BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Pertumbuhan bisnis laundry di Indonesia saat ini menunjukkan
perkembangan yang cukup signifikan. Tidak hanya di kota-kota besar saja, di pelosok daerah pun kini bisnis binatu tersebut mulai menjamur dengan berbagai tawaran fasilitas dan pelayanan. Maraknya usaha laundry juga tidak bisa dilepaskan dari semakin tingginya tingkat kepercayaan masyarakat akan jasa laundry. Di samping itu, perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih memilih mendatangi laundry dibandingkan mencuci sendiri membuktikan bahwa bisnis ini memiliki prospek yang sangat menjanjikan (http://bisnisukm.com/suksesberwirausaha-dengan-mengembangkan-bisnis-laundry.html ). Mulai 1 Oktober 2013, pemerintah akan kembali memberlakukan kenaikan tarif listrik yang keempat kalinya di 2013. Kenaikan tarif ini bagian dari rencana kenaikan tarif listrik 2013 rata-rata sebesar 15%, yang berlaku setiap 3 bulan sekali rata-rata 4,3%. (http://finance.detik.com/read/2013/09/22/115521/2365758/1034/siapsiap-1oktober-tarif-listrik-naik-lagi). Dari beberapa laundry yang kami survey masih ada pelaku usaha laundry yang masih menggunakan setrika listrik, kami menanyakan kepada mereka mengapa masih menggunakan setrika listrik, karena mereka masih ada belum mengetahui dan tidak memiliki modal untuk membeli setrika uap yang ada di pasaran, dan mereka pun mengeluh akan kinerja setrika listrik yang ada pada umumnya. Kami mensurvey salah satu pengusaha laundry bernama Roy pemilik 1
Beach laundry, yang masih menggunakan setrika listrik tentang kekurangan setrika yang dia miliki, dia mengaku bahwa setrika listrik yang dia miliki sangat menguras waktu karena jika saat menyetrika pakaian yang di setrika harus di bolak-balik dan kenaikan listrik sangat mempengaruhi produksinya. Kami pun mencari perbandingan dari pelaku usaha laundry yang menggunakan setrika uap dan kami pun mensurvey Rudi pemilik sekaligus pengelolah laundry 77 yang terletak di jl. Vetran selatan no. 141 dan kami pun menanyakan kelebihan dan kekurangan dari setrika uap yang dia gunakan, kelebiahan dari setrika uap yang dia gunakan yakni baju dari proses penyetrikaan tidak mudah rusak, tidak mudah belang, hasil penyetrikaan lebih rapi, dan waktu menyetrka lebih singkat, akan tetapi dia pun mengeluh soal beratnya setrika uap yang dia miliki, panas yang di hasilkan dari panas kelel, dan soal harga biaya setrika yang mahal. Ada pun dari dari wawancara di atas kami menanyakan tentang omset perbualan dari pelaku bisnis diatas kami mendapatkan adanya perbedaan omset yang sangat tinggi yakni dari beach laundry yang menggunakan setrika listrik pada umumnya hanya mendapatkan omset sekitar Rp. 1.500.000 perbulannya, dengan keuntungan bersih Rp. 2500/Kg dengan harga Rp. 7500/Kg, dan dari selisih keuntungan dan harganya biaya setrika seharga Rp. 1500/kg, sedangkan dari laundy 77 mendapatkan omset yang jauh lebih dari laundy Beach yakni sekitar Rp. 5.000.000, dengan keuntungan bersih Rp. 600/Kg dengan harga Rp. 6000/Kg, dan dari selisih keuntungan dan harganya biaya setrika seharga Rp. 320/kg, karena dari 1 LPG 3 kg dapat Menyetrika kira-kira 50 kg tergantung kecepatan yang menggunakan karena setrika uap menggunakan perhitungan
2
menit, kemungkinan besar perbedaan harga ini di akibatkan karena kenaikan listrik yang semakin melangit. Kami pun mensurvey Risal pemilik laundry di jalan mangonsidi 10 bernama laundy 88, kami menanyakan tentang suhu elemen setrika yang ideal untuk menyetrika kain yang cepat rusak yakni kain sutra dan wol, dari survey tersebut di ketahui bahwa suhu elemen yang ideal untuk menyetrika kain adalah sekitar 63Cº – 75Cº. Setrika, membantu pekerjaan manusia untuk merapikan pakaian. Seiring waktu berjalan setrika pun bertambah canggih dari sertika yang harus di panaskan dengan arang sampai setrika dengan uap, dan sekarang tersedia setrika uap yang menggunakan tenaga listrik, akan tetapi setrika listrik membutuhkan tenaga listrik yang cukup besar di tambah lagi biaya listrik sekarang sedang naik, jadi setrika uap yang menggunakan bahan bakar LPG dapat memperkecil biaya, apalagi bagi usaha laundry yang kebanyakan menggunakan tenaga listrik untuk mencuci dan menyetrika pakaian pelanggannya. Selama beberapa tahun ini para pelaku usaha bisnis laundry memenuhi kebutuhan untuk menyetrika pakaian konsumennya dengan menggunakan setrika listrik, namun harga listrik yang semakin meningkat. Hal inilah yang perlu di siasati dengan pemanasan yang menggunakan bahan bakar gas yang lebih hemat. Untuk menyetrika pakaian dengan kapasitas yang besar, dan agar proses menyetriakaan lebih cepat sehingga para palaku usaha laundy dapat menyelesaikan lebih banyak pakaian konsumen perharinya.
3
Berbagai setrika uap telah banyak beredar baik dengan menggunakan listrik maupun dengan bahan bakar gas akan tetapi harganya masih relatif mahal, dan masih adanya kekurangan pada setrikanya karena terlalu berat. Jadi para pelaku usaha laundy masih merasa merasa harganya terlalu mahal. Sehingga Kami membuat terobosan dengan membuat sertrika uap bahan bakar gas yang terjangkau sehingga para pelaku usaha laundy bisa terbantu. Bertitik tolak dari kondisi tersebut, kami tertarik untuk mengangkat judul Tugas Akhir ”Rancang bangun setrika uap bahan bakar gas”. 1.2. Perumusan Masalah Permasalahan yang dapat dirumuskan adalah kondisi dari mesin setrika listrik dan uap di pasaran, sampai saat ini masih memiliki beberapa kekurangan dalam pengoperasiannya. Adapun yang menjadi permasalahan pada pengembangan desain ini adalah: 1. Bagaimana meningkatkan kualitas setrikaan ? 2. Bagaimana mengurangi biaya produksi setrika ? 3. Bagaimana mengurangi resiko pakaian rusak pada proses penyetrikaan ?
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai pada Rancang bangun setrika uap bahan bakar gas ini yaitu: 1. Untuk meningkatkan kualitas dan kecepatan menyetrika pakaian. 2. Untuk lebih memudahkan sistem proses penyetrikaan daripada setrika listrik. 3. Menghemat biaya produksi di banding yang ada di pasaran
4
1.4. Manfaat Penelitian Manfaat dari alat ini yaitu: 1. Bagi mahasiswa. a. Menambah Pengetahuan serta wawasan dalam dunia teknik mesin khususnya dalam bidang produksi. b. Sebagai penerapan teori yang didapatkan di bangku perkuliahan. 2. Bagi masyarakat. a. Membantu para pelaku usahan laundy. b. Mengurangi waktu yang diperlukan pada proses menyetrika.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian seterika Setrika adalah alat untuk melicinkan pakaian, terbuat dari besi dan sebagainya. (Anton M. Moeliono,dkk:833) Setrika (dari bahasa Belanda: strijkijzer) adalah cara menghilangkan kerutan dari pakaian dengan alat yang dipanaskan. Alat yang biasanya digunakan untuk hal ini juga disebut "setrika". Biasanya pakaian yang baru dicuci harus disetrika agar kembali mulus. Hal ini terjadi karena ketika molekul-molekul polimer dalam serat pakaian dipanaskan, serat-serat tersebut diluruskan karena beban dari setrika.( http://id.wikipedia.org/wiki/Setrika) Seterika listrik adalah alat yang dipanaskan digunakan untuk melicinkan / menghaluskan pakaian agar dapat lebih rapi dipakai, umumnya setelah dicuci dan dikeringkan. (http://keilmuanteknologi.blogspot.com/2011/12/pengertian-seterikalistrik.html) Kata setrika berasal dari bahasa belanda, strijkijzer, yang artinya menghilangkan
kerutan
dari
baju
dengan
alat
yang
dipanaskan.
(http://www.tugasku4u.com/2013/02/setrika-listrik.html) Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa sertika adalah alat yang digunakan untuk merapaikan ataupun melicinkan pakaian dengan cara di panaskan Sertrika terdiri dari beberapa macam yaitu:
Setrika arang
Setrika listrik
Setrika uap
6
2.2 Pengertian Setrika Uap Menguap, Apakah pada waktu zat menguap memerlukan kalor? Dari manakah kalor itu diperoleh? pada waktu air dipanaskan akan tampak uap keluar dari permukaan air. Kenyataan ini menunjukkan bahwa pada waktu menguap zat memerlukan kalor. Jika air dipanaskan terus-menerus, lama-kelamaan air tersebut akan habis. Habisnya air akibat berubah wujud menjadi uap atau gas. Peristiwa ini disebut menguap, yaitu perubahan wujud dari cair ke gas, karena molekulmolekul
zat
cair
bergerak
meninggalkan
permukaan
zat
cairnya.
(http://modulfisika.blogspot.com/2010/02/kelas-vii-kalor.html) Setrika uap adalah setrika yang panasnya berasal dari uap air. (http://setrikauapvolcano.blogspot.com/) Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bawah setrika uap adalah setrika yang menggunakan uap untuk melicinkan ataupun merapaikan pakaian. 2.3 Komponen-Komponen Setrika Uap Boiler 1. setrika uap.
6.
Termometer
2. selang.
7.
Manometer
3. katub.
8.
Kompor Gas
4. tabung boiler.
9.
Savety Valve
5. pengikat selang.
10. Keran
2.4 Prinsip Kerja Setrika Uap Boiler Prinsip kerja dari seterika uap boiler yaitu, air di didihkan dengan kompor gas, kemudian pada saat air di dalam tabung mendidih sehingga menghasilkan uap panas, uap panas dari air di alirkan ke seterika, sehingga seterika mengeluarkan uap dari lubang-lubang yang terdapat pada bawah setrika.
7
2.5 Dasar – Dasar Perhitungan Setrika Uap Boiler A. Perpindahan kalor Konveksi adalah proses perpindahan kalor dengan disertainya perpindahan partikel. Konveksi ini terjadi umumnya pada zat fluid (zat yang mengalir) seperti air dan udara. Konveksi dapat terjadi secara alami ataupun dipaksa. Pada waktu air dipanaskan akan tampak uap keluar dari permukaan air. Kenyataan ini menunjukkan bahwa pada waktu menguap zat memerlukan kalor. Jika air dipanaskan terus-menerus, lama-kelamaan air tersebut akan habis. Habisnya air akibat berubah wujud menjadi uap atau gas. Peristiwa ini disebut menguap, yaitu perubahan wujud dari cair ke gas, karena molekul-molekul zat cair bergerak meninggalkan permukaan zat cairnya. Pada peristiwa menguap terjadi perubahan suhu, oleh karena itu berlaku:
Keterangan: Q = Banyaknya kalor yang diserap atau dilepaskan (joule) m = Massa zat (kg) c = Kalor jenis zat (joule/kg °C) Δt = Perubahan suhu (°C)
(http://modulfisika.blogspot.com/2010/02/kelas-vii-kalor.html)
8
B. Sambungan Las Sambungan las termasuk sambungan tetap dan juga rapat. Sambungan las sangat bergantung pada pengerjaan, bahan elektroda las dan bentuk sambungan las yang dikerjakan. Adapun jenis-jenis sambungan las adalah: a
Sambungan temu (Butt joint)
b
Sambungan sudut (Fillet joint)
c
Sambungan T (T Joint)
d
Sambungan tumpu (Lap joint)
Gambar 2.1 Jenis-jenis Sambungan Las Untuk perhitungan pengelasan adalah sebagai berikut: (Suryanto,1985:73)
Gambar 2.2 Contoh luas pengelasan A τg
=txL =
Dimana:
F A .............................. τg
= Tegangan tarik (N/mm2) 9
F
= Gaya akibat pengelasan (N)
A
= luas pengelasan (mm2)
C. Tekanan P = F/A Keterangan Rumus : P
=
Tekanan (N/m)
F
=
Gaya (N)
A
=
Luas Penampang per satuan luas
(http://garda-pengetahuan.blogspot.com/2013/03/rumus-tekanan-dalamfisika.html )
10
BAB III METODE PENELITIAN
Pembuatan setrika uap ini yang dikerjakan dengan system pengelompokan komponen-komponen (Assembly). Komponen dari setiap unit dikerjakan secara bertahap sesuai dengan prosedur dan fungsi unit tersebut, hal ini dimaksudkan agar dalam tahap pengerjaan perakitan akan mudah dan lancar. 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1
Alat yang digunakan: - Mesin Potong
- Amplas
- Gerinda
- Mata Bor Ø2 mm
- Bor
- Mesin Las
- Ragum
- Mata Gerinda
- Tang
- Kikir
- Kunci ingris
- Sikat Baja
- Kunci Ring
- Palu
- Alat Pelindung Diri ( APD ) 3.1.2
Bahan yang digunakan: - Termometer
- Kompor Gas 1 mata
- Manometer
- Elektroda
- Savety valve
- Mur
- Selang Karet
- Pipa Ø30 cm
- Lem besi
- Sambungan T
- Sambungan L
- Pipa kaca Ø20 mm
- Plat stainless 1.2 mm
- Kran
- Kayu
- Batang besi 11
- Selotip kran
- Lem Besi
- Ring pengunci
3.2 Proses Pembuatan Tabel 3.1 Proses pembuatan komponen setrika uap bahan bakar gas No.
Nama Komponen
1
Alas setrika
Proses Pembuatan -
2
Bagian atas setrika
-
Alalt dan bahan yang
Ukur plat dengan ukuran
-
digunakan Plat 1.2 mm
yang sudah di tentukan
-
Meteran
Potong plat dengan mesin -
Mesin gerinda
gerinda
-
Bor tangan
Cemper menggunakan
-
Penitik
gerinda
-
Kikir
Bor plat dengan
-
Mata gerinda
menggunakan mesin bor
-
Mata bor Ø2 mm
-
Ragum
Ukur Plat sesuai ukuran
-
APD Plat 1.2 mm
yang sudah di tentukan
-
Meteran
Potong plat sesuai dengan -
Mesin gerinda
ukuran
Mata gerinda
-
Potong plat sesuai ukuran
potong
untuk membuat ruang
-
Ragum
pada setrika
-
Las
Las plat yang tersebut
-
Elektroda
dengan bagian atas
-
Bor
setrika
-
Mata bor Ø2 mm
Bending tiang sesuai
-
Tiang penyangga
dengan ukuran
-
Mesin bending
-
Sambung dengan las
-
APD
-
Bor bagian belakang
-
-
setrika
12
3
Badan ketel
-
-
Ukur tabung sesuai
-
Tabung silinder
ukuran yang sudah di
-
Bor tangan
tentukan
-
Mata bor
Potong Tabung sesuai
-
Gerinda
ukuran
-
Mata gerinda
Potong plat berbentuk
-
Meteran
lingkaran
-
APD
Potong plat yang berbentuk lingkaran
-
Sambung plat yang berbentuk lingkaran sebagai alas tabung menggunakan las
-
Bor bagian badan tabung menjadi 4 lubang
-
Potong bagian bawah tabung berbentuk persegi empat untuk tempat menyimpan kompor
4
Tutup badan ketel
-
sesuai dengan gambar Ukur plat sesuai ukuran
-
yang telah di tentukan Potong plat sesuai
-
ukuran Bor kerucut menjadi 4 lubang seperti dengan
-
-Plat 6 mm -Bor tangan -Mata bor -Gerinda -Mata gerinda -Meteran -Selotip kran -APD
gambar Pasang mur pada 3 lubang yang sejajar sambungkan
-
menggunakan las Sambungkan silinder dengan tutup menggunakan las
-
13
5
Manometer
-
Jenis komponen ini dapat diperoleh pada toko yang menyediakan alat permesinan.
6
Termometer
-
Jenis komponen ini dapat diperoleh pada toko yang menyediakan alat permesinan.
7
Sevety valve
-
Jenis komponen ini dapat diperoleh pada
-Mata bor -Selotip kran -Lem Besi -Kunci ingris -APD
-Bor tangan -Lem Besi -Las -Elektroda -APD
-Selotip kran -Kunci ingris -APD
toko yang menyediakan alat permesinan.
8
Selang
-
Jenis komponen ini dapat diperoleh pada
-Ring pengunci -APD
toko yang menyediakan -
alat permesinan. Diameter dalam 4 mm 14
9
Kran kuluaran uap
-
Jenis komponen ini dapat diperoleh pada toko yang menyediakan
10
Sambunagan T, L, dan lurus
-
alat permesinan. Dengan ukuran ½ inch
-
Jenis komponen ini dapat diperoleh pada
-Selotip kran -Kunci ingris -Ring pengunci -APD
-Selotip kran -Kunci ingris -APD
toko yang menyediakan
11
Sambungan ke selang Male dan Female
-
alat permesinan. Dengan ukuran ½ inch
-
Jenis komponen ini dapat diperoleh pada
-Selotip kran -Ring pengunci -APD
toko yang menyediakan alat permesinan. 15
12
Glass indikator
-
Dengan ukuran ½ inch
-
Jenis komponen ini dapat diperoleh pada
-Lem Besi -APD
toko yang menyediakan -
alat permesinan. Dengan ukuran 20 mm Dengan tebal 1.65 mm
3.3 Proses Perakitan
16
Proses
perakitan merupakan proses merangkai atau menggabungkan
semua komponen menjadi alat yang dapat berfungsi sebagaimana dengan apa yang direncanakan sebelumnya Ada pun langkah-langkah perakitan sebaga berikut : 1. Tahap menyambung alas setrika dengan bagian atas setrika. 2. Tahap memasang sevety valve, kran out put, termometer, dan monometer pada tutup badan ketel. 3. Tahap memasang glass pendunga dan pembuangan pada badan ketel. 4. Tahap pemasangan tutup ketel dengan badan ketel. 5. Tahap penyambungan setrika dengan output ketel menggunakan selang karet. 6. Tahap pemasangan selang pembuangan pada setrika. 3.4 Prosedur Pengujian Tujuan yang ingin di capai dapa pengujian adalah untuk mengetehui panas yang baik di gunakan untuk memulai menyetrika. Variasi panas yang di gunakan yaitu 100ºC, 110ºC, 115ºC dan 120ºC adapun prosedur pengujian sebagai berikut. 1. Sediakan air sebanyak 6, dan 9 liter 2. Masukkan kedalam ketel lalu tutup ketel 3. Nyalakan kompor 4. Tunggu sampai suhu yang di inginkan 5. Mulai menyetrika 6. Catat hasil penyetrikaan 7. Matikan kompor
3.5 Analisis Data
17
Data yang diperoleh melalui pengujian diuji secara deskriftif yaitu memberikan gambaran tentang hasil penyetrikaan pakaian dan waktu yang di butuh kan untuk menyetrika pakaian
BAB IV 18
HASIL & PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1.
Hasil Perancangan A. Tekanan Dalam rancang bangun ini, direncanakan tekanan yang digunakan
pada tabung adalah maksimal 30 Psi dengan diameter tabung yaitu 30 cm atau 300 mm. Sehingga di dapatkan : 2 1 Psi = 0,006894757293178 N/ mm
Jadi jika tekanan yang bekerja di tabung adalah 30 Psi maka: F
2 = 30 x 0,006894 N/ mm
2
= 0,20682 N/ mm
Pada perhitungan diatas, tekanan yang bekerja pada tabung yaitu 2 0,20682 N/ mm
B. Perhitungan Kekuatan Las Dalam proses desain ini, kami menggunakan las listrik dengan pertimbangan tebal pelat 3 mm. Bahan elektroda yang digunakan adalah AWS E6013
dengan 1 Psi = 0.006894757 N/mm2 , kekuatan tarik
elektroda = 427.47 N/mm2 (Lampiran 2) tebal pengelasan h = 6 mm L = 10 mm dan faktor keamanan N = 3. Sambungan las yang mengalami tegangan kritis terjadi pada tutup tabumg yang mengalami gaya gesek Tegangan geser yang dapat diterima elektroda τ g=0.5 × σ t
19
τ g=0.5 × 427.47 2
τ g=213.735 N /mm
Luas penampang pengelasan A = 0.707 x 6 x 10 x 942 A = 39959,64 mm2 Tegangan geser yang terjadi pada sambungan pengelasan τ g=
F A
τ g=
0.20682 39959,64
τ g=5,1757 N /mm
2
Jadi, sambungan las pada rangka tumpuan motor listrik menerima tegangan geser sebesar
5,1757
N/mm2. Itu berarti kekuatan tegangan
geser elektroda lebih besar dari pada tegangan geser yang diterima, maka sambungan las pada rangka tumpuan motor listrik dinyatakan aman.
C. Perpindahan kalor Suhu awal
: 30 Cº
Suhu Akhir
: 120 Cº
Q = m.c. ∆ t Q = 2 x 4200 x 90 ( lampiran 2 ) Q = 756000 j
20
Jadi dapat di ketahui bahwa perpindahan kalor yang terdapat pada tabung dengan seberat 2 kg yaitu 756000 j.
4.1.2.
Hasil Pembuatan
Adapun hasil pembuatan setrika uap bahan bakar gas dapat dilihat pada gambar di bawah:
Gambar 4.1 Setrika uap bahan bakar gas
21
4.1.3.
Hasil Pengujian
Pengujian dilakukan sampai suhu uap mencapai 4 macam temperatur yaitu 100 Cº, 110 Cº, 115 Cº dan 120 Cº. Tabel 4.1 Menggunakan air 9 liter. Temperatur No
Temperatur
Volume Tekanan
Setrika .
(Cº)
Waktu
Keteranga
air (psi)
(Menit)
n
20 22
(liter) 9 9
80 85
Belum Baik Belum Baik Kurang
1. 2.
100 110
( Cº) 44 46
3.
115
47
25
9
87
4.
120
50
30
9
90
Baik Baik
Tabel 4.2 Menggunakan air 6 liter. Temperatur No
Temperatur
.
(Cº)
1. 2.
100 110
( Cº) 44 46
3.
115
47
Volume
Waktu
air
(Menit
20 22
(liter) 6 6
) 34 41
25
6
50
Tekanan Setrika
4.
120
Keterangan
(psi)
50
30
6
60
Belum Baik Belum Baik Kurang Baik Baik
4.2 Pembahasan
22
Pengujian menggunakan temperatur 100 Cº, Dengan tekanan 20 Psi dan menggunakan 9 liter air, uap yang dihasilkan masih tergolong belum baik di gunakan karena masih banyaknya air yang menetes di lubang setrika, dan temperatur setrika yakni 44 Cº dengan waktu pemanasan yaitu 80 menit. Pengujian menggunakan temperatur 110 Cº, Dengan tekanan 22 Psi dan menggunakan 9 liter air, uap yang dihasilkan masih tergolong belum baik karena masih banyaknya air yang menetes di lubang setrika, dan temperatur setrika yakni 46 Cº, dengan waktu pemanasan yaitu 85 menit. Pengujian menggunakan temperatur 115 Cº, Dengan tekanan 25 Psi dan menggunakan 9 liter air, uap yang dihasilkan masih tergolong kurang baik karena masih banyaknya air yang menetes di lubang setrika, akan tetapi kadar air yang keluar dari lubang sudah berkurang banyak, dan temperatur setrika yakni 47 Cº, dengan waktu pemanasan yaitu 87 menit. Pengujian menggunakan temperatur 120 Cº, Dengan tekanan 30 Psi dan menggunakan 9 liter air, uap yang dihasilkan sudah tergolong uap yang baik di gunakan karena kadar air yang menetes di lubang setrika sudah sangat sedikit, dan temperatur setrika yakni 50 Cº, dengan waktu pemanasan yaitu 90 menit. Pengujian menggunakan temperatur 100 Cº, Dengan tekanan 20 Psi dan menggunakan 6 liter air, uap yang dihasilkan masih tergolong uap basah karena masih banyaknya air yang menetes di lubang setrika, dan temperatur setrika yakni 44 Cº, dengan waktu pemanasan yaitu 34 menit. Pengujian menggunakan temperatur 110 Cº, Dengan tekanan 22 Psi dan menggunakan 6 liter air, uap yang dihasilkan masih tergolong uap basah karena masih banyaknya air yang menetes di lubang setrika, dan temperatur setrika yakni 46 Cº dengan waktu pemanasan yaitu 41 menit.
23
Pengujian menggunakan temperatur 115 Cº, Dengan tekanan 25 Psi dan menggunakan 6 liter air, uap yang dihasilkan masih tergolong uap basah karena masih banyaknya air yang menetes di lubang setrika, akan tetapi kadar air yang keluar dari lubang sudah berkurang banyak, dan temperatur setrika yakni 47 Cº dengan waktu pemanasan yaitu 50 menit. Pengujian menggunakan temperatur 120 Cº, Dengan tekanan 30 Psi dan menggunakan 6 liter air, uap yang dihasilkan sudah tergolong uap yang baik di gunakan karena kadar air yang menetes di lubang setrika sudah sangat sedikit, dan temperatur setrika yakni 50 Cº dengan waktu pemanasan yaitu 50 menit.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
24
5.1 Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang dapat diberikan pada Rancang bangun setrika uap bahan bakar gas ini adalah sebagai berikut: 1. Jumlah volume air yang baik di gunakan yaitu 6 liter karena dapat menghemat bahan bakar dan waktu. 2. Saat memanasakan air tunggu sampai tekanan mencapai tekanan 30 Psi yang di mana uap telah menjadi uap kering. 3. Karat pada ketel tidak mempengaruhi kualitas uap karena uap tidak dapat mengangkat karat.
5.2 Saran 1. Sebaiknya saat penggunaan setrika uap volume air yang di masukkan pada ketel di sesuaikan dengan penggunaan 2. Saat proses penyetrikaan sebaiknya membuka sedikit keran pembuangan.
DAFTAR PUSTAKA
25
Garda Pengetahuan. 2013., “Rumus Tekanan dalam Fisika.”
http://garda-
pengetahuan.blogspot.com/2013/03/rumus-tekanan-dalam-fisika.html (diakses tanggal 27 Mei 2014) Hasibuan, Rusli. 2012., “Perhitungan Sambungan Las.” [PDF] file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR.../Perhit_Sambungan_Las.pdf (diakses tanggal 27 Mei 2014) Irfandy, Rahman. 2013., “Prinsip Kerja, Sejarah Dan Bagian-Bagian Setrika Listrik.” http://www.tugasku4u.com/2013/02/setrika-listrik.html (diakses tanggal 24 Mei 2014) LiputanbisnisUKM, Tim. (2013, 4 Mei). Sukses Berwirausaha Dengan Mengembangkan Bisnis Laundry. bisnisukm. [online], Tersedia: http://deebelajar.blogspot.com/2013/05/membuat-daftar-pustakadari-internet.html [23 mei 2014.] Lyrievha, Arin. 2012., “Setrika Uap Gas.” http://setrikauapvolcano.blogspot.com/ (diakses tanggal 24 Mei 2014) Mudi, Gomuda. 2013., “Perpindahan Kalor: Konduksi, Konveksi dan Radiasi .” http://www.gomuda.com/2013/04/perpindahan-kalor-konduksi-konveksidan.html (diakses tanggal 24 Mei 2014) Moeliono Anton M.dkk. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakata: Balai Pustaka Rama Dhany, Rista. 2013., “Siap-siap, 1 Oktober Tarif Listrik Naik Lagi.” http://finance.detik.com/read/2013/09/22/115521/2365758/1034/siap-siap1-oktober-tarif-listrik-naik-lagi (diakses tanggal 22 Mei 2014) Ramadhan, Sony. 2010,. “Kelas VII | http://modulfisika.blogspot.com/2010/02/kelas-vii-kalor.html tanggal 27 Mei 2014)
Kalor.” (diakses
Suryanto.1985. TenagaPenggerak.Jakarta: PT. Pradnya Paramita. TEKNOLOGI,
KEILMUAN.
2011.,
“Pengertian
Seterika
Listrik.”
http://keilmuanteknologi.blogspot.com/2011/12/pengertian-seterikalistrik.html (diakses tanggal 20 Mei 2014)
26
Wikipedia. 2013., “Setrika.” http://id.wikipedia.org/wiki/Setrika (diakses tanggal 22 Mei 2014)
Lampiran Lampiran 1 Perpindahan kalor 27
Sumber : (http://modulfisika.blogspot.com/2010/02/kelas-vii-kalor.html)
Lampiran 2 Kekuatan Tarik Pengelasan No. Elektroda
Kekuatan Tarik
Kekuatan Mulur
Regangan 28
(kpsi)
(kpsi)
E 60 XX
62
50
17-25
E 70 XX
70
57
22
E 80 XX
80
67
19
E 90 XX
90
77
14-17
E 100 XX
100
87
13-16
E 120 XX
120
107
14
AWS
Catatan: 1 kpsi = 6.894,757 N/m2 Sumber: Suryanto, Elemen Mesin I, Bandung: 1995. Hal. 25
LAMPIRAN 3 Proses Pembuatan Komponen
LAMPIRAN 4 PENCARIAN BAHAN
29
30
LAMPIRAN 5 HASIL PENGUJUAN
Sebelum
Sesudah
Saat menyetrika kantung plastik membuktikan bahwa setrika ini tidak mudah merusak pakaian.
31
Sebelum
Sebelum
Sesudah
Sesudah
32
Sebelum
Sesudah
33