PENERANGAN OLAHRAGA Penyelenggaraan penerangan untuk keperluan ruangan atau lapangan olahraga adalah dengan maksud agar pemain dapat melakukan tugas-tugas penglihatan mereka dalam melaksanakan kegiatan permainan (olahraga). Dalam menentukan intensitas penerangan untuk keperluan ini dihitung berdasarkan keperluan pemain pada bidang kerja permainan. Bidang kerja tersebut tergantung dari pada jenis permainan (olahraga) yang dilakukan dan biasanya dikelompokkan menjadi dua bagian : 1. Bidang Horizontal ; permukaan tempat permainan misalnya untuk billiard, bowling, tenis meja dan lain-lain. 2. Bidang Horizontal Semu; yaitu kira-kira 1 meter di atas lantai atau ground. Ini berlaku untuk olahraga yang bersifat arcial misalnya tenis, badminton, bola kaki, volly ball dan lain-lain. Seperti kebutuhan penerangan lainnya disamping jumlah cahaya, juga perlu diperhatikan kualitas penerangan. Kualitas penerangan ditinjau dari segi efektifitas penerangan seperti efek silau, keseragaman penerangan dan arah pancaran cahaya. Untuk itu perlu diperhatikan sudut penyebaran arah cahaya yang baik, tinggi lokasi serta jumlah sumber cahaya yang cocok. Dalam mendesain penerangan untuk olahraga, perlu pertimbangan yang cermat sesuai dengan kebutuhan dan kepuasan bagi ketiga kelompok peninjau yaitu ; pemain, official dan penonton. Penerangan lapangan untuk tiap-tiap jenis olahraga serta untuk pemain dan official juga berbeda. Disamping itu variasi penerangan sekeliling dan dalam lapangan akan berbeda pada masing-masing olahraga. Penerangan di luar ruangan selama siang hari diberikan cahaya alami. Sedangkan untuk olahraga di dalam ruangan diberikan sistem penerangan tak langsung dengan melalui refleksi langit-langit, dinding dan lantai untuk memberikan intensitas penerangan yang baik pada objek (bola). Untuk
memperbaiki kondisi agar tidak kontras diberi cahaya tambahan atau cahaya langsung. Disain penerangan olahraga di dalam gedung sama dengan desain penerangan di dalam ruangan untuk kebutuhan penerangan lainnya. Sedangkan masalah desain olahraga diluar gedung lebih rumit. Letak dan ketinggian sumber cahaya akan memberikan sumber kepuasan untuk melihat objek yang tepat tanpa efek kesilauan. Bentuk dan permukaan objek olahraga harus diperhatikan karena berpengaruh kepada orang yang melihatnya dan merupakan faktor penting dalam menetapkan letak dan tinggi penerangan yang memuaskan. A. Standard Iluminasi Penerangan pada suatu bidang kerja haruslah diusahakan cukup dan memadai untuk kebutuhan psikologi, disamping mampu menciptakan suasana yang diinginkan. Skala ukuran itu sendiri tergantung pada : 1. Sifat atau klasifikasi tempat (baik gedung maupun ruangan) dimana suatu pekerjaan dilakukan. 2. Jenis dan sifat pekerjaan yang dilakukan. 3. Lamanya waktu dari pekerjaan yang dilakukan. Berdasarkan hal tersebut di atas, orang mencoba menentukan berapa kuat penerangan yang sesuai dengan berbagai keperluan olahraga. Penerangan olahraga mempunyai dua standar yaitu standar olahraga untuk rekreasi dan latihan serta untuk pertandingan. Standar penerangan olahraga baik di dalam (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor) ditetapkan oleh Phillips (1986:172) adalah :
Tabel XVIII. Standar Penerangan Olahraga
Jenis Olahraga
Iluminasi Mendatar (Lux)
Perbandingan Keseragaman E min/ E rata-rata Latihan Pertandingan
Latihan
Pertandingan
Sepakbola
75
200 – 600
1:3
1 : 1,5
Bola Tangan
75
400
1:3
1 : 1,5
Bola Volly (indoor)
200
400
1:2
1 : 1,5
Badminton (indoor)
200
400
1:2
1 : 1,5
Hoky (indoor/outdoor)
200
400
1:2
1 : 1,5
Renang (indoor/ourdoor)
200
400
1:2
1 : 1,5
Polo Air (indoor/outdoor)
200
400
1:2
1 : 1,5
Tenis (indoor/outdoor)
200
400 - 600
1:2
1 : 1,5
Pacu Kuda
100
150
1:3
1:3
Loncat Indah (indoor)
150
400
1:2
1 : 1,5
Bowling
200
200
1:2
1:2
Keseragaman cahaya dimaksudkan untuk melihat kontrasnya penerangan di atas lapangan. Perbandingan keseragaman diperoleh dengan membandingkan antara iluminasi (E) minimum dibagi dengan iluminasi ratarata di atas lapangan. Perbandingan penerangan untuk latihan diizinkan lebih tinggi bila dibandingkan dengan perbandingan pada saat pertandingan. Sebab pada saat pertandingan penerangan lampu sebaiknya harus lebih merata dan tinggi. Standar penerangan di atas sering bertambah tinggi, apabila pertandingan tersebut direkam dan disiarkan oleh televisi, karena rekaman yang baik memerlukan iluminasi yang tinggi.
B. Keseragaman Keseragaman (uniformity) yang sampai di lapangan olahraga sangat diperlukan, karena perbandingan yang terlalu besar mengakibatkan timbulnya kesilauan. Untuk itu perlu pengaturan tata letak lampu sebagai sumber cahaya. Pada tabel XVIII di atas terlihat perbandingan iluminasi minimum dengan iluminasi rata-rata sebagai standar penerangan olahraga baik untuk latihan maupun untuk pertandingan. Intensitas penerangan yang merata sangat penting (dengan tidak ada cahaya kontras) di atas seluruh permukaan lapangan dengan objek yang bergerak. Pergerakan objek yang cepat dari tempat terang ke tempat gelap akan kelihatan bergerak terlalu cepat. Hal ini terjadi jika penerangan tidak merata. Pada penerangan horizontal, agar penerangan merata, nilai perbandingan maksimum dengan minimum tidak boleh lebih dari 3 (tiga) banding 1 (satu). Perbandingan maksimum dan minimum tidak berlaku untuk penerangan vertikal, tetapi idealnya tidak melampaui perbandingan tersebut di atas. Pada dasarnya perencanaan penerangan vertikal sulit dicapai. Disain yang baik dan pembidikan cahaya yang tepat dengan perbandingan 3 : 1 untuk penerangan horizontal sebaiknya melengkapi penerangan vertikal.
C. Kesilauan Menghilangkan penyinaran yang menyilaukan adalah salah satu prinsip dalam penerangan ruangan dan lapangan olahraga. Lampu sorot tak dapat dipisahkan sebagai sumber kesilauan. Efek kesilauan penerangan sedapat mungkin diperkecil atau dihilangkan dari garis pandang. Sudut antara sumber cahaya dengan garis pandang dipengaruhi oleh tempat penerangan yang horizontal maupun vertikal. Cahaya yang menyilaukan dapat ditimbulkan oleh pantulan cahaya (refleksi) dari lantai yang mengkilat, permukaan air dan permukaan es. Penerangan diffus (baur) dibuat untuk mengurangi efek tersebut dengan cara
mengarahkan cahaya di permukaan lapangan tidak langsung menuju ke tempat pemantulan atau kamera televisi. Jendela dan penerangan luar sering menyebabkan kesilauan. Beberapa jenis olahraga, cahaya penerangannya harus direfleksikan agar kesilauan dapat diperkecil dan penerangan dapat ditambah serta diarahkan pada cahaya yang kurang. Rintangan fisik (konstruksi) disarankan untuk ditiadakan dari tempat penerangan. Hendaknya dibuat evaluasi penerangan yang cermat untuk pemain maupun penonton. Pada lapangan dimana kesilauan tidak dapat dihindari harus dipertimbangkan pemakaian jenis lampu yang menggunakan pelindung kesilauan. Pelindung ini bisa berupa lensa kaca berbentuk piringan untuk mengurangi kesilauan. Disini berarti lensa kaca digunakan untuk mengurangi banyaknya curahan cahaya ke sekeliling lapangan. Jika digunakan pelindung terutama jenis piringan diperlukan lampu tambahan untuk menambah efisiensi yang berkurang akibat adanya pelindung. Olahraga yang terarah misalnya bowling, balapan, bola tangan, panahan, golf dan lain-lain diharuskan menghindari penerangan vertikal yang berlebihan dari satu sisi. Sebaiknya penerangan vertikal juga merata pada setiap sisi.
D. Penataan Cahaya Lapangan olahraga secara umum terdiri dari dua bagian, yaitu lapangan olahraga dalam ruangan (indoor sport) dan luar ruangan (outdoor). Penataan cahaya terhadap keduanya berbeda. Berikut ini akan dijelaskan satu per satu. 1. Penerangan Olahraga Dalam Ruangan Penerangan olahraga dalam ruangan dipengaruhi oleh faktor dinding dan langit-langit ruangan, dimana dapat digunakan untuk memberikan kontrol penerangan dan membantu penerangan difus (campuran). Sehingga membuat variasi penerangan yang menyenangkan. Disain dan
cara perhitungan penerangan olahraga dalam gedung sama dengan penerangan di dalam ruangan untuk kebutuhan lainnya. Bagaimanapun penerangannya sangat tergantung pada tinggi armatur, jarak, lumen lampu dan kerataan iluminasi horizontal. Hal ini menjadi dasar dalam perencanaan. Disain penerangan olahraga harus mempertimbangkan faktor sebagai berikut : a. Peninjau (orang yang berada dalam gedung) tidak hanya memandang satu objek tetap, tetapi menyeluruh. b. Perhatian ke objek seharusnya tidak dipengaruhi oleh keadaan lokasi, lantai, langit-langit atau pada daerah sekelilingnya. c. Yang sangat penting bagi peninjau adalah dapat memperkirakan kecepatan gerakan objek (bola) dengan tepat dan terarah. Olahraga dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu ; olahraga dengan objek (bola) melambung di atas lapangan dan olahraga dengan objek mendatar. Jenis olahraga dengan objek melambung di atas permukaan lapangan seperti ; badminton, bola basket, bola tangan, bola kaki, squash, tenis dan bola volly. Disini bola lebih banyak melambung di atas lapangan selama permainan dalam keadaan normal. Jenis olahraga ini memerlukan ketelitian didalam perencanaan instalasi penerangannya, terutama penentuan jenis armatur lampu untuk menghindari kesilauan. Jenis olahraga dengan objek mendatar seperti : panahan, bilyar, bowling, fencing, curling, hokey, tenis meja, skaping, menembak, renang, tinju, gulat. Dalam keadaan normal para pemain lebih mudah melihat objek, bila dibandingkan dengan objek melambung yang memerlukan ketelitian tinggi. Lokasi umum yang digunakan untuk olahraga seperti ; lapangan olahraga di dalam gedung (serbaguna) untuk bermacam-macam olahraga, gedung sekolah olahraga, tempat kegiatan masyarakat dan ruangan serbaguna lainnya. Penerangan pada gedung serbaguna dapat diatur sesuai dengan kebutuhan, apakah sedang latihan/rekreasi atau sedang pertandingan. Hal ini dapat dicapai dengan mudah bila perencanaannya,
baik penambahan atau pengurangan cahaya telah tersedia saklar-saklar untuk menghidupkan atau mematikan lampu. Agar dapat mencegah terjadinya benturan dari bola, lampu tersebut biasanya diberi pelindung dengan kisi-kisi kawat. Begitu juga untuk penerangan kolam renang, perlu pelindung untuk menghindari resiko yang lebih fatal. Sedangkan tinggi langit-langit tertentu berbedabeda, tergantung kepada jenis olahraga yang terdapat dalam gedung tersebut. Tetapi tinggi minimum yang diperbolehkan adalah 6,7 meter (22 kaki). Disamping itu perlu diperhatikan posisi penerangan dan jendela-jendela pada gedung olahraga agar tidak menyilaukan terutama para pemain. Berikut ini akan dijelaskan penataan cahaya yang diharapkan pada setiap lapangan olahraga terutama di dalam ruangan/-gedung. a. Badminton Badminton adalah olahraga udara (bersifat arcial) yang membutuhkan batas tinggi minimum 7,6 meter (25 kaki) sampai maksimum 12,2 meter (40 kaki), menurut keinginan. Untuk memberi warna kontras yang baik karena suttle (bulu) yang putih, dianjurkan agar dinding dan langit-langit diberi warna coklat dan hijau. Pemberian warna yang gelap juga dianjurkan untuk lantai, yang tujuannya untuk memperkecil cahaya yang menyilaukan. Pemberian penerangan yang baik hendaknya diarahkan sepanjang garis sisi atau sistem penerangan tak langsung (semi langsung). Dengan demikian pemain tidak terganggu pandangannya, karena cahaya lampu berasal dari kiri dan kanannya. Penataan cahaya untuk badminton seperti dijelaskan oleh John E. Kaufman (1987:13-8) sebagai berikut :
Gambar 86. Penataan Cahaya Lapangan Bulu Tangkis (John E. Kaufman 1987:13-8) Keterangan : A = Armatur (luminaire) a = 6,1 meter b = 9,1 meter c = 13,4 meter d = 18,3 meter
b. Bola Basket Penataan lampu untuk lapangan bola basket (Basket Ball) seperti dijelaskan oleh John E. Kaufman.
Gambar 87. Penataan Cahaya Lapangan Bola Basket (John E. Kaufman 1987:13-6) Panjang lapangan adalah 28,7 meter (94 kaki) dan lebar 15 meter (50 kaki). Tinggi minimum armatur adalah 6,7 meter (22 kaki). Penataan lampu agar merata sampai di permukaan lapangan,
diatur dengan jarak memanjang adalah 7,9 meter (26 kaki) dan melebar lapangan 5,5 meter (18 kaki). c. Billiard Tata ruangan terhadap lokasi meja sangat menentukan letak sumber cahaya. Sumber cahaya dapat ditempatkan di sebelah/melewati meja yang bertujuan untuk pemberian penerangan yang baik dan untuk menekan jumlah bayang-bayang sekecil mungkin. Meja billiard ± 1,5 - 2,7 meter (5 - 9 kaki), jarak antara sisi dengan sisi sedikitnya 1,8 meter (6 kaki). Dianjurkan ketinggian langit-langit dan sumber cahaya 2,3 meter (7,5 kaki). Batas ketinggian yang diperbolehkan adalah 3 – 3,7 meter (10 – 12 kaki). Langit-langit diberi warna terang dengan pantulan 75 – 85%. d. Bowling Penerangan untuk lapangan bowling lebih sering ditentukan oleh atraksi umum disain pertimbangan usaha yang dikembangkan dari faktor lain. Bowling dianggap olahraga ringan yang mana terbagi dalam 3 daerah, yaitu pendekatan, jalur dan putaran. Daerah ini termasuk susunan tempat duduk untuk para penonton, dan sebaiknya tempat duduk peserta dengan penerangan yang dapat menciptakan suasana yang menyenangkan. Daerah langit-langit harus dibuat dengan pantulan tinggi, tanpa permukaan yang halus. Pemberian cat yang terang berguna untuk menghasilkan cahaya untuk pantulan 70 – 80%. Penyebaran cahaya secara langsung untuk penyediaan pencahayaan/penerangan yang tinggi pada garis vertikal untuk memperjelas padanya. Letak sumber cahaya sebaiknya benar-benar dilindungi dari pada pemain bowling untuk menghindari perbedaan penerangan yang kuat (kesilauan). Adapun denah lampu dijelaskan John E. Kaufman (1987:13-7) seperti gambar :
Gambar 88. Penataan Lampu Lapangan Bowling (John E. Kaufman 1987:13-7) e. Tinju dan Gulat Penerangan untuk tinju dan gulat sebagian besar diarahkan pada pemain/peserta. Dianjurkan penataan cahaya diarahkan secara langsung dengan pembagian terfokus dari batas ketinggian 6,1 meter (20 kaki). Penataan dan jarak lampu untuk penerangan olahraga tinju dan gulat dijelaskan John E. Kaufman (1987:13-8) seperti gambar.
Gambar 89. Penataan Lampu Lapangan Tinju dan Gulat (John E. Kaufman, 1987:13-8) Tinggi lampu pada gambar
A = 9,1 meter (30 kaki) B = 8,2 meter (27 kaki) C = 7,9 meter (26 kaki)
Sedangkan jenis armatur yang dipakai adalah dengan pancaran sempit (narrow beam) 150. f.
Bola Tangan dan Squash Pada lapangan bola tangan dan squash, dinding dan langitlangit dicat putih tanpa pelican dengan pantulan 75 - 85%. Sumber cahaya dipasang di langit-langit dengan penyebaran terlindung dari kemungkinan rusak melalui penggunaan kunci atau penutup yang kuat. Ukuran lampu dan jumlah sumber cahaya untuk tiap kelas permainan tergantung kepada karakteristik ruang khusus dan sumber cahaya yang digunakan. Adapun penataan bila memakai lampu flouresen dan lampu tabung tekanan tinggi pada lapangan squash dijelaskan John E. Kaufman (1987:13-10) seperti gambar.
Gambar 90. Penataan Lampu Lapangan Squash (John E. Kaufman 1987:13-10) g. Hockey Lapangan hockey biasa digunakan untuk praktek, rekreasi, skating atau perlombaan dari lapangan es. Penerangan gedung hockey membutuhkan perawatan khusus dan harus selektif dalam memilih dan menentukan sumber cahaya. Sorotan langsung dari sumber cahaya harus dipertimbangkan, serta kemungkinan hilang dari jarak penglihatan untuk memantulkan sorotan dari es.
Penataan lampu pada lapangan hockey dijelaskan John E. Kaufman (1987:13-10) seperti gambar. Jarak lampu ke lampu, baik memanjang dan melebar lapangan adalah sama yaitu 7,3 meter (24 kaki).
Gambar 91. Penataan Lampu Lapangan Hockey (John E. Kaufman 1987:13-10)
h. Menembak (Panahan, Pistol) Dalam gedung panahan, menembak pistol dan lapangan latihan menembak, cara penyajian cahaya hampir sama. Gedung tempat menembak dan lapangan penembakan mempunyai jarak 15 meter (50 kaki). Disarankan pencahayaan vertikal pada pertemuan titik sasaran terhadap jarak penembakan ke sasaran tersebut. Jarak normal panahan berkisar 18 – 50 meter (60 – 150 kaki) antara garis penembakan dan sasaran. Disarankan pencahayaan pada sasaran vertikal harus dipertimbangkan. Tata ruang dan lampu dijelaskan John E. Kaufman (1987:13-11) seperti gambar. Tinggi langit-langit adalah 4,6 meter (15 kaki).
Gambar 92. Penataan Lampu dan Ruang Menembak (John E. Kaufman 1987:13-11)
i.
Lapangan Tenis Lapangan tenis dalam gedung biasanya terdapat beberapa buah, dan daerah bermain mencapai 15 – 37 meter (50 – 120 kaki) per lapangan. Interior langit-langit dan dinding atas disarankan tidak halus dan dapat memberikan pantulan 80 – 90%. Permukaan lapangan memiliki pantulan maksimum 60% (biasanya warna hijau tua) dan pantulan terendah 25%. Bila penerangan langsung, sumber cahaya sebaiknya dikontrol dengan teknik perlindungan lain untuk mengurangi kemungkinan kesilauan yang akan mengganggu pandangan pemain. Untuk penerangan tak langsung, sumber-sumber cahaya harus menyediakan penyebaran sorotan yang lebar, sehingga cahaya merata pada langitlangit (pada permukaan pantulan). Penataan lampu pada lapangan tenis dalam gedung dijelaskan oleh John E. Kaufman (1987:13-15) seperti gambar.
Gambar 93. Penataan Lampu Lapangan Tenis (John E. Kaufman 1987:13-15) j.
Renang Penerangan untuk kolam renang sedapat mungkin diusahakan agar tetap nampak walaupun di dasar kolam. Penerangan dalam air di kolam renang adalah penting, tidak hanya untuk keperluan atraksi tetapi juga untuk wasit pada waktu perlombaan renang atau polo air. Kolam renang diterangi dari samping dengan lampu-lampu istimewa yang memberikan ± 10.000 lumen tiap lampu dan ditempatkan di dinding kolam renang di bawah permukaan air.
Gambar 94. Penataan Lampu Kolam Renang (John E. Kaufman 1987:13-12)
k. Penataan Lampu Ruang Serbaguna (Multipurpose Hall) Lapangan olahraga dalam ruangan adakalanya memiliki beberapa jenis olahraga seperti basket, volly ball, badminton, tenis dan sebagainya. Lampu flouresen dan metal halide dapat dipakai. Perhatikan gambar :
Gambar 95. Penataan Lampu Ruang Serbaguna (John E. Kaufman 1987:13-18) 2. Penerangan Olahraga di Luar Ruangan Untuk pedoman dalam menentukan tinggi serta lokasi sumber cahaya berikut ini dijelaskan rumus yang ada hubungannya dengan ukuran lapangan olahraga (di luar) gedung dan tinggi tiang dari sumber cahaya.
H = (D + 1/3 W) tg 30 Dimana : H =
W = L =
Tinggi tiang sumber cahaya (untuk ground sport tinggi minimum ± 5 m dan untuk acrial sport tinggi minimum ± 10 m). Khusus untuk bola kaki minimum 20 m. Jarak antara tiang dengan sudut lapangan. Lebar lapangan olahraga.
Untuk lebih jelasnya penggunaan rumus di atas dapat dilihat gambar di bawah ini.
Gambar 96. Hubungan Tinggi Tiang dengan Lebar Lapangan Dalam Penerangan (John E. Kaufman 1987:13-18)
Berikut ini akan dijelaskan penataan lampu untuk penerangan olahraga di luar (outdoor) seperti : a. Lapangan Tenis Penataan lampu pada lapangan tenis di luar gedung (outdoor) biasanya dipasang pada pinggir lapangan dengan memakai armatur sorot khusus. Lampu yang dipakai biasanya lampu sodium tekanan tinggi. Armatur yang digunakan seperti HNF 003. Setiap tiang dapat
dipakai satu, dua atau tiga lampu tergantung daya lampu yang dipakai dan jumlah lapangan yang akan diterangi. Ada beberapa contoh pemasangan titik lampu sebagaimana dijelaskan oleh John E. Kaufman 1987:13-19 seperti gambar.
Gambar 97. Penataan Lampu Pada Lapangan Tenis (John E. Kaufman 1987:13-19) b. Lapangan Hockey Armatur lampu untuk lapangan hockey dapat dipakai adalah MNF dan lampu metal halide. Tinggi tiang lampu kira-kira 18 m. Setiap tiang dapat dipakai 2 lampu atau 3 buah lampu. Perhatikan gambar di bawah ini.
Gambar 98. Penataan Lampu Lapangan Hockey (John E. Kaufman 1987:13-20)
c. Sepakbola Penataan lampu untuk lapangan sepakbola sangat tergantung pada bentuk stadion tersebut. Bila lapangan keseluruhan merupakan stadion tertutup, maka penempatan lampu-lampu sorot di sisi stadion. Namun penempatan lampu-lampu dapat juga dilakukan pada tiang tinggi yang ditempatkan pada ke empat sudut lapangan. Lampu yang dipakai adalah lampu metal halide (HPI-T). Sedangkan armaturnya adalah HNF 002. Penataan lampu untuk lapangan tertutup dapat dilihat gambar di bawah ini.
Gambar 99. Penataan Lampu Pada Stadion Sepakbola Tertutup (John E. Kaufman 1987:15) Tinggi tiang lampu untuk lapangan dengan empat titik adalah kirakira 45 m. Adapun bentuk susunan lampu untuk lapangan sepakbola dengan menggunakan empat tiang dapat dilihat gambar di bawah ini.
Gambar 100. Susunan Lampu Pada Tiang Tinggi (John E. Kaufman 1987:18)
Adapun bentuk layout lapangan dan letak ke empat tiang tinggi tersebut dapat dilihat gambar di bawah.
Gambar 101. Layout Lapangan Sepakbola dan Penempatan Tiang Lampu. (John E. Kaufman 1987:25) E. Perencanaan Penerangan Olahraga 1. Perhitungan Penerangan di Dalam (Indoor Lighting) Beberapa rumus untuk menghitung penerangan (iluminasi) olahraga di dalam gedung dan prosedurnya :
a. Fluk Total Iluminasi pada bidang kerja x luas F total = Faktor kegunaan
F total
E A
Lumen
n
E A F lampu d
n
E A buah F armatur d
buah atau
Dimana : F = Fluk satuannya lumen E = Intensitas penerangan (iluminasi) dalam lux A = Luas ruangan dalam m2 η = Efisiensi dalam % (persen). b. Faktor Kegunaan 1) Tentukan indeks ruang K
K
l b h1 b)
Dimana : K = Indek ruang l = Panjang ruangan (m) b = Lebar ruangan (m) h = Tinggi lampu dari meja kerja 2) Tentukan reflektansi atap, dinding dan bidang kerja sesuai dengan skala : warna sangat putih
0,8
warna putih atau warna muda sekali
0,7
warna muda
0,5
warna agak tua
0,3
warna tua sekali
0,1
3) Pilih tabel faktor kegunaan (utility factor) sesuai dengan jenis armatur dan lampu yang digunakan. 4) Mencari faktor kegunaan (η) dari tabel : Pilih garis penghubung untuk menghitung harga indek ruang K, pilih kolom yang tepat dengan kombinasi reflektansi atap, dinding dan bidang kerja. Tabel efisiensi armatur untuk beberapa indek ruang K dijelaskan Philips seperti Lampiran 2. c. Faktor Pemeliharaan Menghitung fluk cahaya yang dibutuhkan dengan rumus di atas adalah untuk pemasangan pada kondisi baru. Oleh karena umur lampu, penyorotan juga harus diperhitungkan sebagai faktor pemeliharaan. Harganya tergantung pada kondisi lokal, sebagai perbandingan faktor pemeliharaan 0,8 dipilih untuk ruangan yang bersih. Ada tiga
kriteria
umum untuk menetapkan
faktor
pemeliharaan yaitu pengotoran ringan, sedang dan pengotoran berat. Faktor pemeliharaan kondisi ruangan dapat dilihat pada tabel efisiensi penerangan seperti Lampiran 2. d. Langkah Perhitungan Penerangan Olahraga di Dalam Ruangan Berikut ini dijelaskan langkah-langkah perhitungan penerangan olahraga di dalam ruangan (indoor) : 1) Tentukan jenis lampu dan armatur yang akan digunakan. 2) Tentukan faktor refleksi berdasarkan warna dinding, langit dan lantai (Lihat Tabel Lampiran 2). 3) Tentukan indek bentuk ruangan dengan menggunakan rumus K. 4) Tentukan efisiensi (η) penerangan berdasarkan nilai K yang ada pada tabel Lampiran 2. 5) Intensitas penerangan yang dibutuhkan dapat dipedomani angka pada Tabel I, atau ada permintaan kekuatan penerangan yang diinginkan pemesan.
6) Fluk cahaya lampu perhatikan tabel daya dan lumen lampu yang akan dipergunakan. 7) Jumlah armatur atau jumlah lampu dapat dihitung dengan rumus yang ada. e. Contoh Perhitungan Sebuah gedung olahraga serbaguna direncanakan penerangan 400 lux, dengan menggunakan lampu TLD 58 watt/54. Lumen setiap lampu 4000 lumen (Tabel 3), jenis armatur yang digunakan TBS 300 M1 (2 x TLD 58 Watt). Panjang gedung 81 meter, lebar 33 meter, luas lapangan permainan 80 x 24 meter, tinggi lampu 9 meter. Hitung jumlah lampu yang dibutuhkan dan penyusunan lampu pada gedung serbaguna tersebut. Penyelesaian : Indek Ruang K
pl 80 24 1920 2 h p l 980 24 936
Untuk menentukan efisiensi penerangan dipilih refleksi langit-langit 0,7 dan dinding 0,5 serta refleksi lantai 0,3. Dengan demikian diperoleh faktor kegunaan (η) adalah 0,67 (lihat Lampiran 2 Indek K = 2). Jumlah lampu N
E A 400 80 24 768.000 4.000 0,67 268
N = ± 286 buah lampu Bila dihitung jumlah armatur adalah 286 / 2 = 143 buah. Bila penerangan tersebut dalam keadaan baru (saat diserah terimakan), penerangannya tentu lebih tinggi, karena belum dikalikan dengan faktor depresiasi ruangan (d). Maka iluminasi yang diperoleh adalah :
E
n...d 286 4000 0,67 766480 A 80 24 1920
= ± 399 Lux
Bila penerangan ini telah dipakai kira-kira 2 tahun, maka depresiasi (d) seperti terlihat pada Lampiran 2 adalah 0,80 dengan kategori pengotoran ringan. Maka penerangan gedung olahraga serbaguna tersebut akan berkurang menjadi :
E
n...d 286 4000 0,67 0,80 613184 A 80 24 1920
= ± 320 Lux Agar penerangan sampai di lapangan merata, maka diatur susunan lampu seperti gambar.
Gambar 102. Susunan Lampu Gedung Olahraga Serbaguna (Philips 1986:250) 2. Perhitungan Penerangan di Luar Ruangan (Outdoor Lighting) Perhitungan penerangan olahraga di luar ruangan, prosedurnya hampir sama dengan penerangan di dalam gedung. Perbedaan yang mendasar adalah dalam memperhitungkan faktor kegunaan (η) faktor pemeliharaan (d) dan perhitungan tinggi tiang.
Faktor kegunaan pada penerangan luar, biasanya ditetapkan antara 0,25 – 0,35, karena efisiensi penerangan luar jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan penerangan dalam. Hal ini disebabkan tidak adanya refleksi dinding dan langit-langit. Begitu pula dengan faktor pemeliharaan juga lebih rendah kira-kira 0,5 – 0,8 karena penerangan luar mendapat pengotoran yang banyak. Berikut ini dijelaskan contoh-contoh perhitungan penerangan olahraga : Soal : 1) Sebuah lapangan tenis dengan ukuran seperti gambar. Dipasang lampu sodium dengan kode SO N/T 400 watt. Lumen setiap lampu 47.000 lumen. Armatur yang dipakai jenis HNF 003 pancaran lebar (2 x 290). Tinggi tiang 12 meter dengan jumlah 4 buah. Iluminasi yang direncanakan adalah 350 lux (dalam keadaan baru). Berapakah jumlah lampu yang dibutuhkan?
Gambar 103. Denah Lapangan dan Posisi Tiang (Philips 1986:266) Penyelesaian :
n
E. A 350 24 11 92400 . 47000 0,25 11750
= 8 buah
Dengan demikian masing-masing tiang dipasang dua buah lampu/armatur. Bila penerangan lapangan tenis telah digunakan beberapa tahun, maka iluminasinya akan berkurang (depresiasi) akibat pengurangan lumen, pengotoran armatur dan lapangan. Bila kita perkirakan faktor pemeliharaan berkisar 0,7 maka iluminasi lapangan tenis tersebut dalam keadaan baru adalah :
E
n.. 8 47000 0,25 94000 A 24 11 264
= ± 356 Lux Sedangkan bila penerangan tenis tersebut telah dipakai beberapa waktu lamanya dan bila diperkirakan depresiasi (d) akibat pengotoran kira-kira 0,7, maka kuat penerangan lapangan tenis akan berkurang yaitu :
E
n...d 8 47000 0,25 0,7 65800 A 24 11 264
= ± 250 Lux Untuk mendapatkan cahaya yang merata pada lapangan perlu dirancang penyorotan armatur. Gambar berikut diperlihatkan denah lapangan dan arah sorotan masing-masing lampu agar cahaya merata sampai dipermukaan lapangan. Untuk mendapatkan hasil perhitungan yang lebih teliti sebaiknya dilakukan pengolahan dengan komputer.
Gambar 104. Posisi Sorotan Lampu Lapangan Tenis (Philips 1986:267)
2) Tiga buah lapangan tenis akan diberi penerangan dengan iluminasi rata-rata 300 lux. Lampu yang digunakan adalah lampu metal halide dengan kode HPI/T 2000 watt/380 Volt. Lumen setiap lampu 183.000 lumen, armatur yang dipakai dua jenis HNF 002 (2 x 90) pancaran lebar (wide beam). Tinggi tiang direncanakan 16 meter. Berapakah jumlah lampu yang dibutuhkan?
Gambar 105. Denah Lapangan dan Posisi Tiang (Philips 1986:275) Penyelesaian :
n
E A 350 24 43 361200 183.000 0,25 45750
= ± 8 buah lampu/armatur Dengan demikian dipasang dua buah lampu masing-masing tiang. Bila penerangan dalam keadaan baru penerangannya lebih tinggi, karena belum ada faktor depresiasi (d) dari lapangan. Maka besarnya iluminasi adalah :
E
n.. 8 183000 0,25 366000 A 24 43 1032
= ± 354 Lux
Bila penerangan telah dipergunakan beberapa tahun, diperkirakan faktor pemeliharaannya 0,8 maka iluminasi menjadi :
E
n...d 8 183000 0,25 0,8 292800 A 24 43 1032
= ± 284 Lux Untuk mendapatkan cahaya yang merata pada lapangan perlu dirancang penyorotan armatur. Gambar berikut diperlihatkan denah lapangan dan arah sorotan masing-masing lampu agar cahaya merata sampai di permukaan lapangan. Untuk mendapatkan hasil perhitungan yang lebih teliti sebaiknya dilakukan pengolahan dengan komputer.
Gambar 106. Posisi Sorotan Lampu Pada Lapangan Tenis (Philips 1986:276) 3) Sebuah lapangan sepakbola akan diberi penerangan dengan iluminasi rata-rata 130 lux. Lampu yang digunakan adalah lampu metal halide dengan kode HPI/T 2000 watt/380 Volt. Lumen setiap lampu 190.000 lumen, armatur yang dipakai dua jenis HNF 002 (2 x 90) pancaran sempit (narrow beam) HNF 002 (2 x 230) pancaran lebar
(wide beam). Tinggi tiang direncanakan 18 meter. Berapakah jumlah lampu yang dibutuhkan?
Gambar 107. Denah Lapangan dan Posisi Tiang (Philips 1986:277) Penyelesaian :
n
E A 130 105 65 887250 190.000 0,35 66500
= ± 12 buah lampu/armatur Dengan demikian dipasang dua buah lampu masing-masing tiang. Bila penerangan dalam keadaan baru penerangannya lebih tinggi, karena belum ada faktor depresiasi (d) dari lapangan. Maka besarnya iluminasi adalah :
E
n.. 12 190000 0,35 798000 A 105 65 6825
= ± 117 lux Bila penerangan telah dipergunakan beberapa tahun, diperkirakan faktor pemeliharaannya 0,8 maka iluminasinya menjadi :
E
n...d 12 190000 0,35 0,8 638400 A 105 65 6825
= ± 94 lux
Untuk mendapatkan cahaya yang merata pada lapangan perlu dirancang penyorotan armatur. Gambar berikut diperlihatkan denah lapangan dan arah sorotan masing-masing lampu agar cahaya merata sampai di permukaan lapangan. Untuk mendapatkan hasil perhitungan yang lebih teliti sebaiknya dilakukan pengolahan dengan komputer.
Gambar 108. Posisi Sorotan Lampu Pada Lapangan Sepakbola. (Philips 1986:278)