Skenario 1 Seorang wanita berusia 35 tahun, datang ke rumah sakit bagian poli akupunktur karena sakit kepala. Keluhan ini ia rasakan sejak satu bulan yang lalu, dengan rasa sakit kepala yang terus menerus kambuh akhir-akhir ini. Sakit kepalanya dirasakan hanya pada satu sisi saja yaitu pada sisi kanan. Sakit kepala ini, diikuti dengan rasa tegang dan kaku pada bahu kanannya. Keluhan ini dirasakan semakin bertambah berat apabila dia merasa emosi, lelah dan sulit tidur. Wanita tersebut bekerja sebagai staf administrasi.
1
I.
KLARIFIKASI ISTILAH 1. Akupunktur Akupunktur merupakan stimulasi terhadap titik anatomis tertentu pada tubuh dengan berbagai macam teknik melalui penyisipan jarum besi yang tipis menembus kulit menggunakan tangan atau dengan stimulasi listrik. (National Center for Complementary and Alternative Medicine. 2012).
II.
IDENTIFIKASI MASALAH 1.
Mengapa pasien mengeluh sakit kepala yang hanya dirasakan pada satu sisi disertai rasa tegang dan kaku pada bahu kanannya?
2.
Mengapa sakit kepala dirasakan semakin memberat apabila pasien merasa cemas, lelah dan sulit tidur?
III.
ANALISIS MASALAH 1. Mengapa pasien mengeluh sakit kepala yang hanya dirasakan pada satu sisi disertai rasa tegang dan kaku pada bahu kanannya?
Sakit Kepala
Nyeri kepala adalah adala h rasa nyeri atau rasa ras a tidak mengenakkan di seluruh daerah kepala dengan batas bawah dari dagu sampai ke belakang kepala. Berdasarkan penyebabnya digolongkan nyeri kepala primer dan nyeri kepala sekunder. Nyeri kepala primer adalah nyeri kepala yang tidak jelas kelainan anatomi atau kelainan struktur, yaitu migrain, nyeri kepala tipe tegang, nyeri kepala klaster dan nyeri kepala primer lainnya. Nyeri kepala sekunder adalah nyeri kepala yang jelas terdapat kelainan anatomi maupun kelainan struktur dan bersifat kronis progresif, antara lain meliputi kelainan non vaskuler. Pada kesempatan kali ini, akan dibahas mengenai anattomi dari kepala, mekanisme terjadinya nyeri, mekanisme terjadinya nyeri kepala dan
2
macam – macam nyeri kepala. a. Anatomi Kepala Kulit Kepala
Kulit kepala terdiri dari 5 lapisan yang disebut SCALP yaitu; skin atau
kulit,
connective
tissue
atau
jaringan
penyambung,
aponeurosis atau galea aponeurotika, loose conective tissue atau jaringan penunjang longgar dan perikranium.
Tulang Tengkorak
Tengkorak adalah tulang kerangka dari kepala yang disusun menjadi dua bagian yaitu kranium (kalvaria) yang terdiri atas delapan tulang dan kerangka wajah yang terdiri atas empat belas tulang. Rongga tengkorak mempunyai permukaan atas yang dikenal sebagai kubah tengkorak, licin pada permukaan luar dan pada permukaan dalam ditandai dengan gili-gili dan lekukan supaya dapat sesuai dengan otak dan pembuluh darah. Permukaan bawah dari rongga dikenal sebagai dasar tengkorak atau basis kranii. Dasar tengkorak ditembusi oleh banyak lubang supaya dapat dilalui oleh saraf dan pembuluh darah (Pearce, EC.,2008).
Meningia
Meningia merupakan selaput yang membungkus otak dan sumsum tulang belakang. Fungsi meningia yaitu melindungi struktur saraf halus yang membawa pembuluh darah dan cairan sekresi (cairan serebrospinal), dan memperkecil benturan atau getaran terdiri atas 3 lapisan, yaitu:
Durameter (Lapisan sebelah luar)
Durameter ialah selaput keras pembungkus otak yang berasal dari jaringan ikat tebal dan kuat, dibagian tengkorak terdiri dari selaput tulang tengkorak dan dura meter propia di bagian dalam. Di dalam
3
kanalis vertebralis kedua lapisan ini terpisah. Durameter pada tempat tertentu mengandung rongga yang mengalirkan darah vena dari otak, rongga ini dinamakan sinus longitudinal superior yang terletak diantara kedua hemisfer otak Selaput Arakhnoid (Lapisan tengah)
Selaput arakhnoid merupakan selaput halus yang memisahkan durameter dengan piameter yang membentuk sebuah kantong atau balon berisi cairan otak yang meliputi seluruh susunan saraf sentral. Piameter (Lapisan sebelah dalam)
Piameter merupakan selaput tipis yang terdapat pada permukaan jaringan otak, piameter berhubungan dengan arakhnoid melalui struktur-struktur jaringan ikat yang disebut trebekel. Tepi falks serebri membentuk sinus longitudinal inferior dan sinus sagitalis inferior yang mengeluarkan darah dari flaks serebri. Tentorium memisahkan cerebrum dengan serebellum (Pearce, EC.,2008).
Otot di Kepala dan Leher
Pembuluh Darah di Kepala dan Leher
4
Nervus di Kepala dan Leher
5
b. Mekanisme terjadinya Nyeri Mekanisme
terjadinya
nyeri
adalah
sebagai
berikut
rangsangan(mekanik, termal atau Kimia) diterima oleh reseptor nyeri yang ada di hampir setiap jaringan tubuh, Rangsangan ini di ubah kedalam bentuk impuls yang di hantarkan ke pusat nyeri di korteks otak. Setelah di proses dipusat nyeri, impuls di kembalikan ke perifer dalam bentuk persepsi nyeri (rasa nyeri yang kita alami). Reseptor nyeri dalam tubuh adalah ujung-ujung saraf telanjang yang ditemukan hampir pada setiap jaringan tubuh. Impuls nyeri dihantarkan ke Sistem Saraf Pusat (SSP) melalui dua sistem Serabut. Sistem pertama terdiri dari serabut Aδ bermielin halus bergaris tengah 2-5 µm, dengan kecepatan hantaran 6-30 m/detik. Sistem kedua terdiri dari serabut C tak bermielin dengan diameter 0.4-1.2 µm, dengan kecepatan hantaran 0,5-2 m/detik. Serabut Aδ berperan dalam menghantarkan "Nyeri cepat" dan menghasilkan persepsi nyeri yang jelas, tajam dan terlokalisasi, sedangkan
serabut
C
menghantarkan
"nyeri
Lambat"
dan
menghasilkan persepsi samar-samar, rasa pegal dan perasaan tidak enak. Pusat nyeri terletak di talamus, kedua jenis serabut nyeri berakhir pada neuron traktus spinotalamus lateral dan impuls nyeri berjalan ke atas melalui traktus ini ke nukleus posteromidal ventral dan posterolateral dari talamus. Dari sini impuls diteruskan ke gyrus post sentral dari korteks otak.
c. Mekanisme terjadinya Nyeri Kepala Beberapa teori yang menyebabkan timbulnya nyeri kepala terus berkembang hingga sekarang. Seperti, teori vasodilatasi kranial, aktivasi trigeminal perifer, lokalisasi dan fisiologi second order trigeminovascular neurons, cortical spreading depression, aktivasi rostral brainstem. Rangsang nyeri bisa disebabkan oleh adanya
6
tekanan, traksi, displacement maupun proses kimiawi dan inflamasi terhadap nosiseptor-nosiseptor pada struktur peka nyeri di kepala. Jika struktur tersebut yang terletak pada atau pun diatas tentorium serebelli dirangsang maka rasa nyeri akan timbul terasa menjalar pada daerah didepan batas garis vertikal yang ditarik dari kedua telinga
kiri
dan
kanan
melewati
puncak
kepala
(daerah
frontotemporal dan parietal anterior). Rasa nyeri ini ditransmisi oleh saraf trigeminus. Sedangkan rangsangan terhadap struktur yang peka terhadap nyeri dibawah tentorium (pada fossa kranii posterior) radiks servikalis bagian
atas
dengan
cabang-cabang
saraf
perifernya
akan
menimbulkan nyeri pada daerah dibelakang garis tersebut, yaitu daerah oksipital, suboksipital dan servikal bagian atas. Rasa nyeri ini ditransmisi oleh saraf kranial IX, X dan saraf spinal C-1, C-2, dan C-3. Akan tetapi kadang-kadang bisa juga radiks servikalis bagian atas dan N. oksipitalis mayor akan menjalarkan nyerinya ke frontal dan mata pada sisi ipsilateral. Telah dibuktikan adanya hubungan erat antara inti trigeminus dengan radiks dorsalis segmen servikal atas. Trigemino cervical reflex dapat dibuktikan dengan cara
stimulasi
n.supraorbitalis
dan
direkam
dengan
cara
pemasangan elektrode pada otot sternokleidomastoideus. Input eksteroseptif ditransmisikan
dan
nosiseptif
melalui
dari
polysinaptic
trigemino-cervical route,
termasuk
reflex spinal
trigeminal nuklei dan mencapai servikal motorneuron. Dengan adanya hubungan ini jelaslah bahwa nyeri didaerah leher dapat dirasakan atau diteruskan kearah kepala dan sebaliknya. Teori berikutnya tentang penyebab nyeri kepala ini adalah kontraksi otot wajah, leher, dan bahu. Otot-otot yang biasanya terlibat antara lain m. splenius capitis, m. temporalis, m. masseter, m. sternocleidomastoideus, m. trapezius, m. cervicalis posterior, dan m. levator scapulae. Penelitian mengatakan bahwa para
7
penderita nyeri kepala ini mungkin mempunyai ketegangan otot wajah dan kepala yang lebih besar daripada orang lain yang menyebabkan mereka lebih mudah terserang sakit kepala setelah adanya kontraksi otot. Kontraksi ini dapat dipicu oleh posisi tubuh yang dipertahankan lama sehingga menyebabkan ketegangan pada otot ataupun posisi tidur yang salah. Ada juga yang mengatakan bahwa pasien dengan sakit kepala kronis bisa sangat sensitif terhadap nyeri secara umum atau terjadi peningkatan nyeri terhadap kontraksi otot. Para peneliti sekarang mulai percaya bahwa nyeri kepala ini bisa timbul akibat perubahan dari zat kimia tertentu di otak – serotonin, endorphin, dan beberapa zat kimia lain – yang membantu dalam komunikasi saraf. Ini serupa dengan perubahan biokimia yang berhubungan
dengan
migren.
Meskipun
belum
diketahui
bagaimana zat-zat kimia ini berfluktuasi, ada anggapan bahwa proses ini mengaktifkan jalur nyeri terhadap otak dan mengganggu kemampuan otak untuk menekan nyeri. Pada satu sisi, ketegangan otot di leher dan kulit kepala bisa menyebabkan sakit kepala pada orang dengan gangguan zat kimia. d. Macam – macam Nyeri Kepala Sakit kepala dapat diklasifikasikan menjadi sakit kepala primer dan sakit kepala sekunder. 1) Sakit kepala primer dapat dibagi menjadi migraine, tension type headache, nyeri kepala sinus, cluster headache dengan sefalgia trigeminal/ autonomik, dan sakit kepala primer lainnya. Nyeri
Sifat nyeri
Lokasi
kepala Migraine umum
Lama
Frekuensi
Gejala lain
Sporadik,
Mual,
beberapa
muntah,
kali sebulan
malaise,
nyeri Berdenyut
Unilateral/ bilateral
6-48 jam
fotofobia
8
Migraine
Berdenyut
Unilateral
3-12 jam
klasik
Sporadik,
Prodormal
beberapa
visual,
kali sebulan
mual, muntah, malise, fotofobia
Cluster
Menjemukan, Unilateral,
headache
tajam
5-10 menit
orbita
Serangan
Wajah
berkelompok merah, dengan
hidung
remisi lama
tersumbat
Konstan
Depresi
Tension
Tumpul,
Difus,
Terus
type
ditekan
bilateral
menerus
Ditusuk
Dermatom
15-60
Beberapa
Zona
saraf V
detik
kali sehari
pemicu
headache Neuralgia trigeminal
nyeri disentuh Sinus
Tumpul/
Diatas
tajam
sinus
Bervariasi
Sporadik/
Rinore
konstan
2) Sakit kepala sekunder dapat dibagi menjadi sakit kepala yang disebabkan oleh karena trauma pada kepala dan leher, sakit kepala akibat kelainan vaskular kranial dan servikal, sakit kepala yang bukan disebabkan kelainan vaskular intrakranial, sakit kepala akibat adanya zat atau withdrawal,sakit kepala akibat infeksi, sakit kepala akibat gangguan homeostasis, sakit kepala atau nyeri pada wajah akibat kelainan kranium, leher,telinga, hidung, sinus, gigi, mulut atau struktur lain di kepala dan wajah, sakit kepala akibat kelainan psikiatri.
2. Mengapa sakit kepala dirasakan semakin memberat apabila pasien
9
merasa cemas, lelah dan sulit tidur? ketegangan atau stres yang menghasilkan kontraksi otot di sekitar tulang tengkorak menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah sehingga aliran darah berkurang yang menyebabkan terhambatnya oksigen dan menumpuknya hasil metabolisme yang akhirnya akan menyebabkan nyeri.
10
IV.
SISTEMATIKA MASALAH
Wanita 35 tahun
Sakit kepala sejak 1 bulan yang lalu
Sakit kepala dirasa terus menerus dan hanya di sisi kanan
Ke poli akupunktur
Anatomi kepala
Mekanisme nyeri kepala
Klasifikasi nyeri kepala Gejala lain yaitu rasa tegang dan kaku pada bahu kanan
Mekanisme akupunktur mengurangi nyeri kepala
Lokal
Segmental
Sentral
Titik-titik akupunktur untuk mengurangi nyeri kepala
11
V.
SASARAN PEMBELAJARAN 1.
Mahasiswa
mampu
mngetahui
dan
menjelaskan
mengenai
dan
menjelaskan
mengenai
akupunktur.
VI.
VII.
BELAJAR MANDIRI
MENGUJI INFORMASI BARU 1.
Mahasiswa
mampu
mngetahui
akupunktur.
Definisi Akupunktur berasal dari kata acus yang berarti jarum dan punktura yang berarti penusukan. Akupunktur merupakan suatu metode terapi dengan penusukan pada titik-titik di permukaan tubuh untuk mengobati penyakit maupun kondisi kesehatan lainnya. Akupunktur merupakan stimulasi terhadap titik anatomis tertentu pada tubuh dengan berbagai macam teknik melalui penyisipan jarum besi yang tipis menembus kulit menggunakan tangan atau dengan stimulasi listrik.
Penerapan akupuntur sebagai pengobatan alternatif Penerapan
akupunktur
sebagai
pengobatan
alternatif
dan
komplementer berdasarkan konsep yang menyatakan bahwa penyakit berasal dari gangguan aliran qi akibat ketidakseimbangan kekuatan energi yin dan yang. Qi merupakan kombinasi kekuatan energi yin dan yang yang berada di dalam tubuh. Energi yin mewakili aspek dingin, lambat atau pasif manusia, sedangkan energi yang mewakili aspek panas, semangat atau aktif. Menurut, ilmu pengobatan tradisional Cina, kesehatan dicapai bila keseimbangan kedua energi
12
itu terjaga. Qi mengalir di seluruh tubuh sepanjang jalur khusus yang disebut Meridian. Meridian berada pada posisi yang sama di masingmasing bagian tubuh. Ada empat belas Meridian yang berjalan secara vertikal menaiki dan menuruni permukaan tubuh. Selain itu, ada dua belas Meridian organ pada masing-masing sisi tubuh. Ada juga dua Meridian yang tidak berpasangan pada garis pertengahan tubuh. Hubungan antar Meridian menjamin kelancaran aliran qi dan keseimbangan energi yin dan yang. Blokade aliran chi akan menganggu energi utama atau kekuatan hidup yang mengatur kesehatan fisik, emosional, mental, dan spiritual dan mempengaruhi kedua kekuatan yang saling bertolak belakang it u. Akupunktur bertujuan untuk menyembuhkan penyakit dengan menghilangkan blokade terhadap aliran chi serta mengembalikan keseimbangan energi yin dan yang. Akupunktur berawal dari penemuan bahwa stimulasi area tertentu (titik akupunktur) pada kulit mempengaruhi fungsi organ tertentu. Titik akupunktur merupakan lokasi spesifik di mana Meridian berada dekat di permukaan kulit dan mudah dijangkau dengan memasukkan jarum ke titik tersebut untuk menjaga keseimbangan aliran qi pada masing-masing sisi tubuh. Hal ini berkembang menjadi sistem penyembuhan karena hubungan antara titik tertentu di kulit dan organ lebih dipahami. Akupunktur juga berkembang menjadi cara yang cukup efektif untuk menghilangkan nyeri. Keberhasilan ini disebabkan oleh kekuatan akupunktur untuk membangkitkan respons penyembuhan diri yang merupakan efek pengobatan yang terkuat untuk menyembuhkan penyakit atau mempertahankan kesehatan tubuh.
Makanisme Kerja Akupunktur Reaksi akupunktur secara umum dapat dijelaskan melalui 3 tingkatan, yaitu reaksi lokal, segmental dan sentral. Reaksi lokal :
13
Penjaruman
menyebabkan
mikrotrauma.
Selanjutnya
jaringan
melepaskan mediatornya untuk memperbaiki kerusakan jaringan dengan segera dan memulai reaksi biokimia berantai yang cepat. Mediator pada reaksi berantai ini adalah histamin, serotonin, kinin, limfokinin, leukotrien dan prostaglandin. Efeknya terbatas hanya secara lokal. Mediator tersebut jarang menyebabkan reaksi jauh. Mikrotrauma tersebut juga menyebabkan pelepasan neuropeptida Calsitonine Gene Related Peptide (CGRP),
Substansia P anti
inflamasi dan β endorfin lokal. CGRP dalam jumlah besar menyebabkan reaksi pro inflamasi, tetapi sebaliknya CGRP dalam jumlah kecil mempunyai efek anti inflamasi. Pemberian terapi akupunktur dengan perangsangan yang lemah dapat menyebabkan pelepasan CGRP yang mempunyai efek anti inflamasi tanpa merangsang sel – sel pro inflamasi. β endorfin merangsang sel T helper 2 untuk menghasilkan Inter Leukin 10 yang dapat mengurangi reaksi inflamasi. β endorfin juga berfungsi mengurangi rasa nyeri. (Zijlstra, 2003).
Reaksi segmental :
Penjaruman memicu gamma loop eferen pada kornu ventralis medulla spinalis yang mengaktifkan saraf motorik somatik ke otot, dan saraf motorik otonom ke pembuluh darah dan ke organ organ dalam. Informasi aferen juga disalurkan ke medulla spinalis ke atas dan ke bawah menyebabkan refleks otot, nosiseptive dan viseral di sepanjang medulla spinalis dari tingkat segmental spinal dimana rangsangan tersebut dihasilkan. Neuron neuron yang berhubungan dengan sistem otot terdiri dari sebuah jalur yang dikenal sebagai gamma loop, yang penting untuk fungsi otot walaupun sinyal motorik volunter ditimbulkan oleh jalur yang turun dari otak. Reaksi regional terdiri dari aktivasi dari sebuah area yang luas (2 – 3 dermatom) melalui lengkung refleks. Refleks refleks ini adalah refleks visero-kutaneus
14
(refleks splakno-fasial), refleks kutaneo-viseral, refleks viseromuskular dan visero-viseral (refleks somato-otonomik), refleks somatomotor (refleks kutaneo-muskular segmental) dan juga refleks vegetatif.
Banyak gejala dan efek akupunktur yang dapat dijelaskan melalui neurofisiologis dari persarafan segmental. Terapi segmental digunakan terutama untuk gejala gejala segmental dan fungsional, memodulasi nyeri dan pengobatan simtomatis dari gejala gejala struktural. Sebuah segmen terdiri dari sebuah dermatom, sebuah miotom, sebuah sklerotom dan sebuah viserotom. Semua bagian ini berhubungan satu dengan yang lain melalui persarafan yang sama, dan melalui persarafan ini setiap bagian dari sebuah segmen mampu mempengaruhi bagian lain dalam satu segmen. Dalam terapi akupunktur segmental, seseorang menggunakan titik titik akupunktur yang secara neuroanatomi
berhubungan dengan segmen yang
terganggu. Pada prinsipnya, titik titik ini berada pada dermatom, miotom, sklerotom dari segmen yang terganggu.
Setiap titik dapat diambil untuk mengobati penyakit penyakit organ yang terletak pada zona / area yang dipersarafi oleh segmen saraf yang sama atau berdekatan. Meridian meridian yang terletak membujur pada daerah dada, perut dan punggung termasuk diantaranya adalah Meridian Ren, Lambung, Hati, Ginjal, Kandung empedu, Kandung kemih dan Du, mempunyai hubungan tertentu secara teratur dengan persarafan segmental. Titik titik pada meridian Ren, Ginjal, Lambung, Du dan Kandung Kemih letaknya teratur dengan jarak tertentu
15
(ukuran unit proporsional tubuh). Distribusi saraf saraf pada daerah punggung juga terletak dalam keteraturan segmental. Berdasarkan fungsi dan efek dari titik titik Shu-belakang pada daerah punggung dan Mu depan pada daerah dada, indikasinya adalah identik dengan persarafan segmental dari saraf.
Reaksi sentral :
Diffuse noxious inhibitory controls (DNIC). DNIC berasal dari subnukleus retikularis dorsalis dalam medulla oblongata kaudal dan menghambat Substansia Gelatinosa. Sinyal penusukan dibawa oleh serabut somatik aferen ke medulla spinalis kemudian mengaktifkan Hipofise – hipothalamus sehingga pembuluh
darah
dan
cairan
melepaskan β endorfin ke
serebro
spinalis,
mengakibatkan
meningkatnya analgesia fisiologis dan homeostasis berbagai macam sistem
termasuk
sistem
imun,
sistem
kardiovaskular,
sistem
pernapasan dan perbaikan jaringan. Ia juga mensekresi ACTH dan hormon lainnya seperti Thyrotropin Releasing Hormone, Growth Hormone, Anti Diuretic Hormone, Folicle Stimulating Hormone, Luteinizing Hormone, Steroid Hormone dan lain lain. Hormon ini dapat merangsang pembentukan kortisol yang berguna untuk memodifikasi sensasi nyeri dan reaksi imun.
Efek Akupuntur Ketidakseimbangan neurotransmitter dalam tubuh berperan dalam patologi terjadinya penyakit. Apabila ketidakseimbangan ini terus berlanjut
maka
dapat
menyebabkan
gangguan
metabolisme dan imunomodulator. Hal inilah yang
pada
sistem
mendasari
timbulnya beberapa penyakit seperti pada penyakit yang berhubungan dengan nyeri, gangguan sistem organ, gangguan sistem imun, gangguan gerak dan penyakit metabolik. kadar dari beberapa neurotransmitter seperti β endorfin, enkefalin, serotonin (5 Hidroksi
16
Triptamin) dan dopamin pada plasma dan jaringan otak meningkat setelah tindakan akupunktur. Selain itu akupunktur juga mempunyai efek imunomodulator pada sistem imun dan efek lipolitik pada sistem metabolisme. Oleh karena kemampuannya menimbulkan efek tersebut maka akupunktur dapat digunakan sebagai pengobatan berbagai penyakit yang berhubungan dengan gangguan sistem saraf, nyeri, gangguan metabolisme, sistem organ, sistem imun, psikosomatik dan rehabilitasi. Penusukan jarum akupunktur dapat digunakan sebagai strategi terapi pada berbagai penyakit melalui sekresi neurotransmitter tersebut.
Mekanisme Efek Akupunktur Efek Neurofisiologik
penusukan jarum akupunktur memberikan satu atau beberapa yang disebut poli signal sebagai stimulus yang berefek terhadap percepatan proses perbaikan metabolisme sel yang dikatakan sebagai proses penyembuhan. Proses penyembuhan ini diakibatkan oleh sekresi biokimiawi atau neurotransmiter akibat penusukan akupunktur melalui stimulasi
sistem
jaringan
saraf.
Sekresi
biokimiawi
dan
neurotransmiter ini merupakan stimulan atau inhibisi terhadap gangguan metabolisme sel atau neuron melalui perubahan dari K+, Na+, dan Ca+ di neuron5. Dari berbagai penelitian ditemukan bahwa stimulasi terhadap sistem saraf akan melibatkan lebih dari 30 jenis neuropeptida yang berperan dalam sistem penghubung signal melalui sistem hormonal yang berarti akan melibatkan seluruh komponen organ tubuh. Stimulus nyeri mengakibatkan sekresi 5-HT dari nukleus rafe dorsalis magnus dan berakhir di kornu dorsalis di medulla spinalis. Selain itu juga terjadi sekresi enkefalin oleh neuron di medula spinalis mengakibatkan inhibisi glutamat di sinspsis sehingga menginhibisi penyampaian stimulus oleh jaringan saraf tipe C dan A delta ke otak.
17
Efek Terhadap Sistem Imun
Penusukan jaringan didefinisikan sebagai stres biologis yang berefek terhadap neurotransmiter tertentu. Spesifik pada titik akupuktur mempunyai efek tertentu. Dipastikan bahwa efek akupunktur dalam fungsi sistem imun berkaitan dengan efek β -endorfin, metionin enkefalin, dan leukin enkefalin terhadap sistem ini. Sejauh ini sudah dibuktikan bahwa leukosit mengandung proopiomelanokortin mRNA. Dengan demikian leukosit sebenarnya dapat mensintesa ACTH, β endorfin dari komposisi promolekul dari ACTH. Reseptor opioid endogen juga ditemukan di limfosit B, limfosit T, dan natural killer, granulosit, monosit, platelets, dan kompleman.
Efek terhadap sistem pencernaan dan metabolisme
Dari berbagai penelitian membuktikan bahwa peran akupunktur terhadap masalah gangguan pencernaan pengaturan sistem saraf otonom dalam hal menginhibisi sekresi asam lambung begitu juga sekresi opioid. Dari penelitian pada hewan percobaan ditemukan bahwa penusukan akupunktur juga berefek pada aktivitas lifolitik βendorfin yang kemudian ternyata dengan efek sama pada manusia. Peningkatan β-endorfin di plasma diakibatkan oleh peningkatan insulin pada diabetic mice.
Efek terhadap gangguan psikologik .
Seperti disebutkan bahwa terapi akupunktur akan meningkatkan sekresi 5-HT dan enkefalin di susunan saraf pusat dan plasma darah. Hal inilah yang berperan terhadap terapi gangguan mood.dan ansietas dan depresi.
Efek terhadap obesitas
18
Efek terapi akupunktur terhadap obesitas adalah melalui cara kerja menekan pusat lapar di hipotalamus oleh neurotransmiter yang tersekresi akibat penusukan jarun akupunktur, Selain itu juga tentu berperan dalam aktivitas metabolisme sel melalui aksis hypothalamic pituitary adrenal (HPA) dan n. vagus.
Teori Mekanisme Akupunktur dalam Menghilangkan Nyeri a.
Teori endorfin yang menyatakan bahwa akupuntur menstimulasi sekresi endorphin di dalam tubuh, terutama enkephalin yang mempunyai efek analgesia.
b.
Teori sistem saraf otonom yang mengungkapkan akupunktur mempengaruhi susunan saraf otonom, yaitu saraf simpatis dan parasimpatis yang berperanan dalam patofisiologi nyeri.
c.
Teori neurotransmitter yang menyatakan akupunktur dapat mempengaruhi kadar neurotransmitter spesifik, seperti serotonin dan noradrenalin yang terlibat dalam proses timbulnya nyeri.
d.
Teori
Gate Control yang
menyatakan bahwa persepsi nyeri diatur
oleh bagian dari sistem saraf yang mengatur impuls yang akan diinterpretasikan sebagai nyeri. Bagian sistem saraf ini disebut gerbang masuk (the Gate). Jika gerbang masuk ini menerima terlalu banyak impuls, gerbang akan berlimpahan impuls yang meluap-luap, lalu menutup untuk mencegah impuls lainnya untuk masuk. Gate ini akan menutup secara bertahap mulai dari yang kecil hingga yang besar. Akupunktur menutup gerbang masuk dan mencegah serabut saraf C untuk menghantarkan impuls nyeri. e.
Teori Motor
Gate
yang menyatakan beberapa bentuk paralisis
dapat diatasi dengan akupunktur dengan membuka kembali gerbang masuk yang terhambat akibat penyakit sehingga impuls motorik yang dihantarkan dapat mencapai efektor, yaitu otot dan kelenjar endokrin. Teori ini dinyatakan kembali oleh Professor Jayasuriya (1977). Ia mengatakan bahwa salah satu faktor yang
19
berkaitan dengan perbaikan hantaran impuls motorik adalah aktivasi sel spindle yang distimulasi oleh neuron motorik gamma. Jika akupunktur menstimulasi pelepasan neuron motorik gamma, pelepasan itu menyebabkan kontraksi serat otot intrafusal yang mengaktivasi sel spindle dan memicu kontraksi otot. Goldman, et.al (2010) menyatakan akupunktur dapat mengurangi rasa nyeri karena jarum akupunktur memicu dilepaskannya adenosin, salah satu zat penghilang rasa sakit alami. Selain dapat mengurangi rasa nyeri, peningkatan tingkat adenosin juga dapat menimbulkan efek menenangkan. Kelompok itu menerapkan perawatan akupunktur standar pada tikus yang menderita nyeri di kaki. Saat dan sesudah ditusuk jarum, ternyata tingkat adenosin dalam jaringan di sekitar jarum melonjak 24 kali lipat.
20
Kesimpulan
Pada tutorial ini didapatkan kesimpulan bahwa pasien menderita penyakit sakit kepala tipe migrain. Sakit kepala migrain ini dapat disebabkan salah satunya karena stress yang mengakibatkan kontraksi otot. Kontraksi otot yang terjadi dapat mengakibatkan vasokontriksi pembuluh darah sehingga merangsang nosiseptif daerah peka nyeri dan menyebabkan terjadinya sakit kepala. Selain itu, peran neurotransmitter juga berperan dalam timbulnya sakit kepala. Dalam ilmu pengobatan tradisional china, terjadinya penyakit disebabkan karena terjadi ketidakseimbangan yin dan yang. Keseimbangan dalam yin dan yang sangat mempengaruhi energi qi. Qi mengalir di seluruh tubuh sepanjang jalur khusus yang disebut Meridian. Hubungan antar Meridian menjamin kelancaran aliran qi dan keseimbangan energi yin dan yang. Blokade aliran chi akan menganggu energi utama atau kekuatan hidup yang mengatur kesehatan fisik, emosional, mental, dan spiritual dan mempengaruhi kedua kekuatan yang saling bertolak belakang itu. Akupunktur bertujuan untuk menyembuhkan penyakit dengan menghilangkan blokade terhadap aliran chi serta mengembalikan keseimbangan energi yin dan yang. Titik akupunktur merupakan lokasi spesifik di mana Meridian berada dekat di permukaan kulit dan mudah dijangkau dengan memasukkan jarum ke titik tersebut untuk menjaga keseimbangan aliran qi pada masing-masing sisi tubuh. Dengan adanya keseimbangan tersebut, maka tubuh menjadi sehat.
21
HAMBATAN DAN SARAN
A.
Hambatan: 1. Mahasiswa masih kurang dalam berpikir kritis untuk menganalisis masalah 2. Mahasiswa kurang dapat menggali informasi dan mengutarakan pendapat dengan baik dan lengkap 3. Mahasiswa masih kurang dalam mencari referensi – referensi untuk mendapatkan informasi tambahan. 4. Mahasiswa kurang kreatif dalam menyampaikan informasi melalui bahan presentasi sehingga terasa membosankan.
B.
Saran 1. Mahasiswa harus dapat menggali informasi dan mendapatkan informasi sebanyak – banyaknya dengan referensi yang sesuai. 2. Mahasiswa dapat lebih aktif dalam mengemukakan pendapatnya
22
DAFTAR PUSTAKA
23