NAMA: YUDISTIRA KIKHAU NIM : 1611080004
UAS MATA KULIAH KEPEMIMPINAN STRATEGIS STRATEGIS DAN BERPIKIR SISTEM Dosen Pengampu : DR. Pius Wiraman, SKM, M.Kes
1. Sistem pendekatan program imunisasi, program penangan gizi buruk dan intervensi antenatal care Jawab: A. Sistem pendekatan program imunisasi 1) Strategi 1. Memberikan akses (pelayanan) kepada swasta dan masyarakat. 2. Membangun kemitraan dan jejaring kerja. 3. Ketersediaan dan kecukupan vaksin, peralatan rantai vaksin dan alat suntik. 4. Menerapkan sistem Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) unt untukmenentukan ukmenentukan prioritas kegiatan serta tindakan perbaikan. 5. Pelayanan imunisasi dilaksanakan oleh tenaga profesional/terlatih. 6. Pelaksanaan sesuai dengan standar. 7. Memanfaat perkembangan metoda dan teknologi. 8. Meningkatkan advokasi, fasilitasi dan pembinaan 2) Pokok-pokok kegiatan a). Imunisasi Rutin b). Imunisasi Tambahan Yang termasuk dalam kegiatan imunisasi tambahan ini adalah: a). Backlog Fighting b). Backlog b). Backlog fighting adalah upaya aktif melengkapi imunisasi dasa dasarr pada pada anaky anakyang ang beru mur 1 - 3 tahu n pad a desa non UCI setiap 2 (dua) tahun sekali. c). Crash Program d). Imunisasi Dalam Penanganan KLB (Outbreak Respons ) e). Kegiatan-kegiatan imunisasi massal untuk antigen tertentu te rtentu dalam wilayah yang luas dan waktu yang tertentu, dalam rangka pemu pemuttusan usan mata rantai penyakit
3) Pelaksanaan Pelayanan imunisasi meliputi kegiatan-kegiatan : a. Persiapan petugas; Inventarisasi Sasaran Persiapan Vaksin dan Peralatan Rantai Vaksin Persiapan ADS (Auto Disable Syringe) dan Safety Box b. Persiapan masyarakat; Pemberian pelayanan imunisasi; dan Koordinasi. c. Pemberian Pelayanan Imunisasi Pelayanan Imunisasi Rutin Vaksin yang diberikan pada imunisasi rutin meliputi Pada Bayi : Hepatitis B, BCG, Polio, DPT dan Campak. Pada Anak Sekolah : DT , Campak dan TT.Pada WUS : TT
B.
Sistem Pendekatan program penanganan gizi buruk a) Tata Laksana Anak Gizi Buruk oleh petugas Langkah 1 : Mencegah dan mengatasi hipoglikemia Langkah 2 : Mencegah dan mengatasi hipotermia (mempertahankan suhu badan) Langkah 3 : Mencegah dan mengatasi dehidrasi (bila diare berikan resomal) Langkah 4 : Memperbaiki gangguan keseimbangan elektrolit Langkah 5 : Mengobati infeksi (setiap anak gizi buruk harus diberikan antibiotic), tindakan dan pengobatan penyakit penyulit ( dermatosis, diare persisten, parasit cacing, tuberkolosis) Langkah 6: Memperbaiki kekurangan zat gizi mikro (anemia gizi besi, KVA) Langkah 7: Memberikan makanan untuk stabilisasi dan transisi Langkah 8: Memberikan makanan untuk tumbuh kejar Langkah 9: Stimulasi sensorik dan dukungan emosional pada anak gizi buruk Langkah 10: Tindak lanjut di rumah
b)
Penanganan Gizi berbasis Masyarakat (PGM) Prosedur sederhana PGM: Langkah 1: Skrining seluruh balita menggunakan LILA dimana semua balita diukur LILA dan ditimbang, BB Anak dimasukkan dalam KMS dan tentukan apakah anak 1 T, 2T atau BGM. Bila
C.
LILA di bawah 12,5cm atau BGM atau 2 T segera rujuk ke Puskesmas Langkah 2: Pemeriksaan Antropometri (BB, PB, LILA) dan kesehatan dasar untuk menentukan ada/tidaknya komplikasi seperti anoreksia, pneumonia, dehidrasi berat, demam tinggi, anemia berat, kesadaran menurun. Langkah 3: Kegiatan di Pos Pemulihan Gizi masyarakat yakni kegiatan administrasi ( pengisian kartu dan register), pemberian makanan pemulihan gizi, Pemantauan berat badan setiap minggu dan panjang badan setiap bulan, melakukan konseling dan penyuluhan gizi, melakukan kunjungan rumah bila anak tidak datang 2x berturut-turut dan tidak ada informasi dan merujuk ke puskesmas bila ditemukan salah satu tanda komplikasi Langkah 4: Pemberian makanan pemulihan siap saji dalam bentuk makanan formula (F-100) yaitu formula makanan yang padat gizi terbuat dari susu, gula dan minyak serta makanan local padat gizi ( diskusi dengan ahli gizi setempat)
Intervensi Antenal Care Kebijakan program pelayanan antenatal menetapkan frekuensi kunjungan antenatal sebaiknya minimal 4 (empat) kali selama kehamilan, dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Minimal satu kali pada trimester pertama (K1). 2) Minimal satu kali pada trimester kedua (K2). 3) Minimal dua kali pada trimester ketiga (K3 dan K4) (Depkes, 2009). Intervensi dalam pelayanan antenatal care adalah perlakuan yang diberikan kepada ibu hamil setelah dibuat diagnosa kehamilan. Adapun intervensi dalam pelayanan antenatal care adalah : 1. Intervensi Dasar a. Pemberian Tetanus Toxoid a) Tujuan pemberian TT adalah untuk melindungi janin dari tetanus neonatorum, pemberian TT baru menimbulkan efek perlindungan bila diberikan sekurang-kurangnya 2 kali dengan interval minimal 4 minggu, kecuali bila sebelumnya ibu telah mendapatkan TT 2 kali pada kehamilan yang lalu atau pada masa calon pengantin, maka TT cukup diberikan satu kali (TT ulang). Untuk menjaga efektifitas vaksin perlu diperhatikan cara penyimpanan serta dosis pemberian yang tepat. b) Dosis dan pemberian 0,5 cc pada lengan atas b. Pemberian Vitamin Zat Besi a) Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi
kebutuhan Fe pada ibu hamil dan nifas karena pada masa kehamilan dan nifas kebutuhan meningkat. b) Di mulai dengan memberikan satu sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 Mg (zat besi 60 Mg) dan Asam Folat 500 Mg, minimal masing-masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak di minum bersama teh atau kopi, karena mengganggu penyerapan (Saifudin, 2002).
2. Intervensi Khusus Intervensi khusus adalah melakukan khusus yang diberikan kepada ibu hamil sesuai dengan faktor resiko dan kelainan yang ditemukan, meliputi : 1) Faktor resiko, meliputi : a. b. c. d. e.
Umur : Terlalu muda, yaitu dibawah 20 tahun Terlalu tua, yaitu diatas 35 tahun. Paritas : Paritas 0 (primi gravidarum, belum pernah melahirkan) (2) Paritas > 3. Interval : Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekurang- kurangnya 2 tahun. Tinggi badan kurang dari 145 cm. Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm
Pelaksana dan Tempat Pelayanan Antenatal Pelayanan kegiatan pelayanan antenatal terdapat dari tenaga medis yaitu dokter umum dan dokter spesialis dan tenaga paramedic yaitu bidan, perawat yang sudah mendapat pelatihan. Pelayanan antenatal dapat dilaksanakan di puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu, Bidan Praktik Swasta, polindes, rumah sakit bersalin dan rumah sakit umum. (Depkes RI, 1995)
2. Analisis SWOT pada kegiatan Renstra sehubungan dengan Kesehatan Ibu dan Anak pada Dinas Kesehatan Kab/Kota? Jawab: Analisis swot program kesehatan ibu dan anak pada Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Kupang ANALISIS SWOT
No
Kekuatan (Strength)
1
Anggaran yang cukup memadai dalam menunjang kegiatan program kesehatan ibu dan anak
2
3
4
5
Kelemahan (Weakness)
Peluang (Opportunity)
Ancaman (Threath)
Jumlah tenaga kesehatan terutama (dokter, perawat dan bidan) belum memenuhi standar pelayanan fasilitas kesehatan Adanya Standar Distribusi tenaga pelayanan kesehatan minimal (dokter,Perawat bidang kesehatan dan bidan ) ibu dan anak belum merata (SPM)
Adanya komitmen yg kuat dr pemerintah pusat, propinsi, daerah dlm upaya mendukung program bidang kesehatan ibu dan anak
Tingkat pengetahuan dan pendidikan masyarakat yang masih rendah
Semakin banyaknya pelayanan kesehatan swasta dan segmen pasar dlm peningkatan penyelenggaraan kesehatan ibu dan anak dan peran serta masyarakat dlm meningkatkan kesehatan ibu dan anak
Kualitas Lingkungan bersih yang masih rendah
Adanya Standar operasional Prosedur (SOP), Juklak dan Juknis dan modul kegiatan program kesehatan ibu dan anak Tingkat Pendidikan Bidan dan Perawat sudah cukup memadai Jumlah sarana kesehatan dasar
Tenaga bidan dan perawat belum memiliki kompetensi yang sesuai standar
Semakin banyaknya UKBM sebagai bentuk peran serta masyarakat dlm meningkatkan kesehatan ibu dan anak
Karakteristik penduduk yang heterogen di Kabupaten Kupang
Peran serta dan kemitraan yang belum terjalin optimal
Adanya Kerjasama lintas Batas Bidang Kesehatan dlm meningkatkan kesehatan ibu dan anak Kemudahan dalam komunikasi (via
Luasnya Wilayah Kabupaten Kupang dan Geografis yang sulit Laju Pertumbuhan
Sistem pengawasan
dan rujukan cukup memadai
6
7
8
9
dan pengendalian program kesehatan ibu dan anak yang belum optimal
internet) unt Penduduk yang penanggulangan tinggi masalah2 kesehatan ibu dan anak yg hrs segera ditangani dan mempermudah koordinasi dgn linsek terkait Adanya system Sarana dan Adanya layanan informasi Prasaran Informasi Publik kesehatan yang Kesehatan dasar Pemerintah berjenjang dari dan Kabupaten puskesmas ke rujukan yang Kupang Dinas kesehatan belum sampai ke merata Tingkat Pusat yang berbasis Website Adanya Sosialisasi Kebijakan informasi Program tentang program Jaminan kesehatan ibu Kesehatan dan anak dan Masyarakat hasil Miskin yang kegiatan belum terintegrasi maksimal dengan BPJS Adanya sistem Pelayanan pembinaan kesehatan ibu secara dan anak berjenjang yang sampai dilaksanakan tingkat wilayah belum seluruhnya sesuai dengan SOP Pemanfaatan Pemanfaatan system Informasi system Informasi Kesehatan Kesehatan
3. Jelaskan Visi, misi, tujuan, program, sasaran dan analisis situasi secara teori dan penerapan rasionalitas pada kertas kerja saudara untuk institusi masing2 Jawab: Tempat Kerja Dinas Kesehatan Provinsi NTT
A.
VISI Teori : Visi menurut Umar (2003), adalah cita-cita dimasa depan yang ada dalam pemikiran pendiri yang juga mewakili pemikiran seluruh anggota perusahaan. Sedangkan menurut David (2001), Visi adalah suatu pernyataan yang harus dapat menjawab pertanyaan dasar , ingin menjadi apa di masa depan (what do we want to become). Visi menjadi dasar dalam menyusun misi yang komprehensif . pernyataan visi sebaiknya singkat, lebih baik satu kalimat dan pembuatannya melibatkan sebanyak mungkin manajer. Rasionalitas di Kertas Kerja Dinkes Provinsi NTT (sesuai teori) : Visi NTT lima tahun ke depan yaitu “TerwujudnyaMasyarakat Nusa Tenggara Timur yang Berkualitas, Sejahtera, Dan Demokratis Dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)”. Berdasarkan rumusan di atas maka visi pembangunan Dinas Kesehatan Provinsi NTT: “ Penggerak Utama Terwujudnya Pembangunan Kesehatan Masyarakat yang Berkualitas, Adil, Merata dan Berkesinambungan. ”
B. MISI Teori : Misi adalah pernyataan dari sebuah tujuan umum: alas an mengapa organisasi hadir. Siapakah kita? Apa yang kita lakukan? untuk siapa kita melakukan itu, mengapa kita melakukannya? Kalimat misi merupakan kalimat dari gambar yang dilukiskan dalam satu kalimat. Rasionalitas: Misi Dinas Kesehatan Provinsi NTT dirumuskan sebagai berikut: 1. Peningkatan Upaya Kesehatan yang bermutu, adil, merata dan terjangkau bagi seluruh masyarakat yang berkelanjutan 2. Peningkatan pembiaayaan kesehatan dalam rangka perlindungan kesehatan masyarakat 3. Peningkatan sumber daya manusia kesehatan yang berkualitas dan professional 4. Peningkatan ketersediaan logistic farmasi, alat kesehatan dan makanan 5. Peningkatan manajemen, Informasi dan Regulasi Kesehatan 6. Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan 7. Pembuatan Penelitian/Pengkajian di Bidang Kesehatan dan Pengembangan Kesehatan
C.
TUJUAN DAN SASARAN Teori Tujuan : Tujuan seharusnya diarahkan sesuai dan konsisten dengan misi. Maksudnya adalah beberapa hal yang diinginkan dan diharapkan oleh organisasi. Tujuan adalah penyederhanan hal yang harus dikerjakan untuk menghadirkan mimpi.
Teori Sasaran : Sasaran adalah hasil spesifik yang dapat diukur, yang diharapkan tercapai dalam periode waktu tertentu, serta konsisten dengan tujuan dan strategi. Sasaran adalah tujuan konkrit yang ingin dicapai oleh organisasi. Sasaran harus menantang tapi harus dapat dicapai dan dapat diukur.
Rasionalitas:
Berdasarkan Misi, Tujuan dan Sasaran tersebut di atas, maka strategi dan kebijakan pembangunan kesehatan dalam lima tahun ke depan adalah : Misi 1 : Peningkatan Upaya Kesehatan Yang Bermutu, Adil, Merata dan Terjangkau bagi Seluruh Masyarakat Yang Berkelanjutan Tujuan : 1. Meningkatkan mutu upaya kesehatan yang bermutu, adil, merata dan terjangkau bagi seluruh masyarakat yang berkelanjutan. 2.Meningkatkanaksesketerjangkauanupayakesehatan yang bermutu, adil, meratadanterjangkaubagiseluruhmasyarkat. 3. Mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat melaluipengembangan sistem kesehatan lingkungan kewilayahan untuk menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan. Sasaran : 1. Menurunnya kasus kematian ibu, bayi dan balita. 2. Menurunkan prevalensi gizi buruk dan kurang dan peningkatan status gizi ibu hamil dan balita 3. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan 4. Meningkatkan jumlah pelayanan kesehatan rujukan (Rumah Sakit) 5. Pengendalian dan penanggulangan penyakit menular dan tidak menular 6. Meningkatnya akses masyarakat terhadap sanitasi dasar
Misi2 : Peningkatan Pembiayaan Kesehatan Dalam Rangka Perlindungan Kesehatan Masyarakat Tujuan : Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka mengurangi resiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk terutama penduduk miskin Sasaran : 1. Meningkatnya perlindungan kesehatan bagi seluruh penduduk khususnya penduduk miskin. 2. Peningkatan pembiayaan kesehatan dalam rangka pencapaian luaran dan sasaran hasil. Misi 3 : Peningkatan Sumber Daya Manusia Kesehatan yang berkualitas dan professional Tujuan : Tersedianya Sumber Daya Kesehatan yang berkualitas dan profesional sesuai standard. Sasaran : Pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan strategis sesuai ratio di semua level pelayanan kesehatan. Misi 4 : Peningkatan Ketersediaan Logistik Farmasi, Alat Kesehatan dan Makanan Tujuan : Meningkatnya Ketersediaan Logistik Farmasi (Obat, Vaksin, Alat Kesehatan, makanan, minuman dan perbekalan kesehatan lainnya) yang bermutu dan tepat guna bagi masyarakat. Sasaran : 1. Meningkatnya pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap sediaan obat, vaksin, Perbekalan dan Alat Kesehatan yang bermutu dan aman, sesuai standar 2. Meningkatnya Pengawasan terhadap obat, sediaan farmasi, produk pangan dan konsumsi 3. Koordinasi Pelaksanaan Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi 4. Menurunnya Tingkat Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang.
Misi 5 : Peningkatan Manajemen, Informasi dan Regulasi Kesehatan Tujuan : Meningkatnya kualitas manajemen, sistem informasi dan regulasi di bidan g kesehatan
Sasaran : a. Peningkatan kualitas perencanaan dan penganggaran pembangunan. b. Tersedianya sistem informasi kesehatan yang terintegrasi. c. Penguatan peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan
serta
pengawasan
Misi 6 : Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan Tujuan : Meningkatnya Peran Serta Masyarakat dalam Pembangunan Kesehatan. Sasaran : 1. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dari 50 % menjadi 70%. 2. Peningkatan proporsi desa siaga aktif dari 60 % menjadi 85% . Misi
7
: Pembuatan Penelitian/Pengkajian Pengembangan Kesehatan
di
Bidang
Kesehatan
Dan
Tujuan : Terlaksananya peneltian/pengkajian di bidang kesehatan yang dapat digunakan untuk pembuatan kebijakan program pembangunan dibidang kesehatan Sasaran : Tersedianya hasil penelitan atau pengkajian di bidang kesehatan setiap tahun
D. PROGRAM PRIORITAS 1. Program Peningkatan Kesehatan Masyarakat 2. Program Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak 3. Program Pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan 4. Program Peningkatan Gizi 5. Program Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan 6. Program Manajemen Informasi dan Regulasi Pembangunan Kesehatan 7. Program Upaya Kesehatan Perorangan 8. Program Hibah Kemasyarakatan Bidang Kesehatan 9. Program Bantuan Sosial Bidang Kesehatan
E. ANALISIS SITUASI SECARA TEORI
Analisa SWOT adalah sebuah analisa yang dicetuskan oleh Albert Humprey pada dasawarsa 1960-1970an. Analisa ini merupakan sebuah akronim dari huruf awalnya yaitu Strenghts (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunity (kesempatan) dan Threat (Ancaman).
Metoda analisa SWOT bisa dianggap sbg metoda analisa yg paling dasar, yg berguna utk melihat suatu topik atau permasalahan dari 4 sisi yg berbeda. Hasil analisa biasanya adalah arahan/rekomendasi utk mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang yg ada, sambil mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman. Jika digunakan dgn benar, analisa SWOT akan membantu kita utk melihat sisi-sisi yg terlupakan atau tidak terlihat selama ini. Analisa ini bersifat deskriptif dan terkadang akan sangat subjektif, karena bisa jadi dua orang yang menganalisis sebuah organisasi akan memandang berbeda ke empat bagian tersebut. Hal ini diwajarkan, karena analisis SWOT adalah sebuah analisis yang akan memberikan output berupa arahan dan tidak memberikan solusi “ajaib • dalam sebuah permasalahan. Strengh (kekuatan) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini. Strenght ini bersifat internal dari organisasi atau sebuah program.
Weaknesses (Kelemahan) Adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi tetapi tidak dimiliki oleh organisasi. Kelemahan itu terkadang lebih mudah dilihat daripada sebuah kekuatan, namun ada beberapa hal yang menjadikan kelemahan itu tidak diberikan solusi yang tepat dikarenakan tidak dimaksimalkan kekuatan yang sudah ada. Opportunity (kesempatan) Adalah faktor positif yang muncul dari lingkungan dan memberikan kesempatan bagi organisasi atau program kita untuk memanfaatkannya. Opportunity tidak hanya berupa kebijakan atau peluang dalam hal mendapatkan modal berupa uang, akan tetapi bisa juga berupa respon masyarakat atau isu yang sedang diangkat. Threat (ancaman) Adalah factor negative dari lingkungan yang memberikan hambatan bagi berkembangnya atau berjalannya sebuah organisasi dan program. Ancaman ini adalah hal yang terkadang selalu terlewat dikarenakan banyak yang ingin mencoba untuk kontroversi atau out of stream (melawan arus) namun pada kenyataannya organisasi tersebut lebih banyak layu sebelum berkembang. SWOT untuk organisasi Dalam sebuah organisasi biasanya setiap awal periode kepengurusan akan dilaksanakan pembuatan rencana program kerja, untuk itu biasanya akan dilakukan sebuah analisis kondisi mengenai suatu organisasi tersebut. Analisis SWOT biasanya dicantumkan dalam GBHK (Garis-garis Besar Haluan Kerja) yang menjelaskan tentang kondisi lingkungan organisasi baik kondisi internal maupun external.
Setelah dilakukan analisis SWOT maka jadi mengetahui kondisi nyata apa yang terjadi di lingkungan internal dan external organisas, maka dapat mulai membuat rencana program kerja yang sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan dan mampu untuk dilaksanakan oleh pengurus tersebut. Sebagai alat analisa, analisa SWOT berfungsi sebagai panduan pembuatan peta. Ketika telah berhasil membuat peta, langkah tidak boleh berhenti karena peta tidak menunjukkan kemana harus pergi, tetapi peta dapat menggambarkan banyak jalan yang dapat ditempuh jika ingin mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan berguna jika tujuan telah ditetapkan. Dan yang menjadi tujuan dari sebuah organisasi adalah Visi dan Misi dari organisasi tersebut. Sehingga analisa SWOT dapat berjalan dengan baik apabila visi dan misi organisasi telah terbangun.
4.
Jelaskan kepemimpinan dengan menggunakan 4 macam pemimpin jika dilihat dari hubungannya antara visi yang dimilikinya dengan tindakan yang dilakukan. Jawab: 4 Macam pemimpin : 1.
2.
3.
4.
Pemimpin yang Pemimpi : Pemimpin yang memiliki visi yg tinggi tetapi tidak diimplementasikan dalam tindakannya adalah pemimpin yang pemimpi (dreamer) Pemimpin yang tidak terlibat : Pemimpin yang tidak memiliki visi ke depan & tidak banyak melakukan tindakan strategis dikatakan pemimpin yang tidak terlibat (uninvolved) Pemimpin Pekerja : Pemimpin yang banyak melakukan tindakan yang strategis, tetapi tidak mempunyai visi yang jelas, sering dikatakan sebagai pemimpin pekerja yang harus mampu mengerjakan hal-hal yang rutin. Pemimpin yang unggul : adalah pemimpin yang memiliki visi ke depan serta dibarengi dengan tindakan strategis yang tinggi, maka akan pemimpin yang visioner & efektif. Pemimpin jenis ini memiliki ambisi, impian, dan cita-cita yang tinggi untuk dicapai oleh organisasi