Learning Issues- Penyakit Jantung Koroner 1. Tatal atala aksan ksana a Pencegahan primer Harus dilakukan tindakan pencegahan untuk menghilangkan atau mengendalikan faktorfaktor faktor risiko risiko pada pada setiap setiap indivi individu. du. Lemahn Lemahnya ya perhat perhatian ian terhad terhadap ap faktor faktor risiko risiko dan penyakit, terbatasnya saranapengobatan dan perawatan, dan tingginya biaya pengobatan merupakan hambatan yang mempengaruhi keberhasilan dalampengendalian faktor risiko dan PJK. eberapa stategi untuk menurunkan faktor risiko !"ahar#oe, $%&&' ( )embatasi )embatasi akses produksi produksi tembakau tembakau dengan dengan meningkatk meningkatkan an pa#ak dan menegaskan menegaskan larangan merokok. )engurangi penggunaan garam dalam makanan baik secara individu maupun di tempat makan atau restoran. )engurangi konsumsi gula dan lemak )eningkatkan aktivitas olahraga Pember Pemberian ian asuran asuransi si keseha kesehatan tan ker#a ker#a yang yang melaya melayani ni pemeri pemeriksaa ksaan n tekana tekanan n darah, darah, glukosa darah, dan lipid. Pengobatan *u#uan u#uan pengob pengobatan atan iskemi iskemiaa miokar miokard d adalah adalah untuk untuk menceg mencegah ah ter#ad ter#adiny inyaa kerusa kerusakan kan miokard dengan mempertahankan keseimbangan antara konsumsi oksigen miokardium dan penyed penyediaa iaan n oksige oksigen. n. )emper )emperbai baiki ki lesi aterosk aterosklero lerosis sis pada pada arteri arteri korone koronerr dapat dapat menggunakan teknik + !Coronary ! Coronary Artery Bypass Graft ' yang pertama kali dilakukan oleh oleh ava avalo loro ro &/0/ &/0/ dan dan #uga #uga dapa dapatt meng menggu guna naka kan n tekn teknik ik P*+ P*+ ! Percutaneous Percutaneous Transluminal Transluminal Coronary Coronary Angioplasty' Angioplasty' tanpa menggunakan pembedahan, namun menurut aner#ee aner#ee !$%&&', !$%&&', bila penderita penderita 1) yang mengidap mengidap PJK dilakukan dilakukan P+2 ! Percuntan ! Percuntaneous eous coronary intervention' intervention' akan berakibat buruk dibanding non 3 1). "ehabilitasi *u#uan akhir pengobatan penyakit #antung koroner adalah mengembalikan penderita ke gaya hidup produktif dan menyenangkan. "ehabilitasi #antung, seperti yang didefinisikan oleh merican Heart association dan *he *ask orce on +ardiovascular "ehabilitation of the 4ational Heart, Lung, and lood 2nstitute adalah proses memulihkan dan memelihara potensi fisik, psikologis, sosial, pendidikan, dan peker#aan pasien. Pasien harus dibantu untuk meneruskan kembali tingkat kegiatan mereka sesuai fisik mereka dan tidak dihambat oleh tekanan psikologis. a. Tatalaksana atalaksana Pasie Pasien n SKA dengan dengan elevasi elevasi segmen segmen ST Pada pasien 5K dengan elevasi segmen 5*, tatalaksana awal yang diberikan tidak #auh berbeda dengan 5K tanpa elevasi segmen 5*. *ermasuk *ermasuk di antaranya adalah pemberian oksigen, aspirin, nitrat hingga morfin. 4amun, yang penting untuk diperhatikan adalah pemilihan revaskularisasi dan reperfusi miokard yang harus dilakukan pada pasien 5*6)2 akut dengan presentasi 7&$ #am. 1i ruang perawatan intensif, dalam $8 #am pertama datang, pasien perlu dimonitor secara kontinyu $8 #am. 4itrogliserin oral ker#a cepat cepat dapat dapat diberi diberikan kan untuk untuk mengat mengatasi asi nyeri nyeri dada. dada. Pember Pemberian ian intrav intravena ena kontin kontinyu yu diberikan pada gagal #antung, hipertensi atau tanda-tanda iskemi yang menetap. *erapi fibrinolitik direkomendasikan pada pasien dengan presentasi 9: #am atau #ika tindakan tindakan invasif invasif tidak mungkin mungkin dilakukan dilakukan atau akan terlambat. pabila pabila waktu antara pasien tiba sampai dengan inflasi balon ; /% menit atau #ika waktu antara pasien tiba sampai dengan inflasi balon dikurangi waktu antara pasien tiba sampai dengan proses fibrinolitik ; & #am, terapi fibrinolitik tetap direkomendasikan.
Penggunaan heparin dilakukan dengan pemberian <H sebagai ko-terapi bolus 2= 0% <>kg maksimum 8%%% <. 1osis pemeliharaan per drip &$ <>kg selama $8-8? #am dengan maksimum &%%% <>#am dengan target aP** @%-A% detik. )onitoring aP** dilakukan pada :,0,&$,$8 #am setelah memulai terapi. 5elain <H, dapat digunakan #uga L)BH pada pasien berusia 7A@ tahun, dengan fungsi gin#al yang masih baik !+r7$,@mg>dL pada laki-laki atau 7$,% mg>dL pada wanita'. pabila terdapat fasilitas P+2 !intervensi koroner perkutan primer', P+2 direkomendasikan pada presentasi ; : #am. Juga, apabila P+2 dapat dilakukan dengan cepat, fibrinolitik dikontraindikasikan serta resiko tinggi dengan gagal #antung kongestif !killip kelas :'. Kontraindikasi ibrinolitik absolut di antaranya adalah "iwayat perdarahan intrakranial Lesi struktural serebrovaskular *umor intrakranial 5troke iskemik dalam : bulan kecuali dalam : #am terakhir 1icurigai diseksi aorta danya trauma, pembedahan, trauma kepala dalam waktu : bulan terakhir danya perdarahan aktif !tidak termasuk menstruasi'
Kontraindikasi relatif fibrinolitik antara lain adalah "iwayat hipertensi kronik dan berat yang tidak terkontrol Hipertensi berat yang tidak terkontrol saat presentasi !*1 sistolik ;&?% mmHg atau *1 diastolik ; &&% mmHg' "iwayat stroke iskemik ; : bulan, demensia atau kelainan intrakranial selain yang terdapat pada kontraindikasi absolut
"esusitasi #antung paru traumatik atau lama ; &% menit atau operasi besar 7 : minggu
Perdarahan internal dalam $-8 minggu terakhir
*erapi antikoagulan oral
Kehamilan
4on-compressible puncture
edah pintas dilakukan apabila ter#adi kegagalan P+2 di mana ter#adi oklusi mendadak arteri koroner selama proses kateterisasi, P+2 tidak memungkinkan, syok kardiogenik, pasien dengan kompilkasi ruptur septum ventrikel atau regurgitasi mitral, maupun pasien dengan iskemia berkepan#angan atau berulang setelah optimalisasi terapi medikamentosa dengan anatomi yang sesuai dengan tindakan bedah. Tatalaksana awal &. *atalaksana pra rumah sakit Pengenalan ge#ala oleh pasien dan segera mencari pertolongan medis, segera memanggil tim medis emergensi yang dapat melakukan tindakan resusitasi,
transportasi pasien ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas 2++<>2+< serta staf medis dokter dan perawat yang terlatih, melakukan terapi reperfusi. $. *atalaksana di ruang emergensi )engurangi.menghilangkan nyeri dada Tatalaksana umum &. Dksigen Pada semua pasien 5*6)2 tanpa komplikasi dapat diberikan oksigen selama 0 #am pertama. 5uplemen oksigen harus diberikan pada pasien dengan saturasi oksigen arteri 7/%E. $. 4itrogliserin 4itrogliserin sublingual dapat diberikan dengan aman dengan dosis %,8mg dan dapat diberikan sampai : dosis dengan interval @ menit. 5elain mengurangi nyeri dada, 4* #uga menurunkan kebutuhan oksigen miokard dengan menurunkan preload dan meningkatkan suplai oksigen miokard dengan cara dilatasi pembuluh koroner yang terkena infark atau pembuluh kolateral. Jika nyeri dada terus berlangsung dapat diberikan 4* intravena. 4* intravena #uga diberikan untuk mengendalikan hipertensi atau edema paru. *erapi ini dihindari pada pasien dengan tekanan darah sistolik 7/%mmHg atau pasien yang dicurigai menderita infark ventrikel kanan, nitrat #uga dihindari pada pasien yang menggunakan posfodiesterase @ inhibitor sildenafil dalam $8 #am sebelumnya karena dapat memicu efek hipotensi nitrat. :. )orfin )orfin sangat efektif mengurangi nyeri dada dan merupakan analgesik pilihan dalam tatalaksana nyeri dada pada 5*6)2. 6fek samping pemberian morfin adalah konstriksi vena dan arteriolar melalui penurunan simpatis, sehingga ter#adi pooling vena yang akan mengurangi curah #antung dan tekanan arteri. 6fek hemodinamik ini dapat diatasi dengan elevasi tungkai dan pada kondisi tertentu diperlukan penambahan cairan 2= dengan 4a+l %,/E. )orfin #uga dapat menyebabkan efek vagotonik yang menyebabkan bradikardi atau blok #antung dera#at tinggi, terutama pasien dengan infark posterior. 6fek ini biasanya diatasi dengan atropin %,@mg 2=. 8. spirin 2nhibisi cepat siklooksigenase trombosit yang dilan#utkan reduksi kadar tromboksan $ dicapai dengan absorbsi aspirin bukkal dengan dosis &0%-:$@ mg di ruang emergensi, dilan#utkan oral dengan dosis A@-&0$mg. @. Penyekat beta Jika morfin tidak berhasil mengurangi nyeri dada. )etoprolol @mg setiap $-@ menit sampai total : dosis dengan syarat frekuensi #antung ;0%menit tekanan darah sistolik;&%%mmHg interval P" 7%,$8 detik dan ronki tidak lebih dari &%cm dari diafragma.
0. *erapi reperfusi "eperfusi dini akan memperpendek lama oklusi koroner, meminimalkan dera#at disfungsi dan dilatasi ventrikel dan mengurangi kemungkinan pasien dengan 5*6)2 berkembang men#adi pump failure atau takiaritmia ventrikuler yang maligna. 5asaran terapi reperfusi pada pasien 5*6)2 adalah door to needle time untuk memulai terapi fibrinolitik dapat dicapai dalam :% menit atau door to balloon time untuk P+2 dapat dicapai dalam /% menit. *erapi armakologis(
a. ntitrombotik seperti spirin bermanfaat untuk memantapkann dan mempertahankan patensi arteri koroner yang terkait infark dan menurunkan tendensi pasien men#adi trombosis sebagaimana diketahui bahwa trombosis mempunyai peran dalam patogenesis dari infark miokard. b. eta bloker memiliki manfaat yang bisa dibagi men#adi $, yaitu( yang ter#adi segera #ika obat diberikan secara akut dan yang diberikan dalam #angka pan#ang #ika obat diberikan untuk pencegahan sekunder setelah infark. Pemberian beta bloker memperbaiki keseimbangan suplai dan ke butuhan oksigen miokard, mengurangi nyeri, mengurangi luasnya infark, dan menurunkan risiko ke#adian aritmia ventrikel yang serius c. 2nhibitor +6 menurunkan mortalitas pasca 5*6)2 dan manfaat terhadap mortalitas bertambah dengan penambahan aspirin dan beta bloker DAFTA P!STAKA
Lorraine, 5ylvia nderson F Price Bilson. $%%0. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit . Jakarta( 6+. P6"K2. $%&@. Pedoman *atalaksana 5indrom Koroner kut. Jurnal Kardiologi Indonesia( +entra +ommunications )edicinesia. $%&:. 5indrom Koroner kut. 1iakses di http(>>www.medicinesia.com>kedokteran-klinis>kardiovaskular>sindrom-koroner-akut> pada $@ Januari $%&0