24
2
ii
Praktik Bengkel Instalasi Penerangan
1
12
LAPORAN PRAKTEK BENGKEL LISTRIK
BENGKEL INSTALASI PENERANGAN LISTRIK
SEMESTER GENAP ( II )
Di Buat Oleh :
NAMA : NOVRANDI JAKOB RADDA
NIM : 321 15 032
KELAS : 1B - D3 T. LISTRIK PLN
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2016
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan hasil latihan praktek bengkel instalasi penerangan semester II Politeknik Negeri Ujung Pandang
Nama : NOVRANDI JAKOB RADDA
Nim : 321 15 032
Kelas : 1 B – D3 PLN
Judul : Laporan Praktek Penerangan Lanjutan
yang telah selesai dilaksanakan kurang lebih 3 minggu, yang mana dimulai pada hari Senin , tanggal 14 MARET 2016 sampai dengan hari Kamis,31 APRIL 2016.
Makassar, 31 APRIL 2016
Pembimbing
AGUS SALIM, S.T., M.T.
ABSTRAK
Penulis : NOVRANDI JAKOB RADDA
Judul : Laporan Praktek Penerangan Lanjutan
Hal : Laporan Praktek
Kegiatan bengkel instalasi penerangan pada semester dua terdiri atas beberapa tahapan kerja, antara lain: Tahap pertama diawali dengan pembuatan garis bantu pada triplex menggunakan spidol, mistar besi panjang. Garis ini berfungsi membantu praktikan dalam memetakan posisi komponen yang akan dipasang. Tahap kedua melakukan pemipaan, yaitu memasang pipa sesuai jalur untuk dilalui kabel menuju terminal komponen sesuai dengan grup masing-masing. yang Tahap ketiga melakukan pemasangan komponen pada tempatnya masing-masing sesuai titik ukuran garis bantu yang telah dibuat sebelumnya. Tahap keempat melakukan penarikan kabel yang dimulai dari pintu panel dengan menyesuaikan ukuran panjangnya untuk dipasang pada terminal, menuju tedos atau komponen. dan Tahap kelima diakhiri dengan pengerjaan panel. memberi tanda atau nama pada setiap kabel fasa di setiap jalur untuk memudahkan penyambungan ke setiap terminal bagian bawah.
Dari seluruh rangkaian kegiatan bengkel instalasi penerangan lanjutan ini, memberikan banyak pengetahuan dan keterampilan baru kepada praktikan yang sepaket antara otak, mental dan kerja keras. Pengetahuan yang diperoleh mulai dari apa saja alat yang digunakan dengan fungsinya masing-masing, kemampuan membaca dan memahami gambar, bagaimana tahapan-tahapan dan apa tujuannya tahapan tersebut dilakukan, hingga memperoleh hasil yang diinginkan baik dari tujuan praktik bengkel itu sendiri, maupun tentang ketelitian, kesabaran, dan keterampilan dalam mengerjakan setiap rangkaian kerja.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat, rahmat, dan pertolongan-Nya sehingga laporan hasil praktek penerangan lanjutan ini dapat terselesaikan, dengan judul laporan "PRAKTEK PENERANGAN LANJUTAN".
Laporan ini berisikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan praktek yang telah dilakukan, macam-macam alat dan kegunaannya masing-masing, serta manfaat dari praktek itu sendiri.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, yang dalam hal ini instruktur dan rekan-rekan lainnya, maka dalam praktek maupun pembuatan laporan ini tidak dapat terselesaikan dengan baik dan benar. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut mendukung, khususnya kepada dosen pembimbing (instruktur).
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyak kesalahan, baik dari aspek isi, penyusunan maupun penulisan laporannya. Oleh karena itu, penulis menyampaikan permohonan maaf dan sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan pembuatan laporan penulis ke depannya.
Penulis,
NOVRANDI JAKOB RADDA
DAFTAR ISI
Halaman Sampul i
Lembar Pengesahan ii
Abstrak ii
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Bab I Pendahuluan
Latar Belakang
Tujuan
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab III Peralatan yang digunakan
Bab IV Langkah Kerja
Bab V Gambar Rangkaian
Bab VI Analisa dan Troubleb shooting
Bab VII Kesimpulan
Bab VIII Daftar Pustaka
Bab IX Lampiran
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
Gambar 2.1 Kabel NYA
Gambar 2.2 Kabel NYM
Gambar 2.3 Saklar Seri
Gambar 2.4 Saklar Tukar
Gambar 2.5 Simbol Saklar Tukar
Gambar 2.6 Saklar Silang dan Simbolnya
Gambar 2.7 Push Button dan Simbolnya
Gambar 2.8 Saklar Impuls dan Simbolnya
x
Gambar 2.9 Saklar Staircase dan Simbolnya
Gambar 2.10 LDR dan symbol LDR
Gambar 2.11 Timer dan simbiolnya
Gambar 2.12 Relay dan Simbolnya
Gambar 2.13 Kotak Kontak dan Simbolnya
Gambar 2.14 Fitting
Gambar 2.15 Lampu dan simbolnya
Gambar 2.16 Steker
Gambar 2.17 Pipa PVC
Gambar 2.18 Kotak Sambung
Gambar 2.19 Sengkang
Gambar 2.20 Roset Kayu
Gambar 2.21 Fuse
Gambar 2.22 MCB dan tampak dalam dari MCB
Gambar 2.23 Terminal
Gambar 2.24 Wire Duct
Gambar 2.25 Busbar
Gambar 2.26 Obeng Bunga dan Plat
Gambar 2.27 Tang Lancip, Tang Pemotong dan Tang Kombinasi.
Gambar 2.28 Palu
Gambar 2.29 Gergaji
Gambar 2.30 Penitik
Gambar 2.31 Tespen
Gambar 2.32 Ohm meter
Gambar 2.33 Sambungan Ekor Babi
Gambar 2.34 Sambungan Puntir
Gambar 2.35 Sambungan Bolak-balik
Gambar 2.36 Sambungan bercabang
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
Tabel 3.1 Daftar Peralatan dan Bahan.
x
BAB I
PENDAHULUAN
Praktik Penerangan Lanjutan di Bengkel listrik merupakan tindakan penerapan yang menyeluruh, berdasarkan teori-teori yang dipelajari oleh praktikan pada mata kuliah Dasar Perancangan Instalasi Penerangan di semester awal perkuliahan. Praktik ini juga merupakan suatu bagian yang terpenting dalam penerapan berdasarkan teori-teori mengenai diagram pengawatan dan diagram satu garis dari komponen-komponen yang digunakan pada praktek bengkel, beserta fungsinya dalam instalasi penerangan. Dalam pelaksanaan praktek instalasi penerangan lanjutan, terkadang ada beberapa komponen yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Melalui permasalahan inilah yang akan dianalisa masalahnya dan akan di lakukan troubleshoot, sehingga akhirnya diperoleh penyelesaiannya.
Laporan ini merupakan bentuk penyampaian secara tertulis oleh penulis kepada instruktur tentang hal yang telah dipraktekkan selama praktik di bengkel listrik, sehingga instruktur dapat mengetahui sejauh mana kemampuan mahasiswa menyerap ilmu yang telah diberikan .
Pelaksanaan praktikum laboratorium listrik ini menjadi dasar dan dalam penunjang bagi mahasiswa agar mampu menjalani praktek-praktek instalasi penerangan dan instalasi tenaga pada semester berikutnya, yang tentunya akan lebih kompleks dan mendalam.
Untuk mewujudkan hal tersebut salah satunya dengan melalui praktek kali ini yang berjudul Praktek Bengkel Penerangan Lanjutan.
1.1 Latar Belakang
Latar belakang dilaksanakannya praktek ini adalah untuk membraktekkan secara langsung, materi-materi yang dipelajari oleh mahasiswa pada mata kuliah Dasar Perancangan Instalasi Penerangan di semester ganjil, secara menyeluruh. Mengingat pentingnya praktek ini bagi mahasiswa pada setiap praktek instalasi penerangan semester berikutnya baik itu pada praktek instalasi peneranbgan dan daya, maka secara tidak langsung mahasiswa dapat memberoloeh ilmu dalam melaksanakan praktek, sebagai pelajaran yang sangat bermanfaat nantinya. Sebagai realisasi hasil latihan praktik yang telah dilakukan, maka dituangkanlah ke dalam bentuk laporan berupa laporan kegiatan dalam praktek bengkel penerangan lanjutan.
1.2 Tujuan
Setelah menyelesaikan praktik bengkel listrik ini, mahasiswa diharapkan mampu:
Menggunakan petunjuk teknik untuk praktik
Memilih dan menerapkan pemakaian yang tepat, menandai, memasang, mengencangkan dan teknik pemasangan
Mempersiapkan kabel dan penghantar untuk sambungan yang dapat diandalkan
Mempersiapkan peralatan instalasi yang sesuai dengan urutan kerja yang baik
Membandingkan metode-metode instalasi yang berbeda sesuai dengan prinsip dasar instalasi listrik
Memasang dan mengawati instalasi dari pengaman, peralatan control seperti saklar pengontrol( saklar cahaya, relay, saklar waktu, saklar impuls, staircase dan kontaktor)
Memeriksa fungsi/kerja dari suatu instalasi
Menemukan kesalahan pada instalasi (kesalahan yang dibuat pembimbing) /analisa troubleshooting pada rangkaian
Membuat laporan hasil praktik sesuai waktu yang ditentukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KABEL/PENGHANTAR
Bahan penghantar listrik adalah benda logam atau bukan logam yang bersifat menyalurkan arus listrik. Jadi kabel merupakan media penghantar tenaga listrik dari sumber tenaga listrik ke peralatan yang menggunakan sumber tenaga listrik atau menghubungkan dari suatu peralatan listrik keperalatan listrik lainnya. penghantar yang digunakan untuk instalasi listrik adalah berisolasi dan dapat berupa kawat berisolasi atau kabel. Ada juga penghantar tanpa isolasi seperti BC (bare conductor), penghantar berlubang(hollow conductor), dan ACSR(Aluminium Conductor Alloy Reinforced).
Penghantar Pejal
Penghantar Pejal adalah penghantar padat yang tidak berongga.
Kabel NYA
Kabel NYA adalah kabel penghantar yang terdiri dari satu dengan inti tembaga dan berisolasi plastik (PVC). Jenis kabel ini dianggap sederajat dengan NGA dan dapat dikatakan juga sebagai pengganti atau saingan keduanya, pemakaian NYA serupa dengan NGA yaitu dapat dimasukkan dalam pipa pada ruang tertutup.
Kabel NYA paling banyak digunakan sebagai kabel rumah karena susunan NYA sangat sederhana yaitu hanya terdiri dari penghantar tembaga polos dengan isolasi plastik. Berikut ini contoh gambar dari kabel NYA.
Gambar 2.1 Kabel NYA
Kabel NYM
Kabel NYM adalah penghantar yang terdiri dari satu inti atau lebih, dengan penghantar tembaga dan berisolasi plastik (PVC) serta dibungkus oleh lapisan selubung plastik. Kabel NYM memiliki penghantar tembaga polos dengan isolasi plastik. Luas penampang 1,5 mm2 sampai dengan 10 mm2 penghantarnya terdiri dari kawat tunggal yang dipilih menjadi satu.
Berikut ini contoh gambar dari kabel NYA.
Gambar 2.2 Kabel NYM
Penghantar Fleksibel (serabut)
Penghantar fleksibel adalah kabel yang karena sifat-sifat penghantarnya, isolasi dan selubungnya yang fleksibel dan dimaksudkan untuk dihubungkan yang dapat dipindah-pindahkan. Kabel ini tidak dipasang tetap di dinding, langit-langit, dan sebagainya.
2.2 SAKLAR
Saklar termasuk bahan jadi yang merupakan alat yang berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus listrik dari sumber tegangan menuju beban. Saklar sangat banyak macam dan ragamnya misalnya ; untuk keperluan instalasi penerangan, untuk tegangan tinggi, instalasi tenaga dan lainnya.
Jenis-jenis saklar pada dasarnya terbagi menjadi :
Saklar manual
Saklar megnetik (MC)
Saklar otomatis
Saklar manual menurut penggunaanya untuk :
Instalasi penerangan
Instalasi tenaga
Macam-macam saklar manual yang digunakan untuk instalsi penerangan menurut hubungan antara lain :
Saklar tunggal
Saklar seri
Saklar tukar
Saklar silang
Saklar kelompok
Saklar kutub dua
Saklar kutub tiga
Saklar tarik
Saklar bel (push button)
Sedangkan menurut bentuknya saklar dibedakan menjadi :
Saklar putar
Saklar tarik
Saklar balik
Saklar tekan
Bentuk pemasangan saklar adalah :
Saklar ditanam dalam tembok (INBOUW)
Saklar tidak ditanam dalam tembok (OUTBOUW)
Sedangkan menurut bentuknya saklar dibedakan menjadi :
Saklar putar
Saklar tarik
Saklar balik
Saklar tekan
Bentuk pemasangan saklar adalah :
Saklar ditanam dalam tembok (INBOUW)
Saklar tidak ditanam dalam tembok (OUTBOUW)
Adapun saklar yang digunakan dalam praktik kali ini adalah sebagai berikut.
Saklar seri
Digunakan untuk memutuskan dan menghubungkan dua buah kelompok lampu secara bergantian atau bersamaan. Berikut ini contoh gambar dari saklar seri.
Gambar 2.3 Saklar Seri dan Simbolnya
(https://www.google.co.id/search?)
Saklar tukar / dua arah
Digunakan untuk mengontrol beban dari dua tempat secara terpisah, atau melayani satu lampu dari dua tempat yang berbeda atau lampu menyala secara berurutan.
Misalnya : pada lorong-lorong dalam kamar yang mempunyai dua pintu dan tangga pada rumah tingkat, maka kita dapat menggunakan dua buah saklar tukar. Berikut ini contoh gambar dari saklar tukar.
Gambar 2.4 Saklar Tukar
Gambar 2.5 Simbol saklar tukar
(https://www.google.co.id/search?)
Saklar silang
Digunakan untuk mengontrol beban dari berbagai tempat atau melayani satu lampu dari tiga tempat atau lebih, dikombinasikan dengan saklar tukar. Berikut ini contoh gambar dari saklar silang.
Gambar 2.6 Saklar Silang dan Simbolnya
(https://www.google.co.id/search?)
Saklar tombol tekan (Push Button)
Digunakan pada rangkaian kontrol kontak sebagai pengunci secara elektrik, untuk mengontrol motor-motor listrik dan juga banyak digunakan untuk melayani bel. Saklar ini beroperasi ketika ditekan saja, maka ketika dilepas maka akan kembali ke kondisi semula. Berikut ini contoh gambar dari saklar tombol tekan.
Gambar 2.7 Push Button dan Simbolnya
(https://www.google.co.id/search?)
Saklar impuls
Bekerja berdasarkan elektromagnetik yang dioperasikan oleh saklar tekan, pada saat ditekan posisinya berubah dari ON ke OFF atau sebaliknya. Pemakaian saklar impuls dimaksudkan untuk menghidupkan dan mematikan lampu dari berbagai tempat. Berikut ini contoh gambar dari saklar impuls.
Gambar 2.8 Saklar Impuls dan Simbolnya
(https://www.google.co.id/search?)
Staircase
Suatu saklar yang bekerja berdasarkan prinsip elektromagnetis, namun hanya untuk meng-on-kan beban. Saklar ini juga dilengkapi dengan mototr untuk timer(waktu), sehingga untuk mematikan beban hanya menunggu waktu habis dari timer staircase.
Saklar Staircase bisa difungsikan untuk mengoperasikan beban terus-menerus tanpa mati-mati (off) dan juga dapat difungsikan untuk mengoperasikan beban dalam beberapa saat kemudian beban akan mati (off) tanpa penekanan saklar tekan dan atau memutuskan rangkaian dari sumber tegangan. Oleh karena itu saklar staircase sangat cocok digunakan untuk penerangan dimana tempat akan memerlukan penerangan yang tidak terlalu lama, misalnya garasi mobil. Apabila sudah di-on-kan maka tidak perlu lagi dimatikan karena akan mati sendiri sesuai dengan waktu off dan atau suatu tempat yang memerlukan penerangan terus-menerus. Berikut ini contoh gambar dari saklar staircase.
Gambar 2.9 Saklar Staircase dan Simbolnya
(https://www.google.co.id/search?)
Light Dimmer Resistor (LDR)
Suatu komponen(saklar) yang perubahan resistansi yang cukup besar tergantung pada cahaya. Light Dimmer Resistor (LDR) tidak mempunyai sensivitas yang sama untuk setiap panjang gelombang cahaya jatuh padanya, hal ini disebabkan oleh setiap pabrik yang membuatnya dalam bentuk karakteristik respon spectral. Berikut ini contoh gambar dari LDR.
Gambar 2.10 LDR dan symbol LDR
(https://www.google.co.id/search?)
Timer
Suatu saklar yang bekerja berdasarkan dengan waktu yang dilengkapi dengan mekanisasi waktu(motor). Saklar timer ini harus dihubung langsung dengan sumber tegangan agar motornya bekerja terus memutar timernya. Pada timer terdapat plat pengatur waktu yang mempunyai kisi sebanyak 48, yang berputar satu putaran dalam 24 jam. Jadi setiap kisi mempunyai waktu 30 menit. Pengaturan jumlah kisi diatur berdasarkan setting waktu yang diinginkan. Untuk pengesatan saklar, dapat diatur berdasarkan jumlah strip yang akan digunakan. Saklar ini juga mempunyai 2 posisi kontak yaitu posisi ON dan OFF secara otomatis. Saklar ini sangat cocok digunakan pada tempat atau area yang penerangannya tak sesering mungkin. Berikut ini contoh gambar dari timer.
Gambar 2.11 Timer dan simbiolnya
Relay (Rele Kontrol)
Suatu saklar yang bekerja berdasarkan dengan induksi magnetik, atau bekerja selama kumparan listrik dialiri arus listrik sesuai dengan arus nominalnya. Rele mempunyai tegangan kerja dari (6-110) volt DC dan (220-240) volt AC. Penggunaan rele hanya untuk rangkaian kontrol. Berikut ini contoh gambar dari Relay.
Gambar 2.12 Relay dan Simbolnya
(https://www.google.co.id/search?)
KOTAK KONTAK
Kotak kontak adalah tempat untuk mensuplai tegangan pada alat-alat listrik yang dapat dipindahkan dengan saluran tetap misalnya alat elektronik. Untuk menanggulangi arus bocor pada peralatan yang digunakan, maka kotak kontak seharusnya dilengkapi dengan penghantar untuk grounding(biasanya kabel dengan warna isolasi kuning hijau). Kotak kontak ini terdiri atas kotak kontak khusus dan kotak kontak bantu, satu fasa dan ada juga tiga fasa. Berikut ini contoh gambar dari kotak kontak.
Gambar 2.13 Kotak Kontak dan Simbolnya
2.4 FITTING
Fitting termasuk bahan jadi dan merupakan alat yang berfungsi sebagai dudukan atau tempat terpasangnya bola lampu. Fitting terdiri atas fitting duduk, fitting gantung dan fitting kedap air. Pada praktek penerangan lanjutan, fittimh yang digunakan ada 2, yakni dari bahan plastik dan keramik. Berikut ini contoh gambar fitting
Gambar 2.14 Fitting
BEBAN / LAMPU
Lampu adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui filamen yang kemudian memanas dan menghasilkan cahaya. Lampu yang dipasarkan tersedia dalam berbagai bentuk dan tegangan kerja yang bervariasi. Berikut ini contoh gambar dari lampu.
Gambar 2.15 Lampu dan simbolnya
STEKER / COLOKAN LISTRIK
Berfungsi menghubungkan alat elektronik yang membutuhkan supply tenaga listrik dengan aliran listrik pada kotak kontak.
Gambar 2.16 Steker
PIPA INSTALASI
Untuk pipa instalasi di dalam gedung seringkali digunakan kabel rumah yang dipasang dalam pipa instalasi.
Pipa instalasi dapat dibeda-bedakan sebagai berikut :
Pipa baja dicat dengan meni
Pipa PVC (plastik)
Pipa spiral (fleksibel)
Pipa galvanis
Maksud dan tujuan pemasangan pipa pada intalasi listrik antara lain :
Untuk memberikan perlindungan pada penghantar terhadap gangguan mekanis yang mungkin terjadi pada penghantar.
Sebagai tempat untuk meletakkan / menyalurkan kabel penghantar didalamnya.
Untuk mempermudah pembongkaran dan pemasangan kembali penghantar-penghantar pada waktu perbaikan penghantar yang rusak.
2.7.1 Pipa PVC
Pipa instalasi PVC yang digunakan dalam praktik kali ini memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
Tahan terhadap hamper semua bahan kimia jadi tidak perlu dicat
Tidak menyalurkan nyala api
Mudah digunakan
Daya isolasi baik, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya gangguan tanag(gangguan tanah dapat menimbulkan kebakaran).
Berikut ini contoh gambar dari pipa PVC.
Gambar 2.17 Pipa PVC
Ada beberapa benda bantu yang digunakan dalam pemasangan instalasi dalam pipa antara lain :
Kotak sambung ( T. Dos )
Berguna untuk :
Sebagai tempat penyambungan / pemeriksa kabel instalasi untuk alat hubung pemakai / bebas dari penarikan kabel ke instalasi selanjutnya.
Berikut ini contoh gambar dari kotak sambung.
Gambar 2.18 Kotak Sambung
2.7.3 Sengkang / Pelana / Klem
Digunakan pada instalasi di luar tembok, dan untuk memperkuat pipa atau kabel. Berikut ini contoh gambar dari sengkang.
Gambar 2.19 Sengkang
2.7.4 Roset kayu
Pemakaian roset kayu dalam intalasi pipa, dikarenakan untuk memasang lampu dan saklar tidak diizinkan langsung ke dinding maupun plapon, tetapi terlebih dahulu harus menggunakan roset kayu kemudian disesuaikan dengan fitting dan saklar. Berikut ini contoh gambar dari roset kayu.
Gambar 2.20 Roset Kayu
2.8 PENGAMAN
Tujuan tindakan pengamanan pada instalasi listrik adalah untuk melindungi manusia atau peralatan yang tersambung pada instalasi itu, jika terjadi arus gangguan akibat dari keadaan yang tidak normal. Untuk itu diperlukan gawai pengaman seperti sekering, MCB (Miniatur Circuit Breaker) dan lain sebagainya.
2.8.1 Pengaman lebur ( fuse )
Pengaman lebur (fuse) atau disebut sekring adalah alat pengaman terhadap gangguan arus lebih yang mempunyai elemen yang dapat dilebur. Alat ini bekerja dengan cara meleburkan kawat yang ditempatkan pada suatu tabung, apabila kawat tersebut dialiri arus listrik dengan ukuran tertentu. Beikut ini contoh gambar dari fuse.
Gambar 2.21 Fuse
2.8.2 Pengaman Termis
Pengaman termis atau disebut MCB (Miniatur Circuit Breaker) merupakan alat pengaman terhadap beban lebih atau arus hubung singkat. Jika terjadi arus beban lebih atau hubung singkat MCB akan bekerja memutuskan rangkaian dari sumber. Berikut ini contoh gambar dari MCB.
Gambar 2.22 MCB dan tampak dalam dari MCB
2.9 PANEL HUBUNG BAGI (PHB)
PHB adalah perangkat yang digunakan pada instalasi listrik agar sistem dapat bekerja dengan aman dan handal sebelum didistribusikan ke beban-beban.
Di dalam panel terdapat komponen-komponen untuk pengaturan kabel, antara lain:
2.9.1 Terminal
Tempat pemasangan kabel-kabel untuk menghubungkan komponen-komponen dari luar panel dengan komponen-komponen yang terdapat pada panel. Berikut ini contoh gambar dari terminal.
Gambar 2.23 Terminal
2.9.2 Wire Duct
Tempat/jalur kabel dari terminal menuju komponen-komponen pada panel. Penggunaan wire duct dapat membuat penataan kabel menjadi lebih rapi dan mudah mencari kabel saat terjadi kesalahan penghubungan pada instalasi.
Berikut ini contoh gambar dari wire duct.
Gambar 2.24 Wire Duct
2.9.3 Busbar
Plat logam yang dipasang pada panel untuk menghubungkan kabel netral dan kabel pentanahan (PE) dari grup-grup yang berbeda. Berikut ini contoh gambar dari busbar.
Gambar 2.25 Busbar
ALAT – ALAT PERTUKANGAN LISTRIK
Adalah alat-alat yang umum digunakan dalam melakukan pengerjaan instalasi listrik sehingga mempermudah pengerjaan instalasi tersebut.
Alat-alat tersebut antara lain sebagai berikut.
2.10.1 Obeng
Digunakan untuk memasang atau membuka paku sekrup. Ada dua macam obeng yang digunakan dalam praktikum bengkel, yakni obeng bunga/(+) dan obeng plat/(-). Berikut ini contog gambar dari obeng.
Gambar 2.26 Obeng Bunga dan Plat
2.10.2 Tang
Tang merupakan alat utama dalam pekerjaan instalasi listrik. Pada praktek bengkel penerangan lanjutan, ada 3 macam tang yang digunakan, yakni; tang lancip, tang pemotong dan tang kombinasi. Berikut ini contoh gambar dari tang lancip, tang pemotong dan tang kombinasi.
Gambar 2.27 Tang Lancip, Tang Pemotong dan Tang Kombinasi.
2.10.3 Palu
Alat yang digunakan untuk memukul benda kerja seperti paku. Berikut ini contoh gambar dari palu.
Gambar 2.28 Palu
2.10.4 Gergaji
Alat tangan yang digunakan untuk memotong baik logam, pipa, maupun kayu. Berikut ini contoh gambar dari gergaji.
Gambar 2.29 Gergaji
2.10.5 Penitik
Alat yang digunakan untuk memudahkan dalam pemasangan sekrup, dengan membuat lubang sebagai tempat masuknya sekrup. Berikut ini contoh gambar dari penitik.
Gambar 2.30 Penitik
2.10.6 Tespen
Alat yang digunakan dalam mencek ada tidaknya arus yang melalui terminal, kabel yang menuju komponen instalasi, maupun dalam membedakan fasa dan netral pada kotak kontak. Berikut ini contoh gambar dari tespen.
Gambar 2.31 Tespen
2.10.7 Ohm Meter
Alat ukur yang dalam pelaksanaan pengerjaan panel, khususnya ketika melakukan penyambungan penghantar dari komponen instalasi dan penghantar dari pintu panel, berfungsi untuk mencek tersambung atau tidaknya cara penyambungan yang digunakan. Berikut ini contoh gambar dari ohmmeter.
Gambar 2.32 Ohm meter
2.11 PRINSIP DASAR INSTALASI
Keandalan, yang dimaksud andal secara mekanik maupun secara elektrik(instalasi bekerja pada nilai nominal tanpa timbul kerusakan). Keandalan juga menyangkut ketepatan pengaman untuk menanggapi jika terjadi gangguan. Contoh: Untuk pemasangan instalasi penerangan pada ruang yang suhunya di atas suhu normal adalah andal jika digunakan kabel berisolasi karet silikon dibanding PVC.
Ketercapaian, yang dimaksud adalah pemasangan peralatan instalasi, yang mudah dijangkau oleh pengguna. Contoh keadaan yang tidak memenuhi syarat ketercapaian: menurut PUIL tinggi letak saklar adadlah 1,2 m. Tidak dibenarkan jika saklar dipasang 3 m di atas lantai, karena untuk menjangkaunya memerlukan tangga. begitu pula pennempatan saklar yang letaknya tertutup almari, karena untuk menjangkaunya harus menggeser almari terlebih dahulu.
Ketersediaan, yang dimaksud adalah kesiapan instalasi melayani kebutuhan, baik daya, gawai, maupun perluasan instalasi. Contoh ketersediaan: suatu panel mempunyai sekering cadangan yang tidak disambungkan ke beban dengan maksud untuk perluasan instalasi.
Keindahan, yang dimaksud adalah kerapihan pemasangan peralatan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Contoh: pemasangan beberapa pipa pada permukaan tembok tampak lebih indah jika dipasang sejajar dan diberi sengkang oleh tenaga yang terampil dibandingkan jika dipasang tidak sejajar oleh tenaga yang tidak terampil
Keamanan, yang dimaksud adalah keamanan secara elektrik untuk manusia, ternak, dan barang-barang lainnya. Contoh: kotak kontak tertutup untuk gedung taman kanak-kanak adalah lebih aman jika dibandingkan dengan kotak kontak terbuka.
Ekonomis, yang dimaksudkan adalah biaya yang dikeluarkan untuk instalasi harus sehemat mungkin. Karena besarnya biaya saja, tidak selalu menjamin mutu suatu instalasi. Contoh: Untuk arus 15 A cukup digunakan penghantar dengan luar penghantar 2,5 mm2. tidaklah ekonomis jika digunakan penghantar 6 mm2.
ATURAN WARNA KABEL
2.12.1. Penggunaan warna loreng hijau-kuning
warna loreng hijau kuning hanya boleh digunakan untuk menandai penghantar pembumian, penghantar pengaman dan penghantar yang menghubungkan ikatan penyama potensial ke bumi.
Penggunaan warna biru
Warna biru digunakan untuk menandai penghantar netral atau kawat tengah, pada instalasi listrik dengan penghantar netral. Untuk menghindarkan kesalahan, warna biru tersebut tidak boleh digunakan untuk menandai penghantar lainnya. Warna biru hanya dapat digunakan untuk maksud lain, jika pada instalasi listrik tersebut tidak terdapat penghantar netral atau kawat tengah. Warna biru tidak boleh digunakan untuk menandai penghantar pembumian.
Penggunaan warna untuk pengawatan dengan kabel berinti tunggal
Untuk pengawatan di dalam perlengkapan listrik disarankan agar hanya menggunakan satu warna, khususnya warna hitam, selama tidak bertentangan dengan aturan 1 dan 2. Bila dalam pembuatan dan pemeliharaan perlengkapan tersebut, dianggap perlu menggunakan lebih dari satu warna, maka pengunaan warna lain dan warna loreng lain tidak dilarang. Untuk fasa 1 (R) digunakan penghantar berwarna merah, untuk fasa 2 (S) digunakan penghantar berwarna kuning dan untuk fasa 3 (T) digunakan penghantar berwarna hitam.
PENYAMBUNGAN KABEL/PENGHANTAR
2.13.1 Sambungan Ekor Babi
Sambungan seperti ini merupakan teknik penyambungan yang paling sederhana dan mudah dikerjakan. Sambungan seperti ini biasanya dilakukan pada penyambungan langsung yang dilakukan pada kontak sambungan dan hasil sambungannya diisolasi dengan lasdop. Cara penyambungan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 2.33 Sambungan Ekor Babi
Sambungan Puntir
Pada umumnya dilakukan untuk menyambung dua buah kabel yang akan direntang. Adakalanya dalam pekerjaan instalasi listrik terpaksa menyambung kabel dengan cara direntang karena adanya pertimbangan tertentu seperti untuk penghematan bahan atau adanya isolasi kabel yang cacat. Cara penyambungan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 2.34 Sambungan Puntir
2.13.3 Sambungan Bolak-balik
Tujuan sambungan bolak-balik pada dasarnya sama dengan penyambungan puntir yaitu untuk menghubungkan 2 kabel yang akan direntang. cara penyambungan ini akan menghasilkan sambungan yang lebih kuat terhadap gaya rentang dan tarikan.
Untuk kabel yang ukuran lebih besar dilakukan dengan carasambungan bolak balik "Britannia" atau dengan model sambungan "Scarf". Bentuk sambungan ditunjukkan seperti gambar dibawah ini:
Gambar 2.35 Sambungan Bolak-balik
a. Bentuk sambungan bolak balik.
b. Bentuk sambungan Britannia.
c. Bentuk sambungan Scarf.
Sambungan Bercabang
Dalam jaringan listrik sering kita temukan dalam penghantar yang panjang, selain sambungan lurus juga ditemukan sambungan cabang. Sambungan ini dilakukan dengan maksud untuk mengambil jalan pintas agar menghemat penggunaan kabel dan praktis dalam pengerjaannya. Sambungan ini dapat dilakukan tanpa harus memutus kabel utamanya, melainkan hanya dikupas kabelnya sepanjang kebutuhan. Bentuk pencabangan datar ini bisa untuk cabang tunggal (Single Plain joint) atau bisa juga dalam bentuk cabang ganda (Cross Plain Joint). Bentuk sambungan ditunjukkan seperti gambar dibawah ini:
Gambar 2.36 Sambungan bercabang
2.14 KESEHATAN dan KESELAMATAN KERJA/K3
K3 di bengkel listrik semester II, memiliki aturan-aturan sebagai berikut:
memotong pipa sesuai dengan ukuran yang tertera pada jobsheet
menghaluskan ujung pipa yang telah dipotong
ujung dari pipa, ketika pemasangan dipasang tule.
Proteksi perlengkapan listrik dan instalasi listrik
MOD (2.2.1) Perlengkapan listrik
Pada setiap perlengkapan listrik harus tercantum dengan jelas:
nama pembuat dan merk dagang
daya, voltase, dan/atau arus pengenal
data teknis lain seperti disyaratkan SNI atau
standard yang relevan.
2.15 KESELAMATAN KERJA
2.15.1. Keselamatan Umum
Pekerja harus selalu waspada pada waktu bekerja karena tidak seorang pun yang akan celaka atau mesin-mesin dan alat-alat kerja yang rusak tanpa sebab. Oleh karenanya pekerja harus mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
Mentaati peraturan dan instruksi dari pembimbing untuk bekerja dengan persis dan aman,
bertindak dengan baik dan benar dan segera melaporkan kepada instruktur jika terjadi suatu kecelakaan,
menerangkan sebab terjadinya kecelakaan,
melakukan pertolongan pertama pada pekerja yang mengalami kecelakaan,
menempatkan benda-benda kerja pada tempat yang aman, dan
melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup.
2.15.2. Kesadaran dan keselamatan
Istilah keselamatan kerja di sini sama halnya dengan keselamatan pada waktu kita mengendarai sebuah kendaraan di jalan.
Segala perlengkapan peralatan dan alat-alat potong yang terdapat di bengkel sudah direncanakan untuk memotong, membentuk, mengukur, mengikir, dan lain sebagainya sesuai dengan bidang pekerjaan yang dikehendaki.
Penyebab kecelakaan yang terbesar dengan mudah dapat diambil kesimpulan:
Ujung sisi yang tajam memotong bagian tubuh yang tidak terlindungi,
benda-benda berputar menjepit tangan dan menjambret pakaian, dan
kecelakaan dan suatu yang tidak disangka, jatuh dan terluka.
2.15.3. Perlengkapan diri sendiri
Pakaian kerja yang sesuai, rapi, dan terkancing,
jangan menyimpan benda tajam yang bukan pada tempatnya,
rambut yang panjang harus diikat,
lepas semua perhiasan yang ada ditangan,
gunakan sepatu yang sesuai standar yang ditentukan, dan
menggunakan sarung tangan bila perlu.
2.15.4. Kebersihan
Bersihkan tangan sebelum dan sesudah bekerja,
gunakan pakaian kerja sebersih mungkin, dan
meja tempat kerja dalam keadaan bersih.
2.15.5. Keselamatan kerja di bangku kerja
Kecelakaan ini disebabkan oleh ujung-ujung alat potong atau benda kerja yang tajam.
Pencegahannya:
Bekerja dengan hati-hati,
pergunakan alat-alat yang sesuai dengan fungsinya, kondisi yang baik dan benar,
menggunakan alat pengaman yang telah ditentukan oleh peraturan keselamatan kerja,
jangan menyimpan alat-alat tajam di saku baju kerja,
lindungi ujung-ujung alat yang tajam dengan gabus atau bahan lainnya,
membuat tanda peringatan yang jelas dan nampak dibaca di tempat-tempat yang berbahaya dalam bengkel,
ambillah alat-alat dengan hati-hati,
tidak boleh bercanda, bermain dan melamun pada waktu sedang bekerja dan bersihkan alat-alat sebelum dan sesudah dipakai.
BAB III
ALAT dan BAHAN
Berikut ini daftar peralatan dan bahan yang digunakan pada bengkel instalasi penerangan lanjutan, beserta harga satuan rupiah tiap bahan.
Nama Bahan/Peralatan
Jumlah
Satuan
Harga Perbuah
Total
A.Pipa dan Alat Bantu
1. Pipa PVC (5/8'')
6
m
Rp.18.000/3m
Rp.36.000
2. Benda siku sinetik lokal
6
Buah
Rp.5.000
Rp.30.000
3. Klem aluminium 16 mm
14
Buah
Rp.1.000
Rp.14.000
4. Klem NYA 9 mm
8
Buah
Rp.200
Rp.1.600
B.Saklar dan
Peralatannya
5. Saklar Cahaya (LDR)
1
Buah
Rp.70.000
Rp.70.000
6. Saklar Tukar (selektor)
1
Buah
Rp.15.000
Rp.15.000
7. Saklar Seri
1
Buah
Rp.14.000
Rp.14.000
8. Lampu Tanda
1
Buah
Rp.5.000
Rp.5.000
9. Kotak Hubung
3
Buah
Rp.10.000
Rp.30.000
10. Kotak kontak 1 fasa + PE
2
Buah
Rp.10.000
Rp.10.000
11. Fitting duduk (lokal)
3
Buah
Rp.4.000
Rp.12.000
12. Fitting duduk (impor)
2
Buah
Rp.8.000
Rp.16.000
13. Roset Kayu
3
Buah
Rp.5.000
Rp.15.000
14. Saklar Tekan
2
Buah
Rp.10.000
Rp.20.000
15.Saklar Tekan Impuls
2
Buah
Rp.8.000
Rp.16.000
C.Panel
16. MCB 1 Phasa 6 A
4
Buah
Rp.42.000
Rp.168.000
17. Relay Kontaktor 220 V/10 A
2
Buah
Rp.125.000
Rp.250.000
18. Saklar RelayImpuls 220 V
1
Buah
Rp.140.000
Rp.140.000
19. Saklar Waktu 220 V
1
Buah
Rp.150.000
Rp.150.000
20. Saklar relay tangga 220 V
1
Buah
Rp.120.000
Rp.120.000
21. Bus bar tembaga 3-5 x 15 mm
280
mm
Rp.15.000
Rp.15.000
22. Profil untuk terminal
100
mm
Rp.10.000
Rp.10.000
23. Profil dudukan relay
150
mm
Rp.10.000
Rp.10.000
24. Terminal 4 mm^2
15
Buah
Rp.2.000
Rp.2.000
25. Treeplex
Lebar x panjang x tebal
1
Lembar
Rp.40.000
Rp.40.000
253 x 453 x 12 mm
26. Kabel NYM 3 x 1,5 mm^2
1
m
Rp.6.000
Rp.6.000
27. Kabel NYM 2 x 1,5 mm^2
1,5
m
Rp.5.000
Rp.7.500
28. Kabel NYA untuk fasa (M,K,H)2,5 mm
6
m
Rp.3.500
Rp.21.000
29. Kabel NYA untuk netral (biru) 2,5 mm
3
m
Rp.3.500
Rp.10.500
30. Kabel NYA hijau/kuning 2,5 mm
31. Kabel NYAF 1,5 mm2
3
6
m
m
Rp.3.500
Rp.3.000
Rp.10.500
Rp.18.000
32. Kabel NYAF untuk penghantar 1,5
8
m
Rp.2.000
Rp.16.000
D.MUR, BAUT dan SEKRUP
33. Sekrup kayu, kepala 1/2 bulT
30
Buah
Rp.200
Rp.6.000
E.Panel
1
Buah
Rp.300.000
Rp.300.000
Jumlah Total
Tabel 3.1 Daftar Peralatan dan Bahan.
BAB IV
LANGKAH KERJA
4.1 Pembuatan Garis Bantu
Menyiapkan peralatan yang akan digunakan, antara lain spidol, mistar besi panjang, dan penggaris siku, serta gambar kerja dari jobsheet yang menjadi acuan (gambar "instalasi penerangan").
Mulai membuat garis bantu pada triplex / papan kerja, dengan mengambil titik koordinat pertama (2,2) atau 2 cm dari kiri dan 2 cm dari atas.
Menarik garis lurus ke kanan sesuai ukuran panjang yang telah ditentukan pada gambar kerja yaitu (dimulai dari nol) 0 ; 2.5 ; 17.5 ; 34.5 ; 47.5 ; 62.5 ; 77.5 ; 92.5 ; 107 cm.
Menarik garis lurus ke bawah sesuai ukuran panjang yang telah ditentukan pada gambar kerja yaitu (dimulai dari nol) 0 ; 10 ; 20 ; 30 ; 40 ; 50 ; 60 ; 70 ; 80 ; 90 cm.
Menghubungkan semua titik garis horisontal ke bawah dan vertikal ke kanan sehingga seluruh garis pada gambar terbentuk dan membentuk kotak-kotak.
4.2 Pemipaan
Menyiapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan, antara lain pipa PVC dengan berbagai ukuran panjang, gergaji, klem, palu, sekrup dan obeng.
Memberikan jarak antara pipa dengan komponen sehingga mempermudah dalam pemasangan kabel pada terminal komponen nantinya, dengan memperkirakan panjang pipa secara akurat dan tepat. Panjang pipa lurus sesuai dengan panjang garis yang telah dibuat yang mengacu pada gambar kerja jobsheet per jalur.
Memotong pipa menggunakan gergaji dan merapikan ujung pipa yang telah digergaji dengan menggunakan cutter.
Memasang pipa secara berurutan mulai dari jalur pertama, kedua dan ketiga, dimana pipa lurus digunakan sepanjang garis lurus, pipa L digunakan pada belokan garis.
Memasang klem pada pipa di titik-titik tertentu menggunakan palu sehingga pipa tidak lagi goyang atau bergeser.
Menempatkan tedos pada titik sesuai gambar kerja menggunakan sekrup dan obeng.
4.3 Pemasangan Komponen
Menyiapkan peralatan yang akan digunakan, antara lain komponen-komponen: saklar tukar, saklar seri, LDR, push button(untuk Saklar Impuls), push button(untuk Staircase), lampu tanda dan fittingnya, roset kayu, fitting, lampu, kotak kontak ; sekrup, dan obeng.
Memastikan seluruh komponen tersebut dalam kondisi baik dan tidak bermasalah / rusak.
Memasang satu per satu komponen pada koordinatnya masing-masing sesuai gambar kerja pada jobsheet.
4.4 Penarikan Kabel
Menyiapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan, antara lain kabel NYA dan NYAF: fasa (warna merah dan warna hitam), kabel netral (warna biru) dan kabel pentanahan / PE (warna kuning-hijau), kabel NYM; tang kombinasi, tang pemotong, tang pembulat ; obeng plat, obeng bunga, obeng terminal ; sekrup.
Mulai menarik kabel dari pintu panel dengan memberi toleransi sepanjang kurang lebih satu kali putaran panel (menyesuaikan ukuran panjangnya untuk dipasang pada terminal bagian bawah), menuju tedos atau komponen.
Menarik kabel dilakukan berurutan mulai dari jalur pertama, kedua dan seterusnya. Untuk mempermudah penarikan, seluruh kabel yang digunakan pada setiap pipa disatukan, sehingga kabel tidak ditarik satu per satu. Kabel yang ditarik harus sesuai dengan kabel yang digunakan pada komponen setiap grup atau jalur pada gambar kerja.
Menarik 5 kabel pada pipa atau jalur pertama (untuk grup 1), berupa 3 fasa, 1 netral dan 1 pentanahan sampai ke tedos. 3 fasa tersebut berupa 1 fasa utama, 1 fasa keluaran push button, dan 1 fasa beban.
Menarik 3 kabel pada pipa atau jalur kedua (untuk grup 2 dan 3) berupa 1 fasa utama, dan 2 fasa keluaran NC dan NO saklar tukar. 1 netral dan 1 pentanahan.
Menarik 1 kabel NYM 3 x 2,5 pada jalur ketiga tanpa melalui pipa , menuju komponen LDR.
Menarik 2 kabel fasa (1 fasa utama dan 1 fasa keluaran push button) pada pipa atau jalur empat menuju ke tedos, dan kabel yang ditarik dari komponen menuju tedos adalah 2 kabel fasa.
Menarik 2 kabel pada pipa kelima atau jalur kelima berupa 1 kabel fasa utama dan 1 netral sampai ke tedos, dan kabel yang ditarik dari komponen lampu menuju tedos adalah kabel NYM 3 x 2,5.
Memasang kabel pada terminal komponen memperhatikan prinsip kerja setiap komponen, seperti masukan dan keluaran saklar, juga fasa aktif, netral, dan pentanahan pada kotak kontak, dengan menyesuaikan pada gambar kerja. Lalu menarik kabel-kabel dari komponen tersebut sampai ke tedos.
Melakukan penyambungan seluruh kabel fasa dengan fasa utama, kabel netral dengan netral utama dengan pelintiran ekor babi pada tedos.
Untuk mengetahui ketepatan penyambungan kabel pada terminal panel dan terminal komponen, dapat dites menggunakan alat tes seperti ohmmeter.
Mengencangkan seluruh sekrup/baut komponen menggunakan obeng, memasang penutup setiap komponen dan penutup tedos.
4.5 Pengerjaan Panel
Menyiapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan, antara lain komponen panel : saklar impuls, staircase, relay, timer, dan MCB ; kabel NYAF fasa (warna hitam), kabel netral (warna biru) ; tang pemotong, tang pembulat ; obeng bunga, obeng terminal ; label, pulpen.
Memberi tanda atau label nama pada setiap kabel fasa di setiap jalur untuk memudahkan penyambungan ke setiap terminal bagian bawah, sehingga terminal juga diberikan tanda atau nama sesuai kabel yang terhubung.
Memasang komponen pada pintu panel tepatnya pada profil C, antara lain 1 timer, 2 relay, 1 impuls, 1 staircase, dan 4 MCB. Lalu memberi tanda atau label nama pada setiap kabel fasa dari komponen panel.
Menghubungkan terminal setiap komponen tersebut menggunakan kabel fasa pada terminal bagian atas mengikuti diagram satu garis pada gambar rangkaian, dimana kabel fasanya melewati wire duct terlebih dahulu sebelum ke terminal secara langsung.
Memasang kabel netral dan kabel pentanahan (PE) pada busbar dengan cara penyambungan mata itik di setiap ujung kabel.
Memasang stekker pada panel, kabel fasanya dipasang pada MCB, kabel netral pada busbar netral, dan kabel pentanahan pada busbar grounding. Sebelum mengaktifkan instalasi, pastikan seluruh hubungan kabel telah benar, dan seluruh komponen dalam keadaan baik.
Melakukan pengetesan terhadap rangkaian instalasi dan melaporkan kepada instruktur untuk megetahui kebenarannya.
BAB V
GAMBAR RANGKAIAN
BAB VI
ANALISA DAN TROUBLESHOOTING
6. 1 ANALISA
6.1.1 GRUP 1
a. Saklar Impuls
Ketika MCB 1 dinaikkan (aktif), terdapat arus akan mengalir pada input saklar impuls(A1) mengakibatkan impuls aktif. Jika salah satu push button ditekan, maka impuls bekerja dan akan terjadi energize di dalam kumparan saklar impuls, sehingga terjadi perubahan kontak pada anak kontak saklar impuls dari posisi NO(Normal Open) menjadi NC(Normal Close) sehingga arus mengalir dan menyebabkan lampu D menyala. ketika salah satu push button kembali ditekan, maka anak kontak saklar impuls berubah dari posisi NC menjadi NO dan menyebabkan lampu padam kembali.
b. Saklar Seri
Beban lampu C dan C1 dikontrol oleh saklar seri, dimana jika toogle untuk C1 ditekan maka lampu C1 akan menyala, begitupun jika toogle untuk C ditekan maka lampu C akan menyala. ketika masing-masing toogle tersebut ditekan kembali, maka masing-masing lampu akan padam.
6.1.2 GRUP 2 dan 3
Pada grup ini, dua buah beban lampu dipasang paralel dapat dioperasikan dengan 2 metode, yaitu manual dan otomatis. Ketika MCB 3 dan 4 dinaikkan (aktif), maka arus mengalir masuk ke anak kontaktor 6, timer, dan saklar tukar.
Kondisi rangkaian dioperasikan secara manual ditandai dengan lampu tanda yang akan menyala saat saklar tukar ditekan. Ketika saklar push button ditekan, maka staircase akan bekerja dan lampu tanda tetap dalam keadaan menyala. Staircase yang bekerja akan menarik anak kontak K5T(Staircase)dari posisi NO menjadi posisi NC, sehingga Kontaktor 6 ikut bekerja dan seluruh anak kontak K6A berubah posisi dari NO menjadi NC. Staircase yang bekerja ini menyebabkan lampu menyala, dan akan padam ketika waktu staircase telah habis.
Kondisi rangkaian dioperasikan secara otomatis oleh LDR dan timer, dimana timer yang bekerja akan menarik anak kontak K4T menjadi posisi NC sehingga LDR akan aktif. Disini, Kontaktor 8 menjadi aktif dan menarik semua anak kontak K8A berubah posisi dari NO menjadi NC (untuk otomatis), dan NC menjadi NO (pada manual). LDR akan menyalakan lampu apabila kondisi cahaya di sekitarnya gelap, dan akan padam apabila kondisi cahaya di sekitarnya terang. Sedangkan pada timer, lampu akan menyala dan padam sesuai dengan pengaturan waktu berdasarkan kisi pada timer.
Gambar diagram pengawatan pada group 1, 2 dan 3, dapat dilihat pada pada lampiran.
6.2 TROUBLESHOOTING
Troubleshooting dilakukan agar mahasiswa dapat mengatasi masalah-masalah yang kerap timbul dalam lapangan.
Masalah yang saya dapati antara lain:
* lampu pada grup 2 dan 3 tidak dapat menyala, ketika saklar push button ditekan,pada kondisi manual. penyebabnya terletak pada gambar diagram pengawatan yang saya ikuti tidak sesuai dengan diagram satu garis pada jobsheet, dan juga kesalahan penempatan masukan dan keluaran saklar tukar pada terminal di dalam kotak panel. Maka setelah saya melakukan analisa ulang pada rangkaian tersebut, saya mengubah rangkaian di dalam kotak panel, dan melakukan perbaikan dengan mengikuti petunjuk pengawatan pada diagram satu garis yang ada pada Jobsheet, sehingga lampu pada group 2 dan 3 dapat ,menyala saat staircase bekerja.
* pada kondisi rangkaian yang dioperasikan secara manual, bila push button ditekan untuk mengaktifkan staircase, lampu tanda yang seharusnya tetap menyala padam. penyebabnya terletak pada kondisi LDR yang saya gunakan, dalam kondisi kurang baik(rusak).
Penyebab masalah tersebut saya ketahui dengan mengganti LDR yang saya gunakan pada rangkaian,dan pada akhirnya lampu tanda pada saat push button ditekan dalam pengoperasian secara manual tetap menyala(lampu tanda berfungsi dengan baik).
BAB VII
KESIMPULAN dan SARAN
7.1 Kesimpulan
Dengan selesainya penulisan laporan ini, dapat kami simpulkan hal-hal selama melakukan kegiatan praktek bengkel sebagai berikut:
Praktikan/mahasiswa dapat mengerjakan instalasi penerangan sesuai dengan petunjuk berupa gambar rangkaian dalam bentuk diagram satu garis.
Praktikan dapat mengerjakan instalasi penerangan dengan cara cepat dan bertahap dimulai dari penandaan papan, pemasangan komponen, hingga pengawatan.
Praktikan dapat memilih kabel dengan cermat yang digunakan pada instalasi penerangan, dan mampu mengetahui jenis dan warna kabel tersebut.
Praktikan dapat mengetahui alat-alat dan komponen yang digunakan pada group pertama, kedua dan ketiga.
Praktikan dapat memasang saklar sesuai dengan keperluan, dan mampu melakukan pengawatan pada sklar yang akan digunakan.
Praktikan mampu melakukan troubleshooting pada rangkaian instalasi yang telah dikerjakan, dan bila menemukan ada kesalahan dapat menganalisa kesalahan tersebut serta dapat memperbaiki hingga rangkaian berfungsi dengan baik.
Melaui kegiatan praktek yang telah dilakukan, adapun yang telah dikerjakan pada bengkel instalasi penerangan selanjutnya akan dituangkan kedalam bentuk laporan hasil praktikum, sesuai waktu yang telah ditetapkan
Saran
Perlu dilakukan penambahan materi pada jobsheet kususnya pada langkah-langkahpengerjaan praktek, agar praktikan memiliki referensi yang cukiup dalam melaksasnakan pengerjaan instalasi penerangan.
Praktikan harus lebih cermat dalam memperhatikan peletakan komponen pada bidang treeplex, agar pada waktu penarikan kabel hasil kerja dapat terlihat rapi.
Perlunya peningkatan kesadaran para praktikan dalam menjaga perkakas kerja yang digunakan, agar pada waktu kegiatan bengkel berakhir tidak ada perkakas yang hilang/rusak.
BAB VIII
DAFTAR PUSTAKA
PURWITO, NIRWAN A. NOOR,2008. DASAR PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN TL 320132.
YAYASAN PUIL,"PUIL 2000", Jakarta.2000
ASRIYADI,"STANDARISASI DAN PERALATAN INSTALASI LISTRIK TL. 21611", 2007
http://www.miung.com/2013/05/pengertian-dan-fungsi-mcb-miniature.html
NOVRANDI J.R.,"LAPORAN PRAKTEK BENGKEL MEKANIKAL ELEKTRIKAL", Makassar.2015
https://www.google.co.id/search?
[Type the document title]