PENGIN"ERA PENGIN"ERAAN .AU$ TERAP TER APAN AN A(l)*as) un+u* E*s(l,ras) N)*-l
NAMA : Ihsan Naufal Muary NRP : 3511100064 TEKNIK GEOMATIKA GEOMATIKA FAKUTA! TEKNIK !IPI "AN PEREN#ANAAN IN!TITUT TEKNOOGI !EPUU$ NOPEM%ER NOPEM%E R !URA%A&A !URA%A&A '014
Sesuai dengan perkuliahan Pengideraan Jauh Terapan pada hari Selasa 16 September 2014 yana lalu, penulis mendapatkan tugas untuk mencari dan membuat informasi untuk pengamatan distribusi mineral disini penulis mengambil !enis mineral "ikel #aterit$ dengan menggunakan metode penginderaan !auh% &leh karena itu berikut penulis sedikit membahas latar belakang, !enis mineral, dengan metode obser'asi penginderaan !auh remote sensing $% Penulis menyadari masih terdapat kesalahan dan kekurangan laporan ini baik dari sisi penampilan maupun kontennya% "amun, semoga laporan ini bisa berguna bagi pembaca% Judul :
(plikasi Penginderaan Jauh untuk (kti'itas )ksplorasi *ineral "ikel #aterit *elalui Pendekatan (lterasi dengan *etode Defoliant Technique atau Directed Principal Component +P$% Latar Belakang :
"ikel merupakan salah satu barang tambang penting di dunia% *anfaatnya yang begitu besar bagi kehidupan sehari-hari, seperti pembuatan logam anti karat, campuran dalam pembuatan stainless steel, baterai "ickel-metal hybride, dan berbagai !enis barang lainnya% .eserbagunaan ini pula yang men!adikan nikel sangat berharga dan memiliki nilai !ual tinggi di pasaran dunia% Setidaknya se!ak 1/0 permintaan akan nikel rata-rata mengalami kenaikan 4 tiap tahun, dan diperkirakan sepuluh tahun mendatang terus mengalami peningkatan +al'i et al%, 2004$% i!ih nikel diperoleh dari endapan nikel laterit yang terbentuk akibat pelapukan batuan ultramafik yang mengandung nikel 0%2 - 0%4 3olightly, 1/1$% Jenis-!enis batuan tersebut antara lain oli'ine, piroksin, dan amphibole 5a!esh, 2004$% "ikel laterit umumnya ditemukan pada daerah tropis, dikarenakan iklim yang mendukung ter!adinya pelapukan, selain topografi, drainase, tenaga tektonik, batuan induk, dan struktur geologi )lias, 2001$% Selama ini eksplorasi terhadap nikel laterit dilakukan dengan mencari singkapan ultramafik, pemetaan lapangan, pengeboran, dan analisa laboratorium untuk mengetahui kandungan mineral dan kimiai nikel% "amun salah satu hambatan besar dari kegiatan tersebut adalah pada tahap pemetaan lapangan, dimana membutuhkan aktu yang lama dan berbiaya besar, terutama untuk daerah baru, sehingga seringkali sulit untuk dilakukan pada ilayah luas% "a mun seiring berkembangnya teknologi dalam bidang pemetaan, keterbatasan tersebut kini dapat diatasi dengan menggunakan aplikasi dari teknologi penginderaan !auh dan Sistem 7nformasi 3eografis S73$ 5a!esh, 2004$% (plikasi penginderaan !auh dan S73 dalam eksplorasi mineral memiliki banyak keuntungan, antara lain cakupan ilayahnya luas, hemat biaya, data yang mudah diperbaharui up date$ dan memungkinkan integrasi dengan berbagai !enis data satelit, geofisika, geokimia, +igital )le'ation *odel +)*$, dan sebagainya% Sehingga proses analisa semakin efisien, cepat, dan akurasi yang meningkat% Tinjauan Pustaka :
1% "ikel #aterit #aterit berasal dari bahasa latin yaitu Later, yang artinya bata membentuk bongkah-bongkah yang tersusun seperti bata yang berarna merah bata$% 8al ini dikarenakan tanah laterit tersusun oleh fragmen-fragmen batuan yang mengambang diantara matriks, seperti bata diantara semen, namun ada !uga yang mengartikan nikel laterit sebagai endapan lapukan yang mengandung nikel dan secara ekonomis dapat di tambang% atuan induk dari endapan nikel laterit adalah batuan ultrabasa dengan kandungan mineral ferromagnesian oli'ine, piroksin, dan amphibole$ dalam !umlah besar yang berasosiasi dengan struktur geologi yang terbentuuk pada masa Precambrian hingga Tersier (hmad, 2006
%$ 1%1 Proses Pembentukan "ikel #aterit Pemebentukan nikel laterit secara kimia terkait dengan proses serpentinisasi yang ter!adi pada batuan peridotite akibat pengaruh larutan hydrothermal yang akan merubah batuan peridotite men!adi batuan serpentinite atau batuan serpentinite peroditite% Sedangkan proses kimia dan fisika dari udaram air serta pergantian panas dingin yang beker!a kontinu berkelan!utan$, menyebabkan disintegrasi dan dekomposisi pada batuan induk% Pada pelapukan kimia khususnya, air tanah kaya akan &2 yang berasal dari udara dan pembusukan tumbuh-tumbuhan akan menguraikan mineral-mineral yang tidak stabil oli'ine dan piroksin$ pada batuan ultrabasa, kemudian menghasilkan *g, 9e, "i yang larut dan Si yang cenderung membentuk koloid dari partikel-partikel silika sangat halus% +i dalam larutan, 9e teroksidasi dan mengendap sebagai ferri-hidroksida, akhirnya membentuk mineral-mineral seperti geothite, limonitem dan hematite dekat permukaan% ersama mineralmineral ini selalu ikut serta unsur cobalt dalam !umlah kecil% #arutan yang mengandung *g, "i, dan Si terus-menerus mengalir ke baah tanah selama larutannya bersifat asam, hingga pada suatu kondisi dimana suasana cukup netral akibat adanya kontak dengan tanah dan batuan, maka ada kecenderungan untuk membentuk endapan hidrosilikat% "ikel yang terkandung dalam rantai silikat atau hidrosilikat dengan komposisi ber'ariasi tersebut akan mengendap pada celah-celah atau rekahan-rekahan yang dikenal dengan urat-urat garnierite dan krisopras% Sedangkan larutan residunya akan membentuk suatu senyaa yang disebut saprolite yang beraran coklat kuning kemerahan% :nsur-unsur lainnya seperti a dan *g yang terlarut sebagai bikarbonat akan terbaa ke baah sampai batas pelapukan dan akan diendapkan sebagai dolomite, magnesite yang biasa mengisi celah-celah atau rekahan-rekahan pada batuan induk% +i lapangan urat-urat ini dikenal sebagai batas petun!uk antara ;ona pelapukan dengan ;ona batuan segar yang disebut dengan akar pelapukan root of weathering
%$3ambar 1 "ikel di (rea Pertambangan% http<==4%bp%blogspot%com$ Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan bijih nikel laterit ini adalah:
a% atuan asal% (danya batuan asal merupakan syarat utama untuk terbentuknya endapan nikel laterit, macam batuan asalnya adalah batuan ultra basa% +alam hal ini pada batuan ultra basa tersebut< terdapat elemen "i yang paling banyak di antara batuan lainnya - mempunyai mineral-mineral yang
paling mudah lapuk atau tidak stabil, seperti oli'in dan piroksin - mempunyai komponen-komponen yang mudah larut dan memberikan lingkungan pengendapan yang baik untuk nikel% b% 7klim% (danya pergantian musim kemarau dan musim penghu!an dimana ter!adi kenaikan dan penurunan permukaan air tanah !uga dapat menyebabkan ter!adinya proses pemisahan dan akumulasi unsur-unsur% Perbedaan temperatur yang cukup besar akan membantu ter!adinya pelapukan mekanis, dimana akan ter!adi rekahan-rekahan dalam batuan yang akan mempermudah proses atau reaksi kimia pada batuan% c% 5eagen-reagen kimia dan 'egetasi% >ang dimaksud dengan reagen-reagen kimia adalah unsur-unsur dan senyaa-senyaa yang membantu mempercepat proses pelapukan% (ir tanah yang mengandung &2 memegang peranan penting di dalam proses pelapukan kimia% (sam-asam humus menyebabkan dekomposisi batuan dan dapat mengubah p8 larutan% (sam-asam humus ini erat kaitannya dengan 'egetasi daerah% +alam hal ini, 'egetasi akan mengakibatkan< penetrasi air dapat lebih dalam dan lebih mudah dengan mengikuti !alur akar pohon-pohonan, akumulasi air hu!an akan lebih banyak, humus akan lebih tebal .eadaan ini merupakan suatu petun!uk, dimana hutannya lebat pada lingkungan yang baik akan terdapat endapan nikel yang lebih tebal dengan kadar yang lebih tinggi% Selain itu, 'egetasi dapat berfungsi untuk men!aga hasil pelapukan terhadap erosi mekanis% d% Struktur% Struktur yang sangat dominan yang terdapat didaerah Polamaa ini adalah struktur kekar !oint$ dibandingkan terhadap struktur patahannya% Seperti diketahui, batuan beku mempunyai porositas dan permeabilitas yang kecil sekali sehingga penetrasi air sangat sulit, maka dengan adanya rekahan-rekahan tersebut akan lebih memudahkan masuknya air dan berarti proses pelapukan akan lebih intensif% e% Topografi% .eadaan topografi setempat akan sangat memengaruhi sirkulasi air beserta reagenreagen lain% :ntuk daerah yang landai, maka air akan bergerak perlahan-lahan sehingga akan mempunyai kesempatan untuk mengadakan penetrasi lebih dalam melalui rekahan-rekahan atau pori pori batuan% (kumulasi andapan umumnya terdapat pada daerah-daerah yang landai sampai kemiringan sedang, hal ini menerangkan baha ketebalan pelapukan mengikuti bentuk topografi% Pada daerah yang curam, secara teoritis, !umlah air yang meluncur run off$ lebih banyak daripada air yang meresap ini dapat menyebabkan pelapukan kurang intensif% f% ?aktu% ?aktu yang cukup lama akan mengakibatkan pelapukan yang cukup intensif karena akumulasi unsur nikel cukup tinggi% Sumber < http<==id%ikipedia%org=iki="ikel@laterit diakses pada tanggal 22=0/=2014, pukul 14<0/ ?7$% +ari tin!auan pustaka di atas dapat diklasifikasikan karakterisitik nikel laterit adalah terletak pada lokasi beriklim tropis yang memiliki 'egetasi yang lebat hutan lebat$ dan akan lebih banyak ditemukan di dataran rendah=landai, sehingga kunci interpretasi inilah yang akan men!adi parameter pengamatan nikel laterit menggunakan metode penginderaan !auh% Metode Pelaksanaan :
Penggunaan penginderaan !auh dalam eksplorasi pertambangan telah lama digunakan dan sudah berkembang luas, beberapa pendekatan yang banyak diaplikasikan antara lain, pemetaan lithologi, struktur, dan alterasi 5a!esh, 2004A Siegal dan 3illespie, 1//1$% Pemetaan lithologi merupakan pemetaan sumberdaya mineral, dengan menarik kesimpulan dari beberapa parameter utama yang diperoleh melalui obser'asi penginderaan !auh, seperti mengidentifikasi nilai spektral batuan, penampakan struktural, pelapukan dan bentuk daratan landform$, serta pola aliran sungai% Pemetaan struktur didasarkan pada hubungan antara deposit mineral dengan beberapa tipe deformasi, seperti patahan, lipatan atau struktur geologi lainnya% Sedangkan pendekatan alterasi merupakan teknik
pemetaan mineral yang mengasosiasikan deposit mineral dengan alterasi hidrothermal dan batuan sekitar, !enis dan luasnya ;ona alterasi menggambarkan tipe dari deposit mineral 5a!esh, 2004$% +istribusi spasial dari batuan hasil alterasi hidrothermal merupakan kunci utama untuk mengetahui ;ona aliran dari hidrothermal dan sebagai petun!uk penting untuk mengenali deposit mineral Pira!no, 1//2 dalam 5a!esh, 2004$% 7dentifikasi sebaran nikel laterit melalui teknologi penginderaan !auh dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan alterasi, yaitu dengan memetakan mineral permukaan hasil lapukan batuan ultramafik pada lapisan limonite, antara lain mineral goethite, hematite dan chlorite% *etode yang digunakan untuk mendeteksi mineral tersebut yaitu +efoliant TechniBue atau +irected Principal omponent +P$% Pemilihan metode tersebut didasarkan pada karakteristik ilayah tropis yang ber'egetasi rapat, sehingga men!adi hambatan tersendiri dalam mendeteksi deposit mineral% :ntuk itu metode yang mampu meminimalisir pengaruh 'egetasi, seperti +efoliant TechniBue sangat cocok untuk digunakan arran;a, 200CA 5o!as, 200C$% Defoliant Technique pada dasarnya adalah teknik pena!aman yang dilakukan dengan menggabungkan dua rasio saluran arran;a, 2002A 9raser dan 3reen, 1/D dalam 5o!as, 200C$, adapun hasil dari proses ini adalah sebaran mineral permukaan yang digambarkan dalam citra skala keabuan grayscale$% eberapa penelitian sebelumnya menun!ukkan baha +efoliant TechniBue mampu mengidentifikasi keberadaan alterasi hidrothermal di daerah ber'egetasi, seperti yang dilakukan oleh arran;a dan 8ale pada tahun 2001 di ilayah augio, 9ilipina% .emudian untuk mengu!i tingkat akurasi, hasil pencitraan akan di'erifikasi dengan data titik bor% Sensor yang digunakan untuk mengidentifikasi deposit mineral adalah (d'anced Spaceborne Thermal )mission 5adiometer (ST)5$% Salah satu kelebihan citra (ST)5 dalam memetakan sebaran mineral permukaan adalah ketersediaan saluran band$ yang lebih banyak E"75 s aluran 1 F C, S?75 saluran 4 F /, dan T75 saluran 10 F 14$ dan resolusi spasial yang lebih baik dibandingkan citra #andsat, oleh karena itu (ST)5 cocok dalam memetakan berbagai !enis batuan dan mineral% .emudian harga citra (ST)5 yang !auh lebih murah dibandingkan menggunakan satelit hyperspectral ataupun pemetaan udara men!adikan (ST)5 menarik untuk digunakan lebih !auh% eberapa penelitian sebelumnya menun!ukkan kemampuan (ST)5 yang baik dalam pemetaan geologi, seperti yang dilakukan oleh Simpson, *ars, dan 5oan pada tahun 2004 dalam pemetaan lithologic komplek ultramafik di (ustralia serta +ebgani dan 3ingerich tahun 200 untuk ekstrasi mineral di 7ran% (dapun untuk mendoload data citra (ST)5 dapat di cari pada halaman http<==gdem%ersdac%!spacesystems%or%!p=% Penelitian eksplorasi nikel ini bertu!uan untuk mengetahui pola sebaran potensi, tingkat akurasi pencitraan dan (ST)5 di areal eksplorasi tambang% 8asil penelitian dapat menyediakan informasi sebaran potensi nikel laterit secara spasial dengan metode yang lebih cepat dan efisien, mempermudah dalam pemetaan aal reconnaissance mapping$ geologi dan mineral pada daerah yang luas, serta sebagai decision maker support system bagi kepentingan perusahaan dalam melakukan eksplorasi tambang nikel laterit% (dapun tu!uan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola sebaran potensi deposit nikel laterit di areal eksplorasi tambang berdasarkan interpretasi citra satelit dan kaitannya dengan 'ariabel fisik batuan induk, struktur geologi, dan lereng% Sehingga hasil penelitian diharapkan dapat menyediakan informasi sebaran potensi nikel laterit secara spasial dengan metode yang lebih cepat dan efisien, mempermudah dalam pemetaan aal geologi reconnaissance mapping $ dan mineral pada daerah yang luas, serta sebagai decision maker support system bagi kepentingan perusahaan dalam melakukan eksplorasi tambang nikel laterit%
Objek tudi !yang memiliki potensi "ikel Laterit di #ndonesia$ :
*oroali merupakan salah satu ilayah Sulaesi tengah yang kaya akan kandungan nikel laterit dalam !umlah besar% 8al ini didukung oleh bentukan geologi yang terdiri atas 'olcano plutonic arc, methamorphic belt, ophiolite belt, banggai-sula dan tukang besi disisi arat dan :tara, Tengah, Timur, serta beberapa pecahan fragmen di Timur dan Tenggara% Selain itu kondisi ini !uga tidak terlepas oleh iklim, reaksi kimia, struktur, dan topografi Sulaesi yang cocok terhadap pementukan nikel laterit% )ndapan nikel laterit di *oroali terbentuk karena proses pelapukan dari batuan ultramafik yang terbentang dalam suatu singkapan tunggal terbesar di dunia seluas lebih dari 120 km G 60 km, dimana se!umlah endapan lainnya tersebar di pro'insi Sulaesi Tenggara ?aheed, 200
%$3ambar 2 #okasi Potensi "ikel #aterit di 7ndonesia%