STRATEGI MENURUNKAN RESIKO PADA PEMBERIAN TERAPI CAIRAN DAN INJEKSI
RS BHAYANGKARA LUMAJANG MARET 2016
BAB I PENDAHULUAN Terapi intravena adalah pemberian cairan atau obat ke dalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu melalui pemasangan infus. Terapi intravena melalui pemasangan infus digunakan untuk mengobati berbagai kondisi pasien di lingkungan perawatan Rumah Sakit. Sistem terapi ini memungkinkan terapi berefek langsung, lebih cepat, lebih efektif, dan dapat dilakukan secara kontinu. Beberapa masalah bisa timbul pada pemberian terapi intravena melalui infus karena diberikan secara terus-menerus dan dalam jangka waktu yang lama antara lain dapat timbul kontaminasi mikroba 1. IDENTIFIKASI RESIKO Identifikasi resiko dalam pemberian terapi cairan dan pemberian injeksi IV adalah sebagai berikut : a. Kelebihan cairan infuse oleh karena pengaturan tetesan yang tidak tepat b. Terjadinya phlebitis c. Salah pasien saat menngganti cairan infuse dan melakukan injeksi /memberikan obat d. Anafilatik syok e. Waktu pemberian terapi cairan dan obat yang tidak sesuai dengan advis dokter f. Dosis injeksi yang berlebih g. Tertusuk jarum injeksi/ infuse 2. ANALISA RESIKO Dari identifikasi resiko diatas, analisa peluang dan dampak yang didapatkan adalah :
Resiko yang didapat
Skor
Skor
total
Peringkat
Kelebihan cairan infuse
peluang 4
dampak 3
12
resiko Tinggi
3. EVAL UASI
oleh karena pengaturan tetesan yang tidak tepat Terjadinya phlebitis Salah pasien saat
5 4
3 3
15 12
Ekstrim Tinggi
2 3
4 2
8 6
Tinggi sedang
2
2
4
sedang
4
4
8
Ekstrim
menngganti cairan infuse dan melakukan injeksi / memberikan obat Anafilatik syok Waktu pemberian terapi cairan dan obat yang tidak sesuai dengan advis dokter Dosis injeksi yang berlebih Tertusuk jarum RESIKO No. resiko B, G A, C, D E, F
Warna resiko
Tinjauan penilaian
Frekuensi tinjauan
Merah Jingga kuning
resiko oleh Karumkit Ka Keperawatan Ka unit
Bulanan @ 2 bulan @ 3 bulan
4. PENANGANAN RESIKO Penanganan resiko adalah proses untuk memodifikasi resiko (ISO31000: 2009 ). Bentuk- bentuk penangan resiko diantaranya, Sebagai berikut : a. Menghindari dengan memutuskan untuk tidak memulai/ melanjutkan b. c. d. e. f. g.
aktivitas yang menimbulkan resiko Mengambil untuk mendapatkan peluang Menghilangkan sumber Mengubah kemungkinan Mengubah konsekuensi Berbagi resiko dengan pihak lain Mempertahankan resiko dengan informasi pilihan
5. Pengawasan resiko Pengawasan dan tinjauan memang merupakan kegiatan yang umum dilakukan oleh organisasi manapun. Namun, untuk manajemen resiko ini dengan menggunakan register risk, pada table dibawah ini KODE WARNA
RISK REGISTER KORPORAT RESIKO YANG SUDAH TERDAFTAR RESIKO BARU
N
DIVISI
O
RESIKO
TINDAKAN YANG
TERIDEN SUDAH ADA
PERINGK
TINDAKAN
AT
PENGENDALIAN RESIKO
TIFIKASI
a.
keperaw plebitis
2. Infuse diganti setiap
atan
72 jam 3. Pemasangan infuse
P 5
D 3
S 15
1. Kebijakan dan SOP
pemasangan infuse da injeksi 2. Kebijakan dan SOP
sesuai dengan SOP 4. Sosialisasi SOP 5. Monitoring harian 6. Evaluasi bulanan
menyuntik yang aman 3. Sosialisasi SOP dan penggantian infuse
b.
Kepera
Tertusuk
watan
jarum
1. Kebijakan dan SOP
4
4
16
pengelolaan alat
setiap 72 jam 4. Monitoring harian 5. Evaluasi bulanan 1. Kebijakan dan SOP
pengelolaan alat medis
medis dan sampah
dan sampah tajam 2. Penyediaan tempat
jarum 2. Penyediaan tempat
sampah tajam yang
sampah benda tajam 3. Larangan total
mencukupi dan memenuhi syarat di
terhadap upaya
tempat alat tajam
menutup kembali
digunakan 3. Larangan total terhada
jarum suntik
upaya menutup kemba jarum suntik bekas
pakai 4. Training dan sosialisas SOP baru ke seluruh
staf 5. Kampanye pencegahan
c
Kelebiha n cairan infus
1. Sosialisasi cara menghitung tetesan infuse 2. Sosialisasi kepada
4
3
12
tertusuk jarum 6. Monitoring harian 7. Evaluasi bulanan 1. Sosialisasi penghitungan cairan yang tepat 2. Sosialisasi untuk
scroll infuse 3. Sosialisasi kepada tenaga perawat untuk mengitung dengan
d.
Anafilatik syok
4. 5. 1. 2.
jam yang berdetik Monitoring tiap 2 bulan Evaluasi tiap 2 bulan Kaji riwayat alergi obat 2 Melengkapi
4
8
syok 2. Sosialisasi SOP 3. Daftar obat emergency 4. Sistem informasi
persediaan troli emergency 3. Sosialisasi SOP e.
Salah pasien saat injeksi/ ganti infus
1. Prosedur identifikasi pasien
4
1. SOP Tentang anafilatik
3
12
tentang anafilatik syok 1. Prosedur identifikasi positif 2. Penyediaan perlengkapan
identifikasi yang cukup dan memenuhi syarat 3. Training identifikasi
pasien kepada seluruh
staf 4. Monitoring harian yang ketat 5. Evaluasi bulanan Lum ajan g, mar et 201 6 Men geta hui IPC N
( Ns , Aris Nug roh o, S.K ep )
Sumber : 1. ISO 31000 : 2009 2. AS/ NZS 4360 : 2004 3. Risk management ajourney not a destination, Kevin W knight, 2006 4. CASU and Risk Register Working Group 2002