SPESIFIKASI JALAN USAHA TANI KEGIA KEGI ATAN PADAT ADAT KARYA KARYA INFRASTRU INFR ASTRUKTUR KTUR BAB I PENDAHULUAN A. LAT LATAR BELAKANG BELAKANG Peranan infrastruktur Pertanian dalam pembangunan semakin strategis dan pent pentin ing, g, hal hal ini ini sang sangat at berk berkai aita tan n deng dengan an upay upaya a penc pencap apai aian an sasa sasara ran n progr program am khusus khususnya nya progr program am pening peningka katan tan nilai nilai tambah tambah.. Infras Infrastru truktu kturr Pertania Pertanian n khususnya khususnya Jalan Jalan Usaha Usaha Tani merupaka merupakan n salah satu kompon komponen en dalam subsistem hulu yang diharapkan dapat mendukung subsistem Jalan Usah Usaha a Tani, ani, subs subsis iste tem m peng pengol olah ahan an dan dan subsub-si sist stem em pema pemasa sara ran n hasi hasill pertanian (tanaman pangan, holtikultura perkebunan dan peternakan). Pada saat ini banyak lokasi lahan pertanian belum mempunyai terdapat Jalan Usaha Tani yang memadai sehingga dapat menghambat masyarakat tani dalam berusaha dilahannya. dilahannya. !ida !idala lam m UU "o. "o. #$ Tahun ahun %&&' %&&' tent tentan ang g ala alan n terd terdap apat at lau lausa sall ala alan n khususnya yaitu alan yang pembangunan dan pembinaannya merupakan tanggung a*ab departemen terkait. +ehubungan dengan itu Jalan Usaha tani di kategorikan alan khusus sehingga pembinaannya menadi tanggung a*ab !epartemen Pertanian ataupun instansi daerah seperti dinas transmigrasi dan tenaga kera. B. PEDO PEDOMA MAN N TEKNIS TEKNIS Pedoman teknis yang digunakan digunakan yakni . Juklak Juklak dan Juknis Juknis Pelaksa elaksanaa naan n egiata egiatan n Padat adat arya arya Infra Infrastr strukt uktur ur dan pada padatt kary karya a prod produk ukti tiff tahu tahun n angg anggar aran an %& %&.. +atu +atuan an kera era !ina !inas s Transmigrasi Transmigrasi dan Tenaga era era abupaten ona*e. ona*e. %. Undang-Undang Undang-Undang "omor #$ Tahun %&&' Tentang Jalan Jalan #. stan standa dart rt P/ P/.& .& () () 0 (11+ (11+2T 2T33-44 44-0 -0', ',1+ 1+T5 T5 !-4 !-4$$-0& 0&)) manu manual al pemeriksaan badan alan "o.&5"/540 (). C. STANDAR STANDAR TEKNIS TEKNIS DAN RANCANG RANCANG BANGUN JALAN USAHA TANI . "orma Pembang Pem bangunan unanreh rehabil abilitas itasii ala alan n usaha tani dila dilaksana ksanakan kan pada area areall lahan usaha tani baik yg belum ada alan usaha taninya maupun sudah ada alan usaha taninya tetapi belum memadai. %. +tan +tanda darr Tek Tekni nis s a. Pan anang ang alan usa usaha ha tan tanii an antar tara a 6&6&-&& &&mh mha a (te (terg rgant antung ung ko kondi ndisi si lahan)
b. Jalan Jalan usaha tani tani utama utama lebar lebar atas # meter meter serta lebar lebar ba*ah ba*ah ' meter sedangkan alan usaha tani cabang lebar atas % m dan lebar ba*ah # meter c. Ti Tinggi nggi alan alan antara antara &,%6-&, &,%6-&,0& 0& m di atas atas permukaa permukaaan an lahan lahan d. ons onstru truksi ksi tanah diperke diperkeras ras bat batua uan n dan disebela disebelah h bah bahu u a alan lan (kiri dan kanan) dibuat saluran pembuangan air e. 7eb 7ebar ar saluran saluran pembuang pembuangan an air (dr (drain ainase ase)) ant antara ara '&-& '&-& cm dengan dengan kedalaman kurang lebih #&-6& cm #. riteria a. /erad /erada a di areal lahan lahan usaha usaha tani dengan dengan luas luas hamparan hamparan minimal minimal %6 ha pada daerah bukaan baru dan ka*asan sentra produksi pangan b. Pe Petan tanii mau melepas melepaska kan n seb sebagi agian an lah lahan annya nya tanpa tanpa gan ganti ti rug rugii unt untuk uk pembangunan alan usaha tani c. Pet Petani anikel kelompo ompok k tersedia untuk melakuka melakukan n pera*atanpem pera*atanpemeliha eliharaan raan alan setelah di di konstruksi
'. Prosedur a. Per ersi sia apa pan n
+pesi8kasi +pesi8ka si teknis
b. +ur9ey, In9estigasi dan !esain (+I!) c. onstruksi : Pembersihan 7ahan
;alian dan Timbunan
Perataan tanah dan pemadatan
Pengerasan alan
Pembuatan Parit (drainase)
Pemeliharaan
D. TUJUAN . Tuuan pedoman teknisspesi8kasi teknis pengembangan alan usaha tani adalah memberikan pedoman secara teknis kepada pelaksana dalam menyiapkan pembangunan alan usaha tani.
%. Tuuan kegiatan pengembangan alan usaha tani adalah : a. 5empercepat transportasi sarana usaha tani dan alat mesin pertanian dari ka*asan permukiman (dusun dan desa) kelahan usaha tani. b. 5empercepat pengangkutan produk pertanian dari lahan usaha menuu sentra pemukiman, pemasaran dan pengolahan hasil pertanian. c. 5engurangi biayaongkos transportasi sebagai komponen biaya usaha tani. E. SASARAN . 5empermudah akses dalam hal transportasi di ka*asan atau area tanaman pangan, holtikultura, perkebunan dan peternakan.
%. 1danya penunang inprastruktur maka hasil pemasaran pertanian akan meningkat F. PENGERTIAN !alam pelaksanaan pengembangan alan usaha tani diperlukan pengertianpengertianistilah untuk di pahami bersama dalam rangka perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan.
. Jalan Usaha tani adalah merupakan prasarana transportasi pada ka*asan pertanian (tanaman pangan, holtikultura, perkebunan dan peternakan) yang berhubungan dengan alan desa. Jalan ini sangat strategis dan memberi akses untuk transportasi pengangkutan sarana usaha tani menuu lahan pertanian dan mengangkut hasil produk pertanian dari lahan menuu pemukiman, tempat penampungan sementara pengumpulan atau tempat lainnya. %. Pengembangan alan usaha tani adalah pembuatan peningkatan kapasitas dan rehabilitasi. Pembuatan alan usaha tani adalah membuat alan baru sesuai kebutuhan Peningkatan kapasitas alan usaha tani adalah alan usaha tani yang sudah ada ditingkatkan tonase kapasitasnya sehingga bisa dilalui oleh kendaraan yang lebih berat lebih besar.
G. RUANG LINGKUP KEGIATAN
+pesi8kasi teknis
#. '. 6. .
Penyusunan lapisan tanah atas ( top soil ) ;alian timbunan Parit alan dengan pengaliran air Pembersihan calon lokasi alan usaha tani yang akan dibangun ditingkatkan kapasitasnya direhabilitasi. 0. Pembuatan peningkatan kapasitas rehabilitasi badan alan $. Pembuatan perbaikan saluran drainase pada kanan atau kiri bahu alan sesuai kebutuhan 4. Pengerasan badan alan &.Pembuatan gorong-gorong .Pembuatan
BAB II PEDOMAN TEKNIS JALAN 1. +pesi8kasi teknis kegiatan alan usaha tani meliputi norma, standart teknis dan kriteria sebagai berikut : . Penelasan umum : Pengembangan alan usaha tani merupakan upaya pembangunan, peningkatan kapasitas dan rehabilitas alan terutama dika*asan sentral usaha tani pertanian (tanaman pangan, holtikultura, perkebunan rakyat dan peternakan) sebagai akses pengangkutan sarana usaha tani, hasil usaha tani dan alat mesin pertanian. %. 7ingkup pekeraan pembuatan alan meliputi : a. Pekeraan penyiapan tanah dasar ( sub grade ) terdiri atas pekeraan : Pembersihan daerah milik alan
#.
'.
6.
. 0.
$.
Pegupasan lapisan tanah atas
;alian
Timbunan
Parit alan
b. Perkerasan lapis Pondasi ba*ah 7P/ kelas = (timbunan pilihan) Tebal lapisan kelas = ( timbunan pilihan ) untuk alan penghubung dan poros ditetapkan minimal 6-%& cm padat atau sesuai dengan gambar rencana dan untuk alan usaha tani ditetapkan tebal lapisan kelas = (timbunan pilihan) 6%& cm padat. 1pabila pada suatu lokasi tidak terdapat bahan material timbunan tanah pilihan ( kelas = ) dapat menggunakan material lain dengan persetuuan asisten teknik !ireksi Penga*as 7apangan. emiringan arah melintang : a. % > untuk bagian perkerasan alan b. % > untuk bahu alan c. (sesuai tipikal gambar rencana) Panang?olume Jalan !alam ;ambar Teknik Tidak diikuti tetapi mengikut panang9olume yang ada dalam <1/. ?olume alan usaha tani yang tercantum dalam gambar tidak merupakan kepastian, 9olume alan yang sesungguhnya akan ditentukan berdasarkan realisasi pelaksanaan dilapangan oleh pelaksana 8sik atas persetuuan penga*as teknis lapangan. /ahan material tanah timbunan ( borro*pit ) dan perkerasan sebelum dipergunakan terlebih dahulu harus diketahui disetuui penga*as teknik lapangan. /. Pembersihan daerah milik alan Pembersihan daerah milik alan ( !5J ) untuk alan usaha tani selebar &6 Untuk /adan Jalan 7ebar # 5 dan & Untuk 7ebar Jalan ' 5. Pekeraan ini meliputi pembersihan segala macam tumbuhan, pohon, semak-semak, sampah-sampah, pencabutan seluruh tunggul-tunggul dan akar serta sisa konstruksi dan sisa-sisa material lainnya dengan menggunakan peralatan
+pesi8kasi teknis
manual (tenaga manusia) atau penggunaan alat berat disesuaikan dengan kondisi tanah setempat. =. Pengupasan lapisan tanah atas ( top soil ) Pengupasan top soil untuk pekeraan alan usaha tani ' 5 dan alan usaha tani # 5 pada umumnya pekeraan pembuangan lapisan tanah atas ini mencakup hanya pekeraan membuang tanah humus ( top soil ). Pembuangan tanah dan akar-akar dengan ketebalan sekitar #& cm dari permukaan tanah asli atau sesuai petunuk penga*as teknis lapangan. Pekeraan pembuangan lapisan humus dan akar-akar dilakukan baik untuk daerah galian maupun daerah timbunan. +etelah pekeraan tersebut selesai barulah dilakukan pemadatan sampai mencapai tingkat pemadatan yang disyaratkan. !. ;alian . 5embuat galian pada tempat-tempat yang kemiringantanakannya melebihi syarat-syarat maksimum yang ditentukan, sesuai dengan gambar rencana atau petunuk penga*as teknik pada pembuatan alan baru %. 5elakukan galianpemotongan tebing-tebing kanan kiri untuk mendapatkan lebar badan alan yang direncanakan dengan kemiringan : atau sesuai dengan petunuk penga*as teknik #. 5elakukan galian pemotongan pada puncak pendakian, sebelum mulai menurun harus ada daerah alan yang rata minimum sepanang #& 5 begitu pula pada akhir penurunan sebelum pendakian. '. Pemotongan tebing harus dilakukan dengan rapi dan langsung dibentuk badan alan sesuai dengan gambar rencana. Tanah bekas galian harus ditempatkan dan diratakan pada derah yang ditentukan oleh penga*as teknik 6. Pekeraan pembuatan badan alan disertai dengan pekeraan pemadatan badan alan sampai mencapai angka kepadatan yang disyaratkan dan disetuui oleh penga*as teknik. . emiringan7andai pemotongan melintang dan memanang badan alan harus benar-benar dikerakan menurut gambar rencana dengan keharusan membuat permukaan badan alan yang segera dapat mengalirkan air huan (tidak boleh terdapat genangan air dipermukaan badan alan). 0. Pemadatan badan alan dilakukan lapis demi lapis setebal maksimum %& cm untuk setiap lapis dan harus mencapai kepadatan 46 > dari maksimum kepadatan yang diselidiki menurut pemeriksaan kepadatan standart P/.& () 0 (11+2T3-44-0',1+T5 !-4$-0&) manual pemeriksaan badan alan "o.&5"/540 (). $. !inding tebing terpotong dikiri kanan alan harus dirapikan dengan kemiringan maksimum '6 !eraat dan pada ketinggian tebing % 5 dibuat pertangga atau sesuai dengan gambar rencana. 4. emungkinan didapatkan tanah dasar galian yang tak memenuhi persyaratan dalam pekeraan galian, maka harus di adakan penggantian tanah dasar dengan =/< minimum ' > rendam air (soaked) setebal %& cm dan apabila terdapat galian berbatu pelaksanaannya harus mendapat petunuk penga*as teknik dan pihak direksi. @. Timbunan . /agian A bagian yang rendah harus ditimbun sampai mencapai ketinggian yang ditentukan. Tanah timbunan harus cukup baik bebas dari sisa sisa rumput, akar-akaran dan lain-lain dan dapat mencapai nilai =/< minimum ' > rendam air. !alam hal ini harus mengikuti petunukpetunuk penga*as teknik. %. Pada tempat-tempat yang tanahnya lembek harus diadakan perbaikan tanah terlebih dahulu. Tanah yang lembek dibuang untuk diganti dengan tanah yang baru, sehingga memenuhi persyaratan dengan persetuuan penga*as teknik. !asar badan alan yang basah (ra*a, lumpur) dapat menggunakan knoppel (gambanganpara-parameeting) dari kayu tahan air (kayu gelam atau seenisnya) yang disusun sepanang alan yang sangat lembek, kemudian baru ditimbun dengan tanah yang sesuai petunuk penga*as teknik. #. Penimbunan harus dilakukan lapis demi lapis setebal maksimum %& cm padat setiap lapisnya. Penggilasan setiap lapisannya harus dilakukan pada kadar air optimum dan mencapai kepadatan 46> dengan pemeriksaan kepadatan standart P/.&&()0 manual pemeriksaan
+pesi8kasi teknis
badan alan "o. &"5/540() untuk lapisan yang paling atas akhir kepadatan, harus mencapai angka &&>. Pada timbunan yang tinggi, pelaksanaannya dibuat bertangga agar tidak mudah longsor sesuai dengan petunuk penga*as teknik. B. Parit Jalan dan Pengaliran 1ir Pekeraan ini termasuk pekeraan badan alan dan meliputi pelaksanaan pekeraan berikut : . Parit alan dibuat sesuai dengan gambar rencana atau kedalaman parit tidak boleh lebih rendah dari parit pembuangan disekitarnya atau menurut pengarahan dan petunuk penga*as teknik. %. Pembuangan air dari parit alan dibuat pengaliran air (saluran pembuangan) sesuai dengan kebutuhan keadaan lapangan sepanang C 6 5. Jarak antara pengaliran air dibuat sependek mungkin dengan arak minimal 6& 5, tergantung kondisi lapangan dan sesuai petunuk penga*as teknik. #. Pada tikungan alan di daerah galian bagian dalam tikungan terutama yang bertebing tinggi harus dibuat pembuangan air asal parit alan yang cukup baik (kalau diperlukan dapat digunakan gorong-gorong) '. ;una lebih mengetahui tempat-tempat dimana air huan dapat dialirkan dengan sempurna, pelaksan 8sik disertai penga*as teknik *aib mengadakan peninauan pemeriksaan dialan pada *aktu huan ;. 7apisan Perkerasan +ub /ase . 1pabila pekeraan pembuatan badan alan dinyatakan selesai, atas perintah dan persetuuan penga*as teknik dibuat lapis perkeras alan %. Tebal lapis perkerasan ditetapkan minimal 6 A %& cm, padat sesuai dengan gambar rencana untuk alan usaha tani dengan lebar ' 5, # 5 dan 6 A %& cm untuk alan usaha tani lebar # 5 #. /ahan perkerasan adalah kelas = 1lam atau Timbunan Tanah Pilihan dengan ukuran butiran terbesar D Inci ( C ',6 cm) dan bergradasi tertutup. 2. Penampang Jalan Penampang alan usaha tani diperlihatkan pada tabel berikut : Jenis Jalan
!5J (m)
1 (m)
/ (m)
Jalan Usaha Tani
$.&&
'.&&
.&&
Jalan Usaha Tani
.&&
#.&&
.&&
eterangan : !5J E !aerah 5ilik Jalan / E 7ebar /ahu Jalan 1 E 7ebar Perkerasan Jalan I.
Pengendalian 5utu (Fuality =ontrol) . Pengendalian mutu pada tahap pembuatan alan dilaksanakan untuk setiap %&& m, apabila dianggap perlu penga*as teknik dapat menambah umlah pemeriksaan. %. +ebelum dimulai pekeraan pemadatan yang sesunggunya (baik untuk tanah timbunan maupun lapisan perkerasan), pelaksana 8sik harus mengadakan percobaan pamadatan atas petunuk Penga*as Teknik sebagai berikut : ( pemadatan +ub ;rade dan Pemadatan +ub /ase ) a. /ahan yang akan dipadatkan terlebih dahulu dihampar setebal 6 cm atau %& cm lebar setengah alur perkerasan dan paling sedikit sepanang '6 5 yang dibagi-bagi menadi # bagian. Tiap-tiap bagian dipadatkan dengan mesin gilas dengan umlah lintasan berfariasi. b. +elanutnya pada setiap bagian dilakukan pemeriksaan pemadatan digambarkan pada # (tiga) titik. 2asil pemadatan pemeriksaan di gambarkan dengan gra8k dengan sumbu-G menggambarkan umlah lintasan dan sumbu-y menggambarkan kepadatan kering yang dicapai.
+pesi8kasi teknis
c. !ari hasil percobaan tersebut dapat ditetapkan umlah lintas yang paling ekonomis dan optimal yang harus dipakai sebagai pedoman. #. 1pabila teradi kerusakan-kerusakan ditempat tertentu harus dilakukan pemeriksaan secara teknis oleh penga*as teknik dengan memperlihatkan syarat-syarat teknik serta sifat-sifat material setempat. '. 1pabila teradi kerusakan-kerusakan pada bagian alan perkerasan alan sebelum dilakukan serah terima pekerasan maupun sebelum masa pemeiharaan selesai, maka pelaksanaan 8sik harus memperbaikinya tanpa meminta biaya tambahan dari pihak pemberi kera. 6. +elama selang *aktu pemeliharaan belum selesai, maka pelaksanaan 8sik diharuskan mengadakan pemeliharaan rutin, sehingga alan tersebut tetap berfungsi. . Persyaratan bah*a : /ah*a yang digunakan untuk lapis perkerasan alan harus memenuhi persyaratan sub base kelas = 1lam (tanah Timbunan Pilihan) sebagaimana tercantum dalam gambar rencana. /ahan lapis perkerasan alan terdiri dari campuran batu apur atau kerikil alam dengan pasir, lanau dan lempung yang persyaratan sebagai berikut : a. Persyaratan 5utu adar lempung sand eHui9alent (11+2T3 T-0) maksimum %6 b. ehilangan abrasi dengan mesin 7ost 1ngelost (5P/J P/.&%&-0, 1++2T3-4) minimum c. epadatan kering maksimum (1++2T3 T-$&) minimum % gramcm# d. =/< maksimum #&> e. Persyaratan gradasi (5P/J P/.%&-0) Ukuran +aringan ,6 "o. & "o. %&&
> /erat 7olos && %& A 6& 6 - %&
eterangan 7ubang /uur +angkar diagonal ,6 inchi persegi sepuluh lubang inchi persegi %&& lubang
0. /ila teradi kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan gambar rencana dan tidak dapat dilaksanakan, maka dapat dilakukan perubahan desain dan relokasi dengan persetuuan Penga*as Teknik. J. Pengukuran 2asil era dan Pembayaran . Pengukuran 2asil era a. Pengukuran hasil kera untuk keperluan pembayaran khususnya untuk pekeraan alan diukur sesuai hasil pemeriksaan yang sudah selesai dikerakan dan diterima baik oleh penga*as Teknik. Pengukuran harus digambar pada peta monitoring alan yang disetuui oleh penga*as. b. Jumlah pekeraan alan per-5 panang yang ditetapakan sebagai berikut : . Untuk Jalan Usaha Tani dengan lebar /adan alan ' meter, !5J (!aerah 5ilik Jalan) $ m, tebal 6 A %& cm telah dipadatkan dan diterima baik oleh penga*asan teknik. %. Untuk Jalan Usaha Tani dengan lebar /adan alan # meter, !5J (!aerah 5ilik Jalan) m, tebal 6 A %& cm telah dipadatkan dan diterima baik oleh penga*asan teknik. #. Untuk alan Usaha Tani, dengan rincian lebar /adan alan # meter 6 A %& cm telah dipadatkan dan diterima baik oleh penga*asan teknik. %. !asar Pembayaran Pembayaran hasil pekeraan alan akan dibayar sesuai dengan hasil pengukuran yang sudah selasai dikerakan dan peta monitoring alan (1ssbuil !ra*ing), menurut mata pembiayaan sebagai berikut: "o
5ata Pembiayaan dan Uraian
+atuan
.
Jalan Usaha Tani 7ebar /adan Jalan
m
%.
/ahu Jalan iri anan
m
+pesi8kasi teknis
BAB III PEDOMAN TEKNIK PEMBUATAN DEUKER 1. ;alian Tanah ;alian tempat pemasangan saluran gorong-gorong!euker dibuat sesuai dengan gambar rencana, atau sesuai petunuk penga*as teknik. ukuran ,&& 5, 7ebar ' meter. /. Pemasangan . Pembuatan pondasi batu kali dan harus sesuai dengan gambar rencana dan pengikuti petuntuk saran penga*as teknik. %. 7antai deuker dan plat beton bertulang dengan mutu beton minimal 06 dan memakai besi tulangan minimal % mm dengan arak tulangan %& cm. #. Plat beton harus mencapai ketebalan minimal %& cm, dengan ele9asi yang tepat agar menamin kelancaran aliran air. '. epala deuker yang dibuat dari pasangan batu gunung harus sesuai dengan ukuran sebagaimana ditentukan dalam gambar rencana. =. Timbunan +elesai pemasangan, deuker plat beton bertulang ditimbuni tanah setelah mendapat persetuuan penga*as teknik. Tanah timbunan yang harus memenuhi persyaratan sesuai petunuk penga*as teknik. Penimbunan dilakukan lapis demi lapis pada bagian samping deuker plat dan diatas plat deuker. Pemadatan harus dilakukan secara hati-hati dengan alat pemadat ang sesuai, agar konstruksi deuker plat yang terpasang tidak mengalami kerusakan. !. Penyelesaian 1khir Pelaksana harus memberikan daerah kera pembuatan !euker Plat dari sisa-sisa material dan lain-lain. @. 7ain-lain Pekeraan-pekeraan yang sifatnya "on-standar akan ditentukan dalam spesi8kasi khusus yang disetuui oleh !irektorat Teknik.
BAB. IV PENUTUP 1pabila terdapat perbedaan ukuran dan keterangan antara <1/ dan ;ambar Teknik dalam kontrak dengan spesi8kasi ini, maka ang mengikat adalah <1/. !an gambar teknik dalam kontrak, namun perbedaan ini harus disampaikan dan mendapat persetuuan Penga*as Teknis lapangan. 2al-hal yang belum tercantum dalam spesi8kasi ini, akan ditentukan oleh Penga*as Teknis. !emikian spesi8kasi ini dibuat sebagai acuan dalam pelaksanaan pekeraan pembangunan alan produksi dan alan usaha tani serta deuker.
Unaaha,
5aret %&0
Petugas Teknis
+pesi8kasi teknis
+pesi8kasi teknis
JABIRUDDIN, ST !irektur