Tatalaksana LRTI (Lower Respiratory Tract Infection) Woodhead, 2005. Sebagian besar LRTI merupakan penyakit self-limiting dalam waktu 1 – 3 minggu. Tetpi beberapa sub-grup dari pasien membutuhkan terpai simptomatik atau terapi dari penyebab LRTInya. Batuk akut pada LRTI bisa di treatment dengan memberikan dextromethorphan and codeine jika batuknya kering atau batuknya sangat mengganggu pasien. Expectorant, mucolitik, antihistamine and bronchodilator tidak di berikan pada acute LRTI di primary care. Antibiotik dipertimbangkan untuk di berikan pada pasien dengan LRTI dengan situasi: -
Suspek atau diagnosis pneumonia sudah tegak COPD eksasarbasi Umur > 75 tahun dan demam Gagal jantung DM dependent insulin
-
Kelainan neurogological yang parah
Antibiotik yang diberikan pada pada pasien dengan LRTI adalah Tetracycline and amoxicillin sebagai first-choice antibiotik, yang lebih baru lagi yaitu macrolides, such as azithromycin, roxithromycin or clarithromycin bagus untuk negara dengan resistensi pneumococcal macrolide yang rendah. Ketika terbukti bakteri penyebab LRTI resisten terhadap semua first-choice agents, maka bisa diberikan terapi antibiotik dengan levofloxacin or moxifloxacin. Untuk pemberian antibiotik tetapi memerhatikan peta kuman di negara atau rumah sakit yang bersangkutan.
http://erj.ersjournals.com/content/26/6/1138#T2 M. Woodhead, F. Blasi, S. Ewig, G. Huchon, M. Leven, A. Ortqvist, T. Schaberg, A. Torres, G. van der Heijden, T. J. M. Verheij European Respiratory Journal 2005 26: 1138-1180; DOI: 10.1183/09031936.05.00055705
Tatalaksana LRTI (Lower Respiratory Tract Infection), NICE. Pada pasien dengan symptoms lowes lower respiratory tract infection di primary care, lihatlah nilai dari C-reactive protein test jika setelah assessment klinis dilakukan tetapi diagnosis pneumonia tidak di buat dan masih belum jelas jenis antibiotik apa yang akan di berikan. Gunakan hasil C-reactive protein untuk membantu dalam meresepkan antibiotik pada pasien tanpa diagnosis klinis pneumonia, sebagai berikut: -
Tidak diberikan terapi antibiotik jika konsenstrasi C-reactive protein < 20 mg/l. Pertimbangkan memberikan antibiotik ( diberikan jika symptoms bertambah berat) jika konsenstrasi C-reactive protein diantara 20 mg/litre - 100 mg/l. Berikan terapi antibiotik jika konsenstrasi C-reactive protein > 100 mg/l.
Tidak ada guidance yang memberikan pilihan untuk jenis antibiotik yang diberikan, tetapi bisa mengikuti guidance jenis antibiotik yang diberikan pada low severity pneumonia, yaitu: Berikan singel antibiotik dalam waktu lima hari, first linenya adalah Amoxicillin. Jika alergi terhadap penicillin berikan antibiotik jenis macrolide ( e.g erythromycin) atau tetracycline. Jangan memberikan fluroquionolones ( e.g ciprofloxacin) atau 2 antibiotik secara bersamaan (NICE, 2014). https://www.nice.org.uk/guidance/cg191/resources/pneumonia-in-adults-diagnosisand-management-35109868127173