1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Latar Belakan Belakang g
Tonsil Tonsilitis itis kronis kronis merupakan merupakan penyakit penyakit yang paling paling sering terjadi terjadi pada tenggorokan tenggorokan terutama terutama pada usia muda. Penyakit Penyakit ini terjadi terjadi disebabkan disebabkan peradangan peradangan pada tonsil oleh karena kegagalan kegagalan atau ketidaksesuaian ketidaksesuaian pemberian antibioti antibiotik k pada penderita penderita tonsiliti tonsilitiss akut. Ketidaktepatan Ketidaktepatan terapi antibioti antibiotik k pada penderita penderita tonsiliti tonsilitiss akut akan merubah mikroflora pada tonsil, merubah struktur pada kripta tonsil dan adanya infeksi virus menjadi faktor predisposisi bahkan faktor penyebab terjadinya tonsilitis kronis. Tonsilitis kronis merupakan penyakit yang paling sering terjadi dari seluruh radang tenggorok tenggorok yang berulang. berulang. Tonsili Tonsilitis tis dapat menyebar menyebar dari orang ke orang melalui kontak tangan, menghirup udara tetesan setelah seseorang dengan tonsilitis bersin atau berbagi peralatan atau sikat gigi dari orang yang terinfeksi. Anak-anak dan remaja berusia 5-15 tahun yang paling mungkin untuk mendapatkan tonsilitis, tetapi dapat menyerang siapa saja. anya sekitar !" # dari tonsilitis pada anak disebabkan oleh radang tenggorokan dan hanya 1"# dari tonsilitis pada orang de$asa disebabkan oleh radang tenggorokan. %ejala klinik tonsilitis kronis adalah nyeri tenggorok atau nyeri telan ringan, kadang & kadang terasa seperti ada benda asing di tenggorok dimana mulut berbau, badan lesu, nafsu makan menurun, sakit kepala dan badan terasa meriang & meriang.
2
BAB II LAPORAN KASUS 2.1 Laporan Kasus 'ama
(
An. )ela
*sia
(
+ tahun
enis Kelamin (
Perempuan
Agama
(
slam
Alamat
(
anjar
/0)
(
1" esember 2"1! Pukul 11("" 3
'o. 0/
(
24.542
ANAMNESA
Alloanamnesa dilakukan pada tanggal 12 esember 2"1!, Pukul ( 1!("" 3 Keluan Uta!a
( 0asa mengganjal di tenggorok 6 sejak 1 bulan yan lalu
Keluan "a!#aan ( R$%a&at Pen&ak$t Sekarang
bu 7) mengaku anaknya datang ke poliklinik TT 0)* Kota anjar dengan keluhan rasa mengganjal di tenggorok yang dirasakan sejak 1 bulan yang lalu, rasa mengganjal di tenggorok dirasakan terus menerus dan semakin berat sejak 1 minggu terakhir. 7) juga mengeluhkan rasa sakit di tenggorok, nyeri menelan, rasa kering, dan gatal pada tenggorokan, batuk, pilek dan demam yang dirasakan 7) terutama ketika serangan. /enurut ibunya 7) sering terkena pilek, demam, dan batuk dalam 1 tahun tahun terakhi terakhir. r. Akan tetapi tetapi ketika ketika pemeri pemeriksa ksaan, an, 7) tidak tidak mengel mengeluhka uhkan n hal-ha hal-hall
3
tersebut tadi. 7) juga mengeluhkan saat tidur mendengkur terkadang 8ngorok9 selama 2 minggu terakhir, rasa ter:ekik saat tidur dan terbangun tiba-tiba disangkal. alam 1 tahun ini, menurut ibunya, 7) mengaku telah mengalami serangan ! kali dalam setahun, keluhan-keluhan yang dirasakan saat serangan tersebut dirasakan terutama setelah 7)
sehabis jajan bersama temannya seperti mengkonsumsi
gorengan, makanan pedas atau minuman dingin dan terkadang keluhan tersebut akan hilang sendiri tanpa pengobatan. 0i$ayat merokok disangkal oleh 7) Keluhan batuk, pilek, hidung tersumbat, demam, bersin-bersin dan sakit kepala; sakit didaerah $ajah dan rasa adanya :airan yang mengalir di tenggorokan disangkal oleh 7). Keluhan nyeri pada telinga, telingga terasa mendengung dan rasa penuh di telinga disangkal oleh 7). Keluhan gangguan suara;suara serak, sukar membuka mulut, sesak nafas disangkal oleh 7). Keluhan jantung berdebar serta nyeri persendian tidak ada. /ata merah, mata berair, gatal-gatal dan kemerahan di kulit juga disangkal oleh 7). /enurut ibunya anaknya sering berobat karena keluhan yang sama ke puskesmas saat serangan timbul 8keluhan nyeri tenggorok9, puskesmas mengatakan bah$a 7) memiliki sakit amandel diberikan beberapa jenis obat, salah satunya antibiotik, namun keluhannya hanya hilang sementara kemudian mun:ul kembali sampai sekarang.
RI'A(A" PEN(AKI" DAHULU
- bu 7) mengeluhkan 7) mempunyai penyakit;keluhan yang sama sejak 1 tahun yang lalu, yang dirasakan hilang timbul, dengan frekuensi ! kali per tahun. - bu 7s menyangkal anaknya mempunyai 0i$ayat alergi obat, dan makanan, debu; udara dingin - 0i$ayat dira$at di 0) disangkal, operasi TT disangkal oleh 7).
4
A. PEMERIKSAAN )ISIK I. KEADAAN UMUM Kesadaran (
;menit. 0eguler )uhu ( !?."@< Pernapasan ( 22>;menit, 0eguler erat badan (
I.
Status lokal$s "H" 1. "el$nga
Tabel 1. Pemeriksaan telinga AD
AS
Aurikula 'ormotia, heli> sign 8-9,
'ormotia, heli> sign 8-9, tragus
tragus sign 8-9
sign 8-9
Preaurikula Tanda radang8-9, pus8-9, nyeri
Tanda radang8-9, pus8-9, nyeri
tekan8-9, fistula8-9
tekan8-9, fistula8-9
Tenang, udem8-9, fistel8-9, sikatriks8-9, nyeri tekan8-9
0etroaurikula
iperemis8-9, udem8-9, sekret8-9, serumen 8-9, massa8-9
/A
Tenang, udem8-9, fistel8-9, sikatriks8-9, nyeri tekan8-9 iperemis8-9, udem8-9, serumen8-9, sekret 8-9, massa8-9
5
/T intak, hiperemis 8-9,
/embran timpani
/T intak, hiperemis 8-9, edema
edema 8-9, refleks :ahaya
8-9, refleks :ahaya 8con of
8con of light 9 8B9 jam 5
light 9 8B9 jam ?
Tidak dilakukan
Perasat Calsava
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Perasat Toynbee
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
*ji 0inne
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
*ji 3eber
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
*ji Schwabach
Tidak dilakukan
2. H$*ung
Tabel 2. Pemeriksaan hidung e>tra
0hinoskopi anterior
)inistra
Tenang
/ukosa
Tenang
6
-
)ekret
-
utrofi 8merah muda9
Konka inferior
utrofi 8merah muda9
eviasi 8-9
)eptum
eviasi 8-9
8-9
/assa
8-9
aik
Passase udara
aik
a. S$nus paranasal+ tidak dilakukan #. "es pen,$u!an+ tidak dilakukan II. "EN--OROK PHAR(N • • •
inding pharyn> ( merah muda, hiperemis 8-9, granular 8-9 Arkus pharyn> ( simetris, hiperemis 8-9, edema 8-9 Tonsil ( - T2;T2 - hiperemis B;B - permukaan mukosa tidak rata; granular B;B - Kripta melebar B;B - etritus B;B - Perlengketan -;-
Adenoid • • •
*vula %igi Dain-lain
( 0inoskopi Posterior ( letak di tengah, hiperemis 8-9 ( gigi geligi lengkap,:aries 8-9, gangrene 8-9 ( radang ginggiva 8-9,mukosa pharyn> tenang,post nasal
drip 8-9
Tabel 4. Pemeriksaan 'asofaring Nao/ar$ng 0R$noskop$ poster$or Konka superior
Tidak dilakukan
7
Torus tubarius Eossa Rossenmuller Plika salfingofaringeal
Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Tabel 5. Pemeriksaan Daringofaring Lar$ngo/ar$ng 0Lar$ngoskop$ $n*$re,t piglotis Plika ariepiglotika Plika ventrikularis Plika vokalis 0ima glotis . Leer
Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Tabel ?. Pemeriksaan Deher De3tra
Pe!er$ksaan
S$n$stra
Thyroid Kelenjar submental Kelenjar submandibula Tidak ada pembesaran K%
Kelenjar jugularis superior Kelenjar jugularis media Kelenjar jugularis inferior Kelenjar suprasternal Kelenjar supraklavikularis
B. PEMERIKSAAN PENUN4AN-
Kesan( dalam batas normal 5. RESUME
Tidak ada pembesaran K%
8
ari anamnesis didapatkan ( An. Perempuan usia = tahun datang dengan keluhan rasa mengganjal di tenggorok yang dirasakan sejak 1 bulan yang lalu, dirasakan terus menerus dan semakin berat sejak 1 minggu terakhir. alam 1 tahun ini, 7) mengaku telah mengalami serangan ! kali per tahun, keluhan-keluhan yang dirasakan saat serangan( rasa sakit di tenggorok, nyeri menelan, rasa kering, dan gatal pada tenggorokan, batuk, pilek dan demam. Keluhan tersebut dirasakan hilang timbul sejak 1 tahun lalu, dirasakan terutama setelah 7) mengkonsumsi gorengan, makanan pedas atau minuman dingin dan keluhan tersebut akan hilang sendiri tanpa pengobatan, akan tetapi saat ini 7) tidak merasakan keluhan tersebut. 7) juga mengeluhkan saat tidur terkadang mendengkur 8ngorok9 dalam 2 minggu terakhir, rasa ter:ekik saat tidur dan terbangun tiba-tiba karena sesak nafas disangkal. )ebelumnya 7) sering berobat karena keluhan yang sama ke puskesmas saat serangan timbul, dikatakan bah$a 7) memiliki sakit amandel diberikan beberapa jenis obat, namun keluhannya hanya hilang sementara kemudian mun:ul kembali. ari pemeriksaan fisik ditemukan ( Pada pemeriksaan tenggorok didapatkan( -
tonsil hipertrofi dengan ukuran T2;T2 tonsil hiperemis B;B permukaan mukosa tidak rata; granular B;B Kripta melebar B;B etritus B;B ipertrofi adenoid B;B
D. DIA-NOSIS KER4A - Tonsilitis kronis hipertrofi B ipertrofi Adenoid
asar iagnosis (
9
Anamnesis( - 0asa mengganjal di tenggorok yg dirasakan akibat tonsil yang membesar - )elama 1 tahun terakhir 7) telah mengalami keluhan-keluhan peradangan tonsil, yang hilang timbul dengan frekuensi ! kali per tahun. Keluhan( rasa sakit dan mengganjal di tenggorok nyeri menelan rasa gatal di tenggorokan kadang disertai batuk pilek dan demam Tonsilotis Kronis: peradangan tonsil lebih dari 3 bulan, setelah serangan tonsilitis akut yang berulang-ulang. - 0i$ayat kebiasaan( 7) suka mengkonsumsi gorengan, makanan pedas dan minuman dingin 8menjadi faktor predisposisi timbulnya tonsilitis9 - engan keluhan yang sama, ri$ayat pengobatan di diagnosis sakit amandel, diberikan antibiotik namun 7) tidak teraktur meminumnya terapi tonsilitis tidak adekuat, menadi faktor predisposisi tonsilitis kronik! Pemeriksaan fisik tenggorok( -
tonsil T2;T2 hiperemis B;B permukaan mukosa tidak rata B;B Kripta melebar B;B, detritus B;B ipertrofi adenoid B;B
E. DIA-NOSIS BANDIN-
Tonsilofaringitis kronis
).
REN5ANA PEMERIKSAAN PENUN4ANPemeriksaan laboratorium berupa kultur dan uji resistensi kuman dari sediaan
apusan tonsil untuk mengetahui kuman penyebab.
10
-. PENA"ALAKSANAAN 'on /edikamentosa -igine mulut di tingkatkan 8berkumur atau obat isap9 /edikamentosa( -Antibiotik ( Penisilin !>5"" mg dalam 5-1" hari -Analgetik ( Asam mefenamat !>5"" mg dalam 5-1" hari
iberikan sebelum pasien menjalani operasi tonsiloadenoidektomi 0en:ana 7peratif ( Pro Tonsiloadenoidektomi 8 "isection #ethod 9 H. AN4URAN SAA" POS" OPERA"I) )etelah dilakukan operasi, pasien disarankan untuk( - Puasa sampai * B - 7bservasi tanda-tanda vital 8T, ', ), 009 - iit :air bertahap - aga kebersihan mulut - Kurangi i:ara - /akan makanan bergiFi untuk meninggkatkan daya tahan tubuh dan memper:epat proses penyembuhan - indari makanan pedas, makanan berminyak dan minuman dingin - Kontrol ke poliklinik TT I.
PRO-NOSIS Ad Citam ( ad bonam Ad Eungsionam ( ad bonam
11
BAB III "IN4AUAN PUS"AKA
ANA"OMI DAN )ISIOLO-I "ONSIL
Tonsil terdiri dari jaringan limfoid yang dilapisi oleh epitel respiratori.
A. "ons$l Palat$na162
Tonsil palatina adalah suatu massa jaringan limfoid yang terletak di dalam fosa tonsil pada kedua sudut orofaring, dan dibatasi oleh pilar anterior 8otot palatoglosus9 dan pilar posterior 8otot palatofaringeus9. Tonsil berbentuk oval dengan panjang 2-5 :m, masing-masing tonsil mempunyai 1"-!" kriptus yang meluas ke dalam jaringan tonsil. Tonsil tidak selalu mengisi seluruh fosa tonsilaris, daerah yang kosong diatasnya dikenal sebagai fosa supratonsilar. Tonsil terletak di lateral orofaring. ibatasi oleh( •
Dateral & muskulus konstriktor faring superior
•
Anterior & muskulus palatoglosus
12
•
Posterior & muskulus palatofaringeus
•
)uperior & palatum mole
•
nferior & tonsil lingual
Permukaan tonsil palatina ditutupi epitel berlapis gepeng yang juga melapisi invaginasi atau kripti tonsila. anyak limfanodulus terletak di ba$ah jaringan ikat dan tersebar sepanjang kriptus. Dimfonoduli terbenam di dalam stroma jaringan ikat retikular dan jaringan limfatik difus. Dimfonoduli merupakan bagian penting mekanisme pertahanan tubuh yang tersebar di seluruh tubuh sepanjang jalur pembuluh limfatik. 'oduli sering saling menyatu dan umumnya memperlihatkan pusat germinal
)osa "ons$l 162
Eosa tonsil dibatasi oleh otot-otot orofaring, yaitu batas anterior adalah otot palatoglosus, batas posterior adalah otot palatofaringeus dan batas lateral atau dinding luarnya adalah otot konstriktor faring superior. erla$anan dengan dinding otot yang tipis ini, pada bagian luar dinding faring terdapat nervus ke G yaitu nervus glosofaringeal.
Pen*araan 1626
Tonsil mendapat pendarahan dari :abang-:abang arteri karotis eksterna, yaitu 19 arteri maksilaris eksterna 8arteri fasialis9 dengan :abangnya arteri tonsilaris dan arteri palatina asendenH 29 arteri maksilaris interna dengan :abangnya arteri palatina desendenH !9 arteri lingualis dengan :abangnya arteri lingualis dorsalH 49 arteri faringeal asenden. Kutub ba$ah tonsil bagian anterior diperdarahi oleh arteri lingualis dorsal dan bagian posterior oleh arteri
13
palatina asenden, diantara kedua daerah tersebut diperdarahi oleh arteri tonsilaris. Kutub atas tonsil diperdarahi oleh arteri faringeal asenden dan arteri palatina desenden. Cena-vena dari tonsil membentuk pleksus yang bergabung dengan pleksus dari faring. Aliran balik melalui pleksus vena di sekitar kapsul tonsil, vena lidah dan pleksus faringeal
Al$ran geta #en$ng 162
Aliran getah bening dari daerah tonsil akan menuju rangkaian getah bening servikal profunda
8deep
ugular
node9
bagian
superior
di
ba$ah
muskulus
sternokleidomastoideus, selanjutnya ke kelenjar toraks dan akhirnya menuju duktus torasikus. Tonsil hanya mempunyai pembuluh getah bening eferan sedangkan pembuluh getah bening aferen tidak ada
Persara/an 162
Tonsil bagian ba$ah mendapat sensasi dari :abang serabut saraf ke G 8nervus glosofaringeal9 dan juga dari :abang desenden lesser palatine ner$es.
I!unolog$ "ons$l 162
Tonsil merupakan jaringan limfoid yang mengandung sel limfosit. Dimfosit membentuk kira-kira 5"-"# dari limfosit tonsilar. )edangkan limfosit T pada tonsil adalah 4"# dan !# lagi adalah sel plasma yang matang. Dimfosit berproliferasi di pusat germinal. mmunoglobulin 8g%, gA, g/, g9, komponen komplemen, interferon, lisoFim dan sitokin berakumulasi di jaringan tonsilar. )el limfoid yang immunoreaktif pada tonsil dijumpai pada 4 area yaitu epitel sel retikular, area ekstrafolikular, mantle %one pada folikel limfoid dan pusat germinal pada folikel ilmfoid. Tonsil merupakan organ limfatik sekunder yang diperlukan untuk diferensiasi dan proliferasi limfosit yang sudah disensitisasi. Tonsil mempunyai 2 fungsi utama yaitu
14
19 menangkap dan mengumpulkan bahan asing dengan efektifH 29 sebagai organ utama produksi antibodi dan sensitisasi sel limfosit T dengan antigen spesifik. B. "ons$l )ar$ngeal 0A*eno$*1 Adenoid merupakan masa limfoid yang berlobus dan terdiri dari jaringan limfoid
yang sama dengan yang terdapat pada tonsil. Dobus atau segmen tersebut tersusun teratur seperti suatu segmen terpisah dari sebuah :eruk dengan :elah atau kantong diantaranya. Dobus ini tersusun mengelilingi daerah yang lebih rendah di bagian tengah, dikenal sebagai bursa faringeus. Adenoid tidak mempunyai kriptus. Adenoid terletak di dinding belakang nasofaring. aringan adenoid di nasofaring terutama ditemukan pada dinding atas dan posterior, $alaupun dapat meluas ke fosa 0osenmuller dan orifisium tuba eusta:hius. *kuran adenoid bervariasi pada masingmasing anak. Pada umumnya adenoid akan men:apai ukuran maksimal antara usia !? tahun kemudian akan mengalami regresi. 5. "ons$l L$ngual 162 Tonsil lingual terletak di dasar lidah dan dibagi menjadi dua oleh ligamentum
glosoepiglotika. i garis tengah, di sebelah anterior massa ini terdapat foramen sekum pada apeks, yaitu sudut yang terbentuk oleh papilla sirkumvalata
15
"ONSILI"IS AKU" A. DE)INISI Tonsilitis adalah
peradangan
tonsil
palatina
yang
merupakan bagian dari :in:in 3aldeyer. Penyebaran infeksi melalui udara 8air bone droplets9, tangan dan :iuman. apat terjadi pada semua umur, terutama pada anak. Tonsilitis akut adalah peradangan pada tonsil yang masih bersifat ringan.1 B. E"IOLO-I Penyebab tonsilitis berma:am & ma:am, diantaranya adalah yang tersebut
diba$ah ini yaitu (1,2 )treptokokus beta hemolitikus • )treptokokus viridans • )treptokokus piogenes • Cirus influenFa • nfeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan ludah 8 droplet infections 9
5. PA"O)ISIOLO-I akteri dan virus masuk masuk dalam tubuh melalui saluran nafas bagian atas
akan menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian menyebar melalui sistem limfa ke tonsil. Adanya bakteri dan virus patogen pada tonsil menyebabkan terjadinya proses inflamasi dan infeksi sehingga tonsil membesar dan dapat menghambat keluar masuknya udara. nfeksi juga dapat mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring serta ditemukannya eksudat ber$arna putih keabuan pada tonsil sehingga menyebabkan timbulnya sakit tenggorokan, nyeri telan, demam tinggi bau mulut serta otalgia.1 •
D. MANI)ES"ASI KLINIS
Tanda dan gejala tonsilitis akut adalah (
• • • • • •
faring hiperemis edema faring pembesaran tonsil tonsil hiperemia mulut berbau otalgia 8 sakit di telinga 9 malaise
16
• • • • • •
nyeri tenggorok nyeri telan sulit menelan demam mual, anoreksia kelenjar limfa leher membengkak
E. PEMERIKSAAN PENUN4ANPemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memperkuat diagnosa
tonsilitis akut adalah pemeriksaan laboratorium meliputi ( Deukosit ( terjadi peningkatan • emoglobin ( terjadi penurunan • *sap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat • ).
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat mun:ul bila tonsilitis akut tidak tertangani dengan baik adalah (! 1. tonsilitis kronis 2. otitis media
-. PENA"ALAKSANAAN - Tonsilitis viral( istirahat, minum :ukup, analgetika dan antivirus diberikan bila
gejala berat.1 - Tonsilitis bakterial( antibiotika spektrum luas penisilin, eritromisinH antipiretik dan obat kumur yang mengandung desinfektan.1
17
"ONSILI"IS KRONIK A. DE)INISI
Tonsilitis kronis adalah peradangan kronis tonsila palatina lebih dari ! bulan, setelah serangan akut yang terjadi berulang-ulang atau infeksi subklinis. Terjadinya perubahan histologi pada tonsil, dan terdapatnya jaringan fibrotik yang menyelimuti mikroabses dan dikelilingi oleh Fona sel-sel radang.2 /ikroabses pada tonsilitis kronik menyebabkan tonsil dapat menjadi fokal infeksi bagi organ-organ lain, seperti sendi, ginjal, jantung dan lain-lain. Eokal infeksi adalah sumber bakteri ; kuman di dalam tubuh dimana kuman atau produkproduknya dapat menyebar jauh ke tempat lain dalam tubuh itu dan dapat menimbulkan penyakit. Kelainan ini hanya menimbulkan gejala ringan atau bahkan tidak ada gejala sama sekali, tetapi akan menyebabkan reaksi atau gangguan fungsi pada organ lain yang jauh dari sumber infeksi.? Tonsilitis berulang terutama terjadi pada anak-anak dan diantara serangan tidak jarang tonsil tampak sehat. Tetapi tidak jarang tonsil diluar serangan terlihat membesar disertai dengan hiperemi rigan yang mengenai pilar anterior dan apabila tonsil ditekan keluar detritus.
B. E"IOLO-I Tonsilitis kronik yang terjadi pada anak mungkin disebabkan oleh karena sering
menderita infeksi saluran pernafasan akut 8)PA9 atau karena tonsilitis akut yang tidak diobati dengan tepat atau dibiarkan saja. Tonsilitis kronik disebabkan oleh bakteri yang sama yang terdapat pada tonsilitis akut, dan yang paling sering adalah
18
bakteri gram positif. ari hasil penelitian )uyitno dan )adeli 81++59 ( )treptokokus alfa merupakan penyebab tersering dan diikuti )tafilokokus aureus, )treptokokus beta hemolitikus grup A, )tafilokokus epidermis dan kuman gram negatif yaitu enterobakter, Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella dan . :oli yang didapat ketika dilakukan kultur apusan tenggorok.1 5. )AK"OR PREDISPOSISI
eberapa faktor predisposisi timbulnya kejadian Tonsilitis Kronis, yaitu (1 • • • • • •
0angsangan kronis 8rokok, makanan9 igiene mulut yang buruk Pengaruh :ua:a 8udara dingin, lembab, suhu yang berubah- ubah9 Alergi 8iritasi kronis dari allergen9 Keadaan umum 8kurang giFi, kelelahan fisik9 Pengobatan Tonsilitis Akut yang tidak adekuat
D. PA"O)ISIOLO-I
Eungsi tonsil adalah sebagai pertahanan terhadap masuknya kuman ke tubuh baik melalui hidung atau mulut. Kuman yang masuk disitu akan dihan:urkan oleh makrofag yang merupakan sel-sel polimorfonuklear. ika tonsil berulang kali terkena infeksi akibat dari penjagaan higiene mulut yang tidak memadai serta adanya faktorfaktor lain, maka pada suatu $aktu tonsil tidak bisa membunuh kuman-kuman semuanya, akibat kuman yang bersarang di tonsil dan akan menimbulkan peradangan tonsil yang kronik. Pada keadaan inilah fungsi pertahanan tubuh dari tonsil berubah menjadi sarang infeksi atau fokal infeksi.4 Proses peradangan dimulai pada satu atau lebih kripta tonsil. Karena proses radang berulang, maka epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis, sehingga pada proses penyembuhan jaringan limfoid akan diganti oleh jaringan parut. aringan ini akan mengerut sehingga kripta akan melebar. )e:ara klinis kripta ini akan
19
tampa k diisi oleh etrit us 8aku mulasi epite l yang mati, sel leukosit yang mati dan bakteri yang menutupi kripta berupa eksudat ber$ arn a kek uni ng kun ing an9 . P ro se s
in i
me lu as
h in gg a
m en emb us
k ap su l
d an
a kh ir nya
ti mb ul
per le ka ta n de ng an jar in ga n se ki ta r fo ss a to nsi la ri s. )e$aktu-$aktu kuman bisa menyebar ke seluruh tubuh misalnya pada keadaan imun yang menurun. 1
E. MANI)ES"ASI KLINIS Pada umumnya penderita sering mengeluh oleh karena serangan tonsilitis a ku t
yang berulang ulang, adanya rasa sakit 8nyeri9 yang terus-menerus pada tenggorokan 8odinofagi9, nyeri $aktu menelan atau ada sesuatu yang mengganjal di kerongkongan bila menelan, terasa kering dan pernafasan berbau.1 Tonsila akan memperlihatkan berbagai derajat hipertrofi dan dapat bertemu di garis tengah. 'afas penderita bersifat ofensif dan kalau terdapat hipertrofi yang hebat, mungkin terdapat obstruksi yang :ukup besar pada saluran pernafasan bagian atas yang dapat menyebabkan hipertensi pulmonal.
).
PEMERIKSAAN )ISIK Pada pemeriksaan pada tonsil akan didapati tonsil hipertrofi, tetapi kadang-
kadang atrofi, hiperemi dan odema yang tidak jelas. idapatkan detritus atau detritus baru tampak jika tonsil ditekan dengan spatula lidah. Kelenjar leher dapat membesar tetapi tidak terdapat nyeri tekan.1,2 *kuran tonsil pada tonsilitis kronik dapat membesar 8hipertrofi9 atau atrofi. Pembesaran tonsil dapat dinyatakan dalam ukuran T1 & T4.
20
T1 J batas medial tonsil mele$ati pilar anterior sampai jarak pilar anterior uvula T2J batas medial tonsil mele$ati jarak pilar anterior-uvula sampai L jarak pilar anterior-uvula T!J batas medial tonsil mele$ati L jarak pilar anterior-uvula sampai M jarak pilar anterior-uvula T4J batas medial tonsil mele$ati M jarak pilar anterior-uvula atau lebih.
-. DIA-NOSIS
Adapun tahapan menuju diagnosis tonsilitis kronis adalah sebagai berikut( &.
'namnesa Anamnesa ini merupakan hal yang sangat penting karena hampir 5"# diagnosa dapat ditegakkan dari anamnesa saja. Penderita sering datang dengan keluhan rasa sakit pada tenggorok yang terus menerus, sakit $aktu menelan, rasa mengganjal di tenggorok, nafas bau, malaise, sakit pada sendi, kadang-
(.
kadang ada demam dan nyeri pada leher. )emeriksaan *isik Tampak tonsil membesar dengan adanya hipertrofi dan jaringan parut, per mu kaa n to ns il ti da k ra ta , kri pt us me le bar dan be be ra pa kr ip ti te ri si oleh detritus. )ebagian kripta mengalami stenosis, tepi eksudat 8purulent9 dapat diperlihatkan dari kripta-kripta tersebut. %ambaran klinis yang lain yang sering adalah dari tonsil yang ke:il, biasanya membuat lekukan, tepinya hiperemis dan sejumlah ke:il sekret purulen yang tipis
3.
terlihat pada kripta. )emeriksaan )enunang apat dilakukan kultur dan uji resistensi 8sensitifitas9 kuman dari sediaanapus tonsil. iakan s$ab sering menghasilkan beberapa ma:am kuman dengan derajat keganasan yang rendah, seperti )trepto:o::us haemolitikus, )treptokokus viridans, )tafilokokus, atau Pneumokokus.
21
H. DIA-NOSIS BANDIN-
Terdapat beberapa diagnosa banding dari tonsilitis kronis adalah sebagai berikut (1,2,5 1.
Penyakit-penyakit
dengan
pembentukan
Pseudomembran
atau
adanya
membran semu yang menutupi tonsil 8Tonsilitis #embranosa9 a. Tonsilitis "ifteri isebabkan oleh kuman +orynebacterium diphteriae. Tidak semua orang yang terinfeksi oleh kuman ini akan sakit. Keadaan ini tergantung pada titer antitoksin dalam darah. Titer antitoksin sebesar ","! sat;:: darah dapat dianggap :ukup memberikan dasar imunitas. %ejalanya terbagi menjadi tiga golongan besar, umum, lokal dan gejala akibat eksotoksin. %ejala umum sama seperti gejala infeksi lain, yaitu demam subfebris, nyeri kepala, tidak nafsu makan, badan lemah, nadi lambat dan keluhan nyeri menelan. %ejala lokal yang tampak berupa tonsil membengkak ditutupi ber:ak putih kotor yang makin lama makin meluas dan membentuk pseudomembran yang melekat erat pada dasarnya sehingga bila diangkat akan mudah berdarah. %ejala akibat eksotoksin dapat menimbulkan kerusakan jaringan tubuh, misalnya pada jantung dapat terjadi miokarditis sampai dekompensasi kordis, pada saraf kranial dapat menyebabkan kelumpuhan otot palatum dan otot pernafasan dan pada ginjal dapat menimbulkan albuminuria.
b. 'ngina
)laut incent 8Stomatitis lseromembranosa9 %ejala yang timbul adalah demam tinggi 8!+@<9, nyeri di mulut, gigi dan kepala, sakit tenggorok, badan lemah, gusi mudah berdarah dan hipersalivasi. Pada pemeriksaan tampak membran putih keabuan di tonsil, uvula, dinding faring, gusi dan prosesus alveolaris. /ukosa mulut dan faring hiperemis.
/ulut yang berbau 8 foetor e ore9 dan kelenjar submandibula membesar. c. #ononukleosis /nfeksiosa
22
Terjadi tonsilofaringitis ulseromembranosa bilateral. /embran semu yang menutup ulkus mudah diangkat tanpa timbul perdarahan, terdapat pembesaran kelenjar limfe leher, ketiak dan regio inguinal. %ambaran darah khas, yaitu terdapat leukosit mononukleosis dalam jumlah besar. Tanda khas yang lain adalah kesanggupan serum pasien untuk beraglutinasi terhadap sel darah merah domba 80eaksi Paul unnel9. 2.
Penyakit Kronik Earing %ranulomatus a. *aringitis Tuberkulosis /erupakan proses sekunder dari T< paru. Keadaan umum pasien adalah buruk karena anoreksi dan odinofagi. Pasien juga mengeluh nyeri hebat di tenggorok, nyeri di telinga 8otalgia9 dan pembesaran kelenjar limfa leher. b. *aringitis 0uetika %ambaran klinis tergantung dari stadium penyakit primer, sekunder atau tersier. Pada penyakit ini dapat terjadi ulserasi superfisial yang sembuh disertai pembentukan jaringan ikat. )ekuele dari gumma bisa mengakibatkan perforasi palatum mole dan pilar tonsil. :. Depra 8 0ues9 Penyakit ini dapat menimbulkan nodul atau ulserasi pada faring kemudian menyembuh dan disertai dengan kehilangan jaringan yang luas dan timbulnya jaringan ikat. d. 'ktinomikosis *aring Terjadi akibat pembengkakan mukosa yang tidak luas, tidak nyeri, bisa mengalami ulseasi dan proses supuratif. lastomikosis dapat mengakibatkan ulserasi faring yang ireguler, superfisial, dengan dasar jaringan granulasi yang lunak.
Penyakit-penyakit diatas umumnya memiliki keluhan berhubungan dengan nyeri tenggorokan 8odinofagi9 dan kesulitan menelan 8disfagi9. iagnosa pasti berdasarkan pada pemeriksaan serologi, hapusan jaringan atau kultur, foto G-ray dan biopsi jaringan.
23
I.
PENA"ALAKSANAAN
Me*$ka!entosa
Tonsilitis yang disebabkan oleh virus harus ditangani se:ara simptomatik. 7bat kumur, analgetik, dan antipiretik biasanya dapat membantu. %ejala-gejala yang timbul biasanya akan hilang sendiri. Tonsilitis yang disebabkan oleh streptokokus perlu diobati dengan penisilin C se:ara oral, :efalosporin, makrolid, klindami:in, atau injeksi se:ara intramuskular penisilin benFatin %. Terapi yang menggunakan penisilin mungkin gagal 8-2!#9, oleh karena itu penggunaan antibiotik tambahan mungkin akan berguna. 1,2,! Operat$/
Tonsilektomi merupakan tindakan pembedahan yang paling sering dilakukan pasa pasien dengan tonsilitis kronik, yaitu berupa tindakan pengangkatan jaringan tonsila palatina dari fossa tonsilaris. Tetapi tonsilektomi dapat menimbulkan berbagai masalah dan berisiko menimbulkan komplikasi seperti perdarahan, syok, nyeri pas:a tonsilektomi, maupun infeksi.2 In*$kas$ "ons$lekto!$
/enurut Ameri:an A:ademy of 7tolaryngology & ead and 'e:k )urgery 8AA7-')9 81++59, indikator klinis untuk prosedur surgikal adalah seperti berikut( In*$kas$ A#solut •
• • •
Pembengkakan tonsil yang menyebabkan obstruksi saluran napas, disfagia berat, gangguan tidur dan komplikasi kardiopulmoner Abses peritonsil yang tidak membaik dengan pengo batan medis dan drainase Tonsilitis yang menimbulkan kejang demam Tonsilitis yang membutuhkan biopsi untuk menentukan patologi anatomi
In*$kas$ Relat$/
24
Terjadi ! episode atau lebih infeksi tonsil per tahun dengan terapi antibiotik adekuat alitosis akibat tonsilitis kronik yang tidak membaik dengan pemberian terapi medis Tonsilitis kronik atau berulang pada karier streptokokus yang tidak membaik dengan pemberian antibiotik beta-laktamase resisten ipertrofi tonsil unilateral yang di:urigai merupakan suatu keganasan )aat mempertimbangkan tonsilektomi untuk pasien de$asa harus dibedakan apakah mereka mutlak memerlukan operasi tersebut atau hanya sebagai kandidat. ugaan keganasan dan obstruksi saluran nafas merupakan indikasi absolut untuk tonsilektomi. Tetapi hanya sedikit tonsilektomi pada de$asa yang dilakukan atas indikasi tersebut, kebanyakan karena infeksi kronik 7bstruksi nasofaringeal dan orofaringeal yang berat sehingga boleh mengakibatkan terjadinya gangguan apnea ketika tidur merupakan indikasi absolute untuk surgery. Pada kasus yang ekstrim, obstru:tive sleep apnea ini boleh
menyebabkan
hipoventilasi
alveolar,
hipertensi
pulmonal
dan
kardiopulmoner Kontra$n*$kas$ • • • •
4.
0i$ayat penyakit perdarahan 0isiko anestesi yang buruk atau ri$ayat pen yakit yang tidak terkontrol Anemia nfeksi akut
Ko!pl$kas$ Komplikasi dari tonsilitis kronis dapat terjadi se:ara perkontinuitatum ke daerah
sekitar atau se:ara hematogen atau limfogen ke organ yang jauh dari tonsil. Adapun berbagai komplikasi yang kerap ditemui adalah sebagai berikut (1,2,? Komplikasi ke sekitar tonsil 1perkontinuitatum!
25
a. Peritonsilitis. Peradangan tonsil dan daerah sekitarnya yang berat tanpa adanya trismus dan abses. b. Abses Peritonsilar 82uinsy9 Kumpulan nanah yang terbentuk di dalam ruang peritonsil. )umber infeksi berasal dari penjalaran tonsilitis akut yang mengalami supurasi, menembus kapsul tonsil dan penjalaran dari infeksi gigi. :. Abses Parafaringeal nfeksi dalam ruang parafaring dapat terjadi melalui aliran getah bening atau pembuluh darah. nfeksi berasal dari daerah tonsil, faring, sinus paranasal, adenoid, kelenjar limfe faringeal, os mastoid dan os petrosus. d. Abses 0etrofaring /erupakan pengumpulan pus dalam ruang retrofaring. iasanya terjadi pada anak usia ! bulan sampai 5 tahun karena ruang retrofaring masih berisi kelenjar limfe. e. Krista Tonsil )isa makanan terkumpul dalam kripta mungkin tertutup oleh jaringan fibrosa dan ini menimbulkan krista berupa tonjolan pada tonsil ber$arna putih dan berupa :ekungan, biasanya ke:il dan multipel.
f. Tonsilolith 1 Kalkulus dari tonsil! Terjadinya deposit kalsium fosfat dan kalsium karbonat dalam jaringan tonsil yang membentuk bahan keras seperti kapur.
Komplikasi rgan auh: a.
emam rematik dan penyakit jantung rematik
26
b.
%lomerulonefritis
:.
piskleritis, konjungtivitis berulang dan koroiditis
d.
Psoriasis, eritema multiforme, kronik urtikaria dan purpura
e.
Artritis dan fibrositis
HIPER"RO)I ADENOID
A. E') Adenoid ialah massa yang terdiri dari jaringan limfoid yang terletak pada dinding posterior nasofaring, termasuk dalam rangkaian :in:in 3aldeyer. )e:ara fisiologik adenoid ini membesar pada anak usia ! tahun dan kemudian akan menge:il dan hilang semua pada usia 14 tahun. ila sering terjadi infeksi saluran nafas bagian atas maka dapat terjadi hipertrofi adenoid. Akibat dari hipertrofi adenoid ini akan timbul sumbatan koana dan sumbatan tuba usta:hius. Akibat sumbatan koana pasien akan bernafas melalui mulut sehingga terjadi 8a9 fasies adenoid yaitu hidung tampak ke:il, gigi insisivus ke depan 8prominen9, arkus faring tinggi yang menyebabkan kesan $ajah pasien tampak seperti orang bodoh, 8b9 faringitis dan bron:hitis, 8:9 gangguan ventilasi dan drainase sinus paranasal sehingga menimbulkan sinusitis kronik. Akibat sumbatan tuba usta:hius akan terjadi otitis media akut berulang, otitis media kronik, dan akhirnya dapat terjadi otitis media supuratif kronik. Akibat hipertrofi adenoid juga akan menimbulkan gangguan tidur, tidur ngorok, retardasi mental dan pertumbuhan fisik berkurang. B. DIA-NOSIS
27
iagnosis ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala klinik, pemeriksaan rinoskopi anterior dengan melihat tertahannya gerakan velum palatum mole pada $aktu fonasi, pemeriksaan rinoskopi posterior 8pada anak biasanya sulit9. Pemeriksaan digital untuk meraba adanya adenoid dan pemeriksaan radiologik dengan membuat foto lateral kepala 8pemeriksaan ini lebih sering dilakukan pada anak9. 5. "ERAPI
Pada hipertrofi adenoid dilakukan terapi bedah adennoidektomi dengan :ara kuretase memakai adenotom. D. INDIKASI
819 )umbatan )umbatan hidung yang menyebabkan bernafas melalui mulut • Sleep apnea • %angguan menelan • %angguan bi:ara • Kelainan bentuk $ajah muka dan gigi 8adenoid face9 • 829 nfeksi Adenoiditis berulang;kronik • 7titis media efusi berulang;kronik • 7titis media akut berulang • 8!9 Ke:urigaan neoplasma jinak;ganas E. KOMPLIKASI
Komplikasi tindakan adenoidektomi adalah perdarahan bila penegerokan adenoid kurang bersih. ila terlalu dalam menguretnya akan terjadi kerusakan dinding belakang faring. ila kuretase terlalu ke lateral maka torus tubarius akan rusak dan dapat mengakibatkan oklusi tuba usta:hius d an akan timbul tuli konduktif.
28
8a9 BAB I7 KESIMPULAN
Tonsil palatina adalah suatu massa jaringan limfoid yang terletak di dalam fosa tonsil pada kedua sudut orofaring, dan dibatasi oleh pilar anterior 8otot palatoglosus9 dan pilar posterior 8otot palatofaringeus9. agian tonsil antara lain( fosa tonsil, kapsul tonsil, plika triangularis. Tonsil berfungsi sebagai filter;penyaring organisme yang berbahaya. il a to nsi l su da h ti dak dap at me nah an in fe ksi da ri bak te ri atau virus tersebut maka akan timbul tonsilitis. Tonsilitis adalah suatu proses inflamasi atau peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh virus ataupun bakteri. Tonsilitis kronis adalah peradangan kronis tonsil lebih dari ! bulan, setelah serangan akut yang terjadi berulang-ulang. Pada umumnya penderita sering mengeluh oleh karena serangan tonsilitis ak ut yan g ber ula ng ula ng,
ad an ya
ra sa
sa kit 8nye ri9
ya ng te ru s- me ner us pad a
tenggorokan 8odinofagi9, nyeri $aktu menelan atau ada sesuatu yang mengganjal di kerongkongan bila menelan, terasa kering dan pernafasan berbau. Pada pemeriksaan fisik tampak tonsil membesar dengan adanya hipertrofi dan jaringan parut, per mu kaa n to ns il ti da k ra ta , kri pt us me le bar dan bebe ra pa kr ip ti te ri si oleh detritus. Terapi pada tonsilitis kronis, berupa terapi lokal, ditujukan pada higiene mulut dengan menggunakan obat kumur. apat juga dilakukan tindakan operasi tonsilektomi sesuai dengan indikasinya.
29
DA)"AR PUS"AKA
1. )oepardi..A,et all. 4uku 'ar /lmu Kesehatan Telinga 5idung Tenggorok Kepala 0eher . th ed. akarta( Eakultas Kedokteran *niversitas ndonesia. 2"12. pg(212-25. 2. Adams.%.D, oies.D.0, igler. P.A. oies uku Ajar Penyakit TT. th ed. )enyakit-penyakit 6asofaring dan rofaring. akarta( Penerbit uku Kedokteran %<. 1++?. pg( !!"-44. !.
Available
at(
5. 0amsey, .. 2""!.. Tonsilitis. Available at( http(;;$$$.illionisuniv.:om . A::esed on( April 2"12 . Dee, K.. /. 8ssential 2""!. /:%ra$-ill.
tolaryngology
5ead
9
6eck
Surgery.
?. a:kson <. isease of the nose, throat and ear. 2nd ed. Philadelphia( 3 )unders