PROSES PEMBUATAN MEBEL BAMBU Hartiyono (Widyaiswara Madya ) Departemen Bangunan PPPPTK BOE / VEDC Maang
ABSTRAK Perancangan produk mebel bambu yang ada selama ini tampak masih belum banyak yang memperhatikan dan mempertimbangkan kelayakan ergonomic Padahal keergonomisan sebuah produk ataupun fasilitas kerja yang nantinya akan digunakan oleh manusia sungguh sangat penting agar bisa memenuhi kriteria kriteria efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien (ENASE).a (ENASE).ancan ncangan gan produk produk mebel mebel bambu bambu yang yang banyak banyak dijumpai dijumpai dan diperjualbelikan lebih terfokus pada aspek fungsional dan kurang melihat parameterp parameterparame arameter ter yang yang terkait terkait dengan dengan keinginan keinginan maupun maupun kepuasan kepuasan konsu konsumen men parame parameter ter parame parameter ter yang yang mampu mampu member memberika ikan n kepuas kepuasan an kons konsum umen en untu untuk k parameter
kemu kemudi dian an dija dijadi dika kan n
teknis
dalam
proses
dasa dasarr
pene penent ntua uan n
perancangan
para parame mete ter r
produk
mebel
bambu..!engan melakukan analisa dan e"aluasi ergonomic antropometri dan dan biao biaome meka kani nik k terh terhad adap ap prot protot otip ipe e yang yang dibu dibuat at dapa dapatt dipe dipero role leh h kesimpulan apakah rancangan baru mebel bambu tersebut benar benar memiliki kelayakan ergonomis dibandingkan dengan yang selama ini ada. #ata #ata kunci kunci$$ ancan ancangan gan Produ Produk k %ebel %ebel &ambu, &ambu, #epua #epuasan san #onsum #onsumen, en, 'uality
1. PENDAHULUAN &ambu merupakan bahan lokal yang sudah sangat dikenal di ndonesia dan memegang peranan sangat sangat penting dalam kehidupan kehidupan masyarakat, ini dapat dilihat dari banyaknya penggunaan bambu pada berbagai keperluan masyarakat kita sejak nenek moyang kita ada. !i ndonesia ditemukan
sekitar * jenis dan bambu banyak ditemukan di dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian sekitar +** m diatas permukaan laut. Pada umumnya ditemukan ditempattempat terbuka dan daerahnya bebas dari genangan air. !ari kurang lebih -.*** species bambu dalam * genera, sekitar /** species dari /* genera ditemukan di Asia 0enggara (!ransfield dan 1idjaja, -223). !i ndonesia bambu hidup merumpun (symphodial), kadangkadang ditemui berbaris membentuk suatu garis pembatas dari suatu 4ilayah desa yang identik dengan batas desa. !i 5a4a, penduduk sering menanam bambu disekitar rumahnya dicampur dengan tanaman lain untuk berbagai keperluan. &ambu dikenal memiliki sifatsifat yang sangat menguntungkan untuk dimanfaatkan karena, batangnya kuat, ulet, lurus, rata, keras, mudah dibelah, mudah dibentuk dan mudah dikerjakan serta ringan sehingga mudah diangkut. Selain itu bambu juga relatif murah dibandingkan dengan bahan bangunan lain seperti kayu.
2. TUJUAN PENGAWETAN BAMBU 6ntuk meningkatkan daya tahan dan performanya bambu dan produk dari bambu perlu dia4etkan, baik dengan bahan penga4et yang bersifat kimia4i atau pun tanpa bahan kimia, dengan cara tradisional ataupun yang lebih moderen. Adapun tujuan dari penga4etan bambu adalah$ •
%eningkatkan daya tahan dan 4aktu pemanfaatan bambu.
•
%enahan dan menunda kerusakan
•
%empertahankan stabilitas struktur bambu dan kekuatannya
•
%enambah ketahanan lain misalnya lebih tahan terhadap api.
•
%eningkatkan mutu bambu secara estetika.
3. PERSIAPAN BAHAN BAKU &ahan baku dalam kegiatan usaha ini adalah bambu 4ulung hitam (7igantochloa "erticillata) yang masih dapat diperoleh dengan mudah.
Pihak pengrajin dimudahkan dalam penyediaan bahan baku tersebut, karena petani bambu telah menyiapkan kebutuhan batang bambu hingga pengangkutan
ke
sanggar
bambu.
#ebutuhan bahan pembantu berupa rotan tali, rotan gelondong dan rotan antik umumnya diperoleh dari 5epara dan 8irebon melalui pedagang langsung. Ada beberapa pengrajin yang bertindak sebagai pedagang juga, sehingga pada saat pengangkutan produk mebel ke 5epara atau 8irebon, maka pada saat kembali selalu mendapatkan titipan dari sesama pengrajin untuk berupa tali rotan tersebut. 4. PENGERINGAN &ambu yang digunakan untuk pembuatan mebel umumnya dipotong setelah berumur -+ bulan dengan pertimbangan bah4a bambu tersebut telah memiliki umur dan ketebalan batang yang cukup untuk diolah menjadi produk kerajinan. Pada daerah tropis, tanaman bambu biasanya kurang tahan lama karena mengandung kanji yang disukai oleh rayap dan menjadi tempat tumbuh yang baik bagi cenda4an akibat suhu dan kelembaban
tinggi
sehingga
diperlukan
proses
pengeringan
dan
penga4etan bambu agar menjadi lebih keras dan mampu bertahan hingga lebih
dari
-*
tahun.
&ambu yang telah dipotong cukup disandarkan dalam keadaan berdiri agak tegak (kemiringan 93 derajat) ditempat yang cukup teduh dan dibiarkan sampai kadar airnya berkurang. Posisi bambu pada saat proses pengeringan diupayakan jangan sampai terkena sinar matahari langsung secara terus menerus karena batang bambu bisa melengkung dan membentuk 4arna yang tidak dikehendaki, sesekali perlu dilakukan penyusunan ulang dengan membalikkan posisi sandar sehingga bambu dapat kering secara merata. 6ntuk menghindari kelembaban tanah yang naik ke batang, sebaiknya batang bambu dilindungi dengan m enggunakan batu pada bagian ba4ah batang yang telah dipotong. Proses pengeringan ini memakan 4aktu :9 hari, apabila hari sering turun hujan makan proses pengeringan akan berjalan lebih lama.
5. PENGAWETAN ;ang dimaksud dengan penga4etan tradisional di sini adalah praktik dan perlakuan terhadap yang dilakukan olah masyakat secara turun temurun yang bertujuan untuk meningkatkan masa pakai bambu. &erbagai cara penga4etan tersebut diantaranya berupa $ 5.1. Pengenda!an "a#$% $e&ang Adalah penga4turan 4aktu penebangan bambu pada saatsaat tertentu yang
menurut
kepercayaan
atau
kebiasaan
masyarakat
dapat
meningkakan daya tahan bambu dibandingkan dengan penebangan pada sembarang 4aktu. Pengendalian 4aktu tebang di ndonesia ada banyak "ersi, diantaranya$ •
penebangan pada bulan tertentu (mongso
•
penebangan pada jam tertentu, misalnya penebangan dilakukan pada 4aktu menjelang subuh dipercaya dapat meningkatkan ketahanan bambu.
•
Penebangan pada 4aktu tertentu, misalnya penebangan pada 4aktu
bulan
purnama
dibeberapa
daerah
dipercaya
dapat
mengurangi serangan hama pada bambu. 5.2. Pe'enda(an &a(&% bambu yang telah ditebang direndam selama berbulanbulan bahkan tahunan agar bambu tesebut tahan terhadap pelapukan dan serangan hama. Perendaman dilakukan baik di kolam, sa4ah, parit, sungai atau di laut.penebangan 4aktu pada bulan tertentu (mongso
sedap, akan butuh 4aktu yang cukup lama setelah perendaman untuk mengeringkan hingga bau berkurang dan dapat dipakai sebagai bahan bangunan.
5.3. Penga)a*an &a(&% selain pengendalian 4aktu penebangan dan perendaman, secara tradisional bambu juga kadangkala diasap untuk meingkatkan daya tahannya. Secara tradisional bambu diletakkan di tempat yang berasap (dapur
atau
tempat
pembakaran
lainnya),
secara
bertahap
kelembaban bambu berkurang sehingga kerusakan secara biologis dapat dihindari. Saat ini sebenarnya cara pengasapan sudah mulai dimodernisasi, beberapa produsen bambu di 5epang dan Amerika =atin telah menggunakan sistem pengasapan yang lebih maju untuk menga4etkan bambu dalam skala besar untuk kebutuhan komersil.
5.4. Pen+e%*an dengan #a*%' &ambu dalam bentuk belah atau iratan dicelup dalam larutan kapur (8a>?/) yang kemudian berubah menjadi kalsium karbonat yang dapat menghalangi penyerapan air hingga bambu terhindar dari serangan jamur.
5.5. Pe(anggangan,*e(&a#a'an &iasanya dilakukan untuk meluruskan bambu yang bengkok atau sebaliknya. Proses ini dapat merusak struktur yang ada dalam bambu membentuk karbon , sehingga tidak disenangi oleh kumbang atau jamur. -. PROSES PRODUKSI
!alam menjalankan proses produksi, para pengrajin mebel bambu memiliki teknik yang sama, yaitu pembuatan rangka mebel, pengikatan dengan rotan tali, penyusunan iratan pada alas kursi dan meja serta iratan pada sandaran kursi yang sudah diukir. Pada tahapan akhir dilakukan proses finishing dengan cara mengampelas, memberi "ernis atau melamin serta proses pengeringan. 0ahapantahapan tersebut akan dibahas berikut ini $
-.1. Pe(&%a$an &ag!an&ag!an (e&e !ari keseluruhan proses produksi pembuatan kerajinan mebel bambu, tahapan pembuatan rangka merupakan tahapan paling kritis dalam usaha ini, karena perlu perhitungan yang tepat dalam ukuran maupun pembuatan lubang untuk sendi
bagian
dalam
rangka
mebel
akan
dipotong
dengan
menggunakan gergaji kayu. &atang bambu dengan diameter terbesar (bagian ba4ah bambu) difungsikan sebagai kakikaki kursi (posisi "ertikal) karena bagian ini memiliki ketebalan batang paling besar sehingga memiliki kekuatan yang paling besar pula. Sementara untuk batang bambu yang lebih kecil akan digunakan untuk palang bilah dengan posisi hori@ontal.
-.2. Pe'a#!$an Proses
perakitan
mebel
bambu
dimulai
dengan
pekerjaan
memasukkan bambu kedalam bagian kaki kursi yang telah dilubangi 6kuran lobang harus disesuaikan dengan ukuran batang bambu yang akan dimasukkan agar rangka kursi tidak bergoyang, dan proses ini harus dilakukan dengan hatihati agar bambu tidak retak dan rangka
mebel dapat berdiri dengan kokoh. ?ingga tahapan ini setiap rangka akan diperiksa secara teliti oleh pengrajin karena hasil ini akan sangat mempengaruhi kualitas akhir.
6ntuk memperkuat posisi sudut dari
rangka, maka dilakukan pengikatan dengan menggunakan rotan tali,. Pengikatan ini selain agar posisi sambungan sudut lebih kuat juga memberikan sentuhan seni yang dapat meningkatkan nilai jual produk ini. katan dengan tali rotan akan dilakukan pada bagian rangka yang dinilai cukup banyak dipandang mata sehingga menambah daya tarik mebel tersebut. 6ntuk model Sudut, jumlah bagian mebel yang diikat dengan rotan berjumlah :/ buah, dengan rincian / buah kursi dengan / sandaran masingmasing 2 ikatan, kursi - sandaran terdapat ikatan, meja sudut -/ ikatan dan meja tengah : ikatan. &erat rotan tali yang dibutuhkan untuk satu set mebel kayu model Sudut sekitar 3 gram, sedangkan untuk model Sofa dibutuhkan sekitar -** gram rotan tali. Sedangkan untuk model Sofa dibutuhkan +/ ikatan dengan rincian kursi dengan sandaran +, /, - dan meja masing masing memiliki jumlah ikatan buah.
-.3. Pe%*%/ Pelupuh atau papan bambu adalah susunan dari batangan bambu yang dibelah dengan menggunakan parang pada satu sisi dari atas ke ba4ah dan berbentuk iratan
susunan iratan tersebut sehingga masingmasing iratan dapat terikat dengan erat Sementara itu proses penyusunan pelupuh ukir diberlakukan beberapa tahapan $ •
&atang bambu yang akan dijadikan pelupuh ukir harus dipilih dari bagian batang yang baikC
•
&atang bambu diukir oleh tenaga terampil yang memang memiliki keterampilan khusus untuk melakukan ukiran pada batang bambu.
•
&atang bambu yang telah diukir akan diserut
•
Proses selanjutnya adalah pemotongan batang bambu tersebut menjadi irataniratan dan disusun menjadi pelupuh.
&ila bambu yang telah diukir dan diseset
dan
disusun
hingga
berbentuk
pelupuh
bambu.
Pemotongan bambu ukir tersebut harus dilakukan dengan hatihati agar bentuk potongan lurus sehingga mudah untuk disusun pada sandaran kursi atau alas meja. Apabila pelupuh sudah tersusun rapi dilakukan pengikatan dengan rotan gelondong pada bagian pinggir pelupuh yang mengitari sandaran kursi. 0. INISHING Proses finishing dilakukan apabila seluruh proses perakitan sudah selesai dilaksanakan dan telah mendapat pengecekan dari pengrajin. Proses finishing yang dilakukan meliputi kegiatan $ •
mengampelas seluruh ruas bambu agar halus. 8ara mengampelas tidak boleh terlalu keras karena bisa merusah 4arna bambu yang sudah alamiC
•
memberi "ernis atau melamin pada seluruh lapisan bambu menggunakan kuas, dengan maksud untuk mempercantik mebel serta memberikan lapisan kepada kulit bambu agar kuat dan tahan lama
Setelah proses finishing dilakukan, mebel bambu tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung karena akan memudahkan terjadinya pecah pecah pada lapisan yang telah di"ernis
digunakan sebagai pengganti kayu karena, mudah
diperbarukan (renewa!e)" mudah diperbaiki (restorati#e) dan mudah dibentuk (#ersatie)$ /. Potensi bambu sangat banyak dan hampir di seluruh 4ilayah ndonesia ada dan
sudah familiar dengan masyarakat sejak nenek moyang kita
ada. +. ?arganya murah dan tidak memerlukan peralatan yang mahal dan tenaga kerja dengan skill tinggi. :. !engan teknologi yang maju sekarang ini, kelemahan bambu sudah dapat di atasi misalnya dengan penga4etan atau menjadikan produk sebagai produk bambu komposit. 3. #ekuatan bambu komposit sudah teruji dan dapat disetarakan dengan kayu konstruksi.
. DATAR PUSTAKA -. &ritish Standard, 8ode of Practice --/ (-29-)
/. ndian Standard 9: (-29+), %ethods of 0ests for ound &amboos +. Sulthoni A., -2+, Petunjuk lmiah Penga4etan &ambu 0radisional dengan perendaman !alam Air, nternational !e"elopment esearch 8enter >tta4a, 8anada. :. %orisco, -22 C &ambu sebagai &ahan ekayasa, Pidato Pengukuhan 5abatan =ektor #epala %adya dalam &idang lmu 0eknik Sipil, akultas 0eknik 67%. 3. S> //-3 (/**:) &amboo F Structure !esign and S> //-39-$ /**: (E) &amboo F !etermination of physical and mechanical properties F Part -$ eGuirements and Part /$ =aboratory manual. N&A F /**:.