I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara beriklim tropis yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Tipe topografi Indonesia yang beragam menyebabkan banyak jenis tanaman daerah tropis maupun subtropis dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik. Salah satu komoditas yang memiliki potensi yang tinggi untuk dikembangkan di Indonesia adalah tanaman buah, khususnya buah tropis diantaranya adalah durian ( Durio Zibethinus Murray). Durio Zibethinus Murray) adalah buah yang memiliki nilai ekonomi Durian ( Durio
tinggi di Indonesia dengan kisaran pasar yang luas dan beragam, mulai dari pasar tradisional hingga pasar modern, restoran, dan hotel. Hal ini menunjukan bahwa komoditas durian sangat potensial untuk diusahakan karena memiliki nilai ekonomi dan daya saing yang tinggi dibandingkan dengan komoditas buah yang lain. Buah durian sudah dikenal di Asia Tenggara sejak lama sehingga buah ini sudah cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia. Buah durian yang mengandung vitamin C cukup tinggi ini juga memiliki serat pangan yang baik untuk tubuh (Sobir, 2010). Durio Zibethinus Murray) merupakan buah berkulit duri namun Durian ( Durio namun
memiliki rasa yang sangat enak dan legit. Buah ini memiliki aroma yang sangat khas dan menyengat. Buah legit ini banyak sekali jenisnya, di Indonesia saja terdapat bermacam-macam durian seperti durian sukun, durian merah, durian
1
matahari, durian otong, durian kuning emas, dan lain-lain. Sedangkan durian monthong bukanlah durian asli Indonesia. Di Indonesia, pada awalnya durian merupakan tanaman hutan. Oleh karena rasanya yang luar biasa, durian lalu berkembang menjadi tanaman pekarangan , selanjutnya dikebunkan. Di Thailand, karena jauh dari pusat keragaman maka durian secara cepat berkembang menjadi tanaman budidaya komersial. Seiring perkembangan teknologi dan budidaya pertanian, di Indonesia durian mulai dibudidayakan secara intensif sehingga kualitasnya meningkat. Hal ini menjadi penting terutama karena Indonesia memiliki varietas durian yang sangat beragam. Dengan dipelihara secara intensif, varietas tersebut akan terjaga keberlanjutannya dan semakin dikenal di mancanegara (Sobir, 2010). Tanaman durian dapat diperbanyak secara generatif (biji) atau secara vegetatif (misalnya okulasi, sambung dan susunan). Tanaman yang berasal dari biji sering kali mengalami perubahan sifat dari pohon induknya. Karena itu, cara yang terbaik untuk memperbanyak tanaman durian adalah dengan okulasi, sambung, atau susunan. Dengan cari ini sifat tanaman akan tetap sama dengan pohon induknya. Dengan praktek kerja lapang ini bermaksud untuk mempelajari bagaiman teknik perbanyakan dan pembibitan durian yang benar.
2
B. Tujuan dan Sasaran Praktik Kerja Lapang
Tujuan dari pelaksanaan praktik kerja lapang, antara lain :
1. Mempelajari teknik perbanyakan dan pembibitan tanaman durian ( Durio Zibethinus Murray) di UPTD Balai Benih Hortikultura Dinas Pertanian
Banjarnegara. 2. Mempraktikan secara langsung teknik teknik perbanyakan dan pembibitan durian ( Durio Zibethinus Murray) di UPTD Balai Benih Hortikultura Dinas Pertanian Banjarnegara. 3. Mengkaji permasalahan yang ada dalam pelaksanaan teknik teknik perbanyakan dan pembibitan tanaman durian ( Durio Zibethinus Murray) di UPTD Balai Benih Hortikultura Dinas Pertanian Banjarnegara.
Sasaran dari pelaksanaan praktik kerja lapang, antara lain : 1. Memperoleh informasi mengenai teknik perbanyakan dan pembibitan ( Durio Zibethinus Murray) di UPTD Balai Benih Hortikultura Dinas Pertanian
Banjarnegara. 2. Mempraktikan sendiri cara teknik teknik perbanyakan dan pembibitan ( Durio Zibethinus Murray) di UPTD Balai Benih Hortikultura Dinas Pertanian
Banjarnegara. 3. Memecahkan permasalahan yang ada dalam pelaksanaan teknik perbanyakan dan pembibitan tanaman durian ( Durio Zibethinus Murray) di UPTD Balai Benih Hortikultura Dinas Pertanian Banjarnegara.
3
C. Manfaat Praktik Kerja Lapang
1. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang teknik teknik perbanyakan dan pembibitan ( Durio Zibethinus Murray). 2. Memperoleh pengalaman dan wawasan tentang cara pengelolaan suatu organisasi di bidang pertanian. 3. Latihan kerja di bidang pertanian. 4. Hasil praktik kerja lapang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melaksanakan penelitian.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Botani Tanaman Durian
1. Taksonomi
Menurut (Sobir, 2010) Berikut ini klasifikasi ilmiah buah durian. Kingdom
: Plantae – Plants
Subkingdom
: Tracheobionta – Vascular plants
Superdivision
: Spermathophyta – Seed plants
Division (Phylum)
: Magnoliophyta – Flowering plants
Kelas
: Magnoliopsida – Dicotyledons
Subkelas
: Dillenlidae
Order
: Malvales
Keluarga
: Bombacaceae – Kopok – tree familly
Genus
: Durio Adanson – durio
Spesies
: Durio zibethinus Murray – durian
Murray adalah seorang ahli yang pertama kali mendengar adanya buah durian. Akan tetapi, pada waktu itu ia masih memilik pandangan negatif. Ia menilai bahwa bau buah durian itu sangat mengganggu karena baunya seperti bau musang (zibethinus). Setelah mencari buah durian sendiri di hutan Malay dan meneliti kehidupan di sekitanya, menemukan buah durian tersebut. Buah durian yang didapat itu langsung dibelah dan dimakannya tanpa ragu-ragu. Ia pulang ke negeri asalnyadan membawa buah durian tersebut. Ia sendiri mencoba menetralisasi anggapan bahwa buah durian itu tidak enak, berbau busuk, dan
5
sebagainya. Dengan upaya tersebut, banyak orang menyukai buah durian karena rasanya memang sungguh lezat dan baunya harum. Akhirnya, buah durian tersebut dinobatkan sebagai raja segala buah (AAK,1997). Murray alias Alfred Russel Wallace, sebagai ahli pengetahuan alam, sangat bangga akan hasil buah penemuannya. Ahli lain yang mengenalkan buah durian adalah C. Lumbolz (AAK,1997 ). 2. Asal Usul Tanaman Durian
Menurut (Sobir,2010) Durian merupakan pohon asli nusantara, dengan pusat keragaman di Pulau Kalimantan, kata “durian” mengacu pada bentuk kulit buahnya yang berduri sehingga diberi naman duri dengan akhiran – an, jadilah kata durian. Kata ini terutama dipergunakan untuk menyebut buah yang kulitnya berduri tajam. Di beberapa daerah, durian dikenal dengan nama yang berbeda, yaitu duren (Jawa, Betawi, Gayo), kadu (Sunda), duriang (Manado), duliang (Toraja), dan rulen (Pulau Seram Timur). Durio atau durian ( Durio zibethinus Murray) adalah tanaman buah asli Asia Tenggara dengan pusat keanekaragaman tertinggi berada di Borneo. Jenis durian kira-kira berjumlah 30 jenis. Dari jumlah tersebut, hanya Durio zibethinus yang ditanam untuk dikonsumsi sebagai bebuahan. Tanaman durian merupakan jenis pohon hutan basah yang memiliki tinggi mencapai 30 – 40 m dan garis tengah 2 – 2,5 m. Walaupun umumnya tidak dikenal di negara barat, durian adalah sebuah komoditas berharga di Asia Tenggara yang memberikan pengaruh pada kultur dan sejarah dunia. Durian merupakan jenis buah yang cukup lama ada di dunia. Di Malaysia, nilai ekspor
6
durian tercatat diatas 40%. Sementara di Indonesia, panen beras pernah gagal hanya karena waktu tanamnya bersamaan dengan panen durian. Itulah sebabnya, petani lebih tertarik pada durian dibandingkan beras (Sobir, 2010). 3. Morfologi Tanaman Durian
Daun tanaman durian umumnya berbentuk bulat memanjang dengan bagian ujung meruncing. Letaknya berselang-seling dan pertumbhannya secara tunggal. Struktur daun agak tebal dengan permukaan daun sebelah atas berwarna hijau mengilap dan bagian bawah berwarna cokelat atau kuning keemasan. Buah ini terdiri atas kulit, daging, dan biji. Sesuai dengan namanya, kulit buah memiliki duri. Warnanya hijau sampai cokelat kekuningan, tergantung pada tingkat kematangan buah. Daging buah terletak di juring-juring atau pangsapangsa (petak-petak di dalam buah). Jumlah juring dalam sebutir buah durian bervariasi, tergantung pada jenis varietas durian. Akar tanaman durian merupakan akar tunggang. Akar ini bisa menembus tanah sampai kedalaman lebih kurang 3 m (Bernard,2008). Bunganya besar berbentuk mangkuk dengan benang sari dan mahkota berwarna kuning emas hingga merah. Bunganya sempurana atau hermafrodit (satu bunga terdapat benang sari dan putik yang fertil). Bunga keluar secara tunggal atau berkelompok pada cabang primer hingga cabang sekunder (ranting). Letak bunga bergantung dengan tangkai panjang. Tanaman dari biji dapat berbunga pada umur 8 – 15 tahun, sedangkan dari bibit okulasi pada umur 5 – 7 tahun (Hendro, 2008).
7
4. Kandungan Gizi Buah Durian
Daging buah durian mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi, tiap 100 gram daging buah mengandung 65 gram air, 134 energi, 2,5 gram protein, 3 gram lemak, 28 gram karbohidrat, 7,4 mg kalsium, 44 mg fosfor, 1,3 mg besi, dan 175 SI vitamin A, serta 53 mg vitamin C. Sedangkan bau yang dikeluarkan, disebabkan oleh belerang yang terikat pada asam butirat dan asam organik lain yang mudah menguap. Senyawa yang baunya paling busuk adalah propanatiol dan dietil tioeter, selain itu juga senyawa lain yang turut menentukan rasa nyaman dari buah durian (Setiadi, 2008). 5. Jenis Buah durian
Menurut (Bernard, 2008), jenis durian yang ada di Indonesia adalah : a. Durio kutejensis Varietas ini lebih dikenal dengan nama durian lai atau durian daun karena daunnya lebar. Bunga durian lai berwarna merah dan berukuran lebih besar daripada durian kebanyakan. Daging buahnya tebal, bertekstur kering, dan hampir tidak mengeluarkan bau sehingga lebih disukai oleh orang Eropa. Warnanya kuning tua, kuning putih, dan merah. Serta rasanya manis. b. Durio oxleyanus Durian yang tumbuh liar di hutan basah ini lebih dikenal dengan nama durian kerantongan. Berat buahnya hanya 200 – 400 gram dengan duri panjang dan rapat berwarna hijau. Walaupun berukuran kecil, daging buahnya berasa manis. Daging buahnya itu berwarna kuning tua dan bertekstur halus. Di habitat aslinya tinggi pohon dapat mencapai 40 m.
8
c. Durio dulcis Sosok pohon durian yang satu ini tidak jauh berbeda dengan durian kebanyakan. Yang membedakan adalah warna kulitnya yang merah dengan berat buah 400 – 1000 gram. Daging buahnya tebal, berasa manis, serta bertekstur halus dan lembek. Durian ini tidak mempunyai nilai ekonomis untuk dikebunkan. d. Durio graveolens Durian ini lebih dikenal dengan nama labelak. Bunganya muncul di ujung batang yang lebih tua. Kulit buahnya ada yang berwarna hijau, kuning, cokelat, dan ada pula yang berwarna merah. Berat buahnya mencapai 400 – 2000 gram. Daging buahnya tebal, berwarna merah, bertekstur dan kering, serta berasa manis. Aromanya harum sedang. e. Durio grndiflorus Daun durian ini tergolong panjang karena bisa mencapai 24 cm dengan lebar mencapai 3,8 cm. Bunganya berdiameter 8 – 12 cm dan muncul di cabang yang sudah tua. f. Durio testudinarium Durian ini lebih dikenal dengan nama durian kura-kura. Buahnya muncul di pangkal batang bagian bawah dan jarang muncul di bagian atas pohon. Daging buahnya agak tebal dengan warna kuning atau putih dan berasa manis.
9
B. Manfaat Tanaman Durian
Daging bauh durian yang telah matang dapat dimakan segar. Sisa buah dapat dibuah lempok (dodol) dan tempoyak (asinan). Buah yang tua, tetapi belum matang dapat dibuat tepung durian. Kayunya baik sekali untuk bahan bangunan. Sari buah durian digunakan untuk aroma es krim (Hendro, 2008). Menurut (AAK, 1997), selain hasil utama tanaman durian ialah buahnya. Ada pula hasil ikutan, antara lain : 1. Tanaman durian dapat dimanfaatkan sebagai pencegah erosi di lahan yang miring, terutama tanah yang miring ke timur karena intensitas sinar matahari pagi
yang
diterima
akan
lebih
banyak.
Perakaran
durian
akan
mencengkeram lapisan tanah atas sehingga tanag tersebut terbebas dari erosi. Adapun sisa-sisa tanaman akan tertahan oleh batang-batang durian sehingga dapat menyuburkan tanah. 2. Batang durian dapat digunakan untuk bahan bangunan atau perkakas rumah tangga. Kendati tidak termasuk kelas istimewa kayu durian dapat digunakan sebagai bahan bangunan. Kayu durian setaraf dengan kayu sengon sebab kayu durian cenderung lurus. Di samping itu, kayu durian bisa diolah menjadi kayu lapis olahan dan mudah dibubut serta dibentuk menjadi perkakas rumah tangga, seperti rak gelas dan piring, sendok nasi, alu, lumpang, dan lain-lain. 3. Biji durian memiliki kandungan pati yang cukup tinggi sehingga berpotensi sebagai alternatif pengganti bahan makanan. Biji durian sebagai bahan makanan memang belum memasyarakat di Indonesia. Di Thailand, biji
10
durian sudah cukup memasyarakat untuk dibuat bubur dengan cara diberi campuran daging buahnya. Bubur biji durian ini menghasilkan kalori yang cukup potensial bagi manusia. 4. Kulit durian dapat dipakai sebagai bahan abu gosok yang bagus. Caranya adalah dengan dijemur sampai kering, kemudian dibakar sampai h ancur dan abunya dipakai untuk mencuci piring dan gelas. Di samping itu, abu kulit dapat juga digunakan untuk campuran media tanaman di dalam pot, baik tanaman indoor maupun bebungaan.
C. Aspek Ekologi Tanaman Durian
Menurut (Bernad, 2008), tanaman durian akan tumbuh secara optimal di daerah tropis. Untuk bertanam durian secara intensif dibutuhkan tempat dengan ketinggian 50 – 600 m di atas permukaan laut. Ketinggian tempat akan berpengaruh terhadap waktu pembungaan dan kematangan buah. Durian yang ditanam di tempat yang tinggi akan lebih lambat waktu berbunganya dibandingkan dengan yang ditanam di dataran rendah. Begitu pula dengan proses kematangan buah. Buah yang ditanam di tempat yang tinggi akan lebih lambat masaknya dibandingkan dengan yang ditanam di tempat yang rendah. Selain itu, tempat ideal untuk menanam durian adalah yang memiliki 0
intensitas cahaya matahari 40 – 50% dengan suhu 22 – 30 C. Curah hujan yang ideal adalah 1500 – 2500 mm per tahun. Tempat itu juga sebaiknya memiliki bulan basah selama 9 – 11 bulan per tahun dan bulan kering selama 3 – 4 bulan untuk merangsang pertumbuhan bunga. Tanaman durian dapat ditemukan juga di
11
daerah dengan iklim sedang yang memiliki bulan basah 7 – 8 bulan per tahun. Tanah yang cocok untuk tanaman durian adalah tanah lempung berpasir yang subur dan memiliki banyak kandungan bahan organik. Jenis tanah latosol, podsolik, atau andosol merupakan jenis tanah yang paling cocok untuk tanaman durian.
D. Teknik Budidaya Tanaman Durian
Durian dapat diperbanyak dengan biji yang tua, okulasi, susunan, dan sambung. Namun, bibit hasil okulasi lebih populer dan dianjurkan daripada biji. Sebagai batang bawah digunakan tanaman dari biji yang telah berumur 4 – 8 bulan. Jenis durian untuk batang bawah belum ada yang khusus, tetapi dianjurkan menggunakan jenis durian kompetibel (serasi) dan sehat. Pada saat ini, penggunaan durian okulasi atau sambung lebih populer walaupun harganya mahal. Bibit okulasi atau sambung lebih terjamin karena mutunya sesuai dengan keunggulan pohon induk dan lebih seragam. Perubahan sifat mungkin terjadi karena penggunaan bibit batang bawah yang kurang tepat (tidak kompetibel). Kejadian ini biasa ditemukan pada tanaman durian okulasi atau sambung dengan batang bawah dari biji yang dikumpulkan dari pedagang durian (biji sapuan). Menurut (Hendro, 2008), bibit okulasi dalam keranjang atau polibag umur satu tahun (tinggi lebih dari 70 cm) ditanam dengan jarak 8 meter x 8 meter atau 10 meter x 10 meter atau 12 meter x 12 meter, tergantung varietas dan pola tanam. Lubang tanam berukuran 60 cm x 60 cm x 50 cm dipupuk dengan pupuk kandang
12
sebanyak dua blek atau 40 kg per lubang. Pupuk buatan NPK sebanyak 50 – 2000 gram per pohon diberikan empat kali setahun, sesuai umur. Pada umur 1 – 6 tahun diberikan 50 – 500 gram per tahun. Sesudah berbuah, pemupukan cukup diberikan dua kali setahun menjelang berbunga dan setelah panen buah sebanyak 500 – 2000 gram per tahun. Bunga akan muncul berkelompok pada cabang horizontal. Setelah benang sari dan mahkota bunga gugur, selanjutnya mulai tampak pentil buah. Bila perlu, pentil buah dibungkus dengan kantong plastik hitam untuk mencegah serangan penggerek buah. Untuk mencegah buah jatuh ke tanah setelah matang, dianjurkan mengikat buah dengan tali rafia pada cabang terdekat. Pengikatan buah dilakukan setelah buah sebesar bola kaki atau sebelum tua. Pemangkasan dilakukan pada tunas liar atau tunas air dan cabang sakit. Cara perbanyak tanaman secara vegetatif, antara lain : 1. Perbanyak dengan cara stek Perbanyak
dengan
cara
stek
adalah
perbanyak
tanaman
dengan
menumbuhkan potongan atau bagian tanaman seperti akar, batang atau pucuk sehingga menjadi tanaman baru. Stek pucuk umu dilakukan untuk perbanyakan tanaman bebuahan. a. Persyaratan Bahan stek berupa cabang yang sehat, tidak terlalu tua atau telalu muda. b. Alat dan Bahan Pisau, Polibag berisi media, Guting tanaman. c. Langkah-langkah
13
Secara garis besar, langkah-langkah perbanyak stek pucuk adalah :
Pilihlah pohon induk yang dikehendaki sebagai sumber pengambilan stek. Pilihlah disesuaikan dengan sifat yang dikehendaki, menurut tujuan pertanaman.
Pilihlah cabang dari pohon induk yang sesuai dengan persyaratan untuk bahan stek.
Potonglah cabang yang terpilih dengan arah potong serong atau miring.
Pangkaslah daun sehingga tersisa sepasang daun.
Potonglah daun yang tersisa sehingga tertinggal 1/3 – 1/2 bagian.
Rendamlah pangkal stek dengan zat perangsang (misalnya Rootone F) untuk merangasang pertumbuhan akar stek.
Tanamlah stek dalam polibag yang telah diisi dengan media.
Tempatkanlah polibag dalam naungan.
Siramlah dengan air secukupnya dan teratur.
2. Perbanyak dengan cara cangkok Mencangkok adalah suatu teknik perbanyakan tanaman dengan cara merangsang pertumbuhan perakaran pada cabang pohon sehingga dapat ditanam sebagai tanaman baru. Cara merangsang pertumbuhan pertumbuhan akar dapat dilakukan dengan mengupas kulit luar cabang dan selanjutnya cabang yang terkupas diberi media tanah. a. Pesrsyaratan pohon yang akan dicangkok adalah : Persyaratan utama :
14
Tumbuh baik dan sehat.
Produktivitas tinggi. Persyaratan lainnya :
Setelah persyaratan utama terpenuhi pilihlah satu cabang atau ranting dengan persyaratan sebagai beriku : 0
Arah pertumbuhan cabang tegak atau condong ke kiri 45 .
Cabang berukuran sebesar ibu jari sampai dengan pergelangan tangan orang dewasa.
Cabang tidak terlalu muda atau terlalu tua karena cabang yang terlalu tua akan sukar keluar akarnya dan yang terlalu muda akan mudah patah serta lambat berbuah.
Panjang dari ujung cabang sampai tempat sampai tempat cangkokan 50 – 100 cm tergantung besar cabang yana akan dicangkok. b. Alat dan Bahan yang diperlukan untuk mencangkok
Pisau yang tajam dan bersih untuk mengupas kulit cabang.
Plastik putih atau sabut kelapa untuk pembungkus kulit pohon.
Tali rafia atau tali bambu untuk pengikat.
Tanah yang subur atau mos sabut kelapa yang sudah dihancurkan untuk media tumbuh akar.
Gunting tanaman.
Kuas untuk membersihkan kambium.
15
c. Langakah-langkah
perbanyakan
dengan
cangkok adalah :
Pilih pohon induk sesuai dengan sifat-sifat yang dikehendaki.
Pilihlah cabang pada pohon induk yang memenuhi persyaratan pada di atas.
Kupaslah kulit cabang pada salah satu buku selebar kira-kira 4 cm.
Bersihkanlah kambium yang terdapat pada cabang yang telah dikupas, dan keringkanlah selama 1 hari, untuk tanaman yang bergetah keringkanlah 3 – 4 hari.
Buatlah media berupa campuran pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 1:2. III. METODE KERJA PRAKTIK
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktik
Kerja praktik dilaksanakan di UPTD Balai Benih Hortikultura Dinas Pertanian Banjarnegara
selama 25 hari, yaitu antara bulan Januari sampai
Februari. Tempat kerja praktik yaitu suatu Balai yang bergerak di bidang produksi benih hortikultura.
B. Materi Kerja Praktik
Materi yang akan digunakan dalam kerja praktik, yaitu: 1. UPTD Balai Benih Hortikultura Dinas Pertanian Banjarnegara.
16
2. Peralatan (alat tulis, cangkul, sabit, dan lain-lain) dan bahan untuk melakukan pengembangan durian.
C. Metode Kerja Praktik
Kerja praktik dilakukan dengan metode magang, yaitu berpartisipasi akif dalam semua kegiatan
pengembangan
tanaman durian di UPTD Balai Benih
Hortikultura Dinas Pertanian Banjarnegara. Untuk melengkapi data yang dibutuhkan, dilakukan survei terhadap kegiatan pengembangan tanaman durian di UPTD Balai Benih Hortikultura Dinas Pertanian Banjarnegara. Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada para staff dan pekerja setempat yang menangani budidaya dan pengembangan tanaman durian di UPTD Balai Benih Hortikultura Dinas Pertanian. D. Cara Pengambilan Data
Metode kerja praktik dimaksudkan untuk mendapatkan data primer dan data sekunder 1.
Data Primer
Data primer adalah data yang diambil melalui pengamatan secara langsung di lapangan yaitu kegiatan pengembangan tanaman durian. Pengambilan data primer ini didukung dengan foto dokumentasi yang diambil pada saat pelaksanaan praktik kerja lapang. 2.
Data sekunder
17
Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung yaitu data yang diambil dari arsip, studi pustaka dan pustaka lain yang berkaitan dengan pengembangan tanaman durian, termasuk informasi mengenai keadaan umum UPTD Balai Benih Hortikultura Dinas Pertanian Banjarnegara.
18
IV. JADWAL PELAKSANAAN
Tabel 3. Jadwal pelaksanaan praktik kerja lapang
No 1
2
3 4 5
Minggu ke-
Kegiatan
1
Persiapan dan pengenalan kondisi lingkungan Kerja Praktik. Pengambilan data primer dan sekunder di bagian administrasi maupun pada kegiatan Balai terutama yang berkaitan dengan kegiatan pengembangan lengkeng Mengamati dan melakukan secara langsung kegiatan pengembangan tanaman lengkeng.. Pembuatan laporan mingguan. Melengkapi data yang diperlukan.
19
2
3
4