SATUAN ACARA PENYULUHAN
OSTEOPOROSIS
Pokok bahasan : Kesehatan Tulang
Sub pokok bahasan : Osteoporosis
Penyuluh : Mahasiswa Jurusan Kebidanan semester VI
Hari/tanggal : Rabu, 4 Juni 2008
Waktu : 08.00 WIB - selesai
Tempat : Di Balai desa Wonoboyo
Sasaran : Para Lansia
I. Tujuan Intruksional Umum ( TIU )
Peserta dapat memahami tentang Osteoporosis
II. Tujuan Intruksional Khusus ( TIK )
1. Peserta dapat menjelaskan pengertian osteoporosis
2. Peserta dapat menjelaskan tentang macan-macam osteoporosis
3. Peserta dapat menjelaskan tentang faktor penyebab dari osreoporosis
4. Peserta dapat menyebutkan beberapa gejala dari osteoporosis
5. Peserta dapat mengetahui sedikit diagnosda sementara setelah tahu akan gejala osteoporosis
6. Peserta dapat menyebutkan cara pencegahan dan pengobatan osteoporosis
III. Media
1. LCD
2. Laptop
3. Leaflet osteoporosis
IV. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
V. Pelaksanaan
No. Acara Waktu Kegiatan Penyuluhan Evaluasi
1. Pembukaan 5mnt Mengucap salam dan terimakasih atas kedatangan para peserta.
Memperkenalkan diri dan apresiasi. Menjawab salam, mendengarkan dengan seksama.
2. Inti 15 mnt Menyampaikan materi tentang pengertian ostreoporosis
Menyebutkan tentang macam-macam osteoporosis.
Menjelaskan tentang faktor pentebab osteoporosis
Mengetahui diagnosa setelah tinbul gejala
Menyebutkan tentang pencegahan dan pengobatab osteoporosis Mendengarkan dan memperhatikan.
3. Diskusi 25 mnt Meminta peserta untuk mengajukan pertanyaan jika belum jelas. Peserta mengajukan pertanyaan.
4. Penutup 5 mnt Menyimpulkan hasil penyuluhan.
Memberi saran-saran.
Memberi salam dan meminta maaf bila ada kesalahan.
Mengucapkan terima kasih atas perhatian dan mengucapkan salam. Peserta menjawab salam.
VI. Materi
OSTEOPOROSIS
A. Pengertian
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang.
B. Macam-macam
1. Osteoporosis primer
Osteoporosis primer sering menyerang wanita paska menopause dan juga pada pria usia lanjut dengan penyebab yang belum diketahui.
2. Osteoporosis sekunder
Sedangkan osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan :
a Kelainan hepar
b Kegagalan ginjal kronis
c Kurang gerak
d Kebiasaan minum alkohol
e Pemakai obat-obatan/corticosteroid
f Kelebihan kafein
g Merokok
C. Faktor penyebab
1. Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia diantara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat. Tidak semua wanita memiliki resiko yang sama untuk menderita osteoporosis postmenopausal, wanita kulit putih dan daerah timur lebih mudah menderita penyakit ini daripada wanita kulit hitam.
2. Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita seringkali menderita osteoporosis senilis dan postmenopausal.
3. Kurang dari 5% penderita osteoporosis juga mengalami osteoporosis sekunder, yang disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan. Penyakit ini bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid dan adrenal) dan obat-obatan (misalnya kortikosteroid, barbiturat, anti-kejang dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok bisa memperburuk keadaan ini.
4. Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.
D. Gejala
Kepadatan tulang berkurang secara perlahan (terutama pada penderita osteoporosis senilis), sehingga pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala. Beberapa penderita tidak memiliki gejala. Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi kolaps atau hancur, maka akan timbul nyeri tulang dan kelainan bentuk.
Kolaps tulang belakang menyebabkan nyeri punggung menahun. Tulang belakang yang rapuh bisa mengalami kolaps secara spontan atau karena cedera ringan. Biasanya nyeri timbul secara tiba-tiba dan dirasakan di daerah tertentu dari punggung, yang akan bertambah nyeri jika penderita berdiri atau berjalan. Jika disentuh, daerah tersebut akan terasa sakit, tetapi biasanya rasa sakit ini akan menghilang secara bertahap setelah beberapa minggu atau beberapa bulan. Jika beberapa tulang belakang hancur, maka akan terbentuk kelengkungan yang abnormal dari tulang belakang (punuk Dowager), yang menyebabkan ketegangan otot dan sakit.
Tulang lainnya bisa patah, yang seringkali disebabkan oleh tekanan yang ringan atau karena jatuh. Salah satu patah tulang yang paling serius adalah patah tulang panggul. Yang juga sering terjadi adalah patah tulang lengan (radius) di daerah persambungannya dengan pergelangan tangan, yang disebut fraktur Colles. Selain itu, pada penderita osteoporosis, patah tulang cenderung menyembuh secara perlahan
E. Diagnosa
Pada seseorang yang mengalami patah tulang, diagnosis osteoporosis ditegakkan berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik dan rontgen tulang. Pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menyingkirkan keadaan lainnya yang bisa diatasi, yang bisa menyebabkan osteoporosis.
Untuk mendiagnosis osteoporosis sebelum terjadinya patah tulang dilakukan pemeriksaan yang menilai kepadatan tulang. Pemeriksaan yang paling akurat adalah DXA (dual-energy x-ray absorptiometry). Pemeriksaan ini aman dan tidak menimbulkan nyeri, bisa dilakukan dalam waktu 5-15 menit. DXA sangat berguna untuk: - wanita yang memiliki resiko tinggi menderita osteoporosis - penderita yang diagnosisnya belum pasti - penderita yang hasil pengobatannya harus dinilai secara akurat.
F. Pencegahan
Pencegahan osteoporosi meliputi: - Mempertahankan atau meningkatkan kepadatan tulang dengan mengkonsumsi kalsium yang cukup - Melakukan olah raga dengan beban - Mengkonsumsi obat (untuk beberapa orang tertentu).
Mengkonsumsi kalsium dalam jumlah yang cukup sangat efektif, terutama sebelum tercapainya kepadatan tulang maksimal (sekitar umur 30 tahun). Minum 2 gelas susu dan tambahan vitamin D setiap hari, bisa meningkatkan kepadatan tulang pada wanita setengah baya yang sebelumnya tidak mendapatkan cukup kalsium. Sebaiknya semua wanita minum tablet kalsium setiap hari, dosis harian yang dianjurkan adalah 1,5 gram kalsium.
Olah raga beban (misalnya berjalan dan menaiki tangga) akan meningkatkan kepadatan tulang. Berenang tidak meningkatkan kepadatan tulang. Estrogen membantu mempertahankan kepadatan tulang pada wanita dan sering diminum bersamaan dengan progesteron. Terapi sulih estrogen paling efektif dimulai dalam 4-6 tahun setelah menopause; tetapi jika baru dimulai lebih dari 6 tahun setelah menopause, masih bisa memperlambat kerapuhan tulang dan mengurangi resiko patah tulang. Raloksifen merupakan obat menyerupai estrogen yang baru, yang mungkin kurang efektif daripada estrogen dalam mencegah kerapuhan tulang, tetapi tidak memiliki efek terhadap payudara atau rahim. Untuk mencegah osteroporosis, bisfosfonat (contohnya alendronat), bisa digunakan sendiri atau bersamaan dengan terapi sulih hormon.
G. Pengobatan
Tujuan pengobatan adalah meningkatkan kepadatan tulang. Semua wanita, terutama yang menderita osteoporosis, harus mengkonsumsi kalsium dan vitamin D dalam jumlah yang mencukupi. Wanita pasca menopause yang menderita osteoporosis juga bisa mendapatkan estrogen (biasanya bersama dengan progesteron) atau alendronat, yang bisa memperlambat atau menghentikan penyakitnya.
Bifosfonat juga digunakan untuk mengobati osteoporosis. Alendronat berfungsi: - mengurangi kecepatan penyerapan tulang pada wanita pasca menopause - meningkatakan massa tulang di tulang belakang dan tulang panggul - mengurangi angka kejadian patah tulang. Supaya diserap dengan baik, alendronat harus diminum dengan segelas penuh air pada pagi hari dan dalam waktu 30 menit sesudahnya tidak boleh makan atau minum yang lain. Alendronat bisa mengiritasi lapisan saluran pencernaan bagian atas, sehingga setelah meminumnya tidak boleh berbaring, minimal selama 30 menit sesudahnya. Obat ini tidak boleh diberikan kepada orang yang memiliki kesulitan menelan atau penyakit kerongkongan dan lambung tertentu.
Kalsitonin dianjurkan untuk diberikan kepada orang yang menderita patah tulang belakang yang disertai nyeri. Obat ini bisa diberikan dalam bentuk suntikan atau semprot hidung. Tambahan fluorida bisa meningkatkan kepadatan tulang. Tetapi tulang bisa mengalami kelainan dan menjadi rapuh, sehingga pemakaiannya tidak dianjurkan.
Pria yang menderita osteoporosis biasanya mendapatkan kalsium dan tambahan vitamin D, terutama jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa tubuhnya tidak menyerap kalsium dalam jumlah yang mencukupi. Jika kadar testosteronnya rendah, bisa diberikan testosteron.
Patah tulang karena osteoporosis harus diobati. Patah tulang panggul biasanya diatasi dengan tindakan pembedahan. Patah tulang pergelangan biasanya digips atau diperbaiki dengan pembedahan. Pada kolaps tulang belakang disertai nyeri punggung yang hebat, diberikan obat pereda nyeri, dipasang supportive back brace dan dilakukan terapi fisik.
Osteoporosis
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), osteoporosis didefinisikan sebagai: "Kondisi dimana tulang menjadi tipis, rapuh, keropos dan mudah patah / fraktur akibat berkurangnya massa tulang, khususnya kalsium yang terjadi pada waktu lama."
Kerangka manusia terdiri dari 206 tulang yang terdiri dari kumpulan jaringan yang hidup dan keras yang berfungsi untuk menopang tubuh, mendukung otot, dan melindungi organ-organ dalam terhadap cedera. Peran penting lainnya, tulang bertindak sebagai tempat persediaan kalsium. Sekitar 2% berat orang dewasa (1,0-1,4 kilogram) terdiri dari kalsium. Sekitar 99% kalsium terdapat dalam tulang dan gigi, 1% sisanya dalam cairan tubuh dan jaringan lunak. Agar tubuh dapat berfungsi dengan baik, tingkat kalsium yang konstan harus tepat terjaga di dalam plasma darah. Setiap hari tubuh kita menerima dan mengeluarkan kalsium.
Pada orang dewasa yang sehat, perputaran kalsium dari tulang adalah sekitar 500 mg (misalnya 500 mg kalsium masuk ke tubuh dan 500 mg yang dilepas oleh tulang setiap harinya). Untuk itu,apabila asupan kalsium tidak memadai maka tulang akan melepaskan kalsium ke dalam darah. Jika ketidakseimbangan antara jumlah kalsium yang diserap dan jumlah kalsium yang dilepas terus berlanjut dalam jangka waktu lama, maka persediaan kalsium di dalam tulang akan menipis yang mengakibatkan rendahnya massa dan kepadatan tulang sehingga meningkatkan resiko osteoporosis.
Klasifikasi dan penyebab terjadinya osteoporosis
1) Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita.
2) Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut.
3) Osteoporosis sekunder dialami kurang dari 5% penderita osteoporosis, yang disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan.
4) Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.
Faktor Risiko : Wanita, Usia, Ras, Keturunan penderita osteoporosis,
Terapi diet penyakit osteoporosis
Pencegahan osteoporosis melibatkan perubahan kebiasaan dari sejak masih kecil sampai remaja dan dewasa muda. Perubahan ini akan membantu dalam menurunkan resiko terjadinya osteoporosis di masa tuanya.
Kebutuhan kalsium:
Kebutuhan kalsium yang ada disesuaikan dengan usia.
Usia 1-3 tahun perlu 500 mg/per hari.
Usia 4-8 memerlukan 800 mg/per hari
Usia 9-18 perlu 1.300 mg/per hari.
Usia 19-50 butuh 1.000 mg/per hari.
Usia >50 tahun butuh sekitar 1.200 mg/per hari.
Tujuan diit osteoporosis
1) Membantu mencegah terjadinya osteoporosis
2) Membantu mengurangi kerapuhan masa tulang lebih lanjut
3) Agar dapat melakukan pekerjaan sehari-hari seperti biasanya.
4) Meningkatkan asupan vitamin D dari makanan.
5) Meningkatkan asupan kalsium dari makanan.
Syarat Diet
1. Meningkatkan asupan kalsium. Kalsium merupakan mineral utama yang diperlukan pada waktu pembentukan tulang, dan diperlukan asupan yang cukup untuk memaksimalkan kepadatan tulang.
2. Meningkatkan asupan vitamin D dari makanan
3. Jika terdapat intoleransi laktosa, pertimbangkan pemberian suplemen laktase
4. Jika diet tetap tidak memadai kendati sudah diberikan penyuluhan pada pasien, berikan suplemen untuk memenuhi kebutuhan 1200-1500 kalsium per hari dan 400 IU vitamin D per hari bagi wanita
5. Tingkatkan olahraga seperti renang, jalan, senam, aerobik, dayung, dll.
6. Jelaskan kepada pasien mengenai manfaat perubahan diet yang postif secara dini dalam kehidupannya
7. Anjurkan untuk mengurangi kebiasaan minum kopi dan makan protein yang berlebihan; kebiasaan ini dapat meningkatkan kehilangan kalsium dalam urine.
Bahan makanan sumber kalsium: susu dan produknya, bayam, ikan salmon, tahu, kacang almond, brokoli, turkey, jeruk, kailan, roti, pisang, daging sapi. Zat gizi lain yang diperlukan untuk membantu meningkatkan kadar kalsium di darah adalah vitamin D.
Vitamin D mempunyai peran dalam meningkatkan penyerapan kalsium di usus dan juga penyerapan kembali kalsium di ginjal. Selain itu diperlukan fosfor.
Fosfor merupakan mineral yang diperlukan juga dalam pembentukkan tulang, diperlukan asupan yang cukup dari fosfor untuk memaksimalkan massa tulang. Akan tetapi konsumsi fosfor terlalu tinggi, misalnya fosfor yang terdapat pada soft drink, dapat meningkatkan pengeluaran kalsium melalui urine.
Demikian juga dengan konsumsi protein hewani yang terlalu tinggi, akan meningkatkan pengeluaran kalsium melalui urine. Akan tetapi hubungan antara asupan protein dengan resiko terjadinya osteoporosis masih belum jelas.
Protein tetap diperlukan karena protein merupakan komponen penting dari tulang, protein juga diperlukan untuk menjaga produksi hormon dan faktor pertumbuhan yang diperlukan dalam pembentukkan tulang. Kekurangan protein akan meningkatkan resiko terjadinya patah tulang karena osteoporosis. Protein dari hewani kaya akan sulfur yang memberikan suasana asam di tubuh, untuk menetralisirnya dikeluarkan kalsium dari tulang. Akan tetapi bila asupan kita juga mengandung sayur, buah-buahan dan juga protein nabati, makanan tersebut akan memberikan suasana basa sehingga tubuh tidak perlu mengambil kalsium dari tulang untuk menetralisirnya.
Berdasarkan penelitian, asupan yang mengandung kalium, magnesium, buah, sayur, dan protein nabati berhubungan dengan Body Mass Density yang tinggi. Akan tetapi hati-hati dengan asupan garam yang tinggi, karena akan meningkatkan pengeluaran kalsium melalui ginjal. Untuk itu sebaiknya makanan yang kita konsumsi tidak mengandung tinggi garam. Selain garam, kafein juga mempunyai efek negatif terhadap kalsium. Hubungan negatif antara kafein dengan kehilangan massa tulang terjadi pada wanita yang sudah menopause dengan asupan kalsium di bawah 800 mg/hari dan kopi yang dikonsumsi lebih dari 2 cangkir. Kafein mempunyai efek meningkatkan pengeluaran kalsium melalui urine dan menghambat pernyerapan kalsium di usus.
Sebagai kesimpulan, nutrisi merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhatikan, untuk membantu menurunkan resiko terjadinya osteoporosis. Nutrisi yang dikonsumsi sebaiknya mengandung cukup berbagai zat gizi yang dibutuhkan, baik sumber kalsium, protein, vitamin D, kalium, magnesium, fosfor. Makanan yang dikonsumsi sebaiknya mengandung cukup sumber protein baik hewani maupun nabati, sayur dan buah. Sebaiknya kita membatasi asupan alkohol, soft drink, makanan yang terlalu asin dan kafein.
Disarankan untuk tetap mengkonsumsi makanan dengan kandungan gizi yang lengkap, cukup asupan protein juga mengkonsumsi makanan yang berasal dari nabati.
Perbedaan diit ini dengan makanan biasa
1) Bahan makanan yang digunakan berkalsium tinggi dan makanan sumber vitamin D
2) Sebagian besar protein yang digunakan golongan nabati
3) Penggunaan bahan makanan yang mengandung natrium dibatasi
4) Mengkonsumsi sayur dan buah dalam jumlah cukup
5) Menghindari konsumsi alkohol
6) Bila terlalu gemuk, jumlah kalori dibatasi
Bahan makanan sumber Kalsium :
1) Tinggi ( > 200 mg/100 gr BM ) Saridele bubuk, rebon, teri, udang kering, sarden, bayam, keju )
2) Sedang ( 100 – 200 mg/100 gr BM ) Brokoli, pecay, kacang ijo, tahu, tempe, susu
3) Rendah ( 10 – 100 mg / 100 gr BM ) Daging, ayam, hati, telur, ayam
Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan penyakit osteoporosis
a) Makanan yang dianjurkan
Sumber hidrat arang :Semua bahan makanan sumber hidrat arang
Sumber Protein hewani :Ikan teri, ikan sarden, udang rebon kering, telur.
Susu dan produk susu yang sudah diolah seperti keju dan yoghurt,
Sumber protein nabati :Kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tahu,
tempe, oncom dan sebagainya
Lemak :Minyak dalam jumlah terbatas, mentega dan
margarine
Sayuran :Sayuran hijau seperti bayam, kangkung, sawi
hijau,kacang panjang, pakcoi dan caisim
Buah :Semua macam buah
Bumbu :Semua macam bumbu
Bahan makanan sumber vitamin D
Susu, produk olahan susu (keju, yoghurt), kedelai, produk olahan kedelai (tahu,tempe), ikan, hati.
b) Bahan makanan yang dibatasi/menghambat penyerapan kalsium
1. Kopi, teh kental, minuman yang mengandung soda dan alcohol.
2. Semua daging yang banyak mengandung lemak.
3. Bahan makanan yang berserat tinggi, diduga karena serat menurunkan waktu transit makanan didalam saluran cerna sehingga mengurangi kesempatan untuk absorpsi
4. Bahan makanan yang banyak mengandung asam oksalat seperti bayam, kakao, kacang panjang, dll.
5. Bahan makanan yang mengandung asam fitat, yang terdapat dalam sekam serealia membentuk kalsium fosfat yang juga tidak dapat larut sehingga tidak dapat diabsorpsi
Cara-cara memasak yang baik ialah merebus, mengukus, mengungkep, menumis, memanggang atau membakar.Hindarkankanlah makanan yang diolah dengan cara menggoreng.
Menu Osteoporosis
Menu 1900 kalori
Protein : 76,21 gr Lemak : 31,3 gr
Karbohidrat : 446,79 gr
Waktu Jenis Makanan Bahan Makanan Berat URT
08.00 Bubur ayam
Beras giling (jd bubur) 200 gr 2 gls
Ayam 50 gr 1 ptg
Telur ayam 25 gr ½ btr
Wortel 25 gr ¼ gls
Seledri 5 gr 1 sdt
Snack Nagasari
Tepung beras 50 gr 8 sdm
Pisang Ambon 40 gr 1 bh
Santan 5 gr 1 sdm
Gula Pasir 20 gr 2 sdm
13.00 Nasi
Nasi 100 gr ¾ gls
Daging bumbu cincang Daging sapi 35 gr 1 ptg
Sayur asam
Daun melinjo 15 gr 1 sdm
Terong 25 gr ¼ gls
Kacang panjang 25 gr ¼ gls
Jagung pipil kng 10 gr 1 sdm
Snack Setup Nenas
Nenas 100 gr ¼ bh
Gula Pasir 10 gr 1 sdm
21.00
Nasi
Ikan Bakar
Jus Pepaya Nasi 100 gr ¾ gls
Gabus 50 gr 1 ptg
Kecap 2,5 gr 2,5 sdm
Pepaya 100 gr 1 ptg
Gula Pair 10 gr 1 sdm
Snack Buah Pisang Ambon 100 gr 1 bh
Tumis taoge tabur teri medan
Bahan :
2 sdm minyak goreng, 200 g taoge buang ujungnya, 10 g buncis muda, potong 5cm iris tipis memanjang, 5 cm pangkal daun bawang iris tipis, 5 butir bawang merah iris tipis, 2 butir bawang putih iris tipis, 2 cabai merah buang biji potong serong, 2 cabai Hijau buang biji potong serong, 50 g teri kering tawar goreng renyah
Saus ( aduk rata) :
1 sdm saus tiram, ½ sdt minyak wijen, ¼ sdt merica bubuk, 1/8 sdt garam, 1/8 sdt gula pasir
Cara :
- Panaskan minyak goreng, tumis bawang merah, bawang putih, cabai merah, cabai hijau hingga harum. Masukkan buncis, tumis hingga empuk.
- Masukkan saus, taoge, daun bawang. Aduk sebentar hingga taoge masak tp renyah, angkat. Taburi teri goreng.
Untuk 2 porsi
Nilai Gizi
Energi : 121 kkal Protein : 11.5 gr
Lemak : 6 gr Karbohidrat : 6.455 gr