan berkembang biak di tempat tersebut. Dengan perkataan lain, hewan tersebut berusaha untuk memperbanyak populasinya. Pada keadaan dimana kondisi dan sumber daya pendukung kehidupan ada dalam keadaan tak terbatas, populasi hewan akan tumbuh menurut kurva sigmoid (logistik) atau berbentuk huruf S. Persamaan sistematis dari pertumbuhan populasi yang berbentuk eksponensial di atas adalah dN/dt = rN. Bentuk integralnya Nt = No.e rt. Sedangkan bentuk persamaan lineranya adalah ln Nt = ln No + rt atau log Nt = log No + 0,4343 rt. Waktu penggandaan populasi t = 0,693/r, t= ln 2/r. Selanjutnya untuk pertumbuhan populasi yang berbentuk logistic (S) persamaannya adalah: dN/dt = rN (K – N)/K bentuk integralnya : Nt= K1 + e a-rt Pada kedua persamaan matematis pertumbuhan populasi di atas : N = jumlah anggota populasi No = jumlah anggota populasi awal R = laju pertumbuhan populasi (potensi biotic, koefisien pertumbuhan populasi sesaat) K = daya dukung E = basis logaritma natural = 2,718 A = konstanta T = waktu
11
IV. HASIL PENGAMATAN Table populasi kutu beras. No
Media
(N0) ♂ ♀ 1
Jumlah akhir (Nt)
awal
Perlakuan
r
Dewasa Muda Anak Larva/ulat
5
5
10
10
2
-
20
32
0.245
5
5
10
5
4
4
72
86
0.660
5
5
10
4
5
-
62
71
0.545
5
5
10
9
2
1
6
18
0.138
1 (tepung 2
beras) Perlakuan 2 (tepung beras
3
+
jahe) Perlakuan 3 (tepung beras
4
+
kencur) Perlakuan 4 (tepung beras
+
laos)
Perhitungan : 1. e rt = Nt No 2, 71830r = 32/10 30 r log 2,718 = 3,2 13,02 r = 3,2 r = 0,245 2. e rt = Nt No 2, 71830r = 86/10 30 r log 2,718 = 8,6 13,02 r = 8,6
12
r = 0,660 3. e rt = Nt No 2, 71830r = 71/10 30 r log 2,718 = 7,1 13,02 r = 7,1 r = 0,545 4. e rt = Nt No 2, 71830r = 18/10 30 r log 2,718 = 1,8 13,02 r = 1,8 r = 0,138
V.
ANALISA DATA Pada praktikum pertumbuhan populasi kutu beras dengan menggunakan
kutu beras dewasa sebanyak 10 ekor dimana 5 ekor adalah kutu beras jantan dan 5 ekor kutu beras betina, dengan berbagai perlakuan yaitu perlakuan pertama dengan medium tepung beras, perlakuan 2 dengan medium tepung beras dan jahe yang dihaluskan, perlakuan 3 dengan medium tepung beras dan kencur, dan perlakuan 4 dengan medium tepung beras dan laos. Dengan keempat perlakuan tersebut diketahui bahwa pertumbuhan populasi dari kutu beras tersebut berbeda-beda pada masing-masing perlakuan. Pada medium 1, kutu beras dewasa berjumlah 10, hal ini berarti pada kutu dewasa tidak berkurang jumlahnya dari keadaan semula, terjadi pertambahan pada kutu beras muda sebanyak 2 ekor dan pada stadium larva atau ulat sebanyak 20 ekor. Pada stadium ini banyak terjadi pembentukan larva atau ulat hal ini menunjukkan bahwa pada waktu 30 hari merupakan masa waktu pertumbuhan larva. Pada medium 2 juga terjadi perubahan yaitu pada kutu beras dewasa yang tadinya berjumlah 10 hanya tersisa 5 hal ini bias disebabkan oleh matinya kutu
13
beras tersebut karena tidak mampu bertahan pada medium yang diberikan yaitu tepung beras yang telah dicampur dngan jahe. Pertumbuhan populasi terjadi pada stadium muda sebanyak 4, anak ada 4 dan larva sebanyak 72 dan dari perhitungan yang dilakukan diketahui bahwa laju populasinya adalah 0,660. Pada medium 3, jumlah kutu beras dewasa 4 ekor, muda 5 ekor, dan larva/ulat 62 ekor sedangkan laju populasinya adalah 0,545. pada medium ini pertumbuhan yang paling tinggi masih pada stadium larva karena masih dapat bertahan pada medium yag diberuiikan sedangkan yang dewasa sebagian telah mati karena yuang tersisa hanya 4 ekor saja. Pada medium 4, kutu beras dewasa 9 ekor, muda 2 ekor, anak 1 ekor dan larva ekor, sedangkan laju populasinya adalah 0,138. pada medium ini tidak banyak ditemukan jumlah larva, tetapi jumlah dewasa masih tinggi yaitu 9 ekor dan 1 hilang/mati. Dari keempat perlakuan tersebut dapat diketahui bahwa pertmbuhan populasi yang paling tinggi terjadi pada medium tepung beras dengan jahe yang dihaluskan, dimana pertumbuhan larva sebanyak 72 ekor dan jumlah populasinya adalah 86 sedangkan l;aju populasinya sebanyak 0,660. sedangkan pertumbuhan populasi yang terendah terjadi pada perlakuan 4 yaitu tepung beras+laos dengan jumlah larva 6 ekor dan jumlah populasinya adalah 18 sedangkan laju populasinya adalah 0,138. Pada dasarnya pertumbuhan populasi ada 2 macam yaitu pertumbuhan populasi eksponensial dan sigmoid. Pertumbuhan populasi eksponensial terjadi apabila populasi ada dalam suatu lingkungan yang ideal baik, yaitu ketersediaan makanan, ruang dan kondisi lingkungan lainnya tidak beroperasi membatasi tanpa ada persaingan dan lain sebagainya. Sedangkan pertumbuhan populasi sigmoid terjadi jika mula-mula populasi meningkat secara lambat kemudian makin cepat sehingga mencapai laju peningkatan secara logaritmik, namun segera menurun lagi secara perlahan dengan makin meningkatnya tahanan lingkungannya misalnya berupa persaingan intra-spesies (Binari Manurung, 1995).
VI. KESIMPULAN
14
1.
Laju pertumbuhan kutu beras
paling tinggi pada medium tepung
beras+jahe, dengan laju pertumbuhan 0,660. 2.
Laju pertumbuhan kutu beras terendah pada medium tepung beras+laos,
dengan laju pertumbuhan 0,138.
15