MALARIA (ICD 10: B54/B50/B50.0/B50.1/B51/B51.8)
No Dokumen RSUD PROF. DR. W.Z JOHANNES KUPANG
No. Revisi
Halaman 1/4
Ditetapkan Direktur RSUD Prof. Dr. WZ Johannes Kupang PANDUAN PRAKTIK KLINIS ( PPK )
1. Pengertian
2. Anamnesis
Tanggal Terbit Drg. Dominikus Minggu, Mkes Pembina Utama Madya Nip. 19600731 198112 1 001 Malaria merupakan penyakit infeksi akut hingga kronik yang disebabkan oleh satu atau lebih spesies Plasmodium, ditandai dengan panas tinggi bersifat intermiten, anemia, dan hepatosplenomegali. hepatosplenomegali. Plasmodium falciparum falciparum menyebabkan malaria tropikana, Plasmodium vivax menyebabkan malaria tertiana, Plasmodium tertiana, Plasmodium ovale menyebabkan ovale menyebabkan malaria ovale, Plasmodium ovale, Plasmodium malariae menyebabakan malariae menyebabakan malaria kuartana 1. Pasien berasal dari daaerah endemis malaia atau riwayat bepergian ke daerah endemis malaria 2. Lemah, nausea, muntah, tidak ada nafsu makan, nyeri punggung,nyeri daerah perut, pucat, mialgia, dan artralgia 3. Malaria infeksi tunggal pada pasien non imun terdiri atas beberapa serangan demam dengan interval tertentu (paroksisme), diselingi periode bebas demam. Sebelum demam pasien merasa lemah, nyeri kepala, tidak ada nafsu makan, mual-muntah. 4. Pada pasien dengan infeksi majemuk/campuran (lebih dari satu jenis plasmodium atau infeksi berulang dari satu jenis plasmodium), demam terus menerus (tanpa interval) 5. Pada pejamu yang imun gejala klinisnya minimal 6. Periode paroksisme terdiri dari stadium dingin, stadium demam, dan stadium berkeringat 7. Paroksisme jarang dijumpai pada anak, stadium dingin seringkali bermanifestasi sebagai kejang
MALARIA (ICD 10: B54/B50/B50.0/B50.1/B51/B51.8)
No Dokumen RSUD PROF. DR. W.Z JOHANNES KUPANG 3. Pemeriksaan Fisik
No. Revisi
Halaman 2/4
1. Pada malaria ringan dijumpai anemia, muntah atau diare, ikterus, dan hepatosplenomegali 2. Malaria berat adalah malaria yang disebabkan oleh P. falciparum, disertai satu atau lebih kelaianan sebagai berikut: Hiperparasitemia, bila >5% eritrosit dihinggapi parasit Malaria serebral dengan kesadaran menurun Anemia berat, kadar hemoglobin <7 g/dl Perdarahan atau koagulasi itravaskular diseminata Ikterus, kadar bilirubin serum >50mg/dl Hipoglikemia, kadang-kadang akibat terapi kuinin Gagal ginjal, kdar kreatinin serum >3 g/dl dan dieresis <400 ml/24 jam Hiperpireksia Edema paru Syok, hipotensi, gangguan asam basa 1. Diagnosis berdasarkan pemeriksaan parasit : mikroskopis atau rapid test 2. Gejala tidak khas, bisa mirip semua jenis penyakit.
4.
Kriteria Diagnosis
5.
Diagnosis Kerja
6.
Diagnosis banding
7.
Pemeriksaan Penunjang
8.
Terapi
MALARIA (ICD 10: B54/B50/B50.0/B50.1/B51/B51.8)
1. 2.
Demam dengue Tifoid
Pemeriksaan hapus darah tepi: - Tebal : ada tidaknya plasmodium - Tipis : identifikasi spesies Plasmodium/tingkat parasitemia - Pemeriksaan penunjang lain sesuai dengan komplikasi yang terjadi 1. Pilihan Pertama – Artesunate IV : 2.4 mg/kgBB IV pada jam ke 0, 12 dan 24 selanjutnya tiap 24 jam dilanjutkan (minimal selama 24 jam) dilanjutkan dengan pengobatan oral (DHP) jika pasien dapat minum 2. Pilihan Kedua – Quinine drips: loading 20 mg/kgBB selama 4 jam selanjutnya 10 mg/kgBB selama 4 jam setiap 8 jam segera alihkan dengan
MALARIA (ICD 10: B54/B50/B50.0/B50.1/B51/B51.8)
No Dokumen RSUD PROF. DR. W.Z JOHANNES KUPANG
Halaman 3/4
dengan pengobatan kina oral dan klindamisin sampai genap 7 hari Antimalaria Oral – P. falciparum and P. vivax malaria tanpa komplikasi: Lini Pertama: DHP (DHA 40 mg and PPQ 320 mg) for 3 days – DHA 2-4 mg/kgBB/dose – PPQ 16-32 mg/kgBB/dose – Lini Pertama: 3AAQ; Lini Kedua: Q7C7 – Primaquine: – Pf single dose 0.75 mg base/kgBB – Pv dan PO 0.25 mg base/kgBB for 14 days – Bayi < 5 kgs: Q7C7 Primaquine tidak diberikan pada usia < 1 tahun Pencegahan Relaps - Primakuin fosfat oral - Malaria falciparum : 0,5-0,75 mg basa/kgbb, dosis tunggal, pada hari pertama pengobtan - Maria vivax, malariae, dan ovale: 0,25 mg/kgbb, dosis tunggal selama 5-14 hari Suportif - Pemberian cairan, nutrisi, transfuse darah - Penuhi kebutuhan volume cairan intravascular dan jaringan dengan pemberian oral atau parentral - Pelihara keadaan nutrisi - Transfusi darah packed red cell 10 ml/kgbb atau whole blood 20 ml/kgbb apabila anemia dengan Hb ,7,1 g/dl - Bila terjadi perdarahan, berikan komponen darah yang sesuai - Penggbatan gangguan asama basa dan elektrolit - Pertahankan fungsi sirkulasi dengan baik, bila perlu pasang cvp. Dialysis peritoneal dilakukan pada gagal ginjal - Pertahankan oksigenasi jaringan, bila perlu berikan oksigen - Apabila terjadi gagal napas perlu pemasangan ventilator mekanik (bila mungkin)
No. Revisi
MALARIA (ICD 10:B54/B50/B50.0/B50.1/B51/B51.8)
No. Dokumen
No. Revisi
RSUD PROF. DR. W.Z JOHANNES KUPANG
Halaman 4/4
- Pertahankan kadar gula darah normal - Antipiretik apabila demam >38 C Indikasi rawat - Semua kasus malaria berat atau dengan komplikasi harus dirawat ◦
9.
Edukasi
- Menjaga kebersihan lingkunga sekitar dengan melakukan 3M - Segera melakukan pemeriksaan diri bila terdapat gejala-gejala malaria
10. Prognosis
Malaria tanpa komplikasi : dubia ad bonam Malaria dengan komplikasi :dubia
11. Indikator Medis
Efektifitas pengobatan antimalaria dinilai berdasarkan respon klinis dan pemeriksaan parasitologis Parasit tidak ditemukan