LAPORAN TUGAS AKHIR
PERENCANAAN BENDUNG TONGGAUNA KABUPATEN KOLAKA TIMUR, SULAWESI TENGGARA (Design of Tonggauna Weir at East Kolaka Regency, Southeast Sulawesi)
Disusun oleh : RICKY PONDAAG
NIM. 21010114183009
YASSER
NIM. 21010114183011
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat akademis dalam menyelesaikan pendidikan Program S1 Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil Umum Kerjasama KEMENPUPR – UNDIP Semarang 2016
PROGRAM S1 LINTAS JALUR KERJASAMA KEMENTERIAN PUPR - UNDIP JURUSAN TEKNIK SIPIL UMUM UNIVERSITAS DIPONEGORO 2016
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR
PERENCANAAN BENDUNG TONGGAUNA KABUPATEN KOLAKA TIMUR, SULAWESI TENGGARA (Design of Tonggauna Weir at East Kolaka Regency, Southeast Sulawesi)
RICKY PONDAAG
NIM. 21010114183009
YASSER
NIM. 21010114183011
Semarang,
Maret 2016
Disetujui,
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
PERENCANAAN BENDUNG TONGGAUNA KABUPATEN KOLAKA TIMUR, SULAWESI TENGGARA (Design of Tonggauna Weir at East Kolaka Regency, Southeast Sulawesi)
Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama
: Ricky Pondaag
NIM
: 21010114183009
Tanda Tangan
: ............................
Tanggal
:
Nama
: Yasser
NIM
: 21010114183011
Tanda Tangan
: ............................
Tanggal
:
Maret 2016
Maret 2016
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN TUGAS AKHIR Tugas Akhir ini diajukan oleh : NAMA
: RICKY PONDAAG / YASSER
NIM
: 21010114183009 / 21010114183011
Jurusan
: Teknik Sipil
Judul Tugas Akhir
: PERENCANAAN BENDUNG TONGGAUNA KABUPATEN KOLAKA TIMUR, SULAWESI TENGGARA Design of Tonggauna Weir at East Kolaka Regency, Southeast Sulawesi
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
TIM PENGUJI
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Sebagai sivitas akademika Universitas Diponegoro, saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Ricky Pondaag / Yasser
NIM
: 21010114183009 / 21010114183011
Jurusan
: Teknik Sipil
Program Studi
: S1 Teknik Sipil Lintas Jalur, Kerjasama Kementerian PUPR – UNDIP
Jenis Karya
: Tugas Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Diponegoro Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non – exclusive Royalti Free Right) atas tugas akhir saya yang berjudul :
PERENCANAAN BENDUNG TONGGAUNA KABUPATEN KOLAKA TIMUR, SULAWESI TENGGARA (Design of Tonggauna Weir at East Kolaka Regency, Southeast Sulawesi) Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti/Noneksklusif ini Universitas Diponegoro berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di
: Semarang
Pada Tanggal :
Maret 2016
Yang menyatakan,
Ricky Pondaag
Yasser
NIM. 21010114183009
NIM. 21010114183011
LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TONGGAUNA KABUPATEN KOLAKA TIMUR, SULAWESI TENGGARA (Design of Tonggauna Weir at Kolaka Timur, Southeast Sulawesi)
ABSTRAK
UNDIP – KEMENPUPERA
ABSTRAK
ABSTRAK Untuk mendukung ketahanan pangan yang direncanakan pemerintah maka perlu dilakukan pembangunan terhadap lokasi-lokasi yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi daerah irigasi. Salah satu daerah irigasi yang akan dikembangkan adalah Daerah Irigasi Tonggauna di Kabupaten Kolaka Timur Provinsi Sulawesi Tenggara. Sumber air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air daerah irigasi ini berasal dari Sungai Mokoseo. Langkah awal dalam perencanaan bendung ini adalah analisis hidrologi untuk menentukan debit banjir rencana dan debit kebutuhan air irigasi. Hasil analisis debit banjir rencana selanjutnya digunakan untuk analisis hidrolis dan struktur bendung yang meliputi perencanaan dimensi bendung, mercu, kolam olak, dan lantai muka. Sedangkan hasil analisis debit kebutuhan air irigasi digunakan untuk analisis hidrolis saluran primer, saluran penguras, saluran kantong lumpur, bangunan pengambilan dan bangunan pembilas. Setelah perencanaan konstruksi bendung, dilakukan kontrol stabilitas bendung terhadap guling, geser, eksentrisitas dan daya dukung tanah. Luas DAS Sungai Mokoseo adalah ±70,79 km2, dengan panjang sungai utama ±10,45 km. Perhitungan debit banjir rencana menggunakan metode Haspers diperoleh debit banjir rencana dengan periode ulang 100 tahun Q 100 231,16 m3/det. Berdasarkan hasil analisis dan perencanaan Bendung Tonggauna diperoleh tipe bendung yang dipilih yaitu Bendung tetap dengan 2 pintu intake dengan ukuran masing-masing (1,50 m x 3.15 m) disebelah kanan yang mengairi areal persawahan seluas 2200 Ha dengan kebutuhan debit irigasi 3,408 m3/det, lebar 27,50 m, tinggi 2,91 m, tipe mercu bulat, 2 pintu pembilas dengan ukuran masing-masing pintu (1,05 m x 3.11 m), kolam olakan USBR Tipe III, dan panjang lantai muka 15,00 m. Pada grafik neraca air dapat dilihat bahwa ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan air pada bulan September sampai November masih kurang, namun pada bulan Desember sampai Agustus terjadi surplus air. Untuk mengatasi defisit ketersediaan air selama 3 bulan, D.I. Tonggauna perlu melakukan rotasi tanaman pertanian menjadi tanaman palawija yaitu jagung. Adapun Rencana Anggaran Biaya konstruksi perencanaan bendung direncanakan sebesar Rp. 10.170.580.000,00 (Sepuluh Milyar Seratus Tujuh Puluh Juta lima Ratus Delapan Puluh Ribu Rupiah). Rencana waktu pelaksanaan Pembangunan Bendung Tonggauna adalah selama 39 minggu. Kata kunci : Sungai Mokoseo, Daerah Irigasi Tonggauna, Bendung Tetap
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
i
ABSTRAK
ABSTRACT To support the government’s planned food security it is necessary to develop the locations that have great potential to be developed into irrigation area. One of the irrigation area to be developed is Tonggauna Irrigation Area in East Kolaka, Southeast Sulawesi Province. Sources of water are used to meet the needs of irrigation water is derived from the River Mokoseo. The initial step in the plan is the hydrologic analysis to determine the flood discharge plan and discharge of irrigation water requirements. The results flood discharge analysis will be used for hydraulic and structural analysis which includes planning weir dimensions weir, weir crest, stilling basin, upper stream floor. While the results of the analysis of discharge water irrigation is used for intake, flush gate, sand trap, drain channel and main canal. After the weir construction was planned, the weir construction have to control to stability, sliding, eccentricity and bearing capacity of the land. Mokoseo River watershed area is ± 70.79 km2, with the length of main river ± 10.45 km. The calculation of flood discharge plan obtained using Haspers methods with a return period of 100 years is Q100 231,16 m3/s. Based on the analysis and planning of the Weirs Tonggauna obtained weir type that is chosen is fixed weir with 2 intake doors with each size (1.50 m x 3,15 m) the right which irrigate the rice fields with a total area of 2200 ha, discharge requirements is 3.408 m3/s, width 27.50 m, height 2.91 m, , type of crest is round, 2 flush gate with the size of each door (1.05 m x 3.11 m), stilling basin type is USBR type III, and upper stream floor 15.00 m. In the graph water balance can be seen that the availability of water that can meet the needs of irrigation water from September to November are still less but in December to August are surplus water. To overcome deficits in the availability of water for 3 months, D.I. Tonggauna need to rotate agricultural plants into palawija crops such as corn. Budget plan planning of weir construction is planned Rp. 10,170,580,000.00 (Ten Billion One Hundred Seventy Million Five Hundred and Eighty Thousand Rupiah). Tonggauna weir project implementation time’s planned is 39 weeks.
Keywords: Mokoseo River, Tonggauna Irrigation Area, Fixed weir Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
ii
LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TONGGAUNA KABUPATEN KOLAKA TIMUR, SULAWESI TENGGARA (Design of Tonggauna Weir at Kolaka Timur, Southeast Sulawesi)
KATA PENGANTAR
UNDIP – KEMENPUPERA
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya, sehingga penyusunan Laporan Tugas Akhir dengan judul “Perencanaan Bendung Tonggauna, Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara ” dapat terselesaikan dengan baik. Penyusunan Laporan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh setiap Karyasiswa pada Balai Pengembangan SDM Wilayah II Semarang untuk menyelesaikan mata kuliah Tugas Akhir sebagaimana yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari beberapa pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1.
Ir. Sugiyanto, M. Eng selaku Ketua Program S1 Teknik Sipil Lintas Jalur Kerjasama Kementerian PU – Universitas Diponegoro
2.
Ir. Salamun, MT selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan masukan berharga bagi penulis.
3.
Ir. Hary Budieny selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan masukan berharga bagi penulis.
4.
Ir. Dwi Kurniani, MS selaku Dosen Wali S1 Teknik Sipil Lintas Jalur Kerjasama Kementerian PUPR – Universitas Diponegoro Angkatan 2014.
5.
Seluruh Dosen Pengajar Program S1 Teknik Sipil Lintas Jalur Kerjasama Kementerian PUPR – Universitas Diponegoro.
6.
Seluruh staf administrasi Program S1 Teknik Sipil Lintas Jalur Kerjasama Kementerian PUPR – Universitas Diponegoro.
7.
Kedua Orang tua, kakak, abang dan adik-adik tercinta, terima kasih atas doa maupun dukungan materi dan spiritual yang telah diberikan selama ini kepada penyusun.
8.
Keluarga kecil Teknik Sipil Lintas Jalur Kerjasama Kementerian PUPR – Universitas Diponegoro angkatan 2014, kalian teman seperjuangan selama 2 tahun tugas belajar, semoga kita sukses di masa depan dan membanggakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
iii
KATA PENGANTAR
9.
Keluarga Besar LPPU, terimakasih ikut mewarnai cerita tugas belajar ini dengan indah, semoga kita semua sukses di masa depan yang membentang luas.
10.
Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu secara moral dan material dalam menyelesaikan penulisan Laporan Tugas Akhir ini. Kami menyadari bahwa dalam menyusun Laporan Tugas Akhir ini masih
kurang sempurna, hal tersebut karena keterbatasan kemampuan kami, maka dari itu kami harapkan pendapat, saran dan kritik yang membangun demi perbaikan pada masa yang akan datang. Akhir harapan kami, semoga Laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi kita semua dan terutama bagi penyusun sendiri untuk pedoman dan bekal kami sekembalinya bekerja nanti.
Semarang, Maret 2016 Penyusun
Ricky Pondaag NIM. 21010114183009
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
Yasser NIM. 21010114183011
iv
LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TONGGAUNA KABUPATEN KOLAKA TIMUR, SULAWESI TENGGARA (Design of Tonggauna Weir at Kolaka Timur, Southeast Sulawesi)
DAFTAR ISI
UNDIP – KEMENPUPERA
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ABSTRAK .............................................................................................................. i KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii DAFTAR ISI ...........................................................................................................v DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xv DAFTAR TABEL.................................................................................................xx DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xxiv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1 1.1. Latar Belakang..................................................................................1 1.2. Perumusan Masalah ..........................................................................2 1.3. Maksud dan Tujuan ..........................................................................3 1.4. Lokasi Perencanaan ..........................................................................3 1.5. Ruang Lingkup Pembahasan ............................................................6 1.6. Sistematika Penulisan .......................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................9 2.1. Uraian Umum ...................................................................................9 2.2. Analisis Hidrologi ..........................................................................10 2.3. Penentuan Debit Banjir Rencana ....................................................11 2.3.1. Curah Hujan Daerah ...........................................................12 2.3.2. Daerah Aliran Sungai (DAS) ..............................................12 2.3.3. Analisis Curah Hujan Rencana ...........................................13 2.3.3.1.
Metode Rerata Aritmatik (Aljabar) ....................13
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
v
DAFTAR ISI
2.3.3.2.
Metode Thiessen.................................................14
2.3.3.3.
Metode Isohiet....................................................15
2.3.4. Analisis Frekuensi ..............................................................16 2.3.4.1.
Pengukuran Dispersi ..........................................17
2.3.4.2.
Pemilihan Jenis Sebaran.....................................19
2.3.4.3.
Pengujian Kesesuaian Distribusi ........................28
2.3.5. Intensitas Curah Hujan .......................................................32 2.3.5.1.
Menurut Dr. Mononobe .....................................33
2.3.5.2.
Menurut Sherman ...............................................33
2.3.5.3.
Menurut Talbot...................................................34
2.3.5.4.
Menurut Ishiguro ...............................................34
2.3.5.5.
Menurut Van Breen ............................................35
2.3.6. Analisis Debit Banjir Rencana............................................35 2.3.6.1.
Metode Rasional.................................................35
2.3.6.2.
Metode Haspers .................................................37
2.3.6.3.
Metode Satuan Sintetik (HSS) Gama I ..............38
2.3.6.4.
Metode Passing Capasity...................................40
2.4. Analisa Kebutuhan Air ...................................................................40 2.4.1. Kebutuhan Air Tanaman.....................................................40 2.4.1.1.
Evapotranspirasi .................................................41
2.4.1.2.
Koefisien Tanaman (Kc) ....................................41
2.4.1.3.
Perkolasi .............................................................42
2.4.1.4.
Curah Hujan Efektif (Re) ...................................43
2.4.1.5.
Kebutuhan Air untuk Pengolahan Lahan ...........47
2.4.1.6.
Kebutuhan Air untuk Pertumbuhan ...................48
2.4.2. Kebutuhan Air untuk Irigasi ...............................................49 2.4.2.1.
Pola Tanaman dan Perencanaan Tata Tanam.....49
2.4.2.2.
Efisiensi Irigasi...................................................50
2.4.3. Analisis Debit Andalan .......................................................50 2.4.4. Perhitungan Neraca Air ......................................................60 2.5. Analisis Hidrolis Bendung dan Bangunan Pelengkap ....................61 Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
vi
DAFTAR ISI
2.5.1. Pemilihan Tipe Bendung ....................................................61 2.5.2. Pemilihan Lokasi Bendung .................................................64 2.5.3. Saluran Primer ....................................................................64 2.5.4. Alat Pengukur Debit ...........................................................67 2.5.4.1.
Pintu Romijn .......................................................67
2.5.4.2.
Alat Ukur Ambang Lebar...................................69
2.5.4.3.
Alat Ukur Crump de Gruyter .............................70
2.5.5. Saluran Kantong Lumpur ...................................................70 2.5.6. Pintu Penguras Saluran Kantong Lumpur ..........................73 2.5.7. Bangunan Pengambilan ......................................................74 2.5.8. Lebar Bendung ...................................................................76 2.5.9. Menentukan Tipe Mercu Bendung .....................................78 2.5.9.1.
Mercu Bulat........................................................78
2.5.9.2.
Mercu Ogee ........................................................82
2.5.10. Tinggi Air Banjir di Hilir Bendung ....................................85 2.5.11. Tinggi Air Banjir di Atas Mercu ........................................85 2.5.12. Kolam Olak.........................................................................86 2.5.12.1. Kolam Olak Tipe Bak Tenggelam .....................87 2.5.12.2. Kolam Vlugter ....................................................88 2.5.12.3. Kolam Olak USBR Tipe III ................................89 2.5.12.4. Kolam Olak USBR Tipe IV ................................90 2.5.13. Panjang Lantai Muka ..........................................................91 2.5.14. Tebal Lantai Kolam Olak ...................................................92 2.6. Tinjauan Gerusan di Hilir Bendung ...............................................93 2.7. Analisis Struktur Vertikal ...............................................................93 2.7.1. Analisis Gaya-Gaya Vertikal ..............................................94 2.7.1.1.
Gaya-Gaya Akibat Berat Sendiri Bendung ........94
2.7.1.2.
Gaya Angkat (Uplift Pressure) ...........................94
2.7.2. Analisis Gaya-Gaya Horisintal ...........................................95 2.7.2.1.
Gaya Akibat Tekanan Lumpur ...........................95
2.7.2.2.
Gaya Hidrostatis .................................................96
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
vii
DAFTAR ISI
2.7.2.3.
Gaya akibat Tekanan Aktif dan Pasif.................96
2.7.2.4.
Gaya Gempa .......................................................97
2.8. Analisis Stabilitas Bendung ............................................................98 2.8.1. Analisis Terhadap Guling ...................................................98 2.8.2. Analisis Terhadap Geser .....................................................99 2.8.3. Analisis Terhadap Daya Dukung Tanah .............................99 2.8.4. Analisis Terhadap Erosi Bawah Tanah (Pipping) ............100 2.8.5. Analisis Terhadap Rembesan ...........................................100
BAB III METODOLOGI.................................................................................101 3.1. Uraian Umum ...............................................................................101 3.2. Tahap Persiapan............................................................................101 3.3. Tahap Pengumpulan Data.............................................................103 3.4. Tahap Analisis ..............................................................................104 3.4.1. Analisis Letak Bendung ....................................................104 3.4.2. Analisis Hidrologi .............................................................105 3.4.2.1.
Perhitungan Debit Banjir Rencana ...................105
3.4.2.2.
Analisis Kebutuhan Air ....................................106
3.4.3. Analisis Struktur dan Tinjauan Hidrolis Bendung ...........107 3.4.3.1.
Analisis Struktur Bendung ...............................107
3.4.3.2.
Tinjauan Hidrolis Bendung ..............................108
3.4.4. Analisis Stabilitas Bendung ..............................................108 3.5. Perancangan Dokumen Kontrak ...................................................109 3.5.1. Gambar Kerja....................................................................109 3.5.2. Rencana Anggaran Biaya .................................................109 3.5.3. Jadwal Pelaksanaan dan Network Planning .....................109 3.5.4. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ..........................109 3.5.5. Metode Pelaksanaan .........................................................110
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
viii
DAFTAR ISI
BAB IV ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI ....111 4.1. Uraian Umum ...............................................................................111 4.2. Daerah Aliran Sungai (DAS) ........................................................112 4.3. Uji Konsistensi Data .....................................................................112 4.4. Analisis Curah Hujan Rata-Rata Daerah Aliran Sungai ...............117 4.4.1. Data Curah Hujan Maksimum ..........................................118 4.4.2. Analisis Curah Hujan dengan Metode Poligon Thiessen ............................................................................118 4.5. Analisis Frekuensi Curah Hujan Rencana ....................................119 4.5.1. Pengukuran Dispersi .........................................................119 4.5.2. Pemilihan Distribusi Curah Hujan ....................................122 4.5.3. Pengujian Kesesuaian Distribusi ......................................123 4.5.3.1.
Uji Kesesuaian Distribusi dengan Metode Chi Kuadrat ............................................................123
4.5.3.2.
Uji Kesesuaian Distribusi dengan Metode Smirnov Kolmogorov .......................................127
4.5.4. Perhitungan Distribusi Curah Hujan Metode Log Pearson Tipe III................................................................130 4.5.5. Analisis Intensitas Curah Hujan .......................................131 4.5.6. Analisis Debit Banjir Rencana..........................................132 4.5.6.1.
Metode Rasional...............................................133
4.5.6.2.
Metode Haspers ...............................................135
4.5.6.3.
Metode Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) Gama I ..............................................................136
4.5.6.4.
Metode Passing Capasity.................................151
4.5.7. Rekapitulasi Debit Banjir Rencana...................................153 4.6. Analisis Kebutuhan Air ................................................................154 4.6.1. Kebutuhan Air untuk Tanaman ........................................155 4.6.1.1.
Evapotranspirasi ...............................................155
4.6.1.2.
Perkolasi ...........................................................159
4.6.1.3.
Koefisien Tanaman (Kc) ..................................159
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
ix
DAFTAR ISI
4.6.1.4.
Curah Hujan Efektif .........................................159
4.6.1.5.
Penyiapan Lahan ..............................................161
4.6.1.6.
Kebutuhan Air Pertumbuhan............................162
4.6.1.7.
Pola Tanam dan Perencanaan Tata Tanam ......162
4.7. Analisis Debit Andalan.................................................................171
BAB V
ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG ...............176 5.1. Uraian Umum ...............................................................................176 5.2. Data Teknis Perencanaan .............................................................176 5.3. Analisis Hidrolis dan Desain Bangunan Pelengkap .....................177 5.3.1. Desain Saluran Primer ......................................................177 5.3.2. Ambang Lebar ..................................................................180 5.3.3. Desain Kantong Lumpur ..................................................181 5.3.4. Desain Bangunan Penguras ..............................................186 5.3.4.1.
Dimensi Balok Penguras ..................................191
5.3.4.2.
Dimensi Stang Pengangkat Pintu Penguras .....192
5.3.5. Bangunan Pengambilan ....................................................195 5.3.5.1.
Dimensi Balok Pengambilan ............................197
5.3.5.2.
Dimensi Stang Pengangkat Pintu Pengambilan .....................................................198
5.4. Analisis Struktur Bendung ...........................................................201 5.4.1. Analisis Letak Bendung ....................................................201 5.4.2. Analisis Muka Air Sungai di Hilir Bangunan Bendung ...202 5.4.3. Analisis Lebar Efektif Bendung .......................................203 5.4.4. Analisis Elevasi Mercu Bendung .....................................204 5.4.5. Analisis Tinggi Air banjir di Atas Mercu Bendung .........204 5.4.6. Desain Mercu Bendung ....................................................208 5.4.7. Desain Bangunan Pembilas Bendung ...............................209 5.4.7.1.
Dimensi Balok Pembilas Bendung...................209
5.4.7.2.
Dimensi Stang Pengangkat Pintu Pembilas Bendung ...........................................................211
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
x
DAFTAR ISI
5.4.8. Perencanaan Dinding Penahan Tanah ..............................214 5.4.9. Desain Kolam Olak ..........................................................218 5.4.9.1.
Menentukan Tipe Kolam Olak .........................218
5.4.9.2.
Desain Kolam Olak USBR Tipe III ..................219
5.4.10. Desain Panjang Lantai Muka ............................................222 5.4.11. Menentukan Tebal Lantai Kolam Olak ............................229 5.4.12. Tinjauan Terhadap Gerusan..............................................232
BAB VI ANALISIS STABILITAS BENDUNG ............................................235 6.1. Tinjauan Umum ............................................................................235 6.2. Analisis Gaya yang Bekerja pada Bendung .................................235 6.2.1. Perhitungan Gaya Tetap ...................................................235 6.2.1.1.
Gaya Akibat Berat Sendiri Bendung ................237
6.2.1.2.
Gaya Akibat Terjadinya Gempa.......................238
6.2.1.3.
Gaya Akibat Tekanan Tanah Aktif dan Pasif ..................................................................239
6.2.2. Perhitungan Gaya pada Kondisi Normal ..........................240 6.2.2.1.
Perhitungan Gaya Hidrostatis ..........................241
6.2.2.2.
Gaya Angkat (Uplift Pressure) .........................244
6.2.2.3.
Rekapitulasi Gaya dan Momen pada Kondisi Normal..............................................................245
6.2.2.4.
Analisis Stabilitas pada Kondisi Normal .........245
6.2.3. Perhitungan Gaya pada Kondisi Banjir ............................247 6.2.3.1.
Perhitungan Gaya Hidrostatis ..........................249
6.2.3.2.
Gaya Angkat (Uplift Pressure) .........................250
6.2.3.3.
Rekapitulasi Gaya dan Momen pada Kondisi Banjir ................................................................252
6.2.3.4.
Analisis Stabilitas pada Kondisi Banjir............252
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
xi
DAFTAR ISI
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN PROYEK .............................................................254 7.1. Tinjauan Umum ............................................................................254 7.2. Metode Pelaksanaan .....................................................................254 7.2.1. Deskripsi Lokasi Pekerjaan ..............................................254 7.2.2. Pekerjaan Persiapan ..........................................................255 7.2.2.1.
Mobilisasi dan Demobilisasi ............................255
7.2.2.2.
Pembersihan Lahan ..........................................256
7.2.2.3.
Kupasan ............................................................257
7.2.2.4.
Pembuatan Jalan Sementara .............................258
7.2.2.5.
Pengukuran .......................................................258
7.2.2.6.
Pemasangan Bouwplank ...................................259
7.2.2.7.
Penyediaan Direksi Keet ..................................260
7.2.2.8.
Pembuatan Gudang Material dan Barak Pekerja ..............................................................260
7.2.2.9.
Pekerjaan Dewatering ......................................261
7.2.2.10. Administrasi dan Dokumentasi ........................261 7.2.3. Pekerjaan Tanah................................................................262 7.2.3.1.
Galian Tanah dengan Alat Berat ......................262
7.2.3.2.
Galian Tanah dengan Manual ..........................262
7.2.3.3.
Timbunan Tanah ..............................................263
7.2.3.4.
Timbunan Kembali pada Bangunan .................265
7.2.3.5.
Jalan Inspeksi Sub-Base Klas C .......................265
7.2.3.6.
Gebalan Rumput...............................................266
7.2.4. Pekerjaan Bendung dan Bangunan Pelengkap .................266 7.2.4.1.
Pasangan Batu Kali ..........................................266
7.2.4.2.
Plesteran ...........................................................267
7.2.4.3.
Pekerjaan Siar...................................................268
7.2.4.4.
Pekerjaan Penulangan (Pembesian) .................269
7.2.4.5.
Pekerjaan Bekisting..........................................270
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
xii
DAFTAR ISI
7.2.4.6.
Pekerjaan Selimut Beton Bertulang 1 Pc : 1,5 Ps : 2,5 Kr (K-225) ...........................271
7.2.5. Pekerjaan Lain-Lain..........................................................271 7.2.5.1.
Pekerjaan Pintu.................................................271
7.2.5.2.
Finishing ..........................................................272
7.3. Time Schedule dan Kurva S ..........................................................272 7.3.1. Perhitungan Volume Pekerjaan ........................................273 7.3.1.1.
Pekerjaan Persiapan .........................................273
7.3.1.2.
Pekerjaan Tanah ...............................................276
7.3.1.3.
Pekerjaan Bendung dan Bangunan Pelengkap .........................................................287
7.3.1.4.
Pekerjaan Lain-Lain .........................................305
7.3.2. Daftar Harga Satuan .........................................................305 7.3.3. Analisa Harga Satuan .......................................................307 7.3.4. Rencana Anggaran Biaya .................................................316 7.4. Analisa Man Power ......................................................................317 7.5. Network Planning (NWP) ............................................................320
BAB VIII RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ...........................322 8.1. Tinjauan Umum ............................................................................322 8.2. Instruksi Kepada Peserta Pengadaan (IKP) ..................................322 8.3. Lembar Data Pemilihan (LDP) .....................................................323 8.4. Lembar Data Kualifikasi (LDK) ..................................................324 8.5. Bentuk Dokumen Penawaran .......................................................324 8.6. Bentuk Pengisian Formulir Kualifikasi ........................................325 8.7. Tata Cara Evaluasi Kualifikasi .....................................................325 8.8. Bentuk Rancangan Kontrak ..........................................................326 8.9. Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) ........................................326 8.10. Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK) .......................................327 8.11. Spesifikasi Teknis dan Gambar ....................................................328 8.12. Daftar Kuantitas dan Harga ..........................................................328 Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
xiii
DAFTAR ISI
8.13. Bentuk Dokumen Lain .................................................................328
BAB IX
KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................356 9.1. Kesimpulan ...................................................................................356 9.2. Saran .............................................................................................357
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................358
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
xiv
LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TONGGAUNA KABUPATEN KOLAKA TIMUR, SULAWESI TENGGARA (Design of Tonggauna Weir at Kolaka Timur, Southeast Sulawesi)
DAFTAR GAMBAR
UNDIP – KEMENPUPERA
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1.
Peta Propinsi Sulawesi Tenggara ...................................................4
Gambar 1.2.
Rencana Lokasi Bendung ...............................................................5
Gambar 2.1.
Kegiatan Pengembangan Sumber Daya Air .................................10
Gambar 2.2.
Poligon Thiessen ..........................................................................15
Gambar 2.3.
Metode Isohiet..............................................................................16
Gambar 2.4.
Koefisien Kurtosis ........................................................................19
Gambar 2.5.
Sketsa Penetapan RUA ................................................................40
Gambar 2.6.
Daerah Cekungan Air Tanah di Sulawesi Tenggara ....................54
Gambar 2.7.
Potongan CAT yang terdiri dari Akuifer Bebas dan Akuifer Tertekan........................................................................................55
Gambar 2.8.
Proses Pengisian Daerah Imbuhan ...............................................55
Gambar 2.9.
Proses Pengisian Daerah Lepasan ................................................56
Gambar 2.10.
Contoh Potongan Daerah Bukan CAT .........................................57
Gambar 2.11.
Aliran Air di Daerah Bukan CAT ................................................58
Gambar 2.12.
Proses Aliran Air pada Daerah Bukan CAT ...............................59
Gambar 2.13.
Skema Bendung Tetap dengan Kantong Lumpur ........................63
Gambar 2.14.
Potongan Melintang Dimensi Saluran Primer..............................65
Gambar 2.15.
Alat Ukur Romijn .........................................................................69
Gambar 2.16.
Potongan Memanjang Kantong Lumpur ......................................71
Gambar 2.17.
Potongan Melintang Kantong Lumpur.........................................71
Gambar 2.18.
Grafik Hubungan Diameter Saringan dan Kecepatan Endap Lumpur untuk Air Tenang ...........................................................74
Gambar 2.19.
Potongan Melintang Bangunan Pengambilan ..............................76
Gambar 2.20.
Sketsa Lebar Efektif Bendung .....................................................77
Gambar 2.21.
Bendung dengan Mercu Bulat ......................................................79
Gambar 2.22.
Tekanan pada Mercu Bendung Bulat sebagai Fungsi Perbandingan H1/r ........................................................................80
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.23.
Harga-Harga Koefisien C0 untuk Bendung Ambang Bulat sebagai Fungsi Perbandingan H1/p...............................................80
Gambar 2.24.
Koefisien C1 sebagai Fungsi Perbandingan p/H1 .........................81
Gambar 2.25.
Harga-Harga Koefisien C2 untuk Bendung Mercu Ogee dengan Muka Hulu Melengkung (menurut USBR,1960) .........................81
Gambar 2.26.
Faktor Pengurangan Aliran Tenggelam sebagai Fungsi H2/H1 ....82
Gambar 2.27.
Tipe Mercu Ogee..........................................................................83
Gambar 2.28.
Faktor Koreksi untuk Selain Tinggi Energi Rencana pada Bendung Mercu Ogee (Menurut Ven Te Chow, 1959, Berdasarkan Data USBR dan WES) ............................................84
Gambar 2.29.
Sketsa Tinggi Air Banjir di Hilir Bendung ..................................85
Gambar 2.30.
Elevasi Air di Atas Mercu ............................................................86
Gambar 2.31.
Kolam Olak Tipe Bak Tenggelam ...............................................87
Gambar 2.32.
Kolam Vlugter ..............................................................................88
Gambar 2.33.
Karakteristik Kolam Olak USBR Tipe III ...................................89
Gambar 2.34.
Kolam Olak USBR Tipe IV .........................................................90
Gambar 2.35.
Gaya Angkat pada Pondasi Bendung ...........................................95
Gambar 2.36.
Gaya Hidrostatis pada Bendung ...................................................96
Gambar 3.1.
Bagan Alir Pengerjaan Tugas Akhir ..........................................102
Gambar 4.1.
Peta DAS Tonggauna ................................................................112
Gambar 4.2.
Grafik Double Mass Curve Stasiun Lasusua ............................114
Gambar 4.3.
Grafik Double Mass Curve Stasiun Abuki.................................115
Gambar 4.4.
Grafik Double Mass Curve Stasiun Mowewe............................116
Gambar 4.5.
Poligon Thiessen DAS Tonggauna ............................................118
Gambar 4.6.
Kurva Intensitas-Durasi-Frekuensi (IDF) dengan Metode Mononobe ....................................................................................132
Gambar 4.7.
Orde Sungai Mokoseo dan Sungai Labeta .......................................138
Gambar 4.8.
Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) Gama I ..................................142
Gambar 4.9.
Debit Banjir Rencana Dengan Metode HSS Gama I .................150
Gambar 4.10.
Potongan Melintang Sungai Patok A.64 ....................................152
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.11.
Grafik Debit Andalan .................................................................174
Gambar 4.12.
Grafik Hubungan Q Debit Andalan dan Q Kebutuhan Air ........175
Gambar 5.1.
Potongan Melintang Sungai di As Bendung ..............................177
Gambar 5.2.
Dimensi Saluran Primer Pada Bagian Hulu ...............................179
Gambar 5.3.
Sketsa Potongan Melintang Kantong Lumpur ...........................181
Gambar 5.4.
Potongan Melintang Kantong Lumpur Dalam Keadaan Penuh pada Qn ......................................................................................182
Gambar 5.5.
Potongan Melintang Kantong Lumpur Dalam Keadaan Kosong pada Qs .........................................................................183
Gambar 5.6.
Diagram Shield ...........................................................................184
Gambar 5.7.
Potongan Memanjang Kantong Lumpur ....................................186
Gambar 5.8.
Potongan Melintang Saluran Penguras ......................................188
Gambar 5.9.
Sket Pertemuan Sungai dengan Saluran Bilas ...........................189
Gambar 5.10.
Potongan Memanjang Saluran Penguras ...................................190
Gambar 5.11.
Sket Pintu Penguras untuk Perhitungan Tekanan pada Balok Kayu.................................................................................191
Gambar 5.12.
Sket Pintu Penguras untuk Perhitungan Stang Pengangkat Pintu ...........................................................................................192
Gambar 5.13.
Detail Stang Pengangkat Pintu Penguras ...................................194
Gambar 5.14.
Potongan Melintang Pintu Pengambilan ...................................196
Gambar 5.15.
Sket Pintu Pengambilan untuk Perhitungan Tekanan pada Balok Kayu.................................................................................197
Gambar 5.16.
Sket Pintu Pengambilan untuk Perhitungan Stang Pengangkat Pintu.......................................................................198
Gambar 5.17.
Detail Stang Pengangkat Pintu Pengambilan .............................200
Gambar 5.18.
Elevasi Mercu Bendung .............................................................204
Gambar 5.19.
Harga-Harga Koefisien C0 untuk Bendung Ambang Bulat sebagai Fungsi Perbandingan H1/r ............................................206
Gambar 5.20.
Koefisien C1 sebagai Fungsi Perbandingan p/H1 .......................206
Gambar 5.21.
Elevasi Muka Air Banjir ...........................................................208
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.22.
Dimensi Mercu ..........................................................................208
Gambar 5.23.
Elevasi Air di Hulu dan di Hilir dan Penampang Mercu ...........209
Gambar 5.24.
Sket Pintu Pembilas untuk Perhitungan Tekanan pada Balok Kayu.................................................................................209
Gambar 5.25.
Sket Pintu Pembilas untuk Perhitungan Stang Pengangkat Pintu.......................................................................211
Gambar 5.26.
Detail Stang Pengangkat Pintu Pembilas ...................................213
Gambar 5.27.
Rencana Dinding Penahan Pasangan Batu Kali .........................214
Gambar 5.28.
Gaya-Gaya Horisontal yang Bekerja pada Dinding Penahan Kondisi Banjir ............................................................................214
Gambar 5.29.
Gaya-Gaya Vertikal yang Bekerja pada Dinding Penahan Kondisi Banjir ............................................................................215
Gambar 5.30.
Karakteristik Kolam Olak USBR Tipe III ..................................220
Gambar 5.31.
Rencana Dimensi Bendung Kondisi Normal .............................223
Gambar 5.32.
Rencana Dimensi Bendung Kondisi Banjir ...............................226
Gambar 5.33.
Tebal Minimum Lantai Kolam Olak Kondisi Normal ...............230
Gambar 5.34.
Tebal Minimum Lantai Kolam Olak Kondisi Banjir .................231
Gambar 5.35.
Kedalaman Terhadap Gerusan ...................................................233
Gambar 5.35.
Rencana Dimensi Bendung ........................................................234
Gambar 6.1.
Sketsa Gaya Tetap ......................................................................236
Gambar 6.2.
Sketsa Letak Gaya Hidrostatis dan Uplift Kondisi Normal .......243
Gambar 6.3.
Sketsa Letak Gaya Hidrostatis dan Uplift Kondisi Banjir .........248
Gambar 7.1.
Sketsa Akses Menuju Lokasi Pekerjaan ...................................254
Gambar 7.2.
Pekerjaan Pembersihan Lahan ..................................................257
Gambar 7.3.
Pekerjaan Kupasan ....................................................................257
Gambar 7.4.
Pekerjaan Pembuatan Jalan Sementara .....................................258
Gambar 7.5.
Pekerjaan Pengukuran ...............................................................259
Gambar 7.6.
Pekerjaan Bouwplank ................................................................259
Gambar 7.7.
Pekerjaan Dewatering ...............................................................261
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 7.8.
Pekerjaan Timbunan Tanah .......................................................265
Gambar 7.9.
Pekerjaan Jalan Inspeksi ...........................................................266
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
xix
LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TONGGAUNA KABUPATEN KOLAKA TIMUR, SULAWESI TENGGARA (Design of Tonggauna Weir at Kolaka Timur, Southeast Sulawesi)
DAFTAR TABEL
UNDIP – KEMENPUPERA
DAFTAR TABEL
DAFTAR TABEL Tabel 2.1.
Probabilitas Kumulatif Distribusi Normal Standar .....................21
Tabel 2.2.
Nilai yn dan σn Fungsi Jumlah Data ............................................22
Tabel 2.3.
Nilai KT untuk Distribusi Log Pearson Tipe III ( Kemencengan Positif ) .........................................................................................25
Tabel 2.4.
Nilai KT untuk Distribusi Log Pearson Tipe III ( Kemencengan Negatif ) .......................................................................................26
Tabel 2.5.
Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi...............28
Tabel 2.6.
Nilai Chi-Kuadrat Kritik ..............................................................30
Tabel 2.7.
Nilai Δkritik Uji Smirnov Kolmogorov ...........................................32
Tabel 2.8.
Koefisien Aliran C .......................................................................36
Tabel 2.9.
Koefisien Tanaman untuk Padi dan Palawija Menurut Nedesco / Porosida .......................................................................................42
Tabel 2.10.
Koefisien Curah Hujan untuk Padi ..............................................44
Tabel 2.11.
Curah Hujan Efektif Rata-Rata Bulanan Dikaitkan dengan ET Tanaman Rata-Rata Bulanan dan Curah Hujan Rata-Rata Bulanan ........................................................................................46
Tabel 2.12.
Koefisien Kebutuhan Air Selama Penyiapan Lahan ....................47
Tabel 2.13.
Perhitungan Neraca Air ................................................................60
Tabel 2.14.
Harga ks (Koefisien Strickler) .....................................................65
Tabel 2.15.
Besarnya Tinggi Jagaan ...............................................................66
Tabel 2.16.
Tipe Pintu Romijn ........................................................................68
Tabel 2.17.
Harga-Harga Koefisen Kontraksi Pilar (Kp)................................78
Tabel 2.18.
Harga-Harga Koefisen Kontraksi Pangkal Bendung (Ka) ...........78
Tabel 2.19.
Harga-Harga k dan n ....................................................................83
Tabel 2.20.
Harga-Harga Minimum Angka Rembesan Lane (CL) .................92
Tabel 2.21.
Harga-Harga Koefisien Tanah .....................................................98
Tabel 2.22.
Harga-Harga Percepatan Kejut Dasar ..........................................98
Tabel 4.1.
Konsistensi Data Stasiun Lasusua ..............................................113
Tabel 4.2.
Konsistensi Data Stasiun Abuki .................................................114
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
xx
DAFTAR TABEL
Tabel 4.3.
Konsistensi Data Stasiun Mowewe ............................................116
Tabel 4.4.
Luas Pengaruh tiap Stasiun terhadap DAS Tonggauna .............117
Tabel 4.5.
Perhitungan Curah Hujan Maksimum Metode Poligon Thiessen .....................................................................................118
Tabel 4.6.
Parameter Statistik Curah Hujan ................................................120
Tabel 4.7.
Parameter Statistik Logaritma Natural Curah Hujan ................121
Tabel 4.8.
Syarat Pemilihan Distribusi........................................................123
Tabel 4.9.
Urutan Hujan Maksimum Tahunan ............................................123
Tabel 4.10.
Perhitungan Jumlah Kelas, x, Ef, X awal, X akhir ..................124
Tabel 4.11.
Perhitungan Uji Chi-Kuadrat ....................................................125
Tabel 4.12.
Urutan Hujan Maksimum Tahunan Nilai Logaritma Natural ....125
Tabel 4.13.
Perhitungan Jumlah Kelas, x, Ef, X awal, X akhir Nilai Logaritma Natural ......................................................................126
Tabel 4.14.
Perhitungan Uji Chi-Kuadrat Nilai Logaritma Natural .............127
Tabel 4.15.
Data Hujan dan Probabilitas untuk Distribusi Log Pearson Tipe III .......................................................................................128
Tabel 4.16.
Perhitungan Persamaan Garis Lurus Distribusi Log Pearson Tipe III .......................................................................................128
Tabel 4.17.
Hasil Perhitungan Curah Hujan Rencana dengan Metode Log Pearson Tipe III (variat ln) ........................................................128
Tabel 4.18.
Perhitungan Intensitas Curah Hujan...........................................131
Tabel 4.19.
Perhitungan Debit Banjir Dengan Metode Rasional ..................134
Tabel 4.20.
Perhitungan Debit Banjir Dengan Metode Haspers...................136
Tabel 4.21.
Perhitungan Debit Rencana (Qt) untuk 0 < t < TR ....................140
Tabel 4.22.
Perhitungan Debit Rencana (Qt) untuk t>TR ............................140
Tabel 4.23.
Debit Rencana (Qt) Metode HSS Gama I ..................................141
Tabel 4.24.
Perhitungan Curah Hujan Efektif ..............................................143
Tabel 4.25.
Hidrograf Banjir Periode Ulang 2 Tahun ..................................144
Tabel 4.26.
Hidrograf Banjir Periode Ulang 5 Tahun ..................................145
Tabel 4.27.
Hidrograf Banjir Periode Ulang 10 Tahun ................................146
Tabel 4.28.
Hidrograf Banjir Periode Ulang 25 Tahun ................................146
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
xxi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.29.
Hidrograf Banjir Periode Ulang 50 Tahun ................................147
Tabel 4.30.
Hidrograf Banjir Periode Ulang 100 Tahun ..............................148
Tabel 4.31.
Rekapitulasi Debit Banjir Rencana dengan Metode HSS Gama I .......................................................................................149
Tabel 4.32.
Harga Koefisien Manning ..........................................................151
Tabel 4.33.
Rekapitulasi Debit Banjir Rencana dengan beberapa Metode .......................................................................................153
Tabel 4.34.
Suhu Udara .................................................................................155
Tabel 4.35.
Kelembaban Udara .....................................................................155
Tabel 4.36.
Kecepatan Angin ........................................................................156
Tabel 4.37.
Penyinaran Matahari ..................................................................156
Tabel 4.38.
Perhitungan Evapotransirasi Penman ........................................157
Tabel 4.39.
Curah Hujan Efektif ...................................................................160
Tabel 4.40.
Kebutuhan Air Tanaman Padi ...................................................164
Tabel 4.41.
Kebutuhan Air Tanaman Jagung ................................................167
Tabel 4.42.
Rotasi Teknis / Golongan ..........................................................170
Tabel 4.43.
Perhitungan Debit Andalan Metode F.J. Mock Tahun 2000 .....172
Tabel 4.44.
Rekapitulasi Debit Andalan (Tahun 2000-2014) .......................173
Tabel 4.45.
Penentuan Debit Andalan ...........................................................174
Tabel 4.46.
Perhitungan Neraca Air ..............................................................175
Tabel 5.1.
Perhitungan Tinggi Air di Hilir Bendung .................................202
Tabel 5.2.
Tekanan Tanah Aktif dan Pasif ..................................................216
Tabel 5.3.
Gaya Berat Sendiri (W) ..............................................................216
Tabel 5.4.
Gaya Gempa (E).........................................................................217
Tabel 5.5.
Rekap Gaya-Gaya yang Terjadi .................................................217
Tabel 5.6.
Perhitungan Panjang Rembesan dan Tekanan Air Kondisi Normal ..........................................................................224
Tabel 5.7.
Perhitungan Panjang Rembesan dan Tekanan Air Kondisi Banjir ...........................................................................227
Tabel 6.1.
Gaya Berat Bendung ..................................................................237
Tabel 6.2.
Gaya Gempa ...............................................................................238
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
xxii
DAFTAR TABEL
Tabel 6.3.
Gaya Akibat Tekanan Tanah Aktif dan Pasif ............................240
Tabel 6.4.
Perhitungan Gaya Hidrostatis ....................................................241
Tabel 6.5.
Perhitungan Gaya Angkat Horisontal Bendung Kondisi Normal........................................................................................244
Tabel 6.6.
Perhitungan Gaya Angkat Vertikal Bendung Kondisi Normal........................................................................................244
Tabel 6.7.
Rekapitulasi Perhitungan Gaya-Gaya yang Bekerja pada Kondisi Normal ..........................................................................245
Tabel 6.8.
Perhitungan Gaya Hidrostatis Arah Horisontal Kondisi Banjir ..........................................................................................249
Tabel 6.9.
Perhitungan Gaya Hidrostatis Arah Vertikal Kondisi Banjir ..........................................................................................249
Tabel 6.10.
Perhitungan Gaya Angkat Horisontal Bendung Kondisi Banjir ..........................................................................................250
Tabel 6.11.
Perhitungan Gaya Angkat Vertikal Bendung Kondisi Banjir ..........................................................................................251
Tabel 6.12.
Rekapitulasi Perhitungan Gaya-Gaya yang Bekerja pada Kondisi Banjir ............................................................................252
Tabel 8.1.
Mutu Beton.................................................................................344
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
xxiii
LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TONGGAUNA KABUPATEN KOLAKA TIMUR, SULAWESI TENGGARA (Design of Tonggauna Weir at Kolaka Timur, Southeast Sulawesi)
DAFTAR LAMPIRAN
UNDIP – KEMENPUPERA
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 DATA CURAH HUJAN LAMPIRAN 2 KERTAS PROBABILITAS LAMPIRAN 3 PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN LAMPIRAN 4 KURVA S, MAN POWER, NETWORK PLANNING LAMPIRAN 5 GAMBAR RENCANA
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
xxiv
LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TONGGAUNA KABUPATEN KOLAKA TIMUR, SULAWESI TENGGARA (Design of Tonggauna Weir at Kolaka Timur, Southeast Sulawesi)
BAB I PENDAHULUAN
UNDIP – KEMENPUPERA
BAB I. PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Negara Republik Indonesia yang sedang berkembang dari tahun ke tahun meningkatkan pembangungan di berbagai sektor. Program pembangunan sampai sekarang ini, mempunyai penekanan dan prioritas pembangunan. Dengan semakin pesatnya pembangunan dibidang industri dan diiringi pertumbuhan penduduk di kawasan barat Indonesia (khususnya pulau Jawa dan pulau Sumatera) akan membawa dampak beralih fungsinya lahan pertanian utamanya persawahan menjadi kawasan industri dan permukiman penduduk, ini akan menghambat pencapaian program pemerintah disektor ketahanan pangan nasional. Maka perlu adanya upaya untuk mengantisipasi alih fungsi lahan pertanian dan sekaligus meningkatkan produksi pertanian tanaman pangan dengan cara memperluas lahan irigasi baru yang berada di kawasan timur Indonesia khususnya Provinsi Sulawesi Tenggara. Maka dari itu daerah-daerah yang mempunyai sumberdaya alam yang berpotensi untuk daerah irigasi selalu dievaluasi dan dikembangkan untuk lahan pertanian, guna pencapaian program pemerintah di sektor ketahanan pangan nasional. Penetapan prioritas ini didasarkan pada rencana pembangunan yang berkesinambungan serta evaluasi pada rencana pembangunan sebelumnya sehingga pencapaian tujuan nasional masyarakat yang adil dan makmur dapat terwujud dan tercapai sesuai dengan sasaran yang diharapkan. Secara umum dapat kita lihat pada program pembangunan yang sudah dan berjalan saat ini, pembangunan sektor pertanian senantiasa mendapat perhatian dan prioritas yang sangat penting. Hal ini dapat diterima, karena negara kita merupakan negara agraris, dimana sebagian besar penduduk hidup dalam bertani. Dengan demikian bila pemerintah berhasil meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup petani, berarti berhasil mengangkat taraf
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
1
BAB I. PENDAHULUAN
hidup rakyat Indonesia. Tentunya sebagai negara argraris yang mempunyai potensi besar di bidang pertanian dan didukung sumber tenaga kerja yang baik, sasaran pembangunan akan dapat tercapai. Oleh karena itu, untuk menunjang program ketahanan pangan yang dicanangkan oleh pemerintah tersebut maka perlu dilakukan studi terhadap lokasi-lokasi yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi daerah irigasi. Daerah Tonggauna mempunyai potensi lahan pertanian yang luas dan belum dikembangkan dengan sumber air yang berasal dari sungai Mokoseo. Untuk itu akan diadakan Perencanaan Bendung Tonggauna di Kabupaten Kolaka Timur Provinsi Sulawesi Tenggara. Diharapkan dengan adanya bendung ini yang disertai sistem irigasi yang baik maka hasil panen petani dapat meningkat.
1.2.
Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, rumusan masalah dapat disusun sebagai berikut : a. Berapa besar debit banjir rencana yang akan dilewatkan pada Bendung Tonggauna. b. Berapa kebutuhan air irigasi yang harus dipenuhi. c. Bagaimana debit andalan Bendung Tonggauna dalam memenuhi kebutuhan air D.I. Tonggauna. d. Bagaimana neraca air Bendung Tonggauna, apakah ketesediaan air terpenuhi untuk kebutuhan irigasi. e. Berapa dimensi Bendung Tonggauna dan bangunan pelengkapnya berdasarkan kondisi hidrologi dan kebutuhan yang telah dihitung sebelumnya. f. Bagaimana kestabilan bendung pada konsisi banjir dan kondisi normal sungai. g. Berapa rencana anggaran biaya yang dibutuhkan dan rencana kerja dan syarat-syarat yang diperlukan.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
2
BAB I. PENDAHULUAN
1.3.
Maksud dan Tujuan Maksud penulisan Tugas Akhir dengan judul “ Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara” ini adalah merencanakan Bendung Tonggauna untuk menunjang kebutuhan air irigasi di D.I. Tonggauna. Adapun tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah : a. Melakukan analisis hidrologi untuk menghitung debit banjir rencana yang akan dilewatkan pada Bendung Tonggauna. b. Melakukan perhitungan kebutuhan air irigasi D.I. Tonggauna. c. Melakukan analisis debit andalan pada Bendung Tonggauna. d. Melakukan analisis neraca air Bendung Tonggauna. e. Melakukan analisis hidrolis dan struktur bendung untuk menentukan dimensi Bendung Tonggauna dan bangunan pelengkapnya berdasarkan kondisi hidrologi saat ini. f. Melakukan analisis stabilitas bendung untuk menilai kestabilan Bendung Tonggauna pada kondisi banjir dan kondisi normal sungai. g. Menghitung rencana anggaran biaya dan rencana kerja dan syarat-syarat yang diperlukan pada dokumen lelang.
1.4.
Lokasi Perencanaan Lokasi Bendung Tonggauna ini direncanakan di Desa Tonggauna, Kecamatan Uesi, Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara pada Sungai Mokoseo dan Sungai Labeta yang merupakan anak sungai Konaweha. Desa Tonggauna dapat ditempuh dengan jalur darat dari ibu kota Kendari ±220 km. Dengan rute Kendari - Abuki (1,5 jam) ± 90 km, Abuki – Asinua (1 jam) ± 45 km, Asinua – Uete (2 jam) ± 40 km, Uete - Alaha (3 jam) ± 35 km dan Alaha – Tonggauna (4 jam) ± 10 km.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
3
BAB I. PENDAHULUAN
Gambar 1.1. Peta Propinsi Sulawesi Tenggara (Sumber : Feasibilty Study Daerah Irigasi Tonggauna Kabupaten Kolaka, 2012)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
4
BAB I. PENDAHULUAN
DAS TONGGAUNA
SUNGAI MOKOSEO
SUNGAI LABETA
RENCANA AS BENDUNG
POTENSI AREAL PERSAWAHAN
Gambar 1.2. Rencana Lokasi Bendung (Sumber : Google Earth, 2016)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
5
BAB I. PENDAHULUAN
1.5.
Ruang Lingkup Pembahasan Pelaksanaan Tugas Akhir ini akan lebih fokus pada segi perencanaan teknis Bendung Tonggauna dan fasilitas pendukung lainnya. Pembatasan masalah yang akan dibahas meliputi : a. Analisis hidrologi yang meliputi analisis curah hujan rata-rata daerah aliran sungai, analisis frekuensi curah hujan rencana, dan analisis debit banjir rencana. b. Analisis kebutuhan air irigasi. c. Analisis debit andalan. d. Analisis neraca air. e. Analisis struktur bendung yang meliputi lebar efektif bendung, tinggi mercu bendung, tinggi air banjir di atas mercu, dimensi mercu, tipe dan dimensi kolam olak serta tinjauan terhadap gerusan. f. Analisis hidrolis dan desain bangunan pelengkap yang meliputi perhitungan saluran primer, desain pintu romijn, desain kantong lumpur, desain bangunan pembilas, desain bangunan pengambilan dan bangunan pembilas bendung. g. Analisis stabilitas bendung yang meliputi stabilitas bendung terhadap gaya hidrostatis (gaya geser), gaya angkat / uplift pressure dan gaya momen (gaya guling) baik pada kondisi banjir maupun kondisi normal. h. Gambar rencana. i. Metode pelaksanaan bangunan, rencana anggaran biaya (RAB), rencana kerja dan syarat-syarat (RKS), man power, jadwal pelaksanan (time schedule) dan perencanaan jaringan kerja (network planning).
1.6.
Sistematika Penulisan Pelaksanaan Tugas Akhir “Perencanaan Bendung Tonggauna, Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara” terdiri atas 9 bab dengan sistematika sebagai berikut :
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
6
BAB I. PENDAHULUAN
BAB I
: Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, maksud dan tujuan, lokasi perencanaan, lingkup pembahasan dan sistematika penulisan. BAB II
: Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi tentang teori-teori dan dasar-dasar perhitungan yang akan digunakan untuk pemecahan masalah yang ada baik untuk menganalisis faktor-faktor dan data-data pendukung maupun perhitungan teknis perencanaan bendung. BAB III
: Metodologi
Bab ini berisi tentang bagaimana alur penyusunan tugas akhir, mulai dari survey lapangan, identifikasi masalah, pengumpulan data, proses pengolahan data dan analisis sesuai dengan kebutuhan. Dengan pengolahan data dan analisis yang sesuai akan diperoleh variabel-variabel yang nantinya akan digunakan untuk perencanaan bendung. BAB IV
: Analisis Hidrologi dan Kebutuhan Air Irigasi
Bab ini berisi tentang analisis data hidrologi yang digunakan untuk mencari debit banjir rencana, debit andalan, kebutuhan air dan neraca air sehingga dapat digunakan dalam perhitungan perencanaan bendung. Analisis data yang dilakukan meliputi peta topografi, data curah hujan, dan data klimatologi. BAB V
: Analisis Hidrolis dan Struktur Bendung
Bab ini berisi tentang analisis elevasi muka air dari saluran primer sampai elevasi muka air di bangunan pengambilan utama (intake) yang bertujuan untuk menentukan elevasi mercu bendung, desain bangunan pelengkap meliputi desain saluran primer, kantong lumpur dan bangunan pembilas. BAB VI
: Analisis Stabilitas Bendung
Bab ini berisi tentang analisis stabilitas gaya-gaya yang bekerja pada bendung baik kondisi air normal maupun kondisi air banjir.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
7
BAB I. PENDAHULUAN
BAB VII :Rencana Anggaran Biaya dan Jadwal Pelaksanaan Proyek Bab ini berisi tentang metode pelaksanaan bangunan, analisa harga satuan pekerjaan, rencana anggaran biaya, penyusunan jadwal pelaksanaan (time schedule), man power dan perencanaan jaringan kerja (network planning). BAB VIII : Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Bab ini berisi tentang instruksi kepada peserta pengadaan, syarat-syarat kontrak, dan syarat-syarat teknis (spesifikasi teknis) yang akan digunakan dalam proses pelelangan nantinya. BAB XI
: Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis perencanaan juga saran yang bisa diberikan.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
8
LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TONGGAUNA KABUPATEN KOLAKA TIMUR, SULAWESI TENGGARA (Design of Tonggauna Weir at Kolaka Timur, Southeast Sulawesi)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
UNDIP – KEMENPUPERA
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Uraian Umum Pengembangan sumber daya air dapat dikelompokkan dalam dua kegiatan yaitu pemanfaatan air dan pengaturan air (Gambar 2.1). Untuk dapat
melaksanakan
kedua
kegiatan tersebut
diperlukan konsep,
perancangan, perencanaan, pembangunan dan pengoperasian fasilitas – fasilitas pendukungnya. Pemanfaatan sumber daya air meliputi penyediaan air untuk kebutuhan air bersih, irigasi, pembangkit listrik tenaga air, perikanan, peternakan, pemeliharaan sungai dan lalu lintas air. Kegiatan pengendalian banjir, drainase dan pembuangan limbah termasuk dalam pengaturan sumber daya air sehingga kelebihan air tersebut tidak menimbulkan bencana. (Bambang Triatmodjo,2013). Yang dimaksud dengan perencanaan adalah suatu proses kegiatan untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan secara terkoordinasi dan terarah dalam rangka mencapai tujuan pengelolaan sumber daya air yaitu mewujudkan kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Perencanaan Bendung Tonggauna termasuk dalam kegiatan pemanfaatan sumber daya air untuk meningkatkan produksi pertanian khususnnya padi untuk memantapkan ketersediaan pangan, meningkatkan pertumbuhan
ekonomi,
meningkatkan
pendapatan
petani
dan
meminimalisasi konflik pengaturan air irigasi.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Pengembangan Sumber Daya Air
Pemanfaatan Air
Pengaturan Air
- Air domestik, non domestik dan industri - Irigasi - PLTA - Perikanan - Peternakan - Pemeliharaan Sungai - Lalulintas air
- Pengendalian Banjir - Drainase - Pengelolaan Limbah
Gambar 2.1. Kegiatan Pengembangan Sumber Daya Air (Sumber : UU No 7 Tahun 2004 tentang SDA, 2004)
2.2.
Analisis Hidrologi Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya, peredaran dan penyebarannnya, sifat – sifatnya dan hubungan dengan lingkungannya terutama dengan makhluk hidup. Penerapan ilmu hidrologi dapat dijumpai dalam beberapa kegiatan seperti perencanaan dan operasi bangunan air, penyediaan air untuk berbagai keperluan (air bersih, irigasi, perikanan, peternakan), pembangkit listrik tenaga air, pengendalian banjir, pengendalian erosi dan sedimentasi, transportasi air, drainase, pengendali polusi, dan sebagainya. Hidrologi banyak dipelajari oleh para ahli di bidang teknik sipil dan pertanian. Ilmu tersebut dapat dimanfaatkan untuk beberapa kegiatan berikut : 1. Memperkirakan besarnya banjir yang ditimbulkan oleh hujan deras, sehingga
dapat
direncanakan
bangunan
–
bangunan
untuk
mengendalikannya seperti pembuatan tanggul banjir, saluran drainase, gorong – gorong, jembatan, dan sebagainya. 2. Memperkirakan jumlah air yang dibutuhkan oleh suatu jenis tanaman, sehingga dapat direncanakan bangunan untuk melayani kebutuhan tersebut. Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
10
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
3. Memperkirakan jumlah air yang tersedia di suatu sumber air (mata air, sungai, danau) untuk dapat dimanfaatkan guna berbagai keperluan seperti air baku (air untuk keperluan rumah tangga, perdagangan, industry), irigasi, pembangkit listrik tenaga air, perikanan, peternakan, dan lain–lain. Pada perencanaan bendung, analisis hidrologi yang dilakukan adalah menentukan debit banjir rencana, analisis debit andalan serta analisis kebutuhan dan ketersediaan air.
2.3.
Penentuan Debit Banjir Rencana Banjir mempengaruhi bangunan – bangunan air seperti bendung, bendungan, tanggul, jembatan dan sebagainya. Bangunan –bangunan tersebut harus direncanakan untuk dapat melewatkan debit banjir maksimum yang mungkin terjadi. Berdasarkan KP 02 – Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan Utama, banjir rencana maksimum untuk bangunan bendung diambil sebagai debit banjir dengan periode ulang 100 tahun. Banjir dengan periode ulang 1000 tahun diperlukan untuk mengetahui tinggi tanggul banjir dan mengontrol keamanan bangunan utama. Analisa perhitungan bentuk mercu dan permukaan tubuh bendung bagian hilir didasarkan atas debit yang paling dominan terhadap daya gerus dan daya hisap, yang ditetapkan debit dengan periode ulang 5-25 tahun. Sedangkan analisa perhitungan kolam olak didasarkan atas debit dominan yang mengakibatkan efek degradasi dasar sungai di hilir kolam olak. Debit dominan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan formasi material dasar sungai terhadap gerusan, yang ditetapkan debit dengan periode ulang 25 – 100 tahun. Debit rencana dapat dihitung dengan menggunakan beberapa metode antara lain metode Rasional, Hasper, Hidrograf Satuan Sintetik Gama I, Passing Capacity dan sebagainya. Data yang digunakan pada metode tersebut di atas dapat berupa data hujan atau data debit tergantung
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
11
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
metodenya. Untuk itu berikut akan diuraikan secara singkat mengenai dasardasar teori yang akan digunakan dalam penentuan debit banjir rencana.
2.3.1. Curah Hujan Daerah Hujan merupakan sumber dari semua air yang mengalir di sungai dan di dalam tampungan baik di atas maupun di bawah permukaan tanah. Jumlah dan variasi debit sungai tergantung pada jumlah, intensitas dan distribusi hujan. Terdapat hubungan antara debit sungai dan curah hujan yang jatuh di DAS yang bersangkutan. Apabila data pencatatan debit tidak ada, data pencatatan hujan dapat digunakan untuk memperkirakan debit aliran. Pengukuran dapat dilakukan secara langsung dengan menampung air hujan yang jatuh. Namun tidak mungkin menampung hujan di seluruh daerah tangkapan air. Hujan di suatu daerah hanya dapat diukur di beberapa titik yang ditetapkan dengan menggunakan alat pengukur hujan. Hujan yang terukur oleh alat tersebut mewakili suatu luasan daerah disekitarnya. Data hujan yang diperoleh dapat digunakan untuk analisis banjir, penentuan banjir rencana, analisis ketersediaan air di sungai dan sebagainya.
2.3.2. Daerah Aliran Sungai (DAS) Konsep daerah aliran sungai atau yang sering disingkat dengan DAS merupakan dasar dari semua perencanaan hidrologi. Mengingat DAS yang besar pada dasarnya tersusun dari DAS-DAS kecil, dan DAS kecil ini juga tersusun dari DAS-DAS yang lebih kecil lagi. Secara umum DAS dapat didefinisikan sebagai suatu wilayah yang dibatasi oleh batas alam seperti punggung bukit-bukit atau gunung, maupun batas buatan seperti jalan atau tanggul, dimana air hujan yang turun di wilayah tersebut memberi konstribusi aliran ketitik control (outlet). DAS ditentukan dengan menggunakan peta topografi yang dilengkapi dengan garis-garis kontur. Untuk maksud tersebut dapat digunakan peta topografi dengan skala 1 : 50.000. luas DAS dapat diperkirakan dengan mengukur daerah itu pada peta topografi. Luas DAS sangat berpengaruh terhadap debit sungai. Pada Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
12
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
umumnya semakin besar DAS semakin besar jumlah limpasan permukaan sehingga semakin besar pula aliran permukaan atau debit sungai.
2.3.3. Analisis Curah Hujan Rencana Stasiun penakar hujan hanya memberikan kedalaman hujan di titik di mana stasiun termasuk berada, sehingga hujan pada suatu luasan harus diperkirakan dari titik pengukuran tersebut. Apabila pada suatu daerah terdapat lebih dari suatu stasiun pengukuran yang ditempatkan secara terpencar, hujan yang tercatat dimasing-masing stasiun dapat tidak sama. Dalam analisis hidrologi sering diperlukan untuk menentukan hujan rerata pada daerah tersebut, yang dapat dilakukan dengan tiga metode berikut yaitu metode rerata aritmatik, metode polygon thiessen, dan metode Isohiet.
2.3.3.1.
Metode Rerata Aritmatik (Aljabar) Metode ini adalah metode yang paling sederhana untuk menghitung hujan rerata pada suatu daerah. Pengukuran yang dilakukan di beberapa stasiun dalam waktu yang bersamaan dijumlahkan dan kemudian dibagi dengan jumlah stasiun. Stasiun hujan yang digunakan dalam hitungan biasanya adalah yang berada di dalam DAS; tetapi stasiun di luar DAS yang masih berdekatan juga bisa diperhitungkan. Metode rerata aljabar memberikan hasil yang baik apabila stasiun hujan tersebar secara merata di DAS dan distribusi hujan relatif merata pada seluruh DAS. Hujan rerata pada seluruh DAS diberikan oleh bentuk berikut: ̅ = R1 +R2+ R3+ …….+Rn .......................................................................(2.1) R n (Bambang Triatmodjo, 2013) Dimana: R̅
: Hujan rerata kawasan (mm)
R1, R2, …., Rn
: Hujan di stasiun 1, 2, 3, …., n (mm)
n
: Jumlah stasiun
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
13
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.3.3.2.
Metode Thiessen Metode ini memperhitungkan bobot dari masing-masing stasiun yang mewakili luasan disekitarnya. Pada suatu luasan di dalam DAS dianggap bahwa hujan adalah sama dengan yang terjadi pada stasiun yang terdekat, sehingga hujan yang tercatat pada suatu stasiun mewakili luasan tersebut. Metode ini digunakan apabila penyebaran stasiun hujan di daerah yang ditinjau tidak merata. Hitungan hujan rerata dilakukan dengan memperhitungkan daerah perngaruh dari tiap stasiun. a. Stasiun pencatat hujan digambarkan pada peta DAS yang ditinjau, termasuk stasiun hujan di luar DAS yang berdekatan, seperti ditunjukkan dalam gambar 2.2. b. Stasiun-stasiun dihubungkan dengan garis lurus (garis terputus) sehingga membentuk segitiga-segitiga, yang sebaiknya mempunyai sisi dengan panjang yang kira-kira sama. c. Dibuat garis berat pada sisi-sisi segitiga seperti ditunjukkan dengan garis penuh pada gambar 2.2. d. Garis-garis berat tersebut membentuk poligon yang mengelilingi tiap stasiun. Tiap stasiun mewakili luasan yang dibentuk oleh poligon. Untuk stasiun yang berada di dekat batas DAS, garis batas DAS membentuk batas tertutup dari poligon. e. Luas tiap poligon diukur dan kemudian dikalikan dengan kedalaman hujan di stasiun yang berada di dalam poligon. f. Jumlah dari hitungan pada butir e untuk semua stasiun dibagi dengan luas daerah yang ditinjau menghasilkan hujan rerata daerah tersebut, yang dalam matematik mempunyai bentuk berikut: ̅ = A1 R1 +A2 R2 + A3R3 + …….+AnRn ....................................................(2.2) R A +A + …….+A 1
2
n
(Bambang Triatmodjo,2013) Dimana: R̅
: Hujan rerata kawasan (mm)
R1,R2, …., Rn
: Hujan di stasiun 1, 2, 3, …., n (mm)
A1, A2,…An
: Luas daerah yang mewakili stasiun 1, 2, 3.., n
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
14
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Sta.1
A1
Batas DAS
A3
Sta.2
Sta.3
Sta.6
A2 A6
A5 A4 Sta.4
Sta.5
Gambar 2.2. Poligon Thiessen ( Sumber : Bambang Triatmojo, 2013)
2.3.3.3.
Metode Isohiet Isohiet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan kedalaman hujan yang sama. Pada metode isohiet, dianggap bahwa hujan pada suatu daerah di antara dua garis isohiet adalah merata dan sama dengan nilai rerata dari kedua garis isohiet tersebut. Pembuatan garis isohiet dilakukan dengan prosedur berikut (Gambar 2.3) : a. Lokasi stasiun hujan dan kedalaman hujan digambarkan pada peta daerah yang ditinjau. b. Dari nilai kedalaman hujan di stasiun yang berdampingan dibuat interpolasi dengan pertambahan nilai yang ditetapkan. c. Dibuat kurva yang menghubungkan titik-titik interpolasi yang mempunyai kedalaman hujan yang sama. Ketelitian tergantung pembuatan garis Isohiet dan intervalnya. d. Diukur luas daerah antara dua Isohiet yang berurutan dan kemudian dikalikan dengan nilai rerata dari nilai kedua garis Isohiet. e. Jumlah dari hitungan pada butir d untuk seluruh garis Isohiet dibagi dengan luas daerah yang ditinjau menghasilkan kedalaman hujan rerata daerah tersebut. Secara matematis hujan rerata tersebut dapat ditulis :
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
15
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
̅= R
R + R2 R + R3 R + Rn+1 A1 1 +A2 2 +...+An n 2
2
2
A1 +A2+ …….+An
............................................ (2.3) (Bambang Triatmodjo, 2013)
Dimana : ̅ R
: Hujan rerata kawasan (mm)
R1, R2, …., Rn : Hujan di stasiun 1, 2, 3, …., n (mm) A1, A2,…An
: Luas daerah yang mewakili stasiun 1, 2, 3.., n
Metode Isohiet merupakan cara paling teliti untuk menghitung kedalaman hujan rerata di suatu daerah, tetapi cara ini membutuhkan pekerjaan dan perhatian yang paling banyak dibanding dua metode sebelumnya. A = 50 mm Batas DAS 50
B = 40 mm
45 40 35 30
45 C = 20 mm
40
25 35
30
25
20
35
D = 30 mm
25
(b)
(a)
30
50 45 40 35 30
45 40
25 35
30
25
20
35 25
(c) 30
Gambar 2.3 Metode Isohiet ( Sumber : Bambang Triatmojo, 2013)
2.3.4. Analisis Frekuensi Tujuan dari analisis frekuensi data hidrologi adalah mencari hubungan antara besarnya kejadian ekstrim terhadap frekuensi kejadian dengan menggunakan distribusi probabilitas. Besarnya kejadian ekstrim mempunyai hubungan terbalik dengan probabilitas kejadian, misalnya frekuensi kejadian debit banjir besar adalah lebih kecil dibanding dengan Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
16
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
frekuensi debit-debit sedang atau kecil. Dengan analisis frekuensi akan diperkirakan besarnya banjir dengan interval kejadian tertentu seperti 10 tahunan, 100 tahunan atau 1000 tahunan, dan juga berapakah frekuensi banjir dengan besar tertentu yang mungkin terjadi selama suatu periode waktu, misalnya 100 tahun. Analisis frekuensi dapat diterapkan untuk data debit sungai atau debit hujan. Data yang digunakan adalah data debit atau hujan maksimum tahunan, yaitu data terbesar yang terjadi selama satu tahun, yang terukur selama beberapa tahun. Dalam analisis frekuensi banyak digunakan beberapa notasi dan teori statistik. Untuk itu berikut akan diberikan beberapa prinsip statistik yang nantinya banyak digunakan.
2.3.4.1.
Pengukuran Dispersi Tidak semua variat dari variabel hidrologi sama dengan nilai reratanya, tetapi ada yang lebih besar atau lebih kecil. Besarnya derajad sebaran variat disekitar nilai reratanya disebut varian (variance) atau penyebaran (dispersi, dispersion). Adapun cara pengukuran dispersi antara lain : a. Standar Deviasi (S) Rumus: 1
S = √n−1 ∑ni=1(xi − x̅)2 ...............................................................(2.4) . (Bambang Triatmodjo, 2013) Dimana : S
: Standar deviasi
x̅
: Nilai rata-rata
n
: Jumlah data
xi
: Nilai pengukuran dari suatu variat ke-i
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
17
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
b. Koefisien Varian (Cv) Koefisien
varian
(variance
coefficient)
adalah
nilai
perbandingan antara standar deviasi dengan nilai rerata dari suatu distribusi. Rumus : S
Cv = x̅............................................................................................(2.5) (Bambang Triatmodjo, 2013) Dimana : Cv : Koefisien varian x̅
: Nilai rata-rata
S
: Standar deviasi
c. Koefisien Skewness (Cs) Kemencengan atau yang biasa disebut skewness adalah suatu nilai yang menunjukkan derajat ketidaksimetrisan (assymetry) dari suatu bentuk distribusi. Rumus : n
Cs = (n−1)(n−2)S3 ∑ni=1(xi − x̅)3 ....................................................(2.6) (Bambang Triatmodjo, 2013) Dimana : Cs : Koefisien kemencengan xi
: Nilai pengukuran dari suatu variat ke-i
x̅
: Nilai rata-rata
n
: Jumlah data
S
: Standar deviasi
d. Pengukuran Kurtosis Pengukuran kurtosis dimaksud untuk mengukur keruncingan dari bentuk kurva distribusi, yang umumnya dibandingkan dengan distribusi normal yang mempunyai Ck=3 yang dinamakan mesokurtik,
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
18
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Ck<3 berpuncak tajam yang dinamakan leptokurtic, sedangkan Ck>3 berpuncak datar dinamakan platikurtik.
Gambar 2.4 Koefisien Kurtosis (Sumber : Bahan Ajar Hidrologi, 2014) Rumus : Ck =
n2 ∑ n (x (n−1)(n−2)(n−3)S4 i=1 i
− x̅)4 ...........................................(2.7) (Bambang Triatmodjo, 2013)
Dimana : Ck : Koefisien kurtosis
2.3.4.2.
n
: Jumlah data
xi
: Nilai pengukuran dari suatu variat ke-i
x̅
: Nilai rata-rata
S
: Standar deviasi
Pemilihan Jenis Sebaran Ada berbagai macam distribusi teoritis yang kesemuanya dapat dibagi menjadi dua yaitu distribusi diskrit dan distribusi kontinyu. Yang disebut distribusi diskrit adalah binomial dan poisson, sedangkan yang disebut distribusi kontinyu adalah Distribusi Normal, Disribusi Log Normal, Distribusi Log Pearson dan Gumbel (C.D Soemarto, 1999). Berikut ini adalah beberapa macam distribusi yang sering digunakan untuk menganalisis probabilitas banjir yaitu : a. Distribusi Normal Dalam analisis hidrologi distribusi normal sering digunakan untuk menganalisa frekuensi curah hujan, analisis statistik dari
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
19
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
distribusi curah hujan tahunan, debit rata-rata tahunan. Sebaran normal atau kurva normal di sebut pula sebaran Gauss. P(x) = σ
1 √2π
−(x−μ)2 (2σ2 )
e
......................................................................(2.8) (Bambang Triatmodjo, 2013)
Dimana : π
: 3,14156
е
: 2,71828
x
: Variabel random
σ
: Standar deviasi nilai x (S)
ϻ
: Nilai rata-rata x (x̅)
P(x) : Fungsi densitas probabilitas Dalam pemakaian praktis, biasanya hitungan dilakukan dengan menggunakan Tabel 2.1 yang memberikan nilai Fungsi densitas kumulatif (F (z)). Nilai X didapat dengan rumus : X = μ + zσ....................................................................................(2.9) (Bambang Triatmodjo, 2013) Di mana z adalah faktor frekuensi dari distribusi normal. z=
X−μ σ
........................................................................................(2.10) (Bambang Triatmodjo, 2013)
b. Distribusi Log Normal Distribusi log normal digunakan apabila nilai-nilai dari variabel random tidak mengikuti distribusi normal, tetapi nilai logaritmanya memenuhi distribusi normal. Distribusi log normal merupakan hasil transformasi dari distribusi normal, yaitu dengan mengubah variat x menjadi nilai logaritmik variat x. Persamaan transformasi : y = ln x atau y = log x
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
20
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Rumus : 𝑃 (𝑥 ) =
1 𝜎𝑦 √2𝜋
𝑒
−(𝑥−𝜇𝑦 ) (2𝜎𝑦2 )
2
................................................................(2.11) (Bambang Triatmodjo, 2013)
Dimana : π
: 3,14156
е
: 2,71828
x
: Variabel random
σy
: Standar deviasi nilai y (S)
ϻy
: Nilai rata-rata y (x̅)
P(x) : Fungsi densitas probabilitas Hitungan distribusi log normal dilakukan dengan rumus dan tabel yang sama dengan distribusi normal yaitu Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Probabilitas Kumulatif Distribusi Normal Standar
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
21
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Lanjutan Tabel 2.1.
(Sumber : Bambang Triatmodjo, 2013) c. Distribusi Gumbel Distribusi Gumbel banyak digunakan untuk analisis data maksimum, seperti untuk analisis frekuensi banjir. Rumus : x = x̅ −
T +yn T−1
ln ln
σn
S ....................................................................(2.12) (Bambang Triatmodjo, 2013)
yn dan σn adalah nilai rerata dan standar deviasi dari variat Gumbel yang nilainya tergantung dari jumlah data seperti diberikan dalam Tabel 2.2. Dimana : x̅
: Nilai rata-rata
S
: Standar deviasi
T
: Periode ulang T tahun
yn
: Nilai rerata dari variat gumbel yang nilainya tergantung jumlah data (Tabel 2.2)
σn
: Standar deviasi dari variat gumbel yang nilainya tergantung jumlah data (Tabel 2.2) Tabel 2.2 Nilai yn dan σn Fungsi Jumlah Data
n
yn
σn
n
yn
σn
n
yn
σn
8
0.4843
0.9043
39
0.5340
1.1388
70
0.5448
1.1854
9
0.4942
0.9288
40
0.5436
1.1413
71
0.5550
1.1863
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
22
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Lanjutan Tabel 2.2 n
yn
σn
n
yn
σn
n
yn
σn
10
0.4952
0.9497
41
0.5442
1.1436
72
0.5552
1.1873
11
0.4996
0.9676
42
0.5448
1.1458
73
0.5555
1.1881
12
0.5053
0.9833
43
0.5453
1.1480
74
0.5557
1.1890
13
0.5070
0.9972
44
0.5258
1.1490
75
0.5559
1.1898
14
0.5100
1.0098
45
0.5463
1.1518
76
0.5561
1.1906
15
0.5128
1.0206
46
0.5468
1.1538
77
0.5563
1.1915
16
0.5157
1.0316
47
0.5473
1.1557
78
0.5565
1.1923
17
0.5181
1.0411
48
0.5447
1.1574
79
0.5567
1.1930
18
0.5202
1.0493
49
0.5481
1.1590
80
0.5569
1.1938
19
0.5220
1.0566
50
0.5485
1.1607
81
0.5570
1.1945
20
0.5235
1.0629
51
0.5489
1.1623
82
0.5572
1.1953
21
0.5252
1.0696
52
0.5493
1.1638
83
0.5574
1.1959
22
0.5268
1.0754
53
0.5497
1.1653
84
0.5576
1.1967
23
0.5283
1.0811
54
0.5501
1.1667
85
0.5578
1.1973
24
0.5296
1.0864
55
0.5504
1.1681
86
0.5580
1.1980
25
0.5309
1.0914
56
0.5508
1.1696
87
0.5581
1.1987
26
0.5320
1.0961
57
0.5511
1.1708
88
0.5583
1.1994
27
0.5332
1.1004
58
0.5515
1.1721
89
0.5585
1.2001
28
0.5343
1.1047
59
0.5518
1.1734
90
0.5586
1.2007
29
0.5353
1.1086
60
0.5521
1.1747
91
0.5587
1.2013
30
0.5362
1.1124
61
0.5524
1.1759
92
0.5589
1.2020
31
0.5371
1.1159
62
0.5527
1.1770
93
0.5591
1.2026
32
0.5380
1.1193
63
0.5530
1.1782
94
0.5592
1.2032
33
0.5388
1.1226
64
0.5533
1.1793
95
0.5593
1.2038
34
0.5396
1.1255
65
0.5535
1.1803
96
0.5595
1.2044
35
0.5403
1.1285
66
0.5538
1.1814
97
0.5596
1.2049
36
0.5410
1.1313
67
0.5540
1.1824
98
0.5598
1.2055
37
0.5418
1.1339
68
0.5543
1.1834
99
0.5599
1.2060
38
0.5424
1.1363
69
0.5545
1.1844
100
0.5600
1.2065
(Sumber : Bambang Triatmodjo, 2013)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
23
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
d. Distribusi Log Pearson Tipe III Distribusi Log Pearson Tipe III digunakan dalam analisis hidrologi, terutama dalam analisis data maksimum (banjir) dan minimum (debit minimum) dengan nilai ekstrim. Bentuk sebaran Log Pearson Tipe III merupakan hasil transformasi dari sebaran Pearson Tipe III dengan menggunakan variat menjadi nilai logaritmik. Distribusi Log Pearson Tipe III digunakan apabila parameter statistik Cs dan Ck mempunyai nilai selain dari parameter statistik untuk distribusi yang lain (normal, log normal dan Gumbel). Penggunaan metode Log Pearson Tipe III dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah berikut (Bambang Triatmodjo, 2013): 1. Data hujan maksimum tahunan disusun dalam tabel. 2. Hitung nilai logaritma dari data hujan tersebut dengan transformasi: yi = ln xi atau yi = log xi..........................................................(2.13) (Bambang Triatmodjo, 2013) 3. Hitung nilai rerata 𝑦̅, standar deviasi sy, dan koefisien kemencengan Csy dari nilai logaritma yi 4. Dihitung nilai yj untuk berbagai periode ulang yang dikehendaki dengan persamaan: yT = y̅ + K T Sy ........................................................................(2.14) (Bambang Triatmodjo,2013) 5. Hitung curah hujan rencana xT untuk setiap periode ulang dengan menghitung anti-lognya : XT = arc ln y atau XT = arc log y ........................................................................(2.15) (Bambang Triatmodjo,2013) Dimana : xi
: Nilai pengukuran dari suatu variat ke-i
yi
: Nilai logaritma dari suatu variat ke-i
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
24
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
y̅
: Nilai rata-rata dari variat logaritma
Sy
: Standar deviasi dari variat logaritma
XT
: Nilai variat dengan periode ulang T
yT
: Nilai logaritmik dari x dengan periode ulang T
KT
: Faktor frekuensi, yang merupakan fungsi dari probabilitas (atau periode ulang) dan koefisien kemencengan Csy yang diberikan dalam Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Nilai KT untuk Distribusi Log Pearson Tipe III (Kemencengan Positif) Return period in years Cs or Cw
2
5
10
25
50
100
200
Exceedence probability 0.5
0.02
0.1
0.04
0.02
0.01
0.005
3.0
-0.396
0.420
1.180
2.278
3.152
4.051
4.970
2.9
-0.390
0.440
1.195
2.277
3.134
4.013
4.909
2.8
-0.384
0.460
1.210
2.275
3.114
3.973
4.847
2.7
-0.376
0.479
1.224
2.272
3.093
3.932
4.783
2.6
-0.368
0.499
1.238
2.267
3.071
3.889
4.718
2.5
-0.360
0.518
1.250
2.262
3.048
3.845
4.652
2.4
-0.351
0.537
1.262
2.256
3.023
3.800
4.584
2.3
-0.341
0.555
1.274
2.248
2.997
3.753
4.515
2.2
-0.330
0.574
1.284
2.240
2.970
3.705
4.444
2.1
-0.319
0.592
1.294
2.230
2.942
3.656
4.372
2.0
-0.307
0.609
1.302
2.219
2.912
3.605
4.298
1.9
-0.294
0.627
1.310
2.207
2.881
3.553
4.223
1.8
-0.282
0.643
1.318
2.193
2.848
3.499
4.147
1.7
-0.268
0.660
1.324
2.179
2.815
3.444
4.069
1.6
-0.254
0.675
1.329
2.163
2.780
3.388
3.990
1.5
-0.240
0.690
1.333
2.146
2.743
3.330
3.910
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
25
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Lanjutan Tabel 2.3 Return period in years Cs or Cw
2
5
10
25
50
100
200
Exceedence probability 0.5
0.02
0.1
0.04
0.02
0.01
0.005
1.4
-0.225
0.705
1.337
2.128
2.706
3.271
3.828
1.3
-0.210
0.719
1.339
2.108
2.666
3.211
3.745
1.2
-0.195
0.732
1.340
2.087
2.626
3.149
3.661
1.1
-0.180
0.745
1.341
2.066
2.585
3.087
3.575
1.0
-0.164
0.758
1.340
2.043
2.542
3.022
3.489
0.9
-0.148
0.769
1.339
2.018
2.498
2.957
3.401
0.8
-0.132
0.780
1.336
1.993
2.453
2.891
3.312
0.7
-0.116
0.790
1.333
1.967
2.407
2.824
3.223
0.6
-0.099
0.800
1.328
1.939
2.359
2.755
3.132
0.5
-0.083
0.808
1.323
1.910
2.311
2.686
3.041
0.4
-0.066
0.816
1.317
1.880
2.261
2.615
2.949
0.3
-0.050
0.824
1.309
1.849
2.211
2.544
2.856
0.2
-0.033
0.830
1.301
1.818
2.159
2.472
2.763
0.1
-0.017
0.836
1.292
1.785
2.107
2.400
2.670
(Sumber : Bambang Triatmodjo,2013)
Tabel 2.4 Nilai KT untuk Distribusi Log Pearson Tipe III (Kemencengan Negatif) Return period in years Cs or Cw
2
5
10
25
50
100
200
Exceedence probability 0.5
0.02
0.1
0.04
0.02
0.01
0.005
-0.1
0.017
0.846
1.270
0.716
2.000
2.252
2.482
-0.2
0.033
0.850
1.258
1.680
1.945
2.178
2.388
-0.3
0.050
0.853
1.245
1.643
1.890
2.104
2.294
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
26
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Lanjutan Tabel 2.4 Return period in years Cs or Cw
2
5
10
25
50
100
200
Exceedence probability 0.5
0.02
0.1
0.04
0.02
0.01
0.005
-0.4
0.066
0.855
1.231
1.606
1.834
2.029
2.201
-0.5
0.083
0.856
1.216
1.567
1.777
1.955
2.108
-0.6
0.099
0.857
1.200
1.528
1.720
1.880
2.016
-0.7
0.116
0.857
1.183
1.488
1.663
1.806
1.926
-0.8
0.132
0.856
1.166
1.448
1.606
1.733
1.837
-0.9
0.148
0.854
1.147
1.407
1.549
1.660
1.749
-1.0
0.164
0.852
1.128
1.366
1.492
1.588
1.664
-1.1
0.180
0.848
1.107
1.324
1.435
1.518
1.581
-1.2
0.195
0.844
1.086
1.282
1.379
1.449
1.501
-1.3
0.210
0.838
1.064
1.240
1.324
1.383
1.424
-1.4
0.225
0.832
1.041
1.198
1.270
1.318
1.351
-1.5
0.240
0.825
1.018
1.157
1.217
1.256
1.282
-1.6
0.254
0.817
0.994
1.116
1.166
1.197
1.216
-1.7
0.268
0.808
0.970
1.075
1.116
1.140
1.155
-1.8
0.282
0.799
0.945
1.035
1.069
1.087
1.097
-1.9
0.294
0.788
0.920
0.996
1.023
1.037
1.044
-2.0
0.307
0.777
0.895
0.959
0.980
0.990
0.995
-2.1
0.319
0.765
0.869
0.923
0.939
0.946
0.949
-2.2
0.330
0.752
0.844
0.888
0.900
0.905
0.907
-2.3
0.341
0.739
0.819
0.855
0.864
0.867
0.869
-2.4
0.351
0.725
0.795
0.823
0.830
0.832
0.833
-2.5
0.360
0.711
0.771
0.793
0.798
0.799
0.800
-2.6
0.368
0.696
0.747
0.764
0.768
0.769
0.769
-2.7
0.376
0.681
0.724
0.738
0.740
0.740
0.741
-2.8
0.384
0.666
0.702
0.712
0.714
0.714
0.714
-2.9
0.390
0.651
0.681
0.683
0.689
0.690
0.690
-3.0
0.396
0.636
0.666
0.666
0.666
0.667
0.667
(Sumber : Bambang Triatmodjo,2013) Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
27
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Tabel 2.5 Parameter Statistik Untuk Menentukan Jenis Distribusi No 1
Distribusi
Persyaratan Cs ≈ 0
Normal
Ck ≈ 3 2
Cs = Cv3 + 3Cv
Log Normal
Ck = Cv8 + 6Cv6 + 15Cv4 + 16Cv2 + 3 3
Gumbel
Cs = 1,14 Ck = 5,4
4
Log Pearson III
Selain dari nilai di atas
(Sumber : Bambang Triatmodjo,2013)
2.3.4.3.
Pengujian Kesesuaian Distribusi Pengujian kesesuaian distribusi ini digunakan untuk menguji apakah sebaran data memenuhi syarat untuk data perencanaan. Pengujian kesesuaian distribusi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu ChiKuadrat ataupun dengan Smirnov Kolmogorov. Umumnya pengujian dilakukan dengan cara menggambarkan data pada kertas peluang dan menentukan apakah data tersebut merupakan garis lurus, atau dengan membandingkan kurva frekuensi dari data pengamatan terhadap kurva frekuensi teoritisnya (Soewarno, 1995). a. Uji Kesesuaian Distribusi Dengan Metode Chi-Kuadrat Uji Chi-Kuadrat dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan distribusi peluang yang telah dipilih dapat mewakili dari distribusi statistic sampel data yang dianalisis. Pengambilan keputusan uji ini menggunakan parameter χ2, oleh karena itu disebut dengan uji Chi-Kuadrat. Parameter χ2 dapat dihitung dengan rumus : X2 = ∑Gi=1
(Of −Ef )2 Ef
....................................................................... (2.16) (Bambang Triatmodjo,2013)
Di mana : X2
: Harga Chi-Kuadrat terhitung
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
28
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Of
: Jumlah data yang teramati terdapat pada sub kelompok ke-i
Ef
: Jumlah data yang secara teoritis terdapat pada sub kelompok ke-i
G
: Jumlah sub kelompok Nilai X2 yang diperoleh harus lebih kecil dari Xcr2 (Chi-
Kuadrat Kritik), untuk suatu derajat nyata tertentu yang sering diambil 5%. Derajad kebebasan dihitung dengan persamaan : DK = K – (α + 1) .........................................................................(2.17) (Bambang Triatmodjo,2013) Dimana : DK : Derajad kebebasan K
: Banyaknya kelas
α
: Banyaknya keterikatan (banyaknya parameter), untuk uji ChiKuadrat adalah 2. Nilai Xcr² diperoleh dari Tabel 2.6. Disarankan agar
banyaknya kelas tidak kurang dari 5 dan frekuensi absolut tiap kelas tidak kurang dari 5 pula.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
29
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Tabel 2.6 Nilai Chi-Kuadrat Kritik DK
Distribusi X2 0.99
0.95
0.90
0.80
0.70
0.50
0.30
0.20
0.10
0.05
0.01
0.001
1
0.000
0.004
0.016
0.064
0.148
0.455
1.074
1.642
2.706
3.841
6.635
10.827
2
0.020
0.103
0.211
0.446
0.713
1.386
2.408
3.219
4.605
5.991
9.210
13.815
3
0.115
0.352
0.584
1.055
1.424
2.366
3.665
4.642
6.251
7.815
11.345
16.268
4
0.297
0.711
1.064
1.649
2.195
3.357
4.878
5.989
7.779
9.448
13.277
18.465
5
0.554
1.145
1.610
2.343
3.000
4.351
6.064
7.289
9.236
11.070
15.086
20.517
6
0.872
1.635
2.204
1.070
3.828
5.348
7.231
8.558
10.645
12.592
16.812
22.457
7
1.239
2.167
2.833
3.822
4.671
6.346
8.383
9.803
12.017
14.067
18.475
24.322
8
1.646
2.733
3.890
4.594
5.527
7.344
9.524
11.030
13.362
15.507
20.090
26.425
9
2.088
3.325
4.168
5.380
6.393
8.343
10.656
12.242
14.684
16.919
21.666
27.877
10
2.558
3.940
6.179
6.179
7.267
9.342
11.781
13.442
15.987
18.307
23.209
29.588
11
3.053
4.575
5.578
6.989
8.148
10.341
12.899
14.631
17.275
19.675
24.725
31.264
12
3.571
5.226
6.304
7.807
9.034
11.340
14.011
15.812
18.549
21.064
26.217
32.909
13
4.107
5.892
7.042
8.634
9.926
12.340
15.119
16.985
19.812
22.307
27.688
34.528
14
4.660
6.571
7.790
9.467
10.821
13.339
16.222
18.151
21.064
23.542
29.141
36.123
15
5.229
7.261
8.547
10.307
11.721
14.339
17.322
19.311
22.307
24.769
30.578
37.697
16
5.812
7.962
9.312
11.152
12.624
15.338
18.418
20.465
23.542
25.989
32.000
39.252
17
6.408
8.672
10.085
12.002
13.531
16.338
19.511
21.615
24.769
27.587
33.409
40.790
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
30
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Lanjutan Tabel 2.6 DK
Distribusi X2 0.99
0.95
0.90
0.80
0.70
0.50
0.30
0.20
0.10
0.05
0.01
0.001
18
7.015
9.390
10.865
12.857
14.440
17.338
20.601
22.760
25.989
28.869
34.805
42.312
19
7.633
10.117
11.651
13.716
15.352
18.338
21.689
23.900
27.204
30.144
36.191
43.820
20
8.260
10.851
12.443
14.578
16.266
19.377
22.775
25.038
28.412
31.410
37.566
45.315
21
8.897
11.501
13.240
15.445
17.182
20.377
23.858
26.171
29.615
32.671
38.932
46.797
22
9.542
12.338
14.041
16.314
18.101
21.337
24.939
27.301
30.813
33.924
40.289
48.268
23
10.196
13.901
14.848
17.187
19.021
22.337
26.018
28.429
32.007
35.172
41.638
49.728
24
10.856
13.848
15.659
18.062
19.943
23.337
27.096
29.553
33.196
36.415
42.980
51.179
25
11.524
14.611
16.473
18.940
20.867
24.337
28.172
30.675
34.382
37.652
44.314
52.620
26
12.198
15.379
17.292
19.820
21.792
25.337
29.246
31.795
35.563
38.886
45.642
54.052
27
12.879
16.151
18.114
20.703
22.719
26.337
30.319
32.912
36.741
40.113
46.963
55.476
28
13.565
16.928
18.939
21.588
23.647
27.336
31.391
34.027
37.916
41.337
48.278
56.893
29
14.256
17.708
19.768
22.475
24.577
28.336
32.461
35.139
39.087
42.557
49.588
58.302
30
14.953
18.493
20.599
23.364
25.508
29.336
33.530
36.250
40.256
43.773
50.892
59.703
(Sumber : Bambang Triatmodjo,2013)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
31
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
b. Uji Kesesuaian Distribusi Dengan Metode Smirnov Kolmogorov Uji kecocokan Smirnov Kolmogorov juga disebut uji kecocokan non parametrik karena pengujiannya tidak menggunakan fungsi distribusi tertentu, namun dengan memperhatikan kurva dan penggambaran data pada kertas probabilitas. Dari gambar dapat diketahui jarak penyimpangan setiap titik data terhadap kurva. Jarak penyimpangan terbesar merupakan nilai Δmaks dengan kemungkinan didapat nilai lebih kecil dari nilai Δkritik, maka jenis distribusi yang digunakan. Nilai Δktirik diperoleh dari Tabel 2.7. Tabel 2.7 Nilai Δkritik Uji Smirnov Kolmogorov n
α 0.20
0.10
0.05
0.01
5
0.45
0.51
0.56
0.67
10
0.32
0.37
0.41
0.49
15
0.27
0.30
0.34
0.40
20
0.23
0.26
0.29
0.36
25
0.21
0.24
0.27
0.32
30
0.19
0.22
0.24
0.29
35
0.18
0.20
0.23
0.27
40
0.17
0.19
0.21
0.25
45
0.18
0.18
0.20
0.24
50
0.15
0.17
0.19
0.23
1.07
1.07
1.07
1.07
√𝑛
√𝑛
√𝑛
√𝑛
n>50
(Sumber : Bambang Triatmodjo,2013)
2.3.5. Intensitas Curah Hujan Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu. Sifat umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung makin tingggi dan makin besar periode ulangnya Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
32
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
makin tinggi pula intensitasnya. Analisis intensitas curah hujan ini dapat diproses dari data curah hujan yang telah terjadi pada masa lampau.
2.3.5.1.
Menurut Dr. Mononobe Jika data curah hujan yang ada hanya curah hujan harian. Rumus yang digunakan : 2
I=
R24 24 3 [ ] 24 t
.....................................................................................(2.18) .(Bambang Triatmodjo,2013)
Dimana :
2.3.5.2.
It
: Intensitas curah hujan (mm/jam)
t
: Lamanya curah hujan (jam)
R24
: Curah hujan maksimum selama 24 jam (mm)
Menurut Sherman Rumus yang digunakan : a
I = tb ................................................................................................(2.19) (Suyono Sosrodarsono dan Kensaku Takeda, 2006) Dimana : I
: Intensitas curah hujan (mm/jam)
t
: Lamanya curah hujan (menit)
a,b
: Konstanta yang tergantung pada lama curah hujan yang terjadi di daerah aliran.
n
: Banyaknya pasangan data i dan t
log a =
∑ni=1(log(i)) ∑ni=1(log(t))2 − ∑ni=1(log(t) − log(i)) ∑ni=1(log(t)) n ∑ni=1(log(t))2 − (∑ni=1(log(t)))2
log b =
∑ni=1(log(i)) ∑ni=1(log(t)) − n ∑ni=1(log(t) log(i)) n ∑ni=1(log(t))2 − (∑ni=1(log(t)))2
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
33
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.3.5.3.
Menurut Talbot Rumus yang digunakan : a
I = (t+b) ...........................................................................................(2.20) (Salamun, 2007) Dimana : I
: Intensitas curah hujan (mm/jam)
t
: Lamanya curah hujan (menit)
a,b
: Konstanta yang tergantung pada lama curah hujan yang terjadi di daerah aliran
n
2.3.5.4.
: Banyaknya pasangan data i dan t
a=
∑ni=1(i. t) ∑ni=1(i)2 − ∑ni=1(i2 . t) ∑ni=1(i) n ∑ni=1(i)2 − (∑ni=1(i))2
b=
∑ni=1(i) ∑ni=1(i. t) − n ∑ni=1(i2 . t) n ∑ni=1(i2 ) − (∑ni=1(i))2
Menurut Ishiguro Rumus yang digunakan : I=(
a
√t+b)
.........................................................................................(2.21) (Salamun, 2007)
Di mana: I
: Intensitas curah hujan (mm/jam)
t
: Lamanya curah hujan (menit)
a,b
: Konstanta yang tergantung pada lama curah hujan yang terjadi di daerah aliran
n a=
: Banyaknya pasangan data i dan t ∑ni=1(i. √t) ∑ni=1(i)2 − ∑ni=1(i2 . √t) ∑ni=1(i) n ∑ni=1(i)2 − (∑ni=1(i))2
∑ni=1(i) ∑ni=1(i. √t) − n ∑ni=1(i2 . √t) b= n ∑ni=1(i2 ) − (∑ni=1(i))2 Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
34
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.3.5.5.
Menurut Van Breen Berdasarkan penelitian Ir. Van Breen di Indonesia. Khususnya di pulau jawa, curah hujan terkonsentrasi selama 4 jam dengan jumlah curah hujan sebesar 90% dari jumlah curah hujan selama 24 jam. Perhitungan intensitas curah hujan dengan menggunakan Metode Van Breen adalah sebagai berikut : Iτ =
54Rτ+0,07 Rτ² tc+0,3Rτ
....................................................................... (2.22)
IT
: Intensitas curah hujan pada suatu periode ulang (T tahun)
RT
: Tinggi curah hujan pada periode ulang T tahun (mm/hari)
tc
: Lamanya curah hujan (menit)
2.3.6. Analisis Debit Banjir Rencana Beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung debit banjir rencana sebagai dasar perencanaan konstruksi bendung diantaranya adalah sebagai berikut :
2.3.6.1.
Metode Rasional Perhitungan metode rasional menggunakan rumus sebagai berikut : Q = 0,278. C. I. A ....................................................................... ....(2.23) (Bambang Triatmodjo, 2013) Di mana : Q
: Debit puncak yang ditimbulkan oleh hujan dengan intensitas, durasi dan frekuensi tertentu (m3/det)
I
: Intensitas hujan (mm/jam)
A
: Luas daerah tangkapan (km2)
C
: Koefisien aliran yang tergantung pada jenis permukaan lahan, yang nilainya diberikan dalam tabel 2.8. Pada persamaan 2.23 intensitas hujan diperoleh dari kurva
Intensitas-Durasi-frekuensi (IDF) (persamaan 2.18), di mana telah Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
35
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
diperhitungkan durasi dan frekuensi (periode ulang) hujan. Dalam hal ini durasi hujan adalah sama dengan waktu konsentrasi (tc). Salah satu rumus untuk menghitung waktu konsentrasi berdasarkan metode Jepang (Pedoman Penetapan Design Flood PU, 1980) Rumus : t=
L V
Di mana : t
: Waktu konsentrasi (jam)
L
: Panjang sungai (km)
V
: Kecepatan perambatan banjir (km/jam)
Dan untuk menghitung V dipakai Rumus Dr. Rziha sebagai berikut : H 0,6
V = 0,72 ( L ) Di mana : V
: Kecepatan perambatan banjir (km/jam)
H
: Beda tinggi antara titik terjauh dan mulut daerah pengaliran (km)
L
: Panjang sungai (km)
Tabel 2.8 Koefisien Aliran C Tipe Daerah Aliran
C
Daerah pegunungan berlereng terjal
0,75 – 0,90
Daerah perbukitan
0,70 – 0,80
Tanah bergelombang dan bersemak-semak
0,50 – 0,75
Tanah dataran yang digarap
0,45 – 0,65
Persawahan irigasi
0,70 – 0,80
Sungai di daerah pegunungan
0,75 – 0,85
Sungai kecil didataran
0,45 – 0,75
Sungai yang besar dengan wilayah pengaliran lebih dari seperduanya terdiri dari dataran
0,50 – 0,75
(Sumber : Suyono Sosrodarsono dan Kensaku Takeda, 2006) Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
36
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.3.6.2.
Metode Haspers Untuk menghitung besarnya debit dengan metode Haspers digunakan persamaan sebagai berikut : Q t = α. β. q n . f ................................................................................(2.24) (Salamun, 2007) Dimana : α=
1 + 0.012. f 0.7 1 + 0.075. f 0.7
1 t + 3.7x10−0,4t f 3/4 = 1+ x β t2 + 15 12 t = 0,1 . L0.8 i−0.3 Intensitas Hujan Untuk t < 2 jam Rt =
t. R24 t + 1 − 0,0008 x (260 − R24 )(2 − t)2
Untuk 2 jam < t ≤ 19 jam Rt =
t. R24 t+1
Untuk 19 jam < t < 30 jam Rt = 0,707. R24 . √t + 1 dengan t dalam jam dan Rt, R24 dalam mm Hujan maksimum (qn) qn =
Rt 3,6 x t
dengan t dalam jam dan qn dalam m3/det /km2 Dimana : f
: Luas DAS (km2)
t
: Waktu konsentrasi (jam)
L
: Panjang sungai (km)
i
: Kemiringan rata-rata sungai
Qt
: Debit banjir rencana (m3/det)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
37
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.3.6.3.
Rt
: Curah hujan maksimum (mm/hari)
qn
: Debit persatuan luas (m3/det/km2)
Metode Satuan Sintetik (HSS) Gama I Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) Gama I biasa digunakan untuk mengukur debit banjir dengan parameter yang sesuai dengan keadaan di Indonesia. Parameter-parameter yang digunakan sebagai berikut : 1. Faktor sumber (FS), yaitu perbandingan antara jumlah panjang sungai tingkat satu dengan jumlah panjang sungai-sungai semua tingkat. 2. Frekuensi sumber (SN), yaitu perbandingan antara jumlah panjang sungai-sungai tingkat satu dengan jumlah panjang sungai-sungai semua tingkat. 3. Faktor lebar (WF), yaitu perbandingan antara lebar DAS yang diukur di titik sungai yang berjarak 0,75L dengan lebar DAS yang diukur di titik di sungai yang berjarak 0,25L dari stasiun hidrometri. 4. Luas DAS sebelah hulu (RUA), yaitu perbandingan antara luas DAS yang diukur di hulu garis yang ditarik tegak lurus garis hubung antara stasiun hidrometri dengan titik yang paling dekat dengan titik berat DAS, melewati titik tersebut. 5. Faktor simetri (SIM), yaitu hasil kali antara faktor lebar (WF) dengan luas DAS sebelah hulu. 6. Jumlah pertemuan sungai (JN), yaitu jumlah pertemuan sungai di dalam DAS tersebut. 7. Kerapatan jaringan kuras (D), yaitu jumlah panjang sungai semua tingkat tiap stasiun luas DAS. Hidrograf satuan diberikan dengan empat variabel pokok, yaitu waktu naik (TR), debit puncak (Qp), waktu dasar (TB) dan koefisien tampungan (k). persamaan-persamaan yang dipakai yaitu : ′
Q t = Q p . e−t ⁄K (m3 /detik) t′ = t − TR (jam) Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
38
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
TR = 0,43 (
3 L ) + 1,0665 SIM + 1,2775 (jam) 100SF
Q p = 0,1836A0,5886 TR−0,4008JN 0,2381 (m3/det) TB = 27,4132 TR0,1457 S −0,0986 SN 0,7334RUA0,2574 (jam) K = 0,5617A0,1789S −0,1446SF−1,0897D0,0452 Dalam pemakaian cara ini masih ada hal-hal lain yang perlu diperhatikan, diantaranya sebagai berikut: 1. Penetapan hujan-mangkus yang digunakan untuk memperoleh hidrograf dilakukan dengan menggunakan indeks infiltrasi. Perkiraan indeks infiltrasi dilakukan dengan mempertimbangkan pengaruh parameter DAS yang secara hidrologik dapat diketahui pengaruhnya terhadap indeks infiltrasi. Persamaan pendekatannya sebagai berikut : ∅ = 10,4903 − 3,859 x 10−6 𝐴2 + 1,6985 x 10−13 (
𝐴 4 ) 𝑆𝑁
2. Untuk memperkirakan aliran dasar digunakan persamaan sebagai berikut ini : 𝑄𝐵 = 0,4715𝐴0,6444𝐷 0,9430 (m3/det) 3. Dalam menetapkan hujan rata-rata DAS, perlu mengikuti cara-cara yang ada. Tetapi bila dalam praktek analisis tersebut sulit, maka disarankan menggunakan cara yang disebutkan dengan mengalikan hujan titik dengan faktor reduksi hujan sebesar : 𝐵 = 1,5518𝐴−0,1491 𝑁 −0,2725 𝑆𝐼𝑀−0,0259 𝑆 −0,0733 Berdasarkan persamaan diatas maka dapat dihitung besar debit banjir setiap jam dengan persamaan : QP = ∑(Q t x Reff ) + (QB)..............................................................(2.25) Dimana : QP
: Debit banjir setiap jam (m3/det)
Qt
: Debit satuan tiap jam (m3/det)
Reff : Curah hujan efektif (mm/jam)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
39
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.5 Sketsa Penetapan RUA ( Sumber : Bambang Triatmojo,2013 )
2.3.6.4.
Metode Passing Capasity Untuk menghitung besarnya debit dengan metode Passing Capasity digunakan persamaan berikut : Q = AxV A P 1 V = x R2/3 x I1/2 n R=
di mana:
2.4.
V
: Kecepatan rencana (m/det)
R
: Jari-jari hidrolis (m)
I
: Kemiringan saluran
A
: Luas penampang basah (m2)
P
: Keliling basah (m)
n
: Koefisien kekasaran manning (m1/3/det)
Analisa Kebutuhan Air
2.4.1. Kebutuhan Air Tanaman Kebutuhan air untuk tanaman yaitu banyaknya air yang dibutuhkan tanaman untuk membuat jaring tanaman (batang dan daun) untuk diuapkan (evapotranspirasi), perkolasi, curah hujan, pengolahan lahan, dan pertumbuhan tanaman.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
40
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Rumus : Ir = S + Et + P − R ..........................................................................(2.26) (Joetata,dkk., 1986) Dimana : Ir
: Kebutuhan air untuk irigasi (mm/hari)
Et
: Evapotranspirasi (crop consumptive) (mm/hari)
S
: Kebutuhan air untuk pengolahan tanah atau penggenangan (mm)
P
: Perkolasi (mm)
Re
: Hujan efektif (mm/hari)
2.4.1.1.
Evapotranspirasi Besarnya evapotranspirasi dihitung dengan menggunakan metode Penman yang dimodifikasi oleh Nedesco/Prosida. Dari Kreteria Perencanaan Irigasi KP 01 direkomendasikan bahwa Evapotranspirasi memakai Evaporasi Modifikasi Penman dikalikan dengan faktor tanaman, diperoleh dari Nedeco/Prosida atau FAO. Rumus : 𝐸𝑡 = Kc . Ep .................................................................................. ..(2.27) (Salamun, 2007) Dimana :
2.4.1.2.
Et
: Evapotranspirasi
Kc
: Koefisien tanaman
Ep
: Evaporasi potensial
Koefisien Tanaman (Kc) Besarnya koefisien tanaman (Kc) tergantung dari jenis tanaman dan fase pertumbuhan. Pada perhitungan ini digunakan koefisien tanaman untuk padi dengan varietas unggul mengikuti ketentuan Nedesco/Prosida. Harga-harga koefisien tanaman padi dan palawija disajikan pada Tabel 2.9 sebagai berikut.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
41
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Tabel 2.9 Koefisien Tanaman Untuk Padi dan Palawija Menurut Nedesco/Prosida Padi Nedesco/Prosida Bulan
Padi FAO
Palawija
Varietas Varietas Varietas Varietas
Jagung
Kacang
Biasa
Unggul
Biasa
Unggul
0.5
1.20
1.20
1.10
1.10
0.50
0.50
1
1.20
1.27
1.10
1.10
0.59
0.51
1.5
1.32
1.33
1.10
1.05
0.96
0.66
2
1.40
1.30
1.10
1.05
1.05
0.85
2.5
1.35
1.15
1.10
0.95
1.02
0.95
3
1.24
0
1.05
0
0.95
0.95
3.5
1.12
0.95
0.95
4
0
0
0.55
4.5
Tanah
0.55
(Sumber : KP-01 Jaringan Irigasi,2012)
2.4.1.3.
Perkolasi Perkolasi adalah kehilangan air di petak sawah baik yang ke arah samping maupun ke arah bawah. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi besar Perkolasi diantaranya : 1. Tekstur Tanah Tanah yang mempunyai tekstur halus/berat (clay) mempunyai perkolasi yang rendah, sedang tanah yang mempunyai tekstur ringan (pasir) perkolasinya besar, berdasarkan tekstur koefisien perkolasi adalah sebagai berikut : - Berat (lempung)
= 1 – 2 mm/hari
- Sedang (lempung kepasiran)
= 2 – 3 mm/hari
- Ringan
= 3 – 6 mm/hari
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
42
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2. Permeabilitas Tanah Permeabilitas tanah sangat erat hubungannya
dengan
perkolasi, permeabilitas tanah besar perkolasi besar demikian pula sebaliknya. 3. Tebal Lapisan Tanah Bagian Atas (Top Soil) Tebal top soil terhadap lapisan permeabel di bawahnya, makin tipis lapisan top soil makin kecil/rendah perkolasinya. 4. Letak Permukaan Air Tanah Makin dalam letak muka air tanah makin tinggi perkolasinya. Demikian pula sebaliknya.
2.4.1.4.
Curah Hujan Efektif (Re) a. Besarnya Curah Hujan Efektif Curah hujan efektif adalah curah hujan dari keseluruhan hujan yang secara efektif tersedia untuk kebutuhan air tanaman untuk tumbuh secara normal. Exces rainfall berguna untuk menghitung debit (banjir). Besarnya curah hujan efektif dipengaruhi oleh : - Cara pemberian air irigasi (rotasi, menerus atau berselang) - Laju pengurangan air genangan di sawah yang harus ditanggulangi - Kedalaman lapisan air yang harus dipertahankan di sawah - Cara pemberian air di petak - Jenis tanaman dan tingkat ketahanan tanaman terhadap kekurangan air Untuk irigasi tanaman padi, curah hujan efektif diambil 80% kemungkinan curah hujan bulanan rata-rata terpenuhi. n
R80 = 5 + 1 ................................................................................(2.28) Dimana : R80
= Hujan efektif (1 in 5 dry).
n
= Jumlah data curah hujan.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
43
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Dengan pendekatan distribusi Normal maka curah hujan efektif (1 in 5 dry) didapatkan rumus :
𝑅80 = R + 𝜎. k ………….…….……………………….......…(2.29) Dimana : R80
= Curah hujan efektif (1 in 5 dry).
R
= Curah hujan rerata.
.
= Standar deviasi.
k
= Koefisien /faktor frekwensi untuk 1 in 5 dry = - 0,842.
b. Koefisien Curah Hujan Efektif Besarnya koefisien curah hujan efektif tanaman padi berdasarkan Tabel 2.10.
Tabel 2.10 Koefisien Curah Hujan Untuk Padi Bulan
Golongan 1
2
3
4
5
6
0.5
0.36
0.18
0.12
0.09
0.07
0.06
1.0
0.7
0.53
0.35
0.26
0.21
0.18
1.5
0.4
0.55
0.46
0.36
0.29
0.24
2.0
0.4
0.4
0.5
0.46
0.37
0.31
2.5
0.4
0.4
0.4
0.48
0.45
0.37
3.0
0.4
0.4
0.4
0.4
0.46
0.44
3.5
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.45
4.0
0
0.2
0.27
0.3
0.32
0.33
0.13
0.2
0.24
0.27
0.1
0.16
0.2
0.08
0.13
4.5 5.0 5.5 6.0
0.07
(Sumber : KP-01 Jaringan Irigasi,2012) Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
44
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Sedangkan untuk tanaman palawija besarnya curah hujan efektif ditentukan dengan metode curah hujan bulanan yang dihubungkan
dengan
curah
hujan
rata-rata
bulanan
serta
evapotranspirasi tanaman rata-rata bulanan berdasarkan Tabel 2.11.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
45
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Tabel 2.11 Curah Hujan Efektif Rata-rata Bulanan Dikaitkan Dengan ET Tanaman Rata-rata Bulanan dan Curah Hujan Rata-rata Bulanan Curah Hujan
Mean
Bulanan/mm
mm
13
25
38
50
62.5
75
87.5
100
113
125
138
150
163
175
188
200
Curah Hujan ET tanaman
25
8
16
24
Rata-rata Bulanan/mm
Rata-rata
50
8
17
25
32
39
46
Bulanan/mm
75
9
18
27
34
41
48
56
62
69
100
9
19
28
35
43
52
59
66
73
80
87
94
100
125
10
20
30
37
46
54
62
70
76
85
97
98
107
116
120
150
10
21
31
39
49
57
66
74
81
89
97
104
112
119
127
133
175
11
23
32
42
52
61
69
78
86
95
103
111
118
126
134
141
200
11
24
33
44
54
64
73
82
91
100
106
117
125
134
142
150
225
12
25
35
47
57
68
78
87
96
106
115
124
132
141
150
159
250
13
25
38
50
61
72
84
92
102
112
121
132
140
150
158
167
Tampungan Efektif
20
25
37.5
50
62.5
75
100
125
150
175
200
Faktor Tampungan
0.7
0.77
0.86
0.93
0.97
1
1.02
1.04
1.06
1.07
1.08
(Sumber : KP-01 Jaringan Irigasi,2012)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
46
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.4.1.5.
Kebutuhan Air Untuk Pengolahan Lahan Sebelum penanaman tumbuhan perlu dilakukan pengolahan lahan yang akan ditanami. Pengolahan lahan untuk padi dan pengolahan lahan untuk palawija. a. Pengolahan Lahan Untuk Padi Kebutuhan air untuk pengolahan atau penyiraman lahan menentukan kebutuhan maksimum air irigasi. Faktor-faktor yang menentukan besarnya kebutuhan air untuk pengolahan tanah, yaitu besarnya penjenuhan, lamanya pengolahan (periode pengolahan) dan besarnya evaporasi dan perkolasi yang terjadi. Menurut PSA-010, waktu yang diperlukan untuk pekerjaan penyiapan lahan adalah selama satu bulan (30 hari). Kebutuhan air untuk pengolahan tanah bagi bagi tanaman padi diambil 200 mm, setelah tanam selesai lapisan air di sawah ditambah 50 mm. Jadi kebutuhan air yang diperlukan untuk penyiapan lahan dan untuk lapisan air awal setelah tanam selesai seluruhnya menjadi 250 mm. Sedangkan untuk lahan yang tidak ditanami (sawah baru) dalam jangka waktu 2,5 bulan diambil 300 mm. Untuk mempermudah perhitungan angka pengolahan tanah digunakan tabel koefisien Van De Goor dan Zijlstra pada Tabel 2.12 berikut ini.
Tabel 2.12 Eo + P
Koefisien Kebutuhan Air Selama Penyiapan Lahan T = 30 hari
T = 45 hari
S = 250
S = 300
S = 250
S = 300
mm
mm
mm
mm
5.0
11.1
12.7
8.4
9.5
5.5
11.4
13.0
8.8
9.8
6.0
11.7
13.3
9.1
10.1
6.5
12.0
13.6
9.4
10.4
(mm/hari)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
47
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Lanjutan Tabel 2.12 Eo + P
T = 30 hari
T = 45 hari
S = 250
S = 300
S = 250
S = 300
mm
mm
mm
mm
7.0
12.3
13.9
9.8
10.8
7.5
12.6
14.2
10.1
11.1
8.0
13.0
14.5
10.5
11.4
8.5
13.3
14.8
10.8
11.8
9.0
13.6
15.2
11.2
12.1
9.5
14.0
15.5
11.6
12.5
10.0
14.3
15.8
12.0
12.9
10.5
14.7
16.2
12.4
13.2
11.0
15.0
16.5
12.8
13.6
(mm/hari)
(Sumber : KP-01 Jaringan Irigasi,2012) b. Pengolahan Lahan Untuk Palawija Kebutuhan air untuk penyiapan lahan bagi palawija sebesar 50 mm selama 15 hari yaitu 3,33 mm/hari, yang digunakan untuk menggarap lahan yang ditanami dan untuk menciptakan kondisi lembab yang memadai untuk persemaian yang baru tumbuh.
2.4.1.6.
Kebutuhan Air Untuk Pertumbuhan Kebutuhan air untuk pertumbuhan padi dipengaruhi oleh besarnya evapotranspirasi tanaman (Etc), perkolasi tanah (P), penggantian air genangan (W) dan curah hujan efektif (Re). Sedangkan kebutuhan air untuk pemberian pupuk tanaman padi apabila terjadi pengurangan kadar air (sampai tingkat tertentu) pada petak sawah sebelum proses pemberian pupuk.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
48
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.4.2. Kebutuhan Air Untuk Irigasi Kebutuhan air untuk irigasi yaitu kebutuhan air yang digunakan untuk menentukan pola tanaman untuk menentukan tingkat efisiensi saluran irigasi sehingga didapat kebutuhan air untuk masing-masing jaringan. Perhitungan kebutuhan air irigasi dimaksudkan untuk menentukan besarnya debit yang akan dipakai untuk mengairi daerah irigasi. Setelah sebelumnya diketahui besarnya efisiensi irigasi. Besarnya efisiensi irigasi tergantung dari besarnya kehilangan air yang terjadi pada saluran pembawa, mulai dari bendung sampai pada petak sawah. Kehilangan air tersebut disebabkan karena penguapan, perkolasi, kebocoran dan sadap liar.
2.4.2.1.
Pola Tanaman dan Perencanaan Tata Tanam Pola tanam adalah suatu pola penanaman jenis tanaman selama satu tahun yang merupakan kombinasi urutan penanaman. Rencana pola dan tata tanam dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air, serta menambah intensitas luas tanam. Suatu daerah irigasi pada umumnya mempunyai pola tanam tertentu, tetapi bila tidak ada pola yang biasa digunakan pada daerah tersebut maka direkomendasikan pola tanaman padi-padi-palawija. Pemilihan pola tanam ini didasarkan pada sifat tanaman hujan dan kebutuhan air. a. Sifat tanaman padi terhadap hujan dan kebutuhan air Pada waktu pengolahan memerlukan banyak air Pada waktu pertumbuhannya memerlukan banyak air namun pada saat berbunga diharapkan tidak banyak curah hujan agar bunga tidak rusak dan padi berkualitas baik. b. Palawija Pada waktu pengolahan membutuhkan air lebih sedikit daripada padi Pada pertumbuhan membutuhkan sedikit air bahkan menjadi lebih baik lagi bila tidak turun hujan.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
49
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Setelah diperoleh kebutuhan air untuk pengolahan lahan dan pertumbuhan, kemudian dicari besarnya kebutuhan air untuk irigasi berdasarkan pola tanam dan rencana tata tanam dari daerah yang bersangkutan.
2.4.2.2.
Efisien Irigasi Besarnya efisiensi irigasi tergantung dari besarnya kehilangan air yang terjadi pada saluran pembawa, mulai dari bendung sampai petak sawah. Kehilangan air tersebut disebabkan karena penguapan, perkolasi, kebocoran dan sadap liar. Besarnya angka efisiensi tergantung pada penelitian lapangan pada daerah irigasi. Pada perencanaan jaringan irigasi, tingkat efisiensi ditentukan menurut kriteria standar perencanaan yaitu sebagai berikut : Kehilangan air pada saluran primer adalah 5 - 10%, diambil 9,1%, faktor koefisien = 100/90,90 = 1,10 Kehilangan air pada saluran sekunder adalah 10 - 15%, diambil 13,04%, faktor koefisien = 100/86,96 = 1,15 Kehilangan air pada saluran tersier adalah 15-20%, diambil 20% faktor koefisien = 100/80 = 1,25
2.4.3. Analisis Debit Andalan Perhitungan debit andalan bertujuan untuk menentukan areal persawahan yang dapat diairi. Perhitungan ini menggunakan cara analisis water balance dari Dr. F.J. Mock berdasarkan data curah hujan bulanan, jumlah evapotranspirasi dan karakteristik hidrologi daerah pengaliran. Prinsip perhitungan ini adalah hujan yang jatuh di atas tanah (presipitasi) sebagian akan hilang karena penguapan (evaporasi), sebagian akan menjadi aliran permukaan (direct run off) dan sebagian akan masuk tanah (infiltrasi). Infiltrasi mula-mula menjenuhkan permukaan (top soil) yang kemudian menjadi perkolasi dan akhirnya keluar ke sungai sebagai base flow. Pada saat itu terjadi water balance antara presipitasi, Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
50
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
evapotranspirasi, direct run off dan ground water discharge. Oleh karena itu aliran yang terdapat di sungai disebut direct run off dan base flow. Perhitungan debit andalan meliputi: a. Data Curah Hujan Rs
= Curah hujan bulanan (mm)
n
= Jumlah hari hujan
b. Evapotranspirasi Evapotranspirasi terbatas dihitung dari evapotranspirasi potensial metode Penman. dE/Eto = (m / 20) x ( 18 – n ) dE
= (m / 20) x ( 18 – n ) x ETo
Etl
= Eto – dE
Dimana : dE
: Hasil
selisih
dari
evapotranspirasi
potensial
dan
evapotranspirasi terbatas. Dengan nilai Eto = evapotranspirasi potensial. Etl
: Evapotranspirasi terbatas
m
: Prosentase lahan yang tidak tertutupi vegetasi 10 – 40% untuk lahan yang tererosi 30 – 50% untuk lahan pertanian yang diolah
c. Keseimbangan air pada permukaan tanah Rumus mengenai air hujan yang mencapai permukaan tanah yaitu : S
= Rs – Et1
SMC(n) = SMC (n-1) + IS (n) WS
= S – IS
Dimana : S
: Kandungan air tanah
Rs
: Curah hujan bulanan (mm)
Et1
: Evapotranspirasi terbatas
IS
: Tampungan awal / Soil Storage (mm)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
51
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
IS(n)
: Tampungan awal / Soil Storage bulan ke-n (mm)
SMC
: Kelembapan tanah / Soil Storage Moisture (mm) diambil antara 50 mm – 250 mm
SMC(n)
: Kelembapan tanah bulan ke-n
SMC (n-1) : Kelembapan tanah bulan ke – (n – 1) WS
: Water surplus / volume air berlebih
d. Limpasan (run off) dan tampungan air tanah (ground water storage) V (n)
= k.V (n-1) + 0,5.(1-k). I (n)
dVn
= V (n) – V (n-1)
Dimana : V (n)
: Volume air tanah bulan ke-n
V(n-1)
: Volume air tanah bulan ke-(n-1)
k
: Faktor resesi aliran air tanah diambil antara 0 – 1,0
I
: Koefisien infiltrasi diambil antara 0 – 1,0 Harga k yang tertinggi akan memberikan resesi yang lambat
seperti pada kondisi geologi lapisan bawah yang sangat lulus air. Koefisien infiltrasi ditaksir berdasarkan kondisi porositas tanah dan kemiringan daerah pengaliran. Lahan yang porus mempunyai infiltrasi lebih tinggi dibanding tanah lempung berat. Lahan yang terjal menyebabkan air tidak sempat berinfiltrasi ke dalam tanah sehingga koefisien infiltrasi akan kecil. e. Aliran Sungai Aliran dasar
: Infiltrasi – Perubahan volume air dalam tanah
B(n)
: I-dV(n)
Aliran permukaan
: Volume air lebih – Infiltrasi
D(ro)
: WS – I
Aliran sungai
: Aliran permukaan + Aliran dasar
Run off
: D(ro) + B(n)
Debit =
aliran sungai x luas DAS satu bulan (dtk)
……………….......……....……… (2.30)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
52
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
f. Daerah Cekungan Air Tanah (Daerah CAT) Dalam UU Sumber Daya Air, daerah aliran air tanah disebut Cekungan Air Tanah (CAT) (groundwater basin), didefinisikan sebagai suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air tanah berlangsung. Daerah Cekungan Air Tanah sering juga disebut sebagai daerah aluvial. Beberapa kriteria tentang CAT (Kodoatie dan Sjarief, 2010) berdasar PP No. 43 Tahun 2008 antara lain: 1. Mempunyai batas hidrogeologis yang dikontrol oleh kondisi geologis dan atau kondisi hidraulik air tanah. Batas hidrogeologis adalah batas fisik wilayah pengelolaan air tanah. Batas hidrogeologis dapat berupa batas antara batuan lulus dan tidak lulus air, batas pemisah air tanah, dan batas yang terbentuk oleh struktur geologi yang meliputi, antara lain, kemiringan lapisan batuan, lipatan, dan patahan. 2. Mempunyai daerah imbuhan dan daerah lepasan air tanah dalam satu sistem pembentukan air tanah. Daerah “imbuhan air tanah” merupakan kawasan lindung air tanah, di daerah tersebut air tanah tidak untuk didayagunakan, sedangkan daerah lepasan air tanah secara umum dapat didayagunakan, dapat dikatakan sebagai kawasan budidaya air tanah. Memiliki satu kesatuan sistem akuifer: yaitu kesatuan susunan akuifer, termasuk lapisan batuan kedap air yang berada di dalamnya. Akuifer dapat berada pada kondisi tidak tertekan atau bebas (unconfined) dan/atau tertekan (confined).
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
53
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.6. Daerah Cekungan Air Tanah di Sulawesi Tenggara ( Sumber : J. Robert Kodoatie dan Sjarrief Roestam, 2008) CAT di Indonesia terdiri atas akuifer bebas (unconfined aquifer) dan akuifer tertekan (confined aquifer). Akuifer bebas merupakan akuifer jenuh air (saturated). Lapisan pembatasnya, yang merupakan aquitard, hanya pada bagian bawahnya dan tidak ada pembatas aquitard di lapisan atasnya, batas di lapisan atas berupa muka air tanah. Sedangkan akuifer tertekan (confined aquifer) merupakan akuifer yang jenuh air yang dibatasi oleh lapisan atas dan lapisan bawah yang kedap air (aquiclude) dan tekanan airnya lebih besar dari tekanan atmosfer (Kodoatie dan Sjarief, 2010).
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
54
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.7
Potongan CAT yang terdiri dari Akuifer Bebas dan Akuifer Tertekan ( Sumber : J. Robert Kodoatie dan Sjarrief Roestam, 2008)
1. Daerah Imbuhan (Recharge Area) Daerah imbuhan air tanah adalah daerah resapan air yang mampu menambah air tanah secara alamiah pada cekungan air tanah (PP No. 43 Tahun 2008).
Gambar 2.8 Proses Pengisian Daerah Imbuhan ( Sumber : J. Robert Kodoatie dan Sjarrief Roestam, 2008) Keterangan Gambar : 1 = Hujan di daerah imbuhan (recharge). 2 = Air mengisi lajur tak jenuh menjadi jenuh. 3 = Muka air tanah naik atau dangkal. 4 = Tekanan hidraulika kuat menekan ke bawah. 5 = Air meresap terus ke bawah mengisi air tanah di lajur jenuh. Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
55
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
6 = Ketika hujan, permukaan tanah selalu mampu meresapkan air ke bawah (infiltrasi). 7 = Recharge area biasanya terletak di hulu DAS, morfologi daerahnya berupa pegunungan atau perbukitan. Daerah imbuhan (recharge area) adalah suatu kawasan pokok yang menyediakan kecukupan air tanah (ground water). Daerah imbuhan alami yang baik adalah daerah dimana proses perkolasi air permukaan berlangsung secara baik sehingga sampai menjadi air tanah tanpa halangan. Apabila fungsi daerah imbuhan tidak berfungsi dengan layak, maka boleh jadi tidak akan ada air tanah yang dapat disimpan atau digunakan. Perlindungan terhadap daerah imbuhan ini diperlukan beberapa langkah agar tetap berfungsi dengan baik dengan cara sebagai berikut: - Memastikan bahwa daerah yang cocok atau sesuai sebagai daerah imbuhan dipertahankan fungsinya daripada mengubahnya sebagai prasarana umum (urban infrastructure) seperti bangunan atau jalan. - Mencegah polutan masuk kedalam air tanah. 2. Daerah Lepasan (Discharge Area) Daerah lepasan adalah daerah keluaran air tanah yang berlangsung secara alamiah pada cekungan air tanah (PP No. 43 Tahun 2008).
Gambar 2.9 Proses Pengisian Daerah Lepasan ( Sumber : J. Robert Kodoatie dan Sjarrief Roestam, 2008)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
56
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Keterangan Gambar : 1 = Hujan di daerah lepasan (discharge). 2 = Air mengisi lajur tak jenuh menjadi jenuh di zona vadoze zone. 3 = Muka air tanah (m.a.t) dangkal naik sampai kondisi tanah jenuh (saturated), akibatnya naik atau dangkal sampai dekat muka tanah. Namun karena m.a.t awalnya sudah dangkal maka kolom air tak cukup menimbulkan tekanan hidraulika ke bawah. 4 = Hujan yang jatuh ke muka tanah tak mampu lagi meresap namun muka air naik di atas muka tanah, maka selama hujan daerah tersebut menjadi tergenang sehingga banjir. g. Daerah Non-Cekungan Air Tanah (Daerah Non-CAT) Daerah Bukan CAT (Non-CAT) adalah wilayah yang tidak dibatasi oleh batas hidrogeologis dan tidak atau bukan tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air tanah berlangsung (Kodoatie dan Sjarief, 2010). Daerah Bukan CAT sering juga disebut sebagai daerah non-aluvial. Beberapa kriteria mengenai daeran Bukan CAT antara lain: 1. Tidak mempunyai batas hidrogeologis yang dikontrol oleh kondisi geologis dan/atau kondisi hidraulik air tanah. 2. Tidak mempunyai daerah imbuhan dan daerah lepasan air tanah dalam satu sistem pembentukan air tanah. 3. Tidak memiliki satu kesatuan sistem akuifer
Gambar 2.10 Contoh Potongan Daerah Bukan CAT ( Sumber : J. Robert Kodoatie dan Sjarrief Roestam, 2008)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
57
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Sedangkan dilihat dari segi karakteristik wilayahnya, daerah Bukan CAT memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Lapisan tanah yang mampu menyerap air cukup tipis. 2. Pada kondisi alami daerah Bukan CAT, selama lapisan tanah (humusnya) masih ada akan relatif lebih subur dibandingkan dengan daerah CAT. 3. Di bagian bawah dari lapisan humus daerah Bukan CAT umumnya berupa batuan. 4. Daerah Bukan CAT juga umumnya daerah dengan rentan gerakan tanah tinggi (mudah longsor). 5. Daerah Bukan CAT bisa merupakan daerah yang rawan kekeringan baik dari segi pertanian maupun kebutuhan air bersih. 6. Daerah Bukan CAT juga merupakan daerah dimana sistem sungai dan DASnya tidak stabil, karena ada deformasi muka bumi. Berbeda dengan daerah CAT, untuk daerah Bukan CAT wilayahnya tidak memiliki daerah imbuhan maupun daerah lepasan air tanah. Keadaan tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut :
Gambar 2.11 Aliran Air di Daerah Bukan CAT ( Sumber : J. Robert Kodoatie dan Sjarrief Roestam, 2008)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
58
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Daerah Non-CAT bisa merupakan daerah yang rawan kekeringan baik dari segi pertanian maupun kebutuhan air bersih. Pada kondisi daerah Non-CAT masih lebat dengan tumbuhan maka sumber utama air adalah dari curah hujan yang hanya menjadi air permukaan karena infiltrasi air ke dalam tanah hanya sebatas ketebalan humusnya. Bilamana humus hilang maka air hujan menjadi air permukaan baik yang teretensi karena bentuk topografinya maupun yang menjadi run-off (Kodoatie dan Sjarief, 2010). Di daerah bukan CAT air hujan hanya menjadi air permukaan dan aliran antara, aliran antara (interflow) merupakan aliran air tak jenuh (unsaturated flow) dalam zona akar (root zone) hasil peresapan air hujan yang masuk kedalam tanah.
Gambar 2.12 Proses Aliran Air Pada Daerah Bukan CAT ( Sumber : J. Robert Kodoatie dan Sjarrief Roestam, 2008) Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
59
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.4.4. Perhitungan Neraca Air Perhitungan neraca air dilakukan untuk mengecek apakah air yang tersedia cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan air irigasi atau tidak. Perhitungan neraca air ini pada akhirnya akan menghasilkan kesimpulan mengenai: 1. Pola tanam akhir yang akan dipakai untuk jaringan irigasi yang sedang direncanakan. 2. Penggambaran akhir daerah proyek irigasi. Berikut adalah Tabel 2.13 Perhitungan Neraca Air
Tabel 2.13 Perhitungan Neraca Air Bidang Meteorologi
Parameter yg
Neraca Air
dihitung
Kesimpulan
Evapotranspirasi curah hujan efektif
Kebutuhan Air
Agronomi dan
Pola Tanam
Irigasi
Tanah
Koefisien Tanam
Jaringan Irigasi
Efisiensi Irigasi
Topografi
Daerah Layanan
- Jatah debit/ kebutuhan Daerah yang berpotensi untuk diairi.
Hidrologi
Debit Andalan
Debit minimum mingguan atau
- Luas Daerah Irigasi - Pola Tanam - Pengaturan Rotasi
persetengah bulan periode 5 tahun kering pada bangunan utama (Sumber : KP-01 Jaringan Irigasi,2012)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
60
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Dari hasil perhitungan neraca air, kebutuhan pengambilan yang dihasilkannya untuk pola tanam yang dipakai akan dibandingkan dengan debit andalan untuk tiap setengah bulan dan luas daerah yang bisa diairi, luas daerah irigasi, jatah debit air dan pola pengaturan rotasi. Apabila debit sangat melimpah, maka luas daerah irigasi adalah tetap karena luas maksimum daerah layanan dan proyek yang akan direncanakan sesuai dengan pola tanam yang dipakai. Jika debit sungai kurang maka terjadi kekurangan debit, maka ada tiga pilihan yang perlu dipertimbangkan sebagai berikut : 1. Luas daerah irigasi dikurangi 2. Melakukan modifikasi pola tanam 3. Rotasi teknis/golongan
2.5.
Analisis Hidrolis Bendung dan Bangunan Pelengkap Analisis hidrolis bendung meliputi tubuh bendung itu sendiri dan bangunan-bangunan pelengkap sesuai dengan tujuan bendung. Perhitungan struktur bendung dimulai dengan analisis saluran yaitu saluran induk/primer, pintu Romijn, saluran kantong lumpur, saluran penguras kantong lumpur dan saluran intake. Dari saluran intake ini dapat diketahui elevasi muka air pengambilan, di mana elevasi ini digunakan sebagai acuan dalam menentukan tinggi mercu bendung. Setelah elevasi mercu diketahui maka analisis struktur bendung dapat dihitung, yaitu menentukan lebar bendung, kolam olak, lantai muka, bangunan pembilas.
2.5.1. Pemilihan Tipe Bendung Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe bendung adalah : a. Sifat dan kekuatan tanah dasar b. Jenis material yang diangkut oleh aliran sungai c. Keadaan/kondisi daerah aliran sungai di bagian hulu, tengah dan hilir d. Tinggi muka air banjir maksimum yang pernah terjadi Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
61
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
e. Kemudahan eksploitasi dan pemeliharaan f. Efisiensi biaya pelaksanaan Adapun alternatif pemilihan tipe bangunan utama/bendung, yaitu : a. Bendung Tetap b. Bendung Gerak c. Bendung Karet Berdasarkan letak topografi yang terletak di daerah perbukitan maka dapat ditentukan tipe bendung yang cocok untuk Sungai Mokoseo adalah bendung tetap di mana bendung tetap diharapkan dapat mengalirkan jenis material yang diangkut, selain itu dilihat dari biaya pemeliharaan, eksploitasi dan biaya pelaksanaan bendung relatif lebih murah dibandingkan dengan bendung gerak maupun bendung karet. Bendung tetap adalah suatu bangunan air melintang sungai dengan konstruksi bangunan tetap yang berfungsi untuk menaikkan elevasi muka air sungai agar dapat digunakan untuk mengairi sawah tertinggi pada daerah pengairannya. Pemilihan bendung tetap memiliki beberapa keuntungan dan kelebihan. Keuntungannya : 1. Operasi pemeliharaannya lebih murah dan mudah. 2. Stabilitasnya besar karena memanfaatkan berat sendiri dari bangunan bendung. 3. Tahan terhadap kondisi alam. Sedangkan kerugiannya : 1. Pembuatannya mahal. 2. Diperlukan bangunan tanggul penahan banjir yang tinggi akibat backwater. 3. Tanah dasar yang baik untuk kedudukan pondasi agar tidak terjadi penurunan tanah dasar. Bendung tetap memiliki beberapa komponen seperti yang disajikan pada Gambar 2.13 berikut. Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
62
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
tanggul banjir pengambilan bukit bendung
kolam olak
gai sun
konstruksi lindungan sungai - bronjong - krib
pembilas n na n ra ka u l r s a ime pr
k ant o ng
lump ur
kantong lumpur
pembilas
saluran pembilas
atan
an lur r kiri sa me p ri
jemb
Gambar 2.13 Skema Bendung Tetap dengan Kantong Lumpur ( Sumber : Salamun, 2007) Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
63
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.5.2. Pemilihan Lokasi Bendung Dalam menentukan lokasi bendung perlu dipikirkan dengan cermat. Beberapa faktor penting yang harus menjadi bahan pertimbangan penentuan lokasi bendung, antara lain: a. Keadaan topografi daerah yang akan diairi sedemikian rupa sehingga seluruh daerah rencana tersebut dapat terairi secara gravitasi. b. Penempatan lokasi bendung yang tepat dilihat dari segi hidraulik dan angkutan sedimen sehingga aliran ke intake tidak mengalami gangguan dan angkutan sedimen yang masuk ke intake dapat terhindari. Untuk menjamin aliran lancar masuk intake, salah satu syaratnya yaitu bendung harus terletak di tikungan luar aliran atau di bagian sungai yang lurus dan harus dihindari penempatan bendung di tikungan sebelah dalam aliran. c. Bendung harus ditempatkan di lokasi di mana tanah pondasinya cukup baik sehingga bangunan akan stabil. (Suyono Sosrodarsono, 1994).
2.5.3. Saluran Primer Untuk menentukan dimensi saluran primer terlebih dahulu harus diketahui elevasi saluran primer, faktor-faktor yang mempengaruhi elevasi air di saluran primer adalah sebagai berikut: a. Elevasi sawah terjauh dan tertinggi yang akan diairi. b. Tinggi genangan air di sawah. c. Jumlah kehilangan energi : Dari saluran tersier ke sawah Dari saluran sekunder ke tersier Dari saluran primer ke sekunder Akibat kemiringan saluran d. Kehilangan energi di saluran pengambilan atau sadap Dimensi saluran dihitung dengan rumus sebagai berikut : Q = VxA A = (b + m. h)h
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
64
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
R=
A P
V = k x R2/3 x I1/2 .................................................................... ....(2.31) (KP-03 Saluran, 2012 ) Dimana : V
: Kecepatan rencana (m/det)
ks
: Koefisien Strickler (m1/3/det)
R
: Jari-jari hidrolis (m)
I
: Kemiringan Saluran
A
: Luas penampang basah (m2)
P
: Keliling basah (m)
m
: kemiringan talud saluran
h
: Kedalaman air (m)
b
: Lebar dasar saluran (m)
W
: Tinggi jagaan
Gambar 2.14 Potongan Melintang Dimensi Saluran Primer ( Sumber : KP-03 Saluran, 2012 )
Tabel 2.14 Harga ks (Koefisien Strickler) Jenis Saluran
k (m1/3/det)
A Saluran Tanah Saluran Pembuang
33
Saluran Tersier
35
Saluran Primer & Sekunder Qp < 1 m3/det Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
35 65
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Lanjutan Tabel 2.14 k (m1/3/det)
Jenis Saluran 1 m3/det < Qp < 5 m3/det
40
5 m3/det < Qp < 10 m3/det
42.5
Qp > 10 m3/det B
45
Saluran Pasangan Pasangan Batu Satu Sisi Pasangan
42
Batu Dua Sisi Pasangan Batu
45
Seluruhnya Pasangan Slab
50
Beton Satu Sisi Pasangan
45
Slab Beton Dua Sisi
50
Pasangan Slab Beton Seluruhnya
70
Saluran Segi empat Diplester
75
(Sumber : KP-03 Saluran,2012)
Tabel 2.15 Besarnya Tinggi Jagaan Debit m3/det
m
b/h = n
K
W
0.15 - 0.30
1.0
1.0
35
0.3
0.30 - 0.50
1.0
1.0 - 1.2
35
0.4
0.50 - 0.75
1.0
1.2 - 1.3
35
0.5
0.75 - 1.00
1.0
1.3 - 1.5
35
0.5
1.00 - 1.50
1.0
1.5 - 1.8
40
0.5
1.50 - 3.00
1.5
1.8 - 2.3
40
0.6
3.00 - 4.50
1.5
2.3 - 2.7
40
0.6
4.50 - 5.00
1.5
2.7 - 2.9
40
0.6
5.00 - 6.00
1.5
2.9 - 3.1
42.5
0.6
6.00 - 7.50
1.5
3.1 - 3.5
42.5
0.6
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
66
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Lanjutan Tabel 2.15 Debit m3/det
m
b/h = n
K
W
7.50 - 9.00
1.5
3.5 - 3.5
42.5
0.6
9.00 - 10.00
1.5
3.5 - 3.9
45
0.6
10.00 - 11.00
2.0
3.9 - 4.2
45
0.6
11.00 - 15.00
2.0
4.2 - 4.9
45
0.6
15.00 - 25.00
2.0
4.9 - 6.5
45
0.75
25.00 - 40.00
2.0
6.5 - 9.0
45
1.0
(Sumber : KP-03 Saluran, 2012)
2.5.4. Alat Pengukur Debit Parameter dalam menentukan pemilihan alat pengukur debit adalah sebagai berikut : Kecocokan bangunan untuk keperluan pengukuran debit. Ketelitian pengukuran di lapangan. Bangunan yang kokoh, sederhana dan ekonomis. Rumus debit sederhana dan teliti. Eksploitasi dan pembacaan mudah. Pemeliharaan mudah dan murah. Cocok dengan kondisi setempat dan dapat diterima oleh para petani.
2.5.4.1.
Pintu Romijn Alat ukur ini digunakan di depan bangunan intake saluran. Alat ukur ini juga berfungsi mengatur dan mengukur debit serta sebagai pintu saluran primer. Untuk menentukan h pintu didapat dari Tabel Q dan b seperti Tabel 2.16 berikut :
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
67
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Tabel 2.16 Tipe Pintu Romijn TIPE ROMIJN STANDAR I
II
III
IV
V
VI
Lebar (m)
0.5
0.5
0.75
1
1.25
1.5
Kedalaman
0.33
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
160
300
450
600
750
900
0.08
0.11
0.11
0.11
0.81 +
1.15 +
1.15 +
1.15
1.15
1.15 +
V
V
V
+V
+V
V
maks. Aliran Debit maks. Pada muka air rencana Kehilangan
0.11
0.11
energi Elevasi dasar di bawah muka air rencana
V = Varian = 0.18 x Hmaks (Sumber : KP-04 Bangunan,2012) Kelebihan alat ukur Romijn adalah sebagai berikut: Bangunan ini bisa mengukur dan mengatur debit sekaligus Dapat membilas endapan sedimen halus Kehilangan energi relatif kecil Ketelitian baik Eksploitasi mudah Kekurangan alat ukur Romijn adalah sebagai berikut: Pembuatannya rumit dan mahal Bangunan ini membutuhkan muka air yang tinggi di saluran Biaya pemeliharaan bangunan ini relatif mahal Bangunan ini bisa disalahgunakan dengan jalan membuka pintu bawah Bangunan ini peka terhadap fluktuasi muka air di saluran pengarah
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
68
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.15 Alat Ukur Romijn ( Sumber : KP-04 Bangunan, 2012 )
2.5.4.2.
Alat Ukur Ambang Lebar Alat ukur ini dianjurkan karena bangunan ini kokoh, mudah dibuat dan mudah disesuaikan dengan tipe saluran. Pembacaan debit dengan alat ukur ini dapat dilakukan secara langsung, karena hanya menyatakan hubungan antara muka air hulu dengan debit. Kelebihan alat ukur ambang lebar adalah sebagai berikut : Bentuk hidrolis luwes dan sederhana Konstruksi kuat, sederhana dan tidak mahal Benda-benda hanyut dapat dilewatkan dengan mudah Ekslploitasi mudah Kelemahan alat ukur ambang lebar adalah sebagai berikut : Bangunan ini hanya bisa digunakan untuk mengukur saja Agar pengukuran teliti, aliran tidak boleh tenggelam
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
69
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.5.4.3.
Alat Ukur Crump de Gruyter Alat ukur Crump de Gruyter dipakai pada muka air di saluran selalu mengalami fluktuasi dan muka air rendah di saluran. Alat ukur ini mempunyai kehilangan tinggi energi yang lebih besar daripada alat ukur Romijn. Penggunaannya dengan cara menggerakkan pintu ke arah vertikal. Kelebihan alat ukur Crump de Gruyter adalah sebagai berikut : Bangunan ini dapat mengukur dan mengatur debit sekaligus Bangunan ini kuat dan tidak ada masalah dengan sedimen Eksploitasi mudah dan pengukuran teliti Kelemahan alat ukur Crump de Gruyter adalah sebagai berikut : Pembuatannya rumit dan mahal Biaya pemeliharaan mahal Kehilangan tinggi energi besar Bangunan ini ada masalah dengan benda-benda hanyut Dilihat dari segi kelebihan dan kekurangan, maka alat ukur Romijn lebih cocok untuk digunakan.
2.5.5. Saluran Kantong Lumpur Kantong lumpur merupakan pembesaran potongan melintang saluran sampai panjang tertentu untuk mengurangi kecepatan aliran dan memberi kesempatan pada sedimen untuk mengendap. Untuk menampung endapan sedimen tersebut dasar bagian saluran tersebut diperdalam dan diperlebar. Tampungan ini dibersihkan setiap jangka waktu tertentu dengan cara membilas sedimennya kembali ke sungai dengan aliran super kritis. Kantong lumpur ditempatkan di bagian awal dari saluran primer tepat di bagian belakang pengambilan.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
70
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.16 Potongan Memanjang Kantong Lumpur ( Sumber : Salamun, 2007 )
Gambar 2.17 Potongan Melintang Kantong Lumpur ( Sumber : Salamun, 2007 ) Keterangan : H
: Kedalaman aliran di saluran (m)
w
: Kecepatan endap partikel sedimen (m/det)
L
: Panjang kantong lumpur (m)
B
: Lebar rerata kantong lumpur (m)
V
: Kecepatan aliran (m/det)
Q
: Debit kebutuhan (m3/det)
hn
: Kedalaman normal saluran (m)
hs
: Kedalaman saluran kantong lumpur (m)
Perhitungan kantong lumpur diasumsikan sama dengan saluran primer. Perhitungan Kemiringan Saluran Kantong Lumpur (In) Rumus : Vn = ks x Rn 2/3 x In1/2...................................................................(2.32) (KP-03 Saluran,2012) Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
71
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Dimana : Vn
: Kedalaman aliran di saluran (m)
ks
: Koefisien Strickler (m/det)
Rn
: Jari-jari hidrolis (m)
In
: Kemiringan Saluran
Qn
: Kebutuhan pengambilan rencana (m3/det)
An
: Luas penampang basah (m2)
Perhitungan Kemiringan Dasar Saluran Kantong Lumpur (Is) Agar pengambilan dapat dilakukan dengan baik, maka kecepatan aliran harus tetap kritis di mana Fr = 1. 3
q2
Kedalaman kritis (hc) = √ g di mana q =
Q B
Maka : Q 2 1 √ hc = ( ) x B g 3
Dengan : Vs = √gxhs Fr =
Is =
Vs √gxhs Vs 2 2 1 (n xRs 2/3 )
Dimana : Vs
: Kecepatan rata-rata saat pembilasan = 1 m/det
Rs
: Jari-jari hidrolis (m)
Is
: Kemiringan saluran
Q
: Kebutuhan debit (m3/det)
hs
: Kedalaman saluran kantong lumpur (m)
g
: Gravitasi bumi (9,81 m/det2)
B
: Lebar atas kantong lumpur (m)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
72
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
hc
: Kedalaman kritis (m)
Fr
: Angka Froude
ns
: Koefisien Manning
Perhitungan Panjang Kantong Lumpur Rumus : 𝐡𝐧 𝐰
𝐋
= 𝐕 ......................................................................................... (2.33) 𝐧
( Sumber : Salamun, 2007 ) Dimana : L
: Panjang kantong lumpur (m)
hn : Kedalaman normal saluran (m) Vn : Kecepatan aliran (m/det) W : Kecepatan endap, diambil berdasarkan hubungan antara diameter saringan dan kecepatan endap untuk air tenang (m/det), dapat dilihat pada gambar 2.18.
2.5.6. Pintu Penguras Saluran Kantong Lumpur Pada pintu penguras saluran kantong lumpur tidak boleh terjadi gangguan selama pembilasan, oleh karena itu aliran pada pintu penguras tidak boleh tenggelam. Penurunan kecepatan aliran akan mengakibatkan menurunnya kapasitas angkutan sedimen, oleh karena itu untuk menambah kecepatan aliran, maka dibuat kemiringan saluran yang memungkinkan untuk kemudahan dalam transportasi sedimen.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
73
10.00 8.00
F.B = F.B 0.3 =0 .7 F.B F.B=0.9 =1.0
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
10 8
4.00
2.00
Red
1.00 0.80
= 10 00
Ps = 2650 kg/m ³ 6 Pw = 1000 kg/m ³ F.B = faktor bentuk = C a.b 4 (F.B = 0.7 untuk pasir alamiah) c kecil ; a besar ; b sedang a tiga sumbu yang saling 2 tegak lurus Red = butir bilangan Reynolds = w.do/U 1
6.00
0.60
= 10 Red
Red
1 = 0.
= 10
Red = 0.
0.04
Red
001
0.06
Red
= 0. 01
0.10 0.08
Red
diameter ayak do dalam mm
0.20
0
=1
0.40
0.02
0° t= 0° ° 2 0° 0.2 0 1 ° 4 30
Gambar 2.18
0.4 0.6
2 1
4
6 8
10
20
40 60
0.2 0.4 0.6 1 100 mm/dt = 0.1 m/dt
2
4
kecepatan endap w dalam mm/dt-m/dt
Grafik Hubungan Diameter Saringan dan Kecepatan Endap Lumpur Untuk Air Tenang ( Sumber : KP-02 Bangunan Utama, 2012)
2.5.7. Bangunan Pengambilan Bangunan pengambilan adalah sebuah bangunan berupa pintu air yang terletak di samping kanan atau kiri bendung. Fungsi bangunan ini adalah untuk membelokkan aliran dari sungai dalam jumlah yang diinginkan untuk kebutuhan irigasi. Saluran pembilas pada bangunan pengambilan dilengkapi dengan pintu dan bagian depannya terbuka untuk menjaga jika terjadi muka air tinggi selama banjir. Besarnya bukaan pintu Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
74
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
tergantung dengan kecepatan aliran masuk yang diinginkan. Kecepatan ini tergantung pada ukuran butir bahan yang diangkut. Elevasi lantai intake diambil minimal satu meter di atas lantai hulu bendung karena sungai mengangkut pasir dan kerikil. Pada keadaan ini makin tinggi lantai dari dasar sungai maka akan semakin baik, sehingga pencegahan angkutan sedimen dasar masuk ke intake juga makin baik. Tetapi bila lantai intake terlalu tinggi maka debit air yang tersadap menjadi sedikit, untuk itu perlu membuat intake arah melebar. Agar penyadapan air dapat terpenuhi dan pencegahan sedimen masuk ke intake dapat dihindari, maka perlu diambil perbandingan tertentu antara lebar dengan tinggi bukaan. Rumus : Q n = 1,2 x Q ........................................................................................(2.34) (KP-02 Bangunan Utama,2012) Q = μ . a . b. √2. g. z ............................................................................(2.35) (KP-02 Bangunan Utama,2012) Dimana : Qn
: Debit rencana (m3/det)
Q
: Kebutuhan air di sawah (m3/det)
μ
: Koefisien debit
a
: Tinggi bukaan (m)
b
: Lebar bukaan (m)
g
: Percepatan gravitasi (9,81 m2/det)
z
: Kehilangan tinggi energi pada bukaan (m)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
75
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.19 Potongan Melintang Bangunan Pengambilan ( Sumber : KP-02 Bangunan Utama, 2012)
2.5.8. Lebar Bendung Lebar bendung adalah jarak antara pangkal-pangkalnya (abutment) dan sebaiknya sama dengan lebar rata-rata sungai pada bagian yang stabil. Pada bagian ruas bawah sungai, lebar rata-rata tersebut dapat diambil pada debit penuh (bankfull discharge), sedangkan pada bagian atas sungai sulit untuk menentukan debit penuh. Lebar maksimum bendung sebaiknya tidak lebih dari 1,2 kali rata-rata lebar sungai pada alur yang stabil. Lebar total bendung tidak seluruhnya dimanfaatkan untuk melewatkan debit air karena adanya pilar dan bangunan penguras, jadi lebar bendung yang bermanfaat untuk melewatkan debit disebut lebar efektif (Be), yang dipengaruhi oleh tebal pilar dan koefisien konstraksi pilar dan pangkal bendung. Dalam menentukan lebar efektif perlu diketahui mengenai eksploitasi bendung, dimana pada saat air banjir datang pintu penguras dan pintu pengambilan harus ditutup. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
76
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
masuknya benda yang terangkut oleh banjir yang dapat menyumbat pintu penguras bila pintu terbuka dan air banjir masuk ke saluran induk. Rumus : Be = B − 2(n. K p + K a )H1 .................................................................(2.36) (Joetata dkk, 1997) Dimana : Be
: Lebar efektif bendung (m)
B
: Lebar total bendung (m)
Kp
: Koefisien kontraksi pilar
Ka
: Koefisien kontraksi pangkal bendung
n
: Jumlah pilar
H1
: Tinggi energi (m) I
I
I
II
I
II
H1
pembilas H1
pembilas
II
II
H1
B1
B2
B3
B1e B1
B2e B2
Bs B3
B1e
B2e
Bs Ka.H1
H1
ka.H1
ka.H1
Kp.H1
Kp.H1
Kp.H1
Ka.H1 Kp.H1
Kp.H1
Kp.H1
Kp.H1
Kp.H1
Bs = 0.8Bs
Bs = 0.8Bs
B = B1 + B2 + B3 Be = B1e + B2e + Bs B = B1 + B2 + B3 Be = B1e + B2e + Bs
Gambar 2.20 Sketsa Lebar Efektif Bendung ( Sumber : KP-02 Bangunan Utama, 2012) Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
77
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Tabel 2.17 Harga-harga Koefisien Konstraksi Pilar (Kp) No
Keterangan
Kp
Untuk pilar yang berujung segi empat dengan sudut1
sudut yang bulat pada jari-jari yang hampir sama
0.02
dengan 0.1 dari tebal pilar 2
Untuk pilar berujung bulat
3
Untuk pilar berujung runcing
0.01 0
(Sumber : KP-02 Bangunan Utama,2012)
Tabel 2.18 Harga-harga Koefisien Konstraksi Pangkal Bendung (Ka) No 1
2
3
Keterangan Untuk pangkal tembok segi empat dengan tembok hulu pada 900 ke arah aliran Untuk pangkal tembok bulat dengan tembok hulu pada 900 ke arah aliran dengan 0.5 H1 > r > 0.15 H1 Untuk pangkal tembok bulat di mana r > 0.5H1 dan tembok hulu tidak lebih dari 450 ke arah aliran
Ka 0.2
0.1
0
(Sumber : KP-02 Bangunan Utama,2012)
2.5.9. Menentukan Tipe Mercu Bendung Untuk tipe mercu bendung di Indonesia pada umumnya digunakan dua tipe mercu, yaitu tipe ogee dan tipe bulat. Kedua bentuk mercu tersebut dapat dipakai untuk konstruksi beton maupun pasangan batu atau bentuk kombinasi dari keduanya.
2.5.9.1.
Mercu Bulat Bendung dengan mercu bulat memiliki harga koefisien debit yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan koefisien bendung ambang lebar, mercu bulat mmpunyai dua tipe yaitu mercu bulat dengan satu jari-jari (mercu Vlughter) dan mercu bulat dengan dua jari-jari (mercu Schoklitsch). Pada sungai ini akan banyak memberikan keuntungan
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
78
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
karena bangunan ini akan mengurangi tinggi muka air hulu selama banjir. Harga koefisien debit menjadi lebih tinggi karena lengkung streamline dan tekanan negatif mercu. 2 V1 /2g
2 v2 /2g h1
H1
V1
y h2
r
p
2-3H, maks
1
H2
V2 1
.
Gambar 2.21 Bendung dengan Mercu Bulat ( Sumber : KP-02 Bangunan Utama, 2012)
Tekanan pada mercu adalah fungsi perbandingan antara H1 dan r (H1 / r). Untuk bendung dengan dua jari-jari (R2), jari-jari hilir akan digunakan untuk menentukan harga koefisien debit. Untuk menghindari bahaya kapitasi lokal, tekanan minimum pada mercu bendung harus dibatasi sampai – 4 m tekanan air jika mercu tersebut dari beton. Untuk pasangan batu tekanan subatmosfer sebaliknya dibatasi sampai – 1 m tekanan air. Persamaan tinggi energi - debit untuk bendung ambang pendek dengan pengontrol segi empat adalah sebagai berikut : Q = Cd .
2 3
2
. √3 . g . Be . H1 3/2 .......................................................(2.37) (Salamun, 2007)
Dimana : Q
: Debit (m3/det)
Cd
: Koefisien debit (Cd = C0C1C2)
g
: Percepatan gravitasi (9,81 m/det2)
Be
: Panjang mercu efektif (m)
H1
: Tinggi energi di atas mercu (m)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
79
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
C0
: Fungsi H1/p (lihat Gambar 2.23)
C1
: Fungsi p/H1 dan kemiringan muka hulu bendung (lihat Gambar 2.24)
C2
: Fungsi p/H1 Menurut USBR 1960 (lihat Gambar 2.25)
C0
: mempunyai harga maksimum 1,49 jika H1/p lebih dari 5,0 (lihat Gambar 2.23)
Gambar 2.22 Tekanan Pada Mercu Bendung Bulat sebagai Fungsi Perbandingan H1/r ( Sumber : KP-02 Bangunan Utama, 2012)
Gambar 2.23 Harga-harga Koefisien C0 untuk Bendung Ambang Bulat Sebagai Fungsi Perbandingan H1/p ( Sumber : KP-02 Bangunan Utama, 2012) Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
80
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.24 Koefisien C1 sebagai Fungsi Perbandingan p/H1 ( Sumber : KP-02 Bangunan Utama, 2012)
Gambar 2.25 Harga-harga Koefisien C2 untuk Bendung Mercu Ogee dengan Muka Hulu Melengkung (menurut USBR, 1960) ( Sumber : KP-02 Bangunan Utama, 2012)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
81
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.26 Faktor Pengurangan Aliran Tenggelam sebagai Fungsi H2/H1 ( Sumber : KP-02 Bangunan Utama, 2012)
2.5.9.2.
Mercu Ogee Mercu ogee berbentuk tirai luapan bawah dari bendung ambang tajam aerasi. Oleh karena itu mercu tidak akan memberikan tekanan subatmosfer pada permukaan mercu sewaktu bendung mengalirkan air pada debit rencana. Untuk debit yang lebih rendah, air akan memberikan tekanan ke bawah pada mercu. Untuk merencanakan permukaan mercu ogee bagian hilir, U.S Army Corps of Engineers mengembangkan persamaan : 𝐘 𝐡𝐝
𝟏
𝐗 𝐧
= 𝐊 [𝐡 ] ..................................................................................... (2.38) 𝐝
(KP-02 Bangunan Utama,2012) Dimana : X dan Y : Koordinator-koordinator permukaan hilir (m3/det) hd
: Tinggi rencana di atas mercu (mm)
k dan n : Koefisien kemiringan permukaan hilir
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
82
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Tabel 2.19 Harga-harga k dan n Kemiringan permukaan hilir
k
n
Vertikal
2
1.85
3:01
1.936
1.836
3:02
1.939
1.81
1:01
1.873
1.776
(Sumber : KP-02 Bangunan Utama,2012)
3 - 4 h1 maks
X 1.85 = 2.0hd 0.85 y X H1
hd
0.282 hd
asal 1.85 koordinat X = 2.0hd 0.85 y x
0.175 hd
H1
hd
hd
0.214 hd 3 - 4 h1 maks 0.115 hd
X
Y asal koordinat x
0.282 R=0.2 hdhd R=0.50.175 hd hd
R=0.2 hd R=0.5 hd
H1
H1
R=0.220.214 hd hd 0.67 0.115 hd
1.810
0.810
= 1.939 hd
1.810
y
0.810
X= 1.939 hd
y
y
hd
X
1
Y
R=0.22 hd R=0.48 hd 0.67
y
1
sumbu mercu diundurkan
R=0.48 hd sumbu mercu diundurkan
X H1
0.836
= 1.939 hd
H1
0.139 hd
R = 0.210.237 hd hd hd
X
y
0.237 hd hd
X H1
1.836
1.836
X H1
hd
0.776
= 1.873 hd
y
0.119 hd
0.836 =x 1.939 hd y
Y
0.33 0.139 hd 1
R = 0.68 hd R = 0.21 hd
hd
1.776
1 1 0.119 hd
1.776
0.776 x = 1.873 hd y
Y
x
x R = 0.45 hd1 1
Y
0.33
Y
1
R = 0.68 hd R = 0.45 hd
Gambar 2.27 Tipe Mercu Ogee ( Sumber : KP-02 Bangunan Utama, 2012) Bangunan hulu mercu bervariasi disesuaikan dengan kemiringan permukaan hilir. Persamaan antara tinggi energi dan debit untuk bendung dengan mercu tipe Ogee adalah : Q = Cd .
2 3
2
. √3 . g . Be . H1 3/2 .......................................................(2.39)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
83
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
(KP-02 Bangunan Utama,2012) Dimana : : Debit (m3/det)
Q
Cd : Koefisien debit (Cd = C0C1C2) : Percepatan gravitasi (9,81 m2/det)
g
Be : Panjang mercu efektif (m) H1 : Tinggi energi di atas ambang (m) C0 : Konstanta 1,30 C1 : Fungsi p/H1 dan kemiringan muka hulu bendung (lihat Gambar 2.24) C2 : Fungsi p/H1 Menurut USBR 1960 (lihat Gambar 2.25) Faktor koreksi C1 disajikan dalam Gambar 2.28 dan sebaliknya dipakai untuk berbagai tinggi bendung di atas dasar sungai.
1.0
>1 .33
1.1
0.33
1.2
0.67 1. 0 0
P/hd =0.2 0
1.3
muka hulun vertikal
0.9 H1 / hd
0.8 0.7 0.6
perbandingan
0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 0.70
0.75
0.80
0.85
0.90
0.95
1.00
faktor koreksi C1
Gambar 2.28 Faktor Koreksi untuk Selain Tinggi Energi Rencana pada Bendung Mercu Ogee (menurut Ven Te Chow, 1959, Berdasarkan Data USBR dan WES) ( Sumber : KP-02 Bangunan Utama, 2012)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
84
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.5.10. Tinggi Air Banjir di Hilir Bendung Perhitungan dilakukan dengan rumus sebagai berikut : 1
V = n x R2/3 x I1/2 ...............................................................................(2.40) A = (b + m. h)h P = b + 2. h√1 + m2 R=
A P
Perhitungan h dengan coba-coba. Elevasi muka air di hilir bendung = elevasi dasar hilir + h
w h 1 m
b
Gambar 2.29 Sketsa Tinggi Air Banjir di Hilir Bendung
2.5.11. Tinggi Air Banjir di Atas Mercu Persamaan tinggi energi di atas mercu (H1) menggunakan rumus debit bendung dengan mercu bulat, yaitu : 2
2
Q = Cd . 3 . √3 . g. Be . H1 3/2 ...................................................................(2.41) Dimana : Q
: Debit (m3/det)
Cd
: Koefisien debit
g
: Percepatan gravitasi (9,81 m/det2)
Be
: Lebar efektif bendung (m)
H1
: Tinggi energi di atas mercu (m)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
85
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2 V1 /2g
2 v2 /2g h1
H1
V1
y h2
r
p
2-3H, maks
1
H2
V2 1
.
Gambar 2.30 Elevasi Air di Atas Mercu ( Sumber : KP-02 Bangunan Utama, 2012) 2.5.12. Kolam Olak Kolam olak adalah suatu bangunan berupa olak di hilir bendung yang berfungsi untuk meredam energi yang timbul di dalam aliran air superkritis yang melewati pelimpah. Faktor pemilihan tipe kolam olak: Tinggi bendung Keadaan geoteknik tanah dasar misalnya jenis batuan, lapisan, kekerasan tekan, diameter butir dan sebagainya. Jenis angkutan sedimen yang terbawa aliran sungai Keadaan aliran yang terjadi di bangunan peredam energi seperti aliran tidak sempurna/tenggelam, loncatan air lebih rendah atau lebih tinggi. Tipe kolam olak berdasarkan angka Bilangan Froude, kolam olak dikelompokkan sebagai berikut : 1. Untuk Fr ≤ 1,7 tidak diperlukan kolam olak. Pada saluran tanah bagian hilir harus dilindungi dari bahaya erosi. 2. Bila 1,7 < Fr ≤ 2,5 maka kolam olak diperlukan untuk meredam energi secara efektif. Kolam olak dengan ambang ujung mampu bekerja dengan baik. 3. Jika 2,5 < Fr ≤ 4,5 maka loncatan air tidak terbentuk dan menimbulkan gelombang sampai jarak yang jauh di saluran. Kolam olak yang digunakan untuk menimbulkan turbulensi (olakan) yakni tipe USBR tipe IV. Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
86
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 4. Untuk Fr ≥ 4,5 merupakan kolam olak yang paling ekonomis, karena kolam olak ini pendek. Kolam olak yang sesuai adalah kolam USBR tipe III.
2.5.12.1. Kolam Olak Tipe Bak Tenggelam Jika kedalaman konjungsi hilir dari loncat air terlalu tinggi dibanding kedalaman air normal hilir, atau kalau diperkirakan akan terjadi kerusakan pada lantai kolam yang panjang akibat batu-batu besar yang terangkut lewat atas bendung, maka dapat dipakai peredam energi yang relatif pendek tetapi dalam. Kolam olak tipe bak tenggelam telah digunakan pada bendungbendung rendah dan untuk bilangan-bilangan Froude rendah. Bahan ini diolah oleh institute teknik Hidrolika di Bandung untuk menghasilkan serangkaian perencanaan untuk kolam dengan tinggi energi rendah ini. Dapat dihitung dengan rumus : 3
q2
hc = √ g .........................................................................................(2.42) (KP-02 Bangunan Utama,2012) Dimana: hc
: Kedalaman air kritis (m)
q
: Debit per lebar satuan (m3/det.m)
g
: Percepatan gravitasi (9,81 m/det) tinggi kecepatan q
H hc
muka air hilir
1
a=0.1R
1
lantai lindung
R
90°
T
elevasi dasar lengkung
Gambar 2.31 Kolam Olak Tipe Bak Tenggelam
( Sumber : KP-02 Bangunan Utama, 2012) Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
87
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.5.12.2. Kolam Vlugter Kolam vlugter dikembangkan untuk bangunan terjun di saluran irigasi. Batas-batas yang diberikan untuk Z/hc 0,5; 2,0; 15,0 dihubungkan dengan bilangan Froude. Bilangan Froude itu diambil dalam Z di bawah tinggi energi hulu. Kolam vlugter bisa dipakai sampai beda tinggi energi Z tidak lebih dari 4,50 m.
hc=2/3 H z
hc =
r
r r
r
r
jika 1 1
R
R
D
t=2 jika a
alternatif
2a
t
t=3 a=
L
D= (uku
Gambar 2.32 Kolam Vlugter ( Sumber : KP-02 Bangunan Utama, 2012) 3
q2
hc = √ g .........................................................................................(2.43) (KP-02 Bangunan Utama,2012) z
Jika 0,5 < h ≤ 2,0 c
t = 2,4 hc + 0,4 z z
Jika 2,0 < h ≤ 15,0 c
t = 3,0 hc + 0,1 z a = 0,28 hc √
hc z
D = R = L (ukuran dalam m)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
88
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.5.12.3. Kolam Olak USBR Tipe III Berdasarkan KP-04 (Bangunan) kolam olak untuk bilangan Froude > 4,5 merupakan kolam olak yang paling ekonomis, karena kolam olak ini pendek. Kolam olak yang sesuai adalah kolam USBR tipe III. Perhitungan dimensi kolam olak USBR tipe III adalah sebagai berikut :
> (h+y2) +0.60 H 0.2n3
2 1
blok muka
n3 =
0.5 yu yu yu yu
yu(4+Fru) 6
0.675 n3 0.75 n3 0.75 n3
blok halang n=
ambang ujung
yu(18+Fru) 18
1
n3
yu
1
n
0.82 y2 2.7 y2 potongan U
Gambar 2.33 Karakteristik Kolam Olak USBR Tipe III ( Sumber : KP-02 Bangunan Utama, 2012)
Yu
= lebar balok muka = tinggi balok muka = jarak antar balok muka
Jarak tepi kolam olak ke balok muka = 0,5 x Yu Jumlah balok muka = Nc 𝑁𝑐 =
𝐵𝑒 − 0,5 x 𝑌𝑢 2 x 𝑌𝑢
Tinggi balok haling = n3 𝑁3 =
Y𝑢 x (4 + 𝐹𝑟) 6
Ketebalan bagian atas balok haling = 0,2 n3 Jarak tepi kolam olak ke balok haling = 0,375 x n 3 Lebar balok halang = jarak antar balok haling = 0,75 x n3 Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
89
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Jumlah balok haling = Nb 𝑁𝑏 =
𝐵𝑒 − 0,375 x 𝑛3 1,5 x 𝑛3
Tinggi ambang ujung = n 𝑛=
Y𝑢 x (18 + 𝐹𝑟) 18
Jarak antara balok muka dan balok haling = L1 L1 = 0,82 x Y2 Panjang total kolam olak = Ltot Ltot = 2,7 x Y2 Tinggi dinding tepi kolam olak = H H > (h + y2) + 0,6 H1 Dimana : Be
: Lebar efektif bendung (m)
Ltot
: Panjang total kolam olak (m)
H
: Tinggi dinding tepi kolam olak (m)
Fr
: angka Froude
Y2
: Kedalaman air di atas ambang ujung (m)
2.5.12.4. Kolam Olak USBR Tipe IV Kolam olak USBR tipe IV digunakan untuk bilangan Froude 2,5 < Fr ≤ 4,5.
Gambar 2.34 Kolam Olak USBR Tipe IV ( Sumber : KP-02 Bangunan Utama, 2012)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
90
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Panjang Kolam Olak : L = 2Y1 (√1 + 8Fr 2 − 1) ...............................................................(2.44) (Dirjen Pengairan DPU, 1986) Tinggi blok muka / chute block = 2 x Y1 Tebal blok muka / chute block = 2 x Y1 (minimum) Lebar blok muka / chute block W = Y1 Jarak antar blok muka = 2,5 x W Untuk end sill pada tipe kolam olak USBR IV dibuat menerus. Tinggi end sill Hs = 0,2 x d2 (di mana d2 = Y2) Lebar atas end sill = 0,2 x Hs Kemiringan end sill = 2 : 1 Kedalaman lantai kolam olak H, digunakan rumus kecepatan akibat tinggi jatuh: 𝑉1 = √2 𝑥 𝑔 ℎ Ketinggian air dari dasar lantai kolam olak (T w) bergantung dari nilai Fr dan d1 di mana d1 = Y1 Syarat : Tw x 1,1 < Y2 + n
2.5.13. Panjang Lantai Muka Perencanaan panjang lantai muka bendung menggunakan garis kemiringan hidrolik. Garis gradien hidrolik ini digambarkan di hilir ke arah hulu dengan titik ujung hilir bendung sebagai permukaan dengan tekanan sebesar nol. Kemiringan garis hidrolik gradient disesuaikan dengan kemiringan yang diijinkan untuk suatu tanah dasar tertentu, yaitu menggunakan Creep Ratio (Cr). Untuk mencari panjang lantai depan hulu yang menentukan adalah beda tinggi energi terbesar di mana terjadi pada saat muka banjir di hulu dan kosong di hilir. Garis gradient hidraulik akan membentuk sudut dengan bidang horizontal sebesar α, sehingga akan memotong air banjir di hulu. Proyeksi titik perpotongan tersebut ke arah horizontal (lantai hulu bendung) adalah titik ujung dari panjang lantai depan minimum. Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
91
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 1
Lw = ∑ Lv + 3 ∑ Lh .............................................................................(2.45) (Suyono Sosrodarsono dkk, 2003) Dimana : Lw
: Panjang garis rembesan (m)
∑ Lw : Panjang creep line vertikal (m) ∑ Lh : Panjang creep line horisontal (m) Faktor rembesan / creep ratio (Cw) = ∑ Lw / ΔHw di mana, Cw > CL (aman).
Tabel 2.20 Harga-harga minimum Angka Rembesan Lane (CL) Jenis Material
CL
Pasir sangat halus / lanau
8.5
Pasir halus
7.0
Pasir sedang
6.0
Pasir kasar
5.0
Kerikil halus
4.0
Kerikil sedang
3.5
Kerikil kasar termasuk berangkal dan kerikil
3.0
Lempng lunak
2.5
Lempung sedang
3.0
Lempung keras
1.8
Lempung sangat keras
1.6
(Sumber : KP-02 Bangunan Utama, 2012)
2.5.14. Tebal Lantai Kolam Olak Untuk menentukan tebal lantai kolam olak harus ditinjau pada dua kondisi yaitu pada kondisi air normal dan kondisi air banjir. dx ≥ S
𝑃𝑥−𝑊𝑥 𝜏
.......................................................................................(2.46) (KP-02 Bangunan Utama,2012)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
92
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Dimana : dx
: Tebal lantai pada titik x (m)
Px
: Gaya angkat pada titik x (t/m2)
Hx
: Tinggi muka air di hulu bendung diukur dari titik x (m)
Wx
: Kedalaman air pada titik x (m)
τ
: Berat jenis bahan (t/m3)
s
: Faktor keamanan : 1,5
= untuk kondisi air normal
1,25 = untuk kondisi air banjir
2.6.
Tinjauan Gerusan di Hilir Bendung Tinjauan terhadap gerusan bendung digunakan untuk menentukan kedalaman gerusan di hilir bendung. Untuk menghitung kedalaman gerusan digunakan metode Lacey sebagai berikut: Q 1/3
R = 0,47 ( f )
...................................................................................(2.47) (KP-02 Bangunan Utama,2012)
f = 1,76 Dm1/2 Dimana : R
: Kedalaman gerusan di bawah permukaan banjr (m)
Dm
: Diameter rata-rata material dasar sungai (mm)
Q
: Debit yang melimpah di atas mercu (m 3/det)
f
: Faktor lumpur Lacey Menurut Lacey, kedalaman gerusan bersifat empiris, maka dalam
penggunaannya dikalikan dengan angka keamanan sebesar 1,5.
2.7.
Analisis Struktur Vertikal Stabilitas bendung dianalisis pada tiga macam kondisi yaitu pada saat sungai kosong, normal dan pada saat sungai banjir. Tinjauan stabilitas yang diperhitungkan dalam perencanaan suatu bendung meliputi:
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
93
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.7.1. Analisis Gaya-gaya Vertikal 2.7.1.1.
Gaya Akibat Berat Sendiri Bendung Rumus : G = V x ɣ .........................................................................................(2.48) (KP-02 Bangunan Utama,2012) Dimana :
2.7.1.2.
V
: Volume (m3)
ɣ
: Berat jenis bahan, pasangan batu = 2,2 t/m3, beton siklop = 2,4 t/m3
Gaya Angkat (Uplift Pressure) Rumus : Px = Hx −
𝐿𝑥 𝐿
𝑥 ∆𝐻 ....................................................................... (2.49) (KP-02 Bangunan Utama,2012)
Dimana : Px
: Gaya angkat pada titik X (t/m2)
Lx
: Jarak sepanjang bidang kontak dari hulu sampai x (m)
L
: Panjang total bidang kontak bendung dan tanah bawah (m)
ΔH : Beda tinggi energi (m) Hx
: Tinggi energi di hulu bendung (m)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
94
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
H
1
Hx
4 5
H 2
3
6
14
7 8
x
9
h
10
hx
11 12 13
Lx 1
23
4 5
67
89
10
Qx
11 12 13
14
h
(10-11)/3
(4-5)/3
H (6-7)/3
(2-3)/3
(8-9)/3 Px=Hx - Lx . L
(12-13)/3 H
Gambar 2.35 Gaya Angkat Pada Pondasi Bendung ( Sumber : KP-02 Bangunan Utama, 2012) 2.7.2. Analisis Gaya-gaya Horisontal 2.7.2.1.
Gaya Akibat Tekanan Lumpur Rumus : Ps =
τs x h2 2
[
1−sinθ
] .........................................................................(2.50)
1+sinθ
(KP-02 Bangunan Utama,2012) Dimana : Ps : Gaya yang terletak pada 2/3 kedalaman dari atas lumpur yang bekerja secara horizontal (kg) θ
: Sudut geser dalam (0)
τs
: Berat jenis lumpur (kg/m3) = 1600 kg/m3 = 1,6 t/m3
h
: Kedalaman lumpur (m)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
95
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.7.2.2.
Gaya Hidrostatis Rumus : H = [1⁄2 x γw x h2 ] ......................................................................(2.51) (Joetata dkk, 1997) Dimana : ɣw : Berat jenis air (kg/m3) = 1000 kg/m3 = 1 t/m3 h1 : Kedalaman air hulu (m) h2 : Kedalaman air hilir (m) H
: Gaya tekan hidrostatis (ton)
Gambar 2.36 Sketsa Gaya Hidrostatis Pada Bendung
2.7.2.3.
Gaya Akibat Tekanan Aktif dan Pasif - Tekanan tanah aktif dihitung dengan rumus sebagai berikut : Pa = 1⁄2 γsub x K a x h2 .............................................................(2.52) θ K a = tan2 (450 − ) 2 γsub = γsat − γw Gs + e ] − γw 1+e Gs − 1 ] = [γw 1+e = [γw
- Tekanan tanah pasif dihitung dengan rumus sebagai berikut : Pp = 1⁄2 γsub x K p x h2 ..............................................................(2.53) Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
96
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA θ K p = tan2 (450 − ) 2 γsub = γsat − γw Gs + e ] − γw 1+e Gs − 1 ] = [γw 1+e = [γw
Dimana : Pa
: Tekanan tanah aktif (t/m2)
Pp
: Tekanan tanah pasif (t/m2)
Ø
: Sudut geser dalam (0)
g
: Gravitasi bumi = 9,81 m/det2
h
: Kedalaman tanah aktif dan pasif (m)
ɣsub : Berat jenis submerged / tanah dalam keadaan terendam (t/m3)
2.7.2.4.
ɣsat
: Berat jenis saturated / tanah dalam keadaan terendam (t/m3)
ɣw
: Berat jenis air = 1,0 t/m3
Gs
: Spesifik Gravity
e
: Void Ratio
Gaya Gempa Rumus : ad = n(ac x z)m ...............................................................................(2.54) ad E= g (KP-06 Parameter Bangunan, 2012) Dimana : ad
: Percepatan gempa rencana (cm/det2)
n,m
: Koefisien untuk masing-masing jenis tanah
ac
: Percepatan kejut dasar (cm/det2)
z
: Faktor yang tergantung dari letak geografis (dapat dilihat pada “Peta
Zona
Seismik
untuk
Perencanaan
Bangunan”
Lampiran 1) Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
97
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
E
: Koefisien gempa
g
: Percepatan gravitasi = 9,81 m/det2
Tabel 2.21 Harga-harga Koefisien Tanah Jenis Tanah
n
m
Batu
2.76
0.71
Dilivium
0.87
1.05
Aluvium
1.56
0.89
Aluvium lunak
0.29
1.32
(Sumber : KP-06 Parameter Bangunan,2012)
Tabel 2.22 Harga-harga Percepatan Kejut Dasar Periode Ulang (tahun)
ac
20
85
100
160
500
225
1000
275
(Sumber : KP-06 Parameter Bangunan,2012) Dari koefisien gempa di atas, kemudian dicari besarnya gaya gempa dan momen.
2.8.
Analisis Stabilitas Bendung
2.8.1. Analisis Terhadap Guling Rumus : SF =
∑ Mt ∑ Mg
> 1,5 ..................................................................................(2.55) (Soedibyo, 1996)
Dimana: SF
: Faktor keamanan
∑Mt : Jumlah momen tahan (ton meter) ∑Mg : Jumlah momen guling (ton meter) Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
98
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.8.2. Analisis Terhadap Geser Rumus : ∑R
SF = f ∑ Rv > 1,5 ................................................................................ (2.56) h
( Salamun, 2007) Dimana: SF
: Angka keamanan terhadap geser > 1,50
f
: Koefisien gesekan
∑Rv : Kumulatif gaya vertikal (ton) ∑Rh : Kumulatif gaya horisontal (ton)
2.8.3. Analisis Terhadap Daya Dukung Tanah Dari data tanah lokasi bendung, diperoleh : ɣ
: Berat jenis tanah (t/m3)
c
: Kohesi (t/m2)
Ø
: Sudut geser dalam (0)
Df
: Kedalaman pondasi (m)
Nc, Nq, Nɣ di dapat dari grafik Terzaghi : Rumus daya dukung tanah Terzaghi : q ult = c x Nc x γ x Nq xDf + 0,5 x γ x B x N ......................................... (2.57) (Braja M. Das, 1998) ̅= σ
qult
.................................................................................................(2.58)
SF
Kontrol : RV
σmaks = σmin =
B
RV B
(1 +
(1 −
6 .e B
6 .e B
)<σ ̅ ...................................................................(2.59)
) > 0 .....................................................................(2.60) (Soedibyo, 1996)
Dimana : SF
: Faktor keamanan
RV : Gaya vertikal (ton) B
: Panjang tubuh bendung (m)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
99
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA σ
: Tegangan yang timbul (t/m2)
̅ σ
: Tegangan ijin (t/m2)
2.8.4. Analisis Terhadap Erosi Bawah Tanah (Pipping) Keamanan bendung terhadap erosi bawah bendung dihitung dengan rumus : SF =
a s
s(1+ ) hs
..........................................................................................(2.61)
Dimana : SF
: Faktor keamanan
s
: Kedalaman tanah (m)
a
: Tebal lapisan pelindung (m)
hs
: Tekanan air pada kedalaman O (kg/m2) Rumus di atas mengasumsikan bahwa berat volume tanah di bawah
air dapat di ambil 1 (ɣw = ɣs = 1 t/m2). Berat volume bahan lindung di bawah air adalah 1. Faktor keamanan, SF sekurang-kurangnya sebesar 1,5.
2.8.5. Analisis Terhadap Rembesan Angka rembesan menurut Lane dirumuskan sebagai berikut : Cw =
1 3
Lv+ Σ Hv Hw
....................................................................................(2.62)
Dimana : Cw : Angka rembesan yang terjadi Lv
: Panjang rembesan dihitung secara vertikal (m)
Hv
: Panjang rembesan dihitung secara Horisontal (m)
Hw : Beda tinggi antara muka air di hulu dengan di hilir (m)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
100
LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TONGGAUNA KABUPATEN KOLAKA TIMUR, SULAWESI TENGGARA (Design of Tonggauna Weir at Kolaka Timur, Southeast Sulawesi)
BAB III METODOLOGI
UNDIP – KEMENPUPERA
BAB III. METODOLOGI
BAB III METODOLOGI
3.1.
Uraian Umum Metodologi pada studi ini menguraikan seluruh kegiatan dari awal sampai akhir, meliputi seluruh kegiatan yang pelaksanaannya secara urut maupun simultan. Metode yang menggunakan perhitungan analisis yang tepat sehingga memberikan hasil yang optimal serta tepat waktu (secara garis besar dapat dilihat pada bagan alir gambar 3.1). Lingkup kegiatan pada studi ini adalah sebagai berikut: 1. Persiapan 2. Pengumpulan data 3. Analisis 4. Perencanaan dan desain konstruksi 5. Gambar konstruksi 6. Dokumen kontrak Masing-masing tahapan tersebut terdiri dari bermacam-macam item pekerjaan yang harus dilaksanakan secara simultan maupun bersamaan.
3.2.
Tahap Persiapan Tahap persiapan merupkan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan data dan pengolahannya. Dalam tahap ini disusun hal-hal penting untuk mengefektifkan waktu dan kegiatan yang dilakukan. Adapun tahapan tersebut antara lain : 1. Studi pustaka mengenai masalah yang berhubungan dengan bendung dan fasilitas-fasilitasnya dan jaringan irigasinya. 2. Menentukan kebutuhan data. 3. Pengadaan persyaratan administrasi. 4. Mendata instansi yang akan dijadikan narasumber. 5. Survey ke lokasi untuk mendapatkan gambaran umum kondisi dilapangan.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
101
BAB III. METODOLOGI
Gambar 3.1. Bagan Alir Pengerjaan Tugas Akhir Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
102
BAB III. METODOLOGI
3.3.
Tahap Pengumpulan Data Dalam proses perencanaan, diperlukan analisis yang teliti. Untuk dapat melakukan analisis yang baik, diperlukan data, informasi, teori, konsep dasar dan alat bantu yang memadai, sehingga kebutuhan akan data sangat mutlak diperlukan. Data primer diperoleh dengan pengukuran dilapangan. Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini sebagian besar menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Propinsi Sulawesi Tenggara dan Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Datadata sekunder yang digunakan dalam perencanaan ini adalah sebagai berikut : 1. Data hidroklimatologi diperoleh dari Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara, terdiri dari : a. Data curah hujan harian dari 3 stasiun hujan yaitu stasiun Mowewe, stasiun Lasusua, dan stasiun Abuki selama 15 tahun (2000 – 2014). b. Data klimatologi yang meliputi kelembaban relatif, temperatur, lama penyinaran matahari, kecepatan angin, 1 stasiun yaitu Unaaha selama 4 tahun (2011-2014). 2. Peta
topografi diperoleh dari Fakultas Kehutanan Universitas
Hasanuddin, terdiri dari : a. Peta RBI Tonggauna (2212-13), Pegunungan Mekongga (2112-34) dam Osu Wiau (2112-62) dan Pegunungan Tangke Lemboke (2212-41). 3. Peta DAS Konaweha diperoleh dari Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara. 4. Data geologi diperoleh dari Laporan Feasibility Study D.I. Tonggauna Kabupaten Kolaka dan Laporan Survey Investigasi Desain D.I. Tonggauna Kabupaten Kolaka dari Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV. 5. Data morfologi sungai, gambar situasi, potongan memanjang dan potongan melintang sungai Mokoseo diperoleh dari Laporan Feasibility
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
103
BAB III. METODOLOGI
Study D.I. Tonggauna Kabupaten Kolaka pada Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV.
3.4.
Tahap Analisis Analisis yang diperlukan dalam perencanaan bangunan utama berupa bendung tetap yaitu sebagai berikut : 1. Analisis letak bendung 2. Analisis hidrologi a. Perhitungan debit banjir rencana b. Analisis kebutuhan air dan ketersediaan air (water balance) 3. Analisis hidrolis a. Tinjauan hidrolis bendung b. Analisis struktur bendung dan bangunan-bangunan pelengkapnya.
3.4.1. Analisis Letak Bendung Penentuan lokasi bendung harus diperhitungkan secara matang, dari beberapa alternatif lokasi dipilih yang paling menguntungkan dari berbagai segi. Misalnya dari segi perencaan, pengamanan bendung, pelaksanaan, pengoperasian, dampak pembangunan dan sebagainya. Dari beberapa pengalaman dalam memilih lokasi bendung, tidak semua persayaratan yang dibutuhkan terpenuhi. Sehingga lokasi bendung ditetapkan berdasarkan persyaratan yang dominan. Lokasi bendung dipilih atas pertimbangan beberapa aspek : a. Keadaan topografi dari rencana daerah irigasi. Dalam hal ini letak bendung tidak terlalu jauh daari sawah yang akan dialiri, sehingga saluran irigasi yang dibutuhkan tidak terlalu panjang. Hal ini akan menghemat biaya yang dikeluarkan. b. Kondisi topografi, hidraulik dan morfologi sungai dari lokasi bendung. c. Kondisi tanah pondasi di lokasi bendung rencana adalah geneis, karena bendung harus di tempatkan di lokasi di mana tanah pondasinya cukup baik sehingga bangunan akan stabil. Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
104
BAB III. METODOLOGI
d. Biaya pelaksanaan. Dari beberapa alternatif lokasi ditinjau pula dari segi biaya yang paling murah dan pelaksanaannya yang tidak terlalu sulit.
3.4.2. Analisis Hidrologi Analisis hidrologi adalah analisis yang berisi tentang aspek-aspek hidrologi dalam perencaan sebuah bendung. Analisis hidrologi mencakup perhitungan banjir rencana dan analisis kebutuhan air.
3.4.2.1.
Perhitungan Debit Banjir Rencana a. Analisis Curah Hujan Rencana Apabila data hujan yang digunakan lebih dari satu stasiun hujan maka beberapa metode untuk menghitung curah hujan tersebut, antara lain : 1. Metode rata-rata aljabar (Arithmatic Mean) 2. Metode Polygon Thiessen 3. Metode Isohiet Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini digunakan metode rata-rata aljabar dan metode Polygon Thiessen karena data hujan yang tersedia sebanyak 3 stasiun selama 15 tahun (2000-2014) dan lokasinya menyebar. Ketiga stasiun hujan tersebut adalah stasiun Mowewe, stasiun Lasusua, dan stasiun Abuki. b. Analisis Frekuensi 1. Pengukuran Dispersi Variasi atau dispersi adalah besarnya derajat dari sebaran varian di sekitar nilai rata-ratanya. Cara mengukur besarnya dispersi disebut pengukuran dispersi. Adapun cara pengukuran dispersi antara lain : a. Standar Deviasi (S) b. Koefisien Variasi (Cv)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
105
BAB III. METODOLOGI
c. Koefisien Skewness (Cs) d. Pengukuran Kurtosis 2. Pemilihan Jenis Sebaran Untuk memilih jenis sebaran, ada beberapa macam distribusi yang sering dipakai yaitu : a. Distribusi Normal b. Distribusi Log Normal c. Distribusi Gumbel Tipe I d. Distribusi Log Person Tipe III 3. Uji Keselarasan Distribusi Uji kesalarasan distribusi yang sering digunakan adalah : a. Chi-Kuadrat b. Uji Smirnov Kolmogorof c. Analisis Debit Banjir Rencana Ada beberapa metode dalam menentukan debit banjir rencana yaitu: 1. Metode Rasional 2. Metode Haspers 3. Metode Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) Gamma I 4. Metode Passing Capasity
3.4.2.2.
Analisis Kebutuhan Air Analisis kebutuhan air terdiri dari : a. Analisis Kebutuhan Air dan Ketersediaan Air Menurut jenisnya ada dua macam pengertian kebutuhan air yaitu: 1. Kebutuhan air untuk tanaman (Consumtive Use). Evapotranspirasi, perkolasi, koefisien tanaman (Kc), curah hujan efektif (Re), kebutuhan air untuk pengolahan lahan, kebutuhan air untuk pertumbuhan.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
106
BAB III. METODOLOGI
2. Kebutuhan air untuk irigasi. Kebutuhan air untuk irigasi dapat dihitung sesuai pola tanam yang berlaku di Kabupaten Kolaka Timur. Khusus untuk D.I. Tonggauna pola tanam yang direncanakan adalah padi - padi - palawija. b. Perhitungan Neraca Air Perhitungan neraca air dilakukan untuk mengecek apakah air yang tersedia cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan irigasi atau tidak. Neraca air disajikan dalam bentuk garfik sehingga memudahkan pengecekan ketersediaan air pada saat tertentu. c. Analisis Debit Andalan Perhitungan debit andalan bertujuan untuk menentukan areal persawahan yang dapat diairi. Perhitungan ini menggunakan cara analisis water balance dari F.J. Mock berdasarkan data curah hujan, evapotranspirasi, keseimbangan air pada permukaan tanah, limpasan (run off), tampungan air tanah (ground water storage) dan aliran sungai.
3.4.3. Analisis Struktur dan Tinjauan Hidrolis Bendung
3.4.3.1.
Analisis Struktur Bendung Sebelum melakukan analisis terhadap bendung perlu untuk menentukan tipe bendung dan lokasinya yang akan dipakai dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan dan penyelidikan lapangan. a. Penentuan dimensi saluran primer b. Alat pengukur debit diantaranya metode : alat ukur pintu romijn, alat ukur ambang lebar, alat ukur Crump de Gruyter. c. Saluran kantong lumpur d. Pintu penguras kantong lumpur e. Bangunan pengambilan
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
107
BAB III. METODOLOGI
f. Lebar bendung g. Penentuan tipe mercu bendung h. Tinggi air banjir di hilir bendung i. Tinggi air banjir di atas mercu j. Kolam olak k. Panjang lantai muka l. Tebal lantai kolam olak m. Pintu penguras bendung
3.4.3.2.
Tinjauan Hidrolis Bendung Bendung ditinjau terhadap gerusan di hilir bendung dan tinggi backwater di hulu bendung.
3.4.4. Analisis Stabilitas Bendung Analisis tersebut bertujuan untuk meninjau stabilitas bendung pada saat sungai kondisi normal, normal dan banjir rencana. Analisisnya meliputi : 1. Analisis gaya-gaya vertikal, meliputi : a. Akibat berat bendung b. Gaya gempa c. Gaya angkat (uplift pressure) 2. Analisis gaya-gaya horizontal, meliputi : a. Tekanan tanah aktif dan pasif b. Tekanan hidrostatis c. Gaya akibat tekanan lumpur 3. Analisis stabilitas bendung, meliputi : a. Terhadap guling b. Terhadap geser c. Terhadap daya dukung tanah d. Terhadap erosi bawah tanah (piping)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
108
BAB III. METODOLOGI
3.5.
Perancangan Dokumen Kontrak Dokumen kontrak merupakan sebuah dokumen yang berisi tentang detail-detail guna acuan pelaksanaan proyek di lapangan. Antara lain berisi tentang Gambar Kerja (Shop Drawing), Rencana Anggaran Biaya (RAB), Jadwal Pelaksanaan Proyek dan Network Planning serta Rencana Kerja dan Syarat-Syarat.
3.5.1. Gambar Kerja Adalah gambar di dapat dari hasil desain dan perhitungan struktur. Gambar perencanaan belum memiliki detail yang cukup untuk dijadikan acuan dalam proses pembangunan.
3.5.2. Rencana Anggaran Biaya Merupakan
rincian
biaya
yang
harus
dikeluarkan
dalam
pelaksanaan proyek. Juga terdapat jenis-jenis pekerjaan yang harus dilaksanakan dan berapa biaya untuk pekerjaan tersebut.
3.5.3. Jadwal Pelaksanaan dan Network Planning Jadwal pelaksanaan adalah suatu pembagian waktu secara terperinci yang disediakan untuk masing-masing pekerjaan dari pekerjaan awal sampai pekerjaan akhir serta sebagai koordinasi suatu pekerjaan. Network planning adalah gambaran yang memperlihatkan susunan urutan pekerjaan dan logika keterangan antara kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lain beserta waktu pelaksanaannya.
3.5.4. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) Berisi mengenai metodologi pekerjaan dan syarat-syarat pekerjaan dan material yang harus digunakan sebagai acuan pekerjaan.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
109
BAB III. METODOLOGI
3.5.5. Metode Pelaksanaan Metode pelaksanaan merupakan penjelasan tahapan pelaksanaan pekerjaan secara runtut mulai dari tahapan persiapan sampai dengan finishing secara terperinci.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
110
LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TONGGAUNA KABUPATEN KOLAKA TIMUR, SULAWESI TENGGARA (Design of Tonggauna Weir at Kolaka Timur, Southeast Sulawesi)
BAB IV ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
UNDIP – KEMENPUPERA
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
BAB IV ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
4.1.
Uraian Umum Dalam merencanakan bangunan air, analisis yang penting perlu ditinjau adalah analisis hidrologi. Analisis hidrologi diperlukan untuk menentukan besarnya debit banjir rencana yang mana debit banjir rencana akan berpengaruh terhadap besarnya debit maksimum maupun kestabilan konstruksi yang akan dibangun. Pada perencanaan bendung ini, data curah hujan harian selama periode 15 tahun yang akan dijadikan sebagai dasar perhitungan dalam menentukan debit banjir rencana. Data hujan harian selanjutnya akan diolah menjadi data curah hujan rencana, yang kemudian akan diolah menjadi debit banjir rencana. Data hujan harian didapatkan dari beberapa stasiun di sekitar lokasi rencana bendung, di mana ke 3 stasiun tersebut berada di luar catchment area (daerah aliran sungai). Adapun langkah-langkah dalam analisis hidrologi adalah sebagai berikut : a. Menentukan Daerah Aliran Sungai (DAS) beserta luasnya. b. Menentukan luas pengaruh daerah stasiun-stasiun penakar hujan sungai. c. Menentukan curah hujan maksimum tiap tahunnya dari data curah hujan yang ada. d. Menganalisis curah hujan rencana dengan periode ulang T tahun. e. Menghitung debit banjir rencana berdasarkan besarnya curah hujan rencana di atas pada periode ulang T tahun. f. Menghitung debit andalan yang merupakan debit minimum sungai yang dapat dipakai untuk keperluan irigasi. g. Menghitung kebutuhan air di sawah yang dibutuhkan untuk tanaman. h. Menghitung neraca air yang merupakan perbandingan antara debit air yang tersedia dengan debit air yang dibutuhkan untuk keperluan irigasi.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
111
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
4.2.
Daerah Aliran Sungai (DAS) Sebelum menentukan daerah aliran sungai, terlebih dahulu menentukan lokasi bangunan air (bendung) yang akan direncanakan. Dari lokasi bendung ini ke arah hulu, kemudian ditentukan batas daerah aliran sungai dengan menarik garis imajiner yang menghubungkan titik-titik yang memiliki kontur tertinggi sebelah kiri dan kanan sungai yang ditinjau. Penentuan luas DAS menggunakan program Arc Gis dan Google Earth Pro, peta DAS Tonggauna dapat dilihat pada Gambar 4.1 dengan luas daerah aliran sungai (DAS) Tonggauna sebesar 70,79 km2.
DAS TONGGAUNA
Gambar 4.1. Peta DAS Tonggauna ( Sumber : Google Earth ,2016)
4.3.
Uji Konsistensi Data Untuk menguji konsistensi data hujan dapat dilakukan dengan analisis massa ganda (double mass curve analysis), yaitu menguji konsistensi hasil pengukuran pada suatu stasiun dan membandingkan akumulasi dari hujan yang bersamaan untuk suatu kumpulan stasiun yang mengelilinginya. Data tidak konsisten berarti data mengandung kesalahan, maka harus diuji kebenarannya dengan langkah sebagai berikut : Data yang akan diuji adalah data pada Stasiun Lasusua.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
112
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI Data hujan acuan/indeks merupakan nilai rata-rata dari stasiun hujan Abuki yang lokasinya ada disekeliling Stasiun Lasusua. Data kumulatif Stasiun Lasusua dibandingkan secara grafis dengan data kumulatif dari Stasiun hujan acuan/indeks (Stasiun Abuki). Data di Stasiun Lasusua sebagai sumbu x dan data di stasiun acuan/indeks sebagai sumbu y. Dengan langkah yang sama dilanjutkan dengan menguji data pada stasiun lainnya. Jika grafik yang terjadi berupa garis lurus/tidak terjadi patahan, maka data Stasiun Lasusua konsisten, dan sebaliknya jika ada patahan berarti data tersebut tidak konsisten sehingga harus dikoreksi. Jika data sebelum garis tersebut berubah/patah, kemiringannya sebesar b dan setelah berubah, kemiringannya sebesar a, maka data stasiun y harus dikoreksi dengan dikalikan suatu faktor koreksi yaitu b/a. Data yang sudah dikoreksi sudah konsisten, berarti bahwa data yang terukur dan dihitung adalah benar dan teliti sesuai dengan fenomena saat hujan terjadi. Data pengujian dan grafik Double Mass Curve dapat dilihat pada Tabel 4.1 – Tabel 4.3 dan Gambar 4.2 – 4.4.
Tabel 4.1. Konsistensi Data Stasiun Lasusua
TAHUN 2000
Curah Hujan Harian Maksimum (mm) STA. STA. STA. LASUSUA ABUKI MOWEWE 50 80 55
Ratarata Stasiun Indeks 67.50
Kumulatif Stasiun Stasiun Indeks LS 67.50 50.00
2001
99
43
40
41.50
109.00
149.00
2002
59
47
40
43.50
152.50
208.00
2003
69
48
45
46.26
198.76
277.00
2004
35
88
50
69.00
267.76
312.00
2005
72
64
40
52.00
319.76
384.00
2006
52
67
45
56.00
375.76
436.00
2007
95
70
60
65.00
440.76
531.00
2008
110
73
64
68.50
509.26
641.00
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
113
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Lanjutan Tabel 4.1. Curah Hujan Harian Maksimum (mm) TAHUN STA. STA. STA. LASUSUA ABUKI MOWEWE 2009 146 62 60
Ratarata Stasiun Indeks 61.00
Kumulatif Stasiun Stasiun Indeks LS 570.26 787.00
2010
91
84
45
64.50
634.76
878.00
2011
127
51
60
55.45
690.21
1005.00
2012
71
70
63
66.25
756.46
1076.00
2013
89
110
59
84.25
840.71
1165.00
2014 41 57 (Sumber : Hasil Perhitungan)
60
58.50
899.21
1206.00
Komulatif Stasiun Indeks
Double Mass Curve Stasiun Lasusua 1400.00 1200.00 1000.00 800.00 600.00 400.00 200.00 0.00 0.00
200.00
400.00 600.00 800.00 Komulatif Stasiun Lasusua
1000.00
Gambar 4.2. Grafik Double Mass Curve Stasiun Lasusua ( Sumber : Hasil Perhitungan)
Tabel 4.2. Konsistensi Data Stasiun Abuki
TAHUN 2000 2001 2002 2003
Curah Hujan Harian Maksimum (mm) STA. STA. STA. LASUSUA ABUKI MOWEWE 50 80 55 99 43 40 59 47 40 69 48 45
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
RataKumulatif rata Stasiun Stasiun Stasiun Indeks Indeks AB 52.50 52.50 80.00 69.50 122.00 123.00 49.50 171.50 170.00 57.00 228.50 217.51 114
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Lanjutan Tabel 4.2. Curah Hujan Harian Maksimum (mm) TAHUN STA. STA. STA. LASUSUA ABUKI MOWEWE 2004 35 88 50 2005 72 64 40 2006 52 67 45 2007 95 70 60 2008 110 73 64 2009 146 62 60 2010 91 84 45 2011 127 51 60 2012 71 70 63 2013 89 110 59 2014 41 57 60 (Sumber : Hasil Perhitungan)
RataKumulatif rata Stasiun Stasiun Stasiun Indeks Indeks AB 42.50 271.00 305.51 56.00 327.00 369.51 48.50 375.50 436.51 77.50 453.00 506.51 87.00 540.00 579.51 103.00 643.00 641.51 68.00 711.00 725.51 93.50 804.50 776.41 66.75 871.25 846.41 73.75 945.00 956.41 50.50 995.50 1013.41
Komulatif Stasiun Indeks
Double Mass Curve Stasiun Abuki 1200.00 1000.00 800.00
600.00 400.00 200.00 0.00 0.00
200.00
400.00 600.00 800.00 Komulatif Stasiun Abuki
1000.00 1200.00
Gambar 4.3. Grafik Double Mass Curve Stasiun Abuki ( Sumber : Hasil Perhitungan)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
115
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Tabel 4.3. Konsistensi Data Stasiun Mowewe Curah Hujan Harian Maksimum RataKumulatif (mm) rata TAHUN Stasiun Stasiun Stasiun STA. STA. STA. LASUSUA ABUKI MOWEWE Indeks Indeks MO 2000 50 80 55 65.00 65.00 55.00 2001 99 43 40 71.00 136.00 95.00 2002 59 47 40 53.00 189.00 135.00 2003 69 48 45 58.26 247.26 180.00 2004 35 88 50 61.50 308.76 230.00 2005 72 64 40 68.00 376.76 270.00 2006 52 67 45 59.50 436.26 315.00 2007 95 70 60 82.50 518.76 375.00 2008 110 73 64 91.50 610.26 439.00 2009 146 62 60 104.00 714.26 499.00 2010 91 84 45 87.50 801.76 544.00 2011 127 51 60 88.95 890.71 604.00 2012 71 70 63 70.50 961.21 666.50 2013 89 110 59 99.50 1060.71 725.00 2014 41 57 60 49.00 1109.71 785.00 (Sumber : Hasil Perhitungan)
Komulatif Stasiun Indeks
Double Mass Curve Stasiun Mowewe 900.00 800.00 700.00 600.00 500.00 400.00 300.00 200.00 100.00 0.00 0.00
200.00
400.00 600.00 800.00 1000.00 1200.00 Komulatif Stasiun Mowewe
Gambar 4.4. Grafik Double Mass Curve Stasiun Mowewe ( Sumber : Hasil Perhitungan)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
116
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Dari grafik dapat dilihat semua stasiun memiliki plotting intensitas yang lurus, maka data dapat dianggap data yang konsisten.
4.4.
Analisis Curah Hujan Rata-Rata Daerah Aliran Sungai Dari Peta GIS kita mendapat koordinat atau lokasi dari stasiun hujan yang akan kita tinjau sehingga didapat luas pengaruh stasiun hujan terhadap luas DAS. Dalam melakukan analisis curah hujan digunakan tiga stasiun, dimana ada dua stasiun hujan yang berpengaruh dalam perhitungan yaitu Stasiun Lasusua, dan Stasiun Mowewe sedangkan Stasiun Abuki digunakan sebagai titik bantu dalam membentuk poligon Thiessen. Melalui ketiga stasiun tersebut lalu ditarik garis penghubung. Pada bagian tengah garis penghubung ditarik garis sumbu tegak lurus sehingga terbentuk daerah pengaruh masing-masing stasiun yang dibatasi oleh garis sumbu tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan dengan program Arc Gis luas pengaruh tiap stasiun didapat dan dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan Gambar 4.5.
Tabel 4.4. Luas Pengaruh Tiap Stasiun Terhadap DAS Tonggauna NO
Stasiun Pengamatan
Luas Area (Km2)
Bobot (%)
1
St Lasusua
2,45
3,46%
2
St Abuki
0,00
0,00%
3
St Mowewe
68,34
96,54%
Luas Total
70,79
100%
(Sumber : Hasil Perhitungan)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
117
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Gambar 4.5. Poligon Thiessen DAS Tonggauna ( Sumber : Google Earth ,2016)
4.4.1. Data Curah Hujan Maksimum Data curah hujan yang digunakan dalam perhitungan adalah data curah hujan harian yang didapat dari Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara.
4.4.2. Analisis Curah Hujan Dengan Metode Poligon Thiessen Hasil perhitungan curah hujan dengan metode Poligon Thiessen dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Perhitungan Curah Hujan Maksimum Metode Poligon Thiessen
No Tahun
1
2000
2
2001
3
2002
Tanggal
19-Jan 17-Jun 14-Apr 02-Feb 09-Des 06-Mei
Curah Hujan Harian Maksimum (mm) Stasiun Stasiun Lasusua Mowewe 3.46% 96.54% 50 40 0 55 99 15 0 40 59 0 36 40
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
R (mm)
40.35 53.10 17.91 38.62 2.04 39.86
Rmax (mm)
53.10 38.62 39.86
118
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Lanjutan Tabel 4.5. Curah Hujan Harian Maksimum (mm) Stasiun Stasiun No Tahun Tanggal Lasusua Mowewe 3.46% 96.54% 14-Okt 69 0 4 2003 10-Feb 3 45 23-Des 35 0 5 2004 04-Mei 12 50 02-Apr 72 0 6 2005 16-Nov 0 40 16-Jul 52 0 7 2006 25-Mei 24 45 18-Mar 95 0 8 2007 14-Jun 14 60 18-Apr 110 0 9 2008 22-Agu 1 64 20-Des 146 6 10 2009 23-Jun 0 60 24-Okt 91 0 11 2010 22-Des 0 45 11-Jan 127 10 12 2011 26-Mei 1 60 11-Jan 71 0 13 2012 31-Mei 42 63 11-Nov 89 0 14 2013 04-Jan 0 59 25-Apr 41 0 15 2014 15-Jul 10 60 (Sumber : Hasil Perhitungan)
4.5.
R (mm)
2.39 43.55 1.21 48.68 2.49 38.62 1.80 44.27 3.29 58.41 3.81 61.82 10.85 57.92 3.15 43.44 14.05 57.96 2.46 61.79 3.08 56.48 1.42 58.27
Rmax (mm)
43.55 48.68 38.62 44.27 58.41 61.82 57.92 43.44 57.96 61.79 56.48 58.27
Analisis Frekuensi Curah Hujan Rencana Untuk menentukan debit banjir rencana, perlu dilakukan perhitungan kemungkinan terulangnya curah hujan harian maksimum.
4.5.1. Pengukuran Dispersi Tidak semua nilai variabel hidrologi terletak pada nilai rata-ratanya. Kemungkinan ada nilai yang lebih besar atau lebih kecil dari nilai rata-rata yang disebut dispersi. Untuk mengetahui besar dispersi dapat melalui Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
119
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
perhitungan parameter statistik yang meliputi nilai rata-rata ( ), standar deviasi (S), koefisien variasi (Cv), koefisien kemiringan (Cs), koefisien kurtosis (Ck). Hasil perhitungan statistik dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan hasil perhitungan parameter statistik logaritma (logaritma natural) dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.6. Parameter Statistik Curah Hujan No
Tahun
1 2 3 4 5
2000 2001 2002 2003 2004
Rmax Tahunan (xi ) 53.10 38.62 39.86 43.55 48.68
6 2005 7 2006 8 2007 9 2008 10 2009 11 2010 12 2011 13 2012 14 2013 15 2014 JUMLAH
38.62 44.27 58.41 61.82 57.92 43.44 57.96 61.79 56.48 58.27 762.78 50.85 (Sumber : Hasil Perhitungan)
)
2.24 -12.24 -10.99 -7.31 -2.17 -12.24 -6.58 7.56 10.97 7.07 -7.41 7.11 10.94 5.62 7.42 0.00
5.04 11.31 25.38 149.73 -1,832.16 22,419.12 120.79 -1,327.55 14,590.43 53.37 -389.92 2,848.62 4.70 -10.18 22.06 149.73 43.28 57.09 120.29 50.00 54.90 50.50 119.65 31.62 55.02 1,065.71
-1,832.16 -284.74 431.38 1,319.26 353.60 -406.78 358.82 1,308.78 177.82 408.10 -1,714.43
22,419.12 1,873.27 3,259.48 14,469.03 2,500.45 3,014.04 2,549.76 14,316.08 999.92 3,027.09 108,333.84
Pengukuran dispersi antara lain sebagai berikut : 1. Standar Deviasi (S) 𝑆=√ n
n
1 1
∑
)
=1
1.065,71 𝑆=√ = 8,725 15 1
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
120
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
2. Koefisien Variasi (Cv) 𝐶𝑣 = 𝐶𝑣 =
𝑆 8,725 = 0,172 50,85
3. Koefisien Skewness (Cs) 𝐶𝑠 = 𝐶𝑠 =
𝑛 15
n 1) 𝑛 1)
n
2)𝑆
∑
)
𝑖
𝑖=1
15 15 2)
1.714,43) =
8,725
0,213
4. Pengukuran Kurtosis (Ck) 𝐶𝑘 =
𝐶𝑘 =
𝑛
𝑛 𝑛
15
1) 𝑛
1)
2) 𝑛
15
3)𝑆
∑
)
𝑖
𝑖=1
15 2) 15
3)
8,725
108.333,84 = 1,926
Tabel 4.7. Parameter Statistik Logaritma Natural Curah Hujan No Tahun
Rmax Tahunan (Xi ) 53.10 38.62 39.86 43.55 48.68 38.62 44.27
1 2 3 4 5 6 7
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
8 9 10 11 12 13 14 15
2007 58.41 2008 61.82 2009 57.92 2010 43.44 2011 57.96 2012 61.79 2013 56.48 2014 58.27 JUMLAH
)
Ln xi 3.9721 3.6537 3.6854 3.7738 3.8854 3.6537 3.7904
0.0575 -0.2609 -0.2292 -0.1408 -0.0292 -0.2609 -0.1242
0.0033 0.0681 0.0525 0.0198 0.0009 0.0681 0.0154
0.0002 -0.0178 -0.0120 -0.0028 0.0000 -0.0178 -0.0019
0.0000 0.0046 0.0028 0.0004 0.0000 0.0046 0.0002
4.0675 4.1242 4.0591 3.7714 4.0597 4.1237 4.0338 4.0651 58.719 3.915
0.1529 0.2096 0.1445 -0.1432 0.1451 0.2091 0.1192 0.1505 0.000
0.0234 0.0439 0.0209 0.0205 0.0211 0.0437 0.0142 0.0226 0.438
0.0036 0.0092 0.0030 -0.0029 0.0031 0.0091 0.0017 0.0034 -0.02194
0.0005 0.0019 0.0004 0.0004 0.0004 0.0019 0.0002 0.0005 0.019
(Sumber : Hasil Perhitungan)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
121
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Pengukuran dispersi logaritma antara lain sebagai berikut : 1. Standar Deviasi (S) 𝑆=√ n
n
1 1
∑ 𝐿𝑛
𝐿𝑛 )
𝑖
𝑖=1
0,438 𝑆=√ = 0,177 15 1
2. Koefisien Variasi (Cv) 𝑆 𝐿𝑛 0,177 𝐶𝑣 = = 0,045 3,915 𝐶𝑣 =
3. Koefisien Skewness (Cs) 𝐶𝑠 = 𝐶𝑠 =
𝑛 15
𝑛 1) 𝑛 1)
𝑛
2)𝑆
∑ 𝐿𝑛
𝐿𝑛 )
𝑖
𝑖=1
15 15 2)
0,02194) =
0,177
0,326
4. Pengukuran Kurtosis (Ck) 𝐶𝑘 =
𝐶𝑘 =
𝑛
𝑛 𝑛
15
1) 𝑛
1)
2) 𝑛
15
3)𝑆
∑ 𝐿𝑛
𝑖
𝐿𝑛 )
𝑖=1
15 2) 15
3)
0,177
0,019 = 2,004
4.5.2. Pemilihanan Distibusi Curah Hujan Dari parameter statistik dilakukan pemilihan jenis analisa frekuensi yang akan digunakan dengan membandingkan persyaratan-persyaratan dengan hasil perhitungan yang dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
122
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Tabel 4.8. Syarat Pemilihan Distribusi No
Jenis Distribusi
Cs ~ 0 Ck ~ 3 Cs ~ 1.1396 Gumbel 2 Tipe 1 Ck ~ 5.4002 Cs = Cv3 + 3Cv Log 3 Ck = Cv8 + 6Cv6 + Normal 15Cv4 + 16Cv2 + 3 Cs ≠ 0 Log 4 Pearson III Ck = 1,5Cs2 + 3 (Sumber : Hasil Perhitungan) 1
= 0.136
Hasil Perhitungan Cs = -0.326 Ck = 2.004 Cs = -0.326 Ck = 2.004 Cs = -0.326
= 3.033
Ck =
2.004
3.160
Cs = Ck =
-0.326 2.004
Syarat
Normal
Keterangan Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi Mendekati
Berdasarkan persyaratan yang ada, maka metode distribusi yang dihitung adalah metode Log Pearson Tipe III.
4.5.3. Pengujian Kesesuaian Distribusi Adapun metode yang digunakan untuk menguji keselarasan distribusi secara analitis adalah dengan menggunakan metode Chi-Kuadrat dan Smirnov Kolmogorov. Secara grafis dengan menggambarkan data tersebut pada kertas probabilitas.
4.5.3.1.
Uji Kesesuaian Distribusi Dengan Metode Chi-Kuadrat Perencanaan kecocokan sebaran digunakan metode Chi-Kuadrat dengan langkah pengujian sebagai berikut : 1. Urutkan data hujan maksimum tahunan dari yang terkecil sampai yang tebesar, tabel 4.9.
Tabel 4.9. Urutan Hujan Maksimum Tahunan No 1 2 3 4
Tahun 2001 2005 2002 2010
Rmax Tahunan (xi) 38.62 38.62 39.86 43.44
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
123
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Lanjutan Tabel 4.9 5 2003 6 2006 7 2004 8 2000 9 2013 10 2009 11 2011 12 2014 13 2007 14 2012 15 2008 Jumlah JUMLAH DATA (Sumber : Hasil Perhitungan)
43.55 44.27 48.68 53.10 56.48 57.92 57.96 58.27 58.41 61.79 61.82 762.78 50.85 15
2. Tentukan jumlah kelas, x, Ef, x awal dan x akhir, perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.10. Tabel 4.10. Perhitungan Jumlah Kelas, x, Ef, x awal, x akhir Uraian
Rumus
Jumlah Kelas Nc = 1 + 1.33 ln (N)
Hasil
Keterangan
Perhitungan 4,60
X max
61,82
X min
38,62
Δx
5,801
Ef
N/Nc
3,00
X awal
X min - 0.5Δx
35,72
X akhir
X max + 0.5Δx
64,72
Diambil Nc = 5
n = jumlah data Nc = jumlah kelas
(Sumber : Hasil Perhitungan)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
124
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI 3. Hitung 2 hitung dengan Rumus 2.16, perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11. Perhitungan Uji Chi-Kuadrat Probabilitas 35.72 41.52 47.32 53.12 58.92
≤X≤ ≤X≤ ≤X≤ ≤X≤ ≤X≤
41.52 47.32 53.12 58.92 64.72 Jumlah
Ef
Of
(Of - Ef)
((Of - Ef)2)/Ef)
3.0 3.0 3.0 3.0 3.0
3 3 2 5 2 15
0.0 0.0 -1.0 2.0 -1.0 0.0
0.000 0.000 0.333 1.333 0.333 2.00
(Sumber : Hasil Perhitungan) 4. Hitung 2 kritis/tabel dengan Rumus 2.17 Tabel 2.6. DK = K - (α + 1) = 5 - (2 + 1) = 2 Untuk Dk = 2 dan derajat nyata tertentu = 5% di dapat 2 ktiris/tabel = 5,991 Dk = derajad kebebasan K = banyaknya kelas = Nc α = banyaknya parameter, untuk uji Chi Square adalah 2 5. Dari perhitungan di atas diperoleh nilai Chi-Square ( 2) hitung = 2,00. Batas kritis nilai Chi-Square untuk Dk = 2 dengan α = 5% dari tabel Chi-Square didapatkan nilai ( 2) kritis = 5,991. Nilai ( 2) hitung = 2,00 < ( 2) kritis = 5,991, maka nilai 2 dapat diterima. 6. Urutkan data hujan maksimum tahunan nilai logaritma natural dari yang terkecil sampai yang terbesar, Tabel 4.12.
Tabel 4.12. Urutan Hujan Maksimum Tahunan Nilai Logaritma Natural No 1 2
Tahun 2000 2001
Rmax Tahunan (xi) 38.616 38.616
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
Log Xi 1.587 1.587 125
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Lanjutan Tabel 4.12 No Tahun 3 2002 4 2003 5 2004 6 2005 7 2006 8 2007 9 2008 10 2009 11 2010 12 2011 13 2012 14 2013 15
Rmax Tahunan (xi) 39.862 43.443 43.546 44.273 48.685 53.096 56.475 57.923 57.958 58.270 58.408 61.791
2014 JUMLAH
61.820
Log Xi 1.601 1.638 1.639 1.646 1.687 1.725 1.752 1.763 1.763 1.765 1.766 1.791 1.791 25.501 1.700 15
log
JUMLAH DATA (Sumber : Hasil Perhitungan)
7. Tentukan jumlah kelas, x, Ef, x awal dan x akhir, perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.13. Tabel 4.13. Perhitungan Jumlah Kelas, x, Ef, x awal, x akhir Nilai Logaritma Natural Uraian
Rumus
Jumlah Kelas
Nc = 1 + 1.33 ln (N)
Hasil
Keterangan
Perhitungan 4,60
Diambil Nc = 5
X max
1,79
X min
1,59
n = jumlah data
Δx
0,051
Nc = jumlah kelas
Ef
N/Nc
3,00
X awal
X min - 0.5Δx
1,56
X akhir
X max + 0.5Δx
1,82
(Sumber : Hasil Perhitungan) Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
126
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI 8. Hitung 2 hitung, Tabel 4.14 dengan Rumus 2.16.
Tabel 4.14. Perhitungan Uji Chi-Kuadrat Nilai Logaritma Natural Probabilitas Ef 1.56 ≤ X ≤ 1.61 3.0 1.61 ≤ X ≤ 1.66 3.0 1.66 ≤ X ≤ 1.71 3.0 1.71 ≤ X ≤ 1.77 3.0 1.77 ≤ X ≤ 1.82 3.0 Jumlah (Sumber : Hasil Perhitungan)
Of 3 3 1 6 2 15
(Of - Ef) 0.0 0.0 -2.0 3.0 -1.0 0.0
((Of - Ef)2)/Ef) 0.000 0.000 1.333 3.000 0.333 4.667
9. Hitung 2 ktiris/tabel dengan Rumus 2.17 dan Tabel 2.6. DK = K - (α + 1) = 5 - (2 + 1) = 2 Untuk DK = 2 dan derajat nyata tertentu = 5% di dapat 2 ktitis/tabel = 5,991. DK = derajad kebebasan K = banyaknya kelas = Nc α = banyaknya parameter, untuk uji Chi Square adalah 2 10. Dari perhitungan di atas diperoleh nilai Chi-Square ( 2) hitung = 4,667. Batas kritis nilai Chi-Square untuk Dk = 2 dengan α = 5% dari tabel Chi-Square didapatkan nilai ( 2) kritis = 5,991. Nilai ( 2) hitung = 4,667 < ( 2) kritis = 5,991 maka distribusi Logaritma Pearson III dapat diterima.
4.5.3.2.
Uji Kesesuaian Distribusi Dengan Metode Smirnov Kolmogorov Uji kesesuaian distribusi Smirnov Kolmogorov juga disebut uji kecocokan non parametrik karena pengujiannya tidak menggunakan fungsi distribusi tertentu, namun dengan memperhatikan kurva dan penggambaran data pada kertas probabilitas. Penggambaran pada kertas probabilitas dilakukan berdasar data kedalaman hujan dan probabilitas. Untuk distribusi Log Pearson Tipe III,
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
127
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
data yang digunakan adalah Tabel 4.15. Hasil penggambaran pada kertas probabilitas terlampir.
Tabel 4.15.
Data Hujan dan Probabilitas untuk Distribusi Log Pearson Tipe III 𝒎 +𝟏
𝟏 𝑷
No urut
Rmax Tahunan (Xi)
y = ln p
m
mm
mn
(%)
(tahun)
1
38.62
3.65
6.25%
16.00
2
38.62
3.65
12.50%
8.00
3
39.86
3.69
18.75%
5.33
4
43.44
3.77
25.00%
4.00
5
43.55
3.77
31.25%
3.20
6
44.27
3.79
37.50%
2.67
7
48.68
3.89
43.75%
2.29
8
53.10
3.97
50.00%
2.00
9
56.48
4.03
56.25%
1.78
10
57.92
4.06
62.50%
1.60
11
57.96
4.06
68.75%
1.45
12
58.27
4.07
75.00%
1.33
13
58.41
4.07
81.25%
1.23
14
61.79
4.12
87.50%
1.14
15
61.82
4.12
93.75%
1.07
𝑷=
𝑻=
(Sumber : Hasil Perhitungan)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
128
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Selanjutnya di atas sebaran titik-titik data ditarik garis teoritisnya. Penggambaran garis teoritisnya mengacu pada persyaratan atau persamaan garis teoritis masing-masing distribusi sebagai berikut : 1. Distribusi Log Pearson Tipe III Pembuatan garis teoritis berdasarkan nilai curah hujan logaritmik dengan periode ulang tertentu. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan Rumus 2.14. yT = 𝑦 + 𝐾𝑇 𝑆𝑦 Dari data perhitungan dispersi untuk data curah hujan logaritmik di dapat : ln
= 3,915
Sy
= 0,177
Csy
= -0,326
Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.16. Sedangkan hasil plotting data ke dalam kertas probabilitas terlampir.
Tabel 4.16. Perhitungan Persamaan Garis Lurus Distribusi Log Person Tipe III T P (Tahun) 2 50% 5 20% 10 10% 25 4% 50 2% 100 1% (Sumber : Hasil Perhitungan)
Dari
gambar
pada
KT
YT
XT (mm)
0.054 0.854 1.241 1.633 1.875 2.084
3.924 4.066 4.134 4.204 4.246 4.283
50.612 58.303 62.444 66.930 69.858 72.491
kertas
probabilitas
dicari
jarak
penyimpangan setiap titik data terhadap kurva teoritis. Jarak penyimpangan terbesar merupakan nilai Δmaks. Nilai Δmaks harus lebih kecil dari Δkritik seperti diberikan dalam Tabel 2.7. Distribusi terbaik adalah yang memberikan nilai Δ maks terkecil. Dari hasil Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
129
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI plotting data diperoleh Δmaks = 0,205 < Δkritik = 0,340, sehingga hasilnya memenuhi syarat.
4.5.4. Perhitungan Distribusi Curah Hujan Metode Log Pearson Type III Perhitungan distribusi curah hujan rencana metode Log Pearson Type III menggunakan rumus 2.15 sebagai berikut : X T = arc ln yT atau XT = arc log yT Rumus 2.14 : yT = y + K T Sy Contoh Perhitungan : Untuk curah hujan periode ulang (T) 2 tahun : 𝑦 = ln
= 3,915 (lihat perhitungan parameter stastistik logaritmik pada
pengukuran dispersi) KT = Faktor Frekuensi untuk distribusi Log Pearson Tipe III (Tabel 2.3), dengan interpolasi di dapat KT = 0,054 Sy = 0,177 (lihat perhitungan parameter stastistik logaritmik pada pengukuran dispersi) yT = y + K T Sy = 3,915 + (0,054 x 0,177) = 3,924 XT = arc ln (3,924) = 50,612 mm Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.17.
Tabel 4.17. Hasil Perhitungan Curah Hujan Rencana dengan Metode Log Pearson Tipe III (variat ln) T
P
Sy
2 50% 0.177 3.915 5 20% 0.177 3.915 10 10% 0.177 3.915 25 4% 0.177 3.915 50 2% 0.177 3.915 100 1% 0.177 3.915 (Sumber : Hasil Perhitungan)
Cs
KT
YT
XT (mm)
-0.326 -0.326 -0.326 -0.326 -0.326 -0.326
0.054 0.854 1.241 1.633 1.875 2.084
3.924 4.066 4.134 4.204 4.246 4.283
50.612 58.303 62.444 66.930 69.858 72.491
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
130
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
4.5.5. Analisis Intensitas Curah Hujan Dari uji kesesuaian distribusi, hasil distribusi yang paling mendekati adalah distribusi Log Pearson Tipe III, maka hasil hujan rencana Distribusi Log Pearson Tipe III (Tabel 4.17) dihitung dengan persamaan menurut DR. Mononobe untuk mencari intensitas hujan rencana. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut : I=
R 24 [ ] 24 t Pada periode ulang 2 tahunan dengan R24 = 50,612 (Tabel 4.17)
untuk jam ke-1 dapat dihitung dengan persamaan DR. Mononobe sebagai berikut : I=
R 24 50,612 24 [ ] = [ ] = 17,546 mm/jam 24 t 24 1 Selanjutnya hasil perhitungan intensitas curah hujan disajikan dalam
bentuk tabel pada pada Tabel 4.18 dan digambarkan pada Gambar 4.6.
Tabel 4.18 Perhitungan Intensitas Curah Hujan
t (jam)
2 tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
50.612 17.546 11.053 8.435 6.963 6.001 5.314 4.795 4.387 4.055 3.780 3.548 3.348 3.174 3.021
5 tahun 58.303 20.212 12.733 9.717 8.021 6.913 6.121 5.524 5.053 4.672 4.355 4.087 3.856 3.656 3.480
R24 (mm/hari) 10 25 tahun tahun 62.444 66.930 21.648 23.203 13.638 14.617 10.407 11.155 8.591 9.208 7.404 7.935 6.556 7.027 5.916 6.341 5.412 5.801 5.003 5.363 4.664 4.999 4.377 4.691 4.130 4.427 3.916 4.197 3.727 3.995
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
50 tahun 69.858 24.219 15.257 11.643 9.611 8.283 7.335 6.618 6.055 5.597 5.218 4.897 4.621 4.380 4.169
100 tahun 72.491 25.131 15.832 12.082 9.973 8.595 7.611 6.868 6.283 5.808 5.414 5.081 4.795 4.546 4.326 131
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Lanjutan Tabel 4.18 5 t (jam) 2 tahun tahun 50.612 58.303 15 2.885 3.323 16 2.763 3.183 17 2.654 3.057 18 2.555 2.943 19 2.464 2.839 20 2.381 2.743 21 2.305 2.655 22 2.235 2.574 23 2.170 2.499 24 2.109 2.429 (Sumber : Hasil Perhitungan)
R24 (mm/hari) 10 25 tahun tahun 62.444 66.930 3.559 3.815 3.409 3.654 3.274 3.510 3.152 3.378 3.040 3.259 2.938 3.149 2.844 3.048 2.757 2.955 2.677 2.869 2.602 2.789
50 tahun 69.858 3.982 3.814 3.663 3.526 3.401 3.287 3.182 3.085 2.995 2.911
100 tahun 72.491 4.132 3.958 3.801 3.659 3.529 3.411 3.302 3.201 3.107 3.020
Gambar 4.6 Kurva Intensitas-Durasi-Frekuensi (IDF) dengan metode Mononobe
( Sumber : Hasil Perhitungan)
4.5.6. Analisis Debit Banjir Rencana Perhitungan debit banjir rencana akan dilakukan menggunakan beberapa metode sebagai berikut : 1. Metode Rasional Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
132
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
2. Metode Haspers 3. Metode Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) Gama I 4. Metode Passing Capacity 4.5.6.1. Metode Rasional Perhitungan metode rasional menggunakan data sebagai berikut : Rumus yang digunakan : Q = 0,278. C. I. A I=
R 24 [ ] 24 t
Dimana : C : Koefisien aliran yang tergantung pada jenis permukaan lahan (Tabel 2.8) I
: Intensitas hujan (mm/jam)
A : Luas daerah tangkapan (km2) Dari Peta RBI dapat disimpulkan tipe daerah aliran adalah daerah pegunungan berlereng terjal diambil nilai C = 0,50 Data hujan maksimum (Rmax (mm)) dari hasil analisis distribusi curah hujan (Tabel 4.17). Periode Ulang
Rmax (mm)
2
50,612
5
58,303
10
62,444
25
66,930
50
69,858
100 72,491 Luas daerah tangkapan menggunakan luas DAS Tonggauna yaitu 70,79 km2. Durasi hujan (t) yang digunakan untuk menghitung Intensitas hujan (I) menggunakan metode Jepang (Cara Menghitung Design Flood PU, 1980) :
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
133
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
t=
L V
Di mana : t
: Waktu konsentrasi (jam)
L
: Panjang sungai = 10,45 km
V : Kecepatan perambatan banjir (km/jam) Dan untuk menghitung V dipakai Rumus Dr. Rziha sebagai berikut : H 0,6
V = 72 ( L ) Di mana : V
: Kecepatan perambatan banjir (km/jam)
H
: Beda tinggi antara titik terjauh dan mulut daerah pengaliran (km) = 0,76 km
L
: Panjang sungai (km) = 10,45 km
Contoh perhitungan : H 0,6 0,76 0,6 ) = 14,94 km/jam V = 72 ( ) = 72 ( L 10,45 t=
L 10,45 = = 0,699 jam V 14,94
I=
R 24 50,612 24 [ ] = [ ] = 22,532 mm/jam 24 t 24 0,699
Q = 0,278. C. I. A = 0,278 x 0,50 x 22,532 x 70,79 = 221,71 m³/det Selanjutnya hasil perhitungan disajikan dalam bentuk tabel pada Tabel 4.19.
Tabel 4.19. Perhitungan Debit Banjir Dengan Metode Rasional Periode Ulang 2 5 10
R24 mm 50,612 58,303 62,444
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
I (mm/jam) 22,532 25,955 27,799
Q (m3/d) 221,707 255,395 273,538 134
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Lanjutan Tabel 4.18 R24 Periode Ulang Mm 25 66,930 50 69,858 100 72,491 Sumber : Hasil Perhitungan
4.5.6.2.
I (mm/jam) 29,796 31,100 32,272
Q (m3/d) 293,186 306,015 317,546
Metode Haspers Perhitungan metode Haspers menggunakan data sebagai berikut: Rumus yang digunakan : Q t = α. β. q n . f 1 + 0.012. f 0.7 α = 1 + 0.075. f 0.7 1 t + 3.7 10−0, =1+ β t + 15 qn =
t
f / 12
Rt 3,6 t
t = 0,1 . L0.8 i−0. Dimana : f
= Luas DAS = 70,79 km2
L
= Panjang sungai = 10,45 km
Elevasi hulu
= 1155 mdpl
Elevasi bendung
= 395 mdpl
Perhitungan : Koefisien Runoff (α) 𝛼=
1 + 0.012. 𝑓 0.7 1 + 0,012 70,790.7 = = 0,499 1 + 0.075. 𝑓 0.7 1 + 0,075 70,790.7
Waktu Konsentrasi (t) 0.8 −0.
𝑡 = 0,1 . 𝐿 𝑖
0.8 (
= 0,1 10,45
1.155 395 −0. ) 10,45
= 1,435 jam
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
135
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI Koefisien Reduksi (β) 1 t + 3,7 10−0, = 1+ β t + 15 =1+
t
f / 12
1,291 + 3,7 10−0, 1,435 + 15
1,
5)
70,79 12
= 1,289 1 = 1,289 → β = 0,776 β Hujan maksimum (qn) qn =
Rt 3,6 t
Intensitas hujan Untuk t ˂ 2 jam 𝑅𝑡 =
𝑡+1
𝑡. 𝑅 0,0008 260
𝑅 ) 2
𝑡)
Tabel 4.20 Perhitungan Debit Banjir Dengan Metode Haspers Periode R24 Rt qn Tahun (mm) (mm/hari) (m3/det/km2) 50,612 30,495 5,904 2 5 58,303 35,100 6,796 10 62,444 37,577 7,275 25 66,930 40,256 7,794 50 69,858 42,005 8,132 100 72,491 43,575 8,436 (Sumber : Hasil Perhitungan)
4.5.6.3.
Q (m3/s) 161,769 186,197 199,335 213,550 222,825 231,156
Metode Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) Gama I Metode Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) Gama I banyak digunakan untuk mengetahui hidrograf banjir di Indonesia. Metode ini memang dapat dikondisikan terhadap kondisi topografi sungai-sungai di Indonesia bila dibandingkan cara-cara lain. Untuk perhitungan metode HSS Gama I dibutuhkan data jumlah orde sungai dan jumlah pertemuan anak sungai, yang dapat dilihat dari Gambar 4.7.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
136
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Berdasarkan kondisi di lapangan Data dan Perhitungan Parameter adalah sebagai berikut : 1.
Luas DAS
A
= 70,790 km2
2.
Panjang Sungai Utama
L
= 10,450 km
3.
Panjang Sungai Tingkat 1
L1
= 17,306 km
4.
Panjang Sungai Semua Tingkat
Lst
= 37,910 km
5.
Pangsa Sungai Tingkat 1
N1
= 17 buah
6.
Pangsa Sungai Semua Tingkat
N
= 33 buah
7.
Lebar DAS pada 0,25 L
WL
= 5,690 km
8.
Lebar DAS pada 0,75 L
WU
= 8,850 km
9.
Luas DAS Atas
AU
= 46,647 km2
10. Kemiringan Sungai rata-rata
S
= 0,0727
11. Faktor Sumber
SF
= 𝐿𝑠𝑡 =
12. Frekuensi Sumber
SN
=
13. Faktor Lebar
WF
=
14. Luas Relatif DAS Sebelah Hulu
RUA =
𝐿1
𝑁1 𝑁 𝑊𝑢 𝑊𝑙 𝐴𝑢 𝐴
= = =
17, 06 7,910 17
= 0,456
= 0,515
8,850 5,690
= 1,555
6,6 7 70,790
= 0,659
15. Faktor Simetri SIM = WF x RUA = 1,555 x 0,659 = 1,025 16. Jumlah Pertemuan Sungai
JN
= 16
17. Kerapatan Jaringan Kuras
D
=
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
𝐿𝑠𝑡 𝐴
=
7,910 70,790
= 0,536
137
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Gambar 4.7 Orde Sungai Mokoseo dan Sungai Labeta ( Sumber : Arc Gis Versi 10.1 )
Perhitungan : 1.
Waktu mencapai puncak (TR) 𝑇𝑅 = 0,43 (
𝐿 ) + 1,0665 𝑆𝐼𝑀 + 1,2775 jam) 100𝑆𝐹
𝑇𝑅 = 0,43 (
10,450 ) + 1,0665 ∗ 1,025 + 1,2775 jam) 100 ∗ 0,456
𝑇𝑅 = 2,376 jam) 2. Debit puncak (Qp) 𝑄𝑝 = 0,1836𝐴0,5886 𝑇𝑅−0,
008
𝐽𝑁 0,
81
𝑄𝑝 = 0,1836 70,790)0,5886 2,376)−0,
m /det) 008
16)0,
81
m /det)
𝑄𝑝 = 3,082 m /det Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
138
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
3.
Waktu dasar (TB) 𝑇𝐵 = 27,4132 𝑇𝑅0,1
57 −0,0986
𝑆
𝑇𝐵 = 27,4132 2,376)0,1 0,659)0,
57
57
𝑆𝑁 −0,7
𝑅𝑈𝐴0,
57
jam)
0,073)−0,0986 0,515)0,7
jam)
𝑇𝐵 = 22,047 jam) 4.
Koefisien tampungan (K) 𝐾 = 0,5617𝐴0,1789𝑆 −0,1
6
𝑆𝐹 −1,0897 𝐷 0,0
𝐾 = 0,5617 70,790)0,1789 0,073)−0,1 0,536)0,0
6
5
0,456)−1,0897
5
𝐾 = 4,018 5.
Faktor indeks (Ø) 𝐴 ) 𝑆𝑁
∅ = 10,4903
3,859 10−6 𝐴 + 1,6985 10−1 (
∅ = 10,4903
3,859 10−6 70,790) + 1,6985 10−1
(
70,790) ) 0,515
∅ = 10,471 mm/jam 6. Aliran dasar (QB) 𝑄𝐵 = 0,4715𝐴0,6
𝐷 0,9
0
𝑄𝐵 = 0,4715 70,790)0,6
𝑚 /det) 0,536)0,9
0
𝑚 /det)
𝑄𝐵 = 4,073 𝑚 /det 7. Unit Hidrograf Satuan Sintetik Gama I Kurva hidrograf merupakan garis lurus sampai pada debit puncak (Qp) sedangkan untuk debit yang terjadi pada jam ke-t dan setelahnya (setelah TR pada sumbu horizontal), maka ditentukan dengan persamaan berikut : 𝑄𝑡 = 𝑄𝑝 . 𝑒 −𝑡
′ ⁄𝐾
m /detik)
Dimana : TR = jam puncak = 2,376 jam (hasil perhitungan) t’
= t – TR = 3 – 2,376
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
139
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
= 0,624 K
= koefisien tampungan = 4,018 (hasil perhitungan)
-t’/K
= -0,624/4,018 = -0,155
Qp
= 3,082 m3/det (hasil perhitungan)
𝑄𝑡 = 3,082. 2,7182−0,155 = 2,639 m /detik Selanjutnya perhitungan disajikan pada Tabel 4.21 – Tabel 4.23. Untuk 0 < t < TR = 2,376 jam, kurva hidrograf → merupakan garis lurus atau linier
Tabel 4.21 Perhitungan Debit Rencana (Qt) untuk 0 < t < TR t (jam)
Qt (m3/det)
0
0
1
1,297
2
2,595
2,376
3,082
(Sumber : Hasil Perhitungan) Untuk t > TR kurva hidrograf mengikuti persamaan → 𝑄𝑡 = 𝑄𝑝 . 𝑒
−𝑡 ′ ⁄𝐾
m /detik)
Tabel 4.22 Perhitungan Debit Rencana (Qt) untuk t>TR t (jam) 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
t' = t - TR 0,624 1,624 2,624 3,624 4,624 5,624 6,624 7,624 8,624 9,624 10,624
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
-t'/K -0,155 -0,404 -0,653 -0,902 -1,151 -1,400 -1,649 -1,898 -2,147 -2,396 -2,644
Qt (m3/det) 2,639 2,057 1,604 1,250 0,975 0,760 0,593 0,462 0,360 0,281 0,219
140
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Lanjutan Tabel 4.22 t (jam) t' = t - TR 11,624 14 15 12,624 16 13,624 17 14,624 18 15,624 19 16,624 20 17,624 21 18,624 22 19,624 23 20,624 24 21,624 25 22,624 26 23,624 27 24,624 28 25,624 29 26,624 30 27,624 (Sumber : Hasil Perhitungan)
-t'/K -2,893 -3,142 -3,391 -3,640 -3,889 -4,138 -4,387 -4,636 -4,885 -5,134 -5,382 -5,631 -5,880 -6,129 -6,378 -6,627 -6,876
Qt (m3/det) 0,171 0,133 0,104 0,081 0,063 0,049 0,038 0,030 0,023 0,018 0,014 0,011 0,009 0,007 0,005 0,004 0,003
Dari Tabel 4.21 dan 4.22 hasil perhitungan debit rencana (Qt) metode HSS Gama I disimpulkan pada Tabel 4.23.
Tabel 4.23 Debit Rencana (Qt) Metode HSS Gama I t (jam) 0 1 2 2,376 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
Qt (m3/det) 0,000 1,297 2,595 3,082 2,639 2,057 1,604 1,250 0,975 0,760 0,593 0,462 0,360 141
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Qt (m3/det) 0,281 0,219 0,171 0,133 0,104 0,081 0,063 0,049 0,038 0,030 0,023 0,018 0,014 0,011 0,009 0,007 0,005 0,004 0,003
Q (m3/det)
Lanjutan Tabel 4.23 t (jam) 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 (Sumber : Hasil Perhitungan)
t (jam) Gambar 4.8 Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) Gama I ( Sumber : Hasil Perhitungan ) Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
142
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
8.
Curah hujan efektif Reff = I – Ø Di mana : I
= Intensitas curah hujan (Tabel 4.18)
Ø
= Faktor Index (Ø = 10,471 mm/jam)
Reff = 17,546 – 10,471 = 7,075 mm/jam Selanjutnya perhitungan curah hujan efektif disajikan pada Tabel 4.24.
waktu
Tabel 4.24 Perhitungan Curah Hujan Efektif R5
50.612
58.303
I
Reff
(mm/jam)
jam
Intensitas Curah Hujan (mm/jam) R10 R25
R2 I
Reff
(mm/jam)
62.444 I
66.930
Reff
I
(mm/jam)
Reff
(mm/jam)
R50
R100
69.858
72.491
I
Reff
(mm/jam)
(1) 17,546
(1)-0 7,075
(2) 20,212
(2)-0 9,741
(3) 21,648
(3)-0 11,177
(4) 23,203
(4)-0 12,732
(5) 24,219
11,053
0,582
12,733
2,262
13,638
3,167
14,617
4,146
15,257
2,376
8,435
0,000
9,717
0,000
10,407
0,000
11,155
0,684
3
6,963
0,000
8,021
0,000
8,591
0,000
9,208
4
6,001
0,000
6,913
0,000
7,404
0,000
5
5,314
0,000
6,121
0,000
6,556
6
4,795
0,000
5,524
0,000
7
4,387
0,000
5,053
8
4,055
0,000
9
3,780
10 11
Reff
(mm/jam)
13,748
(6) 25,131
14,660
4,786
15,832
5,361
11,643
1,172
12,082
1,611
0,000
9,611
0,000
9,973
0,000
7,935
0,000
8,283
0,000
8,595
0,000
0,000
7,027
0,000
7,335
0,000
7,611
0,000
5,916
0,000
6,341
0,000
6,618
6,868
0,000
0,000
5,412
0,000
5,801
0,000
6,055
0,000 0,000
6,283
4,672
0,000
5,003
0,000
5,363
0,000
5,597
0,000
5,808
0,000 0,000
0,000
4,355
0,000
4,664
0,000
4,999
0,000
5,218
0,000
5,414
0,000
3,548
0,000
4,087
0,000
4,377
0,000
4,691
0,000
4,897
0,000
5,081
0,000
3,348
0,000
3,856
0,000
4,130
0,000
4,427
0,000
4,621
0,000
4,795
0,000
12
3,174
0,000
3,656
0,000
3,916
0,000
4,197
0,000
4,380
0,000
4,546
0,000
13
3,021
0,000
3,480
0,000
3,727
0,000
3,995
0,000
4,169
0,000
4,326
0,000
14
2,885
0,000
3,323
0,000
3,559
0,000
3,815
0,000
3,982
0,000
4,132
0,000
15
2,763
0,000
3,183
0,000
3,409
0,000
3,654
0,000
3,814
0,000
3,958
0,000
16
2,654
0,000
3,057
0,000
3,274
0,000
3,510
0,000
3,663
0,000
3,801
0,000
17
2,555
0,000
2,943
0,000
3,152
0,000
3,378
0,000
3,526
0,000
3,659
0,000
18
2,464
0,000
2,839
0,000
3,040
0,000
3,259
0,000
3,401
0,000
3,529
0,000
19
2,381
0,000
2,743
0,000
2,938
0,000
3,149
0,000
3,287
0,000
3,411
0,000
20
2,305
0,000
2,655
0,000
2,844
0,000
3,048
0,000
3,182
0,000
3,302
0,000
21
2,235
0,000
2,574
0,000
2,757
0,000
2,955
0,000
3,085
0,000
3,201
0,000
22
2,170
0,000
2,499
0,000
2,677
0,000
2,869
0,000
2,995
0,000
3,107
0,000
23
2,109
0,000
2,429
0,000
2,602
0,000
2,789
0,000
2,911
0,000
3,020
0,000
24
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
1 2
(5)-0
I
(Sumber : Hasil Perhitungan) Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
143
(6)-0
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
9.
Debit banjir maksimum 𝐐𝐏 = 𝐐𝐁) + ∑ 𝐐𝐭 𝐑 𝐞𝐟𝐟 ) Di mana : QB
= Aliran dasar (QB = 4,073 𝑚 /det)
Qt
= Debit rencana (Tabel 4.23)
Reff
= Curah hujan efektif (Tabel 4.24)
∑ Q t Reff )
= Jumlah dari nilai (Qt x Reff) = (1,297 x 7,075) =
9,179 m3/det QP
= 4,073+ 9,179 = 13,252 m3/det
Selanjutnya perhitungan debit banjir maksimum disajikan pada Tabel 4.25 – Tabel 4.30.
Tabel 4.25 Hidrograf Banjir Periode Ulang 2 Tahun
Jam 0 1 2 2,376 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
PERIODE ULANG 2 TAHUN Qt Qt x Reff QB 3 m /det 7,075 0,582 m3/det 0,000 4,073 1,297 9,179 4,073 2,595 18,358 1,511 4,073 3,082 21,807 1,795 4,073 2,639 18,668 1,537 4,073 2,057 14,555 1,198 4,073 1,604 11,348 0,934 4,073 1,250 8,847 0,728 4,073 0,975 6,898 0,568 4,073 0,760 5,378 0,443 4,073 0,593 4,193 0,345 4,073 0,462 3,269 0,269 4,073 0,360 2,549 0,210 4,073 0,281 1,987 0,164 4,073 0,219 1,549 0,128 4,073 0,171 1,208 0,099 4,073 0,133 0,942 0,078 4,073 0,104 0,734 0,060 4,073 0,081 0,572 0,047 4,073 0,063 0,446 0,037 4,073 0,049 0,348 0,029 4,073 0,038 0,271 0,022 4,073
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
QP m3/det 4,073 13,252 23,942 27,675 24,278 19,826 16,355 13,648 11,538 9,893 8,611 7,611 6,831 6,223 5,750 5,380 5,092 4,867 4,692 4,556 4,449 4,366
144
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Lanjutan Tabel 4.25 PERIODE ULANG 2 TAHUN Qt Qt x Reff QB Jam m3/det 7,075 0,582 m3/det 21 0,030 0,212 0,017 4,073 22 0,023 0,165 0,014 4,073 23 0,018 0,129 0,011 4,073 24 0,014 0,100 0,008 4,073 (Sumber : Hasil Perhitungan)
QP m3/det 4,302 4,251 4,212 4,181
Tabel 4.26 Hidrograf Banjir Periode Ulang 5 Tahun PERIODE ULANG 5 TAHUN Qt Qt x Reff QB Jam 3 m /det 9,741 2,262 m3/det 0,000 4,073 0 1 1,297 12,638 4,073 2 2,595 25,276 5,869 4,073 2,376 3,082 30,024 6,972 4,073 3 2,639 25,703 5,968 4,073 4 2,057 20,039 4,653 4,073 5 1,604 15,624 3,628 4,073 6 1,250 12,181 2,829 4,073 7 0,975 9,497 2,205 4,073 8 0,760 7,404 1,719 4,073 9 0,593 5,773 1,340 4,073 10 0,462 4,501 1,045 4,073 11 0,360 3,509 0,815 4,073 12 0,281 2,736 0,635 4,073 13 0,219 2,133 0,495 4,073 14 0,171 1,663 0,386 4,073 15 0,133 1,297 0,301 4,073 16 0,104 1,011 0,235 4,073 17 0,081 0,788 0,183 4,073 18 0,063 0,614 0,143 4,073 19 0,049 0,479 0,111 4,073 20 0,038 0,374 0,087 4,073 21 0,030 0,291 0,068 4,073 22 0,023 0,227 0,053 4,073 23 0,018 0,177 0,041 4,073 24 0,014 0,138 0,032 4,073 (Sumber : Hasil Perhitungan) Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
QP m3/det 4,073 16,711 35,218 41,069 35,744 28,766 23,325 19,082 15,775 13,197 11,186 9,619 8,397 7,444 6,701 6,122 5,670 5,318 5,044 4,830 4,663 4,533 4,432 4,353 4,291 4,243
145
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Tabel 4.27 Hidrograf Banjir Periode Ulang 10 Tahun PERIODE ULANG 10 TAHUN Qt Qt x Reff QB Jam 3 m /det 11,177 3,167 m3/det 0,000 4,073 0 1 1,297 14,501 4,073 2 2,595 29,001 8,216 4,073 2,376 3,082 34,450 9,760 4,073 3 2,639 29,492 8,355 4,073 4 2,057 22,993 6,514 4,073 5 1,604 17,927 5,079 4,073 6 1,250 13,977 3,960 4,073 7 0,975 10,897 3,087 4,073 8 0,760 8,496 2,407 4,073 9 0,593 6,624 1,877 4,073 10 0,462 5,164 1,463 4,073 11 0,360 4,026 1,141 4,073 12 0,281 3,139 0,889 4,073 13 0,219 2,447 0,693 4,073 14 0,171 1,908 0,541 4,073 15 0,133 1,488 0,421 4,073 16 0,104 1,160 0,329 4,073 17 0,081 0,904 0,256 4,073 18 0,063 0,705 0,200 4,073 19 0,049 0,550 0,156 4,073 20 0,038 0,429 0,121 4,073 21 0,030 0,334 0,095 4,073 22 0,023 0,261 0,074 4,073 23 0,018 0,203 0,058 4,073 24 0,014 0,158 0,045 4,073 (Sumber : Hasil Perhitungan)
QP m3/det 4,073 18,573 41,290 48,282 41,920 33,580 27,078 22,009 18,057 14,975 12,573 10,700 9,240 8,101 7,214 6,521 5,982 5,561 5,233 4,978 4,778 4,623 4,502 4,407 4,333 4,276
Tabel 4.28 Hidrograf Banjir Periode Ulang 25 Tahun
Jam 0 1 2
PERIODE ULANG 25 TAHUN Qt Qt x Reff QB 3 m /det 12,732 4,146 0,684 m3/det 0,000 4,073 1,297 16,518 4,073 2,595 33,036 10,758 4,073
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
QP m3/det 4,073 20,591 47,866
146
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Lanjutan Tabel 4.28 PERIODE ULANG 25 TAHUN Qt Qt x Reff QB Jam m3/det 12,732 4,146 0,684 m3/det 3,082 39,242 12,779 2,108 4,073 2,376 3 2,639 33,594 10,940 1,805 4,073 4 2,057 26,192 8,529 1,407 4,073 5 1,604 20,421 6,650 1,097 4,073 6 1,250 15,921 5,184 0,855 4,073 7 0,975 12,413 4,042 0,667 4,073 8 0,760 9,678 3,151 0,520 4,073 9 0,593 7,545 2,457 0,405 4,073 10 0,462 5,883 1,916 0,316 4,073 11 0,360 4,586 1,494 0,246 4,073 12 0,281 3,576 1,164 0,192 4,073 13 0,219 2,788 0,908 0,150 4,073 14 0,171 2,174 0,708 0,117 4,073 15 0,133 1,695 0,552 0,091 4,073 16 0,104 1,321 0,430 0,071 4,073 17 0,081 1,030 0,335 0,055 4,073 18 0,063 0,803 0,262 0,043 4,073 19 0,049 0,626 0,204 0,034 4,073 20 0,038 0,488 0,159 0,026 4,073 21 0,030 0,381 0,124 0,020 4,073 22 0,023 0,297 0,097 0,016 4,073 23 0,018 0,231 0,075 0,012 4,073 24 0,014 0,180 0,059 0,010 4,073 (Sumber : Hasil Perhitungan)
QP m3/det 58,201 50,411 40,201 32,240 26,033 21,194 17,422 14,480 12,187 10,399 9,005 7,918 7,071 6,410 5,895 5,494 5,181 4,936 4,746 4,598 4,482 4,392 4,322
Tabel 4.29 Hidrograf Banjir Periode Ulang 50 Tahun
Jam 0 1 2 2,3757 3 4 5
PERIODE ULANG 50 TAHUN Qt Qt x Reff QB 3 m /det 13,748 4,786 1,172 m3/det 0,000 4,073 1,297 17,835 4,073 2,595 35,670 12,417 4,073 3,082 42,371 14,750 3,612 4,073 2,639 36,273 12,627 3,092 4,073 2,057 28,281 9,845 2,411 4,073 1,604 22,049 7,676 1,880 4,073
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
QP m3/det 4,073 21,908 52,161 64,807 56,066 44,609 35,677 147
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Lanjutan Tabel 4.29 PERIODE ULANG 50 TAHUN Qt Qt x Reff QB Jam m3/det 13,748 4,786 1,172 m3/det 1,250 17,191 5,984 1,466 4,073 6 7 0,975 13,403 4,666 1,143 4,073 8 0,760 10,449 3,638 0,891 4,073 9 0,593 8,147 2,836 0,695 4,073 10 0,462 6,352 2,211 0,542 4,073 11 0,360 4,952 1,724 0,422 4,073 12 0,281 3,861 1,344 0,329 4,073 13 0,219 3,010 1,048 0,257 4,073 14 0,171 2,347 0,817 0,200 4,073 15 0,133 1,830 0,637 0,156 4,073 16 0,104 1,427 0,497 0,122 4,073 17 0,081 1,112 0,387 0,095 4,073 18 0,063 0,867 0,302 0,074 4,073 19 0,049 0,676 0,235 0,058 4,073 20 0,038 0,527 0,183 0,045 4,073 21 0,030 0,411 0,143 0,035 4,073 22 0,023 0,320 0,112 0,027 4,073 23 0,018 0,250 0,087 0,021 4,073 24 0,014 0,195 0,068 0,017 4,073 (Sumber : Hasil Perhitungan)
QP m3/det 28,713 23,284 19,051 15,750 13,177 11,171 9,607 8,388 7,437 6,696 6,118 5,667 5,316 5,042 4,828 4,662 4,532 4,431 4,352
Tabel 4.30 Hidrograf Banjir Periode Ulang 100 Tahun
Jam 0 1 2 2,3757 3 4 5 6 7 8 9
PERIODE ULANG 100 TAHUN Qt Qt x Reff QB 3 m /det 14,660 5,361 1,611 m3/det 0,000 4,073 1,297 19,019 4,073 2,595 38,038 13,909 4,073 3,082 45,184 16,522 4,965 4,073 2,639 38,681 14,144 4,250 4,073 2,057 30,158 11,027 3,314 4,073 1,604 23,513 8,598 2,583 4,073 1,250 18,332 6,703 2,014 4,073 0,975 14,292 5,226 1,570 4,073 0,760 11,143 4,075 1,224 4,073 0,593 8,688 3,177 0,955 4,073
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
QP m3/det 4,073 23,092 56,020 70,743 61,148 48,572 38,766 31,122 25,162 20,515 16,892 148
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Lanjutan Tabel 4.30 PERIODE ULANG 100 TAHUN Qt Qt x Reff QB Jam m3/det 14,660 5,361 1,611 m3/det 0,462 6,773 2,477 0,744 4,073 10 11 0,360 5,281 1,931 0,580 4,073 12 0,281 4,117 1,506 0,452 4,073 13 0,219 3,210 1,174 0,353 4,073 14 0,171 2,503 0,915 0,275 4,073 15 0,133 1,951 0,713 0,214 4,073 16 0,104 1,521 0,556 0,167 4,073 17 0,081 1,186 0,434 0,130 4,073 18 0,063 0,925 0,338 0,102 4,073 19 0,049 0,721 0,264 0,079 4,073 20 0,038 0,562 0,206 0,062 4,073 21 0,030 0,438 0,160 0,048 4,073 22 0,023 0,342 0,125 0,038 4,073 23 0,018 0,266 0,097 0,029 4,073 24 0,014 0,208 0,076 0,023 4,073 (Sumber : Hasil Perhitungan)
QP m3/det 14,067 11,865 10,148 8,809 7,766 6,952 6,317 5,823 5,437 5,137 4,902 4,719 4,577 4,466 4,379
Tabel 4.31 Rekapitulasi Debit Banjir Rencana Dengan Metode HSS Gama I
Jam
T = 2 th
T = 5 th
T = 10 th
T = 25 th
T = 50 th
T = 100 th
Debit Banjir
0 1 2 2,3757 3 4 5 6 7 8 9
4,073 13,252 23,942 27,675 24,278 19,826 16,355 13,648 11,538 9,893 8,611
4,073 16,711 35,218 41,069 35,744 28,766 23,325 19,082 15,775 13,197 11,186
4,073 18,573 41,290 48,282 41,920 33,580 27,078 22,009 18,057 14,975 12,573
4,073 20,591 47,866 58,201 50,411 40,201 32,240 26,033 21,194 17,422 14,480
4,073 21,908 52,161 64,807 56,066 44,609 35,677 28,713 23,284 19,051 15,750
4,073 23,092 56,020 70,743 61,148 48,572 38,766 31,122 25,162 20,515 16,892
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
149
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Lanjutan Tabel 4.31
T = 100 th
T = 50 th
T = 25 th
T = 10 th
T = 5 th
Jam
T = 2 th
Debit Banjir
7,611 9,619 10,700 12,187 13,177 14,067 10 11 6,831 8,397 9,240 10,399 11,171 11,865 12 6,223 7,444 8,101 9,005 9,607 10,148 13 5,750 6,701 7,214 7,918 8,388 8,809 14 5,380 6,122 6,521 7,071 7,437 7,766 15 5,092 5,670 5,982 6,410 6,696 6,952 16 4,867 5,318 5,561 5,895 6,118 6,317 17 4,692 5,044 5,233 5,494 5,667 5,823 18 4,556 4,830 4,978 5,181 5,316 5,437 19 4,449 4,663 4,778 4,936 5,042 5,137 20 4,366 4,533 4,623 4,746 4,828 4,902 21 4,302 4,432 4,502 4,598 4,662 4,719 22 4,251 4,353 4,407 4,482 4,532 4,577 23 4,212 4,291 4,333 4,392 4,431 4,466 24 4,181 4,243 4,276 4,322 4,352 4,379 Jumlah 249,855 329,804 372,860 429,750 467,521 501,469 Max 27,675 41,069 48,282 58,201 64,807 70,743 (Sumber : Hasil Perhitungan)
Gambar 4.9 Debit Banjir Rencana Dengan Metode HSS Gama I (Sumber : Hasil Perhitungan) Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
150
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
4.5.6.4.
Metode Passing Capacity Dalam perhitungan Metode Passing Capacity digunakan data penampang melintang sungai eksisting. Langkah-langkah perhitungan passing capacity adalah sebagai berikut : 1.
Menentukan kemiringan dasar sungai dengan mengambil elevasi dasar sungai pada jarak 1 km dari as tubuh bendung di sebelah hulu dan 1 km dari as tubuh bendung di sebelah hilir, sehingga diperoleh: 𝐼=
2.
∆ℎ 420 389 = = 0,0155 𝐿 2000
Menentukan besaran koefisien manning berdasarkan kondisi dasar sungai dengan menggunakan Tabel 4.32 di bawah ini :
Tabel 4.32 Harga Koefisien Manning Bahan Koefisien Manning (n) Besi tuang dilapis 0,014 Kaca 0,010 Saluran Beton 0,013 Bata dilapis mortar 0,015 Pasangan batu disemen 0,025 Saluran tanah bersih 0,022 Saluran tanah 0,030 Saluran dengan dasar 0,040 batu dan tebing rumput Saluran pada galian batu 0,040 padas (Sumber : Bambang Triatmodjo, 2013)
3.
Menentukan luas penampang aliran, keliling basah dan jari-jari hidrolis sesuai dengan Gambar 4.10 (MAB +398,00 diambil berdasarkan perkiraan ketinggian air banjir yang pernah terjadi). Dengan cara pengamatan secara langsung dilapangan, biasanya dilakukan dengan menanyakan pada masyarakat sekitar lokasi dan melihat bekas atau tanda banjir yang ada di sekitar lokasi.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
151
ELEVASI
JARAK LANGSUNG
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
23,60
4,40
E
19,20
1,40
D
17,80
8,00
C
395,276
397,815
398,995
398,593
B
3,60
1,20
A
2,40
2,40
SKALA : V = 1 : 100 , H = 1 : 100
POTONGAN MELINTANG PATOK A.64
9,80
6,20
A.64
13,40
13,40
Gambar 4.10. Potongan Melintang Sungai Patok A.64 ( Sumber : Feasibility Study Daerah Irigasi Tonggauna Kabupaten Kolaka )
29,80
F
396,225
6,20
397,016
JARAK
G
395,000
PATOK
397,138
BIDANG PERSAMAAN + 385,000 M 1
398,000
A.64
24,80
11,40
2
398,823
MAB + 398,000
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
152
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI Luas penampang aliran (Menggunakan program AutoCad) : A = 47,561 m2 Keliling basah (Menggunakan program AutoCad) : P = 25,272 m Jari-jari hidrolis : 𝑅= 4.
𝐴 47,561 = = 1,882 𝑚 𝑃 25,272
Menghitung debit aliran : 1 𝑅 / 𝐼1/ 𝑛 1 𝑄= 1,882 0,030 𝑄=
𝑄=
A /
0,01551/
47,561
𝟓, 𝟔𝟓 m3/det
4.5.7. Rekapitulasi Debit Banjir Rencana Hasil perhitungan beberapa macam metode yang digunakan, secara menyeluruh dapat dilihat pada Tabel 4.33 berikut :
Tabel 4.33 Rekapitulasi Debit Banjir Rencana Dengan Beberapa Metode Periode Ulang (tahun) 2 5 10 25 50 100
Rasional
Haspers
HSS Gama I
m3/det 221,707 255,395 273,534 293,186 306,015 317,546
m3/det 161,769 186,197 199,335 213,550 222,825 231,156
m3/det 27,675 41,069 48,282 58,201 64,807 70,743
Passing Capacity m3/det
225,648
(Sumber : Hasil Perhitungan)
Berdasarkan pertimbangan kegagalan, efisiensi teknis, keamanan dan karena ketidakpastian besarnya debit banjir yang terjadi di daerah tersebut, dipilih debit banjir dari Metode Haspers dengan periode ulang 100 tahun = 231,156 m3/det.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
153
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
4.6.
Analisis Kebutuhan Air Kebutuhan air irigasi adalah besar debit air yang dibutuhkan untuk mengairi lahan di daerah irigasi. Menurut jenisnya ada 2 (dua) macam kebutuhan air, yaitu : 1.
Kebutuhan air untuk tanaman (Consumtive Use) Yaitu banyaknya air yang dibutuhkan tanaman untuk membuat jaring tanaman (batang dan daun). Kebutuhan air yang dimaksud yang meliputi : a. Evapotranspirasi b. Curah Hujan Efektif (Re) c. Koefisien Tanaman (Kc) d. Perkolasi e. Penyiapan Lahan
2.
Kebutuhan air untuk irigasi Yaitu kebutuhan air yang digunakan untuk menentukan pola tanaman untuk menentukan tingkat efisiensi saluran irigasi sehingga diperoleh kebutuhan air untuk masing-masing jaringan. Perhitungan kebutuhan air irigasi ini dimaksudkan untuk mengairi daerah irigasi. Besarnya efisiensi irigasi tergantung dari besarnya kehilangan air yang terjadi pada saluran pembawa, mulut dari bendung sampai petak sawah. Kehilangan air tersebut disebabkan karena penguapan, perkolasi, kebocoran dan sadap liar. Data yang digunakan dalam menganalisa kebutuhan air irigasi adalah : a. Data Curah Hujan b. Data Klimatologi, yaitu : Temperatur bulanan rata-rata (0C) Kecepatan angin rata-rata (m/d) Kelembapan udara relatif rata-rata (%) Penyinaran matahari rata-rata (%) Letak Lintang
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
154
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
4.6.1.
Kebutuhan Air Untuk Tanaman
4.6.1.1.
Evapotranspirasi Besarnya evapotranspirasi dihitung dengan metoda Penman yang dimodifikasi oleh Nedesco/Prosida seperti yang diuraikan dalam PSA010. Evapotranspirasi dihitung dengan menggunakan rumus-rumus teoritis empiris dengan memperhaitkan faktor-faktor meteorologi yang terkait seperti curah hujan, suhu udara, kelembaban udara kecepatan angin dan penyinaran matahari. Data-data klimatologi untuk perhitungan evapotranspirasi disajikan sebagai berikut :
Tabel 4.34 Suhu Udara NO
TAHUN
1 2
Data Suhu Udara (0C) JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGST
SEP
OKT
NOV
DES
2014
30,10
28,60
28,80
28,90
26,80
26,00
26,20
25,90
27,50
27,70
28,50
28,70
2013
30,10
30,40
30,50
29,80
29,80
29,50
26,20
27,10
27,80
28,80
28,50
28,80
3
2012
30,00
31,90
30,40
30,20
30,40
30,30
29,80
29,80
30,00
30,30
30,20
29,60
4
2011
25,90
23,30
22,70
23,10
22,60
22,70
22,70
22,50
22,70
22,80
22,70
22,60
29,03
28,55
28,10
28,00
27,40
27,13
26,23
26,33
27,00
27,40
27,48
27,43
Rata-rata
(Sumber : Hasil Perhitungan)
Tabel 4.35 Kelembaban Udara NO
TAHUN
1 2
Data Kelembaban Relatif (%) JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGST
SEP
OKT
NOV
DES
2014
94,00
94,00
94,00
92,00
91,00
91,00
89,00
91,00
91,00
91,00
91,00
91,00
2013
97,00
90,00
90,00
90,00
97,00
98,00
95,40
95,00
92,00
93,00
95,00
93,00
3
2012
94,60
94,80
95,70
96,80
95,60
94,80
95,10
93,70
95,90
95,20
95,40
95,70
4
2011
93,00
87,50
88,20
89,10
93,50
93,70
93,90
89,10
88,70
90,20
90,40
90,90
94,65
91,58
91,98
91,98
94,28
94,38
93,35
92,20
91,90
92,35
92,95
92,65
Rata-rata
(Sumber : Hasil Perhitungan)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
155
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Tabel 4.36 Kecepatan Angin NO
TAHUN
1
2014
2
BULAN JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGST
SEP
OKT
NOV
DES
Disesuaikan pada ketinggian 0,5 m di atas permukaan tanah (km/hari) 37,60 35,20 35,70 32,60 33,10 30,00 34,10 39,10 45,30
49,90
48,10
43,50
2013
29,50
32,00
30,90
32,80
32,20
31,60
29,20
34,00
38,60
40,50
40,40
36,10
3
2012
38,20
37,30
40,60
39,40
34,60
29,60
30,90
33,50
36,60
40,20
37,80
34,70
4
2011
38,20
37,30
40,60
39,40
34,60
29,60
30,90
33,50
36,60
40,20
37,80
34,70
1
2014
1,15
1,14
1,14
1,13
1,13
1,12
1,13
1,15
1,18
1,20
1,19
1,17
2
2013
1,12
1,13
1,12
1,13
1,13
1,12
1,11
1,13
1,15
1,16
1,16
1,14
3
2012
1,15
1,15
1,16
1,15
1,14
1,12
1,12
1,13
1,14
1,16
1,15
1,14
4
2011
1,15
1,15
1,16
1,15
1,14
1,12
1,12
1,13
1,14
1,16
1,15
1,14
1,14
1,14
1,15
1,14
1,13
1,12
1,12
1,14
1,15
1,17
1,16
1,15
Disesuaikan pada ketinggian 2 m di atas permukaan tanah (m/det)
Rata-rata
(Sumber : Hasil Perhitungan) Tabel 4.37 Penyinaran Matahari BULAN
NO
TAHUN
1
2014
2
2013
3,00
3
2012
48,30
4
2011
27,90
28,05
Rata-rata
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGST
SEP
OKT
NOV
DES
33,00
36,30
40,00
36,30
31,00
20,00
38,00
46,00
61,00
58,00
43,00
27,00
4,00
4,00
35,00
33,00
29,00
9,00
42,70
53,30
53,00
49,00
36,00
15,70
35,10
47,50
29,80
23,60
31,60
35,90
62,20
69,00
63,90
46,70
30,30
33,70
28,10
29,80
23,60
31,60
35,90
41,50
55,10
50,10
34,60
21,58
28,20
36,73
30,90
24,05
27,55
40,13
54,50
58,78
51,50
36,08
(Sumber : Hasil Perhitungan)
Evapotranspirasi
tanaman
yang
dijadikan
acuan
adalah
rerumputan pendek (albedo = 0,25). Selanjutnya untuk mendapatkan harga evapotranspirasi harus dikalikan dengan koefisien tanaman. Sehingga evapotranspirasi sama dengan evapotranspirasi potensial dari hasil perhitungan Penman x crop factor. Dari harga evapotranspirasi yang diperoleh, kemudian digunakan untuk menghitung kebutuhan air bagi pertumbuhan dengan menyertakan data curah hujan efektif. Perhitungan evapotranspirasi dapat dilihat di Tabel 4.38.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
156
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Tabel 4.38 Perhitungan Evapotransirasi Penman
1
PERHITUNGAN DASAR Suhu Udara
2
Kelembaban Relatif
3
Kecepatan Angin V2 Penyinaran Matahari 8 jam : Q1 konversi ke 12 jam = 0,786 Q8 + 3,45 Lintang
NO
4 5 6
UNIT
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGST
SEPT
OKT
NOV
DES
0C
29,03
28,55
28,10
28,00
27,40
27,13
26,23
26,33
27,00
27,40
27,48
27,43
%
94,65 1,14
91,58 1,14
91,98 1,15
91,98 1,14
94,28 1,13
94,38 1,12
93,35 1,12
92,20 1,14
91,90 1,15
92,35 1,17
92,95 1,16
92,65 1,15
%
28,050
21,575
28,200
36,725
30,900
24,050
27,550
40,125
54,500
58,775
51,500
36,075
%
24,992
20,020
25,108
31,655
27,181
21,920
24,608
34,266
45,306
48,589
43,002
31,156
LS
50 28'
50 28'
50 28'
50 28'
50 28'
50 28'
50 28'
50 28'
50 28'
50 28'
50 28'
50 28'
PERHITUNGAN PROSIDA/PENMAN Tabel 2 dengan (1)
f(Tai) x 10-2
9,45
9,40
9,33
9,32
9,25
9,21
9,11
9,12
9,32
9,20
9,26
9,25
Tabel 2 dengan (1)
ΔL-1x102
2,996
2,915
2,87
2,86
2,76
2,72
2,593
2,61
2,70
2,76
2,78
2,77
10
Tabel 2 dengan (1)
ρzwa J
30,081
29,255
28,49
28,32
27,37
26,95
25,642
25,79
26,74
27,37
27,50
27,42
11
Tabel 2 dengan (1)
ɣ+Δ
2,233
2,185
2,15
2,14
2,09
2,08
2,003
2,01
2,06
2,09
2,09
2,09
12
(2) x (10)
ρzwa
28,5
26,8
26,2
26,0
25,8
25,4
23,9
23,8
24,6
25,3
25,6
25,4
13
Tabel (3) dengan (12)
0,086
0,086
0,086
0,086
0,087
0,091
0,107
0,108
0,100
0,092
0,089
0,091
1,609
2,465
2,286
2,273
1,567
1,516
1,705
2,011
2,166
2,094
1,939
2,015
8 9
sa
mm Hg
mm Hg
f(Tdρ) ρzwa J
14
(10) - (12)
15
Tabel 4 dengan (3)
ɣ.(f uz)
0,191
0,191
0,192
0,191
0,190
0,189
0,189
0,191
0,192
0,194
0,193
0,192
16
(14) x (15)
ɣ.Eq =
0,307
0,471
0,439
0,434
0,298
0,286
0,322
0,384
0,416
0,406
0,374
0,387
9,00
9,10
8,91
8,40
7,77
7,40
8,05
8,05
8,63
8,96
8,97
8,93
0,269
0,255
0,269
0,291
0,275
0,260
0,268
0,304
0,354
0,366
0,345
0,289
17
Tabel 5 dengan (6)
18
Tabel 6 dengan (5)
sa -
ρzwa
o a Hsh
10-2
a sh f (i)
mm Hg
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
157
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI Lanjutan Tabel 4.38 19
PERHITUNGAN DASAR (17) x (18)
20
(8) x( 1 - (5))
21
1 - ((20)/10)
22
(8) x (13) x (21)
NO
23
(19) - (22)
24
(9) x (23)
25
(16) + (24)
26 27 28 29
(25) / (11) = Eo (Evaporasi) Evapotranspirasi (Eto) = Eo x 1,1 Jumlah Hari Evapotranspirasi (Dalam 1 Bulan)
UNIT
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGST
SEPT
OKT
NOV
DES
H ne sh =
2,421
2,319
2,398
2,446
2,137
1,927
2,156
2,449
3,051
3,282
3,091
2,579
m = 8 (1-r) f (m) = 1.0 m/10 H lo ne
7,090
7,514
6,987
6,370
6,736
7,193
6,865
5,997
5,097
4,730
5,277
6,370
0,291
0,249
0,301
0,363
0,326
0,281
0,313
0,400
0,490
0,527
0,472
0,363
0,237
0,201
0,242
0,291
0,263
0,235
0,305
0,394
0,457
0,446
0,389
0,306
2,185
2,118
2,156
2,155
1,875
1,691
1,850
2,055
2,594
2,836
2,702
2,273
6,546
6,174
6,189
6,165
5,174
4,594
4,797
5,354
7,004
7,827
7,501
6,288
ɣEq+H ra ne
6,853
6,645
6,628
6,599
5,472
4,880
5,120
5,738
7,420
8,233
7,875
6,675
Eto
3,069
3,041
3,083
3,084
2,618
2,346
2,556
2,855
3,602
3,939
3,768
3,194
3,376
3,345
3,391
3,392
2,880
2,581
2,812
3,140
3,962
4,333
4,145
3,513
31
28
31
30
31
30
31
31
30
31
30
31
104,654
93,669
105,117
101,756
89,276
77,425
87,159
97,352
118,859
134,328
124,346
108,911
H sh
ne
- H lo
ΔH ra
ne
ne
(Sumber : Hasil Perhitungan)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
158
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
4.6.1.2.
Perkolasi Menurut penelitian di Jepang harga perkolasi untuk perhitungan kebutuhan air di ambil berdasarkan tekstur tanah di lokasi, nilai perkolasi macam-macam tekstur tanah dapat dikelompokkan sebagai berikut : Berat (lempung) = 1 – 2 mm/hari Sedang (lempung kepasiran) = 2 -3 mm/hari Ringan = 3 -6 mm/hari Harga perkolasi untuk perhitungan kebutuhan air di daerah irigasi Tonggauna diambil sebesar 2 mm/hari karena jenis tanahnya bertekstur berat (lempung berat) dengan karakteristik pengolahan tanah yang baik.
4.6.1.3.
Koefisien Tanaman (Kc) Besarnya nilai koefisien tanaman (Kc) tergantung dari jenis tanaman dan fase pertumbuhan tanaman. Pada perhitungan ini koefisien tanaman untuk padi dengan varietas unggul sesuai dengan ketentuan Nedesco/Prosida. Harga-harga koefisien tanaman padi dan palawija dapat dilihat pada Tabel 2.9 bab II.
4.6.1.4.
Curah Hujan Efektif a. Besarnya Curah Hujan Efektif Curah hujan efektif adalah bagian dari curah hujan yang digunakan oleh akar-akar tanaman selama masa pertumbuhan. Untuk irigasi tanaman padi, curah hujan efektif diambil sebesar 80% kemungkinan curah hujan bulanan rata-rata terpenuhi. Dasar perhitungan curah hujan efektif dapat dilihat pada Tabel 4.39.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
159
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI Tabel 4.39 Curah Hujan Efektif Tahun Jan Feb 2000 300 226 2001 170 85 2002 186 114 2003 133 127 2004 89 54 2005 174 156 2006 150 160 2007 187 212 2008 168 137 2009 180 181 2010 117 196 2011 304 135 2012 214 154 2013 125 57 2014 127 125 175 141 Rata-rata 61 51 S 31 28 Jumlah hari -0,842 -0,842 k 123,66 98,27 XT bln 3,989 3,510 XT hr (Sumber : Hasil Perhitungan)
Mar 201 85 162 133 95 147 156 264 269 275 308 259 109 110 160 182 75 31 -0,842 119,34 3,850
Apr 194 186 180 97 169 173 143 268 373 135 268 241 95 124 187 189 74 30 -0,842 126,64 4,221
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
Mei Jun Jul 95 254 121 125 89 87 152 182 59 137 47 109 104 45 47 166 41 101 193 107 87 197 269 156 302 258 176 201 79 59 341 441 197 212 109 134 193 163 176 196 92 349 154 224 179 185 160 136 67 112 76 31 30 31 -0,842 -0,842 -0,842 128,45 65,73 71,72 4,144 2,191 2,314
Agus 98 18 26 75 3 53 35 138 173 27 195 40 63 65 83 73 57 31 -0,842 25,10 0,810
Sep 55 57 16 22 5 3 17 43 113 5 248 83 44 42 5 51 63 30 -0,842 -2,54 0,000
Okt 117 38 7 48 0 49 0 68 116 41 250 88 49 79 22 65 63 31 -0,842 11,75 0,379
Nov 65 59 64 45 40 115 94 78 265 67 153 159 54 159 38 97 63 30 -0,842 43,99 1,466
Des 70 108 214 69 80 162 113 163 180 176 167 265 128 112 186 146 56 31 -0,842 99,33 3,204
160
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Di mana : S
= Standar Deviasi
k
= Faktor frekuensi untuk probabilitas 20% (0,200) digunakan sebesar -0,842 didapat dari nilai Z untuk luas di bawah kurva normal sebesar 0,200
XT bln
= Curah hujan 20% kering bulanan = Rata – rata + S
XT hari
= Curah hujan 20% kering harian = XT bln / jumlah hari
Contoh Perhitungan : XT bln
= 175 + (-0,842) x 61 = 123,66 mm/bln
XT hari
= 123,66 / 31 = 3,989 mm/hari
b. Koefisien Curah Hujan Efektif Besarnya koefisien curah hujan efektif untuk tanaman padi berdasarkan Tabel 2.10 pada Bab II. Dalam perhitungan kebutuhan air D.I. Tonggauna digunakan 1 golongan karena dianggap paling efektif, sedangkan untuk tanaman palawija, besarnya curah hujan efektif ditentukan dengan metode curah hujan bulanan yang dihubungkan dengan curah hujan rata-rata bulanan serta evapotranspirasi tanaman rata-rata bulanan berdasarkan Tabel 2.11 pada Bab II.
4.6.1.5.
Penyiapan Lahan Kebutuhan air untuk pengolahan atau penyiraman lahan menentukan kebutuhan minimum air irigasi. Faktor-faktor yang menentukan besarnya kebutuhan air untuk pengolahan tanah, yaitu besarnya penjenuhan, lamanya pengolahan, besar evaporasi, dan perkolasi. a. Penyiapan Lahan Untuk Padi Waktu yang diperlukan untuk pekerjaan penyiapan lahan adalah selama satu bulan (30 hari). Kebutuhan air untuk pengolahan tanah bagi tanaman padi digunakan 150 mm, setelah selesai tanam
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
161
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
lapisan air di sawah di tambah 50 mm. Jadi kebutuhan air yang diperlukan untuk penyiapan lahan dan untuk lapisan air awal setelah tanam selesai seluruhnya menjadi 200 mm, sedangkan untuk lahan yang tidak ditanami (sawah bero) dalam jangka waktu 0,5 bulan diambil 300 mm. pada perhitungan angka pengolahan tanah untuk padi digunakan tabel koefisien Van De Goor dan Zijlstra (1968). b. Pengolahan Lahan Untuk Palawija Kebutuhan air untuk penyiapan lahan bagi palawija sebesar 50 mm selama 15 hari yaitu 3,33 mm/hari, yang digunakan untuk menggarap lahan yang ditanami dan menciptakan kondisi lembab yang memadai untuk persemaian yang baru tumbuh.
4.6.1.6.
Kebutuhan Air Pertumbuhan Kebutuhan air untuk pertumbuhan padi dipengaruhi oleh besarnya evapotranspirasi tanaman (Etc), perkolasi tanah (p), penggantian air genangan (W), dan hujan efektif (Re), sedangkan kebutuhan air untuk pemberian pupuk pada tanaman apabila terjadi pengurangan air (sampai tingkat tertentu) pada petak sawah sebelum pemberian pupuk.
4.6.1.7.
Pola Tanam dan Perencanaan Tata Tanam Pola tanam diambil dari laporan Feasibility Study Daerah Irigasi Tonggauna Kabupaten Kolaka yang direncanakan oleh PT. Aditya Engineering Consultant diperoleh : Golongan I
:
Padi – Padi/Palawija – Palawija
a. Efisiensi Irigasi Pada perencanaan jaringan irigasi, tingkat efisiensi ditentukan menurut kriteria standar perencanaan, yaitu sebagai berikut : Pada saluran primer/utama = 5 – 10% Pada saluran sekunder = 10 – 15% Pada saluran tersier = 15 – 20% Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
162
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
b. Analisis Kebutuhan Air Kebutuhan air irigasi dipengaruhi berbagai faktor seperti yang telah diterangkan sebelumnya, yang dengan singkat kebutuhan air irigasi dihitung dengan persamaan hasil perhitungan evapotranspirasi Penman dapat dilihat pada Tabel 4.38, kemudian hasil perhitungan kebutuhan air irigasi untuk tanaman padi dan palawija dapat dilihat pada Tabel 4.40 dan Tabel 4.41 sedangkan kebutuhan air untuk rotasi teknis / golongan dapat dilihat pada Tabel 4.42.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
163
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI Tabel 4.40 Kebutuhan Air Tanaman Padi TANAMAN PADI EVAPORASI (Eo) PERKOLASI (P) Eo + P Rh = HUJAN (1 IN 5 DRY) = XTbln/JML HARI 1 0,36 2 0,70 3 0,40 Faktor Hujan HUJAN 4 0,40 dengan 1 gol (FH) EFEKTIF Re = 5 0,40 tiap 2 mingguan Rh*FH 6 0,40 7 0,40 8 0,00 1 1,20 2 1,20 3 1,32 4 1,40 KOEFISIEN Evapotranspirasi TANAMAN (Kt) 5 Et = Eo*Kt 1,35 6 1,24 7 1,12 8 0,00 PENGOLAHAN LAHAN (LAND PREPARATION) LP1 LP1 - Re1 =A = IR Re ke 1 Pengolahan =B tanah untuk tanaman A*0.116 Padi kejenuhan 200 B*1.25 =C mm 2 minggu I C*1.15 =D D*1.1 =E
JAN 3,069 2,000 5,069 3,989 1,436 2,792 1,596 1,596 1,596 1,596 1,596 0,000 3,683 3,683 4,051 4,297 4,143 3,806 3,437 0,000
FEB 3,041 2,000 5,041 3,510 1,264 2,457 1,404 1,404 1,404 1,404 1,404 0,000 3,649 3,649 4,014 4,258 4,106 3,771 3,406 0,000
MAR 3,083 2,000 5,083 3,850 1,386 2,695 1,540 1,540 1,540 1,540 1,540 0,000 3,699 3,699 4,069 4,316 4,162 3,822 3,453 0,000
APR 3,084 2,000 5,084 4,221 1,520 2,955 1,689 1,689 1,689 1,689 1,689 0,000 3,700 3,700 4,070 4,317 4,163 3,824 3,454 0,000
MEI 2,618 2,000 4,618 4,144 1,492 2,901 1,657 1,657 1,657 1,657 1,657 0,000 3,142 3,142 3,456 3,665 3,534 3,246 2,932 0,000
JUN 2,346 2,000 4,346 2,191 0,789 1,534 0,876 0,876 0,876 0,876 0,876 0,000 2,815 2,815 3,097 3,285 3,167 2,909 2,628 0,000
JUL 2,556 2,000 4,556 2,314 0,833 1,619 0,925 0,925 0,925 0,925 0,925 0,000 3,067 3,067 3,374 3,578 3,451 3,169 2,863 0,000
AGST 2,855 2,000 4,855 0,810 0,291 0,567 0,324 0,324 0,324 0,324 0,324 0,000 3,426 3,426 3,768 3,997 3,854 3,540 3,197 0,000
SEP 3,602 2,000 5,602 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 4,322 4,322 4,754 5,042 4,862 4,466 4,034 0,000
OKT 3,939 2,000 5,939 0,379 0,136 0,265 0,152 0,152 0,152 0,152 0,152 0,000 4,727 4,727 5,200 5,515 5,318 4,885 4,412 0,000
NOV 3,768 2,000 5,768 1,466 0,528 1,027 0,587 0,587 0,587 0,587 0,587 0,000 4,522 4,522 4,974 5,275 5,087 4,672 4,220 0,000
DES 3,194 2,000 5,194 3,204 1,153 2,243 1,282 1,282 1,282 1,282 1,282 0,000 3,833 3,833 4,216 4,471 4,312 3,960 3,577 0,000
9,519 8,083 0,938 1,172 1,348 1,483
9,502 8,238 0,956 1,195 1,374 1,511
9,528 8,142 0,944 1,181 1,358 1,493
9,528 8,009 0,929 1,161 1,335 1,469
9,240 7,748 0,899 1,124 1,292 1,421
9,074 8,286 0,961 1,201 1,382 1,520
9,202 8,369 0,971 1,214 1,396 1,535
9,386 9,095 1,055 1,319 1,517 1,668
9,855 9,855 1,143 1,429 1,643 1,808
10,071 9,935 1,152 1,441 1,657 1,822
9,961 9,434 1,094 1,368 1,573 1,730
9,597 8,444 0,979 1,224 1,408 1,549
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
KET Hasil Perhitungan mm/hari
Tabel 1.b mm/hari
Tabel 1.c mm/hari
Tabel Zylstra Berdasarkan Eo + P mm/hari
164
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI Lanjutan 1 Tabel 4.40 TANAMAN PADI Re ke 2 Pengolahan tanah untuk tanaman Padi kejenuhan 200 mm 2 minggu II
=A = IR =B =C =D =E
JAN 9,519 6,727 0,780 0,975 1,122 1,234
FEB 9,502 7,045 0,817 1,022 1,175 1,292
MAR 9,528 6,833 0,793 0,991 1,139 1,253
APR 9,528 6,573 0,763 0,953 1,096 1,206
MEI 9,240 6,340 0,735 0,919 1,057 1,163
JUN 9,074 7,541 0,875 1,093 1,257 1,383
JUL 9,202 7,583 0,880 1,099 1,264 1,391
AGST 9,386 8,819 1,023 1,279 1,471 1,618
SEP 9,855 9,855 1,143 1,429 1,643 1,808
OKT 10,071 9,806 1,138 1,422 1,635 1,799
NOV 9,961 8,935 1,036 1,296 1,490 1,639
DES 9,597 7,355 0,853 1,066 1,226 1,349
=A = IR
7,421
7,579
7,493
7,345
6,818
7,272
7,475
8,435
9,655
9,909
9,268
7,884
=B
0,861
0,879
0,869
0,852
0,791
0,844
0,867
0,978
1,120
1,149
1,075
0,915
B*1.25
=C
1,076
1,099
1,086
1,065
0,989
1,054
1,084
1,223
1,400
1,437
1,344
1,143
C*1.15
=D
1,237
1,264
1,249
1,225
1,137
1,213
1,246
1,407
1,610
1,652
1,546
1,315
D*1.1 Et2+P+WRe4 A*0.116
=E
1,361
1,390
1,374
1,347
1,251
1,334
1,371
1,547
1,771
1,818
1,700
1,446
W = 100 mm kebutuhan air untuk penggantian air genangan saat pemupukan
=A = IR
7,421
7,579
7,493
7,345
6,818
7,272
7,475
8,435
9,655
9,909
9,268
7,884
A = mm/hari
=B
0,861
0,879
0,869
0,852
0,791
0,844
0,867
0,978
1,120
1,149
1,075
0,915
B = lt/dt
B*1.25
=C
1,076
1,099
1,086
1,065
0,989
1,054
1,084
1,223
1,400
1,437
1,344
1,143
C = lt/dt
C*1.15
=D
1,237
1,264
1,249
1,225
1,137
1,213
1,246
1,407
1,610
1,652
1,546
1,315
D = lt/dt
D*1.1 Et3+P+WRe5 A*0.116
=E
1,361
1,390
1,374
1,347
1,251
1,334
1,371
1,547
1,771
1,818
1,700
1,446
E = lt/dt
=A = IR
7,789
7,944
7,862
7,715
7,132
7,554
7,782
8,778
10,088
10,382
9,721
8,268
A = mm/hari
=B
0,904
0,921
0,912
0,895
0,827
0,876
0,903
1,018
1,170
1,204
1,128
0,959
B = lt/dt
B*1.25
=C
1,129
1,152
1,140
1,119
1,034
1,095
1,128
1,273
1,463
1,505
1,409
1,199
C = lt/dt
C*1.15
=D
1,299
1,325
1,311
1,286
1,189
1,260
1,298
1,464
1,682
1,731
1,621
1,379
D = lt/dt
D*1.1
=E
1,429
1,457
1,442
1,415
1,308
1,386
1,427
1,610
1,850
1,904
1,783
1,516
E = lt/dt
LP2 LP2 - Re2 A*0.116 B*1.25 C*1.15 D*1.1
KET Tabel Zylstra Berdasarkan Eo + P mm/hari
PERTUMBUHAN Pertumbuhan 2 minggu I Re ke 3 ET ke 1 w = 3,3333 Pertumbuhan 2 minggu II Re ke 4 ET ke 2 w = 3,3333 Pertumbuhan 2 minggu III Re ke 5 ET ke 3 w = 3,3333
Et1+P+WRe3 A*0.116
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
165
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI Lanjutan 2 Tabel 4.40 TANAMAN PADI Pertumbuhan 2 minggu IV Re ke 6 ET ke 4 w = 3,3333
Pertumbuhan 2 minggu V Re ke 7 ET ke 5
Pertumbuhan 2 minggu VI Re ke 8 ET ke 6
Et4+P+WRe6 A*0.116 B*1.25 C*1.15 D*1.1 Et5+PRe7 A*0.116 B*1.25 C*1.15 D*1.1 Et6+PRe8 A*0.116 B*1.25 C*1.15 D*1.1
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGST
SEP
OKT
NOV
DES
KET
=A = IR
8,034
8,187
8,109
7,962
7,341
7,742
7,986
9,006
10,376
10,697
10,022
8,523
A = mm/hari
=B =C =D =E
0,932 1,165 1,340 1,474
0,950 1,187 1,365 1,502
0,941 1,176 1,352 1,487
0,924 1,154 1,328 1,460
0,852 1,064 1,224 1,347
0,898 1,123 1,291 1,420
0,926 1,158 1,332 1,465
1,045 1,306 1,502 1,652
1,204 1,504 1,730 1,903
1,241 1,551 1,784 1,962
1,163 1,453 1,671 1,838
0,989 1,236 1,421 1,563
B = lt/dt C = lt/dt D = lt/dt E = lt/dt
=A = IR
4,548
4,702
4,622
4,474
3,877
4,291
4,525
5,530
6,862
7,166
6,500
5,030
A = mm/hari
=B =C =D =E
0,528 0,659 0,758 0,834
0,545 0,682 0,784 0,862
0,536 0,670 0,771 0,848
0,519 0,649 0,746 0,821
0,450 0,562 0,646 0,711
0,498 0,622 0,716 0,787
0,525 0,656 0,755 0,830
0,642 0,802 0,922 1,014
0,796 0,995 1,144 1,259
0,831 1,039 1,195 1,314
0,754 0,943 1,084 1,192
0,583 0,729 0,839 0,923
B = lt/dt C = lt/dt D = lt/dt E = lt/dt
=A = IR
5,806
5,771
5,822
5,824
5,246
4,909
5,169
5,540
6,466
6,885
6,672
5,960
A = mm/hari
=B =C =D =E
0,673 0,842 0,968 1,065
0,669 0,837 0,962 1,059
0,675 0,844 0,971 1,068
0,676 0,844 0,971 1,068
0,609 0,761 0,875 0,962
0,569 0,712 0,819 0,900
0,600 0,750 0,862 0,948
0,643 0,803 0,924 1,016
0,750 0,938 1,078 1,186
0,799 0,998 1,148 1,263
0,774 0,967 1,113 1,224
0,691 0,864 0,994 1,093
B = lt/dt C = lt/dt D = lt/dt E = lt/dt
(Sumber : Hasil Perhitungan)
Keterangan : 0,116 = Angka Konversi dari (mm/hari) menjadi (liter/det) 1,25
= Kehilangan di saluran petak tersier 20 %
1,15
= Kehilangan di saluran petak sekunder 13,04 %
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
166
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI 1,10
= Kehilangan di bendung bangunan bagi (saluran primer) 9,10 %
C
= Kehilangan di saluran tersier
D
= Kehilangan di saluran sekunder
E
= Kehilangan di saluran petak primer Tabel 4.41 Kebutuhan Air Tanaman Jagung
TANAMAN JAGUNG JAN EVAPORASI (Eo) 3,069 PERKOLASI (P) 2,000 Eo + P 5,069 Rh = HUJAN (1 IN 5 DRY) = XTbln/JML 3,989 HARI 1 0,50 1,535 2 0,59 1,811 Evapotra 3 0,96 2,946 Koefisien Tanaman nspirasi Jagung Et = Eo * 4 1,05 3,222 Kt 5 1,02 3,130 6 0,95 2,916 PENGOLAHAN LAHAN (LAND PREPARATION) LP1 3,330 LP1 =A = IR -0,659 Pengolahan tanah untuk RH tanaman Palawija A*0.116 =B -0,076 kejenuhan 50 mm B*1.25 =C -0,096 2 minggu I C*1.15 =D -0,110 D*1.1 =E -0,121
FEB 3,041 2,000 5,041
MAR 3,083 2,000 5,083
APR 3,084 2,000 5,084
MEI 2,618 2,000 4,618
JUN 2,346 2,000 4,346
JUL 2,556 2,000 4,556
AGST 2,855 2,000 4,855
SEP 3,602 2,000 5,602
OKT 3,939 2,000 5,939
NOV 3,768 2,000 5,768
DES 3,194 2,000 5,194
3,510
3,850
4,221
4,144
2,191
2,314
0,810
0,000
0,379
1,466
3,204
1,521 1,794 2,920 3,193 3,102 2,889
1,541 1,819 2,959 3,237 3,144 2,928
1,542 1,819 2,960 3,238 3,145 2,929
1,309 1,545 2,513 2,749 2,670 2,487
1,173 1,384 2,252 2,464 2,393 2,229
1,278 1,508 2,454 2,684 2,607 2,428
1,427 1,684 2,741 2,998 2,912 2,712
1,801 2,125 3,458 3,782 3,674 3,422
1,970 2,324 3,782 4,136 4,018 3,742
1,884 2,223 3,617 3,956 3,843 3,580
1,597 1,884 3,066 3,354 3,258 3,034
3,330
3,330
3,330
3,330
3,330
3,330
3,330
3,330
3,330
3,330
3,330
-0,180
-0,520
-0,891
-0,814
1,139
1,016
2,520
3,330
2,951
1,864
0,126
-0,021 -0,026 -0,030 -0,033
-0,060 -0,075 -0,087 -0,095
-0,103 -0,129 -0,149 -0,164
-0,094 -0,118 -0,136 -0,149
0,132 0,165 0,190 0,209
0,118 0,147 0,169 0,186
0,292 0,365 0,420 0,462
0,386 0,483 0,555 0,611
0,342 0,428 0,492 0,541
0,216 0,270 0,311 0,342
0,015 0,018 0,021 0,023
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
KET
Tabel Zylstra Berdasarkan Eo + P mm/hari
167
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Lanjutan 1 Tabel 4.41 TANAMAN JAGUNG PERTUMBUHAN
Pertumbuhan 2 minggu I ET ke 1
Pertumbuhan 2 minggu II ET ke 2
Pertumbuhan 2 minggu III ET ke 3
Pertumbuhan 2 minggu IV ET ke 4
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGST
SEP
OKT
NOV
DES
KET
Et1 - Rh
=A = IR
-2,455
-1,989
-2,308
-2,680
-2,835
-1,018
-1,036
0,618
1,801
1,591
0,418
-1,607
A*0.116
=B
-0,285
-0,231
-0,268
-0,311
-0,329
-0,118
-0,120
0,072
0,209
0,185
0,048
-0,186
B*1.25
=C
-0,356
-0,288
-0,335
-0,389
-0,411
-0,148
-0,150
0,090
0,261
0,231
0,061
-0,233
C*1.15
=D
-0,409
-0,332
-0,385
-0,447
-0,473
-0,170
-0,173
0,103
0,300
0,265
0,070
-0,268
D*1.1
=E
-0,450
-0,365
-0,423
-0,492
-0,520
-0,187
-0,190
0,113
0,330
0,292
0,077
-0,295
Et2 - Rh
=A = IR
-2,178
-1,715
-2,031
-2,402
-2,599
-0,807
-0,806
0,875
2,125
1,945
0,757
-1,320
A = mm/hari
A*0.116
=B
-0,253
-0,199
-0,236
-0,279
-0,301
-0,094
-0,093
0,101
0,247
0,226
0,088
-0,153
B = lt/dt
B*1.25
=C
-0,316
-0,249
-0,294
-0,348
-0,377
-0,117
-0,117
0,127
0,308
0,282
0,110
-0,191
C = lt/dt
C*1.15
=D
-0,363
-0,286
-0,339
-0,401
-0,433
-0,135
-0,134
0,146
0,354
0,324
0,126
-0,220
D = lt/dt
D*1.1
=E
-0,400
-0,315
-0,373
-0,441
-0,477
-0,148
-0,148
0,160
0,390
0,357
0,139
-0,242
E = lt/dt
Et3 - Rh
=A = IR
-1,043
-0,590
-0,890
-1,261
-1,630
0,061
0,140
1,931
3,458
3,403
2,151
-0,138
A = mm/hari
A*0.116
=B
-0,121
-0,068
-0,103
-0,146
-0,189
0,007
0,016
0,224
0,401
0,395
0,250
-0,016
B = lt/dt
B*1.25
=C
-0,151
-0,086
-0,129
-0,183
-0,236
0,009
0,020
0,280
0,501
0,493
0,312
-0,020
C = lt/dt
C*1.15
=D
-0,174
-0,098
-0,148
-0,210
-0,272
0,010
0,023
0,322
0,577
0,567
0,359
-0,023
D = lt/dt
D*1.1
=E
-0,191
-0,108
-0,163
-0,231
-0,299
0,011
0,026
0,354
0,634
0,624
0,395
-0,025
E = lt/dt
Et4 - Rh
=A = IR
-0,767
-0,317
-0,613
-0,984
-1,395
0,273
0,370
2,188
3,782
3,757
2,490
0,149
A = mm/hari
A*0.116
=B
-0,089
-0,037
-0,071
-0,114
-0,162
0,032
0,043
0,254
0,439
0,436
0,289
0,017
B = lt/dt
B*1.25
=C
-0,111
-0,046
-0,089
-0,143
-0,202
0,040
0,054
0,317
0,548
0,545
0,361
0,022
C = lt/dt
C*1.15
=D
-0,128
-0,053
-0,102
-0,164
-0,233
0,045
0,062
0,365
0,631
0,627
0,415
0,025
D = lt/dt
D*1.1
=E
-0,141
-0,058
-0,112
-0,180
-0,256
0,050
0,068
0,401
0,694
0,689
0,457
0,027
E = lt/dt
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
168
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI Lanjutan 2 Tabel 4.41 TANAMAN JAGUNG
Pertumbuhan 2 minggu V ET ke 5
Pertumbuhan 2 minggu VI ET ke 6
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGST
SEP
OKT
NOV
DES
KET
Et5 - Rh
=A = IR
-0,859
-0,408
-0,705
-1,076
-1,473
0,202
0,294
2,102
3,674
3,639
2,377
0,054
A = mm/hari
A*0.116
=B
-0,100
-0,047
-0,082
-0,125
-0,171
0,023
0,034
0,244
0,426
0,422
0,276
0,006
B = lt/dt
B*1.25
=C
-0,125
-0,059
-0,102
-0,156
-0,214
0,029
0,043
0,305
0,533
0,528
0,345
0,008
C = lt/dt
C*1.15
=D
-0,143
-0,068
-0,118
-0,179
-0,246
0,034
0,049
0,351
0,613
0,607
0,396
0,009
D = lt/dt
D*1.1
=E
-0,157
-0,075
-0,129
-0,197
-0,270
0,037
0,054
0,386
0,674
0,667
0,436
0,010
E = lt/dt
Et6 - Rh
=A = IR
-1,073
-0,621
-0,921
-1,292
-1,656
0,038
0,115
1,903
3,422
3,363
2,113
-0,170
A = mm/hari
A*0.116
=B
-0,125
-0,072
-0,107
-0,150
-0,192
0,004
0,013
0,221
0,397
0,390
0,245
-0,020
B = lt/dt
B*1.25
=C
-0,156
-0,090
-0,134
-0,187
-0,240
0,006
0,017
0,276
0,496
0,488
0,306
-0,025
C = lt/dt
C*1.15
=D
-0,179
-0,103
-0,154
-0,215
-0,276
0,006
0,019
0,317
0,571
0,561
0,352
-0,028
D = lt/dt
D*1.1
=E
-0,197
-0,114
-0,169
-0,237
-0,304
0,007
0,021
0,349
0,628
0,617
0,388
-0,031
E = lt/dt
(Sumber : Hasil Perhitungan) Keterangan : 0,116 = Angka konversi dari (mm/hari) menjadi (liter/det) 1,25
= Kehilangan di saluran petak tersier 20 %
1,15
= Kehilangan di saluran petak sekunder 13,04 %
1,10
= Kehilangan di bendung bangunan bagi (saluran primer) 9,10 %
C
= Kehilangan di saluran tersier
D
= Kehilangan di saluran sekunder
E
= Kehilangan di saluran petak primer
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
169
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI Tabel 4.42 Rotasi Teknis / Golongan
GOLONGAN A
GOL
BULAN
POLA
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
LP
100% PADI
JUL
AGUST
100% PADI
SEPT
OKT
NOV
GOL A
LP
100% PALAWIJA
LP
KETERANGAN
DES
AWAL JAN
1
2
3
4
5
6
1
2
1
2
3
4
5
6
1
1
2
3
4
5
6
Bero
1
di Saluran Tersier (C)
1.076
1.076
1.099
1.099
1.140
1.176
1.161
0.953
0.989
0.989
1.095
1.123
0.656
0.750
0.365
0.090
0.308
0.501
0.545
0.528
0.306
0.000
1.224
1.066 LP = 30 hari
di Saluran Sekunder (D)
1.237
1.237
1.264
1.264
1.311
1.352
1.335
1.096
1.137
1.137
1.260
1.291
0.755
0.862
0.420
0.103
0.354
0.577
0.627
0.607
0.352
0.000
1.408
1.226 Pertumbuhan 90 hari
di Saluran Primer (E)
1.361
1.361
1.390
1.390
1.442
1.487
1.469
1.206
1.251
1.251
1.386
1.420
0.830
0.948
0.462
0.113
0.390
0.634
0.689
0.667
0.388
0.000
1.549
1.349
Kebutuhan Air (lt/dt/ha) 1 Sal Tersier 2 Sal Sekunder 3 Sal Induk
1.224 1.408 1.549
2
(lt/dt/ha) (lt/dt/ha) (lt/dt/ha)
(Sumber : Hasil Perhitungan)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
170
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
4.7.
Analisis Debit Andalan Perhitungan debit andalan bertujuan untuk menentukan areal persawahan yang dapat dialiri. Perhitungan ini menggunakan cara analisis water balance dari Dr. F.J Mock berdasarkan data curah hujan bulanan, jumlah hari hujan, evapotranspirasi dan karakteristik hidrologi daerah pengaliran. Perhitungan debit andalan dihitung seperti yang tersaji pada tabel 4.43. Debit andalan pada tahun berikutnya kami lampirkan pada lampiran nantinya dan kami rekap pada tabel 4.44 sebagai berikut :
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
171
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI Tabel 4.43 Perhitungan Debit Andalan Metode F.J. Mock Tahun 2000 Dasar 1 Curah Hujan (R) 2 Hari Hujan (n) Limited Transpiration 3 Evapotranspiration (Ep) 4 Expose Surface(m) 5 (m/20)x(18-n) 6E (3) X (5) 7 Et= Ep - E (3) - (6) Water Balance 8 S = R - Et 9 Soil Storage 10 Soil Moinsture 11 Water Surplus
(1) - (7)
(8) - (9)
Run Of dan Ground water Storage 12 Infiltrasi (11) X I 13 0.5 x I ( 1 + k) 14 k x V ( n - 1) 15 Storage Vol Vn (13) + (14) 16 Vn - V(n-1) 17 Base Flow (12) - (16) 18 Direct Run Of (11) - (12) 19 Run Off (17) + (18) 20 Luas CA 21 Debit (19) - (20) 22 Debit 23 Debit
Unit mm hr
Jan
Feb
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agust
Septe
Oktob
Nop
Des
300,33
226,33
201,00
193,67
94,67
253,67
120,67
98,00
55,00
117,33
65,00
69,67
16
16
16
15
10
17
10
8
5
8
6
5
mm/bln
104,65
93,67
105,12
101,76
89,28
77,42
87,16
97,35
118,86
134,33
124,35
108,91
% % mm mm
30,00
30,00
30,00
30,00
30,00
30,00
30,00
30,00
30,00
30,00
30,00
30,00
3,50
3,50
3,00
4,50
12,00
2,00
12,50
15,00
20,00
15,50
17,50
19,00
3,66
3,28
3,15
4,58
10,71
1,55
10,89
14,60
23,77
20,82
21,76
20,69
100,99
90,39
101,96
97,18
78,56
75,88
76,26
82,75
95,09
113,51
102,59
88,22
199,34
135,94
99,04
96,49
16,10
177,79
44,40
15,25
-40,09
3,83
-37,59
-18,55
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
-40,09
0,00
-37,59
-18,55
200,00
200,00
200,00
200,00
200,00
200,00
200,00
200,00
159,91
200,00
162,41
181,45
199,34
135,94
99,04
96,49
16,10
177,79
44,40
15,25
0,00
3,83
0,00
0,00
0,00
0,77
0,00
0,00
0,00
0,57
0,00
0,00
7,34
3,67
2,12
1,06
7,34
4,24
2,12
1,06
-7,34
-3,09
-2,12
-1,06
7,34
3,86
2,12
1,06
0,00
3,06
0,00
0,00
7,34
6,92
2,12
1,06
70,79
70,79
70,79
70,79
519.294,46
489.849,91
150.147,57
75.073,78
4.808,28
4.389,34
1.390,26
672,70
4,81
4,39
1,39
0,67
mm mm mm mm
mm 39,89 27,20 19,82 19,31 3,22 35,58 8,88 3,05 29,92 20,40 14,86 14,48 2,42 26,68 6,66 2,29 mm 20,00 24,96 22,68 18,77 16,63 9,52 18,10 12,38 mm 49,92 45,36 37,54 33,25 19,04 36,20 24,77 14,67 mm 48,86 -4,56 -7,82 -4,29 -14,21 17,16 -11,44 -10,09 mm -8,97 31,76 27,63 23,60 17,43 18,42 20,32 13,15 mm 159,45 108,74 79,22 77,18 12,88 142,21 35,52 12,20 mm 150,49 140,50 106,85 100,78 30,31 160,63 55,84 25,34 mm 70,79 70,79 70,79 70,79 70,79 70,79 70,79 70,79 km2 m3/bln 10.652.916,63 9.945.955,70 7.564.167,74 7.134.231,36 2.145.845,72 11.370.980,14 3.952.952,32 1.794.138,72 l/dt 95.456,24 95.267,77 67.779,28 66.057,70 19.228,01 105.286,85 35.420,72 16.076,51 m3/det 95,46 95,27 67,78 66,06 19,23 105,29 35,42 16,08
(Sumber : Hasil Perhitungan)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
172
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Hasil perhitungan debit andalan tiap tahun (2000-2014) yang disajikan pada tabel 4.43 dan lampiran direkapitulasi dan disajikan pada tabel 4.44 berikut :
Tabel 4.44 Rekapitulasi Debit Andalan (Tahun 2000-2014) APR
DEBIT ANDALAN (m3/det) MEI JUN JUL AGST
SEP
OKT
NOP
DES
66.06
19.23
105.29
35.42
16.08
4.81
4.39
1.39
0.67
2.36
55.05
31.13
17.50
10.94
2.41
1.24
0.60
0.31
7.18
22.22
38.58
53.82
46.68
67.67
8.60
4.30
2.22
1.07
0.56
60.27
28.25
25.30
8.10
34.56
4.07
20.12
2.59
1.34
0.65
0.33
0.16
0.16
0.09
4.32
45.99
19.67
3.54
1.71
0.86
0.44
0.21
0.11
0.05
2005
50.80
45.07
32.88
49.95
52.06
7.46
19.24
3.18
1.64
0.80
5.25
34.93
2006
31.28
48.44
39.88
35.94
66.08
32.54
14.42
3.78
1.96
0.95
0.49
9.78
8
2007
59.96
78.11
100.00
109.94
78.48
121.14
59.52
41.31
8.75
4.23
2.19
38.33
9
2008
43.08
38.26
98.44
165.57
135.46
125.84
71.24
59.99
20.76
7.14
81.53
46.18
10
2009
56.04
66.23
104.80
39.32
73.48
19.49
5.81
2.90
1.50
0.73
0.37
43.80
11
2010
8.82
65.78
118.19
110.29
151.89
222.67
90.49
76.67
91.38
84.64
42.23
47.98
12
2011
136.78
48.08
96.63
95.46
83.65
37.19
40.02
7.03
3.63
1.76
26.21
90.99
13
2012
63.34
45.58
16.10
10.08
62.38
57.98
61.50
8.58
4.43
2.15
1.11
16.95
14
2013
15.04
1.68
9.15
16.98
62.11
19.22
145.14
14.55
7.52
3.64
29.57
11.91
15
2014
25.85
27.41
38.52
56.26
45.60
89.55
63.28
9.90
5.11
2.47
1.28
45.15
Rangking
Tahun
JAN
FEB
MAR
1
2000
95.46
95.27
67.78
2
2001
49.30
8.71
3
2002
53.83
4
2003
15.50
5
2004
6 7
(Sumber : Hasil Perhitungan)
Dari perhitungan debit andalan, yang akan digunakan adalah debit andalan dengan kemungkinan tidak terpenuhi sebesar 20% atau kemungkinan terpenuhi 80% dari data yang sudah diurutkan dari kecil ke besar sebagaimana disajikan pada tabel 4.45. Rangking teresebut didapat dengan rumus sebagai berikut: 𝑚 = 0,20
𝑛) + 1 = 0,20
15) + 1
=4 Dimana : m = Rangking n = Jumlah data
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
173
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Tabel 4.45 Penentuan Debit Andalan DEBIT ANDALAN (m3/det)
Rangking
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGST
SEP
OKT
NOP
DES
1
0.16
0.09
2.36
8.10
19.23
3.54
1.71
0.86
0.44
0.21
0.11
0.05
2
8.82
1.68
4.32
10.08
19.67
4.07
5.81
2.41
1.24
0.60
0.31
0.16
3
15.04
8.71
9.15
16.98
31.13
7.46
8.60
2.59
1.34
0.65
0.33
0.67
4
15.50
22.22
16.10
35.94
34.56
17.50
10.94
2.90
1.50
0.73
0.37
7.18
5
25.85
27.41
25.30
39.32
45.60
19.22
14.42
3.18
1.64
0.80
0.49
9.78
6
31.28
28.25
32.88
45.99
46.68
19.49
19.24
3.78
1.96
0.95
0.56
11.91
7
43.08
38.26
38.52
49.95
52.06
32.54
20.12
4.30
2.22
1.07
1.11
16.95
8
49.30
45.07
38.58
53.82
62.11
37.19
35.42
7.03
3.63
1.76
1.28
34.93
9
50.80
45.58
39.88
55.05
62.38
57.98
40.02
8.58
4.43
2.15
1.39
38.33
10
53.83
48.08
67.78
56.26
66.08
67.67
59.52
9.90
4.81
2.47
2.19
43.80
11
56.04
48.44
96.63
66.06
73.48
89.55
61.50
14.55
5.11
3.64
5.25
45.15
12
59.96
65.78
98.44
95.46
78.48
105.29
63.28
16.08
7.52
4.23
26.21
46.18
13
63.34
66.23
100.00
109.94
83.65
121.14
71.24
41.31
8.75
4.39
29.57
47.98
14
95.46
78.11
104.80
110.29
135.46
125.84
90.49
59.99
20.76
7.14
42.23
60.27
15
136.78
95.27
118.19
165.57
151.89
222.67
145.14
76.67
91.38
84.64
81.53
90.99
8
9
10
11
12
(Sumber : Hasil Perhitungan) 40.00 35.00
Debit(m³/det)
30.00 25.00 20.00 15.00 10.00 5.00
0.00 0
1
2
3
4
5
6
7
Bulan
Gambar 4.11. Grafik Debit Andalan ( Sumber : Hasil Perhitungan)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
174
BAB IV. ANALISIS HIDROLOGI DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI Tabel 4.46 Perhitungan Neraca Air
Kebutuhan Air Ketersediaan Air
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGUST I II
I
SEPT II
I
OKT II
I
NOV II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
I
II
2.99
2.99
3.06
3.06
3.17
3.27
3.23
2.65
2.75
2.75
3.05
3.12
1.83
2.09
1.02
0.25
0.86
1.40
1.52
1.47
0.85
7.75
7.75
11.11
11.11
8.05
8.05
17.97
17.97
17.28
17.28
8.75
8.75
5.47
5.47
1.45
1.45
0.75
0.75
0.36
0.36
0.19
DES I
II
0.00
3.41
2.97
0.19
3.59
3.59
(Sumber : Hasil Perhitungan) 20.00 18.00 16.00 14.00
Q (m³/det)
URAIAN
Kebutuhan Air (m3/det) 12.00
10.00
Ketersediaan Air (m3/det)
8.00 6.00 4.00 2.00 0.00 JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGUST
SEPT
OKT
NOV
DES
Bulan
Gambar 4.12. Grafik Hubungan Q Debit Andalan dan Q Kebutuhan Air ( Sumber : Hasil Perhitungan)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
175
LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TONGGAUNA KABUPATEN KOLAKA TIMUR, SULAWESI TENGGARA (Design of Tonggauna Weir at Kolaka Timur, Southeast Sulawesi)
BAB V ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
UNDIP – KEMENPUPERA
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
BAB V ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG 5.1.
Uraian Umum Analisis hidrolis bertujuan untuk menentukan elevasi mercu bendung yang meliputi penentuan elevasi muka air di saluran primer, beda tinggi energi di kantong lumpur, beda tinggi energi di saluran pembilas dan elevasi intake, sehingga didapatkan desain yang sesuai dengan data – data yang ada dan memenuhi syarat. Analisis struktur bendung bertujuan untuk mendapatkan desain bangunan utama bendung yang meliputi dimensi mercu bendung, lebar bendung, kolam olak serta tebal dan panjang lantai muka.
5.2.
Data Teknis Perencanaan Adapun data teknis yang diperlukan untuk mendesain bendung dan bangunan pelengkap secara umum adalah sebagai berikut : Lokasi rencana BM.1 Bendung, ditetapkan dari peta situasi berada pada kordinat: X = +329.540,000 Y = +9.619.134,000 Z = +397,138 Titik BM (Bench Mark) bendung digunakan sebagai titik acuan perencanaan bendung dan bangunan pelengkapnya. Titik tersebut dinamakan titik Patok A.64, untuk perencanaan bendung diperlukan potongan melintang titik Patok A.64 tersebut. Potongan melintang titik Patok A.64 dapat dilihat pada Gambar 5.1. Dari Gambar 5.1 dapat ditentukan data sebagai berikut : Elevasi dasar sungai pada bendung = +395,00 m Lebar muka air sungai saat banjir
= 32,58 m
Lebar dasar sungai
= 14,20 m
Sedangkan data lain untuk perencanaan struktur bendung adalah sebagai berikut : Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
176
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG Kemiringan sungai rata-rata
= 0,0155
Debit banjir rencana Q100
= 231,156 m3/det 32,58 m
MAB + 398,000
A.64
BIDANG PERSAMAAN + 385,000 M G
F
E
D
C
B
A
A.64
1
2 11,40
JARAK LANGSUNG
29,80
23,60
19,20
17,80
9,80
3,60
2,40
13,40
24,80
ELEVASI
398,000
13,40
397,138
2,40
397,016
1,20
395,000
6,20
395,276
8,00
396,225
1,40
397,815
4,40
398,995
6,20
398,593
JARAK
398,823
PATOK
POTONGAN MELINTANG PATOK A.64 SKALA : V = 1 : 100 , H = 1 : 100
Gambar 5.1. Potongan Melintang Sungai di As Bendung ( Sumber : Feasibility Study Daerah Irigasi Tonggauna Kabupaten Kolaka) 5.3.
5.3.1.
Analisis Hidrolis dan Desain Bangunan Pelengkap
Desain Saluran Primer Saluran primer adalah saluran yang terhubung langsung dengan intake bendung dan memanjang sampai bangunan bagi yang merupakan pertemuan saluran primer dengan saluran sekunder. Saluran primer dilengkapi dengan pintu yang berfungsi untuk mengukur dan mengatur debit yang masuk ke saluran primer. Pintu tersebut juga berfungsi mencegah air yang mengandung sedimen masuk ke saluran primer disaat proses pembilasan. Data yang diperlukan untuk perencanaan saluran primer adalah sebagai berikut : 1.
Kebutuhan air irigasi dan luas area yang akan dialiri Kebutuhan air irigasi (Tabel 4.41)
= 1,549 lt/det
Luas daerah yang dialiri
= 2200 ha
Debit saluran primer (Qprimer) Qprimer = Kebutuhan Air x Luas Daerah Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
177
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG Qprimer = 1,549 x 2200 = 3407,80 lt/det = 3,408 m3/det 2.
Muka air rencana Elevasi sawah tertinggi
= +396,50
Tinggi genangan air di sawah
= +
0,10
= +
0,10
= +
0,10
= +
0,10
Kehilangan energi di intake
= +
0,10
Kehilangan energi pada bangunan
= +
0,10
Kehilangan energi pada kantong lumpur
= +
0,10
Kehilangan energi akibat pintu pembilas
= +
0,10
Kehilangan energi saluran tersier ke sawah (diambil) Kehilangan energi saluran sekunder ke saluran tersier (diambil) Kehilangan energi saluran primer ke saluran sekunder (diambil)
Elevasi muka air di hilir saluran primer
= +397,30 m
Debit yang direncanakan akan melewati saluran sebesar 3,408 m3/det maka sesuai dengan Tabel 2.15 pada saluran dengan Q = 3,00 ~ 4,50 m3/det digunakan tinggi jagaan sebesar 0,60 m. Jadi elevasi tanggul di hilir saluran primer = +397,30 + 0,6 = +397,90 m. 3.
Desain Saluran Primer Diketahui : Qprimer = 3,408 m3/det m = 1,50 Vrencana = 1,00 m/det Panjang saluran (L) = 300 m Nilai Koefisien Strickler untuk pasangan batu seluruhnya = 50 (Tabel 2.14) Misalkan b = 2h Perhitungan dimensi saluran primer :
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
178
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
Q=V*A A = (b + m.h)h = (2h + 1,5*h)h = 3,5h2 3,408 = 1*3,5h2 h = 0,987 m b = 2h = 2 x 0,987 = 1,97 m ≈ 2,00 m A = 3,5h2 = 3,5 x 0,9872 = 3,434 m2 P = b + 2 * h √𝑚 ∗ 𝑚 + 1 = 2h + 2 * h √1,5 ∗ 1,5 + 1 = 5,606h P = 5,606 h = 5,606 x 0,987 = 5,558 m R=
𝐴 3,434 = = 0,618 m 𝑃 5,558
Qprimer = k * R2/3 * I1/2 * A 3,408 = 50 * (0,618)2/3 * I1/2 * 3,434 𝑉
I1/2 = 𝑘∗𝑅2/3 I = 0,00075 Elevasi muka air di hulu saluran primer = Elevasi muka air di hilir saluran primer + Kemiringan saluran x Panjang saluran = +397,30 + 0,00075 x 300 = +397,52 m Elevasi dasar saluran di hulu saluran primer = Elevasi muka air di hulu saluran primer – Tinggi air di saluran = +397,52 – 0,987 = +396,54 m + 398,12 m + 397,52 m ,5
,5
Q = 3,408 m³/det
:1
:1
0.30 1
1
+ 396,54 m
2.00 Gambar 5.2 Dimensi Saluran Primer Pada Bagian Hulu ( Sumber : Hasil Perhitungan )
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
179
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
5.3.2.
Ambang Lebar Ambang lebar merupakan alat ukur yang memerlukan alat pengatur, alat pengatur ini berupa pintu sorong. Sebetulnya pintu sorong juga dapat digunakan sebagai alat ukur, namun bukaan pintu ini dibawah sehingga sering tertutup oleh sampah atau kotoran sehingga menjadi tidak akurat ukurannya. Jika digunakan ambang lebar, maka pintu sorong tersebut digunakan sebagai pengatur bukaan saja. Alat ukur ambang lebar ini sangat baik untuk mengukur debit dan dianjurkan untuk dipakai karena konstruksinya kokoh dan mudah dibuat. Q = 1,71 B.H3/2 Dimana Q = Debit yang lewat pintu (m³/det) = 3,408 (m³/det) B = Lebar ambang (m) = 2,00 m H = Tinggi air diatas ambang (m) Sehingga : Q
= 1,71 x B x H3/2
3,408 = 1,71 x 2,00 x H3/2 3
3,408 = 0,996 m 1,71 𝑥 2,00
H2
=
H
= 0,997 m = 1,00 m
Elevasi muka air di hulu saluran primer = +397,52 m Elevasi dasar saluran primer di hulu = +396,54 m Elevasi ambang lebar = +396,54 + tinggi ambang = +396,54 + 0,20 = +396,74 m Elevasi muka air diatas ambang = +396,74 + h = +396,74 + 1,00 = +397,74 m Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
180
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
5.3.3.
Desain Kantong Lumpur Dalam perencanaan kantong lumpur pada Jaringan Irigasi Tonggauna ini, kebutuhan pengambilan rencana (Qn) adalah 3,408 m³/det. Sedangkan debit untuk pembilasan kantong lumpur (Qs) yaitu 120% dari kebutuhan pengambilan pelaksanaan. Qn = 4,089 m3/det Qs = 120% x Qn = 120% x 4,089 = 4,907 m3/det Saluran kantong lumpur direncanakan sebagai berikut : - Kemiringan talud = 1 : 1,5 - Lebar dasar saluran selebar saluran induk (B) = 7,00 m w
hn
hs
B
Gambar 5.3 Sketsa Potongan Melintang Kantong Lumpur Rumus : 𝑉𝑛 = k x Rn2/3 x In1/2 𝑄𝑛 = Vn x An Dimana : Vn
= Kecepatan rata-rata selama eksploitasi normal = 0,40 m/det.
k
= Koefisien strickler untuk pasangan batu seluruhnya = 50 (Tabel 2.14)
Maka : - Luas penampang basah (An) 𝐴𝑛 =
𝑄𝑛 4,089 = = 10,22 m2 𝑉𝑛 0,40
𝐴𝑛 = (𝑏 + 𝑚 𝑥 ℎ𝑛) 𝑥 ℎ𝑛 10,22 = (7,00 + 1,5 𝑥 ℎ𝑛) 𝑥 ℎ𝑛 10,22 = 7ℎ𝑛 + 1,5 ℎ𝑛2 Dengan metode coba-coba diperoleh hn = 1,17 m Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
181
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
- Keliling basah (Pn) Pn = B + 2 * hn √𝑚 ∗ 𝑚 + 1 = 7,00 + 2 * 1,17√1,5 ∗ 1,5 + 1 = 11,21 m - Jari-jari hidrolis (Rn) 𝑅𝑛 =
𝐴𝑛 10,22 = = 0,91 𝑚 𝑃𝑛 11,21
- Kemiringan energi (In) 2
𝑖𝑛 = (
𝑉𝑛 2 𝑅𝑛 3 𝑥
) =( 𝑘
0,40 2 0,913 𝑥
2
) = 7,24 x 10−5 50
= 0,0000724
w = 0.60 m
hn = 1.17 m
B = 7.00 m
Gambar 5.4 Potongan Melintang Kantong Lumpur dalam keadaan penuh pada Qn. ( Sumber : Hasil Perhitungan)
- Perhitungan Is, kemiringan energi saat pembilasan (Kantong lumpur kosong) a. Nilai kecepatan saat pembilasan (Vs) diambil sebesar 1,5 m/det, karena dianggap sedimen berupa pasir kasar. b. Koefisien Strickler (k) untuk pasangan batu di kedua sisi = 45 (Tabel 2.14). Digunakan pasangan batu di kedua sisi dengan menganggap bagian bawah saluran terisi lumpur. c. Debit pembilasan (Qs) = 4,907 m3/det d. Luas kantong lumpur saat kosong Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
182
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
𝐴𝑠 =
𝑄𝑠 4,907 = = 3,27 m2 𝑉𝑠 1,5
e. Tinggi endapan kantong lumpur (hs) ℎ𝑠 =
𝐴𝑠 3,27 = = 0,47 m 𝐵 7,00
f. Keliling basah dalam keadaan kosong (Ps) 𝑃𝑠 = 𝐵 + 2 ℎ𝑠 𝑃𝑠 = 7,00 + 2 ∗ 0,47 = 7,93 m g. Jari-jari hidrolis dalam keadaan kosong (Rs) 𝑅𝑠 =
𝐴𝑠 3,27 = = 0,41 𝑚 𝑃𝑠 7,93
h. Kemiringan energi dalam keadaan kosong (is) 2
2 1,5 ) = 0,0036 𝑖𝑠 = ( 2/3 ) = ( 0,412/3 𝑥 45 𝑅𝑠 𝑥 𝑘
𝑉𝑠
i. Agar pembilasan dapat dilakukan dengan baik, v aliran harus dijaga agar tetap subkririts atau Fr < 1 𝐹𝑟 =
𝑉𝑠 √𝑔 𝑥 ℎ𝑠
=
1,5 √9,81 𝑥 0,47
= 0,701 ► OK
w = 0.60 m
hn = 1.17 m
hs = 0.47 m B = 7.00 m
Gambar 5.5 Potongan Melintang Kantong Lumpur dalam keadaan kosong pada Qs. ( Sumber : Hasil Perhitungan)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
183
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
Gambar 5.6 Diagram Shield ( Sumber : Hasil Perhitungan)
Diameter yang dapat terbilas.
= g hs Is = 1 x 9,80 x 0,47 x 0,0036 = 16,58 N/m². Menurut gambar 5.61 dengan = 16,58 N/m², diperoleh diameter partikel < 17 mm dapat terbilas. - Perhitungan panjang kantong lumpur ℎ𝑛 𝐿 = 𝑤 𝑉𝑛 hn = 1,17 m Vn = 0,40 m/det Di Indonesia dipakai suhu air 200C dan dengan mengasumsikan partikel sebesar 70 μm (70 x 10 -6 m), dengan memakai grafik Shields didapat kecepatan endap w = 0,004 m/det. Sehingga : 𝐿=
ℎ𝑛 𝑥 𝑉𝑛 1,17 𝑥 0,40 = = 116,80 𝑚 𝑤 0,004
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
184
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
Volume kantong lumpur (V) V = 0,0005 x Qn x T V = 0,0005 x 4,089 x 7 x 24 x 3600 V = 1.236,62 ~ 1.237,00 m3 V = 0,50 x B x L + 0,50 (is – in) L2B 1.237 = 0,50 x 7,00 x L + 0,50 x (0,0036 – 0,0000724)L2 x 2 1.237= 3,50L + 0,012L2 ; dengan cara coba-coba diperoleh nilai L L = 205,00 m > 116,80 m → OK
Elevasi di saluran kantong lumpur Elevasi muka air di hilir saluran kantong lumpur = +397,74 m Elevasi muka air di hulu saluran kantong lumpur = +397,74 + (L x in) = +397,74 + (205 x 0,0000724) = +397,75 m Elevasi lumpur di hulu saluran (saat penuh) = +397,75 – 1,17 = +396,59 m Elevasi hulu dasar saluran kantong lumpur = +396,59 – 0,47 = +396,12 m Elevasi lumpur di hilir saluran (saat penuh) = +396,59 – (L x in) = +396,59 – (205 x 0,0000724) = +396,57 m Elevasi hilir dasar saluran kantong lumpur = +396,12 – (L x is) = +396,12 – (205 x 0,0036) = +395,38 m
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
185
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
+397,75 m
+397,74 m
+396,59 m
+396,57 m
+396,12 m +395,38 m
205,00 m
Gambar 5.7 Potongan Memanjang Kantong Lumpur ( Sumber : Hasil Perhitungan)
5.3.4.
Desain Bangunan Penguras Bangunan penguras merupakan bangunan yang digunakan untuk mengalirkan endapan yang tertampung di dalam kantong lumpur. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan bangunan penguras adalah sebagai berikut : Pintu penguras tidak boleh mengalami gangguan pada saat pengurasan, oleh karena pintu penguras tidak boleh tertutup sedimen. Tidak diperbolehkan terjadi penurunan kecepatan aliran saat pengurasan, oleh karena itu kemiringan saluran dibuat sedemikian rupa sehingga tidak terjadi pengurangan kecepatan aliran. Lebar total bangunan sama dengan lebar dasar kantong lumpur. 1.
Data perencanaan bangunan penguras Qs = 4,907 m3/det hs = 0,381 m b = 7,00 m Direncanakan pintu penguras dengan lebar = 1,75 m Digunakan pilar dengan lebar = 0,875 m Kecepatan saat pengurasan (Vf) diambil sebesar 1,5 m/det (karena dianggap sedimen berupa pasir kasar)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
186
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG Untuk mengurangi besarnya pertambahan kecepatan yang mengakibatkan efek penggenangan maka perlu ditambah luas basah pada pintu penguras dengan perhitungan sebagai berikut : Rumus : b x hs = bnf x hnf Di mana : bnf
= Lebar bersih bukaan pintu (m)
bnf
= Jumlah pintu penguras x Lebar pintu = 3 x 1,75 = 5,25 m
hnf
= Kedalaman air pada bukaan penguras (m)
b x hs = bnf x hnf 7,00 x 0,47 = 5,25 x hnf hnf = 0,63 m Jadi kedalaman tambahan sebesar 0,63 – 0,47 = 0,16 m. untuk keamanan harus ditambah 0,47 m dari dasar penguras. 2.
Dimensi saluran penguras B/H (n)
= 2,80
Talud (m)
= 1 : 1,5
Jagaan (W)
= 0,6 m
Lebar dasar saluran : Luas bukaan pintu (Af) = Luas saluran penguras bnf x hnf
= (B + H) H
5,25 x 0,63
= (2,8H + H) H
3,307
= 3,8H2
H = 0,93 m B = 2,8 H = 2,60 m
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
187
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG 0.60 1
,5
:1 ,5
1
:1
0.93
2.60
Gambar 5.8 Potongan Melintang Saluran Penguras ( Sumber : Hasil Perhitungan) Kemiringan saluran penguras Vf = ks x Rf2/3 x If1/2 k = Koefisien Strickler untuk saluran penguras = 33 (Tabel 2.14) Af = (B + H)H = (2,60 + 0,93) x 0,93 = 3,27 m2 Pf = B + 2 x H √𝑚 ∗ 𝑚 + 1 = 2,60 + 2 x 1 √1,5 x 1,5 + 1 = 5,38 m 𝐴𝑓
3,27
𝑅𝑓 = 𝑃 = 5,38 = 0,61 𝑚 𝑓
Vf = k x Rf2/3 x If1/2 1,50 = 33 x 0,612/3 x If1/2 If = 0,0040 Panjang saluran penguras sampai ke sungai direncanakan 50 m. Elevasi dasar di hulu pintu penguras
= +395,38 m
Elevasi dasar pintu penguras = +395,38 - tambahan kedalaman = +395,38 - 0,47 = +394,91 m Elevasi muka air di hilir saluran kantong lumpur = +397,74 m Elevasi muka air di hulu saluran penguras = +394,91 + 0,93 = +395,84 m Elevasi muka air di hilir saluran penguras = +395,84 – (L x If) Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
188
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG = +395,84 – (50 x 0,0040) = +395,64 m Elevasi dasar di hilir saluran penguras = +395,64 – 0,93 = +394,71 m 3.
Elevasi saluran penguras Untuk menjamin terjaminnya pengurasan dan agar air sungai tidak masuk ke kantong lumpur menurut KP – 02 disyaratkan elevasi dasar saluran pembilas di pertemuan dengan sungai harus lebih tinggi dari elevasi air banjir sungai dengan debit rencana lima tahunan (Q5).
Gambar 5.9. Sket Pertemuan Sungai dengan Saluran Bilas ( Sumber : Salamun, 2007)
Q 5 tahun (Haspers) = 186,197 m³/det (Tabel. 4.33) R
= 58,30 mm = 0,058 m
B eff = 27,50 m Perhitungan : 𝑞=
𝑄5 186,197 = = 6,77 𝐵𝑒𝑓𝑓 27,50
Q = A.V Mencari nilai V 𝑉 = 𝑐. √𝑅 . 𝐼 𝑐 = =
87 𝑚 √𝑅
1+
87 1,00 √0,058
1+
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
189
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
= 16,89 𝑚/𝑑𝑡 𝑉 = 𝑐. √𝑅 . 𝐼 = 16,89. √0,058 .0,0155 = 0,506 m/det Q =AxV 𝐴 =
𝑄 6,77 = = 13,38 𝑚2 𝑉 0,506
A = (b + mh) h A = (2h + mh) h 13,38 = (2h + h) h 13,38 = 3h² h = 2,11 m
+397,74 m
+395,84 m
+395,64 m
+395,38 m +394,91 m
+394,71 m
Dasar saluran kantong lumpur
+393,93 m 50,00 m Dasar Sungai = +391,82 m
Gambar 5.10 Potongan Memanjang Saluran Penguras ( Sumber : Hasil Perhitungan)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
190
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
5.3.4.1.
Dimensi Balok Penguras Tebal papan kayu = 2 cm σ kayu jati klas 2 = 800 kg/cm² γ = 1 t/m³ = 0,001 kg/cm³
+397.74 m
P
2.36 m
+395.38 m
Gambar 5.11 Sket Pintu Penguras untuk Perhitungan Tekanan pada Balok Kayu ( Sumber : Hasil Perhitungan) 1
P (tekanan) = 2 . γw . H² 1
= 2 . 1 t/m³ . (0,2 m)² = 0,02 t/m = 0,002 kg/cm Momen yang timbul = 1/8 q.l² = 1/8. 0,02 t/m . (1,75 m)² = 0,0076 tm W (momen kelembaban) = 1/6.t².h Dimana h adalah lebar kayu yang ditinjau 20 cm W = 1/6 . t².20 cm W = 3,33 t² cm Menentukan tebal pintu : σ ijin kayu =
M W
800 kg/cm² =
760 kgcm 3,333t² cm
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
191
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
800 kg/cm² =
760 kg 3,333t²
2666t² kg/cm² = 760 kg t2 = 0,285 cm2 t = 0,53 cm = 2,00 cm Sehingga ukuran kayu yang digunakan 2/20 W (momen kelembaban) = 1/6.t².h = 1/6 . (2 cm)². (20 cm) = 13,333 cm³ Tegangan : 𝑀 ≤ 𝜎 𝑖𝑗𝑖𝑛 𝑘𝑎𝑦𝑢 𝑊 760 𝑘𝑔𝑐𝑚 𝜎= ≤ 𝜎 𝑖𝑗𝑖𝑛 𝑘𝑎𝑦𝑢 13,333 𝑐𝑚³ 𝜎=
57,00 kg/cm² ≤ 800,00 kg/cm²
5.3.4.2.
Dimensi Stang Pengangkat Pintu Penguras +397.74 m
P1
2.36 m
+395.38 m
Gambar 5.12
Sket pintu penguras untuk perhitungan stang pengangkat pintu ( Sumber : Hasil Perhitungan)
Lebar pintu
= 1,75 m
Diameter(d)
= 3 cm
Tinggi pintu (hp) = 2,36 m F stang = ¼ . π. d² = ¼ . 3,14 . (3 cm)² Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
192
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
= 7,065 cm² 1
Momen inersia (I) = 64 . 𝜋 𝑑 4 1
= 64 . 3,14 . (3 𝑐𝑚)4 = 3,974 cm4 Tekanan (P1)
= h1 . 𝛄w = 2,36 m . 1 t/m³ = 2,36 t/m² = 2360 kg/m²
Tekanan air
= ½ .P1 . (lebar pintu . h pintu) = ½ 2360 kg/m² . (1,75 . 2,36 m) = 4873,4 kg
Akibat gaya tekan pintu bergerak ke atas Berat stang
= 2. F stang . (h pintu) . berat jenis baja = 2. 0,0007065 m² . 2,36 m . 7800 kg/m³ = 26,01 kg
Berat daun pintu = h pintu . lebar pintu . tebal pintu . berat jenis kayu = 2,36 m . 1,75 m . 0,02 m . 800 kg/m³ = 66,08 kg Berat sambungan = 20% . berat daun pintu = 20% . 66,08 kg = 13,22 kg Berat total pintu (G1) = 26,01 + 66,08 + 13,22 = 105,31 kg Koefisien gesek baja alur dengan pintu (f) = 0,4 Gaya gesek = 0,4 . tekanan air = 0,4 . 4873,4 = 1949,36 kg Total (G) = G1 + gaya gesek = 105,31 g + 1949,36 kg Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
193
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
= 2054,67 kg Kontrol terhadap tegangan (σ) 𝜎=
𝐺 𝑝𝑖𝑛𝑡𝑢 𝐹 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑔
𝜎=
2054,67 𝑘𝑔 < 𝜎 𝑏𝑎𝑗𝑎 = 290,824 𝑘𝑔/𝑐𝑚² 7,065 𝑐𝑚²
= 290,824 𝑘𝑔/𝑐𝑚² < 𝜎 𝑏𝑎𝑗𝑎 = 1400 𝑘𝑔/𝑐𝑚² (aman)
Gambar 5.13 Detail Stang Pengangkat Pintu Penguras ( Sumber : Hasil Perhitungan)
Akibat gaya tekan pintu bergerak turun Jumlah gaya (PK) = (gaya gesek – G1) = (1949,36 kg – 105,31 kg) = 1844,05 kg Rumus Euler 𝑃𝐾 =
𝜋².𝐸.𝐼 𝐼.𝐾²
Dimana: E baja = 2,1x106 N/mm² I
= 3,974 𝑐𝑚4
LK
= panjang tekuk = 0,5 . L . √2 = 0,5 . 2,36 m . √2 = 1,67 m
Kontrol terhadap gaya tekuk Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
194
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
I
= 𝑃𝐾. 𝐿𝐾²⁄ 𝜋². 𝐸 =
1844,05 𝑘𝑔 . 1,67² 𝑚² ⁄
= 5142,87 𝑥 107 𝑁𝑚𝑚²⁄ 20705160 𝑁/𝑚𝑚² < I = 2483,86 mm4 < 7,948 cm4 (aman) = 0,248 cm4 < 7,948 cm4 (aman)
5.3.5.
Bangunan Pengambilan Air yang dibutuhkan untuk irigasi sebesar (Qp) 3,807 m3/det. Dengan adanya kantong lumpur, debit rencana pengambilan ditambah 20% dari kebutuhan pengambilan. Perencanaan bangunan pengambilan Qn = 1,2 x Qp Qn = 1,2 x 3,408 = 4,089 m3/det Kecepatan pengambilan (V) = 1,5 m/det Kehilangan tinggi energi pada bukaan = 0,16 m Elevasi dasar bangunan pengambilan sebaiknya 0,20 m diatas muka kantong lumpur dalam keadaan penuh. (Standar Perencanaan Irigasi KP-02, Bangunan Utama) Rumus : 𝑉 = 𝜇 . √2 . 𝑔 . 𝑧 𝑄𝑛 = 𝑉 . 𝑎 . 𝑏 𝑄𝑛 = 𝜇 . 𝑎 . 𝑏 √2 . 𝑔 . 𝑧 Dimana : Qn = debit rencana = 4,089 m3/det μ
= koefisien debit = 0,8 (untuk pengambilan tenggelam)
a
= tinggi bersih bukaan (m)
b
= lebar pintu pengambilan (asumsi awal = 3,00 m)
g
= percepatan gravitasi = 9,81 m/det2
z
= kehilangan energi pada bukaan, diambil 0,16
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
195
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
𝑄𝑛 = 𝜇 . 𝑎 . 𝑏 √2 . 𝑔 . 𝑧 4,089 = 0,8 . 𝑎 .3,00√2 . 9,81 . 0,16 a (tinggi bersih bukaan) = 0,96 m Elevasi pada bangunan Elevasi dasar hilir saluran pengambilan saat kantong lumpur penuh = +396,59 m Elevasi dasar bangunan pengambilan = +396,59 + 0,2 = +396,79 m Elevasi muka air di hilir pintu = +396,79 + 0,96 = +397,75 m Elevasi muka air di hulu pintu = +397,75 + 0,16 = +397,91 m Lebar pintu 𝑄𝑛 = 𝜇 . 𝑎 . 𝑏 √2 . 𝑔 . 𝑧 4,089 = 0,8 . 0,96 . 𝑏 √2 . 9,81 . 0,16 b = 3,00 m digunakan 2 pintu dengan lebar pintu 1,50 m Lebar total saluran pengambilan Lebar total = (jml pintu – 1) x lebar pilar + jml pintu x lebar pintu = (2 – 1) x 0,50 m + 2 x 1,50 m = 0,50 + 3,00 = 3,50 m Pintu Pengambilan
+397.91 m z = 0,16 m
+397.75 m
a = 0,96 m
+396.79 m
+396.59 m +396.12 m
Dasar Sungai
Dasar saluran kantong lumpur
+395.00 m
Gambar 5.14 Potongan Melintang Pintu Pengambilan ( Sumber : Hasil Perhitungan) Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
196
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
5.3.5.1.
Dimensi Balok Pengambilan Tebal papan kayu = 2 cm σ kayu jati klas 2 = 800 kg/cm² γ = 1 t/m³ = 0,001 kg/cm³
Gambar 5.15 Sket Pintu Pengambilan untuk Perhitungan Tekanan pada Balok Kayu ( Sumber : Hasil Perhitungan) 1
P (tekanan) = 2 . γw . H² 1
= 2 . 1 t/m³ . (0,2 m)² = 0,02 t/m = 0,002 kg/cm Momen yang timbul = 1/8 q.l² = 1/8. 0,02 t/m . (1,50 m)² = 0,0056 tm W (momen kelembaban) = 1/6.t².h Dimana h adalah lebar kayu yang ditinjau 20 cm W = 1/6 . t².20 cm W = 3,33 t² cm Menentukan tebal pintu : σ ijin kayu =
M W
800 kg/cm² =
560 kgcm 3,333t² cm
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
197
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
800 kg/cm² =
560 kg 3,333t²
2666t² kg/cm² = 560 kg t2 = 0,210 cm2 t = 0,46 cm = 2,00 cm Sehingga ukuran kayu yang digunakan 2/20 W (momen kelembaban) = 1/6.t².h = 1/6 . (2 cm)². (20 cm) = 13,333 cm³ Tegangan : 𝑀 ≤ 𝜎 𝑖𝑗𝑖𝑛 𝑘𝑎𝑦𝑢 𝑊 560 𝑘𝑔𝑐𝑚 𝜎= ≤ 𝜎 𝑖𝑗𝑖𝑛 𝑘𝑎𝑦𝑢 13,333 𝑐𝑚³ 𝜎=
42,00 kg/cm² ≤ 800,00 kg/cm²
5.3.5.2.
Dimensi Stang Pengangkat Pintu Pengambilan MAB +399.74 m
+397.91 m
P2 1.12 P1 +396.79 m
Dasar Sungai
Gambar 5.16
+395.00 m
Sket Pintu Pengambilan untuk Perhitungan Stang Pengangkat Pintu ( Sumber : Hasil Perhitungan)
Lebar pintu
=1 m
Diameter(d)
= 3 cm
Tinggi pintu (hp) = 1,12 m Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
198
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG F stang = ¼ . π. d² = ¼ . 3,14 . (3 cm)² = 7,065 cm² 1
Momen inersia (I) = 64 . 𝜋 𝑑 4 1
= 64 . 3,14 . (3 𝑐𝑚)4 = 3,974 cm4 Tekanan (P1)
= h1 . 𝛄w = 2,95 m . 1 t/m³ = 2,95 t/m² = 2950 kg/m²
Tekanan (P2)
= h2 . 𝛄w = 1,12m . 1 t/m³ = 1,12 t/m² = 1120 kg/m²
Tekanan air
= ½ . (P1+P2) . (lebar pintu . h pintu) = ½ (2950 + 1120) kg/m² . (1,50 . 1,12 m) = 3.418,8 kg
Akibat gaya tekan pintu bergerak ke atas Berat stang
= 2. F stang . (h pintu) . berat jenis baja = 2. 0,0007065 m² . 1,12 m . 7800 kg/m³ = 12,34 kg
Berat daun pintu = h pintu . lebar pintu . tebal pintu . berat jenis kayu = 1,12 m . 1,5 m . 0,02 m . 800 kg/m³ = 26,88 kg Berat sambungan = 20% . berat daun pintu = 20% . 26,88 kg = 5,376 kg Berat total pintu (G1) = 12,34 + 26,88 + 5,376 = 44,60 kg Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
199
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
Koefisien gesek baja alur dengan pintu (f) = 0,4 Gaya gesek = 0,4 . tekanan air = 0,4 . 3418,8 = 1367,52 kg Total (G) = G1 + gaya gesek = 44,60 kg + 1367,52 kg = 1412,12 kg Kontrol terhadap tegangan (σ) 𝜎=
𝐺 𝑝𝑖𝑛𝑡𝑢 𝐹 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑔
𝜎=
1412,12 𝑘𝑔 < 𝜎 𝑏𝑎𝑗𝑎 = 199,875 𝑘𝑔/𝑐𝑚² 7,065 𝑐𝑚²
= 199,875 𝑘𝑔/𝑐𝑚² < 𝜎 𝑏𝑎𝑗𝑎 = 1400 𝑘𝑔/𝑐𝑚² (aman)
Gambar 5.17 Detail Stang Pengangkat Pintu Pengambilan ( Sumber : Hasil Perhitungan)
Akibat gaya tekan pintu bergerak turun Jumlah gaya (PK) = (gaya gesek – G1) = (1367,52 kg – 44,60 kg) = 1322,92 kg Rumus Euler 𝑃𝐾 =
𝜋².𝐸.𝐼 𝐼.𝐾²
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
200
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
Dimana: E baja = 2,1x106 N/mm² I
= 3,974 𝑐𝑚4
LK
= panjang tekuk = 0,5 . L . √2 = 0,5 . 1,12 m . √2 = 0,79 m
Kontrol terhadap gaya tekuk I
= 𝑃𝐾. 𝐿𝐾²⁄ 𝜋². 𝐸 =
1322,92 𝑘𝑔 . 0,79² 𝑚² ⁄
= 825,634 𝑥 107 𝑁𝑚𝑚²⁄ 20705160 𝑁/𝑚𝑚² < I = 398,76 mm4 < 7,948 cm4 (aman) = 0,04 cm4 < 7,948 cm4 (aman)
5.4.
5.4.1.
Analisis Struktur Bendung
Analisis Letak Bendung Penentuan lokasi bendung harus diperhitungkan secara matang. Mengingat pentingnya penentuan lokasi bendung terhadap optimasi biaya yang dikeluarkan dan manfaat yang diberikan, maka dipilih lokasi bendung di Desa Tonggauna, Kecamatan Uesi, Kabupaten Kolaka Timur dengan pertimbangan: a. Pada as bendung rencana memiliki elevasi dasar sungai +395,00 (titik A.64) dan di lokasi 50 m kearah hulu elevasi dasar sungai + 396,32 (titik A.65) dan di lokasi 50 m ke arah hilir elevasi dasar sungai +394,97 (titik A.63). Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan kemiringan dasar sungai disekitar lokasi bendung cenderung seragam, karena sebaiknya bendung ditempatkan pada ruas sungai yang perubahan dasar sungainya tidak mencolok (Suyono Sosrodarsono, 1994).
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
201
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
b. Kondisi tanah di lokasi bendung rencana adalah tanah keras dengan daya dukung 1,13 kg/cm2, karena bendung harus di tempatkan di lokasi di mana tanah pondasinya cukup baik sehingga bangunan akan stabil (Suyono Sosrodarsono, 1994). c. Letaknya tidak terlalu jauh dari sawah yang akan dialiri, sehingga saluran irigasi yang dibutuhkan tidak terlalu panjang. Hal ini akan menghemat biaya yang akan dikeluarkan.
5.4.2.
Analisis Muka Air Sungai di Hilir Bangunan Bendung Diketahui : Debit banjir rencana (Q100)
= 231,16 m3/det
Lebar sungai
= 27,50 m
Kemiringan sungai rata-rata
= 0,0155
Perhitungan dilakukan dengan cara sebagai berikut : Dengan mengasumsikan penampang profil sungai pada bagian hilir berbentuk trapesium dapat dihitung luas basah dan keliling basah kemudian dapat ditentukan ketinggian muka air banjir berdasarkan debit rencana dengan periode ulang 100 tahun. Rumus : 𝑄=
1 x 𝑅2/3 x 𝐼1/2 x A 𝑛
𝐴 = (𝑏 + 𝑚. ℎ). ℎ 𝑃 = 𝑏 + 2 . ℎ . √2 𝑅=
𝐴 𝑃
n = koefisien Manning = 0,025
Tabel 5.1 Perhitungan Tinggi Air di Hilir Bendung H B A P R V Q i n M m m m m m/det m3/det 1.3400 27.50 38.65 31.29 1.2351 0.0155 0.025 5.733 221.54 1.3500 27.50 38.95 31.32 1.2436 0.0155 0.025 5.759 224.30 Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
202
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
Lanjutan Tabel 5.1. H B A M m m 1.3600 27.50 39.25 1.3700 27.50 39.55 1.3747 27.50 39.69 1.3800 27.50 39.85 1.3900 27.50 40.16 (Sumber : Perhitungan)
P m 31.35 31.37 31.39 31.40 31.43
R m 1.2521 1.2606 1.2646 1.2691 1.2776
i
n
0.0155 0.0155 0.0155 0.0155 0.0155
0.025 0.025 0.025 0.025 0.025
V m/det 5.785 5.811 5.824 5.838 5.864
Q m3/det 227.07 229.85 231.16 232.65 235.46
Jadi tinggi air banjir rencana di hilir bendung adalah 1,375 m. Elevasi muka air di hilir bendung = elevasi dasar sungai bagian hilir + hsungai = +395,00+ 1,375 = +396,38 m Elevasi muka air pada kolam olak (dari desain kolam olak sub bab 5.4.9) : = Elevasi dasar kolam olak + y2 = +391,91 + 4,18 = +396,09 m Elevasi muka air di hilir bendung ≥ Elevasi muka air pada kolam olak +396,38 > +396,09 → ok.
5.4.3.
Analisis Lebar Efektif Bendung Untuk menghitung lebar efektif bendung digunakan rumus sebagai berikut : Rumus : Be = B – 2(n. Kp + Ka)H1
Di mana : Be = lebar efektif bendung (m) B
= lebar mercu (m) = (lebar rata-rata antara lebar muka air sungai saat banjir + lebar dasar sungai) = ((32,58+14,20)/2)*1,2 = 28,00 m
Kp = Koefisien kontraksi pilar (untuk pilar bulat) (Tabel 2.17) = 0,01 Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
203
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
Ka = Koefisien kontraksi pangkal bendung (abutment bulat) (Tabel 2.18) = 0,1 n
= Jumlah pilar = 1 buah
H1 = Tinggi energi (m) Jadi lebar efektif bendung adalah Be = B – 2(n. Kp + Ka)H1 Be = 28,00 – 2(1. 0,01 + 0,1)H1 Be = 28,00 – 0,22 x H1
5.4.4.
Analisis Elevasi Mercu Bendung Tinggi mercu bendung (P) dapat dihitung dengan menjumlahkan elevasi muka air di pintu pengambilan bagian hulu, kehilangan energi, kemudian dikurangi dengan elevasi dasar sungai. P = elevasi muka air di pintu pengambilan + kehilangan energi akibat pintu – elevasi dasar sungai P = (397,71 + 0,20) – 395,00 = + 2,91 m Elevasi mercu bendung = elevasi dasar lantai bangunan + P Elevasi mercu bendung = +395,00 + 2,91 = 397,91 m +397.91 m
Muka Air Normal
1 :1
2.91
Elevasi Dasar Sungai
+395.00 m
Gambar 5.18 Elevasi Mercu Bendung ( Sumber : Hasil Perhitungan)
5.4.5.
Analisis Tinggi Air Banjir di Atas Mercu Bendung Bendung direncanakan sebagai bendung pasangan batu dengan bentuk mercu tipe bulat dengan muka sisi hulu tegak dan kemiringan hilir
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
204
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
1 : 1. Dipilih bendung dengan mercu bulat karena bangunan ini mampu mengurangi tinggi muka air hulu selama terjadi banjir. Tekanan negatif yang bekerja pada mercu akan di cek dalam perhitungan selanjutnya. Tinggi bendung P = 2,91 m. Untuk harga awal diambil nilai Cd = 1,3 (Standar Perencanaan Irigasi KP-02, Bangunan Utama). Debit rencana Q100 = 231,16 m3/det. Tinggi energi di atas mercu menggunakan rumus debit bendung dengan mercu bulat sebagai berikut : 𝑄 = 𝐶𝑑 x
2 2 x √ 𝑔 x 𝐵𝑒 x 𝐻1 3/2 3 3
231,16 = 1,3 x
2 2 x √ x 9,81 x (28,00 – 0,22 x 𝐻1 ) x 𝐻1 3/2 3 3
H1 = 2,43 m Dengan cara trial dan error, diperoleh nilai H1 = 2,43 m Dimana : Q100 = debit (m3/det) = 231,16 m3/det Cd
= koefisien debit = C0 x C1 x C2
g
= percepatan gravitasi (m/det2)
Be
= lebar efektif bendung (m)
H1
= tinggi energi di atas mercu (m)
Jari – jari mercu bendung dari pasangan batu r = (0,3 ~ 0,7) x H1 r = 0,5 x 2,43 = 1,22 Kemudian nilai C0 diperkirakan dari Gambar 5.19 di mana : H1/r = 2,43/1,217 = 2,0 Dari grafik tersebut diperoleh nilai C0 = 1,34
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
205
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
Gambar 5.19 Harga-harga Koefisien C0 untuk Bendung Ambang Bulat Sebagai Fungsi Perbandingan H1/r ( Sumber : Hasil Perhitungan)
P/H1 = 2,91/2,43 = 1,20 < 1,5 (Standar Perencanaan Irigasi KP-02, Bangunan Utama) Karena harga P/H1 lebih kecil dari 1,5 maka perlu ada koreksi C1 dengan menggunakan grafik koefisien C1 sebagai fungsi perbandingan P/H1.
Gambar 5.20 Koefisien C1 Sebagai Fungsi Perbandingan p/H1 ( Sumber : Hasil Perhitungan) Dari gambar 5.20 diatas diperoleh nilai : C1 = 0,97 Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
206
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
C2 =
Koefisien koreksi untuk pengaruh kemiringan muka bendung di bagian hulu terhadap debit (C2) tidak diperhitungkan karena bagian hulu bendung direncanakan menggunakan dinding tegak.
Cd = C0 x C1 Cd = 1,34 x 0,97 Cd = 1,30 (sesuai harga Cd awal) Elevasi tinggi energi hulu = elevasi mercu + H1 = +397,91 + 2,43 = +400,34 m Untuk menentukan tinggi air di atas mercu dicari rumus : Hd = H1 – k Dimana : Lebar efektif bendung Be = 28,00 – 0,22 x H1 Be = 28,00 – 0,22 x 2,43 = 27,46 m ≈ 27,50 m 𝑉=
𝑄 𝐵𝑒 x 𝐻1
𝑉=
231,16 = 3,453 m/det 27,50 x 2,43
𝑘=
𝑉2 2𝑔
𝑘=
3,4532 = 0,608 m 2 x 9,81
Jadi tinggi air di atas mercu adalah : Hd = 2,434 – 0,61 = 1,83 m Elevasi muka air banjir di atas mercu = elevasi mercu + Hd = +397,91 + 1,83 = +399,74 m
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
207
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
Muka Air Banjir
+399,74 m
+397.91 m
Muka Air Normal
1 :1
2.91
Elevasi Dasar Sungai
+395,00 m
Gambar 5.21 Elevasi Muka Air Banjir ( Sumber : Hasil Perhitungan)
5.4.6.
Desain Mercu Bendung Jari-jari mercu bulat (R) dari pasangan batu dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut : R
= (0,3 ~ 0,7) H1 digunakan 0,5
R
= 0,5 x H1 = 0,5 x 2,43 = 1,22 ≈ 1,20 m +397,91 m
1
Elevasi Dasar Sungai
R1.20
:1
2.91
+395,00 m
Gambar 5.22 Dimensi Mercu ( Sumber : Hasil Perhitungan)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
208
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG Muka Air Banjir
+399.74 m
+397.91 m
Muka Air Normal
1
Elevasi Dasar Sungai
R1.20
:1
2.91
+396.09 m
+395,00 m
+391.91 m
Gambar 5.23 Elevasi Air di Hulu dan di Hilir dan Penampang Mercu ( Sumber : Hasil Perhitungan)
5.4.7.
Desain Bangunan Pembilas Bendung Lebar bangunan pembilas digunakan 0,6 dari lebar total bangunan pengambilan. Diketahui lebar total bangunan pengambilan = 3,50 m Lebar pembilas (B) = 0,6 x 3,50 = 2,10 m Direncanakan digunakan 2 pembilas dengan lebar 1,05 m
5.4.7.1.
Dimensi Balok Pembilas Bendung Tebal papan kayu = 2 cm σ kayu jati klas 2 = 800 kg/cm² γ = 1 t/m³ = 0,001 kg/cm³ MAB +399.74 m
1.83 +397.91 m
P
2.91 m
+395.00 m
Gambar 5.24 Sket Pintu Pembilas untuk Perhitungan Tekanan pada Balok Kayu ( Sumber : Hasil Perhitungan) Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
209
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG 1
P (tekanan) = 2 . γw . H² 1
= 2 . 1 t/m³ . (0,2 m)² = 0,02 t/m = 0,002 kg/cm Momen yang timbul = 1/8 q.l² = 1/8. 0,02 t/m . (1,05 m)² = 0,00275 tm W (momen kelembaban) = 1/6.t².h Dimana h adalah lebar kayu yang ditinjau 20 cm W = 1/6 . t².20 cm W = 3,33 t² cm Menentukan tebal pintu : σ ijin kayu =
M W
800 kg/cm² =
275 kgcm 3,333t² cm
800 kg/cm² =
275 kg 3,333t²
2666t² kg/cm² = 275 kg t2 = 0,103 cm2 t = 0,32 cm = 2,00 cm Sehingga ukuran kayu yang digunakan 2/20 W (momen kelembaban) = 1/6.t².h = 1/6 . (2 cm)². (20 cm) = 13,333 cm³ Tegangan : 𝑀 ≤ 𝜎 𝑖𝑗𝑖𝑛 𝑘𝑎𝑦𝑢 𝑊 275 𝑘𝑔𝑐𝑚 𝜎= ≤ 𝜎 𝑖𝑗𝑖𝑛 𝑘𝑎𝑦𝑢 13,333 𝑐𝑚³ 𝜎=
20,62 kg/cm² ≤ 800,00 kg/cm²
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
210
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
5.4.7.2.
Dimensi stang pengangkat pintu Pembilas Bendung
MAB +399.74 m
1.83 +397.91 m
P2 2.91 m P1 +395.00 m
Gambar 5.25
Sket Pintu Pembilas untuk Perhitungan Stang Pengangkat Pintu ( Sumber : Hasil Perhitungan)
Lebar pintu
= 1,05 m
Diameter(d)
= 3 cm
Tinggi pintu (hp) = 2,91 m F stang = ¼ . π. d² = ¼ . 3,14 . (3 cm)² = 7,065 cm² Momen inersia (I) =
1 64
. 𝜋 𝑑4
1
= 64 . 3,14 . (3 𝑐𝑚)4 = 3,974 cm4 Tekanan (P1)
= h1 . 𝛄w = 4,74 m . 1 t/m³ = 4,74 t/m² = 4740 kg/m²
Tekanan (P2)
= h2 . 𝛄w = 2,91m . 1 t/m³ = 2,91 t/m² = 2910 kg/m²
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
211
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
Tekanan air
= ½ . (P1+P2) . (lebar pintu . h pintu) = ½ (4740 + 2910) kg/m² . (1,05 . 2,19 m) = 8795,59 kg
Akibat gaya tekan pintu bergerak ke atas Berat stang
= 2. F stang . (h pintu) . berat jenis baja = 2. 0,0007065 m² . 2,19 m . 7800 kg/m³ = 24,14 kg
Berat daun pintu = h pintu . lebar pintu . tebal pintu . berat jenis kayu = 2,19 m . 1,05 m . 0,02 m . 800 kg/m³ = 36,79 kg Berat sambungan = 20% . berat daun pintu = 20% . 36,79 kg = 7,36 kg Berat total pintu (G1) = 24,14 + 36,79 + 7,36 = 68,29 kg Koefisien gesek baja alur dengan pintu (f) = 0,4 Gaya gesek = 0,4 . tekanan air = 0,4 . 8795,59 = 3518,24 kg Total (G) = G1 + gaya gesek = 68,29 kg + 3518,24 kg = 3586,53 kg Kontrol terhadap tegangan (σ) 𝜎=
𝐺 𝑝𝑖𝑛𝑡𝑢 𝐹 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑔
𝜎=
3586,53 𝑘𝑔 < 𝜎 𝑏𝑎𝑗𝑎 = 507,65 𝑘𝑔/𝑐𝑚² 7,065 𝑐𝑚²
= 507,65 𝑘𝑔/𝑐𝑚² < 𝜎 𝑏𝑎𝑗𝑎 = 1400 𝑘𝑔/𝑐𝑚² (aman)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
212
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
Gambar 5.26 Detail Stang Pengangkat Pintu Pembilas ( Sumber : Hasil Perhitungan)
Akibat gaya tekan pintu bergerak turun Jumlah gaya (PK) = (gaya gesek – G1) = (3518,24 kg – 68,29 kg) = 3449,95 kg Rumus Euler 𝑃𝐾 =
𝜋².𝐸.𝐼 𝐼.𝐾²
Dimana: E baja = 2,1x106 N/mm² I
= 3,974 𝑐𝑚4
LK
= panjang tekuk = 0,5 . L . √2 = 0,5 . 2,91 m . √2 = 2,06 m
Kontrol terhadap gaya tekuk I
= 𝑃𝐾. 𝐿𝐾²⁄ 𝜋². 𝐸 =
3449,95 𝑘𝑔 . 2,06² 𝑚² ⁄
= 14640,21 𝑥 107 𝑁𝑚𝑚²⁄ 20705160 𝑁/𝑚𝑚² < I = 7070,80 mm4 < 7,948 cm4 (aman) = 0,707 cm4 < 7,948 cm4 (aman) Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
213
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
5.4.8.
Perencanaan Dinding Penahan Tanah 1.00
MAB
5.74 I
2.50
1.50
II
3.00
Gambar 5.27
Rencana Dinding Penahan Pasangan Batu Kali ( Sumber : Hasil Perhitungan)
Adapun gaya-gaya yang bekerja pada Dinding Penahan saat kondisi banjir yaitu : a. Gaya akibat berat sendiri konstruksi b. Gaya akibat tekanan air c. Gaya akibat tekanan tanah 1.00
MAB W5
5.74 W6 H1 W1 W2
W7 Pa W3
Pp
1.50 W4 3.00
Gambar 5.28 Gaya-gaya Horisontal
yang Bekerja pada Dinding
Penahan Kondisi Banjir ( Sumber : Hasil Perhitungan) Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
214
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG 1.00
MAB
5.74
W1 W2 W3
1.50 W4 3.00
Gambar 5.29 Gaya-gaya Vertikal yang Bekerja pada Dinding Penahan Kondisi Banjir ( Sumber : Hasil Perhitungan) Dimana: V
= Gaya akibat beban vertikal (ton)
Pa = Tekanan tanah aktif (ton) Pp = Tekanan tanah pasif (ton) Ph = Tekanan air (ton) A
= Titik Guling
Data-data yang digunakan dalam perhitungan stabilitas Dinding Penahan adalah sebagai berikut : Berat jenis air (γ air)
= 1,00 t/m³
Berat jenis pasangan batu kali (γ bk)
= 2,20 t/m³
Sudut geser dalam tanah dasar (Ø)
= 36,38º
Kohesi tanah (C)
= 2,83t/m²
Berat jenis tanah (γ d)
= 1,95 t/m³
1.
Perhitungan Koefisien Tanah Ka =
1 sin 1 sin 36,38 = = 0,255 1 sin 36,38 1 sin
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
215
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
Kp = 2.
1 sin 1 sin 36,38 = = 3,916 1 sin 36,38 1 sin
Perhitungan Tekanan Tanah Horisontal 1 . yd . Ka . h2 2 1 = . 1,95 . 0,255 . 7,242 2
Pa =
= 13,052 t/m² 1 . yd . Kp . h2 2 1 = . 1,95 . 3,92 . 1,502 2
Pp =
= 8,590 t/m²
Tabel. 5.2. Tekanan Tanah Aktif dan Pasif TITIK 0 JARAK (m) MOMEN (t.m)
JENIS
GAYA (t)
Pa
13,05
2,41
31,46
Pp
-8,59
0,50
-4,30
H1
-11,23
3,08
-34,59
Sumber : Hasil Perhitungan Tabel. 5.3. Gaya Berat Sendiri (W)
Gaya
Luas
ɣ
(m2) (t/m3) W1 2,870 2,20 W2 2,720 2,20 W3 4,080 2,20 W4 4,500 2,20 W5 0,600 1,95 W6 4,080 1,95 W7 2,870 1,95 Total Sumber : Hasil Perhitungan
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
Besar Gaya (ton) -6,31 -5,98 -8,98 -9,90 -1,17 -7,96 -5,60 -45,90
Terhadap Titik 0 Panjang Momen Lengan (m) (t.m) 0,25 -1,579 0,75 -4,488 1,50 -13,464 1,50 -14,850 1,50 -1,755 2,00 -15,912 2,75 -15,390 -67,44
216
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
Tabel. 5.4. Gaya Gempa (E) Gaya Berat Gaya (W) (E) (ton) E1 0,183 6,31 E2 0,183 5,98 E3 0,183 8,98 E4 0,183 9,90 E5 0,183 1,17 E6 0,183 7,96 E7 0,183 5,60 Total 45,90 Sumber : Hasil Perhitungan
Gaya Gempa (E) (ton) 1,155 1,095 1,643 1,812 0,214 1,456 1,024 8,40
Koefisien Gempa
Terhadap Titik A Panjang Momen Lengan (m) (t.m) 4,37 5,049 4,22 4,621 3,41 5,601 0,75 1,359 7,09 1,518 5,03 7,323 4,37 4,476 29,95
Tabel. 5.5. Rekap Gaya-Gaya yang Terjadi No.
Gaya
1 2 3 4 5
Berat Tekanan Tanah Aktif Tekanan Tanah Pasif Gempa Hidrostatis Total Sumber : Hasil Perhitungan
RH (ton)
RV (ton) -45,90
13,05 -8,59 8,40 -11,23 -6,77 -37,50
Momen (ton meter) Guling Tahan -67,44 31,46 -4,30 29,95 -34,588 61,40 -106,32
Tinjauan Terhadap Stabilitas Struktur - Stabilitas Terhadap Guling 𝑆𝐹 =
∑ 𝑀𝑇 106,32 = = 1,73 > 1,5 (𝐴𝑚𝑎𝑛) ∑ 𝑀𝐺 61,40
- Stabilitas Terhadap Geser 𝑆𝐹 = 𝑓.
∑ 𝑅𝑉 37,50 = 0,75 . = 4,16 > 1,5 (𝐴𝑚𝑎𝑛) ∑ 𝑅𝐻 6,77
- Stabilitas Terhadap Daya Dukung Tanah ∑ 𝑀𝑇 − ∑ 𝑀𝐺 𝐿 𝐿 𝑒 = ( )−( )< ∑ 𝑅𝑉 2 2 3 106,32 − 61,40 3 )< =( )−( 2 37,50 2 Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
217
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
= 0,302 < 1,50 (𝐴𝑚𝑎𝑛) - Tekanan Tanah Maksimum 𝑅𝑉 6𝑒 ) < ̅𝜎 . (1 + 𝐿 𝐿 37,50 6 . 0,302 ) < 27,00 . (1 + 3 3 11,718 t/m² < 27,00 t/m² (Aman) - Tekanan Tanah Minimum 𝑅𝑉 6𝑒 )>0 .( 1 − 𝐿 𝐿 37,50 6 . 0,302 )>0 .( 1 − 3 3 4,947 t/m² < 0,00 t/m² (Aman)
5.4.9.
Desain Kolam Olak Kolam olak berfungsi meredam energi yang timbul di dalam aliran air superkritis yang melewati pelimpah serta mengantisipasi olakan yang terjadi di hilir tubuh bendung sebagai akibat perbedaan ketinggian muka air antara hulu dan hilir bendung.
5.4.9.1.
Menentukan Tipe Kolam Olak Perhitungan untuk kolam olak menggunakan debit banjir rencana periode ulang 100 tahun (Q100). Untuk mengetahui perlu atau tidaknya kolam olak ditentukan dengan besarnya nilai Fr (Froude). Rumus : 𝐹𝑟 =
𝑉1 √𝑔 x 𝑦1
Dimana : Fr
= bilangan Froude
g
= percepatan gravitasi (9,81 m/det2)
z
= tinggi jatuh = elevasi mercu – elevasi dasar kolam olak
z
= +397,91 – (391,91) = 6,00 m
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
218
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
V1 = kecepatan awal loncatan =√2 x 𝑔 x (0,5 x 𝐻1 + 𝑧) V1 = √2 x 9,81 x (0,5 𝑥 2,43 + 6,00) = 11,90 m/det q
= debit per satuan lebar (q = Q100 / Be)
q
=
q
=
𝑄100 𝐵𝑒 231,16 27,50
= 8,41 m3 / det. m
Y1 = kedalaman air di awal loncatan Y1 = Y1 = Fr1 =
𝑞 𝑉1 8,41 11,90
= 0,71 m
𝑉1 √𝑔 x 𝑌1
=
11,90 √9,81 x 0,71
= 4,52
Berdasarkan Standar Perencanaan Irigasi KP-04, Bangunan, kolam olak untuk bilangan Froude ≥ 4,5 merupakan kolam olak yang paling ekonomis, karena kolam ini pendek. Kolam olak yang sesuai adalah kolam USBR Tipe III.
5.4.9.2.
Desain Kolam Olak USBR Tipe III Perhitungan dimensi kolam olak USBR Tipe III adalah sebagai berikut : Y2 = kedalaman air di atas ambang ujung Y2 = Y2 =
𝑌1 2
(√1 + 8𝐹𝑟1 2 − 1)
0,71 2
(√1 + 8 x 4,522 − 1) = 4,18 m
V2 = kecepatan air pada kolam olak (setelah terjadi loncatan) V2 = 𝐵
𝑄
𝑒 x 𝑌2
231,16
V2 = 27,50 x 4,18 = 2,01 m/det
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
219
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
> (h+y2) +0.60 H 0.2n3
2 1
blok muka
n3 =
0.5 yu yu yu yu
yu(4+Fru) 6
0.675 n3 0.75 n3 0.75 n3
blok halang n=
ambang ujung
yu(18+Fru) 18
1
n3
yu
1
n
0.82 y2 2.7 y2 potongan U
Gambar 5.30 Karakteristik Kolam Olak USBR Tipe III ( Sumber : KP-02 Bangunan Utama, 2012)
Direncanakan : Yu = Y1 = lebar balok muka = tinggi balok muka = jarak antar balok muka = 0,70 m Jarak tepi kolam olak ke balok muka = 0,5 x Yu = 0,5 x 0,70 = 0,35 m Jumlah balok muka = Nc 𝑁𝑐 =
𝐵𝑒 − 0,5 x 𝑌𝑢 2 𝑥 𝑌𝑢
𝑁𝑐 =
27,50 − 0,5 x 0,70 = 19,39 ≈ 19,00 buah 2 x 0,70
tinggi balok halang = n3 𝑌𝑢 x (4 + 𝐹𝑟) 6 0,70 x (4 + 4,52) 𝑛3 = = 0,99 m 6 𝑛3 =
Ketebalan bagian atas balok halang
= 0,2 x n3 = 0,2 x 0,99 = 0,20 m
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
220
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
Jarak tepi kolam olak ke balok halang
= 0,675 x n3 = 0,675 x 0,99 = 0,67 m
Panjang bagian bawah balok halang
= 0,75 x n3 = 0,75 x 0,99 = 0,75 m
Jumlah Balok halang = Nb 𝑁𝑏 =
𝐵𝑒 − 0,375 x 𝑛3 1,5 𝑥 𝑛3
𝑁𝑏 =
27,50 − 0,375 x 0,99 = 18,19 ≈ 18 buah 1,5 𝑥 0,99
Tinggi ambang ujung = n 𝑌𝑢 x (18 + 𝐹𝑟) 18 0,70 x (18 + 4,52) 𝑛= 18 𝑛=
n = 0,88 m Jarak antara balok muka dan balok halang = L1 L1 = 0,82 x Y2 L1 = 0,82 x 4,18 = 3,42 ≈ 3,50 m Panjang total kolam olak = Ltot Ltot = 2,7 x Y2 Ltot = 2,7 x 4,18 Ltot = 11,28 ≈ 11,30 m Tinggi dinding tepi kolam olak = H H > (n + y2) + 0,6 H1 H > (0,88 + 4,18) + 0,6 x 2,43 H > 5,05 + 1,46 H > 6,51 ≈ 6,50 m
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
221
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
5.4.10. Desain Panjang Lantai Muka Panjang lantai muka yang direncanakan 15,00 m. Berdasarkan gambar dimensi bendung rencana Gambar 5.31, maka dapat dicek apakah dengan panjang lantai muka rencana aman terhadap rembesan yang terjadi atau tidak, dengan nilai rembesan minimum (C L) yang ditentukan berdasarkan jenis tanah di lokasi rencana. Untuk perhitungan panjang garis rembesan digunakan persamaan sebagai berikut : 1 𝐿𝑤 = ∑ 𝐿𝑣 + ∑ 𝐿ℎ 3 Dimana : Lw
= panjang garis rembesan (m)
∑Lv = panjang creep line vertikal (m) ∑Lh = panjang creep line horisontal (m) Faktor rembesan / creep ratio (Cw) = Lw/Hw dimana Cw > CL aman.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
222
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
Muka Air Normal
+397,91 m
2.91
1 A
4.50
4.50 D
1.50
1.00 B
:1
Dasar Sungai +395,00 m
C
0.50
E
H
1.00
1.00
F
0.50
G
4.00 I
L
1.00
M
1.00
J
0.50
K
+392,79 m X
+391,91 m 3.36
U
1.00 P
1.00
Q
T
9.54
V
1.76
2.00 3.00 N
2.00
3.00
O
R
2.80
S
Gambar 5.31 Rencana Dimensi Bendung Kondisi Normal ( Sumber : Hasil Perhitungan)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
223
W
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
Tabel 5.6 Perhitungan Panjang Rembesan dan Tekanan Air Kondisi Normal NO.
BATAS
0.50
4.50
0.50
4.50
0.50
4.00
2.00
1.00
P-Q Q-R
2.80
R-S S-T
3.00
T-U
0.93
T U V
U-V
4.41
4.160
2.67
34.14
5.12
3.41
3.010
4.17
34.14
5.12
3.41
2.785
5.17
34.14
5.12
4.41
3.635
5.33
34.14
5.12
4.41
3.610
6.33
34.14
5.12
3.41
2.460
7.83
34.14
5.12
3.41
2.235
8.83
34.14
5.12
4.41
3.085
9.00
34.14
5.12
4.41
3.060
10.00
34.14
5.12
3.41
1.910
11.33
34.14
5.12
3.41
1.710
18.33
34.14
5.12
10.41
7.661
19.00
34.14
5.12
10.41
7.561
21.00
34.14
5.12
8.41
5.261
21.33
34.14
5.12
8.41
5.211
24.33
34.14
5.12
11.41
7.761
25.27
34.14
5.12
11.41
7.621
28.27
34.14
5.12
8.41
4.171
29.20
34.14
5.12
7.48
3.102
30.20
34.14
5.12
8.48
3.952
1.50
0.17
1.50
0.17
1.33
0.67
0.33
3.00
R S
5.12
2.00
P Q
34.14
7.00
N-O O-P
1.67
1.00
N O
4.185
1.00
L-M M-N
4.41
1.00
L M
5.12
1.00
J-K K-L
34.14
0.17
1.00
J K
1.50
1.50
H-I I-J
2.910
(m)
H I
2.91
(m)
F-G G-H
5.12
(m)
F G
34.14
(m)
D-E E-F
0.00
L
D E
(ton/m²)
Lx
B-C C-D
(m)
1/3 LH
B C
Ux
LH
A A-B
Hx
(m)
ΔH = Lw / CL (m)
LV
1.00
0.93
0.00
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
224
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
Lanjutan Tabel 5.6. NO.
BATAS
(m)
(ton/m²)
30.78
34.14
5.12
8.48
3.864
34.14
34.14
5.12
5.12
0.000
1/3 LH
Lx
L
(m)
(m)
(m)
(m)
1.76
0.59
V-W 3.36
X TOTAL
Ux
LH
W W-X
Hx
(m)
ΔH = Lw / CL (m)
LV
26.79
22.06
7.35
(Sumber : Hasil Perhitungan)
Contoh Perhitungan :
Lx = Lv +
1 3
LH
LB−C = 1,50 +
1 0,50 = 1,67 m 3
Hw = elevasi mercu – elevasi end sill Hw = +397,91 – 392,79 = 5,12 m Panjang Lw dihitung sampai pangkal hilir (titik X) dengan nilai Cw sebagai berikut : 1 𝐿𝑤 = ∑ 𝐿𝑣 + ∑ 𝐿 ℎ 3 1 𝐿𝑤 = 26,79 + x 22,06 = 34,14 m 3 ∆H =
𝐿𝑤 𝐶𝑤
∆Hc =
Lw 34,14 = = 5,12 𝑚 1 1 (LV + 3 𝐿𝐻)/𝐻𝑤 (26,79 + 3 22,06)/5,12 𝐿𝑥
Ux = (Hx − 𝐿𝑤 𝑥 ∆Hx) . 𝛾𝑤 𝑈𝑐 = (Hc −
𝐿𝑐 1,67 𝑥 ∆Hc) . 𝛾𝑤 = (4,41 − 𝑥 5,12) . 1 𝐿𝑤 34,14 = 4,160 t/m2
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
225
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
Muka Air Banjir
+399,74 m
Muka Air Normal
+397,91 m
+396,38 m
2.91
+396,09 m 1
Dasar Sungai +395,00 m
A
4.50
4.50 D
1.50
1.00 B
:1
C
0.50
E
H
1.00
1.00
F
0.50
G
+394,70 m
4.00 I
L
1.00
M
1.00
J
K
0.50
+392,79 m X
+391,91 m 3.36 2.41 U
1.00 P
1.00
Q
T
9.54
V
1.76
W
2.00 3.00 N
2.00
3.00
O
R
2.80
S
Gambar 5.32 Rencana Dimensi Bendung Kondisi Banjir ( Sumber : Hasil Perhitungan)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
226
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
Tabel 5.7 Perhitungan Panjang Rembesan dan Tekanan Air Kondisi Banjir NO.
BATAS
0.5
4.5
0.5
4.5
0.5
4
2
1
P-Q Q-R
2.8
R-S S-T T-U
6.076
2.67
34.14
3.36
5.24
4.978
4.17
34.14
3.36
5.24
4.830
5.17
34.14
3.36
6.24
5.732
5.33
34.14
3.36
6.24
5.715
6.33
34.14
3.36
5.24
4.617
7.83
34.14
3.36
5.24
4.469
8.83
34.14
3.36
6.24
5.371
9.00
34.14
3.36
6.24
5.354
10.00
34.14
3.36
5.24
4.256
11.33
34.14
3.36
5.24
4.125
18.33
34.14
3.36
12.24
10.436
19.00
34.14
3.36
12.24
10.370
21.00
34.14
3.36
10.24
8.173
21.33
34.14
3.36
10.24
8.141
24.33
34.14
3.36
13.24
10.845
25.27
34.14
3.36
13.24
10.754
28.27
34.14
3.36
10.24
7.458
29.20
34.14
3.36
9.31
6.437
1.50
0.17
1.50
0.17
1.33
0.67
0.33
0.93
3
T U
6.24
3
R S
3.36
2
P Q
34.14
7
N-O O-P
1.67
1
N O
6.092
1
L-M M-N
6.24
1
L M
3.36
1
J-K K-L
34.14
0.17
1.00
J K
1.50
1.5
H-I I-J
4.740
(m)
H I
4.74
(m)
F-G G-H
3.36
(m)
F G
34.14
(m)
D-E E-F
0.00
L
D E
(ton/m²)
LW
B-C C-D
(m)
1/3 LH
B C
Ux
LH
A A-B
Hx
(m)
ΔH = Lw / CL (m)
LV
0.93
0.00
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
227
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
Lanjutan Tabel 5.7. NO.
BATAS
Hx
Ux
(m)
ΔH = Lw / CL (m)
(m)
(ton/m²)
30.20
34.14
3.36
10.31
7.338
30.78
34.14
3.36
10.31
7.281
34.14
34.14
3.36
6.95
3.590
LV
LH
1/3 LH
LW
L
(m)
(m)
(m)
(m)
U-V
1
V V-W
1.76
0.59
W W-X
3.36
X TOTAL
26.79
22.06
7.35
(Sumber : Hasil Perhitungan)
Contoh Perhitungan : Lx = LV +
1 3
LH
LB−C = 1,50 +
1 0,50 = 1,67 m 3
Hw = beda tinggi muka air banjir di hulu dengan elevasi muka air end sill Hw = 399,74 – 396,38 = 3,36 m Panjang Lw dihitung sampai pangkal hilir (titik X) dengan nilai Cw sebagai berikut : 1 𝐿𝑤 = ∑ 𝐿𝑣 + ∑ 𝐿 ℎ 3 1 𝐿𝑤 = 26,79 + x 22,06 = 34,14 m 3 𝐿𝑤
∆H = 𝐶𝑤 ∆Hc =
Lw 34,14 = = 3,36 𝑚 1 1 (LV + 3 𝐿𝐻)/𝐻𝑤 (26,79 + 3 22,06)/3,36 𝐿𝑥
Ux = (Hx − 𝐿𝑤 𝑥 ∆Hx) . 𝛾𝑤 𝑈𝑐 = (Hc −
𝐿𝑐 1,67 𝑥 ∆Hc) . 𝛾𝑤 = (6,24 − 𝑥 3,36) . 1 𝐿𝑤 34,14 = 6,076 t/m2
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
228
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
Dari hasil penyelidikan tanah diketahui jenis tanah yang ada pada lokasi rencana bendung adalah pasir sedang dengan sedikit koral dan pada tanah dalamnya berupa pasir semen berwarna kehitaman, sehingga dapat ditentukan nilai Safe Creep Ratio menurut Lane nilai CL = 6 (Standar Perencanaan Irigasi KP-06, Parameter Bangunan). 𝐶𝑤 =
𝐿𝑤 𝐻𝑤
𝐶𝑤 =
34,14 = 6,67 5,12 Sesuai hasil perhitungan di atas nilai Cw = 6,67 (di ambil pada
kondisi normal) sedangkan nilai CL = 6,00 jadi nilai rembesan aman sehingga panjang lantai muka cukup digunakan 15,00 m.
5.4.11. Menentukan Tebal Lantai Kolam Olak Untuk menentukan tebal lantai kolam olak harus dilakukan peninjauan terhadap dua kondisi yang mengkin terjadi. Yaitu saat kondisi air normal dan kondisi air banjir. Setiap bangunan diandaikan berdiri sendiri sehingga tidak mungkin ada distribusi gaya-gaya melalui momen lentur, maka perhitungan kolam olak menggunakan rumus : 𝑃𝑥 = {𝐻𝑥 − [ 𝑡𝑚𝑖𝑛 =
𝐿𝑥 x 𝐻𝑤 ]} x 𝛾𝑤 𝐿𝑤
𝑠 . (𝑃𝑥 − 𝑊𝑥 ) 𝛾𝑏𝑎𝑡𝑢
Dimana : Px
= uplift pressure (t/m2)
Hx
= tinggi muka air di hulu bendung diukur dari titik x (di ambil titik T) (m)
Lx
= panjang creep line sampai titik x (m)
Lw
= panjang creep line total (m)
ΔH
= perbedaan tinggi tekan di hulu dan di hilir bendung (m)
ɣw
= berat jenis air (1 t/m3)
tmin
= tebal minimum lantai kolam (m)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
229
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
s
= faktor keamanan (1,5 untuk kondisi normal dan 1,25 untuk kondisi banjir)
Wx
= kedalaman air pada titik x (m)
ɣpasangan = berat jenis pasangan batu (2,2 t/m3)
a. Untuk Kondisi Muka Air Normal Diketahui : Hx = 8,41 m (Tabel.5.6) Lx = 28,27 m (Tabel.5.6) Lw = 34,14 m (Tabel.5.6) 𝑃𝑥 = {𝐻𝑥 − [
𝐿𝑥 x 𝐻𝑤 ]} x 𝛾𝑤 𝐿𝑤
𝑃𝑥 = {8,41 − [
28,27 x 5,12]} x 1 34,14
𝑃𝑥 = 4,170 t/m2 Untuk kondisi air normal Wx = 0 𝑡𝑚𝑖𝑛 =
𝑠 . (𝑃𝑥 − 𝑊𝑥 ) 𝛾𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑡𝑢
𝑡𝑚𝑖𝑛 =
1,5 . (4,170 − 0) 2,2
𝑡𝑚𝑖𝑛 = 2,84 𝑚
+392,79 m X
+391,91 m
t min = 2,84 m U
T
R
V
W
S
Gambar 5.33 Tebal Minimum Lantai Kolam Olak Kondisi Normal ( Sumber : Hasil Perhitungan) Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
230
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
b. Untuk Kondisi Muka Air Banjir Diketahui : Hx = 10,24 m (Tabel.5.7) Lx = 28,27 m (Tabel.5.7) Lw = 34,14 m (Tabel.5.7) 𝑃𝑥 = {𝐻𝑥 − [
𝐿𝑥 x 𝐻𝑤 ]} x 𝛾𝑤 𝐿𝑤
𝑃𝑥 = {10,24 − [
28,27 x 3,36]} x 1 34,14
𝑃𝑥 = 7,458 t/m2 Untuk kondisi air banjir Wx = 4,18 m 𝑡𝑚𝑖𝑛 =
𝑠 . (𝑃𝑥 − 𝑊𝑥 ) 𝛾𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑡𝑢
𝑡𝑚𝑖𝑛 =
1,25 . (7,458 − 4,18) 2,2
𝑡𝑚𝑖𝑛 = 1,86 m
+392,79 m X
+391,91 m
t min = 1,86 m U V
T
R
W
S
Gambar 5.34 Tebal Minimum Lantai Kolam Olak Kondisi Banjir ( Sumber : Hasil Perhitungan)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
231
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
Tebal lantai kolam olak dipilih berdasarkan nilai terbesar perhitungan kondisi normal dan banjir, maka diambil tebal minimal lantai kolam olak sebesar 2,84 m.
5.4.12. Tinjauan Terhadap Gerusan Rumus yang digunakan adalah : 𝑄 1/3 𝑅 = 0,47 ( ) 𝑓 𝑓 = 1,76 𝐷𝑚1/2 Dimana : R
= kedalaman gerusan di bawah permukaan air banjir (m)
Dm = diameter rata-rata material dasar sungai (mm) (diasumsikan diameter rata-rata 0,5 mm) Q
= debit yang melimpah di atas mercu (m3/det)
f
= faktor lumpur Lacey
Diketahui: Dm = 0,05 mm (lanau berpasir) 𝑓 = 1,76 𝐷𝑚1/2 𝑓 = 1,76 0,051/2 = 0,393 𝑄 1/3 𝑅 = 0,47 ( ) 𝑓 231,16 1/3 ) = 3,94 m 𝑅 = 0,47 ( 0,393 Dengan angka keamanan 1,5 maka R = 1,5 x 3,94 = 5,91 m Berdasarkan perhitungan kedalaman gerusan, maka kedalaman pondasi bendung = 5,91 m – 3,59 m – 3,36 m = - 1,04 (lebih dalam dari gerusan), sehingga konstruksi aman terhadap gerusan.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
232
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
+396,38 m
4.18 Kedalaman Gerusan = 5.91 m
+392,79 m X
+391,91 m
3.36 t min = 2,84 m U V
T
R
W
S
Gambar 5.35 Kedalaman Terhadap Gerusan ( Sumber : Hasil Perhitungan)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
233
BAB V. ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG
Muka Air Banjir
+399,74 m
Muka Air Normal
+397,91 m
+396,38 m
2.91
+396,09 m 1 :1
Dasar Sungai +395,00 m
A
4.50
4.50 D
1.50
1.00 B
C
0.50
E
H
1.00
1.00
F
0.50
G
+394,70 m
4.00 I
L
1.00
M
1.00
J
0.50
K
+392,79 m X
+391,91 m 3.36 2.84 U
0.57 P
1.00
Q
T
9.54
V
1.76
W
2.00 3.00 N
2.00
2.57
O
R
2.80
S
Gambar 5.36 Rencana Dimensi Bendung ( Sumber : Hasil Perhitungan)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
234
LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TONGGAUNA KABUPATEN KOLAKA TIMUR, SULAWESI TENGGARA (Design of Tonggauna Weir at Kolaka Timur, Southeast Sulawesi)
BAB VI ANALISIS STABILITAS BENDUNG
UNDIP – KEMENPUPERA
BAB VI. ANALISIS STABILITAS BENDUNG
BAB VI ANALISIS STABILITAS BENDUNG 6.1.
Tinjauan Umum Perhitungan stabilitas bendung dilakukan guna mengetahui apakah bendung cukup stabil saat mendapat gaya pengaruh dari luar. Perhitungan stabilitas dilakukan pada 2 (dua) macam kondisi, yaitu: 1. Perhitungan stabilitas pada kondisi normal 2. Perhitungan stabilitas pada kondisi banjir Gaya-gaya yang bekerja pada bendung, yaitu : 1. Gaya vertikal, antara lain : a. Gaya akibat berat sendiri bendung b. Gaya angkat/uplift pressure 2. Gaya horizontal, antara lain : a. Gaya hidrostatis di bendung c. Gaya akibat tekanan tanah aktif dan pasif d. Gaya gempa Tinjauan stabilitas yang diperhitungkan meliputi : 1. Tinjauan terhadap guling 2. Tinjauan terhadap geser 3. Tinjauan terhadap daya dukung tanah
6.2.
6.2.1.
Analisis Gaya yang Bekerja Pada Bendung
Perhitungan Gaya Tetap Gaya tetap adalah gaya yang tidak berubah meski terjadi perubahan kondisi, gaya-gaya tetap adalah sebagai berikut : 1. Gaya akibat berat sendiri bendung (W) 2. Gaya akibat tekanan tanah aktif (Pa) dan pasif (Pp) 3. Gaya gempa (G) Sketsa gaya tetap dapat dilihat di Gambar 6.1
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
235
BAB VI. ANALISIS STABILITAS BENDUNG
E1 W1 E2
E3
W2
M
W3
E4 W4
E5 W5
7.50
3.36 E6
Pp
W6
Pa P
Q
T
E8 W8
E7 W7
E9 W9 E10 W10
N
O
R
S
Gambar 6.1 Sketsa Gaya Tetap ( Sumber : Hasil Perhitungan)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
236
BAB VI. ANALISIS STABILITAS BENDUNG
6.2.1.1.
Gaya Akibat Berat Sendiri Bendung Struktur tubuh bendung dirancang menggunakan pasangan batu dengan berat jenis (ɣ) = 2,2 t/m3. Untuk perhitungan dan posisi notasi dapat dilihat pada Gambar 6.1 dan Tabel 6.1.
Tabel 6.1 Gaya Berat Bendung
Gaya
Luas
ɣ
Besar Gaya
(m2)
(t/m3)
(ton)
2.2 -2.61 1.187 0.871 2.2 -1.92 0.361 2.2 -0.79 13.920 2.2 -30.62 11.520 2.2 -25.34 18.557 2.2 -40.83 4.000 2.2 -8.80 1.000 2.2 -2.20 1.350 2.2 -2.97 8.400 2.2 -18.48 Total -134.57 (Sumber : Hasil Perhitungan) W1 W2 W3 W4 W5 W6 W7 W8 W9 W10
Terhadap Titik 0 Panjang Momen Lengan (m) (t.m)
6.81 6.33 5.37 6.25 3.20 3.85 6.70 5.36 3.10 1.40
-17.788 -12.133 -4.268 -191.400 -81.101 -157.178 -58.960 -11.792 -9.207 -25.872 -569.70
Contoh Perhitungan : Gaya W10 Luas Bidang
=bxh = 2,80 x 3,00 = 8,40 m2
Gaya berat
= Luas bidang x Ɣpasangan batu = 8,40 x 2,2 = 18,48 ton
Momen
= Gaya berat x Panjang lengan terhadap titik T = 18,48 x 1,40
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
237
BAB VI. ANALISIS STABILITAS BENDUNG
= -25,872 ton ( arah momen berlawanan arah jarum jam bernilai negatif)
6.2.1.2.
Gaya Akibat Terjadinya Gempa Koefisien gempa dapat dihitung berdasarkan rumus di bawah ini. Gempa yang direncanakan hanya pada arah horizontal ke arah kanan sebagai momen pengguling bendung. Untuk perhitungan dan posisi notasi dapat dilihat pada Gambar 6.1 dan Tabel 6.2. Perhitungan koefisien gempa : ad = n(ac x z)m = 0,87 (160 x 1,00)1,05 = 179,41 cm/det 2 E=
ad 179,41 = = 0,183 g 981
Di mana : ad
= percepatan gempa rencana (cm/det2)
n, m = koefisien untuk jenis tanah (n = 0,87 ; m = 1,05, pasir halus) ac
= percepatan kejut dasar (diambil periode ulang 100 tahun = 160 cm/det2)
z
= faktor yang tergantung dari letak geografis (diambil 1,00)
E
= koefisien gempa
g
= percepatan gravitasi = 9,81 m/det2 = 981 cm/det2
Tabel 6.2 Gaya Gempa
Gaya
E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7
Koefisien Gempa
Gaya Berat (W)
Gaya Gempa (E)
(E)
(ton)
(ton)
0.183 0.183 0.183 0.183 0.183 0.183 0.183
2.61 1.92 0.79 30.62 25.34 40.83 8.80
0.478 0.351 0.145 5.601 4.635 7.466 1.609
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
Terhadap Titik T Panjang Momen Lengan (m) (t.m) 7.98 3.812 7.49 2.626 7.49 1.089 4.81 26.939 4.01 18.586 1.21 9.034 -1.00 -1.609
238
BAB VI. ANALISIS STABILITAS BENDUNG
Lanjutan Tabel 6.2 Gaya
Gaya Berat (W)
Koefisien Gempa
Gaya Gempa (E)
(E) (ton) 2.20 E8 0.183 E9 0.183 2.97 E10 0.183 18.48 Total 134.57 (Sumber : Hasil Perhitungan)
(ton) 0.402 0.543 3.380 24.61
Terhadap Titik T Panjang Momen Lengan (m) (t.m) -0.67 -0.270 -1.00 -0.543 -1.50 -5.070 54.59
Contoh Perhitungan : Gaya E10 Gaya berat
= Luas bidang x Ɣbeton siklop = 8,40 x 2,2 = 18,48 ton
Gaya gempa = Gaya berat x koefisien gempa = 18,48 x 0,183 = 3,380 ton Momen
= Gaya gempa x Panjang lengan terhadap titik T = 3,380 x 1,50 = -5,070 ton ( arah momen berlawanan arah jarum jam bernilai negatif)
6.2.1.3.
Gaya Akibat Tekanan Tanah Aktif dan Pasif Dari FS (Feasibility Study) Daerah Irigasi Tongauna Kabupaten Kolaka, diperoleh data : Sudut geser (Ø)
= 36,380
Berat jenis tanah basah = 1,950 t/m3 Tegangan ijin tanah
= 27,00 t/m2
Jenis tanah
= Lempung berpasir
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
239
BAB VI. ANALISIS STABILITAS BENDUNG
Ada 2 (dua) macam gaya akibat tekanan tanah : 1. Tekanan tanah aktif 2. Tekanan tanah pasif Perhitungan dan posisi notasi dapat dilihat pada Gambar 6.1 dan Tabel 6.3. 1. Tekanan tanah aktif 𝐾𝑎 = 𝑡𝑎𝑛2 (450 − ∅⁄2) 𝐾𝑎 = 𝑡𝑎𝑛2 (450 − 36,38⁄2) = 0,255 1 1 P𝑎 = . 𝛾𝑏 . K 𝑎 . ℎ2 = x 1,95 x 0,255 x 7,52 2 2 P𝑎 = 14,007 𝑡/𝑚2 2. Tekanan tanah pasif 𝐾𝑝 = 𝑡𝑎𝑛2 (450 + ∅⁄2) 𝐾𝑝 = 𝑡𝑎𝑛2 (450 + 36,38⁄2) = 3,916 P𝑝 =
1 1 . 𝛾𝑏 . K 𝑎 . ℎ2 = x 1,950 x 3,916 x 3,502 2 2
P𝑝 = 46,766 𝑡/𝑚2
Tabel 6.3 Gaya Akibat Tekanan Tanah Aktif dan Pasif Jenis
Gaya (T)
Pa Pp
Titik T Jarak (m)
Momen (t.m)
14,007
0.50
7,00
-43,10
1.05
-45,25
(Sumber : Hasil Perhitungan)
6.2.2.
Perhitungan Gaya Pada Kondisi Normal Gaya pada kondisi normal adalah gaya yang terjadi pada bendung saat bendung mengalami kondisi normal (muka air berada tepat pada mercu bendung), sedangkan bagian hilir bendung kosong/tidak ada air). Gaya yang terjadi pada bendung antara lain :
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
240
BAB VI. ANALISIS STABILITAS BENDUNG
1. Gaya akibat berat sendiri bendung (W) 2. Gaya akibat tekanan tanah aktif (Pa) dan pasif (Pp) 3. Gaya gempa (G) 4. Gaya hidrostatis (H) 5. Gaya uplift (U) Perhitungan gaya tetap telah dilakukan sebelumnya, sehingga sekarang dilakukan perhitungan gaya hidrostastis dan gaya uplift. Sketsa letak gaya hidrostatis dan uplift dapat dilihat pada Gambar 6.2, sedangkan sketsa besarnya gaya uplift dapat dilihat pada Gambar 6.3.
6.2.2.1.
Perhitungan Gaya Hidrostatis Gaya merupakan fungsi kedalaman di bawah permukaan air. Berat jenis air (ɣair) = 1 t/m3. Perhitungan dan posisi notasi dapat dilihat pada Gambar 6.2 dan Tabel 6.4.
Tabel 6.4 Perhitungan Gaya Hidrostatis
No
1
L
ɣair
Besar
(m2)
(t/m3)
Gaya (t)
4,234
1
4,234
Gaya
H1
Jarak (m) terhadap titik T 6,47
Momen (t.m) 27,394
(Sumber : Hasil Perhitungan)
Contoh Perhitungan : Gaya H1 Luas Bidang
= 0,5 x a x t = 0,5 x 2,91 x 2,91 = 4,234 m2
Gaya hidrostatis = Luas bidang x Ɣair = 4,234 x 1 = 4,234 ton
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
241
BAB VI. ANALISIS STABILITAS BENDUNG
Momen = Gaya hidrostatis x Panjang lengan terhadap titik T = 4,234 x 6,47 = 27,394 ton ( arah momen searah arah jarum jam bernilai positif)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
242
BAB VI. ANALISIS STABILITAS BENDUNG
H1 M
U1
U1
Q
P
T
U4 U3 U5
U5
U3 U7
U7
O
N
U2 R
S
U6
U2
U3 U4 U5
U6
Gambar 6.2 Sketsa Letak Gaya Hidrostatis dan Uplift Kondisi Normal ( Sumber : Hasil Perhitungan)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
243
BAB VI. ANALISIS STABILITAS BENDUNG
6.2.2.2.
Gaya Angkat (Uplift Pressure) Gaya angkat adalah gaya yang diakibatkan tekanan air dan rembesan. Gaya ini dihitung berdasarkan perhitungan gaya rembesan dan tekanan air yang telah dihitung sebelumnya. Berat jenis air (Ɣ air) = 1 t/m3. Perhitungan dan posisi notasi dapat dilihat pada Tabel 6.5, Tabel 6.6 dan Gambar 6.2.
Tabel 6.5
Perhitungan Gaya Angkat Horisontal Bendung Kondisi Normal
Gaya
Terhadap Titik T
Besar Gaya Horisontal
Panjang Lengan
Momen
(ton)
(m)
(t.m)
1.5 1.0 -1.5 1.5
49.20 12.82 -29.19 26.53 59.37
U1 (M-N) 32.80 U3 (O-P) -12.82 U5 (Q-R) 19.46 U7 (S-T) -17.69 21.75 Total (Sumber : Hasil Perhitungan)
Tabel 6.6 Perhitungan Gaya Angkat Vertikal Bendung Kondisi Normal
Gaya
Terhadap Titik T
Besar Gaya Horisontal
Panjang Lengan
Momen
(ton)
(m)
(t.m)
15.22 5.24
6.7 4.2
101.98
1.4
30.15 154.12
U2 (N-O) U4 (P-Q) U6 (R-S)
21.54 41.99 Total (Sumber : Hasil Perhitungan)
21.99
Contoh Perhitungan : Gaya U1 Luas Bidang
= (PM + PN) x LM-N x 0,5
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
244
BAB VI. ANALISIS STABILITAS BENDUNG
= (1,710 + 7,661) x 7,00 x 0,5 = 32,80 m2 Gaya Uplift
= Luas bidang x Ɣair = 32,80 x 1 = 32,80 ton = Gaya uplift x Panjang lengan terhadap titik E’
Momen
= 32,80 x 1,50 = 49,20 ton (arah momen searah jarum jam bernilai positif)
6.2.2.3.
Rekapitulasi Gaya dan Momen Pada Kondisi Normal Tabel 6.7
Rekapitulasi Perhitungan Gaya-gaya yang bekerja Pada Kondisi Normal
No.
Gaya
RH (ton)
1
Berat W Tekanan 2 Pa 14.01 Tanah Aktif Tekanan 3 Pp -43.10 Tanah Pasif 24.61 4 Gempa E 25.98 5 Hidrostatis H 6 Uplift U Total 21.50 (Sumber : Hasil Perhitungan)
6.2.2.4.
RV (ton) -134.57
Momen (ton meter) Guling Tahanan -569.70 7.00 -45.25
41.99 -92.57
54.59 86.76 154.12 302.48
-614.95
Analisis Stabilitas pada Kondisi Normal A. Stabilitas Terhadap Guling 𝑆𝐹 =
∑ 𝑀𝑇 614.95 = = 2.03 > 1,50 (𝐴𝑚𝑎𝑛) ∑ 𝑀𝐺 302,48
B. Stabilitas Terhadap Geser 𝑆𝐹 = 𝑓
∑ 𝑅𝑉 92.57 = 0,75 x = 3,23 > 1,50 (𝐴𝑚𝑎𝑛) ∑ 𝑅𝐻 21,50
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
245
BAB VI. ANALISIS STABILITAS BENDUNG
C. Stabilitas Terhadap Daya Dukung Tanah Eksentrisitas ∑ 𝑀𝑇 − ∑ 𝑀𝐺 𝐿 𝐿 𝑒 =( )−( )< ∑ 𝑅𝑉 2 6 𝑒=(
7.70 614,95 − 302,48 7,70 )−( )< 2 92,57 6
𝑒 = 0,475 < 1,283 Tekanan Tanah Dari Laporan Feasibility Study (FS) Daerah Irigasi Tonggauna Kabupaten Kolaka, diperoleh data : Sudut geser (ϴ)
= 36,380
Berat jenis tanah basah (ɣb)
= 1,950 t/m3
Tegangan ijin tanah (σ ̅)
= 27,00 t/m2
Jenis tanah
= Lempung berpasir
Tekanan tanah maksimum (σmaks) 𝑅𝑉 6𝑒 (1 + ) < 𝜎̅ 𝐿 𝐿 92,57 6 x 0,475 (1 + ) < 𝜎̅ = 7,70 7,70
𝜎𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝜎𝑚𝑎𝑘𝑠
𝜎𝑚𝑎𝑘𝑠 = 6,008 < 27,00 t/m2 (Aman) Tekanan tanah minimum (σmin) 𝑅𝑉 6𝑒 (1 − ) > 0 𝐿 𝐿 92,57 6 x 0,475 (1 − )>0 = 7,70 7,70
𝜎𝑚𝑖𝑛 = 𝜎𝑚𝑖𝑛
𝜎𝑚𝑖𝑛 = 7,576 > 0 (𝐴𝑚𝑎𝑛)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
246
BAB VI. ANALISIS STABILITAS BENDUNG
6.2.3.
Perhitungan Gaya Pada Kondisi Banjir Gaya pada kondisi banjir adalah gaya yang terjadi pada bendung saat bendung mengalami kondisi banjir (muka air berada di atas mercu bendung). Gaya yang terjadi pada bendung antara lain : 1. Gaya akibat berat sendiri bendung (W) 2. Gaya akibat tekanan tanah aktif (Pa) dan pasif (Pp) 3. Gaya gempa (G) 4. Gaya hidrostatis (H) 5. Gaya uplift (U) Perhitungan gaya tetap telah dilakukan sebelumnya, sehingga sekarang dilakukan perhitungan gaya hidrostastis dan gaya uplift. Sketsa letak gaya hidrostatis dan uplift dapat dilihat pada Gambar 6.3.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
247
BAB VI. ANALISIS STABILITAS BENDUNG
H4 H5 H6 H7 H8
H3 H2
H1
H9
H11 M
H10
U1
U1
Q
P
T
U4 U3 U5
U5
U3 U7
U7
O
N
U2 R
S
U6
U2
U3 U4 U5
U6
Gambar 6.3 Sketsa Letak Gaya Hidrostatis dan Uplift Kondisi Banjir ( Sumber : Hasil Perhitungan)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
248
BAB VI. ANALISIS STABILITAS BENDUNG
6.2.3.1.
Perhitungan Gaya Hidrostatis Gaya merupakan fungsi kedalaman di bawah permukaan air. Berat jenis air (ɣair) = 1 t/m3. Perhitungan dan posisi notasi dapat dilihat pada Gambar 6.3 dan Tabel 6.8 dan Tabel 6.9.
Tabel 6.8 Perhitungan Gaya Hidrostatis Arah Horisontal Kondisi Banjir Besar Gaya (t)
Jarak (m) terhadap titik T
Momen (t.m)
No
Gaya
L (m2)
ɣair (t/m3)
1
H1
4.234
1
4.234
6.47
27.394
2
H2
5.325
1
5.325
6.96
37.064
Total
64.458
9.559
(Sumber : Hasil Perhitungan)
Tabel 6.9 Perhitungan Gaya Hidrostatis Arah Vertikal Kondisi Banjir No
Gaya
A (m2)
ɣair Besar (t/m3) Gaya (t)
0.309 H3 H4 2.196 H5 1.528 H6 0.203 H7 0.174 H8 1.180 H9 3.575 H10 0.125 Total (Sumber : Hasil Perhitungan) 1 2 3 4 5 6 7 8
H3 H4 H5 H6 H7 H8 H9 H10
1 1 1 1 1 1 1 1 -9.290
Jarak (m) terhadap titik T 0.309 2.196 1.528 0.203 0.174 1.180 3.575 0.125
Momen (t.m) -7.520 -7.100 -5.890 -5.770 -5.220 -2.980 -2.710 -0.110 -42.212
Contoh Perhitungan : Gaya H2 Luas Bidang
=bxh = 1,83 x 2,91 = 5,325 m2
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
249
BAB VI. ANALISIS STABILITAS BENDUNG Gaya hidrostatis = Luas bidang x Ɣair = 5,325 x 1 = 5,325 ton Momen
= Gaya hidrostatis x Panjang lengan terhadap titik T = 5,325 x 6,96 = 37,064 ton ( arah momen searah arah jarum jam bernilai positif)
6.2.3.2.
Gaya Angkat (Uplift Pressure) Gaya angkat adalah gaya yang diakibatkan tekanan air dan rembesan. Gaya ini dihitung berdasarkan perhitungan gaya rembesan dan tekanan air yang telah dihitung sebelumnya. Berat jenis air (ɣair) = 1 t/m3. Perhitungan dan posisi notasi dapat dilihat pada Gambar 6.3 dan Tabel 6.10 dan Tabel 6.11.
Tabel 6.10
Perhitungan Gaya Angkat Horisontal Bendung Kondisi Banjir
Gaya U1 (M-N) U3 (O-P) U5 (Q-R) U7 (S-T)
Besar Gaya Horisontal (ton)
50.96 -18.54 28.48 -27.32 33.58 Total (Sumber : Hasil Perhitungan)
Terhadap Titik T Panjang Lengan Momen (m) (t.m) 1.5 76.44 1 18.54 -1.5 -42.72 1.5 40.98 93.24
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
250
BAB VI. ANALISIS STABILITAS BENDUNG
Tabel 6.11 Perhitungan Gaya Angkat Vertikal Bendung Kondisi Banjir Gaya
Besar Gaya Horisontal (ton)
U2 (N-O) 20.81 U4 (P-Q) 8.16 U6 (R-S) 30.24 59.20 Total (Sumber : Hasil Perhitungan)
Terhadap Titik T Panjang Lengan Momen (m) (t.m) 139.40 6.7 34.26 4.2 1.4 42.33 215.99
Contoh Perhitungan : Gaya U1 Luas Bidang
= (PM + PN) x LM-N x 0,50 = (4,125 + 10,436) x 7,00 x 0,5 = 50,96 m2
Gaya Uplift
= Luas bidang x Ɣair = 50,96 x 1 = 50,96 ton
Momen
= Gaya uplift x Panjang lengan terhadap titik T = 50,96 x 1,50 = 76,44 ton (arah momen searah jarum jam bernilai positif)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
251
BAB VI. ANALISIS STABILITAS BENDUNG
6.2.3.3.
Rekapitulasi Gaya dan Momen Pada Kondisi Banjir Tabel 6.12
Rekapitulasi Perhitungan Gaya-gaya yang bekerja Pada Kondisi Banjir
No 1 2
3
Gaya Berat Tekanan Tanah Aktif Tekanan Tanah Pasif
RH
RV
Momen (ton meter)
(ton)
(ton)
Guling
W
Tahanan -569.70
-134.57
Pa 14.01
7.00
Pp
-45.25 -43.10
4
Gempa
E
24.61
5
Hidrostatis
H
43.14
6
Uplift
U
Total
38.66
54.59 -9.290
157.70
59.20
215.99
-84.66
435.29
-42.212
-657.17
(Sumber : Hasil Perhitungan)
6.2.3.4.
Analisis Stabilitas Pada Kondisi Banjir A. Stabilitas Terhadap Guling 𝑆𝐹 =
∑ 𝑀𝑇 657.17 = = 1,51 > 1,5 (𝐴𝑚𝑎𝑛) ∑ 𝑀𝐺 435,29
B. Stabilitas Terhadap Geser 𝑆𝐹 = 𝑓
∑ 𝑅𝑉 84,66 = 0,75 x = 1,64 > 1,5 (𝐴𝑚𝑎𝑛) ∑ 𝑅𝐻 38,66
C. Stabilitas Terhadap Daya Dukung Tanah Eksentrisitas ∑ 𝑀𝑇 − ∑ 𝑀𝐺 𝐿 𝐿 𝑒 =( )−( )< ∑ 𝑅𝑉 2 6 𝑒=(
7,70 657,17 − 435,29 7,70 )−( )< 2 84,66 6
𝑒 = 1,229 < 1,283 (𝐴𝑚𝑎𝑛)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
252
BAB VI. ANALISIS STABILITAS BENDUNG Tekanan Tanah Dari Laporan Feasibility Study (FS) Daerah Irigasi Tonggauna Kabupaten Kolaka, diperoleh data : Sudut geser (ϴ)
= 36,380
Berat jenis tanah basah (ɣb)
= 1,95 t/m3
Tegangan ijin tanah (σ ̅)
= 27,00 t/m2
Jenis tanah
= Lempung berpasir
Tekanan tanah maksimum (σmaks) 𝑅𝑉 6𝑒 (1 + ) < 𝜎̅ 𝐿 𝐿 84,66 6 x 1,229 (1 + ) < 𝜎̅ = 7,70 7,70
𝜎𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝜎𝑚𝑎𝑘𝑠
𝜎𝑚𝑎𝑘𝑠 = 11,958 < 27,00 t/m2 (Aman) Tekanan tanah minimum (σmin) 𝑅𝑉 6𝑒 (1 − ) > 0 𝐿 𝐿 84,66 6 x 1,229 (1 − )>0 = 7,70 7,70
𝜎𝑚𝑖𝑛 = 𝜎𝑚𝑖𝑛
𝜎𝑚𝑖𝑛 = 0,464 > 0 (𝐴𝑚𝑎𝑛)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
253
LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TONGGAUNA KABUPATEN KOLAKA TIMUR, SULAWESI TENGGARA (Design of Tonggauna Weir at Kolaka Timur, Southeast Sulawesi)
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
UNDIP – KEMENPUPERA
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
7.1.
Tinjauan Umum Metode pelaksanaan merupakan tahapan pelaksanaan pekerjaan yang digunakan sebagai alat untuk memonitoring jalannya pelaksanaan pekerjaan bangunan. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar hasil yang dicapai sesuai dengan rencana, efektif dan efisien. Dalam bab ini akan membahas tentang: 1. Metode Pelaksanaan 2. Time Schedule dan Kurva S 3. Analisa Man Power 4. Network Planning (NWP)
7.2.
Metode Pelaksanaan Dalam proyek Pembangunan Bendung Tonggauna, Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara. Metode Pelaksanaan yang dilakukan dan nantinya akan digunakan sebagai acuan selama pelaksanaan pekerjaan adalah sebagai berikut :
7.2.1.
Deskripsi Lokasi Pekerjaan
Kota Kendari
± 90 Km 1.5 Jam
Kelurahan Abuki
Desa Alaha
± 45 Km 1 Jam Kelurahan Asinua
± 10 Km 4 Jam
Desa Tonggauna (Lokasi Bendung)
± 35 Km 3 Jam ± 40 Km 2 Jam
Desa Uete
Gambar 7.1. Sketsa Akses Menuju Lokasi Pekerjaan
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
254
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK Lokasi pekerjaan terletak di Desa Tonggauna Kecamatan Uesi Kabupaten Kolaka Timur Propinsi Sulawesi Tenggara. Untuk menuju lokasi dapat ditempuh melalui jalur darat dari ibu kota Kendari ±220 km. Dengan rute sebagai berikut : - Kendari - Abuki = ± 90 km (1,5 jam) kondisi jalan, beraspal dan masih bagus. - Abuki – Asinua = ± 45 km (1 jam) kondisi jalan, beraspal dan jalan perkerasan masih bagus. - Asinua – Uete = ± 40 km (2 jam) kondisi jalan, perkerasan sebagian ada yang rusak. - Uete - Alaha = ± 35 km (3 jam) kondisi jalan, perkerasan sebagian ada yang rusak. - Alaha – Tonggauna = ± 10 km (4 jam) kondisi jalan, perkerasan dan sebagian masih semak-semak. Untuk material timbunan dapat menggunakan material disekitar lokasi bendung. Sedangkan untuk material batu dapat didatangkan dari desa Tonggauna yang berjarak ± 8 km dari lokasi bendung dan pasir dapat didatangkan dari desa Puurau yang berjarak ± 10 km dari lokasi bendung.
7.2.2.
Pekerjaan Persiapan Sebelum proses Pembangunan Bendung Tonggauna dilakukan, diperlukan pekerjaan persiapan. Adapun pekerjaan persiapan meliputi :
7.2.2.1.
Mobilisasi dan Demobilisasi Pekerjaan ini meliputi pekerjaan mendatangkan peralatan yang dibutuhkan hingga lokasi pekerjaan dan mengembalikannya setelah seluruh pekerjaan selesai. Mobilisasi peralatan juga dilakukan sebelum direksi keet dan gudang terbangun. Peralatan yang dimobilisasi disini hanyalah peralatan berat yang disyaratkan pada dokumen pengadaan. Peralatan-peralatan lain yang didatangkan ke proyek yang akan dipakai
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
255
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK kontraktor pada proyek ini diajukan pada konsultan pengawas termasuk surat uji peralatan dan perizinan serta kelayakan peralatan tersebut sesuai dengan fungsinya. Semua alat ukur yang berkaitan dengan testing pada sistim harus disertai surat uji kelayakan dari informasi berwenang. Untuk alat berat operator yang didatangkan haruslah yang memiliki sertifikat atau SIO (Surat Ijin Operasi). SIO dan uji kelayakan berguna untuk memastikan bahwa peralatan yang digunakan layak, telah tersertifikasi dan terkalibrasi. SIO guna memastikan bahwa orang tersebut memang memiliki keahlian di bidang operator alat tersebut. Dalam pelaksanaan proyek ini, mobilisasi dan demobilisasi peralatan yang dilakukan terdiri dari : a. Excavator b. Wheel Loader c. Bulldozer d. Vibrator roller e. Dump truck f. Water tank truck g. Molen h. Pompa air i. Stemper
7.2.2.2.
Pembersihan Lahan Pembersihan lahan dilakukan sebelum kegiatan konstruksi dimulai. Hal ini bertujuan untuk membersihkan area yang akan dibangun dari tanaman dan pohon – pohon di sekitar lokasi proyek sehingga mempermudah pekerjaan – pekerjaan lainnya. Tahapan dalam proses pembersihan yaitu : a. Melakukan pematokan sesuai dengan persetujuan direksi dan konsultan pengawas.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
256
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK b. Excavator membersihkan pohon-pohon yang ada di sekitar lokasi. Sedangkan bulldozer memindahkan maupun membersihkan semaksemak yang ada di sekitar lokasi. c. Material hasil pembersihan yang dianggap tidak dibutuhkan dipindahkan dengan menggunakan Wheel Loader kemudian dimuat keatas dump truck. d. Dump truck mengangkut material ke lokasi / areal pembuangan (disposal area).
Gambar 7.2 Pekerjaan Pembersihan Lahan
7.2.2.3.
Kupasan Kupasan pada pekerjaan tanah bertujuan untuk menghilangkan humus. Pekerjaan dilakukan dengan cara mengupas top soil setebal 20 cm menggunakan bulldozer, lalu hasil kupasan dimuat ke dump truck menggunkan wheel loader dan dibuang ke disposal area.
Gambar 7.3 Pekerjaan Kupasan Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
257
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
Disposal area adalah tempat pembuangan akhir material yang tidak lagi diperlukan. Material yang telah diangkut oleh dump truck kemudian disebar menggunakan bulldozer.
7.2.2.4.
Pembuatan Jalan Sementara Pembuatan jalan sementara adalah pembuatan akses jalan bagi kendaraan berat dari jalan utama terdekat ke lokasi proyek. Pembuatan jalan sementara ini bertujuan untuk mempermudah distribusi material. Jalan sementara dapat dibuat dari pasir batu / sirtu yang dipadatkan sepanjang akses dengan tebal 30 cm. Pemadatannya pun tidak perlu dilakukan secara khusus (dengan roller) melainkan cukup dihampar dan secara bertahap dengan dilalui angkutan material, pasir batu dan sirtu tersebut akan padat sendiri. Pekerjaan pembuatan jalan logistik ini dapat dilakukan di awal proyek bersamaan dengan pembersihan lahan.
Gambar 7.4 Pekerjaan Pembuatan Jalan Sementara
7.2.2.5.
Pengukuran Pekerjaan pengukuran dapat dilakukan dari awal proyek dengan tujuan menentukan sumbu lokasi bendung dan elevasi – elevasi ketinggian bangunan yang direncanakan. Pekerjaan pengukuran awal (pengukuran as bendung dan batas pemasangan
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
bouwplank)
258
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK dilaksanakan di awal proyek. Pekerjaan pengukuran lainnya (elevasi mercu, elevasi saluran, elevasi kantong lumpur, dsb.) dilakukan sepanjang proyek berlangsung.
Gambar 7.5 Pekerjaan Pengukuran
7.2.2.6.
Pemasangan Bouwplank Bouwplank adalah batas kawasan bangunan yang juga menentukan elevasi ± 0.00 bangunan tersebut. Biasanya bouwplank terletak ± 2 m dari sisi terluar bangunan. Pekerjaan pemasangan bouwplank ini dilakukan setelah proses pengukuran awal dilakukan.
Gambar 7.6 Pekerjaan Bouwplank Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
259
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
7.2.2.7.
Penyediaan Direksi Keet Direksi keet merupakan bangunan sementara yang digunakan sebagai tempat sementara bagi para staf kontraktor, pengawas atau owner. Ruangan yang ada dalam suatu direksi keet berupa ruang kerja, ruang rapat, ruang pimpinan, musholla, dan toilet. Karena bangunan ini bersifat sementara, maka konstruksi dari bangunan ini harus mudah dibangun dan mudah dibongkar tetapi tetap dapat berdiri kokoh untuk mengakomodasi kebutuhan staf. Direksi keet ini dibangun di awal proyek bersamaan dengan pembersihan.
7.2.2.8.
Pembuatan Gudang Material dan Barak Pekerja Gudang material digunakan sebagai tempat penyimpanan material. Tempat penyimpanan material harus terlindung dari hujan dan banjir. Hal ini dimaksudkan agar material yang akan digunakan berada pada kondisi yang baik. Gudang material juga bersifat sementara, oleh sebab itu gudang material harus mudah dibuat dan dibongkar. Pada umumnya gudang material terbuat dari seng sebagai atapnya dan kayu kaso sebagai kolomnya yang terbuka di keempat sisinya. Barak pekerja adalah tempat yang diperuntukkan bagi para pekerja untuk beristirahat di siang hari dan malam hari. Barak pekerja ini bersifat sementara, walaupun bersifat sementara barak pekerja harus dilengkapi dengan WC yang layak, memiliki ventilasi dan pencahayaan yang baik supaya tidak pengap, terlindung dari hujan, dan banjir. Material yang digunakan untuk membuat barak pekerja antara lain kayu multipleks sebagai lantai, kayu 60 x 120 cm sebagai kolom, kayu 60 x 120 cm sebagai balok, dan atap asbes. Gudang material dan barak pekerja ini dibuat di awal proyek bersamaan dengan pembuatan direksi keet.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
260
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
7.2.2.9.
Pekerjaan Dewatering Pekerjaaan pengeringan atau dewatering adalah pengkondisian tanah agar tidak terganggu oleh air sehingga pekerjaan konstruksi dapat dilakukan. Pekerjaan dewatering ini menggunakan pompa air dan dilaksanakan setelah kistdam selesai dibangun dan terus berlanjut sampai pembangunan bendung selesai. Kistdam adalah bangunan sementara yang berfungsi untuk mengelakkan aliran sungai selama pelaksanaan konstruksi bendung berlangsung. Kistdam ini dibangun menggunakan karung yang diisi tanah, sehingga air sungai tidak merembes ke dalam daerah pembangunan bendung.
Gambar 7.7 Pekerjaan Dewatering
7.2.2.10.
Administrasi dan Dokumentasi Pekerjaan administrasi dan dokumentasi adalah pekerjaan monitoring tertulis sebagai berkas laporan pengawasan dari pihak kontraktor kepada owner. Waktu pelaksanaan ini adalah selama proyek berlangsung.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
261
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
7.2.3.
7.2.3.1.
Pekerjaan Tanah
Galian Tanah dengan Alat Berat Setelah pekerjaan selesai, dapat dimulai pekerjaan tanah yang berupa pekerjaan galian. Metode pelaksanaannya yaitu : a. Melakukan pengukuran dan pemasangan
bouwplank untuk
menentukan batas-batas daerah galian, lebar galian, kedalaman dan kemiringan galian. b. Excavator melakukan penggalian tanah dimana untuk pasangan tegak lebar galian diberi kelonggaran sebesar 0,50 m dari tepi pondasi agar memudahkan dalam pekerjaan pasangan batu nantinya. Sedangkan untuk membuat kemiringan, galian harus dibuat sesuai gambar rencana. c. Material hasil galian ditumpuk disekitar lokasi pekerjaan menggunakan excavator. Material hasil galian yang memenuhi syarat digunakan bahan timbunan sedangkan yang tidak memenuhi syarat akan diangkut dengan menggunakan dump truck dan dibuang ke disposal area.
7.2.3.2.
Galian Tanah dengan Manual Galian
tanah
dengan
cara
manual
dilakukan
dengan
menggunakan tenaga manusia terutama pada bagian bangunan yang tidak dapat digali dengan alat berat. Metode pelaksanaannya yaitu : a. Penggalian dilakukan dengan mengacu pada bouwplank yang telah dipasang sesuai dengan dimensi bangunan yang akan dikerjakan. b. Pekerjaan galian dilakukan dengan menggunakan alat bantu sekop dan cangkul. c. Material hasil galian akan ditumpuk di sebelah galian yang diperkirakan tidak akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
262
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK d. Material hasil dari galian ini nantinya akan digunakan sebagai timbunan hasil galian. Sebagai catatan material hasil galian yang akan digunakan sebagai bahan timbunan harus bersih dan memenuhi spesifikasi teknis yang ada dalam kontrak serta mendapat persetujuan dari direksi dan konsultan pengawas.
7.2.3.3.
Timbunan Tanah Yaitu meliputi timbunan tanah dengan kualitas material pilihan (selected) yang baik untuk timbunan, bersih dari kotoran dan akar-akar kayu dan harus mendapat persetujuan direksi dan konsultan pangawas serta berdasarkan spesifikasi teknis. Dalam pelaksanaannya pekerjaan timbunan ini perlu diperhatikan dari segi kesehatan dan keselamatan kerja., dan dampak lingkungan (environmental aspect), terutama pada saat transportasi material timbunan. Tanah timbunan yang diangkut dengan dump truck. Bak dump truck harus ditutupi dengan terpal plastik agar tidak berceceran diperjalanan. Adapun jalan yang dilewati oleh dump truck harus selalu dirawat dan dijaga dari dampak debu yang ditimbulkan dari hasil transport tersebut, dengan menyediakan tenaga pembersih dan penyiraman jika terjadi debu. Peralatan yang digunakan yaitu : - Excavator - Dump truck - Vibrator Roller - Bulldozer - Water Tank Truck Metode pelaksanaannya yaitu : - Melakukan pengukuran dan penempatan garis batas pada lokasi timbunan, sesuai dengan jarak dan elevasi rencana yang telah ditentukan.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
263
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK - Dump truck mengangkut material dan menumpahkan pada lokasi yang telah ditentukan. - Penghamparan tanah dengan menggunakan bulldozer dimana pelaksanaannya dilaksanakan layer per layer dengan ketebalan 20 cm. - Melakukan pemadatan menggunakan vibrator roller dimana tebal kepadatan tiap layer 15 cm dan kemiringan seperti gambar rencana. - Melakukan uji laboratorium dengan cara mengambil sampel tanah yang telah dihampar untuk meneliti kadar airnya. - Pada pemadatan layer pertama dilakukan pemadatan percobaan (Trial Compaction) dengan alat pemadat dengan jumlah lintasan 6 kali, 8 kali dan 10 kali. Jumlah lintasan yang memenuhi kepadatan lapangan (Field Density Test) dan kepadatan kering maksimum (Maksimum Dry Density) dijadikan petunjuk / acuan pada pelaksanaan selanjutnya. - Lapisan tanah timbunan dipadatkan sampai 90% kepadatan maksimum sesuai metode Standard Proctor. - Apabila tanah timbunan tidak mengandung air yang mencukupi, perlu disiram air dengan menggunakan water tank truck sampai mencapai kadar air optimum. Sedangkan jika tanah terlalu basah maka perlu dikeringkan dulu sebelum dipadatkan.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
264
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
Gambar 7.8 Pekerjaan Timbunan Tanah
7.2.3.4.
Timbunan Kembali pada Bangunan Pekerjaan ini merupakan pekerjaan menimbun kembali pada bagian pekerjaan galian konstruksi yang bangunannya telah jadi. Metode pelaksanaannya yaitu: a. Memastikan bangunan telah selesai dilaksanakan. b. Mengisi kembali ruang yang kosong pada bekas galian dengan menggunakan tanah hasil galian. c. Melakukan pemadatan dengan menggunakan stemper dan tenaga manusia.
7.2.3.5.
Jalan Inspeksi Sub-Base Klas C Setelah pekerjaan timbunan dilakukan (sesuai dengan elevasi rencana), maka dilakukan pekerjaan jalan inspeksi, bahan yang digunakan adalah sirtu yang diambil dari sungai. Metode pelaksanaannya yaitu : - Material diambil menggunakan excavator kemudian dimuat dengan menggunakan dump truck.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
265
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK - Dump truck menumpahkan (dumping) sirtu dilokasi rencana jalan inspeksi kemudian bulldozer menghampar dan meratakan material sirtu hingga ketebalan ± 25 cm dan lebar hamparan 3 m. - Melakukan pemadatan dengan menggunakan vibrator roller dan water tank truck hingga dicapai kadar air optimum.
Gambar 7.9 Pekerjaan Jalan Inspeksi
7.2.3.6.
Gebalan rumput Gebalan rumput adalah pekerjaan penanaman rumput di tanggul saluran dan tanggul penahan banjir. Pekerjaan gebalan rumput ini dapat dilakukan setelah tanggul selesai dibuat.
7.2.4.
7.2.4.1.
Pekerjaan Bendung dan Bangunan Pelengkap
Pasangan Batu Kali Pekerjaan pasangan batu adalah pekerjaan pada bendung, kantong lumpur, saluran primer, saluran pembilas dan retaining wall. Pekerjaan pasangan dapat dilaksanakan setelah pekerjaan galian tanah pada lokasi pekerjaan telah selesai dilaksanakan. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan cara manual yaitu :
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
266
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK a. Membuat mortar yang terdiri dari campuran 1Pc: 4Ps serta air secukupnya yang diaduk dalam molen. b. Memberi mortar pada dasar galian sebelum batu pertama dipasang agar batu tidak langsung duduk di atas tanah / galian. c. Susunan batu dipasang dengan rapi dan saling mengikat / mengancing dimana setiap batu diberi spasi dan diisi campuran yang padat dengan ketebalan antara 2 - 5 cm. (tidak ada batu yang bersinggungan). d. Pada sisi belakang pasangan ( sisi yang tidak diplester) akan dibuat kasar agar pada saat penimbunan kembali pasangan tidak mudah bergeser. Sedangkan peralatan yang akan digunakan yaitu : a. Molen b. Arco / gerobak dorong c. Skop d. Pacul e. Sendok semen f. Tali tukang g. Kayu kaso 5/7 cm atau kayu dolken, papan tebal 2 cm untuk pemasangan bouwplank.
7.2.4.2.
Plesteran Pekerjaan plesteran dilaksanakan sesudah pekerjaan pasangan batu pada selesai. Plesteran dipasang untuk mengurangi rembesan air. Plesteran terdiri dari campuran 1Pc : 3 Ps serta air secukupnya yang diaduk dalam molen. Plesteran pada pasangan batu akan dilaksanakan dengan dua langkah, yakni : a. Langkah pertama, pasangan batu diberi / dilapisi campuran dengan permukaan kasar (dibrankal) untuk mengisi semua celah yang masih
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
267
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK ada serta menutup semua permukaan pasangan batu dengan ketebalan berkisar 1 (satu) cm. b. Pada langkah kedua, pasangan batu yang telah dibrankal, kemudian dilapisi lagi dengan campuran dengan ketebalan 1 – 1,5 cm untuk selanjutnya diratakan dan dihaluskan dengan papan gosok. Sebelum plesteran dimulai, maka permukaan pasangan batu harus dibersihkan dari semua kotoran dan sisa campuran serta disiram dengan air untuk pasangan baru, sedangkan pada pasangan lama akan disiram dengan air semen. Setelah pekerjaan plesteran cukup kering, kemudian harus dipelihara dengan siraman air secara rutin. Adapun peralatan yang akan digunakan yaitu : a. Molen b. Arco / gerobak dorong c. Skop d. Pacul e. Sendok semen dan papan gosok f. Tali tukang g. Kayu kaso 5/7 cm atau kayu dolken, papan tebal 2 cm untuk pemasangan bouwplank.
7.2.4.3.
Pekerjaan Siar Pekerjaan siar dilakukan setelah pekerjaan pasangan batu pada bangunan selesai dilaksanakan. Pekerjaan siar dipasang di sisi miring saluran kantong lumpur dan sayap bendung yang bertujuan untuk menghindari terjadinya rembesan air ke luar saluran melalui pertemuan antara pasangan batu yang satu dengan pasangan batu lainnya. Adapun cara pelaksanaan pekerjaan siar yaitu : a.
Material semen PC, pasir pasangan, dan air harus on site di lokasi yang akan dikerjakan
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
268
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK b.
Untuk siaran plesteran batu, perbandingan campuran antara semen dan pasir yaitu 1 : 2
c.
Pasir dimasukkan ke dalam concrete mixer terlebih dahulu kemudian semen dengan perbandingan tersebut di atas dan diaduk sampai pasir dan semen bercampur. Setelah dirasa sudah tercampur baru kemudian diberi air bersih secukupnya sesuai kebutuhan spesi dengan posisi concrete mixer masih mengaduk. Setelah spesi sudah matang/campuran semen, pasir dan air merata, adukan spesi dituang ke kotak tempat spesi.
d.
Spesi kemudian dibawa ke tempat siaran dimana tukang batu dan pekerja sudah siap di tempat.
e.
Sebelum spesi dipasang terlebih dahulu semua bidang sambungan diantara batu muka harus dikorek. Apabila bidang yang dikorek terlalu kering maka terlebih dahulu permukaan dibasahi dengan menggunakan air bersih untuk mendapatkan ikatan yang kuat antara spesi lama dengan spesi baru.
f.
Siaran dibentuk sesuai lekukan sambungan dan dirapikan sehingga terlihat indah.
g.
Semua spesi yang jatuh atau tidak menempel dibersihkan dan dibuang.
7.2.4.4.
Pekerjaan Penulangan (Pembesian) Pekerjaan penulangan atau pembesian adalah bagian dari pekerjaan beton bertulang, fungsi dari penulangan atau pembesiaan adalah untuk menahan gaya atau tegangan tarik yang bekerja pada konstruksi. Pemasangan pembesian pada bendung berada pada mercu bendung dan kolam olak. Diameter besi tulangan yang akan dipakai adalah ∅ 12. Adapun tahapan pekerjaan penulangan yaitu : a.
Pelaksanaan pekerjaan penulangan memerlukan tempat yang cukup luas untuk menaruh, memotong besi
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
beton dan
269
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK membengkoknya sehingga sesuai dengan gambar yang telah disetujui. b.
Besi beton yang dipakai untuk proyek ini mutu dan diameter (spesifikasi) disesuaikan dengan gambar kerja dan RKS.
c.
Potong dan bentuk besi beton dengan ukuran sesuai gambar kerja.
d.
Rangkai besi beton dengan menggunakan kawat beton.
e.
Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan penempatannya, supaya tidak membingungkan/membuang waktu untuk saat akan dipasang.
f.
Untuk penulangan kolam olak dan mercu, pembesian tulangan dikerjakan lebih dahulu baru setelah itu dilanjutkan dengan pemasangan bekisting.
7.2.4.5.
Pekerjaan Bekisting Pekerjaan bekisting adalah pekerjaan yang wajib dilakukan sebelum pekerjaan beton bertulang dilaksanakan. Pada proyek ini pekerjaan bekisting dikerjakan sebelum pengecoran tubuh bendung. a.
Acuan beton/bekisting adalah konstruksi non permanen sebagai cetakan pembentukan beton muda agar setelah mengeras mempunyai bentuk, dimensi dan kedudukan yang benar sesuai gambar kerja
b.
Bahan untuk bekisting terbuat dari papan, balok dan plywood, bekisting harus dikonstruksikan kuat agar pada saat pengecoran, bekisting harus mampu menahan beban campuran beton.
c.
Sebelum proses pengecoran dilaksanakan maka bagian dalam bekisting diolesi dengan oli dan bahan lain yang memudahkan dalam pembongkaran dengan syarat – syarat bahan tersebut tidak mempengaruhi mutu atau warna beton cor. Pelaksanaan ini dilakukan sebelum penyetelan besi penulangan
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
270
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
7.2.4.6.
Pekerjaan Selimut Beton Bertulang 1 Pc : 1,5 Ps : 2,5 Kr (K-225) Penggunaan
mutu
beton
K-225
dilaksanakan
untuk
menyelimuti mercu dan kolam olak dengan beton, hal ini dilakukan untuk membuat konstruksi tahap terhadap gerusan air saat melintas di mercu dan melimpas di kolam olak. Adapun cara pelaksanaannya yaitu: a.
Setelah pembesian dan bekististing sudah siap, kokoh dan aman saat pengecoran maka tahap selanjutnya adalah melakukan Pencampuran material beton dengan menggunakan molen dengan perbandingan takaran sesuai dengan hasil percobaan lab hingga dicapai mutu beton K-225 dengan ketebalan menyesuaikan dengan gambar kerja.
b.
Pengecoran dibantu dengan menggunakan gerobak dorong dari tempat pencampuran ke lokasi pengecoran.
c.
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan concrete vibrator agar tidak ada rongga pada beton nantinya.
d.
Sebagai catatan setelah selesai pengecoran, maka akan dilakukan perawatan beton dengan melakukan penyiraman sampai beton mencapai umur yang baik.
7.2.5.
7.2.5.1.
Pekerjaan Lain – lain
Pekerjaan Pintu Jenis pintu yang digunakan dalam proyek ini adalah pintu sorong dimana dimensi pintu harus sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis. Pintu yang terpasang harus baru serta dibuat / diproduksi oleh pabrik dan disetujui oleh direksi dan konsultan pengawas. Pada proyek ini pintu dipasang pada bangunan pembilas, bangunan pengambilan, dan bangunan penguras. Metode pelaksanaannya yaitu : a. Memastikan bahwa pekerjaan pasangan pada bangunan telah selesai.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
271
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK b. Menyesuaikan ukuran pintu dengan tempat dudukan pada bangunan. Apabila tempat dudukan belum sesuai harus dikikis atau dibetel dengan tenaga manual hingga pintu dapat berdiri dengan kokoh. c. Penyetelan pintu dilakukan dengan menggunakan mistar waterpass. Hal ini dilakukan untuk menyeimbangkan pintu pada posisi vertikal maupun horizontal. d. Setelah dianggap nivo pada mistar waterpass, pekerja segera mengecor bagian pinggir pintu agar bisa menyatu dengan pasangan batu pada bangunan. e. Untuk mempercantik bangunan dilakukan pengecetan pada pintu sorong.
7.2.5.2.
Finishing Pekerjaan finishing ini adalah pekerjaan akhir setelah bendung selesai dibuat yang termasuk di dalamnya pekerjaan pembersihan lahan, pembongkaran gudang material, barak pekerja, dan direksi keet.
7.3.
Time Schedule dan Kurva S Time Schedule merupakan penjadwalan proyek yaitu berupa prosentase pembobotan tiap pekerjaan terhadap jumlah total pekerjaan dalam satuan rupiah, lalu diplotkan bobot tiap pekerjaan tergantung lama pekerjaan dilaksanakan di lapangan. Data yang dibutuhkan adalah : 1.
Rancangan Anggaran Biaya (RAB)
2.
Durasi Pelaksanaan tiap-tiap pekerjaan
3.
Tahap Pelaksanaan
Cara membuat Time Schedule adalah : 1.
Menghitung bobot untuk setiap pekerjaan. Bobot pekerjaan merupakan perbandingan biaya tiap pekerjaan dengan biaya total pekerjaan di kali 100%.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
272
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK 2.
Mengeplot rencana kegiatan dalam bentuk barchat (kapan dimulai dan berakhirnya setiap pekerjaan)
3.
Mengeplotkan bobot perminggu untuk setiap pekerjaan yang nilainya dihitung dari bobot setiap pekerjaan dibagi durasi setiap pekerjaan. Kurva S merupakan gambaran kemajuan proyek yang diplot pada
sumbu X dan Sumbu Y, di mana sumbu X menyatakan satuan waktu sepanjang durasi proyek dan sumbu Y merupakan persentase rencana kemajuan proyek yang didapat dari bobot pekerjaan mingguan proyek. Kurva S digunakan untuk mengendalikan kemajuan proyek selama pelaksanaan. Data yang dibutuhkan untuk membuat kurva S adalah time schedule. Cara membuat kurva S adalah : 1.
Menjumlahkan bobot pekerjaan perminggu.
2.
Menhitung kumulatif dari jumlah bobot perminggu
3.
Memplotkan nilai kumulatif bobot perminggu tersebut di atas.
7.3.1. 7.3.1.1.
Perhitungan Volume Pekerjaan Pekerjaan Persiapan a. Mobilisasi dan Demobilisasi = 1,00 ls b. Pembersihan = 10.796,05 m² Gambar Denah Bendung 89.50
+400.74 m
+394.70 m
+392.79 m
Lantai Muka +395.00 m
Mercu Bendung +397.91 m
Q Banjir Rencana = 231.16 m3/det
59.98
Kolam Olak +391.91 m
+398.41 m
A
Pintu Pembilas Bendung Pintu Sorong = 2 buah Lebar = 2.10 m
Pintu Pengambilan Pintu Sorong = 2 buah Lebar = 1.50 m
B
+400.74 m
+398.41 m
+3 96 .7
9
m
+400.74 m
+396.12 m
+398.36 m
+398.36 m
PERHITUNGAN
No. I
59,9
x 89,5 Total Volume
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
=
5361,05
=
5361,05
273
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
Gambar Denah Kantong Lumpur Dan Saluran Penguras
+400.74 m
1 .7 94 +3
+398.41 m
m
m
J
9 .7
96
+3
+398.36 m
+398.36 m
+398.36 m
+396.74 m
+395.38 m
. 94 +3
+398.36 m
91
21.74
m
J
+396.12 m
H+398.36 m Q b if B
Saluran Penguras = 1,5 = 4,91 m³/det v m = 1,5 = 2,60 m h = 0,93 m = 0,0040 L = 50,00 m = 5,39 m
Pintu Saluran Penguras Pintu Sorong = 3 buah Lebar = 1.75 m
= 1.237,00 m³ = 7,00 m = 0,000072 = 10,51 m
Q m is L
= 4,089 m³/det = 1,5 = 0,0036 = 205,00 m
+398.12 m
I
+396.54 m
Saluran Kantong Lumpur Volume b in B
+398.12 m
I
H
A v h B
Saluran Primer = 2.200,00 Ha Q = 3,41 m³/det = 1,00 m m = 1,5 = 0,99 m b = 2,00 = 4,94 m L = 300,00 m
85.45 250.00
PERHITUNGAN
No. I 21,7 x
250,0 Total Volume
=
5435,00
=
5435,00
=
3.750
=
3.750
c. Kupasan = 3.750 m² Gambar Potongan Tanggul Pada Bendung
12.53
PERHITUNGAN
No. I
12,50
x
300
= Total Volume
d. Pengukuran = 256,67 m e. Pemasangan Bouwplank = 256,67 m Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
274
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK f. Penyediaan Direksi Keet = 200,00 m² Gambar Denah Direksi Keet 20.00
10.10
PERHITUNGAN
No. I 10,0 x 20
Total Volume
=
200,00
=
200,00
g. Pembuatan Gudang Material dan Barak Pekerja = 116,00 m² Gambar Denah Gudang Dan Barak
3.00
8.00
BARAK 12.00
GUDANG
10.00
PERHITUNGAN
No. I II
8,0 3,0
x 10 x 12 Total Volume
= =
80,00 36,00
=
116,00
h. Pekerjaan Dewatering = 1,00 ls i. Pekerjaan Kistdam = 495,00 m³ Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
275
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK Gambar Potongan Kistdam
3.00
1 :1
3.00
9.00 PERHITUNGAN
No. I
6,0
x 3,0
x
27,5 Total Volume
=
495,00
=
495,00
= = =
1397,55 137,50 268,13
=
1803,18
j. Administrasi dan Dokumentasi = 1,00 ls
7.3.1.2.
Pekerjaan Tanah a. Galian Tanah dengan Alat Berat = 13.900,02 m³ Gambar Mercu Bendung
6.60
I
2.00
II
2.00 1.00
III
3.00
2.80 0.90 1.00
PERHITUNGAN
No. 6,60 7,70 I x x II 2,5 x 2,00 x 27,5 III 3,25 x 3,00 x 27,50
28
Total Volume
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
276
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
Gambar Kolam Olak 20.27
7.33
13.30
PERHITUNGAN
No. I 16,8 x 7,3 x
27,50
= 3383,44
Total Volume
= 3383,44
Gambar Lantai Muka 4.60
15.00
1.60 IV
I II
III
2.00
No. I II III IV
PERHITUNGAN 15,0 0,75 0,5 3,3
x 1,60 x x 1,00 x x 1,00 x x 2,6 x
27,50 27,50 27,50 x 2,00 27,50 Total Volume
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
= = = = =
660,00 20,63 27,50 235,95 944,08
277
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
Gambar Sayap Tegak Bendung (Up Stream) 6.55
28.80
5.11
5.11
4.00
PERHITUNGAN
No. I 5,28 x 5,11 x
28,80 Total Volume
=
776,31
=
776,31
Gambar Sayap Miring Bendung (Up Stream) 6.26
4.31 5.74
I II
5.11 1.50
III
12.00
PERHITUNGAN
No. II
5,1
x 4,31 x
0,50
x
12
Total Volume
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
x 2,00
=
264,29
=
264,29
278
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
Gambar Tembok Tegak Bendung (Down Stream) 11.51
7.35 I
II
6.70
III
4.00
PERHITUNGAN
No. I 5,68 x 6,70 x 11,5 x
=
875,28
=
875,28
=
350,60
=
350,60
2
Total Volume
Gambar Sayap Miring Bendung (Down Stream) 5.02
I II
5.82
III
12.00
PERHITUNGAN
No.
I 5,02 x 5,82 x
0,5 x
12
x
Total Volume
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
2
279
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK Gambar Bangunan Intake
3.51 +396.79 m
I
2.02
2.50
1.42
II
3.50
23.50
PERHITUNGAN
No.
I 3,01 x 2,02 x 23,5 x 2,00 II 3,50 x 1,42 x 23,5 Total Volume
= =
285,29 116,80
=
402,09
Gambar Bangunan Kantong Lumpur
+395.38 m
205,00
12.05
1.79
7.60
PERHITUNGAN
No. I 9,83 x 1,79 x 205
Total Volume
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
=
3605,28
=
3605,28
280
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
Gambar Bangunan Penguras
3.17
3.13
2.83
II
I
I
1.60
6.80
PERHITUNGAN
No. I 2,4 x II 7,00 x
7.00
3,1 2,8
x x
6,8 6,8
x
2
=
Total Volume
= =
101,52 134,71
=
236,23
Gambar Bangunan Penguras
13.11
3.00 II I
III
3.68 PERHITUNGAN
No. I 8,40 x 3,00 x
50 Total Volume
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
=
1259,25
=
1259,25
281
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK b. Galian Tanah dengan Manual = 585,72 m³ Gambar Bangunan Kantong Lumpur
+395.38 m
205,00
12.05
0.44 0.30
0.60
0.30 7.60
PERHITUNGAN
No.
= =
91,02 430,50
=
521,52
x 2,00
= =
25,20 39,00
Total Volume
=
64,20
I 0,37 x 0,60 x 205 x II 7,00 x 0,30 x 205
2
Total Volume
Gambar Bangunan Penguras
7.79
II
0.54 I
III
0.60
0.30 3.20 No. I 0,42 x 0,60 x 50 II 2,60 x 0,30 x 50
PERHITUNGAN
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
282
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK c. Timbunan Tanah = 7.129,80 m³
Gambar Sayap Timbunan Tanah Pada Tanggul
7.87
2.33
12.53
PERHITUNGAN
No. I 10,2 x 2,33 x
300,00 Total Volume
=
7129,80
=
7129,80
d. Timbunan Kembali pada Bangunan = 2.901,57 m³ Gambar Timbunan Sayap Tegak Bendung (Up Stream) 6.05
28.80
5.74
2.75 1.50 1.00 1.75
PERHITUNGAN
No. I 1,38 x 1,50 x II 4,40 x 5,74 x
28,80 28,80 Total Volume
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
= =
59,40 727,37
=
786,77
283
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
Gambar Timbunan Sayap Miring Bendung (Up Stream) 6.26
4.13 2.13 3.93
I II
III
12.00
PERHITUNGAN
No. II
4
x 2,13 x
9,13
x
2
Total Volume
=
156,74
=
156,74
Gambar Timbunan Tembok Tegak Bendung (Down Stream) 8.00 7.75
11.51
I
6.75
6.00
II
2.25 III
1.50
1.50
No.
PERHITUNGAN
I 7,88 x 0,30 x 11,5 x II 4,50 x 6,00 x 11,5 x III 1,88 x 1,50 x 11,5 x
2 2 2
Total Volume
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
= = =
54,38 621,54 64,74
=
740,67
284
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
Gambar Timbunan Sayap Miring Bendung (Down Stream) 6.38 3.30 1.30 3.10 I II
III
12.00
PERHITUNGAN
No. I 3,20 x 1,30 x
9,2 x 2,00
Total Volume
=
76,46
=
76,46
= = =
101,17 456,45 51,82
=
609,44
Gambar Bangunan Intake 4.43 I
0.50 3.45
4.18 II
1.45
+396.79 m
0.90
III
1.00 23.50
No.
PERHITUNGAN
I 4,31 x 0,50 x 23,5 x II 2,82 x 3,45 x 23,5 x III 1,23 x 0,90 x 23,5 x
2 2 2
Total Volume
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
285
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
Gambar Bangunan Kantong Lumpur
+395.38 m
205,00
2.45 0.45
2.43
PERHITUNGAN
No.
I 2,44 x 0,45 x 205 x 2,00 Total Volume
=
450,18
=
450,18
= =
81,30 81,30
Gambar Bangunan Penguras 2.82
3.13
I
I
1.00
6.80
No.
PERHITUNGAN
I 1,91 x 3,13 x 6,8 x 2 Total Volume
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
286
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK e. Jalan Inspeksi Sub-Base Klas C = 708,30 m³ Gambar Sayap Timbunan Tanah Pada Tanggul
7.87 0.30
PERHITUNGAN
No. I 7,87 x 0,30 x
300,00 Total Volume
=
708,30
=
708,30
f. Gebalan Rumput = 1.980,00 m²
Gambar Sayap Timbunan Tanah Pada Tanggul
3.30
PERHITUNGAN
No. I 3,30 x 300 x
7.3.1.3.
2,00
= 1980,00
Total Volume
= 1980,00
Pekerjaan Bendung dan Bangunan Pelengkap a. Pasangan Batu Kali = 5.057,64 m³
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
287
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
Gambar Mercu Bendung
I 0.66
II
III
2.02
IV 0.31 V 0.30
1.54
PERHITUNGAN
No. I II III IV V
2.65
0,67 1 x 2 1,54 x 1 x 2 0,30 x
x
24,40
=
0,64 x 1,54 x 2,02 x
24,40
24,40
2,68 x 2,65 x 0,31 x
24,40
24,40 Total Volume
=
16,30
=
12,02
=
75,90
=
86,64
= =
2,27 193,14
=
387,39
=
124,58
= =
218,90 158,70
Gambar Pondasi Bendung 4.68
3.01
I II
1.99
IV III V
VI
VII
1.99
1.00
2.00
II III IV V VI VII
1.00
0.90
2.80
PERHITUNGAN
No. I
1.00
4,68 1 2 3,98 1,99 1 2 1 2 2,80
x
3
x
27,50
x 3,01
x 3,01
x
27,50
x 2,00 x 2,90
x x
x 1,99
x 1,00
x
27,50
=
27,36
x 2,99
x 0,90
x
27,50
=
37,00
x 4,98
x
= =
383,46 1337,39
27,50 27,50
27,50 Total Volume
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
288
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK Gambar Kolam Olak III
I
2.54
2.18
II
9.54
0.88
1.76
PERHITUNGAN No. 27,50 I 2,08 x 9,54 x 27,50 II 1,76 x 2,18 x 1 III x 1,76 x 0,88 x 27,50 2 Total Volume
= =
544,38 105,51
=
21,30
=
671,18
= = = =
206,25 20,63 27,50 254,38
Gambar Lantai Muka
15.00 I
1.50
II
III
1.00 0.50
0.50 1.00 No. I 15,0 x 0,50 x II 0,75 x 1,00 x III 0,5 x 1,00 x
PERHITUNGAN 27,50 27,50 27,50 x 2,00 Total Volume
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
289
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
Gambar Pilar Bendung I
4.25 II
2.83
2.75 2.91
4.55 III
7.61
No. I 0,10 x 11,5 x II 4,40 x 2,83 x III 7,5 x 2,91 x
PERHITUNGAN 0,50 x 2,0 0,50 x 2,0 0,50 x 2,00 Total Volume
= = = =
1,13 12,45 21,69 35,27
Gambar Sayap Miring Bendung (Up Stream) 6.26
0.50
8.12 5.74
1.00
I II
1.00
1.50
III
12.00
No. I 9,13 x 8,12 x II 0,5 x 1,00 x III 0,61 x 1,50 x
PERHITUNGAN 0,50 x 2 1,00 x 4 12,00 x 2 Total Volume
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
0.50 0.71
= = = =
74,14 2,00 21,78 97,92
290
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
Gambar Sayap Miring Tegak Bendung (Up Stream) 0.50
8.12 5.74
No. I 0,50 x 5,74 x
8,12
PERHITUNGAN x 2 x 0,5
Total Volume
=
23,30
=
23,30
Gambar Tembok Tegak Bendung (Up Stream) 28.80
0.50
5.74
2.00
1.50
3.00
No. I 1,25 x 5,74 x 28,8 II
3
PERHITUNGAN
x 1,50 x 28,8 Total Volume
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
=
206,64
= =
129,60 336,24
291
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
Gambar Tembok Tegak Bendung (Down Stream) 5.37
0.50
8.83
8.83
6.71 I
2.00
1.50
1.50
II
3.00 2.12
PERHITUNGAN No. I 1,25 x 8,83 x 5,37 x 2 II 3,00 x 1,50 x 7,49 x 2 III 1,25 x 2,12 x 7,77 x 2 Total Volume
= = = =
118,54 67,41 41,18 227,13
= = = =
5,76 310,77 103,59 420,12
Gambar Tembok Tegak Bendung (Down Stream) 11.51 I
0.50
6.50
0.50 1.00
6.50 II
1.50
III
3.00
PERHITUNGAN No. I 0,50 x 0,50 x 11,5 x 2 II 2,25 x 6,00 x 11,5 x 2 III 1,50 x 3,00 x 11,5 x 2 Total Volume
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
292
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
Gambar Tembok Tegak Miring Bendung (Down Stream) 7.95
5.62
PERHITUNGAN
No. II 0,50 x 7,95 x 5,6
x 0,5
x
2
Total Volume
=
22,34
=
22,34
Gambar Sayap Miring Bendung (Down Stream) 6.38 0.50
7.95 II I
1.00
1.00 0.71
1.50 III
0.50
12.00
PERHITUNGAN
No. I 0,50 x 1,00 x 1,00 x II 9,19 x 7,95 x 0,5 x III 0,61 x 1,50 x 12,0 x
0,5 2 2
x
Total Volume
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
4
= = =
1,00 73,06 21,78
=
95,84
293
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
Gambar Bangunan Intake
3.50
7.90
0.50 0.50
I
3.45 II
0.30 III 0.50
10.00
1.50
1.50
1.50
1.50
PERHITUNGAN
No. I II III IV V
0.60
0,50 2,00 0,90 0,30 0,50
x x x x x
0,50 3,45 1,50 3,50 3,45
x x x x x
7,90 x 2 17,9 x 2 10,0 X 2 10,0 3,5 Total Volume
3,95 247,02 27,00 10,50 6,04 294,51
= = = = = =
Gambar Bangunan Kantong Lumpur
+395.38 m
205,00
0.30 3.19 III
0.47
I
0.30
0.30
II
1.75
3.50
1.75
PERHITUNGAN
No. I 7,00 x 0,30 x 205 II 0,42 x 1,07 x 205 x III 0,30 x 3,19 x 205
2
Total Volume
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
= = =
430,50 184,25 196,19
=
810,94
294
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
Gambar Bangunan Penguras
3.00
0.88
2.98 II
0.60
6.80
0.60
7.00
PERHITUNGAN
No. I II III IV
0.30 0.30
I
III
0,30 0,45 0,60 0,88
x x x x
7,00 2,98 0,60 2,98
x x x x
6,8 6,8
6,8 3,0
x 2 x 2 x 2 Total Volume
= = = = =
14,28 18,24 4,90 15,73 53,15
= = =
39,00 82,80 63,00
=
184,80
Gambar Bangunan Penguras
2.76 II I
0.30
2.60
0.30
PERHITUNGAN
No. I 0,30 x 2,60 x II 0,30 x 2,76 x III 0,42 x 1,50 x
III
50 50
50
x x
2 2
Total Volume
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
295
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK b. Plesteran = 2.959,02 m³ Gambar Lantai Muka
15.00 I
1.50
II
III
1.00 0.50
0.50 1.00 PERHITUNGAN
No. II 15,0 x 27,5
Total Volume
=
412,50
=
412,50
= = = =
7,61 49,81 86,78 144,19
Gambar Pilar Bendung I
4.25 II
2.83
2.75 2.91
4.55 III
7.61
No. I 0,50 x 7,6 x II 4,40 x 2,83 x III 7,5 x 2,91 x
PERHITUNGAN 2,00 4,00 4,00 Total Volume
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
296
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
Gambar Sayap Miring Tegak Bendung (Up Stream) 0.50
8.12 5.74
No. I 0,50 x 5,74 x
8,12
PERHITUNGAN x 2
Total Volume
=
46,61
=
46,61
Gambar Tembok Tegak Bendung (Up Stream) 28.80
0.50
5.74
2.00
1.50
3.00
No. I 5,74 x 28,8
PERHITUNGAN
Total Volume
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
=
165,31
=
165,31
297
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
Gambar Tembok Tegak Bendung (Down Stream) 11.51 I
0.50
6.50
0.50 1.00
6.50 II
1.50
III
3.00
PERHITUNGAN
No. I 6,50 x 11,5 x
2,0 Total Volume
=
149,63
=
149,63
=
44,68
=
44,68
Gambar Tembok Tegak Miring Bendung (Down Stream) 7.95
5.62
PERHITUNGAN
No. II 0,50 x 7,95 x 5,6
x
2
Total Volume
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
298
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
Gambar Bangunan Intake
3.50
7.90
0.50 0.50
I
3.45 II
0.30 III 0.50
0.60
10.00
1.50
1.50
1.50
1.50
PERHITUNGAN
No. I 8,95 x 3,45 x 2,00 II 4,00 x 10,0 III 7,00 x 3,95
Total Volume
= = =
61,76 40,00 27,65
=
129,41
Gambar Bangunan Kantong Lumpur
+395.38 m
205,00
0.30 3.19 III
0.47
I
0.30
0.30
II
1.75
1.75
PERHITUNGAN
No. I 0,47 x 205 II 7,00 x 205
3.50
x
2
Total Volume
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
= =
192,70 1435,00
=
1627,70
299
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
Gambar Bangunan Penguras
3.00
0.88
2.98 II
0.60
6.80
0.60
7.00
PERHITUNGAN
No. I 2,98 x 6,80 x II 7,00 x 6,80 III 3,50 x 2,98 x
0.30 0.30
I
III
2,0 2,0 Total Volume
= = =
40,53 47,60 20,86
=
108,99
=
130,00
=
130,00
Gambar Bangunan Penguras
2.76 II I
0.30
No.
2.60
III 0.30
PERHITUNGAN
I 2,60 x 50,0 Total Volume
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
300
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK c. Siar = 1.878,29 m² Gambar Sayap Miring Bendung (Up Stream) 6.26
0.50
8.12 5.74
1.00
I II
1.00
1.50
III
0.50 0.71
12.00
PERHITUNGAN
No. I
9,1
2,00
x 8,12 x
Total Volume
=
148,27
=
148,27
Gambar Sayap Miring Bendung (Down Stream) 6.38 0.50
7.95 II I
1.00
1.00 0.71
1.50 III
0.50
12.00
PERHITUNGAN
No. I 9,19 x 7,95 x
2,0
Total Volume
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
=
146,12
=
146,12
301
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
Gambar Bangunan Kantong Lumpur
+395.38 m
205,00
0.30 3.19 III
0.47
I
0.30
0.30
II
1.75
1.75
PERHITUNGAN
No. I 3,19 x 205
3.50
x
2
Total Volume
=
1307,90
=
1307,90
=
276,00
=
276,00
Gambar Bangunan Penguras
2.76 II I
0.30
0.30
PERHITUNGAN
No. II 2,76 x 50,0 x
2.60
III
2
Total Volume
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
302
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK d. Penulangan (Pembesian) = 5.825,04 kg Gambar Sayap Miring Bendung (Up Stream) 2.8
3
1.71
7.99
1.79 9.54
PERHITUNGAN
No. Panjang Besi Lebar Bendung Jarak Antar Besi Jumlah Besi Panjang Total Besi Berat Besi
= = = = = =
23,86 m 27,50 m 0,20 cm 137,50 bh 137,50 x 3280,75 x
23,86 0,89
= =
3280,75 m 2912,52 kg
Panjang Besi Lebar Bendung Jarak Antar Besi Jumlah Besi Panjang Total Besi Berat Besi
= = = = = =
23,86 m 27,50 m 0,20 cm 119,30 bh 119,30 x 3280,75 x
27,50 0,89
= =
3280,75 m 2912,52 kg
Total Volume
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
=
5825,04
303
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK e. Bekisting = 389,86 m² Gambar Sayap Miring Bendung (Up Stream) 3 2.8
1.71
7.99
1.79 9.54
PERHITUNGAN
No. 13 11
x x
28 0,3
344,58 3,39
= = = =
4,66 9,31 18,62 9,31
=
389,86
1
= =
:1
0.20
0.70
x x x x
0,70 0,70 0,99 0,99
x x x x
0,50 19,0 19,0 0,50
x
19,0
x
19,0
1
I 0,70 II 0,7 III 1 IV 1
1:
0.99
0.70
Total Volume
f. Beton K.225 = 196,85 m³ Gambar Sayap Miring Bendung (Up Stream) 3
2.8
1.71
7.99
1.79 9.54
PERHITUNGAN
No. 24
x
28
x
0,30 Total Volume
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
=
196,85
=
196,85
304
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
7.3.1.4.
Pekerjaan Lain-Lain a. Pintu Sorong Kayu - Pembilas Bendung (b = 1,05 m) = 2,00 buah - Pengambilan (b = 1,50 m) = 2,00 buah - Penguras (b = 1,75 m) = 3,00 buah b. Finishing = 1,00 ls
7.3.2.
Daftar Harga Satuan NO.
U RA I A N
I.
UPAH TENAGA KERJA
1 2 3 4 5 6
Pekerja Tukang Kepala Tukang Mandor Juru Ukur, Operator / Mekanik Alat Berat Pembantu Juru Ukur & Operator / Mekanik Alat Berat
II.
BAHAN / MATERIAL
A.
KELOMPOK AIR, TANAH, BATU DAN SEMEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Air Batu / batu kali/ batu belah Kerikil / Koral Lempengan rumput Pasir beton Pasir pasang kali/gunung Pasir urug Portland Cement (PC 50 kg / zak) Sirtu Tanah timbunan / urug di lokasi Tanah timbunan / urugan di Borrrow Area
B.
KELOMPOK KAYU
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kayu Kelas I Kayu Kelas II Kayu Kelas III Multiplek tebal 0,6 cm Multiplek tebal 0,9 cm Multiplek tebal 1,2 cm Multiplek tebal 1,8 cm Triflex t=3mm Triflex t=4mm
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
SATUAN
HARGA SATUAN ( Rp. )
OH OH OH OH OH OH
60.000,00 75.000,00 85.000,00 80.000,00 100.000,00 60.000,00
m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 zak m3 m3 m3
25.000,00 200.000,00 175.000,00 2.000,00 135.000,00 135.000,00 100.000,00 78.000,00 42.500,00 3.500,00 5.500,00
m3 m3 m3 lbr lbr lbr lbr lbr lbr
3.200.000,00 1.850.000,00 1.400.000,00 75.000,00 120.000,00 160.000,00 210.000,00 45.000,00 60.000,00
305
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
HARGA SATUAN ( Rp. )
NO.
U RA I A N
SATUAN
C. I. 1 12 23 34 45 56 67
KELOMPOK LOGAM UPAH TENAGA KERJA Besi Beton Kawat beton / Bendrat Pekerja Kawat bronjong dia 2 - 4 mm Tukang Paku biasa 1 cm - 3 cm Kepala Tukang Paku biasa 4 cm - 7 cm Mandor Paku Ukur, seng gelombang Juru Operator / Mekanik Alat Berat Kawat Bronjong Pabrikasi (Ø 2,7 /mm) Pembantu Juru Ukur & Operator Mekanik Alat Berat
kg kg OH kg OH kg OH kg OH kg OH m OH
10.750,00 16.500,00 60.000,00 19.350,00 75.000,00 23.100,00 85.000,00 16.500,00 80.000,00 22.000,00 100.000,00 320.000,00 60.000,00
D. II.
KELOMPOK PINTU AIR BAHAN / MATERIAL
1 A. 1 2 3 4 E. 5 61 72 83 94 10 5 11 6
Pintu Sorong Kayu : KELOMPOK AIR, TANAH, BATU DAN SEMEN - (b = 1,05 h = 1,05) Air - (b = 1,50 h = 1,50) Batu - (b/ =batu 1,75kali/ h =batu 1,75)belah Kerikil / Koral Lempengan KELOMPOKrumput PIPA Pasir beton Pasir pasang kali/gunung Pipa galvanis dia 3" (standar) Pasir urugdia. 20 mm S.10 Pipa PVC Portland (PCS.10 50 kg / zak) Pipa PVCCement dia. 25 mm Sirtu Pipa PVC dia. 32 mm S.10 Tanah timbunan / urug di lokasi Pipa PVC dia. 40 mm S.10 Tanah timbunan / urugan Pipa PVC dia. 50 mm S.10 di Borrrow Area
unit m3 unit m3 unit m3 m3 m3 m3 m m3 m' zak m' m3 m' m3 m' m3 m'
50.274.000,00 25.000,00 102.600.000,00 200.000,00 139.650.000,00 175.000,00 2.000,00 135.000,00 135.000,00 155.000,00 100.000,00 14.150,00 78.000,00 19.455,00 42.500,00 26.630,00 3.500,00 39.990,00 5.500,00 45.925,00
B. F.
KELOMPOK KAYU PERALATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 C. 11 12 1 13 2 14 3 15 4 16 5 17 6 18 7 19 20 D. 21 22 1
Kayu Kelas100-120 I Bulldozer HP (D-5/12 ton) Kayu Kelas II Chainsaw Kayu DumpKelas truck III 5 ton Multiplek tebal 0,6 cm Dump truck 7 ton Multiplek 0,9 cm Excavator tebal (standar)/Backhoe Multiplek cm Excavator tebal (long 1,2 arm) Multiplek tebal 1,8 cm Jack hammer Triflex t=3mm Kuas Sapu Triflex Wheelt=4mm Loader Track Loader KELOMPOK LOGAM Molen (Concrete Mixer 0.25 m3) Molen (Concrete Mixer 0.35 m3) Besi Beton Pemadat timbunan (vibro roller ) Kawat / Bendrat Pompa beton air diesel 5 KW; 3" Kawat 2 - 4 mm Pompa bronjong air diesel dia 10 KW Paku cm - 3 cmkawat Tang biasa / alat 1pemotong Paku biasa 4 cm - 7 cm Theodolit Paku seng gelombang Timbris Kawat Pabrikasi (Ø 2,7 mm) VibratorBronjong beton (portable) Vibro Roller KELOMPOK Water Tank PINTU AIR Waterpass Pintu Sorong Baja : - (b = 1,05 h = 1,05), Pemutar Biasa - (b = 1,50 h = 1,50), 2 Spindle Roda Gigi - (b = 1,75 h = 1,75), 2 Spindle Roda Gigi
E.
unit unit unit
3.200.000,00 469.279,37 1.850.000,00 33.000,00 1.400.000,00 190.000,00 75.000,00 210.737,95 120.000,00 464.639,37 160.000,00 603.310,69 210.000,00 135.000,00 45.000,00 12.500,00 60.000,00 440.580,48 225.000,00 134.750,00 272.635,94 10.750,00 117.717,13 16.500,00 225.000,00 19.350,00 442.000,00 23.100,00 12.000,00 16.500,00 150.000,00 22.000,00 15.000,00 320.000,00 134.750,00 413.002,83 274.651,62 100.000,00 50.274.000,00 102.600.000,00 139.650.000,00
KELOMPOK PIPA
Perencanaan Bendung Tonggauna 1 Kolaka Kabupaten Timur, Pipa galvanis dia Sulawesi 3" (standar) Tenggara 2 3 4 5
m3 Sewa-jam m3 Sewa-hari m3 Sewa-jam lbr Sewa-jam lbr jam lbr jam lbr Sewa-hari lbr bh lbr Sewa-jam Sewa-jam Sewa-hari Sewa-hari kg Sewa-hari kg Sewa-hari kg Sewa-hari kg bh kg Sewa-hari kg Sewa-hari m Sewa-hari Sewa-jam Sewa-jam Sewa-hari
Pipa PVC dia. 20 mm S.10 Pipa PVC dia. 25 mm S.10 Pipa PVC dia. 32 mm S.10 Pipa PVC dia. 40 mm S.10
306 m m' m' m' m'
155.000,00 14.150,00 19.455,00 26.630,00 39.990,00
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
NO.
7.3.3.
U RA I A N
SATUAN
III. LAIN-LAIN I. UPAH TENAGA KERJA 1 Bensin/Premiun/BBM bersubsidi 2 1 Bensin/Premiun/BBM non subsidi Pekerja 3 2 Bibit Mangrove Tukang 4 3 Cat besiTukang Kepala 5 4 Cat kayu Mandor 6 5 Cat Jurumeni Ukur, Operator / Mekanik Alat Berat 7 6 Cat tembokJuru Ukur & Operator / Mekanik Alat Berat Pembantu 16 Karung plastik / bagor 17 II. Karung BAHANgoni/terpal / MATERIAL 18 Minyak bekisting 19 A. Minyak tanah AIR, TANAH, BATU DAN SEMEN KELOMPOK 20 Oli mesin (Mesran 40 SAE) 21 1 Oli Air hidraulic 22 2 Oli Batutransmisi / batu kali/ batu belah 23 3 Solar Kerikilbersubsidi / Koral 24 4 Solar non subsidi Lempengan rumput 25 5 Waterstop Pasir beton Rubber lebar 150mm - 200mm 6 Pasir pasang kali/gunung 7 Pasir urug 8 Portland Cement (PC 50 kg / zak) 9 Sirtu 10 Tanah timbunan / urug di lokasi Analisa Harga Satuan 11 Tanah timbunan / urugan di Borrrow Area
HARGA SATUAN ( Rp. )
ltr ltr OH pohon OH kg OH kg OH kg OH kg OH bh m2 ltr ltr ltr ltr m3 ltr m3 ltr m3 ltr m3 m m3 m3 m3 zak m3 m3 m3
7.500,00 10.500,00 60.000,00 3.500,00 75.000,00 45.500,00 85.000,00 37.450,00 80.000,00 22.500,00 100.000,00 18.500,00 60.000,00 2.500,00 1.500,00 40.000,00 11.220,00 30.250,00 37.500,00 25.000,00 38.500,00 200.000,00 7.300,00 175.000,00 11.650,00 2.000,00 155.000,00 135.000,00 135.000,00 100.000,00 78.000,00 42.500,00 3.500,00 5.500,00
a.B.Pekerjaan Persiapaan KELOMPOK KAYU Bagian Pekerjaan Satuan / Unit Pekerjaan NO. 1 A 1
:
-
Dump Truck Water Tank Truck C. KELOMPOK LOGAM Concrete Mixer / Beton Molen Water Pump / Pompa Air Besi Beton Hand Compactor 1
2 B 1
Mobilisasi & Demobilisasi
1 : ls Kayu Kelas I 2 Kayu Kelas II URAIAN 3 Kayu Kelas III 2 4 Multiplek tebal 0,6 cm MOBILISASI 5 MultiplekPekerjaan tebal 0,9: cm Alat Berat / Peralatan Untuk Pelaksanaan 6 Multiplek tebal 1,2 cm - Excavator 7 Multiplek tebal 1,8 cm - Whell loader - Bulldozer 8 Triflex t=3mm - Vibrator Roller 9 Triflex t=4mm
KOEFISIEN
4
5
UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT
Kawat beton / Bendrat
DEMOBILISASI 3 Kawat bronjong dia 2 - 4 mm Alat Berat / Peralatan4Untuk Pelaksanaan Pekerjaan : Paku biasa 1 cm - 3 cm - Excavator 5 Paku biasa 4 cm - 7 cm - Whell loader 6 Paku seng gelombang - Bulldozer Kawat Bronjong Pabrikasi (Ø 2,7 mm) - Vibrator Roller 7 - Dump Truck - Water Tank Truck D. KELOMPOK PINTU AIR - Concrete Mixer / Beton Molen - Water Pump / Pompa Air 1 Pintu Sorong Baja : - Hand Compactor
-
C D E
m3 SATUAN
(b = 1,05 h = 1,05), Pemutar Biasa
UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT
- (b == 1,50 h = 1,50), 2 Spindle Roda Gigi Jumlah Harga Mobilisasi & Mobilisasi (A) + (B) - (b = 1,75 h = 1,75), 2 Spindle Roda Gigi Overhead + Profit (Contoh 15%) Harga Satuan Pekerjaan = (C+ D) E.
lbr lbr lbr lbr lbr lbr
3,0000 15.000.000,00 1,0000 15.000.000,00 2,0000 15.000.000,00 2,0000 15.000.000,00 12,0000 500.000,00 1,0000 500.000,00 15,0000 300.000,00 5,0000 300.000,00 2,0000 kg 300.000,00 Jumlahkg Harga Mobilisasi
3.200.000,00 JUMLAH 1.850.000,00 (Rp.) 1.400.000,00 7 75.000,00 120.000,00 160.000,0045.000.000,00 210.000,0015.000.000,00 45.000,0030.000.000,00 60.000,0030.000.000,00 6.000.000,00 500.000,00 4.500.000,00 1.500.000,00 10.750,00 600.000,00 133.100.000,00 16.500,00
kg kg kg kg m
19.350,00 23.100,00 45.000.000,00 16.500,00 15.000.000,00 22.000,0030.000.000,00 320.000,0030.000.000,00
m m' m' m' m' m'
307 155.000,00 14.150,00 19.455,00 26.630,00 39.990,00 45.925,00
3,0000 15.000.000,00 1,0000 15.000.000,00 2,0000 15.000.000,00 2,0000 15.000.000,00 12,0000 500.000,00 6.000.000,00 1,0000 500.000,00 500.000,00 15,0000 300.000,00 4.500.000,00 5,0000 300.000,00 1.500.000,00 2,0000 300.000,00 600.000,00 unit 50.274.000,00 133.100.000,00 Jumlah Harga Demobilisasi unit 102.600.000,00 266.200.000,00 139.650.000,0026.620.000,00 15% xunit (D) 292.820.000,00
KELOMPOK PIPA
Perencanaan Bendung Tonggauna 1 Pipa galvanis dia 3" (standar) Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara 2 Pipa PVC dia. 20 mm S.10 3 4 5 6
HARGA SATUAN m3 m3 (Rp.) 6
Pipa PVC dia. 25 mm S.10 Pipa PVC dia. 32 mm S.10 Pipa PVC dia. 40 mm S.10 Pipa PVC dia. 50 mm S.10
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
Bagian Pekerjaan Satuan / Unit Pekerjaan
: :
NO.
Pembersihan m² URAIAN
SATUAN
KOEFISIEN
2
4
5
1 A 1 2
TENAGA KERJA Pekerja Mandor
B
BAHAN
C 1
PERALATAN Bulldozer
D E F
Jumlah Harga Tenaga, Bahan dan Peralatan = (A) + (B) + (C) Overhead + Profit (Contoh 15%) Harga Satuan Pekerjaan = (D+ E)
Bagian Pekerjaan Satuan / Unit Pekerjaan NO.
OH OH
SEWA - JAM
: :
0,0600 60.000,00 0,0060 80.000,00 Jumlah Harga Tenaga Kerja
3.600,00 480,00 4.080,00
Jumlah Harga Bahan
0,00
0,0036 469.279,37 Jumlah Harga Peralatan
1.689,41 1.689,41 5.769,41 865,41 6.635,00
15% x (D)
URAIAN
SATUAN
KOEFISIEN
2
4
5
TENAGA KERJA Pekerja Mandor
B
BAHAN
C 1
PERALATAN Bulldozer
D E F
Jumlah Harga Tenaga, Bahan dan Peralatan = (A) + (B) + (C) Overhead + Profit (Contoh 15%) Harga Satuan Pekerjaan = (D+ E)
NO.
JUMLAH (Rp.) 7
Kupasan m²
1 A 1 2
Bagian Pekerjaan Satuan / Unit Pekerjaan
HARGA SATUAN (Rp.) 6
OH OH
SEWA - JAM
HARGA SATUAN (Rp.) 6
JUMLAH (Rp.) 7
0,0600 60.000,00 0,0060 80.000,00 Jumlah Harga Tenaga Kerja
3.600,00 480,00 4.080,00
Jumlah Harga Bahan
0,00
0,0054 469.279,37 Jumlah Harga Peralatan
2.534,11 2.534,11 6.614,11 992,12 7.606,00
15% x (D)
: Pengukuran : m' URAIAN
SATUAN
KOEFISIEN
2
4
5
1 A 1 2 3
TENAGA KERJA Pekerja Pembantu Juru Ukur Juru Ukur
B
BAHAN
C 1 2
PERALATAN Waterpass Theodolite
D E F
Jumlah Harga Tenaga, Bahan dan Peralatan = (A) + (B) + (C) Overhead + Profit (Contoh 15%) Harga Satuan Pekerjaan = (D+ E)
OH OH OH
HARGA SATUAN (Rp.) 6
JUMLAH (Rp.) 7
0,0120 60.000,00 0,0040 60.000,00 0,0040 100.000,00 Jumlah Harga Tenaga Kerja
720,00 240,00 400,00 1.360,00
Jumlah Harga Bahan SEWA - JAM SEWA - JAM
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
0,0040 100.000,00 0,0040 150.000,00 Jumlah Harga Peralatan
400,00 600,00 1.000,00 2.360,00 354,00 2.714,00
15% x (D)
308
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
Bagian Pekerjaan Satuan / Unit Pekerjaan
: :
Pemasangan Bouwplank m'
NO.
URAIAN
SATUAN
KOEFISIEN
2
4
5
1 A 1 2 3 4
TENAGA KERJA Pekerja Tukang Kayu Kepala Tukang Mandor
OH OH OH OH
B 1 2 3
BAHAN Kaso 5/7 cm Papan 3/20 Paku
m3 m3 kg
C 1
PERALATAN Waterpass
D E F
Jumlah Harga Tenaga, Bahan dan Peralatan = (A) + (B) + (C) Overhead + Profit (Contoh 15%) Harga Satuan Pekerjaan = (D+ E)
Bagian Pekerjaan Satuan / Unit Pekerjaan NO.
JUMLAH (Rp.) 7
0,1000 60.000,00 0,0100 75.000,00 0,0100 85.000,00 0,0100 80.000,00 Jumlah Harga Tenaga Kerja 0,013 0,007 0,02
SEWA - JAM
: :
HARGA SATUAN (Rp.) 6
6.000,00 750,00 850,00 800,00 8.400,00
1.400.000,00 1.400.000,00 16.500,00 Jumlah Harga Bahan
18.200,00 9.800,00 330,00 28.330,00
0,0040 100.000,00 Jumlah Harga Peralatan
400,00 400,00 37.130,00 5.569,50 42.700,00
15% x (D)
Penyediaan Direksi Keet m2 URAIAN
SATUAN
KOEFISIEN
2
4
5
HARGA SATUAN (Rp.) 6
1 A 1 2 3 4
TENAGA KERJA Pekerja Tukang Tembok/Batu Kepala Tukang Batu Mandor
OH OH OH OH
0,100 60.000,00 0,010 75.000,00 0,010 85.000,00 0,010 80.000,00 Jumlah Harga Tenaga Kerja
B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
BAHAN Kaso 5/7 cm Dinding triplek 4mm Fondasi pas. Batu Plafon asbes 3 mm (1x1 m) Paku Asbes gelombang Paku asbes Floor lantai (Beton lantai kerja) Pintu double teakwood rangka kayu Jendela kaca nako Cat dinding/plafon
m3 lbr m3 lbr kg lbr kg m3 m2 daun m2
0,350 1,000 0,165 1,240 0,750 0,300 0,100 0,150 0,100 1,000 16,500
C
PERALATAN
D E F
Jumlah Harga Tenaga, Bahan dan Peralatan = (A) + (B) + (C) Overhead + Profit (Contoh 15%) Harga Satuan Pekerjaan = (D+ E)
1.400.000,00 60.000,00 200.000,00 100.000,00 16.500,00 100.000,00 23.100,00 200.000,00 67.500,00 100.000,00 18.500,00 Jumlah Harga Bahan
JUMLAH (Rp.) 7 6.000,00 750,00 850,00 800,00 8.400,00 490.000,00 60.000,00 33.000,00 124.000,00 12.375,00 30.000,00 2.310,00 30.000,00 6.750,00 100.000,00 305.250,00 1.193.685,00
Jumlah Harga Peralatan
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
15%
x (D)
1.202.085,00 180.312,75 1.382.398,00
309
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
Bagian Pekerjaan Satuan / Unit Pekerjaan
: :
Pekerjaan Dewatering Ls
NO.
URAIAN
SATUAN
KOEFISIEN
2
4
5
HARGA SATUAN (Rp.) 6
JUMLAH (Rp.) 7
1 A 1 2 3
TENAGA KERJA Pekerja Operator Pompa Mandor
OH OH OH
0,0450 60.000,00 0,1670 75.000,00 0,0050 80.000,00 Jumlah Harga Tenaga Kerja
2.700,00 12.525,00 400,00 15.625,00
B 1 2
BAHAN Solar Oli
ltr ltr
5,5330 0,0200
11.650,00 38.500,00 Jumlah Harga Bahan
64.459,45 770,00 65.229,45
C 1
PERALATAN Pompa air diesel 20 KW
bh
0,1500 442.000,00 Jumlah Harga Peralatan
D E F
Jumlah Harga Tenaga, Bahan dan Peralatan = (A) + (B) + (C) Overhead + Profit (Contoh 15%) Harga Satuan Pekerjaan = (D+ E)
66.300,00 66.300,00 147.154,45 22.073,17 169.228,00
Bagian Pekerjaan Satuan / Unit Pekerjaan NO.
: :
15% x (D)
Pekerjaan Kistdam m3 URAIAN
SATUAN
KOEFISIEN
2
4
5
HARGA SATUAN (Rp.) 6
1 A 1 2 3
TENAGA KERJA Pekerja Tukang Mandor
OH OH OH
0,6000 60.000,00 0,1000 75.000,00 0,0600 80.000,00 Jumlah Harga Tenaga Kerja
B 3
BAHAN Pasir
ltr
1,7800
C
PERALATAN Excavator
D E F
Sewa Hari
NO.
: Administrasi : Ls
240.300,00 240.300,00
0,0180 464.639,37 Jumlah Harga Peralatan
8.360,51 8.360,51 296.960,51 44.544,08 341.505,00
15% x (D)
Fotocopy dan jilid
URAIAN
SATUAN
KOEFISIEN
2
4
5
1 A 1 2
TENAGA KERJA Foto copy Kertas A4 Menjilid
A B C
Jumlah Harga Overhead + Profit (Contoh 15%) Harga Satuan Pekerjaan = (A+ B)
36.000,00 7.500,00 4.800,00 48.300,00
135.000,00 Jumlah Harga Bahan
Jumlah Harga Tenaga, Bahan dan Peralatan = (A) + (B) + (C) Overhead + Profit (Contoh 15%) Harga Satuan Pekerjaan = (D+ E)
Bagian Pekerjaan Satuan / Unit Pekerjaan
JUMLAH (Rp.) 7
Halaman Buah
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
HARGA SATUAN (Rp.) 6
5.000,00 20,00
15% x (D)
250,00 15.000,00
JUMLAH (Rp.) 7 1.250.000,00 300.000,00 1.550.000,00 1.550.000,00 232.500,00 1.782.500,00
310
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK Bagian Pekerjaan Satuan / Unit Pekerjaan
: :
Dokumentasi Ls
NO.
URAIAN
SATUAN
KOEFISIEN
2
4
5
1 A 1
TENAGA KERJA Pekerja
OH
B 1 2 3
BAHAN CD copy soft file foto image Foto printing Foto Album
bh lbr bh
C
PERALATAN Kamera SLR (Digital)
D E F
Sewa Hari
: :
NO.
Administrasi Ls
3,0000 150,0000 6,0000
30.000,00 750.000,00 270.000,00 1.050.000,00
2,0000 200.000,00 Jumlah Harga Peralatan
400.000,00 400.000,00 1.570.000,00 235.500,00 1.805.500,00
15% x (D)
Set As Built DrawingFotocopy dan jilid SATUAN
KOEFISIEN
2
4
5
TENAGA KERJA Copy Kalkir Ac copy kalkir reduce z1% copy kalkir reduce z2% blue/black print Ac blue/black print A2 blue/black print A3 Menjilid A1 Menjilid A2 Menjilid A3
A B C
Jumlah Harga Overhead + Profit (Contoh 15%) Harga Satuan Pekerjaan = (A+ B)
120.000,00 120.000,00
10.000,00 5.000,00 45.000,00 Jumlah Harga Bahan
URAIAN
1 A 1 2 3 4 5 6 7 8 9
JUMLAH (Rp.) 7
2,0000 60.000,00 Jumlah Harga Tenaga Kerja
Jumlah Harga Tenaga, Bahan dan Peralatan = (A) + (B) + (C) Overhead + Profit (Contoh 15%) Harga Satuan Pekerjaan = (D+ E)
Bagian Pekerjaan Satuan / Unit Pekerjaan
HARGA SATUAN (Rp.) 6
lembar lembar lembar lembar lembar lembar buah buah buah
HARGA SATUAN (Rp.) 6
50,0000 50,0000 50,0000 50,0000 50,0000 50,0000 3,0000 3,0000 3,0000
6.500,00 16.500,00 12.500,00 2.600,00 2.000,00 1.250,00 20.000,00 20.000,00 20.000,00
15% x (D)
JUMLAH (Rp.) 7 325.000,00 825.000,00 625.000,00 130.000,00 100.000,00 62.500,00 60.000,00 60.000,00 60.000,00 2.247.500,00 2.247.500,00 337.125,00 2.584.625,00
b. Pekerjaan Tanah Bagian Pekerjaan Satuan / Unit Pekerjaan NO.
: Galian Tanah dengan Alat Berat : m3 URAIAN
SATUAN
KOEFISIEN
2
4
5
1 A 1 3
TENAGA KERJA Pekerja Mandor
B
BAHAN
C 1
PERALATAN Exacavator
D E F
Jumlah Harga Tenaga, Bahan dan Peralatan = (A) + (B) + (C) Overhead + Profit (Contoh 15%) Harga Satuan Pekerjaan = (D+ E)
OH OH
HARGA SATUAN (Rp.) 6
JUMLAH (Rp.) 7
0,1630 60.000,00 0,0163 80.000,00 Jumlah Harga Tenaga Kerja
9.777,78 1.303,70 11.081,48
Jumlah Harga Bahan SEWA - JAM
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
0,0372 464.639,37 Jumlah Harga Peralatan
17.294,91 17.294,91 28.376,39 4.256,46 32.633,00
15% x (D)
311
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
Bagian Pekerjaan Satuan / Unit Pekerjaan
: :
Galian Tanah dengan Manual m3
NO.
URAIAN
SATUAN
KOEFISIEN
2
4
5
1 A 1 3
TENAGA KERJA Pekerja Mandor
B
BAHAN
C
PERALATAN
D E F
Jumlah Harga Tenaga, Bahan dan Peralatan = (A) + (B) + (C) Overhead + Profit (Contoh 15%) Harga Satuan Pekerjaan = (D+ E)
OH OH
HARGA SATUAN (Rp.) 6
JUMLAH (Rp.) 7
0,6750 60.000,00 0,0675 80.000,00 Jumlah Harga Tenaga Kerja
40.500,00 5.400,00 45.900,00
Jumlah Harga Bahan Jumlah Harga Peralatan
Bagian Pekerjaan Satuan / Unit Pekerjaan
: :
45.900,00 6.885,00 52.785,00
15% x (D)
Timbunan Tanah m3
NO.
URAIAN
SATUAN
KOEFISIEN
2
4
5
1 A 1 3
TENAGA KERJA Pekerja Mandor
B
BAHAN
C 1 2 3 4 5
PERALATAN Exacavator Dump Truck Pemadatan/vibrator roller Water Tank Truck Bulldozer
D E F
Jumlah Harga Tenaga, Bahan dan Peralatan = (A) + (B) + (C) Overhead + Profit (Contoh 15%) Harga Satuan Pekerjaan = (D+ E)
OH OH
HARGA SATUAN (Rp.) 6
JUMLAH (Rp.) 7
0,0075 60.000,00 0,0002 80.000,00 Jumlah Harga Tenaga Kerja
451,13 15,04 466,17
Jumlah Harga Bahan
Bagian Pekerjaan Satuan / Unit Pekerjaan
: :
SEWA - JAM SEWA - JAM SEWA - JAM SEWA - JAM SEWA - JAM
0,0263 464.639,37 0,1176 190.000,00 0,0133 413.002,83 0,0119 274.651,62 0,0064 469.279,37 Jumlah Harga Peralatan
12.227,35 22.339,80 5.506,70 3.267,69 3.009,13 46.350,68 46.816,84 7.022,53 53.839,00
15% x (D)
Timbunan Kembali pada Bangunan m3
NO.
URAIAN
SATUAN
KOEFISIEN
2
4
5
1 A 1 3
TENAGA KERJA Pekerja Mandor
B
BAHAN
C 1
PERALATAN Hand Compactor / Stamper
D E F
Jumlah Harga Tenaga, Bahan dan Peralatan = (A) + (B) + (C) Overhead + Profit (Contoh 15%) Harga Satuan Pekerjaan = (D+ E)
OH OH
HARGA SATUAN (Rp.) 6
JUMLAH (Rp.) 7
0,3193 60.000,00 0,0160 80.000,00 Jumlah Harga Tenaga Kerja
19.158,31 1.277,22 20.435,53
Jumlah Harga Bahan SEWA - JAM
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
0,4470 117.717,13 Jumlah Harga Peralatan
52.622,77 52.622,77 73.058,30 10.958,74 84.017,00
15% x (D)
312
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK Bagian Pekerjaan Satuan / Unit Pekerjaan
: :
Jalan Inspeksi Sub-Base Klas C m3
NO.
URAIAN
SATUAN
KOEFISIEN
2
4
5
HARGA SATUAN (Rp.) 6
JUMLAH (Rp.) 7
1 A 1 3
TENAGA KERJA Pekerja Mandor
OH OH
0,3000 60.000,00 0,0150 80.000,00 Jumlah Harga Tenaga Kerja
B 1
BAHAN Material Urugan Pilihan (Kls C)
m3
1,2000
3.500,00 Jumlah Harga Bahan
4.200,00 4.200,00
C 1
PERALATAN Alat Bantu Angkut dan Hampar pemadatan
bh
1,0000 117.717,13 Jumlah Harga Peralatan
D E F
Jumlah Harga Tenaga, Bahan dan Peralatan = (A) + (B) + (C) Overhead + Profit (Contoh 15%) Harga Satuan Pekerjaan = (D+ E)
117.717,13 117.717,13 141.117,13 21.167,57 162.285,00
Bagian Pekerjaan Satuan / Unit Pekerjaan
: :
15% x (D)
18.000,00 1.200,00 19.200,00
Gebalan Rumput m2
NO.
URAIAN
SATUAN
KOEFISIEN
2
4
5
HARGA SATUAN (Rp.) 6
JUMLAH (Rp.) 7
1 A 1 3
TENAGA KERJA Pekerja Mandor
OH OH
0,1000 60.000,00 0,0100 80.000,00 Jumlah Harga Tenaga Kerja
6.000,00 800,00 6.800,00
B 1
BAHAN Gebalan rumput
m2
1,1000
2.200,00 2.200,00
C
PERALATAN
D E F
Jumlah Harga Tenaga, Bahan dan Peralatan = (A) + (B) + (C) Overhead + Profit (Contoh 15%) Harga Satuan Pekerjaan = (D+ E)
2.000,00 Jumlah Harga Bahan
Jumlah Harga Peralatan 9.000,00 1.350,00 10.350,00
15% x (D)
c. Pekerjaan Bendung dan Bangunan Pelengkap Bagian Pekerjaan Satuan / Unit Pekerjaan NO.
: :
Pasangan Batu Kali m3 URAIAN
SATUAN
KOEFISIEN
2
4
5
1 A 1 2 3
TENAGA KERJA Pekerja Tukang Batu Mandor
OH OH OH
B 1 2 3
BAHAN Batu Belah Pasir Pasang Portland Cement
m3 m3 kg
C
PERALATAN
D E F
Jumlah Harga Tenaga, Bahan dan Peralatan = (A) + (B) + (C) Overhead + Profit (Contoh 15%) Harga Satuan Pekerjaan = (D+ E)
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
HARGA SATUAN (Rp.) 6
JUMLAH (Rp.) 7
2,7000 60.000,00 0,9000 75.000,00 0,2700 80.000,00 Jumlah Harga Tenaga Kerja 1,2000 0,4400 252,0000
162.000,00 67.500,00 21.600,00 251.100,00
200.000,00 135.000,00 1.560,00 Jumlah Harga Bahan
240.000,00 59.400,00 393.120,00 692.520,00
Jumlah Harga Peralatan
0,00 943.620,00 141.543,00 1.085.163,00
15% x (D)
313
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK Bagian Pekerjaan Satuan / Unit Pekerjaan
: :
Plesteran m3
NO.
URAIAN
SATUAN
KOEFISIEN
2
4
5
HARGA SATUAN (Rp.) 6
JUMLAH (Rp.) 7
1 A 1 2 3 4
TENAGA KERJA Pekerja Tukang Batu Kepala Tukang Mandor
OH OH OH OH
0,3840 60.000,00 0,1920 75.000,00 0,0190 85.000,00 0,0190 80.000,00 Jumlah Harga Tenaga Kerja
23.040,00 14.400,00 1.615,00 1.520,00 40.575,00
B 2 3
BAHAN Pasir Pasang Portland Cement
m3 kg
0,0300 7,7760
135.000,00 1.560,00 Jumlah Harga Bahan
4.050,00 12.130,56 16.180,56
C
PERALATAN Jumlah Harga Peralatan
D E F
Jumlah Harga Tenaga, Bahan dan Peralatan = (A) + (B) + (C) Overhead + Profit (Contoh 15%) Harga Satuan Pekerjaan = (D+ E)
0,00 56.755,56 8.513,33 65.269,00
Bagian Pekerjaan Satuan / Unit Pekerjaan
: :
NO.
15% x (D)
Siar m2 URAIAN
SATUAN
KOEFISIEN
2
4
5
HARGA SATUAN (Rp.) 6
JUMLAH (Rp.) 7
1 A 1 2 3 4
TENAGA KERJA Pekerja Tukang Batu Kepala Tukang Mandor
OH OH OH OH
0,3000 60.000,00 0,1500 75.000,00 0,0150 85.000,00 0,0300 80.000,00 Jumlah Harga Tenaga Kerja
18.000,00 11.250,00 1.275,00 2.400,00 32.925,00
B 1 2
BAHAN Pasir Pasang Portland Cement
m3 kg
0,0120 6,3400
1.620,00 9.890,40 11.510,40
C
PERALATAN
D E F
Jumlah Harga Tenaga, Bahan dan Peralatan = (A) + (B) + (C) Overhead + Profit (Contoh 15%) Harga Satuan Pekerjaan = (D+ E)
135.000,00 1.560,00 Jumlah Harga Bahan
Jumlah Harga Peralatan
Bagian Pekerjaan Satuan / Unit Pekerjaan NO.
: :
15% x (D)
44.435,40 6.665,31 51.101,00
Penulangan (Pembesian) Kg URAIAN
SATUAN
KOEFISIEN
2
4
5
1 A 1 2 3 4
TENAGA KERJA Pekerja Tukang Besi Kepala Tukang Mandor
OH OH OH OH
B 1 2
BAHAN Besi Beton (Polos/ulir) Kawat Ikat
kg kg
C
PERALATAN
D E F
Jumlah Harga Tenaga, Bahan dan Peralatan = (A) + (B) + (C) Overhead + Profit (Contoh 15%) Harga Satuan Pekerjaan = (D+ E)
HARGA SATUAN (Rp.) 6
0,7000 60.000,00 0,7000 75.000,00 0,0700 85.000,00 0,0700 80.000,00 Jumlah Harga Tenaga Kerja 105,0000 1,5000
10.750,00 16.500,00 Jumlah Harga Bahan
JUMLAH (Rp.) 7 42.000,00 52.500,00 5.950,00 5.600,00 106.050,00 1.128.750,00 24.750,00 1.153.500,00
Jumlah Harga Peralatan
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
15% x (D)
1.259.550,00 188.932,50 1.448.483,00
314
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK Bagian Pekerjaan Satuan / Unit Pekerjaan NO.
: :
Bekisting m2 URAIAN
SATUAN
KOEFISIEN
2
4
5
HARGA SATUAN (Rp.) 6
JUMLAH (Rp.) 7
1 A 1 2 3 4
TENAGA KERJA Pekerja Tukang Kayu Besi Kepala Tukang Mandor
OH OH OH OH
0,6000 60.000,00 0,3000 75.000,00 0,0300 85.000,00 0,0600 80.000,00 Jumlah Harga Tenaga Kerja
36.000,00 22.500,00 2.550,00 4.800,00 65.850,00
B 1 2 3 4
BAHAN Papan kayu 3/20 cm Kaso 5/7 cm Paku 5 cm dan 7 cm Minyak bekisting
m3 m3 kg L
0,0280 0,0135 0,4000 0,2000
39.200,00 18.900,00 6.600,00 8.000,00 72.700,00
C
PERALATAN
D E F
Jumlah Harga Tenaga, Bahan dan Peralatan = (A) + (B) + (C) Overhead + Profit (Contoh 15%) Harga Satuan Pekerjaan = (D+ E)
1.400.000,00 1.400.000,00 16.500,00 40.000,00 Jumlah Harga Bahan
Jumlah Harga Peralatan
Bagian Pekerjaan Satuan / Unit Pekerjaan NO.
15% x (D)
138.550,00 20.782,50 159.333,00
: Beton K.225 : m3 URAIAN
SATUAN
KOEFISIEN
2
4
5
1 A 1 2 3 4
TENAGA KERJA Pekerja Tukang Kayu Batu Kepala Tukang Mandor
OH OH OH OH
B 1 2 3 4
BAHAN PC / Portland Cement PB / Pasir Beton Kr / Krikil Air
Kg Kg kg L
C
PERALATAN
D E F
Jumlah Harga Tenaga, Bahan dan Peralatan = (A) + (B) + (C) Overhead + Profit (Contoh 15%) Harga Satuan Pekerjaan = (D+ E)
HARGA SATUAN (Rp.) 6
JUMLAH (Rp.) 7
1,3230 60.000,00 0,1890 75.000,00 0,0190 85.000,00 0,1320 80.000,00 Jumlah Harga Tenaga Kerja 371,00 698,00 1.047,00 215,00
1.560,00 100,00 200,00 2.500,00 Jumlah Harga Bahan
79.380,00 14.175,00 1.615,00 10.560,00 105.730,00 578.760,00 69.800,00 209.400,00 537.500,00 1.395.460,00
Jumlah Harga Peralatan
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
15% x (D)
1.501.190,00 225.178,50 1.726.369,00
315
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
7.3.4.
Rencana Anggaran Biaya
NO.
URAIAN PEKERJAAN
SATU AN
VOLUME
HARGA SATUAN ( Rp. )
JUMLAH HARGA ( Rp. )
I.
PEKERJAAN PERSIAPAN
1.042.070.271,13
1
Mobilisasi & Demobilisasi
ls
1,00
292.820.000,00
292.820.000,00
2
Pembersihan
m²
10.796,05
6.635,00
71.631.791,75
3
Kupasan
m²
3.750,00
7.606,00
28.522.500,00
4
Pengukuran
m'
256,67
2.714,00
696.602,38
5
Pemasangan Bouwplank
m'
256,67
42.700,00
10.959.809,00
6
Penyediaan Direksi Keet
m²
200,00
1.382.398,00
276.479.600,00
7
Pembuatan Gudang Material dan Barak Pekerja
m²
116,00
1.382.398,00
160.358.168,00
8
Pekerjaan Dewatering
ls
1,00
25.384.200,00
25.384.200,00
9
Pekerjaan Kistdam
m3
495,00
341.505,00
169.044.975,00
10
Administrasi dan Dokumentasi
ls
1,00
6.172.625,00
6.172.625,00
II.
PEKERJAAN TANAH
1.247.598.165,16
1
Galian Tanah dengan Alat Berat
m³
2
Galian Tanah dengan Manual
3
Timbunan Tanah
4 5 6
III.
13.900,02
32.633,00
m³
585,72
52.785,00
30.917.230,20
m³
7.129,80
53.839,00
383.861.302,20
Timbunan Kembali pada Bangunan
m³
2.901,57
84.017,00
243.780.891,12
Jalan Inspeksi Sub-Base Klas C
m³
708,30
162.285,00
114.946.465,50
Gebalan Rumput
m²
1.980,00
10.350,00
20.493.000,00
PEKERJAAN BENDUNG DAN BANGUNAN PELENGKAP
453.599.276,14
6.221.614.038,69
1
Pasangan Batu Kali
m³
5.057,64
1.085.163,00
5.488.366.888,03
2
Plesteran
m²
2.959,02
65.269,00
193.132.080,57
3
Siar
m²
1.878,29
51.101,00
95.982.609,71
4
Penulangan (Pembesian)
kg
2.912,52
14.484,83
42.187.337,08
5
Bekisting
m²
389,86
159.333,00
62.118.017,48
6
Beton K.225
m³
196,85
1.726.369,00
339.827.105,81
IV.
1
2
PEKERJAAN LAIN-LAIN
734.698.000,00
Pintu Sorong Baja a. Pembilas Bendung (b = 1.05 m)
bh
2,00
50.274.000,00
100.548.000,00
b. Pengambilan (b = 1.50 m)
bh
2,00
102.600.000,00
205.200.000,00
c. Penguras (b = 1.75 m)
bh
3,00
139.650.000,00
418.950.000,00
Finishing
ls
1,00
10.000.000,00
10.000.000,00
A.
JUMLAH BIAYA PEKERJAAN
B.
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) 10%
C.
TOTAL ( A + B )
10.170.578.522,47
D.
DIBULATKAN
10.170.580.000,00
TERBILANG :
9.245.980.474,97 924.598.047,50
SEPULUH MILYAR SERATUS TUJUH PULUH JUTA LIMA RATUS DELAPAN PULUH RIBU RUPIAH
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
316
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
7.4.
Analisa Man Power I. NO.
Pekerjaan Persiapan URAIAN PEKERJAAN
VOL.
SAT.
I.2 Pekerjaan Pembersihan a. Tenaga Kerja Pekerja Mandor
10.796,05
m2
I.3 Pekerjaan Kupasan a. Tenaga Kerja Pekerja Mandor
3.750,00
I.5 Pek. Pengukuran a. Tenaga Kerja Pekerja Pembantu Juru Ukur Juru Ukur
256,67
I.6 Pek. Pemasangan Bouwplank a. Tenaga Kerja Pekerja Tukang Kayu Kepala Tukang Mandor
256,67
I.7 Pek. Direksi Keet a. Tenaga Kerja Pekerja Tukang Tembok/Batu Kepala Tukang Batu Mandor
OH OH Total Jumlah SDM Jumlah Hari
KOEFISIEN PEKERJAAN
0,060 0,006 0,066 713 36
JUMLAH SDM
JUMLAH HARI
20 15 5
36
15 12 3
17
4,0 2,0 1,0 1,0
1
10,0 5,0 2,0 2,0 1,0
3
10,0 5,0 2,0 2,0 1,0
3
m2
OH OH Total Jumlah SDM Jumlah Hari
0,060 0,006 0,066 248 17
m'
OH OH OH Total Jumlah SDM Jumlah Hari
0,012 0,004 0,004 0,020 5 1
m'
OH OH OH OH Total Jumlah SDM Jumlah Hari 200,00 m2
0,100 0,010 0,010 0,010 0,130 33 3
OH OH OH OH Total Jumlah SDM Jumlah Hari
0,100 0,010 0,010 0,010 0,130 26 3
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
317
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
NO.
URAIAN PEKERJAAN
Pek. Gudang dan Barak Pembersihan I.8 Pekerjaan I.2 a. Tenaga Kerja Pekerja Tukang Tembok/Batu Mandor Kepala Tukang Batu Mandor
I.3 a. I.9 a.
VOL.
SAT.
116,00 10.796,05
m2
Pekerjaan Kupasan Tenaga Kerja Pekerja Pek. Dewatering Mandor Tenaga Kerja Pekerja Operator Pompa Mandor
OH OH OH Total OH Jumlah SDM JumlahTotal Hari Jumlah SDM 3.750,00 Jumlah m2 Hari
0,100 0,060 0,010 0,006 0,010 0,066 0,010 713 0,130 36 15 2
OH Ls OH Total OH OH Jumlah SDM JumlahOH Hari Total Jumlah SDM 256,67 m' Jumlah Hari
0,060 0,006 0,045 0,066 0,167 248 0,005 17 0,217 0 0
OH 495,00 m3 495,00 m3 OH OH OH OH Total OH OH Jumlah SDM OH OH JumlahTotal Hari Total Jumlah SDM Jumlah SDM Jumlah Hari Jumlah Hari
0,012 0,004 0,004 0,600 0,600 0,020 0,100 0,100 5 0,060 0,060 1 0,760 0,760 376 376 27 27
1,00
I.5 Pek. Pengukuran a. Tenaga Kerja Pekerja Pek. I.11 Pek. Kistdam Kistdam I.11 Pembantu Juru Ukur Tenaga Kerja a. Tenaga Kerja a. Juru Ukur Pekerja Pekerja Tukang Tukang Mandor Mandor
KOEFISIEN PEKERJAAN
JUMLAH SDM
JUMLAH HARI
10,0 20 5,0 15 2,0 5 2,0 1,0
2 36
15 12 3 5,0 2,0 2,0 1,0
17
4,0 2,0 1,0 14,0 14,0 1,0 8,0 6,0 4,0 6,0 2,0 2,0
1 27 27
JUMLAH SDM
JUMLAH HARI
25,0 20 23,0 15 2,0 5
100 36
10,0 15 9,0 12 1,0 3
43 17
4,0 2,0 1,0 1,0
1
0
II. Pekerjaan Tanah NO.
URAIAN PEKERJAAN
Pekerjaan Pembersihan Gal. dengan Alat Berat I.2 Pek. II.1 a. Tenaga Kerja Pekerja Mandor
II.2 I.3 a. a.
VOL.
SAT.
10.796,05 13.900,02
m2 m3
Pek. Gal. Tanah Dengan Manual Pekerjaan Kupasan Tenaga Kerja Tenaga Kerja Pekerja Pekerja Mandor Mandor
I.5 Pek. Pengukuran a. Tenaga Kerja Pekerja Pembantu Juru Ukur Juru Ukur
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi
OH OH Total Jumlah SDM Jumlah Hari 585,72 3.750,00
0,163 0,060 0,016 0,006 0,179 0,066 2492 713 100 36
m3 m2
OH OH OH OH Total Total Jumlah Jumlah SDM SDM Jumlah Jumlah Hari Hari
256,67
KOEFISIEN PEKERJAAN
0,675 0,060 0,068 0,006 0,743 0,066 435 248 43 17
m'
OH OH OH Total Tenggara Jumlah SDM Jumlah Hari
0,012 0,004 0,004 0,020 5 1
318
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
NO.
URAIAN PEKERJAAN
Pekerjaan Tanah Pembersihan II.3 I.2 Timbunan a. Tenaga Kerja Pekerja Mandor
II.4 I.3 a. a.
Timbunan Kembali Pd Bangunan Pekerjaan Kupasan Tenaga Kerja Tenaga Kerja Pekerja Pekerja Mandor Mandor
II.5 Jalan Inpeksi Sub Base Klas C Kerja a. Tenaga Pek. Pengukuran I.5 Pekerja a. Tenaga Kerja Mandor Pekerja Pembantu Juru Ukur Juru Ukur II.6 Gebalan Rumput a. Tenaga Kerja Pekerja Mandor
VOL.
SAT.
7.129,80 10.796,05
m3 m2
OH OH Total Total Jumlah Jumlah SDM SDM Jumlah Jumlah Hari Hari 2.901,57 3.750,00
KOEFISIEN PEKERJAAN
0,00752 0,060 0,00019 0,006 0,008 0,066 55 713 7 36
m3 m2
OH OH OH OH Total Total Jumlah SDM Jumlah JumlahSDM Hari Jumlah Hari 708,30 m3
0,319 0,060 0,016 0,006 0,335 0,066 973 248 97 17
256,67
m' OH OH OH Total OH Jumlah SDM OH Jumlah Hari Total Jumlah SDM 1.980,00 m2 Jumlah Hari OH OH Total Jumlah SDM Jumlah Hari
0,300 0,015 0,012 0,315 0,004 223 0,004 22 0,020 5 1 0,100 0,010 0,110 218 22
JUMLAH SDM
JUMLAH HARI
8,0 20 7,0 15 1,0 5
7 36
10,0 15 9,0 12 1,0 3
97 17
10,0 9,0 4,0 1,0 2,0
22
1
1,0 1,0
10,0 9,0 1,0
22
JUMLAH SDM
JUMLAH HARI
103,0 20 78,0 15 20,0 5 5,0
190 36
15 30,0 12 19,0 3 5,0 4,0 2,0
17 61
4,0 2,0 1,0 1,0
1
III. Pekerjaan Bendung dan Bangunan Pelengkap NO.
URAIAN PEKERJAAN
VOL.
SAT.
PekerjaanBatu Pembersihan Kali III.1 I.2 Pasangan a. Tenaga Kerja Pekerja Pekerja Tukang MandorBatu Mandor
10.796,05 5.057,64
m3 m2
Pekerjaan Kupasan I.3 Plesteran III.2 Tenaga Kerja Kerja a. Tenaga a. Pekerja Pekerja MandorBatu Tukang
3.750,00 2.959,02
OH OH OH OH OH Total Total Jumlah SDM Jumlah SDM Jumlah Hari
Jumlah Hari
Kepala Tukang Mandor
KOEFISIEN PEKERJAAN
2,700 0,060 0,900 0,006 0,270 0,066 3,870 713 19573 36 190
m2 m2
OH OH OH Total OH OH Jumlah SDM JumlahTotal Hari
0,060 0,384 0,006 0,192 0,066 0,019 0,019 248 0,614 17
Jumlah SDM
1817 61
Jumlah Hari 256,67 I.5 Pek. Pengukuran m' a. Tenaga Kerja Pekerja OH Perencanaan Bendung Tonggauna Pembantu Juru Ukur OH KabupatenJuru Kolaka Ukur Timur, Sulawesi Tenggara OH Total Jumlah SDM Jumlah Hari
0,012 0,004 0,004 0,020 5 1
319
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK
NO.
URAIAN PEKERJAAN
Siar Pembersihan III.3 I.2 Pekerjaan a. Tenaga Kerja Pekerja Tukang Batu Mandor Kepala Tukang Mandor
I.3 a. III.4 a.
Pekerjaan Kupasan Tenaga Kerja Penulangan (Pembesian) Pekerja Tenaga Kerja Mandor Pekerja Tukang Besi Kepala Tukang Mandor
I.5 Pek. Pengukuran a. Tenaga Kerja Pekerja III.5 Bekisting Pembantu Juru Ukur a. Tenaga Kerja Juru Ukur Pekerja Tukang Kayu Besi Kepala Tukang Mandor
III.6 Beton K.225 a. Tenaga Kerja Pekerja Tukang Kayu Batu Kepala Tukang Mandor
7.5.
VOL.
SAT.
1.878,29 10.796,05
m2
OH OH OH Total OH Jumlah SDM Total Jumlah Hari Jumlah SDM 3.750,00 Jumlah m2 Hari 2.912,52
KOEFISIEN PEKERJAAN
0,300 0,060 0,150 0,006 0,015 0,066 0,030 713 0,495 36 930 33
Kg OH OH OH Total OH Jumlah SDM OH Jumlah OH Hari
0,060 0,006 0,700 0,066 0,700 248 0,070 17 0,070
Total 256,67 m' Jumlah SDM Jumlah Hari OH 389,86 m2 OH OH OH Total OH Jumlah SDM OH Jumlah Hari OH Total Jumlah SDM Jumlah Hari
1,540 4485 107 0,012 0,004 0,004 0,600 0,020 0,300 5 0,030 1 0,060 0,990 386 20
196,85
JUMLAH SDM
JUMLAH HARI
28,0 20 14,0 15 7,0 5 4,0 3,0
33 36
15 12 42,0 3 22,0 12,0 5,0 3,0
17
4,0 2,0 1,0 19,0 1,0 10,0 6,0 2,0 1,0
107
1 20
m3
OH OH OH OH Total Jumlah SDM Jumlah Hari
1,323 0,189 0,019 0,132 1,663 327 16
20,0 10,0 7,0 2,0 1,0
16
Network Planning (NWP) Pelaksanaan suatu pekerjaan terdiri dari berbagai kegiatan, baik yang berjalan bersamaan atau pekerjaan yang saling ketergantungan satu dengan yang lain. Bila kegiatan-kegiatan tersebut dirangkai menjadi satu maka akan membentuk suatu jaringan yang disebut network planning.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
320
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PROYEK Fungsi network planning adalah: - Memberi suatu gambaran dalam hubungan kerja bahwa setiap kegiatan merupakan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. - Dalam network planning terdapat lintasan kritis, tidak boleh mengalami keterlambatan karena akan mempengaruhi kegiatan lainnya. Apabila terjadi keterlambatan maka kontraktor harus menambah efektifitas kerja, menambah jumlah pekerja, menambah jumlah peralatan, agar pekerjaan kembali ke lintasan kritis semula.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
321
LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TONGGAUNA KABUPATEN KOLAKA TIMUR, SULAWESI TENGGARA (Design of Tonggauna Weir at Kolaka Timur, Southeast Sulawesi)
BAB VIII RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
UNDIP – KEMENPUPERA
BAB VIII. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
BAB VIII RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
8.1.
Tinjauan Umum Rencana
kerja
dan
syarat-syarat
teknis
proyek
Pekerjaan
Perencanaan Bendung Tonggauna, Kabupaten Kolaka Timur yang terdiri dari : 1.
Instruksi Kepada Peserta Pengadaan (IKP)
2.
Lembar Data Pemilihan (LDP)
3.
Lembar Data Kualifikasi (LDK)
4.
Bentuk Dokumen Penawaran
5.
Petunjuk Pengisian Formulir Kualifikasi
6.
Tata Cara Evaluasi Kualifikasi
7.
Bentuk Rancangan Kontrak
8.
Syarat-Syarat Umum Kontrak
9.
Syarat-Syarat Khusus Kontrak
10. Spesifikasi Teknis dan Gambar 11. Daftar Kuantitas dan Harga 12. Bentuk Dokumen Lain
8.2.
Instruksi Kepada Peserta Pengadaan (IKP) Instruksi kepada peserta pengadaan diberikan saat pelaksanaan tender terdiri dari: 1.
Umum
2.
Dokumen Pengadaan
3.
Penyiapan Dokumen Penawaran
4.
Pembukaan dan Evaluasi Penawaran
5.
Penetapan Pemenang
6.
Penunjukan Pemenang Pengadaan
7.
Pelelangan Gagal
8.
Surat Jaminan Pelaksanaan
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
322
BAB VIII. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
9.
Penandatanganan Kontrak Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada Lampiran Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 31/PRT/M/2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi pada Buku Standar PK 01 HS – Pascakualifikasi (Pelelangan Umum / Pemilihan Langsung).
8.3.
Lembar Data Pemilihan (LDP) LDK terdiri dari : 1.
Penerapan IKP dan LDP
2.
Lingkup Pekerjaan
3.
Sumber Dana
4.
Pendayagunaan Produksi Dalam Negeri
5.
Pemberian Penjelasan Dokumen Pengadaan dan Peninjauan Lapangan
6.
Dokumen Penawaran
7.
Mata Uang Penawaran dan Cara Pembayaran
8.
Masa Berlakunya Penawaran
9.
Jaminan Penawaran
10. Penyampaian Dokumen Penawaran 11. Batas Akhir Waktu Pemasukan Penawaran 12. Pembukaan Penawaran 13. Ambang Batas 14. Sanggahan Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada Lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 31/PRT/M/2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi pada Buku Standar PK 01 HS – Pascakualifikasi (Pelelangan Umum / Pemilihan Langsung).
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
323
BAB VIII. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
8.4.
Lembar Data Kualifikasi (LDK) LDK terdiri dari : 1.
Lingkup Kualifikasi
2.
Persyaratan Kualifikasi Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada Lampiran Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 31/PRT/M/2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi pada Buku Standar PK 01 HS – Pascakualifikasi (Pelelangan Umum / Pemilihan Langsung).
8.5.
Bentuk Dokumen Penawaran Bentuk Dokumen Penawaran terdiri dari : 1.
Bentuk Surat Penawaran Peserta Badan Usaha/Kemitraan (KSO)
2.
Bentuk Surat Kuasa
3.
Bentuk Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO)
4.
Bentuk Dokumen Penawaran Teknis
5.
Bentuk Formulir Rekapitulasi Perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
6.
Bentuk Daftar Barang yang Diimpor
7.
Bentuk Rencana Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Konstruksi (RK3K)
8.
Bentuk Rincian/Uraian Harga Satuan Pekerjaan (HSP)
9.
Bentuk Jaminan Penawaran dari Bank
10. Bentuk Jaminan Penawaran Dari Asuransi/ Perusahaan Penjaminan (Hanya Untuk Badan Usaha Kecil) 11. Bentuk Pakta Integritas 12. Bentuk Formulir Isian Kualifikasi Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada Lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 31/PRT/M/2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
324
BAB VIII. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi pada Buku Standar PK 01 HS – Pascakualifikasi (Pelelangan Umum / Pemilihan Langsung).
8.6.
Petunjuk Pengisian Formulir Kualifikasi 1.
Data Administrasi
2.
Izin Usaha
3.
Sertifikat Badan Usaha
4.
Izin Lainnya (apabila dipersyaratkan, yang sesuai dengan pekerjaan yang dilelangkan)
5.
Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha
6.
Pengelola Badan Usaha (Pengawas/Pengurus)
7.
Data Keuangan
8.
Data Personil Inti
9.
Data Peralatan
10. Data Pengalaman Perusahaan 11. Data Pengalaman Perusahaan dalam 5 tahun terakhir 12. Data Pekerjaan Yang Sedang Dilaksanakan 13. Modal Kerja 14. Kemitraan/KSO Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada Lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 31/PRT/M/2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi pada Buku Standar PK 01 HS – Pascakualifikasi (Pelelangan Umum / Pemilihan Langsung).
8.7.
Tata Cara Evaluasi Kualifikasi Menjelaskan tentang tata cara dan syarat evaluasi kualifikasi. Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada Lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 31/PRT/M/2015 tentang
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
325
BAB VIII. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Perubahan
Ketiga
Peraturan
Menteri
Pekerjaan
Umum
Nomor
07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi pada Buku Standar PK 01 HS – Pascakualifikasi (Pelelangan Umum / Pemilihan Langsung).
8.8.
Bentuk Rancangan Kontrak Berisi tentang standar dalam membuat surat perjanjian kontrak. Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada Lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 31/PRT/M/2015 tentang Perubahan
Ketiga
Peraturan
Menteri
Pekerjaan
Umum
Nomor
07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi pada Buku Standar PK 01 HS – Pascakualifikasi (Pelelangan Umum / Pemilihan Langsung).
8.9.
Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) SSUK terdiri dari : 1.
Ketentuan Umum
2.
Pelaksanaan, Penyelesaian, Adendum dan Pemutusan Kontrak
3.
Hak dan Kewajiban Para Pihak
4.
Personil Inti dan/ atau Peralatan Penyedia
5.
Kewajiban PPK
6.
Pembayaran Kepada Penyedia
7.
Pengawasan Mutu
8.
Penyelesaian Perselisihan Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada Lampiran Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 31/PRT/M/2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi pada Buku Standar PK 01 HS – Pascakualifikasi (Pelelangan Umum / Pemilihan Langsung).
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
326
BAB VIII. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
8.10. Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK) SSKK terdiri dari : 1.
Korespondensi
2.
Wakil Sah Para Pihak
3.
Jenis Kontrak
4.
Tanggal Berlaku Kontrak
5.
Masa Pelaksanaan
6.
Masa Pemeliharaan
7.
Perbaikan Cacat Mutu
8.
Umur Konstruksi
9.
Pedoman Pengoperasian dan Perawatan/Pemeliharaan
10. Pembayaran Tagihan 11. Pencairan Jaminan 12. Tindakan Penyedia yang Mensyaratkan Persetujuan PPK atau Pengawas Pekerjaan 13. Kepemilikan Dokumen 14. Fasilitas 15. Peristiwa Kompensasi 16. Sumber Pembiayaan 17. Pembayaran Uang Muka 18. Keselamatan dan Kesehatan Kerja 19. Pembayaran Prestasi Pekerjaan 20. Pembayaran Peralatan dan/atau Bahan 21. Serah Terima sebagian pekerjaan 22. Penyesuaian Harga (Eskalasi/De-eskalasi) 23. Denda 24. Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Koperasi Kecil 25. Penyelesaian Perselisihan /Sengketa Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada Lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 31/PRT/M/2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
327
BAB VIII. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi pada Buku Standar PK 01 HS – Pascakualifikasi (Pelelangan Umum / Pemilihan Langsung).
8.11. Spesifikasi Teknis dan Gambar Spesifikasi teknis dan gambar terdiri dari : 1.
Uraian Spesifikasi Teknis
2.
Keterangan Gambar
Pengguna jasa harus menyiapkan spesifikasi teknis dan gambar yang akan dijadikan acuan oleh penyedia jasa dalam melaksanakan pekerjaan.
8.12. Daftar Kuantitas dan Harga Berisi tentang analisa harga satuan pekerjaan, daftar harga dan upah, rencana anggaran biaya (RAB), dan rekapitulasi RAB.
8.13. Bentuk Dokumen Lain Bentuk dokumen lain terdiri dari : 1.
Bentuk Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)
2.
Bentuk Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
3.
Bentuk Surat Jaminan
4.
Bentuk Surat Keterangan Dukungan Keuangan dari Bank
5.
Pengumuman [Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung]
dengan
Pascakualifikasi Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada Lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 31/PRT/M/2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi pada Buku Standar PK 01 HS – Pascakualifikasi (Pelelangan Umum / Pemilihan Langsung).
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
328
BAB VIII. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
SYARAT-SYARAT TEKNIS (SPESIFIKASI TEKNIS)
Pasal 1 Penjelasan Umum 1.1.
Pemberian pekerjaan meliputi penyediaan, pengangkutan dan semua pengolahan bahan, pengerahan tenaga kerja, pengadaan semua alat pembantu dan sebagainya, yang pada umumnya secara langsung atau tidak langsung termasuk di dalam usaha menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan menyerahkan pekerjaan dalam keadaan sempurna dan lengkap.
1.2.
Dalam hal ini juga termasuk pekerjaan-pekerjaan atau bagian-bagian pekerjaan yang walaupun tidak disebutkan dalam RKS dan gambar, tetapi masih berada dalam lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Pimpinan Proyek.
1.3.
Tanah bangunan termasuk segala perlengkapannya akan diserahkan kepada Pemborong atau Kontraktor dalam keadaan yang sama seperti pada waktu Aanwijzing.
1.4.
Pekerjaan haruslah diserahkan oleh Pemborong/Kontraktor dengan sempurna dalam keadaan selesai, termasuk juga pembersihan bekas-bekas bongkaran dan lain sebagainya.
1.5.
Sepanjang tidak ditentukan lain pada persyaratan teknis, maka untuk pekerjaan ini tetap mengikuti syarat-syarat teknis berikut ini serta Normalisasi Standar Indonesia yang berlaku sebagaimana Pasal 2 berikut ini.
1.6.
Pekerjaan konstruksi meliputi pembangunan bendung sebagaimana tercantum dalam album gambar.
1.7.
Jalan masuk ke dan melalui daerah kerja dapat menggunakan jalan-jalan setempat yang ada yang berhubungan dengan jalan raya yang berdekatan dengan daerah proyek. Kontraktor hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan hukum yang berhubungan dengan penggunaan arah angkutan umum dan bertanggung jawab terhadap kerusakan akibat penggunaan
jalan
tersebut.
Kontraktor
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
harus
memperbaiki
atau 329
BAB VIII. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
memperlebar jalan yang ada, memperbaiki dan memperkuat jembatan beton sehingga memenuhi kebutuhan pengangkutannya sejauh yang dibutuhkan untuk pekerjaannya. Kontraktor dapat menggunakan tanah yang sudah dibebaskan oleh Pemberi Tugas untuk keperluan jalan masuk ke daerah kerja itu apabila Kontraktor membutuhkan tambahan jalan masuk demi kemajuan pekerjaan. Pemberi tugas tidak bertanggung jawab terhadap pemeliharaan jalan masuk atau bangunan yang digunakan oleh Kontraktor selama pelaksanaan pekerjaan. Apabila Kontraktor membutuhkan jalan lain yang tidak ditentukan oleh Kontraktor atas bebannya sendiri, dan harga untuk semua pekerjaan tersebut sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan. 1.8.
Gambar-gambar yang dimiliki Kontraktor : 1. Gambar-gambar pekerjaan (a) Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Kontraktor harus ditandai oleh Direksi dan apabila ada perubahan diserahkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan sebelum program Pelaksana dimulai. (b) Gambar-gambar pelaksana/Gambar kerja Kontraktor menggunakan gambar-gambar kontrak sebagai dasar untuk mempersiapkan gambar-gamabr pelaksanaan, gambar dibuat detail untuk pekerjaan tetap dan untuk pekerjaan khusus seperti beton harus memperlihatkan penampang memanjang dan melintang beton. (c) Gambar-gambar bengkel, disiapkan oleh Kontraktor
untuk
menyimpan peralatan dan bahan-bahan milik Kontraktor (d) Kontraktor menyediakan satu lembar set gambar-gambar lengkap di lapangan. 2. Gambar-gambar pekerjaan sementara Gambar yang disiapkan oleh Kontraktor harus dirinci dan diserahkan pada Direksi sebelum tanggal program pelaksanaan dalam waktu yang ditentukan oleh dalam Kontrak. Kontraktor hendaknya mengusulkan Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
330
BAB VIII. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
pekerjaan sementara yang berkaitan dengan pekerjaan tetap secar mendetail dan diserahkan oleh Direksi untuk mendapatkan persetujuan tujuh hari sebelum tanggal dimulainya pelaksanaan. 3. Gambar-gambar yang sebelumnya terbangun/terpasang Kontraktor menyiapkan dan meyimpan satu set gambar yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan di lapangan oleh Direksi dan tiap hari oleh Pengawas Lapangan, apabila diketemukan hal-hal yang tidak memuaskan dan tidak dilaksanakan diperbaiki kembali selambatlambatnya 6 (enam) hari kerja. Pelaksanaan selesai Kontraktor harus menyerahkan gambar pelaksanaannya dalam 3 set cetakan yang dijilid ukuran A3 dan satu set negatifnya. Ukuran A1. 1.9.
Program Pelaksanaan dan Laporan 1. Program pelaksanaan Kontraktor harus melaksanakan program pelaksanaan sesuai dengan syarat-syarat kontrak dengan menggunakan CPM network. Program tersebut harus dibuat dalam dua bentuk yaitu bar-chart dan daftar yang memperlihatkan setiap kegiatan yaitu mulai tanggal paling awal, mulai tanggal paling akhir, waktu yang diperlukan, waktu float, serta sumber tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan. 2. Laporan kemajuan pelaksanaan Sebelum tanggal sepuluh setiap bulan atau saat waktu ditentukan Direksi, kontraktor harus menyerahkan tiga salinan laporan kemajuan bulanan pada Direksi, mengenai gambaran secara detail kemajuan pekerjaan bulan terdahulu. Isi dari laporan itu berisi tentang hal-hal sebagai berikut: a. Prosentase kemajuan pekerjaan laporan bulanan maupun prosentase rencana yang akan diprogramkan bulan berikutnya. b. Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai pada laporan bulanan.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
331
BAB VIII. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
c. Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan tanggal permulaan dan penyelesaiannya. d. Daftar tenaga buruh setempat dan daftar peralatan konstruksi. e. Jumlah volume untuk berbagai pekerjaan beton, galain-timbunan, pasangan batu, dan lain-lain. f. Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan kebutuhan pembayaran yang diperlukan pada bulan berikutnya serta hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak. 3. Rencana kerja harian, mingguan dan bulanan Kontraktor harus menyerahkan dua rangkap rencana mingguan yang disetujui oleh direksi setiap akhir minggu dan untuk minggu-minggu berikutnya. Rencana tersebut termasuk pekerjaan tanah, pekerjaan konstruksi lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, pengadaan tanah, pengangkutan bahan dan peralatan serta lain-lain yang diminta oleh direksi. Kontraktor harus menyerahkan dua rangkap rencana kerja harian secara tertulis untuk semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi setiap hari maupun untuk hari-hari berikutnya. Kontraktor harus menyediakan rencana bulanan dengan sistem bar chart pada akhir bulan maupun pada akhir dan untuk bulan-bulan berikutnya. Rencana kerja ini harus memperlihatkan tenggang waktu dari mulai sampai akhir kegiatan utama dengan volume pekerjaannya. Rencana kerja ini harus diserahkan kepada Direksi pada hari ketiga tiap bulan untuk perbaikan dan perubahan. 4. Rapat bersama untuk membicarakan kemajuan pekerjaan Rapat tetap antara direksi dengan Kontraktor diadakan seminggu sekali pada tempat dan waktu yang disetujui oleh Direksi. Maksud dari rapat ini membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang diusulkan untuk seminggu berikutnya dan membahas permasalahan yang timbul agar dapat segera diselesaikan.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
332
BAB VIII. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pasal 2 Normalisasi Standar Indonesia N.1 – 2
- Peraturan Beton Indonesia 1971
N.1 – 3
- Peraturan Umum untuk Bahan Bangunan di Indonesia
N.1 – 5
- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
N.1 – 7
- Syarat-syarat untuk Kapur Bahan Bangunan
N.1 – 8
- Semen Portland
N.1 – 10
- Spesifikasi untuk Batu Merah
Pasal 3 Pekerjaan Persiapan 3.1.
Dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah kontrak ditandatangani, Pemborong/Kontraktor harus sudah melaksanakan persiapan di lapangan sesuai dengan petunjuk Direksi.
3.2.
Pembuatan kantor direksi, gudang dan barak-barak pekerja harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh Direksi.
3.3.
Penyediaan air bersih.
3.4.
Pengadaan penerangan
Pasal 4 Gambar-gambar Pekerjaan 4.1.
Gambar-gambar rencana pekerjaan terdiri dari gambar bestek, gambar detail situasi
dan
lain
sebagainya
yang
akan
disampaikan
kepada
Pemborong/Kontraktor beserta dokumen-dokumen lainnya. Kontraktor tidak boleh mengubah dan menambah tanpa persetujuan dari Pimpinan Proyek/Direksi, gambar-gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan borongan ini atau digunakan untuk maksud lain. 4.2.
Gambar-gambar tambahan
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
333
BAB VIII. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT Pemborong/Kontraktor harus membuat gambaran detail (gambar kerja/shiop drawing) yang disahkan oleh Direksi, gambar-gambar tersebut menjadi milik Direksi. As Built Drawing Yang dimaksud dengan As Built Drawing adalah gambar-gambar yang sesuai dengan yang dilaksanakan. Untuk pekerjaan ulang yang belum ada dalam bestek, Kontraktor harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan apa yang dilaksanakan dengan jelas memperlihatkan perbedaan antara gambar kontrak dan gambar pelaksanaan. Gambar-gambar tersebut harus diserahkan rangkap 3 (tiga) dan biaya pembuatannya ditanggung oleh pihak Kontraktor. 4.3.
Pemborong/Kontraktor harus menyimpan di tempat kerja satu bundle gambar kontrak lengkap termasuk Rencana Kerja dan Syarat-syarat Berita Acara Rapat Penjelasan (Aanwijzing), Time Schedule, dan semuanya dalam keadaan baik (dapat dibaca dengan jelas), hal ini untuk menjaga jika pemberi tugas atau wakilnya sewaktu-waktu memerlukannya.
Pasal 5 Mobilisasi Sebelum kegiatan pelaksanaan dimulai, Pemborong harus mengajukan rencana mobilisasi kepada Direksi. Kegiatan yang dimaksud adalah : Transportasi lokal, alat-alat dan perlengkapan lain ke tempat kerja. Bangunan dan pengamanan daerah kerja. Pembuatan bangunan sebagaimana yang tercantum dalam uraian pekerjaan. Penyaluran bahan-bahan yang diperlukan untuk pekerjaan pembangunan.
Pasal 6 Daerah Kerja 6.1.
Areal tanah untuk daerah kerja pada dasarnya disediakan oleh pemberi tugas, penggunaan daerah diluar yang disediakan menjadi tanggung jawab dan atas usaha Pemborong/Kontraktor.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
334
BAB VIII. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
6.2.
Kontraktor harus menutup daerah kerja bagi umum untuk keamanan kerja alat dan bahan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.
6.3.
Pada daerah yang telah disediakan, Pemborong harus merencanakan penggunaannya
yang pada
dasarnya
akan
membantu kelancaran
pelaksanaan. Rencana tersebut harus disetujui oleh Direksi sebelum penggunaan areal kerja. 6.4.
Pemborong diharuskan membuat kantor lapangan, gudang dan sebagainya guna manunjang pelaksanaan pekerjaan.
6.5.
Sebelum pekerjaan dimulai seluruh daerah kerja dibersihkan terlebih dahulu.
Pasal 7 Peralatan Kerja 7.1.
Pemborong harus menyediakan peralatan dengan baik dan siap pakai yang diperlukan untuk pekerjaan pembangunan.
7.2.
Untuk pelaksanaan pekerjaan ini Pemberi Tugas/Direksi tidak menyediakan atau meminjamkan atau menyewakan peralatan kerja.
7.3.
Untuk pengamatan pelaksanaan pekerjaan Kontraktor haru menyediakan alat-alat keselamatan kerja sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang berlaku.
Pasal 8 Pengukuran 8.1.
Pengukuran peil dilaksanakan oleh Kontraktor dengan menggunakan alatalat miliknya dan diawasi oleh Direksi.
8.2.
Pengukuran dilaksanakan dengan alat ukur waterpass, theodolit dan sebagainya dalam keadaan baik yang disetujui oleh Direksi.
8.3.
Tanda-tanda patok (bouwplank) yang sudfah dipasang dijaga agar tidak rusak dan tidak berubah tempatnya, bila perlu Kontraktor harus mengadakan pengecekan ulang bila Direksi menginginkan.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
335
BAB VIII. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
8.4.
Tanda patok ini terbuat dari kayu kelas II atau bambu yang dicat merah ujung atasnya ± 0,6 cm, panjang 60 cm dan masuk ke dalam tanah sepanjang 40 cm.
8.5.
Tanda dasar untuk proyek merupakan Bench Mark yang terletak berdekatan dengan saluran induk seperti terlihat pada gambar ketinggian dari Bench Mark ini didasarkan pada titik tetap utama. Bench Mark yang lain dan titik referensi yang terlihat pada gambar diberikan pada Kontraktor sebagai referensi. Sebelum menggunakan suatu Bench Mark dan titik referensi kecuali Bench Mark dasar untuk setting out pekerjaan, Kontraktor harus melakukan pengukuran atau pemeriksaan atas ketelitiannya. Pemberi Tugas tidak akan bertanggung jawab atas ketelitian Bench Mark yang lain begitu juga dengan referensinya. Kontraktor perlu mendirikan Bench Mark tambahan sementara untuk kemudahan tetapi setiap Bench Mark sementara didirikan, rencana dan tempatnya disetujui oleh Direksi dan akan merupaka ketelitian yang berhubungan dengan Bench Mark yang didirikan oleh Direksi.
8.6.
Permukaan tanah asli yang terlihat pada gambar akan dianggap betul sesuai dengan kontrak. Apabila terjadi keraguan dari Kontraktor atas kebenaran dari muka tanah, sekurang-kurangnya 30 hari sebelum mulai bekerja, Kontraktor memberitahukan kepada direksi secara tertulis untuk menyesuaikan dan melaksanakan pengukuran kembali ketinggian muka tanah tersebut. Sebelum mulai melaksanakan pekerjaan tanah, kontraktor akan mengukur dan mengambil ketinggian lokasi pekerjaan, dengan menggunakan Bench Mark atau titik referensi yang disetujui Direksi. Pengukuran volume yang dikerjakan dibuat berdasarkan ketinggian yang disetujui.
8.7.
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara peralatan pengukuran untuk dipakai sendiri dan Direksi. Alat dan perlengkapan harus baik menurut direksi dan alat harus diganti jika hilang atau rusak. Semua alat-alat dan perlengkapan itu tetap menjadi milik Kontraktor. Alat-alat tidak boleh
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
336
BAB VIII. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
ditukar dalam waktu pelaksanaan kontrak, kecuali dengan ijin atau perintah Direksi. 8.8.
Semua biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan pengukuran harus sudah masuk dalam harga satuan penawaran.
Pasal 9 Mutual Check 9.1.
Untuk sistem pelaksanaan pekerjaan ini adalah kontrak harga satuan
9.2.
Untuk pelaksanaan Mutual Check I harus diperhatikan beberapa hal sebagai berikut : a. Diadakan dengan dasar gambar tender yang telah dimenangkan Kontraktor. b. Terdiri dari Kontraktor dan bersama-sama dengan pihak Direksi. c. Kontraktor harus melakukan pengukuran kembali semua kegiatankegiatan pekerjaan dengan mencocokkan kembali pada titik tetap dengan ketelitian 10 mm. Membuat gambar-gambar hasil pengukuran kembali profil
memanjang
dan
melintang
dengan
mengikuti
standar
penggambaran tender drawing. Membuat gambar-gambar bangunan dengan mengikuti standar penggambaran tender drawing. Membuat perhitungan hidrolis apabila ada perubahan bentuk. Membuat perhitungan kuantitas dan Rencana Anggaran Biaya atas perubahan (tambahan/pengurangan). d. Semua produk-produk hasil uitsetten/pengukuran kembali disampaikan pada Pemberi Tugas untuk selanjutnya diteliti/diperiksa kebenarannya dan setelah mendapat persetujuan dari direksi maka Kontraktor dapat melaksanakan pekerjaan tersebut. e. Dari hasil pengukuran kembali/uitzet akan didapat perbandingan volume dengan tender drawing. f. Gambar-gambar hasil uitzet adalah sebagai dasar untuk pelaksanaan konstruksi lapangan. g. Semua gambar-gambar hasil Mutual Check I diperbanyak tiga kali. Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
337
BAB VIII. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
9.3.
Untuk Mutual Check ke II harus diperhatikan beberapa hal sebagi berikut : a. Dilaksanakan
untuk
mendapatkan
pekerjaan
yang
sebenarnya
dilaksanakan/gambar terpasang (As Built Drawing). b. Hasil
Mutual Check ke II dengan gambar terpasang sebagai dasar
pembayaran volume pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan. c. Semua gambar-gambar terpasang dibuat rangkap tiga. 9.4.
Untuk jangka waktu Mutual Check akan diatur/ditentukan Direksi. Jika tidak ditentukan maka pengajuan biaya tambahan/pengurangan biaya paling lambat satu bulan sebelum jangka waktu pelaksanaan berakhir sudah harus disampaikan kepada Pemberi Tugas atau instansi yang berwenang. Ketentuan-ketentuan yang belum diatur dalam Mutual Check ini akan ditentukan kemudian oleh Direksi.
Pasal 10 Pengalihan Aliran Sungai dengan Pengeringan Dasar Galian 10.1. PIHAK KEDUA harus melaksanakan pengalihan air sungai untuk memungkinkan terlaksananya pekerjaan. 10.2. Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, maka PIHAK KEDUA diharuskan menyerahkan kepada Direksi rencana dari pekerjaan pengalihan sungai. 10.3. Sekalipun rencana tersebut telah disetujui Direksi, tidak berarti PIHAK KESATU bebas dari tanggung jawab dalam metode yang dipergunakan. 10.4. Pengalihan sungai harus dijaga sepenuhnya melalui saluran pengelak sementara selama pembuatan jembatan, pembuangan dan bangunan lain. 10.5. PIHAK KEDUA harus merencanakan, membangun dan memelihara semua pekerjaan pelindung sementara yang perlu, seperti tanggul penutup sementara (kistdam), tanggul-tanggul dan pekerjaan pelindung lainnya. 10.6. PIHAK KEDUA harus menyediakan semua bahan yang diperlukan untuk pekerjaan ini dan harus pula menyediakan, memasang, memelihara dan mengoperasikan pompa-pompa air yang diperlukan dan segala peralatan untuk membuang air dari seluruh area pekerjaan yang membutuhkan proses pengeringan. Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
338
BAB VIII. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
10.7. PIHAK KEDUA bertanggung jawab dan harus memperbaiki dengan biaya sendiri semua kerusakan pada pondasi bangunan atau bagian lain dari pekerjaan yang rusak oleh genangan air, yang diakibatkan kesalahan pelaksana pembuatan pekerjaan pelindung. 10.8. Informasi data hidrologi dan data penyelidikan tanah dapat diperoleh di kantor proyek untuk referensi bagi Pemborong dalam merencanakan tanggul penutup sementara dan lain sebagainya. 10.9. Pemilik pekerjaan dan Direksi tidak menjamin kebenaran dan ketepatan informasi data tersebut dan dianggap tidak bertanggung jawab untuk semua kesimpulan dan interpretasi yang dibuat oleh pemborong. 10.10. Setelah pekerjaan pengalihan air sungai selesai, maka PIHAK KEDUA harus membongkar dan membereskan lokasi bekas pekerjaan tersebut sehingga menjadi rapih dan tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan lainnya dan tidak pula menghalangi kemampuan operasi bendung beserta perlengkapannya.
Pasal 11 Pekerjaan Tanah 11.1. Untuk pekerjaan-pekerjaan kecil, misalnya saluran got, bangunan kecil dengan galian yang tidak terlalu dalam, dapat digunakan tenaga manusia. 11.2. Untuk galian yang besar dan dalam, misalnya bendung, saluran primer yang mempunyai jumlah volume yang besar, supaya menggunakan alat berat. 11.3. Hasil galian dapat dipakai sebagia timbunan tanggul, bila hasil galian memenuhi syarat bahan timbunan atau disetujui Direksi. 11.4. Semua biaya untuk galian tanah dan pembuangannya harus sudah masuk harga satuan, dimana meliputi penggalian, pembuangan, ganti rugi tanaman, pembersihan termasuk penggunaan alat berat. 11.5. Untuk tanah-tanah yang tidak dapat bertahan pada lereng-lereng yang ditentukan oleh direksi dan material-material yang longsor ke daerah galian di sepanjang garis galian, harus dipindahkan oleh Kontraktor dan lerenglereng harus diselesaikan kembali menurut garis dan tingkat yang ditetapkan Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
339
BAB VIII. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
oleh Direksi. Kontraktor diminta untuk menggali daerah-daerah yang mungkin akan longsor di luar batas-batas penggalian yang diperlukan untuk mencegah kerusakan pada pekerjaan. 11.6. Untuk daerah asal bahan (borrow area) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain : a. Bahan timbunan yang diperlukan untuk pekerjaan harus diambilkan dari borrow area yang disetujui oleh direksi dan setelah diuji untuk mengetahui kecocokan bahan. b. Sebelum penggalian tanah, permukaan harus dikupas dari tanamantanaman termasuk akar-akarnya. Apabila permukaan tanah dikupas sampai kedalaman 0,15 m maka tanah kupasan ditimbun dan ditempatkan disekitar borrow area. c. Setelah selesai penggalian, Kontraktor meninggalkan daerah tersebut dalam keadaan rapi sesuai petunjuk direksi, termasuk semua pekerjaan tanah yang diperlukan untuk mencegah penggenangan air di daerah tersebut. Apabila borrow area terletak pada sawah atau tanah tegalan, maka tanah yang dipakai untuk timbunan tidak boleh melebihi kedalaman 0,5 m dan setelah semua penggalian selesai daerah tersebut dapat dipakai kembali untuk pertanian. d. Batas borrow area minimum 20 m diluar batas pekerjaan tetap. 11.7. Kontraktor harus menggali, ,memuat, mengangkut, membuang, membentuk dan memadatkan bahan-bahan timbunan tersebut sampai dengan ukuran yang tercantum di dalam gambar. 11.8. Penggalian saluran dan pembuangannya sebagai berikut : a. Penggalian saluran harus sesuai dengan dimensi yang ada pada gambar. b. Tanah galian dari saluran primer, sekunder, saluran pembuang dan saluran jalan harus ditempatkan sepanjang tanggul saluran atau jika terdapat kelebihan galian, dan jika tidak disebutkan harus diletakkan tanggul yang memerlukan tambahan timbunan. c. Kelebihan galian yang tidak dibutuhkan untuk pekerjaan tanah baik setempat atau di tempat lain dimana volume galian dan timbunan tidak Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
340
BAB VIII. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
seimbang di sepanjang saluran, harus diletakkan pada tempat tanggul buangan terpisah dan di luar pekerjaan tanah permanen. Tanggul buangan di buat menurut direksi dan kontraktor menyiapkan rencana pekerjaan tanah tersebut bagi setiap bagian dari pekerjaan dengan detail lokasi dan program penggalian dari saluran dan membuang tanahnya sebagai timbunan tanggul. d. Kontraktor harus mengajukan usul rencana pelaksanaan pekerjaan tanah selambat-lambatnya tujuh hari sebelum tanggal yang dimaksud sebagai pemberitahuan kepada direksi. e. Untuk penggalian tanah lunak, digunakan alat-alat seperti excavator, atau bulldozer. f. Untuk galian batu atau tanah keras menggunakan alat pembelah khusus yang dihubungkan dengan excavator atau peralatan yang sebanding atau yang diperlukan sesuai dengan pelaksanaan. 12.
Untuk longsoran di talud, Kontraktor harus mencoba untuk menjaga dengan sangat hati-hati dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan yaitu dengan memperbaiki semua pekerjaan tanah dan kerusakan yang bersangkutan serta melaksanakan perubahan yang diperlukan pada pekerjaan yang dapat disetujui Direksi.
Pasal 12 Timbunan Tanah Kembali 12.1. Untuk timbunan tanah kembali dipadatkan, dimaksudkan menimbun kembali bekas galian bangunan dengan material tanah hasil galian atau menurut petunjuk Direksi. 12.2. Timbunan harus dilakukan sedemikian dicapai kepadatan yang cukup dan merata. Pemadatan dilakukan dengan stamper atau alat ringan sedemikian sehingga tidak membahayakan bangunan atau menurut petunjuk Direksi. 12.3. Harga satuan untuk timbunan kembali dipadatkan harus sudah termasuk biaya pemadatan, perapian dan biaya-biaya lain yang diperlukan, misalnya alat bambu dan lain-lain. Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
341
BAB VIII. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pasal 13 Timbunan Tanah Tanggul 13.1. Timbunan tanggul dibedakan dengan timbunan dengan tanah yang tersedia (misalnya galian dan sebagainya) dan timbunan dari lokasi pengambilan (borrow area). 13.2. Timbunan tanggul yang kecil dimana kepadatan dan kualitas yang disyaratkan tidak begitu tinggi misalnya untuk tanggul saluran sekunder. Maka penimbunan-penimbunan tetap harus dilakukan. 13.3. Dalam hal tanah timbunan dari material yang tersedia (hasil galian) tanah yang digunakan harus dari tanah yang baik dan dapat memenuhi persyaratan bahan timbunan atau sesuai petunjuk Direksi. 13.4. Material timbunan harus bersih dari akar-akar tumbuhan, humus, bahanbahan organik dan bahan-bahan substansi lain. 13.5. Timbunan tanah dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan 20 cm atau sesuai dengan percobaan pemadatan. Setiap lapis harus dipadatkan dengan alat pemadat sehingga dicapai kepadatan minimum 95% dari hasil proctor standart. 13.6. Harga satuan timbunan harus sudah cukup semua biaya untuk sewa alat dan biaya operasinya, biaya pemadatan dan biaya tes laboratorium.
Pasal 14 Pekerjaan Pasangan Batu 14.1. Bahan batu adalah jenis batuan basalt/andesit dan permukaan batu harus dipecah minimal 2 sisi dan bersih dari kotoran. 14.2. Bahan pasir adalah jenis pasir dengan kadar lumpur maksimum 1% dengan butiran tajam. 14.3. Campuran spesi terdiri dari 1 PC : 4 Pasir diaduk dengan beton molen. Perbandingan tersebut adalah perbandingan volume. Adukan harus ditampung dalam kotak penampungan agar tidak tercantum dengan bahan lain.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
342
BAB VIII. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
14.4. Pemasangan batu tidak boleh bersentuhan dan rongga-rongga harus terisi penuh spesi. 14.5. Harga satuan termasuk upah tenaga kerja, bahan, pembersihan batu muka dan perapihan.
Pasal 15 Pekerjaan Plesteran 15.1. Bahan campuran plesteran terdiri dari 1 PC : 3 Pasir (perbandingan volume). 15.2. Sebelumnya permukaan harus dibersihkan dari kotoran tanah dan dilakukan penyiraman. 15.3. Volume dihitung sesuai dengan luasan permukaan. 15.4. Harga satuan termasuk upah tenaga, bahan, pembersihan batu muka dan perapihan peralatan.
Pasal 16 Pekerjaan Siaran 16.1. Bahan campuran siaran terdiri dari 1 PC : 3 Pasir (perbandingan volume). 16.2. Sebelumnya permukaan harus dibersihkan dari kotoran tanah dan dilakukan penyiraman. 16.3. Volume dihitung sesuai dengan luasan permukaan. 16.4. Harga satuan termasuk upah tenaga, bahan, pembersihan batu muka dan perapihan peralatan.
Pasal 17 Pekerjaan Beton Bertulang 17.1. Semen Portland yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat N.1 – 8 dan harus melalui pengujian. 17.2. Pasir dan Split yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Untuk split harus berasal dari batu pecah jenis basalt/andesit. Pasir jenis pasir konawe.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
343
BAB VIII. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
17.3. Pemborong diwajibkan membuat sample/kubus beton dan melakukan tes terhadap mutu beton selama waktu pelaksanaan sesuai dengan persyaratan PBI 1971. Biaya pengujian menjadi tanggung jawab kontraktor. 17.4. Campuran beton 1 PC : 2 Pasir : 3 Split (perbandingan volume). Pengadukan harus menggunakan beton molen dan pemadatan harus menggunakan vibrator. 17.5. Pembongkaran bekisting atas persetujuan Direksi. 17.6. Beton yang telah dicor harus terus dibasahi minimum selama 14 hari. 17.7. Mutu beton yang digunakan adalah sebagai berikut : Tabel 8.1. Mutu Beton No. Mutu
σ’ bk kg/cm2
I
B0
-
II
B1
-
K.125
125
K.175
175
K.225
225
> K.225
> 225
III
σ’ bm Kategori Pengawasan Terhadap S=46 dari Kualitas Kekuatan kg/cm2 Bangunan Agregat Tekan non Pemeriksaan Tidak ada struktural dengan mata pengujian Pemeriksaan Tidak ada struktural dengan teliti pengujian Pengujian mendetail Pengujian 200 struktural dengan akan analisa diadakan ayakan struktural Pengujian Pengujian mendetail akan 250 dengan diadakan analisa ayakan struktural Pengujian Pengujian mendetail akan 300 dengan diadakan analisa ayakan struktural Pengujian Pengujian mendetail akan > 300 dengan diadakan analisa ayakan
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
344
BAB VIII. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pasal 18 Komposisi/Campuran Beton 18.1. Beton harus dibentuk dari semen Portland, pasir/kerikil batu pecah air seperti
yang ditentukan sebelumnya,
semuanya
dicampur dalam
perbandingan yang serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai pada ketentuan yang baik dan tepat. 18.2. Untuk beton mutu B-0, campuran yang biasa untuk pekerjaan non struktural dipakai perbandingan dari semen Portland terhadap pasir dan agregat kasar tidak boleh kurang dari 1:3:5. Banyaknya semen untuk tiap m3 sedikitnya harus 225 kg. 18.3. Untuk beton mutu B1 dan K 125, campuran nominal dari semen Portland, pasir dan kerikil/batu pecahan harus digunakan dengan perbandingan volume 1:2:3 atau 1:11/2:21/2. Banyaknya semen untuk tiap m 3 beton harus tidak kurang dari 275 kg. 18.4. Untuk mutu K175 dan mutu-mutu lainnya yang lebih tinggi harus dipakai campuran yang direncanakan (design mix). Campuran yang direncanakan diketemukan dari percobaan-percobaan campuran untuk memenuhi kekuatan karakteristik yang disyaratkan. Banyaknya semen untuk tiap m3 beton tidak kurang dari 325 kg. 18.5. Tingkat agregat yang kasar untuk kelas II derajat K 125 dan untuk kelas III derajat K 175 beton berada dalam batas yang ditentukan dalam N.1.2.1971 dan kontraktor harus memperoleh derajat yang patut apabila diminta oleh direksi dengan mengkoordinir ukuran agregat yang professional, agar diperoleh yang sepatutnya. 18.6. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai pekerjaan (sesuai kelas mutu) harus dipakai dari waktu ke waktu selama berjalannya pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang dihasilkan. Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat, kekedapan, awet dan kekuatan yang dikehendaki dengan tidak memakai semen terlalu banyak. Faktor air semen dari beton (tidak terhitung air yang dihisap oleh agregat) tidak boleh melampaui 0,55 (dari beratnya) Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
345
BAB VIII. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
untuk kelas III dan jangan melampaui 0,60 (dari beratnya) untuk kelas lainnya. Pengujian dari beton akan dilakukan oleh direksi dan perbandingan campuran harus diubah jika perlu untuk tujuan atau penghematan yang dikehendaki, kegairahan bekerja, kepadatan, kekedapan, awet atau kekuatan dan Kontraktor tidak berhak atas penambahan kompensasi disebabkan perubahan yang demikian.
Pasal 19 Pemasangan Bekisting 19.1. Acuan beton/bekisting adalah konstruksi non permanen sebagai cetakan pembentukan beton muda agar setelah mengeras mempunyai bentuk, dimensi dan kedudukan yang benar sesuai gambar rencana. 19.2. Bahan acuan beton dapat dibuat dari baja, kayu atau beton pratekan yang harus bersih dari permukaannya sebelum proses pengecoran dilaksanakan. 19.3. Pembuatan acuan beton harus sesuai dengan gambar rencana dan detaildetailnya yang telah mendapat persetujuan dari Direksi. Tata cara pengecoran tahapan persiapan kerja dan pelaksanaan pengecoran harus disetujui oleh Direksi. 19.4. Konstruksi acuan beton harus tidak menimbulkan kerusakan-kerusakan pada beton jadi pada saat pembongkaran. Acuan beton harus dapat menerima getaran vibrator (alat pemadat). Acuan beton dan perancah hanya diperbolehkan terjadi lendutan maksimum 3 mm pada saat beban maksimum atau 1/300 panjang bentang. 19.5. Pada acuan beton sebelah dalam harus dilapisi multipleks atau plywood. Acuan beton dibuat dari papan dengan kualitas tebal 3 cm dan sekur (penyanggah) dari kayu 5/7. 19.6. Pada acuan beton pratekan harus dikonstruksikan kuat dengan bahan baja, kayu atau plywood/multipleks dengan sekur/strip baja sehingga mendapat kedudukan dan kekuatan yang cukup. Sistem sambungan yang digunakan harus sesuai dengan peraturan yang ada.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
346
BAB VIII. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
19.7. Sebelum proses pengecoran dilaksanakan maka bagian dalam acuan beton diolesi dengan oli atau bahan lain yang memudahkan dalam pembongkaran dengan syarat-syarat bahan tersebut tidak mempengaruhi mutu atau warna beton cor. Pelaksanaan ini dilakukan sebelum penyetelan besi tulangan. 19.8. Pada acuan harus diperhatikan pemeliharaan, kekokohan dan kelancaran fungsi baut-baut yang ada. 19.9. Pada acuan dinding tegak dan bagian tipis harus dilaksanakan menurut kemajuan pekerjaan dari bawah ke atas dengan satu sisi tertutup bertahan, di mana harus memenuhi persyaratan pengecoran agar pengecoran dapat dilakukan pada tinggi jatuh kurang dari ketinggian 130 cm (persyaratan PBI) atau acuan tetap utuh tetapi proses pengecoran dilakukan dengan bantuan pompa, pipa/selang dan vibrator agar proses pengisian beton dapat merata dan padat.
Pasal 20 Pengadukan Beton 20.1. Syarat pelaksanaan pekerjaan beton dari pengadukan sampai perawatannya, hendaknya sesuai dengan ketentuan dan persyaratan PBI 1971. 20.2. Pengadukan, pengangkutan, pengecoran sebaiknya dilakukan pada cuaca yang baik, bila hari sedang hujan atau panas terik, maka harus dilakukan usaha untuk melindungi alat-alat pengadukan tersebut atau pengangkutan atau pengecoran sehingga dapat dijamin bahwa air semen tidak akan berpengaruh atau berubah. 20.3. Direksi dapat menunda proses pengecoran apabila berpendapat bahwa keadaan tidak memungkinkan dan tidak dapat dijadikan alasan bagi Pemborong untuk mengklaim keputusan atas keputusan tersebut. 20.4. Alat pengaduk semen harus dirawat terutama dari kontainernya (bebas dari penggumpalan bahan beton sisa yang mengeras) dan Direksi akan mengontrol pada saat dimulainya pengadukan selanjutnya. 20.5. Pengadukan di lapangan harus dibuat tempat khusus di lokasi pekerjaan dan harus dapat menghasilkan adukan homogen. Penakaran bahan adukan harus Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
347
BAB VIII. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
seteliti mungkin pada perbandingan jumlah yang disyaratkan dengan memperhatikan kapasitas maksimum mesin pengaduk tersebut. 20.6. Waktu aduk dari bahan tersebut adalah tiap kurang dari 1,5 (satu setengah) menit dihitung dari pemasukan semua bahan termasuk air untuk kapasitas aduk dari 1 m3 maka waktu minimum harus diperpanjang dengan persetujuan Direksi. 20.7. Putaran dari mesin minimum harus diperpanjang dengan persetujuan Direksi. 20.8. Putaran dari mesin pengaduk harus dikontrol. Kontinuitasnya sesuai dengan rekomendasi pabrik. 20.9. Harus disediakan mesin aduk lebih dari satu untuk lebih berfungsi sebagai reserve mixer serta dapat ikut melayani pada beban puncak kebutuhan adukan persatuan waktu. 20.10. Beton rusak-mengeras tidak boleh diaduk lagi dan harus dibuang agar tidak mengganggu-memperlambat proses pengecoran. Pengadukan dilanjutnya 10 (sepuluh) menit kemudian untuk waktu aduk lebih dari 1,5 (satu setengah) menit dan harus dibolak-balik pada waktu tertentu menurut perintah Direksi. 20.11. Pengangkutan bahan adukan beton jadi ke lokasi harus dilakukan secara khusus untuk menjaga agar tidak terjadi segregasi dan kehilangan bahanbahan (air semen dan butiran-butiran halus). 20.12. Pengangkutan harus kontinu sehingga tidak terjadi pemisahan antara beton yang sudah di cor terlebih dahulu dengan yang masih baru atau dapat terjadi pengikatan sempurna. 20.13. Penggunaan talang miring untuk transportasi bahan aduk harus mendapat ijin dari Direksi, dimana harus diperhatikan panjang talang dan kontinuitas pasokan. 20.14. Adukan beton harus dicor dalam waktu satu jam setelah pengadukan air dimulai, jangka waktu ini termasuk transportasi ke lokasi. Dengan pengadukan mekanis dapat memperpanjang waktu 2 (dua) jam setelah
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
348
BAB VIII. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
menambah bahan additive perlambatan maka jangka waktu dapat diperpanjang lagi, tetapi penggunaan bahan additive harus seijin Direksi.
Pasal 21 Pekerjaan Pasangan Batu Kali 21.1. Batu yang akan digunakan adalah batu kali. Diameter batu tidak boleh melebihi 20 cm dan tidak kurang dari 10 cm. 21.2. Jenis batu yang dipergunakan berkualitas baik. 21.3. Permukaan batu yang menghadap keluar tidak boleh berbentuk lonjong melainkan berbentuk pipih. 21.4. Batu dipasang pada sayap pasangan/dinding yang miring atau sesuai petunjuk Direksi Lapangan.
Pasal 22 Pasangan Batu Pengisi 22.1. Batu dipasang tegak lurus dengan permukaan, agar kedudukan batu-batu kuat dalam pemasangannya dan diatur sedemikian rupa sehingga permukaan batu rata (satu batu). 22.2. Pertemuan antara satu bata dengan batu yang lain saling beriringan dan tidak boleh ada tanahnya.
Pasal 23 Pemasangan Peil Schaal 23.1. Bahan peil schaal/alat ukur tinggi dibuat dari fiberglass. 23.2. Bahan dan ukuran peil schaal harus sesuai dengan petunjuk Direksi Lapangan. 23.3. Peil schaal dipasang pada dinding tegak sungai (di atas mercu), di antara saluran dengan pintu intake dan pada sayap saluran irigasi. 23.4. Pemasangan peil schaal harus tegak lurus dengan permukaan air. Diusahakan pemasangan pada lokasi air yang tenang (tidak bergelombang).
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
349
BAB VIII. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
23.5. Pada bagian kiri dan kanan peil schaal diberi paku atau baut dan permukaan peil schaal harus rata. 23.6. Pada tempat perletakan peil schaal diberi pasangan 1:3.
Pasal 24 Syarat-syarat Bahan Apabila dianggap perlu Direksi dapat memerintahkan untuk diadakan pemeriksaan pada bahan atau pada campuran bahan-bahan yang dipakai dalam pelaksanaan konstruksi
bendung
untuk
menguji
pemenuhan
persyaratan
pleh
Pemborong/Kontraktor. Pemeriksaan bahan-bahan dan beton harus dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dan pemeriksaan tersebut harus disimpan oleh Pemborong dan apabila diminta harus dapat menunjukkan kepada Direksi setiap saat selama pekerjaan berlangsung dan selama 2 (dua) tahun setelah pekerjaan selesai. 24.1. Semen Portland a. Untuk konstruksi beton bertulang pada umumnya dapat dipakai jenis semen yang memenuhi ketentuan-ketentuan dan persyaratan yang ditentukan dari spesifikasi teknis yang sesuai dengan NI – 8 1972. b. Apabila dipakai persyaratan-persyaratan khusus mengenai sifat-sifat betonnya, maka dapat dipakai semen lain seperti yang ditentukan dalam NI-8 seperti semen Portland, trassemen alluminia, semen tahan sulfat dan lainnya. Dalam hal ini Pemborong harus meminta pertimbangan dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui dan disetujui oleh Direksi. c. Semen yang dipakai harus dalam keadaan baru dan masih dalam kantong-kantong yang disegel. Semen disimpan di tempat yang kering dan terlindung dari pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dan penimbunan tak langsung mengenai tanah. Merk yang dipilih tidak dapat diganti dalam pelaksanaan kecuali dengan persetujuan Direksi.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
350
BAB VIII. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
24.2. Agregat Halus a. Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alami sebagai hasil disintegrasi alami batuan berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alatalat pemecah batu, sesuai dengan syarat-syarat mutu agregat yang telah ditentukan. b. Agregat halus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-butir halus bersifat kekal artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruhpengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan. c. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap berat kering), yang diartikan dengan lumpur adalah bagianbagian yang dapat melalui ayakan 0,03 mm, apabila kadar lumpur melampaui 5 % maka agregat halus harus dicuci. d. Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organik terlalu banyak, ini dibuktikan dengan percobaan (dengan larutan NaOH) agregat halus yang tidak memenuhi percobaan ini dapat dipakai juga dengan syarat kekuatan adukan agregat tersebut pada umur 7 (tujuh) dan 28 (dua puluh delapan) hari tidak kurang dari 95 % dari kekuatan adukan agregat yang sama tetapi dicuci hingga bersih dengan air pada umur yang sama. e. Agregat halus terdiri dari butir-butir yang seragam besarnya dan apabila diayak harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: Sisa di atas ayakan 0,25 mm harus berkisar antara 80 % sampai 95 % dari berat. Sisa ayakan di atas saringan 5 mm harus minimum 2 % dari berat. Sisa ayakan di atas saringan 1 mm harus minimum 10 % dari berat. f. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk campuran beton, kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui dan disetujui oleh Direksi. 24.3. Agregat Kasar a. Agregat kasar beton dapat berupa kerikil atau batu pecah. Pada umumnya yang dimaksud dengan agregat kasar adalah agregat yang besar butirannya lebih dari 5 mm, sesuai dengan syarat-syarat mutu agregat Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
351
BAB VIII. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
untuk berbagai beton, maka agregat kasar harus memenuhi persyaratanpersyaratan tersebut. b. Agregat yang kasar harus terdiri dari butir-butir yang kasar dan tidak berpori. Agregat kasar mengandung butir-butir pipih yang dapat dipakai apabila jumlah butir-butir pipih tersebut tidak melebihi/melampui 20 % dari berat agregat sebelumnya. Butir-butir agregar harus bersifat kekal artinya tidak pecah dan tidak hancur oleh perubahan cuaca (terik matahari atau hujan). c. Agregat kasat tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (ditentukan dari berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian yang dapat melalui saringan 1 %, apabila tidak memenuhi persyaratan tersebut maka agregat harus dicuci. Agregat tidak boleh mengandung zat-zat alkali. d. Agregat kasar harus terdiri dari butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila diayak harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : e. Besar butiran agregat maksimum tidak boleh lebih dari pada cetakan, 1/3 dari tebal plat atau ¾ dari jarak bersih minimum antara batang-batang atau berkas-berkas tulangan. Penyimpangan dari pembatasan ini diijinkan menurut penilaian Direksi, cara-cara pengecoran beton adalah sedemikian rupa sehingga terjadi sarang kerikil. 24.4. Agregat Campuran a. Susunan butir agregat campuran untuk beton dengan mutu K-400 atau mutu yang lebih tinggi lagi harus diperiksa dengan melakukan analisa ayakan oleh laboratorium yang ditunjuk oleh Direksi. b. Hasil dari pemeriksaan laboratorium tersebut adalah yang menentukan apakah agregat campuran tersebut dapat dipakai atau tidak dan harus diganti. c. Apabila harus diganti dengan agregat yang memenuhi syarat, maka pemborong wajib menyediakan lagi paling lambat dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
352
BAB VIII. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
24.5. Batu Pecah a. Batu pekerjaan pasangan hanya diperbolehkan menggunakan batu pecah. Ukuran batu yang dipakai berdiameter antara 15 mm – 25 mm. b. Batu yang dipakai harus dari jenis keras, tidak lapuk dan tidak terdapat bekas-bekas pelapukan. c. Batu yang dipakai harus bersih dari kotoran yang melekat kalau perlu harus dicuci terlebih dahulu. 24.6. Besi Beton a. Besi beton yang dipakai bebas dari kotoran, lapisan lemak, minyak, karat dan tidak cacat (retak, mengelupas, dan sebagainya) serta lapisan yang mengurangi daya lekatnya dengan besi beton. b. Besi yang digunakan dalam beton bertulang adalah besi dengan fy = 240 Mpa. c. Besi beton yang dipakai harus disuplai dari satu sumber dan tidak dibenarkan mencampur bermacam-macam sumber. Besi beton yang dipakai sebelumnya harus dimintakan uji laboratorium dengan dua contoh percobaan perlengkungan dan stress-strain untuk setiap 20 ton besi. Pengujian masing-masing percobaan digunakan 3 (tiga) batang besi dengan pengawasan Direksi. d. Garis tengah besi beton harus sesuai dengan gamabr rencana, apabila yang dipakai kurang dari ketentuan maka diwajibkan menambah tulangan sesuai dengan petunjuk-petunjuk Direksi. e. Besi beton sebelum dipakai sebagai konstruksi harus dilindungi dari terik matahari dan hujan sehingga tidak timbul karat. f. Batang-batang tulangan disimpan tidak langsung menyentuh tanah. Batang tulangan besi beton dari berbagai ukuran harus diberi tanda dan dipisahkan satu sama lainnya sehingga tidak tertukar. g. Penimbunan batang-batang tulangan di udara terbuka untuk jangka waktu yang lama harus dicegah.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
353
BAB VIII. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
24.7. Air a. Air yang dipakai untuk perawatan dan pembuatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali garam dan bahan-bahan lain yang dapat merusak besi tulangan atau betonnya, dalam hal ini mutu air yang digunakan, dianjurkan untuk mengirim contoh air tersebut ke laboratorium pemeriksaan bahan-bahan yang ditunjuk dan diakui oleh Direksi untuk diteliti sampai seberapa jauh air tersebut mengandung zatzat yang dapat merusak beton dan besi tulangan. b. Apabila pemeriksaan contoh air tersebut dalam ayat 1 di atas tidak dapat dilakukan, maka dalam hal ini adanya keragu-raguan mengenai pemakaian air harus diadakan percobaan pembanding antara kekuatan beton (semen + pasir) dengan menggunakan air itu selama 7 (tujuh) sampai 28 (dua puluh delapan) hari paling sedikit adalah 90 % dari kekuatan beton tersebut dengan martel dengan memakai air suling pada umur yang sama. c. Jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan beton dapat ditentukan dengan ukuran berat dan harus dilakukan secepatnya.
Pasal 25 Pekerjaan Lain-lain Syarat-syarat untuk pekerjaan lain-lain yang belum tercantum dalam urian di atas akan di atur dan ditentukan lebih lanjut sesuai dengan persyaratan teknis yang berlaku.
Pasal 26 Pemeliharaan dan Finishing 26.1. Bila setelah dilaksanakan terjadi kerusakan, Pemborong harus memperbaiki sebelum pekerjaan diserahkan kepada pihak Direksi. 26.2. Semua jenis pekerjaan harus dipelihara sesuai dengan petunjuk Direksi di lapangan.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
354
BAB VIII. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Bila ada penjelasan yang tercantum di atas yang belum jelas atau kurang dipahami, akan disusul di kemudian hari dan bila perlu dikonsultasikan dengan pihak Direksi.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
355
LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TONGGAUNA KABUPATEN KOLAKA TIMUR, SULAWESI TENGGARA (Design of Tonggauna Weir at Kolaka Timur, Southeast Sulawesi)
BAB IX KESIMPULAN DAN SARAN
UNDIP – KEMENPUPERA
BAB IX. KESIMPULAN
BAB IX KESIMPULAN DAN SARAN
9.1.
Kesimpulan Setelah melakukan pengolahan data secara keseluruhan dalam laporan Tugas Akhir ini kesimpulan yang dapat diuraikan dalam proyek Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur Propinsi Sulawesi Tenggara adalah : 1.
Perencanaan Bendung Tonggauna dimaksudkan untuk menaikkan tinggi muka air agar mampu memenuhi kebutuhan air irigasi D.I. Tonggauna. Berdasarkan hasil analisis neraca air antara kebutuhan air untuk pola tanam dengan debit andalan untuk tiap setengah bulan dapat disimpulkan bahwa ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan air pada bulan September sampai November masih kurang, namun pada bulan Desember sampai Agustus terjadi surplus air. Untuk mengatasi defisit ketersediaan air 3 bulan lainnya D.I. Tonggauna perlu menambah ketersediaan air dengan membuat suplesi dari sungai-sungai di sekitar Sungai Mokoseo atau menggunakan sistem rotasi tanaman dengan menanam tanaman padi pada masa surplus air dan palawija pada masa krisis air.
2.
Luas DAS Sungai Mokoseo adalah ±70,79 km2, dengan panjang sungai utama (L) ±10,45 km. Perhitungan debit banjir rencana menggunakan metode Haspers diperoleh debit banjir rencana dengan periode ulang 100 tahun Q100 = 231,156 m3/det.
3.
Bendung direncanakan dengan pintu intake sebelah kanan yang mengairi areal persawahan total seluas 2.200 Ha dengan kebutuhan air irigasi 1,549 lt/det/ha.
4.
Tinggi mercu direncanakan setinggi 2,91 m dengan tipe mercu bulat dan kolam olak USBR Tipe III. Mercu bulat digunakan untuk menghindari tekanan yang diakibatkan limpasan air di atas mercu pada
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
356
BAB IX. KESIMPULAN
saat banjir. Bendung direncanakan memiliki lebar efektif 27,50 meter dan lantai muka sepanjang 15,00 m. 5.
Pintu pembilas pada bendung berjumlah 2 buah pintu sorong dengan ukuran masing-masing pintu lebar 1,05 m dan tinggi 3,11 m. Lebar total pintu pembilas bendung sebesar 2,60 m pada sisi kanan bendung.
6.
Pintu intake pada bendung berjumlah 2 buah pintu sorong dengan ukuran masing-masing pintu lebar 1,50 m dan tinggi 3,15 m. Lebar total pintu pengambilan sebesar 3,50 m pada sisi kanan bendung.
7.
Pintu penguras pada kantong lumpur berjumlah 3 buah pintu sorong dengan ukuran masing-masing pintu lebar 1,75 m dan tinggi 2,56 m. Lebar total pintu penguras sebesar 7,00 m.
8.
Pada saluran primer menggunakan alat ukur ambang lebar.
9.
Rencana
Anggaran
Biaya konstruksi perencanaan
bendung
direncanakan sebesar Rp. 10.170.580.000,00 (Sepuluh Milyar Seratus Tujuh Puluh Juta Lima Ratus Delapan Puluh Ribu Rupiah) 10. Rencana waktu pelaksanaan Pembangunan Bendung Tonggauna adalah selama 39 minggu.
9.2.
Saran Saran-saran yang dapat diberikan sesuai hasil penelitian ini adalah: 1.
Dalam perencanaan bendung harus memperhatikan lokasi dan kesulitan yang mungkin timbul untuk mendapatkan hasil optimal dan biaya pembangunan yang ekonomis.
2.
Pembangunan bendung ini diperlukan adanya pertimbangan dan pendekatan sosial kepada warga sekitar yang belum dianalisis lebih lanjut dalam studi ini.
3.
Sebaiknya dibuatkan bangunan yang dapat menampung air pada saat terjadi surplus air. Dimana nantinya air yang tertampung dapat digunakan untuk mengairi sawah pada musim kemarau.
4.
Pemanfaatan dan pemeliharaan harus diperhatikan dengan baik apabila bendung ingin difungsikan secara maksimal.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
357
LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TONGGAUNA KABUPATEN KOLAKA TIMUR, SULAWESI TENGGARA (Design of Tonggauna Weir at Kolaka Timur, Southeast Sulawesi)
DAFTAR PUSTAKA
UNDIP – KEMENPUPERA
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Das , M. Braja,. 1998. Mekanika Tanah Jilid II. Jakarta: Penerbit Erlangga. Direktorat Jenderal Departemen Pekerjaan Umum. 2012. Standar Perencanaan Irigasi KP01. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum. ---------------. 2012. Standar Perencanaan Irigasi KP-02. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum. ---------------. 2012. Standar Perencanaan Irigasi KP-03. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum. ---------------. 2012. Standar Perencanaan Irigasi KP-04. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum. ---------------. 2012. Standar Perencanaan Irigasi KP-06. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum. ---------------. 1980. Cara Menghitung Design Flood. Direktorat Jenderal Pengairan, Direktorat Sungai, Departemen Pekerjaan Umum. Bandung. ---------------. 2012. Feasibility Study Daerah Irigasi Tonggauna Kabupaten Kolaka, Kendari. PT. Aditya Enggineering Consultant. Ervianto, Wulfram I. 2005. Manajemen Proyek Konstruksi (Edisi Revisi). Yogyakarta: CV Andi Offset. Food And Agriculture Organization of The United Nation. 1973. Land Capacity Appraisal Indonesia (Water Availability Appraisal), Bogor. Mawardi, Eman. 2007. Desain Hidraulik Bangunan Irigasi. Bandung: Penerbit Alfabeta. Mawardi, Eman dan Memed Moch. 2010. Desain Hidraulik Bendung Tetap Untuk Irigasi Teknis. Bandung: Penerbit Alfabeta. Kodoatie, Robert J. 2009. Hidrolika Terapan - Aliran Pada Saluran Terbuka dan Pipa. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta. Kodoatie, Robert J., Sjarrief, Roestam. 2008. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta. Salamun. 2007. Bahan Ajar Perencanaan Teknis Irigasi. Jakarta: Universitas Dipopnegoro. Sosrodarsono, Suyono dan Takeda Kensaku. 1977. Bendungan Type Urugan. Jakarta: Penerbit Pradnya Paramitha.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
358
DAFTAR PUSTAKA
Sosrodarsono, Suyono dan Takeda Kensaku. 2006. Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta: Penerbit Pradnya Paramitha. Sosrodarsono, Suyono dan Masateru Tominaga. 1994. Perbaikan dan Pengaturan Sungai. Jakarta: Pradnya Paramita. Suripin. 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah Dan Air. Yogyakarta: Penerbit Andi. Triatmodjo, Bambang. 2013. Hidrologi Terapan. Yogyakarta: Penerbit Beta Offset Yogyakarta.
Perencanaan Bendung Tonggauna Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
359
LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TONGGAUNA KABUPATEN KOLAKA TIMUR, SULAWESI TENGGARA (Design of Tonggauna Weir at Kolaka Timur, Southeast Sulawesi)
LAMPIRAN 1 (DATA CURAH HUJAN)
UNDIP – KEMENPUPERA
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Lasusua
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Lasusua : Toari-Lasusua
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 140 km dari kota kolaka : 03°30'24,26"LS-120°55'44,78"BT : Kolaka Utara/Lasusua
: 04
TAHUN
: 2000
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1982 : ± 7 M DPL : DPMA : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
30,0
5,0
30,0
1,0
0,0
6,0
0,0
26,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2
20,0
25,0
40,0
40,0
0,0
0,0
19,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3
15,0
10,0
50,0
25,0
0,0
25,0
6,0
19,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4
20,0
5,0
25,0
20,0
0,0
0,0
32,0
1,0
0,0
0,0
0,0
20,0
5
25,0
4,0
7,0
30,0
0,0
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6
20,0
1,0
6,0
7,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
16,0
0,0
7
10,0
5,0
5,0
5,0
0,0
18,0
0,0
7,0
0,0
0,0
1,0
0,0
8
40,0
10,0
20,0
2,0
0,0
14,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18,0
0,0
9
10,0
2,0
32,0
4,0
0,0
16,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10
10,0
3,0
29,0
6,0
0,0
0,0
6,0
0,0
0,0
0,0
21,0
0,0
11
20,0
7,0
49,0
10,0
0,0
0,0
30,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
12
10,0
3,0
7,0
11,0
0,0
0,0
18,0
38,0
0,0
0,0
2,0
0,0
13
5,0
7,0
2,0
45,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
14
7,0
25,0
1,0
35,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2,0
0,0
15
8,0
10,0
4,0
25,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
16
12,0
5,0
3,0
10,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20,0
1,0
0,0
17
37,0
8,0
4,0
12,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18
43,0
2,0
2,0
0,0
0,0
19,0
1,0
0,0
0,0
0,0
12,0
41,0
19
50,0
10,0
1,0
0,0
0,0
20,0
0,0
0,0
21,0
0,0
3,0
37,0
20
20,0
15,0
3,0
25,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
22,0
0,0
20,0
21
12,0
25,0
3,0
0,0
0,0
2,0
0,0
0,0
16,0
1,0
34,0
0,0
22
10,0
8,0
7,0
0,0
0,0
25,0
0,0
0,0
2,0
0,0
0,0
2,0
23
10,0
20,0
4,0
17,0
0,0
0,0
0,0
18,0
0,0
36,0
1,0
0,0
24
0,0
15,0
8,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5,0
23,0
0,0
0,0
0,0
25
0,0
11,0
25,0
2,0
0,0
25,0
5,0
25,0
0,0
20,0
0,0
0,0
26
5,0
4,0
9,0
12,0
1,0
33,0
0,0
0,0
0,0
13,0
0,0
0,0
27
0,0
25,0
10,0
1,0
17,0
20,0
0,0
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
28
25,0
10,0
12,0
0,0
18,0
50,0
30,0
0,0
34,0
0,0
0,0
0,0
29
0,0
9,0
11,0
23,0
0,0
3,0
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
30
5,0
5,0
4,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20,0
0,0
0,0
0,0
31
0,0
0,0
0,0
0,0
18,0
0,0
0,0
Jml. Curah Hujan
479,0
289,0
414,0
372,0
57,0
276,0
148,0
142,0
118,0
112,0
111,0
120,0
Jml. Hari Hujan
26,0
29,0
30,0
24,0
5,0
14,0
10,0
10,0
7,0
6,0
11,0
5,0
Rata-rata
15,5
10,0
13,4
12,4
1,8
9,2
4,8
4,6
3,9
3,6
3,7
3,9
Hujan Maks
50,0
25,0
50,0
45,0
18,0
50,0
32,0
38,0
34,0
36,0
34,0
41,0
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Lasusua
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Lasusua : Toari-Lasusua
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 140 km dari kota kolaka : 03°30'24,26"LS-120°55'44,78"BT : Kolaka Utara/Lasusua
: 04
TAHUN
: 2001
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1982 : ± 7 M DPL : DPMA : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
5,0
0,0
0,0
0,0
15,0
0,0
0,0
1,0
0,0
5,0
18,0
0,0
2
1,0
0,0
0,0
0,0
33,0
0,0
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3
59,0
0,0
0,0
17,0
13,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,0
0,0
4
39,0
0,0
0,0
34,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5
1,0
0,0
0,0
0,0
19,0
0,0
0,0
19,0
0,0
0,0
0,0
4,0
6
34,0
0,0
23,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7
35,0
0,0
15,0
41,0
0,0
0,0
6,0
0,0
0,0
0,0
2,0
0,0
8
0,0
0,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9
0,0
0,0
4,0
0,0
38,0
0,0
10,0
0,0
20,0
0,0
11,0
0,0
10
18,0
0,0
1,0
47,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5,0
0,0
11
0,0
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
12
1,0
0,0
16,0
2,0
3,0
1,0
0,0
17,0
0,0
0,0
0,0
18,0
13
0,0
0,0
0,0
0,0
25,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
14
6,0
0,0
0,0
99,0
14,0
10,0
0,0
0,0
17,0
0,0
0,0
0,0
15
0,0
0,0
0,0
11,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
13,0
16
19,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
29,0
17
2,0
0,0
4,0
22,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18
0,0
0,0
0,0
15,0
15,0
0,0
0,0
2,0
0,0
18,0
0,0
0,0
19
13,0
0,0
0,0
2,0
0,0
19,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
11,0
20
0,0
12,0
0,0
41,0
37,0
9,0
4,0
0,0
0,0
0,0
0,0
-
21
5,0
34,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
22,0
0,0
17,0
22
21,0
21,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
16,0
0,0
0,0
19,0
23
37,0
17,0
0,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18,0
0,0
1,0
0,0
24
2,0
4,0
6,0
51,0
0,0
0,0
13,0
0,0
7,0
0,0
0,0
0,0
25
0,0
1,0
15,0
1,0
1,0
0,0
27,0
0,0
0,0
0,0
0,0
37,0
26
15,0
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
32,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7,0
27
0,0
2,0
20,0
0,0
0,0
3,0
6,0
0,0
0,0
0,0
0,0
42,0
28
0,0
0,0
14,0
0,0
0,0
0,0
0,0
12,0
1,0
0,0
0,0
20,0
29
0,0
10,0
1,0
0,0
19,0
12,0
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
11,0
30
0,0
1,0
0,0
3,0
21,0
39,0
0,0
26,0
2,0
0,0
0,0
31
0,0
1,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Jml. Curah Hujan
313,0
101,0
144,0
405,0
238,0
77,0
152,0
52,0
115,0
47,0
38,0
228,0
Jml. Hari Hujan
18,0
8,0
16,0
15,0
14,0
8,0
9,0
6,0
8,0
4,0
6,0
12,0
Rata-rata
10,1
3,5
4,6
13,5
7,7
2,6
4,9
1,7
3,8
1,5
1,3
7,6
Hujan Maks
59,0
34,0
23,0
99,0
38,0
21,0
39,0
19,0
26,0
22,0
18,0
42,0
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Lasusua
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Lasusua : Toari-Lasusua
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 140 km dari kota kolaka : 03°30'24,26"LS-120°55'44,78"BT : Kolaka Utara/Lasusua
: 04
TAHUN
: 2002
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1982 : ± 7 M DPL : DPMA : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
8,0
18,0
0,0
26,0
20,0
11,0
27,0
5,0
0,0
0,0
-
2,0
2
11,0
0,0
0,0
32,0
17,0
0,0
12,0
10,0
0,0
0,0
-
6,0
3
0,0
0,0
0,0
42,0
0,0
2,0
0,0
7,0
0,0
0,0
-
13,0
4
23,0
0,0
24,0
36,0
4,0
4,0
20,0
3,0
0,0
0,0
-
18,0
5
0,0
0,0
39,0
21,0
0,0
15,0
0,0
2,0
0,0
0,0
-
3,0
6
26,0
0,0
15,0
0,0
36,0
0,0
0,0
1,0
2,0
0,0
0,0
0,0
7
15,0
0,0
19,0
0,0
17,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8
2,0
0,0
0,0
0,0
19,0
2,0
18,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9
0,0
0,0
0,0
0,0
24,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
59,0
10
1,0
0,0
2,0
23,0
20,0
4,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
11
16,0
0,0
14,0
4,0
0,0
17,0
15,0
5,0
0,0
0,0
0,0
1,0
12
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
36,0
10,0
1,0
0,0
0,0
0,0
15,0
13
3,0
0,0
5,0
2,0
0,0
6,0
7,0
3,0
0,0
0,0
0,0
20,0
14
19,0
1,0
0,0
0,0
0,0
13,0
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
17,0
15
3,0
0,0
0,0
19,0
0,0
22,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3,0
16
0,0
0,0
0,0
0,0
17,0
0,0
0,0
0,0
5,0
0,0
0,0
15,0
17
1,0
0,0
37,0
13,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18
14,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
19
8,0
2,0
21,0
18,0
0,0
0,0
2,0
0,0
2,0
0,0
12,0
0,0
20
36,0
0,0
3,0
37,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,0
21
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4,0
7,0
15,0
0,0
0,0
1,0
22
1,0
40,0
9,0
0,0
3,0
0,0
3,0
4,0
0,0
0,0
0,0
5,0
23
11,0
21,0
1,0
5,0
0,0
0,0
1,0
2,0
0,0
0,0
3,0
12,0
24
23,0
0,0
0,0
13,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
21,0
5,0
25
0,0
12,0
3,0
20,0
0,0
40,0
5,0
0,0
0,0
0,0
1,0
19,0
26
21,0
23,0
22,0
0,0
0,0
19,0
10,0
0,0
0,0
0,0
2,0
15,0
27
0,0
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
2,0
3,0
0,0
0,0
2,0
0,0
28
23,0
21,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3,0
0,0
0,0
0,0
33,0
0,0
29
55,0
-
39,0
21,0
0,0
7,0
4,0
0,0
0,0
0,0
22,0
0,0
30
18,0
0,0
22,0
0,0
10,0
1,0
0,0
25,0
0,0
9,0
26,0
31
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Jml. Curah Hujan
340,0
138,0
268,0
354,0
177,0
208,0
159,0
54,0
49,0
0,0
105,0
256,0
Jml. Hari Hujan
23,0
8,0
16,0
17,0
10,0
15,0
19,0
14,0
5,0
0,0
9,0
20,0
Rata-rata
11,0
4,9
8,6
11,8
5,7
6,9
5,1
1,7
1,6
0,0
4,2
8,3
Hujan Maks
55,0
40,0
39,0
42,0
36,0
40,0
27,0
10,0
25,0
0,0
33,0
59,0
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Lasusua
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Lasusua : Toari-Lasusua
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 140 km dari kota kolaka : 03°30'24,26"LS-120°55'44,78"BT : Kolaka Utara/Lasusua
: 04
TAHUN
: 2003
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1982 : ± 7 M DPL : DPMA : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
18,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2
14,0
17,0
0,0
0,0
11,0
0,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3
19,0
13,0
4,0
19,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4
0,0
0,0
0,0
0,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5
1,0
0,0
2,0
2,0
33,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6
0,0
2,0
15,0
9,0
9,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7
0,0
6,0
2,0
7,0
11,0
0,0
11,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8
2,0
0,0
0,0
18,0
4,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9
0,0
15,0
1,0
0,0
14,0
0,0
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10
11,0
3,0
17,0
2,0
20,0
0,0
5,0
27,0
0,0
0,0
0,0
0,0
11
0,0
5,0
17,0
0,0
20,0
0,0
29,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,0
12
0,0
16,0
3,0
0,0
0,0
0,0
16,0
20,0
0,0
0,0
0,0
3,0
13
0,0
1,0
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
21,0
0,0
0,0
26,0
5,0
14
0,0
14,0
0,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
69,0
0,0
0,0
15
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
16
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
17
0,0
3,0
11,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,0
18
22,0
16,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
15,0
4,0
19
9,0
0,0
0,0
0,0
19,0
1,0
0,0
14,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20
11,0
0,0
15,0
12,0
0,0
4,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
16,0
21
0,0
9,0
0,0
0,0
14,0
3,0
0,0
0,0
0,0
14,0
0,0
0,0
22
0,0
0,0
4,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
23
0,0
0,0
3,0
16,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
24
0,0
0,0
0,0
3,0
45,0
6,0
11,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
25
0,0
23,0
0,0
3,0
0,0
0,0
4,0
0,0
0,0
0,0
0,0
24,0
26
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9,0
0,0
0,0
32,0
27
20,0
0,0
7,0
8,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
28
9,0
0,0
21,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5,0
0,0
29
20,0
-
0,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
30
10,0
0,0
0,0
37,0
0,0
1,0
0,0
0,0
3,0
0,0
19,0
31
10,0
0,0
14,0
0,0
1,0
0,0
0,0
Jml. Curah Hujan
159,0
153,0
132,0
152,0
259,0
47,0
100,0
86,0
9,0
86,0
46,0
105,0
Jml. Hari Hujan
14,0
15,0
15,0
17,0
15,0
6,0
10,0
6,0
1,0
3,0
3,0
9,0
Rata-rata
5,1
5,5
4,3
5,1
8,4
1,6
3,2
2,8
0,3
2,8
1,5
3,4
Hujan Maks
22,0
23,0
21,0
20,0
45,0
18,0
29,0
27,0
9,0
69,0
26,0
32,0
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Lasusua
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Lasusua : Toari-Lasusua
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 140 km dari kota kolaka : 03°30'24,26"LS-120°55'44,78"BT : Kolaka Utara/Lasusua
: 04
TAHUN
: 2004
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1982 : ± 7 M DPL : DPMA : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2
0,0
0,0
14,0
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3
0,0
0,0
0,0
0,0
4,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4
0,0
0,0
0,0
0,0
12,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5
0,0
0,0
0,0
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6
0,0
0,0
0,0
0,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7
0,0
0,0
0,0
0,0
18,0
0,0
17,0
0,0
0,0
0,0
0,0
13,0
8
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
13,0
9
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10
0,0
0,0
23,0
0,0
0,0
4,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
11
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
12
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
13
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
14
17,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
15
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
16
0,0
0,0
0,0
11,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
17
0,0
0,0
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20,0
18
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9,0
19
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6,0
0,0
20
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18,0
0,0
0,0
0,0
0,0
16,0
0,0
21
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4,0
1,0
22
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
16,0
0,0
23
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2,0
35,0
24
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,0
0,0
0,0
22,0
34,0
25
0,0
0,0
0,0
0,0
4,0
0,0
0,0
1,0
0,0
0,0
29,0
0,0
26
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
27
0,0
0,0
0,0
0,0
17,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
28
0,0
0,0
0,0
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
29
0,0
0,0
0,0
0,0
13,0
0,0
0,0
7,0
0,0
0,0
0,0
21,0
30
0,0
0,0
0,0
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,0
31
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Jml. Curah Hujan
19,0
0,0
37,0
13,0
76,0
38,0
20,0
10,0
0,0
0,0
95,0
147,0
Jml. Hari Hujan
2,0
0,0
2,0
2,0
10,0
6,0
2,0
4,0
0,0
0,0
7,0
9,0
Rata-rata
0,6
0,0
1,2
0,4
2,5
1,3
0,6
0,3
0,0
0,0
3,2
4,7
Hujan Maks
17,0
0,0
23,0
11,0
18,0
18,0
17,0
7,0
0,0
0,0
29,0
35,0
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Lasusua
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Lasusua : Toari-Lasusua
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 140 km dari kota kolaka : 03°30'24,26"LS-120°55'44,78"BT : Kolaka Utara/Lasusua
: 04
TAHUN
: 2005
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1982 : ± 7 M DPL : DPMA : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
1
0,0
20,0
0,0
36,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Des 1,0
2
0,0
0,0
0,0
72,0
0,0
0,0
0,0
3,0
0,0
0,0
1,0
19,0
3
0,0
3,0
0,0
0,0
8,0
0,0
0,0
18,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4
1,0
3,0
17,0
0,0
1,0
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2,0
5
39,0
16,0
4,0
0,0
0,0
0,0
30,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6
0,0
0,0
19,0
44,0
21,0
7,0
23,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7
22,0
0,0
0,0
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,0
8
20,0
17,0
0,0
0,0
6,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7,0
9
6,0
2,0
18,0
0,0
15,0
0,0
0,0
3,0
0,0
0,0
1,0
2,0
10
15,0
14,0
0,0
1,0
1,0
0,0
0,0
2,0
0,0
0,0
2,0
1,0
11
9,0
5,0
14,0
0,0
42,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2,0
0,0
12
23,0
13,0
19,0
0,0
11,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,0
20,0
13
23,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
33,0
0,0
0,0
1,0
9,0
27,0
14
0,0
38,0
12,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2,0
15
10,0
0,0
17,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
16,0
0,0
3,0
16
19,0
0,0
19,0
0,0
19,0
0,0
1,0
1,0
0,0
6,0
0,0
0,0
17
0,0
0,0
18,0
7,0
23,0
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18
23,0
0,0
5,0
0,0
0,0
0,0
15,0
0,0
0,0
25,0
0,0
0,0
19
14,0
60,0
10,0
22,0
0,0
0,0
0,0
4,0
10,0
5,0
2,0
0,0
20
2,0
0,0
0,0
3,0
2,0
0,0
13,0
6,0
0,0
0,0
0,0
3,0
21
0,0
0,0
1,0
14,0
0,0
0,0
22,0
0,0
0,0
2,0
3,0
16,0
22
0,0
0,0
7,0
0,0
0,0
0,0
1,0
0,0
0,0
5,0
17,0
4,0
23
0,0
18,0
2,0
0,0
0,0
4,0
5,0
0,0
0,0
7,0
1,0
0,0
24
0,0
4,0
5,0
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2,0
2,0
2,0
25
0,0
2,0
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
6,0
0,0
0,0
0,0
63,0
26
0,0
7,0
21,0
3,0
0,0
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7,0
27
0,0
0,0
6,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4,0
0,0
28
36,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8,0
6,0
12,0
29
26,0
10,0
0,0
0,0
0,0
18,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
30
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,0
7,0
31
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,0
2,0
Jml. Curah Hujan
288,0
222,0
224,0
225,0
165,0
11,0
179,0
43,0
10,0
78,0
52,0
201,0
Jml. Hari Hujan
16,0
15,0
19,0
12,0
13,0
2,0
13,0
8,0
1,0
11,0
14,0
20,0
Rata-rata
9,3
7,9
7,2
7,5
5,3
0,4
5,8
1,4
0,3
2,5
1,7
6,5
Hujan Maks
39,0
60,0
21,0
72,0
42,0
7,0
33,0
18,0
10,0
25,0
17,0
63,0
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Lasusua
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Lasusua : Toari-Lasusua
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 140 km dari kota kolaka : 03°30'24,26"LS-120°55'44,78"BT : Kolaka Utara/Lasusua
: 04
TAHUN
: 2006
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1982 : ± 7 M DPL : DPMA : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
1,0
2,0
8,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2
0,0
17,0
9,0
0,0
12,0
0,0
7,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,0
3
1,0
0,0
0,0
0,0
19,0
2,0
13,0
0,0
41,0
0,0
0,0
3,0
4
14,0
0,0
0,0
0,0
4,0
0,0
17,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5
18,0
16,0
0,0
36,0
0,0
7,0
1,0
34,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6
0,0
16,0
0,0
0,0
7,0
0,0
0,0
21,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7
0,0
5,0
0,0
0,0
6,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8
5,0
0,0
41,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9
9,0
0,0
0,0
2,0
9,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10
1,0
12,0
0,0
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
11
0,0
0,0
1,0
0,0
7,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,0
12
0,0
0,0
0,0
18,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
13
0,0
0,0
0,0
1,0
0,0
3,0
0,0
4,0
0,0
0,0
0,0
21,0
14
22,0
0,0
37,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3,0
0,0
0,0
4,0
15
3,0
1,0
11,0
4,0
0,0
0,0
43,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,0
16
0,0
0,0
0,0
0,0
9,0
0,0
52,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
17
7,0
0,0
4,0
16,0
6,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18
0,0
42,0
0,0
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,0
4,0
0,0
19
0,0
0,0
2,0
0,0
10,0
17,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20
0,0
0,0
12,0
28,0
0,0
1,0
3,0
1,0
0,0
0,0
0,0
12,0
21
0,0
0,0
3,0
21,0
6,0
19,0
17,0
0,0
0,0
0,0
4,0
0,0
22
0,0
0,0
6,0
23,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
33,0
2,0
23
0,0
21,0
39,0
14,0
1,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4,0
1,0
24
3,0
17,0
10,0
0,0
37,0
7,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,0
25
0,0
9,0
0,0
10,0
24,0
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
1,0
0,0
26
0,0
1,0
0,0
5,0
0,0
0,0
4,0
2,0
0,0
0,0
8,0
13,0
27
0,0
4,0
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
43,0
0,0
0,0
48,0
40,0
28
0,0
18,0
1,0
2,0
9,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4,0
29,0
29
2,0
0,0
5,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
30
0,0
15,0
0,0
7,0
36,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
35,0
31
2,0
2,0
8,0
0,0
0,0
0,0
14,0
Jml. Curah Hujan
88,0
181,0
206,0
196,0
175,0
95,0
166,0
105,0
44,0
1,0
106,0
178,0
Jml. Hari Hujan
13,0
14,0
17,0
15,0
18,0
10,0
11,0
6,0
2,0
1,0
8,0
15,0
Rata-rata
2,8
6,2
6,6
6,5
5,6
3,2
5,4
3,4
1,5
0,0
3,5
5,7
Hujan Maks
22,0
42,0
41,0
36,0
37,0
36,0
52,0
43,0
41,0
1,0
48,0
40,0
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Lasusua
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Lasusua : Toari-Lasusua
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 140 km dari kota kolaka : 03°30'24,26"LS-120°55'44,78"BT : Kolaka Utara/Lasusua
: 04
TAHUN
: 2007
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1982 : ± 7 M DPL : DPMA : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
0,0
0,0
0,0
0,0
9,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
12,0
2
4,0
92,0
18,0
0,0
0,0
5,0
1,0
0,0
20,0
0,0
24,0
0,0
3
0,0
39,0
19,0
0,0
0,0
65,0
2,0
3,0
0,0
0,0
1,0
0,0
4
0,0
5,0
3,0
0,0
14,0
1,0
0,0
17,0
35,0
0,0
-
2,0
5
0,0
0,0
0,0
13,0
0,0
0,0
55,0
0,0
-
19,0
0,0
3,0
6
3,0
1,0
0,0
9,0
70,0
19,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7
14,0
0,0
0,0
21,0
2,0
50,0
0,0
0,0
0,0
30,0
10,0
14,0
8
0,0
1,0
0,0
50,0
0,0
1,0
0,0
1,0
0,0
0,0
3,0
0,0
9
1,0
66,0
0,0
25,0
20,0
4,0
0,0
5,0
1,0
0,0
0,0
0,0
10
0,0
2,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4,0
0,0
19,0
0,0
11
0,0
0,0
0,0
18,0
0,0
16,0
0,0
17,0
0,0
0,0
0,0
38,0
12
0,0
3,0
0,0
0,0
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
26,0
13
0,0
13,0
0,0
18,0
12,0
8,0
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
33,0
14
54,0
0,0
0,0
4,0
9,0
14,0
57,0
0,0
0,0
0,0
0,0
15,0
15
0,0
0,0
4,0
18,0
8,0
3,0
0,0
0,0
14,0
0,0
0,0
3,0
16
0,0
21,0
12,0
16,0
16,0
15,0
0,0
0,0
0,0
1,0
0,0
2,0
17
0,0
12,0
0,0
0,0
0,0
42,0
0,0
0,0
0,0
19,0
0,0
0,0
18
12,0
0,0
95,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,0
0,0
1,0
19
19,0
2,0
0,0
0,0
1,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
75,0
20
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18,0
0,0
0,0
0,0
0,0
53,0
21
0,0
23,0
38,0
8,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,0
0,0
13,0
22
15,0
11,0
4,0
49,0
0,0
2,0
0,0
0,0
22,0
0,0
0,0
14,0
23
0,0
2,0
0,0
0,0
3,0
0,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
34,0
24
0,0
18,0
12,0
2,0
10,0
3,0
9,0
60,0
-
0,0
1,0
8,0
25
17,0
19,0
23,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5,0
26
5,0
3,0
0,0
0,0
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
27
0,0
0,0
0,0
12,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
36,0
0,0
28
40,0
4,0
0,0
4,0
0,0
21,0
0,0
29,0
0,0
51,0
1,0
0,0
29
1,0
0,0
4,0
0,0
1,0
20,0
0,0
3,0
0,0
0,0
37,0
0,0
30
76,0
0,0
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
19,0
0,0
0,0
31
0,0
2,0
0,0
0,0
43,0
2,0
0,0
Jml. Curah Hujan
266,0
337,0
237,0
269,0
219,0
320,0
162,0
136,0
96,0
143,0
132,0
351,0
Jml. Hari Hujan
14,0
19,0
13,0
16,0
15,0
22,0
7,0
9,0
6,0
9,0
9,0
18,0
Rata-rata
8,6
11,6
7,6
9,0
7,1
10,7
5,2
4,4
3,4
4,6
4,6
11,3
Hujan Maks
76,0
92,0
95,0
50,0
70,0
65,0
57,0
60,0
35,0
51,0
37,0
75,0
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Lasusua
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Lasusua : Toari-Lasusua
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 140 km dari kota kolaka : 03°30'24,26"LS-120°55'44,78"BT : Kolaka Utara/Lasusua
: 04
TAHUN
: 2008
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1982 : ± 7 M DPL : DPMA : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
0,0
23,0
44,0
0,0
98,0
0,0
0,0
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
2
2,0
1,0
14,0
18,0
0,0
2,0
20,0
0,0
60,0
0,0
73,0
0,0
3
0,0
46,0
0,0
0,0
5,0
48,0
0,0
1,0
5,0
17,0
0,0
1,0
4
0,0
17,0
24,0
0,0
2,0
7,0
4,0
0,0
9,0
0,0
0,0
0,0
5
17,0
0,0
28,0
0,0
1,0
0,0
12,0
0,0
0,0
0,0
14,0
0,0
6
0,0
23,0
0,0
4,0
40,0
0,0
30,0
0,0
0,0
6,0
23,0
0,0
7
0,0
1,0
0,0
53,0
21,0
14,0
4,0
0,0
2,0
2,0
0,0
0,0
8
0,0
0,0
5,0
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
12,0
21,0
0,0
9
10,0
19,0
0,0
43,0
4,0
15,0
0,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10
1,0
0,0
0,0
16,0
13,0
67,0
0,0
4,0
18,0
0,0
0,0
50,0
11
0,0
14,0
3,0
2,0
21,0
20,0
25,0
11,0
0,0
2,0
7,0
1,0
12
0,0
0,0
44,0
50,0
2,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5,0
3,0
13
0,0
0,0
22,0
80,0
2,0
0,0
17,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,0
14
0,0
0,0
3,0
0,0
38,0
1,0
0,0
1,0
0,0
20,0
31,0
1,0
15
0,0
0,0
2,0
7,0
0,0
30,0
0,0
0,0
0,0
10,0
3,0
0,0
16
0,0
0,0
16,0
50,0
0,0
96,0
0,0
19,0
0,0
0,0
14,0
0,0
17
0,0
0,0
2,0
60,0
0,0
0,0
0,0
7,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18
0,0
0,0
2,0
110,0
0,0
0,0
0,0
19,0
0,0
0,0
43,0
0,0
19
2,0
0,0
37,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9,0
1,0
20
0,0
0,0
22,0
0,0
0,0
0,0
14,0
0,0
0,0
0,0
4,0
0,0
21
0,0
0,0
16,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3,0
12,0
22
2,0
0,0
5,0
71,0
5,0
0,0
0,0
1,0
0,0
4,0
0,0
0,0
23
15,0
0,0
0,0
0,0
6,0
0,0
71,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
24
3,0
26,0
95,0
0,0
18,0
0,0
3,0
0,0
0,0
11,0
0,0
0,0
25
0,0
26,0
6,0
0,0
2,0
0,0
0,0
1,0
0,0
18,0
18,0
0,0
26
0,0
31,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18,0
7,0
7,0
0,0
5,0
27
18,0
4,0
1,0
4,0
16,0
0,0
4,0
1,0
0,0
9,0
10,0
0,0
28
0,0
15,0
0,0
20,0
0,0
0,0
0,0
8,0
16,0
0,0
17,0
0,0
29
40,0
1,0
0,0
1,0
6,0
0,0
12,0
0,0
0,0
0,0
36,0
13,0
30
47,0
0,0
23,0
0,0
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
69,0
31
18,0
0,0
0,0
22,0
15,0
3,0
0,0
Jml. Curah Hujan
175,0
247,0
391,0
632,0
330,0
315,0
217,0
135,0
132,0
121,0
331,0
157,0
Jml. Hari Hujan
12,0
14,0
20,0
18,0
20,0
11,0
13,0
15,0
8,0
13,0
17,0
11,0
Rata-rata
5,6
8,5
12,6
21,1
10,6
10,5
7,0
4,4
4,4
3,9
11,0
5,1
Hujan Maks
47,0
46,0
95,0
110,0
98,0
96,0
71,0
22,0
60,0
20,0
73,0
69,0
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Lasusua
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Lasusua : Toari-Lasusua
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 140 km dari kota kolaka : 03°30'24,26"LS-120°55'44,78"BT : Kolaka Utara/Lasusua
: 04
TAHUN
: 2009
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1982 : ± 7 M DPL : DPMA : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,0
2
15,0
10,0
0,0
0,0
3,0
0,0
0,0
16,0
0,0
18,0
0,0
1,0
3
1,0
0,0
31,0
33,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
16,0
0,0
0,0
4
0,0
0,0
4,0
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
66,0
0,0
0,0
5
0,0
0,0
16,0
6,0
10,0
0,0
0,0
12,0
0,0
4,0
0,0
1,0
6
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6,0
0,0
0,0
14,0
23,0
7
23,0
0,0
12,0
22,0
2,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8
0,0
0,0
0,0
14,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4,0
0,0
9
17,0
0,0
22,0
0,0
12,0
18,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10
0,0
0,0
9,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
11
0,0
0,0
2,0
15,0
0,0
0,0
0,0
14,0
0,0
0,0
0,0
0,0
12
0,0
26,0
6,0
2,0
36,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
14,0
0,0
13
0,0
0,0
0,0
5,0
0,0
0,0
0,0
2,0
0,0
0,0
16,0
0,0
14
21,0
0,0
0,0
18,0
0,0
0,0
0,0
23,0
0,0
0,0
1,0
0,0
15
16,0
28,0
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
11,0
32,0
16
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
13,0
0,0
0,0
17
0,0
26,0
12,0
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18
37,0
11,0
56,0
1,0
0,0
0,0
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
19
4,0
0,0
39,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
56,0
20
0,0
23,0
0,0
48,0
0,0
0,0
0,0
5,0
0,0
0,0
0,0
146,0
21
12,0
36,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
22
3,0
18,0
0,0
0,0
6,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
17,0
0,0
23
0,0
3,0
0,0
4,0
16,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6,0
0,0
0,0
24
3,0
10,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
16,0
25
24,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
26
60,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
27
14,0
44,0
24,0
0,0
13,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
28
0,0
0,0
36,0
0,0
63,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
29
1,0
0,0
46,0
36,0
21,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
40,0
0,0
30
16,0
30,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
31
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Jml. Curah Hujan
267,0
235,0
346,0
210,0
185,0
19,0
0,0
81,0
0,0
123,0
117,0
276,0
Jml. Hari Hujan
16,0
11,0
16,0
14,0
12,0
2,0
0,0
9,0
0,0
6,0
8,0
8,0
Rata-rata
8,6
8,1
11,2
7,0
6,0
0,6
0,0
2,6
0,0
4,0
3,9
8,9
Hujan Maks
60,0
44,0
56,0
48,0
63,0
18,0
0,0
23,0
0,0
66,0
40,0
146,0
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Lasusua
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Lasusua : Toari-Lasusua
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 140 km dari kota kolaka : 03°30'24,26"LS-120°55'44,78"BT : Kolaka Utara/Lasusua
: 04
TAHUN
: 2010
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1982 : ± 7 M DPL : DPMA : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
0,0
29,0
0,0
0,0
0,0
1,0
7,0
2,0
0,0
0,8
0,0
10,0
2
0,0
2,0
0,0
1,0
0,0
2,0
1,0
3,0
0,0
1,7
79,0
3,0
3
0,0
1,0
0,0
24,0
18,0
0,0
6,0
1,0
0,0
1,9
18,0
22,0
4
18,0
0,0
0,0
37,0
2,0
16,0
0,0
2,0
3,0
9,6
1,0
10,0
5
0,0
0,0
0,0
58,0
0,0
0,0
0,0
6,0
38,0
0,0
88,0
0,0
6
0,0
37,0
0,0
0,0
5,0
0,0
32,0
14,0
23,0
0,0
12,0
0,0
7
0,0
15,0
26,0
0,0
10,0
7,0
43,0
24,0
18,0
0,0
22,0
26,0
8
0,0
0,0
10,0
5,0
28,0
0,0
0,0
10,0
26,0
0,0
0,0
17,0
9
0,0
76,0
0,0
17,0
67,0
69,0
0,0
0,0
45,0
0,0
0,0
1,0
10
0,0
2,0
0,0
0,0
17,0
56,0
52,0
29,0
45,0
0,0
0,0
32,0
11
20,0
0,0
43,0
20,0
0,0
20,0
12,0
0,0
36,0
0,0
0,0
17,0
12
1,0
0,0
17,0
19,0
0,0
20,0
0,0
6,0
11,0
0,0
0,0
3,0
13
0,0
0,0
19,0
0,0
0,0
0,0
0,0
15,0
9,0
0,0
0,0
0,0
14
0,0
0,0
14,0
43,0
39,0
0,0
19,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20,0
15
0,0
0,0
25,0
30,0
1,0
26,0
0,0
0,0
5,0
0,0
0,0
15,0
16
0,0
4,0
26,0
1,0
26,0
10,0
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
17
0,0
4,0
10,0
0,0
37,0
0,0
51,0
0,0
27,0
0,0
0,0
0,0
18
0,0
0,0
0,0
2,0
0,0
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
19
1,0
35,0
0,0
35,0
0,0
43,0
19,0
0,0
14,0
0,0
0,0
2,0
20
0,0
27,0
0,0
2,0
43,0
17,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
21
17,0
0,0
43,0
12,0
17,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20,6
0,0
0,0
22
4,0
0,0
17,0
0,0
19,0
0,0
0,0
0,0
6,0
53,0
0,0
0,0
23
0,0
19,0
1,0
2,0
14,0
10,0
0,0
0,0
35,0
30,0
0,0
0,0
24
0,0
14,0
21,0
16,0
25,0
2,0
1,0
0,0
21,0
91,0
0,0
0,0
25
0,0
25,0
57,0
37,0
1,0
0,0
19,0
0,0
55,0
0,0
0,0
0,0
26
0,0
0,0
69,0
38,0
0,0
0,0
10,0
0,0
25,0
0,0
0,0
0,0
27
37,0
0,0
22,0
0,0
20,0
2,0
0,0
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
28
17,0
0,0
0,0
0,0
13,0
39,0
0,0
0,0
16,0
0,0
0,0
0,0
29
3,0
0,0
0,0
53,0
3,0
0,0
0,0
0,0
16,0
0,0
0,0
0,0
30
12,0
0,0
1,0
17,0
0,0
0,0
0,0
3,0
0,0
0,0
0,0
31
6,0
63,0
0,0
0,0
20,0
0,0
0,0
Jml. Curah Hujan
136,0
290,0
483,0
453,0
442,0
340,0
276,0
112,0
488,0
208,6
220,0
178,0
Jml. Hari Hujan
11,0
14,0
17,0
21,0
22,0
16,0
15,0
11,0
23,0
8,0
6,0
13,0
Rata-rata
4,4
10,0
15,6
15,1
14,3
11,3
8,9
3,6
16,3
6,7
7,3
5,7
Hujan Maks
37,0
76,0
69,0
58,0
67,0
69,0
52,0
29,0
55,0
91,0
88,0
32,0
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Lasusua
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Lasusua : Toari-Lasusua
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 140 km dari kota kolaka : 03°30'24,26"LS-120°55'44,78"BT : Kolaka Utara/Lasusua
: 04
TAHUN
: 2011
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1982 : ± 7 M DPL : DPMA : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
1
0,0
0,0
22,0
0,0
1,0
16,0
10,0
0,0
0,0
0,0
18,0
Des 0,0
2
53,0
0,0
1,0
0,0
12,5
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,0
14,0
3
0,0
0,0
0,0
0,0
13,7
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
52,0
4,0
4
0,0
0,0
0,0
0,0
38,0
1,0
0,0
1,0
0,0
0,0
3,0
36,0
5
43,0
2,0
9,0
0,0
15,0
1,0
0,0
0,0
0,0
2,0
33,0
0,0
6
11,0
0,0
1,0
0,0
10,0
3,0
0,0
0,0
0,0
72,0
3,0
18,0
7
0,0
0,0
40,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
22,0
1,0
0,0
24,0
8
59,0
0,0
19,0
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
37,0
14,0
9
0,0
0,0
17,0
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
22,0
10
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7,0
11
127,0
0,0
0,0
0,0
1,0
40,0
0,0
11,0
0,0
0,0
0,0
11,0
12
0,0
0,0
20,0
31,0
0,0
14,0
13,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7,0
13
4,0
12,0
7,0
25,0
0,0
0,0
6,0
0,0
16,0
0,0
0,0
33,0
14
16,0
24,0
0,0
39,0
0,0
0,0
13,0
0,0
5,0
0,0
0,0
0,0
15
0,0
62,0
0,0
36,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
22,0
16
22,0
0,0
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
16,0
17
0,0
1,0
36,0
7,0
0,0
0,0
0,0
2,0
19,0
0,0
2,0
3,0
18
0,0
17,0
20,0
0,0
17,0
2,0
1,0
0,0
0,0
0,0
2,0
41,0
19
0,0
0,0
0,0
0,0
24,0
14,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,0
0,0
20
57,0
0,0
3,0
18,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
32,0
21
0,0
0,0
30,0
1,0
0,0
19,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
22
14,0
20,0
36,0
16,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
35,0
24,0
23
21,0
0,0
51,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
24
0,0
0,0
19,0
13,0
0,0
0,0
0,0
18,0
0,0
33,0
0,0
1,0
25
32,0
5,0
3,0
0,0
2,0
1,0
0,0
1,0
0,0
20,0
16,0
55,0
26
0,0
0,0
20,0
25,0
1,0
17,0
0,0
1,0
0,0
3,0
2,0
0,0
27
61,0
0,0
0,0
17,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
40,0
15,0
0,0
28
55,0
0,0
0,0
15,0
15,0
7,0
0,0
0,0
38,0
0,0
7,0
12,0
29
16,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
17,0
0,0
0,0
0,0
13,0
0,0
30
19,0
0,0
0,0
2,0
0,0
15,0
1,0
0,0
19,0
5,0
79,0
31
0,0
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
1,0
Jml. Curah Hujan
610,0
143,0
354,0
259,0
156,2
137,0
80,0
35,0
100,0
190,0
245,0
476,0
Jml. Hari Hujan
16,0
8,0
18,0
14,0
16,0
14,0
9,0
7,0
5,0
8,0
17,0
22,0
Rata-rata
19,7
4,9
11,4
8,6
5,0
4,6
2,6
1,1
3,3
6,1
8,2
15,4
Hujan Maks
127,0
62,0
51,0
39,0
38,0
40,0
17,0
18,0
38,0
72,0
52,0
79,0
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Lasusua
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Lasusua : Toari-Lasusua
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 140 km dari kota kolaka : 03°30'24,26"LS-120°55'44,78"BT : Kolaka Utara/Lasusua
: 04
TAHUN
: 2012
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1982 : ± 7 M DPL : DPMA : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
0,0
9,0
2,0
17,0
25,0
23,0
0,0
29,0
0,0
2,0
0,0
3,0
2
0,0
39,0
20,0
0,0
55,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3
19,0
1,0
6,0
0,0
0,0
0,0
4,0
0,0
0,0
1,0
0,0
0,0
4
0,0
6,0
20,0
0,0
10,2
0,0
5,0
4,0
0,0
0,0
1,0
0,0
5
0,0
29,0
0,0
0,0
0,0
17,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6
0,0
28,0
56,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
16,0
7
0,0
2,0
2,0
0,0
0,0
21,0
0,0
0,0
13,0
0,0
0,0
19,0
8
1,0
49,0
0,0
0,0
18,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9
0,0
0,0
28,0
0,0
1,0
0,0
21,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10
0,0
4,0
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
11
71,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6,0
12
18,0
37,0
35,0
0,0
0,0
26,0
0,0
0,0
0,0
1,0
0,0
0,0
13
1,0
11,0
0,0
0,0
2,0
1,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
14
0,0
15,0
4,0
0,0
2,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18,0
15
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,0
0,0
0,0
2,0
0,0
0,0
4,0
16
37,0
9,0
0,0
0,0
0,0
0,0
29,0
0,0
0,0
2,0
0,0
0,0
17
53,0
12,0
0,0
2,0
21,0
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
18,0
1,0
18
21,0
14,0
0,0
0,0
4,0
0,0
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
18,0
19
0,0
2,0
0,0
1,0
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
20,0
0,0
10,0
20
22,0
4,0
5,0
40,0
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
20,0
0,0
2,0
21
0,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
15,0
22
0,0
0,0
0,0
29,0
6,0
0,0
0,0
21,0
1,0
0,0
19,0
0,0
23
0,0
0,0
0,0
0,0
20,0
1,0
5,0
0,0
0,0
2,0
0,0
13,0
24
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2,0
1,0
25
0,0
2,0
0,0
0,0
21,0
0,0
0,0
0,0
0,0
15,0
0,0
0,0
26
0,0
0,0
0,0
0,0
2,0
4,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
27
0,0
1,0
4,0
0,0
0,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3,0
28
0,0
19,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
16,0
29
0,0
0,0
0,0
0,0
21,0
9,0
0,0
25,0
6,0
19,0
18,0
17,0
30
0,0
41,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18,0
0,0
1,0
31
0,0
0,0
0,0
1,0
Jml. Curah Hujan
42,0
0,0
0,0
243,0
297,0
228,0
89,0
250,2
111,0
67,0
90,0
32,0
100,0
58,0
163,0
Jml. Hari Hujan
9,0
22,0
13,0
5,0
15,0
14,0
8,0
6,0
5,0
10,0
5,0
17,0
Rata-rata
7,8
10,2
7,4
3,0
8,1
3,7
2,2
2,9
1,1
3,2
1,9
5,3
Hujan Maks
71,0
49,0
56,0
40,0
55,0
26,0
29,0
29,0
13,0
20,0
19,0
19,0
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Lasusua
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Lasusua : Toari-Lasusua
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 140 km dari kota kolaka : 03°30'24,26"LS-120°55'44,78"BT : Kolaka Utara/Lasusua
: 04
TAHUN
: 2013
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1982 : ± 7 M DPL : DPMA : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
13,0
3,0
14,0
1,0
1,0
0,0
0,0
16,0
31,0
0,0
22,0
16,0
2
0,0
18,0
25,0
0,0
6,0
0,0
0,0
53,0
0,0
0,0
9,0
5,0
3
19,0
0,0
0,0
20,0
0,0
3,0
0,0
15,0
4,0
0,0
0,0
0,0
4
0,0
0,0
0,0
14,0
0,0
0,0
6,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5
1,0
0,0
3,0
0,0
0,0
0,0
30,0
0,0
11,0
0,0
1,0
0,0
6
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6,0
0,0
1,0
0,0
3,0
17,0
7
7,0
6,0
5,0
0,0
0,0
34,0
0,0
0,0
0,0
0,0
13,0
11,0
8
0,0
1,0
0,0
21,0
7,0
0,0
0,0
21,0
0,0
0,0
0,0
25,0
9
0,0
12,0
0,0
2,0
33,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10
0,0
18,0
11,0
23,0
0,0
13,0
44,0
1,0
0,0
0,0
42,0
18,0
11
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
89,0
1,0
12
0,0
0,0
19,0
4,0
0,0
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
13
0,0
0,0
0,0
17,0
0,0
38,0
30,0
0,0
0,0
48,0
0,0
0,0
14
0,0
0,0
11,0
5,0
31,0
0,0
6,0
1,0
0,0
0,0
2,0
0,0
15
5,0
10,0
0,0
0,0
21,0
0,0
11,0
36,0
0,0
23,0
0,0
0,0
16
5,0
0,0
0,0
40,0
2,0
0,0
5,0
9,0
0,0
18,0
19,0
0,0
17
5,0
1,0
0,0
1,0
5,0
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
18,0
0,0
18
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2,0
34,0
0,0
0,0
20,0
0,0
0,0
19
17,0
0,0
13,0
20,0
0,0
0,0
16,0
0,0
0,0
0,0
13,0
0,0
20
0,0
1,0
0,0
5,0
1,0
0,0
16,0
0,0
0,0
0,0
16,0
0,0
21
14,0
0,0
14,0
0,0
1,0
0,0
51,0
0,0
0,0
0,0
7,0
0,0
22
1,0
0,0
0,0
3,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
23
17,0
0,0
0,0
1,0
38,0
36,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
24
11,0
0,0
1,0
2,0
0,0
0,0
33,0
0,0
0,0
1,0
0,0
0,0
25
8,0
0,0
0,0
10,0
1,0
0,0
53,0
0,0
0,0
0,0
0,0
11,0
26
2,0
0,0
18,0
1,0
6,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18,0
26,0
27
1,0
1,0
0,0
21,0
12,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
13,0
0,0
28
0,0
0,0
8,0
0,0
3,0
0,0
20,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
29
10,0
2,0
1,0
15,0
0,0
0,0
1,0
0,0
0,0
18,0
0,0
30
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,0
0,0
0,0
5,0
16,0
31
5,0
4,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1
0,0
0,0
Jml. Curah Hujan
147,0
73,0
148,0
212,0
186,0
126,0
365,0
155,0
47,0
110,0
308,0
146,0
Jml. Hari Hujan
19,0
11,0
14,0
20,0
17,0
6,0
17,0
11,0
4,0
5,0
17,0
10,0
Rata-rata
4,7
2,6
4,8
7,1
6,0
4,2
11,8
5,0
1,5
3,5
10,3
4,7
Hujan Maks
19,0
18,0
25,0
40,0
38,0
38,0
53,0
53,0
31,0
48,0
89,0
26,0
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Lasusua
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Lasusua : Toari-Lasusua
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: 03°30'24,26"LS-120°55'44,78"BT : Kolaka Utara/Lasusua
: ± 140 km dari kota kolaka
: 04
TAHUN
: 2014
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1982 : ± 7 M DPL : DPMA : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
16,0
0,0
17,0
0,0
0,0
1,0
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10,0
2
5,0
0,0
12,0
1,0
12,0
6,0
7,0
0,0
0,0
0,0
0,0
25,0
3
0,0
0,0
0,0
3,0
0,0
17,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20,0
4
0,0
0,0
0,0
17,0
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
30,0
5
0,0
0,0
16,0
0,0
0,0
5,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
23,0
6
17,0
17,0
0,0
21,0
0,0
0,0
11,0
0,0
0,0
0,0
4,0
4,0
7
11,0
17,0
6,0
0,0
0,0
1,0
2,0
10,0
0,0
0,0
2,0
2,0
8
25,0
0,0
0,0
23,0
13,0
15,0
0,0
4,0
2,0
0,0
1,0
5,0
9
0,0
20,0
0,0
10,0
0,0
1,0
0,0
7,0
0,0
0,0
0,0
10,0
10
18,0
0,0
0,0
11,0
1,0
26,0
14,0
2,0
0,0
0,0
0,0
2,0
11
1,0
0,0
16,0
0,0
4,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
12
0,0
0,0
3,0
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2,0
6,0
13
0,0
0,0
19,0
0,0
1,0
0,0
8,0
10,0
7,0
0,0
0,0
0,0
14
0,0
0,0
1,0
0,0
0,0
14,0
9,0
8,0
0,0
0,0
0,0
0,0
15
0,0
0,0
0,0
11,0
0,0
38,0
10,0
0,0
0,0
2,0
0,0
0,0
16
0,0
1,0
10,0
0,0
0,0
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2,0
17
0,0
0,0
8,0
0,0
2,0
1,0
2,0
3,0
0,0
0,0
0,0
4,0
18
0,0
0,0
13,0
0,0
0,0
2,0
4,0
2,0
0,0
1,0
3,0
7,0
19
0,0
0,0
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
5,0
1,0
0,0
0,0
10,0
20
0,0
0,0
38,0
5,0
7,0
0,0
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
10,0
21
0,0
18,0
21,0
0,0
10,0
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10,0
22
0,0
0,0
0,0
16,0
0,0
29,0
2,0
3,0
0,0
3,0
0,0
12,0
23
0,0
5,0
0,0
4,0
0,0
0,0
3,0
4,0
4,0
0,0
0,0
5,0
24
0,0
20,0
20,0
0,0
1,0
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10,0
25
11,0
13,0
0,0
41,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3,0
4,0
26
26,0
18,0
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4,0
0,0
27
0,0
0,0
0,0
1,0
0,0
16,0
5,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
28
0,0
17,0
0,0
0,0
0,0
14,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
29
0,0
16,0
1,0
1,0
1,0
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
4,0
30
16,0
0,0
19,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5,0
31
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2,0
0,0 Jml. Curah Hujan
146,0
146,0
216,0
192,0
52,0
209,0
113,0
63,0
14,0
6,0
19,0
222,0
Jml. Hari Hujan
10,0
10,0
15,0
18,0
10,0
19,0
18,0
14,0
4,0
3,0
7,0
24,0
Rata-rata
4,7
5,2
7,0
6,4
1,7
7,0
3,6
2,0
0,5
0,2
0,6
7,2
Hujan Maks
26,0
20,0
38,0
41,0
13,0
38,0
15,0
10,0
7,0
3,0
4,0
30,0
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Abuki
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Lahumbuti : Lasolo-Konaweha
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 95 km dari kota Kendari : 03°45'20,9"LS-121°55'04,5"BT : Konawe/Abuki
: 22
TAHUN
: 2000
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1975 : ± 21 M : BWS Sulawesi IV : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
0,0
10,0
10,0
16,0
1,0
0,0
0,0
8,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2
0,0
30,0
0,0
0,0
1,0
0,0
1,0
11,0
0,0
0,0
4,0
0,0
3
30,0
0,0
0,0
0,0
4,0
0,0
2,0
4,0
0,0
2,0
0,0
0,0
4
0,0
0,0
0,0
1,0
0,0
0,0
2,0
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5
0,0
0,0
0,0
1,0
0,0
0,0
24,0
2,0
0,0
2,0
0,0
0,0
6
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
12,0
3,0
8,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
2,0
6,0
9,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8
0,0
80,0
1,0
0,0
4,0
8,0
0,0
13,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9
0,0
20,0
0,0
2,0
14,0
8,0
0,0
3,0
0,0
3,0
0,0
0,0
10
3,0
17,0
1,0
0,0
2,0
1,0
0,0
0,0
6,0
1,0
1,0
0,0
11
0,0
0,0
10,0
16,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4,0
0,0
0,0
12
0,0
0,0
2,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4,0
13
0,0
24,0
5,0
3,0
0,0
6,0
0,0
0,0
0,0
14,0
0,0
0,0
14
0,0
0,0
15,0
14,0
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
15
0,0
10,0
2,0
6,0
0,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
16
0,0
0,0
0,0
4,0
0,0
56,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
17
1,0
0,0
0,0
0,0
24,0
29,0
0,0
0,0
4,0
4,0
0,0
0,0
18
0,0
50,0
0,0
1,0
0,0
1,0
6,0
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
19
21,0
0,0
0,0
0,0
11,0
14,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20
20,0
40,0
0,0
5,0
3,0
19,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8,0
21
18,0
0,0
10,0
2,0
8,0
24,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
22
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2,0
6,0
23
0,0
1,0
0,0
49,0
0,0
6,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
24
40,0
2,0
11,0
0,0
2,0
11,0
0,0
0,0
0,0
8,0
0,0
0,0
25
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8,0
0,0
5,0
0,0
0,0
14,0
0,0
26
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6,0
27
20,0
60,0
0,0
0,0
1,0
5,0
3,0
0,0
0,0
0,0
5,0
0,0
28
80,0
0,0
25,0
17,0
2,0
1,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
29
10,0
0,0
12,0
0,0
8,0
1,0
0,0
0,0
3,0
0,0
0,0
0,0
30
12,0
0,0
7,0
7,0
2,0
3,0
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
31
0,0
0,0
12,0
0,0
2,0
5,0
6,0
Jml. Curah Hujan
265,0
346,0
104,0
146,0
94,0
229,0
65,0
68,0
17,0
43,0
26,0
30,0
Jml. Hari Hujan
12,0
13,0
12,0
16,0
16,0
23,0
11,0
10,0
5,0
9,0
5,0
5,0
Rata-rata
8,5
11,9
3,4
4,9
3,0
7,6
2,1
2,2
0,6
1,4
0,9
1,0
Hujan Maks
80,0
80,0
25,0
49,0
24,0
56,0
24,0
13,0
6,0
14,0
14,0
8,0
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Abuki
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Lahumbuti : Lasolo-Konaweha
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 95 km dari kota Kendari : 03°45'20,9"LS-121°55'04,5"BT : Konawe/Abuki
: 22
TAHUN
: 2001
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1975 : ± 21 M : BWS Sulawesi IV : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
0,0
0,0
1,0
1,0
5,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
13,0
2
0,0
0,0
0,0
0,0
2,0
4,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3
0,0
34,0
0,0
0,0
7,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5,0
4
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6
0,0
7,0
2,0
0,0
0,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7
0,0
0,0
12,0
4,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4,0
8
1,0
0,0
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9
0,0
1,0
2,0
20,0
4,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5,0
10
0,0
0,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4,0
0,0
11
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3,0
0,0
12
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
13
43,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
14
0,0
0,0
0,0
14,0
0,0
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
15
0,0
0,0
1,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8,0
15,0
2,0
16
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4,0
0,0
3,0
3,0
17
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
9,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4,0
19
8,0
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6,0
0,0
0,0
20
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4,0
0,0
0,0
21
0,0
0,0
3,0
0,0
0,0
7,0
0,0
0,0
0,0
3,0
0,0
1,0
22
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
23
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6,0
0,0
8,0
0,0
0,0
0,0
24
5,0
0,0
4,0
0,0
0,0
0,0
4,0
2,0
2,0
0,0
0,0
0,0
25
0,0
2,0
3,0
0,0
11,0
0,0
3,0
0,0
0,0
10,0
0,0
9,0
26
0,0
0,0
0,0
8,0
1,0
0,0
8,0
0,0
0,0
0,0
2,0
2,0
27
0,0
0,0
12,0
0,0
1,0
2,0
6,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6,0
28
8,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7,0
0,0
4,0
0,0
0,0
1,0
29
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3,0
0,0
6,0
0,0
1,0
2,0
30
0,0
0,0
4,0
13,0
0,0
1,0
0,0
6,0
0,0
4,0
1,0
31
0,0
0,0
0,0
0,0
5,0
3,0
0,0
Jml. Curah Hujan
76,0
45,0
45,0
55,0
49,0
45,0
39,0
2,0
30,0
34,0
32,0
58,0
Jml. Hari Hujan
7,0
5,0
11,0
8,0
9,0
10,0
9,0
1,0
6,0
6,0
7,0
14,0
Rata-rata
2,5
1,6
1,5
1,8
1,6
1,5
1,3
0,1
1,0
1,1
1,1
1,9
Hujan Maks
43,0
34,0
12,0
20,0
13,0
9,0
8,0
2,0
8,0
10,0
15,0
13,0
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Abuki
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Lahumbuti : Lasolo-Konaweha
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 95 km dari kota Kendari : 03°45'20,9"LS-121°55'04,5"BT : Konawe/Abuki
: 22
TAHUN
: 2002
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1975 : ± 21 M : BWS Sulawesi IV : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
2,0
4,0
0,0
4,0
1,0
0,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
28,0
2
0,0
2,0
0,0
0,0
21,0
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3
0,0
0,0
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
47,0
4
0,0
0,0
0,0
8,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5
0,0
18,0
0,0
0,0
5,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6
1,0
0,0
0,0
0,0
11,0
22,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7
0,0
0,0
24,0
0,0
11,0
8,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
27,0
8
0,0
0,0
4,0
0,0
1,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
13,0
9
0,0
0,0
6,0
0,0
15,0
8,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8,0
10
1,0
0,0
3,0
9,0
2,0
1,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
11
0,0
6,0
2,0
29,0
0,0
8,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
17,0
12
1,0
0,0
10,0
6,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8,0
13
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
9,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
14
0,0
3,0
0,0
0,0
0,0
8,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
17,0
15
5,0
2,0
7,0
0,0
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
37,0
16
0,0
1,0
0,0
0,0
3,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
31,0
17
0,0
0,0
0,0
0,0
1,0
0,0
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18
17,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
13,0
19
1,0
4,0
15,0
2,0
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
21,0
21
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
22
0,0
4,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
23
0,0
7,0
0,0
9,0
0,0
11,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8,0
24
4,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
25
8,0
0,0
0,0
4,0
0,0
0,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5,0
26
0,0
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
32,0
0,0
27
0,0
0,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
12,0
28
3,0
22,0
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
29
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18,0
30
22,0
10,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
31
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
15,0
Jml. Curah Hujan
70,0
75,0
87,0
75,0
74,0
119,0
17,0
0,0
0,0
0,0
32,0
325,0
Jml. Hari Hujan
14,0
13,0
12,0
11,0
11,0
16,0
6,0
0,0
0,0
0,0
1,0
17,0
Rata-rata
2,3
2,6
2,8
2,5
2,4
4,0
0,5
0,0
0,0
0,0
1,1
10,5
Hujan Maks
22,0
22,0
24,0
29,0
21,0
22,0
5,0
0,0
0,0
0,0
32,0
47,0
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Abuki
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Lahumbuti : Lasolo-Konaweha
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 95 km dari kota Kendari : 03°45'20,9"LS-121°55'04,5"BT : Konawe/Abuki
: 22
TAHUN
: 2003
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1975 : ± 21 M : BWS Sulawesi IV : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
0,0
0,0
0,0
4,0
0,0
12,4
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2
22,0
0,0
0,0
11,0
0,0
0,0
2,1
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3
18,0
0,0
9,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4
9,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10,3
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6
0,0
3,0
38,0
0,0
8,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7
0,0
0,0
14,0
0,0
0,0
0,0
7,6
1,4
0,0
0,0
0,0
0,0
8
0,0
21,0
7,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,4
0,0
0,0
0,0
0,0
10
0,0
0,0
25,0
0,0
5,0
0,0
3,4
18,6
0,0
0,0
0,0
0,0
11
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,7
12
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
11,0
13,8
0,0
0,0
0,0
2,1
13
0,0
7,0
11,0
0,0
0,0
0,0
0,0
14,5
0,0
0,0
17,9
3,4
14
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
47,5
0,0
0,0
15
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4,1
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
16
0,0
0,0
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
17
0,0
31,0
33,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,7
18
8,0
23,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10,3
2,8
19
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,7
0,0
9,6
0,0
0,0
0,0
0,0
20
5,0
16,0
15,0
13,0
0,0
2,8
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
11,0
21
22,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2,1
0,0
0,0
0,0
9,6
0,0
0,0
22
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
23
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
24
0,0
13,0
8,0
4,0
0,0
4,1
7,6
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
25
18,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2,8
0,0
0,0
0,0
0,0
16,5
26
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6,2
0,0
0,0
22,0
27
11,0
8,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
28
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3,4
0,0
29
27,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
30
0,0
17,0
16,0
0,0
0,0
0,7
0,0
0,0
2,1
0,0
13,1
31
7,0
0,0
9,6
0,0
0,0
0,0
0,0
Jml. Curah Hujan
152,0
122,0
177,0
50,0
13,0
32,4
68,9
59,2
6,2
59,2
31,7
72,3
Jml. Hari Hujan
11,0
8,0
10,0
6,0
2,0
6,0
10,0
6,0
1,0
3,0
3,0
9,0
Rata-rata
4,9
4,2
5,7
1,7
0,4
1,1
2,2
1,9
0,2
1,9
1,1
2,3
Hujan Maks
27,0
31,0
38,0
16,0
8,0
12,4
20,0
18,6
6,2
47,5
17,9
22,0
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Abuki
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Lahumbuti : Lasolo-Konaweha
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 95 km dari kota Kendari : 03°45'20,9"LS-121°55'04,5"BT : Konawe/Abuki
: 22
TAHUN
: 2004
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1975 : ± 21 M : BWS Sulawesi IV : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
3,0
0,0
3,0
0,0
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8,0
2
4,0
4,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3
8,0
11,0
9,0
2,0
22,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3,0
4
0,0
8,0
5,0
0,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5
3,0
5,0
0,0
5,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6
0,0
0,0
0,0
7,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7
6,0
3,0
0,0
49,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8
0,0
0,0
6,0
41,0
2,0
0,0
12,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9
0,0
0,0
0,0
7,0
3,0
11,0
17,0
0,0
0,0
0,0
13,0
0,0
10
2,0
9,0
0,0
0,0
73,0
43,0
2,0
0,0
3,0
0,0
0,0
0,0
11
8,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
16,0
12
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4,0
0,0
0,0
7,0
13
0,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
14
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
14,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
15
17,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4,0
0,0
0,0
0,0
16
0,0
0,0
0,0
88,0
0,0
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
17
18,0
0,0
0,0
2,0
0,0
0,0
13,0
0,0
5,0
0,0
0,0
0,0
18
9,0
7,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
19
11,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
14,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20
16,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
21
17,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
22
0,0
4,0
0,0
12,0
0,0
0,0
9,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
23
6,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4,0
0,0
0,0
0,0
8,0
0,0
24
4,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
25
8,0
13,0
0,0
52,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
26
7,0
0,0
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
28,0
27
5,0
17,0
0,0
4,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
28
12,0
8,0
13,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
29
0,0
6,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3,0
20,0
30
15,0
7,0
0,0
4,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8,0
31
0,0
8,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3,0
Jml. Curah Hujan
182,0
98,0
51,0
271,0
117,0
68,0
86,0
0,0
16,0
0,0
24,0
93,0
Jml. Hari Hujan
21,0
13,0
7,0
12,0
9,0
3,0
11,0
0,0
4,0
0,0
3,0
8,0
Rata-rata
5,9
3,4
1,6
9,0
3,8
2,3
2,8
0,0
0,5
0,0
0,8
3,0
Hujan Maks
18,0
17,0
13,0
88,0
73,0
43,0
17,0
0,0
5,0
0,0
13,0
28,0
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Abuki
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Lahumbuti : Lasolo-Konaweha
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 95 km dari kota Kendari : 03°45'20,9"LS-121°55'04,5"BT : Konawe/Abuki
: 22
TAHUN
: 2005
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1975 : ± 21 M : BWS Sulawesi IV : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
1
6,0
0,0
0,0
0,0
10,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2
0,0
0,0
0,0
7,0
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
55,0
3
4,0
5,0
0,0
0,0
0,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4
0,0
0,0
0,0
0,0
9,0
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
8,0
5
0,0
10,0
4,0
11,0
13,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6
7,0
0,0
3,0
0,0
0,0
6,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4,0
0,0
0,0
0,0
0,0
21,0
0,0
8
0,0
0,0
0,0
9,0
11,0
9,0
3,0
7,0
0,0
0,0
28,0
0,0
9
0,0
0,0
7,0
0,0
4,0
4,0
0,0
0,0
0,0
64,0
0,0
0,0
10
2,0
5,0
0,0
0,0
9,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3,0
0,0
11
0,0
0,0
11,0
18,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
12
15,0
4,0
5,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
38,0
13
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5,0
14
0,0
0,0
0,0
21,0
4,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8,0
15
0,0
4,0
0,0
6,0
0,0
0,0
0,0
8,0
0,0
0,0
0,0
19,0
16
0,0
0,0
7,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
17
0,0
0,0
0,0
3,0
8,0
0,0
8,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6,0
18
0,0
0,0
0,0
19,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
19
0,0
0,0
5,0
0,0
9,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6,0
0,0
0,0
20
0,0
9,0
0,0
0,0
0,0
9,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
21
0,0
8,0
14,0
4,0
15,0
0,0
0,0
22,0
0,0
0,0
0,0
5,0
22
0,0
0,0
0,0
11,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
45,0
23
1,0
0,0
0,0
6,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
55,0
0,0
24
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
28,0
25
0,0
6,0
9,0
4,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10,0
26
0,0
10,0
17,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8,0
27
0,0
7,0
0,0
7,0
0,0
0,0
14,0
0,0
0,0
0,0
45,0
0,0
28
0,0
8,0
0,0
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9,0
29
0,0
0,0
11,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3,0
0,0
0,0
8,0
0,0
30
0,0
0,0
14,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
38,0
40,0
31
0,0
0,0
0,0
0,0
8,0
0,0
Des
0,0
Jml. Curah Hujan
50,0
76,0
93,0
148,0
105,0
36,0
25,0
50,0
0,0
70,0
198,0
284,0
Jml. Hari Hujan
7,0
11,0
11,0
16,0
12,0
7,0
3,0
5,0
0,0
2,0
7,0
14,0
Rata-rata
1,6
2,6
3,0
4,9
3,4
1,2
0,8
1,6
0,0
2,3
6,6
9,2
Hujan Maks
15,0
10,0
17,0
21,0
15,0
9,0
14,0
22,0
0,0
64,0
55,0
55,0
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Abuki
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Lahumbuti : Lasolo-Konaweha
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 95 km dari kota Kendari : 03°45'20,9"LS-121°55'04,5"BT : Konawe/Abuki
: 22
TAHUN
: 2006
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1975 : ± 21 M : BWS Sulawesi IV : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4
43,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7
0,0
0,0
21,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8
0,0
0,0
0,0
0,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9
30,0
30,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
34,0
11
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
12
45,0
45,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
13
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
14
12,0
12,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
15
28,0
28,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
16
0,0
0,0
24,0
0,0
14,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
17
0,0
0,0
0,0
26,0
0,0
26,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18
22,0
22,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6,0
0,0
0,0
0,0
19
25,0
25,0
67,0
14,0
60,0
14,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20
0,0
0,0
0,0
32,0
0,0
32,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
21
0,0
0,0
0,0
42,0
0,0
42,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
22
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
23
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
30,0
0,0
24
0,0
0,0
10,0
0,0
18,0
0,0
24,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
25
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
26
0,0
0,0
28,0
0,0
24,0
0,0
5,0
0,0
0,0
0,0
52,0
22,0
27
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
11,0
28
0,0
0,0
32,0
0,0
37,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2,0
29
38,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
30
2,0
0,0
18,0
0,0
18,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
31
0,0
0,0
0,0
0,0
Jml. Curah Hujan
0,0
0,0
0,0
245,0
162,0
182,0
132,0
173,0
132,0
31,0
0,0
6,0
0,0
82,0
69,0
Jml. Hari Hujan
9,0
6,0
6,0
5,0
6,0
5,0
3,0
0,0
1,0
0,0
2,0
4,0
Rata-rata
7,9
5,6
5,9
4,4
5,6
4,4
1,0
0,0
0,2
0,0
2,7
2,2
Hujan Maks
45,0
45,0
67,0
42,0
60,0
42,0
24,0
0,0
6,0
0,0
52,0
34,0
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Abuki
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Lahumbuti : Lasolo-Konaweha
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 95 km dari kota Kendari : 03°45'20,9"LS-121°55'04,5"BT : Konawe/Abuki
: 22
TAHUN
: 2007
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1975 : ± 21 M : BWS Sulawesi IV : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
13,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2
0,0
27,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3
0,0
0,0
0,0
59,0
0,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
12,0
4
0,0
30,0
16,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5
0,0
0,0
0,0
10,0
0,0
28,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6
0,0
0,0
13,0
16,0
20,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7
0,0
0,0
10,0
0,0
26,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8
0,0
17,0
0,0
0,0
18,0
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9
0,0
0,0
0,0
14,0
0,0
15,0
0,0
12,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
11
0,0
4,0
0,0
0,0
0,0
6,0
0,0
0,0
7,0
0,0
0,0
0,0
12
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4,0
0,0
13
0,0
0,0
0,0
10,0
0,0
26,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6,0
0,0
14
0,0
13,0
0,0
34,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
15
15,0
0,0
70,0
0,0
0,0
28,0
18,0
0,0
0,0
0,0
4,0
0,0
16
0,0
0,0
0,0
0,0
14,0
14,0
6,0
20,0
0,0
0,0
0,0
7,0
17
0,0
12,0
0,0
0,0
0,0
0,0
40,0
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
18
30,0
7,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18,0
0,0
0,0
0,0
0,0
19
0,0
0,0
24,0
0,0
0,0
10,0
0,0
24,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20
18,0
9,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
12,0
0,0
0,0
0,0
0,0
21
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
22
0,0
0,0
10,0
6,0
0,0
0,0
14,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
23
16,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
12,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
24
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2,0
13,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
25
40,0
0,0
0,0
20,0
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
26
0,0
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7,0
0,0
0,0
0,0
36,0
9,0
27
0,0
0,0
68,0
0,0
0,0
8,0
4,0
0,0
0,0
0,0
0,0
11,0
28
0,0
22,0
39,0
0,0
0,0
28,0
0,0
17,0
0,0
0,0
6,0
0,0
29
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
23,0
9,0
2,0
0,0
5,0
4,0
0,0
30
0,0
0,0
0,0
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
31
0,0
0,0
0,0
0,0
Jml. Curah Hujan
34,0
4,0
0,0
132,0
146,0
260,0
169,0
112,0
235,0
148,0
115,0
7,0
19,0
60,0
39,0
Jml. Hari Hujan
6,0
10,0
9,0
8,0
5,0
15,0
11,0
8,0
1,0
3,0
6,0
4,0
Rata-rata
4,3
5,0
8,4
5,6
3,6
7,8
4,8
3,7
0,2
0,6
2,0
1,3
Hujan Maks
40,0
30,0
70,0
59,0
34,0
28,0
40,0
24,0
7,0
10,0
36,0
12,0
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Abuki
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Lahumbuti : Lasolo-Konaweha
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 95 km dari kota Kendari : 03°45'20,9"LS-121°55'04,5"BT : Konawe/Abuki
: 22
TAHUN
: 2008
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1975 : ± 21 M : BWS Sulawesi IV : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
0,0
0,0
48,0
20,0
15,0
35,0
0,0
0,0
24,0
0,0
0,0
3,0
2
0,0
0,0
56,0
0,0
13,0
24,0
0,0
0,0
0,0
0,0
27,0
0,0
3
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6,0
0,0
0,0
27,0
0,0
32,0
26,0
4
4,0
0,0
0,0
18,0
22,0
0,0
0,0
0,0
32,0
0,0
0,0
9,0
5
0,0
0,0
0,0
4,0
0,0
0,0
0,0
0,0
56,0
0,0
50,0
4,0
6
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7
0,0
0,0
65,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
12,0
8
0,0
0,0
0,0
10,0
10,0
5,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9
0,0
0,0
0,0
20,0
20,0
0,0
0,0
12,0
0,0
0,0
0,0
9,0
10
20,0
0,0
0,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
30,0
0,0
3,0
20,0
11
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7,0
12
0,0
0,0
0,0
18,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5,0
24,0
13
0,0
0,0
0,0
22,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
14
30,0
0,0
0,0
14,0
0,0
6,0
18,0
0,0
0,0
0,0
7,0
0,0
15
29,0
0,0
10,0
0,0
0,0
73,0
6,0
0,0
0,0
0,0
15,0
5,0
16
18,0
0,0
0,0
7,0
0,0
0,0
4,0
20,0
0,0
0,0
0,0
3,0
17
0,0
13,0
10,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
11,0
5,0
18
24,0
0,0
0,0
37,0
0,0
0,0
0,0
18,0
0,0
0,0
0,0
8,0
19
0,0
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
24,0
0,0
0,0
12,0
35,0
20
0,0
0,0
0,0
18,0
18,0
0,0
15,0
12,0
0,0
0,0
0,0
0,0
21
0,0
0,0
0,0
0,0
20,0
0,0
14,0
0,0
0,0
50,0
0,0
0,0
22
0,0
0,0
4,0
0,0
13,0
0,0
12,0
0,0
0,0
0,0
20,0
0,0
23
0,0
0,0
0,0
22,0
0,0
14,0
13,0
0,0
0,0
20,0
0,0
3,0
24
0,0
15,0
4,0
0,0
0,0
0,0
10,0
6,0
0,0
12,0
8,0
10,0
25
0,0
37,0
3,0
0,0
16,0
0,0
7,0
0,0
0,0
16,0
0,0
4,0
26
16,0
25,0
0,0
0,0
0,0
46,0
4,0
0,0
0,0
0,0
14,0
5,0
27
43,0
0,0
0,0
0,0
6,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
12,0
2,0
28
2,0
0,0
0,0
0,0
40,0
0,0
9,0
17,0
0,0
0,0
26,0
0,0
29
0,0
0,0
0,0
0,0
56,0
0,0
0,0
2,0
0,0
12,0
0,0
19,0
30
0,0
0,0
14,0
45,0
0,0
0,0
0,0
0,0
44,0
0,0
15,0
31
0,0
0,0
0,0
0,0
Jml. Curah Hujan
20,0
0,0
0,0
186,0
90,0
200,0
247,0
314,0
239,0
112,0
121,0
169,0
164,0
242,0
228,0
Jml. Hari Hujan
9,0
4,0
8,0
16,0
14,0
10,0
11,0
9,0
5,0
7,0
14,0
21,0
Rata-rata
6,0
3,1
6,5
8,2
10,1
8,0
3,6
3,9
5,6
5,3
8,1
7,4
Hujan Maks
43,0
37,0
65,0
37,0
56,0
73,0
18,0
24,0
56,0
50,0
50,0
35,0
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Abuki
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Lahumbuti : Lasolo-Konaweha
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 95 km dari kota Kendari : 03°45'20,9"LS-121°55'04,5"BT : Konawe/Abuki
: 22
TAHUN
: 2009
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1975 : ± 21 M : BWS Sulawesi IV : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2
0,0
6,0
0,0
0,0
0,0
4,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3
0,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
17,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6,0
5
0,0
0,0
45,0
0,0
0,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6
5,0
0,0
0,0
0,0
18,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8,0
0,0
7
28,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4,0
8
4,0
0,0
16,0
0,0
22,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9
0,0
0,0
0,0
0,0
6,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10
20,0
0,0
31,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
11
0,0
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
12
0,0
0,0
19,0
4,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9,0
13
0,0
24,0
2,0
0,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9,0
0,0
14
5,0
0,0
3,0
0,0
0,0
0,0
32,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4,0
15
0,0
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
33,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
16
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2,0
17
0,0
3,0
18,0
0,0
0,0
0,0
6,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18
0,0
5,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
19
10,0
0,0
33,0
2,0
13,0
19,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9,0
20
0,0
0,0
0,0
6,0
3,0
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
8,0
2,0
21
0,0
0,0
0,0
0,0
12,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6,0
22
9,0
6,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5,0
0,0
0,0
17,0
23
0,0
0,0
20,0
18,0
12,0
0,0
32,0
0,0
10,0
0,0
0,0
25,0
24
0,0
2,0
0,0
0,0
16,0
0,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
25
0,0
14,0
10,0
0,0
8,0
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
26
0,0
62,0
0,0
0,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
35,0
27
21,0
60,0
5,0
0,0
0,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
28
5,0
0,0
0,0
0,0
8,0
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10,0
10,0
29
27,0
0,0
0,0
30,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8,0
30
0,0
0,0
0,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3,0
31
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
39,0
Jml. Curah Hujan
139,0
207,0
237,0
60,0
144,0
65,0
123,0
0,0
15,0
0,0
35,0
179,0
Jml. Hari Hujan
11,0
11,0
13,0
5,0
13,0
9,0
7,0
0,0
2,0
0,0
4,0
15,0
Rata-rata
4,5
7,1
7,6
2,0
4,6
2,2
4,0
0,0
0,5
0,0
1,2
5,8
Hujan Maks
28,0
62,0
45,0
30,0
22,0
19,0
33,0
0,0
10,0
0,0
10,0
39,0
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Abuki
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Lahumbuti : Lasolo-Konaweha
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 95 km dari kota Kendari : 03°45'20,9"LS-121°55'04,5"BT : Konawe/Abuki
: 22
TAHUN
: 2010
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1975 : ± 21 M : BWS Sulawesi IV : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8,0
0,0
0,0
0,0
17,0
0,0
17,0
2
0,0
6,0
0,0
1,0
8,0
19,0
0,0
5,0
0,0
0,0
22,0
23,0
3
0,0
2,0
0,0
8,0
0,0
4,0
6,0
0,0
3,0
21,0
0,0
0,0
4
0,0
0,0
8,0
55,0
0,0
0,0
0,0
32,0
0,0
0,0
0,0
19,0
5
0,0
20,0
19,0
20,0
21,0
16,0
16,0
0,0
0,0
7,0
32,0
32,0
6
5,0
6,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
26,0
7
0,0
19,0
21,0
0,0
27,0
70,0
0,0
36,0
14,0
18,0
0,0
0,0
8
0,0
45,0
13,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
27,0
0,0
0,0
9
13,0
0,0
8,0
6,0
6,0
45,0
24,0
19,0
0,0
72,0
14,0
0,0
10
5,0
11,0
6,0
0,0
11,0
16,0
7,0
21,0
0,0
84,0
0,0
0,0
11
0,0
0,0
40,0
0,0
35,0
18,0
0,0
29,0
18,0
12,0
8,0
0,0
12
0,0
0,0
11,0
0,0
38,0
24,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
13
10,0
0,0
19,0
0,0
11,0
34,0
32,0
0,0
11,0
0,0
0,0
0,0
14
7,0
0,0
2,0
0,0
29,0
27,0
0,0
30,0
0,0
8,0
12,0
0,0
15
4,0
0,0
41,0
0,0
0,0
0,0
24,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
16
8,0
0,0
4,0
0,0
0,0
21,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
17
0,0
3,0
17,0
0,0
5,0
8,0
0,0
21,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
40,0
30,0
0,0
24,0
0,0
0,0
26,0
19
0,0
0,0
0,0
13,0
7,0
61,0
0,0
0,0
0,0
27,0
0,0
0,0
20
0,0
58,0
0,0
5,0
0,0
76,0
9,0
7,0
0,0
18,0
0,0
0,0
21
7,0
14,0
6,0
9,0
0,0
60,0
0,0
16,0
6,0
0,0
0,0
10,0
22
13,0
0,0
8,0
0,0
0,0
45,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
23
0,0
3,0
0,0
0,0
16,0
16,0
19,0
0,0
0,0
19,0
0,0
0,0
24
0,0
6,0
5,0
0,0
0,0
46,0
0,0
5,0
27,0
28,0
0,0
0,0
25
11,0
0,0
37,0
0,0
0,0
0,0
6,0
0,0
0,0
0,0
19,0
11,0
26
0,0
0,0
0,0
0,0
25,0
56,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
27
1,0
10,0
0,0
0,0
0,0
18,0
0,0
11,0
4,0
42,0
0,0
0,0
28
0,0
7,0
0,0
0,0
30,0
23,0
15,0
26,0
0,0
18,0
14,0
0,0
29
0,0
0,0
41,0
38,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
30
29,0
6,0
15,0
45,0
34,0
0,0
32,0
11,0
14,0
32,0
0,0
31
26,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Jml. Curah Hujan
139,0
220,0
312,0
170,0
314,0
785,0
188,0
290,0
118,0
432,0
153,0
164,0
Jml. Hari Hujan
13,0
15,0
19,0
10,0
15,0
24,0
11,0
14,0
9,0
16,0
8,0
8,0
Rata-rata
4,5
7,6
10,1
5,7
10,1
26,2
6,1
9,4
3,9
13,9
5,1
5,3
Hujan Maks
29,0
58,0
41,0
55,0
45,0
76,0
32,0
36,0
27,0
84,0
32,0
32,0
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Abuki
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Lahumbuti : Lasolo-Konaweha
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 95 km dari kota Kendari : 03°45'20,9"LS-121°55'04,5"BT : Konawe/Abuki
: 22
TAHUN
: 2011
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1975 : ± 21 M : BWS Sulawesi IV : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
11,0
4,6
0,0
0,0
0,0
0,0
2
0,0
34,0
33,0
0,0
0,0
0,0
7,0
0,0
0,0
0,0
6,0
0,0
3
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3,0
0,0
0,0
0,0
4
0,0
0,0
0,0
28,0
4,0
0,0
0,0
1,0
0,0
4,0
0,0
10,9
5
17,0
27,0
19,0
0,0
0,0
0,0
4,0
0,0
0,0
0,0
2,0
40,9
6
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
14,0
0,0
1,3
0,0
0,0
0,0
0,0
7
0,0
0,0
0,0
19,0
15,0
0,0
0,0
0,5
10,0
0,0
0,0
0,0
8
0,0
21,0
0,0
0,0
0,0
0,0
28,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9
0,0
0,0
14,0
0,0
17,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10,9
0,0
10
32,0
14,0
0,0
13,0
0,0
0,0
8,0
20,4
0,0
0,0
30,6
20,8
11
0,0
0,0
29,0
0,0
10,0
21,0
34,0
0,0
5,0
0,0
0,0
0,0
12
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2,6
0,0
0,0
13
0,0
0,0
0,0
9,0
0,0
0,0
24,0
0,0
18,0
0,0
10,0
0,0
14
19,0
13,0
36,0
0,0
15,0
0,0
48,0
0,0
6,0
0,0
0,0
0,0
15
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4,0
16
0,0
0,0
0,0
21,0
23,0
0,0
7,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
17
0,0
7,0
0,0
0,0
0,0
47,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18
0,0
0,0
29,0
45,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,0
20,3
0,0
19
29,0
0,0
0,0
29,0
24,0
0,0
28,0
0,0
0,0
0,0
20,4
0,0
20
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2,0
0,0
0,0
10,8
0,0
21
0,0
18,0
11,0
0,0
17,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
50,5
22
0,0
0,0
0,0
16,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
23
7,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10,2
0,0
24
0,0
32,0
12,0
0,0
24,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
25
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7,0
0,0
0,0
50,9
26
0,0
0,0
0,0
14,0
0,0
24,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
27
10,0
0,0
31,0
0,0
37,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,0
0,0
28
0,0
31,0
0,0
12,0
47,0
0,0
12,0
4,0
0,0
0,0
0,0
5,7
29
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,5
0,0
30
4,0
22,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2,0
1,0
2,0
0,0
8,3
31
0,0
0,0
9,0
0,0
Jml. Curah Hujan
0,0
0,0
0,0
123,0
197,0
236,0
206,0
233,0
106,0
220,0
35,8
50,0
9,6
122,7
192,0
Jml. Hari Hujan
8,0
9,0
10,0
10,0
11,0
4,0
12,0
8,0
7,0
4,0
11,0
8,0
Rata-rata
4,0
6,8
7,6
6,9
7,5
3,5
7,1
1,2
1,7
0,3
4,1
6,2
Hujan Maks
32,0
34,0
36,0
45,0
47,0
47,0
48,0
20,4
18,0
4,0
30,6
50,9
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Abuki
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Lahumbuti : Lasolo-Konaweha
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 95 km dari kota Kendari : 03°45'20,9"LS-121°55'04,5"BT : Konawe/Abuki
: 22
TAHUN
: 2012
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1975 : ± 21 M : BWS Sulawesi IV : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
4,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3,0
0,0
2
0,0
10,5
0,0
0,0
0,0
10,8
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
17,0
0,0
0,0
3,7
0,0
4
5,8
0,0
0,0
0,0
0,0
30,7
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
20,5
40,6
0,0
0,0
0,0
20,3
0,0
6
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20,8
60,8
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7
50,6
1,0
0,0
0,0
0,0
5,8
60,4
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10,4
0,0
0,0
0,5
0,0
0,0
0,0
9
5,7
0,0
0,0
0,0
0,0
30,1
2,9
7,0
0,0
0,0
0,0
20,9
10
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
31,0
10,7
7,7
0,0
0,0
0,0
0,0
11
50,4
10,5
0,0
0,0
0,0
20,1
6,5
0,0
0,0
0,0
0,0
7,0
12
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4,0
8,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
13
5,0
20,5
0,0
0,0
10,5
0,0
0,0
0,0
20,1
0,0
0,0
1,0
14
0,0
0,0
0,0
0,0
1,6
0,0
60,0
0,0
0,0
5,7
0,0
2,0
15
4,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20,2
6,2
0,0
11,9
0,0
0,0
0,0
16
6,0
5,0
0,0
0,0
0,0
20,8
10,6
0,0
0,0
0,0
0,0
60,4
17
30,6
0,0
0,0
0,0
2,0
10,3
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18
60,4
5,7
0,0
0,0
0,0
20,2
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
19
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2,0
0,0
1,0
0,0
0,0
3,0
20,2
20
10,4
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
21
2,0
20,6
0,0
0,0
6,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5,0
0,0
22
20,6
0,0
0,0
0,0
10,0
3,1
0,0
0,0
0,0
0,0
10,9
0,0
23
0,0
0,0
0,0
0,0
10,6
0,0
0,0
10,2
0,0
0,0
3,0
0,0
24
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6,7
0,0
0,0
4,1
0,0
25
0,0
6,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10,4
0,0
0,0
0,0
1,0
26
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6,2
0,0
0,0
0,0
0,0
27
0,0
70,0
0,0
0,0
40,1
0,0
0,0
8,8
0,0
0,0
0,0
0,0
28
0,0
0,0
0,0
0,0
30,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2,7
10,0
5,0
29
0,0
0,0
0,0
0,0
7,9
0,0
2,0
0,0
10,6
0,0
0,0
0,0
30
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3,0
0,0
10,1
31
0,0
0,0
0,0
0,0
4,7
0,0
0,0
Jml. Curah Hujan
265,5
152,8
0,0
0,0
123,4
262,8
268,7
75,0
43,1
11,4
63,0
127,6
Jml. Hari Hujan
14,0
11,0
0,0
0,0
10,0
17,0
11,0
9,0
4,0
3,0
9,0
9,0
Rata-rata
8,6
5,3
0,0
0,0
4,0
8,8
8,7
2,4
1,4
0,4
2,1
4,1
Hujan Maks
60,4
70,0
0,0
0,0
40,1
31,0
60,8
17,0
20,1
5,7
20,3
60,4
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Abuki
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Lahumbuti : Lasolo-Konaweha
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 95 km dari kota Kendari : 03°45'20,9"LS-121°55'04,5"BT : Konawe/Abuki
: 22
TAHUN
: 2013
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1975 : ± 21 M : BWS Sulawesi IV : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
10,0
3,1
20,2
0,0
1,9
9,0
29,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2
0,0
0,0
0,0
0,0
26,0
0,0
34,0
1,3
0,0
0,0
0,0
0,0
3
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,5
20,0
5
2,0
0,0
10,2
0,0
0,0
0,0
21,0
0,0
20,0
20,0
0,0
3,9
6
0,0
0,0
0,0
0,0
44,0
3,2
14,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2,0
7
0,0
0,0
0,0
0,0
36,0
9,3
3,8
0,0
0,0
0,0
0,0
2,8
8
7,0
0,0
10,9
8,3
0,0
3,6
0,0
12,0
2,8
2,8
0,0
0,0
9
0,0
1,3
0,0
0,0
5,6
2,5
0,0
0,0
5,2
5,2
0,0
0,0
10
0,0
0,0
4,5
0,0
1,3
0,0
54,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
11
0,0
1,5
10,4
12,0
3,7
3,0
25,0
0,0
0,0
0,0
6,0
0,0
12
0,0
4,0
10,0
6,3
10,0
2,0
24,0
6,0
0,0
0,0
0,0
0,0
13
0,0
0,0
9,9
0,0
5,8
6,4
50,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3,6
14
0,0
0,0
3,2
1,9
0,0
0,0
43,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6,1
15
8,0
30,2
0,0
0,0
0,0
0,0
110,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
16
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
60,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
17
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
29,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4,0
18
0,0
0,0
0,0
13,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4,0
0,0
19
4,1
0,0
0,0
4,7
9,4
0,0
46,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
19,0
48,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
21
0,0
0,0
9,5
4,9
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
57,0
29,6
22
5,0
0,0
2,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20,0
0,0
23
0,0
0,0
10,5
0,0
0,0
19,0
27,5
0,0
0,0
0,0
1,0
0,0
24
1,0
0,0
0,0
4,0
14,0
0,0
26,0
0,0
0,0
0,0
4,0
0,0
25
0,0
0,0
0,0
19,5
4,3
0,0
29,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
26
1,0
8,0
0,0
0,9
0,0
0,0
26,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
27
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
28
0,0
0,0
7,5
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
29
20,0
0,0
0,0
0,0
0,6
10,0
0,0
5,2
0,0
10,0
0,0
8,2
30
30,2
0,0
0,0
0,0
27,0
3,8
14,0
0,0
0,0
8,0
0,0
31
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
14,0
Jml. Curah Hujan
93,3
48,1
108,8
78,5
164,6
145,0
674,1
38,5
28,0
38,0
100,5
94,2
Jml. Hari Hujan
11,0
6,0
12,0
11,0
14,0
14,0
19,0
5,0
3,0
4,0
8,0
10,0
Rata-rata
3,0
1,7
3,5
2,6
5,3
4,8
21,7
1,2
0,9
1,2
3,4
3,0
Hujan Maks
30,2
30,2
20,2
19,5
44,0
29,0
110,0
14,0
20,0
20,0
57,0
29,6
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Abuki
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Lahumbuti : Lasolo-Konaweha
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 95 km dari kota Kendari : 03°45'20,9"LS-121°55'04,5"BT : Konawe/Abuki
: 22
TAHUN
: 2014
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1975 : ± 21 M : BWS Sulawesi IV : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
1
6,3
0,0
3,7
3,1
12,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2
7,1
0,0
9,7
3,0
0,0
17,5
7,0
0,0
0,0
0,0
0,0
50,0
3
11,0
0,5
0,0
0,0
0,0
2,8
0,0
0,5
0,0
0,0
0,0
4,0
4
0,0
1,9
0,0
0,0
0,0
19,5
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5
0,0
1,2
9,2
40,0
0,0
11,6
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6
5,1
0,0
0,0
52,0
16,0
18,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7
19,0
0,0
0,5
0,0
54,0
10,5
0,0
28,0
0,0
0,0
50,0
0,0
8
0,0
13,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
42,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9
34,5
54,0
0,0
57,0
0,0
24,0
0,0
20,2
0,0
0,0
0,0
0,0
10
8,6
17,5
0,0
0,0
2,3
14,0
0,0
7,6
0,0
0,0
0,0
0,0
11
0,0
23,0
0,5
0,0
7,8
12,0
11,5
5,8
0,0
0,0
0,0
30,0
12
0,0
0,0
3,5
0,0
0,0
6,4
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
13
0,0
0,0
3,0
0,0
57,0
28,0
0,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
14
0,0
1,1
7,0
13,0
27,5
12,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
30,7
15
0,0
0,0
0,0
0,0
1,5
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
11,7
0,0
16
0,0
11,0
0,0
16,0
0,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9,3
17
18,8
2,0
17,0
6,4
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18
0,0
13,3
0,0
0,0
7,5
20,0
7,4
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
19
0,0
0,0
0,0
0,0
18,0
25,0
15,5
0,0
0,0
0,0
0,0
8,7
20
0,0
0,0
4,6
0,0
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
21
0,0
8,0
5,2
0,0
8,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
30,0
22
0,0
12,6
0,0
0,0
1,5
12,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10,0
23
0,0
6,0
0,0
0,0
15,7
7,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
24
0,0
0,0
3,2
17,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,3
25
15,0
27,0
8,1
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2,4
26
0,0
0,0
0,0
12,0
0,0
5,5
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9,8
27
0,0
1,9
0,0
0,0
19,5
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
28
0,0
0,0
2,6
22,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
29
17,0
0,0
0,0
0,0
13,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
30
0,0
0,0
2,0
7,5
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
31
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Des
0,0
Jml. Curah Hujan
142,4
194,0
79,8
243,5
255,8
338,8
41,4
107,1
0,0
0,0
61,7
186,2
Jml. Hari Hujan
10,0
16,0
15,0
12,0
15,0
23,0
4,0
7,0
0,0
0,0
2,0
11,0
Rata-rata
4,6
6,9
2,6
8,1
8,3
11,3
1,3
3,5
0,0
0,0
2,1
6,0
Hujan Maks
34,5
54,0
17,0
57,0
57,0
28,0
15,5
42,0
0,0
0,0
50,0
50,0
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Mowewe
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Konaweha : Lasolo-Konaweha
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 45 km dari kota Rate-Rate : 03°50'15,1"LS-121°43'56,2"BT : Kolaka/Mowewe
: 07
TAHUN
: 2000
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1978 : ± 13 M : BWS Sulawesi IV : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
1
0,0
10,0
0,0
10,0
9,0
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2
0,0
0,0
0,0
0,0
15,0
10,0
18,0
0,0
0,0
15,0
0,0
12,0
3
6,0
0,0
0,0
0,0
0,0
16,0
23,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4
0,0
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
55,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5
10,0
0,0
0,0
8,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10,0
6
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
40,0
0,0
7,0
7
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20,0
0,0
11,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9,0
0,0
0,0
0,0
10,0
0,0
10
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
16,0
0,0
0,0
11
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
12
16,0
0,0
0,0
20,0
0,0
25,0
0,0
0,0
10,0
20,0
8,0
0,0
13
0,0
6,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
14
30,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
42,0
0,0
0,0
15
0,0
0,0
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
13,0
0,0
10,0
0,0
0,0
16
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
12,0
0,0
0,0
0,0
15,0
0,0
0,0
17
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
55,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18
0,0
0,0
0,0
0,0
20,0
10,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
19
40,0
0,0
0,0
0,0
8,0
15,0
0,0
45,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20
0,0
15,0
15,0
0,0
25,0
50,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
21
0,0
0,0
0,0
0,0
5,0
8,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
22
28,0
0,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
40,0
0,0
23
5,0
0,0
0,0
0,0
15,0
17,0
0,0
0,0
0,0
39,0
0,0
0,0
24
0,0
0,0
25,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
25
7,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
15,0
20,0
0,0
0,0
5,0
26
0,0
8,0
0,0
0,0
0,0
13,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10,0
27
0,0
0,0
0,0
0,0
19,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
28
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
29
0,0
0,0
0,0
0,0
17,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
15,0
30
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
31
0,0
0,0
9,0
0,0
Jml. Curah Hujan
0,0
0,0
Des
0,0
157,0
44,0
85,0
63,0
133,0
256,0
149,0
84,0
30,0
197,0
58,0
59,0
Jml. Hari Hujan
9,0
5,0
6,0
5,0
9,0
13,0
8,0
4,0
2,0
8,0
3,0
6,0
Rata-rata
5,1
1,5
2,7
2,1
4,3
8,5
4,8
2,7
1,0
6,4
1,9
1,9
Hujan Maks
40,0
15,0
25,0
20,0
25,0
55,0
55,0
45,0
20,0
42,0
40,0
15,0
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Mowewe
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Konaweha : Lasolo-Konaweha
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 45 km dari kota Rate-Rate : 03°50'15,1"LS-121°43'56,2"BT : Kolaka/Mowewe
: 07
TAHUN
: 2001
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1978 : ± 13 M : BWS Sulawesi IV : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
25,0
20,0
0,0
2
0,0
40,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
30,0
0,0
3
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5
0,0
8,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6
0,0
0,0
6,0
0,0
0,0
25,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
25,0
8
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
8,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9
0,0
0,0
0,0
10,0
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10
0,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
11
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
13,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10,0
10,0
12
20,0
0,0
25,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
13
0,0
0,0
0,0
30,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
15,0
0,0
14
0,0
0,0
0,0
15,0
0,0
10,0
8,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
15
0,0
0,0
0,0
20,0
0,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
16
0,0
0,0
0,0
12,0
8,0
0,0
0,0
0,0
10,0
1,0
0,0
0,0
17
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
19
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4,0
20
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
30,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
21
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
15,0
23,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
22
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
23
12,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8,0
0,0
0,0
0,0
25,0
0,0
24
0,0
15,0
0,0
0,0
26,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
25
20,0
0,0
0,0
0,0
35,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
26
5,0
6,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
27
25,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
28
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
29
0,0
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
30
0,0
0,0
0,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8,0
0,0
31
15,0
0,0
31,0
0,0
Jml. Curah Hujan
0,0
8,0
0,0
122,0
109,0
66,0
97,0
89,0
146,0
70,0
0,0
25,0
34,0
108,0
39,0
Jml. Hari Hujan
8,0
6,0
5,0
6,0
4,0
9,0
4,0
0,0
2,0
3,0
6,0
3,0
Rata-rata
3,9
3,8
2,1
3,2
2,9
4,9
2,3
0,0
0,8
1,1
3,6
1,3
Hujan Maks
25,0
40,0
25,0
30,0
35,0
30,0
31,0
0,0
15,0
25,0
30,0
25,0
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Mowewe
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Konaweha : Lasolo-Konaweha
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 45 km dari kota Rate-Rate : 03°50'15,1"LS-121°43'56,2"BT : Kolaka/Mowewe
: 07
TAHUN
: 2002
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1978 : ± 13 M : BWS Sulawesi IV : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
0,0
0,0
0,0
10,0
40,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5,0
0,0
0,0
2
0,0
0,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
3
0,0
25,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5,0
0,0
0,0
4
0,0
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5
0,0
0,0
0,0
0,0
30,0
30,0
0,0
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6
0,0
10,0
35,0
0,0
40,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7
0,0
15,0
10,0
0,0
20,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8
0,0
0,0
6,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9
0,0
0,0
9,0
0,0
35,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
25,0
0,0
10
0,0
0,0
0,0
20,0
20,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10,0
0,0
11
0,0
1,0
0,0
0,0
20,0
25,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
12
25,0
5,0
0,0
0,0
0,0
12,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
13
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
19,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
14
15,0
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
15
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
16
35,0
0,0
0,0
25,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
17
0,0
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18
8,0
0,0
0,0
0,0
0,0
13,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20,0
20,0
19
0,0
0,0
25,0
20,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18,0
20
0,0
12,0
8,0
0,0
0,0
18,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6,0
21
0,0
5,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
4,0
22
0,0
30,0
9,0
0,0
0,0
13,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
12,0
23
0,0
20,0
0,0
0,0
0,0
21,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
24
17,0
0,0
10,0
0,0
0,0
14,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
25
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
26
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
27
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
28
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
29
0,0
0,0
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
30
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
31
28,0
0,0
0,0
0,0
Jml. Curah Hujan
0,0
0,0
0,0
148,0
128,0
130,0
110,0
205,0
220,0
0,0
25,0
0,0
20,0
55,0
60,0
Jml. Hari Hujan
7,0
10,0
10,0
7,0
7,0
13,0
0,0
3,0
0,0
3,0
3,0
5,0
Rata-rata
4,8
4,4
4,2
3,7
6,6
7,3
0,0
0,8
0,0
0,6
1,8
1,9
Hujan Maks
35,0
30,0
35,0
25,0
40,0
30,0
0,0
10,0
0,0
10,0
25,0
20,0
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Mowewe
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Konaweha : Lasolo-Konaweha
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 45 km dari kota Rate-Rate : 03°50'15,1"LS-121°43'56,2"BT : Kolaka/Mowewe
: 07
TAHUN
: 2003
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1978 : ± 13 M : BWS Sulawesi IV : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
0,0
0,0
0,0
0,0
20,0
13,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2
20,0
0,0
0,0
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3
0,0
0,0
0,0
0,0
12,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4
15,0
0,0
0,0
0,0
18,0
0,0
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5
0,0
10,0
0,0
8,0
10,0
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,3
0,0
0,0
0,0
0,0
8
0,0
0,0
0,0
0,0
10,0
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9
0,0
0,0
0,0
0,0
7,0
0,0
0,0
1,3
0,0
0,0
0,0
0,0
10
0,0
45,0
0,0
0,0
13,0
0,0
0,0
17,6
0,0
0,0
0,0
0,0
11
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
12
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
13,1
0,0
0,0
0,0
0,0
13
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20,0
0,0
13,7
0,0
0,0
0,0
16,9
14
0,0
25,0
30,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10,0
0,0
44,9
0,0
15
0,0
0,0
0,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20,0
0,0
0,0
0,0
16
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
17
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9,8
19
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9,1
0,0
0,0
0,0
0,0
20
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
25,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
21
0,0
0,0
0,0
10,0
25,0
5,0
0,0
0,0
15,0
0,0
9,1
0,0
22
0,0
0,0
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
23
15,0
0,0
0,0
8,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
24
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
25
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
32,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
26
10,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5,9
0,0
0,0
0,0
27
0,0
0,0
40,0
18,0
0,0
0,0
40,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
28
14,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3,3
29
0,0
0,0
0,0
25,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
30
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
45,0
0,0
0,0
0,0
2,0
0,0
31
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Jml. Curah Hujan
89,0
105,0
90,0
89,0
140,0
63,0
157,0
81,2
50,9
0,0
55,9
29,9
Jml. Hari Hujan
6,0
5,0
4,0
6,0
10,0
4,0
6,0
8,0
4,0
0,0
3,0
3,0
Rata-rata
2,9
3,6
2,9
3,0
4,5
2,1
5,1
2,6
1,7
0,0
1,9
1,0
Hujan Maks
20,0
45,0
40,0
25,0
25,0
25,0
45,0
17,6
20,0
0,0
44,9
16,9
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Mowewe
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Konaweha : Lasolo-Konaweha
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 45 km dari kota Rate-Rate : 03°50'15,1"LS-121°43'56,2"BT : Kolaka/Mowewe
: 07
TAHUN
: 2004
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1978 : ± 13 M : BWS Sulawesi IV : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2
0,0
0,0
10,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3
0,0
0,0
0,0
0,0
40,0
30,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4
0,0
25,0
25,0
25,0
50,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6
0,0
0,0
0,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7
0,0
10,0
20,0
20,0
15,0
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8
0,0
0,0
0,0
8,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9
0,0
0,0
10,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
11
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
12
0,0
0,0
15,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
13
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
14
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
15
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
16
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
17
0,0
0,0
45,0
45,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
19
0,0
0,0
25,0
25,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
21
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
22
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
23
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
24
42,0
0,0
25,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
25
0,0
0,0
6,0
25,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
26
15,0
0,0
0,0
6,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
27
0,0
30,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
28
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
29
0,0
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
30
0,0
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
31
0,0
0,0
0,0
0,0
15,0
0,0
0,0
Jml. Curah Hujan
67,0
65,0
196,0
224,0
120,0
30,0
35,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Jml. Hari Hujan
3,0
3,0
10,0
12,0
4,0
1,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Rata-rata
2,2
2,2
6,3
7,5
3,9
1,0
1,1
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Hujan Maks
42,0
30,0
45,0
45,0
50,0
30,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Mowewe
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Konaweha : Lasolo-Konaweha
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 45 km dari kota Rate-Rate : 03°50'15,1"LS-121°43'56,2"BT : Kolaka/Mowewe
: 07
TAHUN
: 2005
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1978 : ± 13 M : BWS Sulawesi IV : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3
0,0
0,0
15,0
0,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4
0,0
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5
10,0
8,0
0,0
5,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
30,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7
20,0
0,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
35,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9
0,0
0,0
0,0
18,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10
0,0
20,0
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
11
0,0
0,0
25,0
0,0
20,0
10,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
12
0,0
5,0
0,0
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
13
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
14
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
15
0,0
0,0
0,0
0,0
18,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
16
15,0
25,0
10,0
25,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
40,0
0,0
17
25,0
0,0
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18
20,0
30,0
0,0
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
19
0,0
0,0
0,0
20,0
0,0
-
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
25,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20,0
0,0
21
0,0
16,0
0,0
0,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
22
0,0
0,0
25,0
35,0
0,0
0,0
0,0
25,0
0,0
0,0
10,0
0,0
23
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
24
35,0
0,0
0,0
0,0
0,0
30,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
25
10,0
30,0
0,0
16,0
35,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
25,0
0,0
26
25,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
27
0,0
12,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
28
0,0
0,0
12,0
8,0
25,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
29
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
26,0
0,0
0,0
0,0
0,0
30
18,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
31
0,0
18,0
0,0
0,0
40,0
0,0
0,0
Jml. Curah Hujan
183,0
171,0
125,0
147,0
228,0
75,0
100,0
66,0
0,0
0,0
95,0
0,0
Jml. Hari Hujan
10,0
10,0
7,0
9,0
11,0
4,0
4,0
3,0
0,0
0,0
4,0
0,0
Rata-rata
5,9
5,9
4,0
4,9
7,4
2,6
3,2
2,1
0,0
0,0
3,2
0,0
Hujan Maks
35,0
30,0
25,0
35,0
40,0
30,0
35,0
26,0
0,0
0,0
40,0
0,0
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Mowewe
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Konaweha : Lasolo-Konaweha
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 45 km dari kota Rate-Rate : 03°50'15,1"LS-121°43'56,2"BT : Kolaka/Mowewe
: 07
TAHUN
: 2006
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1978 : ± 13 M : BWS Sulawesi IV : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
0,0
0,0
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3
5,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4
0,0
0,0
0,0
10,0
0,0
35,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8,0
5
0,0
0,0
15,0
0,0
10,0
25,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5,0
6
10,0
5,0
0,0
0,0
0,0
20,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7
0,0
8,0
0,0
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8
0,0
0,0
0,0
0,0
30,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
15,0
9
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10
0,0
17,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
11
0,0
0,0
9,0
0,0
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
12
20,0
0,0
0,0
25,0
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
13
0,0
20,0
0,0
0,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
19,0
14
0,0
0,0
0,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4,0
15
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10,0
16
0,0
15,0
0,0
5,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
40,0
0,0
17
30,0
8,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18
0,0
0,0
0,0
12,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
19
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20,0
0,0
21
10,0
0,0
40,0
6,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20,0
22
0,0
0,0
0,0
0,0
40,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10,0
7,0
23
9,0
25,0
0,0
8,0
12,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3,0
24
0,0
30,0
0,0
0,0
30,0
0,0
30,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,0
25
0,0
0,0
0,0
0,0
45,0
0,0
5,0
0,0
0,0
0,0
25,0
0,0
26
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
27
18,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
28
0,0
0,0
0,0
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
29
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
30
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
31
0,0
0,0
0,0
0,0
Jml. Curah Hujan
0,0
0,0
0,0
117,0
138,0
79,0
101,0
232,0
95,0
65,0
0,0
0,0
0,0
95,0
92,0
Jml. Hari Hujan
8,0
9,0
5,0
9,0
11,0
4,0
5,0
0,0
0,0
0,0
4,0
10,0
Rata-rata
3,8
4,8
2,5
3,4
7,5
3,2
2,1
0,0
0,0
0,0
3,2
3,0
Hujan Maks
30,0
30,0
40,0
25,0
45,0
35,0
30,0
0,0
0,0
0,0
40,0
20,0
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Mowewe
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Konaweha : Lasolo-Konaweha
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 45 km dari kota Rate-Rate : 03°50'15,1"LS-121°43'56,2"BT : Kolaka/Mowewe
: 07
TAHUN
: 2007
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1978 : ± 13 M : BWS Sulawesi IV : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2,0
0,0
0,0
0,0
2
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3
10,0
0,0
35,0
10,0
0,0
8,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4
30,0
10,0
0,0
40,0
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
18,0
0,0
5
0,0
0,0
0,0
60,0
15,0
0,0
0,0
10,0
0,0
15,0
0,0
0,0
6
0,0
0,0
20,0
30,0
40,0
30,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7
0,0
0,0
0,0
0,0
50,0
22,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8
25,0
20,0
0,0
0,0
0,0
16,0
0,0
0,0
7,0
0,0
0,0
10,0
9
0,0
0,0
50,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
30,0
10
0,0
0,0
0,0
45,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20,0
11
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
35,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
12
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
15,0
20,0
25,0
0,0
0,0
5,0
0,0
13
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
25,0
0,0
20,0
4,0
0,0
0,0
25,0
14
7,0
0,0
0,0
0,0
0,0
60,0
9,0
0,0
0,0
20,0
0,0
0,0
15
0,0
25,0
0,0
0,0
9,0
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
16
0,0
0,0
25,0
35,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
15,0
17
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18
0,0
0,0
0,0
0,0
25,0
0,0
10,0
30,0
4,0
0,0
0,0
0,0
19
0,0
8,0
10,0
25,0
0,0
0,0
0,0
27,0
0,0
8,0
0,0
0,0
20
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10,0
15,0
0,0
0,0
0,0
20,0
0,0
21
0,0
0,0
0,0
0,0
17,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
22
35,0
0,0
35,0
20,0
28,0
0,0
25,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
23
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
30,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
24
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
40,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
25
0,0
40,0
15,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
26
0,0
0,0
0,0
15,0
30,0
0,0
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
27
40,0
0,0
30,0
18,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
28
0,0
35,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
35,0
0,0
0,0
0,0
0,0
29
17,0
0,0
40,0
7,0
0,0
25,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
30
0,0
25,0
40,0
7,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
31
0,0
0,0
0,0
0,0
Jml. Curah Hujan
40,0
0,0
0,0
164,0
153,0
295,0
365,0
261,0
251,0
159,0
162,0
27,0
43,0
43,0
100,0
Jml. Hari Hujan
7,0
7,0
11,0
13,0
10,0
11,0
8,0
7,0
5,0
3,0
3,0
5,0
Rata-rata
5,3
5,3
9,5
12,2
8,4
8,4
5,1
5,2
0,9
1,4
1,4
3,2
Hujan Maks
40,0
40,0
50,0
60,0
50,0
60,0
40,0
35,0
10,0
20,0
20,0
30,0
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Mowewe
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Konaweha : Lasolo-Konaweha
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 45 km dari kota Rate-Rate : 03°50'15,1"LS-121°43'56,2"BT : Kolaka/Mowewe
: 07
TAHUN
: 2008
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1978 : ± 13 M : BWS Sulawesi IV : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,3
2
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
36,9
0,0
3
0,0
0,0
0,0
20,0
0,0
8,0
0,0
0,0
0,0
0,0
14,4
12,0
4
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
12,0
0,0
0,0
12,0
0,0
4,0
5
0,0
0,0
30,0
0,0
15,0
0,0
9,0
0,0
0,0
0,0
27,2
1,8
6
0,0
0,0
0,0
10,0
40,0
30,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7,8
0,0
7
0,0
0,0
0,0
0,0
50,0
0,0
15,0
0,0
9,0
0,0
0,0
5,4
8
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
16,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7,1
0,0
9
0,0
0,0
25,0
0,0
0,0
0,0
25,0
0,0
0,0
5,0
0,0
4,0
10
10,0
30,0
45,0
25,0
0,0
0,0
0,0
15,0
0,0
0,0
1,3
26,0
11
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2,4
3,5
12
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
35,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3,9
11,8
13
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
15,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,3
14
0,0
0,0
35,0
0,0
0,0
25,0
0,0
10,0
0,0
35,0
13,7
0,3
15
0,0
20,0
0,0
25,0
9,0
60,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7,8
2,2
16
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4,7
1,3
17
0,0
0,0
0,0
0,0
25,0
0,0
0,0
30,0
20,0
0,0
4,9
2,2
18
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7,0
0,0
0,0
14,6
3,6
19
0,0
0,0
50,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20,0
0,0
0,0
8,4
16,1
20
0,0
0,0
0,0
40,0
17,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10,0
1,4
0,0
21
0,0
0,0
0,0
0,0
28,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,0
4,1
22
40,0
0,0
10,0
35,0
0,0
0,0
25,0
64,0
0,0
0,0
9,0
0,0
23
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,3
24
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
15,0
0,0
0,0
3,6
4,5
25
0,0
0,0
20,0
0,0
30,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6,1
1,8
26
0,0
0,0
0,0
35,0
0,0
0,0
0,0
25,0
0,0
0,0
6,3
3,9
27
35,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
21,0
35,0
0,0
0,0
8,8
0,9
28
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
34,0
13,0
0,0
0,0
17,5
0,0
29
20,0
0,0
0,0
50,0
7,0
20,0
27,0
0,0
9,0
0,0
12,2
13,0
30
10,0
0,0
0,0
40,0
0,0
0,0
30,0
0,0
0,0
0,0
30,1
31
7,0
0,0
0,0
0,0
Jml. Curah Hujan
0,0
0,0
0,0
142,0
75,0
215,0
240,0
261,0
219,0
198,0
264,0
38,0
62,0
221,1
155,8
Jml. Hari Hujan
7,0
4,0
7,0
8,0
10,0
9,0
10,0
11,0
3,0
4,0
23,0
24,0
Rata-rata
4,6
2,6
6,9
8,0
8,4
7,3
6,4
8,5
1,3
2,0
7,4
5,0
Hujan Maks
40,0
30,0
50,0
50,0
50,0
60,0
34,0
64,0
20,0
35,0
36,9
30,1
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Mowewe
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Konaweha : Lasolo-Konaweha
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 45 km dari kota Rate-Rate : 03°50'15,1"LS-121°43'56,2"BT : Kolaka/Mowewe
: 07
TAHUN
: 2009
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1978 : ± 13 M : BWS Sulawesi IV : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20,0
25,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4
0,0
0,0
0,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5
10,0
25,0
23,0
0,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6
0,0
0,0
0,0
18,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8
9,0
0,0
0,0
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9
0,0
0,0
35,0
0,0
25,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10
0,0
0,0
0,0
25,0
35,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
11
0,0
30,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
12
0,0
0,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18,0
0,0
13
20,0
0,0
30,0
8,0
30,0
50,0
30,0
0,0
0,0
0,0
10,0
0,0
14
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
15
0,0
0,0
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20,0
16
0,0
0,0
0,0
30,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20,0
10,0
17
0,0
0,0
21,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18
35,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
19
0,0
0,0
31,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6,0
21
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
22
15,0
0,0
26,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
19,0
23
0,0
0,0
0,0
8,0
0,0
60,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
24
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
22,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
17,0
25
0,0
8,0
40,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
26
0,0
0,0
0,0
0,0
33,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
27
30,0
17,0
0,0
0,0
40,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
28
0,0
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
29
15,0
0,0
0,0
0,0
21,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
30
0,0
0,0
0,0
45,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
31
0,0
0,0
0,0
0,0
Jml. Curah Hujan
0,0
0,0
0,0
134,0
100,0
241,0
134,0
274,0
152,0
55,0
0,0
0,0
0,0
48,0
72,0
Jml. Hari Hujan
7,0
5,0
9,0
8,0
10,0
4,0
2,0
0,0
0,0
0,0
3,0
5,0
Rata-rata
4,3
3,4
7,8
4,5
8,8
5,1
1,8
0,0
0,0
0,0
1,6
2,3
Hujan Maks
35,0
30,0
40,0
30,0
45,0
60,0
30,0
0,0
0,0
0,0
20,0
20,0
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Mowewe
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Konaweha : Lasolo-Konaweha
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 45 km dari kota Rate-Rate : 03°50'15,1"LS-121°43'56,2"BT : Kolaka/Mowewe
: 07
TAHUN
: 2010
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1978 : ± 13 M : BWS Sulawesi IV : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
0,0
0,0
0,0
45,0
5,0
6,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
2
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4
0,0
0,0
0,0
10,0
25,0
7,0
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10,0
20,0
35,0
40,0
6
0,0
15,0
40,0
0,0
10,0
0,0
0,0
10,0
15,0
0,0
0,0
15,0
7
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
8
0,0
20,0
0,0
0,0
20,0
0,0
0,0
0,0
18,0
40,0
0,0
0,0
9
0,0
27,0
0,0
0,0
35,0
25,0
8,0
15,0
0,0
24,0
0,0
0,0
10
15,0
0,0
5,0
0,0
15,0
0,0
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5,0
11
6,0
0,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9,0
12
0,0
0,0
12,0
0,0
30,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
13
0,0
0,0
0,0
40,0
0,0
0,0
0,0
25,0
0,0
0,0
20,0
0,0
14
29,0
0,0
0,0
0,0
40,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
15
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18,0
30,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20,0
16
0,0
0,0
0,0
0,0
37,0
20,0
10,0
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
17
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
27,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
15,0
7,0
25,0
0,0
0,0
0,0
19
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
30,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20
10,0
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
10,0
35,0
13,0
0,0
0,0
0,0
21
0,0
0,0
6,0
10,0
0,0
0,0
0,0
20,0
10,0
6,0
0,0
0,0
22
17,0
0,0
0,0
20,0
21,0
10,0
17,0
0,0
30,0
0,0
0,0
45,0
23
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
17,0
0,0
0,0
9,0
0,0
0,0
0,0
24
0,0
6,0
0,0
0,0
29,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
25
0,0
0,0
0,0
25,0
0,0
21,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
26
0,0
10,0
14,0
30,0
0,0
8,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
27
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5,0
0,0
0,0
8,0
0,0
15,0
0,0
28
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
25,0
29
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6,0
0,0
0,0
0,0
0,0
17,0
0,0
30
0,0
17,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8,0
0,0
0,0
31
0,0
0,0
0,0
5,0
0,0
0,0
0,0
Jml. Curah Hujan
77,0
78,0
129,0
180,0
267,0
198,0
127,0
184,0
138,0
108,0
87,0
159,0
Jml. Hari Hujan
5,0
5,0
8,0
7,0
11,0
14,0
10,0
11,0
9,0
6,0
4,0
7,0
Rata-rata
2,5
2,7
4,2
6,0
8,6
6,6
4,1
5,9
4,6
3,5
2,9
5,1
Hujan Maks
29,0
27,0
40,0
45,0
40,0
30,0
30,0
35,0
30,0
40,0
35,0
45,0
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Mowewe
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Konaweha : Lasolo-Konaweha
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 45 km dari kota Rate-Rate : 03°50'15,1"LS-121°43'56,2"BT : Kolaka/Mowewe
: 07
TAHUN
: 2011
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1978 : ± 13 M : BWS Sulawesi IV : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
0,0
0,0
8,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
12,0
2
50,0
10,0
0,0
0,0
19,0
0,0
0,0
6,0
8,0
0,0
0,0
0,0
3
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4
40,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20,0
0,0
6,0
0,0
0,0
0,0
5
0,0
0,0
15,0
0,0
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18,0
10,0
6
0,0
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
15,0
0,0
7,0
10,0
0,0
7
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8
0,0
0,0
0,0
9,0
0,0
0,0
25,0
0,0
40,0
0,0
20,0
0,0
9
35,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8,0
0,0
10
0,0
0,0
6,0
0,0
0,0
0,0
9,0
0,0
0,0
0,0
0,0
28,0
11
10,0
0,0
5,0
0,0
0,0
6,0
0,0
0,0
25,0
0,0
0,0
8,1
12
0,0
0,0
0,0
13,0
0,0
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
13
0,0
0,0
9,0
0,0
0,0
0,0
6,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18,1
14
0,0
0,0
12,0
0,0
29,0
0,0
18,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
15
0,0
8,0
0,0
16,0
31,0
0,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
16
0,0
20,0
0,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
17
0,0
0,0
25,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
21,0
0,0
0,0
0,0
18
0,0
0,0
5,0
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
11,0
0,0
0,0
19
0,0
0,0
0,0
25,0
6,0
0,0
0,0
19,0
0,0
0,0
12,0
0,0
20
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
15,0
21
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
22
0,0
0,0
5,0
0,0
50,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
23
0,0
12,0
0,0
30,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20,0
0,0
0,0
24
25,0
0,0
17,0
22,0
8,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
19,0
25
0,0
0,0
0,0
5,0
24,0
27,0
0,0
0,0
0,0
15,0
0,0
0,0
26
0,0
0,0
0,0
18,0
60,0
18,0
0,0
10,0
0,0
0,0
17,0
0,0
27
20,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8,0
0,0
28
0,0
0,0
30,0
0,0
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5,0
29
0,0
0,0
0,0
35,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,4
30
0,0
0,0
40,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9,0
15,0
12,1
31
0,0
40,0
0,0
0,0
Jml. Curah Hujan
15,0
2,2
0,0
180,0
65,0
187,0
258,0
247,0
83,0
103,0
50,0
100,0
64,2
108,0
127,7
Jml. Hari Hujan
6,0
5,0
13,0
13,0
10,0
6,0
7,0
4,0
5,0
6,0
8,0
10,0
Rata-rata
5,8
2,2
6,0
8,6
8,0
2,8
3,3
1,6
3,3
2,1
3,6
4,1
Hujan Maks
50,0
20,0
40,0
40,0
60,0
27,0
25,0
19,0
40,0
20,0
20,0
28,0
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Mowewe
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Konaweha : Lasolo-Konaweha
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 45 km dari kota Rate-Rate : 03°50'15,1"LS-121°43'56,2"BT : Kolaka/Mowewe
: 07
TAHUN
: 2012
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1978 : ± 13 M : BWS Sulawesi IV : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
0,0
0,0
0,5
0,7
0,4
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
12,5
0,0
2
0,0
0,6
0,6
10,5
0,8
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,8
0,0
3
0,2
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10,5
0,0
4
7,1
0,0
0,0
0,9
0,0
0,6
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5
0,0
0,0
0,0
0,6
11,5
0,0
35,5
0,0
0,0
0,0
0,0
20,5
6
0,0
0,0
30,5
0,0
0,0
0,0
60,5
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7
10,1
0,0
0,7
0,0
0,0
0,0
40,5
0,0
0,0
0,0
0,0
0,4
8
0,0
0,0
10,5
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9
30,0
0,0
0,8
0,0
30,5
10,5
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10
0,0
0,0
0,0
0,4
0,0
25,5
0,5
12,5
0,0
0,0
0,0
0,0
11
0,0
0,5
0,0
20,5
0,0
0,0
0,0
0,6
0,0
0,0
0,0
10,5
12
0,0
0,0
0,4
0,0
0,0
0,0
30,5
0,0
0,0
0,0
0,0
0,5
13
13,1
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,3
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
14
11,1
0,0
0,3
25,5
0,0
0,0
10,5
0,0
10,5
0,0
15,5
0,4
15
0,4
0,0
0,7
19,5
31,5
34,5
0,6
0,0
0,0
0,0
0,8
0,5
16
0,0
0,3
11,5
0,2
0,0
0,0
0,0
0,0
0,6
0,0
0,0
0,0
17
20,0
0,0
0,0
0,7
35,5
0,0
12,5
0,0
0,0
0,4
0,0
0,0
18
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
45,5
17,5
0,0
0,0
19
0,0
0,0
9,5
60,5
0,0
32,5
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20
0,0
1,2
0,0
15,5
0,0
11,5
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
21
0,0
0,5
0,0
0,0
0,0
0,5
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
21,5
22
0,0
0,0
0,0
0,8
0,7
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
23
0,0
4,0
0,0
0,0
0,8
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
40,5
24
0,0
0,0
19,5
21,5
29,5
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
25
0,0
1,5
0,0
0,7
0,3
0,0
0,0
0,4
0,0
0,0
0,0
0,0
26
0,0
0,0
0,4
0,0
0,0
0,0
0,0
11,5
0,0
0,0
0,0
0,0
27
0,0
1,2
12,5
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
28
0,0
2,7
0,0
18,5
0,7
0,0
0,0
0,2
0,0
0,0
0,0
0,0
29
0,0
0,0
0,0
0,0
0,9
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
30
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,5
0,5
0,0
31
40,0
0,5
0,0
0,0
Jml. Curah Hujan
62,5
18,5
0,0
132,0
12,5
98,9
197,0
205,6
115,6
191,4
25,2
56,6
36,9
40,6
94,8
Jml. Hari Hujan
9,0
9,0
15,0
16,0
13,0
7,0
9,0
5,0
3,0
4,0
6,0
8,0
Rata-rata
4,3
0,4
3,2
6,6
6,6
3,9
6,2
0,8
1,9
1,2
1,4
3,1
Hujan Maks
40,0
4,0
30,5
60,5
62,5
34,5
60,5
12,5
45,5
18,5
15,5
40,5
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Mowewe
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Konaweha : Lasolo-Konaweha
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 45 km dari kota Rate-Rate : 03°50'15,1"LS-121°43'56,2"BT : Kolaka/Mowewe
: 07
TAHUN
: 2013
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1978 : ± 13 M : BWS Sulawesi IV : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,2
0,0
0,6
0,0
0,0
0,0
2
0,9
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,2
0,0
19,5
0,0
0,0
0,0
3
16,5
0,0
0,0
0,3
17,5
0,0
0,0
0,0
10,5
0,0
0,0
14,0
4
58,5
0,3
0,0
25..5
52,5
0,2
0,0
0,0
0,0
5,0
0,0
0,0
5
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,5
0,6
0,3
0,0
18,0
0,0
0,0
6
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,2
0,0
0,0
0,0
0,0
18,0
7
0,9
0,0
0,0
0,3
0,3
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
8
0,0
0,0
0,0
0,0
18,5
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
9
20,5
0,0
0,9
23,5
0,0
0,0
0,4
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10
0,8
0,0
0,0
0,2
35,5
0,2
0,5
0,0
0,0
0,0
0,0
3,0
11
0,0
10,5
0,0
0,0
10,5
0,0
0,6
0,0
0,0
45,0
0,0
0,0
12
0,0
0,0
13,5
19,5
0,0
0,4
0,7
0,0
20,5
0,0
0,0
4,0
13
0,0
0,0
0,0
0,5
0,0
0,1
0,2
0,0
0,3
0,0
0,0
0,0
14
0,0
0,0
27,5
0,0
11,5
0,0
0,5
0,7
0,0
0,0
0,0
3,0
15
0,0
0,0
0,5
24,5
0,0
0,0
0,6
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
16
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,2
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
17
0,0
0,0
0,6
0,0
12,5
0,1
0,0
0,0
0,8
0,0
12,0
0,0
18
0,0
22,5
0,0
0,0
0,6
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
19
16,5
16,5
0,0
0,0
53,5
0,0
0,2
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20
0,3
0,0
0,0
0,0
0,0
0,1
0,3
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
21
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,6
0,0
0,0
0,0
22,0
0,0
0,0
22
0,0
0,0
0,0
0,3
0,0
0,5
0,5
0,0
0,0
0,0
10,0
10,0
23
0,0
0,0
16,5
0,0
24,5
0,0
0,3
0,0
0,0
0,0
0,0
7,0
24
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,2
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
25
0,6
0,0
0,0
0,0
0,5
0,0
0,2
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
26
0,0
0,0
0,0
0,5
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4,0
27
0,0
0,9
0,0
11,5
0,0
0,2
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
28
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
32,0
0,0
29
0,0
0,0
0,0
0,5
0,0
0,5
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5,0
30
0,0
12,5
0,0
0,9
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
13,0
24,0
31
18,5
0,0
0,0
0,9
0,0
0,0
5,0
Jml. Curah Hujan
134,0
50,7
72,0
81,6
238,8
3,4
6,5
1,9
52,2
90,0
67,0
97,0
Jml. Hari Hujan
10,0
5,0
7,0
11,0
13,0
11,0
18,0
3,0
6,0
4,0
4,0
11,0
Rata-rata
4,3
1,7
2,3
2,8
7,7
0,1
0,2
0,1
1,7
2,9
2,2
3,1
Hujan Maks
58,5
22,5
27,5
24,5
53,5
0,6
0,7
0,9
20,5
45,0
32,0
24,0
DATA CURAH HUJAN HARIAN Nama Pos
: Mowewe
NO
DAS Wilayah Sungai
: S. Konaweha : Lasolo-Konaweha
Lokasi Pos Data Geografis Kabupaten/Kecamatan
: ± 45 km dari kota Rate-Rate : 03°50'15,1"LS-121°43'56,2"BT : Kolaka/Mowewe
: 07
TAHUN
: 2014
Tahun Pendirian Elevasi Pos Dibangun Oleh Provinsi Pelaksana
: 1978 : ± 13 M : BWS Sulawesi IV : Sulawesi Tenggara : BWS Sulawesi IV
Tabel Hujan Harian (mm) TANGGAL
BULAN Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
1
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
25,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4,0
2
8,0
0,0
0,0
8,0
0,0
6,0
12,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3
0,0
6,0
7,0
0,0
0,0
0,0
11,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4
31,0
5,0
0,0
10,0
0,0
0,0
26,0
5,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5
49,0
0,0
0,0
20,0
0,0
0,0
6,0
10,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6
0,0
3,0
0,0
8,0
0,0
0,0
17,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
7
0,0
0,0
0,0
13,0
8,0
4,0
41,0
15,0
0,0
0,0
2,0
0,0
8
0,0
0,0
0,0
40,0
18,0
0,0
50,0
22,0
0,0
0,0
10,0
0,0
9
0,0
0,0
55,0
0,0
0,0
6,0
2,0
16,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10
2,0
0,0
0,0
3,0
0,0
20,0
38,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5,0
11
0,0
11,0
0,0
0,0
13,0
45,0
5,0
10,0
0,0
0,0
0,0
9,0
12
0,0
0,0
0,0
0,0
7,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
5,0
13
0,0
0,0
0,0
0,0
16,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
30,0
14
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
45,0
15
0,0
0,0
0,0
0,0
3,0
0,0
60,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
16
0,0
0,0
53,0
0,0
0,0
0,0
38,0
0,0
0,0
0,0
2,0
0,0
17
4,0
0,0
0,0
0,0
2,0
15,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
18
0,0
0,0
35,0
10,0
0,0
6,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
19
0,0
3,0
0,0
9,0
0,0
0,0
21,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
20
0,0
2,0
10,0
0,0
35,0
22,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
21
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
22
0,0
0,0
25,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4,0
0,0
23
0,0
0,0
0,0
0,0
5,0
0,0
11,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10,0
24
0,0
5,0
0,0
0,0
25,0
0,0
0,0
0,0
0,0
60,0
0,0
20,0
25
0,0
0,0
0,0
0,0
6,0
0,0
9,0
0,0
0,0
0,0
6,0
22,0
26
0,0
0,0
0,0
3,0
0,0
0,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
27
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
10,0
0,0
28
0,0
0,0
0,0
0,0
15,0
0,0
7,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
29
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
30
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
31
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Jml. Curah Hujan
94,0
35,0
185,0
124,0
153,0
124,0
384,0
78,0
0,0
60,0
34,0
150,0
Jml. Hari Hujan
5,0
7,0
6,0
10,0
12,0
8,0
19,0
6,0
0,0
1,0
6,0
9,0
Rata-rata
3,0
1,2
6,0
4,1
4,9
4,1
12,4
2,5
0,0
1,9
1,1
4,8
Hujan Maks
49,0
11,0
55,0
40,0
35,0
45,0
60,0
22,0
0,0
60,0
10,0
45,0
LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TONGGAUNA KABUPATEN KOLAKA TIMUR, SULAWESI TENGGARA (Design of Tonggauna Weir at Kolaka Timur, Southeast Sulawesi)
LAMPIRAN 2 KERTAS PROBABILITAS
UNDIP – KEMENPUPERA
LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TONGGAUNA KABUPATEN KOLAKA TIMUR, SULAWESI TENGGARA (Design of Tonggauna Weir at Kolaka Timur, Southeast Sulawesi)
LAMPIRAN 3 (PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN)
UNDIP – KEMENPUPERA
PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN FJ MOCK Dasar
Unit mm %
1 Curah Hujan (R) 2 Hari Hujan (n) Limited Transpiration 3 Evapotranspiration (Ep) 4 Expose Surface(m) 5 (m/20)x(18-n) 6 E (3) X (5) 7 ET= Ep - E (3) - (6) Water Balance 8 S = R - Et 9 Soil Storage 10 Soil Moinsture 11 Water Surplus
mm/bln
%
%
(1) - (7) mmHg (8) - (9)
Run Of dan Ground water Storage 12 Infiltrasi (11) X I 13 0.5 x I ( 1 + k) 14 k x V ( n - 1) 15 Storage Vol Vn (13) + (14) 16 Vn - V(n-1) 17 Base Flow (12) - (16) 18 Direct Run Of (11) - (12) 19 Run Off (17) + (18) 20 Luas CA 21 Debit (m3/bulan) (19) - (20) 22 Debit (l/dt) 23 Debit (m3/dt)
mmHg mmHg
Jan
Feb
Maret
TAHUN 2001 April Mei
Juni
Juli
Agust
Septe
Oktob
Nop
Des
170,33 11
85,00 6
85,00 11
185,67 10
125,33 9
89,33 9
87,00 7
18,00 2
56,67 5
38,33 4
59,33 6
108,33 10
104,65 30,00 10,50 10,99
93,67 30,00 17,50 16,39
105,12 30,00 11,00 11,56
101,76 30,00 12,50 12,72
89,28 30,00 13,50 12,05
77,42 30,00 13,50 10,45
87,16 30,00 16,00 13,95
97,35 30,00 23,50 22,88
118,86 30,00 19,00 22,58
134,33 30,00 20,50 27,54
124,35 30,00 17,50 21,76
108,91 30,00 12,50 13,61
93,67
77,28
93,55
89,04
77,22
66,97
73,21
74,47
96,28
106,79
102,59
95,30
76,67 0,00 200,00 76,67
7,72 0,00 200,00 7,72
-8,55 -8,55 191,45 0,00
96,63 0,00 200,00 96,63
48,11 0,00 200,00 48,11
22,36 0,00 200,00 22,36
13,79 0,00 200,00 13,79
-56,47 -56,47 143,53 0,00
-39,61 -39,61 160,39 0,00
-68,46 -68,46 131,54 0,00
-43,25 -43,25 156,75 0,00
13,04 0,00 200,00 13,04
15,34
1,55
0,00
19,34
9,63
4,47
2,76
0,00
0,00
0,00
0,00
2,61
11,51 1,06 12,57 -1,06 16,40 61,33 77,73 70,79 5.502.398,85 49.304,65
1,16 6,28 7,44 -5,12 6,67 6,18 12,85 70,79 909.467,82 8.711,38
0,00 3,72 3,72 -3,72 3,72 0,00 3,72 70,79 263.420,02 2.360,39
14,50 1,86 16,36 12,64 6,69 77,29 83,99 70,79 5.945.566,73 55.051,54
7,22 8,18 15,40 -0,96 10,59 38,48 49,07 70,79 3.473.700,79 31.126,35
3,36 7,70 11,06 -4,34 8,82 17,89 26,71 70,79 1.890.486,71 17.504,51
2,07 5,53 7,60 -3,46 6,22 11,03 17,25 70,79 1.220.824,10 10.939,28
0,00 3,80 3,80 -3,80 3,80 0,00 3,80 70,79 268.903,02 2.409,53
0,00 1,90 1,90 -1,90 1,90 0,00 1,90 70,79 134.451,51 1.244,92
0,00 0,95 0,95 -0,95 0,95 0,00 0,95 70,79 67.225,76 602,38
0,00 0,47 0,47 -0,47 0,47 0,00 0,47 70,79 33.612,88 311,23
1,96 0,24 2,19 1,72 0,89 10,43 11,32 70,79 801.143,92 7.178,71
49,30
8,71
2,36
55,05
31,13
17,50
10,94
2,41
1,24
0,60
0,31
7,18
PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN FJ MOCK Dasar
Unit mm %
1 Curah Hujan (R) 2 Hari Hujan (n) Limited Transpiration 3 Evapotranspiration (Ep) 4 Expose Surface(m) 5 (m/20)x(18-n) 6 E (3) X (5) 7 ET= Ep - E (3) - (6) Water Balance 8 S = R - Et 9 Soil Storage 10 Soil Moinsture 11 Water Surplus
mm/bln
%
%
(1) - (7) mmHg (8) - (9)
Run Of dan Ground water Storage 12 Infiltrasi (11) X I 13 0.5 x I ( 1 + k) 14 k x V ( n - 1) 15 Storage Vol Vn (13) + (14) 16 Vn - V(n-1) 17 Base Flow (12) - (16) 18 Direct Run Of (11) - (12) 19 Run Off (17) + (18) 20 Luas CA 21 Debit (m3/bulan) (19) - (20) 22 Debit (l/dt) 23 Debit (m3/dt)
mmHg mmHg
Jan
Feb
Maret
TAHUN 2002 April Mei
Juni
Juli
Agust
Septe
Oktob
Nop
Des
186,00 15
113,67 10
161,67 13
179,67 12
152,00 9
182,33 15
58,67 8
26,33 6
16,33 2
6,67 1
64,00 4
213,67 14
104,65 30,00 5,00 5,23
93,67 30,00 11,50 10,77
105,12 30,00 8,00 8,41
101,76 30,00 9,50 9,67
89,28 30,00 13,00 11,61
77,42 30,00 5,00 3,87
87,16 30,00 14,50 12,64
97,35 30,00 18,50 18,01
118,86 30,00 24,50 29,12
134,33 30,00 25,50 34,25
124,35 30,00 20,50 25,49
108,91 30,00 6,00 6,53
99,42
82,90
96,71
92,09
77,67
73,55
74,52
79,34
89,74
100,07
98,86
102,38
86,58 0,00 200,00 86,58
30,77 0,00 200,00 30,77
64,96 0,00 200,00 64,96
87,58 0,00 200,00 87,58
74,33 0,00 200,00 74,33
108,78 0,00 200,00 108,78
-15,85 -15,85 184,15 0,00
-53,01 -53,01 146,99 0,00
-73,41 -73,41 126,59 0,00
-93,41 -93,41 106,59 0,00
-34,86 -34,86 165,14 0,00
111,29 0,00 200,00 111,29
17,32
6,16
13,00
17,52
14,87
21,77
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
22,27
12,99 0,24 13,23 1,72 15,61 69,25 84,86 70,79 6.007.215,62 53.828,10
4,62 6,62 11,23 -2,00 8,15 24,61 32,77 70,79 2.319.601,26 22.218,40
9,75 5,62 15,37 4,13 8,87 51,96 60,83 70,79 4.305.942,18 38.583,71
13,14 7,68 20,83 5,46 12,06 70,05 82,12 70,79 5.813.046,19 53.824,50
11,16 10,41 21,57 0,74 14,13 59,46 73,59 70,79 5.209.261,05 46.677,97
16,33 10,78 27,11 5,54 16,23 87,01 103,24 70,79 7.308.254,03 67.669,02
0,00 13,55 13,55 -13,55 13,55 0,00 13,55 70,79 959.525,54 8.597,90
0,00 6,78 6,78 -6,78 6,78 0,00 6,78 70,79 479.762,77 4.298,95
0,00 3,39 3,39 -3,39 3,39 0,00 3,39 70,79 239.881,38 2.221,12
0,00 1,69 1,69 -1,69 1,69 0,00 1,69 70,79 119.940,69 1.074,74
0,00 0,85 0,85 -0,85 0,85 0,00 0,85 70,79 59.970,35 555,28
16,70 0,42 17,13 16,28 5,99 89,02 95,01 70,79 6.725.898,57 60.267,91
53,83
22,22
38,58
53,82
46,68
67,67
8,60
4,30
2,22
1,07
0,56
60,27
PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN FJ MOCK Dasar
Unit mm %
1 Curah Hujan (R) 2 Hari Hujan (n) Limited Transpiration 3 Evapotranspiration (Ep) 4 Expose Surface(m) 5 (m/20)x(18-n) 6 E (3) X (5) 7 ET= Ep - E (3) - (6) Water Balance 8 S = R - Et 9 Soil Storage 10 Soil Moinsture 11 Water Surplus
mm/bln
%
%
(1) - (7) mmHg (8) - (9)
Run Of dan Ground water Storage 12 Infiltrasi (11) X I 13 0.5 x I ( 1 + k) 14 k x V ( n - 1) 15 Storage Vol Vn (13) + (14) 16 Vn - V(n-1) 17 Base Flow (12) - (16) 18 Direct Run Of (11) - (12) 19 Run Off (17) + (18) 20 Luas CA 21 Debit (m3/bulan) (19) - (20) 22 Debit (l/dt) 23 Debit (m3/dt)
mmHg mmHg
Jan
Feb
Maret
TAHUN 2003 April Mei
Juni
Juli
Agust
Septe
Oktob
Nop
Des
133,33 10
126,67 9
133,00 10
97,00 10
137,33 9
47,45 5
108,62 9
75,47 7
22,03 2
48,41 2
44,53 3
69,07 7
104,65 30,00 11,50 12,04
93,67 30,00 13,00 12,18
105,12 30,00 12,50 13,14
101,76 30,00 12,50 12,72
89,28 30,00 13,50 12,05
77,42 30,00 19,00 14,71
87,16 30,00 14,00 12,20
97,35 30,00 17,00 16,55
118,86 30,00 24,00 28,53
134,33 30,00 24,00 32,24
124,35 30,00 22,50 27,98
108,91 30,00 16,50 17,97
92,62
81,49
91,98
89,04
77,22
62,71
74,96
80,80
90,33
102,09
96,37
90,94
40,71 0,00 200,00 40,71
45,17 0,00 200,00 45,17
41,02 0,00 200,00 41,02
7,96 0,00 200,00 7,96
60,11 0,00 200,00 60,11
-15,26 -15,26 184,74 0,00
33,66 0,00 200,00 33,66
-5,34 -5,34 194,66 0,00
-68,31 -68,31 131,69 0,00
-53,68 -53,68 146,32 0,00
-51,83 -51,83 148,17 0,00
-21,87 -21,87 178,13 0,00
8,15
9,04
8,21
1,59
12,03
0,00
6,74
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
6,11 0,42 6,53 16,28 -8,13 32,57 24,44 70,79 1.729.837,92 15.500,34
6,78 3,27 10,05 3,51 5,53 36,14 41,66 70,79 2.949.260,52 28.249,62
6,16 5,02 11,18 1,13 7,08 32,81 39,89 70,79 2.823.779,49 25.302,68
1,20 5,59 6,78 -4,39 5,99 6,37 12,36 70,79 874.828,30 8.100,26
9,02 3,39 12,41 5,63 6,40 48,08 54,48 70,79 3.856.704,78 34.558,29
0,00 6,21 6,21 -6,21 6,21 0,00 6,21 70,79 439.372,09 4.068,26
5,05 3,10 8,16 1,95 4,79 26,93 31,71 70,79 2.245.085,41 20.117,25
0,00 4,08 4,08 -4,08 4,08 0,00 4,08 70,79 288.659,86 2.586,56
0,00 2,04 2,04 -2,04 2,04 0,00 2,04 70,79 144.329,93 1.336,39
0,00 1,02 1,02 -1,02 1,02 0,00 1,02 70,79 72.164,97 646,64
0,00 0,51 0,51 -0,51 0,51 0,00 0,51 70,79 36.082,48 334,10
0,00 0,25 0,25 -0,25 0,25 0,00 0,25 70,79 18.041,24 161,66
15,50
28,25
25,30
8,10
34,56
4,07
20,12
2,59
1,34
0,65
0,33
0,16
PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN FJ MOCK Dasar
Unit mm %
1 Curah Hujan (R) 2 Hari Hujan (n) Limited Transpiration 3 Evapotranspiration (Ep) 4 Expose Surface(m) 5 (m/20)x(18-n) 6 E (3) X (5) 7 ET= Ep - E (3) - (6) Water Balance 8 S = R - Et 9 Soil Storage 10 Soil Moinsture 11 Water Surplus
mm/bln
%
%
(1) - (7) mmHg (8) - (9)
Run Of dan Ground water Storage 12 Infiltrasi (11) X I 13 0.5 x I ( 1 + k) 14 k x V ( n - 1) 15 Storage Vol Vn (13) + (14) 16 Vn - V(n-1) 17 Base Flow (12) - (16) 18 Direct Run Of (11) - (12) 19 Run Off (17) + (18) 20 Luas CA 21 Debit (m3/bulan) (19) - (20) 22 Debit (l/dt) 23 Debit (m3/dt)
mmHg mmHg
Jan
Feb
Maret
TAHUN 2004 April Mei
Juni
Juli
Agust
Septe
Oktob
Nop
Des
89,33 9
54,33 5
94,67 6
169,33 9
104,33 8
45,33 3
47,00 5
3,33 1
5,33 1
0,00 0
39,67 3
80,00 6
104,65 30,00 14,00 14,65
93,67 30,00 19,00 17,80
105,12 30,00 17,50 18,40
101,76 30,00 14,00 14,25
89,28 30,00 15,50 13,84
77,42 30,00 22,00 17,03
87,16 30,00 19,50 17,00
97,35 30,00 25,00 24,34
118,86 30,00 25,00 29,71
134,33 30,00 27,00 36,27
124,35 30,00 22,00 27,36
108,91 30,00 18,50 20,15
90,00
75,87
86,72
87,51
75,44
60,39
70,16
73,01
89,14
98,06
96,99
88,76
-0,67 -0,67 199,33 0,00
-21,54 -21,54 178,46 0,00
7,95 0,00 200,00 7,95
81,82 0,00 200,00 81,82
28,89 0,00 200,00 28,89
-15,06 -15,06 184,94 0,00
-23,16 -23,16 176,84 0,00
-69,68 -69,68 130,32 0,00
-83,81 -83,81 116,19 0,00
-98,06 -98,06 101,94 0,00
-57,32 -57,32 142,68 0,00
-8,76 -8,76 191,24 0,00
0,00
0,00
1,59
16,37
5,78
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00 0,25 0,25 -0,25 0,25 0,00 0,25 70,79 18.041,24 161,66
0,00 0,13 0,13 -0,13 0,13 0,00 0,13 70,79 9.020,62 86,40
1,19 0,06 1,26 1,13 0,46 6,36 6,82 70,79 482.546,80 4.323,90
12,28 0,63 12,91 11,65 4,72 65,45 70,17 70,79 4.967.436,20 45.994,78
4,34 6,45 10,79 -2,12 7,90 23,11 31,01 70,79 2.195.360,56 19.671,69
0,00 5,40 5,40 -5,40 5,40 0,00 5,40 70,79 381.919,68 3.536,29
0,00 2,70 2,70 -2,70 2,70 0,00 2,70 70,79 190.959,84 1.711,11
0,00 1,35 1,35 -1,35 1,35 0,00 1,35 70,79 95.479,92 855,55
0,00 0,67 0,67 -0,67 0,67 0,00 0,67 70,79 47.739,96 442,04
0,00 0,34 0,34 -0,34 0,34 0,00 0,34 70,79 23.869,98 213,89
0,00 0,17 0,17 -0,17 0,17 0,00 0,17 70,79 11.934,99 110,51
0,00 0,08 0,08 -0,08 0,08 0,00 0,08 70,79 5.967,49 53,47
0,16
0,09
4,32
45,99
19,67
3,54
1,71
0,86
0,44
0,21
0,11
0,05
PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN FJ MOCK Dasar
Unit mm %
1 Curah Hujan (R) 2 Hari Hujan (n) Limited Transpiration 3 Evapotranspiration (Ep) 4 Expose Surface(m) 5 (m/20)x(18-n) 6 E (3) X (5) 7 ET= Ep - E (3) - (6) Water Balance 8 S = R - Et 9 Soil Storage 10 Soil Moinsture 11 Water Surplus
mm/bln
%
%
(1) - (7) mmHg (8) - (9)
Run Of dan Ground water Storage 12 Infiltrasi (11) X I 13 0.5 x I ( 1 + k) 14 k x V ( n - 1) 15 Storage Vol Vn (13) + (14) 16 Vn - V(n-1) 17 Base Flow (12) - (16) 18 Direct Run Of (11) - (12) 19 Run Off (17) + (18) 20 Luas CA 21 Debit (m3/bulan) (19) - (20) 22 Debit (l/dt) 23 Debit (m3/dt)
mmHg mmHg
Jan
Feb
Maret
TAHUN 2005 April Mei
Juni
Juli
Agust
Septe
Oktob
Nop
Des
173,67 11
156,33 12
147,33 12
173,33 12
166,00 12
40,67 4
101,33 7
53,00 5
3,33 0
49,33 4
115,00 8
161,67 11
104,65 30,00 10,50 10,99
93,67 30,00 9,00 8,43
105,12 30,00 8,50 8,93
101,76 30,00 8,50 8,65
89,28 30,00 9,00 8,03
77,42 30,00 20,50 15,87
87,16 30,00 17,00 14,82
97,35 30,00 19,00 18,50
118,86 30,00 26,50 31,50
134,33 30,00 20,50 27,54
124,35 30,00 14,50 18,03
108,91 30,00 10,00 10,89
93,67
85,24
96,18
93,11
81,24
61,55
72,34
78,86
87,36
106,79
106,32
98,02
80,00 0,00 200,00 80,00
71,09 0,00 200,00 71,09
51,15 0,00 200,00 51,15
80,23 0,00 200,00 80,23
84,76 0,00 200,00 84,76
-20,89 -20,89 179,11 0,00
28,99 0,00 200,00 28,99
-25,86 -25,86 174,14 0,00
-84,03 -84,03 115,97 0,00
-57,46 -57,46 142,54 0,00
8,68 0,00 200,00 8,68
63,65 0,00 200,00 63,65
16,01
14,23
10,24
16,05
16,96
0,00
5,80
0,00
0,00
0,00
1,74
12,74
12,01 0,08 12,09 -0,08 16,09 63,99 80,09 70,79 5.669.259,23 50.799,81
10,67 6,05 16,71 4,62 9,60 56,87 66,47 70,79 4.705.441,91 45.071,28
7,68 8,36 16,03 -0,68 10,92 40,92 51,83 70,79 3.669.205,89 32.878,19
12,04 8,02 20,06 4,02 12,03 64,17 76,20 70,79 5.394.437,04 49.948,49
12,72 10,03 22,75 2,69 14,27 67,80 82,07 70,79 5.809.517,05 52.056,60
0,00 11,37 11,37 -11,37 11,37 0,00 11,37 70,79 805.187,33 7.455,44
4,35 5,69 10,04 -1,34 7,14 23,19 30,33 70,79 2.146.899,55 19.237,45
0,00 5,02 5,02 -5,02 5,02 0,00 5,02 70,79 355.296,72 3.183,66
0,00 2,51 2,51 -2,51 2,51 0,00 2,51 70,79 177.648,36 1.644,89
0,00 1,25 1,25 -1,25 1,25 0,00 1,25 70,79 88.824,18 795,92
1,30 0,63 1,93 0,68 1,06 6,95 8,01 70,79 566.892,72 5.249,01
9,55 0,97 10,52 8,59 4,15 50,91 55,06 70,79 3.897.716,34 34.925,77
50,80
45,07
32,88
49,95
52,06
7,46
19,24
3,18
1,64
0,80
5,25
34,93
PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN FJ MOCK Dasar
Unit mm %
1 Curah Hujan (R) 2 Hari Hujan (n) Limited Transpiration 3 Evapotranspiration (Ep) 4 Expose Surface(m) 5 (m/20)x(18-n) 6 E (3) X (5) 7 ET= Ep - E (3) - (6) Water Balance 8 S = R - Et 9 Soil Storage 10 Soil Moinsture 11 Water Surplus
mm/bln
%
%
(1) - (7) mmHg (8) - (9)
Run Of dan Ground water Storage 12 Infiltrasi (11) X I 13 0.5 x I ( 1 + k) 14 k x V ( n - 1) 15 Storage Vol Vn (13) + (14) 16 Vn - V(n-1) 17 Base Flow (12) - (16) 18 Direct Run Of (11) - (12) 19 Run Off (17) + (18) 20 Luas CA 21 Debit (m3/bulan) (19) - (20) 22 Debit (l/dt) 23 Debit (m3/dt)
mmHg mmHg
Jan
Feb
Maret
TAHUN 2006 April Mei
Juni
Juli
Agust
Septe
Oktob
Nop
Des
150,00 10
160,33 10
155,67 9
143,00 10
193,33 12
107,33 6
87,33 6
35,00 2
16,67 1
0,33 0
94,33 5
113,00 10
104,65 30,00 12,00 12,56
93,67 30,00 12,50 11,71
105,12 30,00 13,00 13,67
101,76 30,00 12,50 12,72
89,28 30,00 9,50 8,48
77,42 30,00 17,50 13,55
87,16 30,00 17,50 15,25
97,35 30,00 24,00 23,36
118,86 30,00 25,50 30,31
134,33 30,00 26,50 35,60
124,35 30,00 20,00 24,87
108,91 30,00 12,50 13,61
92,10
81,96
91,45
89,04
80,80
63,88
71,91
73,99
88,55
98,73
99,48
95,30
57,90 0,00 200,00 57,90
78,37 0,00 200,00 78,37
64,22 0,00 200,00 64,22
53,96 0,00 200,00 53,96
112,54 0,00 200,00 112,54
43,46 0,00 200,00 43,46
15,43 0,00 200,00 15,43
-38,99 -38,99 161,01 0,00
-71,88 -71,88 128,12 0,00
-98,40 -98,40 101,60 0,00
-5,14 -5,14 194,86 0,00
17,70 0,00 200,00 17,70
11,59
15,68
12,85
10,80
22,52
8,70
3,09
0,00
0,00
0,00
0,00
3,54
8,69 0,97 9,66 8,59 3,00 46,32 49,32 70,79 3.491.218,86 31.283,32
11,76 4,83 16,59 6,93 8,75 62,69 71,44 70,79 5.057.163,05 48.440,26
9,64 8,29 17,93 1,34 11,51 51,37 62,87 70,79 4.450.758,17 39.881,35
8,10 8,97 17,06 -0,87 11,67 43,17 54,83 70,79 3.881.462,74 35.939,47
16,89 8,53 25,42 8,36 14,16 90,02 104,18 70,79 7.374.997,38 66.084,21
6,52 12,71 19,23 -6,19 14,88 34,76 49,65 70,79 3.514.479,17 32.541,47
2,32 9,62 11,93 -7,30 10,39 12,34 22,73 70,79 1.608.938,26 14.417,01
0,00 5,97 5,97 -5,97 5,97 0,00 5,97 70,79 422.317,60 3.784,21
0,00 2,98 2,98 -2,98 2,98 0,00 2,98 70,79 211.158,80 1.955,17
0,00 1,49 1,49 -1,49 1,49 0,00 1,49 70,79 105.579,40 946,05
0,00 0,75 0,75 -0,75 0,75 0,00 0,75 70,79 52.789,70 488,79
2,66 0,37 3,03 2,28 1,26 14,16 15,42 70,79 1.091.507,89 9.780,54
31,28
48,44
39,88
35,94
66,08
32,54
14,42
3,78
1,96
0,95
0,49
9,78
PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN FJ MOCK Dasar
Unit mm %
1 Curah Hujan (R) 2 Hari Hujan (n) Limited Transpiration 3 Evapotranspiration (Ep) 4 Expose Surface(m) 5 (m/20)x(18-n) 6 E (3) X (5) 7 ET= Ep - E (3) - (6) Water Balance 8 S = R - Et 9 Soil Storage 10 Soil Moinsture 11 Water Surplus
mm/bln
%
%
(1) - (7) mmHg (8) - (9)
Run Of dan Ground water Storage 12 Infiltrasi (11) X I 13 0.5 x I ( 1 + k) 14 k x V ( n - 1) 15 Storage Vol Vn (13) + (14) 16 Vn - V(n-1) 17 Base Flow (12) - (16) 18 Direct Run Of (11) - (12) 19 Run Off (17) + (18) 20 Luas CA 21 Debit (m3/bulan) (19) - (20) 22 Debit (l/dt) 23 Debit (m3/dt)
mmHg mmHg
Jan
Feb
Maret
TAHUN 2007 April Mei
Juni
Juli
Agust
Septe
Oktob
Nop
Des
187,33 9
212,00 12
264,00 11
267,67 12
197,33 10
268,67 16
156,33 9
137,67 8
43,33 4
68,33 5
78,33 6
163,33 9
104,65 30,00 13,50 14,13
93,67 30,00 9,00 8,43
105,12 30,00 10,50 11,04
101,76 30,00 8,50 8,65
89,28 30,00 12,00 10,71
77,42 30,00 3,00 2,32
87,16 30,00 14,00 12,20
97,35 30,00 15,00 14,60
118,86 30,00 21,00 24,96
134,33 30,00 19,50 26,19
124,35 30,00 18,00 22,38
108,91 30,00 13,50 14,70
90,53
85,24
94,08
93,11
78,56
75,10
74,96
82,75
93,90
108,13
101,96
94,21
96,81 0,00 200,00 96,81
126,76 0,00 200,00 126,76
169,92 0,00 200,00 169,92
174,56 0,00 200,00 174,56
118,77 0,00 200,00 118,77
193,56 0,00 200,00 193,56
81,38 0,00 200,00 81,38
54,92 0,00 200,00 54,92
-50,57 -50,57 149,43 0,00
-39,80 -39,80 160,20 0,00
-23,63 -23,63 176,37 0,00
69,13 0,00 200,00 69,13
19,37
25,36
34,00
34,93
23,77
38,73
16,28
10,99
0,00
0,00
0,00
13,83
8,24 18,44 26,69 -10,20 21,19 43,93 65,12 70,79 4.609.849,76 41.306,90
0,00 13,34 13,34 -13,34 13,34 0,00 13,34 70,79 944.559,42 8.745,92
0,00 6,67 6,67 -6,67 6,67 0,00 6,67 70,79 472.279,71 4.231,90
0,00 3,34 3,34 -3,34 3,34 0,00 3,34 70,79 236.139,86 2.186,48
10,37 1,67 12,04 8,71 5,13 55,29 60,42 70,79 4.277.075,52 38.325,05
41,31
8,75
4,23
2,19
38,33
14,53 0,37 14,90 2,28 17,09 77,44 94,52 70,79 6.691.332,01 59.958,17
59,96
19,02 25,50 26,20 17,82 29,05 12,21 7,45 13,24 19,37 22,78 20,30 24,68 26,47 38,74 45,57 40,61 49,35 36,89 11,57 12,26 6,83 -4,96 8,75 -12,46 13,79 21,74 28,10 28,72 29,99 28,75 101,40 135,92 139,63 95,00 154,83 65,09 115,19 157,66 167,73 123,73 184,82 93,84 70,79 70,79 70,79 70,79 70,79 70,79 8.154.180,27 11.160.523,98 11.873.723,77 8.758.761,13 13.083.338,76 6.642.972,43 78.105,18 100.004,70 109.941,89 78.483,52 121.142,03 59.524,84
78,11
100,00
109,94
78,48
121,14
59,52
PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN FJ MOCK Dasar
Unit mm %
1 Curah Hujan (R) 2 Hari Hujan (n) Limited Transpiration 3 Evapotranspiration (Ep) 4 Expose Surface(m) 5 (m/20)x(18-n) 6 E (3) X (5) 7 ET= Ep - E (3) - (6) Water Balance 8 S = R - Et 9 Soil Storage 10 Soil Moinsture 11 Water Surplus
mm/bln
%
%
(1) - (7) mmHg (8) - (9)
Run Of dan Ground water Storage 12 Infiltrasi (11) X I 13 0.5 x I ( 1 + k) 14 k x V ( n - 1) 15 Storage Vol Vn (13) + (14) 16 Vn - V(n-1) 17 Base Flow (12) - (16) 18 Direct Run Of (11) - (12) 19 Run Off (17) + (18) 20 Luas CA 21 Debit (m3/bulan) (19) - (20) 22 Debit (l/dt) 23 Debit (m3/dt)
mmHg mmHg
Jan
Feb
Maret
TAHUN 2008 April Mei
Juni
Juli
Agust
Septe
Oktob
Nop
Des
167,67 9
137,33 7
268,67 12
373,00 14
301,67 15
257,67 10
175,67 11
173,33 12
113,00 5
115,67 8
264,70 18
180,26 19
104,65 30,00 13,00 13,61
93,67 30,00 16,00 14,99
105,12 30,00 9,50 9,99
101,76 30,00 6,00 6,11
89,28 30,00 5,00 4,46
77,42 30,00 12,00 9,29
87,16 30,00 10,00 8,72
97,35 30,00 9,50 9,25
118,86 30,00 19,00 22,58
134,33 30,00 15,00 20,15
124,35 30,00 0,00 0,00
108,91 30,00 -1,00 -1,09
91,05
78,68
95,13
95,65
84,81
68,13
78,44
88,10
96,28
114,18
124,35
110,00
76,62 0,00 200,00 76,62
58,65 0,00 200,00 58,65
173,54 0,00 200,00 173,54
277,35 0,00 200,00 277,35
216,85 0,00 200,00 216,85
189,53 0,00 200,00 189,53
97,22 0,00 200,00 97,22
85,23 0,00 200,00 85,23
16,72 0,00 200,00 16,72
1,49 0,00 200,00 1,49
140,35 0,00 200,00 140,35
70,26 0,00 200,00 70,26
15,33
11,74
34,72
55,50
43,39
37,93
19,45
17,05
3,35
0,30
28,08
14,06
12,79 22,13 34,92 -9,34 26,39 68,18 94,57 70,79 6.694.533,32 59.986,86
2,51 17,46 19,97 -14,95 18,30 13,38 31,67 70,79 2.242.267,10 20.761,73
0,22 9,99 10,21 -9,76 10,06 1,19 11,25 70,79 796.368,36 7.135,92
21,06 5,10 26,17 15,96 12,13 112,27 124,39 70,79 8.805.631,09 81.533,62
10,54 13,08 23,63 -2,54 16,60 56,20 72,80 70,79 5.153.370,90 46.177,16
59,99
20,76
7,14
81,53
46,18
11,50 1,67 13,17 8,71 6,63 61,29 67,91 70,79 4.807.459,22 43.077,59
43,08
8,80 26,04 41,62 32,54 28,44 14,59 6,58 7,69 16,87 29,25 30,89 29,67 15,39 33,74 58,49 61,79 59,34 44,26 2,22 18,35 24,76 3,30 -2,45 -15,08 9,52 16,37 30,74 40,09 40,38 34,53 46,92 138,81 221,85 173,46 151,61 77,77 56,43 155,19 252,59 213,56 191,98 112,30 70,79 70,79 70,79 70,79 70,79 70,79 3.994.860,52 10.985.556,96 17.881.128,37 15.117.587,21 13.590.519,05 7.949.886,29 38.264,95 98.436,89 165.566,00 135.462,25 125.838,14 71.235,54
38,26
98,44
165,57
135,46
125,84
71,24
PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN FJ MOCK Dasar
Unit mm %
1 Curah Hujan (R) 2 Hari Hujan (n) Limited Transpiration 3 Evapotranspiration (Ep) 4 Expose Surface(m) 5 (m/20)x(18-n) 6 E (3) X (5) 7 ET= Ep - E (3) - (6) Water Balance 8 S = R - Et 9 Soil Storage 10 Soil Moinsture 11 Water Surplus
mm/bln
%
%
(1) - (7) mmHg (8) - (9)
Run Of dan Ground water Storage 12 Infiltrasi (11) X I 13 0.5 x I ( 1 + k) 14 k x V ( n - 1) 15 Storage Vol Vn (13) + (14) 16 Vn - V(n-1) 17 Base Flow (12) - (16) 18 Direct Run Of (11) - (12) 19 Run Off (17) + (18) 20 Luas CA 21 Debit (m3/bulan) (19) - (20) 22 Debit (l/dt) 23 Debit (m3/dt)
mmHg mmHg
Jan
Feb
Maret
TAHUN 2009 April Mei
Juni
Juli
Agust
Septe
Oktob
Nop
Des
180,00 11
180,67 9
274,67 13
134,67 9
201,00 12
78,67 5
59,33 3
27,00 3
5,00 1
41,00 2
66,67 5
175,67 9
104,65 30,00 10,00 10,47
93,67 30,00 13,50 12,65
105,12 30,00 8,00 8,41
101,76 30,00 13,50 13,74
89,28 30,00 9,50 8,48
77,42 30,00 19,50 15,10
87,16 30,00 22,50 19,61
97,35 30,00 22,50 21,90
118,86 30,00 26,00 30,90
134,33 30,00 24,00 32,24
124,35 30,00 19,50 24,25
108,91 30,00 13,00 14,16
94,19
81,02
96,71
88,02
80,80
62,33
67,55
75,45
87,96
102,09
100,10
94,75
85,81 0,00 200,00 85,81
99,64 0,00 200,00 99,64
177,96 0,00 200,00 177,96
46,65 0,00 200,00 46,65
120,20 0,00 200,00 120,20
16,34 0,00 200,00 16,34
-8,21 -8,21 191,79 0,00
-48,45 -48,45 151,55 0,00
-82,96 -82,96 117,04 0,00
-61,09 -61,09 138,91 0,00
-33,43 -33,43 166,57 0,00
80,91 0,00 200,00 80,91
17,17
19,94
35,61
9,33
24,05
3,27
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
16,19
18,04 13,67 31,71 4,37 19,68 96,15 115,83 70,79 8.199.901,71 73.475,82
2,45 15,85 18,31 -13,40 16,67 13,07 29,74 70,79 2.105.422,00 19.494,65
0,00 9,15 9,15 -9,15 9,15 0,00 9,15 70,79 647.959,68 5.806,09
0,00 4,58 4,58 -4,58 4,58 0,00 4,58 70,79 323.979,84 2.903,05
0,00 2,29 2,29 -2,29 2,29 0,00 2,29 70,79 161.989,92 1.499,91
0,00 1,14 1,14 -1,14 1,14 0,00 1,14 70,79 80.994,96 725,76
0,00 0,57 0,57 -0,57 0,57 0,00 0,57 70,79 40.497,48 374,98
12,14 0,29 12,43 11,86 4,33 64,72 69,06 70,79 4.888.540,21 43.804,12
73,48
19,49
5,81
2,90
1,50
0,73
0,37
43,80
12,88 13,08 25,96 -2,54 19,71 68,64 88,35 70,79 6.254.362,37 56.042,67
56,04
14,95 26,71 7,00 12,98 13,97 20,34 27,93 40,67 27,34 1,97 12,74 -13,34 17,97 22,87 22,67 79,70 142,35 37,31 97,67 165,22 59,98 70,79 70,79 70,79 6.914.065,15 11.695.878,14 4.246.282,43 66.226,68 104.801,78 39.317,43
66,23
104,80
39,32
PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN FJ MOCK Dasar
Unit mm %
1 Curah Hujan (R) 2 Hari Hujan (n) Limited Transpiration 3 Evapotranspiration (Ep) 4 Expose Surface(m) 5 (m/20)x(18-n) 6 E (3) X (5) 7 ET= Ep - E (3) - (6) Water Balance 8 S = R - Et 9 Soil Storage 10 Soil Moinsture 11 Water Surplus
mm/bln
%
%
(1) - (7) mmHg (8) - (9)
Run Of dan Ground water Storage 12 Infiltrasi (11) X I 13 0.5 x I ( 1 + k) 14 k x V ( n - 1) 15 Storage Vol Vn (13) + (14) 16 Vn - V(n-1) 17 Base Flow (12) - (16) 18 Direct Run Of (11) - (12) 19 Run Off (17) + (18) 20 Luas CA 21 Debit (m3/bulan) (19) - (20) 22 Debit (l/dt) 23 Debit (m3/dt)
mmHg mmHg
Jan
Feb
Maret
TAHUN 2010 April Mei
Juni
Juli
Agust
Septe
Oktob
Nop
Des
117,33 10
196,00 11
308,00 15
267,67 13
341,00 16
441,00 18
197,00 12
195,33 12
248,00 14
249,53 10
153,33 6
167,00 9
104,65 30,00 12,50 13,08
93,67 30,00 10,00 9,37
105,12 30,00 5,00 5,26
101,76 30,00 8,00 8,14
89,28 30,00 3,00 2,68
77,42 30,00 0,00 0,00
87,16 30,00 9,00 7,84
97,35 30,00 9,00 8,76
118,86 30,00 6,50 7,73
134,33 30,00 12,00 16,12
124,35 30,00 18,00 22,38
108,91 30,00 13,00 14,16
91,57
84,30
99,86
93,62
86,60
77,42
79,31
88,59
111,13
118,21
101,96
94,75
25,76 0,00 200,00 25,76
111,70 0,00 200,00 111,70
208,14 0,00 200,00 208,14
174,05 0,00 200,00 174,05
254,40 0,00 200,00 254,40
363,58 0,00 200,00 363,58
117,69 0,00 200,00 117,69
106,74 0,00 200,00 106,74
136,87 0,00 200,00 136,87
131,32 0,00 200,00 131,32
51,37 0,00 200,00 51,37
72,25 0,00 200,00 72,25
5,15
22,35
41,65
34,83
50,91
72,75
23,55
21,36
27,39
26,28
10,28
14,46
20,54 23,08 43,62 -2,54 29,93 109,48 139,41 70,79 9.868.828,88 91.378,05
19,71 21,81 41,52 -2,10 28,38 105,05 133,43 70,79 9.445.360,17 84.635,84
7,71 20,76 28,47 -13,05 23,33 41,09 64,42 70,79 4.560.314,28 42.225,13
10,84 14,23 25,08 -3,39 17,85 57,79 75,64 70,79 5.354.526,85 47.979,63
91,38
84,64
42,23
47,98
3,87 0,29 4,15 11,86 -6,70 20,61 13,90 70,79 984.257,34 8.819,51
8,82
16,76 31,24 26,12 38,18 54,56 17,66 16,02 2,08 9,42 20,33 23,22 30,70 42,63 30,15 18,84 40,66 46,45 61,40 85,27 60,29 46,17 14,69 21,82 5,79 14,96 23,86 -24,97 -14,13 7,66 19,83 29,03 35,95 48,89 48,52 35,49 89,35 166,49 139,22 203,50 290,82 94,14 85,38 97,01 186,32 168,26 239,45 339,71 142,66 120,87 70,79 70,79 70,79 70,79 70,79 70,79 70,79 6.867.412,67 13.189.742,33 11.911.001,95 16.950.452,20 24.048.312,37 10.098.652,13 8.556.424,08 65.779,81 118.187,66 110.287,06 151.885,77 222.669,56 90.489,71 76.670,47
65,78
118,19
110,29
151,89
222,67
90,49
76,67
PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN FJ MOCK Dasar
Unit mm %
1 Curah Hujan (R) 2 Hari Hujan (n) Limited Transpiration 3 Evapotranspiration (Ep) 4 Expose Surface(m) 5 (m/20)x(18-n) 6 E (3) X (5) 7 ET= Ep - E (3) - (6) Water Balance 8 S = R - Et 9 Soil Storage 10 Soil Moinsture 11 Water Surplus
mm/bln
%
%
(1) - (7) mmHg (8) - (9)
Run Of dan Ground water Storage 12 Infiltrasi (11) X I 13 0.5 x I ( 1 + k) 14 k x V ( n - 1) 15 Storage Vol Vn (13) + (14) 16 Vn - V(n-1) 17 Base Flow (12) - (16) 18 Direct Run Of (11) - (12) 19 Run Off (17) + (18) 20 Luas CA 21 Debit (m3/bulan) (19) - (20) 22 Debit (l/dt) 23 Debit (m3/dt)
mmHg mmHg
Jan
Feb
Maret
TAHUN 2011 April Mei
Juni
Juli
Agust
Septe
Oktob
Nop
Des
304,33 10
135,00 7
259,00 14
241,00 12
212,07 12
108,67 8
134,33 9
40,27 6
83,33 6
87,93 6
158,57 12
265,23 13
104,65 30,00 12,00 12,56
93,67 30,00 16,00 14,99
105,12 30,00 6,50 6,83
101,76 30,00 8,50 8,65
89,28 30,00 8,50 7,59
77,42 30,00 15,00 11,61
87,16 30,00 13,00 11,33
97,35 30,00 17,50 17,04
118,86 30,00 18,50 21,99
134,33 30,00 18,00 24,18
124,35 30,00 9,00 11,19
108,91 30,00 7,00 7,62
92,10
78,68
98,28
93,11
81,69
65,81
75,83
80,32
96,87
110,15
113,16
101,29
212,24 0,00 200,00 212,24
56,32 0,00 200,00 56,32
160,72 0,00 200,00 160,72
147,89 0,00 200,00 147,89
130,38 0,00 200,00 130,38
42,86 0,00 200,00 42,86
58,51 0,00 200,00 58,51
-40,05 -40,05 159,95 0,00
-13,54 -13,54 186,46 0,00
-22,22 -22,22 177,78 0,00
45,41 0,00 200,00 45,41
163,95 0,00 200,00 163,95
42,47
11,27
32,16
29,59
26,09
8,58
11,71
0,00
0,00
0,00
9,09
32,81
6,43 20,32 26,75 -13,88 22,46 34,28 56,74 70,79 4.016.580,66 37.190,56
8,78 13,37 22,15 -4,59 16,30 46,80 63,10 70,79 4.466.738,60 40.024,54
0,00 11,08 11,08 -11,08 11,08 0,00 11,08 70,79 784.128,12 7.026,24
0,00 5,54 5,54 -5,54 5,54 0,00 5,54 70,79 392.064,06 3.630,22
0,00 2,77 2,77 -2,77 2,77 0,00 2,77 70,79 196.032,03 1.756,56
37,19
40,02
7,03
3,63
1,76
31,85 8,45 24,12 22,20 19,57 23,04 15,75 19,93 21,06 14,23 46,09 31,50 39,87 42,13 40,63 -14,59 8,37 2,26 -1,50 -3,39 45,86 25,86 23,79 27,33 27,59 169,77 45,05 128,56 118,30 104,29 215,63 70,91 152,34 145,63 131,88 70,79 70,79 70,79 70,79 70,79 15.264.445,01 5.019.676,80 10.784.423,63 10.309.252,57 9.335.539,69 136.778,18 48.081,20 96.634,62 95.456,04 83.651,79
136,78
48,08
96,63
95,46
83,65
6,82 24,60 1,38 4,10 8,20 28,70 5,43 20,50 3,66 12,30 36,32 131,14 39,98 143,44 70,79 70,79 2.830.257,81 10.154.240,90 26.206,09 90.987,82
26,21
90,99
PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN FJ MOCK Dasar
Unit mm %
1 Curah Hujan (R) 2 Hari Hujan (n) Limited Transpiration 3 Evapotranspiration (Ep) 4 Expose Surface(m) 5 (m/20)x(18-n) 6 E (3) X (5) 7 ET= Ep - E (3) - (6) Water Balance 8 S = R - Et 9 Soil Storage 10 Soil Moinsture 11 Water Surplus
mm/bln
%
%
(1) - (7) mmHg (8) - (9)
Run Of dan Ground water Storage 12 Infiltrasi (11) X I 13 0.5 x I ( 1 + k) 14 k x V ( n - 1) 15 Storage Vol Vn (13) + (14) 16 Vn - V(n-1) 17 Base Flow (12) - (16) 18 Direct Run Of (11) - (12) 19 Run Off (17) + (18) 20 Luas CA 21 Debit (m3/bulan) (19) - (20) 22 Debit (l/dt) 23 Debit (m3/dt)
mmHg mmHg
Jan
Feb
Maret
TAHUN 2012 April Mei
Juni
Juli
Agust
Septe
Oktob
Nop
Des
213,50 11
154,10 14
108,97 9
95,33 7
193,07 13
163,13 13
175,70 9
63,40 7
43,90 4
49,43 6
53,87 7
128,47 11
104,65 30,00 11,00 11,51
93,67 30,00 6,00 5,62
105,12 30,00 13,00 13,67
101,76 30,00 16,50 16,79
89,28 30,00 8,00 7,14
77,42 30,00 8,00 6,19
87,16 30,00 13,00 11,33
97,35 30,00 17,00 16,55
118,86 30,00 21,00 24,96
134,33 30,00 18,50 24,85
124,35 30,00 17,00 21,14
108,91 30,00 10,00 10,89
93,14
88,05
91,45
84,97
82,13
71,23
75,83
80,80
93,90
109,48
103,21
98,02
120,36 0,00 200,00 120,36
66,05 0,00 200,00 66,05
17,52 0,00 200,00 17,52
10,37 0,00 200,00 10,37
110,93 0,00 200,00 110,93
91,90 0,00 200,00 91,90
99,87 0,00 200,00 99,87
-17,40 -17,40 182,60 0,00
-50,00 -50,00 150,00 0,00
-60,04 -60,04 139,96 0,00
-49,34 -49,34 150,66 0,00
30,45 0,00 200,00 30,45
24,08
13,22
3,50
2,07
22,20
18,39
19,98
0,00
0,00
0,00
0,00
6,09
18,06 4,10 22,16 20,50 3,58 96,27 99,85 70,79 7.068.633,84 63.339,01
9,91 11,08 20,99 -1,17 14,39 52,83 67,22 70,79 4.758.501,59 45.579,52
2,63 10,50 13,13 -7,87 11,37 14,01 25,38 70,79 1.796.892,11 16.101,18
1,56 6,56 8,12 -5,01 7,08 8,29 15,37 70,79 1.088.313,96 10.076,98
16,65 4,06 20,71 12,59 9,61 88,73 98,34 70,79 6.961.742,64 62.381,21
13,79 10,35 24,14 3,44 14,95 73,51 88,46 70,79 6.261.957,49 57.981,09
14,99 12,07 27,06 2,92 17,07 79,89 96,96 70,79 6.863.516,27 61.501,04
0,00 13,53 13,53 -13,53 13,53 0,00 13,53 70,79 957.815,36 8.582,57
0,00 6,77 6,77 -6,77 6,77 0,00 6,77 70,79 478.907,68 4.434,33
0,00 3,38 3,38 -3,38 3,38 0,00 3,38 70,79 239.453,84 2.145,64
0,00 1,69 1,69 -1,69 1,69 0,00 1,69 70,79 119.726,92 1.108,58
4,57 0,85 5,41 3,72 2,37 24,35 26,72 70,79 1.891.727,87 16.950,97
63,34
45,58
16,10
10,08
62,38
57,98
61,50
8,58
4,43
2,15
1,11
16,95
PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN FJ MOCK Dasar
Unit mm %
1 Curah Hujan (R) 2 Hari Hujan (n) Limited Transpiration 3 Evapotranspiration (Ep) 4 Expose Surface(m) 5 (m/20)x(18-n) 6 E (3) X (5) 7 ET= Ep - E (3) - (6) Water Balance 8 S = R - Et 9 Soil Storage 10 Soil Moinsture 11 Water Surplus
mm/bln
%
%
(1) - (7) mmHg (8) - (9)
Run Of dan Ground water Storage 12 Infiltrasi (11) X I 13 0.5 x I ( 1 + k) 14 k x V ( n - 1) 15 Storage Vol Vn (13) + (14) 16 Vn - V(n-1) 17 Base Flow (12) - (16) 18 Direct Run Of (11) - (12) 19 Run Off (17) + (18) 20 Luas CA 21 Debit (m3/bulan) (19) - (20) 22 Debit (l/dt) 23 Debit (m3/dt)
mmHg mmHg
Jan
Feb
Maret
TAHUN 2013 April Mei
Juni
Juli
Agust
Septe
Oktob
Nop
Des
124,77 13
57,27 7
109,60 11
124,03 14
196,47 15
91,77 11
348,54 18
65,13 6
42,40 4
79,33 4
158,50 10
112,40 10
104,65 30,00 7,00 7,33
93,67 30,00 16,00 14,99
105,12 30,00 10,50 11,04
101,76 30,00 6,00 6,11
89,28 30,00 5,00 4,46
77,42 30,00 11,00 8,52
87,16 30,00 0,00 0,00
97,35 30,00 17,50 17,04
118,86 30,00 20,50 24,37
134,33 30,00 20,50 27,54
124,35 30,00 12,50 15,54
108,91 30,00 11,50 12,52
97,33
78,68
94,08
95,65
84,81
68,91
87,16
80,32
94,49
106,79
108,80
96,39
27,44 0,00 200,00 27,44
-21,42 -21,42 178,58 0,00
15,52 0,00 200,00 15,52
28,38 0,00 200,00 28,38
111,65 0,00 200,00 111,65
22,87 0,00 200,00 22,87
261,38 0,00 200,00 261,38
-15,18 -15,18 184,82 0,00
-52,09 -52,09 147,91 0,00
-27,46 -27,46 172,54 0,00
49,70 0,00 200,00 49,70
16,01 0,00 200,00 16,01
5,49
0,00
3,11
5,68
22,34
4,58
52,30
0,00
0,00
0,00
9,94
3,20
4,12 0,85 4,96 3,72 1,77 21,95 23,71 70,79 1.678.767,73 15.042,72
0,00 2,48 2,48 -2,48 2,48 0,00 2,48 70,79 175.681,92 1.682,78
2,33 1,24 3,57 1,09 2,02 12,41 14,43 70,79 1.021.645,61 9.154,53
4,26 1,79 6,04 2,47 3,20 22,70 25,91 70,79 1.834.028,78 16.981,75
16,76 3,02 19,78 13,73 8,61 89,31 97,92 70,79 6.931.754,94 62.112,50
0,00 11,47 11,47 -11,47 11,47 0,00 11,47 70,79 812.088,89 7.519,34
0,00 5,74 5,74 -5,74 5,74 0,00 5,74 70,79 406.044,45 3.638,39
7,46 2,87 10,33 4,59 5,35 39,75 45,11 70,79 3.193.103,34 29.565,77
2,40 5,16 7,57 -2,76 5,96 12,81 18,77 70,79 1.328.982,71 11.908,45
15,04
1,68
9,15
16,98
62,11
7,52
3,64
29,57
11,91
3,43 39,23 0,00 9,89 6,66 22,94 13,32 45,89 22,94 -6,46 32,57 -22,94 11,03 19,74 22,94 18,29 209,08 0,00 29,32 228,81 22,94 70,79 70,79 70,79 2.075.778,61 16.197.798,72 1.624.177,78 19.220,17 145.141,57 14.553,56
19,22
145,14
14,55
PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN FJ MOCK Dasar
Unit mm %
1 Curah Hujan (R) 2 Hari Hujan (n) Limited Transpiration 3 Evapotranspiration (Ep) 4 Expose Surface(m) 5 (m/20)x(18-n) 6 E (3) X (5) 7 ET= Ep - E (3) - (6) Water Balance 8 S = R - Et 9 Soil Storage 10 Soil Moinsture 11 Water Surplus
mm/bln
%
%
(1) - (7) mmHg (8) - (9)
Run Of dan Ground water Storage 12 Infiltrasi (11) X I 13 0.5 x I ( 1 + k) 14 k x V ( n - 1) 15 Storage Vol Vn (13) + (14) 16 Vn - V(n-1) 17 Base Flow (12) - (16) 18 Direct Run Of (11) - (12) 19 Run Off (17) + (18) 20 Luas CA 21 Debit (m3/bulan) (19) - (20) 22 Debit (l/dt) 23 Debit (m3/dt)
mmHg mmHg
Jan
Feb
Maret
TAHUN 2014 April Mei
Juni
Juli
Agust
Septe
Oktob
Nop
Des
127,47 8
125,00 11
160,27 12
186,50 13
153,60 12
223,93 17
179,46 14
82,70 9
4,67 1
22,00 1
38,23 5
186,07 15
104,65 30,00 14,50 15,17
93,67 30,00 10,50 9,84
105,12 30,00 9,00 9,46
101,76 30,00 7,00 7,12
89,28 30,00 8,50 7,59
77,42 30,00 2,00 1,55
87,16 30,00 6,50 5,67
97,35 30,00 13,50 13,14
118,86 30,00 25,00 29,71
134,33 30,00 25,00 33,58
124,35 30,00 19,50 24,25
108,91 30,00 5,00 5,45
89,48
83,83
95,66
94,63
81,69
75,88
81,49
84,21
89,14
100,75
100,10
103,47
37,99 0,00 200,00 37,99
41,17 0,00 200,00 41,17
64,61 0,00 200,00 64,61
91,87 0,00 200,00 91,87
71,91 0,00 200,00 71,91
148,06 0,00 200,00 148,06
97,97 0,00 200,00 97,97
-1,51 -1,51 198,49 0,00
-84,48 -84,48 115,52 0,00
-78,75 -78,75 121,25 0,00
-61,87 -61,87 138,13 0,00
82,60 0,00 200,00 82,60
7,60
8,24
12,93
18,38
14,39
29,63
19,60
0,00
0,00
0,00
0,00
16,53
5,70 5,16 10,86 -2,76 10,36 30,39 40,75 70,79 2.884.502,22 25.846,79
6,18 5,43 11,61 0,75 7,49 32,93 40,42 70,79 2.861.361,28 27.407,68
9,70 5,81 15,50 3,89 9,04 51,68 60,72 70,79 4.298.297,04 38.515,21
13,79 7,75 21,54 6,04 12,35 73,48 85,83 70,79 6.075.943,10 56.258,73
10,79 10,77 21,56 0,02 14,37 57,52 71,89 70,79 5.089.007,58 45.600,43
22,22 10,78 33,00 11,44 18,19 118,43 136,62 70,79 9.671.172,62 89.547,89
14,70 16,50 31,20 -1,80 21,40 78,36 99,76 70,79 7.062.308,47 63.282,33
0,00 15,60 15,60 -15,60 15,60 0,00 15,60 70,79 1.104.408,69 9.896,14
0,00 7,80 7,80 -7,80 7,80 0,00 7,80 70,79 552.204,34 5.113,00
0,00 3,90 3,90 -3,90 3,90 0,00 3,90 70,79 276.102,17 2.474,03
0,00 1,95 1,95 -1,95 1,95 0,00 1,95 70,79 138.051,09 1.278,25
12,40 0,98 13,37 11,42 5,11 66,07 71,18 70,79 5.038.824,45 45.150,76
25,85
27,41
38,52
56,26
45,60
89,55
63,28
9,90
5,11
2,47
1,28
45,15
LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TONGGAUNA KABUPATEN KOLAKA TIMUR, SULAWESI TENGGARA (Design of Tonggauna Weir at Kolaka Timur, Southeast Sulawesi)
LAMPIRAN 4 KURVA S, MAN POWER, NETWORK PLANNING
UNDIP – KEMENPUPERA
Administrasi Dan Dokumentasi 270
Dewatering
Pintu Pengambilan
Galian Alat Berat
3
0
0 0
Mobilisasi dan Demobilisasi 2
1
2
Pembersihan
2
4
2
6
Pengukuran
6
1
3
7 7
Pemasangan Bouwplank 3
4
10
Penyediaan Direksi Keet 3
10
5
13
Pembuatan Gudang Material Dan Barak Pekerja
13
2
6
15 15
Kistdam 5
7
20 20
Galian Tanah Dengan Alat Berat 9
8
29 29
Galian Tanah Dengan Alat Berat 9
9
38
Pasangan Batu
38
39
10
77 77
Galian Tanah Manual 43
11
120
Penulangan 107
120
12
227 227
Bekisting 20
13
Beton K.225
247 247
16
14
263 263
Pintu Pembilas Bendung 3
Timbunan Kembali Pada Bangunan
Kistdam 9
Pembersihan
Pasangan Batu 108
Urutan Pekerjaan
EET (Earliest Even Time) Jenis Pekerjaan
1
2
X
3
4
Dummy
Lintasan Kritis Durasi Pekerjaan (Hari)
LET (Latest Even Time)
17
185 194
Pasangan Batu dan Plesteran 43
18
228
Siaran
237
33
19
16
266 267
266 266
Pintu Penguras 3
Finishing 4
21
270 270
BARCHART MAN POWER MINGGUAN NO.
I.
URAIAN PEKERJAAN
VOLUME
DURASI (HARI)
BULAN 1
BULAN 2
1
2
3
4
5
6
2 100
100
140
140
170
70
7
BULAN 3 8
9
10
11
BULAN 4 12
13
14
15
BULAN 5 16
17
18
BULAN 6
19
20
21
22
23
BULAN 7 24
25
BULAN 8
26
27
28
45
105
105
7
7
29
30
31
BULAN 9 32
33
34
35
BULAN 10 36
37
38
39
40
1.40
PEKERJAAN PERSIAPAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Mobilisasi & Demobilisasi Pembersihan Kupasan Pengukuran Pemasangan Bouwplank Penyediaan Direksi Keet Pembuatan Gudang Material dan Barak Pekerja Pekerjaan Dewatering Pekerjaan Kistdam Administrasi dan Dokumentasi
II.
PEKERJAAN TANAH
1 2 3 4 5 6
SATU AN
Galian Tanah dengan Alat Berat Galian Tanah dengan Manual Timbunan Tanah Timbunan Kembali pada Bangunan Jalan Inspeksi Sub-Base Klas C Gebalan Rumput
ls m² m² m' m' m² m² ls m3 ls
1,00 10.796,05 3.750,00 256,67 256,67 200,00 116,00 1,00 495,00 1,00
2 36 17 1 3 3 2 150 27 270
m³ m³ m³ m³ m³ m²
13.900,02 585,72 7.129,80 2.901,57 708,30 1.980,00
100 43 7 97 22 22
1.20
4
7
30 30 10
10 35
35
35
35
35
35
35
7
35 42 7
35
70 7
30 84 7
35
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
35 70 7
35 98 7
35 14 7
25
175
175
175
175
175
175
175
175
175 70
175 70
175 70
175 70
175 70
175 70
25 10 60
35
35
35
35
35
35
35
20
7
7
7
7
7
7
7
7
1.00 7
7
7
7
7
7
24 30 30 30
32 70 70 70
7
7
7
7
4
800
70
70
70
70
70
70
70
40
70 70 70
70 50 50
70
70
600 III. 1 2 3 4 5 6 IV.
PEKERJAAN BENDUNG DAN BANGUNAN PELENGKAP Pasangan Batu Kali Plesteran Siar Penulangan (Pembesian) Bekisting Beton K.225
m³ m² m² kg m² m³
5.057,64 2.959,02 1.878,29 2.912,52 389,86 196,85
bh bh bh ls
2,00 2,00 3,00 1,00
190 61 33 107 20 16
250
500
550
650
700
725
750
800
800
850
850
850
850
850
850
850
850
850
800
800
800
650 120
650 120
650 120
650 120
550 210
500 210
252
294
294
294
294
294
294
294
294
294
294
294
294
294
294
145 350 84 126 76
300 196
200 196
80 196
196
56
133
133
38 100
140
80
400
PEKERJAAN LAIN-LAIN
200 1
2
Pintu Sorong Baja a. Pembilas Bendung (b = 1.05 m) b. Pengambilan (b = 1.50 m) c. Penguras (b = 1.75 m) Finishing JUMLAH MAN POWER PER MINGGU
15 15 15 20 0,00
JUMLAH TENAGA KERJA (ORG) Man Power Mingguan (OK)
3 3 3 4 113
177
252
322
466
579
717
767
867
917
942
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
1.037 1.087 1.087 1.137 1.207 1.235 1.253 1.256 1.256 1.256 1.256 1.256 1.206 1.206 1.206 1.176 1.176 1.071 1.071 1.061 1.011
0
902
878
746
591
413
243
39
0
33
34
35
36
37
38
39
40
1.400
1.200 1.000
800 600 400
200 0
12
13
14
15
16
17
18
19
20 21 22 MINGGU KE-
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
1/2
KURVA S PEMBANGUNAN BENDUNG TONGGAUNA NO.
I.
URAIAN PEKERJAAN
SATU AN
VOLUME
%
PEKERJAAN PERSIAPAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Mobilisasi & Demobilisasi Pembersihan Kupasan Pengukuran Pemasangan Bouwplank Penyediaan Direksi Keet Pembuatan Gudang Material dan Barak Pekerja Pekerjaan Dewatering Pekerjaan Kistdam Administrasi dan Dokumentasi
II.
PEKERJAAN TANAH
BOBOT
DURASI (HARI)
BULAN 1 1
2
3
BULAN 2 4
5
6
7
BULAN 3 8
9
10
11
BULAN 4 12
13
14
15
BULAN 5 16
17
18
19
BULAN 6 20
21
22
23
BULAN 7 24
25
26
27
BULAN 8 28
29
30
31
BULAN 9 32
33
34
35
BULAN 10 36
37
38
39
40
11,27052 ls m² m² m' m' m² m² ls m3 ls
1,00 10.796,05 3.750,00 256,67 256,67 200,00 116,00 1,00 495,00 1,00
3,16700 0,77473 0,30849 0,00753 0,11854 2,99027 1,73436 0,27454 1,82831 0,06676
2 36 17 1 3 3 2 150 27 270
100%
3,167 0,108 0,108 0,151 0,151 0,183 0,075 0,054 0,127 0,127
90%
0,008 0,119 2,990 0,867 0,867
80%
0,011 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,007 0,339 0,406 0,203 0,339 0,474 0,068 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,001
70%
1 2 3 4 5 6 III.
13,49341
Galian Tanah dengan Alat Berat Galian Tanah dengan Manual Timbunan Tanah Timbunan Kembali pada Bangunan Jalan Inspeksi Sub-Base Klas C Gebalan Rumput
m³ m³ m³ m³ m³ m²
13.900,02 585,72 7.129,80 2.901,57 708,30 1.980,00
PEKERJAAN BENDUNG DAN BANGUNAN PELENGKAP
4,90591 0,33439 4,15166 2,63661 1,24320 0,22164
100 43 7 97 22 22
0,049 0,343 0,343 0,343 0,343 0,343 0,343 0,343 0,343 0,343 0,343 0,343 0,343 0,343 0,343 0,049 0,054 0,054 0,054 0,054 0,054 0,054 0,008 0,163 0,190 0,190 0,190 0,190 0,190 0,190 0,190 0,109
60% 1,779 0,082 0,170 0,030
2,372 0,190 0,190 0,190 0,190 0,190 0,396 0,396 0,283 0,071 0,071 0,050
50%
67,28993
40% 1 2 3 4 5 6 IV. 1
2
Pasangan Batu Kali Plesteran Siar Penulangan (Pembesian) Bekisting Beton K.225
m³ m² m² kg m² m³
PEKERJAAN LAIN-LAIN Pintu Sorong Baja a. Pembilas Bendung (b = 1.05 m) b. Pengambilan (b = 1.50 m) c. Penguras (b = 1.75 m) Finishing JUMLAH BOBOT JUMLAH PROGRES PER MINGGU JUMLAH PROGRES KUMULATIF
Grafik Kurva S (OK)
5.057,64 59,35949 2.959,02 2,08882 1.878,29 1,03810 2.912,52 0,45628 389,86 0,67184 196,85 3,67540
190 61 33 107 20 16
0,758 1,517 1,668 1,972 2,123 2,199 2,275 2,427 2,427 2,578 2,578 2,578 2,578 2,578 2,578 2,578 2,578 2,578 2,427 2,427 2,427 1,972 1,972 1,972 1,972 1,668 1,517 0,440 0,137 0,137 0,137 0,137 0,240 0,240 0,400 0,342 0,228 0,091 0,094 0,220 0,220 0,220 0,220 0,063 0,026 0,030 0,030 0,030 0,030 0,030 0,030 0,030 0,030 0,030 0,030 0,030 0,030 0,030 0,030 0,013 0,134 0,235 0,235 0,067 1,149 1,608 0,919
30%
20%
7,94613
bh bh bh ls
2,00 2,00 3,00 1,00
1,08748 2,21934 4,53116 0,10816
3 3 3 4
10%
1,087 2,219 4,531 0,108
100,00 0,00 3,28 0,00 3,28
4,09 7,37
1,41 8,78
0,50 0,95 1,39 1,87 2,03 2,33 2,48 2,56 2,69 2,84 2,84 2,99 3,33 3,46 2,91 2,81 2,81 2,81 2,81 2,81 2,66 2,66 2,63 2,27 2,27 2,14 2,14 1,94 1,79 3,14 3,83 1,34 2,05 2,02 4,48 4,64 9,27 10,22 11,61 13,49 15,51 17,84 20,32 22,88 25,57 28,41 31,25 34,24 37,57 41,03 43,94 46,75 49,56 52,37 55,19 58,00 60,66 63,32 65,95 68,22 70,49 72,63 74,77 76,71 78,49 81,64 85,47 86,81 88,86 90,88 95,36 100,0
2/2
LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TONGGAUNA KABUPATEN KOLAKA TIMUR, SULAWESI TENGGARA (Design of Tonggauna Weir at Kolaka Timur, Southeast Sulawesi)
LAMPIRAN 5 GAMBAR KERJA
UNDIP – KEMENPUPERA
+399.80 +397.020 +399,850 m
+398.223 +399.294
+399.63 +398.122 +399.020
+398,735 m
+397.320
+397.221
+398.893
+398,614 m
+398.995
+396.820
+397.815 +400.74 m
+398.41 m
+396.225
+398.194
+394.70 m
+394.981 +395.081 +395.966
Pintu Pembilas Bendung Pintu Sorong = 1 buah Lebar = 2.10 m
+394.970 m
+396.020 .7
+397.016
+395.126
+397.318
+397.138
m
+396,320 m
+396.315
+398.41 m
94
+400.74 m
1
+395.000
+400.74 m
+3
Pintu Pengambilan Pintu Sorong = 2 buah Lebar = 1.50 m
96
.7
9
+396.532 +397.318
+398.36 m
+3
+397,835 m
+395.620
+395.303 +395.276
+392.79 m
Mercu Bendung +397.91 m
Lantai Muka +395.00 m
Kolam Olak +391.91 m
+395,619 m
Q Banjir Rencana = 231.16 m3/det
+395.225 +396,765 m
+391.82 m
+398,385 m
+397,994 m
+398.36 m
+398.36 m
+397.815
+398.000
.9 94 +3
+395.38 m
+397.320 +398,920 m
+398.520
+396.74 m
+396.12 m
1
m
+398.36 m
b if B
+398.36 m
Saluran Penguras v = 1,5 m = 1,5 h = 0,93 m L = 50,00 m
= 2,60 m = 0,0040 = 5,39 m
Pintu Saluran Penguras Pintu Sorong = 3 buah Lebar = 1.75 m
Saluran Kantong Lumpur = 7,00 m = 0,000072 = 10,51 m
m is L
= 1,5 = 0,0036 = 205,00 m
+398.12 m
+398.12 m
+396.54 m
b in B
+398.520 +400.003 m
+398.823 +398.400
A v h B
+397.421
Saluran Primer = 2.200,00 Ha = 1,00 m m = 1,5 = 0,99 m b = 2,00 = 4,94 m L = 300,00 m
+398.521
+398.520
PETA SITUASI SKALA 1 : 850 PROGRAM S1 LINTAS JALUR JURUSAN TEKNIK SIPIL KERJASAMA KEMENPUPR - UNDIP SEMARANG
LOKASI :
DESA TONGGAUNA KECAMATAN TONGGAUNA KABUPATEN KOLAKA TIMUR PEKERJAAN :
GAMBAR :
PERENCANAAN BENDUNG TONGGAUNA KABUPATEN KOLAKA TIMUR, PROPINSI SULAWESI TENGGARA
PETA SITUASI
DISETUJUI :
DIRENCANAKAN :
PEMBIMBING 1 :
PEMBIMBING 2 :
Ricky Pondaag Nim : 21010114183009
Ir. Salamun, MT Nip : 195701081986021001
Ir. Hary Budieny, MT Nip : 195903231988032001
Yasser Nim : 21010114183011
NO. GAMBAR :
JUMLAH GAMBAR :
01
06
D
E
C
+400.74 m
+398.41 m
+391.82 m
+394.70 m
+392.79 m
Kolam Olak +391.91 m
Lantai Muka +395.00 m
Mercu Bendung +397.91 m
A Q Banjir Rencana = 231.16 m3/det
A
Pintu Pembilas Bendung Pintu Sorong = 1 buah Lebar = 1.05 m
F
F Pintu Pengambilan Pintu Sorong = 2 buah Lebar = 1.50 m
m
B
+398.41 m
+3
+400.74 m
1
+400.74 m
94 .7
B
G
J
96 .7
9
m
G +3
+398.36 m
H+398.36 m 94 . +396.74 m
+398.36 m
+3
+395.38 m +398.36 m
+398.36 m
J
+396.12 m
91
m
C
b if B
Saluran Penguras v = 1,5 m = 1,5 h = 0,93 m L = 50,00 m
= 2,60 m = 0,0040 = 5,39 m
Pintu Saluran Penguras Pintu Sorong = 3 buah Lebar = 1.75 m
D
E
= 7,00 m = 0,000072 = 10,51 m
m is L
= 1,5 = 0,0036 = 205,00 m
+398.12 m
I
+396.54 m
Saluran Kantong Lumpur b in B
+398.12 m
I
H
A v h B
Saluran Primer = 2.200,00 Ha = 1,00 m m = 1,5 = 0,99 m b = 2,00 = 4,94 m L = 300,00 m
Denah Bendung SKALA 1 : 500
PROGRAM S1 LINTAS JALUR JURUSAN TEKNIK SIPIL KERJASAMA KEMENPUPR - UNDIP SEMARANG
LOKASI :
DESA TONGGAUNA KECAMATAN TONGGAUNA KABUPATEN KOLAKA TIMUR PEKERJAAN :
GAMBAR :
PERENCANAAN BENDUNG TONGGAUNA KABUPATEN KOLAKA TIMUR, PROPINSI SULAWESI TENGGARA
DENAH BENDUNG
DISETUJUI :
DIRENCANAKAN :
PEMBIMBING 1 :
PEMBIMBING 2 :
Ricky Pondaag Nim : 21010114183009
Ir. Salamun, MT Nip : 195701081986021001
Ir. Hary Budieny, MT Nip : 195903231988032001
Yasser Nim : 21010114183011
NO. GAMBAR :
JUMLAH GAMBAR :
02
06
+400.74 m Muka Air Banjir +399.74m Muka Air Normal
+398.41 m
+397.91 m Beton K.225
Muka Air di Hilir +396,38 m
+396.09 m 1 :1
Dasar Sungai +395.00 m
12.00
1.00
4.50
0.20
0.70
0.50
0.50
+394.70 m
1:4
4.50
0.70
4.00
0.99
+392.79 m +391.91 m
1 1:
0.50 0.50
0.50
3.36
7.00 12.00
15.00 0.57 2.00
2.00
0.90
SKALA 1 : 200
1.00
POTONGAN A - A
1.00
2.57
2.80
9.54
0.75
7.70
1.76
12.00
11.30
3.50
12.00
2.75 Pintu Sorong Pengambilan b = 1.50 m
Pintu Sorong Pembilas Bendung b = 1.05 m
+400.74 m +399.74m Muka Air Banjir +398.41 m +396.79m
Beton K.225
Muka Air di Hilir +396.38 m
+396.09 m +395.00 m Dasar Sungai
+394.70 m 1.00
0.50
0.70
4.00
3.36
4.50
0.50 0.50
0.99
0.50
0.70
0.50
+392.79 m +391.91 m
0.20 1 1:
1
:1
1:4
4.50
12.00
7.00 15.00
12.00
0.57 2.00 2.57
12.00
11.30
2.80
1.00
9.54
1.00
1.76
0.90
12.00
POTONGAN B - B SKALA 1 : 200 2.00
7.70
PROGRAM S1 LINTAS JALUR JURUSAN TEKNIK SIPIL KERJASAMA KEMENPUPR - UNDIP SEMARANG
LOKASI :
DESA TONGGAUNA KECAMATAN TONGGAUNA KABUPATEN KOLAKA TIMUR PEKERJAAN :
GAMBAR :
PERENCANAAN BENDUNG TONGGAUNA KABUPATEN KOLAKA TIMUR, PROPINSI SULAWESI TENGGARA
POTONGAN
DISETUJUI :
DIRENCANAKAN :
PEMBIMBING 1 :
PEMBIMBING 2 :
Ricky Pondaag Nim : 21010114183009
Ir. Salamun, MT Nip : 195701081986021001
Ir. Hary Budieny, MT Nip : 195903231988032001
Yasser Nim : 21010114183011
NO. GAMBAR :
JUMLAH GAMBAR :
03
06
Pintu Sorong Pembilas Bendung b = 1.05 m
+400.74 m
+400.74 m
1
:1
M.A Banjir + 399.74
1
:1
+397.91 m
1.00
1.00 1.00
1.00
0.50
0.50
Dasar Sungai +395.00 m
1.05 1.05
24.40 27.50
POTONGAN C - C SKALA 1 : 200
Pintu Sorong Pembilas Bendung b = 1.05 m
+400.74 m
+400.74 m
0.75
0.75
1.75
Selimut Beton K.225 t = 30 cm
8.41
+391.91 m
3.00
1.50
1.00 0.50
3.50
0.50
+395.00 m
0.30
0.30 1.75
+398.41 m
+397.91 m
+397.75 m +396.79 m +396.12 m
1
+398.41 m
:1
M.A Banjir + 399.74 m
27.50
3.00
POTONGAN D - D
PROGRAM S1 LINTAS JALUR JURUSAN TEKNIK SIPIL KERJASAMA KEMENPUPR - UNDIP SEMARANG
SKALA 1 : 200
LOKASI :
DESA TONGGAUNA KECAMATAN TONGGAUNA KABUPATEN KOLAKA TIMUR PEKERJAAN :
GAMBAR :
PERENCANAAN BENDUNG TONGGAUNA KABUPATEN KOLAKA TIMUR, PROPINSI SULAWESI TENGGARA
POTONGAN
DISETUJUI :
DIRENCANAKAN :
PEMBIMBING 1 :
PEMBIMBING 2 :
Ricky Pondaag Nim : 21010114183009
Ir. Salamun, MT Nip : 195701081986021001
Ir. Hary Budieny, MT Nip : 195903231988032001
Yasser Nim : 21010114183011
NO. GAMBAR :
JUMLAH GAMBAR :
04
06
Pintu Sorong Pembilas Bendung b = 1.05 m
+400.74 m
+400.74 m
1
1.00
0.30
+395.00 m
1.00
1.00
1.75
1.00
+392.79 m +391.91 m
1.40
0.50
1.40
0.50
1.40
0.50
0.50
1.50
0.50
0.30
:1
3.50
:1
1
1.75
+398.41 m
+397.91 m
+397.75 m +396.79 m +396.12 m
1
+398.41 m
:1
M.A Banjir + 399.74
21.80 27.50
POTONGAN E - E SKALA 1 : 200
Pintu Sorong Pembilas Bendung b = 1.05 m
Pintu Sorong Pengambilan b = 1.50 m
+400.74 m Pintu Sorong Saluran Penguras b = 1.75 m
+398.36 m
+398.36 m +397.75 m
+397.91 m +396.79 m
+397.74 m +396.57 m
+396.59 m +396.12 m
+396.44 m +395.84 m
+395.38 m
+395.00 m
+396.24 m +395.64 m
+394.91 m
+394.71 m
L (intake) = 23.50 m
L (Kantong Lumpur) = 205.00 m
0.80
1.00
+393.93 m
3.00
L (Saluran Penguras) = 50.00 m
+391.82 m
3.00
POTONGAN F - F SKALA 1 : 200
PROGRAM S1 LINTAS JALUR JURUSAN TEKNIK SIPIL KERJASAMA KEMENPUPR - UNDIP SEMARANG
LOKASI :
DESA TONGGAUNA KECAMATAN TONGGAUNA KABUPATEN KOLAKA TIMUR PEKERJAAN :
GAMBAR :
PERENCANAAN BENDUNG TONGGAUNA KABUPATEN KOLAKA TIMUR, PROPINSI SULAWESI TENGGARA
POTONGAN
DISETUJUI :
DIRENCANAKAN :
PEMBIMBING 1 :
PEMBIMBING 2 :
Ricky Pondaag Nim : 21010114183009
Ir. Salamun, MT Nip : 195701081986021001
Ir. Hary Budieny, MT Nip : 195903231988032001
Yasser Nim : 21010114183011
NO. GAMBAR :
JUMLAH GAMBAR :
05
06
Pintu Sorong Pengambilan b = 1.50 m
+400.74 m
+400.74 m 0.50
+399.74 m
3.45
+396.79 m 0.30 0.50
0.60
1.50
1.50
1.50
1.50
POTONGAN G - G SKALA 1 : 100
Pintu Sorong Saluran Penguras b = 1.75 m
+398.36 m
+398.36 m +397.74 m
+ 398.36 m + 398.12 m
+398.12 m + 397.52 m
+396.74 m
+ 398.36 m + 398.12 m + 397.52 m 1: 1.5
+ 397.74 m
+ 396.74 m + 396.54 m
+396.54 m
0.30
1.5 1:
0.30
+395.38 m
0.30
0.30 0.30 0.60
0.60
7.00
2.00
0.30
L (Saluran Primer) = 300.00 m 1.10
POTONGAN H - H
POTONGAN I - I
SKALA 1 : 100
SKALA 1 : 100
+ 396.44 m
+ 396.44 m
1
+ 395.84m :1 ,5
1
,5 :1
PROGRAM S1 LINTAS JALUR JURUSAN TEKNIK SIPIL KERJASAMA KEMENPUPR - UNDIP SEMARANG
+ 394.91 m
0.30
2.60
0.30
PERENCANAAN BENDUNG TONGGAUNA KABUPATEN KOLAKA TIMUR, PROPINSI SULAWESI TENGGARA
POTONGAN
SKALA 1 : 100
DESA TONGGAUNA KECAMATAN TONGGAUNA KABUPATEN KOLAKA TIMUR PEKERJAAN :
GAMBAR :
POTONGAN J - J
LOKASI :
DISETUJUI :
DIRENCANAKAN :
PEMBIMBING 1 :
PEMBIMBING 2 :
Ricky Pondaag Nim : 21010114183009
Ir. Salamun, MT Nip : 195701081986021001
Ir. Hary Budieny, MT Nip : 195903231988032001
Yasser Nim : 21010114183011
NO. GAMBAR :
JUMLAH GAMBAR :
06
06