PRE-EKLAMPSIA
SOP
UPT Puskesmas Sangatta Selatan 1. Pengertian
2. Tujuan 3. Kebijakan 4. Referensi
5. Alat Dan Bahan
6. Prosedur
No. Dokumen No. Revisi Tanggal Terbit Tanggal berlaku Halaman
: : : : : Dr.Suriani NIP. 196212261999032001
Pre-eklampsia merupakan kondisi spesifik pada kehamilan di atas 20 minggu yang ditandai dengan adanya disfungsi plasenta dan respon maternal terhadap adanya inflamasi spesifik dengan aktivasi endotel dan koagulasi. Tanda utama penyakit ini adanya hipertensi dan proteinuria. Pre-eklampsia merupakan masalah kedokteran yang serius dan memiliki tingkat komplesitas yang tinggi. Besarnya masalah ini bukan hanya karena Pre-eklampsia berdampak pada ibu saat hamil dan melahirkan, namun juga menimbulkan masalah paska-persalinan. Agar petugas medis dan paramedis dapat memahami dan memberikan penanganan yang tepat pada pasien Keputusan Kepala Puskesmas …………. Nomor…… tentang Peraturan menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Alat : - Spignomanometer (Tensimeter) - Stetoskop - Meteran - Laenec Bahan - RM Pasien - Pulpen 1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut 2. Petugas memberi salam saat menerima pasien. 3. Petugas melakukan anamnesis pada pasien, menanyakan keluhan utama pasien, gejala yang timbul biasanya edema. Timbulnya hipertensi dan proteinuria merupakan gejala yang paling penting, namun penderita seringkali tidak merasakan perubahan ini. Biasanya pasien datang dengan gejala pada kondisi yang sudah cukup lanjut atau pre-eklampsia berat, seperti gangguan penglihatan, sakit kepala hebat, nyeri perut bagian atas. Faktor Risiko a. Kondisi-kondisi yang berpotensi menyebabkan penyakit mikrovaskular (antara lain : diabetes melitus, hipertensi kronik, gangguan pembuluh darah) b. Sindrom antibody antiphospholipid (APS) c. Nefropati d. Faktor risiko lainnya dihubungkan dengan kehamilan itu sendiri, dan faktor spesifik dari ibu atau janin. 1. Umur > 40 tahun 2. Nulipara 3. Kehamilan multipel e. Obesitas sebelum hamil f. Riwayat keluarga pre-eklampsia – eklampsia
4. 5. 6.
7. 8.
9. 7. Diagram Alir
g. Riwayat Pre-eklampsia pada kehamilan sebelumnya Petugas mencuci tangan terlebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan. Petugas melakukan pemeriksaan tanda vital pasien meliputi tekanan darah, nadi, suhu dan frekuensi pernapasan. Petugas melakukan pemeriksaan fisik pada pasien : a. Pada pre-eklampsia ringan: ditandai adanya peningkatan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg. b. Pada pre-eklampsia berat : tekanan darah > 160/110 mmHg, edema, pandangan kabur, nyeri di epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen (akibat teregangnya kapsula glisson), sianosis, adanya pertumbuhan janin yang terhambat. Petugas melakukan cuci tangan setelah pemeriksaan. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan darah rutin (Hb,Ht,leukosit,trombosit) dan urin lengkap untuk menilai kadar proteinuria. Petugas menegakkan diagnosis berdasarkan hasil pemeriksaan.
Memanggilpasien sesuai nomor urut
Petugas menegakkan diagnosa
Petugas memberikan terapi berdasarkan hasil pemeriksaan dan diagnose dan merujuk bila perlu
8. Unit Terkait 9. Dokumen Terkait
-
Poli Umum Apotik Rekam Medik Register Blanko resep
Petugas melakukan anamnesa pada pasien
Petugas menanyakan keluhan utama pasien
Petugas melakukan pemeriksaan fisik
Petugas melakukan pemeriksaan vital sign
Petugas mencatat hasil di rekam medik
menulis diagnose pasienkebuku register.
10. Rekaman historis perubahan N Yang dirubah o
Isi Perubahan
Tgl mulai diberlakukan
DAFTAR TILIK
PRE-EKLAMPSIA No. : Dokumen No. Revisi : Tanggal : Terbit Tanggal : berlaku Halaman :
UPT Puskesmas Sangatta Selatan No
Dr.Suriani NIP. 196212261999032001
Langkah Kegiatan
1
Apakah
2
Apakah
3
Apakah
4
Apakah
petugas memanggil pasien sesuai nomor urut? petugas memberikan salam saat menerima pasien? petugas melakukan anamnesis pada pasien, menanyakan keluhan utama pasien, gejala yang timbul biasanya edema. Timbulnya hipertensi dan proteinuria merupakan gejala yang paling penting, namun penderita seringkali tidak merasakan perubahan ini. Biasanya pasien datang dengan gejala pada kondisi yang sudah cukup lanjut atau preeklampsia berat, seperti gangguan penglihatan, sakit kepala hebat, nyeri perut bagian atas. Faktor Risiko a. Kondisi-kondisi yang berpotensi menyebabkan penyakit mikrovaskular (antara lain : diabetes melitus, hipertensi kronik, gangguan pembuluh darah) b. Sindrom antibody antiphospholipid (APS) c. Nefropati d. Faktor risiko lainnya dihubungkan dengan kehamilan itu sendiri, dan faktor spesifik dari ibu atau janin. 1. Umur > 40 tahun 2. Nulipara 3. Kehamilan multipel e. Obesitas sebelum hamil f. Riwayat keluarga pre-eklampsia – eklampsia g. Riwayat Pre-eklampsia pada kehamilan sebelumnya? petugas mencuci tangan terlebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan?
Ya
Tidak
Tidak Berlaku
5
Apakah
6
Apakah
7
Apakah
8
Apakah
9
Apakah
petugas melakukan pemeriksaan tanda vital pasien meliputi tekanan darah, nadi, suhu dan frekuensi pernapasan? petugas melakukan pemeriksaan fisik pada pasien : a. Pada pre-eklampsia ringan: ditandai adanya peningkatan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg. b. Pada pre-eklampsia berat : tekanan darah > 160/110 mmHg, edema, pandangan kabur, nyeri di epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen (akibat teregangnya kapsula glisson), sianosis, adanya pertumbuhan janin yang terhambat? petugas melakukan cuci tangan setelah pemeriksaan? petugas pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan darah rutin (Hb,Ht,leukosit,trombosit) dan urin lengkap untuk menilai kadar proteinuria? petugas menegakkan diagnosis berdasarkan hasil pemeriksaan?
10
13
petugas melakukan talaksanaan parotitis sebagai berikut: a. Tata laksana pre-eklampsia ringan. 1. Pantau keadaan klinis ibu tiap kunjungan antenatal: tekanan darah, berat badan, tinggi badan, indeks masa tubuh, ukuran uterus dan gerakan janin. 2. Rawat jalan (ambulatoir) • Ibu hamil banyak istirahat (berbaring/tidur miring) • Konsumsi susu dan air buah • Obat antihipertensi Indikasi utama pemberian antihipertensi pada kehamilan adalah untuk keselamatan ibu dalam mencegah penyakit serebrovaskular. Meskipun demikian, penurunan tekanan darah dilakukan secara bertahap tidak lebih dari 25% penurunan dalam waktu 1 jam. Hal ini untuk mencegah terjadinya penurunan aliran darah uteroplasenter. Obat antihipertensi yang dapat diberikan : a) Metildopa, biasanya dimulai pada dosis 250-500 mg per oral 2 atau 3 kali sehari, dengan dosis maksimum 3 g per hari, atau b) Nifedipin 10 mg kapsul per oral, diulang tiap 15-30 menit, dengan dosis maksimal 30 mg. • Tidak perlu diberikan obat-obatan seperti: diuretik, dan sedatif. b. Tata laksana pre-eklampsia berat. a. Pemberian MgSO4 dosis awal dengan cara: ambil 4 mg MgSO4 (10 ml larutan MgSO4 40%) dan larutkan dalam 10 ml aquades. Berikan secara perlahan IV selama 20 menit. Jika akses IV sulit berikan masing-masing 5 mg MgSO4 ( 12,5 ml larutan MgSO4 40%) IM di bokong kiri dan kanan? Apakah petugas merujuk bila ada satu atau lebih gejala dan tanda-tanda pre-eklampsia berat ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder yang memiliki dokter spesialis obstetri dan ginekologi setelah dilakukan tata laksana pada pre-eklampsia berat? Apakah petugas menulis hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosa dan terapi ke dalam rekam medik? Apakah petugas menandatangani rekam medik?
14
Apakah
11
12
Apakah
petugas menulis hasil diagnosa pada buku register?
CR: …………………………………………%.
Sangatta,……………………………… Pelaksana/Auditor
(………………………………)