TUMBUH KEMBANG (GANGGUAN TUMBUH) Bayi laki laki 11 bulan dibawa ibunya karena ia sering batuk pilek dan diare. Bayi lahir di bidan. Berat lahir 2,6 gram, tidak langsung menangis, setelah 5 menit baru menangis lemah. Sampai Sampai dengan dengan usia 8 bulan tumbuh kembang kembang normal, normal, namun penimbangan penimbangan selama 3 bulan terakhir berat badannya hanya 8 kg (BB tidak naik). Riwayat perkembangan : bayi sudah bisa tengkurap bolak bali, belum bisa duduk dan berdiri sendiri. Bayi mengoceh kadang-kadang, tangan belum bisa memegang kerincingan. Anak ini tidak diberikan kerincingan sesuai ajaran Islam. Mulai usia 3 bulan sudah diberi susu formula, pisang dan bubur bayi karena sering menangis. Sekarang makan sayur sop, mie atau tahu tempe kadang kadang telur. Riwayat imunisasi : tidak dilakukan imunisasi BCG, polio 2 kali, hepatitis B tidak diberikan, DPT umur 4 bulan dan 6 bulan. Pada pemeriksaan fisik, rambut halus kemerahan, rontok, tulang pipi menonjol, kelopak mata cekung, konjungtiva pucat. Bayi ini anak ke 3 dari 3 bersaudara.
1
STEP 1 LO 1. Memahami dan menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan anak 1.1. Memahami faktor-faktor pertumbuhan dan perkembangan anak 1.2. Memahami pengukuran pertumbuhan dan perkembangan anak 1.3. Memahami peran nutrisi dalam pertumbuhan dan perkembangan anak LO 2. Memahami dan menjelaskan ASI 2.1. Memahami komposisi ASI 2.2. Memahami macam-macam ASI 2.3. Memahami manfaat ASI 2.4. Memahami cara pemberian ASI LO 3. Memahami dan menjelaskan imunisasi LO 4. Memahami dan menjelaskan gangguan perkembangan anak LO 5. Memehami dan menjelaskan ASI dalam Islam
2
STEP 2
3
STEP 3 1. Pertumbuhan dan perkembangan anak 1.1.
Memahami faktor-faktor pertumbuhan dan perkembangan
Perkembangan bayi Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak antara lain:
Faktor dalam Ras/etnik atau bangsa : Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memilki faktor herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya Keluarga: Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek, gemuk atau kurus Umur : Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah masa prenatal, tahun pertama kehidupan dan masa remaja. Jenis kelamin : fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada laki-laki.. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat Genetik : adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil. Kelainan kromosom : Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhanseperti pada sindroma Down's dan sindroma Turner's. •
•
•
•
•
•
Faktor luar Faktor prenatal Gizi : Nutrisi ibu hamil terutama dalam trisemester akhir kehamilan akan mempengaruhipertumbuhan janin Mekanis : Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kongenital seperti club foot Toksi/zat kimia :beberapa obat-obatan dapat menyebabkan kelainan kongenital. Radiasi Paparan radium dan sinar rontgen dapat kelainan pada janin seperti deformitas anggota gerak Infeksi : Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh virus TORCH dapat menyebabkan kalainan pada janin, katarak, bisu tuli, retasdasi mental dam kelainan jantung. Kelainan imunologi : Adanya perbedaan golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan kerusakan jaringan otak Psikologi ibu : Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakukan salah/kekerasan mental pada ibu hamil dan lain-lain •
• • •
•
•
•
Faktor persalinan Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan keruskaan jaringan otak 4
Faktor pascasalin Gizi : untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat Penyakit kronis/kelainan kongenital : tuberkolosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani Lingkukan fisis dan kimia : Lingkungan sebagai tempat anak hidup berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak. Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu mempunya dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak. • •
•
Psikologis Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertetkan, akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya Sosio-ekonomi Kemisikinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan anak. Lingkungan pengasuhan Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak Stimulasi Pertumbuhan memerlukan rangsang/stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak. Obat-obatan Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghamba pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon pertumbuhan
Saat bayi berumur 1 bulan Ia akan melakukan gerakan-gerakan yang merupakan refleks, seperti membuka mulut, mencari puting susu, menghisap, dan menelan. Jika pipinya disentuh, maka ia akan menggerakkan kepalanya ke arah yang sama. Ia sudah dapat tersenyum. Matanya diarahkan ke arah tertentu seperti tembok atau jendela, karena belum dapat melihat benda-benda yang terletak jauh dengan jelas. Ia sering kali memasukkan tinju dan jarinya ke dalam mulut. Ia memegang jari yang disodorkan pada telapak tangannya. Ia akan menangis jika merasa lapar. Jika ditidurkan dalam keadaan tengkurap, ia akan menggerakan kepalanya ke sisi. Tidur secara terus menerus, dan hanya bangun untuk disusui atau mendapat botol untuk dihisap. Saat bayi berumur 2 bulan Ia sudah bisa miring ke kanan dan ke kiri. Ia sudah dapat membedakan muka dan suara. Dengan matanya, ia dapat mengikuti gerakan benda yang terletak di dekat matanya. Ia dapat memegang benda yang diberikan selama beberapa detik, dan melepaskannya kembali. Ia dapat meminta perhatian dengan menggerakkan lengan dan kakinya. Dan ia akan menghisap setiap benda yang dipegangnya.
5
Saat bayi berumur 3 bulan Ia dapat mengangkat kepala dan tubuhnya jika diletakkan dalam posisi tengkurap. Memegang mainan dengan kedua tangannya. Ia melihat kesana-kemari, dan ia akan mencoba mencari suara atau musik jika mendengarnya. Ia dapat duduk dalam beberapa waktu jika ditunjang. Ia menegakkan kepalanya ketika didudukkan, dan menangis jika ditinggal. Saat bayi berumur 4 bulan Ia sudah dapat memegang benda yang diletakkan di tangannya. Ia dapat menggeser tubuhnya untuk mencapai dan memegang benda. Memasukkan benda dalam mulutnya. Jika diangkat dalam posisi berdiri akan menginjak dengan kedua kakinya. Ia mulai mengoceh, dan tertawa. Senang main dengan mainan yang ada. Saat bayi berumur 5 bulan Ia akan berhenti menangis jika mendengar suara ibunya, menangis jika mainannya diambil. Dapat memindahkan benda dari tangan yang satu ke tangan lainnya. Ia meniru gerakan orang lain yang dilihatnya. Membawa kakinya ke mulut dan menghisap jari kakinya. Senyum dan ngoceh untuk mendapat perhatian. Ia dapat tertawa di hadapan cermin. Saat bayi berumur 6 bulan Berbalik dari posisi telentang menjadi posisi tengkupan, atau sebaliknya. Bila didudukkan sapat duduk sendiri tanpa ditunjang. Ia suka menjatuhkan mainan yang diberikan, dan meminta untuk diambilkan kembali. Ia senang bermain dengan kakak-kakaknya. Senang jika didirikan, serta suda mulai banyak mengeluarkan suara. Saat bayi berumur 7 bulan Dapat mengangkat badannya dengan tangan dan lutut. Menggeser badannya ke belakang (mundur) atau ke depan (maju). Membawa mainan yang ia sukai terus menerus dan marah jika mainannya diambil. Mencoba untuk berdiri, suka membuat suara dengan mengetuk atau mengocok benda yang ada dalam genggamannya. Menarik-narik rambut dan telinganya, bermain dengan kakinya. Saat bayi berumur 8 bulan Ia sudah dapat merangkak, duduk tanpa bantuan, mengangkat badan dengan bantuan box, atau kursi hingga dalam posisi berdiri. Memegang botol dan minum sendiri. Mendorong benda yang tidak ia sukai. Mengambil benda-benda kecil, berteriak memanggil orang lain. Saat bayi berumur 9 tahun Ia dapat berdiri untuk sementara saat tangannya dipegangi. Dapat duduk sendiri dan berputar-putar. Memasukkan jari-jarinya ke dalam lubang. Mengerti satu dua kata dan bereaksi jika diperintah. Saat bayi berumur 10 bulan Ia sudah dapat duduk sendiri tanpa bantuan. Merangkak dengan baik, naik di kursi atau tangga rumah, berjalan dengan bantuan, mengangkat kakinya jika Anda sedang memakaikannya celana. Meniru suara terbatuk-batuk. Mengatakan ”papa”, ”mama”, senang bermain dengan mainan tertentu, memegang kue dan memakannya. Mengerti yang diperintahkan dan melakukannya, mulai takut terhadap orang yang tidak dikenal. Saat bayi berumur 11 bulan
6
Berdiri lama tanpa bantuan. Berjalan jika dipegangi satu atau dua tangannya. Mengubah posisi berdiri menjadi duduk tanpa bantuan. Dapat memegang benda-benda kecil dengan ibu jari dan telunjuknya. Ia dapat menelanbeberapa kali secara berturut-turut jika diberikan minum melalui cangkir. Menggunakan kedua tangannya secara bersama-sama untuk melakukan fungsi yang berbeda, seperti mengambil benda dari tangan kanannya dan mengangkat badan dengan tangan kirinya. Takut bila didekati orang yang tidak dikenal, akan tetapi senang dengan anak lain. Mengerti lebih banyak kata yang diucapkan. Saat bayi berumur 12 bulan Banyak berjalan meski langkahnya belum stabil, banyak merangkak, banyak bermain dengan mainan yang ia senangi, senang membuka pakaiannya, merasa takut pada orang yang tidak ia kenal dan keadaan yang tidak biasa. Memegang pensil dan kapur untuk membuat coret-coretan. Untuk mengambil mainan, menghisap jempol dan memasukkan makanan dalam mulutnya lebih sering menggunakan tangan tertentu (kanan atau kiri). Menolak jika ditidurkan, dapat berbicara 2 hingga 3 kata.
1.2 •
Memahami pengukuran pertumbuhan dan perkembangan anak
Parameter penilaian pertumbuhan fisik 1. Ukuran antropometik Untuk menilai pertumbuhan fisik anak, sering di gunakan ukuran – ukuran antropometik Yang dibedakan menjadi 2 kelompok yang meliputi : A. Tergantung umur ( age dependence ) Berat badan ( bb ) terhadap umur Tinggi / panjang badan ( tb ) terhadap umur Lingkaran kepala ( lk ) terhadap umur Lingkaran lengan atas ( lla ) terhadap umur Kesulitan menggunakan cara ini adalah menetapkan umur anak yang tepat, karena tidak semua anak mempunyai catatan mengenai tanggal lahirnya. B. Tidak tergantung umur BB terhadap TB Lla terhadap TB ( quac stick = quacker arm circumference measuring stick ) Lain – lain : lla dibandingkan dengan standar / baku, lipatan kulit pada trisep, subskapuler, abdominal dibandingkan dengan baku. Kemudian hasil pengukuran antropometik tersebut dibandingkan dengan suatu buku tertentu, misalnya baku haevad, nchs, atau baku nasional. Disamping itu masih ada ukuran antropometik lainnya, yang dipakai untuk keperluan khusus, misalnya pada kass – kasus denagn kelainan bawaan atau untuk menentukan jenis perawatan, antara lain adalah : 1. Lingkran dada, lingkaran perut dan lingkaran leher 2. Panjang jarak antara 2 titik tubuh, seperti biakkrominal untuk leher bahu, bitrokanterik untuk lebar pinggul, bitemporal untuk leher kepala, dll. 7
Berat badan
Berat badan merupakan ukuran antropometik yang terpenting, dipakai pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. Berat badan merupakan hasil peningkatan / penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, antara lain tulang, otot, lemak, cairan tubuh dan lain – lainnya. Berat badan dipakai sebagai indikator yang terbaik pada saat ini untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak, sensitif terhadap perubahan sedikit saja, pengukuran obyektif dan dapat di ulangi, dapat digunakan timbangan apa saja yang relatif murah, mudah, dan tidak memerlukan banyak waktu. Kerugiannya, indikator berat badan ini tidak sensitif terhadap propensi tubuh, misalnua pendek gemuk atau tinggi kurus. Perlu diketahui, bahwa terdapat fluktuasi wajar dalam sehari sebagai akibat masukan ( intake ) makanan dan minuman, dengan keluaran ( output ) melalui urin, feses, keringat, dan bernafas. Besarnya fluktuasi tergantung pada kelompok umur dan bersifat sangat individual, yang berkisar antara 100 – 200 gram, sampai 500 – 1000 gram bahkan lebih, sehingga adpat mempengaruhi hasil penilaian. Indikator berat badan dimanfaatkan dalam klinik itu : a. Bahan informasi untuk menilai keadaan gizi baik yang akut maupun yang kronis, tumbuh kembang dan kesehatan. b. Memonitor keadaan kesehatan, misalnya pada pengobatan penyakit. c. Dasar perhitungan dosis obat dan makanan yang perlu di berikan. Tinggi badan
Tinggi badan merupakan ukuran antropometik kedua yang terpenting, keistimewaannya adalah bahwa ukuran tinggi badan pada masa pertumbuhan meningkat terus sampai tinggi maksimal dicapai. Walaupun kenaikan tinggi badan ini berfluktuasi, dimana tinggi badan meningkat pesat pada masa bayi, kemudian melambat, dan menjadi pesat kembali ( pacu tumbuh adolensen ), selanjutnya melambat lagi dan akhirnya berhenti pada umur 18 – 20 tahun. Tulang – tulang anggota berhenti bertambah panjang, tetapi ruas – ruas tulang belakang berlanjut tumbuh sampai umur 30 tahun, dengan pengisian tulangpada ujung atas dan bawah korpus – korpus ruas – ruas tulang belakang, sehingga tinggi badan sedikit bertambah yaitu sekitar 3 – 5 mm. Antara umur 30 – 45 tahun tinggi badan tetap statis, kemudian menyusut. Keuntungan indikator tb ini adalah pengukurannya obyektif dan daptat diulang, alat dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa, merupakan indikator yang baik untuk gangguan pertumbuhan fisik yang sudah lewat ( stunting ), sebagai perbandingan terhadap perubahan – perubahan relatif, seperti terhadap nilai bb dan lla. Kerugiannya, adalah perubahan tingggi badan relatif pelan, sukar pengukur tinggi badan yang tepat, dan kadang – kadang diperlukan lebih seorang tenaga. Disamping itu dibutuhkan 2 macam teknik pengukuran, pada anak umur kurang dari 2 tahun dengan posisi berdiri. Panjang supinasi pada umumnya 1 cm lebih panjang, dari pada tinggi berdirioada anak yang sama meski diukur dengan teknik pengukuran yang terbaik dan secara cermat. Peningkatan nilai rata – rata tb orang dewasa suatu bangsa merupakan indikator peningkatan kesejahteraan / kemakmuran (perbaikan gizi, perawatan kesehatan dan keadaan sosial ekonomi), jika potensi genetik belum tercapai secara 8
optimal. Demikian pula perkawinan sebagai akibat meluasnya kebagian – bagian lain di suatu negri maupun di dunia, kemungkinan besar mempunyai andil pula pada perubahan sekular tb ini Lingkaran kepala
Lingkaran kepala mencerminkan volume intrakranial. Dipakai untuk menaksir pertumbuhan otak. Apabila otak tidak tumbuh normal maka kelapa akan kecil. Sehingga pada lingkar kelapa ( LK ) yang lebih kecil dari normal ( mikrosefali ), maka menunjukan adanya retardasi mental. Sebaliknya kalau ada penyumbatan pada aliran cairan serebrospinal pada hidrosefalus akan meningkatkan volume kepala, sehingga lk lebih besar dari normal. Sampai saat ini yang di pakai sebagai acuhan untuk lk ini adalah kurve LK dari Nellhaus yang diperoleh dari 14 penelitian di dunia, dimana tidak terdapat perbedaan yang bermakna terhadap suku bangsa, ras, maupun secara geografi. Sehingga kurve LK Nellhaus ( 1968 ) tersebut dapat di gunakan juga di indonesia. Pertumbuhan lk yang paling pesat adalah pada 6 bulan pertama kehidupan, yaitu Dari 34 cm pada waktu lahir menjadi 44 cm pada umur 6 bulan. Sedangkan pada umur 1 tahun 47 cm, 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm. Oleh karena itu manfaat pengukuran lk terbatas pada 6 bulan pertama sampai umur 2 tahun karena pertumbuhan otak yang pesat, kecuali diperlukan seperti pada kasus hidrosefalus. Lk kepala yang kecil pada umumnya sebagai : - Variasi normal - Bayi kecil - Keturunan - Retardasi mental - Kraniostenosis Lingkaran lengan atas
Lingkaran lengan atas ( lla ) mencerminkan tumbuh kembang jeringan lemak otot yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan berat badan. Lla dapat dipakai untuk menilai keadaan gizo/tumbuh pada kelompok umur persekola. Laja tumbuh lamat, dari 11 cm pada saat lahir menjadi 16 cm pada umur satu tahun. Selanjutnya tidak banyak berubah selama 1-3 tahun. Keuntungan penggunaan lla ini adalah alatnya murah bisa dibuat sendiri, mudah dibawa, cepat penggunaannya, dan dapat digunakan oleh tenaga yang tidak terdidik. Sedangkan kerugiaannya adalah lla hanya untuk identifikasi anak dengan gangguan gizi/pertumbuhan yang berat, sukar menentukan pertengahan lla tanpa menekan jaringan, dan hanya untuk anak umur 1-3 tahun, walaupun ada yang mengatakan dapat untuk anak mulai umur 6 bulan s/d 5/6 tahun. Liputan kulit
Tebalnya lipatan kulit pada derah triseps dan subskapuler merupakan refleksi tumbuh kembang jaringan lemak dibawah kulit, yang mencerminkan kecukupan energi. Dalam keadaan defisiensi, lipatan kulit menipis dan sebaiknya menebal jika masukan energi berlebihan. Tebal lipatan kulit dimanfaatkan untuk menilai terdapatnya keadaan gizi lebih, khususnya pada kasus obesitas. 9
Ukuran antropometik yang lain Ukuran antropometik yang lain, dimanfaatkan untuk menilai perawakan ( somato type). a.
Menurut hippocrates - Habitus phthisicus/perawakan tinggi kurus - Habitus apoplekticus/perawakan gemuk pendek b. Menurut kretschmer terdapat 3 jenis perawakan, yaitu : - Piknikus - Atletikus - Astenikus c. Menurut sheldon - Endomorfi - Mesomorfi - Ektomorfi, untuk perawatan yang sesuai dengan klasifikasi dari kretschmer Penilaian mengenai jenis perawakan pada mulanya digunakan untuk meramalkan sifat ( karakter ) dan kepekaan terhadap beberapa penyakit. Pada anak, jenis perawatan tersebut pada kasus tertentu diperhitungkan, walaupun tidak terlalu berpengaruh. 2. Gejala/tanda pada pemeriksaan fisik a. Keseluruhan fisik Dilihat bentuk tubuh, perbandingan bagian kepala, tubuh dan anggota. Juga Diperhatikan apa ada edema/tidak. b. Jaringan otot Pertumbuhan otot diperiksa pada lengan atas, pantat, dan paha dengan cara cubitan Tebal. c. Jeringan lemak Jeringan lemak diperiksa pada kulit dibawah triseps dan subskapuler dengan vara Cubitan tipis. d. Rambut Pada rambut yang di periksa hádala pertumbuhannya, warna, diameter ( tabal atau Tipis ) , sifat (kering atau lupus) , dan akar rambut ( mudah dicabut/ tidak ). e. Gigi – geligi Saat erupsi gigi susu, saat tanggal, san erupsi gigi hermanen. 3. Gejala/tanda pada pemeriksaan laboratorium Terutama pemeriksaandarah, yaitu antara lain kadar hb, serum protein ( albumin dan globulin ), hormon, dll. 4. Gejala/tanda pada pemeriksaan radiologis Pemeriksaan radiologis terutama untuk menilai umur biologis yaitu umur tulang ( bone age ), biasanya dilakukan kalau ada kecurigaan adanya gangguan pertumbuhan. Sehingga untuk menentukan fisik anak, kita perlu melakukan seperti kita membuat diagnosis penyakit, yaitu : a. Anamnesis Untuk memperoleh informasi tentang tubuh kembang anak selama dalam kandungan, keadaan waktu lahir termasuk bb dan tb, kecukupan makanan, 10
penyakit/kelainan yang diderita, keadaan fisik kedua orang tuannya termasuk bb dan tb nya. b. Pemeriksaan fisik Untuk memperoleh kesan klinis tumbuh kembang anak dengan informasi tentang gejala/tandatumbuh kembang. Misalnya apakah ada gejala klinik yang mengarah ke statu sidrom tertentu, apa ada edema, dll. c. Pemeriksaan penunjang Terdiri atas : - Pemeriksaan antropomentri - Pemeriksaan laboratorium - Pemeriksaan radiologik sesuai dengan keperluannya. •
Baku patokan ( reference standard ) 1. Pola tumbuh kembang Terdapat 3 macam cara untuk menunjukan variasi normal, disusun dalam bentuk tabel atau dalam kartu pertumbuhan ( geowth chart ), yaitu : a. Menggunakan Mean dan SD Mean hádala nilai rata – rata usuran anak yang di anggap normal, dengan cara ini seorang anak dapat ditentukan posisinya, yaitu : - Mean + 1 sd mencakup 66,6 % - Mean + 2 sd mencakup 95 % - Mean + 3 sd mencakup 97,7 % b. Menggunakan persentil Besarnya persentil menunjukan posisi statu hasil pengukuran dalam urutan yang khas, yaitu dari yang terkecil sampai yang terbesar, dari 100 hasil pengukuran ( 100% ). Persentil ke 10 berarti bahwa anak tersebut berada pada posisi anak ke 10 dari bawah. c. Menggunakan persentasi Besarnya variasi normal berada diantara persentasi tertentu, terhadap statu nilai patokan yang di anggap 100 %. Misalnya pada lokakarnya antropomentri gizo dep.kes. 1975 bahwa : - Nilai 100% untuk berat adalah nilai persentil ke 50 dari buku harvard. - Variasi normal berada antara 80-100% 2. Baku antropomenti gizi terdiri dari a. Baku boston atau harvard b. Baku tanner c. Baku NCHS ( national center for health statistic ) d. Hasil penelitian di indonesia
•
Interpretasi hasil pemeriksaan Keadaan pertumbuhan anak dinilai dalam 4 aspek, yaitu : 1. Corak/pola pertumbuhan Pada umumnya pada pemeriksaan fisik dapat dinilai corak/pola pertumbuhan yaitu : - Corak yang normal - Corak yang tidak normal, misalnya : - Kelainan kepala : mikro/makro sefali - Kelainan anggota gerak : kelumpuhan akibat polio
11
- Akibat penyakit metabolik/endokrin/kelainan bawaan lainnya seperti : kretin, akondroplasi, dll. 2. Proses pertumbuhan Proses pertumbuha kembang lebih banyak dinilai pada pemeriksaan antropomentik secara berkala. Anak yang normal mengikuti kurva pertumbuhan secara mantap. Suatu penyimpangan dari arah kurva yang normal, adalah suatu indikator terhadap kelainan akibat penyakit/hormonal/gizi kurang. - Penyimpanan menuju kebawah/lintas sentil kebawah/ doenward centile crossing untuk berat badan, adalah indikator gagal tumbuh ( failure to thrive ), yaitu jika bb terhadap tb kurang dari persentil ke 10 dalam 56 hari untuk bayi kurang dari 5 bulan, atau selama 3 bulan untuk bayi yang lebih tua - Penyimpanan menuju keatas/lintas sentil ke atas/upward centile crossing merupakan tanda baik keadaan kejar tumbuh ( catch up growth ) 3. Hasil pertumbuhan pada suatu waktu Menunjukan posisi anak pada suatu saat, yaitu pada persentil ke berapa untuk suatu ukuran antropometik pertumbuhannya, sehingga dapat ditentukan apakah anak tersebut terletak pada variasi normal atau tidak. Selain itu juga dapat ditentukan corak/pola pertumbuhannya. 4. Keadaan/status gizi Keadaan gizi merupakan bagian dari pertumbuhan anak. Pada pemeriksaan di lapangan dipakai cara penelitian yang disepakati bersama untuk keseragaman, baik dalam caranya maupun baku patokan yang menjadi bahan pertimbangannya. Sedangkan dalam klinik atau dalam menangani suatu kasus, tidak cukup hanya berdasarkan pemeriksaan antropometrik saja, tetapi diperlukan anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lainnya. Sehingga kita dapat mendeteksi secara dini adanya kelainan/gangguan pertumbuhan, selanjutnya mencari penyebabnya dan mengusahakan pemulihannya. 1.3
Kebutuhan gizi bayi dan balita Energi merupakan kemampuan atau tenaga untuk melakukan kerja yang diperoleh dari zat-zat gizi penghasil energi. Energi diperlukan untuk berlangsungnya proses-proses yang mendasari kehidupan. Berdasarkan hasil Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (2004) angka kecukupan energi untuk anak berusia 1-3 tahun adalah sebesar 1000 kkal/orang/hari, sedangkan untuk anak berusia 4-6 tahun adalah sebesar 1550 1000 kkal/orang/hari Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi manusia yang harganya relatif murah. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kkal. Untuk mencukupi kebutuhan energi dianjurkan sekitar 60-70% dari energi total berasal dari karbohidrat. Protein bergantung pada kemudahannya untuk dicerna dan diserap serta komposisi asam amino di dalamnya. Jika asupan asam amino kurang, pertumbuhan jaringan dan organ, berat dan tinggi badan serta lingkar kepala akan terpengaruh. besarnya kebutuhan protein berdasarkan berat badan adalah 1. 2.2 g/kg BB/hari pada usia <6 bulan, 2. 2 g/kg BB/hari pada usia 6-12 bulan, 3. 1-1.5 g/kg BB/hari pada usia di atas 1 tahun. Sementara angka kecukupan protein berdasarkan WKNPG (2004) adalah 1. 10 g/org/hari pada usia <6 bulan,
12
2. 16 g/org/hari pada usia 6-12 bulan, 3. 25 g/org/hari pada usia 1-3 tahun, 4. 39 g/org/hari pada usia 4-6 tahun. Lemak merupakan sumber energi dengan konsentrasi yang cukup tinggi. Dalam 1 g lemak dapat menghasilkan energi sebanyak 9 kkal. Lemak memiliki fungsi sebagai sumber asam lemak esensial, pelarut vitamin A, D, E, dan K, serta pemberi rasa gurih dan sedap pada makanan (Krisnatuti & Yenrina 2006). Menurut WHO (1990) dalam Almatsier (2004) sebagai sumber energi yang efisien, dianjurkan kecukupan lemak bayi menyumbang 15-30% kebutuhan energi total. Cairan Air merupakan zat gizi yang sangat penting bagi bayi dan balita, karena a. merupakan bagian terbesar dari tubuh manusia. b. risiko kehilangan air pada bayi yang terjadi melalui ginjal lebih besar daripada orang dewasa. c. bayi dan anak lebih mudah terserang penyakit dehidrasi, akibat muntah-muntah dan diare berat. Angka kecukupan cairan berdasarkan WKNPG (2004) adalah 1. 0.8 liter/hari pada usia <6 bulan, 2. 1.0 liter/hari pada usia 6-12 bulan, 3. 1.1 liter/hari pada usia 1-3 tahun, 4. 1.4 liter/hari pada usia 4-6 tahun. Vitamin dan mineral Zat Gizi Vitamin A (RE) Tiamin (mg) Riboflavin (mg) Niasin (mg) Vitamin B12 (mg) Asam folat (mg) Vitamin C (mg) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Besi (mg) Seng (mg) Iodium (mg)
2
Golongan Umur 0-6 bln 6-12 bln 375 400 0.2 0.4 0.3 0.4 4 6 0.4 0.5 65 80 40 50 200 400 100 225 5 7 1.3 7.5 90 120
Vitamin
Sumber
Vit. A
Hati, lemak, telur, susu, mentega, ikan air tawar, kangkung, wortel,pepaya, ubi merah
Vit. B1
Gandum, sayur, buah, susu, kuning telur, daging, kacang
Fungsi
1-3 thn 400 0.5 0.5
4-6 thn 450 0.8 0.6 8
0.9 150 40 500 400 8 8.2 120
1.2 200 45 500 400 9 9.7 120
kekurangan
Pengobatan dan Pencegahan Mengobati Xeroftalmia, buta Kekurangan : berikan xeroftalmia, senja, kelainan vit. A 200.000 SI peroral memelihara struktur kulit, metaplasia atau 100.00 SI i.m dan fungsi jaringan jaringan epitel epitel, untuk pertumbuhan anak normal, rodopsin Koenzim dalam Beri-beri infantil, Cegah : 1,8 mg/hari metabolisme.KH afonia (edema pita untuk ibu menyusui ; 0,4 suara) mg untuk bayi dan 0,6-2 mg untuk anak
13
Vit. B2
Daging, hati, ragi, Koenzim dari enzim susu, keju, telur, pernafasan sayur flavoprotein
Asam folat
Sayur/daun, hati
Niasin
Jagung
Vasodilator, koenzim metabolisme KH
Vit. B6
Daging, hati, ikan, sayur, beras, susu
Vit. B12
Hati segar
Pengolahan asam lemak esensial, koforamen aminotransferase dan dekarboksilase Antianemia dalam faktor ekstrinsik
VIt. C
Sayur, buah, jeruk, Pembentukan tomat, bayam, kol, jaringan kolagen, kentang pematangan eritrosit, pembentukan tulang dan dentin, respirasi jaringan Ragi, lemak ikan, Absorbsi Ca, kuning telur penururnan ekresi fosfat Kacang , bayam, Pelindung oksidasi wotel, selada, telur, vit A dan karoten, mentega, kolostrum enzim pernafasan, penguat dinding sel, pembuatan mitokondria sel Wortel, bayam, kol, Pembentukan hati babi, ikan protrombin
Vit. D
Vit. E
Vit. K
Somatitis angularis, glositis, kelainan kulit, kelainan mata Anemia makrositik megaloblastik, granulositopenia, trombositopenia, diare Pelagra, dermatitis, kadang disertai kelainan saraf & psikis Cengeng, mudah kaget, kejang
Obat: bayi 5-10 mg/hari Anak 10-20 mg/hari Cegah : 0,6 mg bayi ; 12 mg anak ; 2-3 mg dewasa Obat : 10 mg/hari
Obat : 0,02 g/kgbb/hari ; oral, sk, im
Cegah : bayi 0,2-0,5 mg/hari ; aanak 1,5-2 mg/hari
Cegah : 1-2 gram/hari Obat : vit B12 SST produksi SDM Obat : 200-300 mg/hari selama 1-2 bulan
10.000 – 20.000 SI/hari
2 ½ mg pada bayi prematur atau cukup bulan dgn ekstraksi
Tabel : ANGKA KECUKUPAN GIZI ORANG INDONESIA NO
Kelompok Umur
Berat ( Kg )
0 – 6 bl 7- 12 bl
6 8,5
BadanTinggi ( cm )
BadanEnergi Protein ( Kkal ) ( g )
Anak
1 2
60 71
550 650
10 16 14
3
1 – 3 th
12
90
1000
25
4 5
4 – 6 th 7 – 9 th
17 25
110 120
1550 1800
39 45
2.
ASI
2.1 Kandungan ASI Kandungan ASI yang utama terdiri dari: 1. Laktosa Merupakan jenis karbohidrat utama dalam asi yang berperan penting sebagai sumber energi . Selain itu laktosa juga akan diolah menjadi glukosa dan galaktosa yang berperan dalam perkembangan sistem syaraf. Zat gizi ini membantu penyerapan kalsium dan magnesium di masa pertumbuhan bayi. Komposisi laktosa dalam ASI 7gr/100ml. 2. Lemak Merupakan zat gizi terbesar kedua di asi dan menjadi sumber energi utama bayi serta berperan dalam pengaturan suhu tubuh bayi. Lemak di asi mengandung komponen asam lemak esensial yaitu: asam linoleat dan asam alda linolenat yang akan diolah oleh tubuh bayi menjadi AA dan DHA. AA dan dha sangat penting untuk perkembangan otak bayi. Komposisi lemak dalam ASI 3,7-4,8gr/100ml 3. Oligosakarida Merupakan komponen bioaktif di asi yang berfungsi sebagai prebiotik karena terbukti meningkatkan jumlah bakteri sehat yang secara alami hidup dalam sistem pencernaan bayi. Komposisi lemak dalam ASI 10-12 gr/ltr 4. Protein Komponen dasar dari protein adalah asam amino, berfungsi sebagai pembentuk struktur otak. Beberapa jenis asam amino tertentu, yaitu taurin, triptofan, dan fenilalanin merupakan senyawa yang berperan dalam proses ingatan. Komposisi lemak dalam ASI 0,8-1,0gr/100ml 2.2 Macam - Macam ASI Kandungan susu berubah selama pemberian ASI : 1. Susu awal (Fore Milk) Susu ini muncul pada awal pemberian, berwama bim dan encer. Susu ini kaya akan protein, laktosa, vitamin, mineral dan air. 2. Susu akhir (Hind Milk) Susu ini muncul diakhir pemberian ASI. Kelihatannya lebih putih daripada susu awal karena susu akhir mengandung lebih banyak lemak. Lemak ini membuat susu akhir kaya akan energi. Lemak memasok lebih dari 50 % energi dalam ASI. 2.3 Keuntungan Menyusui ASI mengandung enzim khusus (lipase) yang mencerna lemak. ASI lebih cepat dan mudah dicerna dan bayi yang diberi ASI mungkin ingin makan lagi lebih cepat daripada bayi yang diberi makanan buatan ASI selalu siap untuk diberikan pada bayi dan tidak memerlukan persiapan.
15
ASI tidak pemah basi atau menjadi jelek dalam payudara, walau ibu tidak menyusui
bayinya selama beberapa hari. Beberapa hari ibu percaya bahwa ASI dalam payudara bisa basi, padahal hal ini tidak akan terjadi. Menyusui akan membantu menghentikan pendarahan setelah melahirkan. Menyusui berdasarkan permintaan membantu mencegah kehamilan berikutnya. Menyusui baik secara kejiwaan bagi ibu dan bayi. Hal ini membantu terjadinya ikatan diantara keduanya, sehingga menjadi tak terpisahkan dan mencintai satu sarna lain. Dekat secara emosional dengan ibunya pada saat dini mungkin meningkatkan penampilan pendidikan anak kelak dikemudian hari. ASI murah, tidak perlu dibeli. Semua ASI khusus untuk bayi, sedangkan susu buatan lainnya dapat digunakan untuk keluarga lain dan tamu. ASI akan melindungi bayi terhadap penyakit dan mempercepat penyembuhan anak sampai tahun kedua kehidupan.
2.4 Cara pemberian ASI Saat terpenting waktu menyusui adalah pada beberapa hari pertama setelah melahirkan. Bila seorang ibu ditolong dengan baik pada saat ia mulai menyusui, mungkin ibu tersebut akan terns menyusui. Pemberian ASI pertama Di rumah sakit, pemberian ASI harus dimulai di meja persalinan. Ibu dari bayi harus diselimuti agar tetap hangat. Biarkan ibu mendekap bayinya dan bayi mengisap payudara. Pada saat ini akan terjadi hal-hat sebagai berikut : Saat terbaik bagi bayi untuk belajar mengisap. Bayi mungkin sangat engah (tahu) dan secara refleks mengisapnya kuat. Isapan meransang produksi oksitosin yang membantu menghentikan pendarahan. Bayi mendapatkan susu jolong yang berharga. Jam-jam pertama setelah melahirkan merupakan saat terpenting terjalin ikatan antara ibu din anak. Menyusui segera setelah melahirkan membuat ibu mencintai dan merawat bayinya. Ibu akan lebih mudah menyusui untuk jangka waktu yang lama. Bila terjadi keterlambatan, biarpun dalam beberapa jam, proses menyusui lebih sering gagal.
Lama menyusui Lama menyusui tidak menjadi masalah mengisap dalam posisi salahlah yang mennyebabkan nyeri pada puting susu. Oleh karena itu, harus diperhatikan agar : Mulut bayi pas pada puting susu dan Kemudian biarkan bayi mengisap semuanya. Banyak bayi yang selesai menyusu dalam waktu 5-10 menit, tetapi sering ada yang lama, mungkin sampai setengah jam. Ini tidak menjadi rnasalah. Penelitian mutakhir memperlihatkan bahwa bayi yang menyusu dengan lambat mendapatkan ASI sama banyaknya dengan bayi yang menyusu dengan cepat. Bila ibu yang bayinya menyusu dengan lambat berhenti menyusui sebelurn bayi selesai, bayi mungkin tidak mendapat susu akhir yang kaya energi yang diperlukan untuk turnbuh dengan baik. 3.
IMUNISASI
A.
Imunisasi aktif 16
Imunisasi aktif adalah kekebalan tubuh yang didapat seseorang karena tubuh yang secara aktif membentuk zat antibodi. 1. Imunisasi aktif alamiah. Kekebalan tubuh yang secara otomatis diperoleh setelah sembuh dari suatu penyakit. 2. Imunisasi aktif buatan Kekebalan tubuh yang didapat dari vaksinasi yang diberikan untuk mendapatkan perlindungan dari suatu penyakit B. Imunisasi pasif Imunisasi adalah kekebalan tubuh yang bisa diperoleh seseorang yang zat kekebalan tubuhnya didapatkan dari luar. 1. Imunisasi pasif alamiah Antibodi yang didapat seseorang karena diturunkan oleh ibu yang merupakan orang tua kandung langsung ketika berada dalam kandungan. 2. Imunisasi pasif buatan Kekebalan tubuh yang diperoleh karena suntikan serum untuk mencegah penyakit tertentu Imunisasi wajib Inilah 5 jenis imunisasi yang wajib diperoleh bayi sebelum usia setahun. Penyakit penyakit yang hendak dicekalnya memiliki angka kesakitan dan kematian yang tinggi, selain bisa menimbulkan kecacatan.
1. IMUNISASI BCG Ketahanan terhadap penyakit TB (Tuberkulosis) berkaitan dengan keberadaan virus tubercle bacili yang hidup di dalam darah. Itulah mengapa, agar memiliki kekebalan aktif, dimasukkanlah jenis basil tak berbahaya ini ke dalam tubuh, alias vaksinasi BCG ( Bacillus Calmette-Guerin). Seperti diketahui, Indonesia termasuk negara endemis TB (penyakit TB terusmenerus ada sepanjang tahun) dan merupakan salah satu negara dengan penderita TB tertinggi di dunia. TB disebabkan kuman Mycrobacterium tuberculosis , dan mudah sekali menular melalui droplet , yaitu butiran air di udara yang terbawa keluar saat penderita batuk, bernapas ataupun bersin. Gejalanya antara lain: berat badan anak susah bertambah, sulit makan, mudah sakit, batuk berulang, demam dan berkeringat di malam hari, juga diare persisten. Masa inkubasi TB rata-rata berlangsung antara 8-12 minggu. Untuk mendiagnosis anak terkena TB atau tidak, perlu dilakukan tes rontgen untuk mengetahui adanya vlek, tes Mantoux untuk mendeteksi peningkatan kadar sel darah putih, dan tes darah untuk mengetahui ada-tidak gangguan laju endap darah. Bahkan, dokter pun perlu melakukan wawancara untuk mengetahui, apakah si kecil pernah atau tidak, berkontak dengan penderita TB. Jika anak positif terkena TB, dokter akan memberikan obat antibiotik khusus TB yang harus diminum dalam jangka panjang, minimal 6 bulan. Lama pengobatan tak bisa diperpendek karena bakteri TB tergolong sulit mati dan sebagian ada yang “tidur”. Karenanya, mencegah lebih baik daripada mengobati. Selain menghindari anak berkontak dengan penderita TB, juga meningkatkan daya tahan tubuhnya yang salah satunya melalui pemberian imunisasi BCG. * Jumlah Pemberian:
17
Cukup 1 kali saja, tak perlu diulang ( booster ). Sebab, vaksin BCG berisi kuman hidup sehingga antibodi yang dihasilkannya tinggi terus. Berbeda dengan vaksin berisi kuman mati, hingga memerlukan pengulangan. * Usia Pemberian: Di bawah 2 bulan. Jika baru diberikan setelah usia 2 bulan, disarankan tes Mantoux (tuberkulin) dahulu untuk mengetahui apakah si bayi sudah kemasukan kuman Mycobacterium tuberculosis atau belum. Vaksinasi dilakukan bila hasil tesnya negatif. Jika ada penderita TB yang tinggal serumah atau sering bertandang ke rumah, segera setelah lahir si kecil diimunisasi BCG * Lokasi Penyuntikan: Lengan kanan atas, sesuai anjuran WHO. Meski ada juga petugas medis yang melakukan penyuntikan di paha. * Efek Samping: Umumnya tidak ada. Namun pada beberapa anak timbul pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak atau leher bagian bawah (atau di selangkangan bila penyuntikan dilakukan di paha). Biasanya akan sembuh sendiri. * Tanda Keberhasilan: Muncul bisul kecil dan bernanah di daerah bekas suntikan setelah 4-6 minggu. Tidak menimbulkan nyeri dan tak diiringi panas. Bisul akan sembuh sendiri dan meninggalkan luka parut. Jikapun bisul tak muncul, tak usah cemas. Bisa saja dikarenakan cara penyuntikan yang salah, mengingat cara menyuntikkannya perlu keahlian khusus karena vaksin harus masuk ke dalam kulit. Apalagi bila dilakukan di paha, proses menyuntikkannya lebih sulit karena lapisan lemak di bawah kulit paha umumnya lebih tebal. Jadi, meski bisul tak muncul, antibodi tetap terbentuk, hanya saja dalam kadar rendah. Imunisasi pun tak perlu diulang, karena di daerah endemis TB, infeksi alamiah akan selalu ada. Dengan kata lain, anak akan mendapat vaksinasi alamiah. * Indikasi Kontra: Tak dapat diberikan pada anak yang berpenyakit TB atau menunjukkan Mantoux positif. 2. IMUNISASI HEPATITIS B Lebih dari 100 negara memasukkan vaksinasi ini dalam program nasionalnya. Apalagi Indonesia yang termasuk negara endemis tinggi penyakit hepatitis. Jika menyerang anak, penyakit yang disebabkan virus ini sulit disembuhkan. Bila sejak lahir telah terinfeksi virus hepatitis B (VHB), dapat menyebabkan kelainan-kelainan yang dibawanya terus hingga dewasa. Sangat mungkin terjadi sirosis atau pengerutan hati (kerusakan sel hati yang berat). Bahkan yang lebih buruk bisa mengakibatkan kanker hati. Banyak jalan masuknya VHB ke tubuh si kecil. Yang potensial melalui jalan lahir. Bisa sejak dalam kandungan sudah tertular dari ibu yang mengidap hepatitis B atau saat proses kelahiran. Cara lain melalui kontak dengan darah penderita, semisal transfusi darah. Bisa juga melalui alat-alat medis yang sebelumnya telah terkontaminasi darah dari penderita hepatitis B, seperti jarum suntik yang tidak steril atau peralatan yang ada
18
di klinik gigi. Bahkan juga lewat sikat gigi atau sisir rambut yang digunakan antaranggota keluarga. Malangnya, tak ada gejala khas yang tampak secara kasat mata. Bahkan oleh dokter sekalipun. Fungsi hati kadang tak terganggu meski sudah mengalami sirosis. Tidak cuma itu. Anak juga terlihat sehat, nafsu makannya baik, berat tubuhnya pun naik dengan bagus pula. Penyakitnya baru ketahuan setelah dilakukan pemeriksaan darah. Gejala baru tampak begitu hati si penderita tak mampu lagi mempertahankan metabolisme tubuhnya. Upaya pencegahan adalah langkah terbaik. Jika ada salah satu anggota keluarga dicurigai kena VHB, biasanya dilakukan screening terhadap anak-anaknya untuk mengetahui apakah membawa virus atau tidak. Pemeriksaan harus dilakukan kendati anak tak menunjukkan gejala sakit apa pun. Selain itu, imunisasi merupakan langkah efektif untuk mencegah masuknya VHB. * Jumlah Pemberian: Sebanyak 3 kali, dengan interval 1 bulan antara suntikan pertama dan kedua, kemudian 5 bulan antara suntikan kedua dan ketiga. * Usia Pemberian: Sekurang-kurangnya 12 jam setelah lahir. Dengan syarat, kondisi bayi stabil, tak ada gangguan pada paru-paru dan jantung. Dilanjutkan pada usia 1 bulan, dan usia antara 36 bulan. Khusus bayi yang lahir dari ibu pengidap VHB, selain imunisasi yang dilakukan kurang dari 12 jam setelah lahir, juga diberikan imunisasi tambahan dengan imunoglobulin antihepatitis B dalam waktu sebelum berusia 24 jam. * Lokasi Penyuntikan: Pada anak di lengan dengan cara intramuskuler. Sedangkan pada bayi di paha lewat anterolateral (antero = otot-otot di bagian depan; lateral = otot bagian luar). Penyuntikan di bokong tak dianjurkan karena bisa mengurangi efektivitas vaksin. * Efek Samping: Umumnya tak terjadi. Jikapun ada (kasusnya sangat jarang), berupa keluhan nyeri pada bekas suntikan, yang disusul demam ringan dan pembengkakan. Namun reaksi ini akan menghilang dalam waktu dua hari. * Tanda Keberhasilan: Tak ada tanda klinis yang dapat dijadikan patokan. Namun dapat dilakukan pengukuran keberhasilan melalui pemeriksaan darah dengan mengecek kadar hepatitis B-nya setelah anak berusia setahun. Bila kadarnya di atas 1000, berarti daya tahannya 8 tahun; di atas 500, tahan 5 tahun; di atas 200, tahan 3 tahun. Tetapi kalau angkanya cuma 100, maka dalam setahun akan hilang. Sementara bila angkanya nol berarti si bayi harus disuntik ulang 3 kali lagi. * Tingkat Kekebalan: Cukup tinggi, antara 94-96%. Umumnya, setelah 3 kali suntikan, lebih dari 95% bayi mengalami respons imun yang cukup. * Indikasi Kontra: Tak dapat diberikan pada anak yang menderita sakit berat.
19
3. IMUNISASI POLIO Belum ada pengobatan efektif untuk membasmi polio. Penyakit yang dapat menyebabkan kelumpuhan ini, disebabkan virus poliomyelitis yang sangat menular. Penularannya bisa lewat makanan/minuman yang tercemar virus polio. Bisa juga lewat percikan ludah/air liur penderita polio yang masuk ke mulut orang sehat. Virus polio berkembang biak dalam tenggorokan dan saluran pencernaan atau usus, lalu masuk ke aliran darah dan akhirnya ke sumsum tulang belakang hingga bisa menyebabkan kelumpuhan otot tangan dan kaki. Bila mengenai otot pernapasan, penderita akan kesulitan bernapas dan bisa meninggal. Masa inkubasi virus antara 6-10 hari. Setelah demam 2-5 hari, umumnya akan mengalami kelumpuhan mendadak pada salah satu anggota gerak. Namun tak semua orang yang terkena virus polio akan mengalami kelumpuhan, tergantung keganasan virus polio yang menyerang dan daya tahan tubuh si anak. Nah, imunisasi polio akan memberikan kekebalan terhadap serangan virus polio. * Jumlah Pemberian: Bisa lebih dari jadwal yang telah ditentukan, mengingat adanya imunisasi polio massal. Namun jumlah yang berlebihan ini tak akan berdampak buruk. Ingat, tak ada istilah overdosis dalam imunisasi * Usia Pemberian: Saat lahir (0 bulan), dan berikutnya di usia 2, 4, 6 bulan. Dilanjutkan pada usia 18 bulan dan 5 tahun. Kecuali saat lahir, pemberian vaksin polio selalu dibarengi dengan vaksin DTP. * Cara Pemberian: Bisa lewat suntikan (Inactivated Poliomyelitis Vaccine/IPV), atau lewat mulut (Oral Poliomyelitis Vaccine/OPV). Di tanah air, yang digunakan adalah OPV. * Efek Samping: Hampir tak ada. Hanya sebagian kecil saja yang mengalami pusing, diare ringan, dan sakit otot. Kasusnya pun sangat jarang. * Tingkat Kekebalan: Dapat mencekal hingga 90%. * Indikasi Kontra: Tak dapat diberikan pada anak yang menderita penyakit akut atau demam tinggi (di atas 380C); muntah atau diare; penyakit kanker atau keganasan; HIV/AIDS; sedang menjalani pengobatan steroid dan pengobatan radiasi umum; serta anak dengan mekanisme kekebalan terganggu. 4. IMUNISASI DTP Dengan pemberian imunisasi DTP, diharapkan penyakit difteri, tetanus, dan pertusis, menyingkir jauh dari tubuh si kecil. Kekebalan segera muncul seusai diimunisasi. * Usia & Jumlah Pemberian: Sebanyak 5 kali; 3 kali di usia bayi (2, 4, 6 bulan), 1 kali di usia 18 bulan, dan 1 kali di usia 5 tahun. Selanjutnya di usia 12 tahun, diberikan imunisasi TT
20
* Efek Samping: Umumnya muncul demam yang dapat diatasi dengan obat penurun panas. Jika demamnya tinggi dan tak kunjung reda setelah 2 hari, segera bawa si kecil ke dokter. Namun jika demam tak muncul, bukan berarti imunisasinya gagal, bisa saja karena kualitas vaksinnya jelek, misal. Untuk anak yang memiliki riwayat kejang demam, imunisasi DTP tetap aman. Kejang demam tak membahayakan, karena si kecil mengalami kejang hanya ketika demam dan tak akan mengalami kejang lagi setelah demamnya hilang. Jikapun orangtua tetap khawatir, si kecil dapat diberikan vaksin DTP asesular yang tak menimbulkan demam. Kalaupun terjadi demam, umumnya sangat ringan, hanya sekadar sumeng . * Indikasi Kontra: Tak dapat diberikan kepada mereka yang kejangnya disebabkan suatu penyakit seperti epilepsi, menderita kelainan saraf yang betul-betul berat atau habis dirawat karena infeksi otak, dan yang alergi terhadap DTP. Mereka hanya boleh menerima vaksin DT tanpa P karena antigen P inilah yang menyebabkan panas. Penyakit DTP yang berbahaya 1. Difteri Penyakit yang disebabkan kuman Corynebacterium diphtheriae ini, gejalanya mirip radang tenggorokan, yaitu batuk, suara serak, dan tenggorokan sakit. Namun, difteri tak disertai panas sebagaimana yang terjadi pada radang tenggorokan. Gejala lain difteri adalah kesulitan bernapas (leher seperti tercekik dan napas berbunyi), sehingga wajah dan tubuh membiru, serta adanya lapisan putih pada lidah dan bibir. Bakteri penyebab difteri ditularkan saat batuk, bersin, atau kala berbicara. Masa inkubasinya 1-6 hari. Penderita harus mendapatkan perawatan di rumah sakit dalam waktu cukup lama, sekitar 2-3 minggu, dan baru boleh pulang setelah penyakitnya benar-benar hilang 100%. Soalnya, difteri bisa kambuh lagi kalau belum betul-betul sembuh. 2. Tetanus Disebabkan oleh bakteri Clostridium Tetani , penyakit ini berisiko menyebabkan kematian. Infeksi tetanus bisa terjadi karena luka, sekecil apa pun luka itu. Tetanus rawan menyerang bayi baru lahir, biasanya karena tindakan atau perawatan yang tidak steril. Gejala-gejala yang tampak antara lain kejang otot rahang, rasa sakit dan kaku di leher, bahu atau punggung. Kejang-kejang secara cepat merambat ke otot perut, lengan atas dan paha. Pengobatan dilakukan dengan pemberian antibiotik untuk mematikan kuman, antikejang untuk merilekskan otot-otot, dan antitetanus untuk menetralisir toksinnya. 3. Pertusis Disebut juga kinghoest , batuk rejan, atau batuk 100 hari lantaran batuknya memang berlangsung lama, bisa sampai 3 bulan. Penyakit ini mudah sekali menular melalui udara yang mengandung bakteri Bordetella pertussis. Masa inkubasinya 6-20 hari. Gejala awalnya seperti flu biasa, yaitu demam ringan, batuk, dan pilek, yang berlangsung selama 1-2 minggu. Kemudian, gejala batuknya mulai nyata dan kuat, batuk panjang secara terus-menerus yang berbeda dengan batuk biasa. Tak jarang, karena kuatnya batuk ini, anak bisa sampai menungging-nungging, muntah-muntah, mata merah, berair, dan napasnya susah. Gejalanya sangat berat. Bahkan beberapa
21
penderita bisa mengalami perdarahan. Setelah 2-4 minggu berlalu, batuk mulai berkurang dan kondisi anak mulai pulih. Penderita akan diberi obat antibiotik untuk mematikan kuman, dan obat untuk mengurangi/menghentikan batuknya. Istirahat yang cukup, banyak minum, dan konsumsi makanan bergizi akan membantu mempercepat kesembuhan. 5. Imunisasi Campak Sebenarnya, bayi sudah mendapat kekebalan campak dari ibunya. Namun seiring bertambahnya usia, antibodi dari ibunya semakin menurun sehingga butuh antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak. Apalagi penyakit campak mudah menular, dan mereka yang daya tahan tubuhnya lemah gampang sekali terserang penyakit yang disebabkan virus Morbili ini. Untungnya, campak hanya diderita sekali seumur hidup. Jadi, sekali terkena campak, setelah itu biasanya tak akan terkena lagi. Penularan campak terjadi lewat udara atau butiran halus air ludah (droplet ) penderita yang terhirup melalui hidung atau mulut. Pada masa inkubasi yang berlangsung sekitar 10-12 hari, gejalanya sulit dideteksi. Setelah itu barulah muncul gejala flu (batuk, pilek, demam), mata kemerah-merahan dan berair, si kecil pun merasa silau saat melihat cahaya. Kemudian, di sebelah dalam mulut muncul bintik-bintik putih yang akan bertahan 3-4 hari. Beberapa anak juga mengalami diare. Satu-dua hari kemudian timbul demam tinggi yang turun naik, berkisar 38-40,5°C. Seiring dengan itu, barulah keluar bercak-bercak merah yang merupakan ciri khas penyakit ini. Ukurannya tidak terlalu besar, tapi juga tak terlalu kecil. Awalnya hanya muncul di beberapa bagian tubuh saja seperti kuping, leher, dada, muka, tangan dan kaki. Dalam waktu 1 minggu, bercak-bercak merah ini akan memenuhi seluruh tubuh. Namun bila daya tahan tubuhnya baik, bercak-bercak merah ini hanya di beberapa bagian tubuh saja dan tidak banyak. Jika bercak merah sudah keluar, umumnya demam akan turun dengan sendirinya. Bercak merah pun akan berubah jadi kehitaman dan bersisik, disebut hiperpigmentasi. Pada akhirnya bercak akan mengelupas atau rontok atau sembuh dengan sendirinya. Umumnya, dibutuhkan waktu hingga 2 minggu sampai anak sembuh benar dari sisa-sisa campak. Dalam kondisi ini, tetaplah meminum obat yang sudah diberikan dokter. Jaga stamina dan konsumsi makanan bergizi. Pengobatannya bersifat simptomatis, yaitu mengobati berdasarkan gejala yang muncul. Hingga saat ini, belum ditemukan obat yang efektif mengatasi virus campak. Jika tak ditangani dengan baik campak bisa sangat berbahaya. Bisa terjadi komplikasi, terutama pada campak yang berat. Ciri-ciri campak berat, selain bercaknya di sekujur tubuh, gejalanya tidak membaik setelah diobati 1-2 hari. Komplikasi yang terjadi biasanya berupa radang paru-paru (broncho pneumonia) dan radang otak (ensefalitis). Komplikasi inilah yang umumnya paling sering menimbulkan kematian pada anak. Usia & Jumlah Pemberian: Sebanyak 2 kali; 1 kali di usia 9 bulan, 1 kali di usia 6 tahun. Dianjurkan, pemberian campak ke-1 sesuai jadwal. Selain karena antibodi dari ibu sudah menurun di usia 9 bulan, penyakit campak umumnya menyerang anak usia balita. Jika sampai 12 bulan belum mendapatkan imunisasi campak, maka pada usia 12 bulan harus diimunisasi MMR (Measles Mumps Rubella ). Efek Samping:
22
Umumnya tidak ada. Pada beberapa anak, bisa menyebabkan demam dan diare, namun kasusnya sangat kecil. Biasanya demam berlangsung seminggu. Kadang juga terdapat efek kemerahan mirip campak selama 3 hari.
4.
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak
Masalah yang sering timbul dalam pertumbuhan dan perkembangan anak meliputi gangguan pertumbuhan fisik, perkembangan motorik, bahasa, emosi, dan perilaku. 1. Gangguan pertumbuhan fisik Gangguan pertumbuhan fisik meliputi gangguan pertumbuhan di atas normal dan gangguan pertumbuhan di bawah normal. Pemantauan berat badan menggunakan kms (kartu menuju sehat) dapat dilakukan secara mudah untuk mengetahui pola pertumbuhan anak. Menurut soetjiningsih (2003) bila grafik berat badan anak lebih dari 120% kemungkinan anak mengalami obesitas atau kelainan hormonal. Sedangkan, apabila grafik berat badan di bawah normal kemungkinan anak mengalami kurang gizi, menderita penyakit kronis, atau kelainan hormonal. Lingkar kepala juga menjadi salah satu parameter yang penting dalam mendeteksi gangguan 23
pertumbuhan dan perkembangan anak. Ukuran lingkar kepala menggambarkan isi kepala termasuk otak dan cairan serebrospinal. Lingkar kepala yang lebih dari normal dapat dijumpai pada anak yang menderita hidrosefalus, megaensefali, tumor otak ataupun hanya merupakan variasi normal. Sedangkan apabila lingkar kepala kurang dari normal dapat diduga anak menderita retardasi mental, malnutrisi kronis ataupun hanya merupakan variasi normal. Deteksi dini gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran juga perlu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya gangguan yang lebih berat. Jenis gangguan penglihatan yang dapat diderita oleh anak antara lain adalah maturitas visual yang terlambat, gangguan refraksi, juling, nistagmus, ambliopia, buta warna, dan kebutaan akibat katarak, neuritis optik, glaukoma, dan lain sebagainya. Sedangkan ketulian pada anak dapat dibedakan menjadi tuli konduksi dan tuli sensorineural. Tuli pada anak dapat disebabkan karena faktor prenatal dan postnatal. Faktor prenatal antara lain adalah genetik dan infeksi torch yang terjadi selama kehamilan. Sedangkan faktor postnatal yang sering mengakibatkan ketulian adalah infeksi bakteri atau virus yang terkait dengan otitis media. 2. Gangguan perkembangan motorik Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu penyebab gangguan perkembangan motorik adalah kelainan tonus otot atau penyakit neuromuskular. Anak dengan serebral palsi dapat mengalami keterbatasan perkembangan motorik sebagai akibat spastisitas, athetosis, ataksia, atau hipotonia. Kelainan sumsum tulang belakang seperti spina bifida juga dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik. Penyakit neuromuscular sepeti muscular distrofi memperlihatkan keterlambatan dalam kemampuan berjalan. Namun, tidak selamanya gangguan perkembangan motorik selalu didasari adanya penyakit tersebut. Faktor lingkungan serta kepribadian anak juga dapat mempengaruhi keterlambatan dalam perkembangan motorik. Anak yang tidak mempunyai kesempatan untuk belajar seperti sering digendong atau diletakkan di baby walker dapat mengalami keterlambatan dalam mencapai kemampuan motorik. 3. Gangguan perkembangan bahasa Kemampuan bahasa merupakan kombinasi seluruh system perkembangan anak. Kemampuan berbahasa melibatkan kemapuan motorik, psikologis, emosional, dan perilaku. Gangguan perkembangan bahasa pada anak dapat diakibatkan berbagai faktor, yaitu adanya faktor genetik, gangguan pendengaran, intelegensia rendah, kurangnya interaksi anak dengan lingkungan, maturasi yang terlambat, dan faktor keluarga. Selain itu, gangguan bicara juga dapat disebabkan karena adanya kelainan fisik seperti bibir sumbing dan serebral palsi. Gagap juga termasuk salah satu gangguan perkembangan bahasa yang dapat disebabkan karena adanya tekanan dari orang tua agar anak bicara jelas. 4. Gangguan emosi dan perilaku Selama tahap perkembangan, anak juga dapat mengalami berbagai gangguan yang terkait dengan psikiatri. Kecemasan adalah salah satu gangguan yang muncul pada anak dan memerlukan suatu intervensi khusus apabila mempengaruh interaksi sosial dan perkembangan anak. Contoh kecemasan yang dapat dialami anak adalah fobia sekolah, kecemasan berpisah, fobia sosial, dan kecemasan setelah mengalami trauma. Gangguan perkembangan pervasif pada anak meliputi autisme serta gangguan perilaku dan interaksi sosial. Menurut widyastuti (2008) autism adalah kelainan neurobiologis 24
yang menunjukkan gangguan komunikasi, interaksi, dan perilaku. Autisme ditandai dengan terhambatnya perkembangan bahasa, munculnya gerakan-gerakan aneh seperti berputar-putar, melompat-lompat, atau mengamuk tanpa sebab. Tahap-tahap penilaian perkembangan anak 1. Anamnesis Tahap pertama adalah melakukan anamnesis yang lengkap, karena kelainan perkembangan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Dengan anamnesis yang teliti maka salah satu penyebab dapat diketahui. 2. Skrining gangguan perkembangan anak Pada tahap ini dianjurkan digunakan instrumen-instrumen untuk skrining guna mengetahui kelainan perkembangan anak, misalnya dengan menggunakan DDST (Denver Developmental Screening Test), tes IQ, atau tes psikologik lainnya.Untuk menilai perkembangan anak banyak instrumen yang dapat digunakan. Salah satu instrumen skrining yang dipakai secara internasional untuk menilai perkembangan anak adalah DDST II (Denver Development Screening Test). DDST II merupakan alat untuk menemukan secara dini masalah penyimpangan perkembangan anak umur 0 s/d < 6 tahun. Instrumen ini merupakan revisi dari DDST yang pertama kali dipublikasikan tahun 1967 untuk tujuan yang sama.Pemeriksaan yang dihasilkan DDST II bukan merupakan pengganti evaluasi diagnostik, namun lebih ke arah membandingkan kemampuan perkembangan seorang anak dengan anak lain yang seumur. DDST II digunakan untuk menilai tingkat perkembangan anak sesuai umurnya pada anak yang mempunyai tanda-tanda keterlambatan perkembangan maupun anak sehat. DDST II bukan merupakan tes IQ dan bukan merupakan peramal kemampuan intelektual anak di masa mendatang. Tes ini tidak dibuat untuk menghasilkan diagnosis, namun lebih ke arah untuk membandingkan kemampuan perkembangan seorang anak dengan kemampuan anak lain yang seumur. Menurut Pedoman Pemantauan Perkembangan Denver II (Subbagian Tumbuh Kembang Ilmu Kesehatan Anak RS Sardjito, 2004), formulir tes DDST II berisi 125 item yg terdiri dari 4 sektor, yaitu: personal sosial, motorik halus-adaptif, bahasa, serta motorik kasar. Sektor personal sosial meliputi komponen penilaian yang berkaitan dengan kemampuan penyesuaian diri anak di masyarakat dan kemampuan memenuhi kebutuhan pribadi anak. Sektor motorik halus-adaptif berisi kemampuan anak dalam hal koordinasi mata-tangan, memainkan dan menggunakan benda-benda kecil serta pemecahan masalah. Sektor bahasa meliputi kemampuan mendengar, mengerti, dan menggunakan bahasa. Sektor motorik kasar terdiri dari penilaian kemampuan duduk, jalan, dan gerakan-gerakan umum otot besar. Selain keempat sektor tersebut, itu perilaku anak juga dinilai secara umum untuk memperoleh taksiran kasar bagaimana seorang anak menggunakan kemampuannya. 3. Evaluasi perkembangan anak Tumbuh kembang anak adalah hasil interaksi antara faktor genetik dengan lingkungan bio-fisiko-psikososial. Oleh karena itu untuk deteksi dini, kita juga harus melakukan evaluasi lingkungan anak tersebut. Misalnya dapat digunakan HSQ (Home Screening Questionnsire) 4. Evaluasi pengeliatan dan pendengaran anak 5. Evaluasi bicara dan bahasa anak 6. Pemeriksaan fisik 25
7. Pemeriksaan neurologi 8. Evaluasi penyakit-penyakit metabolik 9. Integrasi dari hasil penemuan Beberapa Gangguan Tumbuh-Kembang Yang Sering Ditemukan. Gangguan bicara dan bahasa. • Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak. Karena kemampuan berbahasa sensitive terhadap keterlambatan atau kerusakan pada sistem lainnya, sebab melibatkan kemampuan kognitif, motor, psikologis, emosi dan lingkungan sekitar anak. Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan bicara dan berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap. •
Cerebral palsy. Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif, yang disebabkan oleh karena suatu kerusakan/gangguan pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.
•
Sindrom Down. Anak dengan Sindrom Down adalah individu yang dapat dikenal dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang berlebih. Perkembangannya lebih lambat dari anak yang normal. Beberapa faktor seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis atau lingkungan lainnya dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik dan keterampilan untuk menolong diri sendiri.
•
Perawakan Pendek. Short stature atau Perawakan Pendek merupakan suatu terminologi mengenai tinggi badan yang berada di bawah persentil 3 atau -2 SD pada kurva pertumbuhan yang berlaku pada populasi tersebut. Penyebabnya dapat karena varisasi normal, gangguan gizi, kelainan kromosom, penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin.
•
Gangguan Autisme. Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak secara mendalam. Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autisme mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.
•
Retardasi Mental. Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah (IQ < 70) yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.
•
Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian yang seringkali disertai dengan hiperaktivitas.
Defisiensi Vitamin
1. Vitamin A 26
Sumber : hati, lemak hewan, susu, telur, mentega (Vitamin A1), ikan air tawar (Vitamin A2). Sumber karoten : bayam, kangkung, wortel, pepaya, ubi merah, minyak kelapa sawit. Faktor etiologis : Dalam jangka waktu yang lama dalam diet terdapat kekurangan • vitamin A atau provitamin A Terdapat gangguan konversi provitamin A menjadi vitamin A • Terdapat gangguan resorpsi vitamin A atau provitamin A • Kerusakan hati • Kelainan kelenjar tiroidea • Patologi : pada defisiensi vitamin A, kelainan yang dapat timbul adalah : Buta senja : akibat dari gangguan regenerasi rodopsin. • Xeroftalmia : dimulai dengan timbulnya perubahan pada jaringan epitel yang menjadi kering dan keras. Fotofobia dan konjungtivis timbul, disusul oleh pigmentasi coklat muda dari konjungtiva. Perubahan jaringan epitel konjungtiva dapat menjalar ke kornea dan disusul oleh ulserasi, perforasi, destruksi total mata (keratomalasia). Kelainan kulit : berupa hiperkeratosis, folikularis yang biasanya terdapat di bagian lateral lengan, tungkai bawah dan bokong. Metaplasia jaringan epitel di bagian tubuh lain seperti trakea, pelvis • renalis, kelenjar ludah, ureter, uterus. Konsentrasi vitamin A dan karotin dalam plasma rendah. • Vitamin B1 Sumber : gandum, sayur-mayur, buah-buahan, susu, kuning telur, daging, dan kacang-kacangan. Faktor etiologis : defisiensi tiamin menyebabkan beri-beri. Patologi: Beri-beri infatil : biasanya akut. Anak tampak sehat, berat badan tidak • naik, gelisah, pilek atau diare, takikardia, dispneu. Vitamin B2 Sumber : daging, hati, sapi, ragi, susu, keju, telur, dan sayur-mayur Faktor etiologis : Defisiensi vitamin B12 menyebabkan ariboflavinosis Stomatitis angularis : pada sudut mulut terdapat maserasi dan fisura • yang memancar ke arah pipi. Glositis • Kelainan kulit : berupa luka seboroik • kelainan mata : fotofobia, lakrimasi, perasaan panas. • Asam folat Sumber : sayu-mayur berupa daun-daunan dan hati Baayi yang baru dilahirkan mempunyai persediaan asam folat yang cukup tapu persediaan tersebut lama-lama akan menurun. Tanda defisiensi asam folat dapat timbul pada bayi yang tumbuh cepat, terutama pada bayi prematur atau anak dengan kelainan resopsi Gejala : anemia makrositik, megaloblastik, granulositopenia, trombositopenia Vitamin B6 Sumber : daging, hati, ikan, sayur, beras, susu. Gejala : cengeng, mudah kaget, kejang. Niasin •
•
2.
3.
4.
5.
6.
27
Sumber : Umumnya pada makanan sehari-hari mengandung cukup triptofan. Protein jagung tidak cukup triptofansehingga gejala pelagra dapat timbul pada mereka yang biasa memakan jagung sebagai makanan pokok. Gejala : terutama dermatitis kadang disertai kelainan saraf dan psikis. 7. Vitamin B12 Sumber : hanya terdapat pada jaringan hewan terutama dalam hati segar. Etiologi : diet vitamin b12(pada orang vegetarian), tidak terdapat faktor intrinsik (pada anemia pernosiosa), terdapat gangguan reasorbsi vitamin B12 Gejala : anemia dengan gejala lidah yang halus dan mengkilap, tidak terdapat asam hidroklorida dalam asam lambung (pada anemia pernosiosa), perubahan saraf, anemia makrositik hiperkromatik. 8. Vitamin C Sumber : sayur-mayur, jeruk, tomat, bayam, kol, kentang Etiologis : Infeksi akut dapat menyebabkan tibulnya gejala defisiensi vitamin C. Gejala : tanda scurvy adalah anak menangis bila diangkat, yaitu karena tulangtulangnya nyeri pada waktu digerakkan. 9. Vitamin D Defisiensi vitamin D akan mengakibatkan penyakit rakitis dan kadang-kadang tetani. Pada defisiensi vitamin D timbul kalsifikasi tulang yang tidak normal yang disebabkan rendahnya saturasi cairan tubuh dengan kalsium dan fosfor. 10. Vitamin E Vitamin E (tokoferol) dapat dilarutkan dalam lemak dan terdapat pada berbagai sayur seperti kacang-kacangan , bayam, wortel, selada, telur, mentega dan susu sapi. 11. Vitamin K Sumber : wortel, bayam, kol, hati babi, dan ikan. Patologi : waktu pembekuan darah akan memanjang pada defisiensi vitamin K dan dapat menimbulkan pendarahan kulit, selaput lendir dan organ lain dalam tubuh. Gejala : melena neonatorum, hematemesis, kadang perdarahan hidung dan umbilikus. Keadaan yang berat dapat menimbulkan kematian. Defisiensi Mineral : defisiensi Na dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan • Natrium kematian. Kalium : kekurangan kalium yang berlangsung lama pada tikus menyebabkan • pembesaran kelenjar adrenal, hiperglikemia postprandial dan berkurang cadangan glikogen dalam jaringan. Klor : defisiensi klor terdapat pada keadaan yang juga menimulkan gejala • defisiensi. Fosfor : digunakan untuk pembentukan tulang melainkan juga untuk jaringan • lunak. Diet yang mengandung banyak protein harus pula mengandung cukup fosfor. Magnesium : Merupakan bahan esensial dari cairan sel. Keperlaun magnesium • tidak diketahui, tapi susu ibu mengandung cukup magnesium untuk kebutuhan bayi. Yodium : Defisiensi yodium akan menimbulkan pembesaran kelenjar tiroid • sampai 10 gram atau lebih. Fluor : Pada gigi yang berlubang (karies) terdapat kadar fluor yang lebih • rendah. Mangan : defisiensi mangan pada binatang percobaan dapat menimbulkan • perubahan tulang akibat supresi osteogenesis
28
Kobalt : bahan penting dalam pembentukan hemoglobin, sebagai bagian dari vitamin B12. •
Kurang Energi Protein (KEP) KEP adalah gangguan gizi yang disebabkan oleh kekurangan protein dan atau kalori, serta sering disertai dengan kekurangan zat gizi lain.
Patofisiologi KEP adalah manifestasi dari kurangnya asupan protein dan energi, dalam makanan sehari-hari yang tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG), dan biasanya juga diserta adanya kekurangan dari beberapa nutrisi lainnya. Disebut malnutrisi primer bila kejadian KEP akibat kekurangan asupan nutrisi, yang pada umumnya didasari oleh masalah sosial ekonomi, pendidikan serta rendahnya pengetahuan dibidang gizi.Malnutrisi sekunder bila kondisi masalah nutrisi seperti diatas disebabkan karena adanya penyakit utama, seperti kelainan bawaan, infeksi kronis ataupun kelainan pencernaan dan metabolik, yang mengakibatkan kebutuhan nutrisi meningkat, penyerapan nutrisi yang turun dan/meningkatnya kehilangan nutrisi.Makanan yang tidak adekuat, akan menyebabkan mobilisasi berbagai cadangan makanan untuk menghasilkan kalori demi penyelamatan hidup, dimulai dengan pembakaran cadangan karbohidrat kemudian cadangan lemak serta protein dengan melalui proses katabolik. Kalau terjadi stres katabolik (infeksi) maka kebutuhan akan protein akan meningkat, sehingga dapat menyebabkan defisiensi protein yang relatif, kalau kondisi ini terjadi pada saat status gizi masih diatas -3 SD (-2SD--3SD), maka terjadilah kwashiorkor (malnutrisi akut/”decompensated malnutrition ”). Pada kondisi ini penting peranan radikal bebas dan anti oksidan. Bila stres katabolik ini terjadi pada saat status gizi dibawah -3 SD, maka akan terjadilah marasmik-kwashiorkor. Kalau kondisi kekurangan ini terus dapat teradaptasi sampai dibawah -3 SD maka akan terjadilah marasmik (malnutrisikronik/compensated malnutrition ). Dengan demikian pada KEP dapat terjadi : gangguan pertumbuhan, atrofi otot, penurunan kadar albumin serum, penurunan hemoglobin, penurunan sistem kekebalan tubuh, penurunan berbagai sintesa enzim. •
Gejala klinis Secara klinis KEP terdapat dalam 3 tipe yaitu : 1. Kwashiorkor, ditandai dengan : edema, yang dapat terjadi di seluruh tubuh, wajah sembab dan membulat, mata sayu, rambut tipis, kemerahan seperti rambut jagung, mudah dicabut dan rontok, cengeng, rewel dan apatis, pembesaran hati, otot mengecil (hipotrofi), bercak merah ke coklatan di kulit dan mudah terkelupas (crazy pavement dermatosis), sering disertai penyakit infeksi terutama akut, diare dan anemia. 2. Marasmus, ditandai dengan : sangat kurus, tampak tulang terbungkus kulit, wajah seperti orang tua, cengeng dan rewel, kulit keriput, jaringan lemak sumkutan minimal/tidak ada, perut cekung, iga gambang, sering disertai penyakit infeksi dan diare. 3. Marasmus kwashiorkor, campuran gejala klinis kwashiorkor dan marasmus. •
•
Diagnosis 1. Klinik : anamnesis (terutama anamnesis makanan, tumbuh kembang, serta penyakit yang pernah diderita) dan pemeriksaan fisik (tanda-tanda malnutrisi dan berbagai defisiensi vitamin) 29
2. Laboratorik : terutama Hb, albumin, serum ferritin 3. Anthropometrik : BB/U (berat badan menurut umur), TB/U (tinggi badan menurut umur), LLA/U (lingkar lengan atas menurut umur), BB/TB (berat badan menurut tinggi badan), LLA/TB (lingkar lengan atas menurut tinggi badan) 4. Analisis diet •
Klasifikasi : 1. KEP ringan : > 80-90 % BB ideal terhadap TB 2. KEP sedang : > % BB ideal terhadap TB 3. KEP ringan : ≤ 70 % BB ideal terhadap TB
Diagnosa banding Adanya edema serta ascites pada bentuk kwashiorkor maupun marasmik-kwashiorkor perlu dibedakan dengan : Sindroma nefrotik Sirosis hepatis Payah jantung kongestif Pellagra infantil •
Penatalaksanaan Prosedur tetap pengobatan dirumah sakit : 1. Prinsip dasar penanganan 10 langkah utama (diutamakan penanganan kegawatan) 1.1. Penanganan hipoglikemi 1.2. Penanganan hipotermi 1.3. Penanganan dehidrasi 1.4. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit 1.5. Pengobatan infeksi 1.6. Pemberian makanan 1.7. Fasilitasi tumbuh kejar 1.8. Koreksi defisiensi nutrisi mikro 1.9. Melakukan stimulasi sensorik dan perbaikan mental 1.10. Perencanaan tindak lanjut setelah sembuh 2. Pengobatan penyakit penyerta 1. Defisiensi vitamin A Bila ada kelainan di mata, berikan vitamin A oral pada hari ke 1, 2 dan 14 atau sebelum keluar rumah sakit bila terjadi memburuknya keadaan klinis diberikan vit. A dengan dosis : * umur > 1 tahun : 200.000 SI/kali * umur 6 – 12 bulan : 100.000 SI/kali * umur 0 – 5 bulan : 50.000 SI/kali Bila ada ulkus dimata diberikan : Tetes mata khloramfenikol atau salep mata tetrasiklin, setiap 2-3 jam • selama 7-10 hari Teteskan tetes mata atropin, 1 tetes 3 kali sehari selama 3-5 hari • Tutup mata dengan kasa yang dibasahi larutan garam faali • 2. Dermatosis Dermatosis ditandai adanya : hipo/hiperpigmentasi, deskwamasi (kulit mengelupas), lesi ulcerasi eksudatif, menyerupai luka bakar, sering disertai infeksi sekunder, antara lain oleh Candida. Tatalaksana : •
30
1.
kompres bagian kulit yang terkena dengan larutan KmnO4 (K permanganat) 1% selama 10 menit 2. beri salep atau krim (Zn dengan minyak kastor) 3. usahakan agar daerah perineum tetap kering 4. umumnya terdapat defisiensi seng (Zn) : beri preparat Zn peroral 3. Parasit/cacing Beri Mebendasol 100 mg oral, 2 kali sehari selama 3 hari, atau preparat antihelmintik lain. 4. Diare melanjut Diobati bila hanya diare berlanjut dan tidak ada perbaikan keadaan umum. Berikan formula bebas/rendah lactosa. Sering kerusakan mukosa usus dan Giardiasis merupakan penyebab lain dari melanjutnya diare. Bila mungkin, lakukan pemeriksaan tinja mikroskopik. Beri : Metronidasol 7.5 mg/kgBB setiap 8 jam selama 7 hari. 5. Tuberkulosis Pada setiap kasus gizi buruk, lakukan tes tuberkulin/Mantoux (seringkali alergi) dan Ro-foto toraks. Bila positip atau sangat mungkin TB, diobati sesuai pedoman pengobatan TB. 3. Tindakan kegawatan 1. Syok (renjatan) Syok karena dehidrasi atau sepsis sering menyertai KEP berat dan sulit membedakan keduanya secara klinis saja. Syok karena dehidrasi akan membaik dengan cepat pada pemberian cairan intravena, sedangkan pada sepsis tanpa dehidrasi tidak. Hati-hati terhadap terjadinya overhidrasi. Pedoman pemberian cairan : Berikan larutan Dekstrosa 5% : NaCl 0.9% (1:1) atau larutan Ringer dengan kadar dekstrosa 5% sebanyak 15 ml/KgBB dalam satu jam pertama. Evaluasi setelah 1 jam : Bila ada perbaikan klinis (kesadaran, frekuensi nadi dan pernapasan) dan status hidrasi syok disebabkan dehidrasi. Ulangi pemberian cairan seperti di atas untuk 1 jam berikutnya, kemudian lanjutkan dengan pemberian Resomal/pengganti, per oral/nasogastrik, 10 ml/kgBB/jam selama 10 jam, selanjutnya mulai berikan formula khusus (F75/pengganti). Bila tidak ada perbaikan klinis anak menderita syok septik. Dalam hal ini, berikan cairan rumat sebanyak 4 ml/kgBB/jam dan berikan transfusi darah sebanyak 10 ml/kgBB secara perlahan-lahan (dalam 3 jam). Kemudian mulailah pemberian formula (F-75/pengganti) 2. Anemia berat Transfusi darah diperlukan bila : Hb < 4 g/dl Hb 4-6 g/dl disertai distress pernapasan atau tanda gagal jantung Transfusi darah : Berikan darah segar 10 ml/kgBB dalam 3 jam. Bila ada tanda gagal jantung, gunakan ’ packed red cells’ untuk transfusi dengan jumlah yang sama. Beri furosemid 1 mg/kgBB secara i.v pada saat transfusi dimulai.
31
Perhatikan adanya reaksi transfusi (demam, gatal, Hb-uria, syok). Bila pada anak dengan distres napas setelah transfusi Hb tetap < 4 g/dl atau antara 4-6 g/dl, jangan diulangi pemberian darah.
5.
ASI menurut pandangan Islam
Menyusui anak berumur di bawah dua tahun Para ulama sepakat bahwa anak kecil yang berumur dua tahun ke bawah, jika menyusu kepada seorang perempuan, maka susuan tersebut menjadikannya sebagai anak susuan dari perempuan tersebut. Karena air susu pada umur tersebut akan menjadi daging dan tulangnya. Adapun perempuan yang menyusui laki-laki dewasa yang bukan mahramnya apakah keduanya akan menjadi mahram dengan susuan tersebut? Para ulama dalam masalah ini berbeda pendapat: Pendapat pertama : bahwa menyusui waktu besar tidak bisa menjadikan mahram. Ini adalah pendapat istri-istri rasullah shallallahu 'alaihi wasallam , dan mayoritas ulama dari kalangan para sahabat, tabi’in, dan pendapat dari madzhab malikiyah, syafi’yah serta hanabilah. (az zaila’i, tabyinu al haqaiq : 2/182 , al kasynawi, ashalu al madarik : 2/ 213, as syafi’i, al umm : 5/ 48 , al bahuti, ar raudh al murabbi, hlm : 515) Mereka berdalil dengan firman allah subhanahu wa ta'ala :
ةَ عَ ضا َ رّ ل مّ ِتُن ي ْ َ أَدََ أ ِ رْ ُ ي ْ َ ِ كاَ َْولْ حَ ْ ض َ ِلوَ ْلَ ُ ْ ّ هُ َدَ ْ َ أ َ َ ِ ل ِ ِ
" para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. " (qs. Al-baqarah: 223) Ayat di atas menunjukkan bahwa batasan maksimal menyusui adalah dua tahun, sehingga susuan yang terjadi setelah dua tahun tidak bisa menyebabkan terjadinya mahram. Begitu hadits aisyah radliyallahu 'anha , bahwasanya ia berkata:
ّ س ّ ل ىّص َ عَ َ ِعائَ ياَ َ قاَ ٌ جُ َ َ خَ َد ذَ هَ َ ْ عِ َ مَ ِ ِ ْ َ عَ ْ َ ةُ ش َ َ ُ ِب ّ ل ّ َ ُ ْ قُ ُ َ ِعائَ ياَ َ قاَ ةِ عَ ضا ةُ عَ اض َ رّ ل اَ ّ ِفإَ َ رّ ل َ رْ ظ ْ ةُ ش ُ ّ ُوَ خْ ِ ْ َ ن ْ ِ خِ أ ةِ عَ اَ َ ْل ْ ِ
"nabi shallallahu 'alaihi wasallam menemuiku dan saat itu disampingku ada seorang pemuda. Beliau bertanya: "wahai aisyah, siapakah orang ini?" aku menjawab: "ia saudara sesusuanku". Beliau bersabda: "wahai aisyah teliti lagi, siapa sebenarnya yang menjadi saudara-saudara kalian yang sebenarnya, karena sesusuan itu terjadi karena kelaparan. " (hr. Bukhari no: 2453) Hadist di atas menunjukkan bahwa susuan yang menyebabkan seseorang menjadi mahram adalah susuan dikarenakan lapar (maja’ah) yaitu pada waktu kecil. (ibnu al atsir (544 h-606 h), al nihayah fi gharib al hadist wa al atsar, mekkah, dar al baaz: 1/316) oleh karenanya, rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak senang melihat aisyah bersama laki-laki yang barangkali bukan satu susuan waktu kecil. (ibnu qayyim, zaad al ma’ad: 5/516) Dikuatkan juga dengan hadist ummu salamah radliyallahu 'anha , bahwasanya rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
َ َ ْقبَ ن ِ ْل َ رل َ كاَ َ َ ُ يَ ْ ِ ُ ر َ َفتَ اَ ِّ ةِ عَ ضا ِ ْ ّلث فِ َاءَ ْ َْ ِطا
" persusuan tidak bisa menjadikan mahram, kecuali (susuan) yang mengenyangkan dan terjadi sebelum disapih. " (hr. Tirmidzi, dan beliau berkata, "ini merupakan hadits hasan sahih dan diamalkan para ulama dari kalangan sahabat nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan yang lainnya; bahwa persusuan tidak menjadikan mahram kecuali pada bayi di bawah dua tahun.") 32
Hadist di atas menunjukkan bahwa susuan tidaklah menjadikan seseorang menjadi mahram bagi yang menyusuinya kecuali jika susu tersebut bisa membuka usus anak yang masih kecil, sehingga bisa menumbuhkan daging dan membesarkan tulang. Dan ini terjadi ketika anak masih kecil, yaitu ketika belum disapih. Lafadh “ats tsadyi“ (puting payu dara) tidak dimaksudkan bahwa menyusui tersebut harus dengan cara manual sebagaimana lazimnya seorang bayi menyusu dengan menghisap puting payudara ibunya, tetapi maksudnya adalah umur ketika anak sedang menyusui. Sebagaimana orang arab sering mengatakan: fulan meninggal di puting payudara, artinya meninggal waktu kecil, pada umur menyusu. Dari situ, bisa dikatakan bahwa jika seorang bayi minum susu seorang perempuan dari botol, maka bayi tersebut telah menjadi anak susuannya secara sah. (ibnu al- arabi, aridhatu al ahwadzi : 5/ 97, al mubarkufuri, tuhfatu al ahwadzi, beirut, daar al kutub al ilmiyah, 1990, cet ke – 1, juz : 4/ 263) Pendapat kedua: bahwa menyusui waktu besar menyebabkan terjadinya mahram. Ini adalah pendapat aisyah radliyallahu 'anha , dan madzhab ad dhahiriyah (ibnu hazm, al muhalla : 10/ 17-20) Mereka berdalil dengan hadist aisyah radliyallah 'anha bahwasanya ia berkata:
رىََنني أِّ إِهل ا َ سو ْ ِ ةُ َل َْ س َْلَه عُل ا لص ْ َ س ُ رَ َ ت َ َ ِه ُ ت َ ْ َقَفَ مَ سل ُ ْ َءجَ َ ي ّ ِ ب ا َِ إ ٍ َ مَ سنل ََْحذُ يِ أِجهْ َ فيِ َ َ ِْنهل َه عُ لن ا صننل َ ِ خوُ ُ د َ ي بننِ ا َ قنَفَ هُننُ لِحَ َننوُ َ ٍم ِس ْ ُِ ةَ َك َ ت ٌ جُ رَ َو ُ َ هُ مَ سننلَ َ ِننهْ َلَه عُلنن ا لصن لننه ا ُ سو رَ مَ بَ َ ف بَِ ك ض رْ أ ََ ِه ض رَْأ َ ِ ِ ِ ِ َ ُ ْ ُ ْ َ ٌ ٌ جُ رَ هُ َت أ ُ ْ ِلَ عْ َ َ َ َ ٌ بَِ ك " sahlah binti suhail datang menemui nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dia berkata; "wahai rasulullah, sesungguhnya saya melihat di wajah abu hudzaifah (ada sesuatu) karena keluar masuknya salim ke rumah, padahal dia adalah pelayannya." maka nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "susuilah dia." dia (sahlah) berkata; "bagaimana mungkin saya menyusuinya, padahal dia telah dewasa?" maka rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tersenyum sambil bersabda: "sungguh saya telah mengetahuinya kalau dia telah dewasa. ” (hr. Muslim , no : 2636) Di dalam riwayat lain disebutkan:
َ قاَ ِ ض ِ ِ ِ َْ أ ْ َ عَ ِ رُ ْ َ
" susuilah dia, maka dia akan menjadi mahrammu. " (hr. Muslim, no. 2638) Hadist di atas menunjukkan secara jelas bahwa susuan walaupun waktu dewasa bisa menjadikan seseorang mahram dengan yang menyusuinya. Pendapat ketiga: menyatakan bahwa yang menyebabkan mahram adalah menyusui di waktu kecil, adapun menyusui di waktu besar hanya menyebabkan dibolehkannya berkhalwat. Ini adalah pendapat ibnu taimiyah, ibnu qayim, shan’ani, dan syaukani. (ibnu taimiyah, majmu’ al fatawa :34/ 60, as syaukani, nail al authar, riyadh, dar al nafais, juz : 6/ 353, as shon’ani, subulu as salam,beirut, dar al kutub al ilmiyah, 1988, cet ke -1, juz 3/ 407). Mereka berdalil bahwa abu hudzifah dan sahlah binti suhail sudah menganggap salim adalah anaknya sendiri, ketika allah mengharamkan adopsi anak, maka salim secara otomatis berubah menjadi orang asing dan tidak boleh masuk lagi ke rumah abu khudaifah dan sahlah, keduanya merasa keberatan dan melapor kepada rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau menyuruhnya untuk menyusui salim supaya bisa masuk ke dalam rumah mereka kembali sebagaimana anaknya sendiri. Dan ini berlaku bagi salim dan orang-orang sepertinya. Kesimpulan: Pendapat yang benar dari tiga pendapat di atas adalah pendapat pertama yang menyatakan bahwa menyusui di waktu besar tidak akan merubah status seseorang
33