BAB I
KAJIAN TEORI
PENGUKURAN PANJANG TUNGKAI
PENGERTIAN PANJANG TUNGKAI
Panjang tungkai adalah jarak vertikal antara telapak kaki sampai dengan pangkal paha yang diukur dengan cara berdiri tegak.
Menurut Amari dalam Heri Purwanto (2006: 163) panjang tungkai adalah ukuran panjang tungkai seseorang mulai dari alas kaki sampai dengan trocantor mayor, kira-kira pada bagian tulang yang terlebar disebelah luar paha dan bila paha digerakan trocantor mayor dapat diraba dibagian atas dari tulang paha yang bergerak.
Menurut Hidayat (1999: 255) panjang tungkai melibatkan tulang-tulang dan otot-otot pembentuk tungkai baik tungkai bawah dan tungkai atas Tulang-tulang pembentuk tungkai meliputi tulang-tulang kaki, tulang tibia dan fibula, serta tulang femur. Anggota gerak bawah dikaitkan pada batang tubuh dengan
perantaraan gelang panggul, meliputi:
tulang pangkal paha (Coxae),
Tulang paha (Femur),
tulang kering (Tibia),
tulang betis(Fibula),
tempurung lutut.
Otot-otot pembentuk tungkai yang terlibat pada pelaksanaan melompat adalah otot-otot anggota gerak bawah. Otot-otot anggota gerak bawah terdiri dari beberapa kelompok otot, yaitu :
otot pangkal paha,
otot tungkai atas,
otot tungkai bawah
otot kaki.
KELAINAN PANJANG TUNGKAI
Kelainan pada tungkai karena tidak sama panjang secara medis disebut sebagai leg length inequality (LLI) atau leg length discrepancy (LLD). Jika selisih panjang tungkai kiri dan kanan hanya kisaran milimeter tentu tidak jadi masalah. Tapi, jika selisih mencapai sentimeter, Normal : selisih tungkai kiri dan kanan yaitu < 1-1.5 cm akan mengganggu estetika. Sejak anak-anak, kelainan tersebut sudah tampak. Tandanya, ketika berjalan, anak tampak sempoyongan atau sedikit pincang. ''Batasan sebenarnya ada pada kenyamanan individu, tapi rata-rata 2 cm sudah dikatakan mengganggu. Jalan tidak normal, struktur tulang belakang bisa terganggu sehingga panggul sakit. Akhirnya, mudah lelah dan banyak efek samping lainnya,'' ungkap dr Stephanus Hendrata Darmadi SpOT.
LLD juga mengakibatkan sakit pada lutut di sisi tungkai yang lebih panjang. Ada penelitian yang mengatakan bahwa tungkai yang lebih panjang akan mendapat beban lebih berat. Saat berjalan atau berlari, tungkai yang lebih panjang akan menerima beban lebih besar. Dalam jangka panjang, bisa timbul arthritis (radang) pada sendi panggul.
Penyebab LLD, menurut Stephanus, sangat beragam. Yakni meliputi infeksi tulang, trauma, agenesis (gangguan perkembangan sejak embrio), gangguan di epifisis, saraf, maupun tumor tulang.
Pada infeksi tulang, ada kuman yang masuk lewat aliran darah atau secara langsung. Dampaknya, tulang tidak bisa tumbuh. ''Misalnya, infeksi menyerang satu kaki dan kaki yang lain tidak. Pertumbuhannya jadi tidak sama,'' jelas Stephanus. Itu juga yang terjadi ketika ada gangguan pertumbuhan sejak lahir.
Pada trauma, contohnya, penanganan tidak benar. ''Tidak dioperasi karena sudah disangka sembuh. Pokoknya, terasa tersambung. Padahal, penyambungan tulangnya bisa saja meleset meski tetap tersambung,'' paparnya.
Gangguan pertumbuhan tulang dan gangguan pada epifisis merujuk pada persoalan yang sama. Yaitu, garis pertumbuhan tulang yang berkembang tidak sama. Epifisis merupakan pangkal tulang yang membulat. Tepat di bawahnya letak sel tumbuh tulang. Ketika bagian tersebut rusak pada salah satu tungkai, panjang kaki menjadi tidak sama.
Jika perbedaan panjang kurang dari 2 cm dan tidak terlalu mengganggu, bisa dibiarkan. Namun, jika tidak nyaman, bisa digunakan alas kaki khusus. Jika lebih dari itu, jalan satu-satunya adalah operasi dengan metode ilizarov (selengkapnya lihat grafis). Kelemahan metode tersebut adalah lama, sangat merepotkan, imobilisasi, dan menimbulkan luka parut bedah.
Metode yang lebih baru adalah distraktor kinetik tulang intramedular (ISKD) atau yang lebih mudah didengar dengan teknik staples. Pemanjangan dilakukan secara internal. ''Dilakukan secara berangsur-angsur dengan pemutaran sekrup. Harus teliti karena bisa tanpa sengaja terlalu panjang,'' tuturnya.
Yang terbaru ada metode fitbone yang ditemukan Augustin Betz dan Rainer Baumgart dari Jerman. Proses pemanjangan internal itu dikontrol secara elektronik. (puz/c6/nda)
Pengukuran Panjang tungkai memliki 3 cara :
Appearance Leg Length
mengukur panjang tungkai dari pusat (umbilikus) ke mata kaki bagian dalam (malleolus medial) kiri dan kanan
True Leg Length
mengukur panjang tungkai sebenarnya dari SIAS (Spina Iliaca Anterior Superior) ke mata kaki bagian dalam (malleolus lateral) kiri dan kanan.
Greater Trochanter – Medial Malleolus Length
Mengukur panjang tungkai sebenarnya dari Trochanter Major ke mata kaki bagian dalam (malleolus lateral) kiri dan kanan.
KESEIMBANGAN
PENGERTIAN KESEIMBANGAN
Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan tubuh ketika di tempatkan di berbagai posisi. Definisi menurut O'Sullivan, keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan pusat gravitasi pada bidang tumpu terutama ketika saat posisi tegak. Selain itu menurut Ann Thomson, keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan tubuh dalam posisi kesetimbangan maupun dalam keadaan statis atau dinamis, serta menggunakan aktivitas otot yang minimal. Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan relatif untuk mengontrol pusat massa tubuh (center of mass) atau pusat gravitasi (center of gravity) terhadap bidang tumpu (base of support). Keseimbangan melibatkan berbagai gerakan di setiap segmen tubuh dengan di dukung oleh sistem muskuloskleletal dan bidang tumpu. Kemampuan untuk menyeimbangkan massa tubuh dengan bidang tumpu akan membuat manusia mampu untuk beraktivitas secara efektif dan efisien.
Keseimbangan terbagi atas dua kelompok, yaitu :
Keseimbangan statis:
Kemampuan tubuh untuk menjaga kesetimbangan pada posisi tetap (sewaktu berdiri dengan satu kaki, berdiri diatas papan keseimbangan).
Keseimbangan dinamis :
Adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan ketika bergerak. Keseimbangan dinamis adalah pemeliharaan pada tubuh melakukan gerakan atau saat berdiri pada landasan yang bergerak (dynamic standing) yang akan menempatkan ke dalam kondisi yang tidak stabil. Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari integrasi sistem sensorik (vestibular, visual, dan somatosensorik termasuk proprioceptor) dan muskuloskeletal (otot, sendi, dan jaringan lunak lain) yang dimodifikasi/diatur dalam otak (kontrol motorik, sensorik, basal ganglia, cerebellum, area asosiasi) sebagai respon terhadap perubahan kondisi internal dan eksternal. Dipengaruhi juga oleh faktor lain seperti usia, motivasi, kognisi, lingkungan, kelelahan, pengaruh obat dan pengalaman terdahulu.
Komponen-komponen pengontrol keseimbangan adalah:
Sistem informasi sensoris
Sistem informasi sensoris meliputi visual, vestibular, dan somatosensoris (Chandler,2000).
Sistem vestibular
Komponen vestibular merupakan sistem sensoris yang berfungsi penting dalam keseimbangan, kontrol kepala, dan gerak bola mata. Reseptor sensoris vestibular berada di dalam telinga. Reseptor pada sistem vestibular meliputi kanalis semisirkularis, utrikulus, serta sakulus. Reseptor dari sistem sensoris ini disebut dengan sistem labyrinthine. Sistem labyrinthine mendeteksi perubahan posisi kepala dan percepatan perubahan sudut. Melalui refleks vestibulo-occular, mereka mengontrol gerak mata, terutama ketika melihat obyek yang bergerak. Mereka meneruskan pesan melalui saraf kranialis VIII ke nukleus vestibular yang berlokasi di batang otak. Beberapa stimulus tidak menuju nukleus vestibular tetapi ke cerebellum, formatio retikularis, thalamus dan korteks serebri.
Nukleus vestibular menerima masukan (input) dari reseptor labyrinthine, retikular formasi, dan serebelum. Keluaran (output) dari nukleus vestibular menuju ke motor neuron melalui medula spinalis, terutama ke motor neuron yang menginervasi otot-otot proksimal, kumparan otot pada leher dan otot-otot punggung (otot-otot postural). Sistem vestibular bereaksi sangat cepat sehingga membantu mempertahankan keseimbangan tubuh dengan mengontrol otot-otot postural.
Somatosensoris
Sistem somatosensoris terdiri dari taktil atau proprioseptif serta persepsi-kognitif. Informasi propriosepsi disalurkan ke otak melalui kolumna dorsalis medula spinalis. Sebagian besar masukan (input) proprioseptif menuju cerebellum, tetapi ada pula yang menuju ke korteks serebri melalui lemniskus medialis dan thalamus.
Kesadaran akan posisi berbagai bagian tubuh dalam ruang sebagian bergantung pada impuls yang datang dari alat indra dalam dan sekitar sendi. Alat indra tersebut adalah ujung-ujung saraf yang beradaptasi lambat di sinovial dan ligamentum. Impuls dari alat indra ini dari reseptor raba di kulit dan jaringan lain, serta otot di proses di korteks menjadi kesadaran akan posisi tubuh dalam ruang.
Visual
Visual memegang peran penting dalam sistem sensoris. Cratty & Martin (1969) menyatakan bahwa keseimbangan akan terus berkembang sesuai umur, mata akan membantu agar tetap fokus pada titik utama untuk mempertahankan keseimbangan, dan sebagai monitor tubuh selama melakukan gerak statis atau dinamis. Penglihatan juga merupakan sumber utama informasi tentang lingkungan dan tempat kita berada, penglihatan memegang peran penting untuk mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan tempat kita berada. Penglihatan muncul ketika mata menerima sinar yang berasal dari obyek sesuai jarak pandang.
Dengan informasi visual, maka tubuh dapat menyesuaikan atau bereaksi terhadap perubahan bidang pada lingkungan aktivitas sehingga memberikan kerja otot yang sinergis untuk mempertahankan keseimbangan tubuh.
Kekuatan otot (Muscle Strength)
Kekuatan otot umumnya diperlukan dalam melakukan aktivitas. Semua gerakan yang dihasilkan merupakan hasil dari adanya peningkatan tegangan otot sebagai respon motorik.
Kekuatan otot dapat digambarkan sebagai kemampuan otot menahan beban baik berupa beban eksternal (eksternal force) maupun beban internal (internal force). Kekuatan otot sangat berhubungan dengan sistem neuromuskuler yaitu seberapa besar kemampuan sistem saraf mengaktifasi otot untuk melakukan kontraksi. Sehingga semakin banyak serabut otot yang teraktifasi, maka semakin besar pula kekuatan yang dihasilkan otot tersebut.
Kekuatan otot dari kaki, lutut serta pinggul harus adekuat untuk mempertahankan keseimbangan tubuh saat adanya gaya dari luar. Kekuatan otot tersebut berhubungan langsung dengan kemampuan otot untuk melawan gaya gravitasi serta beban eksternal lainnya yang secara terus menerus mempengaruhi posisi tubuh.
Respon otot-otot postural yang sinergis (Postural muscles response synergies)
Respon otot-otot postural yang sinergis mengarah pada waktu dan jarak dari aktivitas kelompok otot yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan kontrol postur. Beberapa kelompok otot baik pada ekstremitas atas maupun bawah berfungsi mempertahankan postur saat berdiri tegak serta mengatur keseimbangan tubuh dalam berbagai gerakan. Keseimbangan pada tubuh dalam berbagai posisi hanya akan dimungkinkan jika respon dari otot-otot postural bekerja secara sinergis sebagai reaksi dari perubahan posisi, titik tumpu, gaya gravitasi, dan aligment tubuh.
Kerja otot yang sinergis berarti bahwa adanya respon yang tepat (kecepatan dan kekuatan) suatu otot terhadap otot yang lainnya dalam melakukan fungsi gerak tertentu.
Adaptive systems
Kemampuan adaptasi akan memodifikasi input sensoris dan keluaran motorik (output) ketika terjadi perubahan tempat sesuai dengan karakteristik lingkungan.
Lingkup gerak sendi (Joint range of motion)
Kemampuan sendi untuk membantu gerak tubuh dan mengarahkan gerakan terutama saat gerakan yang memerlukan keseimbangan yang tinggi.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN
Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG)
Center of gravity merupakan titik gravitasi yang terdapat pada semua benda baik benda hidup maupun mati, titik pusat gravitasi terdapat pada titik tengah benda tersebut, fungsi dari Center of gravity adalah untuk mendistribusikan massa benda secara merata, pada manusia beban tubuh selalu ditopang oleh titik ini, maka tubuh dalam keadaan seimbang. Tetapi jika terjadi perubahan postur tubuh maka titik pusat gravitasi pun berubah, maka akan menyebabkan gangguan keseimbangan (Unstable).
Titik pusat gravitasi selalu berpindah secara otomatis sesuai dengan arah atau perubahan berat, jika center of gravity terletak di dalam dan tepat ditengah maka tubuh akan seimbang, jika berada diluar tubuh maka akan terjadi keadaan unstable. Pada manusia pusat gravitasi saat berdiri tegak terdapat pada 1 inchi di depan vertebrae Sacrum 2. (Bishop & Hay, 2009).
Garis gravitasi (Line of Gravity-LOG)
Garis gravitasi (Line Of Gravity) adalah garis imajiner yang berada vertikal melalui pusat gravitasi. Derajat stabilitas tubuh ditentukan oleh hubungan antara garis gravitasi, pusat gravitasi dengan base of support (bidang tumpu).
Bidang tumpu (Base of Support-BOS)
Base of Support (BOS) merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan dengan permukaan tumpuan. Ketika garis gravitasi tepat berada di bidang tumpu, tubuh dalam keadaan seimbang. Stabilitas yang baik terbentuk dari luasnya area bidang tumpu. Semakin besar bidang tumpu, semakin tinggi stabilitas. Misalnya berdiri dengan kedua kaki akan lebih stabil dibanding berdiri dengan satu kaki. Semakin dekat bidang tumpu dengan pusat gravitasi, maka stabilitas tubuh makin tinggi (Wen Chang Yi et al., 2009).
Kekuatan otot (Muscle Strength)
Kekuatan otot adalah kemampuan otot atau group otot menghasilkan tegangan dan tenaga selama usaha maksimal baik secara dinamis maupun secaca statis. Kekuatan otot dihasilkan oleh kontraksi otot yang maksimal. Otot yang kuat merupakan otot yang dapat berkontraksi dan rileksasi dengan baik, jika otot kuat maka keseimbangan dan aktivitas sehari-hari dapat berjalan dengan baik seperti berjalan, lari, bekerja ke kantor, dan lain sebagainya.
GANGGUAN KESEIMBANGAN
Sebuah gangguan yang menyebabkan seseorang merasa pusing, goyang, dan seperti berpindah tempat, dan seakan akan dunia serasa berputar. Sebuah organ telinga bagian dalam yaitu labyrinth merupakan organ yang berperan dalam mengatur keseimbangan dan ini merupakan sistem yang bekerja didalam tubuh yaitu (sistem vestibular) kita. Sistem vestibular berinteraksi dengan sistem tubuh seperti visual, dan skeletal sistem, untuk menjaga keseimbangan posisi tubuh yang mana sistem ini berhubungan dengan otak dan sistem saraf, dapat menjadi masalah keseimbangan (Boese, 2011).
PENYEBAB GANGGUAN KESEIMBANGAN
Penyebab gangguan keseimbangan adalah disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, kegemukan, trauma kepala (Head Injury), gangguan sirkulasi darah yang mempengaruhi telinga bagian dalam atau otak, factor usia, dan gangguan vestibular pada bagian tepi yaitu gangguan pada labyrinth, gangguan vestibular pada bagian tengah yaitu sebuah problem pada otak dan saraf yang menghubungkannya.
TANDA DAN GEJALA
Sensasi pusing (dizziness).
Vertigo (spinning) Mata berputar-putar.
Penglihatan kabur.
Disorientasi beberapa penderita mengalami mual, muntah, diare, perubahan denyut jantung (HR) dan tekanan darah (BP). Beberepa reaksi terhadap symptom ini yaitu kelelahan, depresi, dan penurunan konsentrasi.
TES KESEIMBANGAN ( BALANCE )
Tes keseimbangan statis
Tes keseimbangan dinamis
BAB II
PROSES PEMERIKSAAN
PANJANG TUNGKAI
ALAT DAN BAHAN
Meteran
Buku tulis
Pena
PERSIAPAN PASIEN
Memperkenalkan diri kepada pasien
Beritahu pasien apa yang akan dilakukan
Buat pasien menjadi rileks
CARA PENGUKURAN
Pasien berdiri tegak di atas lantai yang rata
Testor meraba bagian tulang yang terluar di sebelah lateral pada paha (pada trochanter mayor), dan bila paha di ayunkan anterior maupun ke posterior nampak trochanter mayor bergerak.
Testor meletakkan meteran pas pada titik trochanter mayor, lalu tarik meteran sampai bagian kaki yang terbawah. Instruman yang digunakan untuk mengukur adalah meteran yang dihitung dengan satuan cm.
KESEIMBANGAN TUBUH
ALAT DAN BAHAN
Tes keseimbangan statis
Stop watch blanko (kertas), pensil (pulpen).
Tes Keseimbangan dinamis
Papan keseimbangan, stop watch, kertas dan pulpen
PERSIAPAN PASIEN
Membertiahukan pasiean apa yang akan dilakukan
Buat pasien menjadi rileks
CARA PENGUKURAN
Tes keseimbangan statis
peserta tes berdiri tegak dengan satu kaki tumpu (kaki kanan atau kaki kiri). Ujung kaki yang lain diletakkan disamping lutut kaki yang lain dan letakkan kedua tangan pada pinggang (bertolak pinggang).
Bersamaan dengan aba-aba "ya" diberikan, stopwatch dijalankan, peserta tes mengangkat tumitnya dari lantai atau menjinjit. Pertahankan sikap ini selama mungkin tanpa tumit menyentuh lantai atau menggeserkan ujung telapak kaki dari tempat semula atau memindahkan kedua tangan dari pinggang.
Stop watch dihentikan apabila, tumit peserta tes menyentuh lantai, menggeserkan ujung telapak kaki dari samping lutut, memindahkan kedua tangan dari pinggang atau tidak dapat mempertahankan keseimbangan tubuhnya. Kesempatan di beri 3 kali.
Penilaian : waktu terbaik dari 3 kali kesempatan dicatat sebagai hasil akhir peserta tes.
b. Keseimbangan Dinamis
Peserta tes mengatur papan keseimbangan yang menahan tubuh di atas permukaan lantai yang rata.
Peserta tes meletakkan kaki yang diinginkan di tengah papan keseimbangan dan dengan perlahan lahan mengangkat kaki yang lain dari lantai.
Pertahankan sikap keseimbangan diatas papan keseimbangan selama mungkin.
Waktu mulai dihitung pada saat kaki meninggalkan lantai. Stop watch dihentikan apabila kaki peserta tes menyentuh lantai atau tidak dapat mempertahankan keseimbangan tubuhnya. Kesempatan diberikan 3 kali
Penilaian : Waktu terbaik 3 kali kesempatan yang diukur berdasarkan detik, dicatat sebagai hasil akhir peserta tes.
BAB III
HASIL PEMERIKSAAN
PANJANG TUNGKAI
HASIL PEMERIKSAAN
NAMA
JENIS KELAMIN
UMUR
HASIL PEMERIKSAAN PANJANG TUNGKAI
ALL
TL
GT
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
kiri
DEWI YULIANTI
WANITA
18
88
cm
88
cm
80
cm
79
Cm
78
cm
78
cm
DWINDA APRILIA
WANITA
18
90
cm
90
cm
79
cm
79
Cm
76
cm
76
cm
MAZDHA
WANITA
19
84
Cm
84
cm
75
cm
75
Cm
72
cm
72
Cm
NAHLA AMALIAH
WANITA
18
92
cm
91
cm
84
cm
84
Cm
79
cm
79
Cm
NURUL FADHILAH
WANITA
17
94
Cm
94
cm
88
cm
88
Cm
81
cm
81
Cm
PARAMETER
Selisih tungkai kiri dan kanan yaitu < 1-1.5 Cm
INTERPRETASI
NAMA
Interpretasi
DEWI YULIANTI
NORMAL
DWINDA APRILIA
NORMAL
MAZDHA
NORMAL
NAHLA AMALIAH
NORMAL
NURUL FADHILAH
NORMAL
KESEIMBANGAN TUBUH
HASIL PEMERIKSAAN
NAMA
JENIS KELAMIN
UMUR
HASIL PEMERIKSAAN
KESEIMBANGAN TUBUH
STATIS
DINAMIS
DEWI YULIANTI
WANITA
18
4,55 second
9 second
DWINDA APRILIA
WANITA
18
4,5 second
9 second
MAZDHA
WANITA
19
9,9 second
8 second
NAHLA AMALIAH
WANITA
18
7 second
8 second
NURUL FADHILAH
WANITA
19
3,03 second
14 second
PARAMETER
Statis
Performance level
Score
Man
Women
Advanced
51 and above
28 dan above
Advanced Intermediate
37 – 50
23 – 27
Intermediate
15 – 36
8 – 22
Advance Beginner
5 – 14
3 – 7
Beginner
0 – 4
– 2
Keseimbangan Dinamis
Performance level
Score
Man
Women
Advanced
17 and above
15 dan above
Advanced Intermediate
11 – 16
9 - 14
Intermediate
5 – 10
5 - 8
Advance Beginner
3 – 4
3 - 4
Beginner
1 – 2
- 2
INTERPRETASI
statis
NAMA
Interpretasi
DEWI YULIANTI
Advance Beginner
DWINDA APRILIA
Advance Beginner
MAZDHA
Intermediate
NAHLA AMALIAH
Advance Beginner
NURUL FADHILAH
Advance Beginner
dinamis
NAMA
Interpretasi
DEWI YULIANTI
Advanced Intermediate
DWINDA APRILIA
Advanced Intermediate
MAZDHA
Intermediate
NAHLA AMALIAH
Intermediate
NURUL FADHILAH
Advanced Intermediate
BAB IV
PEMBAHASAN
PANJANG TUNGKAI
Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan dan berdasarkan parameter yang ada, ada beberapa klien memiliki panjang tungkai kanan dan kiri yang berbeda, namun masih dapatdikategorikan normal karena selisih panjang antara tungkai kanan dan kiri 1 cm.
KESEIMBANGAN TUBUH
Pada keseimbangan statis, rata-rata klien tergolong dalam advance beginner sedangkan hanya satu orang yang tergolong intermediate. Terus keseimbangan dinamis, yaitu tiga diantaranya tergolong advanced intermediet dan yang lain tergolong intermediet.
DAFTAR PUSTAKA
http://indragunawan86.wordpress.com/2012/06/08/tes-dan-alat-untuk-mengukur-komponen-fisik/
http://decungkringo.wordpress.com/2012/03/31/keseimbangan-tubuh-body-balance/
https://www.scribd.com/doc/179299888/Pengukuran-Panjang-Tungkai
LAMPIRAN
PENGUKURAN PANJANG TUNGKAI
ALL
TL
GT
PENGUKURAN KESEIMBANGAN TUBUH