Spesifikasi Jalan Hpji

P E M B E K A L A N U N T UK U K S E R TI TI F I K A S I TE N A G A A H L I P E L A K S A N A D A N P E N G A W A S J A L A N D A N J E M B A TA TA N

SPESIFIKASI JALAN

DPD HPJI DKI 2006

TUJUAN PEMBEKALAN MEMANTAPKAN PEMAHAMAN DAN PENGERTIAN , TERSURAT MAUPUN YANG TERSIRAT, SEHINGGA DAPAT MENGHINDARI KESALAHAN

PELELANGAN (AHS, AKA, DLL), DAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI.

CAKUPAN MATERI PEMBEKALAN A. JENIS SPESIFIKASI & PENGERTIAN B. STRUKTUR SPESIFIKASI YANG BAKU C. ULASAN TENTANG : DISKRIPSI; PENGUKURAN PENGUKURAN HASIL KERJA; CARA PEMBAYARAN; METODA PELAKSANAAN DAN PERALATAN; . E. DIVISI-DIVISI YANG PENTING (Mobilisasi, Drainase, Pek. Tanah, Perkerasan Berbutir, Perkerasan Aspal, Perkerasan Beton Semen, Pengembalian Kondisi dan Pemeliharaan Rutin).

PENGERTIAN SPESIFIKASI (TEKNIK) 



SPESIFIKASI SPESIFIKA SI adalah adalah ba ian dari dari Dokume Dokumenn Lelan yang menjelaskan persyaratan teknik Pekerjaan yang dilelangkan. Persyaratan Teknik tersebut mencakup : - Pe Pers rsya yara rata tann Baha Bahann Baku Baku - Per erss ar arat ataan Ba Baha hann Ola Olaha hann - Cara Pelaksanaan Pekerjaan, termasuk persyaratan teknik peralatan peralatan yang yang dipergunakan. - Pe Pers rsya yara rata tann te tekn knik ik produk akhir Pekerjaan yang harus dicapai.

FILOSIFI SPESIFIKASI

SPESIFIKASI UMUM (General Specifications) mencakup semua persyaratan teknik yang berlaku umum untuk seluruh paket proyek yang ada. SPESIFIKASI KHUSUS (Special Specifications) berlaku hanya untuk paketpaket -paket -paket proyek atau jenisjenis jenis pekerjaan tertentu saja.

MAKSUD SPESIFIKASI : Sebagai pedoman bagi Peserta Pelelangan dalam mengajukan Penawaran. melaksanakan Pekerjaan. Sebagai pedoman bagi Pengawas dalam mengawasi pelaksanaan Pekerjaan oleh Kontraktor. Sebagai pedoman bagi Pinpro Pinpro yang yang mewakili Pemilik Pekerjaan, dalam mempertanggun mempertanggungjawabkan gjawabkan proyek sec ecar araa es esee ur uruu an an.. TUJUAN SPESIFIKASI : Tercapainya produk akhir Pekerjaan yang memenuhi keinginan Pemilik Pekerjaan (Owner).

KEINGINAN PEMILIK PEKERJAAN : nya a an  

a am :

Gambar Rencana (bentuk, ukuran, elevasi, lokasi) Spesifikasi (persyaratan-pe (persyaratan-persyaratan rsyaratan teknik)

Mutu hasil Pekerjaan disebut baik baik,, apabila : Produk Akhir = Keinginan Pemilik (persis sesuai dengan yang tertera dalam Gambar dan Spesifikasi)

DOKUMEN PELELANGAN



Buku I



Buku II Buku II III

   

Buku V Buku VI

: INSTRUKSI KE KEPADA PE PESERTA LELANG : SYAR SYARAT-SY AT-SYARAT ARAT UMUM : SPESIFIKASI : : DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA : ADDENDA (kalau ada)

JENIS--JENIS JENIS -JENIS SPESIFIKASI 

End Result Specification / Performance Specification (Spesifikasi Produk Akhir), yaitu jenis

S es esif ifik ikas asii di dima mana na an di er erss ar arat atka kann ad adal alah ah di dime mens nsii da dann kualitas produk akhir yang harus dicapai, tanpa mempersoalk mempersoalkan an metode kerja untuk mencapai hasil akhir tsb. 



Process Specification (Spesifikasi Proses Kerja), yaitu jenis Spesifikasi dimana yang diatur adalah semua ketentuan yang harus dilaksanakan selama proses pelaksanaan Pekerjaan. Dengan mengatur semua proses pelaksanaan Pekerjaan, diharapkan hasil kerja akan diperoleh sesuai dengan yang ng n an. Multi Step and Method Specification (Spesifikasi Bertahap), yaitu jenis Spesifikasi yang mengatur semua langkah: material, metode kerja kerja dan hasil kerja yang diharapkan.

SAAT INI JENIS SPESIFIKASI YANG MANA YANG BANYAK DIPAKAI DI INDONESIA ? 1. SPESIFIK SPESIFIKASI ASI BERTA BERTAHAP HAP (SEM (SEMUA UA DIATU DIATUR) R) LEBIH BANYAK DIPAKAI; DIPAKAI ; SPESIFIKASI HASIL AKHIR . . 2. DALAM HAL “DISI “DISIPLIN PLIN INDUS INDUSTRI TRI KONS KONSTRUKS TRUKSI” I” MASIH SEPERTI SEKARANG, SPESIFIKASI BERTAHAP DIANGGAP LEBIH TEPAT. 3. SEMUA DIATU DIATUR R SAJA, SAJA, HASIL HASIL INDUSTR INDUSTRI I KONSTRU KONSTRUKSI KSI MASIH MASI H BELUM MEMADAI MEMADAI, APAL APALAGI AGI KALAU KALAU TIDAK DIATUR; TERSERAH PARA PELAKUNYA !!. 4. ADA YANG BERPE BERPENDAPA NDAPAT: T: BAHWA BAHWA SPES SPESIFIKA IFIKASI SI BERTAHAP MENGHAMBAT INOVASI ??. INGAT MASIH ADA PCM ( Pre Construction Meeting)

BEBERAPA YANG MENARIK DARI SPESIFIKASI “BERTAHAP” 1. CIRI CIRI-CIR -CIRI I KHAS KHAS SPESIFIK SPESIFIKASI ASI (“BERT (“BERTAHAP AHAP”). ”). 2. HAL-HAL HAL-HAL YANG YANG MENARI MENARIK K DAN PERL PERLU U DICERMATI DICERMATI : a. STRUKTUR UMUM SPESIFIKASI b. DISKRIPSI c. CARA MENGUKUR MENGUKUR VOLUME HASIL HASIL KERJA KERJA d. CARA PEMBAYARAN e. KEGIATAN YANG ”TIDAK DIBAYAR” f. STATUS QUALITY CONTROL g. dll

CIRI--CIRI CIRI -CIRI KHAS SPESIFIKASI “BERTAHAP” .

: * SIMPLIFIKASI (PERIKSA CARA PENGUKURAN HASIL KERJA); * MENGURANGI KEMUNGKINAN TERJADINY TERJADINYA A “PERTENGKARAN DI LAP LAPANGAN”; ANGAN”;

2.

MESKIPUN DALAM BEBERAPA HAL “MERUGIKAN KON KONTRA TRAKT KTOR” OR” TET TETAP AP DAP DAPA AT DIK DIKA ATAKAN ADIL; ADIL; KARENA CALON KONTRAKTOR MENGETAHUI SEMUA KONDISI TERSEBUT MELALUI DOKUMEN TENDER YANG DIBELINYA, SEBELUM MENYUSUN PENAWARAN.

STRUKTUR SPESIFIKASI TEKNIK YANG BAKU 1. UMUM UMUM (UR (URAIA AIAN): N): TEB TEBAL; AL; BEN BENDA DA UJI UJI;; TOLERANSI; RUJUKAN; BATASAN CUACA; DLL. 2. MAT MATERI ERIAL: AL: SPE SPESIF SIFIKA IKASI; SI; SUMB SUMBER ER PAS PASOKA OKAN; N; DLL. DLL. 3. PE PERA RALA LATA TAN N DA DAN N METOD METODA A PELAK PELAKSA SANA NAAN AN . 5. PEN PENGEN GENDAL DALIA IAN N & PENGU PENGUJIA JIAN N MUTU MUTU DI LAPA LAPANGA NGAN. N. 6. PE PENG NGUK UKUR URAN AN DA DAN N PE PEMB MBAY AYAR ARAN AN

YANG PENTING DARI DISKRIPSI ATAU URAIAN 1. YANG YANG TERSU TERSURAT RAT << << YANG YANG TERSIR TERSIRAT AT ATAU YANG HARUS DIKERJAKAN >> DARI .

YANG

2. MIS MISAL ALNY NYA A: GALIAN (“PERLU BULLDOZER”) • JUDUL PENGGALIAN; PEMBUANGAN (MEMUAT; • LINGKUP MENGANGKUT; MEMBUANG, MERATAKAN DAN MEMADATKAN) >> JUDUL (PERLU BULLDOZER; LOADER; DUMP TRUCK; GRADER; ALAT PEMADAT 



YANG HARUS DIKERJAKAN LEBIH BANYAK DARI YANG “TERSURAT” DALAM JUDUL PEKERJAAN. ALAT YANG DIPERLUKAN LEBIH BANYAK DARI ALAT YANG “TERSURAT” DARI JUDUL PEKERJAAN.

YANG PENTING DARI CARA MENGUKUR HASIL KERJA / VOLUME PEKERJAAN

MENGANDUNG “SIMPLIFIKASI” & “MEMINIMASI PERTENGKARAN DI LAPANGAN” a. PER PERIK IKSA SA CAPTIO CAPTION N GALIAN GALIAN KONSTR KONSTRUKS UKSI I b. INGAT “AVER “AVERAGE AGE END AREA AREA”” PADA PERH PERHITUNG ITUNGAN AN VOLUME PEKERJAAN CUT & FILL (EARTH WORK)

ILUSTRASI NUANSA* SPESIFIKASI GALIAN KONSTRUKSI

*SIMPLIFIKASI & MENGHINDARI DI LAPANGAN !!

C

C

C TITIK POTONG TERRENDAH.

A

1. 2. 3. 4.

A+ B C A B

B

A

= GA GALI LIAN AN KO KONS NSTR TRUK UKSI SI = GA GALI LIAN AN NO NON N KO KONS NSTR TRUK UKSI SI = GA GALIA LIAN N KO KONT NTRUK RUKSI SI YAN ANG G TIDAK DIBAYAR = GA GALI LIAN AN KO KONS NSTRU TRUKS KSII YAN ANG G DIBAYAR

DAMPAK DARI CARA MENGUKUR HASIL KERJA PADA DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA (VOL V) 1. “ASU “ASUMS MSI I” : VOLUME YANG TERCANTUM DALAM BUKU V DIHARAPKAN AKAN MERUPAKAN VOLUME YANG AKAN DIBAYAR. 2. VOLUME YANG AKAN DIBAY DIBAYAR AR ADALAH ADALAH VOLUME YANG TELAH DIHITUNG DENGAN CARA SEBAGAIMANA DIJELASKAN PADA BUTIR “CARA MENGHITUNG VOLUME HASIL KERJA” DALAM SPESIFIKASI. .

, : VOLUME PADA BUKU V < VOLUME YANG HARUS DIKERJAKAN MENURUT SPESIFIKASI SPESIFIKASI..



MENGHITUNG HARGA SATUAN, DAN KEBUTUHAN ALAT BERDASARKAN VOLUME PADA BUKU V; PERLU DIKOREKSI.

YANG PENTING TENTANG METODA PELAKSANAAN & PERALATAN

1. MEMUAT SEGALA PERATURAN / KETENTUAN TENTANG CARA / METODE DAN URUTAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA SETIAP TAHAPAN: DARI PERSIAPAN, PERCOBAAN SAMPAI PELAKSANAAN AKHIR. 2. MEMBERIKAN INFORMASI JENIS DAN KOMPOSISI . SEKALI LAGI: “SEMUANYA DIATUR” SECARA RINCI

CARA PEMBAYARAN 1. MENGGUNAK MENGGUNAKAN AN NOMOR MATA PEMBA PEMBAYARAN YARAN DAN SATUAN PEMBAYARAN TERTENTU (Standar): Rp/m; Rp/m2; Rp/m3; Rp/kg; Rp/ton; Rp/buah; LUMP SUM; dll. 2. ADA BEB BEBERA ERAPA PA PEKER PEKERJAA JAAN N YANG YANG “TIDAK DIBAYAR” SECARA TERPISAH/TERSENDIRI (TIDAK MEMPUNYAI MATA PEMBAYARAN). .

. TERMASUK PADA BAGIAN PEKERJAAN “UTAMA”NYA atau TERSEBAR KE DALAM PAY-ITEM2 YANG LAIN; atau CONTINGENCIES kalau ada; atau KOEFISIEN YANG LAIN.

BEBERAPA CONTOH KEGIATAN YANG “TIDAK DIBAYAR” .

“ ” PEKERJAAN PENDUKUNG; VOLUMENYA TIDAK BESAR; BESARAN VOLUMENYA MERUPAKAN “PROSENTASE” DARI VOLUME PEKERJAAN YANG DIDUKUNG; dan atau ALASAN PRAKTIS LAINNYA.

2. BEBERAPA BEBERAPA CONTO CONTOH H PEKE PEKERJAA RJAAN N YANG TIDA TIDAK K PUNYA MATA PEMBAYARAN atau “TIDAK DIBAYAR” :

Lantai Kerja; Percobaan (Pemadatan; Campuran); Pengendalian Mutu; Bahan Aditiv Semen; Pengaturan Lalu Lintas; d.l.l.

RUANG LINGKUP SPESIFIKASI JALAN DAN JEMBATAN

Secara garis besar Spesifikasi Jalan dan Jembatan dibagi menjadi 10 Divisi: (Versi Direktorat Jenderal Bina Marga, “Buku III, S es esif ifik ikas asii Um Umum um”” Div iviisi Divi Di visi si Divisi Div isi Divisi Divi si Divisi Div isi vs Divi Di visi si Divisi Divi si Divisi Div isi Divisi Div isi

1 2 3 4 5

: : : : : : 7 : 8 : 9 : 10 :

Umum Umum Drai Dr aina nase se Pekerj Pek erjaan aan Tan Tanah ah Pelebaran Peleb aran Perke Perkerasan rasan dan Bahu Jalan Perker Per kerasa asann Ber Berbut butir ir er erasan spa Stru St rukt ktur ur Pengembali Penge mbalian an Komdi Komdisi si dan Peker Pekerjaan jaan Minor Pekerj Pek erjaan aan Har Harian ian Pekerj Pek erjaan aan Pem Pemeli elihar haraan aan Rut Rutin. in.

TIGA JENIS UTAMA KEGIATAN KONSTRUKSI PADA PEKERJAAN PENINGKATAN JALAN 1. ROUTINE MAINTENANCE (PEMELIHARAAN RUTIN): RUTIN) : KEGIATAN PERBAIKAN KERUSAKAN RINGAN DAN LOKAL MANTAP AGAR SEGMEN JALAN TERSEBUT TETAP DALAM KONDISI MANTAP. HARUS DIKERJAKAN SECEPATNYA DILAKSANAKAN SECARA TERUS MENERUS 2. REINSTATEMENT (PENGEMBALIAN KONDISI): KONDISI) : KEGIATAN PERBAIKAN KERUSAKAN PADA BAGIAN BAGIAN SEGMEN JALAN YANG AKAN DITINGKATKAN AGAR DAPAT DILALUI LALU LINTAS. PERSIAPAN SEBELUM DITINGKATKAN. 3. IMPROVEMENT (PERBAIKAN/PE (PERBAIKAN/PENINGKATAN) NINGKATAN):: KEGIATAN PERKUATAN / PENINGKATAN STRUKTUR PADA SEGMEN YANG TELAH SELESAI DI-REINSTATEME DI-REINSTATEMENT. NT. BERUPA PELAPISAN ULANG/OVERLAY/RESUR ULANG/OVERLAY/RESURFACING FACING DENGAN UMUR RENCANA.

MASALAH BEKAITAN DENGAN KEGIATAN UTAMA 1. KURANG DISADARI PERAN/FUNGSI DARI KEGIATAN ROUTINE MAINTENANCE DAN REINSTATEMENT SEHINGGA SAKAN DINI. 2. PENDORONG LAIN DARI PENYIMPANGAN : DIANGGAP TERMASUK PEKERJAAN MINOR, NJLIMET, NILAI PEMBAYARANNYA “KECIL” 3. KEMUNGKINAN PENYIMPANGAN DAN AKIBATNYA : ROUTINE MAINTENANCE MAINTENANCE YANG TIDAK BENAR SALAH SATU PENYEBAB KERUSAKAN (BUKAN BEBAN LALU-LINTAS SAJA). REINSTATEMENT YANG YANG TIDAK BENAR BERAKIBAT IMPROVEMENT AKAN TERLETAK DI ATAS DASAR YANG TIDAK KOKOH, KOKOH, DAN AKHIRNYA BERPENGARUH TIDAK BAIK PADA PRODUK IMPROVEMENT TERSEBUT.

CONTOH PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI (REINSTATEMENT) YANG DILAKSANAKAN KURANG BAIK

DPD HPJI DKI

Permukaan jalan yang rusak dibongkar dengan jack hammer setelah batasbatasnya dipotong dengan pavement cutter.

Kalau dasar galian lapis pertama masih menunjukkan retak-retak atau tidak kokoh, perlu digali lebih dalam.

Penyemprotan Tack Tack Coat perlu dilakukan merata ke seluruh bidang, termasuk bidang tegak. Tack Tack Coat yang baik adalah dari Aspal Emulsi.

• Hindari Hindari Tack Tack Coat yang yang berlebihan berlebihan / tergenangan, tergenangan, karena karena akan berpotens berpotensii menimbulkan bleeding. • Bagia Bagian n perkerasa perkerasan n yang tidak tidak kokoh kokoh harus harus dibongkar dibongkar kembal kembali. i.

SKEDUL UTAMA KEGIATAN KONSTRUKSI MASA KONTRAK ======================================================== MASA PEMEL. RUTIN : INTENSIVE

REGULAR

======================================== ========= =============================== MASA KONSTRUKSI PHO WARTY.P WARTY.P.. FHO ======================================================== MOBILISASI PENINGKATAN PENINGKATAN 3-12 bulan ========== TERGANTUNG FASILITAS LAB. SIFAT PROYEK

SURVAI LAP AWAL OLEH KONTRAKTOR ; (Artikel 1.9.2) ==== UNTUK REVIEW DESAIN OLEH DIREKSI PEKERJAAN ==== REINSTATEMENT ======

MASALAH AKTUAL SKEDUL 1. KURANG DIFAHAMI

FILOSOFI SIMPLIFIED DESIGN. DESIGN.

2. KURANG DIFAHAMI ARTI YANG TERKANDUNG DALAM SIKUEN / URUTAN KEGIATAN 3. MENGARTIKAN LAIN, BAHKAN MEMANFAATKAN LAIN (SENGAJA ATAU TIDAK), TIDAK), KEGIATAN KEGIATAN REVIEW DESIGN. .

, KHUSUSNYA R.M. INTENSI INTENSIVE, VE, DENGAN DENGAN MAKSUD YANG KURANG BAIK (AGAR VOLUMENYA BERTAMBAH).

DESAIN BERTAHAP (PHASED DESIGN) DALAM PENINGKATAN JALAN

Design. Tahap I : Untuk Tender saja, disebut Simplified Design. • Mata Pembay Pembay.. Utama (meng (mengenai enai perker perkerasan asan aspal aspal)) , • Mata Pembay Pembay.. Minor Minor didesain didesain denga dengann pendekatan pendekatan statistik / perkiraan. Desain). Tahap II : Untuk pedoman pelaksanaan (Review Desain). Dilakukan pendetailan / revisi minor thd Desain Tahap I : • Kont Kontra rakt ktor or melak melakuk ukan an Survey Awal dalam masa Mobilisasi dengan supervisi Konsultan, untuk menentukan lokasi-lokasi perbaikan. • Hasil Hasil Survai Survai ini dijadi dijadikan kan bahan bahan untuk untuk membuat membuat Review Desain oleh Direksi.

MOBILISASI (ARTIKEL 1.2.1) 1. PENGERTIAN UMUM : a. MEMBELI / MENYEWA TANAH UNTUK BASE CAMP b. MENDA MENDAT TANGKAN; MENYEDIAKAN; MEMBANGUN DAN MEMELIHA MEL IHARA RA : - ST STAF/ AF/PER PERSON SONIL, IL, - PERALA PERALAT TAN LABORA LABORATORIUM TORIUM LAPANGAN LAPANGAN,, - PERAL PERALA ATAN KONSTRUKSI KONSTRUKSI UTAMA, UTAMA, - KANTOR LAPANGAN BESERTA BESERTA FASILITASNY FASILITASNYA A UNTUK KEPERLUAN KONTRAKTOR DAN DIREKSI PEKERJAAN. - BENGKEL, - GU GUDA DANG NG DLL DLL..

2. DILENGKAPI SKEDUL, GAMBAR, LAYOUT, LAYOUT, DAN DIMINTAKAN MINT AKAN PERSETUJUAN DIREKSI PEKERJAAN. 3. SATUAN PENGUKURAN / PEMBA PEMBAY YARAN: LUMP SUM (50%/50%; 20%/PERALATAN UTAMA; 30%/DEMOB)

MASALAH MOBILISASI

1.

ACAP KALI DIMULAI DIMULAI DENGAN DENGAN KEGIA KEGIAT TAN YANG YANG BERSIF BERSIFA AT “FORMALITAS” KEGIATAN “TIDAK SEPENUH HATI”

2.

KURANG MEMAHAMI KURANG MEMAHAMI BAHW BAHWA A DI DALAM DALAM MASA MOBIL MOBILISAISASI BANYAK TERDAPAT KEGIATAN-KEGIATAN PENENTU. PENENTU . SURVAI SURV AI LAP. AW AWAL; R.M. R .M. INTENSI INTENSIVE; VE; REINSTATEMENT; REVIEW DESIGN.

3.

PENYIAPAN PROPOSAL MOBILISASI, BAIK PADA MASA PENAWARAN MAUPUN MASA KONTRAK, KURANG CERMAT.

DAFTAR PERALATAN LABORATORIUM & LAPANGAN LAMPIRAN 1.4.A 1. PEMERIKSAAN TANAH :

f. KADAR PORI

- 3 ITEM

a. PMRK PMRKS. S. KEP KEPADA ADAT TAN - 13 ITEM g. PENG PENGEBOR EBORAN AN INTI - 5 ITEM . . . c. BERAT JENIS - 3 ITEM I. PERLENGKP. & ALAT - 8 ITEM d. ATTERBERG - 7 ITEM j. PEMERIKSAAN e. ANLS SARINGAN - 10 10 ITEM LENDUTAN - 3 ITEM f. KE KEPADATAN LAP. - 7 ITEM g. KADAR AIR - 2 ITEM TOTAL : 101 ITEM

2. BITUMINOUS TESTING : a. . b.EKSTRAKSI/C c. EKSTRAKSI/R d. B. J. AGRGT KASAR e. B. J. AGR AGRGT GT HAL HALUS US

-5 -2 -3 -5

: ITEM HA HANYALAH MERUPAKAN I TE TEM DAFTAR MINIMUM”. ITEM TIDAK MENGURANGI MENGURANGI TANGITEM ITE M GU GUNG NG JAWAB KO KONTR NTRAKT AKTOR OR UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN YANG DIPERLUKAN SESUAI SPEC.

PEMBAYARAN FASILITAS & PELAKSANAAN PENGUJIAN ARTIKEL 1.4.4

1. FASILITAS PENGUJIAN : - TIDAK DIBAYAR DIBAYAR TERSEND TERSENDIRI IRI atau TERPISA TERPISAH H - TERMA TERMASUK SUK PADA PADA MATA PEMBAY PEMBAYARAN ARAN MOBILISASI 2. PELAKSANAAN PENGUJIAN SESUAI SPESIFIKASI : - TIDAK DIBAYAR DIBAYAR TERSEND TERSENDIRI IRI atau TERPISA TERPISAH H - SUDAH HAR HARUS US DIMASUKKAN DIMASUKKAN KE KE DALAM PERHITUNGAN BIAYA HARGA-HARGA SATUAN MATERIAL YANG BERSANGKUTAN.

PENGENDALIAN MUTU (QUALITY CONTROL) 1. TIDAK SELA SELALU LU TERDAPA TERDAPAT T / TERGABUN TERGABUNG G PADA PADA SUATU SUATU ARTIKEL KHUSUS (menyulitkan). 2. SPESIFIKA SPESIFIKASI SI PENGE PENGENDALI NDALIAN AN MUTU MUTU YANG YANG BAKU BAKU BERSTRUKTUR “2-3-5”. 3. 2 3

DIMENSI DAN KUALITAS BAHAN BAKU: BAHAN OLAHAN; PRODUK JADI METODA APA; FREKWENSI / INTERVAL BERAPA; SPESIFIKASI BAGAIMANA; TOLERANSI BAGAIMANA.

HASIL PENGAMATAN TERHADAP SPESIFIKASI QC YANG ADA PADA SAAT INI

1. BELUM BELUM SEM SEMUAN UANYA YA LEN LENGKA GKAPP DALAM HAL KETENTUAN “2-3-5” 2. BEBERAPA BEBERAPA MASI MASIH H BERKE BERKETENTU TENTUAN AN KUAL KUALIITATIF (SEHARUSNYA KUANTITATIF) 3. BEBER BEBERAPA APA MASI MASIH H BERKET BERKETENT ENTUAN UAN “BERDASARKAN PETUNJUK DIREKSI” TIDAK LENGKAP = POTENSI MASALAH (Khususnya Harga Penawaran menjadi tinggi)

STATUS HASIL PENGENDALIAN MUTU 1. SEBAG SEBAGAI AI PERA PERANGKA NGKAT T UNTUK DAPAT DAPAT DILAKUKAN DILAKUKAN . LOLOS QC. 2. SEBAGAI SEBAGAI PERA PERANGKA NGKAT T UNTUK DAPAT DILA DILAKSANA KSANAKAN BAGIAN PEKERJAAN BERIKUTNYA YG TERKAIT. 3. SEBAGAI SEBAGAI BAGIAN DARI SISTEM SISTEM QUALITY ASSURANCE. 4. MESKIPUN SECARA QC SUDAH DITERIMA; DITERIMA; TIDAK MELEPASKAN TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR ATAS MUTU HASIL PEKERJAAN SECARA KESELURUHAN.  MASIH ADA PHO; FHO dan PASAL KEGAGALAN BANGUNAN DALAM UU No. 18/1999 (UUJK).

POSISI & STATUS QC CEK PROSES

Q C Ag. I

CEK PROSES

CEK PROSES

Q C

+

Q C

Ag.II

C

Ag. Kelas A

Lapis Pondasi Agregat

CEK PROSES

QC

Tahap Bahan Baku

Tahap Bahan Olahan

Tahap Produk Jadi

Kualitas : Abrasi

Kualitas : CBR

Kualitas : CBR

DIMENSI

QC = CEK PRODUK KUALITAS

CEK PROSES

SISTEM JAMINAN MUTU (QUALITY ASSURANCE SYSTEM) Periksa Check List utk Pek. Jalan dan Jembatan

PEKERJAAN TANAH (Divisi 3)

GALIAN YANG TIDAK DIUKUR UNTUK PEMBAYARAN 

   





 

Galian di luar aris an dite Galian ditentuk ntukan an dala dalam m rofil melintang yang disetujui. Galian utk pembuatan selokan drainase dan saluran air. Galian utk pemasangan gorong-gorong pipa. Galian utk pengembalian kondisi perkerasan lama. Galian utk pengembalian kondisi bahu jalan. . Galian utk pengambilan material dari sumber bahan (borrow pits). Galian dan pembuangan selain utk tanah, batu dan perkerasan lama.

BAHAN Timbunan Biasa

TIMBUNAN

- Tidak Tidak berplastis berplastisitas itas tinggi tinggi,, A-7-6 (AASHTO (AASHTO M145) M145) atau CH (Unified Soil Classif. System), kecuali utk pada dasar timbunan atau pada penimbunan kembali tanpa diperlukan daya dukung atau kekuatan geser yg tinggi. - Utk lapis lapis tanah tanah dasar dasar (subgra (subgrade), de), 30 cm cm di bawah bawah permukaan), ada syarat tambahan: CBR ≥ 6 % (AASHTO T193), dan kepadatan 100 % (AASHTO T99). - Tanah “very expa expansive nsive”” dengan dengan Nila Nilaii Aktif Aktif ≥ 1,25 tidak boleh digunakan. (Nilai Aktif = Indeks Plastisitas dibagi dibagi Kadar Lempung).

TIMBUNAN (lanjutan) 

Timbunan Pilihan , dengan tambahan persyaratan. - CBR ≥ 10 %, Kepadatan 100 % - Bila pemadatan pemadatan dalam dalam keadaan keadaan jenuh jenuh air tidak dapat dihindari, PI ≤ 6 %.



Timbunan Pilihan di atas Rawa - Pasir atau atau kerikil kerikil bersih bersih dengan dengan PI ≤ 6 %.

ACTIVITY 1.25

PENGHAMPARAN DAN PEMADATAN • Bila Bila ti ting nggi gi ti timb mbun unan an ≤ 1 meter, dasar pondasi timbunan harus dipadatkan sampai 15 cm bagian permukaan atas dasar pondasi memenuhi persyaratan timbunan di atasnya. •

m unan

a as ereng arus

ua

er angga.

• Penghamp Penghamparan aran haru haruss dilakuk dilakukan an berlapi berlapiss setebal setebal 20 cm gembur, dan dipadatkan pada kadar air antara 3 % di bawah sampai 1 % di atas kadar air optimum / OMC. • Lapi Lapisan san tanah tanah pada pada kedala kedalaman man > 30 cm di bawah bawah permukaa permukaann T99). • Lapisa Lapisann tana tanah h pada pada ked kedala alaman man ≤ 30 cm di bawah permukaan tanah dasar harus dipadatkan sampai 100 % (AASHTO T99).

CARA PENGHAMPARAN YANG SALAH !!! (alat, material)

Tamping-foot roller untuk memadatkan tanah berlempung

Pemadatan dengan smooth drum roller

CARA PEMADATAN SALAH !!!

PERKERASAN BERBUTIR (Divisi 5)

Persyaratan Mutu Material Agregat (Batuan): Sifat-sifat

Standar Uji

Kelas A

Kelas B

Abrasi

AASHTO T 96

0 – 40 %

0 – 40 %

Indeks Plastisitas

AASHTO T 90

0-6

0-4

-

-

Bagian Yang Lunak

AASHTO T 112

0–5%

0–5%

CBR

AASHTO T 193

Min. 90 %

Min. 35 %

Penghamparan campuran harus merata, kadar air harus merata dalam rentang yang disyaratkan. . Pemadatan dilakukan dengan alat yang cocok (bila dengan pemadat roda besi mengakibatkan agregat pecah, dapat digunakan roda karet) sampai paling sedikit 100 % kepadatan maksimum (AASHTO T108 method D); dan pada kadar air 3 % di bawah sampai 1 % di atas kadar air optimum.

CAMPURAN BERASPAL (Divisi 6)

DPD HPJI DKI

JENIS CAMPURAN BERASPAL LATASIR (SAND SHEET) Kelas A dan Kelas B  Ditujukan untuk jalan dengan lalu lintas ringan.  Pemilihan Kelas A atau Kelas B tergantung dari gradasi pasir yg digunakan. LATASTON (HRS)  Terdiri dari dua macam, yaitu Lataston Lapis Pondasi (HRS-Base) dan Lataston Lapis Permukaan (HRS-Wearing Course) .  Ukuran maks agregat 19 mm.  Kunci perencanaan campuran: - Grad Gradasi asi benar-b benar-benar enar senja senjang ng - Sisa rongga rongga udara pada kepadatan kepadatan membal membal (refusal (refusal density) density) harus memenuh memenuhii ketentuan spesifikasi. LASTON (AC)  Terdiri dari tiga macam campuran, yaitu Laston Lapis Aus (AC-WC), Laston Lapis Pengisi (AC-BC) dan Laston Lapis Pondasi (AC-Base).  Ukuran maks agregat masing-masing campuran 19 mm; 23,4 mm; dan 37,5 mm.  Campuran AC yang menggunakan aspal modifikasi masing-masing disebut AC-WC Modified, AC-BC Modified dan AC-Base Modified.

TEBAL NOMINAL RANCANGAN CAMPURAN ASPAL DAN TOLERANSI JENIS CAMPURAN

SIMBOL

TEBAL NOMINAL

SS-A

1,5

Latasir Kelas A

TOLERANSI TEBAL (mm)

± 2,0 Latasir Kelas B Lapis Aus

SS-B

2,0

HRS-WC

3,0

± 3,0

Lataston Lapis Pondasi

Laston

HRS-Base

3,5

Lapis Aus

AC-WC

4,0

± 3,0

Lapis Antara

AC-BC

5,0

± 4,0

Lapis Pondasi

AC-Base

6,0

± 5,0

PERSYARATAN AGREGAT KASAR PENGUJIAN

STANDAR

NILAI

SNI 03-3407-1994

Maks 12 %

Abrasi dengan mesin Los Angeles

SNI 03-2417-1991

Maks 40 %

Kelekatan agregat terhadap aspal

SNI 03-2439-1991

Min 95 %

Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan

Angularitas (kedalaman dari permukaan < 10 cm) Angularitas (kedalaman dari permukaan

Partikel pipih Partikel lonjong Material lolos saringan No. 200

DoT’s Pennsylvania Test Method No. 621

95/90 80/75

ASTM-4791

Maks 25 %

ASTM D-4791

Maks 10 %

SNI 03-4142-1996

Maks 1 %

*) Catatan : 80/75 menunjukkan bahwa 80 % agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih dan 75 % agregat kasar mempunyai muka bidang pecah dua atau lebih.

PERSYARATAN AGREGAT HALUS PENGUJIAN

STANDAR

NILAI

Nilai setara pasir

SNI 03-4428-1997

Min 50 %

Material lolos saringan N0. 200

SNI 03-4428-1997

Maks 8 %

GRADASI AGREGAT GABUNGAN Ukuran Saringan ASTM

(mm)

1 ½”

37,5

1”

25

¾”

19

½”

12,5

3/8”

9,5

No. 8

2,36

No. 16

1,18

No. 30

0,600

No. 200

0,075

% Berat Yang lolos Latasir (SS) Kelas A

Kelas B

Lataston (HRS) WC

Laston (AC)

Base

WC

BC

Base 100

100

100

90-100 75-100

10-15

8-13

100

90-100

100

100

100

90-100

Maks 90

90-100

90-100

90-100

Maks 90

75-85

65-100

Maks 90

35-55

28-58

23-39

19-45

4-10

4-8

3- 7

50-72

35-60

15-35

6-12

2-9

DAERAH LARANGAN

No. 4

4,75

No. 8 No. 16

-

2,36 1,18

39,1

25,6-31,6

39,5 34,6

22,3-28,3

26,8-30,8 18,1-24,1

No.30

0,600

19,1-23,1

16,7-20,7

13,6-17,6

No.50

0,300

15,5

13,7

11,4

BAHAN ASPAL UNTUK CAMPURAN BERASPAL Bahan Aspal Aspal yang dapat dipergunakan di Indonesia saat ini terdiri dari : spa era eras s en onvens onv ens ona Aspal dimodifikasi dengan Asbuton Aspal Multigrade Aspal Polymer Pen am Pen ambi bila lan n con conto toh h bah bahan an as al da dari ri se seti tia a tr truk uk ta tank nkii harus dilaksanakan pada bagian atas, tengah dan bawah. Contoh pertama yang diambil harus langsung diuji di laboratorium lapangan untuk memperoleh nilai Penetrasi dan Titik Lembek.

PERSYARATAN ASPAL METODE NO.

JENIS PENGUJIAN

1.

Penetrasi, 0,1 mm

2.

Titik Lembek, 0C 0C

SNI

ASPAL KERAS PEN 60

ASPAL POLYMER

ASPAL MOD. DG ASBUTON

ASPAL MULTIGRADE

06-2456-1991

60-79

50-80

40-55

50-70

06-2434-1991

48-58

Min 54

Min 55

Min 55

06-2433-1991

Min 200

Min225

Min 225

Min 225

PENGUJIAN

3.

Titik N ala

4.

Daktilitas, cm

06-2432-1991

Min 100

Min 50

Min 50

Min 100

5.

Berta Jenis

06-2441-1991

Min 1,0

Min 1,0

Min 1,0

Min 1,0

6.

Kela Ke laru ruta tan n dlm dlm Tri rich chlo lor r Ethylene, % berat

06-2438-1991

Min 99

Min 99

Min 90

Min 99

Penu Pe nuru runa nan n Ber Berat at (TF (TFOT OT), ),

06-2440-1991

Maks 0,8

Maks 1,0

Maks 2,0

Maks 0,8

7.

% berat 8.

Penetrasi setelah Kehilangan eraa , as er

06-2456-1991

Min 54

-

Min 55

Min 60

9.

Perb Pe rbed edaa aan n Pe Pene netr tras asii se sete tela lah h TFOT, % asli

06-2456-1991

-

Maks 40

-

-

Dakt Da ktil ilit itas as set setel elah ah TFO TFOT T,

06-2432-1991

Min 50

-

Min 50

Min 50

10.. 10

% asli 11.. 11

Mine Mi nera rall Lolo Loloss Sari Saring ngan an No. No. 100, %

06-1968-1991

-

-

Min 90

-

12.

Perbed Per bedaan aan Ti Titik tik Lem Lembek bek set setela elah h TFOT, % asli

06-2456-1991

-

Maks 6,5

-

-

PERSYARATAN ASPAL (lanjutan)

METODE NO.

JENIS PE PENGUJIAN

ASPAL KERAS PEN 60

ASPAL POLYMER

ASPAL MOD. DG ASBUTON

ASPAL MULTIGRADE

-

Maks 2

-

-

-

Min 30

-

-

AASHTO T102

Negatif

-

-

-

06-6721-2002

-

300-2000

-

-

PENGUJIAN SNI

13.

Stabilita Stabil itass pen penyim yimpan panan an pad padaa 163 0C selama 48 jam

06-2434-1991

- Perbedaan Titik Titik Lembek, 0C 14.. 14

Elasti Elas ticc Rec Recov over ery y pad padaa 2 25 5 0C, %

15.

Uji Bintik / Spot Test (optional) -Standar Naptha - Naptha Naptha Xylene -Hepthane Xylene

16.. 16

Keke Ke kent ntal alan an pad padaa 135 135 0C, cSt

BAHAN ADITIV UNTUK CAMPURAN SIFAT-SIFAT ASBUTON

METODE PENGUJIAN

Kadar Aspal, %

SNI 03-3640-1994

TIPE

TIPE

5/20

20/25

18 - 22

23 - 27

Ukuran Butir Maksimum, mm

SNI 03-1968-1990

1,18

1,18

Kadar Air, %

SNI 03-2490-1991

Maks 2

Maks 2

Penetrasi Aspal Asbuton, 0,1 mm

SNI 03-2456-1991

≤

10

19 - 22

Catatan Asbu As buto ton n Buti Butirr Tip Tipe e 5/20 5/20

:

Asbuto Asb uton n Butir Butir Ti Tipe pe 20/2 20/25 5 :

Kela Ke las s pene penetr tras asii 5 (0,1 (0,1 mm) mm),, dan dan kada kadarr bitu bitume men n 20 % Kelas Kel as pene penetra trasi si 20 20 (0,1 (0,1 mm), mm), dan kad kadar ar bitu bitumen men 25 %

KETENTUAN SIFATSIFAT -SIFAT -SIFAT CAMPURAN LATASIR UNTUK LALU LINTAS < 0,5 JUTA ESA / TAHUN LATASIR

SIFAT-SIFAT CAMPURAN

KELAS A & B

Penyerapan Aspal, %

Maks

2,0

-

50

Min

3,0

Maks

6,0

Rongga dalam Agregat (VMA), %

Min

20

Rongga Terisi Aspal, %

Min

75

Min

200

Maks

850

Min

2

Maks

3

Marshall Quotient, kg/mm

Min

80

Stabilitas Marshall Sisa setelah Perendaman selama 24 jam, 60 oC

Min

75

Jumlah Tumbukan per Bidang Rongga dalam Campuran, %

,

Pelelehan, mm

KETENTUAN SIFATSIFAT -SIFAT -SIFAT CAMPURAN LATASTON UNTUK LALU LINTAS < 1,0 JUTA ESA / TAHUN LATASTON


Penyerapan Aspal, % Jumlah Tumbukan per Bidang Rongga dalam Campuran, %

WC

HC

Maks

1,7

-

75

Min

3,0

Maks

6,0


Min

Rongga terisi Aspal, %

Min

68

Stabilitas Marshall, kg

Min

900

Pelelehan, mm

Min

3


Min

300

Min

75

Min

2

Stabilitas Marshall Sisa setelah Perendaman selama 24 jam,

60 oC Rongga dalam Campuran pada Kepadatan Membal (Refusal), %

18

17

KETENTUAN SIFATSIFAT -SIFAT -SIFAT CAMPURAN LASTON UNTUK LALU LINTAS < 5 JUTA ESA / TAHUN LASTON



WC

BC

Maks

Base

1,2

-

75

112

Min

3,5

Maks

5,5


Min

15

14

13


Min

65

63

60

Min

800

1500

Maks

-

-

Pelelehan, mm

Min

3

5


Min

250

300


Min

75

Rongga dalam Campuran pada Kepadatan Membal (Refusal), %

Min

2,5

,

KETENTUAN SIFATSIFAT -SIFAT -SIFAT CAMPURAN LASTON DIDI-MODIFIKASI -MODIFIKASI UNTUK LALU LINTAS > 5 JUTA ESA / TAHUN LASTON (AC)

SIFAT-SIFAT CAMPURAN ASPAL


WC Mod

BC Mod

Maks

Base Mod

1,7

-

75

112

Min

3,5

Maks

3,5


Min

15

14

13


Min

65

63

60

Stabilitas Marshall, kg

Min

1000

1800

Maks

-

-

Min

3

5

Maks

-

-


Min

300

350


Min

75

Rongga dalam Campuran pada Kepadatan Membal (Refusal), %

Min

2,5

Stabilitas Dinamis, lintasan / mm

Min

2500

Pelelehan, mm

VISKOSITAS DAN TEMPERATUR CAMPURAN BERASPAL

PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR (Divisi 8) PENGEMBALIAN KONDISI PERKERASAN LAMA PENGEMBALIAN (Perbaikan lobang2 besar, keriting/gelombang sedalam > 3 cm, retak2 struktural lebar dan dan tanah dasar dasar melemah melemah . 

Harus dilaksanakan sesegera mungkin dalam program pelaksanaan. Lokasi ditetapkan dalam Survai Awal Kontraktor lalu dicantumkan dalam Review Desain.



Klasifikasi: Perbaikan lobang > 40x40 cm dengan dengan total volume setelah setelah penggalian ≤ 10 m3 per km; dan pelaburan pelaburan antara 10 – 30 % setiap 100 m2 jalan beraspal dan luas tiap pelaburan ≤ 40 m2.



Pek. yang lebih besar dari Pengembalian Kondisi harus dibayar dengan Peningkatan/Pe Peningkatan/Perbaikan rbaikan (Divisi 2, 3, 5, atau 6).



Pek. Yang lebih kecil dari Pengembalian Kondisi harus dibayar dengan Pemeliharaan Rutin (Divisi 10).

PEMELIHARAAN RUTIN (Divisi 10) PEMELIHARAAN RUTIN PERKERASAN, BAHU JALAN, DRAINASE, PERLENGKAPAN PERLENGKAPAN JALAN DAN JEMBATAN (bukan berdasarkan kuantitas bahan aktual yang digunakan). Kontraktor harus dianggap telah melakukan pemeriksaan lapangan secara teliti sebelum mengajukan mengajukan Penawaran dan telah mengetahui dengan jelas kondisi aktual lapangan, sehingga Harga Penawarannya telah mencakup pekerjaan yang diperlukan selama Periode kontrak, dengan memperhitungkan memperhitungkan , , yang mungkin terjadi antara saat penawaran dan saat lapangan diserahkan.





Kegiatan harus dimulai saat serah-terima lapangan sampai berakhirnya Periode Kontrak.

Sabar, masih ada tambahan : Jalan Beton Semen

HPJI

Spesifikasi Jalan Hpji

Recommend Documents